1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Manusia sering diperhadapkan dengan berbagai keadaan yang turut mempengaruhi keberlangsungan hidupnya sehingga menjadi suatu hal yang mau atau tidak mau harus dilakukan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Diantara berbagai keadaan yang acap kali ditemui, ada yang dapat memberi dampak tidak baik apabila tidak dipikirkan lebih jauh untuk terciptanya suatu solusi sehingga dampak yang tidak baik tersebut dapat dieliminasi atau diminimalisir. Salah satu keadaan yang dapat menimbulkan dampak tidak baik bila tidak dicermati adalah keadaan mengantri. Antrian merupakan suatu fenomena yang selalu dapat terjadi dan sulit untuk dihindarkan kejadiannya pada berbagai situasi dalam aktivitas manusia sehari-hari. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat berupa rutinitas yang selalu dilakukan maupun situasi yang tidak diharapkan terjadi dalam rangkaian aktivitas manusia sehari-hari. Sebagai contoh dari situasi tersebut antara lain antrian pada loket pembayaran jalan tol, antrian pada loket masuk dan keluar parkiran, antrian pada runway pesawat untuk mendarat maupun lepas landas, antrian pada loket bank, antrian pada kasir restoran cepat saji, antrian pada produk untuk di-assembly, dan antrian pada bongkar-muat gudang. Kondisi
2
mengantri yang terjadi, seperti pada contoh-contoh tersebut, adalah sebagai akibat dari proses penumpukan, baik manusia maupun barang, pada fasilitasfasilitas pelayanan yang belum optimal. Penumpukan yang terjadi itu dapat menyebabkan dikeluarkannya biaya-biaya sebagai akibat penumpukan itu sendiri, seperti biaya lost sales, maupun biaya untuk mengoptimalkan fasilitas pelayanan tersebut. PT. Federal Karyatama adalah perusahaan yang memproduksi pelumas bermerek Federal Oil, sebagai salah satu produk pelumas yang digunakan untuk kendaraan beroda dua, khususnya yang bermesin 4-tak. Kegiatan produksi PT. Federal Karyatama meliputi proses pengemasan dan pengepakan pelumas yang melibatkan tenaga mesin dan manusia pada setiap lini produksi. Bagian pengepakan merupakan bagian yang melayani pengepakan botol-botol oli ke dalam box karton dengan satu orang operator, dimana rentan terjadi penumpukan akibat banyaknya botol-botol oli yang datang dari stasiun kerja sebelumnya. Antrian pada stasiun kerja ini disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara jumlah operator yang melayani proses pengepakan dan jumlah botol oli yang datang dari stasiun kerja sebelumnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu solusi untuk mengatasi ketidakseimbangan antara jumlah operator dan jumlah kedatangan botol oli pada bagian pengepakan sehingga dapat tercipta suatu kondisi yang lebih optimal.
3
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Stasiun kerja pengepakan botol oli sebagai bagian dari proses produksi pelumas PT. Federal Oil memiliki satu orang operator yang melayani proses pengepakan, berdasarkan observasi pada kondisi saat ini masih belum optimal dalam mengimbangi jumlah kedatangan botol oli dari stasiun kerja sebelumnya. Kondisi botol-botol oli yang sering menunggu sebelum dilayani di bagian pengepakan menyebabkan terjadinya antrian, hingga kadangkala panjang antrian dapat mencapai stasiun kerja sebelumnya. Hal inilah yang menjadi masalah utama pada bagian pengepakan disamping masalah-masalah lain yang teridentifikasi sebagai berikut : 1. Operator yang melayani pengepakan botol oli masih harus mengambil box karton dari tumpukan box karton di luar area kerjanya sehingga operator tidak fokus pada pekerjaannya. 2. Apabila panjang antrian yang terjadi hampir mendekati stasiun kerja sebelumnya maka operator akan memasukkan botol-botol oli dengan terburu-buru sehingga pengaturan dalam box karton menjadi kurang rapi dan operator akan lebih cepat lelah. 3. Saat antrian mencapai stasiun kerja sebelumnya, yakni induction seal machine, maka botol oli yang terlalu lama berada di bawah induction seal machine dapat terancam terbakar karena terjadi induksi panas yang lebih lama dari standard ( ± 5 detik).
4
Masalah-masalah yang teridentifikasi ini kemudian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Berapakah jumlah operator yang optimal untuk melayani proses pengepakan ? 2. Bagaimanakah agar penyediaan box karton tidak mempengaruhi kinerja operator di stasiun kerja pengepakan ? 3. Bagaimanakah caranya agar proses kerja operator tetap stabil, dalam artian tidak terburu-buru, saat melakukan pengepakan ?
