1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Kesibukan yang selalu mewarnai kehidupan kadang memang dapat membuat stress ataupun depresi, khususnya bagi mereka yang tinggal di lingkungan perkotaan seperti Jakarta. Berbagai tekanan pada pekerjaan, lingkungan bisnis, kehidupan sosial, dan bahkan pada kondisi lalu lintas Jakarta yang terkenal akan kepadatannya merupakan pemicu stress dan depresi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari – hari. Jika terus dibiarkan, stress dan depresi dapat berdampak pada kondisi fisik dan psikis padahal rutinitas yang sangat padat menuntut mereka untuk selalu dalam kondisi prima. Semakin padat rutinitas maka semakin berpotensi timbulnya stress dan depresi pada seseorang, hal itu menjelaskan mengapa masyarakat perkotaan sangat rentan akan stress dan depresi. Untuk mengatasinya banyak cara yang ditempuh, salah satunya dengan melakukan spa agar merilekskan pikiran dan menghilangkan kepenatan. Selain itu spa juga berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dimana masyarakat perkotaan modern yang semakin sadar akan hal tersebut menjadikan peranan spa sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat perkotaan sehari – hari. Selain itu, tidak sedikit yang melakukan spa untuk tujuan kecantikan khususnya bagi wanita. Karenanya, spa kini hadir dimana-mana dengan beragam treatment dan produk yang ditawarkan. Dengan beragamnya treatment yang ditawarkan maka beragam pula sarana dan prasarana yang dibutuhkan didalamnya. Spa yang berperan bagi kesehatan
2
dan juga kecantikan
membuat spa diharuskan menjadi tempat yang dapat
menciptakan suasana relaks serta dapat memfasilitasi semua kegiatan terapi yang notabene berhubungan dengan air. Hadirnya spa di berbagai tempat publik juga dipengaruhi oleh gaya hidup dan tren mode yang berkembang di masyarakat. Sehingga selain untuk tujuan utama sebagai sarana relaksasi dan kecantikan, spa juga dijadikan tempat untuk bersosialisasi karena tidak sedikit wanita yang mengunjungi spa bersamaan dengan rekan wanita mereka untuk menghabiskan waktu bersama sembari melakukan relaksasi dan perawatan kecantikan. Perkembangan teknologi juga semakin mengembangkan spa menjadi suatu tempat yang selalu melakukan inovasi dalam menyediakan layanan spa yang kian modern dan kian beragam. Tak lagi terbatas pada perawatan sederhana seperti pada masa awal kemunculan spa dan juga bahan-bahannya yang tradisional tetapi kini ada metode lain yang lebih modern serta bahan – bahan baru yang memperkaya pilihan namun tetap bermanfaat. Oleh karena itu, tujuan penulis mengangkat judul ini didasari oleh keberadaan spa yang kian berkembang baik secara metode dan bahan namun juga secara filosofi. Hal tersebut memancing niat penulis untuk dapat merancang interior spa yang tak hanya dapat mewujudkan suasana yang sesuai dan dapat memfasilitasi semua kegiatannya seperti sarana kecantikan dan bersosialisasi tanpa melupakan tujuan utama sebagai sarana relaksasi.
3
1.2 Ruang Lingkup 1.2.1 Ruang Lingkup Permasalahan Di Jakarta sendiri, selain gaya hidup yang serba sibuk, perkembangan tren gaya hidup membuat masyarakat mulai memperhatikan kebugaran tubuh. Salah satu cara untuk tetap prima diantara kesibukan dalam menjalani rutinitas sehari – hari adalah dengan melakukan relaksasi di spa. Karena itulah kini spa kian diminati masyarakat dan tersedia di berbagai tempat dengan keunggulan dan spesialisasi masing – masing tempat. Untuk itu bagaimanakah spa, dengan tingkat peminat yang terus meningkat, mampu menciptakan suatu tempat relaksasi yang baik dari segi desain ruang itu sendiri maupun pengaruhnya terhadap pengguna, terstruktur dengan baik, terpenuhi segala kebutuhan pengolahan ruang dan fasilitas, serta mampu mengangkat citra dan filosofi tersendiri sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan yang rentan akan stress dan depresi. Selain itu, permasalahan lainnya seperti : •
Spa terpercaya sejak dulu manfaatnya sebagai relaksasi selain dari manfaatnya pada kesehatan. Mampukah manfaat tersebut dapat pula diwujudkan melalui penerapan desain interior?
•
Sesuai dengan kian banyak spa yang bermunculan, diharapkan sebuah spa dapat mengangkat filosofi relaksasi dan hidroterapi serta pelayanan lainnya yang tersedia. Bagaimakah suatu spa dapat memberikan karakter ruangan dengan ambience relaks serta dapat memfasilitasi kegiatan dari hidroterapi tersebut?
•
Meninjau dari perkembangan tren gaya hidup dan teknologi yang membuat spa memiliki fungsi lain yaitu sebagai tempat untuk bersosialisasi serta pilihan metode
4
yang kian beragam, bagaimanakah perancangan interior spa agar dalam pengolahan kebutuhan ruangnya dapat menampung semua aktifitas yang ada baik secara fungsional, ergonomi, maupun estetika? •
Fasilitas penunjang aktivitas juga sangat dibutuhkan untuk menciptakan spa yang baik. Namun terpenuhinya segala fasilitas penunjang tanpa pengolahan sirkulasi yang teratur akan menimbulkan masalah, baik pada pandangan visual maupun interaksinya dengan manusia. Bagaimanakah fasilitas penunjang aktifitas yang ada tersebut diatur penempatannya dengan baik sehingga memberikan konstribusi positif bagi penggunanya?
•
Kepadatan aktivitas menyebabkan masalah sirkulasi bila tidak diolah dengan baik. Bagaimanakah sirkulasi yang baik sehingga memudahkan pengguna dalam aktivitasnya? Oleh sebab itu dirasakan perlu untuk membuat suatu desain interior spa yang
dapat menjadi jalan keluar bagi beberapa permasalahan diatas, melihat dari kebutuhan masyarakat yang mulai menyadari peranan spa bagi kebugaran tubuh agar manfaat yang didapat bisa optimal bagi masyarakat sebagai pengunjung spa. Perancangan spa sendiri dibatasi pada aspek-aspek elemen interior yaitu ceiling, dinding, lantai, furniture, teknik bangunan, dan fisika bangunan serta pengolahan sirkulasi yang dibutuhkan oleh pengunjung dan staff pada suatu spa. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya perhatian lebih pada pengolahan interior dan organisasi ruang sebagai bentuk interaksi antara aktifitas dan kebutuhan manusia dengan fungsi dan estetika ruang.
5
1.2.2 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian terbatas pada permasalahan khusus interior spa seperti sirkulasi aktivitas manusia didalamnya dengan beragam fasilitas spa yang tersedia dan pemanfaatan bangunan untuk menunjang kegiatan hidroterapi yang kemudian dapat menjadi pertimbangan dalam memilih keputusan desain pada perancangan interior.
1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Tujuan dari penulisan skripsi ini dilihat dari hasil pernulisan yang berupa penerapan pada interior adalah sebagai berikut : •
Menjadikan spa sebagai tempat yang dapat membawa ambience relaks melalui desain interior
•
Menjadikan urban day spa sebagai suatu tempat publik yang mempunyai kepribadian sendiri dalam tampil interiornya untuk mewakili citra yang dimiliki.
•
Menciptakan suatu suasana yang mendukung kegiatan relaksasi dan perawatan kecantikan dengan menghadirkan sirkulasi yang ergonomis bagi kegiatan tersebut.
•
Mampu memberikan organisasi ruang yang efektif untuk mendukung semua kegiatan yang terjadi didalamnya
•
Desain interior yang tercapai diharapkan dapat menjadi pendukung penuh dalam aktifitas pengguna di dalamnya, sehingga interaksi yang terjadi antara pengguna dan ruang serta isinya dapat saling mendukung satu sama lain.
6
1.3.2 Manfaat •
Memberikan kebutuhan relaksasi bagi pengunjung yang merupakan masyarakat perkotaan dari rutinitas sehari – hari yang membuat stress.
•
Menyediakan kebutuhan relaksasi dengan lokasi yang mudah diakses bagi masyarakat perkotaan.
•
Sebagai sarana dan prasarana bagi pemulihan kesehatan dan kebugaran.
1.4 Metodologi Penulisan Ada beberapa metode yang digunakan dalam mengumpulkan data – data yang kemudian dipakai dalam penulisan skripsi ini. Diantaranya adalah : 1. Studi literatur Pencarian data melalui literatur untuk memperoleh data-data yang baku dan benar. Teknik observasi Yaitu dengan mengamati suatu peristiwa secara kronologis, atau yang sering disebut dengan survey lapangan atau bertindak sebagai pelaku. Meliputi : Wanita
Masyarakat perkotaan
Pengunjung
Pria Owner
Pengelola
Manajer Staff / Therapist
Skema 1.1 Teknik Observasi (Sumber : Data Pribadi)
7
3. Metode wawancara Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat adalah dengan bertanya secara lisan. Tujuannya adalah agar terjadi interaksi langsung dalam mengumpulkan data selengkapnya. 4. Konsultasi teknis (asistensi) Pelaksanaan dilakukan dengan dosen pembimbing dan narasumber yang terkait untuk berkonsultasi tentang data, analisa data, dan proses perencanaanya.
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika dari penulisan konsep dapat diuraikan sebagai berikut : ISI 1. Bab 1 Pendahuluan Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang yang mendasari pemilihan judul, permasalahan yang dijumpai pada day spa, tujuan perancangan serta sistematika penulisan. 2. Bab 2 Landasan Teori Berisi tentang referensi pustaka tentang desain interior beserta analisanya, definisi – definisi, serta sejarah spa. Landasan ini bersumber dari buku dan internet. Selain itu pula berisi tentang data – data yang diperoleh ketika melakukan survey langsung ke lapangan yaitu beberapa spa di Jakarta. Berisi uraian mengenai sejarah dan perkembangan, struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan serta analisa aktivitas yang terjadi.
8
3. Bab 3 Metode Perancangan Merupakan pedoman perancangan dalam mendesain interior yang berisi tentang tinjauan warna, lighting, penghawaan, material, estetika, dan aplikasinya yang diharapkan mampu mengatasi masalah yang ada. 4. Bab 4 Hasil dan Pembahasan Berisi tentang alternative desain hingga pengembangannya. Dan pengembangan akhir berupa keterangan mengenai konsep desain akhir. 5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dan saran yang bermanfaat.
9
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum Dalam tinjauan umum dibahas tentang teori – teori yang berkaitan dengan perancangan interior pada urban day spa. 2.1.1 Urban a. Pengertian Urban Urban seringkali juga dimengerti sebagai kota. Menurut Wikipedia, pengertian urban sendiri lebih kepada permukiman, dimana kawasan terbangun lebih mendominasi yang didalamnya terdapat kelompok orang‐orang dalam jumlah tertentu hidup dan bertempat tinggal bersama dalam satu wilayah geografis tertentu, berpola hubungan rasional, ekonomis dan individualistis. Kota menurut definisi universal adalah sebuah area urban dengan kepadatan penduduk, kepentingan atau status hukum tertentu. Selanjutnya masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupanya serta ciriciri kehidupannya, seperti : •
Padatnya penduduk
•
Lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal, bangunanbangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.
•
Mobilitas yang sangat cepat
•
Sistem pelapisan sosial yang lebih kompleks
10
•
Corak kehidupan sosial di kota sangat heterogen(beraneka ragam) karena di kota saling bertemu berbagai suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan yang berlainan.
b. Sejarah Urban Sebuah kota (urban) terbentuk dan berkembang secara bertahap sesuai dengan peningkatan kegiatan manusia didalamnya, dimana manusia sebagai pelaku kegiatan saling berinteraksi dalam menjalani kehidupannya. Dalam hal ini kota terbentuk sebagai fungsi dari aktifitas manusia (fungsi inhabitasi) yang luas dan kompleks, yang terakumulasi dari waktu ke waktu. Proses terjadinya urban (kota) berangkat dari berkumpulnya kelompok orang yang berbeda yang memilih tempat tinggal dan kualitas lingkungan tertentu. Pada proses itu terjadi proses inclusion dan exclusion dalam menetapkan batas dan menekankan identitas sosial dengan mempergunakan isyarat dan simbol-simbol (Rapoport, 1977). Isyarat – isyarat tersebut harus dapat dibaca dan dipatuhi layaknya peraturan yang dapat digunakan. Seringkali terjadi perbedaan dalam menghubungkan isyarat – isyarat tersebut serta ditambah dengan homogenitas kultur tiap orang sehingga konflik mudah muncul dalam keseharian. 2.1.2 Spa a. Pengertian Spa Kini pelayananan spa berkembang pesat baik di dalam negeri maupun diluar negeri sebagai upaya pelayanan kesehatan. Perkembangan spa tidak terlepas dari sejarah perkembangan spa di masing – masing negara sehingga kebiasaan spa berkaitan dengan negara dimana spa itu berkembang. Pelayanan spa umumnya menggunakan sumber daya alam yang tersedia di masing – masing tempat pula seperti
11
sumber air panas ataupun sumber lumpur mineral. Menurut kamus bahasa Perancis, spa berasal dari singkatan santé par aqua. Sedangkan menurut kamus bahasa Latin, spa berasal dari singkatan solus per aqua yang keduanya berarti sama yaitu perawatan dengan air. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1205/Menkes/X/2004 tentang pedoman persyaratan kesehatan pelayanan SPA, di Indonesia sendiri pelayanan tersebut diartikan sebagai sehat pakai air (spa) atau tirta husada. Ditinjau dari kegiatannya, metode (cara) perawatan dan tenaga teknis yang melakukan perawatan (terapis), spa sendiri adalah suatu upaya kesehatan tradisional dengan melakukan perawatan holistik yang tidak hanya memperhatikan kecantikan raga atau tubuh tetapi juga memperhatikan kecantikan jiwa atau pikiran untuk mencapai keseimbangan tubuh secara menyeluruh dengan berbagai pelayanan profesional yang menawarkan berbagai treatment untuk memenuhi kesehatan jiwa dan juga raga. Upaya kesehatan tradisional seperti yang telah disebutkan diatas adalah upaya kesehatan yang dilakukan diluar dari ilmu kedokteran mencakup metode, obat, sarana dan penyelenggara yang mengacu pada pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan melalui pendidikan. Mengingat bahwa spa merupakan salah satu upaya kesehatan tradisional yang mengacu pada pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan melalui pendidikan , maka pelayanan spa tersebut harus dapat memberikan jaminan bahwa pelayanan spa tersebut aman dan bermanfaat. b. Sejarah Spa Sejarah spa di luar Indonesia dimulai sejak zaman Mesir Kuno sebagai metode pengobatan kuno. Spa sebagai sarana pengobatan telah tercantum dalam suatu
12
kepustakaan medis pada tahun 1500 SM dengan judul Rig Veda yang berarti perawatan air untuk menyembuhkan demam. Dalam dunia kedokteran, Hipokrates sebagai Bapak Kedokteran Modern telah mempergunakan spa secara luas untuk pengobatan sejak tahun 400 SM. Di dalam bukunya ia banyak mengulas berbagai macam penyakit yang dapat disembuhkan dengan menggunakan spa. Ia juga menjelaskan secara luas indikasi dan kontraindikasi perawatan dengan air. Di zaman modern, perawatan dengan spa dimulai pada abad 17. Diperkenalkan oleh Sir John Floyer yang mempunyai dasar ilmiah klinis kuat mengenai penggunaan air sebagai upaya penyembuhan dan kemudian di daratan Eropa mulai muncul beberapa ahli baik medis maupun non-medis yang berkecimpung dalam dunia spa. Mereka sangat popular mempergunakan spa hingga akhir abad 19. Di daratan Amerika dikenal J.H Kellog, seorang dokter yang memperkenalkan dan mempergunakan spa secara ilmiah melalui beberapa risetnya atas penggunaan air dan efeknya. Pada tahun 1900 dia mempublikasikan tulisan berjudul Rational Hydrotherapy yang mengulas efek fisiologis dan efek terapeutik air dengan berbagai macam teknik hidroterapinya. Memasuki abad ke-20 popularitas spa kian menurun seiring dengan munculnya jenis – jenis terapi baru dan berkembangnya teknologi kedokteran modern. Di antara dokter yang masih bertahan mempergunakan spa sebagai metode pengobatan adalah Dr. OG. Carroll, seorang dokter yang juga ahli kedokteran naturopati. Ia mengembangkan teknik ini secara leboh spesifik dan ilmiah yang akhirnya dikenal sebagai constitutional hydrotherapy. Metode itulah yang saat ini menjadi landasan utama dalam mempergunakan spa untuk perawatan dan
13
pengobatan. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, landasan ini juga dipergunakan dalam proses perawatan anti penuaan pada era 1980an. Di Indonesia, sejak jaman dahulu kala manusia sudah mengenal perawatan tubuh untuk mempertahankan kondisi kesehatan tubuh dan meningkatkan kualitas kesehatan dengan cara yang lebih sederhana. Sejarah telah membuktikan bahwa Putri Keraton sudah sejak sejak lama memanjakan diri
dengan para dayang
dan
mempercantik dirinya dengan lulur-lulur tradisional. Hal tersebut nampak pada relief candi Borobudur dan candi Prambanan yang menggambarkan para ratu dan putri yang sedang mempersiapkan mandi di kolam yang dipenuhi dengan bunga – bunga serta adanya peninggalan – peninggalan berupa tempat pemandian oleh kesultanan yang digunakan untuk menyucikan diri, beristirahat dan beribadah. Dapat dikatakan, sejarah spa di Indonesia bermula di Pulau Jawa khususnya Jogjakarta. Kini perawatan telah berkembang sejalan dengan perkembangan tradisi budaya dan ilmu pengetahuan masyarakat. Perawatan-perawatan tersebut diwariskan secara turun temurun sehingga sampai pada generasi sekarang. Seiring berjalannya waktu, kini perawatan – perawatan tersebut mengalami perkembangan dilengkapi dengan berbagai teknologi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi serta gaya hidup, kini spa tak lagi dalam bentuk pemandian besar seperti pada masa kuno atau dalam kemasan ilmiah yang terkesan kaku seperti di Eropa dan Amerika. Spa pada masa kini lebih menitikberatkan pada tujuan relaksasi namun masih mengingat kegunaannya sebagai perawatan kesehatan dan kecantikan.
