1
PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN PASSING BERPASANGAN DAN METODE LATIHAN PASSING TIDAK BERPASANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH BOLAVOLI DITINJAU DARI KEKUATAN LENGAN SISWA SMP KARTIKA XX_2 WIRABUANA MAKASSAR. Awaluddin STKIP Mega Rezky Makassar
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh metode latihan passing berpasangan dan metode latihan passing tidak berpasangan terhadap keterampilan passing bawah bolavoli ditinjau dari kekuatan lengan. Penelitian ini adalah jenis penelitian eskperimen yang menggunakan rancangan penelitian faktorial 2 x 2. Populasinya adalah siswa peserta eskul SMP Kartika XX_2 Wirabuana Makassar putra sebanyak 40 orang. Selanjutnya dibagi menjadi empat kelompok dengan teknik matching ordinal yaitu kelompok metode passing berpasangan kekuatan lengan tinggi dan rendah serta kelompok latihan passing tidak berpasangan kekuatan lengan tinggi dan rendah. Setiap kelompok eskperimen terdiri dari 10 siswa. Teknik penentuan sampil dilakukan secara acak (random sampling). Teknik analisis data yang digunakan adalah ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf signifikan 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; ada perbedaan pengaruh metode latihan passing berpasangan dengan metode latihan passing tidak berpasangan terhadap keterampilan passing bawah bolavoli, dengan F = 105.144 (P < 0.05). ada interaksi antara metode latihan dan kekuatan lengan terhadap keterampilan passing bawah bolavoli, dengan F interaksi (AXB) = 280.779(P < 0.05). Ada perbedaan pengaruh latihan antara metode latihan passing berpasangan terhadap keterampilan passing bawah bolavoli pada siswa berkekuatan lengan tinggi, dengan (xA1B1 = 27.40 > x A2B1 =16.20) (P < 0.05). Ada perbedaan pengaruh latihan metode latihan berpasangan dengan metode latihan passing tidak berpasangan terhadap keterampilan passing bawah bolavoli pada siswa berkekuatan lengan rendah, dengan . (xA1B1 = 27.40 > xA2B2 = -3.90) (P < 0.05). Kata Kunci : Metode latihan passing berpasangan, metode latihan passing tidak berpasangan, Keterampilan passing bawah bolavoli, dan kekuatan lengan.
2
PENDAHULUAN
ilmu pengetahuan dan teknologi secara
Indonesia berkembang
sebagai
yang
negara giat
Salah satu olahraga permainan
melaksanakan pembangunan dalam segala
yang memasyarakat di Indonesia adalah
bidang, termasuk pembaharuan di bidang
permainan bolavoli, selain dapat dijadikan
pendidikan.
dibidang
sebagai olahraga prestasi, juga dapat
olahraga merupakan bagian dari upaya
menjadi olahraga rekreasi. PBVSI (2005:2)
meningkatkan
daya
bolavoli merupakan salah satu olahraga di
manusia Indonesia yang diarahkan pada
dunia, yang berhasil populer, penuh
peningkatan kesehatan jasmani, mental
persaingan
dan
pada
Menurut M.Yunus (1992:1) permainan
kepribadian,
bolavoli dilakukan oleh semua lapisan
disiplin dan sportivitas yang tinggi serta
masyarakat, dari anak-anak sampai orang
peningkatan
tua,
Pembangunan
rohani,
pembentukan
sedang
tepat.
kualitas
serta
sumber
ditujukan
watak dan
prestasi
yang
dapat
sekaligus
laki-laki
menyenangkan.
maupun
perempuan,
mengangkat nama baik bangsa dan
masyarakat kota sampai pada masyarakat
Negara Indonesia. Undang – Undang
desa.
Sistem Keolahragaan Nasional (2005:3)
Penguasaan teknik dasar bolavoli
menguraikan bahwa olahraga pendidikan
yang
adalah pendidikan jasmani dan olahraga
pembinaan
yang dilaksanakan sebagai bagian proses
Menengah Pertama (SMP). Menurut Tana
pendidikan yang teratur dan berkelanjutan
Sumpena (2009:08) bahwa teknik-teknik
untuk
pengetahuan,
dasar permainan bolavoli meliputi : (1).
kepribadian, keterampilan, kesehatan dan
Servis; (2). Passing bawah; (3). Pass atas;
kebugaran jasmani. Untuk tercapainya
(4). Smash; (5). Block; dan (6). Pertahanan.
upaya
memperoleh
peningkatan
Indonesia
tersebut,
benar
merupakan pada
salah
jenjang
satu
Sekolah
kualitas
manusia
Dari keenam teknik dasar passing tersebut
maka
gerakan
merupakan keterampilan paling dasar
memasyarakatkan
olahraga
dan
dalam permainan bolavoli, karena dengan
mengolahragakan
masyarakat
perlu
menguasai teknik ini seseorang bisa
ditingkatkan.
