PELATIHAN MEMBUAT BATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK DI PUSAT PELATIHAN BATIK TULIS AL-HUDAKABUPATEN SIDOARJO
Atfredaliya Laksmi Dwi Hutariningrum (Pendidikan Luar Sekolah, FIP, UNESA, e-mail:
[email protected]) Abstrak Semakin rendahnya generasi muda yang ingin meneruskan warisan budaya membatik membuat jumlah pengerajin batik di Kabupaten Sidoarjo semakin menurun, batik tulis Sidoarjo perlu dilestarikan karena memiliki ciri khas tersendiri. Untuk mempertahankan kebudayaan bangsa dan melestarikan batik tulis Sidoarjo, maka perlu diadakan pelatihan membuat batik tulis untuk meningkatkan kreativitas dalam menciptakan polapola batik baru hasil dari ide-ide kreatif masyarakat, agar batik tulis Sidoarjo semakin berkembang dengan pola-pola yang inovatif. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan pelatihan membuat batik di pusat pelatihan batik tulis “Al-Huda” perumahan sidokare asri Kabupaten Sidoarjo? (2) Bagaimana peningkatan kreativitas peserta didik setelah mengikuti pelatihan membuat batik di pusat pelatihan batik tulis “Al-Huda” perumahan sidokare asri Kabupaten Sidoarjo? (3) Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pelatihan membuat batik di pusat pelatihan batik tulis “Al-Huda” perumahan sidokare asri Kabupaten Sidoarjo? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian yang dijadikan objek adalah di Perumahan Sidokare Asri AW 18 Desa Sepande Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, subyek penelitian ini berjumlah 24 informan, yang terdiri dari 1 penyelenggara, 3 tutor dan 20 peserta didik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi . Hasil penelitian pada pelatihan membuat batik di pusat pelatihan batik tulis “Al-Huda” ini antara lain adalah : (1) Proses pelaksanaan pelatihan membuat batik sudah berjalan dengan baik, dan dalam pelatihan ini tutor/ instruktur berperan sebagai fasilitator yang mendampingi peserta didik. (2) Peningkatan kreativitas saat pelaksanaan pelatihan membuat batik dapat dilihat dari ide-ide kreatif peserta didik dalam menciptakan polapola batik yang baru, setelah pelatihan berakhir, peserta didik dapat mengaplikasikan keterampilan dan pengalaman dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. (3) faktor pendukung pelatihan membuat batik adalah antusias peserta didik yang sangat tinggi dalam mengikuti pelaksanaan pelatihan, faktor penghambat pelatihan membuat batik adalah peserta didik yang mempunyai kemampuan keterampilan rendah dapat menghambat berjalannya proses pelaksanaan pelatihan. Kata kunci : pelatihan membuat batik, kreativitas Abstract The lower of young generation who want to maintain batik culture legacy make the amount of batik craftman on Sidoarjo Regency become decreased, Batik tulis Sidoarjo need to be conserved since its have unique characteristic. To maintain the nation culture and conserve Batik tulis Sidoarjo it will need a training of the make batik tulis to improve creativity in creating new patterns from communiti’s creative ideas for make Batik tulis Sidoarjo more developed with innovative patterns. The problem formulations in this research are: 1) how is the implementation of make batik training at “Al-Huda” Batik Tulis Training Centre on Sidokare Housing Sidoarjo Regency? 2) How is the learner’s creativity improvement after following make batik training at at “Al-Huda” Batik Tulis Training Centre on Sidokare Housing Sidoarjo Regency? 3) What is the supporting factor and demotivating factor of make batik training at at “Al-Huda” Batik Tulis Training Centre on Sidokare Housing Sidoarjo Regency? This research applies qualitative research. The research location that becomes the object is at House of SidokareAsri AW 18 Sepande Village Candi Sub district, Sidoarjo District. Subject in this research amounted of 24 informants, which consisted of 1 organizer, 3 tutors, and 20 learners. Data collecting technique performed through deep interview, participant observation and documentation. The research results from the training of make batik at“Al-Huda” Batik Tulis Training Centre are: 1) the implementation process of make batik training have already run well and belong to very good scoring category. 2) the creativity improvement during make batik training implementation can be seen from the creative ideas of learners in creating new batik patterns, after training end, learner can implement the skill and experience in the effort of improving its life quality. 3) The supporting factor on make batik training is the enthusiast of learners that very high in following training, and the demotivating factor is the learners have low ability that can obstruct the process of training implementation. Keywords : the training of make batik, creativity
1
PENDAHULUAN Batik adalah hasil kebudayaan bangsa
menjalankan usahanya dengan kondisi yang tidak
Indonesia yang memiliki nilai tinggi. Banyak
harganya,
daerah di Indonesia mengembangkan batik dengan
pembatik yang semakin sedikit dan lain-lain.