14
Menurut
International
Spa
Association
(Wikipedia,
http://en.wikipedia.org/wiki/Spa) spa dibagi berdasarkan ragam fasilitas yang disediakan, yaitu sebagai berikut: •
Ayurvedic spa Jenis spa yang berasal dari India yang mengkhususkan perawatan-perawatan dan penggunaan produk-produk yang natural dan alami. Sering juga digunakan sebagai alternatif pengobatan.
•
Day spa Salah satu jenis spa yang paling banyak ditemui saat ini. Merupakan perawatan spa yang dikerjakan oleh tenaga profesional yang dapat dinikmati setiap harinya untuk melakukan perawatan tubuh, pemijatan, aromaterapi, dan sebagainya secara lengkap, baik hanya 1 jam sampai setengah hari tergantung pada paket yang ada pada setiap day spa.
•
Destination spa Jenis spa yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan konsumen dan diadakan di tempat yang memang sudah disediakan dan biasanya memiliki pemandangan indah. Jenis spa ini mempunyai program khusus yang mengharuskan kita tinggal selama beberapa hari, minggu atau bahkan bulan tergantung dari pilihan konsumen. Program-program dan fasilitas yang ada seperti penyewaan dan layanan kamar, layanan spa lengkap, perawatan tubuh pemandian sumber air panas, fitness, edukasi kesehatan, masakan-masakan sehat, perawatan kesehatan, dan sebagainya.
15
•
Mineral spring spa Spa yang menawarkan pemandian sumber air mineral, sumber air panas atau air laut yang dapat digunakan sebagai perawatan hydrotheraphy atau perawatan dengan air langsung di sumbernya dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sehingga membuat konsumen yang datang merasa nyaman untuk mandi di sumber air ini.
•
Resort/hotel spa Spa yang dimiliki atau berada di sebuah resort atau hotel untuk menambah kenyamanan tamu yang ada di resort atau hotel tersebut. Umumnya menyediakan layanan spa profesional, fitness dan komponen kesehatan, dan juga menu-menu makanan khusus spa yang sehat.
•
Club spa Sebuah fasilitas spa yang tujuan utamanya adalah untuk kebugaran tubuh san menawarkan berbagai layanan spa profesional yang dapat digunakan untuk seharihari sesuai kehendak konsumen spa yang telah menjadi anggota dalam klub spa ini.
•
Cruise ship spa Spa yang dimiliki atau berada di sebuah kapal pesiar yang menyediakan layanan spa profesional, fitness dan komponen kesehatan, dan juga menu-menu makanan khusus spa yang sehat.
•
Medical spa Jenis spa berlisensi yang fokus pada pemeliharaan kesehatan secara keseluruhan dengan pelayanan khusus. Pegawai yang ada dalam spa ini bukanlah terapis biasa, melaikan dokter, pakar kecantikan atau tenaga medis yang berpengalaman
16
dibidangnya. Biasanya menyediakan layanan khusus untuk prosedur kesehatan atau estetika dan kosmetik. •
Dental spa Suatu fasilitas dalam spa yang menyertakan supervisi dari dokter gigi yang berlisensi yang menggabungkan perawatan gigi tradisional dalam layanan suatu spa.
•
Mobile spa Salah satu usaha spa yang juga banyak digandrungi, terutama di Indonesia. Banyak pelanggan yang sudah merasa terlalu lelah untuk keluar rumah setelah bekerja, tetapi ingin menikmati treatment spa. Spa ini menyediakan layanan spa yang akan mendatangkan terapis ke rumah, hotel atau dimanapun.
•
Connoisseur spa Kemewahan merupakan ciri khas dari connoisseur spa. Pelayanan yang sangat memuaskan bisa dinikmati di spa ini dan pengunjung akan dilayani layaknya seorang raja dan ratu. Relaksasi dilakukan secara menyeluruh dan pengunjung dapat meminta apapun bahkan yang tidak terdapat dalam menu sekalipun. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1205/Menkes/Per/X/2004, penggolongan spa menurut tujuan perawatan terbagi menjadi dua, yaitu health spa (wellness spa) dan medical spa. Health spa (wellness spa) dapat dilihat dari lokasi dan pelayanannya sehingga dikenal dengan day spa (city spa), resort spa, destination spa, residential spa, amenity spa, mineral spring spa, dan sebagainya. Health spa adalah spa yang memberikan layanan peningkatan kesehatan, pemeliharaan, dan pencegahan yang lebih ditekankan pada relaksasi dan keindahan penampilan. Sedangkan medical spa adalah kategori spa yang memberikan pelayanan
17
secara menyeluruh yakni peningkatan kesehatan, pemeliharaan, pencegahan, dan dengan mengutamakan pada pemulihan (revitalisasi-rehabilitasi). c. Fungsi dan Tujuan Day Spa Fungsi dan tujuan spa sudah terpercaya sejak dahulu manfaatnya bagi kesehatan dan kecantikan. Hal itu menjadi alasan mengapa spa kian diminati oleh masyarakat. Fungsi Day Spa Solus per aqua atau spa dalam arti sebenarnya adalah penyembuhan dengan air. Hal tersebut dipercaya sejak dulu oleh bangsa Romawi dan Yunani kuno bahwa air merupakan inti kehidupan dan rahasia untuk tetap sehat. Penggunaannya dapat secara internal seperti diminum atapun eksternal seperti dalam uap untuk membersihkan, menyegarkan, memperbaiki, dan mempertahankan kesehatan. Spa awalnya untuk penyembuhan penyakit. Tapi dengan berkembangnya zaman, spa kini bertujuan untuk kebugaran, relaksasi, dan kecantikan. Karena spa dapat memperbaiki dan menyehatkan tubuh sehingga bisa membuat tercapainya keharmonisan badan, jiwa, dan sukam. Hasil yang didapat adalah seseorang dapat menjadi lebih sehat, cantik, segar dan bugar melalui relaksasi pikiran, perawatan kecantikan, latihan fisik serta pemantapan kepribadian. Pada dasarnya spa memiliki 3 fungsi, yaitu : 1. Hidroterapi Hidroterapi tidak hanya terbatas pada mandi air panas atau air mineral saja tetapi meliputi berbagai cara penggunaan air untuk membersihkan badan, kebugaran, memperbaiki dan mempertahankan kesehatan yang sudah tentu merupakan hal yang berpengaruh pada kecantikan.
18
Air dingin memberi efek stimulant yang membuat pembuluh darah berkontraksi sehingga aliran darah dan reaksi kimia melambat. Hal tersebut menghambat radang sedangkan aliran darah menuju organ bertambah yang menyebabkan organ dapat berfungsi lebih baik. Air panas sebaliknya memberi efek relaksasi yang membuat pembuluh darah melebar sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi kaku otot yang dapat meningkatkan jumlah oksigen dan nutrisi pada jaringan dan memperbaiki jaringan yang rusak. Penggunaan air panas dan dingin secara bergantian dapat merangsang sistem hormonal untuk metabolisme tubuh yang lebih baik. Sedangkan terapung pada air hangat memberikan efek hilangnya gravitasi bumi yang berkhasiat menenangkan. 2. Aromaterapi Aromaterapi
adalah
perawatan
kecantikan
dan
penyembuhan
penyakit
menggunakan minyak sari pati tumbuhan (essential oil) yang diekstraksi dari tumbuhan aromatik yang berbau wangi. Aromaterapi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran natural yang bertujuan untuk menyembuhkan berbagai kelainan di dalam tubuh dan jiwa (body and mind). Bahan alami yang digunakan berupa minyak atsiri/esensial yang akan meningkatkan immunitas alami dan sebagai sumber untuk melawan segala bentuk penyakit, dapat menimbulkan relaksasi, meningkatkan energi, mengurangi stres dan menyeimbangkan badan, jiwa dan sukma. Minyak esensial merupakan anti mikroba alami (anti bakteri, anti virus, anti jamur). Penggunaan minyak essensial pada aromaterapi ini dapat dilakukan melalui penciuman (inhalasi) dalam bentuk diffuser, oil burner, atau diteteskan pada bantal. Selain itu juga bisa melalui penyerapan kulit (topikal) dalam bentuk minyak pijat,
19
lotion, kompres panas atau dingin, mandi, cologne. Sedangkan kalau melalui minum (ingestion) bisa berupa herbal tea. Aromaterapi paling efektif apabila dilakukan melalui massage, karena kulit merupakan organ terbesar yang menutup permukaan tubuh dan minyak esensial terbukti dapat menembus hingga lapisan kulit paling dalam dimana terdapat pembuluh darah dan getah bening (limfe), yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh untuk menuju organ sasaran, dimana minyak esensial tersebut akan berfungsi. Ketika dilakukan pijatan, molekul-molekul minyak esensial di udara yang tercium akan merangsang reseptor pada atap rongga hidung, kemudian melalui saraf penciuman menunju lymbic sistem di otak (merupakan pusat emosi, suasana hati/mood, kreativitas, dan memori) sehingga akan disekresi berbagai macam bahan kimia yang menimbulkan bebagai efek seperti penghilang rasa sakit, perasaan sehat/sejahtera, perasaan gembira dan perasaan tenang. 3. Pijat (terapi sentuhan) Pijat digunakan untuk meningkatkan kesehatan secara umum, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan sirkulasi dan sistem kekebalan tubuh sehingga bermanfaat pada tekanan darah, kekencangan otot, dan sistem pencernaan. Penelitian ilmiah memmbuktikan bahwa dengan sentuhan akan timbul respon fisiologis tubuh berupa perubahan pada konsentrasi hormone yang mempengaruhi aktivitas sistem syaraf pusat dan tepi serta perbaikan pada metabolisme tubuh. (Syahdina, 2010) Bila tubuh sudah terasa penat. Ada baiknya mencoba spa untuk memanjakan diri. Dalam waktu sekejap, tubuh dan jiwa dapat dipastikan akan segar kembali.
20
Tujuan Spa Tujuan utama sebuah spa adalah untuk menyediakan pengunjung dengan perbaikan gaya hidup dan peningkatan kesehatan melalui layanan professional spa yang diberikan melalui terapi air. Beberapa tujuan lain yang diperoleh dari spa adalah: 1. Relaksasi Relaksasi biasanya dibutuhkan bagi para konsumen yang mengalami stress terutama stress pada pekerjaan. Dengan spa, diharapkan para konsumen yang mengalami stress serta tekanan dalam pekerjaan atau bahkan hanya sekedar jenuh dengan rutinitas dapat membuat pengunjung merasa tenang dan nyaman. Spa relaksasi biasanya memberikan pijatan dengan tekanan pada pengunjung di bagian tubuh tertentu yang terasa letih dan pegal. Spa dengan tujuan ini dilakukan di dalam ruangan yang memberikan rasa nyaman dengan aromaterapi dan bunyi-bunyian yang relaks. 2. Kesehatan Spa adalah terapi dengan perantara air. Air sendiri mempunyai unsur yang sangat unik sehingga sangat efektif untuk sarana terapeutik. Air mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan menyalurkan panas dengan baik. Air juga mempunyai densitas yang hampir mendekati tubuh manusia sehingga dengan tekanan tertentu air dapat lebih mudah mempengaruhi fungsi tubuh seperti kelenjar bagian dalam tubuh manusia. 3. Kecantikan Seiring dengan perkembangan zaman, spa berkembang menjadi suatu tempat kecantikan, perawatan tubuh, kesehatan, kebugaran dan kenyamanan. Spa sendiri
21
merupakan suatu rangkaian perawatan yang terdiri dari terapi pijat seluruh badan, lulur atau body scrub, masker, terapi music, aromatherapy, mandi berendam. Proses spa biasanya memakan wakty kurang lebih satu setengah jam hingga dua jam, dimulai dari pijat, lulur, hingga mandi berendam dengan ramuan rempah yang menyegarkan tubuh.
Manfaat
yang
didapat
diantaranya
adalah
menghaluskan
kulit,
mengencangkan, mencerahkan, dan memberi nutrisi pada kulit, selain dari mengendurkan ketegangan otot dan detoksifikasi tubuh. d. Klasifikasi Jenis Kegiatan Klasifikasi jenis kegiatan pada spa dibedakan oleh dua pelaku utama pada spa, yaitu pengunjung dan pengelola. Pengunjung adalah tamu yang akan melakukan perawatan. Sedangkan pengelola spa tersebut seperti pemilik utama, resepsionis, terapis, dan sebagainya yang bertanggung jawab terhadap spa tersebut secara langsung. e. Klasifikasi Jenis Aktifitas Pengunjung adalah objek yang dikenai pekerjaan oleh mereka yang ahli dalam melayani pengunjung spa yang biasa disebut terapis. Aktivitas yang dilakukan pengunjung ialah menikmati treatment – treatment spa yang dipilihnya. Secara garis besar, treatment yang tersedia pada spa adalah sebagai berikut : •
Massage treatments Perawatan dengan melakukan pemijatan tubuh pada titik-titik tertentu yang dapat membantu relaksasi dan melenturkan kembali otot yang kaku.
•
Bathing Salah satu bentuk terapi dengan berendam. Bisa dilakukan di hot tub, sauna dan mandi uap (steam bath)
22
•
Body treatments Bentuk perawatan kesehatan dan keindahan tubuh yang dapat mengencangkan kulit dan membantu merilekskan otot. Jenis perawatannya adalah body scrub dan body wrap. Aktivitas body scrub adalah proses ekfoliasi pada lapisan sel kulit mati dengan menggunakan bahan bertekstur sedikit kasar, cara aplikasinya adalah dengan menggosoknya pada permukaan kulit. Sedangkan body wrap adalah mengoleskan masker pada tubuh kemudian didiamkan selama beberapa menit sebelum kemudian dibilas.
•
Facial treatments Prosedur perawatan kesehatan kulit wajah dengan pembersihan, pemijatan, masker, penguapan (steam) dan dengan pengelupasan kulit (exfoliation).
•
Hair treatments Aktivitas pada hair treatment meliputi menata rambut, mencuci rambut, melakukan perawatan pada rambut seperti creambath/hair spa ataupun hair mask sekaligus dengan proses steam pada rambut agar vitamin pada bahan bermanfaat yang digunakan dapat masuk ke dalam bagian rambut yang kemudian dilanjutkan dengan mencuci rambut serta mengeringkannya untuk ditata.
•
Nail care Perawatan kesehatan kuku tangan dan kaki (pedicure dan manicure). Biasanya dilakukan pemijatan telapak tangan dan kaki terlebih dahulu. Dan diakhiri dengan pemolesan kuteks pada kuku.
•
Yoga dan meditasi Ada beberapa Spa yang menyediakan layanan untuk latihan yoga dan meditasi untuk relaksasi otot dan keseimbangan pikiran agar tubuh kembali bugar.
23
•
Refleksi Merupakan pijatan yang dilakukan pada bagian kaki untuk mengurangi ketegangan otot kaki serta membantu untuk mengetahui serta menyembuhkan gangguan yang mungkin sedang diderita melalui penekanan pada titik – titik tertentu. Sedangkan pengelola spa adalah subjek yang lebih banyak beraktivitas dibanding
pengunjung yang umumnya lebih banyak diam pada kursi atau tempat tidur ketika treatment berlangsung. f. Klasifikasi Fasilitas Berdasarkan klasifikasi kegiatan dan aktivitas diatas, maka dapat diambil kesimpulan pada apa saja yang tersedia sebagai fasilitas spa. Fasilitas – fasilitas tersebut meliputi : •
Meja resepsionis
•
Area tunggu
•
Wall display produk
•
Kaca dan meja rias salon (styling stations)
•
Kursi salon (styling chair)
•
Kursi cuci rambut (backwash system/shampoo area)
•
Alat steamer atau dryer rambut
•
Peralatan salon (salon cart equipment)
•
Meja & kursi Manicure
•
Kursi pedicure
•
Kursi manicure
•
Facial beds
24
•
Massage Beds
•
Stool
•
Area hidroterapi
•
Toilet / shower
g. Persyaratan Umum Persyaratan – persyaratan umum spa telah tercatat secara resmi dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 1205 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA) pada bagian standar pelayanan spa. Berdasarkan jenis pelayanan spa dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu: •
Kategori minimal meliputi perawatan spa dengan menggunakan hidroterapi sederhana, pijat relaksasi dan atau dengan aromaterapi sederhanan dan keindahan penampilan diri secara manual dan atau dengan peralatan sederhana.
