ASAM NITRIT NITRIC ACID 1. N a m a Golongan Asam, inorganik (1) Sinonim / Nama Dagang (1,4) Acid nitrique; Acido nitrico; Aqua fortis; Fuming nitric acid; WFNA; RFNA; Hydrogen nitrate; Azotic acid; Nitryl hydroxide; Aquafortis hydrogen nitrate (EM Science); HNO3 Nomor Identifikasi (1,3,6,7) Nomor CAS
: 7697-37-2
Nomor RTECS
: QU5775000; QU5900000
Nomor EC (EINECS)
: 231-714-2
Nomor UN
: 2031
STCC
: 4918528
ICSC
: 0183
OHS
: 16550
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Asam nitrit Deskripsi (1,2,4) Bentuk cairan tidak berwarna sampai berwarna kuning dengan bau tajam (mengiritasi); Rumus molekul HNO3; Berat molekul 63,01; Titik didih 83oC; Titik beku -42oC; Tekanan uap 47,9 mmHg pada 20oC; Berat jenis uap (udara=1) 3,2; Mudah larut dalam air dingin dan panas, larut dalam dietil eter; Ambang bau: 0,29 ppm; Berat jenis: 1,4 Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1): Kesehatan 3
=
Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 0
=
Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 2
=
Reaktif
C
=
Korosif
R8
=
Bersinggungan/kontak dengan bahan yang menyala
Klasifikasi EC
(2,6,7)
:
dapat menimbulkan api. R20
=
Berbahaya jika terhirup
R34
=
Menyebabkan terbakar
R35
=
Menyebabkan terbakar hebat .
S23
=
Jangan menghirup gas/asap/uap/spray (penamaan yang layak ditunjukkan oleh produsen).
S26
=
Jika mengenai mata, bilas segera dengan air yang banyak dan cari pertolongan medis.
S36
=
Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat
S45
=
Jika terjadi kecelakaan atau anda merasa tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah sakit/puskesmas
(dengan
memperlihatkan
label
kemasan) 3. Penggunaan Asam nitrit secara komersial digunakan untuk produksi senyawa nitrat dan nitro organik dan anorganik, dye intermediate, bahan peledak (seperti nitrogliserin dan trinitrotoluen/TNT), dan senyawa organik lainnya
(4,5)
;
digunakan dalam produksi semikonduktor, dalam proses elektroplating, dan pembersihan logam produk farmasi
(5)
; digunakan dalam produksi fungisida dan berbagai
(5)
; dapat digunakan untuk pembuatan pupuk
encer juga digunakan untuk melarutkan logam
(6)
; asam nitrat
(6)
.
4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Luka bakar pada saluran napas, kulit, mata, dan membran mukosa (1). Bahaya fisik: Dapat mudah terbakar, dapat bereaksi hebat dengan air pada temperatur dan tekanan normal (1).
(2,7)
Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata pernapasan bagian atas, dan gigi
, saluran
(2)
.
Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Luka bakar
(1)
. Cairan atau semprotan bahan dapat menimbulkan kerusakan
jaringan pada membran mukosa saluran napas
(2)
. Menghirup semprotan
bahan dapat mengakibatkan iritasi saluran napas, yang ditandai dengan batuk, tersedak, dan napas pendek
(2)
. Dapat berakibat fatal jika terhirup. Efeknya
dapat tertunda. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dengan rasa terbakar di hidung dan tenggorokan, batuk, bersin, nafas pendek, dan edema paru (3). Kontak dengan kulit Luka bakar
(1)
. Dapat menimbulkan korosi dan iritasi pada kulit
(2)
. Dapat
menyebabkan iritasi kulit, kulit terbakar. Dapat menyebabkan ulkus/luka kulit yang dalam dan terpenetrasi(3). Kontak dengan mata Luka bakar
(1)
. Dapat menimbulkan korosi dan iritasi mata
(2)
. Cairan atau
semprotan bahan dapat menyebabkan kerusakan pada membran mukosa mata
(2)
. Dapat menyebabkan luka bakar pada mata dan kontak langsung
dengan cairan bahan dapat menyebabkan hilangannya penglihatan dan kerusakan permanen pada mata (3,7). Tertelan Luka bakar
(1)
. Dapat menimbulkan korosi dan iritasi pada saluran cerna
(2)
.
