AUDIT MANAJEMEN FUNGSI PEMASARAN GUNA MENILAI TINGKAT EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN EKONOMIS (Studi Kasus Pada Perusahaan Kecap Tjap Kuda) Oleh : Dwi Asmara Suci Prahara Wati Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis efisiensi, efektifitas dan Ekonomis dari penerapan audit Manajemen pemasaran pada Perusahaan Kecap Tjap Kuda. Penelitian ini akan mengunakan metode deskriptif dan pendekatan studi kasus. Adapun data yang dianalisa didapatkan dari metode wawancara atau interview, observasi, dan dokumentasi. Pelaksanaan audit operasional harus mengikuti tahap-tahap tertentu dalam setiap penugasan walaupun sasaran berbagai audit berlainan. Penemuan harus didukung oleh fakta dan data tertulis. Adapun tahap-tahap audit operasional adalah Audit Pendahuluan, Review dan Pengendalian Pengujian Manajemen, Audit Lanjutan dan Pelaporan. Dari hasil audit diperoleh kesimpulan terhadap pelaksanaan berbagai unsur manajemen, yaitu organisasi, perencanaan, pengawasan dan pelaporan. Dari unsur organisasi diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan telah memiliki struktur organisasi yang jelas. Struktur ini juga memuat uraian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian pada perusahaan. Pemeriksaan terhadap unsur perencanaan perusahaan belum memiliki perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini membuat arah kebijakan perusahaan kurang terarah. Pemeriksaan terhadap unsur pengawasan diperoleh hasil bahwa bagian pemasaranmempunyai sistem otorisasi dokumen yang baik. Secara berkala juga dilakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap persediaan barang. Hal ini meminimalkan terjadinya kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh karyawan bagian pemasaran. Aktivitas dan sistem pengawasan yang dilakukan oleh bagian pemasaran ini membuat aktivitas pemasaran mampu berjalan secara efektif, efisien dan eknomis. Hasil pemeriksaan dari unsur pengarahan diperoleh kesimpulan bahwa kepala bagian pemasaran telah memberikan petunjuk dan arahan tentang pelaksanaan tugas. Dengan demikian hal ini membuat pelaksanaan kerja bagian pemasaran mampu melaksanakan aktivitas secara efisien, efektif dan ekonomis Kata kunci : Audit, Manajemen, Fungsi Pemasaran, Efisiensi, Efektivitas, Ekonomis
ABSTRACT This study aims to evaluate and analyze the efficiency, effectiveness and economics of the application of marketing management audit on Ketchup Company “Tjap Kuda”. This study will use the descriptive method and case study approach. The analyzed data obtained from interviews, observation, and documentation. Conduct operational audits should follow the stages - each stage in various audit assignments despite different goals. The discovery must be supported by facts and data is
32
written. the stages of operational audits is Audit Introduction, Review and Testing Control Management, Advanced Audit and Reporting. The conclusion of the audit of the implementation of the various elements of management, namely organizational, planning, monitoring and reporting. Organization of the elements can be concluded that the company has had a clear organizational structure. This structure also contains a description of the duties and authority of each part of the company. Examination of the elements of the company does not yet have planning planning both short term and long term. This makes the company’s policy less focused. Examination of the control elements that the results obtained authorization system marketing department have a good document. Periodically also conducted inspection and examination of the inventory. This minimizes the occurrence of fraud committed by employees of the marketing department. Activities and surveillance systems conducted by the marketing department make marketing activities capable of running an effective, efficient and economical. The results of the examination is concluded that elements directing head of marketing has provided guidance and direction on the implementation of the task. Thus it makes the implementation of the marketing department is able to carry out work activities efficiently, effectively and economically Keywords: Audit, Management, Marketing Function, Efficiency, Effectiveness, Economic menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi. Tak pernah dipungkiri bahwa pemasaran masih memiliki peran penting dalam sebuah bisnis. Dengan adanya pemasaran dapat membantu memberikan informasi mengenai barang atau jasa yang ditawarkan sebuah perusahaan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sesuai dengan sasaran pasar. Karena produk barang atau jasa akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi, jika kita dapat menyediakan apa yang konsumen butuhkan. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen membutuhkan konsep pemasaran. Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus efisiensi,efektivitas dan ekonomis dalam menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang lebih baik.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dunia usaha dan kemajuan teknologi dari tahun ke tahun makin berkembang dengna cepat, pasar dipenuhi oleh berbagai jenis produk barang dan jasa yang memberikan banyak pilihan kepada konsumen. Hal ini menimbulkan persaingan yang ketat kepada perusahaan yang memproduksi barang yang sejenis. Di lain pihak konsumen mendapat keuntungan karena tersedia berbagai macam pilihan produk yang ditawarkan oleh produsen sehingga mereka dapat memilih produk yang sesuai dengan selera mereka. Operasional perusahaan harus dilaksanakan secara efisiensi,efektivitas dan ekonomis untuk mencapai suatu kondisi perusahaan yang sehat karena dalam menjalankan operasionalnya, perusahaan biasanya mengarahkan sumber daya dalam jumlah yang besar, sehingga apabila terjadi penyimpangan akan mengakibatkan kerugian material yang cukup besar. Pemasaran (marketing) adalah salah satu kegiatan dalam perusahaan yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri
33
Dari paparan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil topik mengenai bidang audit manajemen pemasaran khususnya pada perusahaan yang bergerak di Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” yang berlokasi di Tulungagung, Jawa Timur.Dengan adanya audit manajemen pemasaran, perusahaan mampu menilai tingkat efisiensi, efektivitas dan Ekonomis dalam pelaksanaan operasional perusahaan di tengah permasalahan-permasalahan yang ada. Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” berdiri sejak tahun 1916, akan tetapi perkembangan perusahaan belakangan ini mendapat tantangan yang cukup serius dengan mulai masuknya produk-produk sejenis pada wilayah pemasaran perusahaan. Bahkan di daerah asalnya sendiri, di Tulungagung, berbagai macam produk kecap mulai masuk di pasaran baik dari produsen lokal (eks karesidenan kediri) maupun dari produsen tingkat nasional. Hal ini membuat Perusahaan Kecap “Tjap Kuda”, berupaya untuk setidaknya mempertahankan pangsa pasar yang telah dimilikinya. Salah satu masalah yang dihadapi oleh Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” adalah masalah pemasaran. Selama ini produk-produk Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” memang lebih dikenal di wilayah Kabupaten Tulungagung. Di wilayah ini produk kecap hasil produksi Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat, baik di tingkat rumah tangga maupun warungwarung dan restoran. Akan tetapi untuk menembus pasar di luar wilayah sering perusahaan dihadapkan dengan berbagai macam kendala dan persaingan. Untuk itu manajemen perusahaan dalam melakukan operasional usahanya utamanya yang berkaitan dengan aktivitas pemasaran selalu mengedepankan 3 prinsip, yaitu efisiensi, efektivitas dan ekonomis agar segala sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan untuk memenangi persaingan.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti membuat rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana prosedur audit manajemen pemasaran guna menilai tingkat Efisiensi,Efektivitass dan Ekonomis dalam fungsi pemasaran pada perusahaan Kecap “Tjap Kuda”Tulungagung. Batasan Penelitian Pada penelitian kali ini peneliti membatasi permasalahan yang diteliti agar lebih terfokus pada : Audit manajemen pemasaran pada perusahaan kecap “Tjap Kuda”-Tulungagung,Guna menilai tingkat efisiensi,efektivitas dan ekonomis.Data yang dianalisa periode 2012 di perusahaan kecap “Tjap Kuda”-Tulungagung. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat efisiensi, efektivitas, dan ekonomis fungsi pemasaran pada perusahaan Kecap “Tjap Kuda”-Tulungagung. METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan Audit Manajemen Pemasaran untuk menciptakan efisiensi, efektivitas dan Ekonomis dalam pelaksanaan operasional pemasaran di Perusahaan Kecap ”Tjap Kuda”Tulungagung.Penelitian ini dilakukan pada bagian pemasaran perusahaan bersangkutan. Dimana data yang digunakan adalah data Pemasaran tahun 2012 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan secara langsung ke perusahaan yaitu dengan cara : 1). wawancara, 2). Observasi, 3) Kuesioner Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional variabel 1. Audit menejemen fugsi pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk
34
mengetahui sejauhmana suatu kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan data dan informasi bagi manajemen khususnya yang berkaitan dengan aktivitas pemasaran dapat berjalan dengan baik. 2. Efisiensi adalah melakukan suatu pekerjaan dengan tepat, cermat dan berdaya guna tanpa membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. 3. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuantujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara. 4. Ekonomis, penggunaan atau pemanfaatan dana seminimal mungkin dalam mendapatkan atau menghasilkan output dari sebuah proses produksi atau kegiatan usaha.
ketiga elemen dari tentative audit objective (tujuan pemeriksaan sementara), yaitu criteria, causes dan effects, dengan melakukan pengetesan terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen dan untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang diperoleh dari perusahaan adalah kompeten jika audit diperluas dalam detailed examination (pengujian terinci). Criteria merupakan standar yang harus dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan, causes adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku, dan effects adalah akibat dari tindakan-tindakan menyimpang dari standar yang berlaku. 3) Detailed Examination (Pengujian Terinci) Pada tahap ini auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, kompeten, material dan relevan untuk dapat menentukan tindakantindakan apa saja yang dilakukan manajemen dan pegawai perusahaan yang merupakan penyimpanganpenyimpangan terhadap criteria dalam firm audit objective (tujuan pemeriksaan yang pasti), dan bagaimana effects dari penyimpanganpenyimpangan tersebut dan besar kecilnya effects tersebut yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. 4) Report Development (Pengembangan Laporan) Temuan audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran dan harus direview oleh audit manager sebelum didiskusikan dengan auditee. (sebaiknya secara tertulis).
