Laporan Hasil Penelitian
APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKS) PADA BUDIDAYA TANAMAN JAHE (Zingiber officinale Roscoe) SECARA ORGANIK
Oleh: Ir. Susana Tabah Trina Sumihar, MP
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2009
i
ABSTRAK
Jahe gajah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan selain digunakan sebagai bumbu dapur. Salah satu negara yang mengkonsumsi jahe gajah yang berasal dari Indonesia adalah Amerika Serikat yang menginginkan mutu jahe gajah yang baik dan organik. Untuk memenuhi keinginan negara pengimport kita perlu merespon dengan perbaikan teknik budidaya ke arah
pertanaman jahe gajah secara organik dan dengan tetap
meningkatkan produktivitas. Salah satu cara yaitu menggunakan Tandan Kosong Sawit (TKS) dan Pupuk Organik cair Rite Grow-1 yang pada penelitian ini dapat meningkatkan jumlah tunas pada dosis TKS 30 ton per hektar dan konsentrasi Rite Grow-1 pada konsentrasi 30 cc/l tanpa terjadi interaksi. Kata kunci : Jahe Gajah, Organik, Tandan Kosong Sawit, Rite Grow-1
ii
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati dan setulus jiwa penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan atas berkat dan anugerahNya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Pelaksanaan penelitian ini adalah salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Judul penelitian ini adalah Aplikasi Pupuk Organik Cair dan
KomposTandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) pada Budidaya Tanaman Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Secara Organik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada: 1. Rektor Universitas HKBP Nommensen 2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen 3. Ketua Lembaga Penelitian Universitas HKBP Nommensen Akhir kata penulis berharap agar kiranya penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca guna pengembangan ilmu dan teknologi budidaya Tanaman Jahe.
Medan, 25 Agustus 2009 Penulis,
Ir. Susana Tabah Trina Sumihar, MP
iii
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ……………………………………………………………………………… i KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. ii DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… iii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………… iv DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………… v BAB I.
PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ……………………………………………………………. 1 1.2.Perumusan Masalah ………………………………………………………. 3 1.3.Tujuan Penelitian …………………………………………………………. 3 1.4.Kontribusi Penelitian ……………………………………………………… 3
BAB II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1.Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………………… 5 2.2.Metode Penelitian …………………………………………………………. 5 2.3.Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………….. 5 BAB III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1.Tanaman Jahe dan Khasiatnya ……………………………………………..8 3.2.Prospek Jahe Gajah ………………………………………………………...8 3.3.Pupuk Rite Grow-1 ………………………………………………………….9 3.4.Unsur Hara Kalium ………………………………………………………....9 3.5.Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit………………………………….....10 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Umur Bertunas……………………………………………………………..12 4.2.Jumlah Tunas……………………………………………………………….12 4.3.Tinggi Tanaman…………………………………………………………....15 4.4.Jumlah Helai Daun…………………………………………………………17 4.5 Bobot Rimpang ...........................................................................................17 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan…………………………………………………………………19 5.2.Saran………………………………………………………………………..19 LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Kandungan Hara N, P dan K Beberapa Pupuk Organik ........................................11 Tabel 2. Rata-rata umur bertunas jahe gajah pada perlakuan Tandan Kosomg Sawit dan Rite Grow-1. ....................................................................................................12 Tabel 3. Rata-rata Jumlah Tunas Tanaman Jahe padat Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1. .........................................................................................13 Tabel 4. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 4 Minggu Setelah Tanam pada Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1. .............................................................. 15 Tabel 5. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 6 Minggu Setelah Tanam pada Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1. ............................................................. 15 Tabel 6. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 8 Minggu Setelah Tanam pada Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1. ............................................................. 16 Tabel 7. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 10 Minggu Setelah Tanam psda Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1. ............................................. 16 Tabel 8. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 12 Minggu Setelah Tanam pada Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1. ............................................. 16 Tabel 9. Rata-rata Jumlah Helai Daun Tanaman Jahe pada Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1. ........................................................................... 17 Tabel 10.Rata-rata Bobot Rimpang Jahe psds Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1. ......................................................................................................... 18
v
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Respon Jumlah Tunas Tanaman Jahe Gajah terhadap Pemberian Tandan Kosong Sawit .................................................................................................... 14 Gambar 2. Respon Jumlah Tunas Tanaman Jahe Gajah terhadap Pemberian Rite Grow-1 ....................................................................................................... 14
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permintaan pasar dunia akan suplemen herbal yang semakin meningkat menyebabkan permintaan akan jahe juga meningkat. Sebagai contoh di Amerika Serikat jahe telah menjadi komoditi populer dan termasuk satu dari 20 produk suplemen herbal yang tertinggi tingkat penjualannya. Pada tahun 2001, tingkat penjualan suplemen jahe mencapai US$ 1,2 juta. Jahe (Zingiber officinale Roscoe) merupakan tanaman tropis yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Salah satu khasiat jahe yang paling sering dibicarakan adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh atau penangkal masuk angin, sehingga jahe sering dimasukkan dalam ramuan jamu atau obat-obatan tradisionil (Suparman, 2005). Jahe mengandung berbagai senyawa fenolik yang dapat diekstrak dengan pelarut organik dan menghasilkan minyak yang disebut oleoresin. Dalam oleoresin jahe banyak terkandung senyawa fenolik seperti gingerol dan shogaci yang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi melebihi aktivitas antioksidan vitamin E. Penelitian yang dilakukan di Institut Pertanian Bogor yang dilakukan baik pada tikus percobaan maupun pada manusia menunjukkan bahwa tambahan minuman jahe setiap hari terbukti meningkatkan sel-sel imun dalam darah, Permintaan jahe di pasar internasional seperti Eropa, Amerika Utara dan Jepang sebagai importir jahe dari Indonesia dibarengi
dengan permintaan akan jahe organik, Hal ini sudah
seharusnya direspon oleh petani jahe di Indonesia supaya komoditi jahe dari Indonesia dapat berdaya saing dalam merebut pasar dunia yang juga akan berdampak positip terhadap harga jahe dalam negeri. Oleh karena itu penelitian mengenai budidaya jahe secara organik perlu dikembangkan.
