Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012
Malang, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2012
AMP-21
Aplikasi Alat Pemanen Sawit Tipe Gergaji Pada Lahan Miring dan Lahan Datar Application of Palm Oil Harvester Type ChinSaw at Sloping and Flat Land Safrizal*, Yusmanizar, Bambang Sukarno Putra Program Studi Teknik Pertanian - Fakultas Pertanian - Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk Hasan Krueng Kalee Darussalam Banda Aceh 23111 *Penulis Korespondensi, Email:
[email protected] ABSTRAK Indonesia adalah negara penghasil CPO (Crude Palm Oil) terbesar, sebagian besar devisa Indonesia dihasilkan dari ekspor CPO dan turunannya. Kegunaan sawit yang sangat beragam membuat usaha dibidang sawit semakin berkembang pesat, kegunaan sawit tidak hanya terbatas sebagai pangan semata juga untuk bahan baku kimia oleo, biodiesel, sabun dan banyak manfaat lainnya. Perkembangan teknologi dibidang sawit sangat lambat terutama teknologi alat panen. Pemanenan sawit selama ini masih dilakukan dengan cara semi mekanik yaitu dengan dodos, pemanenan dengan cara ini masih memerlukan tenaga manusia yang lebih besar maka perlu dicoba menggunakan alat alternatif. Tujuan penelitian ini adalah melihat kinerja alat panen tipe gergaji dibandingkan dengan dengan menggunakan dodos. Penelitian ini dilakukan di kebun kelapa sawit masyarakat dengan melihat kapasitas panen, penggunaan bahan bakar dan kemampuan kerja pemanen menggunakan alat penen tipe gergaji. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan kapasitas pemanenan menggunakan alat panen gergaji masih lebih kecil perbedaanya dibandingkan menggunakan dodos, kapasitas rata-rata pemanenan menggunakan alat panen tipe gergaji pada lahan datar 1599kg/jam dan menggunakan dodos kapasitasnya 1557 kg/jam sehingga dapat disimpulkan alat panen tipe gergaji yang dibuat masih perlu dimodifikasi terutama ketajaman mata dan penigkatan daya dari motor penggerak. Hasil questionair memperlihatkan mesin pemanen sawit tipe gergaji lebih disukai untuk digunakan dibanding alat panen konvensional seperti dodos, 16 orang dari 25 tenaga terampil penanenan merasakan sangat puas menggunakan alat pemanen tipe gergaji dan 9 orang merasa puas dengan alat ini. Jika alat ini ada di pasar hanya 8% dari responden yang kurang berminat untuk membelinya sementara 92% menyatakan berminat dan sangat berminat untuk membeli dan menggunakannya. Kata kunci: kelapa sawit, alat panen, mesin panen, dodos ABSTRACT Indonesia is the largest producer of CPO (Crude Palm Oil), most Indonesia devisa come from export of CPO and its derivatives. Uses of crude palm oil is highly diverse make business in the rapidly growing. Benefit is not just to oil as well as for food oleo chemical, feedstocks, biodiesel, soap and many others. The development of technology in palm oil is slow especially palm oil harvesting equipment technology. Harvesting palm fruit still done by semi mechanic equipment call dodos, harvesting this way still requires greater manpower it needs to be tested using alternative tools. The purpose of this study is to look at the type of chainsaw harvesting tool Aplikasi Alat Pemanen Sawit – Safrizal, dkk
357
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012
Malang, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2012 performance compared to using dodos. The research was conducted at oil palm society plantation by looking at harvesting capacity, fuel usage and the ability to work of harvestman. The first result demonstrate the capacity of harvesting using chainsaw harvest was almost similar compare using dodos, harvesting capacity using mechines in flat land is 1599 kg/h while using dodos capacity 1557 kg/h so it can be conclude that fruit harvester type chinsaw still need to be modified especially sharpness of saw and increasing power of mechine. Results of questionair showed reapers type chainsaw is preferable to use than conventional harvesting equipment such as dodos, 16 people of 25 skilled harvesting feel very satisfied using a chainsaw type harvesters and 9 people were satisfied with this tool. If these tools are on the market only 8% of respondents were less willing to buy it while 92% expressed interest and are keen to buy and use. Key word : Palm oil, harvester, mechine of harvest, dodos
