APLIKASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) SEBAGAI UPAYA MEMFASILITASI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP UNTUK MEMAHAMANI KONSEP TRANSFORMASI
A. PENDAHULUAN Mulai semester genap tahun ajaran 2014/2015, Indonesia kembali menerapkan dualisme kurikulum. Sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester akan tetap menerapkan kurikulum ini. Sedangkan, sekolah yang baru menerapkan Kurikulum 2013 selama satu semester akan kembali menerapkan KTSP. Untuk sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013, mereka akan tetap melaksanakan pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik ini perpusat pada peserta didik. Sesuai dengan Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang standar proses, pada inti pembelajaran peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Transformasi merupakan salah satu topik pada kelas VII SMP semester genap yang harus dipelajari oleh peserta didik yang sekolahnya tetap menerapkan Kurikulum 2013. Pada topik ini, peserta didik diharapkan dapat memahami konsep refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi. Peserta didik dikatakan memahami konsep jika peserta didik mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau noncontoh dari konsep, mengembangkan kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika (Nila Kesumawati, 2008: 234). Berdasar pada wawancara dengan salah satu guru matematika di SMP Negeri 2 Wonosari, Beliau menuturkan bahwa masih ada peserta didik yang kesulitan mengerjakan soal yang berbeda dengan contoh soal yang pernah diberikan sebelumnya, walaupun masih pada suatu konsep yang sama. Hal ini juga terjadi pada topik transformasi. Dengan kata lain, sebagian peserta didik masih cenderung menghafal, sehingga ketika diberikan soal yang berbeda dengan contoh soal, mereka mengalami kesulitan. Salah satu penyebab yang mungkin yaitu mereka kurang memahami konsep.
Rofi Amiyani
Page 1
Hal ini juga terjadi pada topik transformasi. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kemampuan pemahaman konsep transformasi. Pada Kurikulum 2013, pembelajaran diwajibkan menerapkan pendekatan saintifik, tetapi tidak ada aturan yang mengatur terkait metode atau model pembelajaran yang harus diterapkan. Hal ini diserahkan kepada guru agar dapat disesuaikan dengan kondisi di kelas. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran saintifik adalah model pembelajaran kooperatif karena sama-sama berpusat kepada peserta didik. Menurut Johnson, Johnson, & Holubec (2010: 4), pembelajaran kooperatif adalah proses belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan peserta didik bekerja secara bersamasama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain. Terdapat beberapa tipe dari pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah tipe Two Stay-Two Stray (TS-TS) yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (Anita Lie 2008: 61). Anita Lie (2008: 62) menjabarkan prosedur pembelajaran TS-TS sebagai berikut. 1. Peserta didik bekerja sama dengan kelompok berempat sebagaimana biasa. 2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok diminta meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain. 3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas menbagikan informasi mereka ke tamu mereka. 4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan dari kelompok lain. 5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. Dari uraian di atas, penulis berasumsi bahwa pembelajaran saintifik dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS dapat memfasilitasi peserta didik untuk memahami suatu konsep, contohnya konsep transformasi. Hal ini karena peserta didik disibukkan dengan kegiatan membangun pengetahuannya sendiri sesuai langkahlangkah pembelajaran saintifik ditambah dengan banyaknya diskusi yang dilakukan seperti terlihat dari langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS. Oleh karena itu, penulis ingin menjabarkan langkah-langkah pembelajaran saintifik yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS yang dapat Rofi Amiyani
Page 2
menfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep-konsep pada topik transformasi, seperti konsep refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi. Rumusan Masalah Bagaimana langkah-langkah pembelajaran saintifik yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS yang dapat menfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep-konsep pada topik transformasi, seperti konsep refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi? Tujuan dan Manfaat Tujuan penulisan makalah ini yaitu menjabarkan langkah-langkah pembelajaran saintifik yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS yang dapat menfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep-konsep pada topik transformasi, seperti konsep refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi. Dari penulisan makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Untuk penulis Menambah pengalaman merancang suatu pembelajaran matematika yang diasumsikan dapat menfasilitasi peserta didik untuk untuk memahami konsep, khusunya konsep-konsep pada topik transformasi. 2. Untuk guru matematika Memberikan referensi terkait alternatif pembelajaran matematika yang diasumsikan dapat menfasilitasi peserta didik untuk untuk memahami konsep, khusunya konsep-konsep pada topik transformasi. Dengan harapan dapat dimodifikasi agar dapat diterapkan untuk topik yang lain.