vii
Salah satu kendala yang menjadi penghambat bagi petani kita untuk mengembangkan jahe organik adalah produksi yang rendah karena pasokan hara juga rendah dan serangan hama dan penyakit yang cukup tinggi. Oleh karena itu perlu dicari perlakuan yang dapat mengatasi masalah ini untuk meningkatkan produksi jahe organik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pupuk organik yang dapat meningkatkan produksi rimpang jahe dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama . Pupuk organik cair Rite Grow-1 merupakan pupuk organik cair yang mengandung unsur hara makro maupun mikro, zat perangsang tumbuh alami, asam humik dan seaweed (ganggang laut) yang dapat meningkatkan pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman secara optimal. Pemberian pupuk ini pada tanaman umbi seperti kentang dan bawang merah, dapat meningkatkan produksi umbi (Anonim,2007). Aplikasi pupuk Rite Grow-1 diprioritaskan pada daun, dapat juga pada batang melalui semprot atau injeksi pada tanaman yang sudah tinggi, atau disiram pada bagian perakaran. Pemberian pupuk organik padat seperti kompos tandan kosong kelapa sawit (TKS) pada media dibutuhkan pada tanaman jahe untuk mempermudah perkembangan akar dan umbi serta memberi pasokan unsur hara kalium yang juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit sehingga kegagalan panen dapat ditekan. Pada penelitian ini aplikasi Rite Grow-1 dikombinasikan dengan aplikasi kompos tandan kosong kelapa sawit dengan tujuan untuk meingkatkan pertumbuhan dan produksi jahe organik.
1.2. Perumusan Masalah
viii
Pasar internasional produk pertanian yang semakin ke arah produk pertanian yang organik menuntut petani kita untuk beralih ke pertanian jahe secara organik. Saat ini petani jahe diperhadapkan pada kenyataan daya saing perdagangan jahe yang rendah di pasar internasional yang menyebabkan terjadinya penurunan harga jahe di dalam negeri. Pertanian secara organik kurang menarik bagi petani disebabkan produksi yang rendah karena kurangnya pasokan unsur hara bagi tanaman dan kegagalan panen akibat serangan hama penyakit tanaman. Aplikasi Pupuk organik cair seperti Rite Grow-1 yang dikombinasikan dengan kompos tandan losong kelapa sawit (TKS) diharapkan dapat meningkatkan produksi jahe organik karena pupuk organik cair Rite Grow-1 mengandung unsur hara makro maupun mikro, zat pengatur tumbuh alami, asam humik dan seaweed (ganggang laut).dan kompos tandan kosong kelapa sawit dapat meningkatkan pengumbian serta mengandung kalium yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis kombinasi antara pupuk cair Rite Grow-1 dengan kompos Tandan Kosong kelapa sawit (TKS) yang optimal untuk meningkatkan produksi jahe organik.
1.4. Kontribusi Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi petani jahe mengenai penggunaan kombinasi antara pupuk Rite Grow-1 dengan Kompos Tandan Kosong kelapa Sawit (TKS) sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan produksi jahe organik.
ix
x
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini di Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur Kotamadya Medan. Waktu penelitian mulai dari persiapan sampai dengan penyelesaian laporan selama 7 bulan. 2.2. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu : 1. Pupuk Rite Grow-1 dengan 4 taraf: a} Tanpa Rite Grow-1 (Kontrol) b) 1,5 cc/l , c) 3 cc/l , d} 4,5 cc/l. 2. Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) dengan 3 taraf: a) 10 ton/ha, b) 20 ton/ha, c) 30 ton/ha.