Diantaranya
adalah
pembinaan olahragawan sedini mungkin perlu dilaksanakan dengan memanfaatkan
bermain bolavoli. Passing merupakan gerakan yang sederhana,
namun
agak
sulit
untuk
3
dipelajari, lebih-lebih bagi siswa yang baru
menumbuhkan,
melatih,
dan
mulai belajar. Karenanya guru perlu selektif
mengembangkan bakat siswa di bidang
dalam memilih metode yang sesuai agar
olahraga bolavoli.
siswa dapat mudah mempelajarinya, agar
Pada pembelajaran passing bawah
metode yang akan diterapkan dapat
banyak guru yang menyajikan metode
dirancang dengan baik, maka terlebih
passing berpasangan dan metode passing
dahulu
yang
tidak berpasangan. Dari kedua metode
mempengaruhi keterampilan passing dalam
tersebut masing–masing guru berbeda
permainan bolavoli.
pendapat tentang pengaruh kedua metode
ditelusuri
faktor-faktor
Para siswa harus berkembang
tersebut dalam peningkatan keterampilan
dalam kecepatan yang sesuai dengan
passing bawah bolavoli. Oleh karena itu,
iramanya, dan harus mampu meningkatkan
kedua metode tersebut ingin diketahui
perkembangan penguasaan keterampilan
mana yang lebih efektif dan memberikan
mereka. Perbedaan-perbedaan individual
pengaruh
harus
keterampilan passing bawah bolavoli.
menjadi
pedoman
dalam
yang
lebih
baik
dalam
menerapkan metode latihan, sehingga
Selain metode latihan baik passing
tujuan, kegiatan, dan pengalaman belajar
berpasangan maupun tidak berpasangan
dapat memenuhi kebutuhan individual dari
juga dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik
para siswa.
utamanya kekuatan. Kekuatan adalah
Pembelajaran pendidikan jasmani
komponen kondisi fisik seseorang tentang
yang berada di SMP Kartika XX_2
kemampuannya dalam mempergunakan
Wirabuana Makassar diberikan hanya
otot. Kekuatan yang dominan dalam
seminggu sekali, dan pihak sekolah
pelaksanaan
memberikan
bolavoli
tambahan
jam
untuk
gerakan
adalah unsur
passing
bawah
kekuatan
lengan
penting
dalam
ekstrakulikuler dalam bidang olahraga.
merupakan
Untuk siswa yang mempunyai bakat dalam
peningkatan keterampilan passing bawah
bidang olahraga, diantaranya pada bidang
bolavoli.
olahraga bolavoli dilaksanakan juga untuk
Dari latar belakang masalah yang
mempersiapkan siswa untuk mengikuti
diuraikan di atas, maka peneliti ingin
kejuaraan
antar
mencoba
bolavoli
merupakan
SMP.
Ekstrakurikuler wadah
untuk
perbedaan
mengadakan pengaruh
metode
penelitian latihan
4
passing berpasangan dan metode latihan
mewakili nilai tertinggi dan 27% batas
passing
terhadap
bawah yang mewakili nilai terendah dari
bolavoli
masing-masing kelompok. (Frank M.
ditinjau dari kekuatan lengan siswa SMP
Verducci 1980:176-177). Jadi jumlah
Kartika XX_2 Wirabuana Makassar.