1.3
Ruang Lingkup Agar pembahasan masalah lebih terfokus pada tujuan penelitian sehingga diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat yang berarti, maka ruang lingkup penelitian akan dibatasi sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di lini produksi ketiga yang memproduksi pelumas jenis Supreme Ultratec 4T dengan kapasitas isi 0,8 liter, pada stasiun kerja pengepakan botol oli. 2. Data jumlah kedatangan dan jumlah produk yang terlayani diperoleh dari observasi yang dilakukan mulai tanggal 23 April 2007 sampai dengan 27 April 2007 pada shift kerja pagi, dan selanjutnya dilakukan simulasi dari jumlah kedatangan dan jumlah produk yang terlayani.
5
3. Penggunaan software TORA dilakukan pada pengolahan data untuk memperoleh data-data sebagai berikut : a. rata-rata jumlah produk dalam sistem (Ls) b. rata-rata jumlah produk dalam antrian (Lq) c. rata-rata waktu menunggu dalam sistem (Ws) d. rata-rata waktu menunggu dalam antrian (Wq) 4. Penentuan jumlah operator agar proses pengepakan lebih optimal dilakukan dengan membandingkan jumlah produk yang membentuk antrian dan waktu menunggu rata-rata dalam antrian sebelum dan sesudah
penambahan
operator,
dan
dengan
menggunakan
pendekatan model tingkat aspirasi.
1.4
Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui jumlah rata-rata kedatangan (arrival rate) botol oli ke stasiun kerja pengepakan 2. Mengetahui jumlah rata-rata botol oli yang terlayani (service rate) oleh operator stasiun kerja pengepakan. 3. Menentukan jumlah operator yang optimal pada proses pengepakan botol oli. 4. Membuat suatu usulan layout untuk penambahan jumlah operator pada stasiun kerja pengepakan bila diperlukan.
6
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan optimalitas proses pengepakan botol oli ditinjau dari sisi waktu pelayanan operator. 2. Meningkatkan
efektifitas
dan
efisiensi
operator
dengan
mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang dapat memperlambat proses pengepakan botol oli. 3. Menghindari terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu proses produksi pelumas.
1.5
Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1
Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan PT. Federal Karyatama didirikan pada tanggal 6 Juni 1988, berdasarkan akte notaris, dengan kantor pertama di jalan Gaya Motor Barat, Sunter II, Jakarta Utara. Lokasi pabrik PT Federal Karyatama berada di jalan Pulo Buaran Raya, Gudang III Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur. PT. Federal Karyatama adalah perusahaan yang memproduksi minyak pelumas dengan merek Federal Oil, yang pertama kali dipasarkan di awal tahun 1989. Saat ini PT. Federal Karyatama berlokasi di Jl. Rawa Gelam I No. 9 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur, 13930 Indonesia. PT.
7
Federal Karyatama mempunyai 33 kantor pemasaran (dealer) yang berada di kota-kota besar seluruh wilayah Indonesia, yang mendistribusikan produk Federal Oil ke berbagai daerah di Indonesia. Adapun PT. Federal Karyatama memproduksi beberapa pelumas dengan merek Supreme XX, Supreme X, Supreme Ultratec, Econo 4T, dan Autolube.
1.5.2
Perkembangan Bisnis Perusahaan PT Federal Oil mengalami perkembangan bisnis yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya ekspor perdana ke luar negeri pada tahun 1992, yang kemudian di tahun tersebut kemasan Federal Oil menggunakan sistem hologram. Pada kemasan kaleng menggunakan stiker hologram dan kemasan botol plastik menggunakan Alu-foil berhologram pada setiap leher botol sebagai fungsi proteksi dari pemalsuan. Pada tahun 1997 PT Federal Karyatama melakukan inovasi pada kemasan Supreme untuk wilayah pemasaran Jawa dan Bali dan diberikan nama kemasan Federal Oil Ultratec. Melalui berbagai perkembangan yang ada, sejak tanggal 1 Januari 1997, kantor dan pabrik telah dilengkapi dengan fasilitas laboratorium, serta menempati lokasi yang sama yakni di jalan Rawa Gelam I No. 9 Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur.