•
Kategori sedang meliputi perawatan spa dengan menggunakan hidroterapi dengan peralatan sedang, pijat, relaksasi dengan peralatan sedang, dan atau dengan aromaterapi sedang dan keindahan penampilan diri dengan peralatan sedang.
•
Kategori utama meliputi perawatan spa dengan menggunakan hidroterapi dengan peralatan kompleks, pijat relaksasi dengan peralatan kompleks, dan atau dengan aromaterapi kompleks dan keindahan penampilan diri dengan peralatan kompleks. Selain itu terdapat pula standar bagi pelanggan dilihat dari kondisi kesehatannya.
Persyaratan kesehatan pelanggan adalah sebagai berikut : 1. Pelanggan dalam keadaan sehat
25
2. Pelanggan tidak sedang menderita penyakit kulit ataupun penyakit menular seksual (contoh hepatitis, HIV atau AIDS, Penyakit Menular Seksual) 3. Pelanggan tidak dalam keadaan perut kosong atau kenyang 4. Terhadap pelanggan khusus ibu hamil, pelanggan dengan penyakit degenerative (hipertensi, asma, diabetes, jantung, dan epilepsy dan lain-lain) harus dalam kondisi stabil dan terkontrol (dengan keterangan dokter) Selain persyaratan bagi pengunjung, ada pula persayaratan sebagai pelaksana spa tau yang biasa disebut terapis. Terapis adalah seseorang yang telah memiliki kompetensi pada tingkat kualifikasi tertentu sesuai kategori pelayanan spa, dan mempunyai kewenangan untuk menjalankan profesinya. Kualifikasi yang harus dimiliki adalah sebagai berikut : •
Terapis muda / pratama :
Dapat berperan dan berfungsi untuk melaksanakan pelayanan spa terapi di graha pelayanan spa dengan kompetensi : 1. Mempersiapkan ruangan, peralatan dan bahan untuk perawatan spa 2. Melaksanakan perawatan spa yang telah ditetapkan dengan teknik hidroterapi sederhana, massage, aromaterapi dengan menggunakan 5 jenis minyak atsiri local untuk relaksasi 3. Melaksanakan perawatan spa yang telah ditetapkan untuk penampilan diri secara manual dan atau dengan alat sederhana 4. Mengenali adanya keluhan setelah melakukan perawatan spa untuk dilaporkan kepada terapis madya/utama 5. Memperhatikan keamanan dan keselamatan di lingkungan kerja
26
•
Terapis madya :
Dapat berperan dan berfungsi untuk melaksanakan pelayanan spa terapi dan sebagai penyelia di graha pelayanan spa kategori kecil dan sedang dengan kompetensi seperti terapis muda / pratama dengan tambahan kompetensi : 1. Melaksanakan perawatan spa yang sudah ditetapkan dengan teknik/metode hidroterapi dengan peralatan sedang, massage tradisional, dan aromaterapi dengan 7 jenis minyak atsiri local untuk relaksasi 2. Melaksanakan perawatan spa yang sudah ditetapkan dengan menggunakan teknik/metode untuk keindahan penampilan dengan alat sederhanan, peralatan elektronik sederhana •
Terapis utama
Dapat berperan dan berfungsi untuk melaksanakan pelayanan spa terapi dan sebagai penyelia dan pemrogram pelayanan spa di graham pelayanan spa dengan kompetensi seperti terapis madya dengan tambahan kompetensi : 1. Mengenali kebutuhan klien dan menetapkan metode perawatan yang akan dipergunakan untuk mendapat perawatan spa 2. Melaksanakan perawatan spa yang sudah ditetapkan menggunakan teknik/metode utama seperti hidroterapi kompleks untuk relaksasi dan aromaterapi dengan menggunakan 7 jenis minyak atsiri local dan 3 jenis minyak atsiri luar untuk relaksasi 3. Melaksanakan perawatan spa yang sudah ditetapkan menggunakan teknik/metode untuk keindahan penampilan tubuh secara total menggunakan alat kompleks, peralatan elektronik kompleks
27
4. Memberikan pesan/saran untuk perawatan periodic/lanjutan untuk memperoleh hasil optimal 5. Membuat rencana operasional pelayanan dan melaksanakan operasional, pengendalian dan pengawasan pelayanan spa Kategori spa sederhana
Kategori spa sedang
Kategori spa utama
1 terapis muda
2 terapis muda
6 terapis madya/utama
1 terapis madya
1 terapis madya
6 terapis muda
1 terapis utama Konsultan part-timer
Konsultan full-timer
• Dokter
Konsultan full-timer
• Terapis kecantikan
• Fisioterapis
• Terapis kecantikan
• Fisioterapis
• Terapis
kecantikan Konsultan part-timer
(beauty therapist)
• Fisioterapis
Konsultan part-timer
• Dokter
• Dokter
Tabel 2.1 Kategori Spa (Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1205/Menkes/Per/X/2004) Selain itu diperlukan juga bahan – bahan alami yang paling penting seperti air, minyak esensial, dan ramuan. Bahan – bahan alami tersebut harus memenuhi syarat tertentu. Untuk air yang digunakan, persyaratannya adalah :
28
a. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari harus sesuai dengan
persyaratan
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. b. Air untuk pool therapy baik yang menggunakan sumber air panas atau pemandian alam, kualitas airnya harus memenuhi syarat kesehatan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 061/MENKES/PER/I/1991 tentang Persyaratan Kesehatan Kolam Renang Dan Pemandian Umum. c. Air yang digunakan khusus untuk proses perawatan, tidak mengandung bahan – bahan berbahaya, seperti misalnya bakteri Legionella yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Minyak esensial adalah bahan utama yang terdapat dalam pelayanan spa karena minyak esensial terpercaya membawa kesan relaks dalam suasana spa. Yang terpenting adalah bahwa minyak esensial harus berasal dari bahan alami dengan memperhatikan label, jenis, dan kemasan produk dalam penggunaannya agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Persyaratan minyak esensial adalah sebagai berikut : a. Produk minyak esensial yang digunakan minimal berkualitas dan atau berlabel “Therapeutical grade” dan “Natural” b. Bentuk produk minyak esensial yang lebih tinggi kualitasnya harus berlabel “Pure plant essential oil” c. Minyak esensial yang berkualitas dan atau berlabel “Fragrance oil” dan “perfume oil” sama sekali tidak boleh digunakan pada perawatan terapi aroma.
29
d. Pada kemasan harus ada informasi tentang nama latin tanaman asal, cara pengolahan dan konsentrasi minyak esensial atau produk import tercantum peraturan CIHP2 tahun 1994 (Chemical Hazard Information and Packaging for Supply) dengan memuat nama dan lokasi supplier, identifikasi produk, komposisi kandungan, untuk perlindungan konsumen dari akibat negative bahaya penggunaan bahan kimia e. Tidak diperbolehkan /dilarang menggunakan minyak esensial bukan dari hasil suliangan (steam distilasi) dan hasil rekonstruksi atau RCO/Reconstructed Oil (minyak khusus untuk produk minyak wangi), berhubung minyak esensial jenis RCO telah ditambah atau dikurangi unsur aslinya di laboratorium guna penyesuaian bagi penggunaan dalam industry makanan dan wewangian. f. Wadah minyak esensial harus terbuat dari gelas berwarna gelap, dengan tutup yang rapat dan mempunyai pipet. g. Harus disimpan ditempat yang sejuk dan kering (kelembaban kecil), tidak terkena sinar matahari langsung dan aman dari jangkauan anak – anak. Untuk stock/persediaan harus terisi penuh dan tertutup rapat. h. Bahan penutup kemasan harus tahan terhadap minyak esensial. Tidak menggunakan plastic atau logam sebab minyak esensial dapat melarutkan plastic dan menyebabkan karat dan harus berwarna gelap dan tidak dari gabus . Pada peraturan tersebut, disebutkan pula cara penggunaan minyak esensial yang baik dan benar sesuai agar tidak membawa dampak negatif pada manusia. Cara penggunaan yang ditetapkan adalah : a. Produk minyak esensial campuran hanya boleh digunakan selama 3 bulan.
30
b. Untuk penghirupan tidak boleh menggunakan minyak esensial yang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa seperti kamfer, adas, uregano, penny royal, thyme, basil, dll. c. Minyak esensial tidak boleh digunakan tanpa diencerkan. Pengencerannya harus sesuai dosis yang tepat. d. Tidak semua minyak esensial dapat digunakan pada ibu hamil serta ada dosis tertentu dalam penggunaannya. e. Dosis dan jenis minyak esensial harus diperhatikan untuk bayi, anak, ibu menyususi, dan manula. f. Gunakan minyak esensial yang berasal dari tumbuh – tumbuhan dan perhatikan sifat serta efeknya. g. Penggunaan minyak esensial harus dilakukan uji kepekaan kulit terlebih dahulu. h. Untuk mencegah efek samping dan mendapatkan efek yang diharapkan, penggunaan minyak esensial harus bervariasi (tidak diperkenankan satu jenis terus menerus), untuk menghindari kejenuhan. Satu jenis minyak esensial hanya boleh digunakan selama 2 minggu berturut – turut. i. Perhatikan reaksi tubuh yang muncul (efek samping seperti rasa mual, pening, iritasi ruam kulit, gangguan emosional, atau perasaan tidak nyaman) j. Penggunaan minyak esensial yang mengenai mata dinetralisir dengan minyak nabati dan jangan menggunakan air.
31
k. Tidak boleh menggunakan minyak mineral yang terbuat dari bahan sintetis (seperti baby oil) sebagai minyak karier karena bersifat toksis. Ukuran molekulnya besar sehingga menyumbat pori kulit dan mengakibatkan alergi serta iritasi kulit. l. Jika minyak esensial tumpah, harus segera dibersihkan dengan air/lap basah atau tissue. Selain minyak esensial, bahan lain yang terdapat pada pelayanan spa adalah ramuan. Ramuan adalah produk yang berasal dari obat tradisional dalam bentuk kemasan bahan kosmetika tradisional atau jamu. Ramuan tersebut diaplikasikan pada kulit serta rambut dengan teknik/metode tradisional. Ramuan juga memiliki persyaratan tertentu agar dapat digunakan dalam pelayanan spa yang baik, diantaranya adalah ; a. Harus menggunakan produk – produk yang sudah terdaftar di Departemen Kesehatan atau Badan POM b. Harus menggunakan produk yang tidak rusak dan kadaluwarsa c. Semua produk yang digunakan dalam perawatan spa harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering Bahan alami lainnya juga digunakan dalam pelayanan spa seperti lumpur, mineral, tumbuhan, serta ramuan yang tidak mengandung zat/bahan berbahaya atau logam berat yang telah diuji coba balai laboratorium kesehatan dan atau balai POM serta memenuhi persyaratan larut air dan ramah lingkungan.
32
Bila menggunakan campuran lumpur maka perlu memperhatikan : a. Jenis organic yaitu yang berasal dari hutan atau campuran tumbuhan atau anorganik yaitu yang
berasal dari sedimen lumpur pantai, lumpur gua, dan
sebagainya b. Kandungan lumpur yang dipergunakan seperti belerang, kaolin, vulkanik, dan sebagainya c. Lumpur tidak mengandung logam berat dan bahan beracun yang membahayakan tubuh karena dapat terserap kulit. d. Kriteria penggunaan secara topical kandungan lumpur dan fungsinya dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya. Dan bila menggunakan campuran, maka perlu memperhatikan : a. Jenis mineral seperti garam, belerang, dsb yang dicampurkan dalam air harus tidak menimbulkan reaksi alergi dan tidak merupakan cairan yang dapat menarik cairan tubuh. b. Campuran mineral tidak menjadi atau merupakan larutan yang berbahaya atau beracun. Harus ada penjelasan mengenai kandungan lumpur dan fungsinya serta aman digunakan secara topical. Bangunan dan lingkungan tempat pelayanan spa berada juga tidak luput dari pengawasan sehingga ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi seperti : 1. Limbah (padat, cair, gas, dan radio aktif): a. Tersedia sarana pembuangan limbah yang memenuhi syarat kesehatan
33
b. Limbah padat, cair, dan gas yang bersifat B3 (Bahan Beracun Berbahaya) harus dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Limbah padat, cair, dan gas tidak boleh melewati ambang batas yang ditetapkan d. Tersedia sarana sanitasi (toilet) yang dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan jumlah yang sesuai dan memenuhi syarat-syarat kesehatan. 2. Kesehatan gedung/kantor/ruang pelayanan spa : a. Ventilasi •
Ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar/ruang dengan baik
•
Luas ventilasi 20% dari luas lantai ruangan
•
Bila ventilasi alam tidak memenuhi persyaratan harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis (AC, kipas angin, Exhaust Fan)
b. Pencahayaan Intensitas cahaya yang memebuhi syarat untuk melakukan kegiatan yang memerlukan sedikit ketelitian adalah 200 – 300 lux. c. Pembuangan limbah Mempunyai sarana pembuangan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan (saluran dengan penampungan air limbah / septic tank) d. Toilet / kamar mandi •
Harus selalu tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan, sabun cair, handuk disposable/bersih.
34
•
Lantai kamar mandi kuat, permukaan rata, kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan. Kemiringan yang cukup (2-3%) kea rah saluran pembuangan air limbah.
e. Indek jentik nyamuk Tidak melebihi dari 5% f. Kenyamanan Untuk suhu, berkisar antara 18-20°C dan kelembaban berkisar antara 40 – 70 % g. Tingkat kebisingan Tidak melebihi 85 db. 3. Higienitas perorangan dan sanitasi a. Pengelola
dan
karyawan
yang
berhubungan
langsung
dengan
pelanggan/pengunjug harus bebas dari penyakit menular, dibuktikan dengan surat dokter/sertifikat. b. Pengelola dan karyawan yang melayani pelanggan harus memiliki pengetahuan tentang sanitasi dan higienitas perorangan c. Pengelola dan karyawan harus berperilaku positif dalam bidang hygiene dan sanitasi (membuang limbah/sampah tepat pada tempat yang telah ditentukan, tidak meludah di sembarang tempat, tidak merokok pada waktu memberikan pelayanan) d. Pengelola
dan
karyawan
harus
memberi
anjuran,
peringatan
pengunjung/pelanggan untuk berperilaku hidup berish dan sehat
kepada
35
e. Dilarang merokok di lingkungan spa. 4. Pelaksanaan pelayanan spa a. Perawatan dengan hidroterapi Hidroterapi adalah teknik/cara perawatan tubuh dengan menggunakan bantuan air (hangat, panas, dingin, uap air, air es) baik diam maupun bergerak (berupa arus/semburan air yang ditimbulkan secara elektronik/alamiah) dapat memberikan efek pijatan dan stimulasi jaringan kulit dan otot dengan berbagai keuntungan, antara lain: melancarkan sirkulasi di seluruh tubuh melalui efek tekanan hidrostatik pada pembuluh darah dan limfe, relaksasi otot, merangsang pembuangan sampah metabolic/racun dari dalam sel ke aliran darah dan melalui kulit, mengurangi ketegangan syaraf, serta memberikan relaksasi dan istirahat. Pada waktu persiapan dan pelaksanaan perawtan hidroterapi perlu perhatian yang cukup agar sesuai dengan prinsip menerapkan tujuan, manfaat yang akan dicapai dan keamanan klien. a. Persiapan : 1. Tempat yang akan digunakan dicek kebersihannya, air dan atau larutan yang akan dipergunakan perlu diatur/apakah sudah sesuai rencana (yang telah diprogramkan) 2. Pengecekan peralatan yang akan dipergunakan secara lengkap termasuk kelayakan operasionalnya. Misalnya pusaran / tekanan air sudah berjalan, pengecekan suhu air (biasanya berkisar 34-42,5 derajat celcius untuk seluruh badan dan antara 40 – 52 derajat celcius untuk local pack atau anggota tubuh dan ph air ±7 (normal). Sangat penting pengecekan pada sistem pengontrol suhu / pengendali suhu untuk menjaga peralatan apakah masih berjalan normal.
36
3. Persiapan pengecekan keadaan umum klien (sehat, tidak sakit kulit, sakit jantung dan atau tekanan darah yang tidak terkontrol, dsb) 4. Perlu penyiapan handuk dan tempat ganti pakaian 5. Pemberian informasi yang jelas tentang perawatan yang akan dikerjakan, dan reaksi – rekasi yang perlu diperhatikan misalnya merasa pusing, mual, atau keluhan lain yang perlu diperhatikan, misalnya merasa pusing, mual atau keluhan lain seperti gatal – gatal, sesak nafas, dsb, apabila reaksi (efek samping) terjadi dapat agar segera memberitahu ke supervisor atau konsultan kesehatan. b. Pelaksanaan Tidak dibenarkan menambah air panas di bak pada saat pelanggan ada didalamnya. Perlu diperhatikan : 1. Penerapan teknik full bath, emersion, atau pack dsb. 2. Bila diperlukan, larutan/campuran tambahan yang dipergunakan harus mempunyai manfaat 3. Waktu pemberian (misalnya larutan mineral belerang 8-15 menit) 4. Ph air sekitar 7 (normal) 5. Suhu air 6. Semua perlengkapan air harus berfungsi dengan baik.
