KELAS ONLINE CREATIVE INSTITUTE #3 Topik
: Penulisan
Narasumber : Esty Dyah Imaniar Moderator
: Nabella Rizki Al Fitri
Waktu
: 2 Oktober 2016
A. Sekilas Tentang Pemateri Gadis dengan nama lengkap Esty Dyah Imaniar ini dikenal publik lewat tulisantulisan satirnya di media online yang sedang naik daun mojok.co. Jauh sebelum itu, Esty begitu ia disapa, sudah menggeluti dunia penulisan sejak masih belia. Semasa menjadi mahasiswa, selain tercatat sebagai mahasiswa berprestasi di kampusnya, ia juga tergabung sebagai redaktur majalah EMBUN dan penggiat komunitas penulisan SOTO BABAT. Esty bersama penulis lainnya juga menerbitkan sebuah buku yang berjudul "Mengeja Cahaya Surga". Tahun 2013 silam ia berkesempatan untuk belajar tentang kajian perdamaian dan pluralisme di Temple University, Philadelphia, Amerika Serikat. Kesempatan itu kemudian mendorong ia menggemari kajian dan kegiatan di bidang perdamaian yang akhirnya juga menginspirasinya untuk merintis usaha fashion. Modesty Indonesia, begitu produk bajunya dinamakan, khas dengan bordir kaligrafi berisi pesan perdamaian dan kesetaraan dalam Islam. Beruntung sekali Creative Institute bisa berdiskusi bersama penulis dan enterpreneur muda ini. B. Sesi Materi 1. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis (jenis tulisan apapun itu), yakni:
a. WHY (Mengapa), berkaitan dengan motif yang mendorong seseorang untuk menulis, yakni bisa untuk membagi pengalaman, mempengaruhi orang lain, mendapatkan uang atau menjadi terkenal; b. WHAT (Apa), berkaitan dengan tema atau permasalahan apa yang akan dijadikan bahasan pokok dalam suatu tulisan; c. HOW (Bagaimana), berkaitan dengan cara atau gaya penulisan seperti apa yang akan digunakan. 2. Tips menulis yang terbaik adalah dengan menuliskannya, artinya tidak ada cara tertentu dan pasti yang menyajikan langkah-langkah untuk bisa menulis. Jadi yang perlu kita lakukan hanyalah duduk, dan mulailah menulis, menulis dan menulis hingga kelak jika tangan kita sudah terbiasa menulis, hasil tulisan pun akan semakin baik dari hari ke hari. 3. Banyak orang yang mengeluhkan, halangan terbesar menulis adalah miskin ide dan mood atau suasana hati yang sedang tidak baik dan bergairah untuk menulis. Sebenarnya mitos ini sangatlah tidak relefan. 4. Mengenai ide, bahkan beberapa penulis percaya bahwa selain ide harus dicari, ide juga perlu dicuri. Apa artinya mencuri ide? Kita bisa menyalin ide orang lain yang kita dapat dari proses membaca, melihat atau mengamati sekeliling kita, kemudian ide salinan tersebut kita kembangkan berdasarkan sudut pandang pribadi, sehingga ide yang mulanya adalah salinan menjadi orisinil kembali. 5. Salah satu tips untuk mendapat ide bisa dengan jatuh cinta setiap hari, artinya penulis perlu menjaga emosinya untuk selalu jatuh cinta atau bergembira, karena saat kondisi hati seperti itulah, akan ada banyak emosi yang diproduksi sehingga mendorong seseorang untuk peka dengan permasalahan di sekitarnya yang bisa menjadi topik tulisan. 6. Untuk menyemai kegemaran menulis bagi seorang penulis pemula diperlukan pembiasaan. Contohnya bisa melalui agenda 40 HARI MENULIS (berdasarkan riset, empat puluh hari adalah waktu yang efektif untuk membentuk suatu kebiasaan baru seseorang), yakni dalam
empat puluh hari secara rutin seseorang harus menghasilkan satu tulisan dan kemudian menggunggahnya di media sosial. 7. Umumnya seseorang yang telah terbiasa menulis akan melalui tiga tahapan berikut, pertama, menulis dengan hati, kedua menulis dengan otak, dan yang terkahir menulis dengan hati dan otak. 8. Arti dari menulis dengan hati adalah, topik yang ditulis murni berasala dari pengalaman atau perasaan seseorang. Yang masuk dalam kategori ini adalah tulisan dengan gaya buku harian. Cara ini jitu untuk melatih konsistensi menulis atau saat deadline menulis sudah mencapai batas akhir. 9. Arti menelis dengan otak adalah menulis melalui proses kognitif atau menggunakan metode ilmiah dengan dilengkapi data, dan referensi yang valid. Yang termasuk dalam kategori ini adalah menulis karya ilmiah, skripsi dan semacamnya. 10. Arti menulis dengan otak dan hati adalah gaya menulis yang mengombinasikan pengalaman ataupun suasana hati dengan data ataupu referensi yang disertai analisis yang komprehensif. Gaya penulisan semacam ini sedang populer baik di penulisan fiksi, non fiksi, jurnalisme ataupun non jurnalisme. 11. Esai merupakan salah satu ragam dalam penulisan yang menampilkan gagasan seseorang tentang suatu pokok permasalahan. 12. Tujuan dari menulis esai adalah untuk mengkritisi suatu permasalahan sehingga orang lain terpengaruh dengan gagasan atau permasalahan yang kita sajikan tersebut. Tujuan ini bisa jelas kita lihat saat orang-orang mulai ramai menuliskan dwi kewarganegaraan yang dimiliki oleh salah satu menteri, hingga menggerakkan Presiden untuk menginvestigasi lebih lanjut isu tersebut dan akhirnya mengeluarkan kebijakan untuk memberhentikan yang bersangkutan.
