ARTIKEL PENELITIAN PNBP FT UNM
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FT UNM
Oleh : Dr. Anas Arfandi, M.Pd.
Dibiayai oleh: DIPA Universitas Negeri Makassar Sesuai kontrak No. 354/UN36.9/PL/2013
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2013
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Dan Perencanaan FT UNM 1) Anas Arfandi
2
)
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui kesulitan belajar mahasiswa jurusan TeknikSipildan Perencanaan FT UNM saatini; dan 2) menggambarkan hasil belajar mahasiswa jurusan PTSP FT UNM pada 3 tahun terakhir. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan populasi seluruh mahasiswa jurusan PTSP FT UNM, dan sampel diambil secara stratified random. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kesulitan belajar mahasiswa jurusan PTSP FT UNM lebih banyak disebabkan oleh faktor internal mahasiswa seperti kondisi kesehatan dan psikologis, sementara faktor eksternal seperti lingkungan sosial dan instrumental di kampus sudah baik; dan 2) hasil belajar mahasiswa jurusan PTSP FT UNM pada 3 tahun terakhir terlihat baik yang dilihat pada pencapaian IPK yang berada pada kategori Sangat Memuaskan. Namun demikian hal ini tidak didukung dengan lama studi mahasiswa karena masih terdapat sebagian mahasiswa yang menyelesaikan studi hingga batas akhir studi yang ditetapkan.
Kata Kunci: kesulitan belajar, hasil belajar
Abstract The research aim to: 1) know the barrier learning of the students of PTSP FT UNM; and 2) describe the learning result of the students of PTSP FT UNM in the last 3 years.The study was survey research with the population was all of the students of PTSP FT UNM, sampling used stratified random sampling.The result of the study showed that: 1) the barrier learning of the students of PTSP FT UNM more because internal factor such as their healthy and their psychologis, while external factor such as the sosial environment and the instrumental was quite good; and 2) the learning result for last3 years are “Sangat Memuaskan” which shown form the commulative indeks achievement (IPK), but some student can finished their study until the time limit.
Keyword: learning barrier, learning result
1) Penelitian dibiayai oleh DIPA UNM 2) Dosen Fakultas Teknik UNM
2
A. Pendahuluan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan (PTSP) Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar merupakan salah satu LPTK yang mencetak caloncalon tenaga kerja dalam bidang vokasi, terutama tenaga kerja dalam bidang konstruksi. Lulusan S1 diarahkan untuk memiliki kemampuan mengajar bidang studi ketekniksipilan yang didalamnya terdapat pembelajaran konstruksi baja, sementara lulusan D3 Teknik Sipil diarahkan untuk memiliki kemampuan dalam perencanaan bangunan sipil, penggambaran struktur bangunan, perhitungan rencana anggaran biaya, spesifikasi teknik, penyusunan dokumen lelang, sebaga ilaboran, pelaksana maupun pengawas jasa konstruksi di bidang teknik sipil dalam pembangunan sarana dan prasarana, serta kemampuan dalam membangun real estate. Hasil observasi awal memperlihatkan bahwa mahasiswa S1 dan D3 sangat kesulitan dalam menyelesaikan beberapa mata kuliah ketekniksipilan. Hal ini terlihat dari jumlah mahasiswa yang mengulang mata kuliah tersebut setiap tahunnya terjadi peningkatan sehingga kapasitas ruang belajar tidak lagi mampu menampung seluruh mahasiswa yang terdaftar dalam daftar kehadiran. Mahasiswa angkatan lama dari beberapa tingkatan bergabung dengan mahasiswa yang baru belajar mata kuliah tersebut.Untuk itu peneliti bermaksud mengadakan penelitian mengenai kesulitan belajar mahasiswa. Berdasarkan fenomena di atas, ada beberapa masalah yang akan di teliti, yaitu: 1) Seperti apakah kesulitan belajar mahasiswa jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNM saat ini?, dan 2) Bagaimana hasil belajar mahasiswa jurusan PTSP FT UNM pada 3 tahun terakhir? B. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey. Populasi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNM yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif. Teknik sampel menggunakan stratified random sampling yang terbagi atas 4 angkatan pada program studi D3 dan 6 angkatan pada program studi S1 dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang.