37
Pedoman suhu Diatas 43,3° C
Terlalu panas Tidak aman untuk penggunaan rumah kecuali untuk rendam sebagian tubuh : lengan, tangan, kaku, balutan / kompres local
40,5 - <43,3° C
Sangat panas Hanya untuk waktu pendek : 5-15 menit. Perhatikan
untuk
hipertermia.
Tidak
direkomendasikan untuk mereka dengan kondisi kardiovaskuler 37,7 - <40,5° C
Panas Umumnya dapat ditoleransi untuk kebanyakan terapi rendam dengan lama rendam 15-25 menit
36,6 - <37,7° C
Hangat Sedikit diatas suhu tubuh. Ideal untuk absorpsi rendam herbal dengan lama rendam 15 – 30 menit
32,2 - <36,6° C
Netral Rendam
nyaman
yang
menghasilkan
reflex
pemanasan adalah rentang suhu normal permukaan kulit dengan lama rendam 5 – 10 menit 26,6 < 32,2° C
Rendam sedikit dingin Pendinginan yang dapat ditolerans. Dipergunakan
38
untuk rendam jangka pendek kurang dari 5 menit untuk refleks pemanasan 18,3 - <26,6° C
Rendam dingin Rendaman atau celupan sangat singkat untuk mendapatkan
refleks
pemansan
tubuh
yang
dramatic. Tidak direkomendasikan lebih lama dari 30 detik karena dikhawatirkan akan hipotermia <18,3° C
Sangat dingin Tidak direkomendasikan untuk penggunaan rumah kekcuali rendam sebagian atau aplikasi lokal kompres dingin, kompres es dll Tabel 2.2 Pedoman Suhu
(Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1205/Menkes/Per/X/2004) Perhatian/kontraindikasi : 1. Individu dengan kelumpuhan atau gangguan lain yang menyebabkan gangguan sensasi/rasa raba yaitu mereka yang tidak dapat merasakan perubahan suhu air sehingga dapat menyebabkan luka bakar. 2. Individu dengan penyakit diabetes mellitus dan hipertensi disarankan untuk berkonsultansi dahulu dengan dokter 3. Wanita hamil, lansia, orang yang sedang dibawah pengaruh alkohol atau obat 4. Orang berpenyakit kulit dan luka terbuka
39
5. Bak mandi, Jacuzzi dan kolam dapat menjadi tempat berkembang biak bakteri dan organism lain yang menyebabkan infeksi. Perlu diperhatikan kebersihan dan perawatan, suhu yang tepat serta terapi dengan zat kimia tertentu b. Perawatan dengan aromaterapi Pada prinsipnya dalam menerapkan perlu memperhatikan tujuan, manfaat yang akan dicapai dan keamanan klien a. Persiapan : 1. Tempat yang akan digunakan untuk perawatan spa dicek kebersihannya 2. Ventilasi ruang perawatan aromaterapi harus baik dan dilengkapi dengan exhaust fan yang menjamin supaya aroma dari perawatan sebelumnya cepat hilang karena belum tentu aroma tersebut cocok untuk klien berikutnya 3. Minimal ada waktu pertukaran udara bersih 5 menit antara klien dengan klien berikutnya 4. Peralatan dan fasilitas yang dipergunakan diperiksa fungsi dan kelengkapannya. Alat yang digunakan antara lain : vaporizer (aroma burner), inhalation bowl, dan sebagainya 5. Persediaan minyak esensial dan pencampuran minyak esensial untuk perawatan harus dilakukan pada ruang terpisah dengan ruang perawatan 6. Usahakan setiap terapis untuk selalu mencuci tangan dan menarik nafas dalam – dalam pada udara bersih pada waktu diantara klien dengan klien berikutnya untuk mencegah terjadinya akumulasi efek minyak esensial pada diri terapis 7. Konsultasi klien yang meliputi pengecekan keadaan/kondisi yang perlu mendapat perhatian khusus atau kontraindikasi seperti adanya penyakit sistemis, keluhan
40
spesifik, kondisi/kelainan kulit, ketebalan jaringan lemak kulit, karakter/sifat, kebiasaan hidup, pola makan, dll 8. Apabila timbul reaksi dan efek yang tidak diharapkan, seperti rasa gatal, pusing, mual, iritasi/alergi pada saluran nafas atau keluhan lain selama perawatan agar segera memberitahu kepada terapis untuk segera ditanggulangi b. Pelaksanaan : Perlu perhatian khusus pada kemungkinan reaksi yang dapat timbul dan perlu mendapat perhatian seperti keluhan pusing, berdebar – debar, pucat, mual atau gatal – gatal. Perlu diperhatikan : 1. Penerapan teknik penghirupan (langsung, penguapan), aplikasi topical (massage, campuran produk kosmetik), kompres, rendaman/emersion (seluruh tubuh, bagian – bagian tubuh tertentu) 2. Minyak esensial (konsentrasi dan dosis) dan jenis minyak karier yang digunakan 3. Sifat dan efek minyak esensial yang akan digunakan, apakah peka terhadap sinar matahari, mengiritasi kulit/lapisan mukosa atau beracun 4. Waktu pemberian (lama kontak) harus dianjurkan untuk tidak dibersihkan selama 4-8 jam, untuk memaksimalkan penyerapan minyak esensial 5. Perlu memperhatikan kemungkinan adanya / timbulnya alergi pada indra penciuman atau kemungkinan menambah keluhan misal adanya rhinitis. c. Perawatan pijat Pada prinsipnya dalam menerapkannya perlu memperhatikan tujuan, manfaat yang akan dicapai dan keamanan klien.
41
a. Persiapan : 1. Tempat/ruangan yang akan digunakan dicek kerapian dan kebersihannya 2. Pengecekan kelengkapan dan fungsi peralatan yang akan dipergunakan. Alat untuk terapi pijat antara lain bed massage, pelican (oil, bedak, atau zat lain yang diperlukan), selimut, handuk, celana, kimono. 3. Dilakukan pemeriksaan keadaan kesehatan secara umum. Perhatian khusus atau kontraindikasi misal klien dengan thrombosis, pembengkakan yang belum jelas penyebabnya, patah tulang, tekanan darah atau lemah jantung yang belum terkontrol, demam 4. Klien dipersiapkan untuk melaksanakan perawatan. Terapis harus menjelaskan tahapan yang akan dikerjakan. Perlu diperhatikan apabila merasa sakit, nyeri waktu dipijat, pusing, mual atau keluhan lain seperti gatal – gatal agar segera memberi tahu terapis (bila menggunakan oil atau zat pelicin) b. Pelaksanaan : Perlu perhatian khusus pada kemungkinan reaksi yang mungkin dapat timbul dan perlu mendapat perhatian seperti: keluhan pusing, berdebar – debar, pucat, mual atau gatal – gatal. Perlu diperhatikan : 1. Penerapan teknik massage (grip massage) dan prosedur memegang dan menyangga (support) bagian tubuh yang dipijat 2. Aroma / oil yang dipergunakan bila dengan terapi aroma 3. Waktu pemberian
42
h. Persyaratan Fasilitas Fasilitas pada spa juga diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 1205 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). Peralatan harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Peralatan : a. Peralatan harus memadai serta terjamin mutu, manfaat dan keamanannya. b. Alat kesehatan yang digunakan dalam perawatan spa harus terdaftar di Departemen Kesehatan. c. Peralatan dan alat yang digunakan dalam pelayanan spa antara lain : bak biasa, whirlpool, Jacuzzi, shower, berbagai jenis steamer, sauna, selimut pemanas (electrical blanket), alat facial dan manicure – pedicure yang terjamin mutu, manfaat, dan keamanannya. Peralatan sederhana a. Shower
Peralatan sedang a. Aqua medic pool
Peralatan kompleks a. Aqua medic pool
b. Bathtub
•
Jacuzzi/whirlpool
•
Jacuzzi
c. Steamer
•
Bathtub
•
2 whirlpool
b. Steamer/sauna
•
Water exercises area
tradisional d. Facial (manual)
c. Electric blanket d. Soundsystem
b. Hidrotub (air&water jet)
e. Facial equipment
c. Electric blanket
f. Electric massage
d. Soundsystem
43
sederhana
e. Facial equipment f. Electric massage g. 5 shower room h. 5 steamer / sauna i. Vicky shower j. Fitness equipment k. Great shower (optional) l. Sarer & US (optional)
Tabel 2.3 Fasilitas Peralatan Spa (Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1205/Menkes/Per/X/2004) Selain itu, diatur pula penggunaan dan pemeliharaannya sesuai dengan tujuan pelayanan spa sebagai berikut : a. Penggunaan peralatan khusus harus dilakukan oleh staff/tenaga yang sudah terlatih b. Peralatan yang dipergunakan harus dijaga kebersihannya. Setiap kali habis dipergunakan harus dicuci, dibilas, atau disterilisasi dengan menggunakan sabun, air bersih atau bahan yang mengandung antiseptic atau desinfektan. c. Peralatan harus diperiksa keamanannya oleh teknisi yang bekerja di spa ssetiap kali sebelum penggunaan. Pemeriksaan dan pemeliharaan semua peralatan secara
44
menyeluruh harus dilakukan pengecekan secara periodic minimal 6 (enam) bulan sekali. d. Kalibrasi untuk instrumentasi yang menggunakan daya listrik, seperti pengontrol suhu atau tekanan air harus dilakukan secara teratur minimal 6 (enam) bulan sekali. Pada ruangan spa juga diatur sedemikian rupa sehingga bersih, nyaman, dan membuat relaks. Dapat dilakukan melalui pengaturan warna ruangan, warna perabotan, latar belakang musik yang sesuai, tanaman hidup segar serta benda seni Indonesia dan sebagainya. Fasilitas ruangan yang terdapat pada spa terbagi menjadi 3 kategori yaitu sederhana, sedang, dan utama/lengkap. Kategori sederhana
Kategori sedang
Kategori utama/lengkap
3 kabin perawatan
6 kabin perawatan
12 kabin perawatan
Resepsionis
Resepsionis
Ruang tunggu
Ruang tunggu
Ruang tunggu
Resepsionis
Toilet
2 shower / toilet
3 shower/bath/toilet
Kabin untuk laki – laki Ruang steam/sauna dan perempuan harus terpisah
Ruang steam/sauna
Gudang
Gudang
Area laki – laki dan
Locker room
perempuan harus terpisah
Juice bar
Tabel 2.4 Kategori Peralatan Spa (Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1205/Menkes/Per/X/2004)
45
2.2 Tinjauan Khusus Pada tinjauan khusus akan dibahas tentang definisi urban day spa dan data – data hasil survey langsung mengenai tempat – tempat yang menyediakan layanan day spa. 2.2.1 Urban Day Spa Definisi urban day spa sendiri mengacu pada pengertian day spa, yaitu salah satu jenis spa yang paling banyak ditemui saat ini serta dapat dinikmati setiap harinya untuk melakukan perawatan tubuh, pemijatan, aromaterapi, dan sebagainya secara lengkap, baik hanya 1 jam sampai setengah hari tergantung pada paket yang ada pada setiap day spa atau menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1205, urban day spa dapat juga berarti city spa. Jika target pengunjung day spa pada umumnya dapat berasal dari usia dan jenis kelamin yang bebas yaitu dari pria dan wanita serta usia yang beragam bahkan bayi sekalipun, maka target pengunjung pada urban day spa terbatas hanya untuk masyarakat perkotaan (urban) pada usia produktif kerja. Selain itu, lokasi urban day spa juga berada di daerah yang dipadati oleh masyarakat perkotaan sehingga treatment yang ditawarkan urban day spa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan yang sangat membutuhkan relaksasi dari kesibukan aktivitas khas perkotaan.
2.2.2 Green Design Menurut kamus Oxford mengenai desain modern, penggunaan kata “green” mulai digunakan pada tahun 1970 yang pada saat bersamaan sedang ramai terjadi perdebatan tentang lingkungan dan ekologi. Politik “hijau” tersebut berawal di Eropa, lebih tepatnya Jerman Timur, yang pada saat itu sedang berkampanye menentang
46
tenaga nuklir. Kemudian meluas hingga Inggris dimana akhirnya didirikan organisasi Greenpeace. Terlepas dari itu semua, makna sebenarnya,green design adalah suatu cara yang dilakukan dengan pertimbangan pada kepentingan ekologi, penggunaan jangka panjang, daur ulang, konservasi alam, kebersihan, serta keamanan lingkungan domestic. Green design tidak mudah didefinisikan bahkan sering dikenal sebagai sustainable design. Sustainable design adalah desain yang berkelanjutan sehingga tidak memerlukan sumber daya alam yang baru dalam kurun waktu yang singkat. Green design tersebut dapat diterapkan pada berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, ekologi, dan lain-lain. Pada aspek desain, green design adalah sebuah desain yang memanfaatkan sumber daya alami dalam penerapannya seperti memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan ataupun memanfaatkan angin untuk sirkulasi udara alami. Dalam aspek lebih lanjutnya yaitu desain yang menggunakan material ramah lingkungan, artinya tidak mengeksploitasi sumber daya alam dalam penggunaannya misalnya menggunakan lampu bertenaga matahari, pemanas air bertenaga matahari, dan sebagainya. Menurut Brenda dan Robert Vale, terdapat 4 (empat) bidang yang perlu dipertimbangkan dalam green design, diantaranya adalah : 1. Material Diperoleh dari alam dengan sumber yang telah dikelola dan dipanen secara berkelanjutan atau yang diperoleh secara lokal untuk mengurangi biaya transportasi atau diselamatkan dari bahan reklamasi di lokasi terdekat. Material yang dipakai menggunakan green specification yang termasuk dalam daftar Life Cycle Analysis (LCA) seperti: energi yang dihasilkan, daya tahan material, minimalisasi limbah, dan dapat untuk digunakan kembali atau didaur ulang. Selain itu ada pula prinsip desain lain dalam mewujudkan desain yang berkelanjutan, seperti :
47
•
Low impact material, dengan memilih material yang tidak beracun, material yang dapat digunakan kembali, dan material yang menggunakan sedikit energy dalam proses pembuatannya.
•
Energy efficiency, dengan menggunakan produk – produk pabrikasi yang menggunakan sedikit energy dalam pembuatannya
•
Quality and durability, dengan memilih material yang berumur panjang dan mudah dalam perawatannya
•
Design for reuse and recycling, yaitu desain yang memperhatikan keadaan di masa datang
•
Biomimicry, dengan menggunakan material yang dapat digunakan secara berkelanjutan
•
Service substritution, dengan merubah pola pikir kepemilikan yang awalnya kepemilikan individual menjadi kepemilikan bersama
•
Renewability, dengan menggunakan material yang dapat digunakan kembali serta meminimalisasi dampak negatif pada lingkungan.
Tabel 2.5 Klasifikasi Material (Sumber: Frick dan Mulyani (2006))
48
2. Energi Perencanaan dalam pengaturan sirkulasi udara yang optimal untuk mengurangi penggunaan AC serta mengoptimalkan cahaya matahari sebagai penerangan di siang hari. 3. Air Mengurangi penggunaan air dan menggunakan STP (siwage treatment plant) untuk mendaur ulang air dari limbah rumah tangga sehingga bisa digunakan kembali untuk tangki toilet, penyiram tanaman, dll. Menggunakan peralatan hemat air, seperti: •
Menggunakan WC yang dual flush dengan max 4,5 L/flush
•
Menggunakan keran washtafel dengan debit max 8 liter/menit, lebih baik apabila menggunakan keran yang dapat menutup sendiri (autostop
•
Menggunakan shower yang dibawah 7 liter/menit
4. Faktor Kesehatan Menggunakan material dan produk-produk yang tidak beracun akan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, dan mengurangi tingkat asma, bahkan alergi. Selain itu, dapat menggunakan material yang bebas emisi dan tahan untuk mencegah kelembaban yang menghasilkan spora dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga harus didukung menggunakan sistem ventilasi yang efektif dan bahanbahan pengontrol kelembaban. Menurut standar kenyamanan suhu dari Internasional Standar (ISO 7730:1994)[5] menyatakan bahwa sensasi manusia terhadap suhu merupakan fungsi dari empat faktor iklim yaitu, suhu udara, suhu radiasi, kelembaban udara, dan kecepatan angin, serta dua faktor individu yakni, tingkat kegiatan yang
49
berkaitan dengan tingkat metabolisme tubuh serta jenis pakaian yang digunakan. Namun menurut teori adaptasi Humphreys dan Nicol, yang banyak menyangkal keberlakuan dari Standar International ISO, kenyamanan suhu sangat dipengaruhi oleh adaptasi dari masing-masing individu terhadap suhu luar di sekitarnya. Manusia yang biasa hidup pada iklim panas atau tropis cenderung memilih suhu nyaman lebih tinggi dibanding manusia yang biasa hidup pada suhu udara rendah seperti bangsa Eropa. Humphreys juga menyatakan bahwa suhu nyaman dari manusia merupakan fungsi dari suhu udara luar rata-rata. Dengan menggunakan formula Humphreys, suhu nyaman untuk daerah Jakarta dinyatakan antara 24.5° – 27°C suhu udara.