sampelnya masing 20 orang untuk
METODE PENELITIAN
kelompok kekuatan lengan tinggi dan
tidak
keterampilan
berpasangan passing
bawah
Jenis dan rancangan penelitian
20 orang untuk kelompok kekuatan
ini termasuk penelitian eksperimental
lengan rendah, dan masing -masing
dengan
metode latihan berpasangan kekuatan
rancangan
“The
pretest
–
posttest faktorial anova 2 x 2” (Sugiyono
tinggi
2012). Tempat penelitian dilakukan di
berpasangan kekuatan lengan rendah 10
SMP Kartika XX_2 Wirabuana Makassar
orang, metode latihan tidak berpasangan
dan waktu penelitian dilakukan selama 8
kekuatan lengan tinggi 10 orang dan
minggu
metode latihan passing berpasangan
dengan
frekuensi
3
kali
seminggu dan dilakukan mulai pukul 15.30 sampai 17.00 wita. Populasi
10
orang,
metode
latihan
kekuatan lengan rendah 10 orang. Adapun
Instrumen
yang
pada penelitian ini adalah SMP Kartika
dipergunakan dalam penelitian ini adalah
XX_2
yang
Instrument untuk mengukur keterampilan
putra.
passing bawah bolavoli Untuk mengukur
yang ada
keterampilan bermain bolavoli digunakan
secara bertahap, yaitu
instrument sumber Widiastuti (2011:206)
Wirabuana Makassar
berjumlah
100 orang
siswa
Dari populasi tersebut sampel ditarik diawali
dengan
teknik
sampel
yang dimodifikasi.
(purposive sampling). Sampel dalam
Instrumen yang dimodifikasi akan
penelitian ini adalah 40 orang siswa
diuji dengan kriteria pengukuran realibilitas.
putra SMP Kartika
XX_2
Dilakukan teknik tes-retest untuk melihat
Makassar,
dipilih
yang
Wirabuana tes
tingkat kekonsistensian dari pengukuran
kekuatan lengan awal kemudian yang
yang akan dipergunakan, kemudian untuk
hasilnya
mengukur
kemampuan
kekuatan lengan tinggi sampai pada
menggunakan
intrumen
kekuatan
yang
Medicine Ball Put test) Sumber Johnson
prosentase
27%
disusun
dari
mulai
dari
rendah batas
atas
skor
dengan yang
lengan (two
Hand
5
dan Nelson (1986:217) dalam Nur Ichsan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Halim (2004:104)
Hasil
Adapun prosedur yang diikuti
Analisis deskriptif
dalam penelitian ini adalah sebagai
Analisis data deskriptif dilakukan
berikut: Sampel dikelompokkan secara
untuk mendapatkan gambaran umum data
acak menjadi 4 kelompok dengan teknik
penelitian. Analisis deskriptif
matching ordinal , yaitu kelompok A1B1
untuk data keterampilan passing bawah
sebagai kelompok metode
bolavoli sehingga lebih mudah di dalam
latihan
passing berpasangan kekuatan lengan
dilakukan
menafsirkan hasil analisis data tersebut.
tinggi, A1B2 sebagai kelompok metode
Gambaran
tentang
data
latihan berpasangan kekuatan lengan
keterampilan
rendah
sebagai
latihan, sebagai berikut: Kelompok A1B1,
kelompok metode latihan passing tidak
diperoleh nilai rata-rata 120, standar
berpasangan
kekuatan lengan tinggi,
deviasi 1.88, nilai minimum 117, nilai
dan kelompok A2B2 sebagai kelompok
maksimum 124, rentang 7.00, kelompok
metode
tidak
A1B2, diperoleh nilai rata-rata 92.90,
berpasangan kekuatan lengan rendah.
standar deviasi 2.23, nilai minimum 6.00,
Setelah pelaksanaan latihan, dilakukan
nilai maksimum 96.00, rentang 6.00,
post test pada minggu ke delapan
Kelompok A2B1 diperoleh nilai rata-rata
terhadap
yang
104, standar deviasi 2.02, nilai minimum
prosedur pelaksanaanya sama dengan
101, nilai maksimum 107, rentang 6.00,
waktu pre test.
kelompok A2B2 diperoleh nilai rata-rata
,
kelompok
latihan
passing
keempat
kelompok,
Pengolahan penelitian statistik
dilakukan yaitu
dimaksudkan gambaran
A2B1
umum
keempat
kelompok
data
hasil
96.80, standar deviasi 1.31, nilai minimum
dengan
teknik
95.00, nilai maksimum 99.00, rentang
Statistik untuk
dari
deskriptif
4.00,
Statistik
mendapatkan
digunakan
data,
sebaran
dan
apabila normal.
parametrik
dapat
data mengikuti Dengan
pengujian
menggunakan teknik analisis ANOVA
ternyata data berdistribusi normal maka
dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf
berarti analisis statistik parametrik telah
signifikan 5% dimaksudkan untuk menguji
terpenuhi.
hipotesis penelitian.