xi
Masing-masing perlakuan diulang dalam 4 kelompok. Peubah yang diamati yaitu waktu bertunas, jumlah tunas yang tumbuh, tinggi tanaman, jumlah helai daun, dan bobot rimpang (umbi). Data dianalisis dengan sidik ragam pada taraf uji 1% dan 5%. Jika pengaruh perlakuan nyata, maka data diuji dengan uji beda Duncan pada taraf uji 1% dan 5%. 2.3. Pelaksanaan penelitian a. Persiapan Bahan Tanam Bahan tanam yaitu rimpang jahe yang berasal dari tanaman jahe yang sehat yang diambil dari pertanaman jahe di Kecamatan Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan. Rimpang jahe dibersihkan dari tanah dan ditunaskan selama 2 minggu. kemudian dipotong dengan bobot 60 g dengan masingmasing memiliki 5 mata tunas.
b. Persiapan Media Tanam Media merupakan tanah topsoil yang sudah dihaluskan dan diayak masing-masing sebanyak 5 kg dan dicampur dengan.
pupuk tandan kosong sawit yang sudah ditimbang sesuai taraf
perlakuan. Media dimasukkan ke dalam polibag, kemudian diberi label perlakuan dan disusun pada tanah yang rata dan terbuka tanpa naungan dengan jarak antar kelompok 60 cm dan antar tanaman (polibag) 40 cm. c. Penanaman Penanaman dilakukan dengan memasukkan bibit pada polibag sedalam 10 cm lalu ditutup dengan tanah. xii
d. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan yaitu: 1. Penyiraman, dilakukan bila tidak ada hujan satu kali sehari pada sore hari 2 Penyiangan, dilakukan setiap satu minggu sekali untuk membuat lingkungan yang bersih bagi pertumbuhan tanaman jahe sehingga dapat mengurangi kemungkinan munculnya serangan hama dan penyalit. Selain penyiangan pada polibag juga pada daerah sekitar polibag. 3. Pembumbunan, dilakukan bersamaan dengan penyiangan dengan tujuan
menghindarkan
rimpang jahe dari sinar matahari langsung yang dapat membuat rimpang membusuk. 4. Pemeliharaan, dilakukan secara manual. Hama yang menyerang di lapang hanya orong-orong dan belalang kecil yang masih dapat diatasi secara manual. e. Pengukuran parameter Parameter yang diamati yaitu: 1. Umur bertunas : dilakukan dengan menghitung jumlah hari bibit mulai bertunas, diamati setiap hari setelah tanam sampai semua bibit bertunas. 2. Jumlah tunas : diukur dengan menghitung jumlah tunas di setiap polibag, dilakukan mulai umur 4 minggu setelah tanam sampai umur 12 minggu setelah tanam dengan inyerval 2 minggu sekali 3. Tinggi tanaman : diukur mulai pangkal batang sampai dengan ujung daun pucuk terpanjang. Dilakukan mulai umur 4 minggu setelah tanam sampai umur 12 minggu setelah tanam dengan interval 2 minggu sekali. 4. Bobot rimpang : diukur dengan menimbang rimpang yang terbentuk pada setiap polibag setelah rimpang dipanen dan dibersihkan dari tanah yang melekat.
xiii
BAB III xiv
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Tanaman Jahe dan Khasiatnya Tanaman Jahe (Zingiber officinale Roscoe) merupakan tanaman yang hanya dapat tumbuh di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil dan Afrika. Di Indonesia jahe sudah lama digunakan masyarakat sebagai rempah dan obat tradisionil. Rimpang jahe dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk jahe segar maupun jahe olahan. Jahe segar sering digunakan sebagai rempah dan obat tradisionil, sementara jahe olahan dapat berupa jahe kering, jahe asin, jahe dalam sirup, jahe kristal, bubuk jahe, minyak asiri dan oleoresin dengan manfaat yang berbeda. Peluang bisnis secara keseluruhan bentuk olahan jahe sama baiknya, tetapi belum mencapai titik optimal karena ekspor jahe Indonesia baru sekitar 2-4 % kebutuhan dunia Di Indonesia dikenal dua jenis jahe yaitu jahe putih dan jahe merah, Jahe putih berimpang kecil disebut jahe emprit, sedangkan yang berimpang besar dinamakan jahe badak atau jahe gajah (Paimin dan Murhananto, 1991)
3.2. Prospek Jahe Gajah Jahe gajah merupakan salah satu komoditas ekspor yang memiliki peluang cukup besar karena kebutuhan dunia bertambah terus dengan semakin meningkatnya konsumsi suplemen jahe, baik untuk jahe yang dipanen 8-10 bulan maupun jahe gajah muda yang dipanen sekitar 3 bulan untuk dijadikan asinan jahe (salted ginger).(Paimin dan Murhananto,1991; Trubus 1999) Peluang pemasaran jahe gajah yang terbuka lebar belum menjamin kontinuitas persediaan jahe gajah, baik kuantitas maupun kualitasnya meskipun cukup banyak daerah sentra jahe di Indonesia yang masih bisa dikembangkan, salah satunya adalah daerah Simalungun (Paimin dan
xv
Murhananto,1991). Salah satu kendala pada ekspor jahe adalah permintaan akan jahe organik teritama di pasar internasional. Jahe dari Indonesia bersaing dengan jahe organik yang berasal dari negara lain seperti Brasil, hal ini berakibat menurunnya harga jahe dalam negeri. Sudah saatnya petani jahe di Indonesia beralih ke budidaya jahe secara organik untuk bisa merebut pasar jahe dunia. Dalam budidaya jahe secara organik pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang umumnya miskin hara termasuk unsur kalium. 3.3. Pupuk Rite Grow-1 Rite Grow-1 merupakan pupuk organik cair yang mengandung unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan mikro (Fe, Zn, Cu, Mo, Mn, B, Cl), zat perangsang tumbuh alami (auksin, sitokinin, dan giberellin), asam humik dan seaweed (ganggang laut) yang memiliki kemampuan mekanisme kerja secara bersama dan simultan, menghasilkan potensi manfaat yang dapat dikembangkan dalam meningkatkan pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman secara optimal.
