JURNAL LPKIA, Vol.1 No.1, September 2014
APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN OBJEK WISATA ALAM MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS ANDROID Irman Hariman, S.T., M.T1 , Komar Rusmana2 Konsentrasi Sistem Informasi , STMIK LPKIA Program Studi Manajemen Informatika , STMIK LPKIA Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266, Telp. +62 22 75642823, Fax. +62 22 7564282
[email protected] ,
[email protected]
Abstrak Berwisata alam merupakan salah satu pilihan banyak orang untuk memenuhi kebutuhan jasmani, pemilihan objek wisata alam yang tepat dan sesuai keinginan pun menjadi hal penting setiap orang yang hendak berwisata alam. Namun tidak sedikit orang – orang yang terjebak dalam menentukan wisata alamnya. Suatu aplikasi dapat menjadi salah satu solusi dalam permasalahan tersebut. Namun aplikasi mobile akan sangat efektif digunakan melihat pengguna smartphone saat ini semakin meningkat, smartphone bersistem operasi Android dewasa ini semakin banyak peminatnya baik masyarakat lokal maupun international. Smartphone dengan sistem operasi android menawarkan kemudahan bagi para penggunanya, karna itulah smartphone bersistem operasi android semakin banyak penggunanya. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara angket kuesioner yang akan diolah untuk mendapatkan pengambilan keputusan yang dibuat dengan metode berorientasi objek dan dengan menggunakan bahasa pemodelan UML. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah pemrograman Java. Implementasi dari aplikasi ini bertujuan untuk mencari kriteria-kriteria yang digunakan dalam mencari objek wisata oleh pengambil keputusan yaitu user atau pengguna aplikasi atau wisatawan. Kriteria-kriteria tersebut dianalisis oleh metode AHP (Analitycal Hierarchy Prosess) yang mampu memberi urutan terbaik, sehingga menghasilkan kriteria dan alternatif dengan bobot nilai tertinggi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk objek wisata alam yang hendak dikunjungi. Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, Wisata Alam, Android 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang permasalahan Metode komputasi merupakan cara untuk menemukan pemecahan masalah dari data input dengan menggunakan suatu algoritma. Salah satu metode komputasi yang ikut berkembang saat ini ialah metode sistem pendukung keputusan (Decision Support System). Dalam teknologi informasi , sistem pendukung keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem informasi dan sistem cerdas. Kemampuan di dalam proses pengambilan keputusan secara cepat , efektif dan efisien dan dapat dipertanggung jawabkan menjadi kunci keberhasilan dalam persaingan global di waktu sekarang dan mendatang. Memiliki banyak informasi saja tidak cukup jika tidak mampu mengolahnya dengan cepat menjadi alternatifalternatif terbaik di dalam proses pengambilan keputusan. Akan tetapi , sebelum dilakukan proses pengambilan keputusan dari berbagai alternatif yang ada maka dibutuhkan adanya suatu kriteria. Setiap kriteria harus mampu menjawab satu pertanyaan penting mengenai seberapa baik suatu alternatif dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi.
Tanpa disadari berwisata merupakan hal penting yang dibutuhkan jasmani manusia. Dengan berwisata orang-orang dapat menghilangkan penat setelah beraktivitas seharian. Berwisata alam merupakan salah satu pilihan banyak orang untuk memenuhi kebutuhan jasmani, pemilihan objek wisata alam yang tepat dan sesuai keinginan pun menjadi hal penting setiap orang yang hendak berwisata alam. Bandung merupakan salah satu tempat yang menawarkan banyak objek wisata alamnya yang sangat indah sehingga tidak sedikit orang yang berwisata alam ke bandung. Namun karna banyaknya objek wisata alam di bandung menjadikan calon wisatawan kebingungan memilih objek wisata alam yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Suatu pendukung keputusan sangat dibutuhkan dalam hal tersebut. Sampai saat ini para calon wisatawan masih banyak yang menggunakan cara manual untuk mengetahui tempat wisata alam yang hendak dikunjunginya. Dengan telah tumbuh pesatnya pasar handphone, smartphone, dan tablet sekarang ini tidak sedikit orang yang memilikinya demi kebutuhannya, namun saat ini smartphone bersistem operasi Android sangat banyak diminati masyarakat baik masyarakat Indonesia maupun dunia. Suatu aplikasi
JURNAL LPKIA, Vol.1 No.1, September 2014
pendukung keputusan berbasis smartphone android menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut. 1.2 Identifikasi Permasalahan 1. Kesulitan menentukan lokasi wisata alam yang sesuai dengan kriteria keinginan para calon wisatawan. 2. Masih minimnya alat bantu dalam menunjang pengambilan keputusan membuat calon wisatawan bingung dalam menentukan tujuan wisata alam ke bandung dengan tepat dan sesuai keinginan. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan 1. Aplikasi ini berisikan kriteria-kriteria yang sesuai keinginan calon wisatawan dengan penjelasan mengenai lokasi wisata alam yang telah diputuskan. 2. Aplikasi ini hanya untuk smartphone yang bersistem operasi android. 3. Lokasi wisata alam hanya sebagian yang ada di wilayah Bandung Selatan. 4. Aplikasi ini akan memberikan sebuah solusi bagi wisatawan dalam memilih wisata alam terbaik dan tepat sesuai dengan kriteria yang diinput sesuai keinginan. 5. Alternatif pada metode AHP disini telah ditentukan penulis menurut hasil rekapitulasi kuesioner. 1.4 Tujuan 1. Membangun aplikasi yang memberikan solusi mengenai pemilihan lokasi wisata alam yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan. 2. Membangun aplikasi mobile berbasis android dengan pendekatan sistem pendukung keputusan yang menggunakan metode AHP (Analytical Hierarcy Process).