Uji Normalitas
6
Untuk
mengetahui
data
disimpulkan bahwa kedua sel populasi
bolavoli
varians (A1 dan A2). Ini berarti hipotesis
keempat kelompok berdistribusi normal,
nol diterima pada taraf nyata alfa = 0.05
maka
bahwa kedua sel populasi varians (A1 dan
keterampilan
passing
dilakukan
bawah
pengujian
menggunakan
dengan
menggunakan
uji
Kolmogorov Smirnov.
A2) adalah Homogen Uji Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini
Berdasarkan pengujian normalitas maka
dapat
diperoleh
gambaran
digunakan adalah
pengujian hipotesis
sebagai
digunakan analisis varians (Anava) dua
seluruh data keterampilan passing bawah
arah. Selanjutnya, jika terdapat interaksi
bolavoli kelompok A1B1, kelompok A1B1,
analisis yang digunakan adalah dengan
kelompok A1B2, kelompok A1B2 kelompok
Uji
A2B1 masing – masing berdistribusi
digunakan
normal.
utama
Uji Homogenitas
(interaction effect)
pengujian
normalitas
Sebelum Hipotesis
data
melakukan
perlu
juga
uji dilakukan
Tukey. Analisis varians dua arah untuk
(main
menguji
effect)
pengaruh
dan
interaksi
variabel
bebas
metode latihan passing berpasangan dan
metode
latihan
passing
tidak
pengujian homogenitas mengenai data
berpasangan terhadap variabel terikat,
keterampilan passing bawah bolavoli pada
yaitu keterampilan passing bawah bolavoli.
masing-masing kelompok perlakuan, yaitu
Hipotesis I : Apakah terdapat perbedaan
dengan menggunakan uji Levene Test
keterampilan passing
pada taraf signifikan
bagi kelompok siswa yang
homogenitas mendapatkan
α = 0,05. Uji
dimaksudkan hasil
masing-
untuk masing
Pada hasil perhitungan Uji Levene Test antara A1 (metode latihan passing berpasangan dan A2 (metode passing tidak berpasangan) tersebut, diperoleh harga signifikan =0.216 lebih besar dari Dengan
metode
demikian
dapat
latihan
dilatih passing
berpasangan (A1) dan kelompok siswa yang dilatih
kelompok homogen.
=0.05.
dengan
bawah bolavoli
dengan metode latihan
passing tidak berpasangan (A2) siswa SMP Kartika XX_2 Wirabuana Makassar Ho : µA1 : µA2 = 0, H1 : µA1 : µA2 ≠ 0 Dari hasil analisis terlihat bahwa hasil analisis data, diperoleh nilai t hitung (Fo) = 105.144 (P < 0.05) berarti ada
7
perbedaan
metode
passing
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa
berpasangan dan metode latihan passing
nilai rata-rata A1B1= 27.40 lebih besar
tidak
signifikan
daripada nilai rata - rata A2B1=16.20.
terhadap keterampilan passing bawah
berarti ada perbedaan yang signifikan
bolavoli siswa SMP Kartikaa XX_2
metode
Wirabuana Makassar.
kekuatan lengan tinggi dan metode latihan
Hipotesis II: Apakah terdapat interaksi
passing tidak berpasangan kekuatan tinggi.
antara metode latihan dan kekuatan
(µA1B1 = 27.40 > µA2B1 =16.20). (P
lengan terhadap keterampilan passing
<0.05).
bawah bolavoli siswa SMP Kartika XX_2
Hipotesis
Wirabuana Makassar Ho : A x B = 0, H1 :
perbedaan keterampilan passing
A x B≠ 0
bolavoli
berpasangan
Dari
latihan
yang
hasil
perhitungan
latihan
passing
IV:
bagi
berpasangan
Apakah
siswa
terdapat bawah
yang memiliki
kekuatan lengan rendah yang dilatih
menunjukkan bahwa harga F Hitung
dengan
interaksi
dan
berpasangan dan yang dilatih dengan
kekuatan lengan (A x B) diperoleh=
metode latihan passing tidak berpasangan
280.779 dengan tingkat probabilitas sig =
siswa SMP Kartika XX_2 Wirabuana
0.000. Dengan demikian dapat disimpulkan
Makassar Ho : µA1B2 : µA2B2 = 0, H1 :
bahwa terdapat interaksi yang signifikan
µA1B2 : µA2B2 ≠ 0
antara metode latihan dengan kekuatan
Dari hasil perhitungan menunjukkan nilai
lengan dalam keterampilan passing bawah
rata-rata
bolavoli (P < 0.05).