2.2.3 Survey a. Rhea’s Chamber
Gambar 2.1 Logo Rhea’s Chamber (Sumber : Google) Sejarah Rhea’s Chamber Rhea’s Chamber adalah salon kecantikan dan spa dengan konsep pelayanan mind and body treatment. Sebuah tempat dimana para dewi bernaung. Dirancang khusus untuk memanjakan setiap wanita dengan berbagai pelayanan khusus dari Eropa untuk
50
mengeluarkan kecantikan dari dalam. Didirikan 3 tahun lalu yaitu sejak 2010 bertempat di alamat yang sama di Jakarta hingga saat ini. Visi dan Misi Rhea’s Chamber Visi yang diangkat oleh Rhea’s Chamber adalah “We Bring Out The Goddess In You” melalui layanan yang diberikan kepada pengunjung khusus wanita serta staff yang semuanya serba wanita hingga security sekalipun. Pendiri merasa bahwa semua wanita terlahir cantik namun tidak semua dapat memancarkannya dengan sepenuhnya. Dengan visi tersebut, Rhea’s Chamber hadir tidak hanya dengan perawatan kecantikan spa biasa namun juga dengan program Smart Class yaitu dimana wanita dapat berkumpul untuk memperluas wawasan baik dalam hal mempercantik diri maupun dalam hal lain seperti berbisnis dan lain-lain. Selain itu, filosofi pendiri yang beranggapan bahwa wanita itu seperti pelangi yang indah dengan berbagai warna kemudian menciptakan metode spa melalui pijatan dengan air yang dinamakan Rainbow Water Drop. Metode itu merupakan metode satu-satunya yang hanya dimiliki oleh Rhea’s Chamber.
Lokasi dan Arsitekstur Bangunan Rhea’s Chamber Rhea’s Chamber berlokasi di Jl. Bendungan Hilir Raya No. 12 A, Jakarta. Rhea’s Chamber memiliki desain bangunan dengan gaya modern klasik.
51
Gambar 2.2 Tampak Bangunan Rhea’s Chamber (Sumber : Google) Stuktur Organisasi Ruang
Skema 2.1 Struktur Organisasi Ruang Rhea’s Chamber Lantai 1 (Sumber : Data Pribadi)
52
Skema 2.2 Struktur Organisasi Ruang Rhea’s Chamber Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi)
Skema 2.3 Struktur Organisasi Ruang Rhea’s Chamber Lantai 3 (Sumber : Data Pribadi)
53
Stuktur Organisasi Karyawan Rhea’s Chamber
Skema 2.4 Struktur Organisasi Karyawan Rhea’s Chamber (Sumber : Data Pribadi) Job Description •
OWNER Pemilik spa yang bertugas mengontrol segala sesuatu yang berhubungan dengan spa itu sendiri. Memegang kendali penuh atas segala sesuatunya.
•
CO – OWNER Wakil dari owner. Bertugas mewakili atau membantu owner dalam pekerjaannya.
•
KOORDINATOR MARKETING Mengatur/koordinasi hal – hal yang berhubungan dengan marketing dan berhubungan langsung dengan pengunjung.
•
MARKETING Mengurus event – event dan promo untuk menarik minat pengunjung.
54
•
RESEPSIONIS Menerima tamu, mendata pelanggan, menawarkan menu kepada pelanggan sebelum dilayani oleh terapis.
•
ACCOUNTING Bertugas untuk menghitung, mengontrol dan mengatur keuangan serta membuat laporan keuangan.
•
GUDANG/UMUM Memenuhi segala kebutuhan yang berhubungan dengan operasional spa, seperti bahan - bahan, peralatan, dll
•
KASIR Melakukan transaksi pembayaran dengan pelanggan kemudian mendatanya.
•
PANTRY Membuat makanan atau minuman untuk disediakan di café/lounge.
•
KOORDINATOR TERAPIS Bertanggung jawab kepada terapis dan staff yang bekerja.
•
CAFÉ/WAITERS Melayani
pengunjung,
mencatat
pesanan,
menyajikan
pesanan
kepada
pengunjung. •
SPA Melayani tamu, memberikan servis dan pelayanan.
•
MAINTENANCE BUILDING Bertanggung jawab akan segala yang terjadi pada gedung, seperti perbaikan – perbaikan yang diperlukan dan sebagainya.
55
•
SECURITY Menjaga keamanan dan area parkir.
•
OFFICE BOY Mengurus kebersihan di dalam dan luar bangunan.
Fasilitas/treatment yang ada Menyediakan 70 lebih perawatan, beberapa diantara adalah : •
Hair and beauty treatment seperti cuci rambut dan blow dry, creambath, hair spa, dan hair mask.
•
Paket day body treatment seperti afterwork wellness & chillout, stress recovery, body and soul relaxing, refresh, body bliss, the touch of beauty, simple touch,
•
Paket spesial seperti pijat kepala dan kulit kepala, ultimate touch, treatment caramel
•
Lainnya seperti foot massage, facial, breast massage, ratus, waxing, manicure dan pedicure.
Interior Rhea’s Chamber
Gambar 2.3 Ruang Hair Treatment Rhea’s Chamber (Sumber : Situs Resmi Rhea’s Chamber, www.rheaschamber.com)
56
Gambar 2.4 Area Cuci Rambut Rhea’s Chamber (Sumber : Situs Resmi Rhea’s Chamber, www.rheaschamber.com)
Gambar 2.5 Area Massage (Signature Treatment) Rhea’s Chamber (Sumber : Situs Resmi Rhea’s Chamber, www.rheaschamber.com)
57
Gambar 2.6 Ruang VIP Rhea’s Chamber (Sumber : Situs Resmi Rhea’s Chamber, www.rheaschamber.com)
Gambar 2.7 Area Refleksi Rhea’s Chamber (Sumber : Situs Resmi Rhea’s Chamber, www.rheaschamber.com)
58
Gambar 2.8 Ruang Facial Rhea’s Chamber (Sumber : Situs Resmi Rhea’s Chamber, www.rheaschamber.com)
Gambar 2.9 Lounge dan Dining Area Rhea’s Chamber (Sumber : Situs Resmi Rhea’s Chamber, www.rheaschamber.com)
59
b. New Aphrodite
Gambar 2.10 Logo New Aphrodite (Sumber : Google) Sejarah New Aphrodite New Aphrodite mulai beroperasi tahun 2011. Yang menjadi dasar awal pertimbangan untuk memulai operasi salon dan spa adalah karena melihat prospek usaha yang menjanjikan dimana dapat memberikan revenue bulanan yang menjanjikan.Kedua, pendirian New Aphrodite ini awalnya diarahkan untuk menjadi suatu brand untuk dapat dijadikan sebuah franchise. Karena arah tersebut, maka mulai ditonjolkan design exterior dan interior yang unik serta design brand New Aphrodite. Ketiga, dengan New Aphrodite diarahkan untuk menjadi franchise, maka New Aphrodite dapat menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak. Keempat, dengan tenaga-tenaga senior yang berpengalaman kami mengharapkan dapat menjadikan New Aphrodite sebagai tempat recruitment dan training centre. Secara garis besar kami ingin meniru konsep dari chain salon & spa yang sudah ada dan terkenal di Indonesia. Nama New Aphrodite Salon dan Spa diambil dari bahasa Yunani yang artinya Dewi Kecantikan. Filosofi yang diangkat adalah beauty is the key to your soul, dimana kecantikan itu merupakan cerminan jiwa sehingga baik wanita maupun pria
60
tidak memandang usia dapat merawat seluruh bagian tubuh untuk meningkatkan kepercayaan diri dengan harga yang terjangkau serta kebersihan yang terjamin. Jika pelanggan merasa percaya diri dari, maka pelanggan akan kembali untuk melakukan hal yang sama. Visi dan Misi New Aphrodite Visi yang diangkat New Aphrodite adalah menjadikan salon dan spa yang bersih, sehat, fun dan menawarkan one stop services denga harga yang terjangkau yang dapat memuaskan pelanggan dan memberikan kebanggaan kepada pekerja dan tenaga salon kami. Misinya adalah menjadikan chain salon dan spa yang sehat, bersih dan unik di jakarta; menciptakan lapangan pekerjaan bagi tenaga profesional di salon dan spa; menjadikan tempat rekruitment dan training centre bagi calon-calon therapists. Lokasi dan Arsitekstur Bangunan New Aphrodite New Aphrodite berlokasi di Jl. Fatmawati Raya No. 22E Jakarta. Arsitekturnya bergaya modern dengan permainan bentuk lingkaran pada façade.
Gambar 2.11 Tampak Bangunan New Aphrodite (Sumber : Data Pribadi)
61
Stuktur Organisasi Ruang
Skema 2.5 Struktur Organisasi Ruang New Aphrodite Lantai 1 (Sumber : Data Pribadi)
Skema 2.6 Struktur Organisasi Ruang New Aphrodite Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi)
62
Skema 2.7 Struktur Organisasi Ruang New Aphrodite Lantai 3 (Sumber : Data Pribadi)
Skema 2.8 Struktur Organisasi Ruang New Aphrodite Lantai 4 (Sumber : Data Pribadi) Stuktur Organisasi Karyawan New Aphrodite DIREKTUR
MANAGER
CASHIER
AKUNTAN
HRD
SUPERVISOR STYLIST
THERAPIST
Skema 2.9 Struktur Organisasi Karyawan New Aphrodite (Sumber : Data Pribadi)
OFFICE
63
Job Description •
DIREKTUR Pemilik spa yang bertugas mengontrol segala sesuatu yang berhubungan dengan spa itu sendiri. Memegang kendali penuh atas segala sesuatunya.
•
MANAGER Wakil dari owner. Bertugas mewakili atau membantu owner dalam pekerjaannya.
•
KASIR Melakukan transaksi pembayaran dengan pelanggan kemudian mendatanya.
•
AKUNTAN Bertugas untuk menghitung, mengontrol dan mengatur keuangan serta membuat laporan keuangan.
•
HRD Bertanggung jawab langsung mengenai karyawan yang bekerja.
•
SUPERVISOR Mengatur dan mengawasi hal – hal yang berhubungan dengan stylist, terapis dan kantor serta hal - hal berhubungan langsung dengan pengunjung.
•
TERAPIS Melayani tamu, memberikan servis dan pelayanan spa.
•
STYLIST Melayani tamu, memberikan servis dan pelayanan salon.
•
OFFICE Mengurus hal – hal lain yang menyangkut pada aspek keseluruhan perusahaan.
64
Fasilitas/treatment yang ada •
Hair and beauty treatment
•
Paket day body treatment dan massage
•
Paket spesial untuk pasangan menikah atau ibu hamil atau selesai melahirkan
•
Lainnya seperti foot massage, facial, breast massage, ratus, waxing, manicure dan pedicure.
•
Ruangan untuk yoga
Interior New Aphrodite
Gambar 2.12 Resepsionis New Aphrodite (Sumber : Data Pribadi)
65
Gambar 2.13 Area Hair Treatment New Aphrodite (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 2.14 Area Cuci Rambut New Aphrodite (Sumber : Data Pribadi)
66
Gambar 2.15 Area Hair Treatment New Aphrodite (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 2.16 Ruang Treatment/ Kabin New Aphrodite (Sumber : Data Pribadi)
67
Gambar 2.17 Ruang Yoga New Aphrodite (Sumber : Data Pribadi) c. The Sanctum
Gambar 2.18 Logo The Sanctum (Sumber : Google) Sejarah The Sanctum The Sanctum didirikan pada tahun 2008 dengan filosofi “The Place To Escape From Your Busy Routine” memang diperuntukkan untuk eksekutif muda baik pria
68
dan wanita yang kesehariannya sibuk dengan pekerjaan dan membutuhkan tempat untuk
relaksasi
dari
semua
rutinitas
tersebut.
Pelayanan
yang
diberikan
menitikberatkan pada relaksasi dan kebersihan tubuh. Konsep yang diangkat adalah modern etnik. Visi dan Misi The Sanctum Visi The Sanctum adalah holistic and wellness dengan misi memancarkan kecantikan atau keindahan yang berasal dari dalam. Karena dengan kesehatan dari dalam diri tersebut maka akan terpancar keindahan yang lebih bertahan lama. Lokasi dan Arsitekstur Bangunan The Sanctum The Sanctum berlokasi di Jl. Halimun No.41 Setiabudi, Jakarta. Bangunan The Sanctum memiliki 3 lantai. Arsitekturnya memiliki konsep natural modern dengan sekelilingnya yang dipenuhi dengan tanaman hijau.
Gambar 2.19 Tampak Bangunan The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
69
Stuktur Organisasi Ruang
Skema 2.10 Struktur Organisasi Ruang The Sanctum Lantai 1 (Sumber : Data Pribadi)
Skema 2.11 Struktur Organisasi Ruang The Sanctum Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi)
70
Skema 2.12 Struktur Organisasi Ruang The Sanctum Lantai 3 (Sumber : Data Pribadi) Stuktur Organisasi Karyawan The Sanctum
Skema 2.13 Struktur Organisasi Karyawan The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
71
Job Description •
OWNER Pemilik spa yang bertugas mengontrol segala sesuatu yang berhubungan dengan spa itu sendiri. Memegang kendali penuh atas segala sesuatunya.
•
RESEPSIONIS Menerima tamu, mendata pelanggan, menawarkan menu kepada pelanggan sebelum dilayani oleh terapis.
•
TERAPIS Melayani tamu, memberikan servis dan pelayanan.
•
STYLIST Melayani tamu yang berhubungan dengan hair treatment.
Fasilitas/treatment yang ada Paket The Sanctum •
Oceana Journey
•
City Escape
•
Soul Rejuvenate
•
Lost in Time
•
Journey To Sanctuary
•
Mother To Be
•
Body Release
•
Sanctum of Serenity
•
Beauty of Borneo
72
•
Java Sensation
•
Swedish Melody
•
Women in Me
•
Face treatment seperti aromatic massage, totok wajah, eye treatment, advance facial
•
Body treatment seperti tranquility massage, traditional massage, Swedish massage
•
Aromatic body scrub seperti green tea, milk, chocolate, coffee, beras, kelapa, boreh
•
Luxury bath seperti milk, mineral salt, tea
•
Body wrap
•
Back treatment
•
Herb ratus
•
Ear candle
•
Waxing
•
Hand, nail, and foot treatment
•
Treatment salon untuk rambut
73
Interior The Sanctum
Gambar 2.20 Resepsionis The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 2.21 Ruang Tunggu The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
74
Gambar 2.22 Ruang Tunggu The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 2.23 Ruang Refleksi The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
75
Gambar 2.24 Area Hair Treatment The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 2.25 Area Cuci Rambut The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
76
Gambar 2.26 Ruang Treatment/ Kabin The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 2.27 Ruang Treatment / Kabin The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
77
Gambar 2.28 Ruang Treatment/Kabin Single The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 2.29 Ruang Treatment/Kabin Couple The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
78
Gambar 2.30 Ruang Tunggu Lantai 2 The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 2.31 Ruang Sauna The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
79
Gambar 2.32 Ruang Display The Sanctum (Sumber : Data Pribadi)
80
BAB 3 METODE PERANCANGAN
3.1 Studi Fisik Bangunan 3.1.1 Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan Bangunan berlokasi di Jl. Kemang Raya No. 18 C Kelurahan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12730. Lokasi bangunan dikelilingi oleh kawasan pertokoan, hiburan, kuliner dan dekat dengan kawasan perkantoran. Pada bagian utara bangunan dibatasi oleh Edwin Gallery dan batas selatan dibatasi oleh kompleks perumahan. Sedangkan pada bagian barat dibatasi oleh Bank Mandiri dan pada bagian timur dibatasi oleh restoran dan toko.
Peta 3.1 Lokasi Bangunan (Sumber : www.streetdirectory.com)
81
Peta 3.2 Lingkungan Bangunan (Sumber : Google Satelite) Bangunan ini dipilih berdasarkan lokasi yang berada di tengah kota dan mudah dijangkau karena terletak di jalan utama serta area parkir yang luas. Selain itu, lokasi yang sering dilalui oleh masyarakat perkantoran dan mudah diakses juga menjadi pertimbangan dipilihnya bangunan ini untuk day spa bagi masyarakat urban / perkotaan.
82
3.1.2 Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan
Gambar 3.1 Arsitektur Bangunan (Sumber : www.streetdirectory.com) Bangunan memiliki bentuk dasar geometris dan berkesan simpel serta modern. Kesan simpel dan modern tersebut tampil pada elemen dinding dengan bentuk yang bersih dengan pemilihan warna pada material dinding yang natural seperti coklat dan broken white. Pada elemen lantai, penerapan warna cream dimaksudkan untuk memberi kesan bersih dan lapang.
83
Gambar 3.2 Layout Bangunan (Sumber : Data Pribadi) Bagian interior bangunan juga serasi dengan tampilan eksterior / arsitekturnya baik dari warna maupun bentuk serta material. Bangunan terdiri dari 2 lantai dengan sistem sirkulasi vertical berupa tangga yang berada dekat dengan pintu masuk sehingga mudah digunakan oleh pengguna.