13. Salah satu alasan menulis yang berupa mempengaruhi orang lain inilah yang menjadikan menulis sebagai media yang efektif untuk membentuk opini masyarakat bahkan menciptakan suatu tren bagi sekeliling kita. C. Sesi Tanya Jawab 1. Bagaimana cara agar tulisan kita tidak keluar dari topik pembahasan? Tipsnya adalah dengan membuat kerangkan tulisan. Terdapat kecenderungan seorang penulis ingin terlihat “berwawasan luas”, sehingga semua ide dan pengetahuan yang ia punya ditulis hingga akhirnya terlalu meluas dan keluar dari topik utama. Penting pulan untuk menentukan dan mempersempit ragam gagasan atau sudut pandang kita terhadap topik yang dibahas dan konsisten pada sudut pandang atau gagasan tersebut.
2. Apa saja yang harus dimuat saat kita membuat suatu draft atau kerangka penulisan? Berikut teori yang dapat digunakan dalam membuat kerangka penulisan yang secara ringkas disingkat dengan A.R.E.L., yakni: a. A = Assertion, yakni statement penulis, contoh terkait kasus Raffi Ahmad dan Ayu TingTing, maka assertionnya bisa berupa “hentikan drama Raffi-Ayu” b. R = Reasoning, yakni alasan yang mendasari statement kita, contoh mengapa drma Raffi-Ayu harus dihentikan,reasoning kita ”Untuk melindungi Putra-putri yang bersangkutan” c. E = Example/ Explanation, yakni contoh atau penjelaskan yang mendiskripsikan alasan (reasoning) kita, contoh: penjelasannya adalah “secara psikologis mereka akan terguncang saat kelak menemukan fakta ini” d. L = Link Back, yakniapa maksud tulisan atau pesan yang ingin disampaikan, contoh pesannya adalah “tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menghentikan drama RaffiAyu”
3. Apakah seorang penulis profesional (seperti pemateri) pernah menghasilkan tulisan dengan kualitas yang tidak bagus dikarenakan menulisnya dalam momentum (suasana hati) yang tidak tepat? Tentu pernah, apalagi jika ritmen menulis sedang terganggu, sehingga penting untuk menghasilkan tulisan tiap harinya secara rutin, meski tulisan tersebut sangat sederhana, dan pandailah memanfaatkan platform media sosial untuk membagikan tulisan kita, karena platform tersebut sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis kita. 4. Bagaiman cara terbaik untuk mengedit tulisan, apa perlu mengedit sebagian-sebagian atau menunggu keseluruhan tulisan? Lebih baik mengedit tulisan seteluh keseluruhan tulisan yang kita buat sudah jadi secara utuh, karena jika dipertengahan kita mengedit tulisan tersebut, akan rentan dengan keinginan untuk mengganti ide penulisan. 5. Bagaimana cara mengikat atau mengingat ide yang terlintas sedangkan kita tidak bisa menulis ide tersebut saat itu juga? Cara mengikat ide tetap dengan dituliskan, jika ide yang terlintas bersifat komplek, maka perlu untuk menuliskannya dengan sedikit lebih detail (tidak hanya keywordsnya saja).Misal kita memiliki ide menulis tentang kematian. Perlu untuk mendetailkan ide tersebut dengan, kapan ide tersebut muncul (saat takziyah teman yang meninggal dunia), setting dimana (di bawah pohon kamboja di kuburan), background musiknya apa (terngiang barasuara, lagu favorit alm), susana hatinya bagaimana (sedih, marah, kecewa,karena sebelumnya kita saling marah karena suatu permasalahan tertentu) pesan yang ingin disampaikan apa (minta maflah pada teman kita kapanpun) 6. Karena essay bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, apakah selalu gaya bahasa yang digunakan bersifat provokatif?
