APLIKASI TEOREMA CAYLEY-HAMILTON UNTUK MENCARI SOLUSI AKAR PANGKAT ๐ MATRIKS ๐ ร ๐ YANG INVERTIBLE
SKRIPSI
Oleh : SUTRISNO NIM. 07610079
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012
APLIKASI TEOREMA CAYLEY-HAMILTON UNTUK MENCARI SOLUSI AKAR PANGKAT ๐ MATRIKS ๐ ร ๐ YANG INVERTIBLE
SKRIPSI
Diajukan kepada: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh: SUTRISNO NIM. 07610079
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012
APLIKASI TEOREMA CAYLEY-HAMILTON UNTUK MENCARI SOLUSI AKAR PANGKAT ๐ MATRIKS ๐ ร ๐ YANG INVERTIBLE
SKRIPSI
Oleh: SUTRISNO NIM. 07610079
Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Diuji : Tanggal, 09 Januari 2011
Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Evawati Alisah, M.Pd NIP.19720604 199903 2 001
Fachrur Rozi, M.Si NIP. 19800527 200801 1 012
Mengetahui, Ketua Jurusan Matematika
Abdussakir, M.Pd NIP. 19751006 200312 1 001
APLIKASI TEOREMA CAYLEY-HAMILTON UNTUK MENCARI SOLUSI AKAR PANGKAT ๐ MATRIKS ๐ ร ๐ YANG INVERTIBLE
SKRIPSI
Oleh : SUTRISNO NIM. 07610079
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Tanggal: 20 Januari 2012 Susunan Dewan Penguji
Tanda Tangan
Penguji Utama
:
(โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ....) Drs. Turmudi, M.Si NIP. 19571005 198203 1 006
Ketua Penguji
:
(โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆ) Hairur Rahman, M.Si NIP. 19800429 200604 1 003
Sekretaris Penguji :
(โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆโฆ) Evawati Alisah, M.Pd NIP. 19720604 199903 2 001
Anggota Penguji
(โฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆโฆโฆ) Fachrur Rozi, M.Si NIP. 19800527 200801 1 012
:
Mengesahkan, Ketua Jurusan Matematika
Abdussakir, M.Pd NIP. 19751006 200312 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Sutrisno
NIM
: 07610079
Fakultas/Jurusan
: Sains dan Teknologi/Matematika
Judul Penelitian
: Aplikasi Teorema Cayley-Hamilton untuk Mencari Solusi Akar Pangkat ๐ Matriks ๐ ร ๐ yang Invertible
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan data, tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri, kecuali dengan mencantumkan sumber cuplikan pada daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 09 Januari 2012 Yang membuat pernyataan,
Sutrisno NIM.07610079
MOTTO
๏๏๏๏๏ญ๏ง๏๏น๏ค๏ฃ ๏๏ ๏ป๏ต๏๏ท๏ฑ๏ง๏๏น๏ค๏ฃ ๏ซ๏ก๏ค๏ฃ ๏๏๏ณ๏ก๏๏ฐ ๏ณ ๏ถ๏๏๏ซ๏
๏ฆ๏ ๏ฟ๏๏ฒ๏ง๏๏ฏ ๏ค๏ด๏ ๏จ๏ฃ๏ฒ๏ง๏๏๏ฉ๏๏ด๏ณ๏ฃ๏ ๏ด๏๏ฎ๏๏น๏ญ ๏๏๏ถ๏ฑ๏ณ๏ฉ๏๏ฏ ๏ค๏ด๏ ๏ง๏๏๏ฉ๏๏ด๏ณ๏ฃ๏ ๏๏ท ๏ฉ๏ก๏ค๏ฃ ๏๏ฃ๏๏ฉ โSesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiriโ (Q.S. Ar-Raโd : 11)
โJer Besuki Mawa Beyoโ " Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar " (Khalifah Umar)
PERSEMBAHAN Karya kecil terbaik ini dipersembahkan kepada Kedua orang tua yang paling berjasa dalam hidup dan selalu menjadi motivator dan inspirator , Ibu tersayang (Rumi) dan Ayah tercinta (Laspin), serta nenek tercinta (Pasmi) terima kasih atas nasihat-nasihatnya Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan dorongan dan dukungannya : 1. Sumiatun dan suami Rusmin 2. Sutini dan suami Tarjimin Kedua keponakan: 1. Khuli handayani 2. Anifatu Wiwin Elina
KATA PENGANTAR
Assalamuโalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahi robbil โalamiin. Segala puji syukur hanya untuk Allah. Hanya kalimat itulah yang mampu penulis ucapkan karena atas berkat rahmat, hidayah dan segala nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dnegan baik sebagai prasyarat lulus dari bangku kuliah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman yang gelap gulita menuju zaman yang terang benderang yakni dengan syiar agama Islam Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih seiring doโa dan harapan jazakumullah ahsanal jazaโ kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada: 1.
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
2.
Prof. Drs. Sutiman B. Sumitro, SU., DSc, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
3.
Abdussakir, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
i
4.
Evawati Alisah, M.Pd dan Fachrur Rozi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan banyak pengarahan dan pengalaman yang berharga.
5.
Hairur Rahman, M.Si selaku ketua penguji dan Drs. H Turmudi, M.Si selaku penguji utama
6.
Segenap sivitas akademika Jurusan Matematika, terutama seluruh dosen, terima kasih atas segenap ilmu dan bimbinganya.
7.
Ayahanda tercinta Laspin, dan Ibunda tercinta Rumi yang senantiasa memberikan doโa dan restunya kepada penulis dalam menuntut ilmu.
8.
Nenek tercinta Pasmi, terima kasih atas doโa, nasehat serta restunya.
9.
Kakak-kakak tercinta Sumiatun dan Suami (Rusmin), Sutini dan Suami (Tarjimin), terima kasih atas suportnya.
10. Keponakan tercinta Khuli Handayani dan Anifatu Wiwin Elina 11. Sahabat-sahabat senasib dan seperjuangan mahasiswa Matematika 2007, yang masih menemani, terima kasih atas segala pengalaman berharga dan kenangan terindah saat menuntut ilmu bersama kalian. 12. Nu Wahyu hidayah dan Endang Sulastri, yang sudah penulis anggap sebagai keluarga, terima kasih atas ilmu yang diberikan dan nasehatnasehatnya 13. Teman-teman Pagar Nusa, khususnya Abdul Rohim. 14. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu, terima kasih atas keikhlasan bantuan moril dan spirituil yang sudah diberikan pada penulis.
ii
Dengan segala kerendahan hati dan jiwa, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi tercapainya suatu titik yang lebih baik. Wassalamuโalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Malang, 09 Januari 2012
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAJUAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN MOTTO PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ i DAFTAR ISI โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆ. iv DAFTAR TABEL โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆ. vi DAFTAR GAMBAR โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ. vii ABSTRAK โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆโฆโฆ. viii ABSTRACT โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ ix โซโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ ุงูู
ูุฎุตโฌ.โฆ x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.. 1.2 Rumusan Masalah โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ. 1.3 Tujuan Penelitian โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.. 1.4 Manfaat Penelitian โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ 1.5 Metode Penelitian โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ. 1.6 Sistematika Penulisan โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆโฆโฆ...
1 3 3 3 4 5
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Matriks โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ 2.2 Transpos Suatu Matriks โฆโฆโฆ.โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆ. 2.3 Operasi pada Matriks โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ... 2.4 Determinan Matriks โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ 2.5 Adjoin Suatu Matriks โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..โฆโฆโฆโฆโฆโฆ. 2.6 Invers Matriks โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ 2.7 Nilai Eigen dan Vektor Eigen โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..โฆโฆ 2.8 Matriks Definit Positif โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..โฆโฆโฆโฆ 2.9 Teorema Cayley-Hamilton โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..โฆโฆโฆโฆโฆ 2.10 Kajian Keagamaan โฆโฆโฆ..โฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆโฆโฆโฆโฆ
7 8 9 12 17 19 23 25 28 31
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Akar kuadrat dari Matriks 2 ร 2 dengan Menggunakan Teorema Cayley-Hamilton โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆ... 38 3.2 Akar Pangkat Tiga dari Matriks 3 ร 3 Menggunakan Teorema Cayley-Hamilton โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆ 42 3.3 Akar Pangkat n Matriks ๐ ร ๐ dengan Menggunakan
iv
Teorema Cayley-Hamilton โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆ. 47
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆ.โฆโฆโฆ.โฆ.. 52 4.2 Saran โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..โฆโฆ.โฆโฆ... 52 DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
Table 2.3 Hasilkali Elementer Bertanda โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ 15
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3: Pohon Permutasi {1, 2, 3, 4} โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ 15
vii
ABSTRAK Sutrisno. 2011. Aplikasi Teorema Cayley-Hamilton untuk Mencari Solusi Akar Pangkat ๐ Matriks ๐ ร ๐ yang Invertible. Skripsi. Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing: (I) Evawati Alisah, M.Pd (2) Fachrur Rozi, M. Si Kata kunci :
matriks invertible, matriks definit positif, nilai eigen, teorema Cayley- Hamilton, akar matriks persegi
Dalam skripsi ini menerangkan prosedur untuk mencari akar dari matriks 2 ร 2 dan akar pangkat tiga matriks 3 ร 3 yang invetible dengan menggunakan teorema Cayley-Hamilton. Metode ini berlaku jika matriks yang dicari adalah invertible dan defininit positif serta mempunyai nilai-nilai eigen yang berbeda. Kita tahu bahwa bentuk teorema Cayley-Hamilton secara umum adalah; ๐ด๐ = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ untuk ๐ โฅ ๐. dimana ๐ dan n adalah integer. Maka bentuk teorema CayleyHamilton untuk matriks berukuran 2 ร 2 menjadi ๐ด๐ = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, untuk ๐ โฅ 2. (dimana ๐0 , ๐1 โ โ). Sehingga untuk mencari nilai akar kuadrat dari matriks 2 ร 2 akan diberikan persamaan Cayley-Hamilton sebagai berikut: ๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ. Dimana ๐0 , ๐1 โ โ Sedangkan bentuk persamaan Cayley-Hamilton untuk matriks berukuran 3 ร 3 maka persamaan Cayley-Hamiltonnya menjadi ๐ด๐ = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ dimana ๐ โฅ 3, ๐ โ โ, sehingga untuk mencari nilai akar pangkat tiga dari matriks 3 ร 3 diberikan persamaan: 3 ๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ dimana ๐0 , ๐1 , ๐2 โ โ. Dari bentuk persamaan Cayley-Hamilton untuk matriks 2 ร 2 dan 3 ร 3 digeneralisasikan untuk matriks ๐ ร ๐ sehingga persamaan Cayley-Hamilton menjadi: ๐
๐ด = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ
Dengan menukar nilai A dengan nilai eigen (๐) pada persamaan Cayley-Hamilton maka akan didapatkan nilai ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 dan ๐0 . Sehingga dengan mensubstitusikan nilai ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 dan ๐0 ke persamaan Cayley-Hamilton akan ๐ didapatkan nilai dari ๐ด.
viii
ABSTRACT
Sutrisno. 2011. Application of the Cayley-Hamilton theorem for Finding Solution Powers Roots ๐ Matrix ๐ ร ๐ is Invertible. Thesis. Mathematics Programme Faculty of Science and Technology The State of Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang. Advisors: (I) Evawati Alisah, M.Pd (II) Fachrur Rozi, M. Si Keywords: invertible matrix, positive definite matrix, eigenvalues, CayleyHamilton theorem, root of matrix square In this thesis describes the procedure to find the root of the matrix 2 ร 2 and the cube root of 3 ร 3 matrix that invetible by using the Cayley-Hamilton theorem. his method is applicable if the matrix is invertible and positive definite as well as having the distinct eigenvalues . We know that form of the CayleyHamilton theorem equations in general are; ๐ด๐ = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ For ๐ โฅ ๐. Where ๐ and n is integer. Then the form of the Cayley-Hamilton theorem for a 2 ร 2 matrix to ๐ด๐ = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, for ๐ โฅ 2 (where ๐0 , ๐1 โ โ). So to find the square root value of 2 ร 2 matrix will be given the Cayley-Hamilton equation as follows: ๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ. where ๐0 , ๐1 โ โ While the form of the Cayley-Hamilton equation for 3 ร 3 matrix of the CayleyHamilton equation becomes ๐ด๐ = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ where ๐ โฅ 3, ๐ โ โ, so to find the cube root of 3 ร 3 matrix equation is given: 3 ๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ where ๐0 , ๐1 , ๐2 โ โ. From the Cayley-Hamilton equation for the 2 ร 2 and 3 ร 3 matrix can be generalized to ๐ ร ๐ matrix so that the Cayley-Hamilton equation becomes: ๐ ๐ด = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ By swapping an A with eigenvalues (ฮป) on the Cayley-Hamilton equation it will get the value of ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 and ๐0 . So by substituting the value of ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 and ๐0 . the Cayley-Hamilton equation will be obtained the ๐ value of ๐ด.
ix
โซุงูู
ูุฎุตโฌ
โซุณูุฐุดโชูโฌุณููโช .ูขู ูกูก.โฌุฐุทุซโชูโฌู ูุธุดโชูโฌุญ ูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑูู ุฅูโชูโฌุฌุงุฏ ุญููู ุงูุฌุฒุณ ุงูุฑุดุชโชูโฌุนโช ูข ร ูข ูโฌูุตูููุญ ููุดุฐุซุญโฌ โซุฌุฒูุณ ุซุงูุซุญ ูุตูููุญ โช ูฃรูฃโฌุงูุฑโช ูโฌูุฐโชููโฌุง ูุนููุณโช .โฌุฃุทุดูุญุญโช.โฌูุณู ุงูุดโชูโฌุงุถโชูโฌุงุฎ ุชููโชูโฌุญ ุงูุนููู ูุงูุฑูููููุฌโชูโฌุง ุงูุฌุงูุนุญโฌ โซุงูุญูููโชูโฌุญ ุงุงูุณุงููโชูโฌุญ ููุงููุง ูุงูู ุงุชุดุงูโชูโฌู ูุงุงููุฌโช.โฌโฌ โซุงููุดุดู โช )ูก( :โฌุงโชูโฌูุงูุงุฐู ุนุงูโชูโฌุณูโช ุโฌูุงุฌุณุฑโชูโฌุด ุงูุฑุดุชโชูโฌุญโฌ โซ(โช )ูขโฌูุฎุดูุณ ุณูุตูโช ุโฌูุงุฌุณุฑโชูโฌุด ุงูุนูููโฌ โซู
ูุชุงุญ ุงูููู
ุงุช โช:โฌโฌ
โซููุนูุณ ุงููุตูููุญโช ุโฌูุญุฐุฏ ูุตูููุญ ุฅโชูโฌุฌุงุชโชูโฌุญ โช ุโฌุงููโชูโฌู ุงูุฒุงุฐโชูโฌุญโช ุโฌูุซุดููุญ ูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑููโชุโฌโฌ โซูุงูุฌุฒุณ ุงูุฑุดุชโชูโฌุนโช ูโฌูุตูููุญโฌ
โซูโชู ูโฌุฒู ุงุฃูุทุดูุญุญ โชูโฌุตู ุงุฅูุฌุดุงุก ุงูโชูโฌุฌุงุฏ ุฌุฒุณ ูุตูููุญ โชู ุูข ร ูขโฌุงูุฌุฒุณ ููุนุฉ ูู โช ูฃ ร ูฃโฌูุตูููุญ ุงูุฒูโฌ โซูุนููุณ ุชุงุณุฑุฎุฐุงู ูุธุดโชูโฌุญ ูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑููโชู .โฌุฒุง ุงุฃูุณููุจ ูุงุชู
ููุฑุทุซโชูโฌู โช ุโฌุฅุฑุง ูุงูุฏ ุงููุตูููุญ ูู ุฃู ููุธุดโฌ โซููุนูุณ ูุฅโชูโฌุฌุงุชโชูโฌุญ ูุญุฐุฏุฌ ูุถุงู ุนู ูุฌูุฏ ูุฒู ุงููโชูโฌู ุงูุฒุงุฐโชูโฌุญ ูุฎุฑููุญโชูู .โฌุญู ูุนูู ุฃู ุดูู
ูุธุดโชูโฌุญ ูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑููโฌ โซูโช ูโฌุงูุนุงู ูโช: ูโฌโฌ โซ๐ผ โช๐ด๐ = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0โฌโฌ โซู ๐ โฅ ๐โช ,โฌุญโชูโฌุซ โช n ู rโฌุฃุนุฐุงุฏ ุตุญโชูโฌุญุญโช .โฌุซู ุดูู
ูุธุดโชูโฌุญ ูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑูู ููุตูููุญ โชู ูข ร ูขโฌุตุซุญ โช:โฌโฌ โซ๐ผ โช ๐ด๐ = ๐1 ๐ด + ๐0โฌู โชู .(๐0 , ๐1 โ โ) ,๐ โฅ 2โฌุชุงูุฑุงูโช ุูโฌููุนุซูุณ ุนูู ูโชููโฌุญ ุงูุฌุฒุณ ุงูุฑุดุชโชูโฌุนโช ูโฌูููุตูููุญโฌ โซโชูู ูข ร ูขโฌุดุฏ ูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑูู ุงููุนุงุฏูุญ ุนูู ุงููุญู ุงูุฑุงูโช: ูโฌโฌ โซโช , ๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ.โฌุญโชูโฌุซ โช.๐0 , ๐1 โ โโฌโฌ โซูโช ูโฌุญโช ููโฌุดูู
ุงููุนุงุฏูุญ ูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑูู ูุญุฌู ูุตูููุญ โช ุ ูฃ ร ูฃโฌุซู ุงููุนุงุฏูุญ ุฐุตุซุญ ูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑูู โช:โฌโฌ โซ๐ผ โช ๐ด๐ = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0โฌุญโชูโฌุซ โช ,๐ โฅ 3, ๐ โ โโฌุญุฑู ุงูุนุซูุณ ุนูู ุงูุฌุฒุณ ุงูุฑูุนโชูโฌุซโชู ุูโฌุฐุนุทู ูุฒูโฌ โซุงููุนุงุฏูุญ ุนูู ุงููุญู ุงูุฑุงูโช: ูโฌโฌ โซโช3โฌโฌ โซโช2โฌโฌ โซโช ๐ด = ๐2 ๐ด + ๐1 ๐ด + ๐0โฌุญโชูโฌุซ โช๐0 , ๐1 , ๐2 โ โโฌโฌ โซูู ุงููุนุงุฏูุญ ูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑูู ููุตูููุญ โชูู 3 ร 3 ู 2 ร 2โฌูู ุฐุนูโชูููโฌุง ุนูู ๐ ร ๐ ูุตูููุญ ุชุญโชูโฌุซ ุงููุนุงุฏูุญโฌ โซูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑูู ุฐุตุซุญ ุนูู ุงููุญู ุงโชูโฌุฐโช: ูโฌโฌ
โซ๐โฌ
โซุนู ุทุดโชูโฌู ูุซุงุฏูุญ โช Aโฌูุน ุงููโชูโฌู ุงูุฒุงุฐโชูโฌุญ (โช )ฮปโฌูโช ูโฌุงููุนุงุฏูุญ ูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑูู ุณูู ุฐุญุตู
ุนูู ูโชููโฌุญ โชุ๐๐โ1โฌโฌ โซโช .๐0 ู ๐1 ุ ...ุ๐๐โ2โฌูุฒูู ุณูู ุชุงุงูุณุฑุนุงุถุญ ุนู ูโชููโฌุญ โชูู ๐0 ู ๐1 ุ ...ุ ๐๐โ2 ุ๐๐โ1โฌูู ุงูุญุตูู ุนููโฌ โซโชnโฌโฌ โซูุนุงุฏูุญ ูโชูโฌูโชู ูโฌุงููุฑูู ูโชููโฌุญ ๐ด โช.โฌโฌ
โซโชxโฌโฌ
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Husain bin Uโdah dalam bukunya (hal: 13) โAgar Amal Anda diterimaโ menyebutkan bahwa ada dua hal yang harus terpenuhi dalam perbuatan kita. Bila tidak terpenuhi kedua hal tersebut, maka semua amal perbuatan kita tidak akan diterima oleh Allah SWT. Pertama, melakukan amal perbuatan semata-mata karena ingin mendapatkan rida Allah Swt. Kedua, melakukan amal perbuatan yang sesuai dengan syariat yang Allah tetapkan dalam Al Qurโan dan Rasul-Nya jelaskan dalam sunnah. Apabila salah satu syarat ini tidak terpenuhi, maka suatu perbuatan tidak akan menjadi perbuatan yang baik dan diterima Allah. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah Swt, yang berbunyi, โBarang siapa mengharap penjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan jangan mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya,โ (QS Al Kahfi [18]: 110). Dalam ayat di atas jelas bahwa Allah memberikan syarat yang harus dipenuhi oleh hambanya jika hamba tersebut ingin berjumpa dengan-Nya yaitu, mengerjakan amal yang saleh dan jangan pernah menyekutukan Allah dengan suatu apapun. Dalam bidang matematika untuk mencari solusi suatu masalah juga dibutuhkan batasan-batasan yang harus dipenuhi. Misalkan saja penjumlahan pada matriks,
syarat
mutlak
yang
harus
1
dipenuhi
adalah
bahwa
matriks-
2
matriks yang dijumlahkan harus berorde sama. Dalam kasus yang sering
dijumpai tentu kita pernah ditemui bentuk
perpangkatan dari suatu matriks. Misalnya saja A2=A x A dimana A harus matriks persegi, tentu masalah ini sudah lazim mudah untuk dikerjakan. Lalu bagaimana jika dihadapkan pada suatu masalah dalam bentuk akar, misalkan saja A adalah matriks berukuran ๐ ร ๐, maka untuk menentukan ๐ด๐ adalah mudah. Kemudian jika diminta menentukan
๐
๐ด tentu akan sulit tanpa menggunakan suatu metode.
Dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk mencoba memecahkan masalah akar dari suatu matriks persegi yang invertible (mempunyai invers) dengan menggunakan teorema yang dekemukakan oleh Arthur Cayley dan William Rowan Hamilton.
Secara formal teorema Cayley-Hamilton berbunyi
setiap matriks persegi mempunyai persamaan karakteristik. ๐ด๐ = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ . untuk ๐ โฅ 2, ๐ adalah bilangan bulat. Jelas bentuk teorema Cayley-Hamilton di atas adalah bentuk perpangkatan suatu matriks untuk ๐ bilangan bulat dan lebih dari 2. Bagaimana jika nilai ๐ adalah 1
1
2
3
๐= ,
,
1 4
1
, โฆ , , yang mana jika nilai ๐ ini disubstitusikan pada persamaan ๐
Teorema Caley-Hamilton akan menjadi suatu persamaan akar suatu matriks. Berdasarkan teorema tersebut penulis berharap dengan menggunakan batasanbatasan atau syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi akan didapatkan solusi akar matriks yang diinginkan.
3
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah โbagaimana prosedur menentukan akar pangkat-n matrikss ๐ ร ๐ yang invertible dengan menggunakan teorema Cayley-Hamilton?โ
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis prosedur penentuan akar
pangkat-n
matriks ๐ ร ๐ yang invertible dengan menggunakan teorema Cayley-Hamilton.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis Sebagai bentuk partisipasi penulis dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu matematika tentang perkembangan dari aljabar khususnya tentang matriks. b. Bagi Fakultas Sains dan Teknologi 1. Untuk menambah khazanah keilmuan matematika di Fakultas Sains dan Teknologi. 2. Diharapkan mampu memotivasi mahasiswa untuk melakukan penelitian lebih lanjut. c. Bagi Pembaca
4
1. Dapat
menambah
khazanah
keilmuan
matematika
khususnya
di
bidang aljabar. 2. Dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam melakukan kajian aljabar khususnya tentang matriks atau penelitian selanjutnya. 3. Sebagai motivasi kepada para pembaca agar dapat mempelajari dan mengembangkan matematika, khususnya tentang matriks.
1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian perpustakaan (library research), yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dengan
bantuan
bermacam-macam
material
yang
terdapat
di
ruangan
perpustakaan, seperti buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan kisah-kisah sejarah dan lain-lainnya (Mardalis, 1989: 28). Sebagai literatur utama, penulis menggunakan jurnal โThe Square Roots of 2 ร 2 Invertible Matricesโ (Ihab Ahmad Abd Al-Baset Al-Tamimi, 2010). Sedangkan sebagai literatur pendukung diantaranya adalah buku Aljabar Linier Elementer, Versi Aplikasi (Anton dan Rorres, 2004)
serta semua buku atau
sumber lain yang berhubungan dengan penulisan ini. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mencari, mempelajari dan menelaah sumber-sumber informasi yang berhubungan dengan topik yang diteliti. 2. Memberikan deskripsi dan pembahasan lebih lanjut tentang matriks invertible, matriks definit positif dan teorema Cayley-Hamilton.
5
3. Mencari bentuk persamaan teori Cayley-Hamilton untuk matriks 2 ร 2 . 4. Membuktikan teorema yang sudah ada kemudian memberikan contoh. 5. Mencari bentuk persamaan teori Cayley-Hamilton untuk matriks 3 ร 3 sehingga didapatkan bentuk umum akar pangkat tiga untuk matriks 3 ร 3 dan mendapatkan teorema baru serta membuktikannya. 6. Memberikan contoh mencari akar pangkat tiga untuk matriks 3 ร 3. 7. Menggeneralisasikan teorema Cayley-Hamilton untuk matriks ๐ ร ๐ sehingga terbentuk teorema yang lebih umum. 8. Memberikan kesimpulan akhir dari hasil pembahasan.
1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini, penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari empat bab, dan masing-masing bab dibagi dalam subbab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I
PENDAHULUAN Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II
KAJIAN TEORI Bagian ini terdiri atas konsep-konsep (teori-teori) yang mendukung bagian pembahasan. Konsep-konsep tersebut antara lain membahas
tentang pengertian matriks, matriks invertible, determinan suatu
6
matriks, nilai eigen, matriks definit positif dan teorema Cayley Hamilton Bab III
PEMBAHASAN Merupakan hasil penelitian yang mengkaji tentang aplikasi teorema Cayley-Hamilton untuk matriks persegi berukuran 2 ร 2 dan 3 ร 3 sampai ๐ ร ๐ yang invertible definit positif dengan beberapa teorema beserta pembuktiannya. Memberikan contoh untuk matriks 2 ร 2 dan 3 ร 3 dengan langkah-langkah pengerjaannya.
Bab IV
PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Matriks Dalam mengerjakan suatu sistem persamaan linear, yang penyelesaiannya dengan merubah persamaan tersebut dalam bentuk matriks. Misalkan saja ๐ฅ + ๐ฆ + 2๐ง = 9 2๐ฅ + 4๐ฆ โ 3๐ง = 1 3๐ฅ + 6๐ฆ โ 5๐ง = 0 Jika diubah dalam bentuk matriks persamaannya menjadi ๐ฅ 1 2 9 4 โ3 . ๐ฆ = 1 6 โ5 ๐ง 0
1 2 3
Sehingga bentuk sistem persaman linear tersebut menjadi lebih singkat dan nilai ๐ฅ, ๐ฆ dan ๐ง dapat dicari. Untuk lebih jelasnya pengertian matriks didefinisikan di bawah ini; Definisi 1. Suatu matriks adalah jajaran empat persegi panjang dari bilanganbilangan. Bilangan-bilangan dalam jajaran tersebut entri dari matriks (Anton dan Rorres, 2004: 26). Contoh 1: Berikut ini beberapa contoh dari matriks: 1 3 โ1
๐ 2 0 , [2 1 0 โ 3], 0 4 0
๐ 1 2
0
โ 2 1 1 , 3 , [4] 0
Ukuran (size) suatu matriks dinyatakan dalam jumlah baris (arah horizontal) dan kolom (arah vertikal) yang dimilikinya. Sebagai contoh matriks 7
8
pertama dalam Contoh 1 memiliki tiga baris dan dua kolom, sehingga ukurannya adalah 3 kali 2 (yang ditulis 3 ร 2). Pada penulisan ukuran, bilangan pertama selalu menunjukkan jumlah baris dan bilangan kedua menunjukkan jumlah kolom. Matriks-matriks lain dalam Contoh 1, memiliki ukuran berturut-turut 1 ร 4, 3 ร 3, 2 ร 1 dan 1 ร 1. Suatu matriks yang hanya terdiri dari satu kolom disebut matriks kolom (atau vektor kolom) dan suatu matriks yang hanya terdiri dari satu baris disebut matriks baris (atau vektor baris). Jadi pada Contoh 1 matriks 2 ร 1 merupakan matriks kolom, matriks 1 ร 4 merupakan matriks baris, dan matriks 1 ร 1 merupakan matriks baris dan matriks kolom (Anton dan Rorres, 2004:26).
2.2 Transpose Suatu Matriks Definisi 2. Jika A adalah matriks ๐ ร ๐, maka transpos dari A (transpose of A), dinyatakan dengan ๐ด๐ , didefinisikan sebagai matriks ๐ ร ๐ yang didapatkan dengan mempertukarkan baris-baris dan kolom-kolom dari A; sehingga kolom pertama dari ๐ด๐ adalah baris pertama dari A, kolom kedua dari ๐ด๐ adalah baris kedua dari A, dan seterusnya (Anton dan Rorres, 2004:36). Contoh 2: ๐11 ๐ด = ๐21 ๐31 ๐11 ๐12 ๐ด๐ = ๐ 13 ๐14
๐12 ๐22 ๐32 ๐21 ๐22 ๐23 ๐24
๐13 ๐23 ๐33
๐14 2 3 ๐24 , ๐ต = 1 4 , ๐ถ = 1 ๐34 5 6
๐31 ๐32 2 ๐ ๐33 , ๐ต = 3 ๐34
1 4
3 5 , ๐ท = [4]
1 5 , ๐ถ ๐ = 3 , ๐ท๐ = [4] 6 5
Definisi 3. Suatu matriks A berukuran ๐ ร ๐ adalah simetrik (symmetric) jika ๐ด = ๐ด๐ (Anton dan Rorres, 2004: 78).
9
Contoh 2: 7 โ3
1 4 5 โ3 , 4 โ3 0 , 5 5 0 7
๐1 0 0 0
0 ๐2 0 0
0 0 ๐3 0
0 0 0 ๐4
Semua matriks di atas adalah matriks simetrik karena memenuhi persamaan ๐ด = ๐ด๐
2.3 Operasi pada Matriks Definisi 4. Jika A dan B adalah matriks-matriks dengan ukuran yang sama, maka jumlah (sum) ๐ด + ๐ต adalah matriks yang diperoleh dengan menjumlahkan entrientri pada A dengan entri-entri yang bersesuaian pada B dan selisih (difference) ๐ด โ ๐ต adalah matriks yang diperoleh dengan mengurangkan entri-entri pada A dengan entri-entri yang bersusaian pada B. Matriks dengan ukuran yang berbeda tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan. Dalam notasi matriks, jika ๐ด = [๐๐๐ ] dan ๐ต = [๐๐๐ ] memiliki ukuran yang sama, maka (๐ด + ๐ต)๐ ร๐ = ๐ด๐ ร๐ + ๐ต๐ ร๐ = [๐๐๐ + ๐๐๐ ] dan (๐ด โ ๐ต)๐ ร๐ = ๐ด๐ ร๐ โ ๐ต๐ ร๐ = [๐๐๐ โ ๐๐๐ ], untuk ๐ = 1,2,3 โฆ , ๐ dan ๐ = 1,2,3 โฆ , ๐ (Anton dan Rorres, 2004: 28-29).
Definisi 5. Jika A adalah matriks sebarang dan c adalah skalar sebarang, maka hasil kalinya (product) cA adalah matriks yang diperoleh dari perkalian setiap
10
entri pada matriks A dengan bilangan c. Matriks cA disebut sebagai kelipatan skalar (scalar multiple) dari A. Dalam notasi matriks, jika ๐ด = [๐๐๐ ], maka ๐๐ด
๐ ร๐
= ๐๐ด๐ ร๐ = [๐๐๐๐ ] untuk ๐ = 1,2,3 โฆ , ๐ dan ๐ = 1,2,3 โฆ , ๐ (Anton dan
Rorres, 2004: 29). Contoh 3: ๐ด=
2 1
3 3
4 0 , ๐ต= 1 โ1
2 3
7 9 , ๐ถ= โ5 3
โ6 0
3 12
diproleh 2๐ด =
4 2
6 8 0 , (โ1)๐ต = 6 2 1
โ2 โ3
โ7 , 5
1 3
๐ถ=
3 1
โ2 1 0 4
Merupakan hal yang biasa untuk menyatakan (โ1)๐ต sebagai โ ๐ต. Jika ๐ด1 , ๐ด2 , โฆ , ๐ด๐ adalah matriks-matriks dengan ukuran yang sama dan ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ adalah skalar, maka pernyataan berbentuk ๐1 ๐ด1 + ๐2 ๐ด2 + โฏ + ๐๐ ๐ด๐ disebut kombinasi linier (linier combination) dari ๐ด1 , ๐ด2 , โฆ , ๐ด๐ dengan koefesien (coeffecient) ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ (Anton dan Rorres, 2004: 29-30). Definisi 6. Misalkan ๐ด = (๐๐๐ ) dan ๐ต = (๐๐๐ ) sedemikian rupa sehingga jumlah kolom ๐ด = jumlah baris ๐ต, atau ๐ด๐ ร๐ dan ๐ต๐ร๐ , maka matriks ๐ด๐ต adalah matriks hasil perkalian ๐ด dan ๐ต dimana elemen-elemennya dihasilkan dengan mengalikan baris-baris A kepada kolom-kolom B. ๐11 ๐21 ๐ด๐ต = โฆ ๐๐1
๐12 ๐22 โฆ ๐๐2
โฆ โฆ โฆ โฆ
๐1๐ ๐2๐ โฆ ๐๐๐
๐11 ๐21 โฆ ๐๐1
๐12 ๐22 โฆ ๐๐2
โฆ ๐1๐ โฆ ๐2๐ โฆ โฆ โฆ ๐๐๐
11
๐11 ๐21 = ๐ ๐๐ ๐๐1
๐12 ๐22 ๐๐๐ ๐๐2
โฆ โฆ ๐๐๐ โฆ
๐1๐ ๐2๐ ๐๐๐ ๐๐๐
Dimana ๐๐๐ = ๐๐1 ๐1๐ + ๐๐2 ๐2๐ + โฏ + ๐๐๐ ๐๐๐ =
๐=1 ๐๐๐
๐๐๐
Definisi ini tidak berlaku jika ๐ด๐ ร๐ dan ๐ต๐ร๐ dimana ๐ โ ๐. Contoh 4: Perhatikan matriks berikut, ๐ด=
1 2
2 6
4 , 0
4 1 ๐ต = 0 โ1 2 7
4 3 3 1 5 2
Maka dengan mengalikan baris dari matriks A dengan kolom dari matriks B didapatkan ๐ด๐ต =
1 2
๐11 = ๐ 21
4 2 4 0 6 0 2 ๐12 ๐22
๐13 ๐23
1 โ1 7
4 3 5
3 1 2
๐14 ๐24
Dimana, ๐11 = 1 โ 4 + 2 โ 0 + 4 โ 2 = 12 ๐12 = 1 โ 1 โ 2 โ 1 + 4 โ 7 = 27 ๐13 = 1 โ 4 + 2 โ 3 + 2 โ 5 = 30 ๐14 = 1 โ 3 + 2 โ 1 + 4 โ 2 = 13 ๐21 = 2 โ 4 + 6 โ 0 + 0 โ 2 = 8 ๐22 = 2 โ 1 โ 6 โ 1 + 0 โ 7 = โ4 ๐23 = 2 โ 4 + 6 โ 3 + 0 โ 5 = 26 ๐24 = 2 โ 3 + 6 โ 1 + 0 โ 2 = 12
12
Jadi ๐ด๐ต =
12 8
27 โ4
30 13 26 12
2.4 Determinan Matriks Permutasi merupakan penyusunan
unsur-unsur sesuai dengan aturan
tertentu tanpa adanya pengulangan dari unsur tersebut. Misalkan permutasi dari bilangan riil (๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ), suatu inversi (pembalikan) dikatakan terjadi dalam suatu permutasi (๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ) jika terdapat bilangan yang lebih besar mendahului bilangan yang lebih kecil. Jumlah total inversi yang terjadi dalam permutasi dapat diperoleh sebagai berikut: 1. Tentukan banyaknya bilangan yang lebih kecil dari ๐1 dan yang mengikuti ๐1 dalam permutasi. 2. Tentukan banyaknya bilangan yang lebih kecil dari ๐2 dan yang mengikuti ๐2 dalam permutasi. 3. Lanjutkan proses perhitungan ini untuk ๐3 , โฆ , ๐๐โ1 . Jumlah dari banyaknya perhitungan diatas adalah jumlah total inversi dari permutasi tersebut. Contoh 5: Tentukan jumlah total inversi pada permutasi-permutasi berikut: a. (6, 5, 4, 3, 2, 1) b. (1, 2, 3, 4, 5, 6) c. (0, 8, 1, 7, 9, 6, 5, 2) Penyelesaian: a. (1) ๐1 = 6 mendahului ๐2 = 5
(9) ๐2 = 5 mendahului ๐6 = 1
13
(2) ๐1 = 6 mendahului ๐3 = 4
(10) ๐3 = 4 mendahului ๐4 = 3
(3) ๐1 = 6 mendahului ๐4 = 3
(11) ๐3 = 4 mendahului ๐5 = 2
(4) ๐1 = 6 mendahului ๐5 = 2
(12) ๐3 = 4 mendahului ๐6 = 1
(5) ๐1 = 6 mendahului ๐6 = 1
(13) ๐4 = 3 mendahului ๐5 = 2
(6) ๐2 = 5 mendahului ๐3 = 4
(14) ๐4 = 3 mendahului ๐6 = 1
(7) ๐2 = 5 mendahului ๐4 = 3
(15) ๐5 = 2 mendahului ๐6 = 1
(8) ๐2 = 5 mendahului ๐5 = 2
Jadi jumlah total inversi adalah 15 atau 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15. b. Tidak ada inversi untuk permutasi ini karena tidak ada entri-entri yang saling mendahului. c. Jumlah total inversi adalah 0 + 5 + 0 + 3 + 3 + 1 + 0 = 12
Definisi 7. Suatu permutasi dikatakan genap jika jumlah total inversi adalah bilangan genap, dan dikatakan ganjil jika jumlah total inversi adalah bilangan ganjil.
Definisi 8. Suatu hasilkali elementer dari suatu matriks ๐ด๐ร๐ adalah hasilkali n entri dari A, yang tidak satu pun berasal dari baris atau kolom yang sama. (Anton dan Rorres, 2004:92). Hasilkali
elementer
tersebut
adalah
hasilkali
berbentuk
๐1๐ 1 , ๐2๐ 2 , โฆ , ๐๐๐ ๐ dimana (๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ) adalah permutasi dari suatu himpunan secara umum. Hasilkali elementer bertanda dari A adalah hasilkali elementer
14
๐1๐ 1 , ๐2๐ 2 , โฆ , ๐๐๐ ๐ dikalikan
dengan +1 jika (๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ) adalah
permutasi
genap atau -1 jika adalah permutasi ganjil.
Definisi 9. Misalkan ๐ด๐ร๐ adalah matriks
bujursangkar,
matriks ๐ด๐ร๐ dinotasikan detโก (๐ด) atau ๐ด๐ร๐
determinan
dari
adalah jumlah dari semua
hasilkali elementer bertanda dari A, atau secara simbolis dapat ditulis sebagai det ๐ด =
ยฑ ๐1๐ 1 ๐2๐ 2 โฆ ๐๐๐ ๐
Dimana โ adalah penjumlahan suku-suku untuk semua permutasi ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ dan tanda (+) dipilih untuk permutasi genap dan (โ) dipilih untuk permutasi ganjil. (Anton dan Rorres, 2004:94) Contoh 6: Hitunglah determinan dari matriks berikut ini:
๐ด4ร4
๐11 ๐21 = ๐ 31 ๐41
๐12 ๐22 ๐32 ๐42
๐13 ๐23 ๐33 ๐43
๐14 ๐24 ๐34 ๐44
Penyelesaian: Matriks A berukuran 4 baris dan 4 kolom, maka berdasarkan definisi 7, ada 4 entri hasilkali elementer pada matriks A yang masing-masing berasal dari baris
yang berbeda. Hasilkali elementernya dapat ditulis dalam bentuk
(๐1โฆ , ๐2โฆ , ๐3โฆ , ๐4โฆ ), dimana titik-titik kosong menunjukkan nomor kolom. Karena pada hasilkali elementer mensyaratkan perkalian pada entri matriks yang berasal dari kolom yang berbeda, maka merupakan
permutasi
dari
nomor-nomor
kolom
tersebut
himpunan {1, 2, 3, 4}. Untuk memudahkan
15
menyusun daftar permutasi secara sistematis, digunakan pohon permutasi dari himpunan {1, 2, 3, 4}.