Cairan atau semprotan bahan dapat menimbulkan kerusakan jaringan pada membran mukosa mulut pada saluran cerna
(2)
. Dapat menyebabkan luka bakar dan perforasi
(7)
. Menyebabkan mulut dan faring terbakar. Mual, muntah,
diare, nyeri perut, kerusakan ginjal, dan kematian (3). Paparan jangka panjang Terhirup
(1)
Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek
. Paparan
berulang dapat menyebabkan bronkitis kronis, iritasi bronckhial, batuk, pneumonia, dan kerusakan paru (3). Kontak dengan kulit Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek
(1)
. Paparan
jangka panjang dapat menyebabkan luka bakar dan ulkus pada kulit (2). Kontak dengan mata Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1) Tertelan Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek berulang dapat menyebabkan erosi gigi
(1)
. Paparan
(3)
.
5. Stabilitas dan Reaktivitas Reaktivitas
: Dapat bereaksi dengan menimbulkan panas saat kontak dengan air (1).
Stabilitas
: Stabil, terdekomposisi jika kontak dengan udara, cahaya, dan bahan organik (3).
Kondisi yang harus
: Hindarkan kontak dengan bahan yang mudah
dihindarkan
terbakar. Jaga agar bahan tetap kering. Gas berbahaya dapat terakumulasi di ruangan. Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran pembuangan air (1).
Bahan tak tercampurkan
: Asam, bahan yang mudah terbakar, halokarbon, amina,
basa,
bahan
pengoksidasi,
logam,
halogen, garam logam, oksida logam, bahan pereduksi, peroksida, logam karbida, sianida (1) Asam nitrit dengan (1) Asam asetat : Dapat bereaksi eksplosif Asetat anhidrida : Reaksi
eksplosif
benturan/tumbukan Aseton : Dapat bereaksi eksplosif Asetonitril : Campuran eksplosif
akibat
friksi
atau
4-Asetoksi-3- : Reaksi eksotermik metoksibenzaldehida Akrolein : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Akrilonitril : Reaksi eksplosif pada 90oC Akrilonitril-metakrilat : Tidak tercampurkan kopolimer Alkohol : Mungkin terjadi reaksi hebat atau ledakan; pembentukan
senyawa
eksplosif
dengan
adanya logam berat Alkanetiol : Reaksi eksotermik dengan kemungkinan reaksi nyala 2-Alkoksi-1,3-dithia-2- : Reaksi nyala fosfolan Alil alkohol : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Alil klorida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Amina (alifatik atau : Mungkin terjadi reaksi nyala aromatik) 2-aminoetanol : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup 2-aminothiazol : Reaksi eksplosif Amonia (gas) : Terbakar di lingkungan uap asam nitrit Amonium hidroksida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Amonium nitrat : Membentuk campuran eksplosif Anilin : Dapat terbakar jika terjadi kontak Anilinium nitrat : Membentuk larutan eksplosif Resin penukar anion : Mungkin terjadi reaksi eksotermik hebat Antimoni : Reaksi hebat Arsin : Reaksi eksplosif Arsin-boron tribromida : Oksidasi hebat
Basa : Bereaksi Benzen : Reaksi eksplosif Benzidin : Menyala spontan Benzonitril : Mungkin terjadi ledakan Turunan benzotiofen : Pembentukan senyawa yang dapat meledak N-benzyl-n-etilanilin : Dekomposisi/pembusukan yang hebat 1,4-bis-(metoksimetil) : Perkembangan gas 2,3,5,6-tetrametilbenzen Bismut : Ledakan atau reaksi eksotermik yang kuat 1,3-bis(trifluorometil) : Mungkin terjadi ledakan benzen Boron : Reaksi yang hebat disertai pijaran Boron dekahidrida : Reaksi eksplosif Boron fosfida : Reaksi nyala Brom pentaflourida : Reaksi