Manfaat
tersebut antara lain merangsang pembentukan akar, memperbesar ukuran daun dan memperpanjang umur produktip daun, meningkatkan penimbunan bahan fotosintesis dalam bentuk buah maupun umbi, memperpanjang umur produktip tanaman serta meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Pupuk Rite Grow-1 tediri dari antara lain Rite Grow-1 hijau yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatip dan Rite Grow-1 merah yang digunakan pada fase generatip. 3.4. Unsur Hara Kalium Kalium merupakan unsur yang banyak diserap tanaman, berfungsi untuk memelihara potensial osmosis dan pengambilan air (Epstein, 1972; Gardner, Pearce dan Mitchell, 1985; Salisbury dan Ross, 1992). Menurut Tisdale, Nelson dan Beaton (1990), peranan kalium di dalam tanaman adalah memelihara turgor sel, yang penting bagi proses fotosintesis dan proses metabolisme lainnya.
xvi
Kalium menguatkan jerami biji-bijian, meningkatkan resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekurangan air (Hakim et. Al. 1986). 3.5. Kompos Tandan Kosong kelapa Sawit (TKS) Kompos merupakan hasil proses fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti sisa tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya. Kompos yang digunakan sebagai pupuk dikategorikan ke dalam pupuk organik karena penyusunnya merupakan bahan organik(Indriani, 2002). Bahan organik dalam tanah berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik tanah seperti struktur tanah, kapasitas memegang air (water holding capacity), dan sifat kimia tanah seperti KTK (kapasitas tukar kation). Aplikasi kompos tandan kosong kelapa sawit pada percobaan di pot dapat meningkatkan KTK media tanah dari 20,6 menjadi 39,7me/100 g tanah.
Bahan organik juga
mengandung unsur hara ikutan sehingga aplikasi bahan organik juga berfungsi memperkaya hara tanah termasuk unsur hara mikro. Tandan kosong kelapa sawit (TKS) mempunyai potensi yang besar untuk digunakan sebagai bahan penyubur tanah (bahan pembenah tanah) karena TKS mempunyai sifat kimia dan fisik yang dapat memperbaiki kondisi tanah (Anonimus, 2003) Kompos TKS merupakan salah satu pupuk organik yang mengandung kalium cukup tinggi selain kandungan N dan P Sebagai perbandingan kandungan hara N, P dan K dari beberapa pupuk organik dapat dilihat pada tabel berikut:
xvii
Tabel 1. Kandungan Hara N, P dan K Beberapa Pupuk Organik Kandungan hara (%) No
Sumber /Jenis Pupuk Organik N
P
K
1.
Ternak
1.50
0.40
0.40
2.
Pupuk Kandang Sapi
0.60
0.15
0.45
3.
Pupuk Kandang Babi
0.50
0.35
0.40
4.
Pupuk Kandang Ayam
1.00
0.80
0.40
5.
Kompos Pertanian
0.80 – 2.30
0.20 – 0.40
0.40 – 3.10
6.
Kompos Kota
1.00 – 3.11
0.26 – 1.00
1.00 – 2.60
7.
Jerami Padi
0.50
0.30
1.20
8.
Tongkol Jagung
0.70
0.10
1.40
9.
Sekam Padi
0.60
0.10
0.40
2.34
0.31
5.53
10. Kompos Tandan ksg Sawit
Diolah dari : Hesse (1984), Hakim et al (1986), PPKS (tanpa tahun) TKS mempunyai kadar C/N yang tinggi yaitu 45-55. Hal ini dapat menurunkan ketersediaan N pada tanah karena N terimobilisasi dalam proses perombakan bahan organik oleh mikroba tanah. Penurunan kadar C/N dapat dilakukan dengan proses pengomposan sampai kadar C/N mendekati kadar C/N tanah yaitu sekitar 15 (Anonimus 2003).
xviii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Umur Bertunas Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1 berpengaruh tidak nyata terhadap umur bertunas ( Lampiran1.). Rata-rata umur bertunas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata umur bertunas jahe gajah akibat perlakuan Tandan Kosomg Sawit dan Rite Grow1.