2
3
Variabel yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor lingkungan sosial, faktor instrumental. Definisi operasional variable adalah sebagai berikut: 1) Faktor fisiologis adalah faktor yang meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indera; 2) Faktor psikologis adalah faktor yang meliputi kondisi mental seseorang; 3) Faktor lingkungan sosial adalah lingkungan yang banyak mempengaruhi proses dan hasil belajar di lingkungan perguruan tinggi; dan 4) Faktor instrumental merupakan faktor yang dapat dirancang untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan, yang dalam hal ini terkait dengan proses pembelajaran yang berlangsung pada mata kuliah tersebut. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Selanjutnya analisis data yang digunakan dalam mengolah
hasil
penelitian
adalah
analisis
deskriptif
bertujuan
untuk
menggambarkan rata–rata, maksimum, dan minimum yang diperhatikan dalam penelitian ini dan mendeskripsikan hasilnya ke dalam bentuk tabel-tabel dan diinterpretasikan serta menggunakan analisis statistik inferensial untuk melihat hubungan antar faktor. C. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Responden Responden
merupakan
mahasiswa
Pendidikan
Teknik
Sipil
dan
Perencanaan Fakultas Teknik UNM. Adapun karakteristik responden berdasarkan program studi, yakni program studi strata satu (S1) sebanyak 52% dan program studi diploma tiga (D3) sebanyak 48%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
48% 52%
D3 S1
Gambar 1. Program studi responden
3
4
Asal sekolah responden juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan pada penelitian ini. Adapun sebaran asal dunia pendidikan responden dapat dilihat pada Gambar 2. 2%
30%
SMA SMK 68%
MA
Gambar 2. Asal dunia pendidikan responden Pada Gambar 2 terlihat bahwa responden yang berasal dari lulusan SMA sebesar 68%, lulusan SMK sebesar 30%, dan MA 2 %. Hal ini menggambarkan bahwa dominasi mahasiswa PTSP berasal dari lulusan SMA, dan juga terdapat mahasiswa yang berasal dari madrasah. 2. Kesulitan Belajar Kesulitan belajar mahasiswa dilihat dari empat faktor, yaitu: faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor lingkungan sosial, dan faktor instrumental. a. Faktor Fisiologis Faktor fisiologis dilihat dari kondisi fisik dan kondisi kesehatan responden. Data tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. 70
80 51.88
60 40
minimal
40
rata-rata 20
maksimal
0 Berat Badan
Gambar 3. Berat Badan Mahasiswa PTSP FT UNM
4
5
Dari Gambar 3 di atas, terlihat bahwa berat badan minimum mahasiswa PTSP adalah 40 kg dan yang paling berat adalah 70 kg. Rata-rata berat badan mahasiswa sebesar 51.88 kg. 180
177
170 161.5
160 150
Minimal Rata-rata
150
140
Maksimal
130 Tinggi Badan
Gambar 4. Tinggi Badan Mahasiswa PTSP FT UNM Dari Gambar 4 di atas, terlihat bahwa tinggi badan minimum mahasiswa PTSP adalah 150 cm dan yang paling tinggi adalah 177 cm. Rata-rata berat badan mahasiswa sebesar 161.5 cm. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
82
18
0
Fungsi Panca Indera
Berfungsi dengan baik
Kurang Berfungsi
Tidak Berfungsi
Gambar 5. Fungsi Panca Indera Dari Gambar 5 di atas, terlihat bahwa tinggi badan minimum mahasiswa PTSP adalah 150 cm dan yang paling tinggi adalah 177 cm. Rata-rata berat badan mahasiswa sebesar 161.5 cm.
5
6
8.00
Tidak ada Ada 92.00
Gambar 6. Penyakit Keturunan Dari Gambar 6 terlihat bahwa hampir seluruh mahasiswa tidak memiliki penyakit keturunan, yakni sebesar 92%, namun demikian terdapat 8% mahasiswa yang merasa memiliki penyakit keturunan. b. Faktor Psikologis Faktor psikologis mahasiswa dilihat pada aspek minat, bakat, dan motivasi dalam mengikuti kuliah. Dari ketiga aspek tersebut, diperoleh data yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Kategori Faktor Psikologis Kategori
Interval
Persentase
Tidakbaik
< 24,50
0,00
Kurang
24,51 < X < 35,00
20,00
Baik
35,01 < X < 45,50
74,00
Sangatbaik
> 45,50
6,00
Pada tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki faktor psikologis yang baik, walaupun masih ada 20% yang berada pada kategori kurang. c. Faktor Lingkungan Sosial Faktor lingkungan sosial mahasiswa dilihat pada aspek teman, organisasi, tetangga, dan keluarga dalam hal keinginan berkuliah, mengikuti proses pembelajaran, dan pencapaian hasil belajar. Dari ketiga aspek tersebut, diperoleh data yang disajikan pada Tabel 3.