8
Adapun pada tahun 1990, PT Federal Karyatama telah menjalin kerjasama dengan pihak Honda Jepang, dimana Federal Oil dipercaya menjadi pelumas asli sepeda motor Honda. Hal ini didukung dengan adanya komitmen kualitas produk Federal Oil terhadap Honda dan adanya proses sertifikasi JASO MA pada produk Federal Oil, sehingga sejak tahun 1990 pihak Honda Jepang memberikan ijin serta menyejutui pemasangan stiker engine yang menyatakan bahwa mesin sepeda motor ini (sepeda motor Honda) menggunakan pelumas Federal Oil. Pada tahun 2002 PT. Federal Karyatama melakukan inovasi pada kemasan Federal Oil untuk seluruh wilayah pemasaran dari Sabang sampai Merauke dengan menggunakan Federal Oil Multicolor Cap. Federal Oil Multicolor Cap merupakan suatu sistem kemasan dari botol Federal Oil yang menggunakan Multicolor Cap (menggunakan tutup dua warna), dengan mengaplikasikan sistem pemasangan tutup botol induction seal ber-alufoil dengan teknologi ultrasonik.
1.5.3
Struktur Organisasi Perusahaan PT Federal Karyatama sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi minyak pelumas menerapkan struktur organisasi yang bersifat fungsional, yang dapat dilihat pada Gambar 1.1.
9
BOARD OF DIRECTOR
MARKETING DIVISION BONO KARTIKO SOEBARI
YUWONO KOLOPAKING
PRESIDENT DIRECTOR
E. JOHANNES KHUANA
DIRECTOR
RUDY HARTONO H.
DIRECTOR
MANUFACTURING DIVISION PRIO ARIPURWADI
ADM & FINANCE DIVISION E. JOHANNES KHUANA
MARK.SUPPORT DEPT
SALES DEPARTMENT
PLANT DEPARTMENT
ENGINEERING & TECH DEPT
P G A DEPARTMENT
ACCT & FIN DEPARTMENT
M I S DEPARTMENT
SAKSOMO
BUDI SAGALI SETIAWAN
ADITYA RIDWAN
PRIO ARIPURWADI
H. SOEHERMAN
RINALDY B. SUSATYO
BENNY NUGRAHADI
ADVERTISING PRODUCT
1 st DEALER SALES SUPERVISOR
PPIC
QUALITY ASSURANCE
PERSONALIA GENERAL AFFAIR
TREASURY
OPERATIONAL SUPPORT
MARKET & PRODUCT DEVELOPMENT
SALES SUPERVISOR
PRODUCTION
PROCESS & PROD ENGINEERING
PAYROLL
PROCUREMENT
SYSTEM MAINTENANCE DEVELOPMENT
CHANNEL IMPROVEMENT AND DEVELOPMENT
3 th DEALER SALES SUPERVISOR
WAREHOUSE
MAINTENANCE
PEOPLE DEVELOPMENT
TAX
SYSTEM ANALYSIS AND DATA ADM
SECURITY
ACCOUNT RECEIVABLE
SAFETY & HEALTH ENVIRONMENT
GENERAL ACCOUNTING
EXTERNAL RELATION
S. O. P
2 nd DEALER
SALES ADM
Sumber : PT. Federal Karyatama
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Federal Karyatama
10
PT. Federal Karyatama memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang President Director yang dibantu oleh dua orang Director. Struktur organisasi dibagi kedalam tiga divisi utama, yakni Marketing Division, Manufacturing Division, dan Administration & Finance Division. Berikut ini pembagian tugas dan tanggung jawab dari jabatan / divisi yang ada di PT. Federal Karyatama. 1. President Director a. Mempertimbangkan,
menyempurnakan,
mewakili
para
pemegang saham dan memutuskan perumusan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Mengawasi dan mengevaluasi kebijaksanaan umum yang meliputi kebijakan penjualan, keuangan dan administrasi, personalia dan sebagainya. c. Mengangkat, mengawasi, dan memberhentikan director.
2. Director a. Memimpin, merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi operasi perusahaan untuk pencapaian sasaran strategis masingmasing. b. Mengamati atau mencari, peluang bisnis, mewakili organisasi dalam acara formal atau informal yang bersifat organisasional
11
serta
menyelesaikan
masalah-masalah
yang
bersifat
multidimensional. c. Mengurus harta kekayaan perusahaan dan bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaan.
3. Marketing Division a. Merencanakan, mengorganisir dan mengendalikan keseluruhan aktivitas dari penjualan perusahaan. b. Menentukan
kebijaksanaan
dan
perencanaan
kegiatan
pemasaran dalam jangka pendek atau jangka panjang. c. Menciptakan koordinasi yang terpadu dengan para manager dalam bidang-bidang kegiatan yang mempunyai kaitan dengan aktivitas penjualan perusahaan.