menentu seperti bahan baku yang tidak stabil
gaya, corak, motif, dan pewarnaan tradisional yang
2
kain,
perajin
batik/buruh
Untuk meneruskan warisan budaya batik
khas. (Yusuf Effendy, 2000). Tanggal
kualitas
tulis Sidoarjo, maka perlu diadakan pelatihan
Oktober
2009,
UNESCO
keterampilan untuk mengembangkan keterampilan
menetapkan batik sebagai salah satu warisan
dan memberikan pengetahuan agar masyarakat
budaya Indonesia yang layak untuk dimasukkan
dapat
dalam Representative List of the Intangible
kebudayaan bangsa Indonesia, selain itu pelatihan
Cultural Heritage of Humanity, artinya bahwa
keterampilan yang diadakan di masyarakat akan
batik telah memperoleh pengakuan internasional
membantu untuk meningkatan kreativitas yang
sebagai salah satu kebudayaan Indonesia, sehingga
dimiliki oleh masyarakat, salah satunya adalah
diharapkan dapat memotivasi dan mengangkat
keterampilan membuat batik.
harkat para pengerajin batik dan mendukung usaha meningkatkan
kesejahteraan
rakyat.
menyadari
pentingnya
mempertahankan
Dalam setiap diri seseorang mempunyai
(Syarif
kemampuan yang belum terasah, menurut Roger
Nurhidayat, 2010: 15)
(dalam Munandar, 2009) setiap individu memiliki
Batik sekarang ini telah menjadi trend di
kecenderungan atau dorongan dari dalam dirinya
semua kalangan masyarakat, baik dalam acara-
untuk
acara formal maupun non formal.Dalam era
mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas
modernisasi dan globalisasi ternyata batik tulis
yang dimilikinya.Melalui pelatihan keterampilan
tradisional masih di cintai dan dilestarikan oleh
membuat
masyarakat yang sudah berwawasan global dan
menerapkan dan menyalurkan kreativitas yang
modern.Salah satunya adalah batik tradisional yang
dimiliki oleh setiap warga belajar.Kreativitas
berada di Kabupaten Sidoarjo.
tersebut dapat dilakukan agar dapat menciptakan
Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu daerah penghasil tersendiri perusahaan
batik
tulis
khusus
dan
memiliki
untuk
pembuatan
maka
warga
potensi,
belajar
dapat
suatu ide-ide baru. Kreativitas dapat muncul dalam
wilayah
semua bidang kegiatan manusia, tidak terbatas
mengembangkan
dalam bidang seni,
ilmu
pengetahuan,
atau
teknologi serta tidak terbatas pula pada tingkat usia,
Kampoeng Batik. Kampoeng batik sebenarnya
jenis kelamin, suku bangsa, atau kebudayaan
telah ada puluhan tahun yang lalu.Keahlian batik
tertentu.
ini
turun-
kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan
temurun.Namun selang beberapa tahun yang lalu
perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan
jumlah perajin semakin menurun, banyak yang
kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Maslow,
beralih profesi ataupun menutup usahanya, hal ini
dalam Munandar, 2009).
dan
dikuasi
tulis,,
batik
mewujudkan
yaitu
diperoleh
batik
berkreativitas,
secara
disebabkan karena semakin langkanya generasi
Kreativitas
Dari
latar
merupakan
belakang
salah
maka
satu
rumusan
muda yang terjun untuk meneruskan warisan
masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
budaya membatik sebagai suatu usaha yang dapat
1.
Bagaimana pelaksanaan pelatihan membuat
menjamin kehidupan. Dapat kita ketahui bahwa
batik di pusat pelatihan batik tulis “Al-Huda”
upaya para penerus usaha batik ini sangat tangguh
Perumahan Sidokare Asri Kabupaten Sidoarjo?
2
2.
3.
