Asam Maleat MALEIC ACID
1. N a m a Golongan Asam Organik Sinonim / Nama Dagang (3,4,5,7,9) Hydroxysuccinic
Acid;
Maleinic
Acid;
Cis-Butenedioic
acid;
cis-1,2-
Ethylenedicarboxylic acid; Maleinic acid; Toxilic acid; (2Z)-2-Butenedioic acid; (2)-Butenedioic acid (2Z); (Z)-Butenedioic Acid; butenedioic acid Nomor Identifikasi (1,2,3,4,5,6,7) Nomor CAS
: 110-16-7
Nomor RTECS
: OM9625000
Nomor EINECS
: 203-742-5
UN
: 3261
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Asam Maleat Deskripsi (1,2,3) Bentuk kristal padat; warna putih; Rumus molekul C4H4O4; Massa molekul 116,1 g/mol; Titik lebur 131-139 °C terurai; Titik didih 135 °C terurai; Titik leleh = 138.5°C (281.3°F); Kelarutan dalam air 78 g/100 ml (25 °C); Keasaman (pKa) pka1 = 1,83, pka2 = 6,07; kerapatan 1,59 g/cm³, padat; grafitasi spesifik 1.59 (air = 1); Kerapatan Uap= 4 (udara = 1); bau mengandung sedikit asam; rasa khas astringen; Kelarutan : mudah larut dalam air dingin, air panas; Larut dalam aseton; Sangat sedikit larut dalam dietileter; Mudah larut dalam alkohol; Larut dalam asam asetat glacial; Praktis tidak larut n-benzen; Larut dalam kloroform; Larut dalam asam Sulfat pekat; pH: 1.3 (10% larutan air); Tekanan uap 0.00004 mm Hg @ 25 deg C; Temperatur dekomposisi = > 135 deg C Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (3,4,5):
Kesehatan 3
= Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 1
= Tidak mudah terbakar
Reaktivitas 1
= Sedikit reaktif
Klasifikasi EC (1,3,4,5): R22
= Berbahaya jika tertelan
R36/37/38
= Mengiritasi mata, sistem pernapasan dan kulit.
S2
= Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S26
= Jika terkena mata, segera bilas dengan air mengalir dan segera dapatkan pertolongan medis.
S28
= Setelah kulit terpapar, segera cuci dengan banyak air
S37
= Gunakan sarung tangan yang sesuai
3. Penggunaan(10) Asam maleat digunakan sebagai deterjen pada pembersih muka, sebagai bahan perekat pada industri tekstil, bahan kimia fotografi, sebagai bahan pembuat garam maleat untuk obat (misalnya antihistamin) pada industri farmasi, sebagai pengawat minyak dan lemak, untuk memproduksi resin poliester tak jenuh, pestisida, tartrat, asam suksinat, dan asam malat.
4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ(3,4). Bahaya utama terhadap kesehatan dapat mengiritasi mata, kulit, saluran pernafasan. Mungkin berbahaya jika tertelan atau diserap melalui kulit. Organ sasaran: system respirasi, mata dan kulit (3).
Rute paparan Paparan jangka pendek (3,4, ) Terhirup Menyebabkan iritasi dan gangguan pada saluran pernapasan. Kontak dengan kulit(2,3) Dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar, terutama jika kulit lembab atau basah. Senyawa ini dapat terabsorpsi melalui kulit dan mungkin berbahaya. Kontak dengan mata Dapat menyebabkan iritasi yang parah dan mungkin luka bakar mata yang menyebabkan cedera kornea. Tertelan Dapat menyebabkan iritasi dan rasa terbakar pada saluran cerna. Dapat menyebabkan kerusakan yang parah dan permanen pada saluran cerna. Tertelannya senyawa ini dapat menyebabkan pasien merasa pusing, otot lemah, tremor, kejang, dan koma. Senyawa ini juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Paparan jangka panjang (3,4) Paparan jangka panjang dan berulang dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang tertunda.
5. Stabilitas dan reaktivitas(2,3,5,8) Reaktivitas
: Stabil dibawah kondisi suhu dan tekanan normal. Pada suhu di atas 100 °C, senyawa ini akan membentuk maleat anhidrida yang secara
perlahan
berubah
menjadi
asam
fumarat pada rentang suhu 100-138 °C. Apabila senyawa ini bereaksi dengan logam akan menghasilkan gas hidrogen yang mudah terbakar. Asam maleat akan melepaskan asap yang berbau asam bila dipanaskan
hingga terdekomposisi. Kondisi yang harus dihindarkan
: Debu material, pemanasan berlebih (>200 °C), kondisi yang dapat menimbulkan debu dari senyawa ini, kelembaban, listrik statis, percikan api, dan sumber nyala api.