Teknik Analisis Penelitian ini akan mengunakan metode deskriptif. Adapun data yang dianalisa didapatkan dari metode wawancara atau interview, observasi, dan kuisioner. Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Adapun prosedur audit yang digunakan adalah sesuai pendapat Leo Herbert sebagaimana dikutip oleh Agoes (2004:176) yang meliputi : 1) Prelimenary Survey (Survei Pendahuluan). Tujuan dari survey pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar belakang, dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek organisasi, kegiatan, program, atau sistem yang dipertimbangkan untuk diperiksa, agar dapat diperoleh pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek pemeriksaan. 2) Review and Testing of Management Control System (Penelaahan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen). Tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung merupakan salah satu
35
perusahaan bahan makanan. Perusahaan ini mengolah bahan baku menjadi produk jadi berupa kecap. Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung didirikan tahun 1916 oleh Bapak Han Kioe, pada mulanya perusahaan ini hanya merupakan perusahaan keluarga atau home industry yang berlokasi di jalan Kapten Kasihin atau tepatnya di Desa Plandaan Tulungagung. Perlu diketahui bahwa perusahaan ini hanya memproduksi satu macam produk, yaitu dengan merek atau “Tjap Kuda”. Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung ini menggunakan bahan kedelai serta bahan pembantu lain yaitu : air, garam dan bumbu-bumbu. Supaya perusahaan ini dapat berjalan dengan lancar, maka sangat diperlukan adanya suatu wadah organisasi yang berbentuk badan hukum, guna menjaga lebih lanjut kestabilan operasional perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan akhirnya berubah menjadi perusahaan perseorangan yang mempunyai badan hukum dan mendapat surat dari Departemen Perindustrian dengan Nomor Ijin yaitu No. B124/B.2/DPDS. Pada tahun 1941 perusahaan berpindah tangan dari tangan Bapak Han Kioe ke Bapak Subiantoro yang merupakan putra dari Bapak Han Kioe. Kemudian pada tahun 1971 perusahaan ini dilimpahkan kepada Bapak Gunarso yang merupakan putra dari Bapak Subiantoro dan cucu dari Bapak Han Kioe.
perusahaan tersebut melakukan aktivitas administrasinya. Sedangkan tempat kediaman adalah tempat dimana perusahaan melaksanakan aktivitas produksinya. Adapun pertimbangan dalam menentukan lokasi perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung Tulungagung mendasarkan pada pertimbanganpertimbangan sebagai berikut : 1) Faktor Primer a) Sumber bahan baku Bahan baku yang utama diperlukan oleh Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung Tulungagung yaitu : kedelai hitam yang diperoleh di daerah Tulungagung dan sekitarnya. b) Tenaga Kerja Penduduk daerah sekitar lokasi perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung merupakan daerah pemukiman, sehingga banyak tersedia tenaga kerja yang baik secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. c) Persediaan Air dan Listrik Persediaan air dan listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting terhadap suatu perusahaan industri. Air diperoleh dari sumur pada lokasi perusahaan yang dapat mencukupi kebutuhan perusahaan, sedangkan listrik diperoleh dari PLN dan didukung dengan tenaga diesel yang dimiliki oleh perusahaan. d) Sarana Transportasi Perusahaan yang menghadap jalan raya dan kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan cukup untuk sarana transportasi perusahaan, maka kondisi pengangkutan untuk keperluan perusahaan sangat mudah dan lancar. 2) Faktor Sekunder a) Pengaruh perusahaan terhadap masyarakat Hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar cukup baik, karena perusahaan dapat
Lokasi dan Tata Letak Perusahaan Setelah perusahaan dijalankan oleh Bapak Gunarso, berselang beberapa tahun kemudian perusahaan berpindah lokasi yaitu di Jalan Adi Sucipto 76 Tulungagung. Alasan perpindahan lokasi ini karena di lokasi yang baru ini lebih strategis, sebab mempunyai areal tanah yang luas dan menghadap jalan raya sehingga memudahkan untuk transportasi. Membahas masalah lokasi perusahaan maka harus dibedakan antara tempat kedudukan dan tempat kediaman, karena tempat kedudukan adalah tempat dimana
36
menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran bagi masyarakat sekitar. b) Fasilitas modal Untuk nmendapatkan fasilitas modal dapat dijalankan dengan mudah yaitu dengan pinjam kredit dari bank.
Struktur Organisasi Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung merupakan perusahaan perseorangan, memiliki struktur organisasi yang berbentuk garis atau line. Struktur organisasi ini adalah paling sederhana, dimana wewenang berada di tangan pimpinan. Adapun struktur organisasi pada perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung Tulungagung adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1) Direktur - Menentukan kebijakan perusahaan dalam bidang perencanaan, pengarahan, pengendalian, pengembangan dan pengawasan perusahaan. - Mengkoordinir dan mengawasi jalannya aktivitas perusahaan - Mendelegasikan sebagian wewenang dan tanggung jawab kepada bagian-bagian sesuai bidang masing-masing - Mengadakan perjanjian kerjasama dengan pihak lain. 2) Wakil Direktur - Membantu direktur dalam tugas pekerjaan sehari-hari
3)
4)
37