PENDAHULUAN Pertumbuhan luas kebun kelapa sawit di Indonesia sangat besar sementara perkembangan teknologi tentang sawit masih sangat kecil sehingga peningkatan kuantitas dan kualitas Crude Palm Oil (CPO) tidak sebanding dengan pertumbuhan lahan sawit, salah satu teknologi yang sangat dibutuhkan adalah teknologi pemanenan. Tandan Buah Segar (TBS) yang telah matang harus segera dipanen agar menghasilkan mutu dan jumlah CPO yang banyak, Proses pemanenan sawit merupakan mekanisme pemotongan pelepah dan batang tandan sawit. Pemanenan tandan kelapa sawit di Indonesia saat ini masih dilakukan dengan alat-alat sederhana, yaitu alat yang dinamakan dodos dan egrek. Dodos adalah pisau yang digunakan untuk memotong pelepah maupun tandan dengan cara disodok. Egrek adalah pisau berbentuk sabit digunakan untuk memotong pelepah maupun tandan dengan cara ditarik. Cara pemanenan ini membutuhkan tenaga kerja dan waktu kerja yang lama, juga akan mengakibatkan susut panen yang cukup tinggi (Intara, 2005). Penelitian yang berhubungan dengan pemanenan kelapa sawit sangat penting, namun saat ini belum banyak dilakukan, padahal tingkat produksi sawit sangat ditentukan oleh proses pemanenannya. Sebelumnya, hasil riset dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang pada tahun 2001 telah mengembangkan suatu alat supaya proses memanen bisa lebih efisien yang dinamakan teknologi Cantas®. Teknologi ini sebenarnya adalah pengembangan dari alat pengegrek dan dodos manual yang biasa digunakan oleh para pemanen. Dengan dimodifikasi dan desain ulang ditambah dengan motor penggerak menjadikan alat ini sangat efisien. Sehingga memanen pun menjadi lebih cepat dan tidak terlalu banyak menggunakan tenaga. Memanen yang efisien dapat dicapai paling tidak dengan memperhatikan dua faktor yakni, alat panen yang digunakan dan banyaknya pekerja guna kegiatan memanen. Itu semua untuk memenuhi standar putaran panen 10 hingga 12 hari. Hingga kini permasalahan yang kerap muncul dalam kegiatan memanen adalah masih minimnya pekerja panen yang terampil dan cepat dalam memanen tandan buah segar (TBS). Saat ini pemanenan banyak menggunakan cara manual misalnya menggunakan arit atau dodos. Cara memanen manual lebih banyak membutuhkan tenaga kerja, menggunakan alat yang efisien dalam memanen dibutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit jumlahnya (Naibaho, 1999). Penerapan alat panen alternatif berupa alat panen tipe gergaji sangat diperlukan sehingga petani dan perusahaan memiliki pilihan dalam menentukan alat panen yang tepat dalam proses pemanenan di kebun sawit. Tujuan penelitian ini adalah melihat kinerja alat panen tipe gergaji dibandingkan dengan dengan menggunakan dodos dan tingkat penerimaan pekerja panen kelapa sawit terhadap alat panen tipe gergaji. 358
Aplikasi Alat Pemanen Sawit – Safrizal, dkk
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012
Malang, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2012
BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di perkebunan kelapa sawit masyarakat kab.Nagan Raya Provinsi Aceh, sebelum pelaksanaan dilakukan terlebi dahulu dilakukan survey pendahuluan yaitu melihat lahan yang cocok yang dapat mewakili keadaan lahan perkebunan kelapa sawit umunya, mencari tenaga terampil pemanen sawit yang mewakili keadaan umum pekerja pemanenan di perkebunan kelapa sawit. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan agustus 2012 dengan melibatkan 25 orang tenaga terampil dibidang pertanian untuk melihat tingkat kenyamanan penggunaan mesin pemanen tipe gergaji dan 3 orang untuk melihat kinerja alat pemanen dibanding dengan menggunakan alat konvensional (dodos). Luas lahan sawit yang digunakan untuk pengujian tingkat kenyamanan penggunaan alat adalah 5 hektar dan untuk pengujian kinerja alat 2 hektar. Tingkat kenyamanan dilihat dengan cara questioner dan detak jantung, sementara kinerja diukur dengan membandingkan luas lahan, berat total tandan buah segar yang dipanen per satuan waktu. Lahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lahan miring dan lahan datar, lahan miring meliputi pada sudut kemiringan 30o dan 45o.
Gambar 1. Mesin pemanen yang digunakan untuk memanen kelapa sawit
HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan pengujian alat dilakukan di Kebun masyarakat di dusun Alue Gani, desa Gunong Pungki, Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh dengan total luas lahan yang dijadikan tempat pengujian adalah 7 hektar dengan beberapa variasi topografi lahan datar, lahan yang berkemiringan dengan sudut ±30 o dan lahan dengan kemiringan ±45o Pengujian yang dilakukan meliputi kapasitas pemanenan mesin panen, penggunaan bahan bakar, efesiensi pemanenan, tingkat kehilangan hasil panen, pengukuran beban kerja fisik dan analisa ekonomi dari dua metode pemanenan yaitu cara dodos dan menggunakan mesin gergaji dengan melibatkan 3 orang tenaga terampil pemanenan (buruh panen).