Tak Tercampurkan
: Oksidator kuat, reduktor kuat, basa kuat
Bahaya dekomposisi produk
: Karbon monoksida, Karbon dioksida, Logam, Alkali.
Polimerisasi
: Tidak akan terjadi
6. Penyimpanan(2,3)
Simpan di tempat yang sejuk dan kering dengan ventilasi yang baik
Simpan pada wadah yang tertutup rapat
Jangan simpan pada suhu diatas 25oC (77oF)
Jauhkan dari bahan yang tidak tercampurkan
7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia: Tidak tersedia data Data pada hewan(2,4) LD50) oral-akut = 708 mg/kg tikus [Rat]. LD50) dermal –akut =1560 mg/kg kelinci [Rabbit]. LC50 Inhalation-tikus (rat) = >720 mg/m3/1jam; LD50 Oral-tikus (mouse) = 2400 mg/kg; LD50 Oral-tikus (rat) = 708 mg/kg; LD50 kulit-kelinci (rabbit) = 1560 mg/kg; Data Karsinogenik(3,4,5) IARC
: tidak terdaftar sebagai karsinogen
ACGIH
: tidak terdaftar sebagai karsinogen
NTP
: tidak terdaftar sebagai karsinogen
OSHA
: tidak terdaftar sebagai karsinogen
Data Tumorigenik Tidak tersedia informasi Data Mutagenik(2) Mutagenik untuk sel somatik mamalia, dapat menyebabkan kerusakan pada organ ginjal, paru-paru. Data Reproduksi(3) Tidak tersedia informasi Informasi Ekologi(3,4,5) LC50 Ikan (Fish)-Fathead Minnow: = 5 mg/L; 96 jam-tidak spesifik LC50 Ikan (Fish)- Mosquito Fish: = 240 mg/L; 24-48 jam-tidak spesifik EC50 Daphnia= 316.2 mg/l; 48jam
Toksisitas pada ikan
: LC50 Pimephales promelas 9 mg/L selama 9 jam (6)
Toksisitas pada invertebrata : LC50 Daphnia magna (water flea) 10,1 mg/L perairan Toksisitas pada tanaman perairan Biodegradabilitas
selama 1-48 jam (6) : IC50 Tetrahymena pyriformis (Ciliata, Algae) 6 mg/L selama 1-36 jam (6) : Tidak terbiodegradasi (6)
8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Paparan terhadap senyawa ini dapat menyebabkan iritasi dan ganggual saluran pernapasan, kerusakan paru-paru, tersedak, pasien menjadi tidak sadarkan diri, dan meninggal. Kontak dengan kulit Dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar, terutama jika kulit lembab atau basah. Paparan terhadap senyawa ini dapat menyebabkan dermatitis, dan dapat berbahaya bila terabsorbsi ke dalam kulit. Kontak dengan mata
Dapat menyebabkan iritasi mata yang ditandai dnegan kemerahan, gatal, dan berair. Tertelan Dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Keracunan kronik(2) Terhirup Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dengan berbagai tingkat atau kerusakan paru-paru. Kontak dengan kulit Dapat menyebabkan kerusakan kulit atau dermatitis. Kontak dengan mata Dapat menyebabkan iritasi pada mata. Tertelan Dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan organ lainnya.
9. Pertolongan Pertama Terhirup(2,3,4,11) Bila aman memasuki area, segera pindahkan pasien/korban ke tempat yang memiliki udara segar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, sabuk atau ikat pinggang. Jika pasien/korban kesulitan bernapas berikan oksigen. Jika pasien berhenti bernapas, berikan bantuan pernapasan, dan jika kerja jantung berhenti lakukan CPR. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Observasi medis dalam satu atau dua hari setelah terpapar direkomendasikan, agar efek terhadap jantung dan paru-paru dapat tertunda.
Perhatian : Dalam kondisi paparan yang sangat parah, jangan berikan pernapasan buatan dari mulut ke mulut, karena orang yang memberikan pertolongan dapat terpapar oleh senyawa yang bersifat toksik. Kontak dengan kulit (2,4,11) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan
kimia yang tertinggal (selama kurang lebih 15 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Cuci pakaian yang terkontaminasi
sebelum
digunakan
kembali.