- Membuat laporan secara periodik tentang aktivitas perusahaan - Bertanggung jawab kepada direktur perusahaan - Melaksanaan koordinasi dengan bagian yang ada untuk melaksanakan aktivitas perusahaan Kepala Bagian Produksi - Membantu direktur dalam mengusahakan kebutuhan produksi - Mengawasi pelaksanaan dan jalannya proses produksi - Memelihara dan memperbaiki mesin dan peralatan produksi - Menjaga kualitas hasil produksi Kepala Bagian Pemasaran - Membantu direktur dalam hal pemasaran produk perusahaan
5)
6)
7)
8)
- Mengadakan penelitian untuk dasar pembuatan keputusan bidang pemasaran - Mencari dan membina hubungan baik dengan para pelanggan - Mengadakan pengawasan proses pemasaran barang-barang yang dihasilkan Kepala Bagian Keuangan - Membantu direktur dalam mengawasi dan menyelenggarakan serta pengendalian administrasi keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran - Mengusahakan perputaran tenaga kerja seefisien mungkin dan melaksanakan pengangkutan, memberhentikan, pengaturan kepegawaian dan menentukan upah karyawan - Melaksanakan koordinasi dengan bagian yang ada untuk melaksanakan aktivitas perusahaan Kepala Bagian Personalia - Membuat daftar hadir pegawai atau karyawan - Mengontrol pegawai atau karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya - Memperhatikan kesejahteraan karyawan - Membuat surat perintah jalan surat ijin kepegawaian Bagian Pembelian - Memberikan informasi mengenai harga bahan - Merencanakan pembelian bahan baku - Membeli bahan untuk proses produksinya Bagian Produksi - Menyusun rencana produksi - Mencatat hasil produksi - Bertanggung jawab atas kelancaran produksi
9)
10)
11)
12)
13)
Bagian Gudang - Menyusun barang dengan rapi dan teratur - Membuat catatan mengenai keluar masuknya barang - Bertanggung jawab atas pengiriman barang Bagian Pemasaran - Mencari dan membina hubungan baik dengan pelanggan - Mencatat semua transaksi hasil yang dipasarkan - Bertanggung jawab atas pengiriman barang Bagian Keuangan - Mencatat semua transaksi keuangan - Membayar gaji para pegawai - Menyimpan dan memelihara dokumen-dokumen keuangan - Menyiapkan laporan keuangan Bagian Personalia - Mencari dan menerima calon karyawan - Mengadakan absensi terhadap karyawan - Mengadakan pengarahan dan training atau latihan kepada karyawan - Menerima segala keluhan karyawan Pekerja - Mengerjakan sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh bagian kepada masing-masing pekerja - Bertanggung jawab kepada kepala bagian masing-masing
Personalia dan Hubungan Perburuhan Jumlah Karyawan dan kualitasnya Jumlah seluruh karyawan dari perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung adalah 120 orang, dimana sebanyak 120 orang merupakan tenaga kerja yang mendukung langsung aktivitas produksi perusahaan. Adapun rincian tenaga kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut :
38
Tabel 4.1 Jumlah Karyawan Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jabatan Jumlah Direktur 1 orang Wakil Direktur 1 orang Kepala Bagian Produksi 1 orang Kepala Bagian Pemasaran 1 orang Kepala Bagian Keuangan 1 orang Kepala Bagian Personalia 1 orang Bagian Pembelian 4 orang Bagian Produksi 3 orang Bagian Gudang 5 orang Bagian Pemasaran 4 orang Bagian Keuangan 3 orang Bagian Personalia 2 orang Pekerja / Buruh pabrik 93 orang JUMLAH 120 orang Sumber : Perusahan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung, Tahun 2012
Dari tabel pada halaman sebelumya dapat diketahui bahwa jumlah terbesar karyawan di Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung terdapat pada bagian pekerja atau buruh pabrik. Sedangkan pada bagian-bagian yang mempunyai tugas
administrasi hanya ditempatkan karyawan seperlunya saja. Sedangkan dari tingkat pendidikan karyawan Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Karyawan Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1 2 3 4
SD 36 orang SMP 55 orang SMA 21 orang Diploma/Sarjana 8 orang JUMLAH 120 orang Sumber : Perusahan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung, Tahun 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah terbesar tingkat pendidikan karyawan pada Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung adalah SMP (55 orang atau 45,83%) dan SD (36 orang atau 30%). Hal ini dikarenakan karena mayoritas karyawan ini bekerja sebagai pekerja atau buruh pabrik yang tidak memerlukan keahlian atau tingkat pendidikan khusus (unskilled or untrained labour). Sedangkan untuk karyawan yang
berijazah SMA dan Diploma/Sarjana mayoritas bekerja dalam bidang administrasi, pemasaran dan keuangan. Selain tingkat pendidikan seperti yang telah disebutkan di atas, Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung juga berupaya melakukan pengembangan dan peningkatan kualitas SDM yang dimilikinya dengan cara mengikutsertakan para karyawannya secara bergilir dalam diklat dan pelatihan-pelatihan kerja.
39
Upah dan Sistem Penggajian Upah merupakan balas jasa yang diterima oleh para karyawan atas pekerjaan dan atau pikiran yang telah diberikan atau disumbangkan kepada perusahaan. Pada dasarnya pemberian upah disesuaikan dengan tingkat klasifikasi tenaga kerja, tingkat pendidikan, masa kerja, jabatan, tanggung jawab dan risiko yang dibebankan kepada karyawan. Adapun sistem penggajian yang diterapkan oleh Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung adalah sistem gaji tetap yang dibayarkan setiap bulan kepada para karyawan di bagian Administrasi dan sistem upah harian yang dibayarkan tiap minggu kepada para karyawan di bagian Produksi (buruh pabrik).