nyala N-butil merkaptan : Reaksi nyala N-butilraldehida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Kadmium fosfida : Reaksi eksplosif Kalsium hipofosfit : Reaksi nyala Karbon (lumat) : Reaksi hebat Selulosa : Membentuk ester yang mudah terbakar Klorat : Bereaksi Klorin : Tidak tercampurkan Klor triflourida : Reaksi hebat Klorobenzen : Mungkin terjadi ledakan 4-kloro-2-nitroanilin : Membentuk senyawa eksplosif Asam klorosulfonat : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Batu bara : Campuran eksplosif Selaput/pelapis (coating) : Rusak Kresol : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup
Krotonaldehida : Dekomposisi/pembusukan yang hebat disertai nyala Kumen : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Cupric nitride : Reaksi eksplosif Cuprous nitride : Reaksi hebat Sianat : Mungkin terjadi reaksi eksplosif Sikloheksanon : Reaksi hebat Sikloheksamin : Membentuk senyawa eksplosif Siklopentadiena : Reaksi eksplosif 1,2-diaminoetanebis : Reaksi eksplosif (trimethylgold) Diboran : Menyala spontan Di-2-butoksietil eter : Reaksi dekomposisi/pembusukan yang hebat 2,6-di-t-butil fenol : Membentuk senyawa eksplosif Dikloroetana : Membentuk campuran yang sensitif terhadap panas dan goncangan Dikloroetilena : Membentuk senyawa eksplosif Diklorometana : Membentuk larutan eksplosif Disiklopentadiena : Menyala spontan Diena : Reaksi nyala Dietilamino etanol : Mungkin terjadi ledakan Dietil eter : Mungkin terjadi ledakan 3,6-dihidro-1,2,2H- : Interaksi eksplosif oksazin Diisopropil eter : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Dimetilaminometilferosen : Terdekomposisi/pembusukan yang hebat jika dipanaskan Dimetil eter : Membentuk senyawa eksplosif Dimetil hidrazin : Menyala jika terjadi kontak Dimetil sufoksida + 1,4- : Ledakan dioksan
Dimetil sulfoksida + air : Reaksi eksplosif <14% Dinitrobenzen : Bahaya eksplosif Dinitrotoluena : Reaksi eksplosif Dioksan + Asam perklorat : Mungkin terjadi ledakan Difenil distiben : Oksidasi eksplosif Difenil merkuri + karbon : Reaksi hebat disulfida Difenil timah : Reaksi nyala Dinatrium fenil ortofosfat : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Divinil eter : Mungkin terjadi reaksi nyala Epiklorohidrin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Etansulfonamid : Reaksi eksplosif Etoksi-etilen ditiofosfat : Menyala jika terjadi kontak m-etil anilin : Reaksi nyala Etilen diamin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Etilen glikol : Membentuk campuran yang sensitif terhadap panas dan goncangan Etilenimin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup 5-etil-2-metil piridin : Reaksi eksplosif Etil fosfin : Reaksi nyala 5-etil-2-pikolin : Membentuk senyawa eksplosif Besi oksida (serbuk) : Reaksi eksotermik yang kuat Fluorin : Mungkin terjadi reaksi eksplosif Asam format : Reaksi eksotermik disertai pelepasan gas toksik 2-formilamino-1-fenil-1,3- : Mungkin terjadi ledakan propandiol Bahan bakar minyak : Ledakan (terbakar)