daripada nilai rata-rataA2B2 = -3.90. berarti
antara
metode
latihan
metode
A1B2=
latihan
-27.40
lebih
passing
besar
terdapat
ada perbedaan yang signifikan metode
perbedaan keterampilan passing bawah
latihan passing berpasangan kekuatan
bolavoli bagi siswa yang memiliki kekuatan
lengan rendah dan metode latihan passing
lengan tinggi yang dilatih dengan metode
tidak berpasangan kekuatan rendah untuk
latihan passing berpasangan dan yang
meningkatkan keterampilan passing bawah
dilatih dengan metode latihan passing
bolavoli. (µA1B1 = -27.40 > µA2B2 = -
tidak berpasangan siswa SMP Kartika
3.90).
XX_2 Wirabuana Makassar Ho : µA1B1 :
PEMBAHASAN
Hipotesis
III
:
Apakah
µA1B2 = 0, H1 : µA1B1 : µA2B1 ≠ 0.
Berdasarkan hasil analisis data
8
dengan menggunakan analisis varians
mempunyai karakteristik, (1) pola gerakan
(Anava), kemudian dilanjutkan dengan
yang harus sesuai dengan pasangan, (2)
analisis Uji Tukey, maka dengan demikian
keserasian gerak dengan pasangan harus
pembahasan hasil penelitian ini yang akan
seimbang (3) menyerupai bermain bolavoli
diuraikan, yaitu keempat hipotesis yang
dan (4) menyerupai bertanding sehingga
telah diuji kebenarannya berdasarkan hasil
siswa
analisis
melakukan passing bawah. Sehingga lebih
adalah
sebagai
berikut:
1)
tidak
merasa
Perbedaan keterampilan passing bawah
mudah
bolavoli bagi kelompok siswa yang dilatih
passing bawahnya.
bosan
meningkatkan
dalam
keterampilan
dengan metode latihan berpasangan dan
Metode latihan passing tidak
kelompok siswa yang dilatih dengan
berpasangan adalah suatu metode latihan
metode latihan tidak berpasangan siswa
yang dilakukan dengan menggunakan
SMP Kartika XX_2 Wirabuana Makassar.
tembok atau dinding yang dilakukan
Kedua metode latihan passing
dengan
individu,
yang
memiliki
yang digunakan dalam penelitian ini
karakteristik gerakan (1) pola gerakan
yaitu
passing
disesuaikan dengan individu (2), tidak ada
berpasangan dan metode latihan passing
variasi dan kombinasi gerakan passing
tidak berpasangan kedua-duanya dapat
(monoton), disesuaikan dengan beban
meningkatkan
passing
latihan setiap individu, tetapi pada saat
dalam
terjadinya passing gerakannya sedikit
perbedaan.
lamban karena selain mengatur arah bola
bawah
metode
latihan
keterampilan
bolavoli.
pelaksanaannya
Namun memiliki
Perbedaan ini disebabkan karena metode
ketembok
latihan passing berpasangan mempunyai
pembebanan diluar dari gerakan passing
prinsip dan bentuk latihan yang memiliki
tersebut yaitu pantulan bola yang harus
ciri khusus, yaitu bentuk latihan ini
disesuaikan.
dilakukan secara berpasangan atau lebih
menghasilkan
dengan formasi dan variasi tertentu,
bawah bolavoli yang kurang maksimal.
variasi adalah satu dari komponen kunci yang
diperlukan
sendiri
Sehingga
juga
tentu
keterampilan
adanya
akan passing
Dengan demikian metode latihan
merangsang
berpasangan memberikan pengaruh lebih
penyesuaian pada respon dari otot-otot
baik untuk meningkatkan keterampilan
yang
passing
terlibat.
untuk
itu
Passing
berpasangan
bawah
bolavoli
dari
pada
9
metode
latihan
passing
tidak
kekuatan
dalam
melakukan
pasing,
berpasangan. Ini berarti bahwa kedua
terlebih pada saat melakukan passing
metode
memberikan
bawah, dorongan dari lengan sangat
berbeda
terhadap
bawah
bolavoli
pengaruh hasil
dan
yang
keterampilan
membantu.