Perlakuan
Tandan Kosong Sawit (ton/ha)
xix
10
20
30
Rata-rata
Rite Grow-1(cc/l) 0.0 92.25
77.50
102.75
90.83
91.25
89.00
66.25
82.17
75,25
97.50
133.75
102.17
85.00
103.75
77.75
88.83
85.94
91.93
95.13
1.5 3.0 4.5
Rata-rata
Pemberian Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1 pada saat penanaman belum dapat mempersingkat umur bertunas diduga karena waktu yang masih relatif singkat bagi senyawa yang terkandung dalam TKS dan Rite Grow-1 dapat diproses dalam umbi untuk bisa memacu perkembangan tunas lebih cepat.
4.2. Jumlah Tunas Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1 berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas ( Lampiran 2.), Rata-rata jumlah tunas tanaman jahe dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan uji beda rata-rata Duncan ( Lampiran 2.), jumlah tunas terbanyak yang disebabkan perlakuan TKS terjadi pada dosis 30 ton per hektar yang berbeda sangat nyata dengan jumlah tunas yang disebabkan perlakuan TKS pada dosis 20 ton per hektar dan dosis 10 ton per hektar. Jumlah tunas terbanyak yang disebabkan perlakuan Rite Grow-1 terjadi pada konsentrasi 3.0 cc/l yang berbeda sangat nyata dengan jumlah tunas yang disebabkan perlakuan Rite grow-1 pada konsentrasi 4.5 cc/l dan berbeda nyata dengan jumlah tunas yang disebabkan perlakuan Rite Grow-1 pada konsentrasi 1.5 cc/l dan 0.0 cc/l xx
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Tunas Tanaman Jahe akibat Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1.
Perlakuan
Tandan Kosong Sawit (ton/ha) 10
20
30
Rata-rata
Rite Grow-1(cc/l) 0.0 5.00
2.75
6.50
4.75 a AB
3.75
4.75
6.00
4.75 a AB
5.50
6.75
7.50
6.58 b B
3.50
4.00
5.00
4.17 a A
4.44
4.57
6.25
aA
aA
bB
1.5 3.0 4.5
Rata-rata
Keterangan: Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dan notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada taraf uji 5% dan perbedaan sangat nyata pada taraf uji 1%.
Jumlah tunas yang tumbuh dapat menentukan umbi yang akan terbentuk di kemudian hari sehingga dapat mempengaruhi bobot rimpang jahe. Kurva respon tanaman jahe gajah terhadap pemberian Tandan Kosong Sawit (TKS) bersifat linear positip, tertera pada Gambar 1. Kurva ini menunjukkan bahwa dengan penambahan dosis TKS maka jumlah tunas dapat diperbanyak.
xxi
7 J u m l a h
6.25
6 5 4.563
4.438
4 3
t u n a s
Series1 y = 0.090x + 3.271 R² = 0.801
2
Linear (Series1)
1 0 0
10
20
30
40
Dosis Tandan Kosong Sawit (ton/ha)
Gambar 1. Respon Jumlah Tunas Tanaman Jahe Gajah terhadap Pemberian Tandan Kosong Sawit
Kurva respon jumlah tunas tanaman jahe gajah terhadap pemberian Rite Grow-1 bersifat kuadratik dan kubik, tertera pada Gambar 2. Kurva ini menunjukkan bahwa penggunaan Rite Grow-1 pada tanaman jahe gajah sampai konsentrasi 3 cc per liter air dapat memperbanyak jumlah tunas, tetapi bila konsentrasi ditingkatkan lebih dari 3cc per liter air maka jumlah tunas semakin sedikit.
7
6.58
6 J u m l a h
t u n a s
5
4.83
4.75 4.17
4
Series1
3
Log. (Series1) 2
Poly. (Series1)
y = -0.258x2 + 1.155x + 4.522 R² = 0.418
1 0 0
1
2
3
4
Konsentrasi Rite Grow-1 ( cc/l )
xxii
5
Gambar 2.Respon Jumlah Tunas Tanaman Jahe Gajah terhadap Pemberian Rite Grow-1
4.3. Tinggi Tanaman Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1 juga berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada semua tingkat umur tanaman yaitu umur tanaman 4 minggu setelah tanam, 6 minggu setelah tanam, 8 minggu setelah tanam, 10 minggu setelah tanam dan 12 minggu setelah tanam (sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 4, 5, 6, 7 dan 8 ). Rata-rata tinggi tanaman umur 4 minggu setelah tanam, 6 minggu setelah tanam, 8 minggu setelah tanam, 10 minggu setelah tanam dan 12 minggu setelah tanam dapat dilihat masing-masing pada Tabel 4, 5, 6, 7 dan 8. Tabel 4. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 4 Minggu Setelah Tanam akibat Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1.
Perlakuan
Tandan Kosong Sawit (ton/ha) 10
20
30
Rata-rata
Rite Grow-1(cc/l) 0.0 11.73
4.75
15.18
10.55
9.25
13.15
13.28
11.89
5.18
11.63
12.35
9.72
14.80
10.63
8.6
11.34
10.24
10.04
12.35
1.5 3.0 4.5
Rata-rata
xxiii
Tabel 5. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 6 Minggu Setelah Tanam akibat Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1.