3.2 Studi Aktifitas Manusia 3.2.1 Data Pemakai Terdapat dua kategori pengguna dalam sebuah spa yaitu pengelola dan pengunjung spa.
84
Skema 3.1 Struktur Organisasi Pengelola (Sumber : Data Pribadi) a. Pengelola Pengelola spa adalah mereka yang bertanggung jawab langsung pada keberadaan spa dengan keahlian tertentu yang mereka miliki, seperti : •
Pemilik
•
Manager accounting
•
Kasir spa
•
Kasir café
•
Manager operasional
•
Supervisor
•
Konsultan
•
Terapis
•
Resepsionis
•
Yoga (instruktur)
•
Café
85
•
Food and beverage
•
Pramusaji
•
Manager maintenance
•
Housekeeping
•
Security
b. Pengunjung Pengunjung adalah masyarakat perkotaan, para eksekutif muda baik laki – laki maupun wanita yang datang untuk melakukan treatment dengan tujuan relaksasi dan kesehatan ditengah kesibukan dan rutinitas yang memicu stress dan depresi. 3.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Baik pengelola dan pengunjung, keduanya memiliki tugas dan tanggung jawab tersendiri atas segala yang terjadi dalam tiap kegiatan di dalam spa. a. Pengelola •
PEMILIK Pemilik spa yang bertugas mengontrol segala sesuatu yang berhubungan dengan spa itu sendiri. Memegang kendali penuh atas segala sesuatu dalam spa.
•
MANAGER ACCOUNTING Bertugas untuk menghitung, mengontrol dan mengatur keuangan serta membuat laporan keuangan.
•
KASIR SPA & KASIR CAFE Melakukan transaksi pembayaran dengan pelanggan kemudian mendatanya.
•
MANAGER OPERASIONAL Mengurus hal – hal yang berhubungan langsung dengan pelayanan spa.
86
•
SUPERVISOR Membantu
owner
dalam
pekerjaannya.
Mengawasi
bagaimana
para
staff/karyawan/terapis bekerja kemudian mempertanggungjawabkannya kepada owner dan pengunjung. •
KONSULTAN & SPA Melayani tamu, memberikan servis dan pelayanan.
•
RESEPSIONIS Menerima tamu, mendata pelanggan, menawarkan menu kepada pelanggan sebelum dilayani oleh terapis.
•
YOGA (INSTRUKTUR) Memimpin kegiatan yoga agar bermanfaat dan berjalan dengan baik.
•
CAFÉ Mengurus hal – hal yang berhubungan dengan cafe
•
FOOD & BEVERAGE Membuat makanan atau minuman untuk disediakan di café/lounge.
•
WAITERS Melayani
pengunjung,
mencatat
pesanan,
menyajikan
pesanan
kepada
pengunjung. •
MANAGER OPERASIONAL Mengurus hal – hal diluar dari pelayanan spa yang mendukung keseluruhan kegiatan yang dilakukan.
•
HOUSEKEEPING Mengurus kebersihan di dalam dan luar bangunan.
87
•
SECURITY Mengawasi keamanan disekitar bangunan
b. Pengunjung Pengunjung yang datang akan selalu dipandu oleh terapis dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Pengunjung diwajibkan untuk mematuhi ketentuan – ketentuan yang berlaku di dalam spa serta melakukan transaksi atas pelayanan yang telah dilakukan. 3.2.3 Pola Aktivitas Pemakai Berikut pola aktivitas yang dilakukan oleh pemakai / pengunjung spa :
Skema 3.2 Pola Aktivitas Pemakai (Sumber : Data Pribadi) Untuk pemakai atau pengunjung spa, mereka yang datang kemudian disambut oleh resepsionis dan dipersilahkan untuk memilih perawatan yang dibutuhkan, kemudian menunggu hingga persiapan ruangan selesai, lalu pengunjung melakukan perawatan dengan selalu didampingi oleh terapis yang sedang bekerja. Setelahnya, pemakai atau pengunjung melakukan transaksi pembayaran sembari menikmati minuman herbal yang disajikan hingga akhirnya pemakai atau pengunjung tersebut pulang.
88
3.2.4 Pola Aktifitas Pengelola Berikut pola aktivitas yang dilakukan oleh pemakai / pengunjung spa :
Skema 3.3 Pola Aktivitas Pengelola (Sumber : Data Pribadi) Pengelola datang pada jam kerja mereka sebelum jam buka untuk tamu kemudian dan mulai melakukan aktivitasnya masing-masing sesuai dengan posisi dan keahlian mereka hingga jam operasional kerja selesai. 3.2.5 Pola Aktifitas Barang Barang yang dibutuhkan terbagi menjadi dua yaitu produk / ramuan dan handuk / linen. Berikut adalah pola aktivitas produk / ramuan :
Skema 3.3 Pola Aktivitas Produk / Ramuan (Sumber : Data Pribadi) Produk dibeli atau disediakan dulu atau dibuat terlebih dulu untuk ramuan. Produk dan ramuan yang tersedia kemudian didata agar produk dalam jumlah yang
89
mencukupi dan masih dalam kondisi yang baik yaitu dalam masa penggunaan yang berlaku. Kemudian disimpan di tempat penyimpanan di tempat yang disediakan serta dalam kondisi yang sesuai agar tidak merusak kualitas produk/ramuan. Setelah itu kemudian digunakan dalam pelayanan spa. Sedangkan berikut adalah pola aktivitas handuk / linen :
Skema 3.4 Pola Aktivitas Handuk / Linen (Sumber : Data Pribadi) Handuk/linen yang telah dicuci kemudian disiapkan dan disimpan pada tempat penyimpanan yang telah disiapkan kemudian disebar pada tempat – tempat dimana handuk/linen sering digunakan. Setelah itu digunakan oleh pengunjung dan kemudian setelah digunakan maka handuk/linen ditempatkan pada tempat handuk/linen kotor untuk dicuci agar dapat digunakan kembali.
90
3.3 Studi Fasilitas Ruang 3.3.1 Program Aktifitas dan Fasilitas
Tabel 3.1 Aktivitas Fasilitas (Sumber : Data Pribadi)
91
Tabel 3.2 Aktivitas Fasilitas (Sumber : Data Pribadi)
92
Tabel 3.3 Aktivitas Fasilitas (Sumber : Data Pribadi)
93
Tabel 3.4 Aktivitas Fasilitas (Sumber : Data Pribadi)
94
Tabel 3.5 Aktivitas Fasilitas (Sumber : Data Pribadi)
95
Tabel 3.6 Aktivitas Fasilitas (Sumber : Data Pribadi)
96
Tabel 3.7 Aktivitas Fasilitas (Sumber : Data Pribadi)
97
Tabel 3.8 Aktivitas Fasilitas (Sumber : Data Pribadi)
98
3.3.2 Matriks Hubungan Antar Ruang
Gambar 3.3 Matriks Hubungan Antar Ruang (Sumber : Data Pribadi) 3.3.3 Diagram Sirkulasi Antar Ruang
Skema 3.4 Skema Sirkulasi Antar Ruang (Sumber : Data Pribadi)
99
3.3.4 Zoning
Gambar 3.5 Alternatif Zoning 1 (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 3.6 Alternatif Zoning 2 (Sumber : Data Pribadi)
100
Gambar 3.7 Alternatif Zoning 3 (Sumber : Data Pribadi)
101
3.3.5 Grouping
Gambar 3.8 Alternatif Grouping 1 Lantai 1 (Sumber : Data Pribadi)
102
Gambar 3.9 Alternatif Grouping 1 Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi)
103
Gambar 3.10 Alternatif Grouping 2 Lantai 1 (Sumber : Data Pribadi)
104
Gambar 3.11 Alternatif Grouping 2 Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi)
105
Gambar 3.12 Alternatif Grouping 3 Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi)
106
Gambar 3.13 Alternatif Grouping 3 Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi)
107
3.4 Studi Permasalahan Khusus Interior 3.4.1 Tinjauan Karakteristik Garis dan Bentuk a. Tinjauan Karakteristik Garis Garis merupakan penghubung dua buah titik, sehingga titik dan garis bersatu menjadi satu dimensi yang tidak dapat dipisahkan. Garis adalah kumpulan titik-titik yang tersusun sedemikian rupa sehingga memiliki pangkal dan ujung dan memiliki pengaruh psikologis berdasarkan arah, berat dan variasi dari arah dan berat tersebut dimana merupakan sebuah piranti yang serbaguna dan sangat bermanfaat sebagai media penyampaian pesan. Para perancang sering menyebut garis sebagai unsur pertama dalam proses kreatif, sedangkan dalam bidang seni, garis merupakan unsur tertua dalam menunjukkan emosi. Semua garis memiliki karakter yang memberikan gambaran kesan yang memancar dari bentuk yang ada.
1. Garis Lurus
Gambar 3.14 Garis Horizontal
(Sumber : Data Pribadi) Garis horizontal : feminin, tenang, diam, pasif,kaku. Sebagai contoh adanya gambaran garis horizontal yang menenangkan dapat diamati melalui fenomena alam di pantai. Berkesan lebar, leluasa, dan santai, membuat mata bergerak, tetapi jika digunakan secara berlebihan akan melemahkan kesatuan desain secara keseluruhan, untuk keefektifan dan efisiensi dalam ruang
108
Gambar 3.15 Garis Vertikal
(Sumber : Data Pribadi) Garis vertikal : maskulin, kuat, gagah, kokoh, megah. Contoh monumen nasional yang berbentuk vertikal dengan puncak berupa kobaran api dari bahan emas, tampil dengan kuat dan megah. Mengungkapkan suasana berharga dan memiliki ilusi, digunakan untuk menciptakan karakter permainan ketinggian ceiling, lantai dan mezanine
Gambar 3.16 Garis Diagonal
(Sumber : Data Pribadi) Garis diagonal : menarik perhatian/sesuatu yang dapat dikatakan sebagai cara untuk menarik perhatian orang.
109
Gambar 3.17 Garis Patah-Patah
(Sumber : Data Pribadi) Garis patah-patah : menggairahkan, bersemangat, misalnya tarian tradisional IrianJaya.
Gambar 3.18 Garis Putus-Putus
(Sumber : Data Pribadi) Garis putus-putus : hati-hati (mengandung makna/symbol)
2. Garis Lengkung
Gambar 3.19 Garis Lengkung Tipis
(Sumber : Data Pribadi) Garis lengkung tipis : feminine. Lengkung yang halus atau landai dengan perbandingan yang baik berkesan anggun dan murni.
110
Gambar 3.20 Garis Lengkung Tebal
(Sumber : Data Pribadi) Garis lengkung tebal/besar : menakutkan. Namun dapat menimbulkan semangat terutama warna cerah, jika berlebihan menimbulkan kegelisahan, bentuk bundar digunakan untuk penyelesaian antar pojok ruang
Gambar 3.21 Garis Lengkung Kecil
(Sumber : Data Pribadi) Garis lengkung kecil : menenangkan, misalnya gemericik air
Gambar 3.22. Garis Spiral (Sumber : Data Pribadi) Garis spiral/the line of beauty : melambangkan dikotomi, misalnya pria dan wanita, siang dan malam. Bentuk garis yang berliku memberi kesan mewah dan megah.
111
b. Tinjauan Karakteristik Bentuk Bentuk adalah sebuah objek tertutup yang dapat dibuat dengan garis, perubahan warna dan nilai yang menentukan ujung objeknya. Contoh macam bentuk: •
Bentuk segitiga atau limasan melambangkan kestabilan bentuk, dengan posisi memusat menuju satu titik.
•
Bentuk lingkaran atau bulat menunjukan sesuatu yang terpusat, berarah kedalam dan bersifat stabil, dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya.
•
Merupakan perubahan bentuk persegi panjang pada salah satu sisinya, menunjukan pada arah tertentu, vertikal atau horizontal.
•
Bentuk bujur sangkar menunjukan sesuatu yang murni dan rasional, bentuk yang statis dan netral, serta tidak memiliki arah tertentu, stabil berdiri pada salah satu sisinya dan dinamis pada salah satu sudutnya.
3.4.2 Tinjauan Sistem Furniture Keberadaan furniture sangat penting karena fungsinya sebagai fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan. Fungsinya antara lain : •
Sebagai tempat duduk.
•
Sebagai tempat makan dan minum.
•
Sebagai tempat santai, ngobrol dan menunggu.
•
Sebagai tempat bekerja karyawan.
•
Sebagai tempat penyimpanan.
•
Sebagai tempat melakukan aktivitas
112
•
Sebagai unsur estetis ruangan.
a. Jenis Furniture Berdasarkan fungsinya, terbagi menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Free standing furniture Adalah furniture yang berdiri sendiri dan hanya memiliki satu jenis fungsi. Kelebihannya terlatak pada kebebasan peletakannya sehingga dapat menghasilkan beberapa variasi baik itu pada bentuk, ukuran dan karakter ruangan yang diciptakan. Namun perencanaan peletakannya dapat memakan waktu yang sedikit lebih lama dalam penentuan layout.
2. Semi-free standing furniture Adalah furniture yang berdiri sendiri dengan kombinasi fungsi. Furniture dengan jenis ini dapat menghemat tempat namun sulit untuk dipindahkan karena umumnya berukuran sedikit lebih besar dikarenakan kombinasi fungsi yang dimilikinya.
3. Panel-hung system furniture Adalah furniture yang didesain dengan seksama sehingga beberapa item saling berkaitan. Polanya yang teratur dapat memudahkan dalam penyusunan layout namun jika penyusunannya kurang diperhatikan maka penampilannya akan kurang dinamis. Sedangkan berdasarkan pada cara pembuatannya, terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Loose Furniture Loose furniture berupa furniture yang ringan ataupun yang mudah dipindahpindah seperti kursi, meja, rak, meja display dan sebagainya. Umumnya loose furniture bisa didisain secara massal ataupun didisain secara khusus sehingga sesuai dengan tema yang ingin disampaikan pada suatu ruangan.
113
2. Fix Furniture Fix furniture berupa furniture yang sudah fix atau dipasang secara built in dan sulit untuk dipindahkan seperti counter, meja bar dan sebagainya. Pada spa, dibutuhkan perabot kerja untuk menunjang kerja pengelolanya. Pada ruang tunggu / lounge disediakan beberapa tempat duduk agar pengunjung dapat menunggu dengan nyaman. Pada ruang – ruang treatment diletakkan stool dan single bed, meja, kursi, serta peralatan elektronik lainnya yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pelayanan spa. Peletakannya diharapkan tidak menganggu sirkulasi ruangan. Selain itu dapat pula diletakkan tanaman hijau sebagai komponen penunjang meskipun tidak termasuk dalam kategori furniture. Furnitur lainnya adalah vitrine untuk display produk yang digunakan pada spa tersebut. Vitrine adalah lemari pajang untuk menata benda-benda untuk display agar mudah dilihat. Bentuk vitrine ada beberapa macam : •
Vitrine dinding
Diletakkan berhimpitan dengan dinding. Bagian muka diberi kaca polos, sedangkan yang berhimpit dengan dinding ditutup dengan papan.
Gambar 3.21 Vitrine Dinding (Sumber : Pusat Kesenian Jakarta Cipta, 1992)
114
•
Vitrine sudut
Diletakkan di sudut ruang, hanya terlihat dari satu arah.
Gambar 3.22 Vitrine Sudut (Sumber : Pusat Kesenian Jakarta Cipta, 1992) b. Bahan Furniture Bahan yang digunakan pada furniture mempunyai karakteristik berbeda satu sama lain serta dapat membawa kesan tersendiri selain dari fungsi dan kegunaan yang menjadikannya digunakan dalam suatu furniture. 1. Furniture dengan bahan kayu •
Kuat
•
Lebih nyaman dipakai
2. Furniture dengan bahan aluminium •
Ringan
•
Tahan lama
•
Bisa dibuat bervariasi
115
3. Furniture dengan bahan formika •
Mudah dibersihkan
•
Tahan lama
•
Tidak memerlukan taplak meja
4. Furniture dengan bahan plastic dan fiber glass •
Tahan lama, awet dipakai
•
Mudah dibersihkan
•
Ringan dan mudah dipindah-pindahkan
•
Dapat diatur dalam deretan besar menurut warna dan desainnya
•
Harganya tidak terlalu mahal
c. Sistem Konstruksi Furniture 1. Build in Furniture Suatu sistem konstruksi yang memanfaatkan bangunan rumah atau gedung sebagai penguat konstruksi. Konstruksi furniture menempel pada dinding khusus yang dibangun atau dibuat untuk penempatan furniture. 2. Knock Up Furniture Konstruksi ini menggunakan sistem sambungan konstruksi mati. Dengan teknik ini pemakai tidak memiliki peluang untuk membongkar kembali furniture.