Karena
tingkat
kekuatan
metode latihan
lengan siswa berkaitan erat dengan
passing berpasangan lebih baik untuk
kapasitas individu maka bagi siswa yang
menghasilkan
passing
memiliki tingkat kekuatan lengan tinggi
bawah bolavoli pada peserta estrakurikuler
akan lebih mudah untuk mempelajari
SMP Kartika XX_2 Wirabuana Makassar.
gerakan baru yang diberikan oleh pelatih,
keterampilan
antara
ia akan lebih mudah menjadi terampil dan
metode latihan dengan kekuatan lengan
dalam proses latihan akan dapat lebih
terhadap keterampilan passing bawah
mudah dan lebih cepat untuk menguasai
bolavoli
keterempilan
Selanjutnya
siswa
Wirabuana
interaksi
SMP Makassar
Kartika
XX_2
Pengujian
gerak
dalam
arti
keterampilan passing bawah bolavoli.
hipotesis membuktikan bahwa terdapat
Sebaliknya bagi siswa yang
memiliki
interaksi antara metode latihan dengan
tingkat kekuatan lengan rendah sulit
kekuatan terhadap keterampilan passing
untuk mempelajari gerakan baru yang
bawah bolavoli.
diberikan oleh pelatih, dan dalam proses
Passing bawah digunakan untuk
penyesuaian gerakan baru tersebut lebih
menerima servis spike yang diarahkan
lambat. Perbedaan keterampilan passing
dengan keras lengan bawah harus dalam
bawah bolavoli pada Siswa yang memiliki
keadaan kuat untuk menerima serangan
kekuatan lengan tinggi yang dilatih dengan
itu. Bola mengenai kedua lengan bawah
metode latihan passing berpasangan
secara bersamaan dan terpantul ke atas
dengan metode latihan passing tidak
lagi, gerakan lengan lebih mirip sikap
berpasangan siswa SMP Kartika XX_2
mengangkat atau mendorong, dan bukan
Wirabuana Makassar.
memukul. Dalam hal ini kekuatan lengan
Hasil
berperan dalam sukses tidaknya pasing
membuktian
bawah bolavoli. Otot bisep dan trisep
passing
sebagai penopang bawah juga sangat
berkekuatan lengan tinggi memberikan
berperan
pengaruh lebih baik dari pada metode
memberikan
dorongan
pengujian bahwa
berpasangan
hipotesis
metode
latihan
pada
siswa
10
latihan passing tidak berpasangan pada
kekuatan yang maksimal itu, akan dapat
siswa yang berkekuatan lengan tinggi.
meningkatkan
keterampilan
passing
Telah dikemukakan sebelumnya
bawah bolavoli, dengan gerakan-gerakan
bahwa kedua metode dapat meningkatkan
yang cepat tentu akan lebih baik bila
keterampilan passing bawah bolavoli bagi
ditunjang oleh tingkat kekuatan lengan yang
siswa SMP Kartika XX_2 Makassar, tapi
baik pula.
masing-masing memiliki perbedaan dalam pelaksanaannya.
Metode latihan berpasangan
Metode
latihan
passing
metode
passing
tidak
merupakan salah satu
latihan
yang
juga
banyak
dalam pelaksanaannya
digunakan oleh pelatih dalam pembinaan
lebih menekankan pada kerjasama dan
olahraga khususnya olahraga permainan
perpaduan gerakan terhadap pasangan
bolavoli karena metode latihan ini dapat
untuk merespon gerakan passing dan otot
meningkatkan keterampilan passing bawah
yang terlibat, sehingga pada saat passing
bolavoli.
bawah terjadi secara mendadak sebelum
individu menguasai keterampilan passing
otot
dan
sehingga dapat melakukan permainan
memungkinkan otot-otot untuk mencapai
spesifik dengan lebih baik disepanjang
kekuatan maksimum dalam waktu yang
pertandingan, keterampilan dasar ini tersaji
sangat singkat.
sebagai suatu pondasi untuk bermain
berpasangan
berkontraksi
kembali
Metode
ini
memungkingkan
bawah
bolavoli dengan baik disemua tingkat.
bolavoli akan lebih mudah dilakukan
Metode latihan passing tidak berpasangan
apabila siswa memiliki kekuatan lengan
ini
yang
kekuatan
menggunakan peralatan yang sederhana
didefinisikan sebagai kemampuan system
pula seperti tembok atau dinding dan lain
neuromuscular
sebagainya.