Perlakuan
Tandan Kosong Sawit (ton/ha) 10
20
30
Rata-rata
Rite Grow-1(cc/l) 0.0 23.75
13.13
24.98
20.62
20.58
29.48
27.73
25.93
13.88
25.6
24.63
21.37
25.30
24.05
23.73
24.36
20.88
23.07
25.27
1.5 3.0 4.5
Rata-rata
Tabel 6. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 8 Minggu Setelah Tanam akibat Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1.
Perlakuan
Tandan Kosong Sawit (ton/ha) 10
20
30
Rata-rata
Rite Grow-1(cc/l) 0.0 29.63
23.93
34.20
29.25
38.40
39.65
38.88
38.98
21.53
38.03
37.03
32.20
23.85
35.73
27.68
29.09
1.5 3.0 4.5
xxiv
Rata-rata
28.35
34.34
34.45
Tabel 7. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 10 Minggu Setelah Tanam akibat Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1.
Perlakuan
Tandan Kosong Sawit (ton/ha) 10
20
30
Rata-rata
Rite Grow-1(cc/l) 0.0 36.80
36.15
51.10
41.35
48.75
43.45
51.90
48.03
45.53
62.90
47.83
52.09
41.10
45.08
38.55
41.58
43.05
46.90
47.35
1.5 3.0 4.5
Rata-rata
Tabel 8. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 12 Minggu Setelah Tanam akibat Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1.
Perlakuan
Tandan Kosong Sawit (ton/ha) 10
20
Rite Grow-1(cc/l)
xxv
30
Rata-rata
0.0 1.5
35.33
43.33
58.88
45.85
3.0
53.33
56.43
61.53
57.10
4.5
46.95
56.45
55.80
53.07
47.05
54.45
52.85
51.45
45.67
52.67
57.27
Rata-rata
Berdasarkan data rata-rata tinggi tanaman pada semua tingkat umur, walaupun berbeda tidak nyata antara rata-rata tinggi tanaman pada setiap level perlakuan TKS tetapi ada kecenderungan peningkatan tinggi pada tanaman yang diberi perlakuan dengan level dosis lebih tinggi. Demikian juda ada kecenderungan peningkatan tinggi pada tanaman yang diberi perlakuan Rite Grow-1 bila dibandingkan dengan tanpa pemberian Rite Grow-1.
4.4. Jumlah Helai Daun Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1 juga berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah helai daun tanaman jahe ( Lampiran 9 ). Rata-rata jumlah helai daun tanaman jahe dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 9. Rata-rata Jumlah Helai Daun Tanaman Jahe akibat Perlakuan Tandan Kosong Rite Grow-1.
Perlakuan
Tandan Kosong Sawit (ton/ha)
xxvi
Sawit dan
10
20
30
Rata-rata
Rite Grow-1(cc/l) 0.0 22.00
21.75
25.75
23.17
26.00
27.50
26.75
26.75
24.50
28.50
27.50
26.83
25.75
27.25
27.00
26.67
24.56
26.25
26.75
1.5 3.0 4.5
Rata-rata
4.5. Bobot rimpang Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1 berpengaruh tidak nyata terhadap bobot rimpang ( Lampiran 10 ). Rata-rata bobot rimpang dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Rata-rata Bobot Rimpang Jahe akibat Perlakuan Tandan Kosong Sawit dan Rite Grow-1.
Perlakuan
Tandan Kosong Sawit (ton/ha) 10
20
30
Rata-rata
Rite Grow-1(cc/l) 0.0 92.25
77.5
102.75
90.83
91.25
89
66.25
82.17
70.25
97.5
133.75
100.50
103.75
77.75
88.83
1.5 3.0 4.5 85
xxvii
Rata-rata
84.69
91.93
95.13
Perlakuan TKS maupun Rite Geow-1 belum mampu meningkatkan bobot rimpang, diduga disebabkan umur panen jahe adalah pada waktu masih muda sehingga kemungkinan pengisian cadangan makanan pada rimpang belum maksimal. Meskipun masih menunjukkan perbedaan yang nyata antar rata-rata bobot rimpang, tetapi sudah ada kecenderungan peningkatan bobot rimpang pada perlakuan TKS 20 dan 30 ton per ha serta pada perlakuan Rite Grow-1 dengan konsentrasi 3 cc/l. Tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan Tandan Kosong Sawit dengan Pupuk Rite Grow-1 terhadap semua parameter.
xxviii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Pemberian Tandan Kosong Sawit (TKS) pada pertanaman jahe gajah sampai taraf dosis 30 ton per hektar dapat memperbanyak jumlah tunas meskipun belum dapat mempercepat umur bertunas dan meningkatkan tinggi tanaman, jumlah helai daun serta bobot rimpang. 2. Penggunaan pupuk organik cair Rite Grow-1 pada tanaman jahe gajah
sampai taraf
konsentrasi 3 cc per liter air juga dapat memperbanyak jumlah tunas meskipun belum dapat mempercepat umur bertunas dan meningkatkan tinggi tanaman, jumlah helai daun serta bobot rimpang. 3. Pemberian Tandan Kosong Sawit (TKS) secara bersamaan dengan pupuk organik cair Rite Grow-1 tidak menghasilkan pengaruh interaksi.
