BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kesadaran terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) masih rendah pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Para pekerja masih berada dalam kondisi kerja yang belum aman dan berisiko menimbulkan gangguan kesehatan (Azhar, 2011). Banyak ditemui keluhan dari para pekerja terkait masalah kesehatan, salah satunya adalah keluhan mengenai gangguan muskuloskeletal (Riyadina, 2008). Untuk mencapai K3 salah satunya adalah memperhatikan ergonomi kerja. Ergonomi kerja yang salah dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal atau biasanya juga dapat disebut sebagai Work-related Musculoskeletal Disorders (Mutiah et al, 2013). Data dari Bureau of Labour Statistics, pada tahun 2011 terdapat 387.820 kasus gangguan muskuloskeletal dan pada tahun 2012 tercatat 388.060 kasus. Insidensi kasus naik dari 33% menjadi 34% dari semua cedera pekerja. Buruh memiliki jumlah tertinggi kasus gangguan muskuloskeletal dengan tingkat kejadian 164 per 10.000 pekerja (Bureau of Labour Statistics, 2012). Work-related Musculoskeletal Disorders adalah gangguan pada sistem muskuloskeletal yang dapat disebabkan atau diperburuk oleh pekerjaan dan performansi kerja seperti postur tubuh tidak alamiah, beban, durasi, frekuensi serta faktor individu (usia, masa kerja, kebiasaan merokok). Postur kerja yang salah dan statis dapat menyebabkan nyeri pada anggota tubuh. Data BLS (Bureau of Labour Statistics) Amerika melaporkan jumlah penyakit akibat kerja berupa 1
2
Work-related Musculoskeletal Disorders selama tahun 2007 sebesar 29% dibandingkan penyakit akibat kerja lainnya. Data EODS (European Occupational Disseases Statistics) tentang penyakit akibat kerja di Eropa tahun 2005, Workrelated Musculoskeletal Disorders menempati urutan pertama sebesar 38,1% (Mutiah et al, 2013). Di Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Bangil banyak ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pekerja bordir. Bekerja bordir dilakukan di tempat duduk dan sangat membutuhkan ketelitian sehingga pekerja harus membungkuk untuk melihat pola bordiran agar hasil bordirannya baik. Duduk dengan membungkuk inilah yang tidak sesuai dengan postur alamiah. Menurut penelitian Rinandha (2011), yang berjudul “Hubungan Postur Kerja Duduk dengan Upper Extremity Symptoms pada Pekerja bagian Cucuk di PT. Iskandartex Surakarta”, bagian tubuh atau otot yang mengalami keluhan terbesar yaitu bahu kanan (68,7% - 78,1%) hal ini karena aktivitas tangan kanan yang banyak melakukan gerakan pada saat bekerja selain itu punggung yang membungkuk menyebabkan nyeri otot pada leher, bahu, punggung dan pinggang. Pada urutan kedua yaitu sakit pada leher bagian bawah dengan persentase sebesar 65,5%, hal ini disebabkan karena alat cucuk dengan kursi tidak ergonomis yang menyebabkan pekerja harus membungkuk ketika bekerja. Penelitian sejenisnya, Andhika (2012) dengan judul “Hubungan Postur Kerja Operator Crane dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders di Pabrik Slab Baja 1 PT. Krakatau Steel Cilegon Banten” menunjukkan ada hubungan yang kuat antara postur kerja dengan keluhan muskuloskeletal. Pada pengamatan, postur
3
kerja yang banyak dilakukan operator crane adalah postur kerja duduk dengan sikap membungkuk untuk melihat kebawah (objek), sehingga paling banyak menyebabkan keluhan pada leher 97,14%, tengkuk 100%, pinggang 100%, pinggung 100%. Berdasarkan latar belakang tersebut postur duduk yang salah dapat mengakibatkan gangguan pada musculoskeletal. Pekerja bordir di Kelurahan Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan melakukan pekerjaannya dengan postur duduk yang tidak alamiah sehingga memiliki kecenderungan untuk terjadi gangguan muskuloskeletal. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Hubungan Postur Kerja Duduk dengan Work-related Musculoskeletal Disorders pada Pekerja Bordir di Kelurahan Kalirejo Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan” 1.2 Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan postur kerja duduk dengan Work-related Musculoskeletal Disorders pada pekerja bordir di Kelurahan Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan ?
4
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui
hubungan
postur
kerja
duduk
dengan
Work-related
Musculoskeletal Disorders pada pekerja bordir di Kelurahan Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Mengidentifikasi postur kerja duduk pada pekerja bordir di Kelurahan Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. 1.3.2.2 Mengidentifikasi Work-related Musculoskeletal Disorders pada pekerja bordir di Kelurahan Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. 1.3.2.3 Menganalisis hubungan postur kerja duduk dengan Work-related Musculoskeletal Disorders pada pekerja bordir di Kelurahan Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Akademis Menambah informasi ilmiah dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan ergonomi dan Disorders.
Work-related Musculoskeletal
5
1.4.3 Bagi Pekerja Bordir Sebagai salah satu usaha promosi dan preventif terhadap Work-related Musculoskeletal Disorders sehingga postur kerja duduk dapat lebih ideal. 1.4.4 Bagi Praktisi Kesehatan Sebagai pengetahuan dan promosi kesehatan untuk disampaikan ke masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan kerja.