Keterampilan
tinggi.
Selain
passing
itu
menghasilkan
gaya
sangat
sederhana
Kemudian
karena
juga
dapat
metode
melawan tahanan eskternal. Kekuatan
latihan passing tidak berpasangan adalah
khususnya kekuatan lengan yang baik itu
jenis umum dari latihan passing untuk
akan menambah performance seorang
mengembangkan keterampilan passing
atlet.
bawah bolavoli dengan memperhatikan Dengan demikian bahwa bagi siswa
yang memilki kekuatan lengan tinggi atau
sudut pantul dan sudut datang yang harus diperhatikan
11
Bagi siswa yang memiliki kekuatan
maksimal. Perkenaan bola dengan lengan
lengan rendah metode latihan passing
akan relatif lama, sehingga lebih mudah
tidak berpasangan
meningkatkan terbentuknya teknik passing
metode latihan
lebih baik daripada passing berpasangan
bawah
bolavoli
dan
terjadinya
terhadap keterampilan passing bawah
peningkatan
bolavoli
Latihan passing bawah bolavoli dengan
siswa
SMP
Kartika
XX_2
Wirabuana Makassar. Metode
bolavoli.
metode tidak berpasangan lebih efektif
latihan
berpasangan
passing bawah
passing
tidak
merupakan salah satu
diterapkan bagi atlet pemula sebagai awal pembentukan
teknik
passing
bawah
metode latihan yang banyak digunakan
bolavoli. Penggunaan metode latihan ini
oleh pelatih dalam pembinaan olahraga.
tetap
Metode latihan ini sangat sederhana
mengatasi kejenuhan siswa namun harus
karena dapat menggunakan peralatan yang
berdasarkan pada maksud dan porsi
sederhana pula seperti tembok, dinding dan
latihan tersebut.
lain sebagainya. Metode latihan tidak
KESIMPULAN
berpasangan yang memiliki karakteristik
1. Secara
gerakan
digunakan
keseluruhan,
untuk
hasil
keterampilan passing bawah bolavoli
metode latihan passing ini
melalui penerapan metode latihan
annya memiliki ciri
passing berpasangan lebih lebih baik
khusus yaitu kontraksi yang sangat kuat
daripada metode latihan passing tidak
dan merupakan respon dari pembebanan
berpasangan.
dalam
disesuaikan
dapat
dengan
individu,
yang
saja
dinamik atau regangan otot-otot yang terlibat.
2. Terdapat interaksi antara metode latihan
Bagi siswa yang memilki kekuatan lengan rendah, latihan semacam ini sangat relevan karena tidak memerlukan
terhadap
dengan kekuatan
lengan
keterampilan
passing
bawah bolavoli. 3. Bagi siswa yang memiliki kekuatan
gerakan yang terlalu cepat dan eksplosive
lengan tinggi, hasil
dan dapat memberikan motivasi bagi anak
passing bawah
untuk melakukan gerak sesuai dengan
penerapan metode latihan passing
kemampuan
berpasangan lebih baik daripada
tubuhnya
yang
dimiliki,
sehingga peningkatannya-pun dapat lebih
metode
latihan
keterampilan
bolavoli melalui
passing
tidak
12
berpasangan.