Hancurkan
sepatu
yang
terkontaminasi. Kontak dengan mata (2,3,4,11) Lepaskan lensa kontak (apabila pasien/korban menggunakannya) dan cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), sekurang-kurangnya selama 15 menit, dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal, jangan biarkan korban menggosok–gosok mata dan/atau memejamkan mata saat proses pencucian berlangsung. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan (2,4,11) Bersihkan mulut dengan air. Jika pasien dalam keadaan sadar, berikan air untuk diminum atau susu sebanyak 2 – 4 gelas. Jangan sekali-kali merangsang muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada pasien yang tidak sadar/pingsan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat
10. Penatalaksanaan(11) Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan
cara
memberikan
pernafasan
buatan
untuk
menjamin
cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit.
Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB
Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. Penolong
perlu
dilindungi
dari
percikan,
misalnya
dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan: Tidak tersedia data Ventilasi: tidak tersedia informasi Proteksi mata: Gunakan kacamata pelindung atau goggle yang aman dari bahan kimia sesuai standar OSHA, 29 CFR 1910.133 atau standar Eropa EN 166 (3,4) Pakaian: Gunakan sarung tangan, jas lab atau sepatu bot yang sesuai untuk mencegah kontak kulit (5). Respirator: Perlindungan pernapasan yang sesuai dengan persyaratan OSHA 29 CFR 1910,134 dan Z88.2 ANSI atau Standard European EN 149 harus diikuti bila kondisi tempat kerja memerintahkan penggunaan respirator.(4,5)
12. Manajemen Pemadam Kebakaran(2,4,5) Senyawa ini mudah terbakar pada suhu tinggi. Produk yang dihasilkan adalah CO2 dan CO. Apabila terjadi kebakaran dalam skala kecil, padamkan api dengan menggunakan serbuk kimia kering. Pada kebakaran skala besar, gunakan semprotan air, kabut/busa. Jangan gunakan pompa air untuk memadamkan api.
Bahan lain yang dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran adalah karbon dioksida, dan busa alkohol/polymer.
13. Manajemen Tumpahan(2,3) Tumpahan Kecil: Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpah padat dalam wadah pembuangan limbah yang nyaman. Hindari terbentuknya debu. Sediakan sirkulasi udara yang baik di ruangan tempat terjadinya tumpahan. Tumpahan besar: Zat bersifat korosif dan beracun, hentikan kebocoran jika tanpa risiko. Jangan sampai terdapat air di dalam kontainer. Jangan menyentuh bahan yang tumpah. Gunakan semprotan air untuk mengurangi uap. Cegah tumpahan masukan ke selokan, ruang bawah tanah atau area yang terbatas, tamping
tumpahan dalam tanggul jika diperlukan. Hilangkan semua sumber api sumber. Minta bantuan mengenai pembuangan.
14. Daftar Pustaka 1. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_maleat (akses tahun 2010) 2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927564 (akses tahun 2010) 3. http://fscimage.fishersci.com/msds/13550.htm (akses tahun 2010) 4. http://ww2.valdosta.edu/~tauyeno/chemicals/Maleic%20acid.pdf
(akses
tahun 2010) 5. http://www.viacheminc.com/wp-content/uploads/MSDS-Maleic-Acid.pdf (akses tahun 2010) 6. https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:0DBZCtLh1yoJ:www.sunivo.c om/ennew/common/getFile.asp?CD_idx%3D4158%26Core_ID%3D8034%2 6GradeTypeID%3D3719+maleic+acid+msds&hl=id&pid=bl&srcid=ADGEES heso6XkCwC0sTcnAONtwMClYzfvFlFWYjfIWXVipg2WK3_s5FNSgl5FjUSrhvmTEHb2KI6cuoy2jrGgY2NbfyPapoRKuModRIy hRjyOSt76WG01vHnI2VZTz7Ex_LHhrhLrgB&sig=AHIEtbSl7S5Fjh8dQFx1E TFkePGSttGS_A (akses tahun 2010) 7. http://cancer.rutgers.edu/stg_lab/protocols/MSDS/maleic%20acid.pdf (akses tahun 2010) 8. http://www.nilechemicals.com/MALEIC%20ACID%20MSDS%20LAB.htm (akses tahun 2010) 9. http://east.cherryhill.k12.nj.us/msds/M/Maleic%20Acid.pdf
(akses
tahun
2010) 10. http://www.dsm.com/en_US/cworld/public/sustainability/downloads/publicatio ns/dsm-gps-product-safety-summary-maleic-acid-110-16-7.pdf (akses tahun 2010) 11. Buku Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit, Sentra Informasi Keracunan Badan POM ------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------