116
3. Knock Down Furniture Keuntungannya dapat dilepas pasang untuk memudahkan penyimpanan dan pemasangan. Penyambungan membutuhkan mur - baut khusus yang dapat disetel dengan mudah dan tidak buang waktu. 4. Folding Umumnya digunakan pada kursi lipat. Konstruksi ini dapat dilipat, selain ringkas juga dapat menghemat pemakaian ruang pada penyimpanan. Dalam mendesain folding chair, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : •
Prosedur pemakaian yang jelas
•
Keamanan dalam melipat dan membuka agar tidak terjadi resiko akan mencederai pemakai
5. Stacking Umumnya digunakan pada kursi susun. Desain konstruksi kursi susun menurut perhitungan yang presisi. Adapun kemungkinan penyusunan : •
Tumpuk mengarah ke atas
•
Mengarah ke samping atau miring
•
Sejajar dengan permukaan lantai
d. Cara Produksi Furniture 1. Furniture Mass Product Merupakan produk furniture yang diproduksi oleh pabrik dan biasanya diproduksi dalam bentuk banyak. Material dan bentuknya masih umum dan sederhana.
117
2.
Furnitur Made to Order
Yaitu produk furnitur yang dirancang secara khusus, sesuai kebutuhan pesanan, material dan bentuknya disesuaikan dengan konsep ruangan yang diinginkan. 3.4.3 Tinjauan Material Lantai, Dinding, dan Ceiling Elemen interior dalam setiap bangunan terdiri atas 3 (tiga) aspek yaitu lantai, dinding, dan ceiling. Berikut penjelasannya. a. Lantai Sebagai bahan penutup pada bagian bawah bangunan sehingga tempat bersih dan sebagai salah satu elemen pendukung citra ruang pada bangunan. Lantai yang sesuai dengan karakteristik kegiatan di dalam spa, yaitu : •
Memiliki nilai estetis. Mengikuti perkembangan zaman seperti : type crystal, bermain motif dan bermain
gradasi. •
Struktur penguat Penunjang kegiatan manusia, penunjang furniture, lalu lintas (sirkulasi) dan
kekuatannya sangat tergantung dari konstruksi dan pemilihan materialnya •
Pengontrol lingkungan Terhadap air tanah, iklim, panas, suara (transmisi suara , penghantar dan peredam
suara serta penyekat vibrasi (getaran). Ketika memilih bahan penutup lantai, ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum digunakan pada ruangan. Diantaranya adalah: •
Memberi kesan yang sesuai
118
•
Penampilan yang baik sesuai citra ruang
•
Mempunyai daya tahan terhadap : jenis pemakaian, tahan gores/benturan/gesekan.
•
Diusahakan dapat meredam/menyerap suara
•
Dapat menahan beban
•
Mudah dalam perawatan.
•
Tidak licin
•
Memiliki nilai estetis
Tabel 3.9 Bahan Penutup Lantai (Sumber : Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Bangunan, 2010)
119
b. Dinding Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Fungsi dinding antara lain : •
Party walls: dinding pemisah antara dua bangunan dan bersandar pada masingmasing bangunan.
•
Fire walls: dinding yang dipergunakan untuk pelindung dari pancaran api karena kebakaran.
•
Curtain atau panel walls: dinding yang digunakan sebagai pengisi pada suatu konstruksi yang kaku, misalnya konstruksi baja dan beton.
•
Partition walls: digunakan sebagai pemisah dan pembentuk ruang yang lebih besar dalam ruangan.
Ketika memilih bahan untuk dinding, ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum digunakan pada ruangan. Diantaranya adalah: •
Penampilan yang baik sesuai citra ruang
•
Mempunyai daya tahan terhadap: kebisingan, jenis pemakaian, tahan terhadap suhu baik dingin / panas.
•
Mudah dalam perawatan.
•
Menahan akustik dengan baik
•
Memiliki nilai estetis
120
Tabel 3.10 Bahan Pelapis Dinding (Sumber : Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Bangunan, 2010)
121
Tabel 3.11 Bahan Dinding (Sumber : Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Bangunan, 2010) c. Ceiling Ceiling / plafon umumnya sebagai bahan penutup langit-langit yang membatasi antar lantai, adapun fungsinya antara lain: •
Sebagai pembentuk ruang
•
Sebagai bidang penempelan titik lampu
•
Sebagai peredam suara
•
Ruang / rongga untuk pelindung bermacam instalasi
•
Pemantul cahaya yang efisien jika permukaannya halus dan berwarna terang.
122
Ketika memilih bahan untuk ceiling/plafon, ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum digunakan pada ruangan. Diantaranya adalah: •
Penampilan yang baik sesuai citra ruang.
•
Mempunyai daya tahan/konstruksi yang kuat terhadap topangan dari armatur lampu juga tahan panas / api.
•
Menahan akustik yang baik.
•
Memiliki nilai estetis.
Tabel 3.12 Bahan Ceiling / Plafon (Sumber : Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Bangunan, 2010)
123
3.4.4 Tinjauan Karakteristik Warna Warna merupakan aspek yang dapat mempengaruhi visualisasi suatu ruang serta memberikan suasana tertentu pada psikologi pemakai ruangan.
NO
WARNA
PENGARUH PSIKOLOGI WARNA TERHADAP MANUSIA
KETERANGAN
1
MERAH
kegembiraan, agresif, optimis, kekuatan maskulin, dinamis, mobilitas, asmara, ledakan, kematian, keberanian, terang, panas.
Warna hangat, panas bergelora, menguras tenaga, merangsang perasaan, mempercepat denyut nadi, menaikkan tekanan darah. Warna merah dalam skala besar (tegang). Warna merah dalam skala kecil dapat diperbesar dan diimbangi dengan warna hijau dan biru yang berkesan semangat hidup.
2
HIJAU
alam, kesuburan, hijau, hidup, harapan, makmur, stabilitas, aman, tenang, higienis, segar, kerusakan, cemburu.
Warna yang mendekati hangat yang menjadi warnapilihan dalam mengimbangi susunan warna yang mencari ketenangan. Warna ini termasuk pembawa ketenangan (dalam skala kecil). Secara simbolis: kemegahan, lambing pohon yang berakar, dalam dan teguh, kepribadian yang keras dan berkuasa, ketabahan, dan kekerasan hati.
3
HITAM
solid, tegas, nyata, elegan, gelap, kematian, sakit, putus asa.
warna aksen yang berkekuatan besar, menyedihkan jika berlebihan, berat, bebas tenang, mulia. Lambing kehidupan yang terhenti karenanya berkesan kematian, kehampaan, kegelapan.
4
ABU-ABU
netral, teknologi, otonomi, dingin.
Tidak gelap, idak terang, sama sekali bebas dalam merangsang apapun. Bukan subyek dan bukan obyek, bukan ketegangan, maupun kelemahan, tidak hangat dan tidak dingin warna muda berkesan sederhana, warna tua berkesan jantan.
5
BIRU
spiritualitas, semangat, kewanitaan, konservatif, kesetiaan, keadilan, pasif, tenang, kepuasan, higienis, loyalitas, melankolis, ketakutan, ragu, kegelapan
warna terdingin, melambangkan ketenangan yang sempurna, merenung kesunyian, kesendirian, tentram, sabar, mulia, hormat. Penggunaan warna biru dalam skala besar dapat menimbulkan rasa sedih, duka cita, kemurungan, tertekan. Lambang kebenaran, kepercayaan, cinta, pasrah, abadi sifatnya. Melambangkan loyalitas, ketengan air, tingkah laku yang tenang, lembut, menerangi benda-benda yang bernilai tinggi. Keberadaan warna biru dalam skala kecil dalam susunan warna hangat dan gabungan warna netral akan memberi aksen tersendiri.
6
KUNING
ceria, harapan, bersinar, kepandaian, aksi, muda, takut, pengecut, kematian, rasa lemon, asam, ringan.
warna teringan, berhubungan dengan kegembiraan, ruang, lucu. Warna yang menghasilkan efek cahaya atau sinar yang kuat dalam usaha mengurangi ketegangan. Turunan warna kuning yang lebihmuda (krem) dikenal sebagai warna yang aman, jika berlebihan menimbulkan kejenuhan.
7
PUTIH
kemurnian, penyegaran, perfect, bijaksana, higienis, bersih, kekosongan, sia-sia, lamban, setan.
Jernih, jelas, keterbukaan, dan cerah aman dipakai dalam skala besar untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Berhubungan dengan kebersihan dan sanitasi. Sebagai aksen, warna ini berkesan muntakhir, bermutu tinggi, mungkin karena sering digunakan oleh para desainer paham modern
8
COKELAT
organic, kekuatan, maskulin, tanah, ramping, kesehatan, serba guna, vulgar, merangsang, netral, miskin, kering.
Memberi rasa damai yang lebih besar karena hilangnya dorongan kreatif, aktif dalam warna merah. Warna coklat dan sawo akan menetralkan warana merah dan kuning. Dalam warna yang cerah berkesan lemah. Bersifat pasif, menerima dan penuh perasaan.
Tabel 3.13 Karakteristik Warna (Sumber : Akmal, Menata Rumah dengan Warna, 2006)
124
3.4.5 Tinjauan Sistem Pencahayaan Tujuan dari penataan pencahayaan adalah untuk menciptakan lingkungan dan suasana yang sesuai untuk ruangan. Iluminasi merupakan suatu ukuran cahaya yang mengenai suatu bidang. Iluminasi membantu agar objek dapat dilihat dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Namun ada beberapa objek yang tidak tahan terhadap level iluminasi tertentu dikarenakan bahannya yang sensitive terhadap cahaya. Rekomendasi maksimum level iluminasi : •
Objek sensitif cahaya 50 lux : Kain, kostum, swarowski, wallpaper, kertas, bulu
•
Objek sensitif cahaya 200 lux : Lukisan minyak, kulit, tulang
•
Objek sensitif cahaya 300 lux : Logam, batu, kaca, keramik, perhiasan
125
Skema 3.6 Studi Pencahayaan (Sumber : Juwana, Sistem Bangunan Tinggi, 2005)
126
PENDANT LIGHT
• Lampu gantung dengan kap penerangan. • Bersifat setempat atau penyebaran terbatas. • Model beraneka ragam.
WALL WASHER
• Lampu tanam spotlight yang mengarah ke dinding. • Baik untuk penerangan objek tertentu. • Model kurang bervariasi.
DOWN LIGHT
• Lampu tanam di ceiling. • Penerangan terbatas. • Pemasangan dengan modul letak untuk jarak ± setiap 2m.
SPOT LIGHT
• Lampu sorot yang dapat diarahkan sesuai keinginan. • Baik untuk memberi pencahayaan pada objek tertentu. • Pemasangan digantungkan atau dikaitkan pada track metal.
TABLE LAMP
• Lampu meja yang cahayanya memberi efek khusus pada sekitarnya. • Jangkauan penerangan terbatas. • Baik untuk kegiatan membeca dan menulis.
STRIP LIGHT
• Lampu yang ditanamkan pada unit lemari atau rak. • Memberi penerangan untuk objek yang berada tepat di bawahnya.
WALL LAMP
• Lampu yang digantung atau ditempelkan pada dinding. • Pencahayaan bersifat tidak langsung, karena memantul ke dinding. • Baik untuk elemen estetis.
PENCAHAYAAN BUATAN
STANDARD LAMP
• Lampu yang ditujukan untuk memberikan kesan tertentu pada ruangan. •Penggunaan lebih dari satu dan pemakaian bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan.
STANDING LIGHT
• Dengan tinggi ± 120–150 cm. • Untuk penerangan langsung dibawahnya dan memberi efek tertentu. • Penyebaran cahaya kurang baik dan baik untuk elemen estetis.
CENTRAL LAMP
• Sebagai lampu pusat untuk ruangan yang relatif besar. • Dapat berupa lampu yang ditempel di ceiling atau lampu gantung. • Cahaya menyebar.
Skema 3.7 Studi Pencahayaan Buatan (Sumber : Mata Kuliah Desain Pencahayaan, 2011) 3.4.6 Tinjauan Sistem Penghawaan Penghawaan pada ruangan sangat penting bagi kesehatan pemakai ruangan karena manusia membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort) untuk melakukan aktivitas secara optimal. Dengan adanya lingkungan udara yang nyaman ini manusia akan dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat. Keadaan udara pada suatu ruang aktifitas sangat berpengaruh pada kondisi dan keadaan aktifitas itu. Bila
127
dalam suatu ruangan yang panas dan pengap, manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya tentu juga akan sangat terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitasnya secara baik, dan ia merasa tidak kerasan. Maka kenyamanan dalam ruangan yang menyangkut udara harus terpenuhi yaitu meliputi: temperatur udara, kelembaban udara, pergerakan udara, dan tingkat kebersihan udara. Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau kondisi yang harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan penghawaan buatan (air conditioning). Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut. Agar didapatkan suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu diketahui besarnya beban kalor pada ruang/bangunan (karena fungsi AC adalah untuk menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban udara tetap nyaman. Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari, hantaran panas secara transmisi, hantaran panas ventilasi atau infiltrasi, beban panas intern (manusia dan peralatan elektronik atau mesin). Dengan memperhatikan hal di atas, maka didalam desain ruang atau bangunan yang menggunakan
penghawaan
buatan,
harus menyertakan
pertimbangan-
pertimbangan berikut: •
Bentuk cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanaan sistem penghawaannya.
•
Bentuknya diusahakan disejajarkan dengan arah aliran angin
128
•
Langit-langit/plafon dibuat relatif rendah untuk memperkecil volume ruang. Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam suatu bangunan,
sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan keseimbangan antara kondisikondisi termal dan atmosfer dalam dan kondisi-kondisi iklim yang terus-menerus berubah di luar ruangan dan di dalam ruangan itu sendiri. Jika suasana panas, sistem harus memberi cukup udara sejuk untuk mengatasi panas yang diperoleh dari luar. Dalam keadaan dingin, ia harus memberi cukup panas untuk menggantikan panas yang hilang. PENGHAWAAN
ALAMI
BUATAN
• Ergonomis. • Tergantung pada cuaca. • Tidak menjamin konstannya kelembaban udara.
Keuntungan: • Murah • Tidak perlu perawatan khusus.
• Menjamin konstannya kelembaban udara karena menggunakan pengatur suhu.
Kerugian: • Tidak bias mengontrol kelembaban dan suhu udara. • Memakai ventilasi yang juga dapat membawa kotoran dan debu. • Gangguan bunyi yang besar. • Distribusi tidak merata • Menimbulkan masalah akustik.
Keuntungan: • Kelembaban dapat diatur. • Suhu bias dikontrol sesuai keinginan. • Gangguan bunyi hampir tidak ada. • Distribusi merata. • Pengaturan cahaya dapat sepenuhnya.
Kerugian: •Biaya relatif mahal. •Butuh perawatan khusus.
CENTRALIZED AC • Dingin lebih merata. • Secara estetis lebih baik. • Suara lebih halus. • Pemeliharaan dan pengontrolan lebih mudah. • Membutuhkan space khusus pada ducting.
DECENTRALIZED AC • Dingin kurang merata. • Penggunaan per unit pengaturannya mudah. • Tidak memerlukan space khusus di ducting.
Skema 3.8 Studi Penghawaan (Sumber : Juwana, Sistem Bangunan Tinggi, 2005)
129
Tuntutan ruang
Panas dari pancaran cahaya lampu
•Perlunya penghawaan yang dapat menetralisir panas tersebut sehingga tidak mengganggu aktivitas tamu. •Suasana ruang dingin dan sejuk.
Pemecahan masalah
•AC yang ditanam pada dinding dan ceiling.
Tuntutan ruang
Kepentingan Estetis PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN SISTEM PENGHAWAAN
• Penampilan ruang harus rapi dan bebas dari tampilan kabel.
Pemecahan masalah
• Penggunaan linier difuser
Kurang meratanya penghawaan
Tuntutan ruang
• Penghawaan harus merata.
Pemecahan masalah
• Penggunaan armature AC.
Tuntutan ruang
Kebiasaan merokok pada ruangan
•Membutuhkan unit penghisap asap agar kebersihan udara tetap terjaga.
Pemecahan masalah •Penggunaan Exhaust.
Skema 3.9 Pemecahan Masalah Sistem Penghawaan (Sumber : Juwana, Sistem Bangunan Tinggi, 2005) 3.4.7 Tinjauan Sistem Keamanan dan Signage Suatu bangunan harus memiliki sistem keamanan dan signage yang saling mendukung satu sama lain demi keselamatan pengguna dalam keadaan darurat. Ketersediaan sistem keamanan yang tidak dilengkapi dengan sistem signage akan membuat informasi tentang penanggulangan keadaan darurat tidak tersampaikan, seperti tidak terteranya signage pintu keluar darurat sehingga akan menyulitkan pada saat keadaan genting. Selain itu, informasi lain yang harus diketahui pemakai bangunan dalam penggunaan sehari – hari seperti letak toilet wanita dan laki – laki dan pintu masuk / keluar demi kenyamanan bersama sesama pemakai bangunan.
130
a. Tinjauan Sistem Keamanan Hal paling umum yang berada di dalam bangunan adalah adanya sistem keamanan untuk kebakaran serta pengawasan standar untuk mengawasi keseluruhan aktivitas di dalam bangunan khususnya pada titik – titik tertentu yang berpotensi akan terjadinya tindakan
kriminal
seperti
pencurian,
vandalism,
dan
sebagainya.