6
7
Tabel 3. Kategori Faktor Lingkungan Sosial Uraian
Dorongan untuk Kuliah
Mengikuti Proses Belajar
Pencapaian Hasil Belajar
Sumber Persentase Lingkungan Sangat Kurang Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh 20,00
48,00
30,00
2,00 Teman
24,00
12,00
54,00
10,00 Organisasi
12,00
30,00
28,00
30,00 Tetangga
84,00
6,00
6,00
4,00 Keluarga
36,00
36,00
18,00
10,00 Teman
24,00
36,00
26,00
14,00 Organisasi
8,00
28,00
30,00
34,00 Tetangga
68,00
20,00
10,00
2,00 Keluarga
28,00
40,00
22,00
10,00 Teman
20,00
38,00
20,00
22,00 Organisasi
10,00
30,00
22,00
38,00 Tetangga
68,00
26,00
6,00
0,00 Keluarga
Dari Tabel 3 di atas, terlihat bahwa dorongan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi sangat berpengaruh adalah dorongan dari keluarga, selanjutnya dari organisasi, dari teman, dan tetangga. Pada saat kuliah, dorongan keluarga tetap sangat berpengaruh walaupun persentasenya relatif turun. Hal ini juga terlihat pada dorongan untuk pencapaian hasil belajar yang maksimal tetap dipengaruhi oleh keluarga.
7
8
d. Faktor Instrumental Faktor yang dapat dirancang untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan, yang dalam hal ini terkait dengan proses pembelajaran yang berlangsung pada mata kuliah tersebut. Hasil penelitian diperoleh data yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Kategori Faktor Instrumental Kategori
Interval
Persentase 0,00
Tidakbaik
< 24,50
Kurang
24,51 < X < 35,00
14,00
Baik
35,01 < X < 45,50
68,00
Sangatbaik
> 45,50
18,00
Pada tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar mahasiswa berpendapat bahwa instrumental sarana dan prasarana yang ada di kampus termasuk kategori baik, walaupun masih ada 14% yang berpendapat bahwa kondisi instrumental masih kurang. 3. Hasil Belajar Hasil belajar mahasiswa PTSP pada semester genap 2012/2013 dapat dilihat pada Lampiran 4. Rangkuman hasil belajar mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rangkuman Hasil Belajar mahasiswa PTSP Program Studi
IPK rata-rata (setiap angkatan) 2007
2008
2009
2010
2011
2012
IPK ratarata
D3
-
-
2,89
2,89
3,01
2,58
2,86
S1
3,19
3,25
2,97
2,98
3,06
2,93
3,02
Pada tabel di atas terlihat bahwa IPK rata-rata mahasiswa program studi D3 sebesar 2,86 dan IPK rata-rata program studi S1 sebesar 3,02. IPK terendah mahasiswa pada prodi D3 berada pada angkatan 2012 yakni
8
9
sebesar 2,58, sementara pada program studi S1 berada pada angkatan 2012 pula yakni sebesar 2,93. D. Pembahasan 1. Kesulitan Belajar a. Faktor Fisiologis Dari segi berat badan, mahasiswa PTSP memiliki berat badan yang tergolong rendah dengan berat badan minimal adalah sebesar 40kg. Jika dikaitkan dengan tinggi badannya, maka dapat dikatakan bahwa hampir seluruh mahasiswa PTSP memiliki berat badan yang normal/ideal, walaupun demikian terdapat sebagian kecil mahasiswa yang tidak memiliki berat badan yang kurang, dan juga sebagian kecil mahasiswa yang memiliki berat badan yang lebih. Hal ini diperoleh dari perbandingan antara tinggi badan dan berat badan yang dimiliki oleh mahasiswa. Dalam hal kondisi panca indera, sebagian besar mahasiswa memiliki fungsi panca indera yang berfungsi dengan baik. Namun demikian, masih terdapat sebagian kecil mahasiswa yang memiliki panca indera yang kurang berfungsi. Hal ini yang terkadang menyebabkan sebagian mahasiswa memiliki kesulitan belajar yang mungkin saja diperoleh dari rendahnya kemampuan panca indera dalam menerima dan memahami proses pembelajaran. Hal ini mendukung pernyataan Zaldy (2010) yang menyebutkan bahwa
seoranganak
yang
sakitataukurangsehatakanmengalamikelemahanfisik, sehinggasarafsensorikdanmotoriknyalemahakibatnyarangsangan yang
diterimamelaluiindranyatidakdapatditeruskankeotak.