Aplikasi Alat Pemanen Sawit – Safrizal, dkk
359
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012
Malang, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2012
Kapasitas Pemanenan Kapasitas pemanenan dihitung dengan cara membagi berat tandan yang dipanen dibagi satuan waktu, dari hasil uji coba terlihat penggunaan mesin pemanen kapasitas pemanenannya masih kecil dibandingkan dengan menggunakan dosos (manual).
Gambar 2. Perbandingan kapasitas pemanenan antara menggunakan mesin pemanen dengan menggunakan dodos pada tiga operator pada lahan datar
Gambar 3. Perbandingan kapasitas pemanenan antar menggunakan mesin pemanen dengan menggunakan dodos pada tiga operator pada kemiringan lahan 30 o
Gambar 4. Perbandingan kapasitas pemanenan antar menggunakan mesin pemanen dengan menggunakan dodos pada tiga operator pada kemiringan lahan 45o Pengujian di lapangan terlihat daya mesin yang digunakan masih kecil, ketajaman gerigi gergaji masih kurang dan operator masih kurang terampil dalam menggunakan mesin pemanen. berdasarkan kapasitas pemanenan menunjukkan alat panen sawit masih perlu dilakukan perbaikan terutama daya mesin yang harus ditambah, ketajaman gerigi gergaji yang harus diperbaiki sehingga akan meningkatkan kapasitas kerjanya.
360
Aplikasi Alat Pemanen Sawit – Safrizal, dkk
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012
Malang, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2012
volume (ml/12 menit)
Penggunaan Bahan Bakar Penggunaan bahan bakar dihitung dengan cara volume bahan bakar yang diisi dikurangi yang tersisa dalam tangki mesin setelah mesin pemanen beroperasi dalam satu satuan waktu tertentu, berdasarkan pengujian lapangan menunjukkan rata-rata penggunaan bahan bakar sebesar 300 ml per 30 menit alat beroperasi, sehingga jika mesin pemanen beroperasi 8 jam akan menghabiskan bahan bakar sebesar 4,8 liter, variasi volume penggunaan bahan bakar untuk pemanenan di lahan yang memiliki beberapa derajat kemiring dapat dilihat pada gambar di bawah. 150 100 kemiringan 30o
50
kemiringan 45o 0 Op1
Op2
Op3
Operator
Gambar 5. Penggunaan bahan bakar pada mesin pemanen kelapa sawit
Persentase kehilangan
Tingkat Kehilangan Hasil Panen Pada saat dilakukan pemanenan akan mengalami kehilangan dari massa tandan sawit yang sebenarnya karena sebagian dari biji sawit telah mulai membrondol atau bagian dari TBS terpotong sehingga terpisah dari tandannya. Tingkat kehilangan diukur dengan menimbang keseluruhan TBS termasuk yang tercecer, persentase kehilangan dihitung dengan membandingkan massa bagian TBS yang tercecer dan massa TBS keseluruhan. 1.20% 1.00% 0.80% 0.60% 0.40% 0.20% 0.00%
mesin
dodos 30 o
45 o
Sudut kemiringan lahan Gambar 6. Persentase kehilangan selama pemanenan Gambar 6 memperlihatkan penggunaan mesin pemanen kelapa sawit menghasilkan tingkat kehilangan yang hamper sama, walaupun ada sedikit perbedaan besar ini diakibatkan oleh operator yang belum terampil dalam mengoperasikan mesin pemanen yang relatif masih baru bagi pekerja. Pengukuran Beban Kerja Fisik Pengukuran kerja fisik didapatkan dengan cara mengukur denyut jantung dari pekerja, sebelum pemanenan dilakukan terlebih dahulu dilakukan step-test yang akan menghasilkan data kalibrasi denyut jantung dan daya. Pada saat pemanenan alat Aplikasi Alat Pemanen Sawit – Safrizal, dkk
361
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012
Malang, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2012
Denyut jantung (denyut/menit)
pengukur denyut jantung ditempelkan pada operator dan data denyut jantung di plot ke grafil kalibrasi sehingga didapat daya yang digunakan operator pada proses pemanenan. Hasil pengujian menunjukkan denyut jantung pada operator yang menggunakan alat pemanen tipe gerkaji lebih kecil dibandingkan denyut jantung pekerja yang menggunakan alat konvensional. 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Mesin Dodos
0
50
100
150
Waktu (x 10 detik)
Gambar 7. Denyut jantung operator selama pemanenan menggunakan mesin pemanen dan alat konvensional Terlihat di gambar kurva denyut jantung pemanen yang menggunakan mesin cenderung lebih kecil dibandingkan menggunakan dodos, walaupun ada saat kurva dodos lebih kecil ini dikarenakan pada saat melakukan pemanenan menggunakan dodos operator sempat melakukan relaksasi (harus melakukan relaksasi) sehingga denyut jantungnya menurun, hasil questioner juga menunjukkan kecendrungan yang sama dimana operator merasa lebih nyaman menggunakan mesin pemanen tipe gergaji. Hasil questionair memperlihatkan mesin pemanen sawit tipe gergaji lebih disukai untuk digunakan dibanding alat panen konvensional seperti dodos, 16 orang dari 25 tenaga terampil penanenan merasakan sangat puas menggunakan alat pemanen tipe gergaji dan 9 orang merasa puas dengan alat ini. Jika alat ini ada di pasar hanya 8% dari responden yang kurang berminat untuk membelinya sementara 92% menyatakan berminat dan sangat berminat untuk membeli dan menggunakannya.