Fulminat : Bereaksi Furfurilidin keton : Menyala jika terjadi kontak Germanium : Reaksi hebat Gliserol : Mungkin terjadi ledakan Glioksal : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Heksalitium disilisida : Reaksi eksplosif Heksametilbenzen : Mungkin terjadi ledakan 2,2,4,4,6,6– : Oksidasi eksplosif Heksametiltritian Heksenal : Meledak pada pemanasan Hidrazin : Reaksi hebat Asam hidrazoik : Reaksi energetik Hidrogen iodida : Reaksi nyala Hidrogen peroksida : Membentuk campuran yang tidak stabil Hidrogen peroksida dan : Membentuk produk yang eksplosif keton Hidrogen peroksida dan : Membentuk senyawa eksplosif merkuri oksida Hidrogen peroksida dan : Membentuk senyawa eksplosif tiourea Hidrogen selenida : Reaksi nyala Hidrogen sulfida : Reaksi pijar Hidrogen telurida : Menyala dan mungkin terjadi reaksi eksplosif Indan dan asam sulfat : Reaksi eksplosif Isoprene : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Keton (siklik) : Reaksi hebat Asam laktat + asam : Reaksi eksplosif hidroflorat Litium : Reaksi nyala Litium silisida : Reaksi pijar Magnesium : Reaksi eksplosif
Magnesium + 2-nitroanilin : Dapat menyala jika terjadi kontak Magnesium fosfida : Reaksi pijar Magnesium silisida : Reaksi hebat Campuran magnesium- : Membentuk campuran yang sensitif terhadap titanium
panas dan goncangan
Mangan (serbuk) : Berpijar dan mungkin terjadi ledakan Mesitil oksida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Mesitilen : Mungkin terjadi reaksi eksplosif Logam : Reaksi hebat disertai ledakan atau nyala Logam asetilida : Reaksi hebat atau reaksi eksplosif Logam karbida : Reaksi hebat atau reaksi eksplosif Logam sianida : Reaksi eksplosif Logam ferisianida atau : Reaksi hebat ferosianida Logam salisilat : Membentuk senyawa eksplosif Logam tiosianat : Mungkin terjadi ledakan 2-Metilbenzimidazol + : Mungkin terjadi reaksi eksplosif Asam sulfat 2-Metilsikloheksanon : Reaksi eksplosif 2-Metil-5-etilpiridin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Metil tiofen : Reaksi nyala Neodimium Fosfida : Reaksi hebat Nikel tetrafosfida : Reaksi nyala Nitro aromatik : Membentuk produk yang sangat eksplosif hidrokarbon Nitrobenzen : Reaksi eksplosif, terutama dengan adanya air Nitrometana : Reaksi eksplosif Nitronaftalen : Bahaya ledakan Oksida non-logam : Reaksi eksplosif Minyak : Peningnkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup
Bahan organik : Bahaya kebakaran dan ledakan Substansi organik : Mungkin terjadi ledakan Perklorat : Mungkin terjadi ledakan Fenil asetilen + 1,1- : Reaksi hebat dimetilhidrazin Garam asam dinatrium : Membentuk produk yang eksplosif fenil ortofosfat Fosfin + oksigen : Menyala spontan Fosfonium iodida : Reaksi nyala Fosforus (uap)
Menyala jika dipanaskan
Fosforus halida : Reaksi nyala Fosforus tetraiodida : Reaksi hebat Fosforus triklorida : Reaksi eksplosif Asam ftalat : Mungkin terjadi reaksi eksplosif Anhidrida ftalat : Reaksi eksotermik dan membentuk produk eksplosif Pikrat : Bereaksi Plastik : Rusak Polialkena : Reaksi kuat Polidibromosilan : Reaksi eksplosif Turunan poli (etilen : Mungkin terjadi ledakan oksida) Polipropilen : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Poli (sililen) : Menyala Poliuretan (busa) : Reaksi hebat Kalium hipofosfit : Reaksi eksplosif Kalium fosfinat : Meledak pada evaporasi B-propiolakton : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Propiofenon + asam : Reaksi eksotermik pada suhu di atas -5oC sulfat Propilen glikol + asam : Campuran eksplosif