c)
Produksi dan Hasil Produksi Proses Produksi Secara garis besar proses produksi pada Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung terbagi menjadi empat bagian yaitu : a) Membuat kedelai bercendawan Terlebih dahulu harus dilakukan pemilihan terhadap kedelai, setelah itu kedelai hitam dicuci sampai bersih samapi air bekas cucian tidak keruh lagi dan kotoran hilang. Kemudian kedelai yang sudah masak dipindahkan ke dalam wadah dan dibiarkan sampai kering. Untuk mendinginkan kedelai-kedelai itu, kedelai diserakkan di atas nyiru dan diangin-anginkan. Tetapi tidak perlu dijemur di bawah terik matahari agar tidak terlalu kering baru ditutup dengan plastik dan ditaruh di rak-rak kemudian dibiarkan selama kurang lebih tiga hari tiga malam. Dengan sendirinya kedelai-kedelai itu akan ditumbuhi cendawan-cendawan. b) Membersihkan kedelai dari lapuk cendawan
d)
40
Kedelai yang ditumbuhi cendawancendawan itu dijemur di bawah matahari, setelah beberapa hari maka pertumbuhannya akan terhenti dan lapuk cendawan mudah melepaskan diri dari kedelai yang telah ditumbuhinya. Kedelai yang bercendawan dimasukkan ke dalam tromol kemudian tromol ini diputar dengan tenaga mesin. Karena gerak putaran mesin itu kedelai yang ada di dalam tromol saling menggesek dan lepaslah lapuk cendawannya. Mengambil sari kedelai Pertama-tama garam dilarutkan dalam air bersih dengan kepekatan antara 30% sampai 40%, agar garam dapat larut dengan cepat sebaiknya melarutkan sambil direbus. Kemudaian dibiarkan supaya dingin, baru kemudian dipakai untuk merendam kedelai dalam guci-guci besar yang tingginya satu meter dan ditutup seng berbentuk kerucut, selanjutnya rendaman kedelai itu disaring dengan kain flanel atau kain putih. Kemudian kedelai diseduh dengan air garam sebanyak 1,5 sampai 2 kali jumlah kedelai. Pada tahap ini kecap yang diproses sudah jadi, hanya rasanya masih asin. Pemberian bumbu Bumbu-bumbu tersebut digoreng tanpa minyak, setelah matang kemudian ditumbuk sampai halus. Bumbu yang sudah dimasak selanjutnya ditambah gula aren. Campuran kecap, bumbu dan larutan gula aren dimasak terus hingga aroma bumbu meresap benar. Selesai dimasak dimasukkan ke dalam guciguci dan disimpan kurang lebih selama 30 hari agar bumbu-bumbu tersebut meresap ke dalam kecap, dari sini kecap dimasukkan dalam botol dan siap untuk dipasarkan.
Gambar 4.2 Proses Produksi Pembuatan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung - Tahap Pertama
- Tahap Kedua
- Tahap Ketiga
- Tahap keempat
Membuat kedelai bercendawan
Membersihkan kedelai dari cendawan
Mengambil Sari Kedelai
Pemberian Bumbu
Sumber : Perusahan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung, Tahun 2012
-
Target dan Realisasi Produksi Target produksi merupakan tingkat hasil yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan, sedangka realisasi produksi merupakan kenyataan yang diperoleh dari target yang diharapkan di dalam menentukan target produksi Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung berdasarkan atas :
Data penjualan Data produksi Kapasitas produksi
Hasil Produksi Secara keseluruhan yang dihasilkan oleh perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung adalah :
Tabel 4.3 Hasil Produksi Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung No
Ukuran
Isi
1
Botol Besar
600 ml
2 Botol Kecil 300 ml Sumber : Perusahan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung, Tahun 2012
-
Penjualan Daerah-daerah penjualan untuk perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung dalam memasarkan produknya meliputi daerah-daerah berikut : Tulungagung Blitar Trenggalek
41
Ponorogo Kediri Nganjuk Jombang Madiun Beberapa kota di Jawa Tengah
Volume hasil penjualan Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan meskipun jumlahnya tidak begitu signifikan. Hal ini berkaitan dengan kapasitas produksi dan daerah pemasaran
yang masih sangat terbatas. Mengenai jumlah volume penjualan Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.4 Volume Penjualan Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung Tahun 2010-2012 (dalam liter) No
Tahun
Volume Penjualan (dalam liter)
1
2010
421.153
2
2011
425.227
3 2012 426.315 Sumber : Perusahan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung, Tahun 2012
Selain volume penjualan yang terbatas akibat kurangnya daerah pemasaran, Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung pada saat ini juga mengalami persaingan yang ketat, karena perusahaan pesaing melaksanakan promosi yang sangat gencar. Adapun pesaing yang dimaksud adalah : - Perusahaan Kecap ABC - Perusahaan Kecap Indofood - Perusahaan Kecap Cap “SAWI” - Perusahaan Kecap Cap “Bango” - Perusahaan Kecap Cap “Kuda Terbang” - Perusahaan Kecap Cap “KOKI DOLLAR”
tahapan sebelum barang siap dipasarkan. Tahap pertama dimulai saat barang selesai diproduksi oleh bagian produksi. Kemudian dilakukan pengecekan dan pemilahan terhadap barang yang berkualitas bagus dan barang yang kurang bagus. Barang yang bagus disortir untuk dibuang, sedangkan yang bagus dikemas. Pengemasan disini berbeda dengan pengemasan pada bagian produksi, karena pengemasan pada bagian pemasaran adalah untuk keperluan pengangkutan barang ke agen, grosir atau konsumen. Setelah itu barang disimpan di gudang sampai tiba saatnya barang dikirim ke pembeli atau pemesan. Untuk lebih jelasanya mengenai alur pemasaran barang pada Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini.
Hasil Analisa dan Pembahasan Gambar desain flowchart manajemen fungsi pemasaran Manajemen dalam menjalankan fungsi pemasarannya melakukan berbagai
42
Gambar 4.3 Gambar Desain Flowchart Manajemen Fungsi Pemasaran Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung Tahun 2012
Sumber : Perusahan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung, Tahun 2012
f) Melakukan tanya-jawab karyawan yang terkait Manajemen Pemasaran.