Bagaimana peningkatan kreativitas peserta
pelatihan,
didik setelah mengikuti pelatihan membuat
sebagainya.
waktu
penyelanggaraan,
dan
lain
batik di pusat pelatihan batik tulis “Al-Huda”
Pada Undang-undang Republik Indonesia
Perumahan Sidokare Asri Kabupaten Sidoarjo?
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Apakah yang menjadi faktor pendukung dan
Nasional pada Bab 1 ketentuan umum pasal 1
penghambat pelatihan membuat batik di pusat
dijelaskan bahwa Pendidikan Nonformal adalah
pelatihan batik tulis “Al-Huda” Perumahan
jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
Sidokare Asri Kabupaten Sidoarjo?
dapat
dilaksanakan
secara
berstruktur
dan
berjenjang. Dan pendidikan informal adalah jalur Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan
pendidikan keluarga dan lingkungan.
penelitiannya yaitu: 1.
Dan mengacu pada pasal 26 ayat 5
Mendeskripsikan
dan
menganalisis
dijelaskan
pelaksanaan pelatihan membuat batik di pusat
dan
dan
menganalisis
menganalisis
penghambat
faktor
bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Pelatihan
pelatihan
yang terdapat pada Undang-undang SISDIKNAS
Perumahan
Sidokare
pasal 26 ayat 2 menyatakan bahwa Pendidikan
Asri
Nonformal berfungsi mengembangkan potensi
Kabupaten Sidoarjo. Menurut
Edwin
peserta didik dengan penekanan pada penguasaan B.
Flippo
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pelatihan
pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
merupakan suatu tindakan untuk meningkatkan
Dari uraian di atas maka dapat diketahui
pengetahuan dan keterampilan seorang pegawai yang melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.Ada
bahwa
dua unsur yang perlu digaris bawahi di sini.Pertama
Pendidikan
adalah
Pelatihan
meningkatkan
diri,
pelatihan keterampilan merupakan salah satu
dan
membuat batik di pusat pelatihan batik tulis “Al-Huda”
mengembangkan
Berdasarkan Undang-undang di atas maka
Kabupaten Sidoarjo.
dan
untuk
tinggi”.
tulis “Al-Huda” Perumahan Sidokare Asri
pendukung
sikap
dan/ atau melanjutkan kejenajang yang lebih
mengikuti pelatihan di pusat pelatihan batik
Mendeskripsikan
pelatihan
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
peningkatan kreativitas peserta didik setelah
3.
dan
bakal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup,
Sidokare Asri Kabupaten Sidoarjo. Mendeskripsikan
“kursus
diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan
pelatihan batik tulis “Al-Huda” Perumahan
2.
bahwa
pengetahuan
dan
antara
pelatihan keterampilan dengan
Luar
Sekolah
keterampilan
merupakan
pekerjaan tertentu. (Moekijat, 1993:1)
keterampilan merupakan pendidikan yang memberi pengetahuan
dan
(PLS).
program
Pendidikan
bekal
Sekolah
berkaitan.
keterampilan, dan yang kedua adalah suatu
Pelatihan untuk orang dewasa (andragogis)
Luar
sangat
dapat
Pelatihan
meningkatkan
memerlukan strategi dan teknik yang berbeda
kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik pada
dengan pelatihan bagi anak-anak (pedagogis).Oleh
pelatihan keterampilan membuat batik di Desa
karena itu, diperlukan pendekatan yang berbeda,
Sepande Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo.
yaitu keterlibatan atau peran serta peserta pelatihan,
Keterampilan harus dimiliki oleh seseorang,
dan pengaturan lainnya yang menyangkut materi
keterampilan bisa dilakukan dimana saja dalam lingkungan rumah tangga, sekolah maupun di
3
masyarakat. Pendidikan ini dapat memberikan
Dalam definisi Baskoro (2002) program
bekal pendidikan dan keterampilan, karena dengan
pelatihan
adanya pelatihan keterampilan, waktu luang yang
pendidikan yang bermaksud untuk memberikan
biasanya tidak dipergunakan atau waktu istirahat
bekal
dapat dipergunakan untuk belajar keterampilan
kemampuan
sehingga kreativitas yang dimiliki peserta didik
mandiri,
belajar dapat meningkat dan menjadi bekal untuk
lapangan usaha serta memanfaatkan peluang yang
membantu
dimiliki sehingga dapat meningkatkan kualitas.