hidroflorat + perak nitrat Propilen oksida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Piridin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Pirokatekol : Menyala jika terjadi kontak Bahan pereduksi : Mungkin terjadi ledakan atau reaksi nyala Resorsinol : Mungkin terjadi ledakan Karet : Reaksi hebat, mungkin terjadi ledakan Selenium : Reaksi hebat Selenium hidrida : Reaksi pijar atau nyala Selenium iodofosfida : Reaksi eksplosif Silikon : Reaksi hebat Minyak silikon : Mungkin terjadi ledakan Perak buten-3-inida : Meledak Natrium : Menyala dengan spontan Natrium azida : Reaksi eksotermik Natrium hidroksida : Temperatur dan tekanan meningkat pada wadah tertutup Stibin : Reaksi eksplosif Sukrosa (padat) : Reaksi hebat Asam sulfamat : Reaksi hebat dengan adanya perkembangan nitrogen oksida yang toksik Sulfida : Bereaksi Sulfur dioksida : Reaksi eksplosif Sulfur halida : Reaksi hebat Asam sulfat : Mungkin terjadi ledakan Asam sulfat + gliserida : Reaksi eksplosif Asam sulfurat + asam : Reaksi hebat tereftalat Surfaktan + asam fosforat : Bahaya ledakan Terpen : Menyala dengan spontan Tetraboron : Reaksi eksplosif
Tetraboron dekahidrida : Reaksi eksplosif Tetrafosfor : Reaksi eksplosif diiodotriselenida Tetrafosfor iodida : Menyala jika terjadi kontak Tetrafosfor tetraoksida : Reaksi hebat trisulfida Tioaldehida : Reaksi hebat Tioketon : Reaksi hebat Tiofen : Reaksi eksplosif Titanium : Membentuk senyawa yang sensitif terhadap goncangan Campuran titanium- : Mungkin terjadi ledakan jika terjadi tumbukan magnesium Toluen : Reaksi hebat Toluidin : Reaksi nyala 1,3,5- triasetilheksahidro- : Reaksi eksplosif 1,3,5-triazintrifluoroasetat anhidrida Triazin : Reaksi eksplosif yang hebat Trikadmium difosfida : Reaksi eksplosif Kompleks trietilgalium : Reaksi nyala monoetil eter Trimetiltrioksan : Reaksi yang kuat Tris (iodomerkuri) fosfin : Dekomposisi/pembusukan yang hebat Tritioaseton : Reaksi eksplosif Terpenten : Campuran eksplosif Dimetil hidrazin tidak : Menyala dengan spontan simetris Uranium : Reaksi eksplosif Campuran uranium : Reaksi hebat Uranium disulfida : Reaksi hebat Campuran uranium- : Reaksi eksplosif neodimium
Vinil asetat : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Vinilidin klorida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah tertutup Kayu : Mungkin menyala P-silena : Reaksi kuat dengan adanya asam sulfat Seng : Reaksi pijar Seng
Mungkin terjadi ledakan
Campuran zirkonium- : Reaksi eksplosif uranium Bahaya dekomposisi
: Produk dekomposisi termal : oksida nitrogen (1).
Polimerisasi
: Tidak akan berpolimerisasi (1).
6. Penyimpanan
Simpan sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku
Lindungi dari kerusakan fisik (1).
Simpan terpisah dari bahan tak tercampurkan (1).
Hindarkan kontak dengan cahaya (1) .
Jauhkan dari bahan yang bersifat asam, basa, dan bahan pereduksi (2).
Simpan di tempat yang dingin, kering, dan berventilasi (2).
(1)
.
7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia (1) LDLo oral-manusia 430 mg/kg; LDLo tidak dilaporkan-manusia 110 mg/kg Data pada hewan (1,7) LC50 inhalasi-tikus 2500 ppm/1 jam (Dupont); LD50 oral-spesies yang tidak spesifik 50–500 mg/kg (Dupont); TCLo inhalasi-tikus 1071/µg/m3/24 jam–84 hari secara terus menerus; LC50 inhalasi-tikus 260 mg/m3/30 menit; LC50 inhalasi-tikus 130 mg/m3/4 jam; LC50 inhalasi-tikus 67 ppm (NO2)/4 jam. Efek lokal Korosif: inhalasi, kulit, mata, tertelan (1). Tingkat toksisitas Akut
Cukup toksik: inhalasi (1). Kondisi medis yang diperburuk akibat paparan Gangguan mata, gangguan pernapasan, gangguan kulit, dan alergi
(1)
.