Prosedur Audit Pemeriksaan Pendahuluan (preliminary survey) Pemeriksaan pendahuluan ditujukan untuk memperoleh informasi mengenai Sistem Informasi Manajemen Pemasaran pada perusahaan. Pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai Manajemen Pemasaran adalah sebagai berikut: a) Melakukan pembicaraan pendahuluan dengan Bagian Pemasaran sebagai wakil dari perusahaan dan pihak-pihak yang terkait dengan Manajemen Pemasaran serta menjelaskan tujuan umum dan cara pemeriksaan dilakukan. b) Mengumpulkan data dan informasi mengenai: - Struktur organisasi perusahaan. - Uraian tugas bagian yang terkait dengan pelaksanaan Manajemen Pemasaran - Prosedur produksi. - Data lain yang relevan. c) Mempelajari prosedur Manajemen Pemasaran d) Mengamati tata letak mesin dan tata letak gedung. e) Mengamati cara kerja para karyawan yang terkait.
dengan dengan
Dari prosedur survey pendahuluan ini diperoleh temuan dan rekomendasi sebagai berikut : 1) Temuan : a) Bagian pemasaran telah memliki uraian tugas sesuai dengan struktur organisasi yang ditetapkan perusahaan b) Uraian tugas yang ada belum sampai mendetail ke uraian tugas masing-masing karyawan sehingga karyawan hanya melaksanakan tugas berdasar perintah pimpinan (Kabag Pemasaran). Hal ini membuat pelaksanaan tugas menjadi kurang efektif. c) Pada prosedur kerja setelah barang diterima oleh bagian pemasaran dari bagian produksi, barang dipilah oleh bagian pemasaran dan barang yang layak jual disimpan di gudang. Akan tetapi gudang yang dimiliki oleh perusahaan dikelola oleh bagian produksi. Hal ini membuat pelaksanaan tugas pemasaran menjadi kurang efektif, efisien dan ekonomis. d) Belum adanya kebijakan dan perencanaan yang bagus di bagian
43
pemasaran sebagai akibat tidak adanya arah kebijakan yang jelas pada pucuk pimpinan perusahaan. 2) Rekomendasi a) sebaiknya pembagian tugas karyawan lebih diperjelasa, sehingga karyawan bagian pemasaran bisa pro aktif dan tidak hanya bekerja berdasar perintah pimpinan. b) Sebaiknya bagian pemasaran memiliki gudang tersendiri yang terpisah dari gudang yang dikelola oleh bagian produksi. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja bagian pemasaran dan mengurangi terjadinya cacat produk setelah barang masuk gudang dan berstatus ready stock. c) Perlu dilakukan penyusunan dokumen perencanaan terhadap aktivitas bagian pemasaran di masa depan agar arah kebijakan bagian pemasaran lebih terarah.
terhadap stok barang di gudang sehingga meminimalkan terjadinya penggelapan. c) Karyawan yang bertugas melakukan pengiriman barang tidak diperkenankan melakukan penagihan, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penggelapan uang. 2) Rekomendasi Secara umum sistem pengendalian manajemen pada bagian pemasaran telah berjalan dengan baik, hal ini mampu menunjanng efisiensi, efektivitas dan ekonomis pada aktivitas pemasaran perusahaan. Akan tetapi sebaiknya perusahaan melakukan pengawasan terhadap stok barang yang tidak layak dijual, agar bisa dipastikan barang tersebut benarbenar tidak layak dan harus dibuang agar tidak membuka peluang karyawan melakukan kecurangan (fraud). Pengujian Terinci Dalam prosedur ini peneliti menggunakan metode kuesioner yang diberikan kepada bagian yang terkait dengan fungsi manajemen pemasaran. Kuesioner yang diberikan meliputi 4 (empat) item yang berkaitan dengan 4 unsur manajemen yaitu organisasi, perencaaan, sistem pengendalian intern dan pengarahan. Dari prosedur audit lanjutan (terinci) ini diperoleh beberapa kondisi, kriteria, penyebab, akibat dan rekomendasi yang disusun oleh penulis sebagai berikut : 1) Kondisi a) Karyawan bagian pemasaran hanya melakukan aktivitas berdasarkan perintah dan tugas dari pimpinan tanpa ada inovasi / kreativitas untuk mengembangkan aktivitasnya. b) Perencanaan perusahaan di masa depan sepenuhnya tergantung pada kebijakan pimpinan / pemilik perusahaan.