kehidupan
lebih
mandiri
dengan
praktis
program
sikap untuk
lapangan
dan usaha
pekerjaan
dan
diharapkan mampu memanfaatkan hasil belajarnya
Menurut Rogers (dalam Munandar, 2009: adalah
mengaktualisasikan diri,
kecenderungan
dalam kehidupan sehari-hari, dapat memecahkan
untuk
masalah kehidupan dan lingkungannya, setra
mewujudkan potensi,
peserta didik mampu memperoleh pendapatan yang
dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan
keterampilan,
fungsional
membuka
sebagai
Dari program pelatihan ini peserta didik
maupun orang lain.
Kreativitas
diartikan
pengetahuan,
membuka lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri
18)
dapat
untuk
mengekspresikan
meningkat.
dan
Pelatihan merupakan kecakapan hidup yang
mengaktifkan semua kemampuan organisme.
dimiliki seseorang yang mencakup penguasaan
Suatu kreativitas pada hakikatnya ada pada
pengetahuan,
keterampilan,
dan
sikap
untuk
setiap orang, kreativitas tersebut dapat terhambat
mandiri tanpa merasa tertekan secara proaktif,
karena tidak adanya faktor yang mendukung, maka
kreatif dan mandiri dapat mengatasi permasalahan
dari itu agar suatu kreativitas dapat meningkat dan
yang terjadi serta dapat menemukan solusi untuk
berkembang maka peserta didik harus memiliki
mengatasinya.
waktu yang bebas atau waktu luang.
Setelah adanya penerapan pelatihan ini
Setiap orang memiliki kemampuan kreatif
diharapkan peserta didik mempunyai asset kualitas
dengan tingkat yang berbeda-beda. Tidak ada orang
bersikap
yang sama sekali tidak memiliki kreativitas, dan
perkembangan masa depan, peserta didik memiliki
yang
wawasan perkembangan karir, sehingga mampu
diperlukan
mengembangkan
adalah
kreativitas
bagaimana
tersebut.
Untuk
dan
perbuatan
siap
menghadapi
belajar memilih, memasuki, bersaing, dan maju
mengembangkan kreativitas, peserta didik perlu
dalam
mengikuti program-program pelatihan, misalnya
kemampuan yang survival dalam kemandiriannya
pelatihan keterampilan yang dapat meningkatkan
dan
kreativitas peserta didik untuk menciptakan sesuatu
memiliki
yang baru
kerjasama dan akuntabilitas yang menjadi sikap
Kreativitas seseorang
dalam
merupakan menciptakan
kemampuan
dunia
belajar
kerja,
tanpa
tingkat
peserta
bimbingan,
kombinasi-
keterbukaan,
Secara umum pendidikan berorientasi pada hidup
bertujuan
kreatif
pendidikan
sesuai
dengan
karena
didik
tengah-tengah perkembangan zaman.
kecakapan
hanya
peserta
kemandirian,
sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Karya lahir
memiliki
mentalnya sehingga mampu hidup sejahtera di
kombinasi baru dari hal-hal yang telah ada
tidak
didik
kebetulan,
memfungsikan fitrahnya
yaitu
melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang
mengembangkan potensi manusiawi peserta didik
menuntut kecakapan, keterampilan, dan motivasi
untuk menghadapi peranannya di masa yang akan
yang kuat.
datang.
4
Meningkatkan
keterampilan,
kecakapan,
dan kamera foto. Alat tersebut digunakan untuk
professional sesuai bakat minat, perkembangan
memperlancar
proses
fisik dan jiwanya serta potensi lingkungan sebagai
mengganggu
kewajaran
bekal untuk dapat bekerja atau berusaha mandiri
penelitian ini metode yang digunakan adalah
dalam
metode wawancara, metode observasi, dna metode
rangka
mengentas
mengurangi
kemiskinan,
dan
pengangguran, akhirnya
dapat
penelitian
dan
pengamat.
tidak Dalam
dokumentasi.
meningkatkan kualitas hidupnya.