Data Karsinogenik (7) Tidak terdaftar sebagai bahan karsinogenik berdasarkan ACGIH, IARC, NTP, atau CA Prop 65. Data Reproduksi TDLo oral-tikus betina hamil 21150 mg/kg selama 1–21 hari secara terus menerus; TDLo oral-tikus betina hamil 2345 mg/kg selama 18 hari secara terus menerus (1). Informasi Ekologi Ekotoksisitas : Toksisitas ikan: LC50 (kematian) Rainbow trout, Donaldson trout (Oncorynchus mykiss) 2,8 ug/L selama 96 jam (1). Toksisitas invertebrata: EC50 (imobilisasi) kutu air (Daphnia magna) 16 ug/L selama 48 jam (1). Biokonsentrasi: BCFD (residu) aquatic sowbug (Asellus aquaticus) 17560 ug/L selama 30 jam (1). Produk hasil biodegradasi: Bahaya produk hasil degradasi pada jangka pendek kemungkinannya kecil, tetapi tingkat bahaya produk degradasi pada jangka panjang dapat meningkat. Toksisitas produk hasil biodegradasi: Produk hasil degradasi bersifat kurang beracun dibandingkan produk asli. 8. Efek Klinis Keracunan Akut Terhirup (1) Asam nitrat: Menghirup substansi asam dapat menyebabkan iritasi saluran napas yang parah disertai batuk, tersedak, dan kemungkinan luka bakar pada membran mukosa dengan warna kekuningan. Gejala awal lainnya meliputi pusing, sakit kepala, mual, dan lemah. Edema paru dapat segera terjadi pada
paparan yang paling parah, tetapi lebih mungkin terjadi pada periode laten 5– 72 jam. Gejala yang timbul meliputi rasa sesak di dada, dispnea, pusing, sputum/dahak yang berbusa, sianosis, hipotensi, lemah, denyut jantung cepat, suara bising pada bronkial, dan hemokonsentrasi. Pada kasus yang tidak fatal, pasien dapat sembuh setelah beberapa hari atau beberapa minggu, atau membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dengan beberapa kali relaps dan dispnea yang berlanjut, disertai tanda dan gejala insufisiensi paru. Pada paparan yang berat, dapat terjadi kematian akibat anoksia dalam beberapa jam setelah timbul onset/mula gejala edema paru atau relaps. Kontak dengan kulit (1) Asam nitrit: Kontak langsung dengan cairan atau uap dapat menyebabkan rasa nyeri yang parah, luka bakar dan noda berwarna kekuningan. Kulit dapat mengalami luka bakar yang dalam dengan bagian tepi yang tajam serta proses penyembuhan berjalan lambat dan membentuk jaringan parut. Larutan asam nitrit encer dapat menyebabkan iritasi ringan dan pengerasan epidermis tanpa disertai kerusakan. Larutan asam pekat yang diaplikasikan pada 25% bagaian kulit tikus menyebabkan peningkatan methemoglobin dan kadar nitrat dalam darah.. Kontak dengan mata (1) Asam
nitrit:
menyebabkan
Kontak nyeri
langsung dan
substansi
lakrimasi,
asam
fotofobia,
dengan
dan
luka
mata
dapat
bakar,
yang
kemungkinannya parah. Derajat luka tergantung pada konsentrasi dan durasi kontak. Pada kasus luka bakar ringan, regenerasi epitelium dapat berlangsung cepat dan mata sembuh seperti sedia kala. Pada kasus yang parah, tingkat luka dapat tidak terlihat jelas dalam beberapa minggu, yang pada akhirnya keseluruhan kornea dapat tervaskularisasi dan buram sehingga menimbulkan kebutaan. Pada kasus terburuk, mata dapat mengalami kerusakan total. Asam nitrit pekat dapat menyebabkan warna kuning pada mata setelah terjadi kontak. Tertelan (1) Asam nitrit: Substansi asam dapat menyebabkan luka bakar disertai perubahan warna menjadi kuning dan korosi membran mukosa mulut,
kerongkongan, dan esofagus. Dapat segera timbul nyeri dan kesulitan menelan atau berbicara. Edema epiglotis dapat mengakibatkan pada gangguan napas dan kemungkinan asfiksia. Dapat terjadi rasa haus, nyeri epigastrik, mual, muntah, dan diare., Muntahan dapat mengandung darah segar atau beku dan sobekan mukosa, tergantung pada korosi esofagus dan gastrik. Dapat terjadi syok yang ditandai hipotensi, rasa lemah, denyut jantung cepat, napas pendek, dan kulit lembab. Dapat terjadi kolaps pernapasan yang jika tidak tertangani akan mengakibatkan gagal ginjal. Pada kasus yang parah, dapat terjadi perforasi gastrik, dan pada derajat yang lebih rendah, dapat terjadi perforasi esofagus dan peritonitis yang diikuti dengan demam dan abdomen kaku. Penyempitan esofagus, gastrik, dan pilorus dapat terjadi dalam beberapa minggu, namun dapat tertunda dalam hitungan bulan bahkan tahun. Dapat terjadi kematian dalam waktu yang singkat mulai dari asfiksia, kolaps sirkulasi atau aspirasi dalam hitungan menit. Kematian juga dapat diakibatkan oleh peritonitis, pneumonia atau nefritis yang parah. Koma dan konvulsi kadang dapat disembuhkan. Keracunan Kronik Terhirup (1) Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan substansi asam secara berulang atau dalam waktu lama dapat menyebabkan erosi gigi, inflamasi dan perubahan ulseratif pada mulut, dan kemungkinan nekrosis rahang. Dapat terjadi iritasi bronkial disertai batuk dan serangan pneumonia bronkial yang cukup sering. Dapat pula terjadi gangguan pencernaan. Kontak dengan kulit (1) Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan substansi asam secara berulang atau dalam waktu lama dapat menyebabkan dermatitis atau efek yang sama dengan paparan akut. Kontak dengan mata (1) Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan substansi asam secara berulang atau dalam waktu lama dapat menyebabkan konjungtivitis atau efek yang sama dengan paparan akut.