B. PEMBAHASAN 1. Untuk Memahami Konsep Refleksi Langkah-langkah pembelajaran saintifik yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS yang dapat menfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep refleksi sebagai berikut. a. Peserta didik diberikan gambar-gambar yang menunjukkan contoh konsep refleksi dalam kehidupan nyata. (Mengamati) Contoh:
Rofi Amiyani
Page 3
Gambar 1
Gambar 2
b. Peserta didik diberikan gambar-gambar yang menunjukkan contoh konsep refleksi dalam koordinat cartesius. (Mengamati) Contoh:
Gambar 3
Gambar 4
c. Peserta didik diberikan gambar-gambar yang menunjukkan non-contoh konsep refleksi. (Mengamati) d. Peserta didik diberi waktu untuk memahami contoh dan non-contoh yang diberikan dan menanyakan hal-hal yang belum jelas baik kepada guru maupun dengan peserta didik lain. (Menanya) e. Peserta didik dibentuk ke dalam kelompok-kelompok beranggotakan empat orang. Peserta didik secara berkelompok bekerja sesuai petunjuk guru untuk menemukan konsep refleksi terhadap sumbu , sumbu , garis = − , garis
= , dan terhadap garis
= , garis
= . (Mencoba)
Petunjuk dapat diberikan baik secara lisan ataupun tertulis. Namun, penulis menyarankan agar petunjuk diberikan secara tertulis berupa LKS agar peserta didik dapat bekerja dengan lebih terstruktur. f. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok diminta meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain. Sehingga, terbentuklah kelompok baru yang beranggotakan dari
Rofi Amiyani
Page 4
tiga kelompok yang berbeda, dua orang sebagai tamu dan dua orang sebagai tuan rumah. Dua orang yang tinggal di kelompoknya atau yang berperan sebagai tuan rumah bertugas untuk menyampaikan hasil kerja kelompoknya kepada kedua tamunya. Dua orang yang berperan sebagai tamu dapat menanyakan hal-hal yang belum paham ataupun terkait hal-hal yang berbeda dengan hasil kerja kelompoknya. (Mengkomunikasikan dan menanya) g. Setelah selesai, tamu kembali ke kelompok asal. Pada kegiatan ini, dua orang yang telah bertamu ke kelompok lain bertugas menyampaikan informasi yang diperoleh dari kelompok lain. Sedangkan, dua orang yang tinggal dapat dapat menanyakan hal-hal yang belum paham ataupun terkait hal-hal yang berbeda dengan hasil kerja kelompok mereka. (Mengkomunikasikan dan menanya) h. Salah satu kelompok yang dipilih secara acak mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas agar diperoleh kesimpulan yang disetujui oleh seluruh peserta didik dalam kelas tersebut. (Mengkomunikasikan dan mengasosiasi) i. Guru dapat memberikan pertanyaan kepada beberapa peserta didik ataupun mengadakan kuis mendadak untuk mengukur pemahaman peserta didik
2. Untuk Memahami Konsep Translasi Tidak jauh berbeda dengan langkah-langkah untuk memahami konsep refleksi di atas, langkah-langkah pembelajaran saintifik yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS yang dapat menfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep translasi sebagai berikut. a. Peserta didik diberikan contoh konsep translasi dalam kehidupan nyata. (Mengamati)
Contoh:
Rofi Amiyani
Page 5
Gambar 5
Gambar 6
b. Peserta didik diberikan gambar-gambar yang menunjukkan contoh konsep translasi dalam koordinat cartesius. (Mengamati) Contoh:
Gambar 7
Gambar 8
c. Peserta didik diberikan gambar-gambar yang menunjukkan non-contoh konsep translasi. (Mengamati) d. Peserta didik diberi waktu untuk memahami contoh dan non-contoh yang diberikan dan menanyakan hal-hal yang belum jelas baik kepada guru maupun dengan peserta didik lain. (Menanya) e. Peserta didik dibentuk ke dalam kelompok-kelompok beranggotakan empat orang. Peserta didik secara berkelompok bekerja sesuai petunjuk guru untuk menemukan konsep translasi tunggal, translasi berganda, dan translasi oleh pencerminan berulang. (Mencoba) Petunjuk dapat diberikan baik secara lisan ataupun tertulis. Namun, penulis menyarankan agar petunjuk diberikan secara tertulis berupa LKS agar peserta didik dapat bekerja dengan lebih terstruktur. f. Untuk langkah selanjutnya, sama seperti langkah untuk memahami konsep refleksi di atas.