2. Dasar Teori Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. SPK adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur.[1] AHP adalah salah satu teknik pengambilan keputusan / optimasi multivariate yang digunakan dalam analisis kebijaksanaan. Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan halhal yang bersifat kuulitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutup semua kekurangan dari model-model sebelumnya. AHP juga memungkinkan struktur suatu sistem dan
lingkungan ke dalam komponen yang saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dampak pada komponen kesalahan sistem.[2] A. Prosedur AHP 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. 3. Membuat matriks perbandingan Menggunakan skala rasio, dimana jika nilai matriks berada simetris dengan diagonalnya maka akan bernilai kebalikannya, atau dapat dirumuskan : {Aij = 1/Aij} [2.1] 4. Menjumlahkan setiap kolom (Σkolom) pada matriks perbandingan. 5. Normalisasi matriks, dengan membagi setiap kolom matriks dengan jumlah kolom (Σkolom), kemudian dijumlahkan setiap barisnya (Σbaris). 6. Menghitung total priority value (TPV) untuk mendapatkan bobot subkriteria. 7. Menghitung uji konsistensi Untuk model AHP, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai ratio consistency (CR) ≤ 0.1 (10%). Tahapan dalam melakukan uji konsistensi adalah sebagai berikut: a. Mengalikan nilai TPV dengan nilai kolom matriks pada nilai matriks perbandingan kemudian jumlahkan tiap barisnya. b. Mencari consistency index (CI) dengan rumus: {CI=(∑maks-n)/(n-1)} [2.2] Dimana : CI = Consistency Index n = banyaknya elemen yang dibandingkan ∑maks = Eigen value maksimum c. Mencari Consistency Ratio (CR) dengan rumus: {CR=CI/RI} [2.3] Dimana : CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index RI = Random Index B. Nilai Skala Perbandingan Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel berikut:
JURNAL LPKIA, Vol.1 No.1, September 2014
Tabel 2. 1 Nilai Skala Perbandingan Intensitas Definisi Kepentingan 1 Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih 3 penting dari pada elemen yang lainnya Elemen yang satu lebih penting 5 dari pada yang lainnya Satu elemen jelas lebih mutlak 7 penting dari pada elemen lainnya Satu elemen mutlak penting dari 9 pada elemen lainnya Nilai-nilai antara dua nilai 2,4,6,8 pertimbangan yang berdekatan Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada gambar matriks di bawah ini : Tabel 2. 2 Matrik Perbandingan Kriteria Criteria A B C A
1
B
1
C
1
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada di atas. Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya. Jika pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dapat langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif. Jika 0 ≥ rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan. Tabel 2. 3 Ratio Indeks RI
0.00
0.00
058
0.90
1.12
1.24
1.32
1.41
1.45
1.49
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan melihat indeks konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10%. [3]
3. Analisis dan Perancangan 3.1 Aliran Proses 3.1.1 Usecase Diagram
Gambar 3.1 Usecase Diagram 3.1.2 Usecase Scenario Tabel 3. 1 Use case Scenario Pilih kriteria Nama Use Case : Pilih Kriteria Actor : Admin dan wisatawan Pre-Condition : Aktor ingin menggunakan aplikasi android ini dan belum melakukan pemilihan kriteria Post-Condition : Actor telah melakukan pemilihan kriteria dan telah berinteraksi dengan sistem aplikasi android. Tujuan : Agar pengguna dapat memilih kriteria sesuai keinginan. Deskripsi : Aksi Aktor Reaksi Sistem Skenario Normal 1. Memasukan 3. Menyimpan kriteria yang sementara diinginkan kriteria yang 2. Tekan dilakukan aktor simpan(save 4. Menampilkan kriteria) message 5. Mengaktifkan parameter
Tabel 3. 2 Use case Scenario Terima Parameter Nama Use Case : Terima Parameter Actor : Admin dan wisatawan Pre-Condition : setelah memilih kriteria, selanjutnya aktor menentukan parameternya Post-Condition : Actor telah menentukan parameternya dan telah berinteraksi dengan aplikasi android. Tujuan : Agar pengguna dapat memilih parameternya
JURNAL LPKIA, Vol.1 No.1, September 2014
Deskripsi Aksi Aktor Skenario Normal 1. Menentukan parameter 2. Tekan simpan(save parameter)
sesuai keinginan. : Reaksi Sistem 3.