yang
Anak
kurangsehatakanmengalamikesulitanbelajar,
sebabiamudahlelah,
pusing,
mengantuk,dayakonsentrasinyaberkurangdankurangbersemangatdala mbelajar. Selain itu, jika melihat kondisi kesehatannya, terlihat bahwa sebagian kecil mahasiswa juga memiliki penyakit keturunan yang
9
10
dapat menghambat mereka dalam proses pembelajaran. Selain penyakit keturunan yang dimiliki sebagian kecil mahasiswa, sebagian besar mahasiswa sering mengeluhkan penyakit yang mereka alami seperti: maag, sakit kepala, dan influenza. Panyakit ini sangat sering dirasakan oleh mahasiswa dan menjadi penghambat bagi mereka dalam proses pembelajaran di kelas dan saat mengerjakan tugas. Hal ini senada dengan Ahmad (1991) yang mengatakan bahwa ketika seseorang sakit-sakitan, makaia akan seringmeninggalkansekolah, frekuensibelajardirumah dapatmenurun. Sementara
Soemanto
(2006)mengatakanbahwa:
belajarmembutuhkankondisibadan
yang
sehat.
“Orang
yang
Orang
yang
badanyasakitakibatpenyakitpenyakittertentusertakelelahantidakakandapatbelajardenganefektif. Cacatfisikjuga menggangguhalbelajar. b. Faktor Psikologis Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki faktor psikologis yang baik, namun demikian, masih terdapat 20% mahasiswa yang memiliki faktor psikologis yang kurang/rendah. Rendahnya faktor psikologis mahasiswa terlihat dari item pertanyaan yang mengukur aspek bakat, minat, dan motivasi. Mahasiswa yang masuk kategori kurang dalam faktor psikologis tersebut tidak memiliki bakat untuk menjadi guru SMK, minat yang rendah untuk menjadi guru SMK dan lemah dalam memahami berbagai
kuliah
terkait
kependidikan
dan
mata
kuliah
ketekniksipilan, serta motivasi untuk mencapai hasil belajar maksimal yang kurang disebabkan kemampuan intelegensi yang rendah yang terlihat dari hasil belajar mereka. Setiapindividumemilikibakat
yang
berbeda-
bedadanseseorangakanmempelajarisesuatusesuaidenganbakat
yang
dimilikinya. Apabilaseoranganakmempelajarisuatubidangstudi yang bertentangandenganbakatnya, makaiaakanmerasabosandancepatputusasa. Selain itu, seoranganak
10
11
yang tidakmemilikiminatterhadapsuatupelajaranakanmenimbulkankesulita nbelajar.
Minat
yang
timbuldarikebutuhanbelajarsiswa,
akanmenjadipendorongdalammelaksanakanbelajar. Seseorang yang motivasinyalemahtampakacuhtakacuhterhadappelajaran, mudahputusasa, perhatiannyatidaktertujupadapelajarandanseringmeninggalkanpelajar an yang mengakibatkankesulitandalambelajar. Menurut
Suryabrata
harusdimilikianak,
agar
(2004)
Ada
tigakomponen
dirinyadapatmelakukankegiatan
yang proses
belajaryaitu: Minat, Perhatian, Motivasi. Karena itu, faktor psikologis sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. c. Faktor Lingkungan Sosial Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa. Motivasi ini kemudian mengarahkan mahasiswa untuk memilih untuk berkuliah di jurusan PTSP FT UNM, mengikuti proses pembelajaran, dan mencapai hasil belajar. Aspek yang dilihat pada faktor lingkungan sosial adalah teman, organisasi, tetangga, dan keluarga. Dari ke empat aspek tersebut, terlihat bahwa aspek keluarga sangat berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa memilih jurusan, mengikuti pembelajaran, dan mencapai hasil belajar. Namun demikian, aspek teman dan lingkungan organisasi juga berpengaruh terhadap ketiga hal tersebut. Keluarga menjadi sangat berpengaruh mengindikasikan bahwa mahasiswa yang memilih jurusan PTSP belum memilih berdasarkan bakat dan minat mereka. Mahasiswa yang memilih bukan karena insiatif mereka cenderung bersikap acuh terhadap proses pendidikan yang mereka jalani. Namun demikian, sebagian besar mahasiswa yang memilih atas dorongan keluarga juga memilih untuk kuliah pada PTSP FT UNM atas dorongan diri mereka sendiri.