8
7
5 4 3 2 1 0
1 2 Mesin 3 Dodos
6
4
5
Gambar 8. Kecenderungan jawaban pekerja saat ditanyakan delapan pertanyaan yang berhubungan dengan tingkat kesukaan pemanen terhadap mesin panen tipe gergaji 1 sebagai jawan terbaik dan 5 jawaban paling tidak baik
362
Aplikasi Alat Pemanen Sawit – Safrizal, dkk
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012
Malang, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2012
Pertanyaan yang diajukan meliputi : 1. Menurut anda, apakah mesin pemanen ini terasa berat saat digunakan untuk memanen kelapa sawit? 2. Menurut anda apakah mesin pemanen ini sudah cocok digunakan untuk pemanenan sawit? 3. Apakah anda terasa lebih mudah lelah jika menggunakan alat ini? 4. Apakah anda terasa lebih mudah dalam melakukan pemanenan dengan menggunakan alat ini? 5. Bagaimana perasaan anda saat melakukan pemanenan sawit dengan alat panen ini? 6. Apakah anda puas menggunakan mesin pemanen ini? 7. Apakah untuk selanjutnya anda berminat menggunakan alat pemanen ini dalam memanen kelapa sawit? 8. Jika alat ini ada di pasaran, apakah anda berminat untuk membeli?
SIMPULAN Mesin pemanen kelapa sawit tipe gergaji sangat nyaman digunakan oleh tenaga pemanen sawit dan menjadi pilihan baik bagi petani sawit jika alat ini tersedia di pasaran. Mesin pemanen kelapa sawit tipe gergaji masih memiliki kinerja yang kurang baik, ini disebabkan masih kurang terbiasanya pemanen menggunakan alat ini dan diperlukan modifikasi sehingga menghasilkan kapasitas yang lebih baik. Masih perlunya perbaikan di mesin pemanen untuk meningkatkan kinerjanya terutama daya motor yang digunakan harus diperbesar dan ketajaman gerigi gergaji yang harus ditingkatkan sehingga proses pemotongan akan berlangsung lebih cepat
UCAPAN TERIMA KASIH Kementarian Riset dan Teknologi atas dana yang disediakan sehingga riset ini terlaksana. Mahasiswa(i) Program Studi Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Budiman, S. 1989. ‘Usaha Meningkatkan Daya Saing Minyak Sawit’, dalam Proceeding Lokakarya Manajemen Industri Kelapa Sawit Tahun 1987. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa Sawit. Ditjenbun. Jakarta. Hartley, CWS, 1976. The Oil Palms, 2nd Edition. London: Longmann. Intara, Y. 1. 2005. Analisis Gaya Pemotongan Spesifik Parenkhim Pelepah dan Batang Tandan Sawit. Tesis. IPB. Bogor. Iyung Pahan. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Kiswanto. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Lampung. Lubis, A. U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar. Sumatera Utara. Maksisawit, 2009. Pasca Panen Kelapa Sawit. Dilihat 20 maret 2012
.
Aplikasi Alat Pemanen Sawit – Safrizal, dkk
363
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012
Malang, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2012
Maruli Pardamean. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. AgroMedia. Jakarta. Meta, 2008. Panen dan Perkiraan Produksi Kelapa Sawit. Politeknik kelapa Sawit Citra Widya Edukasi. Bekasi, Jawa barat. Naibaho, P.M. 1999. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan. Pahan, I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. Semangun, H., Mangoensoekarjo, S. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gajahmada University Press.Yogyakarta. BPP Medan. 1989 Soetrisno, L. 1991. Kelapa Sawit. Penerbit Aditya Media, UGM. Yogyakarta
364
Aplikasi Alat Pemanen Sawit – Safrizal, dkk