Penelitian ini menggunakan analisis data
Singkatnya, melalui pelaksanaan pelatihan
kualitatif, mengikuti konsep yaitu dari data dan
ini kita berupaya meningkatkan kreativitas peserta
fakta yang telah diperoleh dalam penelitian ditarik
didik yang didasarkan atas kebutuhan individual,
kesimpulan
masyarakat, dan pemerintah serta potensi-potensi
mengikuti pelatihan pembuatan batik.
yang
tersedia
atau
dapat
disediakan
untuk
tentang
Adapun
hasil
masyarakat
langkah-langkah
yang
setelah
harus
mewujudkan kemampuan masyarakat, sehingga
ditempuh dalam analisis data kualitatif (Miles dan
mampu memperoleh pendapatan yang layak.
Huberman, 1992 dalam Riyanto, 2007:31) adalah (1) koleksi data, (2) reduksi data, (3) display data,
METODE
(4) verifikasi data dan mengambil kesimpulan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
Sesuai
pendekatan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini
dengan
karakteristik
penelitian
kualitatif, ada standar khusus yang harus dipenuhi
adalah deskriptif dalam arti mencatat segala gejala
dalam
atau fenomena yang dilihat, didengar, dan dibaca
penelitian
kualitatif
tersebut.Menurut
Loncoln dan Guba (1985) dalam Riyanto (2007:17)
dengan apa adanya, menurut Bob dan Taylor
setidak-tidaknya ada 4 (empat) tipe standar/criteria
(1975:5) dalam Moleong (2007:4) pendekatan
utama untuk menjamin kebenaran hasil penelitian
kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data
kualitatif, yaitu kredibilitas, dependabilitas dan
deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-
konfirmabilitas.
orang dan perilaku yang diamati. Pada
penelitian
ini
lokasi
penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan di satu tempat, yaitu di pusat pelatihan
Dari hasil pengamatan, wawancara dan
batik tulis Al-Huda Perumahan Sidokare Asri Aw
dokomentasi yang dilakukan oleh peneliti, dapat
18 Desa Sepande Kecamatan Candi Kabupaten
diketahui bahwa pelatihan membuat batik yang
Sidoarjo.
diselenggarakan
Subyek
penelitian
menurut
Suharsimi
pada
variabel
penelitian
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana
Arikunto adalah orang atau benda atau hal yang melekat
oleh
Kabupaten Sidoarjo yang bekerjasama dengan
(Arikunto,
Pusat Pelatihan Batik Tulis “Al-Huda” telah
2006).Di dalam penelitian ini yang menjadi subyek
berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang
penelitian berjumlah 24 informan yang terdiri dari
diharapkan dan peningkatan kreativitas peserta
pihak penyelenggara program pelatihan, pendidik
didik selama pelaksanaan pelatihan dan setelah
dan peserta didik yang mengikuti pelatihan.
pelaksanaan
Dalam proses pengumpulan data, peneliti
pelatihan
dapat
terlihat
dari
kemampuan peserta didik dalam menuangkan ide-
merupakan instrument penelitian yang utama
ide kreatif mereka sehingga terciptanya suatu pola-
(Moleong,2007:121). Beberapa alat perlengkapan
pola batik baru sesuai dengan keinginan mereka,
penelitian yang akan diperlukan seperti alat tulis
5
selain itu peserta didik juga dapat mempertahankan
pengalaman untuk meningkatkan taraf hidup
pola-pola hasil kreativitas mereka pada karya-karya
mereka melalui bekerja di tempat pembuatan
batik berikutnya, kemudian setelah mengikuti
batik tulis dan membuka usaha dengan
pelatihan
menerima pesanan membuat batik.
peserta
didik
dapat
memanfaatkan
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk
3.
Faktor yang sangat mendukung pelaksanaan
meningkatkan taraf hidup mereka melalui bekerja
pelatihan membuat batik di pusat pelatihan
di tempat pembuatan batik tulis dan membuka
batik tulis “Al-Huda” Perumahan Sidokare
usaha dengan menerima pesanan membuat batik.
Asri Kabupaten Sidoarjo adalah antusias
PENUTUP
peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan
SIMPULAN
pelatihan dan kesadaran peserta didik akan
Berdasarkan dari rumusan masalah, hasil
pentingnya pelatihan membuat batik sebagai
pengolahan data, analisis data, dan pembahasan,
modal
maka dapat disimpulkan bahwa:
kesejahteraan hidupnya. Faktor penghambat
1.