5.2. Saran 1. Berdasarkan kurva respon tanaman jahe terhadap pemberian Tandan Kosong Sawit (TKS) yang bersifat linear, maka disarankan untuk meningkatkan dosis TKS pada percobaan atau penelitian lanjutan. 2. Penggunaan Rite Grow-1 dianjurkan pada konsentrasi lebih dari 3 cc per liter air,
pada
konsentrasi lebih dari 3 cc per liter air tidak dianjurkan karena dapat menurunkan jumlah tunas. 3. Disarankan untuk melakukan percobaan atau penelitian lanjutan dengan perendaman bibit jahe dalam larutan Rite Grow-1 yang diikuti dengan penyemprotan pada daun supaya proses xxix
pemanfaatan senyawa dalam Rite Grow-1 oleh rimpang jahe dapat lebih lama dan diharapkan dapat mempercepat umur bertunas, lebih meningkatkan jumlah tunas yang efek lanjutannya dapat meningkatkan bobot rimpang jahe gajah.
.
xxx
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Pengetahuan Produk Pupuk Organik. PT Diamond Interest International
Hakim, N., et al. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah, Penerbit Universitas lampung, Bandar lampung
Harmono.dan Andoko A. 2005. Budidaya dan Peluang bisnis Jahe. Penerbit Agromedia Pustaka
Hesse, P.R. 1984. Potential of Organic Materials for Soil Improvement. In Organic Matter and Rice. IRRI, Los Banos
Ismunadji, M. 1989. Kalium, Kebutuhan dan Penggunaannya dalam Pertanian Modern. Balai Penelitian Tanaman Pangan xxxi
Paimin, F.B.dan Murhananto. 1991. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe. Penebar Swadaya. Jakarta
Paimin, F.R.. 1999. Rebutan Jahe untuk Ekspor. Trubus No. 358 Edisi september 1999 Tahum XXX
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Tanpa Tahun. Produksi Kompos dan Tandan Ksong Sawit. PPKS, Medan
Salisbury, F.B. dan C. W Ross. 1992. Plant Phisiology (Diterjemahkan menjadi ”Fisiologi Tumbuhan” oleh D.R. Lukman dan Sumaryono. 1995. Penerbit ITB, Bandung
Santoso, H.B.. 1994. Jahe Gajah. Kanisius, Yogyakarta
Septiana, A.T., Muchtadi, D., Zakaria, F.R. 2002. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dikhlorometana dan Air jahe (Zingiber officinale Roscoe) pada linoleat. Buletin Teknologi dan Industri Pangan Volume XIII No 2
Soeseno, S. 1999. Trubus No. 358 Edisi September 1999-Tahun XXX
Tisdale, S. L, W.L. Nelson dan J. D. Beaton. 1990. Soil Fertility and Fertilizers, Fourth Ed. Macmillan Publishing Company. New York
Utami, K.P. 1999. Pilih Segar atau Olahan. Trubus No. 358 Edisi September 1999-Tahun XXX
xxxii
Lampiran 1. Sidik Ragam Umur Bertunas Tanaman Jahe Gajah SUMBER KERAGAMA N Kelompok
DERAJA T BEBAS 3
JUMLAH KUADRAT
RAGAM
F HITUNG
F TABEL 5%
F TABEL 1%
783.562
261.187
11.976**
2.89
4.44
T
2
49.292
24.646
1.130tn
3.29
5.32
R
3
41.229
13.743
0.630tn
2.89
4.44
TR
6
262.208
43.701
2.004tn
2.39
3.40
Galat
33
719.688
21.809
Total
47
1855.979
Koefisien Keragaman = 27.2 %
Lampiran 2. Sidik Ragam Jumlah Tunas Tanaman jahe Gajah
SUMBER
DERAJAT
JUMLAH
KERAGAMAN
BEBAS
KUADRAT
F TABEL RAGAM
F HITUNG
5%
F TABEL 1%
Kelompok
3
7.833
2.611
0.688tn
2.89
4.44
T
2
32.792
16.396
4.323*
3.29
5.32
~linier
1
26.281
26.281
6.929*
4.14
7.47
~kuadratik
1
6.51
6.51
1.716tn
4.14
7.47
R
3
39.167
13.056
3.442*
2.89
4.44
~linier
1
0
0
0.000tn
4.14
7.47
~kuadratik
1
18.75
18.75
4.943*
4.14
7.47
~kubik
1
20.417
20.417
5.383*
4.14
7.47
xxxiii
TR
6
18.708
3.118
Galat
33
125.167
3.793
Total
47
223.667
0.822tn
2.39
3.4
Koefisien Keragaman = 38.3 %
Lampiran 3. Hasil Uji Duncan Jumlah Tunas Tanaman Jahe Gajah
DUNCAN R (cc/l)
R0 (0)
R1 (1.5)
R2 (3.0)
R3 (4.5)
RATAAN
T (ton/ha)
DUNCAN 5%
1%
T1 (10)
5
3.75
5.5
3.5
4.438
a
A
T2 (20)
2.75
4.75
6.75
4
4.563
a
A
T3 (30)
6.5
6
7.5
5
6.25
b
A
RATAAN
4.75
4.83
6.58
4.17
a
a
b
a
DUNCAN 5%
xxxiv
DUNCAN 1%
AB
AB
B
A
Keterangan: Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dan notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada taraf uji 5% dan perbedaan sangat nyata pada taraf uji 1%.