Gambar 2.3: Pohon Permutasi {1, 2, 3, 4} Dari gambar diatas, dapat disusun tabel berikut ini: Hasilkali Elementer ๐11 ๐22 ๐33 ๐44 ๐11 ๐22 ๐34 ๐43 ๐11 ๐23 ๐32 ๐44 ๐11 ๐23 ๐34 ๐42 ๐11 ๐24 ๐32 ๐43 ๐11 ๐24 ๐33 ๐42 ๐12 ๐21 ๐33 ๐44 ๐12 ๐21 ๐34 ๐43 ๐12 ๐23 ๐31 ๐44 ๐12 ๐23 ๐34 ๐41 ๐12 ๐24 ๐31 ๐43 ๐12 ๐24 ๐33 ๐41 ๐13 ๐21 ๐32 ๐44 ๐13 ๐21 ๐34 ๐42 ๐13 ๐22 ๐31 ๐44 ๐13 ๐22 ๐34 ๐41 ๐13 ๐24 ๐31 ๐42 ๐13 ๐24 ๐32 ๐41 ๐14 ๐21 ๐32 ๐43 ๐14 ๐21 ๐33 ๐42 ๐14 ๐22 ๐31 ๐43 ๐14 ๐22 ๐33 ๐41 ๐14 ๐23 ๐31 ๐42 ๐14 ๐23 ๐32 ๐41
Permutasi
Jumlah Kategori Hasilkali Elementer Total Inversi Permutasi Bertanda (1,2,3,4) 0 Genap ๐11 ๐22 ๐33 ๐44 (1,2,4,3) 1 Ganjil โ๐11 ๐22 ๐34 ๐43 (1,3,2,4) 1 Ganjil โ๐11 ๐23 ๐32 ๐44 (1,3,4,2) 2 Genap ๐11 ๐23 ๐34 ๐42 (1,4,2,3) 2 Genap ๐11 ๐24 ๐32 ๐43 (1,4,3,2) 3 Ganjil โ๐11 ๐24 ๐33 ๐42 (2,1,3,4) 1 Ganjil โ๐12 ๐21 ๐33 ๐44 (2,1,4,3) 2 Genap ๐12 ๐21 ๐34 ๐43 (2,3,1,4) 2 Genap ๐12 ๐23 ๐31 ๐44 (2,3,4,1) 3 Ganjil โ๐12 ๐23 ๐34 ๐41 (2,4,1,3) 3 Ganjil โ๐12 ๐24 ๐31 ๐43 (2,4,3,1) 4 Genap ๐12 ๐24 ๐33 ๐41 (3,1,2,4) 2 Genap ๐13 ๐21 ๐32 ๐44 (3,1,4,2) 3 Ganjil โ๐13 ๐21 ๐34 ๐42 (3,2,1,4) 3 Ganjil โ๐13 ๐22 ๐31 ๐44 (3,2,4,1) 4 Genap ๐13 ๐22 ๐34 ๐41 (3,4,1,2) 4 Genap ๐13 ๐24 ๐31 ๐42 (3,4,2,1) 5 Ganjil โ๐13 ๐24 ๐32 ๐41 (4,1,2,3) 3 Ganjil โ๐14 ๐21 ๐32 ๐43 (4,1,3,2) 4 Genap ๐14 ๐21 ๐33 ๐42 (4,2,1,3) 4 Ganjil โ๐14 ๐22 ๐31 ๐43 (4,2,3,1) 5 Ganjil โ๐14 ๐22 ๐33 ๐41 (4,3,1,2) 5 Ganjil โ๐14 ๐23 ๐31 ๐42 (4,3,2,1) 6 Genap ๐14 ๐23 ๐32 ๐41 Tabel 2.3: Hasilkali Elementer Bertanda
16
Sesuai dengan definisi 8, maka determinan dari matriks ๐ด4ร4 adalah ๐11 ๐21 det ๐ด = ๐ 31 ๐41
๐12 ๐22 ๐32 ๐42
๐13 ๐23 ๐33 ๐43
๐14 ๐24 ๐34 ๐44
= ๐11 ๐22 ๐33 ๐44 โ๐11 ๐22 ๐33 ๐44 โ๐11 ๐23 ๐32 ๐44 + ๐11 ๐23 ๐34 ๐42 + ๐11 ๐24 ๐32 ๐43 โ ๐11 ๐24 ๐33 ๐42 โ๐12 ๐21 ๐33 ๐44 + ๐12 ๐21 ๐34 ๐43 + ๐12 ๐23 ๐31 ๐44 โ๐12 ๐23 ๐34 ๐41 โ๐12 ๐24 ๐31 ๐43 + ๐12 ๐24 ๐33 ๐41 + ๐13 ๐21 ๐32 ๐44 โ๐13 ๐21 ๐34 ๐42 โ๐13 ๐22 ๐31 ๐44 + ๐13 ๐22 ๐34 ๐41 + ๐13 ๐24 ๐31 ๐42 โ ๐13 ๐24 ๐32 ๐41 โ๐14 ๐21 ๐32 ๐43 + ๐14 ๐21 ๐33 ๐42 โ๐14 ๐22 ๐31 ๐43 โ๐14 ๐22 ๐33 ๐41 โ๐14 ๐23 ๐31 ๐42 + ๐14 ๐23 ๐32 ๐41 Definisi 10. Jika A adalah suatu matriks bujursangkar, maka minor dari entri ๐๐๐ dinyatakan sebagai ๐๐๐
dan didefinisikan sebagai determinan dari
submatriks yang tersisa setelah baris ke-m dan kolom ke-n dihilangkan dari A. Bilangan (โ1)๐ +๐ ๐๐๐
dinyatakan
sebagai ๐ถ๐๐
dan disebut
sebagai
kofaktor dari entri ๐๐๐ (Anton dan Rorres, 2004:115). Berdasarkan definisi di atas dapat ditulis sebagai berikut: ๐ถ๐๐ = (โ1)๐ +๐ ๐๐๐ Contoh 7: Kofaktor baris pertama pada matriks ๐ด4ร4 dalam contoh diatas adalah det ๐ด = ๐11
๐14
๐21 ๐31 ๐41
๐22 ๐32 ๐42
๐22 ๐32 ๐42 ๐23 ๐33 ๐43
๐23 ๐33 ๐43
๐24 ๐21 ๐34 โ ๐12 ๐31 ๐44 ๐41
๐23 ๐33 ๐43
๐24 ๐21 ๐34 + ๐13 ๐31 ๐44 ๐41
๐22 ๐32 ๐42
๐24 ๐34 โ ๐44
17
2.5 Adjoin Suatu Matriks Definisi 11. Jika A adalah matriks ๐ ร ๐ sebarang dan ๐ถ๐๐ adalah kofaktor dari ๐๐๐ , maka matriks ๐ถ11 ๐ถ21 โฎ ๐ถ๐1
๐ถ12 ๐ถ22 โฎ ๐ถ๐2
โฆ โฆ โฆ
๐ถ1๐ ๐ถ2๐ โฎ ๐ถ๐๐
disebut matriks kofaktor dari A, dan transpose dari matriks ini disebut adjoin dari A dan dinyatakan sebagai ๐๐๐(๐ด) (Anton dan Rores, 2004: 120). Contoh 8: Misalkan 3 ๐ด= 1 2
2 โ1 6 3 โ4 0
Kofaktor-kofaktor dari A adalah ๐ถ11 = 12
๐ถ12 = 6
๐ถ13 = โ16
๐ถ21 = 4
๐ถ22 = 2
๐ถ23 = 16
๐ถ31 = 12
๐ถ32 = โ10
๐ถ33 = 16
Jadi matriks kofaktor-kofaktor adalah 12 6 โ16 4 2 16 12 โ10 16 dan adjoin dari A adalah ๐๐๐ ๐ด =
12 6 โ16
4 12 2 โ10 16 16
Teorema 1. Untuk setiap matriks ๐ด berorde ๐ mempunyai ๐ด โ ๐๐๐ ๐ด = ๐๐๐ ๐ด โ ๐ด = |๐ด|๐ผ (Rukmangadachari, 2010:9).
18
Bukti: Misalkan ๐11 ๐21 โฆ ๐ด= ๐ ๐1 โฆ ๐๐1
๐12 ๐22 โฆ ๐๐2 โฆ ๐๐2
โฆ ๐1๐ โฆ ๐2๐ โฆ โฆ โฆ ๐๐๐ โฆ โฆ โฆ ๐๐๐
โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ
๐1๐ ๐2๐ โฆ ๐๐๐ โฆ ๐๐๐
Jika ๐ถ๐๐ adalah kofaktor dari ๐๐๐ pada ๐ด maka ๐ถ11 ๐ถ ๐๐๐ ๐ด = 12 โฆ ๐ถ1๐
๐ถ12 ๐ถ22 โฆ ๐ถ2๐
โฆ ๐ถ๐ 1 โฆ ๐ถ๐ 2 โฆ โฆ โฆ ๐ถ๐๐
โฆ ๐ถ๐1 โฆ ๐ถ๐2 โฆ โฆ โฆ ๐ถ๐๐
Entri pada baris ke-๐ dan kolom ke-๐ dari hasil kali ๐ด ๐๐๐(๐ด) adalah ๐๐1 ๐ถ๐ 1 + ๐๐2 ๐ถ๐ 2 + โฏ + ๐๐๐ ๐ถ๐๐ Jika ๐ = ๐, maka ๐๐1 ๐ถ๐ 1 + ๐๐2 ๐ถ๐ 2 + โฏ + ๐๐๐ ๐ถ๐๐
adalah ekspansi kofaktor
sepanjang baris ke-๐ dari A dan jika ๐ โ ๐, maka semua ๐ dan kofaktorkofaktornya berasal dari baris-baris yang berbeda dari A, sehingga nilai dari ๐๐1 ๐ถ๐ 1 + ๐๐2 ๐ถ๐ 2 + โฏ + ๐๐๐ ๐ถ๐๐ = 0, oleh karena itu detโก (๐ด) 0 ๐ด ๐๐๐ ๐ด = โฎ 0
0 โฆ 0 detโก (๐ด) โฆ 0 = |A| โฎ โฎ โฎ 0 โฆ detโก (๐ด)
Contoh 9: Misalkan ๐ด = Penyelesaian:
โ1 4 5 2 8 0
0 3 โ5
1 0 0 1 โฎ โฎ 0 0
โฆ โฆ โฎ โฆ
0 0 = |A|๐ผ โฎ 1
19
๐ด11 =
2 0
๐ด21 = โ ๐ด31 =
3 = โ10 โ5 4 2
4 2
0 = 20 3 0 = 12 3
โ10 ๐๐๐ ๐ด = [๐ด๐๐ ] = 49 โ16 ๐
โ1 ๐ด โ ๐๐๐ ๐ด = 5 8
๐ด12 = โ
5 8
3 = 49 โ5
๐ด13 =
5 8
๐ด22 =
โ1 8
0 =5 โ5
๐ด23 = โ
๐ด32 =
โ1 5
0 =3 3
๐ด33 =
2 = โ16 0 โ1 8
โ1 5
4 = 32 0 4 = โ22 2
20 12 5 3 32 โ22
4 0 โ10 20 2 3 49 5 0 โ5 โ16 32
12 3 = โ22
10 + 196 + 0 โ20 + 20 + 0 โ12 + 12 + 0 206 0 0 โ50 + 98 โ 48 100 + 10 + 96 60 + 6 โ 66 = 0 206 0 = โ80 + 0 + 80 160 + 0 โ 160 96 + 0 + 110 0 0 206 1 206 0 0
0 1 0
0 0 = 206๐ผ 1
2.6 Invers Matriks Pada aljabar biasa, bila terdapat hubungan antara dua besaran ๐ dengan ๐ฅ sedemikian sehingga ๐๐ฅ = 1, maka dikatakan ๐ฅ adalah kebalikan dari ๐ 1
dan nilainya ๐ฅ = . Dalam ๐
aljabar
matriks,
matriks
satuan
(identity)
I
beroperasi sebagai besaran 1 dalam aljabar biasa. Bila A dan I keduanya matriks bujursangkar dan ordenya sama maka ๐ด โ ๐ผ = ๐ผ โ ๐ด = ๐ด. Apabila
sekarang
terdapat suatu matriks bujursangkar ๐ yang berorde sama sehingga ๐ด โ ๐ = ๐ผ maka dikatakan bahwa ๐ kebalikan atau invers matriks dari ๐ด dan dituliskan ๐ = ๐ดโ1 . Jika diberikan matriks persegi ๐ด๐ร๐ , matriks ๐ต๐ร๐ yang memenuhi kondisi
20
๐ด๐ต = ๐ผ๐ dan ๐ต๐ด = ๐ผ๐ Disebut invers dari A dan dilambangkan dengan ๐ต = ๐ดโ1 . Tidak semua matriks persegi mempunyai invers, matriks nol adalah contoh sederhana, tetapi banyak juga matriks tak nol yang tidak mempunyai invers. Matriks yang mempunyai invers dikatakan nonsingular, dan matriks persegi yang tidak mempunyai invers disebut matriks singular (D. Meyer, 2000:115). Definisi 12. A matriks ๐ ร ๐ dikatakan mempunyai invers (invertible) jika ada matriks B sehingga ๐ด๐ต = ๐ต๐ด = ๐ผ๐ . Jika ๐ด dan ๐ต dua matriks berukuran ๐ ร ๐ dan ๐ด๐ต adalah matriks identitas ๐ผ๐ , maka ๐ด disebut invers kiri dari ๐ต dan ๐ต disebut invers kanan dari ๐ด (Fred, 2000:138). Contoh 10: ๐ต=
3 2
1 2 adalah invers dari ๐ด = 5 โ1
Karena ๐ด๐ต = dan
๐ต๐ด =
2 โ1 3 2
โ5 3
1 0 โ5 3 1 = =๐ผ 0 1 3 2 5 1 2 5 โ1
1 โ5 = 0 3
0 =๐ผ 1
Hal yang masuk akal untuk menanyakan apakah matriks yang invertible bisa memiliki lebih dari satu invers. Teorema berikut menunjukkan bahwa jawabannya adalah tidak, matriks yang invertible hanya memeliki tepat satu invers. Teorema 2. Matriks yang invertible hanya memiliki tepat satu invers. Bukti. Jika B dan C kedua-duanya adalah invers dari matriks A, maka B = C. Karena ๐ต adalah invers dari ๐ด, maka ๐ต๐ด = ๐ผ. Dengan mengalikan kedua ruas
21
disisi kanannya dengan ๐ถ diperoleh ๐ต๐ด ๐ถ = ๐ผ๐ถ = ๐ถ. Tetapi ๐ต๐ด ๐ถ = ๐ต ๐ด๐ถ = ๐ต๐ผ = ๐ต, sehingga ๐ถ = ๐ต. Sebagai konsekuensi dari hasil penting ini, berikut pernyataan mengenai invers dari matriks yang invertible. Jika ๐ด invertible, maka inversnya akan dinyatakan dengan symbol ๐ดโ1 . Jadi, ๐ด๐ดโ1 = ๐ผ dan ๐ดโ1 ๐ด = ๐ผ Invers dari A memainkan peranan yang sama pada aritmetika matriks dengan peranan ๐โ1 pada hubungan numerik ๐๐โ1 = 1 dan ๐โ1 ๐ = 1 (Anton dan Rorres, 2004: 47). Teorema 3. Jika ๐ด adalah suatu matriks yang invertible, maka ๐ดโ1 =
1 ๐๐๐(๐ด) det ๐ด
Bukti: Pertama tunjukan ๐ด ๐๐๐ ๐ด = detโก (๐ด)๐ผ yang mana sudah terbukti pada teorema 1. Karena A invertible, detโก (๐ด) โ 0, karena itu ๐ด ๐๐๐ ๐ = detโก (๐ด)๐ผ dapat ditulis kembali sebagai ๐ด ๐๐๐ ๐ด = det ๐ด ๐ผ 1 det ๐ด
[๐ด ๐๐๐ ๐ ] = ๐ผ atau ๐ด
1 det ๐ด
๐๐๐ ๐ด
=๐ผ
Dengan mengalikan kedua sisi di sebelah kiri dengan ๐ดโ1 menghasilkan ๐ดโ1 =
1 det ๐ด
๐๐๐(๐ด)
Teorema berikut memberikan syarat-syarat dimana matriks 2 ร 2 invertible dan memberikan rumus sederhana untuk penghitungan inversnya.
22
๐ ๐
Teorema 4. Matriks ๐ด =
๐ invertible jika ๐๐ โ ๐๐ โ 0, dan inversnya ๐
dapat dihitung sesuai dengan rumus ๐ดโ1 =
1 ๐๐ โ๐๐
๐ โ๐
๐
โ๐ = ๐๐ โ๐๐ ๐ ๐ โ
๐๐ โ๐๐
โ
๐ ๐๐ โ๐๐ ๐
๐๐ โ๐๐ ๐
๐ Bukti. Karena ๐ด = ๐
๐ dan ๐ดโ1 = ๐๐ โ๐๐ ๐ ๐ โ
๐๐ โ๐๐
akan ditunjukkan bahwa ๐ด๐ดโ1 = ๐ผ dan ๐ดโ1 ๐ด = ๐ผ ๐ด๐ดโ1
๐ = ๐
=
=
๐
๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐
โ๐๐ +๐๐
๐๐ โ๐๐ ๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐ โ๐๐ +๐๐
๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐
1 0
๐
=
=
โ
โ
๐๐โ๐๐
๐ ๐๐ โ๐๐ ๐
๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐ โ๐๐ +๐๐
๐๐ โ๐๐ โ๐๐ +๐๐
๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐
1 0
0 1
Jadi ๐ด๐ดโ1 = ๐ดโ1 ๐ด = ๐ผ Contoh 11: 1) Misal ๐ต = ๐ตโ1 =
๐ ๐๐ โ๐๐ ๐
๐๐ โ๐๐
0 1 ๐๐ โ๐๐ ๐
โ1
๐ด ๐ด=
โ
๐ ๐๐ โ๐๐ ๐ โ ๐
5 2 maka, 2 5
1 ๐๐ โ๐๐
๐ โ๐
โ๐ ๐
๐ ๐
๐ ๐
โ
๐ ๐๐ โ๐๐ ๐
๐๐ โ๐๐
|๐๐ โ ๐๐ โ 0 maka
23
1
= = =
5.5โ2.2 1 25โ4 1 21
=
5 โ2
5
โ2
21 โ2
21 5
21
21
1 0
โ2 5 โ2 5
5 โ2 โ2 5
2) Misal ๐ท = ๐ทโ1 =
5 โ2
2 0
4 maka, 0
0 โ4 , karena ๐๐ โ ๐๐ = 0, maka D tidak mempunyai invers 0 2
2.7 Nilai Eigen dan Vektor Eigen Definisi 13. Misalkan A adalah suatu matriks ๐ ร ๐. Skalar ๐ disebut suatu nilai eigen atau nilai karakteristik (characteristic value) dari A jika terdapat suatu vektor taknol ๐ฅ sehingga ๐ด๐ฅ = ๐๐ฅ. Vektor ๐ฅ disebut vektor eigen atau vektor karakteristik dari ๐ (Steven J. Leon, 2001: 260). Dinyatakan sebagai set persamaan yang terpisah, peroleh: ๐11 ๐21 ๐ด= โฎ ๐๐1
๐12 ๐22 โฎ ๐๐2
โฆ โฆ โฆ
๐1๐ ๐ฅ1 ๐2๐ ๐ฅ2 . โฎ =๐ โฎ ๐ฅ๐ ๐๐๐
yakni, ๐11 ๐ฅ1 + ๐12 ๐ฅ2 + โฏ + ๐1๐ ๐ฅ๐ = ๐๐ฅ1 ๐21 ๐ฅ1 + ๐22 ๐ฅ2 + โฏ + ๐2๐ ๐ฅ๐ = ๐๐ฅ2 โฎ
โฎ
โฎ
โฎ
๐๐1 ๐ฅ1 + ๐๐2 ๐ฅ2 + โฏ + ๐๐๐ ๐ฅ๐ = ๐๐ฅ๐
๐ฅ1 ๐ฅ2 โฎ ๐ฅ๐
24
Dengan memindahkan suku-suku di sisi kanan ke sisi kiri, persamaan ini disederhanakan menjadi: (๐11 โ ๐)๐ฅ1 + ๐12 ๐ฅ2 + โฏ + ๐1๐ ๐ฅ๐ = 0 ๐21 ๐ฅ1 + (๐22 โ ๐)๐ฅ2 + โฏ + ๐2๐ ๐ฅ๐ = 0 โฎ
โฎ
โฎ
โฎ
๐๐1 ๐ฅ1 + ๐๐2 ๐ฅ2 + โฏ + (๐๐๐ โ๐)๐ฅ๐ = 0 (๐11 โ ๐) ๐21 yakni, โฎ ๐๐1
๐12 (๐22 โ ๐) โฎ ๐๐2
โฆ โฆ โฆ
๐1๐ ๐ฅ1 0 ๐ฅ ๐2๐ 0 2 . โฎ = โฎ โฎ ๐ฅ 0 ๐ (๐๐๐ โ๐)๐ฅ๐
๐ด โ ๐ฅ = ๐๐ฅ menjadi ๐ด โ ๐ฅ โ ๐๐ฅ = 0 dan kemudian (๐ด โ ๐๐ผ)๐ฅ = 0 Perhatikan bahwa matriks satuan dimunculkan karena hanya dapat mengurangkan suatu matriks dari matriks lain. Untuk set persamaan homogen ini (yakni, konstanta disisi kanan semuanya nol) agar diperoleh penyelesaian non-trivial, ๐ด โ ๐๐ผ harus sama dengan nol. (๐11 โ ๐) ๐21 ๐ด โ ๐๐ผ = โฎ ๐๐1
๐12 (๐22 โ ๐) โฎ ๐๐2
โฆ โฆ โฆ
๐1๐ ๐2๐ =0 โฎ (๐๐๐ โ ๐)
๐ด โ ๐๐ผ ini disebut determinan karakteristik A dan ๐ด โ ๐๐ผ = 0 merupakan persamaan karakteristiknya. Pada waktu menguraikan determinan ini, penguraian ini menghasilkan nilai suatu polinomial berderajat n dan penyelesaian persaman karakteristik ini menghasilkan nilai ๐, yakni nilai eigen A (Stroud, 2003:516-517).