Penelaahan dan pengujian atas sistem pengandalian manajemen Pada prosedur ini peneliti melakukan langkah-langkah audit untuk menguji sistem pengendalian manajemen utamanya pada bagian pemasaran sebagai berikut 1) Melakukan wawancara kepada Kepala Bagian Pemasaran. 2) Melakukan penelitian dan menganalisa kemungkinan terjadinya kelemahan terhadap sistem pengendalian dan peluang terjadinya kecurangan (fraud). Pada prosedur ini peneliti memperoleh hasil audit berupa temuan dan menyusun rekomendasi sebagai berikut : 1) Temuan : a) Prosedur otorisasi dokumen telah berjalan dengan baik, setiap surat, nota, faktur dan bukti retur harus diotorisasi oleh kepala bagian sebelum dapat dipergunakan sebagai bahan laporan. b) Telah dilakukan pengawasan secara berkala maupun insidental
44
c) Karyawan bagian pemasaran jarang memberikan masukan dan saran terkait pengembangan operasional bagian pemasaran. d) Penambahan area pemasaran, agen, grosir dan toko sepenuhnya berdasarkan perintah dari kepala bagian pemasaran. 2) Kriteria a) Untuk membuat aktivitas dan operasional manajemen pemasaran dapat berjalan dengan efisien, efektivitas dan ekonomis, arah kebijakan perusahaan haruslah jelas dan tertuang dalam sebuah dokumen perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. b) Visi dan Misi yang merupakan penjabaran dari dokumen perencanaan haruslah menjadi acuan dalam pelaksanaan operasional pemasaran. c) Ekspansi pasar yang bertujuan untuk pengembangan perusahaan dan meningkatkan laba harus disusun dengan pertimbangan dan perencanaan yang matang. 3) Penyebab a) Perusahaan belum memiliki dokumen perencanaan yang memadai, hal ini membuat perusahaan tidak memiliki arah kebijakan yang jelas di masa yang akan datang. b) Tidak adanya arah kebijakan ini membuat perusahaan tidak memiliki visi dan misi yang jelas serta tertuang dalam bentuk tertulis. c) Tidak adanya visi dan misi serta arah kebijakan ini membuat masing-masing bagian dalam perusahaan juga kesulitan menyusun rencana kerja untuk masa yang akan datang. d) Tidak adanya rencana pemasaran yang jelas mebuat perusahaan sulit melakukan ekspansi pasar, baik untuk memperluas area pemasaran
atau memenangkan persaingan pada pasar yang sudah ada. 4) Akibat a) Pengembangan daerah pemasaran kurang bisa terencana dengan baik, adakalanya produk yang dipasok ke suatu daerah pemasaran yang baru, tingkat penjualannya ternyata sangat rendah. Hal ini menyebabkan biaya pemasaran yang sudah dikeluarkan menjadi terbuang percuma. b) Beberapa kegagalan dalam ekspansi pasar menyebabkan pemilik perusahaan cenderung mengambil sikap defensif (mempertahankan pasar yang ada) karena ketakutan akan terjadinya kegagalan. Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian manajemen dimasa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1) Kelemahan yang terjadi pada perencanaan pemasaran yang tidak memiliki pedoman tertulis sebagai dasar untuk melakukan aktivitas operasional. 2) Kelemahan yang terjadi pada bagian pemasaran yang melakukan ekspansi pasar tanpa perencanaan dan perhitungan yang matang. 3) Kelemahan yang terjadi karena kurang tanggapnya manajemen dalam menyikapi kegagalan yang pernah terjadi. Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut. Rekomendasi a) sebaiknya perusahaan menyusun rencana kerja dan arah kebijakan jangka panjang yang kemudian dijabarkan dalam visi misi perusahaan. b) perusahaan perlu mengembangkan area pemasaran dan memenangkan pangsa pasar, untuk itu diperlukan
45
adanya perencanaan yang jelas dan matang agar tidak terjadi kerugian. c) adanya arah kebijakan akan membuat masing-masing bagian perlu menyusun rencana kerja yang jelas dan terarah, sehingga aktivitas operasional perusahaan lebih efisien. Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki penulis mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk pada tingkat efisiensi, efektivitas dan ekonomis Manajemen Pemasaran Perusahaan
peneliti tidak bisa memberikan opini terhadap pelaksanaan unsur perencanaan terhadap efisiensi, efektivitas dan ekonomis. 3) Unsur pengawasan (controlling) Kesimpulan hasil audit : Bagian pemasaranmempunyai sistem otorisasi dokumen yang baik. Secara berkala juga dilakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap persediaan barang. Hal ini meminimalkan terjadinya kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh karyawan bagian pemasaran. Aktivitas dan sistem pengawasan yang dilakukan oleh bagian pemasaran ini membuat aktivitas pemasaran mampu berjalan secara efisiensi,efektivitas dan eknomis. 4) Unsur pengarahan (directing) Kesimpulan hasil audit : Unsur pengarahan berkaitan dengan unsur organisasi. Dalam melaksanakan tugas, kepala bagian pemasaran berkewajiban memberikan petunjuk dan arahan tentang pelaksanaan tugas. Dengan demikian hal ini membuat pelaksanaan kerja bagian pemasaran mampu melaksanakan aktivitas secara efisiensi,efektivitas dan ekonomis. Dari hasi penelitian diperoleh beberapa temuan dan rekomendasi yang disusun oleh penulis sebagai berikut : 1) Temuan : a) perusahaan telah melakukan fungsi manajemen pada unsur organisasi, pengawasan dan pengarahan dengan baik. b) perusahaan belum memiliki dokumen perencanaan yang memadai, hal ini membuat perusahaan tidak memiliki arah kebijakan yang jelas di masa yang akan datang. c) tidak adanya arah kebijakan ini membuat perusahaan tidak memiliki visi dan misi yang jelas serta tertuang dalam bentuk tertulis.