Tertelan (1) Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi. Menelan substansi asam secara berulang dapat menyebabkan inflamasi dan perubahan ulseratif pada membran mukosa mulut dan efek lainnya seperti pada paparan secara tertelan akut. Telah dilaporkan adanya efek reproduktif pada hewan. 9. Pertolongan Pertama Terhirup (1,2) Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area paparan. Bila diperlukan, gunakan kantong masker berkatup atau peralatan sejenisnya untuk memberikan pernapasan buatan. Jaga agar pasien tetap hangat dan tenang. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit (1,2) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya selama 15-20 menit). Untuk luka bakar, tutupi area yang terluka dengan kain yang steril, kering, dan longgar. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata (1,2) Segera cuci mata dengan air yang banyak dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan irigasi dengan larutan garam normal sampai pasien siap untuk dibawa ke rumah sakit. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan (1,2) Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan setempat atau dokter. Jangan membuat pasien yang tidak sadar mengalami muntah atau meminum cairan. Pada pasien yang sadar dapat diberikan air minum atau susu dan dapat dilakukan induksi muntah. Jika terjadi muntah, jaga agar posisi kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Jika pasien dalam keadaan tidak sadar, posisikan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Catatan untuk dokter: Berikan penngobatan simptomatik dan penunjang
(7)
.
Jika terpapar bahan melalui inhalasi, pertimbangkan pemberian oksigen. Hindarkan bilas lambung atau rangsang muntah (1). Antidotum: Tidak ada antidotum spesifik. Pengobatan yang dilakukan bersifat simptomatik dan penunjang (4). 10. Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika terjadi kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Kemungkinan diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata -
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
-
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin dan diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
-
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
-
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
-
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
-
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsultasikan ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) -
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
-
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 15 menit.
-
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
-
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
-
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirup uap bahan.
-
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna(4) -
Pastikan pasien telah diberikan air minum yang cukup, (1–2 gelas bagi orang dewasa, ¼ – ½ gelas untuk anak). Hati-hati dalam memberikan air karena dapat meningkatkan risiko muntah, yang dapat menyebabkan risiko esofagus terkena bahan korosif.
-
Dekontaminasi saluran cerna tidak direkomendasikan.
-
Karbon aktif tidak diindikasikan karena tidak menyerap bahan ini dengan tepat dan dapat mengganggu visibilitas jika diperlukan endoskopi.
-
Aspirasi
nasogastrik,
irigasi
gastrik
dikontraindikasikan
karena
manfaatnya belum signifikan, ada risiko perforasi selama intubasi gastrik. -
Emesis dikontraindikasikan karena risiko paparan ulang dari bahan korosif pada esofagus, dapat terjadi juga peningkatan tekanan intraluminal karena emesis
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri(1) Batas paparan asam nitrat (1): 2 ppm; 5,2 mg/m3 (sebagai STEL : 4 ppm; 10mg/m3) (ACGIH 1993-1994) 2 ppm (5 mg/m3)OSHA TWA; 4 ppm (10 mg/m3) OSHA STEL;
2 ppm (5 mg/m3) ACGIH STEL; 2 ppm (5 mg/m3) NIOSH direkomendasikan TWA; 4 ppm (10mg/m3) NIOSH direkomendasikan STEL; 5 mg/m3 (2 ml/m3) DFG MAK 1 kali/shift. Metode pengukuran: Tabung silika gel; Natrium bikarbonat/natrium karbonat; kromatografi ion; NIOSH III # 7903, Asam anorganik
(1)
Ventilasi: Sediakan penghisap udara setempat atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan dipatuhinya paparan yang dapat diterapkan
(1)
.