4. 5.
3.2 Class Diagram
Menyimpan sementara parameter Menampilkan message Mengaktifkan button hasil lokasi terpilih
Tabel 3. 3 Use case Scenario Hasil Lokasi Terpilih Nama Use Case : Hasil lokasi terpilih Actor : Wisatawan Pre-Condition : setelah kriteria dan parameter ditetapkan, aktor akan melihat hasil solusi wisata alam yang tepat. Post-Condition : Actor telah mempunyai solusi untuk tujuan wisata alam. Tujuan : Agar pengguna mendapatkan solusi wisata alam terbaik. Deskripsi : Aksi Aktor Reaksi Sistem Skenario Normal 1. Tekan 2. Melakukan tombol hasil perbandingan lokasi. sesuai dengan kriteria dan parameter untuk mendapatkan solusi terbaik wisata alam. 3. Menampilkan hasil perbandingan. 4. Melihat dan 5. Menampilkan mengetahui keterangan hasil hasil lokasi perbandinga perbandingan. n
Gambar 3.2 Class Diagram 3.3 Perancangan Antarmuka Pada tahapan ini akan dijelaskan bagaimana struktur menu yang dihasilkan dari sistem yang telah dibuat serta menjelaskan bagaimana format rancangan antar muka pada aplikasi yang akan dibuat. 3.3.1 Struktuk Menu Aplikasi Menu Utama
Help Pilih Kriteria
Pilih Parameter
Hasil Solusi Detail Keterangan Solusi
Gambar 3.3 Struktur menu aplikasi
4. Implementasi Antarmuka dan Pengujian 4.1 Implementasi Antarmuka Dialog screen
: Halaman Pembuka
Gambar 4. 1 Dialog Screen Halaman Pembuka Uraian pengguna : 1. User membaca penjelasan singkat aplikasi ini
JURNAL LPKIA, Vol.1 No.1, September 2014
2. 3.
4.
Klik tombol “Menu” maka akan masuk ke menu utama aplikasi ini Klik tombol “Keluar” maka akan muncul pesan peringatan, jika di pilih “Ya” maka aplikasi akan ditutup. Klik tombol “Help” maka akan masuk ke menu help yang didalamnya terdapat keterangan mengenai kriteria.
Dialog screen
Gambar 4. 4 Dialog Screen Halaman Menu Utama Pilih Parameter 1
: Halaman Help
Gambar 4. 5 Dialog Screen Halaman Menu Utama Pilih Parameter 2
Gambar 4. 2 Dialog Screen Halaman Help Uraian Pengguna; 1. User mengklik tulisan “Penjelasan Kriteria” maka akan muncul penjelasannya. Dialog screen Kriteria
: Halaman Menu Utama Pilih
Uraian pengguna : 1. Tentukan “Ya” atau “Tidak”, maksudnya adalah jika pada pilihan Harga – Harga > Kebersihan dipilih “Ya” maka seekbar di sampingnya akan aktif dan pada pilihan Kebersihan – Kebersihan > Harga tidak akan aktif, begitu pun dengan pilihan “Tidak”. 2. Klik tombol “Lanjut” maka tombol “Kemana Saya Harus Berwisata?” akan aktif serta sistem akan menyimpan hasil inputan user. 3. Klik tombol “Batal” maka parameter yang telah diinputkan user akan terhapus dan kembali ke tampilan awal dimana semua pilihan masih kosong. 4. Klik tombol “Kembali” maka akan kembali ke menu sebelumnya yaitu menu Pilih Kriteria. Dialog screen
: Halaman Solusi
Gambar 4. 3 Dialog Screen Halaman Menu Utama Pada Halaman Menu Utama ini terdapat menu Pilih Kriteria dan menu Pilih Parameter yang disatukan. Setelah tahapan di menu Pilih Kriteria terpenuhi maka klik tombol “Lanjut” dan geser aplikasi ke bawah untuk melanjutkan ke menu berikutnya yaitu menu Pilih Parameter. Dialog screen Parameter
: Halaman Menu Utama Pilih
Gambar 4. 6 Dialog Screen Halaman Solusi Uraian pengguna : 1. User akan melihat hasil solusi berwisata alam berdasarkan data yang telah diinput oleh user sebelumnya. 2. Klik tombol “hasil solusi nama objek wisata alam” maka akan tampil rincian keterangan dari mulai nama wisata alam sampai foto tempat wisata alam tersebut Tampilan awal Halaman Solusi ini tidak menampilkan rincian keterangan wisata alam. Rincian keterangan muncul setelah user meng-klik tombol “hasil solusi nama objek wisata alam”.