Pelaporan Dari pelaksanaan tahapan dan prosedur-prosedur audit yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka disusunlah sebuah laporan tentang pelaksanaan audit yang merupakan pendapat atau opini dari peneliti tentang pelaksanaan fungsi pemasaran untuk menilai efisiensi, efektivitas dan ekonomis. Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil audit ini adalah : 1) Unsur Organisasi (organizing) Kesimpulan hasil audit : Perusahaan telah memiliki struktur organisasi yang jelas. Struktur ini juga memuat uraian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian pada perusahaan. Adanya uraian tugas ini juga membuat bagian pemasaran mampu melaksanakan tugas secara efisiensi,efektivitas dan ekonomis. 2) Unsur Perencanaan (planning) Kesimpulan hasil audit : Perusahaan belum memiliki perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini membuat arah kebijakan perusahaan kurang terarah. Pelaksanaan operasional perusahaan dari tahun ke tahun hanya berdasarkan petunjuk dan arahan dari pimpinan, sehingga bagian pemasaran dalam melaksanakan tugas hanya menunggu petunjuk dan arahan dari pimpinan. Keadaan ini membuat
46
d) Tidak adanya visi dan misi serta arah kebijakan ini membuat masing-masing bagian dalam perusahaan juga kesulitan menyusun rencana kerja untuk masa yang akan datang. e) Tidak adanya rencana pemasaran yang jelas mebuat perusahaan sulit melakukan ekspansi pasar, baik untuk memperluas area pemasaran atau memenangkan persaingan pada pasar yang sudah ada. 2) Rekomendasi : Dari prosedur-prosedur audit manajemen yang telah dijalankan, maka penulis menyusun sebuah laporan hasil audit sebagai berikut : Kepada. Yth: Direktur Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung. Dengan ini kami sampaikan laporan manajement audit atas kegiatan manajemen pemasaran Perusahaan Kecap “Tjap Kuda” Tulungagung tahun 2012. Pemeriksaan kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan. Pemeriksaan kami mencakup tata cara, operasional dan mekanisme atas aktivitas manajemen pemasaran pada perusahaan. Pemeriksaan tersebut dimaksudkan
untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan ekonomis (kehematan) dari kegiatan operasi perusahaan dalam bidang pemasaran dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan yang ditemukan selama proses pemeriksaan atas struktur pengendalian intern, sehingga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi,efektivitas,dan ekonomis dari kegiatan aktivitas manajemen pemasaran perusahaan. Ringkasan hasil pemeriksaan kami sampaikan dalam bentuk Executive Summary di bagian I, sedangkan temuan-temuan pemeriksaan dan rekomendasi kami sampaikan dalam Daftar Temuan Pemeriksaan di Bagian II. Seandainya ada hal-hal yang perlu didiskusikan atau ditindaklanjuti, kami dengan senang hati bersedia untuk melaksanakan hal tersebut. Selama melaksanakan manajemen audit ini, kami telah memperoleh bantuan dukungan, dan kerjasama yang sangat baik dari Direksi dan Staf Perusahaan Kecap “Tjap Kuda”Tulungagung. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan kami mengharapkan kerjasama kita dapat berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Adhe, Claudia. 2013. Filosofi Manajemen Audit, (online), http://claudiadhe.blogspot.com/2013/1 0/filosofi-manajemen-audit.html
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet. 12, Jakarta : Rineka Cipta
Agoes, Soekrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi), Ed.3, Jakarta : Fakultas Ekonomi Trisakti
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik, Jakarta : Erlangga Fuad, M,. 2006. Pengantar Bisnis, Cet. 5, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Arens, Alvin A., Loebbecke, James K. 2005. Auditing : An Integrated Approach, Ed. 9, New Jersey : Prentice Hall International
Gaspersz, Vincent. 2000. Ekonomi Manajerial : Pembuatan Keputusan Bisnis, Jakarta : Gramedia
47
Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Manajemen Pemasaran, Yogyakarta ; BPFE
Proses dan Pemecahan Soal, Cet. 2, Jakarta : Bumi Aksara
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen, Ed. 7, Jil. 1, Jakarta : Erlangga
Siagian, Sondang P. 2001. Audit Manajemen, cet. 3, Jakarta : Bumi Aksara
Khasali, Rhenald. 2007. Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting dan Positioning, Cet. 8, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Siagian, Sondang P. 2006. Sistem Informasi Manajemen, Ed. 2, Cet. 6, Jakarta : Bumi Aksara.
Nuraida, Ida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran, cet 5. Yogya : Kanisius
Sunarto. 2004. Akuntansi Manajemen. Ed. 2. Yogyakarta : AMUS Yogyakarta
Nurhasanah, Andi. 2012. Definisi dan Lingkup Audit Manajemen, (online) http://andinurhasanah.wordpress.com/ 2012/12/26/definisi-dan-lingkupaudit-manajemen/
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, Cet. 1, Yogyakarta : Media Pressindo Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian, Ed. 1, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Perreault, William D., Cannon, Joseph P., dan Mc Carthy, Jerome. 2008. Pemasaran Dasar : Pendekatan Manajerial Global, Jakarta : Salemba Empat
Tugiman, Hiro. 2000. Standar Profesional Audit Internal, Yogya : Kanisius Ulum, Ihyaul. 2009. Audit Sektor Publik : Suatu Pengantar, Ed. 1, Cet. 2, Jakarta : Bumi Aksara.
Rama, Dasaratha V., Jones, Frederick L., 2008. Sistem Informasi Akuntansi, Ed. 18, Jakarta : Salemba Empat
Umar, Husein. 2000. Bussiness an Introduction, Ed.1, Cet. 3, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Zuhrawaty. 2009. Panduan dan Kiat Sukses Menjadi Auditor ISO 9001, cet. 1. Yogya : Media Pressindo
Sadeli, Lili M. dan Siswanto, Bedjo. 2001. Akuntansi Manajemen: Sistem,
48