Proses pelaksanaan pelatihan membuat batik
dalam pelatihan ini adalah peserta didik yang
yang
mempunyai kemampuan rendah, sehingga
diselenggarakan
oleh
Badan
untuk
dapat
Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan
dapat
Keluarga Berencana Kabupaten Sidoarjo dan
pelaksanaan
pelatihan
bekerjasama dengan Pusat Pelatihan Batik
kesempatan
untuk
Tulis “Al-Huda” Desa Sepande Kecamatan
memperdalam
Candi Kabupaten Sidoarjo telah berjalan
pembuatan batik, karena keterbatasan biaya
dengan lancar sesuai dengan tujuan yang
dan
diharapkan.
keterampilan dan pengalaman yang dimiliki.
Dalam
proses
pelaksanaan
menghambat
meningkatkan
berjalannya dan
tidak
adanya
melanjutkan
pengetahuan
modal
proses
untuk
tentang
dan cara
mengembangkan
pelatihan, instruktur menyampaikan materi SARAN
melalui teori dan praktek, peserta didik lebih aktif
dalam
praktek
pembuatan
Berdasarkan dari hasil pembahasan dan
batik,
simpulan maka diberikan tiga saran yaitu sebagai
sedangkan instruktur disini hanya sebagai
berikut:
fasilitator untuk mendampingi peserta didik
1.
dalam proses pembuatan batik. 2.
Dalam proses pelaksanaan pelatihan membuat batik, waktu pelaksanaan disesuaikan dengan
Peningkatan kreativitas peserta didik selama
situasi
pelaksanaan pelatihan dan setelah pelaksanaan
dan
kondisi,
sehingga
kegiatan
pelatihan membuat batik dapat berjalan dengan
pelatihan sudah sesuai dengan tujuan yang
maksimal
diharapkan. Hal ini terlihat dari kemampuan
sesuai
dengan
tujuan
yang
diharapkan.
peserta didik dalam menuangkan ide-ide 2.
kreatif mereka sehingga terciptanya suatu pola-
Untuk meningkatkan kreativitas peserta didik, pihak penyelenggara agar melengkapi fasilitas,
pola batik baru sesuai dengan keinginan
sarana
mereka, selain itu peserta didik juga dapat
dan
prasarana
pelatihan,
untuk
mendukung proses pelatihan agar pelaksanaan
mempertahankan pola-pola hasil kreativitas
pelatihan membuat batik dapat menciptakan
mereka pada karya-karya batik berikutnya.
kreativitas yang diinginkan peserta didik sesuai
Setelah pelatihan berakhir, peserta didik dapat
dengan tujuan yang akan dicapai.
memanfaatkan pengetahuan, keterampilan dan
6
3.
Dalam
faktor
pendukung
pelaksanaan
Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal, Wawasan,
pelatihan membuat batik, perlu ditambah
Sejarah Perkembangan, Filsafat Dan Teori
jumlah tutor yang ahli dibidang membuat
Pendukung, Serta Asas. Bandung: Falah
batik. Hendaknya pelatihan membuat batik benar-benar
dimanfaatkan
sebagai
Sugiyono,
2008.Metode
Penelitian
Kuantitatif
modal
kualitatif Dan R&D. Bandung: PT. Alfabeta.
dalam motivasi berwirausaha pribadi maupun
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian
kelompok untuk menambah penghasilan serta
Suatu
Pendekatan
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
Asdimahasatya.
Praktek.
Jakarta:
Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat
hidup peserta didik.
Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. DAFTAR PUSTAKA
Refika Aditama.
Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup (life
Undang-undang SISDIKNAS NO. 20 Tahun
skill education). Bandung: Alfabeta. Joesoef,
Soelaiman.
1992.
Konsep
2003.System Dasar
Surabaya: Media Centre.
Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Kamil, Mustofa. 2009. Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui PKBM. Bandung: Alfabeta Kamil, Mustofa. 2011. Model Pendidikan dan Pelatihan Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta Marzuki,
H.M.S.
2010.Pendidikan
Nonformal
Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Moekijat. 1993. Kamus Pendidikan Dan Pelatihan. Bandung: Mandar Maju Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Roesdakarya. Munandar,
Utami.
2009.
Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kualitatif
Dan
Kuantitatif.
Unesa University Press: Surabaya. Riyanto,
Yatim.
2010.
Paradigma
Baru
Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi Guru/
Pendidik
Dalam
Pendidikan
Implementasi
Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta: Kencana
7
Nasional.