JURNAL LPKIA, Vol.1 No.1, September 2014
4.2 Pengujian Hasil Pengujian 2. Tabel 4. 1 Tabel modul MainActivity No Fungsi Cara Hasil yang di pengujia yang uji n diharapk an 1 Simpan Masuk Kriteria data pada yang Kriteria menu telah utama dipilih Pilih tersimpa Kriteria n kemudia sementar n pilih a dengan kriteria ditandai yang aktifnya diingink menu an, lalu utama tekan Pilih tombol Paramete Lanjut r 2 Simpan Masuk Nilai nilai pada paramete paramete menu r yang r utama telah Pilih ditentuka Paramet n er tersimpa kemudia n n sementar tentukan a dengan nilai ditandai paramet aktifnya er, lalu tombol tekan “Kemana tombol Saya Lanjut Harus Berwisat a?” 3 Menamp Tekan Solusi ilkan tombol ditampilk Solusi “Keman an pada a Saya Halaman Harus Solusi Berwista dengan ?” yang data ada pada yang menu didapat utama dari Pilih database Paramet er
Hasil pengujia n Kriteria yang telah dipilih tersimpa n dan menu utama Pilih Paramete r aktif
Nilai paramete r yang telah ditentuka n tersimpa n dan tombol “Kemana Saya Harus Berwisat a?” aktif
Solusi dapat ditampilk an dengan data yang diperoleh dari database
Setelah melalui beberapa tahap analisa, perancangan dan implementasi, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Telah dibangun aplikasi yang dapat memberikan solusi mengenai pemilihan objek
wisata alam yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Telah dihasilkan Aplikasi Pendukung Keputusan dalam Penentuan Wisata Alam di Bandung dengan menggunakan metode Analitical Hierarchy Process berbasis Android, yang diharapkan dapat membantu para calon wisatawan yang hendak berwisata alam ke daerah Bandung Selatan.
Saran Pembuatan Aplikasi ini kedepan, diharapkan dapat memberikan alternatif pilihan objek wisata alam lebih banyak, dapat memberikan fasilitas yang lebih lengkap seperti penambahan adanya peta lokasi wisata alam pada setiap pilihan alternatif, serta dapat dikembangkan kedalam versi Web untuk dapat digunakan masyarakat lebih luas, dan para pengguna aplikasi ini dapat memberikan ide atau desain untuk dikembangkan oleh para pengembang aplikasi. DAFTAR PUSTAKA 1. Huda, A. A. (2013). Live Coding! 9 Aplikasi Android buatan Sendiri. Yogyakarta: Andi. 2. Irwanto, D. (2006). Perancangan Object Oriented Software dengan UML. Yogyakarta: Andi. 3. Satyaputra, A., & Aritonang, E. M. (2014). Beginning Android Programming with ADT Bundle. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 4. Shalahuddin, M., & A.S, R. (2013). Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek . Bandung: INFORMATIKA. 5. Simarmata, J. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: ANDI. 6. Sutabri, T. (2012). Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. 7. TURBAN, E., JAY E., A., & T. P. (2008). Decision Support Systems and Intelligent Systems. Yogyakarta: Andi. 8. Widodo, P. P., & Herlawati. (2011). Menggunakan UML. Bandung: INFORMATIKA. 9. B, H. A. (2010). Decision Support System Pemanfaatan Surplus Air. Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010 , 6. 10. Wibowo, F. H., Y.S, W. L., & S. S. (2012). Sistem Pendukung Keputusan Pembelian Handphone dengan Metode AHP. Teknik Informatika STMIK Sinar Nusantara Surakarta , 2-3. 11. IAC Corporation. (2014). Search Nature Tourism, dari http://dictionary.reference.com/browse/nature+ tourism , download tanggal 14 Agustus 2014.