25
Contoh 12: Carilah nilai-eigen matriks ๐ด =
4 2
โ1 1
Untuk mencarinya nilai-eigen dari A maka, ๐ด โ ๐ฅ = ๐๐ฅ yang artinya ๐ด โ ๐๐ผ ๐ฅ = 0 Determinan karakteristik: ๐ด โ ๐๐ผ =
4โ๐ 2
โ1 1โ๐
Persamaan karakteristik: ๐ด โ ๐๐ผ = 0 4โ๐ 1โ๐ +2=0 4 โ 5๐ + ๐2 + 2 = 0 ๐2 โ 5๐ + 6 = 0 ๐โ3 ๐โ2 =0 Jadi ๐1 = 3 atau ๐2 = 2
2.8 Matrik Definit Positif Definisi 14. Bentuk kuadratik ๐ฅ ๐ ๐ด๐ฅ disebut definit positif (positive definite) jika ๐ฅ ๐ ๐ด๐ฅ > 0 untuk semua ๐ฅ โ 0, dan matriks simetriks A disebut matriks definit positif jika ๐ฅ ๐ ๐ด๐ฅ adalah bentuk kuadratik yang definit positif (Anton dan Rorres, 2005: 37). Contoh 13: Diketahui matriks simetrik berikut : 2 ๐ด = โ1 0
โ1 2 โ1
0 โ1 2
untuk menguji apakah matriks A bersifat definit positif, maka,
26
๐ฅ ๐ด๐ฅ = ๐ฅ1 ๐
= ๐ฅ1
๐ฅ2
๐ฅ2
โ1 2 โ1
0 ๐ฅ1 โ1 ๐ฅ2 2 ๐ฅ3
๐ฅ3
2 โ1 0
๐ฅ3
2๐ฅ1 โ ๐ฅ2 โ๐ฅ1 + 2๐ฅ2 โ ๐ฅ3 โ๐ฅ2 + 2๐ฅ3
= 2๐ฅ1 2 โ ๐ฅ2 ๐ฅ1 โ ๐ฅ2 ๐ฅ1 + 2๐ฅ2 2 โ ๐ฅ3 ๐ฅ2 โ ๐ฅ2 ๐ฅ3 + ๐ฅ3 2 = 2๐ฅ1 2 โ 2๐ฅ2 ๐ฅ1 + 2๐ฅ2 2 โ 2๐ฅ3 ๐ฅ2 + ๐ฅ3 2 = ๐ฅ1 2 + ๐ฅ1 2 โ 2๐ฅ2 ๐ฅ1 + ๐ฅ2 2 + (๐ฅ2 2 โ 2๐ฅ3 ๐ฅ2 + ๐ฅ3 2 ) + ๐ฅ3 2 = ๐ฅ1 2 + (๐ฅ1 โ ๐ฅ2 )2 + (๐ฅ2 โ ๐ฅ3 )2 + ๐ฅ3 2 โฅ 0 Karena ๐ฅ1 2 + (๐ฅ1 โ ๐ฅ2 )2 + (๐ฅ2 โ ๐ฅ3 )2 + ๐ฅ3 2 > 0, kecuali jika ๐ฅ1 = ๐ฅ2 = ๐ฅ3 = 0 Teorema 5. Matriks simetrik A adalah definit positif jika dan hanya jika semua nilai eigen A positif. Bukti: Asumsikan bahwa A definit positif, dan bahwa ๐ adalah sebarang nilai eigen dari A. jika ๐ฅ adalah sebuah vector eigen dari A yang diasosiasikan dengan ๐, maka ๐ฅ โ 0 dan ๐ด๐ฅ = ๐๐ฅ, sehingga dari definisi 14 didapatkan; 0 < ๐ฅ ๐ ๐ด๐ฅ = ๐ฅ ๐ ๐๐ฅ = ๐๐ฅ ๐ ๐ฅ = ๐||๐ฅ||2 Dimana ||๐ฅ|| adalah norma Euclidean dari ๐ฅ. Dari definisi ๐ฅ ๐ ๐ด๐ฅ = ๐||๐ฅ||2 > 0 karena ||๐ฅ||2 > 0 dapat dipastikan bahwa ๐ > 0. Jadi terbukti bahwa matriks simetrik A adalah definit positif jika dan hanya jika semua nilai eigen A positif.
27
Contoh 14: 2 Dengan mencari nilai-nilai eigen pada matriks ๐ด = โ1 0
โ1 0 2 โ1 tunjukkan โ1 2
bahwa A adalah definit positif. Jawab, Persamaan karakteristiknya adalah ๐ด โ ๐๐ผ = 0 ๐ด โ ๐๐ผ = 0 2 โ1 0 1 0 โ ๐ โ1 2 โ1 0 1 0 โ1 2 0 0 2 โ1 0 ๐ โ1 2 โ1 โ 0 0 โ1 2 0 2โ๐ โ1 0
โ1 2โ๐ โ1
0 ๐ 0
0 0 1
=0
0 0 ๐
=0
0 โ1 = 0 2โ๐
2โ๐ 2โ๐ 2โ๐ +0+0โ0โ
2โ๐
โ 2โ๐ =0
4 โ 4๐ + ๐2 2 โ ๐ โ 2 2 โ ๐ = 0 8 โ 8๐ + 2๐2 โ 4๐ + 4๐2 โ ๐3 โ 4 + 2๐ = 0 โ๐3 + 6๐2 โ 10๐ + 4 = 0 ๐3 โ 6๐2 + 10๐ โ 4 = 0 ๐ โ 2 ๐2 โ 4๐ + 2 = 0 ๐1 = 2, ๐2,3 =
4ยฑ 16โ8 2
=
4ยฑ 8
=
4ยฑ2 2
2
2
28
=2ยฑ 2 Karena nilai-nilai eigen dari A semuanya adalah positif maka A adalah definit positif.
2.9 Teorema Cayley-Hamilton Misalkan ๐ด adalah matriks persegi ๐ ร ๐. Maka polynomial karakteristik dari ๐ด adalah
๐ ๐ = ๐ด โ ๐๐ผ๐
๐11 โ ๐ ๐21 = โฎ ๐๐1
๐12 ๐22 โ ๐ โฎ ๐๐2
โฆ โฆ โฆ
๐1๐ ๐2๐ โฎ ๐๐๐ โ ๐
= ๐ด โ ๐๐ผ๐ = ๐๐ + ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0 Matriks ๐ด โ ๐๐ผ๐ di atas, dimana ๐ผ๐ adalah matriks identitas, maka determinan dari |๐ด โ ๐๐ผ๐ | adalah suatu polinomial karakteristik berderajat ๐. Teorema 6. Setiap matriks persegi mempunyai persamaan karakteristik. Bukti. Misalkan A adalah matriks persegi dan misalkan ๐ท(๐) adalah polinomial karakteristik dari A maka ๐ท ๐ = ๐๐ผ โ ๐ด = ๐๐ + ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0
โฆโฆโฆ(1)
Misalkan ๐ต ๐ merupakan adjoin dari (๐๐ผ โ ๐ด). Elemen-elemen dari ๐ต ๐ adalah kofaktor dari elemen-elemen matriks (๐๐ผ โ ๐ด) dan derajat polinomial pada ๐ tidak melebihi ๐ โ 1. Lihat matriks ๐ ร ๐ berikut:
29
๐ โ ๐11 ๐21 ๐๐ผ โ ๐ด = ๐31 โฎ ๐๐1 ๐ถ11 ๐ถ ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด = 21 โฎ ๐ถ๐1 ๐ถ11 ๐ถ = 12 โฎ ๐ถ1๐
๐12 ๐ โ ๐22 ๐32 โฎ ๐๐2 ๐ถ12 ๐ถ22 โฎ ๐ถ๐2
๐ถ21 ๐ถ22 โฎ ๐ถ2๐
๐13 ๐23 ๐ โ ๐33 โฎ ๐๐3
โฆ ๐ถ1๐ โฆ ๐ถ2๐ โฎ โฎ โฆ ๐ถ๐๐ โฆ โฆ
โฆ โฆ โฆ โฆ
๐1๐ ๐2๐ ๐3๐ โฎ ๐ โ ๐๐๐
๐
๐ถ๐1 ๐ถ๐2 โฎ ๐ถ๐๐
โฆ
Untuk mempermudah asumsikan nilai selain ๐11 , ๐22 , ๐33 , โฆ , ๐๐๐ adalah 0, maka ekspansi kofaktor sepanjang baris pertama adalah
๐ถ11
๐ โ ๐22 ๐32 = โฎ ๐๐2
๐23 ๐ โ ๐33 โฎ ๐๐3
โฆ โฆ โฆ
๐2๐ ๐3๐ โฎ ๐ โ ๐๐๐
= ๐ โ ๐22 ๐ โ ๐33 โฆ (๐ โ ๐๐๐ ) = ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0
๐ถ21
๐12 ๐32 = โฎ ๐๐2
๐13 ๐ โ ๐33 โฎ ๐๐3
โฆ โฆ โฆ
๐1๐ ๐3๐ โฎ ๐ โ ๐๐๐
= ๐12 ๐ โ ๐33 โฆ . (๐ โ ๐๐๐ ) =0
๐ถ๐1
๐12 ๐ โ ๐22 = ๐32 โฎ ๐(๐โ1)2
๐13 ๐23 ๐ โ ๐33 โฎ ๐(๐โ1)3
โฆ โฆ โฆ โฆ
= ๐12 ๐23 โฆ ((๐ โ ๐)(๐โ1)๐ )
๐1๐ ๐2๐ ๐3๐ โฎ (๐ โ ๐)(๐โ1)๐
30
=0 ๐ถ11 0 Maka ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด = โฎ 0
0 ๐ถ22 โฎ 0
โฆ โฆ โฆ
0 0 โฎ ๐ถ๐๐
Jelas terlihat bahwa kofaktor dari elemen ๐๐๐ ๐ ๐ผ โ ๐ด pada baris pertama selain ๐ถ11 bernilai 0, maka ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด
= ๐ถ11 ๐ด11 + ๐ถ12 0 + โฏ + ๐ถ1๐ 0 = (๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0 )๐ด11 dimana ๐ด11 adalah
minor dari ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด = ๐ด11 ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ด11 ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ด11 ๐1 ๐ + ๐0 Misal ๐ด11 ๐๐โ1 = ๐ต๐โ1 , ๐ด11 ๐๐โ2 = ๐ต๐โ2 , โฆ , ๐ด11 ๐0 = ๐ต0 sehingga ๐ต ๐ = ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด
= ๐ต๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ต๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ต1 ๐ + ๐ต0
Dimana kofaktor pada setiap elemen dari ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด atau ๐ต(๐) polinomial ๐ tertingginya adalah โ1 . Sehingga bentuk polinomialnya adalah; ๐ต ๐ = ๐ต๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ต๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ต1 ๐ + ๐ต0
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ...(2)
Dimana B adalah matriks persegi ๐ ร ๐ yang elemen-elemennya adalah fungsi dari elemen-elemen dari A dan bebas dari ๐. Telah diketahui bahwa product dari sebuah matriks dan adjoin sama dengan determinan dari matriks dikalikan dengan matriks identitas sebagaimana yang sudah dijelaskan pada teorema 1. ๐๐ผ โ ๐ด โ ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด = |๐๐ผ โ ๐ด|๐ผ ๐๐ผ โ ๐ด โ ๐ต ๐ = ๐๐ผ โ ๐ด โ ๐ผ Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh
31
๐๐ผ โ ๐ด ๐ต๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ต๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ต1 ๐ + ๐ต0 = ๐ผ(๐๐ + ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0 ) โ ๐๐ผ ๐ต๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐ผ ๐ต๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐๐ผ ๐ต1 ๐ + ๐๐ผ๐ต0 โ ๐ด๐ต๐โ1 ๐๐โ1 โ ๐ด๐ต๐โ2 ๐๐โ2 โฆ โ ๐ด๐ต1 ๐ โ ๐ด๐ต0 = ๐ผ(๐๐ + ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0 ) โ ๐ต๐โ1 ๐๐ + ๐ต๐โ2 ๐๐โ1 + โฏ + ๐ต1 ๐2 + ๐๐ต0 โ ๐ด๐ต๐โ1 ๐๐โ1 โ ๐ด๐ต๐โ2 ๐๐โ2 โฆ โ ๐ด๐ต1 ๐ โ ๐ด๐ต0 = ๐ผ๐๐ + ๐ผ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ผ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ผ๐1 ๐ + ๐ผ๐0 โ ๐ต๐โ1 ๐๐ + ๐ต๐โ2 โ ๐ด๐ต๐โ1 ๐๐โ1 โ ๐ด๐ต๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ต1 ๐2 + (๐ต0 โ ๐ด๐ต1 )๐ โฆ โ ๐ด๐ต0 = ๐ผ๐๐ + ๐ผ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ผ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ผ๐1 ๐ + ๐ผ๐0 Lihat ๐ yang mempunyai pangkat sama pada kedua sisi dari persamaan di atas sehingga diperoleh; ๐ต๐โ1 = ๐ผ ๐ต๐โ2 โ ๐ด๐ต๐โ1 = ๐๐โ1 ๐ผ ๐ต๐โ3 โ ๐ด๐ต๐โ2 = ๐๐โ2 ๐ผ โฆ
โฆ
โฆ
๐ต0 โ ๐ด๐ต1 = ๐1 ๐ผ โ๐ด๐ต0 = ๐0 ๐ผ Kalikan persamaan tersebut dengan ๐ด๐ , ๐ด๐โ1 , โฆ , ๐ด; ๐ผ, secara berturut-turut, dan tambahkan maka diperoleh 0 = ๐ด๐ + ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ (Rucmangadachari, 2010:2-9) 2.10
Kajian Keagamaan Mengenai batasan-batasan/syarat-syarat sering dijumpai dalam persolan
matematika, karena pada dasarnya setiap masalah (problem) mempunyai himpunan tersendiri yang tidak bisa disamakan. Setiap problem mempunyai
32
metode (cara) tersendiri dengan batasan-batasan tertentu sehingga didapatkan solusi yang diinginkan. Dimana hal ini merupakan keteraturan dari sunnatullah, yang mana sudah termaktub dalam Islam. Jika dalam bidang matematika terdapat metode Cayley-Hamilton untuk mencari akar suatu matriks, maka dalam bidang muโamalat seorang muslim juga mempunyai metode untuk mendekatkan diri dengan sang Maha Pencipta. Salah satunya adalah dengan jalan tasawuf. Tasawuf adalah nama yang diberikan bagi mistisisme dalam Islam, yang para orientalis barat disebut dengan sufism (sufisme). Kata sufisme dalam literatur barat khusus dipakai dalam mistisisme Islam (Islamic mysticism) atau mistik yang tumbuh dalam islam. Sufisme atau tasawuf (the mysthic of Islam), tidak dipakai untuk mistisime yang terdapat dalam agama lain. Dengan demikian jelas bahwa sufisme telah diakui dunia barat sebagai mistik yang murni dalam Islam, dan diakui telah memiliki sistematika keilmuan tersendiri (Sholihin, 2009:79). Kata mistik menurut kamus besar bahasa indonsia adalah: 1) subsistem yang ada dalam hampir semua agama dan system religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan; tasawuf; suluk. 2) hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia yang biasa. Sehingga perlu ditekankan bahwa mistik yang dimaksut dalam tasawuf bukan mistik yang berkonotasi pada hal-hal yang berbau dukun, jin, dan klenik. Karena pada dasarnya orang-orang sufi menghindari hal-hal yang dapat membawa dirinya pada perbuatan syirik. Mereka menempuh jalan sufi murni karena ingin mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah dengan jalan mendapatkan ridha-Nya. Kalaupun ada hal-hal yang terjadi pada pelaku tasawuf yang diluar nalar pikiran
33
manusia, itu adalah semata-mata karomah (pertolongan Allah) yang diberikan Allah kepada hamba-Nya yang saleh, bukan karena pertolongan dukun, tukang sihir, maupun jin. Banyak pendapat yang beranggapan bahwa kata suffi berasal dari shuuf yang berarti kain wol atau dibuat dari bulu domba. Bahkan pendapat ini diyakini dan diterima oleh banyak orang sebagai asal kata suffi. Dalam paradigma ini adalah orang memakai wol kasar untuk menjauhi dunia materi dan memusatkan pada alam rohani, selama dalam masa pencarian (suluk) selalu mengenakan pakaian jenis tersebut, yang mengacu pada konsep makna โketulusanโ dan โkepasrahan secara penuhโ kepada Tuhan (KH. Muhammad Sholihin, 2009: 82). Ibn โArabi, seorang guru sufi termasyur, menulis bahwa dalam tasawuf ada empat tahap pengalaman dan pemahaman, yaitu: syariโah (hukum keagamaan eksoterik), thariqah (jalan mistik), haqiqah (kebenaran), dan maโrifah (pengetahuan). Dimana setiap tingkat dibangun berdasarkan tingkat sebelumnya (Frager, 1999:12). a. Syariโah Syariโah artinya undang-undang atau garis-garis yang telah ditentukan termasuk didalamnya hukum-hukum halal dan haram, yang disuruh dan yang dilarang, yang sunnat, makruh dan yang mubah. Syariโah dipandang oleh kaum sufi sebagai ajaran Islam yang bersifat lahir (eksoterik). Karena itu mengerjakan syariโah berarti mengerjakan amalan-amalan yang lahir (badaniyah) dari ajaran atau hukum-hukum agama. Oleh karena itu orangorang yang ingin memasuki dunia tasawuf harus lebih dahulu mnegetahui
34
secara mendalam isi ajaran Al Quran dan Al Hadits yang dimulai dengan amalan lahir, baik yang wajib maupun yang sunnat (Asmaran, 2002). b. Tariqah Thariqah (tarekat) jamaknya tharaiq. Secara estimologi (bahasa) berarti: (1) jalan, cara (al-kaifiyah); (2) metode, system (al-uslub); (3) mazhab, aliran, haluan (al-mazhab); (4) keadaan (al-halah); (5) pohon kurma yang tinggi (an-naklah at-thawilah); (6) tiang tempat berteduh, tongkat payung (amud al-mazhillah); (7) yang mulia, termuka dari kaum (syarif alqaum); dan (8) goresan/garis pada sesuatu (al-qath asy-asyay). Sedang menurut ulamaโ sufiah, tarekat artinya suatu cara atau jalan pendakian yang ditempuh oleh seorang salik menuju suatu tujuan. Tujuan itu adalah sampai kepada Allah SWT, yaitu maโrifatullah, atau jalan yang ditempuh oleh seorang salik dengan jalan menyucikan diri untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. (M. Abdul Mujieb, Syafiโah, Ahmad Ismail, 2009: 525) Dalam hal ini Ali bin Abi Thalib pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, โYa Rasulullah, manakah jalan (tariqah) yang paling dekat untuk sampai Tuhan?. Rasulullah menjawab: tidak ada yang lain kecuali dzikir kepada Allahโ. Dari hal ini jelas bahwa dalam melakukan tariqah orang harus memperbanyak dzikir kepada-Nya, disamping melakukan latihan dan perjuangan yang memerlukan keuletan, kesungguhan dan kesabaran (Asmaran, 2002).
35
Al Hujwiri pengarang Kasyf al-Mahjub mengatakan, โtarekat adalah media, cara yang tepat melaksanakan syariโat, jalan kecil (tahriq) yang menyampaikan pelaku tasawuf ke terminal haqiqahโ. โDan bahwa jikalau mereka tetap berjalan lurus diatas thariqat ini, benar-benar kami akan memberikan kepada mereka air minum yang segarโ (QS Al-Jin [72]: 16) โDan sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus maka kikutilah jalan ini dan janganlah mengikuti jalan-jalan lain yang akan menceraiberaikan kamu dari jalan-Nyaโ (QS Al-Anโam [6]: 153) Sebagai jalan yang ditempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah, orang yang melakukan tarekat tidak dibenarkan meninggalkan syariโat agama. Oleh karena itu orang yang bertarekat harus dibimbing oleh syaikh (mursyid) yang bertanggung jawab terhadap murid-muridnya yang melakukan tarekat. Seorang syaikh harus memiliki syarat-syarat tertentu dan sempurna suluknya dalam ilmu syariโat dan haqiqah menurut Al-Qurโan dan Sunnah, dan ijma. (Mujieb dkk, 2009:525). c. Haqiqah Secara etimologi, haqiqah berarti inti sesuatu, punca atau sumber asal dari sesuatu. Dalam dunia sufi, haqiqah diartikan sebagai aspek lain dari syariโah yang bersifat lahiriyah, yaitu aspek batiniah. Dengan demikian dapat diartikan sebagai rahasia yang paling dalam dari segala amal, inti dari syariโah dan akhir dari perjalanan yang ditempuh oleh seorang sufi (Asmaran: 2002).