4. Manufacturing Division a. Menanggulangi masalah kelancaran pengelolaan dibidang produksi yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian guna mencapai hasil produksi yang telah direncanakan. b. Merencanakan, mengatur, mengkoordinasi, dan mengawasi pelaksanaan produksi atas pesanan sesuai dengan jumlah pesanan.
12
c. Mengatur jadwal produksi berdasarkan pesanan. d. Mengawasi kualitas dan mutu produk yang telah selesai diproduksi.
5. Administration & Finance Division a. Memimpin
dan
mengawasi
semua
bagian
di
bawah
Administrasi & Finance Division. b. Menyelenggarakan akuntansi atas penerimaan, penyimpangan dan pengeluaran serta akuntansi biaya.
1.5.4 Sistem Kerja Bagian Produksi Bagian produksi PT. Federal Karyatama memiliki
sistem
kerja,
dalam hal ini waktu kerja, yang menggunakan standard internasional, yakni seorang karyawan bekerja tidak lebih dari 40 jam setiap minggu. Sistem kerja pada bagian produksi PT. Federal Karyatama berlangsung selama sehari penuh, dimana dalam seminggu terdapat 5 hari kerja (Senin - Jumat), sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu libur. Jumlah satuan kerja bagian pabrik terdiri dari 9 orang ditambah 1 kepala regu tiap lini produksinya. Sistem kerja pada bagian pabrik dalam sehari dibagi menjadi 2 shift yaitu shift pagi dan shift malam. Pada shift pagi jumlah lini yang beroperasi sebanyak 3 lini produksi
13
sedangkan pada shift malam jumlah lini yang beroperasi sebanyak 2 lini produksi. Berikut penjadwalan kerja masing-masing shift. Shift I (pagi) : -
07.00 - 09.20 Kerja
-
09.21 – 09.30 Istirahat
-
09.31 - 12.00 Kerja
-
12.01 – 12.40 Istirahat
-
12.41 - 14.20 Kerja
-
14.21 – 14.30 Istirahat
-
14.31 - 16.00 Kerja
Shift II (malam) -
16.00 - 18.20 Kerja
-
18.21 – 18.30 Istirahat
-
18.31 - 21.20 Kerja
-
21.21 – 22.00 Istirahat
-
22.01 - 23.40 Kerja
-
23.41 – 23.50 Istirahat
-
23.51 - 01.00 Kerja
14
1.5.5
Layout Lini Produksi PT. Federal Karyatama
Gambar 1.2 Layout Lini Produksi
15
Gambar 1.2 merupakan layout dari lini produksi PT. Federal Karyatama sekarang. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai gambar tersebut. 1 : Turn Table Machine, merupakan tempat meletakkan botol-botol kosong untuk selanjutnya akan dibawa oleh conveyor belt ke stasiun kerja berikutnya. Pada stasiun kerja ini terdapat satu orang operator yang bertugas untuk mengambil dan meletakkan botol kemasan ke turn table machine dan satu orang operator untuk mengatur posisi botol dalam turn table machine. 2 : Filling Machine, merupakan mesin pengisi oli ke dalam botol kemasan yang terdiri atas 6 nozzle. 3 : Cupper Machine, merupakan mesin yang mengatur posisi tutup botol ke botol oli. Pada stasiun kerja ini terdapat satu orang operator yang bertugas memasukkan tutup-tutup botol ke dalam corong cup feeder. 4 : Capping Machine, merupakan mesin pengencang tutup pada botol. Pada stasiun kerja ini terdapat satu orang operator yang bertugas memperbaiki posisi botol. 5 : Induction Seal Machine, merupakan mesin yang melekatkan segel/seal yang berupa lapisan aluminium ke tutup botol. Pada stasiun kerja ini terdapat satu orang operator yang bertugas
16
mengontrol hasil capping sebelum botol melewati induction seal machine. 6 : Conveyor Belt, merupakan mesin material handling yang membawa botol oli dari turn table machine hingga stasiun kerja pengepakan. 7 : Roller Conveyor, merupakan alat penghubung antara stasiun kerja pengepakan dengan strapping machine, sekaligus sebagai meja kerja operator yang melakukan proses pengepakan (cartonning). Pada bagian roller conveyor ini juga terdapat satu orang operator yang bertugas memeriksa cap dan melakukan pengikatan lakban. Area yang berwarna kuning merupakan stasiun kerja penelitian dilakukan. 8 : Strapping Machine, merupakan mesin pengikat karton. Pada stasiun kerja ini terdapat satu orang operator yang mengoperasikan strapping machine. 9 : Pallet, merupakan tempat peletakan finished good. Pada stasiun kerja ini terdapat satu orang operator yang mengangkat dan mengatur finished good ke pallet.