Untuk
menanggulangi jika terjadi kebakaran, digunakan : •
Alat pemadam api ringan (APAR)
Berbentuk tabung dan diletakkan pada titik – titik yang mudah dijangkau dan mudah terlihat dengan warna merah mencolok yang akan tetap terlihat meski keadaan ruangan penuh dengan asap. Penggunaan APAR secara efektif mampu mencegah terjadinya kebakaran dengan skala yang lebih besar. APAR dibutuhkan untuk segalam macam bentuk bangunan.
Gambar 3.25 Alat Pemadam Api Ringan (Sumber : Google)
131
•
Fire hydrant
Fire hydrant hanya dipasang pada bangunan dengan luas lebih dari 500M² dengan jumlah lantai satu atau dua. Jarak pemasangan antara satu fire hydrant dengan fire hydrat yang lain adalah 60M.
Gambar 3.26 Fire Hydrant (Sumber : Google) •
Detector
Alat pendeteksi awal terjadinya kebakaran agar bisa segera ditanggulangi untuk mencegah terjadinya kebakaran dengan skala lebih besar yang akan lebih berbahaya bagi pemakai bangunan. Detector terbagi menjadi 3 yaitu : 1. Detector asap •
Jarak antara detector maksimum 12m didalam ruang aktif dan 18m untuk ruang sirkulasi.
•
Jarak antar detector dengan dinding minimum 6m untuk ruang aktif dan 10m untuk ruang sirkulasi.
132
•
Setiap kelompok system dibatasi maksimum 20 buah detector untuk melindungi rangan seluas 2000m².
2. Detector Api •
Setiap kelompok dibatasi maksimum 20 buah detektor.
•
Detector yang dipasang diluar ruang harus terbuat dari bahan yang tahan karat, tahan pengaruh angina dan getaran.
•
Untuk daerah yang sering mengalami sambaran petir, harus dilindungi sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan tanda bahaya palsu.
3. Detector panas •
Dipasang pada posisi 15mm hingga 100mm diatas permukaan langit-langit.
•
Pada satu kelompok system ini tidak boleh dipasang lebih dari 40 buah.
•
Jarak antara detektor tidak lebih dari 7m untuk ruang aktif dan tidak lebih dari 10m untuk ruang sirkulasi.
•
Jarak antara detektor dengan dinding minimum 30cm.
Gambar 3.27 Detector (Sumber : Google)
133
•
Sprinkler
Sebuah alat yang dihubungkan dengan jaringan pipa air bertekanan tinggi dan akan memancarkan air secara otomatis dan merata ke semua arah sebelum api membesar. Sprinkler tersambung dengan sensor pada detector, sehingga jika detector mendapat tanda awal kebakaran maka alarm kebakaran langsung berbunyi sebagai peringatan untuk menyelamatkan diri dan sprinkler mulai aktif mengeluarkan air.
Gambar 3.28 Sprinkler (Sumber : Google) •
Close Circuit TeleVision (CCTV)
Digunakan untuk mengawasi kegiatan yang terjadi di dalam gedung untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan diluar dari musibah kebakaran, seperti pencurian. Umumnya diletakkan pada sudut – sudut ruangan untuk mendapatkan sudut pandang keseluruhan serta mengarah pada titik – titik yang rawan akan terjadinya tindakan kriminal seperti area kasir dan display produk.
134
Gambar 3.29 CCTV (Sumber : Google) b. Tinjauan Sistem Signage Fungsi utama signage adalah sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi tersebut agar penerima informasi dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang diberikan melalui tulisan atau simbol tertentu. Fungsi signage terbagi menjadi 4, yaitu : 1. Informasi : Tanda – tanda yang memberikan informasi tentang fasilitas tertentu. Contohnya pada peta, lembar/buku instruksi pemakaian, dan sebagainya. 2. Petunjuk arah : Umumnya digunakan sebagai panduan menuju suatu fasilitas atau tempat dengan fungsi tertentu. Contohnya adalah penggunaan tanda panah yang disertai dengan tulisan atau tanda tempat tujuan. 3. Identifikasi : Tanda untuk menandai suatu tempat atau fasilitas. Contohnya pada penempatan nama ruangan, nomor ruangan, nomor lantai, toilet, dan sebagainya.
135
4. Keamanan dan peraturan : Tanda untuk memberikan peringatan atau instruksi keselamatan. Contohnya pada rambu lalu lintas, exit signage, peraturan tata tertib yang berlaku, dan sebagainya.
Gambar 3.30 Signage (Sumber : Google)
136
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona ini, zona private dan service berada di belakang. Letak kedua zona tersebut memang dapat memnuhi kebutuhan pada zona semi private lantai 1 namun kurang dekat dengan zona semi private pada lantai 2 sehingga letak zona service seharusnya berada sedikit lebih di depan.
137
Gambar 4.2 Alternatif Zoning 2 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Masih belum ada perubahan pada peletakan zona public tetapi zona private dan service pada alternative ini sudah diletakkan dekat dengan tangga karena kedua zona tersebut berhubungan langsung dengan zona semi private. Namun peletakan zona service masih terlalu jauh dengan tangga karena sebenarnya zona service yang lebih diharuskan untuk dekat dengan akses ke lantai 2 dibanding dengan zona private.
138
Gambar 4.3 Alternatif Zoning 3 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Letak zona publik yang tepat karena berada dekat dengan pintu masuk. Zona private terletak pada sudut lain ruangan mempertimbangkan tidak semua orang mendapatkan akses menuju zona private. Zona service terletak berdampingan dengan zona private karena aktivitas yang terjadi diantaranya keduanya berkaitan. Alternative zoning ini merupakan zoning yang terpilih.
139
Gambar 4.4 Alternatif Grouping 1 Lantai 1 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Ruang pemilik, staff, karyawan, dan terapis seharusnya mendapatkan akses menuju pantry.
140
Gambar 4.5 Alternatif Grouping 1 Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Letak kabin diletakkan seperti itu agar mendapat cahaya alami jika diperlukan.
141
Gambar 4.6 Alternatif Grouping 2 Lantai 1 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Area janitor seharusnya lebih dekat dengan pantry.
142
Gambar 4.7 Alternatif Grouping 2 Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Area kabin couple merupakan area yang seharusnya lebih private dengan peletakan yang lebih jauh dari sirkulasi vertical utama pada bangunan.
143
Gambar 4.8 Alternatif Grouping 3 Lantai 1 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Penempatan ruang yoga sudah sesuai dengan bubble diagram yang dibuat. Begitu juga dengan letak ruang lainnya yang sudah disesuaikan dengan bubble diagram. Alternative grouping ini merupakan grouping yang terpilih.
144
Gambar 4.9 Alternatif Grouping 3 Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Penempatan ruang sudah disesuaikan dengan bubble diagram dan alternative grouping ini merupakan alternative grouping yang terpilih.
145
Skema 4.1 Mind Map Konsep Judul (Sumber : Data Pribadi)
Skema 4.2 Mind Map Penerapan Konsep (Sumber : Data Pribadi)
146
4.1 Konsep Perancangan Perancangan judul interior pada urban day spa ini mengambil data dari spa The Sanctum dengan filosofi “A place to escape from your busy routine” yang sesuai dengan latar belakang masalah dimana spa ini diperuntukkan untuk masyarakat perkotaan yang rentan akan stress yang muncul dari rutinitas sehari – hari yaitu city escape. Tema untuk perancangan interior adalah oasis yaitu suatu tempat yang tenang ditengah kondisi sulit, seperti kehidupan di suatu tempat dengan sumber air dan pepohonan hijau diantara gurun pasir. Tema oasis tersebut mencerminkan The Sanctum sebagai tempat yang menghadirkan suasana sejuk ditengah kesibukan perkotaan.
147
Gambar 4.10 Oasis (Sumber : www.gettyimages.com) 4.2 Citra Ruang Citra ruang yang ingin ditampilkan adalah relaks karena inti dari spa ini adalah relaksasi bagi masyarakat urban dari rutinitas sehari – harinya. Kesan relaksasi ditampilkan dalam bentuk ruangan yang menampilkan citra yang menyegarkan, sedangkan kesan modern didapat dari bentuk furniture. Bentuk yang diterapkan mengambil konsep bentuk organis yang disesuaikan dengan bentuk atau keadaan alam yang bentuknya organis. Bentuk organis juga dapat mengurangi rasa stress karena memberi kesan nyaman dan lembut dibandingkan bentuk geometris yang tegas dan kaku. Material yang dipakai adalah material yang berasal dari alam dan ramah lingkungan seperti kayu, rotan, bamboo, dan bebatuan serta material lain yang memberi kesan relaks.
148
Gambar 4.11 Citra Ruang (Sumber : www.google.com)
4.3 Konsep Warna Warna – warna yang digunakan adalah warna yang menenangkan yang dapat menimbulkan suasana refreshing dan relaxing sesuai dengan tema oasis.
149
•
Warna biru
Seperti langit dan laut, surge dan seluruh alam semesta warna biru merupakan warna suci. Mulai dari biru sangat muda sampai warna deep cobalt, warna ajaib ini memberi efek tenang, mengurangi perpecahan dan mengurangi banyak gejala stress. Tekanan darah akan melambat dan bernafas lebih pelan. Meditasi yang membutuhkan ketenangan akan lebih mudah dicapai dalam ruangan bernuansa biru pucat. Warna lebih gelap akan menambah konsentrasi dan kemampuan bekerja lebih produktif. Sebuah ruangan tidak perlu semua berwarna biru untuk memperoleh keuntungan penyembuhan dari warna ini. Terlalu banyak warna biru akan membuat ruangan terasa dingin dan tidak bergairah. Perpaduan warna biru dengan warna hangat yang membumi dapat menciptakan ruangan yang tenang namun tetap menyenangkan. •
Warna hijau
Warna yang terinspirasi dari alam dan menenangkan ini mengurangi rasa sakit dan kegelisahan, melawan depresi dan menciptakan suatu oerasaan yang sehat. Warna hijau
memberikan
menyembuhkan
efek
rasa
sakit,
menenangkan mewakili
mata,
menciptakan
penyembuhan,
relaksasi,
pertumbuhan
dan
pembaharuan. •
Warna bumi / coklat
Warna – warna yang diambil dari bumi memberikan perasaan nyaman karena warna tersebut melambangkan hubungan manusia dengan alam. Selain itu juga mewakili kestabilan, kekuatan dan kedewasaan, membantu menenangkan kegelisahan dan mudah bersosialisasi dengan warna lain.
150
•
Warna salju / putih
Warna ini sering dipersepsikan sebagai ketiadaan warna. Warna putih dapat dipadukan dengan semua spectrum warna. Warna putih juga men gandung arti spiritual, membuat suasana meditasi, membangkitkan kreatifitas, mempertegas efek dari warna yang lain, menampilkan cahaya terang dari matahari. •
Warna ungu
Warna ungu memiliki arti positif yaitu kemewahan, ambisi dan empati. Warna ini memberi kesan spiritual dan misterius namun juga memberi kesan anggun. Warna ungu yang gelap memancarkan kekuatan, seperti kekuatan akan intuisi, fantasi, inspirasi dan rasa kreativitas.
Gambar 4.12 Konsep Warna (Sumber : Data Pribadi)
151
4.4 Konsep Pencahayaan Pencahayaan menggunakan sistem pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami dimaksimalkan pada ruangan – ruangan yang kemungkinan terjadi banyak kegiatan agar tidak diperlukan energi tambahan pada siang hari. Untuk pencahayaan buatan yang digunakan, dibagi menjadi beberapa jenis pencahayaan yaitu pencahayaan langusng, pencahayaan tidak langsung dan spot lighting. Ketiga pencahayaan tersebut ditempatkan pada area – area yang diperlukan baik dari segi estetika maupun fungsi. Pada lampu - lampu juga dilengkapi dengan dimmer untuk mengatur intensitas cahaya sesuai yang diinginkan.
Gambar 4.13 Konsep Pencahayaan (Sumber : www.google.com)
152
4.5 Konsep Penghawaan Penghawaan yang dipakai adalah penghawaan buatan menggunakan ac central, ac split dan exhausfan. Ac dipakai dengan pertimbangan menjaga suhu kamar tetap, baik bagi terapis maupun pengunjung pada saat melakukan aktivitas. Khusus untuk ruang perawatan tubuh menggunakan AC split karena membutuhkan pengatur suhu pada masing – masing ruangannya. Exhaustfan juga digunakan karena berfungsi sebagai penyedot asap dan menghilangkan bau pada area tertentu. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1205/Menkes/Per/X/2004, suhu ruangan berkisar antara 18-20°C dan kelembaban berkisar antara 40 – 70%.
4.6 Konsep Akustik Ruang Menggunakan material yang dapat meredam suara bising untuk relaksasi yang maksimal pada tiap ruangan seperti penggunaan glasswool pada tiap partisi serta penggunaan material lantai yang dapat meredam suara langkah kaki seperti karpet dan parket.
Gambar 4.13 Konsep Akustik Ruang (Sumber : www.google.com)
153
4.7 Konsep Keamanan dan Signage Menggunakan peralatan keamanan serta signage standar yang mudah dipahami. Peletakan peralatan keaman disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk peralatan pemadam kebakaran ringan maka sebaiknya ditempatkan pada tempat – tempat yang mudah terlihat dan dijangkau namun tidak mengganggu penampilan ruang. Untuk penempatan CCTV, diletakkan di tempat sesuai kebutuhan seperti pada area kasir dan launge ataupun ruang tunggu. Untuk signage digunakan simbol dan petunjuk yang mudah dipahami serta letaknya yang mudah terlihat.
Gambar 4.14 Konsep Keamanan (Sumber : www.google.com)
154
Gambar 4.15 Konsep Signage (Sumber : www.google.com)
155
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil studi dan proses perencanaan “Perancangan Interior Pada Urban Day Spa” dengan studi kasus pada The Sanctum, dapat disimpulkan bahwa : 1. Urban day spa merupakan pengembangan dari day spa dengan target pengunjung tersendiri yaitu masyarakat perkotaan yang rentan akan stress serta lokasi yang berada di kawasan perkotaan. 2. Konsep judul untuk desain interior urban day spa berasal dari signature treatment The Sanctum yaitu City Escape. 3. Penerapan warna yang disesuaikan dengan tema oasis dapat memberikan kesan relaks sekaligus segar bagi pengunjung. 4. Desain interior pada urban day spa The Sanctum yang menerapkan bentuk organik dapat mengurangi stress yang dirasakan pengunjung dengan efek relaks yang ditimbulkan dari bentuk organik tersebut. 5. Penggunaan material dari alam khususnya material yang terdapat di Indonesia pada desain interior The Sanctum sebagai elemen natural sekaligus penerapan green design.
156
5.2 Saran Spa merupakan salah satu langkah menuju relaksasi khususnya bagi masyarakat perkotaan yang rentan akan stress. Akan lebih baik jika tujuan relaksasi tersebut didukung oleh desain interior yang sesuai untuk relaksasi yang lebih maksimal, bukan hanya melalui treatment yang ditawarkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang elemen – elemen interior yang paling baik dan sesuai untuk relaksasi pada spa, seperti bentuk, warna, material, serta desain pencahayaan agar spa dapat berperan secara maksimal sebagai salah satu cara menuju relaksasi.
157
PENUTUP
Demikian pembahasan tentang perancangan interior pada urban day spa yang tentunya masih banyak kekurangan karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi. Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya penulisan ini. Semoga makalah ini berguna, khususnya bagi penulis.
158
REFERENSI
Griya Asri. (2003). Memanjakan Tubuh di Spa. No. 244/048. Griya Asri. Julius Panero, Martin Zelnik. (1979). Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta : Erlangga. Amos Rapoport. (1977). Human Aspects of Urban Form: Towards a ManEnvironment Approach to Urban Form and Design. Milwaukee. S. C. Reznikoff. (1989). Interior Graphic And Design Standards. New York : Billboard Publication. Jimmy . S. Juwana. (2005). Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta. Imelda Akmal. (2006). Menata Rumah dengan Warna. Jakarta : Gramedia. Eko Nugroho. (2008). Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta. Pramudji Suptandar. (1995). Merencana Tata Ruang Dalam. Jakarta : Djambatan. McLennan. J. F. (2004). The Philosophy of Sustainable Design Syti Syahdina. 2010. Seluk Beluk dan Fungsi Spa. Diperoleh 3 Maret 2013 dari http://sytisahdina.blogspot.com/2010/07/seluk-beluk-dan-fungsi-spa.html Sherly Debora Silalahi. (2006). Beauty & Health Center. Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta, Jakarta. Widya Setyandini.(2006). Perencanaan Interior Natural Spa (Spa di Pusat Kota). Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta, Jakarta.
159
Anindia Damayanti. (2012). Perancangan Interior Tea Spa. Fakultas Komunikasi dan Multimedia Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Romi. (2009). Perancangan Komunikasi Visual Untuk Menunjang Promosi Everyday Spa. Fakultas Komunikasi dan Multimedia Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1205/Menkes/X/2004. Frederic Snauwaert, Waynne Fan. (2007). Within Spas. Singapura : Page One. Heinz Frick, Tri Hesti Mulyani. (2006). Seri Eko-Arsitektur 2 Arsitektur Ekologis. Yogyakarta : Kanisius. Michael A Humphreys, J Fergus Nicol. (1998). Understanding the Adaptive Approach to Thermal Comfort, ASHRAE Trans. School of Architecture Oxford University, Oxford.