mensosialisaikan
4. Bagi siswa yang memiliki kekuatan lengan rendah, hasil passing
bawah
keterampilan
bolavoli
melalui
metode latihan
passing berpasangan kepada seluruh pelatih dan guru Olahraga yang ada di
Pengkab–Pengkab
tentang
penerapan metode latihan passing
pelaksanaan metode latihan Passing
tidak berpasangan lebih baik daripada
berpasangan
metode latihan passing berpasangan
meningkatkan keterampilan passing
Saran
khususnya
dalam
bawah bolavoli;
1. Setelah mengetahui bahwa metode
5. Dalam penelitian ini, menggabungkan
latihan passing berpasangan lebih
dua instrument penilaian, yaitu proses
bermakna
dan
diterapkan
dalam
hasil
sebagai
meningkatkan keterampilan passing
sehubungan
bawah bolavoli, untuk itu bagi para
dianjurkan guru agar dalam menilai
pelatih, pembina dan guru olahraga
keterampilan
diharapkan
senantiasa
kiranya
menggunakan
dengan
produk, itu maka
praktek
siswanya
memperhatikan
kedua
metode latihan passing berpasangan
aspek tersebut, yaitu penguasaan
sebagai
teknik dan prestasinya sebagai hasil
acuan
utama
dalam
membina atau melatih para atletnya; 2. Bagi siswa yang memiliki kekuatan lengan
tinggi,
maka
disarankan
akhir dari suatu penilaian; 6. Pada dasarnya penelitian ini hanya terpokus pada pengaruh metode
dalam melatih keterampilan passing
latihan
bawah bolavoli untuk menggunakan
terhadap
metode latihan passing berpasangan;
bawah
dan
kekuatan
keterampilan bolavoli,
lengan passing
untuk itu maka
3. Bagi siswa yang memilki kekuatan
perlu diadakan penelitian lanjutan
lengan rendah, maka disarankan
dengan menambahkan variabel dan
dalam melatih keterampilan passing
memilih variabel kategori atau atribut
bawah bolavoli untuk menggunakan
lainnya demi memperkaya khasanah
metode
ilmu di bidang keolahragaan.
latihan
passing
tidak
berpasangan; 4. Kepada pengurus PBVSI Sulawesi Selatan
kiranya
dapat
13
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Barbara, L.V. 2004. Bola Voli Tingkat Pemula. Terjemahan Monti. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bompa, T.O. 1990. Periodization Theory and Metodology of Training. New Zealand: Human Kinetic. Budiyono, S. 2011. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Laskar Askara Danim, S. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta. Darmadi, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. DEPDIKNAS. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Durrwachter, G. 1986. Bolavolley : Belajar dan Berlatih Sambil Bermain. Terjemahan Agus Setiadi, Jakarat: PT Gramedika. Giri Wijoyo, Y.S.S. & Sidik, D.Z. 2012 Ilmu Faal Olahraga : Fisiologi Olahraga. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset, 2012. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek – Aspek dalam Coaching. Jakarta: C.V.Tambak Kusuma. Hudarta,H.J.S. 2010 Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta. Ichsan, N.H. 2004. Tes Dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Makassar: Badan Penerbit UNM. Kessel, J. 2008. Melatih Bola Voli Remaja. Terjemahan Novi Lestari, Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.
Kiraly’s, K. 1990. Championship Volleyball. New York. Kurniawan, F. 2012. Buku Pintar Pengetahuan Olahraga. Jakarta Timur: Laskar Aksara. Kosasih, E. 1995. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SLTP Kelas 1, Jakarta : Erlangga. Kleinmann, T. & dkk.1986. Bolavolley : Pembinaan Teknik,Takti dan Kondisi. Terjemahan Agus Setiadi, Jakarta : PT.Gramedia. Lutan, R. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : DEPDIKBUD. Nossek, J. 1995. Teori Umum Latihan. Terjemahan M.Furqon, Surakarta. Pate, R.R. McClenaghan, B. & Rotella, R. 1984. Dasar – Dasar Ilmiah Kepelatihan. Terjemahan Oleh Dwijowinoto, K. 1993. Semarang : IKIP Semarang Pres. PBVSI. 2005. Peraturan Permainan Bola Voli. Jakarta: PBVSI. Rahyubi, H. 2011. Teori–teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Majalengka: Nusa Media. Sajoto, M. 1995. Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Samsuddin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
14
Kesehatan. Jakarta: Prenada Media Group.
Litera
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta. Suharno, HP. 1981. Metodik Melatih Permainan Bolavolley. Bandung: Yogyakarta. Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: Lubuk Agung. Sumpena, T.2009. Belajar Bermain Bola Voli. Terjemahan Pioner Jaya. Bandung: Pioner Jaya. Surakhmad, W. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito. Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT. Bumi Timur Jaya. Winarsunu, T. 2004. Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Yunus, M. 1992. Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta: DEPDIKBUD.