11
12
Dalam pencapaian hasil belajar, walaupun dorongan dari keluarga masih sangat berpengaruh namun dorongan dari teman juga cenderung meningkat, bahkan hampir mencapai persentase aspek keluarga. Karena itu, faktor teman di kampus harus menjadi perhatian dari mahasiswa untuk meningkatkan hasil belajar mereka. d. Faktor Instrumental Faktor instrumental terkait dengan kondisi sarana dan prasarana yang
ada
di
kampus
dan
pemanfaatannya
dalam
proses
pembelajaran. Selain itu, kompetensi dosen juga menjadi aspek penting
dalam
faktor
instrumental.
Dari
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa faktor instrumental tergolong Baik dengan persentase sebesar 68%. Namun demikian, masih terdapat 14% mahasiswa yang menganggap bahwa faktor instrumental masih kurang sehingga menjadi salah satu kesulitan mahasiswa dalam proses pembelajaran.
2. Hasil Belajar Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata IPK mahasiswa pada program studi D3 tidak mencapai 3,00. Walaupun demikian, IPK tersebut masih masuk pada kategori Sangat Memuaskan. Hal ini juga terjadi pada rata-rata IPK mahasiswa pada program studi S1 yakni sebesar 3,02 yang juga masuk pada kategori Sangat Memuaskan. Selain ditinjau dari aspek IPK, dari hasil penelitian terlihat bahwa mahasiswa D3 masih banyak yang memiliki masa studi mencapai 5 tahun, sementara mahasiswa S1 mencapai masa studi 7 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa terlihat memiliki kesulitan dalam menyelesaikan
studi
secepatnya
karena
masih
banyak
yang
menyelesaikan studi pada batas akhir studi yang diberikan yakni 2N – 1, dimana N merupakan lama kuliah (bagi D3 selama 3 tahun, dan S1 4 tahun). Hasil belajar yang cukup baik namun tidak didukung dengan waktu penyelesaian studi yang cepat merupakan salah satu aspek yang mesti
12
13
diperhatikan baik bagi mahasiswa itu sendiri maupun bagi pengelola program studi dan jurusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kesulitan belajar yang dihadapi oleh mahasiswa sehingga waktu penyelesaian studi dapat dilakukan secepatnya.
13
14
E. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Kesulitan belajar mahasiswa jurusan TeknikSipildan Perencanaan FT UNM lebih banyak disebabkan oleh faktor internal mahasiswa seperti kondisi kesehatan dan psikologis, sementara faktor eksternal seperti lingkungan sosial dan instrumental di kampus sudah baik. 2. Hasil belajar mahasiswa jurusan PTSP FT UNM pada 3 tahun terakhir terlihat baik yang dilihat pada pencapaian IPK yang berada pada kategori Sangat Memuaskan. Namun demikian hal ini tidak didukung dengan lama studi yang cepat karena masih terdapat sebagian mahasiswa yang menyelesaikan studi hingga batas waktu yang ditetapkan.
14
15
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Thantowi. 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Angkasa. Nana Sudjana, 1989, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Oemar Hamalik, 1990, Metode Belajar dan Kesulitan kesulitan Belajar, Bandung : Tarsito. Purwanto Ngalim, 1988, Prinsip prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata, 2004, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Grafindo Persada. Syah, Muhibin,1995, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali. Winkel,WS, 1991, Psikologi Pengajaran, Jakarta, PT. Grasindo. Zaldy, M. 2010. Pengaruh Kesulitan Belajar Siswa (Sebuah Studi Kepustakaan). Diakses melalui http://zaldym.wordpress.com/2010/04/19/pengaruh-kesulitan-belajar-siswasebuah-studi-kepustakaan/ pada tanggal 9 september 2013
15