Lampiran 4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Jahe Gajah Umur 4 Minggu Setelah Tanam SUMBER KERAGAMAN Kelompok A B AB Galat Total
DERAJAT BEBAS 3 2 3 6 33 47
JUMLAH KUADRAT 2149.660 50.865 31.778 424.642 1268.925 3925.870
RAGAM
F HITUNG
716.553 25.432 10.593 70.774 38.452
18.635** 0.661tn 0.275tn 1.841tn
F TABEL 5% 2.89 3.29 2.89 2.39
F TABEL 1% 4.44 5.32 4.44 3.40
Koefisien Keragaman = 57.0 %
Lampiran 5. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Jahe Gajah Umur 6 minggu Setelah Tanam
KERAGAMAN BEBAS
KUADRAT RAGAM
F HITUNG
5%
1%
Kelompok
3
1857.641
619.214
7.003**
2.89
4.44
A
2
55.283
27.641
0.313tn
3.29
5.32
B
3
211.541
70.514
0.797tn
2.89
4.44
AB
6
985.219
164.203
1.857tn
2.39
3.4
Galat
33
2917.982
88.424
Total
47
6027.665
Koefisien Keragaman = 42.0 %
xxxv
SUMBER
DERAJAT
JUMLAH
F TABEL
F TABEL
BEBAS
KUADRAT
RAGAM
F HITUNG
5%
1%
Kelompok
3
2676.537
892.179
6.559**
2.89
4.44
A
2
47.4
23.7
0.174tn
3.29
5.32
B
3
608.855
202.952
1.492tn
2.89
4.44
AB
6
532.541
88.757
0.653tn
2.39
3.4
Galat
33
4488.483
136.015
Total
47
8353.817
KERAGAMAN
Koefisien Keragaman = 34.6 %
ggu Setelah Tanam
Lampiran 7. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 10 Minggu Setelah tanam SUMBER KERAGAMAN Kelompok
DERAJAT BEBAS 3
JUMLAH KUADRAT 2201.257
A
2
183.143
B
3
992.386
AB Galat Total
6 33 47
1340.334 4867.903 9585.023
RAGAM 733.75 2 91.57 2 330.79 5 223.389 147.512
F HITUNG 4.974**
F TABEL 5% 2.89
F TABEL 1% 4.44
0.621tn
3.29
5.32
2.242tn
2.89
4.44
1.514tn
2.39
3.40
Koefisien Keragaman = 26.6 %
Lampiran 8. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 12 Minggu Setelah Tanam
xxxvi
Lam pira n 6. Sidi k rag am Tin ggi Tan am an Um ur 8 Min
SUMBER
DERAJAT
JUMLAH
BEBAS
KUADRAT
KERAGAMAN
SUMBER
DERAJAT JUMLAH
KERAGAMAN
BEBAS
RAGAM
RAGAM
F TABEL
F TABEL
5%
1%
F HITUNG
F HITUNG
KUADRAT
F TABELF TABEL 5%
FFF TABEL TAB 1%
Kelompok
3
2784.676
928.225
4.879**
2.89
4.44
A
2
1095.243
547.621
2.879tn
3.29
5.32
B
3
779.127
259.709
1.365tn
2.89
4.44
AB
6
541.692
90.282
0.475tn
2.39
3.4
Galat
33
6277.652
190.232
Total
47
11478.39
Koefisien Keragaman = 26.6 %
Lampiran 9. Sidik Ragam Jumlah Helai Daun Tanaman Jahe Gajah xxxvii
Kelompok
3
163.729
54.576
1.182tn
2.89
4.44
A
2
42.042
21.021
0.455tn
3.29
5.32
B
3
115.729
38.576
0.835tn
2.89
4.44
AB
6
42.458
7.076
0.153tn
2.39
3.4
Galat
33
1524.021
46.182
Total
47
1887.979
Koefisien Keragaman = 26.3 %
Lampiran10. Sidik Ragam Bobot Rimpang Jahe Gajah
SUMBER DERAJAT
JUMLAH
BEBAS
KUADRAT
Kelompok
3
18738.5
A
2
B
KERAGAMAN
F TABEL RAGAM
F TABEL
F HITUNG
5%
1%
6246.167
3.222*
2.89
4.44
6069.292
3034.646
1.565tn
3.29
5.32
3
4470.167
1490.056
0.769tn
2.89
4.44
AB
6
8624.208
1437.368
0.741tn
2.39
3.4
Galat
33
63971.5
1938.53
Total
47
101873.7
xxxviii
Koefisien Keragaman = 48.6 %
xxxix