Proteksi mata: Gunakan kacamata pengaman dan pelindung muka tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja (1). Pakaian: Kenakan pakaian tahan bahan kimia yang memadai (1). Sarung tangan : Pakailah sarung tangan tahan bahan kimia yang memadai (1). Respirator: Respirator dan batas maksimum konsentrasi penggunaan bahan diperoleh dari NIOSH dan/atau OSHA (1): 25 ppm Setiap respirator pemasok udara. Setiap respirator kartrid kimia yang dilengkapi masker seluruh wajah dan kartrid yang dapat melindungi terhadap paparan bahan. Hanya sorbents yang tidak dapat teroksidasi yang boleh digunakan (bukan arang). Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dan canister yang dapat melindungi terhadap paparan bahan. Setiap peralatan pernapasan serba lengkap beserta masker seluruh wajah. Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi masker seluruh wajah. Escape: Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dan canister yang dapat melindungi terhadap paparan bahan. Hanya sorbents yang tidak dapat teroksidasi yang boleh digunakan (bukan arang).
Setiap jenis escape yang memadai dan dilengkapi peralatan pernafasan serba lengkap. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan (1): Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dan dioperasikan dengan tekanan atau tekanan positif lain berkombinasi dengan pasokan escape terpisah. Setiap peralatan pernapasan serba lengkap yang dilengkapi masker seluruh wajah. 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran dapat diabaikan. Bahan bersifat pengoksidasi. Dapat terbakar atau meledak jika kontak dengan bahan yang tak tercampurkan (1). Media pemadan kebakaran: Bahan kimia kering, soda abu (natrium karbonat), air (1). Kebakaran besar: Basahi dengan air. Gunakan air dari lokasi yang aman atau jarak yang aman (1). Pemadaman kebakaran: Pindahkan kontainer dari lokasi kebakaran jika hal ini dapat dilakukan tanpa menimbulkan risiko. Dinginkan kontainer setelah kebakaran berhenti menggunakan semprotan air hingga kondisi membaik. Pada kondisi kebakaran di kargo atau lokasi penyimpanan: Dinginkan kontainer menggunakan air yang berasal dari pemadam kebakaran tanpa awak atau yang menggunakan monitor sampai api padam. Jika hal tersebut tidak mungkin dilakukan, maka lakukan hal berikut ini: Jauhkan orang yang tidak berkepentingan dari lokasi kebakaran, isolasi daerah yang berbahaya, dan beri tanda dilarang masuk. Biarkan api membakar
(1)
.
13. Manajemen Tumpahan Pelepasan di udara: Kurangi uap menggunakan semprotan air. Kumpulkan limbah berbahaya untuk kemudian dibuang (1). Pelepasan di tanah: Jerap bahan yang tumpah di kantung air dalam, gali area penahan atau di antara pembatas kantung pasir. Buat bendungan untuk
kemudian dibuang. Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Tambahkan bahan alkalin (kapur, batu kapur, natrium bikarbonat, atau soda abu) (1). Pelepasan di air: Netralisasi (1). Pelepasan di tempat kerja: Hindarkan kontak dengan bahan yang mudah terbakar. Jangan sentuh tumpahan bahan. Kurangi uap dengan semprotan air. Jangan masukkan air ke dalam wadah. Tumpahan yang sedikit: Basahi dengan air. Tumpahan yang banyak: Buat tanggul untuk pembuangan. Jauhkan orang yang tidak berkepentingan dari lokasi, isolasi daerah berbahaya, dan beri tanda dilarang masuk (1). 14. Daftar Pustaka 1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997. 2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926241
(diunduh
April
2012) 3. http://nitricacidmsds.net/ (diunduh April 2012) 4. http://www.toxinz.com/Spec/2363443 (diunduh April 2012) 5. http://www.hpa.org.uk/webc/HPAwebFile/HPAweb_C/1194947349543 (diunduh April 2012) 6. http://www.chemicalbook.com/ProductChemicalPropertiesCB7687864_EN. htm (diunduh April 2012) 7. http://www.nanotech.wisc.edu/CNT_LABS/MSDS/Acids/MSDS%20Nitric%2 0acid.pdf (diunduh April 2012)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------