36
KH. Jamaludin Kafie, dalam Tasawuf Kontemporer, 2003, โhaqiqah adalah kepastian yang benar dan kebenaran yang pasti tentang Allah SWT.โ โSungguh yang demikian itu adalah hakikat yang meyakinkan maka bertasbihlah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Mahabesarโ (QS AlWaqiโah [56]: 95-96) โMaka ikutilah Dia Tuhanmu yang hakiki. Tidak ada sesudah kepastian itu melainkan kesesatan. Tetapi bagaimanakah kamu dapat dipalingkan dari kebenaran?โ. (QS Yunus [10]: 32) Ilmu haqiqah ini merupakan ilmu maknun (ilmu yang tersimpan) yang tidak boleh disebarkan kecuali kepada ahlinya, karena mengandung unsure yang membahayakan bagi orang kebanyakan, sebagaimana yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a. berikut ini: โsaya meriwayatkan dari Rasulullah SAW dua wadah kilmu: salah satunya telah saya sebarkan kepada kalian, adapun yang kedua seandainya sayasebarkan kepada kalian, niscaya kalian akan mengasah pisau untuk memotong leherku ini (dua wadah itu adalah syariโat dan hakikat)โ (Mujieb dkk, 2009: 128-129). d. Maโrifah Secara etimologi, maโrifah berarti pengetahuan atau pengenalan. Sedangkan dalam istilah sufi, maโrifah itu diartikan sebagai pengetahuan mengenai Tuhan melalui hati (qalb). Pengetahuan itu sedemikian lengkap dan jelas sehingga jiwanya merasa satu dengan yang diketahuinya itu. Abu Nasr al Sarraj al Tusi di dalam kitabnya Al Lumaโ mengatakan bahwa maโrifah itu
37
merupakan pengenalan hati terdapat obyek-obyek yang menjadi sasarannya. Inilah menurut Al-Gazali, pengetahuan yang meyakinkan dan merupakan pengetahuan yang hakiki. Dikatakan maโrifah berarti mengetahui Tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan. Oleh karena itu orang-orang sufi mengatakan: a. Kalau mata yang terdapat dalam hati sanubari manusia terbuka, mata kepalanya akan tertutup, dan ketika itu yang dilihat hanya Allah. b. Maโrifah adalah cermin, kalau seorang โarif melihat ke cermin itu, yang akan dilihatnya hanya Allah. c. Yang dilihat orang โarif baik sewaktu tidur maupun sewaktu bangun hanya Allah. d. Sekiranya maโrifah mengambil bentuk materi, semua orang yang melihat pada-Nya akan mati karena tidak tahan melihat kecantikan serta keindahannya, dan semua cahaya akan menjadi gelap di samping cahaya keindahan yang indah gemilang (Asmaran, 2002).
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Akar Matriks ๐ ร ๐ Menggunakan Teorema Cayley-Hamilton Telah diketahui bahwa teorema Cayley-Hamilton sebagai mana dalam Bab II dapat diringkas menjadi: ๐ด๐ = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, utuk ๐ โฅ ๐. ๐ dan n adalah bilangan bulat. Sehingga jika kita mempunyai sebarang matriks A berukuran 2 ร 2, maka, ๐ด๐ = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, untuk ๐ = 2. ( ๐0 , ๐1 โ โ). Teorema 6. Jika A matriks invertible 2 ร 2 adalah definit positif dan mempunyai nilai-nilai eigen yang berbeda maka akar kuadrat dari A diberikan oleh ๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ. ๐0 , ๐1 โ โ. Bukti. Misalkan sebaliknya bahwa A adalah definit positif, mempunyai nilai eigen yang berbeda dan ๐ด โ ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ. Karena matriks A mempunyai nilai eigen yang berbeda jadi A dapat didiagonalisasikan, juga karena A definit positif dan diagonalizable jadi A mempunyai akar kuadrat. Katakan ๐ด = ๐ต dimana B juga matriks 2 ร 2, sehingga ๐ด = ๐ต2 Tetapi ๐ด โ ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ (dengan asumsi), jadi ๐ต โ ๐1 ๐ต2 + ๐0 ๐ผ . Jadi ๐1 ๐ต2 โ ๐ต โ ๐0 ๐ผ.
38
39
Oleh karena itu ๐ต2 โ Ambil
1 ๐1
= ๐1 dan โ
1 ๐1 ๐0 ๐1
๐
๐ต โ 0 . (๐1 โ 0) ๐1
= ๐0 . ๐0 , ๐1 โ โ.
Jadi ๐ต2 โ ๐1 ๐ต + ๐0 ๐ผ. Yang mana kontradiksi dengan teorema Cayley-Hamilton karena untuk sebarang matriks A berukuran 2 ร 2 mempunyai ๐ด๐ = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, untuk ๐ โฅ 2. ๐0 , ๐1 โ โ. Sekarang menggeneralisasikan hasil di atas untuk sebarang ๐ โ โ.
Teorema 7. Jika A sebuah matriks invertible 2 ร 2 adalah definit positif dan mempunyai nilai-nilai eigen yang berbeda maka ( ๐ด)๐ adalah bentuk dari ๐พ1 ๐ด + ๐พ0 ๐ผ, โ๐ โ โ, ๐พ1 , ๐พ2 โ โ. Bukti. Dengan menggunakan induksi matematika Untuk ๐ = 1 (lakukan seperti teorema 6) Asumsikan ini benar untuk ๐ = ๐, jadi ( ๐ด)๐ = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, ๐1 , ๐0 โ โ. Sekarang akan menunjukkan bahwa ini juga benar untuk ๐ = ๐ + 1 Jadi
๐ด
โ
๐ด
๐+1
๐+1
= ( ๐ด)๐ . ๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ (๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ) oleh teorema (1) = ๐1 ๐1 ๐ด2 + ๐1 ๐0 ๐ด + ๐0 ๐1 ๐ด + ๐0 ๐0 ๐ผ.
Tetapi ๐ด2 = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, ๐0 , ๐1 โ โ. (menggunakan teorema Cayley-Hamilton). Karena itu
๐ด
๐+1
= ๐1 ๐1 ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ + ๐1 ๐0 + ๐0 ๐1 ๐ด + ๐0 ๐0 ๐ผ = ๐1 ๐1 ๐1 ๐ด + ๐1 ๐1 ๐0 ๐ผ + ๐1 ๐0 + ๐0 ๐1 ๐ด + ๐0 ๐0 ๐ผ = ๐1 ๐1 ๐1 + ๐1 ๐0 + ๐0 ๐1 ๐ด + (๐1 ๐1 ๐0 + ๐0 ๐0 )๐ผ = ๐ผ1 ๐ด + ๐ผ0 ๐ผ, ๐ผ0 , ๐ผ1 โ โ.
40
Karena itu ini adalah benar untuk ๐ = ๐ + 1.
Contoh 15: Misalkan ๐ด =
3 1 , maka akan ditemukan solusi dari ๐ด dengan menggunakan 1 3
teorema (1) Langkah pertama harus menunujukkan apakah matriks ๐ด =
3 1
1 adalah definit 3
positif atau tidak, maka ๐ฅ๐ด๐ฅ ๐ > 0. ๐ฅ๐ด๐ฅ ๐ = ๐ฅ1 = ๐ฅ1
1 ๐ฅ1 3 ๐ฅ2
๐ฅ2 3 1
๐ฅ2 3๐ฅ1 + ๐ฅ2 ๐ฅ1 + 3๐ฅ2
= ๐ฅ1 3๐ฅ1 + ๐ฅ2 + ๐ฅ2 (๐ฅ1 + 3๐ฅ2 ) = 3๐ฅ1 2 + ๐ฅ1 ๐ฅ2 + ๐ฅ1 ๐ฅ2 + 3๐ฅ2 2 = 3๐ฅ1 2 + 2๐ฅ1 ๐ฅ2 + 3๐ฅ2 2 = 2๐ฅ1 2 + ๐ฅ1 2 + 2๐ฅ1 ๐ฅ2 + ๐ฅ2 2 + 2๐ฅ2 2 = 2๐ฅ1 2 + ๐ฅ1 + ๐ฅ2 Jadi 2๐ฅ1 2 + ๐ฅ1 + ๐ฅ2
2
2
+ 2๐ฅ2 2
+ 2๐ฅ2 2 > 0
Karena 2๐ฅ1 2 + ๐ฅ1 + ๐ฅ2
2
+ 2๐ฅ2 2 > 0 maka ๐ด =
3 1 adalah definit positif 1 3
dan ๐ด bisa dikerjakan dengan teorema Cayley-Hamilton. Langkah selanjutnya adalah mencari nilai-nilai eigen dari A. ๐ ๐ = ๐ด โ ๐๐ผ = 0 3 1
1 1 โ๐ 3 0
0 =0 1
41
3 1
1 ๐ โ 3 0 3โ๐ 1
0 =0 ๐
1 =0 3โ๐
3โ๐ 3โ๐ โ1=0 9 โ 3๐ โ 3๐ + ๐2 โ 1 = 0 ๐2 โ 6๐ + 8 = 0 ๐โ4 ๐โ2 =0 โด๐ =4 โ๐ =2 Karena
๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, maka dengan menggunakan teorema Cayley-Hamilton
nilai ๐ด dapat ditukar ๐ sehingga diperoleh ๐ = ๐1 ๐ + ๐0 ๐ผ 2 = 4๐1 + ๐0 โฆ โฆ โฆ โฆ . . . (1) 2 = 2๐1 + ๐0
โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ (2)
Sehingga, 2 2 2
= 4๐1 + ๐0 = 4๐1 + 2๐0 -
2 โ 2 2 = โ๐0 ๐0 = โ2 + 2 2 , maka dengan mensubtitusikan ke persamaan (1) 2 = 4๐1 โ 2 + 2 2 4๐1 = 2 + 2 โ 2 2 4๐1 = 4 โ 2 2 ๐1 =
4โ2 2 4
42
๐1 =
2โ 2 2
Jadi didapatkan ๐0 = โ2 + 2 2 dan ๐1 =
2โ 2 2
sehingga
๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ ๐ด=
๐ด=
๐ด=
๐ด=
2โ 2 2
3 1
1 1 + (โ2 + 2 2) 3 0
6โ3 2
2โ 2
2 2โ 2
2 6โ3 2
2
2
6โ3 2
2โ 2
2 2โ 2
2 6โ3 2
2
2
2+ 2
2โ 2
2 2โ 2
2 2+ 2
2
2
+
โ2 + 2 2 0 โ4+4 2
+
0 โ2 + 2 2 0
2
0
0 1
โ4+4 2 2
3.2 Akar Pangkat Tiga dari Matriks ๐ ร ๐ Menggunakan Teorema CayleyHamilton Dari persamaan teorema Cayley-Hamilton dapat diketahui bahwa bentuk umum persamaan Cayley-Hamilton adalah ๐ด๐ = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, utuk ๐ โฅ ๐. ๐ dan n adalah bilangan bulat. Sehingga untuk matriks 3 ร 3 persamaan Cayley-Hamilton menjadi: ๐ด๐ = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, ๐ = 3 ๐๐๐ ๐0 , ๐1 , ๐2 โ โ
43
Teorema 8. Jika A matriks invertible berukuran 3 ร 3 adalah definit positif dan mempunyai nilai-nilai eigen yang berbeda maka akar pangkat tiga dari A diberikan; 3
๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, ๐0 , ๐1 , ๐2 โ โ.
Bukti: Misalkan untuk
3
๐ด = ๐ต, dan B juga matriks 3 ร 3 maka,
๐ด = ๐ต3 ๐ด2 = (๐ต3 )2 = ๐ต6 Asumsikan
3
๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, maka
๐ต = ๐2 ๐ต6 + ๐1 ๐ต3 + ๐0 ๐ผ ๐1 ๐ต3 = ๐ต โ ๐2 ๐ต6 โ ๐0 ๐ผ ๐ต3 =
1 ๐1
๐ต3 = โ
๐ตโ ๐2 ๐1
Misalkan โ
๐2 ๐1
๐ต6 โ
๐ต6 + ๐2 ๐1
1 ๐1
= ๐2 ,
๐0 ๐1
๐ตโ 1 ๐1
๐ผ ๐0 ๐1
๐ผ
= ๐1 , โ
๐0 ๐1
= ๐0 jadi;
๐ต3 = ๐2 ๐ต6 + ๐1 ๐ต + ๐0 ๐ผ ๐ต3 = ๐2 (๐ต3 )2 + ๐1 ๐ต + ๐0 ๐ผ Dari hasil di atas jelas bahwa bentuk tersebut memenuhi persamaan CayleyHamilton. Jadi terbukti bahwa
3
๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ untuk A matriks
invertible definit positif berukuran 3 ร 3.
44
Contoh 16: 3 Diketahui ๐ด = โ1 2
โ1 3 โ1
2 โ1 hitung nilai 3
3
๐ด.
Jawab: Untuk menemukan nilai dari
3
๐ด maka akan dicari nilai-nilai eigen dari A
terlebih dahulu. Dengan menggunakan bantuan software Matlab dapat diketahui bahwa nilai-nilai eigen dari ๐ด adalah ๐1 = 1, ๐2 = 2,2679, ๐๐๐ ๐3 = 5,7321 . dari nilai-nilai eigen tersebut dapat diketahui bahwa A adalah matriks definit positif karena semua nilai-nilai eigen dari A adalah positif. Selanjutnya adalah mensubtitusikan nilai-nilai eigen dari A kepersamaan
3
๐ = ๐2 ๐2 + ๐1 ๐ + ๐0 ,
sehingga menghasilkan sistem persamaan linear berikut; 1
=
๐2 +
๐1 + ๐0
1
2,26793 = 2,26792 ๐2 + 2,2679๐1 + ๐0 1
5.73213 = 5.73212 ๐2 + 5.7321๐1 + ๐0 Menggunakan bantuan Matlab didapatkan hasil untuk nilai ๐2 , ๐1 , ๐0 adalah ๐2 = โ0,0233, ๐1 = 0,3236, dan ๐0 = 0,6997 Langkah selanjutnya adalah kembali ke persamaan
3
๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ.
Substitusikan nilai ๐2 , ๐1 , ๐0 dan didapatkan, 3
๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ
3 โ1 = โ0,0233 โ1 3 2 โ1
2 โ1 3
2
3 + 0,3236 โ1 2
โ1 3 โ1
2 1 โ1 + 0,6997 0 3 0
0 1 0
0 0 1
45
14 โ8 = โ0,0233 โ8 11 13 โ8
0,9708 โ0,3236 0,6472 13 โ8 + โ0,3236 0,9708 โ0,3236 + 0,6472 โ0,3236 0,9708 14
0,6997 0 0 0 0,6997 0 0 0 0,6997 โ0,3262 0,1864 โ0,3029 1,6705 โ0,3236 0,6472 = 0,1864 โ0,2563 0,1864 + โ0,3236 1,6705 โ0,3236 โ0,3029 0,1864 โ0,3262 0,6472 โ0,3236 1,6705 1,3443 โ0,1372 0,3443 = โ0,1372 1,4142 โ0,1372 1,9976 โ0,9984 2,9976 Untuk memastikan bahwa nilai dari
3
1,3443 โ0,1372 0,3443 ๐ด = โ0,1372 1,4142 โ0,1372 , 1,9976 โ0,9984 2,9976
maka dapat diuji kebenarannya dengan memangkatkan nilai
3
๐ด dengan pangkat
3, 3
๐ด
1,3443 โ0,1372 0,3443 = โ0,1372 1,4142 โ0,1372 1,9976 โ0,9984 2,9976
3
3
2,9976 โ0,9984 1,9976 3 = โ0,9984 2,9984 โ0,9984 โ โ1 1,9976 โ0,9984 2,9976 2
โ1 2 3 โ1 = ๐ด โ1 3
Contoh 17: 2 Diketahui matriks ๐ต = โ1 0
โ1 2 โ1
0 โ1 , hitung nilai 2
3
๐ต
Jawab; Dengan menggunakan bantuan software Matlab dapat diketahui bahwa nilai-nilai eigen dari ๐ต adalah ๐1 = 0,5858, ๐2 = 2, dan ๐3 = 3,4142. dari nilainilai eigen tersebut dapat diketahui bahwa A adalah matriks definit positif karena
46
semua nilai-nilai eigen dari B adalah positif. Selanjutnya adalah mensubtitusikan nilai-nilai
eigen
dari
B
kepersamaan
3
๐ = ๐2 ๐2 + ๐1 ๐ + ๐0 ,
sehingga
menghasilkan sistem persamaan linear berikut; 1
0,58583 = 0,58582 . ๐2 + 0,5858. ๐1 + ๐0 1
23 =
22 . ๐2 +
2. ๐1 + ๐0
1
3,41423 = 3,41422 . ๐2 + 3,4142. ๐1 + ๐0 Dari persamaan di atas didapatkan nilai ๐2 , ๐1 , ๐0 adalah ๐2 = โ0,0443, ๐1 = 0,4139, dan ๐0 = 0,6095. Substitusikan nilai ๐2 , ๐1 dan ๐0 ke persamaan 3
๐ต = ๐2 ๐ต2 + ๐1 ๐ต + ๐0 ๐ผ, sehingga;
3
๐ต = ๐2 ๐ต2 + ๐1 ๐ต + ๐0 ๐ผ 2
2 โ1 = โ0,0443 โ1 2 0 โ1
0 โ1 2
2 + 0,4139 โ1 0
โ1 2 โ1
0 1 โ1 + 0,6095 0 2 0
5 โ4 = โ0,0443 โ4 6 1 โ4
0,8278 โ0,4139 0 1 โ4 + โ0,4139 0,8278 โ0,4139 + 0 โ0,4139 0,8278 5
0 1 0
0,6095 0 0 0 0,6095 0 0 0 0,6095 โ0,2215 0,1772 = 0,1772 โ0,2658 โ0,0443 0,1772
1,4373 โ0,4139 0 โ0,0443 0,1772 + โ0,4139 1,4373 โ0,4139 0 โ0,4139 1,4373 โ0,2215
1,2158 โ0,2367 โ0,0443 = โ0,2367 1,1715 โ0,2367 โ0,0443 โ0,2367 1,2158 3
1,2158 โ0,2367 โ0,0443 ๐ต = โ0,2367 1,1715 โ0,2367 โ0,0443 โ0,2367 1,2158
3
0 0 1
47
2,0012 โ1,0011 0,0004 2 = โ1,0011 2,0016 โ1,0011 โ โ1 0,0004 โ1,0011 2,0012 0
โ1 0 2 โ1 = ๐ต โ1 2
3.3 Akar Pangkat n dari Matriks ๐ ร ๐ dengan Menggunakan Teorema CayleyHamilton Dari bentuk umum teorema Caley-Hamilton untuk matriks 2 ร 2 dan 3ร3
yang
invertible
definit
positif
sudah
terbukti,
sekarang
akan
digeneralisasikan untuk matriks ๐ ร ๐. Teorema 9. Jika A adalah matriks 4 ร 4 yang invertible dan definit positif maka akar pangkat 4 dari A diberikan oleh; 4
๐ด = ๐3 ๐ด3 + ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ
Bukti: Asumsikan
4
๐ด = ๐ต, maka ๐ด = ๐ต4
๐ด2 = ๐ต8 ๐ด3 = ๐ต Sehingga untuk
4
๐ด = ๐3 ๐ด3 + ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ menjadi;
๐ต = ๐3 ๐ต12 + ๐2 ๐ต8 + ๐1 ๐ต4 + ๐0 ๐ผ ๐1 ๐ต4 = ๐ต โ ๐3 ๐ต12 โ ๐2 ๐ต8 โ ๐0 ๐ผ ๐1 ๐ต4 = โ๐3 ๐ต12 โ ๐2 ๐ต8 + ๐ต โ ๐0 ๐ผ ๐ต4 = โ
๐3 ๐1
Misalkan โ menjadi
๐ต12 โ ๐3 ๐1
๐2 ๐1
๐ต8 +
= ๐3 , โ
๐2 ๐1
1 ๐1
๐ตโ
= ๐2 ,
1 ๐1
๐0 ๐1
๐ผ
= ๐1 dan โ
๐0 ๐1
= ๐0 maka persamaan diatas
48
๐
4 = ๐3 ๐ต12 + ๐2 ๐ต8 + ๐1 ๐ต+๐0 ๐ผ ๐ต4 = ๐3 (๐ต4 )3 + ๐2 (๐ต4 )2 + ๐1 ๐ต+๐0 ๐ผ Bentuk ๐ต4 = ๐3 (๐ต4 )3 + ๐2 (๐ต4 )2 + ๐1 ๐ต+๐0 ๐ผ tidak bertentangan dengan teorema Cayley-Hamilton. Dari bentuk persamaan teorema Cayley-Hamilton untuk matriks 2 ร 2, 3 ร 3 dan 4 ร 4 yang invertible definit positif di atas, maka akan digeneralisasikan untuk matriks ๐ ร ๐. Teorema 10. Jika A adalah matriks ๐ ร ๐ yang invertible dan definit positif maka akar pangkat n dari A diberikan; ๐
๐ด = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ
Bukti: Untuk menjamin bahwa teorema di atas berlaku, maka dilakukan pembuktian secara induksi matematika, Untuk ๐ = 2, hal ini dilakukan karena matriks invertible terkecil adalah berukuran 2 ร 2 yang mana sudah terbukti pada teorema 6. Untuk ๐ = ๐, maka Misalkan
๐
๐ด = ๐ต, maka ๐ด = ๐ต๐
Sehingga untuk
๐
๐ด = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ adalah
๐ต = ๐๐โ1 (๐ต๐ )๐โ1 + ๐๐โ2 (๐ต๐ )๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ต๐ + ๐0 ๐ผ ๐1 ๐ต๐ = ๐ต โ ๐๐โ1 (๐ต๐ )๐โ1 โ ๐๐โ2 (๐ต๐ )๐โ2 โ โฏ โ ๐0 ๐ผ ๐ต๐ =
1 ๐1
๐ตโ
๐ ๐โ1 ๐1
(๐ต๐ )๐โ1 โ
๐ ๐โ2 ๐1
(๐ต๐ )๐โ2 โ โฏ โ
๐0 ๐1
๐ผ
49
๐ ๐โ1
๐ต๐ = โ Misal โ
๐1
๐ ๐โ1 ๐1
(๐ต๐ )๐โ1 โ
= ๐๐โ1 , โ
๐ ๐โ2 ๐1
๐ ๐โ2 ๐1
(๐ต๐ )๐โ2 โ โฏ + 1
= ๐๐โ2 ,
๐1
1 ๐1
= ๐1 , โ
๐ตโ
๐0 ๐1
๐0 ๐1
๐ผ
= ๐0 maka bentuk persamaan
diatas menjadi; ๐ต๐ = ๐๐โ1 (๐ต๐ )๐โ1 +๐๐โ2 (๐ต๐ )๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ต โ ๐0 ๐ผ Jadi persamaan diatas benar untuk ๐ = ๐ Untuk ๐ = ๐ + 1, ๐+1
๐ด = ๐(๐+1)โ1 ๐ด(๐+1)โ1 + ๐(๐+1)โ2 ๐ด(๐+1)โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ
๐+1
๐ด = ๐๐ ๐ด๐ + ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ
Misal
๐+1
๐ด = ๐ท, maka ๐ด = ๐ท๐+1
Sehingga untuk
๐+1
๐ด = ๐๐ ๐ด๐ + ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ adalah;
๐ท = ๐๐ (๐ท๐+1 )๐ + ๐๐โ1 (๐ท๐+1 )๐โ1 + โฏ + ๐1 (๐ท๐+1 ) + ๐0 ๐ผ ๐1 ๐ท๐+1 = ๐ท โ ๐๐ (๐ท๐+1 )๐ โ ๐๐โ1 (๐ท๐+1 )๐โ1 โ โฏ โ ๐0 ๐ผ ๐ท๐+1 =
1 ๐1
๐ท๐+1 = โ Misal โ
๐๐ ๐1
๐ทโ ๐๐ ๐1
๐๐ ๐1
(๐ท๐+1 )๐ โ
(๐ท๐+1 )๐ โ
= ๐๐ , โ
๐ ๐โ1 ๐1
๐ ๐โ1 ๐1
๐ ๐โ1 ๐1
(๐ท๐+1 )๐โ1 โ โฏ โ
(๐ท๐+1 )๐โ1 โ โฏ +
= ๐๐โ1 ,
1 ๐1
= ๐1 dan โ
๐0 ๐1
1 ๐1
๐0 ๐1
๐ทโ
๐ผ ๐0 ๐1
๐ผ
= ๐0
Sehingga menjadi ๐ท๐+1 = ๐๐ (๐ท๐+1 )๐ +๐๐โ1 (๐ท๐+1 )๐โ1 + โฏ + ๐1 ๐ท + ๐0 ๐ผ Jadi untuk persamaan
๐+1
๐ด = ๐๐ ๐ด๐ + ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ
berlaku untuk ๐ = ๐ + 1 Dalam contoh yang diberikan di atas jelas terlihat bahwa mencari akar matriks invertible definit positif membutuhkan suatu metode dalam hal ini adalah
50
teorema Cayley-Hamilton, yang penerapannya dalam mencari solusi akar matriks definit positif memerlukan langkah-langkah/tahapan-tahapan yang runtut. Hal tersebut tidak berbeda jauh dengan kehidupan seorang muslim yang menempuh jalan tasawuf untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Dalam praktiknya tasawuf mempunyai tujuan mendekatkan diri sedekat-dekatnya dengan Tuhan. Ini pun tidak lepas dari tahapan-tahapan pengalaman dan pemahaman yang harus ditempuh yaitu: syariโat, thariqah, haqiqah dan maโrifah. Dalam
teorema
Cayley-Hamilton
dapat
diketahui
bahwa
untuk
mendapatkan solusi yang diinginkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, yaitu; matriks harus invertible dan definit positif. Setelah ada jaminan bahwa matriks tersebut invertible dan definit positif, maka langkah berikutnya bisa dilanjutkan ke persamaan Cayley-Hamilton sampai mendapatkan solusi akar dari matriks tersebut. Dalam pelaksanaan kehidupan bertasawuf juga tidak lepas dari syarat-syarat yang ditentukan yaitu harus tetap berpegang pada syariโat. Dimana dalam tasawuf syariโat adalah pondasi dasar yang harus ditempuh dan tidak dapat ditinggalkan untuk menginjak ketahapan selanjutnya, sehingga pelaksanaan tasawuf tidak akan melenceng dari ajaran-ajaran islam dan tujuan tasawuf pun terpenuhi yaitu maโrifatullah. Sebagaimana sabda Nabi;
โซุชุฑูุช ูููู
ุงู
ุฑูู ู
ุง ุงู ุชู
ุณูุชู
ุจูู
ุง ูู ุชุถููุง ุงุจุฏุง ูุชุงุจ ุงููู ูุณูุฉ ุฑุณูููโฌ โkutinggalkan kepadamu dua pusaka, tidaklah kamu akan tersesat selamalamanya selama kamu masih berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qurโan) dan Sunnah Rasulโ (HR Malik)
51
Dari hadits di atas jelas bahwa syarat mutlak yang harus dipenuhi bagi seorang muslim supaya tidak tersesat adalah syariโat (Al-Qurโan dan Hadits). Termasuk para salik harus tetap berpegang teguh pada dua pusaka warisan Nabi tersebut, agar dalam perjalanannya tidak melenceng dari tujuan utama yaitu maโrifatullah. Dimana ini tidak berbeda jauh dengan teorema Cayley-Hamilton, jika syarat tidak terpenuhi maka tidak ada jaminan apakah hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diinginkan.