Rofi Amiyani
Page 6
3. Untuk Memahami Konsep Rotasi Langkah-langkah pembelajaran saintifik yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS yang dapat menfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep rotasi sebagai berikut. a. Peserta didik diberikan contoh konsep rotasi dalam kehidupan nyata. (Mengamati) Contoh:
Gambar 9
Gambar 10
b. Peserta didik diberikan gambar-gambar yang menunjukkan contoh konsep rotasi dalam koordinat cartesius. (Mengamati) Contoh:
Gambar 11
Gambar 12
c. Peserta didik diberikan gambar-gambar yang menunjukkan non-contoh konsep rotasi. (Mengamati) d. Peserta didik diberi waktu untuk memahami contoh dan non-contoh yang diberikan dan menanyakan hal-hal yang belum jelas baik kepada guru maupun dengan peserta didik lain. (Menanya) e. Peserta didik dibentuk ke dalam kelompok-kelompok beranggotakan empat orang.
Rofi Amiyani
Page 7
Peserta didik secara berkelompok bekerja sesuai petunjuk guru untuk menemukan konsep rotasi sebesar sudut α terhadap titik . (Mencoba) Petunjuk dapat diberikan baik secara lisan ataupun tertulis. Namun, penulis menyarankan agar petunjuk diberikan secara tertulis berupa LKS agar peserta didik dapat bekerja dengan lebih terstruktur. f. Untuk langkah selanjutnya, sama seperti langkah untuk memahami konsep refleksi di atas.
4. Untuk Memahami Konsep Dilatasi Langkah-langkah pembelajaran saintifik yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS yang dapat menfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep dilatasi sebagai berikut. a. Peserta didik diberikan contoh konsep dilatasi dalam kehidupan nyata. (Mengamati) Contoh:
Gambar 13
Gambar 14
b. Peserta didik diberikan gambar-gambar yang menunjukkan contoh konsep dilatasi dalam koordinat cartesius. (Mengamati) Contoh:
Gambar 15 Rofi Amiyani
Gambar 16 Page 8
c. Peserta didik diberikan gambar-gambar yang menunjukkan non-contoh konsep dilatasi. (Mengamati) d. Peserta didik diberi waktu untuk memahami contoh dan non-contoh yang diberikan dan menanyakan hal-hal yang belum jelas baik kepada guru maupun dengan peserta didik lain. (Menanya) e. Peserta didik dibentuk ke dalam kelompok-kelompok beranggotakan empat orang. Peserta didik secara berkelompok bekerja sesuai petunjuk guru untuk menemukan konsep dilatasi dengan faktor skala
dan berpusat di titik
.
(Mencoba) Petunjuk dapat diberikan baik secara lisan ataupun tertulis. Namun, penulis menyarankan agar petunjuk diberikan secara tertulis berupa LKS agar peserta didik dapat bekerja dengan lebih terstruktur. f. Untuk langkah selanjutnya, sama seperti langkah untuk memahami konsep refleksi di atas.
C. PENUTUP Salah satu indikator peserta didik memahami suatu konsep yaitu dapat membedakan contoh dan non-contoh. Sehingga pada tahap mengamati, peserta didik harus ditunjukkan contoh dan non-contoh dari konsep tersebut. Kemudian peserta didik diharuskan mengkontruksi pengetahuannya sendiri, mulai dari menanya, mencoba, mengasosiasi hingga mengkomunikasikan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS, seperti yang telah dijabarkan di atas. Dengan mengkontruksi pengetahuannya sendiri, peserta didik akan terhindar dari sekedar menghafal, melainkan akan lebih memahami konsep yang sedang dipelajari. Terlebih dengan ditambah dengan banyaknya kesempatan berdiskusi yang diberikan pada model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS, peserta didik akan memperoleh lebih banyak informasi yang dapat mengoptimalkan pemahaman konsep mereka. Pembelajaran seperti ini akan efektif untuk materi-materi yang menekankan pada penanaman konsep, seperti pada materi Transformasi untuk kelas VII SMP ini. Agar lebih memahami konsep transformasi, peserta didik dapat diarahkan untuk menyelesaikan masalah nyata dengan menerapkan konsep transformasi. Rofi Amiyani
Page 9
D. DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo. Johnson, David W., Johnson, Roger T., & Holubec, Edythe Johnson. 2010. Colaborative Learning: Strategi Pembelajaran untuk Sukses Bersama. Penerjemah: Narurita Yusron. Bandung: Nusa Media. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Replubik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Nila Kesumawati. Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika pada tanggal 28 November 2008.
Rofi Amiyani
Page 10