Esai sendiri ada banyak bentuknya, dan tiap bentuk akan mempengaruhi gaya bahasanya. Esai bentuk surat pasti berbeda dengan esai bentuk puisi naratif (contoh esai berbentuk puisi naratif adalah Catatan Pinggirnya Gunawan Moehammad yang dimuat di Tempo). Lalu apakah bahasanya harus persuasif? justru sekarang tren bahasa yang digunakan bukan bahasa persuasif secara langsung alias tendensius. Tentu kita harus memiliki posisi keberpihakan terhadap suatu isu (tidak ada penulis yang netral), tapi tidak serta merta kita menjelaskan secara terang dimana keberpihakan kita. Yang terbaik adalah menunjukan atau mengarahkan pembaca pada posisi kita melalui cerita, contoh atau analogi sehingga mereka dengan sendirinya akan mengambil simpulan tentang apa sebenarnya pesan yang ingin kita sampaikan. Kuncinya adalah “Show, dont tell!”. Penggunaan bahasa satir juga sedang marak digunakan dalam menulis esai. 7. Bagaimana cara mengatur jika kita memilki kewajiban untuk menyelesaikan lebih dari satu tulisan dalam waktu yang bersamaan? Perlu untuk membuat prioritas tulisan mana yang lebih penting untuk diselesaikan, dan pandailah untuk memisahkan dua tulisan tersebut agar ide penulisan tidak tercampur. 8. Siapakah penulis favorit dari pemateri, dan bagaimana aga tulisan kita tetap orisinil tanp[a dipengaruhi oleh gaya penulisan penulis favorit kita atau dari plagiarisme? Penulis favotit pemateri adalah JK. Rowling, dulu saat awal pemateri juga terjebak dengan gaya penulisan yang sama dengan JK. Rowling tapi seiring dengan latihan yang terus menerus, akhirnya bisa menemukan gaya bahasa sendiri yang menjadi kekhasan yang bersangkutan. Mengenai plagiarisme ini sangat perludiperhatikan, karena ia sama saja dengan tindakan pencurian, kuncinya untuk menghindari plagiarisme yaitu dengan bersikap jujur menuliskan sumber ide ataupu data yan bukan berasal dari kita pribadi.selain itu jika statement/ opini kita sama dengan yang lain maka berpikirlah kreatif untuk menghasilkan analisis atau sudut pandang (explanation) yang berbeda.
9. Bagimana cara menulis suatu isu yang sedang hangat diperbincangkan dengan data dan analisis yang bagus sedangkan waktu kita terbatas pada panjang pendeknya masa populer ide tersebut? Untuk penulis pemula perlu untuk mencari keahlian yang sesuai dengan bidang yang kita gemari atau yang menjadi passion kita. Sehingga tidak semua isu harus ditulis, hanya isuisu tertentu yang sesuai dengan keahlian kita, sehingga bisa menampilkan opini yang baik dan kuat. 10. Apa yang harus diperhatikan saat seseorang ingin menerbitkan suatu buku? Ada beberapa jenis penerbitan, yakni: a. PENERBITAN MAYOR Untuk menerbitkan buku pada jenis penerbitan ini setidaknya penulis harus memiliki naskah yang lolos untuk diterbitkan dan sesuai dengan visi misi penerbit. Untuk lolos di penerbitan jenis ini butuh proses lama, apalagi untuk penulis pemula tapi keuntungannya adalah dari segi pemasaran akan lebih baik karena penerbit memiliki tim ahli tersendiri b. PENERBITAN INDEPENDEN Atau biasa disebut penerbitan mandiri (self publishing) memiliki keuntungan yakni lebih cepat dan terkontrol, karena kita terlibat langsung dalm proses penerbitannya. Selain itu kita akan meraup royalti yang cukup besar. Kekurangannya adalah kita harus mengurus sendiri pula pemasarannya dan juga modal penerbitannya. Untuk mengatasi ini beberapa penulis memilih sistem pre-oder untuk mencukupi kebutuhan penerbitan. Apapun cara yang dipilih, sebenarnya langkah pertama yang perlu untuk diperhatikan yakni bagaimana kita mampu mengumpulkan pembaca, yaitu bisa dengan menulis di media online secara rutin. meyakinkan penerbit.
Penulis dengan jaringan pembaca yang luas akan lebih
D. Sesi Closing Statement Sesungguhnya menulis hanyalah medium karya untuk menyampaikan suara kita, sama seperti musik, gambar, foto, bahkan pidato. Jadi jika kita merasa menulis adalah jalan kita bersuara, maka menulislah!