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan Setelah pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu prosedur untuk mencari akar suatu matriks invertible definit positif berukuran ๐ ร ๐ (dalam hal ini
๐
๐ด dimana ๐ โฅ 2) dengan
menggunakan teorema Cayley-Hamilton adalah sebagai berikut: 1. Menunjukan bahwa matriks ๐ด adalah invertible dan definit positif 2. Mencari nilai-nilai eigen dari ๐ด, harus dipastikan bahwa nilai-nilai eigen dari ๐ด adalah positif 3. Menukar nilai ๐ด dengan nilai-nilai eigen pada persamaan Cayley-
Hamilton yaitu
๐
๐ด = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ untuk ๐ โฅ 2
sehingga persamaannya penjadi
๐
๐ = ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0
dan didapatkan suatu system persamaan yang akan menghasilkan nilai-nilai ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 dan ๐0 4. Mensubstitusikan nilai-nilai ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 dan ๐0 ke persamaan awal sehingga didapatkan solusi
๐
๐ด yang diinginkan.
4.2. Saran Masih banyak matriks-matriks lainnya yang masih belum dibahas dalam tulisan ini, sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat mencari akar matriksmatriks dengan matriks lainnya dengan menggunakan teorema Cayley-
52
53
Hamilton serta membuat aplikasinya (software) dengan berbagai macam bahasa pemrograman. Selain itu juga dapat menggunakan teorema yang lain sehingga akan didapatkan prosedur penyelesaian problem yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Ihab. 2010. http:// ripublication.com/aa/aav3n1.pdf. diakses pada tanggal 3 Mei 2011 Anton dan Rorres. 2004. Aljabar Linear Elementer Versi Aplikasi (Edisi kedelapanjilid 1). Jakarta: Erlangga Anton dan Rorres. 2005. Aljabar Linear Elementer Versi Aplikasi (Edisi kedelapanjilid 2). Jakarta: Erlangga As, Asmaran. 2002. Pengantar Study Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Frager, Robert. 1999. Hati, Diri, Jiwa, Psikologi Sufi untuk Transformasi. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta J. Leon, Steven. 2001. Aljabar Linear dan Aplikasinya. Jakarta: Erlangga Mujieb, Abdul, dkk. 2009. Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali. Jakarta Selatan: PT Mizan Publika Rukmangadachari. E. 2010. Mathematical Methods. India: Dorling Kindersley Sholikhin, Muhammad. 2009. 17 Jalan Menggapai Mahkota Sufi Syaikh Abdul Qadir al-Jailani. Yogyakarta: Mutiara Media Stroud, K.A. 2003. Matematika Teknik. Jakarta: Erlangga Szabo, Fred. 2000. Linear Algebra (An Introduction Using Mathematica). USA: Academic Press
Sutrisno
APLIKASI TEOREMA CAYLEY-HAMILTON UNTUK MENCARI SOLUSI AKAR PANGKAT ๐ MATRIKS ๐ ร ๐ YANG INVERTIBLE Sutrisno (NIM: 07610079) Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail:
[email protected] ABSTRAK Kata kunci: matriks invertible, matriks definit positif, nilai eigen, teorema cayley- hamilton, akar matriks persegi Dalam skripsi ini menerangkan prosedur untuk mencari akar dari matriks 2 ร 2 dan akar pangkat tiga matriks 3 ร 3 yang invetible dengan menggunakan teorema Cayley-Hamilton. Metode ini berlaku jika matriks yang dicari adalah invertible dan defininit positif serta mempunyai nilai-nilai eigen yang berbeda. Telah diketahui bahwa bentuk teorema Cayley-Hamilton secara umum adalah; ๐ด๐ = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ untuk ๐ โฅ ๐. ๐ dan n adalah bilangan bulat. Maka bentuk teorema Cayley-Hamilton untuk matriks berukuran 2 ร 2 menjadi ๐ด๐ = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, untuk ๐ โฅ 2. (๐0 , ๐1 โ โ). Sehingga untuk mencari nilai akar kuadrat dari matriks 2 ร 2 akan diberikan persamaan Cayley-Hamilton sebagai berikut: ๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ. ๐0 , ๐1 โ โ Sedangkan bentuk persamaan Cayley-Hamilton untuk matriks berukuran 3 ร 3 maka persamaan CayleyHamiltonnya menjadi ๐ด๐ = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, ๐ โฅ 3, ๐ โ โ, sehingga untuk mencari nilai akar pangkat tiga dari matriks 3 ร 3 diberikan persamaan: 3 ๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ ๐0 , ๐1 , ๐2 โ โ. Dari bentuk persamaan Cayley-Hamilton untuk matriks 2 ร 2 dan 3 ร 3 digeneralisasikan untuk matriks ๐ ร ๐ sehingga persamaan Cayley-Hamilton menjadi: ๐ ๐ด = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ Dengan menukar nilai A dengan nilai eigen (๐) pada persamaan Cayley-Hamilton maka akan didapatkan nilai ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 dan ๐0 . Sehingga dengan mensubstitusikan nilai ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 dan ๐0 ke persamaan ๐ Cayley-Hamilton akan didapatkan nilai dari ๐ด. ABSTRACT Keywords: invertible matrix, positive definite matrix, eigenvalues, Cayley-Hamilton theorem, root of matrix square In this thesis describes the procedure to find the root of the matrix 2 ร 2 and the cube root of 3 ร 3 matrix that invetible by using the Cayley-Hamilton theorem. his method is applicable if the matrix is invertible and positive definite as well as having the distinct eigenvalues . We know that form of the Cayley-Hamilton theorem equations in general are; ๐ด๐ = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ For ๐ โฅ ๐. Where ๐ and n is integer. Then the form of the Cayley-Hamilton theorem for a 2 ร 2 matrix to ๐ด๐ = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, for ๐ โฅ 2 (๐0 , ๐1 โ โ). So to find the square root value of 2 ร 2 matrix will be given the Cayley-Hamilton equation as follows: ๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ. ๐0 , ๐1 โ โ While the form of the Cayley-Hamilton equation for 3 ร 3 matrix of the Cayley-Hamilton equation becomes ๐ด๐ = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ where ๐ โฅ 3, ๐ โ โ, so to find the cube root of 3 ร 3 matrix equation is given: 3 ๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, ๐0 , ๐1 , ๐2 โ โ. From the Cayley-Hamilton equation for the 2 ร 2 and 3 ร 3 matrix can be generalized to ๐ ร ๐ matrix so that the Cayley-Hamilton equation becomes: ๐ ๐ด = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ By swapping an A with eigenvalues (ฮป) on the Cayley-Hamilton equation it will get the value of ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 and ๐0 . So by substituting the value of ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 and ๐0 . the Cayley-Hamilton equation ๐ will be obtained the value of ๐ด.
Sutrisno PENDAHULUAN Husain bin Uโdah dalam bukunya (hal: 13) โAgar Amal Anda diterimaโ menyebutkan bahwa ada dua hal yang harus terpenuhi dalam perbuatan manusia. Bila tidak terpenuhi kedua hal tersebut, maka semua amal perbuatan manusia tidak akan diterima oleh Allah SWT. Pertama, melakukan amal perbuatan semata-mata karena ingin mendapatkan rida Allah Swt. Kedua, melakukan amal perbuatan yang sesuai dengan syariat yang Allah tetapkan dalam Al Qurโan dan Rasul-Nya jelaskan dalam sunnah. Apabila salah satu syarat ini tidak terpenuhi, maka suatu perbuatan tidak akan menjadi perbuatan yang baik dan diterima Allah. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah Swt, yang berbunyi, โBarang siapa mengharap penjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan jangan mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya,โ (QS Al Kahfi [18]: 110). Dalam ayat di atas jelas bahwa Allah memberikan syarat yang harus dipenuhi oleh hambanya jika hamba tersebut ingin berjumpa dengan-Nya yaitu, mengerjakan amal yang saleh dan jangan pernah menyekutukan Allah dengan suatu apapun. Dalam bidang matematika untuk mencari solusi suatu masalah juga dibutuhkan batasan-batasan yang harus dipenuhi. Misalkan saja penjumlahan pada matriks, syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah bahwa matriks-matriks yang dijumlahkan harus berorde sama. Dalam kasus yang sering dijumpai tentu pernah ditemui bentuk perpangkatan dari suatu matriks. Misalnya saja A2=A x A dimana A harus matriks persegi, tentu masalah ini sudah lazim mudah untuk dikerjakan. Lalu bagaimana jika dihadapkan pada suatu masalah dalam bentuk akar, misalkan saja A adalah matriks berukuran ๐ ร ๐, maka untuk menentukan ๐ด๐ adalah mudah. ๐ Kemudian jika diminta menentukan ๐ด tentu akan sulit tanpa menggunakan suatu metode. Dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk mencoba memecahkan masalah akar dari suatu matriks persegi yang invertible (mempunyai invers) dengan menggunakan teorema yang dekemukakan oleh Arthur Cayley dan William Rowan Hamilton. Secara formal teorema CayleyHamilton berbunyi setiap matriks persegi mempunyai persamaan karakteristik. ๐ด๐ = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ . untuk ๐ โฅ 2, ๐ adalah bilangan bulat. Jelas bentuk teorema Cayley-Hamilton di atas adalah bentuk perpangkatan suatu matriks untuk ๐ bilangan bulat dan lebih dari 2. Bagaimana jika nilai 1 1 1 1 ๐ adalah ๐ = , , , โฆ , , yang mana jika nilai ๐ 2 3 4 ๐ ini disubstitusikan pada persamaan Teorema CaleyHamilton akan menjadi suatu persamaan akar suatu
matriks. Berdasarkan teorema tersebut penulis berharap dengan menggunakan batasan-batasan atau syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi akan didapatkan solusi akar matriks yang diinginkan. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Matriks Definisi 1. Suatu matriks adalah jajaran empat persegi panjang dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam jajaran tersebut entri dari matriks (Anton dan Rorres, 2004: 26). Contoh 1: Berikut ini beberapa contoh dari matriks: ๐ ๐ โ 2 1 2 1 3 0 , [2 1 0 โ 3], 0 1 1 , 3, 2 โ1 4 0 0 0 [4] 2. Transpose Suatu Matriks. Definisi 2. Jika A adalah matriks ๐ ร ๐, maka transpos dari A (transpose of A), dinyatakan dengan ๐ด๐ , didefinisikan sebagai matriks ๐ร๐ yang didapatkan dengan mempertukarkan baris-baris dan kolom-kolom dari A; sehingga kolom pertama dari ๐ด๐ adalah baris pertama dari A, kolom kedua dari ๐ด๐ adalah baris kedua dari A, dan seterusnya (Anton dan Rorres, 2004:36). Definisi 3. Suatu matriks A berukuran ๐ ร ๐ adalah simetrik (symmetric) jika ๐ด = ๐ด๐ (Anton dan Rorres, 2004: 78). 3. Operasi pada Matriks Definisi 4. Jika A dan B adalah matriks-matriks dengan ukuran yang sama, maka jumlah (sum) ๐ด + ๐ต adalah matriks yang diperoleh dengan menjumlahkan entri-entri pada A dengan entrientri yang bersesuaian pada B dan selisih (difference) ๐ด โ ๐ต adalah matriks yang diperoleh dengan mengurangkan entri-entri pada A dengan entri-entri yang bersusaian pada B. Matriks dengan ukuran yang berbeda tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan. Dalam notasi matriks, jika ๐ด = [๐๐๐ ] dan ๐ต = [๐๐๐ ] memiliki ukuran yang sama, maka (๐ด + ๐ต)๐ ร๐ = ๐ด๐ ร๐ + ๐ต๐ ร๐ = [๐๐๐ + ๐๐๐ ] dan (๐ด โ ๐ต)๐ ร๐ = ๐ด๐ ร๐ โ ๐ต๐ ร๐ = [๐๐๐ โ ๐๐๐ ], untuk ๐ = 1,2,3 โฆ , ๐ dan ๐ = 1,2,3 โฆ , ๐ (Anton dan Rorres, 2004: 28-29). Definisi 5. Jika A adalah matriks sebarang dan c adalah skalar sebarang, maka hasil kalinya (product) cA adalah matriks yang diperoleh dari perkalian setiap entri pada matriks A dengan bilangan c. Matriks cA disebut sebagai kelipatan skalar (scalar multiple) dari A.
Sutrisno dinyatakan sebagai ๐ถ๐๐ dan disebut sebagai kofaktor dari entri ๐๐๐ (Anton dan Rorres, 2004:115). Berdasarkan definisi di atas dapat ditulis sebagai berikut:๐ถ๐๐ = (โ1)๐ +๐ ๐๐๐
Dalam notasi matriks, jika ๐ด = [๐๐๐ ], maka ๐๐ด ๐ ร๐ = ๐๐ด๐ ร๐ = [๐๐๐๐ ] untuk ๐= 1,2,3 โฆ , ๐ dan ๐ = 1,2,3 โฆ , ๐ (Anton dan Rorres, 2004: 29). Definisi 6. Misalkan ๐ด = (๐๐๐ ) dan ๐ต = (๐๐๐ ) sedemikian rupa sehingga jumlah kolom ๐ด = jumlah baris ๐ต, atau ๐ด๐ ร๐ dan ๐ต๐ร๐ , maka matriks ๐ด๐ต adalah matriks hasil perkalian ๐ด dan ๐ต dimana elemen-elemennya dihasilkan dengan mengalikan baris-baris A kepada kolom-kolom B. ๐ด๐ต = ๐11 ๐12 โฆ ๐1๐ ๐11 ๐12 โฆ ๐1๐ ๐21 ๐22 โฆ ๐2๐ ๐21 ๐22 โฆ ๐2๐ โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ ๐๐1 ๐๐2 โฆ ๐๐๐ ๐๐1 ๐๐2 โฆ ๐๐๐ ๐11 ๐12 โฆ ๐1๐ ๐21 ๐22 โฆ ๐2๐ = ๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐1 ๐๐2 โฆ ๐๐๐ Dimana ๐๐๐ = ๐๐1 ๐1๐ + ๐๐2 ๐2๐ + โฏ + ๐๐๐ ๐๐๐ = ๐=1 ๐๐๐ ๐๐๐ Definisi ini tidak berlaku jika ๐ด๐ ร๐ dan ๐ต๐ร๐ dimana ๐ โ ๐. 4. Determinan Matriks Definisi 7. Suatu permutasi dikatakan genap jika jumlah total inversi adalah bilangan genap, dan dikatakan ganjil jika jumlah total inversi adalah bilangan ganjil. Definisi 8. Suatu hasilkali elementer dari suatu matriks ๐ด๐ร๐ adalah hasilkali n entri dari A, yang tidak satu pun berasal dari baris atau kolom yang sama. (Anton dan Rorres, 2004:92). Definisi 9. Mistaken ๐ด๐ร๐ adalah matriks bujursangkar, determinan dari matriks ๐ด๐ร๐ dinotasikan detโก (๐ด) atau ๐ด๐ร๐ adalah jumlah dari semua hasilkali elementer bertanda dari A, atau secara simbolis dapat ditulis sebagai det ๐ด =
ยฑ ๐1๐ 1 ๐2๐ 2 โฆ ๐๐๐ ๐
Dimana โ adalah penjumlahan suku-suku untuk semua permutasi ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ dan tanda (+) dipilih untuk permutasi genap dan (โ) dipilih untuk permutasi ganjil (Anton dan Rorres, 2004:94). Definisi 10. Jika A adalah suatu matriks bujursangkar, maka minor dari entri ๐๐๐ dinyatakan sebagai ๐๐๐ dan didefinisikan sebagai determinan dari submatriks yang tersisa setelah baris ke-m dan kolom ke-n dihilangkan dari A. Bilangan (โ1)๐ +๐ ๐๐๐
5.
Adjoin Suatu Matriks Definisi 11. Jika A adalah matriks ๐ ร ๐ sebarang dan ๐ถ๐๐ adalah kofaktor dari ๐๐๐ , maka matriks ๐ถ11 ๐ถ12 โฆ ๐ถ1๐ ๐ถ21 ๐ถ22 โฆ ๐ถ2๐ โฎ โฎ โฎ ๐ถ๐1 ๐ถ๐2 โฆ ๐ถ๐๐ Disebut matriks kofaktor dari A, dan transpose dari matriks ini disebut adjoin dari A dan dinyatakan sebagai ๐๐๐(๐ด) (Anton dan Rores, 2004: 120). Teorema 1. Untuk setiap matriks ๐ด berorde ๐ mempunyai ๐ด โ ๐๐๐ ๐ด = ๐๐๐ ๐ด โ ๐ด = |๐ด|๐ผ (Rukmangadachari, 2010:9). Bukti: Misalkan ๐11 ๐12 โฆ ๐1๐ โฆ ๐1๐ ๐21 ๐22 โฆ ๐2๐ โฆ ๐2๐ โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ ๐ด= ๐ ๐๐2 โฆ ๐๐๐ โฆ ๐๐๐ ๐1 โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ ๐๐1 ๐๐2 โฆ ๐๐๐ โฆ ๐๐๐ Jika ๐ถ๐๐ adalah kofaktor dari ๐๐๐ pada ๐ด maka ๐ถ11 ๐ถ12 โฆ ๐ถ๐ 1 โฆ ๐ถ๐1 ๐ถ ๐ถ22 โฆ ๐ถ๐ 2 โฆ ๐ถ๐2 ๐๐๐ ๐ด = 12 โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ ๐ถ1๐ ๐ถ2๐ โฆ ๐ถ๐๐ โฆ ๐ถ๐๐ Entri pada baris ke-๐ dan kolom ke-๐ dari hasil kali ๐ด ๐๐๐(๐ด) adalah ๐๐1 ๐ถ๐ 1 + ๐๐2 ๐ถ๐ 2 + โฏ + ๐๐๐ ๐ถ๐๐ Jika ๐ = ๐, maka ๐๐1 ๐ถ๐ 1 + ๐๐2 ๐ถ๐ 2 + โฏ + ๐๐๐ ๐ถ๐๐ adalah ekspansi kofaktor sepanjang baris ke-๐ dari A dan jika ๐ โ ๐, maka semua ๐ dan kofaktor-kofaktornya berasal dari baris-baris yang berbeda dari A, sehingga nilai dari ๐๐1 ๐ถ๐ 1 + ๐๐2 ๐ถ๐ 2 + โฏ + ๐๐๐ ๐ถ๐๐ = 0, oleh karena itu det ๐ด 0 โฆ 0 0 det ๐ด โฆ 0 ๐ด ๐๐๐ ๐ด = โฎ โฎ โฎ โฎ 0 0 โฆ det ๐ด 1 0 โฆ 0 0 1 โฆ 0 = det ๐ด โฎ โฎ โฎ โฎ 0 0 โฆ 1 = |A|๐ผ
Sutrisno
Bukti. ๐
6.
Invers Matriks Jika diberikan matriks persegi ๐ด๐ร๐ , matriks ๐ต๐ร๐ yang memenuhi kondisi ๐ด๐ต = ๐ผ๐ dan ๐ต๐ด = ๐ผ๐ Disebut invers dari A dan dilambangkan dengan ๐ต = ๐ดโ1 . Tidak semua matriks persegi mempunyai invers, matriks nol adalah contoh sederhana, tetapi banyak juga matriks tak nol yang tidak mempunyai invers. Matriks yang mempunyai invers dikatakan nonsingular, dan matriks persegi yang tidak mempunyai invers disebut matriks singular (Meyer, 2000: 115). Definisi 12. A Matriks ๐ ร ๐ dikatakan mempunyai invers (invertible) jika ada matriks B sehingga ๐ด๐ต = ๐ต๐ด = ๐ผ๐ . Jika ๐ด dan ๐ต dua matriks berukuran ๐ ร ๐ dan ๐ด๐ต adalah matriks identitas ๐ผ๐ , maka ๐ด disebut invers kiri dari ๐ต dan ๐ต disebut invers kanan dari ๐ด (Fred, 2000:138). Teorema 2. Matriks yanginvertible mempunyai hanya memeliki tepat satu invers. Bukti. Jika B dan C kedua-duanya adalah invers dari matriks A, maka B = C. Karena ๐ต adalah invers dari ๐ด, maka ๐ต๐ด = ๐ผ. Dengan mengalikan kedua ruas disisi kanannya dengan ๐ถ diperoleh ๐ต๐ด ๐ถ = ๐ผ๐ถ = ๐ถ. Tetapi ๐ต๐ด ๐ถ = ๐ต ๐ด๐ถ = ๐ต๐ผ = ๐ต, sehingga ๐ถ = ๐ต. Sebagai konsekuensi dari hasil penting ini, berikut pernyataan mengenai invers dari matriks yang dapat dibalik. Jika ๐ด dapat dibalik, maka inversnya akan dinyatakan dengan symbol ๐ดโ1 . Jadi, ๐ด๐ดโ1 = ๐ผ dan ๐ดโ1 ๐ด = ๐ผ Teorema 3. Jika ๐ด adalah suatu matriks yang dapat dibalik, maka 1 ๐ดโ1 = ๐๐๐(๐ด) det ๐ด Bukti: Pertama tunjukan ๐ด ๐๐๐ ๐ด = detโก (๐ด)๐ผ yang mana sudah terbukti pada teorema 1. Karena A mempunyai invers, detโก (๐ด) โ 0, karena itu ๐ด ๐๐๐ ๐ = detโก (๐ด)๐ผ dapat ditulis kembali sebagai ๐ด ๐๐๐ ๐ด = det ๐ด ๐ผ 1 1 [๐ด ๐๐๐ ๐ ] = ๐ผ atau ๐ด ๐๐๐ ๐ด = det ๐ด
det ๐ด
๐ผ Dengan mengalikan kedua sisi di sebelah kiri dengan ๐ดโ1 menghasilkan 1 ๐ดโ1 = ๐๐๐(๐ด) det ๐ด ๐ ๐ Teorema 4. Matriks ๐ด = mempunyai ๐ ๐ invers jika ๐๐ โ ๐๐ โ 0, dan inversnya dapat dihitung sesuai dengan rumus ๐ ๐ โ 1 ๐ โ๐ ๐๐ โ๐๐ ๐๐ โ๐๐ โ1 ๐ด = = ๐ ๐ ๐๐ โ๐๐ โ๐ ๐ โ ๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐ ๐
โ
๐ ๐
๐ด=
Karena ๐
๐ ๐
dan
๐ดโ1 =
๐๐ โ๐๐ ๐
|๐๐ โ ๐๐ โ 0 maka akan โ ๐๐ โ๐๐ ๐๐ โ๐๐ ditunjukkan bahwa ๐ด๐ดโ1 = ๐ผ dan ๐ดโ1 ๐ด = ๐ผ ๐ ๐ โ ๐ ๐ ๐๐ โ๐๐ ๐๐ โ๐๐ โ1 ๐ด๐ด = ๐ ๐ ๐ โ ๐ =
๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐ โ๐๐ +๐๐
๐๐ โ๐๐ ๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐ โ๐๐ +๐๐
๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐
1 0 = 0 1 ๐
๐ดโ1 ๐ด =
๐๐ โ๐๐ ๐
โ
โ
๐ ๐๐ โ๐๐ ๐
๐๐ โ๐๐ ๐๐ โ๐๐ ๐๐ โ๐๐ ๐๐ โ๐๐
=
๐๐ โ๐๐ โ๐๐ +๐๐
๐๐ โ๐๐ โ๐๐ +๐๐
๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐
๐๐ โ๐๐
๐ ๐
๐ ๐
1 0 = 0 1 Jadi ๐ด๐ดโ1 = ๐ดโ1 ๐ด = ๐ผ
7. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Definisi 13. Misalkan A adalah suatu matriks ๐ ร ๐. Skalar ๐ disebut suatu nilai eigen atau nilai karakteristik (characteristic value) dari A jika terdapat suatu vektor taknol ๐ฅ sehingga ๐ด๐ฅ = ๐๐ฅ. Vektor ๐ฅ disebut vektor eigen atau vektor karakteristik dari ๐ (Steven J. Leon, 2001: 260). Dinyatakan sebagai set persamaan yang terpisah, diperoleh: ๐11 ๐12 โฆ ๐1๐ ๐ฅ1 ๐ฅ1 ๐21 ๐22 โฆ ๐2๐ ๐ฅ2 ๐ฅ2 ๐ด= โฎ โฎ โฎ . โฎ =๐ โฎ ๐ฅ๐ ๐ฅ๐ ๐๐1 ๐๐2 โฆ ๐๐๐ yakni, ๐11 ๐ฅ1 + ๐12 ๐ฅ2 + โฏ + ๐1๐ ๐ฅ๐ = ๐๐ฅ1 ๐21 ๐ฅ1 + ๐22 ๐ฅ2 + โฏ + ๐2๐ ๐ฅ๐ = ๐๐ฅ2 โฎ โฎ โฎ โฎ ๐๐1 ๐ฅ1 + ๐๐2 ๐ฅ2 + โฏ + ๐๐๐ ๐ฅ๐ = ๐๐ฅ๐ Dengan memindahkan suku-suku di sisi kanan ke sisi kiri, persamaan ini disederhanakan menjadi: (๐11 โ ๐)๐ฅ1 + ๐12 ๐ฅ2 + โฏ + ๐1๐ ๐ฅ๐ = 0 ๐21 ๐ฅ1 + (๐22 โ ๐)๐ฅ2 + โฏ + ๐2๐ ๐ฅ๐ = 0 โฎ โฎ โฎ โฎ ๐๐1 ๐ฅ1 + ๐๐2 ๐ฅ2 + โฏ + (๐๐๐ โ๐)๐ฅ๐ = 0
Sutrisno
yakni, (๐11 โ ๐) ๐12 โฆ ๐1๐ ๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐21 (๐22 โ ๐) โฆ ๐2๐ โฎ = โฎ โฎ โฎ ๐๐1 ๐๐2 โฆ (๐๐๐ โ๐)๐ฅ๐ ๐ฅ๐ 0 0 โฎ 0 ๐ด โ ๐ฅ = ๐๐ฅ menjadi ๐ด โ ๐ฅ โ ๐๐ฅ = 0 Dan kemudian (๐ด โ ๐๐ผ)๐ฅ = 0 Perhatikan bahwa matriks satuan dimunculkan karena hanya dapat mengurangkan suatu matriks dari matriks lain. Untuk set persamaan homogen ini (yakni, konstanta disisi kanan semuanya nol) agar diperoleh penyelesaian non-trivial, ๐ด โ ๐๐ผ harus sama dengan nol. ๐ด โ ๐๐ผ (๐11 โ ๐) ๐12 โฆ ๐1๐ ๐21 (๐22 โ ๐) โฆ ๐2๐ = โฎ โฎ โฎ ๐๐1 ๐๐2 โฆ (๐๐๐ โ ๐) =0 ๐ด โ ๐๐ผ ini disebut determinan karakteristik A dan ๐ด โ ๐๐ผ = 0 merupakan persamaan karakteristiknya. Pada waktu menguraikan determinan ini, penguraian ini menghasilkan nilai suatu polinomial berderajat n dan penyelesaian persaman karakteristik ini menghasilkan nilai ๐, yakni nilai eigen A (Stroud, 2003: 516-517). 8.
Matriks Definit Positif Definisi 14. Bentuk kuadratik ๐ฅ ๐ ๐ด๐ฅ disebut definit positif (positive definite) jika ๐ฅ ๐ ๐ด๐ฅ > 0 untuk semua ๐ฅ โ 0, dan matriks simetriks A disebut matriks definit positif jika ๐ฅ ๐ ๐ด๐ฅ adalah bentuk kuadratik yang definit positif (Anton dan Rorres, 2005: 37). Teorema 5. Matriks simetrik A adalah definit positif jika dan hanya jika semua nilai eigen A positif. Bukti: Asumsikan bahwa A definit positif, dan bahwa ๐ adalah sebarang nilai eigen dari A. jika ๐ฅ adalah sebuah vector eigen dari A yang diasosiasikan dengan ๐, maka ๐ฅ โ 0 dan ๐ด๐ฅ = ๐๐ฅ, sehingga dari definisi 14 didapatkan; 0 < ๐ฅ ๐ ๐ด๐ฅ = ๐ฅ ๐ ๐๐ฅ = ๐๐ฅ ๐ ๐ฅ = ๐||๐ฅ||2 Dimana ||๐ฅ|| adalah norma Euclidean dari ๐ฅ. Dari definisi ๐ฅ ๐ ๐ด๐ฅ = ๐||๐ฅ||2 > 0 karena ||๐ฅ||2 > 0 dapat dipastikan bahwa ๐ > 0. Jadi terbukti bahwa matriks simetrik A adalah definit positif jika dan hanya jika semua nilai eigen A positif.
9. Teorema Cayley-Hamilton Misalkan ๐ด adalah matriks persegi ๐ ร ๐. Maka polynomial karakteristik dari ๐ด adalah ๐ ๐ = ๐ด โ ๐๐ผ๐ ๐11 โ ๐ ๐12 โฆ ๐1๐ ๐21 ๐22 โ ๐ โฆ ๐2๐ = โฎ โฎ โฎ ๐๐1 ๐๐2 โฆ ๐๐๐ โ ๐ = ๐ด โ ๐๐ผ๐ = ๐๐ + ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0 Matriks ๐ด โ ๐๐ผ๐ di atas, dimana ๐ผ๐ adalah matriks identitas, maka determinan dari |๐ด โ ๐๐ผ๐ | adalah suatu polinomial karakteristik berderajat ๐. Teorema 6. Setiap matriks persegi mempunyai persamaan karakteristik. Bukti. Misalkan A adalah matriks persegi dan misalkan ๐ท(๐) adalah polinomial karakteristik dari A maka ๐ท ๐ = ๐๐ผ โ ๐ด = ๐๐ + ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0 โฆโฆโฆ(1) Misalkan ๐ต ๐ merupakan adjoin dari (๐๐ผ โ ๐ด). Elemen-elemen dari ๐ต ๐ adalah kofaktor dari elemen-elemen matriks (๐๐ผ โ ๐ด) dan derajat polinomial pada ๐ tidak melebihi ๐ โ 1. Lihat matriks ๐ ร ๐ berikut: ๐๐ผ โ ๐ด = ๐ โ ๐11 ๐12 ๐13 โฆ ๐1๐ ๐21 ๐ โ ๐22 ๐23 โฆ ๐2๐ ๐31 ๐32 ๐ โ ๐33 โฆ ๐3๐ โฎ โฎ โฎ โฎ ๐๐1 ๐๐2 ๐๐3 โฆ ๐ โ ๐๐๐ ๐ถ11 ๐ถ12 โฆ ๐ถ1๐ ๐ ๐ถ ๐ถ22 โฆ ๐ถ2๐ ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด = 21 โฎ โฎ โฎ โฎ ๐ถ๐1 ๐ถ๐2 โฆ ๐ถ๐๐ ๐ถ11 ๐ถ21 โฆ ๐ถ๐1 ๐ถ ๐ถ22 โฆ ๐ถ๐2 = 12 โฎ โฎ โฎ ๐ถ1๐ ๐ถ2๐ โฆ ๐ถ๐๐ Untuk mempermudah asumsikan nilai selain ๐11 , ๐22 , ๐33 , โฆ , ๐๐๐ adalah 0, maka ekspansi kofaktor sepanjang baris pertama adalah ๐ โ ๐22 ๐23 โฆ ๐2๐ ๐32 ๐ โ ๐33 โฆ ๐3๐ ๐ถ11 = โฎ โฎ โฎ ๐๐2 ๐๐3 โฆ ๐ โ ๐๐๐ = ๐ โ ๐22 ๐ โ ๐33 โฆ (๐ โ ๐๐๐ ) = ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0 ๐12 ๐13 โฆ ๐1๐ ๐32 ๐ โ ๐33 โฆ ๐3๐ ๐ถ21 = โฎ โฎ โฎ ๐๐2 ๐๐3 โฆ ๐ โ ๐๐๐ = ๐12 ๐ โ ๐33 โฆ . (๐ โ ๐๐๐ ) =0
Sutrisno ๐ถ๐1 = ๐12 ๐13 โฆ ๐1๐ ๐ โ ๐22 ๐23 โฆ ๐2๐ ๐32 ๐ โ ๐33 โฆ ๐3๐ โฎ โฎ โฎ ๐(๐โ1)2 ๐(๐โ1)3 โฆ (๐ โ ๐)(๐โ1)๐ = ๐12 ๐23 โฆ ((๐ โ ๐)(๐โ1)๐ ) =0 ๐ถ11 0 โฆ 0 0 ๐ถ22 โฆ 0 Maka ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด = โฎ โฎ โฎ 0 0 โฆ ๐ถ๐๐ Jelas terlihat bahwa kofaktor dari elemen ๐๐๐ ๐ ๐ผ โ ๐ด pada baris pertama selain ๐ถ11 bernilai 0, maka ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด = ๐ถ11 ๐ด11 + ๐ถ12 0 + โฏ + ๐ถ1๐ 0 = (๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0 )๐ด11 dimana ๐ด11 adalah minor dari ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด = ๐ด11 ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ด11 ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ด11 ๐1 ๐ + ๐0 Misal ๐ด11 ๐๐โ1 = ๐ต๐โ1 , ๐ด11 ๐๐โ2 = ๐ต๐โ2 , โฆ , ๐ด11 ๐0 = ๐ต0 sehingga ๐ต ๐ = ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด = ๐ต๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ต๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ต1 ๐ + ๐ต0 Dimana kofaktor pada setiap elemen dari ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด atau ๐ต(๐) polinomial ๐ tertingginya adalah ๐ โ 1 . Sehingga bentuk polinomialnya adalah; ๐ต ๐ = ๐ต๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ต๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ต1 ๐ + ๐ต0 โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ...(2) Dimana B adalah matriks persegi ๐ ร ๐ yang elemen-elemennya adalah fungsi dari elemenelemen dari A dan bebas dari ๐. Telah diketahui bahwa product dari sebuah matriks dan adjoin sama dengan determinan dari matriks dikalikan matriks identitas sebagaimana yang sudah dijelaskan pada teorema 1. ๐๐ผ โ ๐ด . ๐๐๐ ๐๐ผ โ ๐ด = |๐๐ผ โ ๐ด|๐ผ ๐๐ผ โ ๐ด . ๐ต ๐ = ๐๐ผ โ ๐ด . ๐ผ Dari persamaan (1) dan (2) didapatkan ๐๐ผ โ ๐ด ๐ต๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ต๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ต1 ๐ + ๐ต0 = ๐ผ(๐๐ + ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0 ) โ ๐๐ผ ๐ต๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐ผ ๐ต๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐๐ผ ๐ต1 ๐ + ๐๐ผ๐ต0 โ ๐ด๐ต๐โ1 ๐๐โ1 โ ๐ด๐ต๐โ2 ๐๐โ2 โฆ โ ๐ด๐ต1 ๐ โ ๐ด๐ต0 = ๐ผ(๐๐ + ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0 ) โ ๐ต๐โ1 ๐๐ + ๐ต๐โ2 ๐๐โ1 + โฏ + ๐ต1 ๐2 + ๐๐ต0 โ ๐ด๐ต๐โ1 ๐๐โ1 โ ๐ด๐ต๐โ2 ๐๐โ2 โฆ โ ๐ด๐ต1 ๐ โ ๐ด๐ต0 = ๐ผ๐๐ + ๐ผ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ผ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ผ๐1 ๐ + ๐ผ๐0 โ ๐ต๐โ1 ๐๐ + ๐ต๐โ2 โ ๐ด๐ต๐โ1 ๐๐โ1 โ ๐โ2 ๐ด๐ต๐โ2 ๐ + โฏ + ๐ต1 ๐2 + (๐ต0 โ ๐ด๐ต1 )๐ โฆ โ ๐ ๐ด๐ต0 = ๐ผ๐ + ๐ผ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐ผ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐ผ๐1 ๐ + ๐ผ๐0
Lihat ๐ yang mempunyai pangkat sama pada kedua sisi dari persamaan di atas sehingga diperoleh; ๐ต๐โ1 = ๐ผ ๐ต๐โ2 โ ๐ด๐ต๐โ1 = ๐๐โ1 ๐ผ ๐ต๐โ3 โ ๐ด๐ต๐โ2 = ๐๐โ2 ๐ผ โฆ โฆ โฆ ๐ต0 โ ๐ด๐ต1 = ๐1 ๐ผ โ๐ด๐ต0 = ๐0 ๐ผ Kalikan persamaan tersebut dengan ๐ด๐ , ๐ด๐โ1 , โฆ , ๐ด; ๐ผ, secara berturut-turut, dan tambahkan maka diperoleh 0 = ๐ด๐ + ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ (Rucmangadachari, 2010:2-9). PEMBAHASAN 1. Akar ๐ ร ๐ Menggunakan Teorema CayleyHamilton Teorema Cayley-Hamilton sebagai mana di atas dapat diringkas menjadi: ๐ด๐ = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, utuk ๐ โฅ ๐. ๐ dan n adalah bilangan bulat. Sehingga jika ada sebarang matriks A berukuran 2 ร 2, maka, ๐ด๐ = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, untuk ๐ = 2. (๐0 , ๐1 โ โ). Teorema 6. Jika A matriks invertible 2 ร 2 adalah definit positif dan mempunyai nilai-nilai eigen yang berbeda maka akar kuadrat dari A diberikan oleh ๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ. ๐0 , ๐1 โ โ. Bukti. Misalkan sebaliknya bahwa A adalah definit positif, mempunyai nilai eigen yang berbeda dan ๐ด โ ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ. Karena matriks A mempunyai nilai eigen yang berbeda jadi A dapat didiagonalisasikan, juga karena A definit positif dan diagonalizable jadi A mempunyai akar kuadrat. Katakan ๐ด = ๐ต dimana B juga matriks 2 ร 2, sehingga ๐ด = ๐ต2 Tetapi ๐ด โ ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ (dengan asumsi), jadi ๐ต โ ๐1 ๐ต2 + ๐0 ๐ผ . Jadi ๐1 ๐ต2 โ ๐ต โ ๐0 ๐ผ. 1 ๐ Oleh karena itu ๐ต2 โ ๐ต โ 0 . ๐1
(๐1 โ 0) 1 ๐ Ambil = ๐1 dan โ 0 = ๐0 . ๐0 , ๐1 โ โ. ๐1
๐1
๐1
Jadi ๐ต2 โ ๐1 ๐ต + ๐0 ๐ผ. Yang mana kontradiksi dengan teorema Cayley-Hamilton karena untuk sebarang matriks A berukuran 2 ร 2 mempunyai ๐ด๐ = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, untuk ๐ โฅ 2. ๐0 , ๐1 โ โ. Sekarang digeneralisasi hasil di atas untuk sebarang ๐ โ โ. Teorema 7. Jika A sebuah matriks invertible 2 ร 2 adalah definit positif dan mempunyai nilai-nilai eigen yang berbeda maka ( ๐ด)๐
Sutrisno adalah bentuk dari ๐พ1 ๐ด + ๐พ0 ๐ผ, โ๐ โ โ ๐พ1 , ๐พ2 โ โ. Bukti. Dengan menggunakan induksi matematika Untuk ๐ = 1 (lakukan seperti teorema 6) Asumsikan ini benar untuk ๐ = ๐, jadi ( ๐ด)๐ = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, ๐1 , ๐0 โ โ. Sekarang akan ditunjukkan bahwa ini juga benar untuk ๐ = ๐ + 1 ๐+1
Jadi ๐ด = ( ๐ด)๐ โ ๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ (๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ) oleh teorema (1) ๐+1
โ ๐ด = ๐1 ๐1 ๐ด2 + ๐1 ๐0 ๐ด + ๐0 ๐1 ๐ด + ๐0 ๐0 ๐ผ. Tetapi ๐ด2 = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, ๐0 , ๐1 โ โ. (menggunakan teorema Cayley-Hamilton). ๐+1
Karena itu ๐ด = ๐1 ๐1 ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ + ๐1 ๐0 + ๐0 ๐1 ๐ด + ๐0 ๐0 ๐ผ = ๐1 ๐1 ๐1 ๐ด + ๐1 ๐1 ๐0 ๐ผ + ๐1 ๐0 + ๐0 ๐1 ๐ด + ๐0 ๐0 ๐ผ = ๐1 ๐1 ๐1 + ๐1 ๐0 + ๐0 ๐1 ๐ด + (๐1 ๐1 ๐0 + ๐0 ๐0 )๐ผ = ๐ผ1 ๐ด + ๐ผ0 ๐ผ, ๐ผ0 , ๐ผ1 โ โ. Karena itu ini adalah benar untuk ๐ = ๐ + 1. Contoh :
3 1 , maka akan ditemukan 1 3 ๐ด dengan menggunakan teorema
Misalkan ๐ด =
solusi dari (1) Langkah pertama harus tunjukkan apakah 3 1 matriks ๐ด = adalah definit positif atau 1 3 ๐ tidak, maka ๐ฅ๐ด๐ฅ > 0. 3 1 ๐ฅ1 ๐ฅ๐ด๐ฅ ๐ = ๐ฅ1 ๐ฅ2 1 3 ๐ฅ2 3๐ฅ 1 + ๐ฅ2 = ๐ฅ1 ๐ฅ2 ๐ฅ1 + 3๐ฅ2 = ๐ฅ1 3๐ฅ1 + ๐ฅ2 + ๐ฅ2 (๐ฅ1 + 3๐ฅ2 ) = 3๐ฅ1 2 + ๐ฅ1 ๐ฅ2 + ๐ฅ1 ๐ฅ2 + 3๐ฅ2 2 = 3๐ฅ1 2 + 2๐ฅ1 ๐ฅ2 + 3๐ฅ2 2 = 2๐ฅ1 2 + ๐ฅ1 2 + 2๐ฅ1 ๐ฅ2 + ๐ฅ2 2 + 2๐ฅ2 2 = 2๐ฅ1 2 + ๐ฅ1 + ๐ฅ2 2 + 2๐ฅ2 2 Jadi 2๐ฅ1 2 + ๐ฅ1 + ๐ฅ2 2 + 2๐ฅ2 2 > 0 Karena 2๐ฅ1 2 + ๐ฅ1 + ๐ฅ2 2 + 2๐ฅ2 2 > 0 maka 3 1 ๐ด= adalah definit positif dan ๐ด bisa 1 3 dikerjakan dengan teorema Cayley-Hamilton. Langkah selanjutnya adalah mencari nilai-nilai eigen dari A. ๐ ๐ = ๐ด โ ๐๐ผ = 0 3 1 1 0 โ๐ =0 1 3 0 1 3 1 ๐ 0 โ =0 1 3 0 ๐ 3โ๐ 1 =0 1 3โ๐ 3โ๐ 3โ๐ โ1=0 9 โ 3๐ โ 3๐ + ๐2 โ 1 = 0 ๐2 โ 6๐ + 8 = 0
๐โ4 ๐โ2 =0 โด๐ =4 โ๐ =2 Karena ๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, maka dengan menggunakan teorema Cayley-Hamilton nilai ๐ด dapat ditukar ๐ sehingga diperoleh ๐ = ๐1 ๐ + ๐0 ๐ผ 2 = 4๐1 + ๐0 โฆ โฆ โฆ โฆ . . . (1) 2 = 2๐1 + ๐0 โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ (2) Sehingga, 2 = 4๐1 + ๐0 2 2 = 4๐1 + 2๐0 2 โ 2 2 = โ๐0 ๐0 = โ2 + 2 2 , maka dengan mensubtitusikan ke persamaan (1) 2 = 4๐1 โ 2 + 2 2 4๐1 = 2 + 2 โ 2 2 4๐1 = 4 โ 2 2 ๐1 = ๐1 =
4โ2 2 4 2โ 2 2
Jadi didapatkan ๐0 = โ2 + 2 2 dan ๐1 = sehingga ๐ด = ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ 2โ 2 3 1 1 0 ๐ด= + (โ2 + 2 2) 2 1 3 0 1 ๐ด= 6โ3 2
2โ 2
2 2โ 2
2 6โ3 2
+
2 6โ3 2
2โ 2
๐ด=
2 2โ 2
2 6โ3 2
๐ด=
2 2โ 2
2 2โ 2
2 2+ 2
2
2
2
โ2 + 2 2 0 0 โ2 + 2 2
2
2 2+ 2
2โ 2
โ4+4 2
+
2
0
0 โ4+4 2 2
2. Akar Pangkat Tiga Matriks ๐ ร ๐ Menggunakan Teorema Cayley-Hamilton Dari persamaan teorema CayleyHamilton dapat diketahui bahwa bentuk umum persamaan Cayley-Hamilton adalah ๐ด๐ = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, utuk ๐ โฅ ๐. ๐ dan n adalah bilangan bulat. Sehingga untuk matriks 3ร3 persamaan Cayley-Hamilton menjadi: ๐ด๐ = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, ๐ = 3, dan ๐0 , ๐1 , ๐2 โ โ Teorema 8. Jika A matriks invertible berukuran 3 ร 3 adalah definit positif dan mempunyai nilai-nilai eigen yang berbeda maka akar pangkat tiga dari A diberikan; 3 ๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ ๐0 , ๐1 , ๐2 โ โ. Bukti:
Sutrisno 0,9708 โ0,3236 0,6472 โ0,3236 0,9708 โ0,3236 + 0,6472 โ0,3236 0,9708 0,6997 0 0 0 0,6997 0 0 0 0,6997 โ0,3262 0,1864 โ0,3029 = 0,1864 โ0,2563 0,1864 + โ0,3029 0,1864 โ0,3262 1,6705 โ0,3236 0,6472 โ0,3236 1,6705 โ0,3236 0,6472 โ0,3236 1,6705 1,3443 โ0,1372 0,3443 = โ0,1372 1,4142 โ0,1372 1,9976 โ0,9984 2,9976 3 Untuk memastikan bahwa nilai dari ๐ด = 1,3443 โ0,1372 0,3443 โ0,1372 1,4142 โ0,1372 , maka dapat 1,9976 โ0,9984 2,9976 uji kebenarannya dengan memangkatkan nilai 3 ๐ด dengan pangkat 3, 1,3443 โ0,1372 0,3443 3 3 3 ๐ด = โ0,1372 1,4142 โ0,1372 1,9976 โ0,9984 2,9976 2,9976 โ0,9984 1,9976 = โ0,9984 2,9984 โ0,9984 1,9976 โ0,9984 2,9976 3 โ1 2 โ โ1 3 โ1 = ๐ด 2 โ1 3
3
Misalkan untuk ๐ด = ๐ต, dimana B juga matriks 3 ร 3 maka, ๐ด = ๐ต3 ๐ด2 = (๐ต3 )2 = ๐ต6 3 Asumsikan ๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ, maka 6 ๐ต = ๐2 ๐ต + ๐1 ๐ต3 + ๐0 ๐ผ ๐1 ๐ต3 = ๐ต โ ๐2 ๐ต6 โ ๐0 ๐ผ 1 ๐ ๐ ๐ต3 = ๐ต โ 2 ๐ต6 โ 0 ๐ผ ๐1
๐ต3 = โ
๐2 ๐1
๐1
๐ต6 +
Misalkan โ 3
6
๐2 ๐1
1 ๐1
๐1
๐ตโ
= ๐2 ,
1 ๐1
๐0 ๐1
๐ผ
= ๐1 , โ
๐0 ๐1
= ๐0 jadi;
๐ต = ๐2 ๐ต + ๐1 ๐ต + ๐0 ๐ผ ๐ต3 = ๐2 (๐ต3 )2 + ๐1 ๐ต + ๐0 ๐ผ Dari hasil di atas jelas bahwa bentuk tersebut memenuhi persamaan Cayley-Hamilton. Jadi 3 terbukti bahwa ๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ untuk A matriks invertible definit positif berukuran 3 ร 3. Contoh : Diketahui A adalah matriks 3 ร 3, ๐ด = 3 โ1 2 3 โ1 3 โ1 hitung nilai ๐ด . 2 โ1 3 Jawab: 3 Untuk menemukan nilai dari ๐ด maka akan dicari nilai-nilai eigen dari A terlebih dahulu. Dengan menggunakan bantuan software Matlab dapat diketahui bahwa nilai-nilai eigen dari ๐ด adalah ๐1 = 1, ๐2 = 2,2679, ๐๐๐ ๐3 = 5,7321 . dari nilai-nilai eigen tersebut dapat diketahui bahwa A adalah matriks definit positif karena semua nilai-nilai eigen dari A adalah positif. Selanjutnya adalah mensubtitusikan nilai-nilai eigen dari A 3 kepersamaan ๐ = ๐2 ๐2 + ๐1 ๐ + ๐0 , sehingga menghasilkan sistem persamaan linear berikut; 1 = ๐2 + ๐1 + ๐0 1
2,26793 = 2,26792 ๐2 + 2,2679๐1 + ๐0 1
5.73213 = 5.73212 ๐2 + 5.7321๐1 + ๐0 Menggunakan bantuan Matlab didapatkan hasil untuk nilai ๐2 , ๐1 , ๐0 adalah ๐2 = โ0,0233, ๐1 = 0,3236, dan ๐0 = 0,6997 Langkah selanjutnya adalah kembali 3 kepersamaan ๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ. Substitusikan nilai ๐2 , ๐1 , ๐0 dan didapatkan, 3 ๐ด = ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ = 3 โ1 2 2 โ0,0233 โ1 3 โ1 + 2 โ1 3 3 โ1 2 1 0 0 0,3236 โ1 3 โ1 + 0,6997 0 1 0 2 โ1 3 0 0 1 = 14 โ8 13 โ0,0233 โ8 11 โ8 + 13 โ8 14
3.
Akar Pangkat n dari Matriks ๐ ร ๐ dengan Menggunakan Teorema Cayley-Hamilton Dari bentuk umum teorema CaleyHamilton untuk matriks 2 ร 2 dan 3 ร 3 yang invertible definit positif sudah terbukti, sekarang akan digeneralisasikan untuk matriks ๐ ร ๐. Teorema 9. Jika A adalah matriks 4 ร 4 yang invertible dan definit positif maka akar pangkat 4 dari A diberikan; 4 ๐ด = ๐3 ๐ด3 + ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ Bukti: 4 Asumsikan ๐ด = ๐ต, maka ๐ด = ๐ต4 ๐ด2 = ๐ต8 ๐ด3 = ๐ต 4 Sehingga untuk ๐ด = ๐3 ๐ด3 + ๐2 ๐ด2 + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ menjadi; ๐ต = ๐3 ๐ต12 + ๐2 ๐ต8 + ๐1 ๐ต4 + ๐0 ๐ผ ๐1 ๐ต4 = ๐ต โ ๐3 ๐ต12 โ ๐2 ๐ต8 โ ๐0 ๐ผ ๐1 ๐ต4 = โ๐3 ๐ต12 โ ๐2 ๐ต8 + ๐ต โ ๐0 ๐ผ ๐ ๐ 1 ๐ ๐ต4 = โ 3 ๐ต12 โ 2 ๐ต8 + ๐ต โ 0 ๐ผ ๐1
Misalkan โ
๐0
๐1 4
โ
๐3 ๐1
๐1
= ๐3 , โ
๐2 ๐1
๐1
= ๐2 ,
๐1 1
๐1
= ๐1
= ๐0 maka persamaan di atas menjadi
๐
= ๐3 ๐
12 + ๐2 ๐
8 + ๐1 ๐
+๐0 ๐ผ ๐ต4 = ๐3 (๐ต4 )3 + ๐2 (๐ต4 )2 + ๐1 ๐ต+๐0 ๐ผ
dan
Sutrisno Yang mana bentuk ๐ต4 = ๐3 (๐ต4 )3 + ๐2 (๐ต4 )2 + ๐1 ๐ต+๐0 ๐ผ tidak bertentangan dengan teorema Cayley-Hamilton. Dari bentuk persamaan teorema CayleyHamilton untuk matriks 2 ร 2, 3 ร 3 dan 4 ร 4 yang invertible definit positif di atas, maka akan digeneralisasikan untuk matriks ๐ ร ๐. Teorema 10. Jika A adalah matriks ๐ ร ๐ yang invertible dan definit positif maka akar pangkat n dari A diberikan; ๐ ๐ด = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐๐โ2 ๐ด๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ Bukti: Untuk menjamin bahwa teorema di atas berlaku, maka dilakukan pembuktian secara induksi matematika, Untuk ๐ = 2, hal ini dilakukan karena matriks invertible terkecil adalah berukuran 2 ร 2 yang mana sudah terbukti pada teorema 6. Untuk ๐ = ๐, maka ๐ Misalkan ๐ด = ๐ต, maka ๐ด = ๐ต๐ ๐ Sehingga untuk ๐ด = ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + ๐โ2 ๐๐โ2 ๐ด + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ adalah ๐ต = ๐๐โ1 (๐ต๐ )๐โ1 + ๐๐โ2 (๐ต๐ )๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ต๐ + ๐0 ๐ผ ๐1 ๐ต๐ = ๐ต โ ๐๐โ1 (๐ต๐ )๐โ1 โ ๐๐โ2 (๐ต๐ )๐โ2 โ โฏ โ ๐0 ๐ผ 1 ๐ ๐ ๐ต๐ = ๐ต โ ๐โ1 (๐ต๐ )๐โ1 โ ๐โ2 (๐ต๐ )๐โ2 โ โฏโ
๐1
๐0 ๐1
๐
๐ต =โ 1 ๐1
๐ตโ
๐0 ๐1
Misal ๐1 , โ
๐1
๐1
๐ผ
๐0 ๐1
๐ ๐โ1 ๐1
(๐ต๐ )๐โ1 โ
๐ ๐โ2 ๐1
(๐ต๐ )๐โ2 โ โฏ +
๐ผ โ
๐ ๐โ1 ๐1
= ๐๐โ1 , โ
๐ ๐โ2 ๐1
= ๐๐โ2 ,
1 ๐1
=
= ๐0 maka bentuk persamaan di atas
menjadi; ๐ต๐ = ๐๐โ1 (๐ต๐ )๐โ1 +๐๐โ2 (๐ต๐ )๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ต โ ๐0 ๐ผ Jadi persamaan di atas benar untuk ๐ = ๐ Untuk ๐ = ๐ + 1, ๐+1 ๐ด= ๐(๐+1)โ1 ๐ด(๐+1)โ1 + ๐(๐+1)โ2 ๐ด(๐+1)โ2 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ ๐+1 ๐ด = ๐๐ ๐ด๐ + ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ ๐+1 Misal ๐ด = ๐ท, maka ๐ด = ๐ท ๐+1 ๐+1 Sehingga untuk ๐ด = ๐๐ ๐ด๐ + ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ adalah; ๐ท = ๐๐ (๐ท ๐+1 )๐ + ๐๐โ1 (๐ท๐+1 )๐โ1 + โฏ + ๐1 (๐ท ๐+1 ) + ๐0 ๐ผ ๐1 ๐ท ๐+1 = ๐ท โ ๐๐ (๐ท ๐+1 )๐ โ ๐๐โ1 (๐ท ๐+1 )๐โ1 โ โฏ โ ๐0 ๐ผ
1
๐ท ๐+1 = โฏโ ๐ท
๐0
๐1 ๐+1
โฏ+
1 ๐1
๐1
โ
๐1
๐๐ ๐1
(๐ท ๐+1 )๐ โ
๐ ๐โ1 ๐1
(๐ท ๐+1 )๐โ1 โ
๐ผ =โ
๐ทโ
Misal โ ๐0
๐ทโ
๐๐ ๐1
๐๐ ๐1
๐0 ๐1
(๐ท ๐+1 )๐ โ
๐ ๐โ1 ๐1
(๐ท ๐+1 )๐โ1 โ
๐ผ
= ๐๐ , โ
๐ ๐โ1 ๐1
= ๐๐โ1 ,
1 ๐1
= ๐1 dan
= ๐0
Sehingga menjadi ๐ท ๐+1 = ๐๐ (๐ท ๐+1 )๐ +๐๐โ1 (๐ท ๐+1 )๐โ1 + โฏ + ๐1 ๐ท + ๐0 ๐ผ ๐+1 Jadi untuk persamaan ๐ด= ๐๐ ๐ด๐ + ๐๐โ1 ๐ด๐โ1 + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ berlaku untuk ๐ = ๐ + 1 PENUTUP 1. Kesimpulan Setelah pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu prosedur untuk mencari akar suatu matriks invertible definit positif ๐ berukuran ๐ ร ๐ (dalam hal ini ๐ด dimana ๐ โฅ 2) dengan menggunakan teorema CayleyHamilton adalah sebagai berikut: 1. Menunjukan bahwa matriks ๐ด adalah invertible dan definit positif 2. Mencari nilai-nilai eigen dari ๐ด, harus dipastikan bahwa nilai-nilai eigen dari ๐ด adalah positif 3. Menukar nilai ๐ด dengan nilai-nilai eigen pada ๐ persamaan Cayley-Hamilton yaitu ๐ด= ๐โ1 ๐โ2 ๐๐โ1 ๐ด + ๐๐โ2 ๐ด + โฏ + ๐1 ๐ด + ๐0 ๐ผ untuk ๐ โฅ 2 sehingga persamaannya penjadi ๐ ๐ = ๐๐โ1 ๐๐โ1 + ๐๐โ2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐1 ๐ + ๐0 dan didapatkan suatu system persamaan yang akan menghasilkan nilai-nilai ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 dan ๐0 4. Mensubstitusikan nilai-nilai ๐๐โ1 , ๐๐โ2 , โฆ , ๐1 dan ๐0 ke persamaan awal sehingga didapatkan ๐ solusi ๐ด yang diinginkan. 2. Saran Masih banyak matriks-matriks lainnya yang masih belum dibahas dalam tulisan ini, sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat mencari akar matriks-matriks lainnya dengan menggunakan teorema Cayley-Hamilton serta membuat aplikasinya (software) dengan berbagai macam bahasa pemrograman. Selain itu juga dapat menggunakan teorema yang lain sehingga akan didapatkan prosedur penyelesaian problem yang berbeda.
Sutrisno DAFTAR PUSTAKA [1] Ahmad, Ihab. 2010. http:// ripublication.com/aa/aav3n1.pdf. diakses pada tanggal 3 Mei 2011 [2] Anton dan Rorres. 2004. Aljabar Linear Elementer Versi Aplikasi (Edisi kedelapan-jilid 1). Jakarta: Erlangga [3] Anton dan Rorres. 2005. Aljabar Linear Elementer Versi Aplikasi (Edisi kedelapan-jilid 2). Jakarta: Erlangga [4] As, Asmaran. 2002. Pengantar Study Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada [5] Frager, Robert. 1999. Hati, Diri, Jiwa, Psikologi Sufi untuk Transformasi. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta [6] J. Leon, Steven. 2001. Aljabar Linear dan Aplikasinya. Jakarta: Erlangga [7] Rukmangadachari. E. 2010. Mathematical Methods. India: Dorling Kindersley [8] Stoud, K.A. 2003. Matematika Teknik. Jakarta: Erlangga [9] Szabo, Fred. 2000. Linear Algebra (An Introduction Using Mathematica). USA: Academic Press