Anxiety D isorders of Infancy, C hildhood, & Adolescence D r. Noorhana, S pKJ(K)
• GOK • G angguan cemas perpisahan, gangguan cemas menyeluruh, & fobia sosial • M utisme selektif
G angguan O bsesif-Kompulsif (O C D ) • P ikiran2 intrusif berulang yg terkait dengan kecemasan at ketegangan &/at tindakan mental at fisik repetitif yg bertujuan u/ mengurangi ketakutan & ketegangan yg disebabkan o/pikiran2 tersebut.
Kriteria D iagnostik D S M -IV-TR A. B aik obsesif at kompulsi: B. C. O bsesif at kompulsi tersebut menyebabkan distres, menyita waktu (berlangsung lebih dari 1 j/h), at mengganggu secara bermakna rutinitas normal, fungsi akademik, at aktivitas at hub sosial. D. Jika ada gangguan aksis I yg lain maka isi dari obsesif at kompulsi tersebut tak terbatas padanya. E. G angguan tersebut bukan disebabkan efek2 fis iologis langsung dari suatu zat
O bsesif - Kompulsi 1.
2.
3.
4.
P ikiran, impuls , at citra berulang & menetap yg dianggap intrusif & tak s es uai & yg menyebabkan kecemas an at dis tres P ikiran, impuls , at citra ters ebut bukan s emata2 kekhawatiran yg berlebih tentang masalah2 kehidupan-nyata P asien mencoba u/ mangabai-kan at menekan pikiran, impuls, at citra itu, at menetralis ir dengan pikiran at tindakan lain-nya P asien mengenal bahwa pikiran, impuls, at citra yg obs es ional ters ebut merupakan s uatu produk dari pikirannya sendiri
1.
2.
P erilaku2 repetitif at tindakan2 mental yg pas ien meras a terdorong u/lakukan s ebagai res pons terhadap s uatu obs esi, at menurut peraturan yg harus diterapkan s ecara kaku P erilaku at tindakan mental ters ebut ditujukan u/ mencegah at mengurangi dis tres at mencegah kejadian at s ituasi yg ditakuti; namun, perilaku at tindakan mental ini tak terkait dalam cara yg realis tik dengan apa yg ingin dinetralis ir atau jelas berlebihan
E pidemiologi & E tiologi • P revalensi 0,5% • Faktor Genetik: - risiko meningkat 4x pd first-degree relatives - berhubungan dgn kromosom 2 & 9 - terdapat hubungan antara O C D & Tic disorders. • Neuroimunologi: - terinfeksi grup A Beta hemolitik s treptokokus (P AND AS : pediatric autoimune neuropsychiatric disorders ass ociated with streptococcus)
• Neurokimia: - berhubungan dgn sistem serotonin & dopamin. • Neuroimaging: - volume basal ganglia lebih kecil dibanding normal; volume talamus meningkat. - hipermetabolisme pd daerah frontal corticalstriatal-thalamo-cortical.
D iagnosis banding O C D • R itual-ritual yang sesuai dgn perkembangan anak dalam bermain & berperilaku. • G gn C emas M enyeluruh • Tic disorders (mis: Taurret’s syndrome) • G gn P sikotik
P erjalanan P enyakit & P rognosis • B ersifat kronis • 50% recovery dgn gejala minimal yg menetap • P rognosis lebih baik bila tidak ada komorbiditas dgn gangguan lain (mis: Tic disorders & AD HD ) • M ild-M oderate O C D prognosis lebih baik • P d kasus2 tertentu, diduga sbg gejala prodormal dr suatu ggn psikotik
P enatalaksanaan O C D Farmakoterapi: • S S RI - sertralin (usia min 6 th): 50-200 mg - fluoxetin (usia min 7 th): 20-60 mg - fluvoxamin (usia min 8 th): smp 200 mg - paroxetin: smp 50 mg • C lomipramin: smp 200 mg (3mg/kg)
P enatalaksanaan O C D P sikoterapi: • C B T: 8-12 minggu Terapi tambahan: • Antipsikotik (meningkatkan efek serotonin)
G angguan C emas P erpisahan, Gangguan C emas M enyeluruh, & Fobia S osial
E pidemiologi • P revalensi ggn anxietas: 8,3 – 27 % • Usia sekolah rate G AD 3% ; fobia sekolah 1% ; simple phobias 2,4% • Usia remaja prevalensi ggn panik 0,6% ; GAD 3,7% • Ggn C emas P erpisahan: - 4 % ons et usia pra-sekolah, paling sering usia 7-8 thn - normal memuncak pd usia 9-18 bulan & hilang s ekitar us ia 2,5 thn
E tiologi • Faktor Biopsikosos ial - ciri temperamen: pemalu, menarik diri pd situasi unfamiliar - kualitas maternal attachment • Faktor P embelajaran S os ial - orangtua yg takut berlebihan anak akan memiliki adaptas i fobik thd situasi2 baru. - orangtua mpy ggn anxietas • Faktor Genetik
Kriteria D iagnostik D S M -IV-TR GCP A. Kecemasan yg secara perkembangan tak sesuai & berlebih mengenai perpisahan dari rumah at dari orang2 dimana pasien terlekat, sebagaimana dibuktikan dengan 3 (at lebih) hal berikut: 1) D is tres berlebih berulang saat perpis ahan dari rumah at sosok attachment utama timbul at diantisipas i 2) Kekhawatiran berlebih & menetap tentang kehilangan, at tentang celaka yg mungkin mengenai sosok attachment utama 3) Kekhawatiran berlebih & menetap bahwa suatu kejadian yg tak terjadi akan menyebabkan perpisahan dari sos ok attachment utama 4) Keengganan at penolakan menetap u/pergi ke sekolah at tempat lain dikarenakan ketkautan akan perpisahan
1) Ketakutan at penolakan yg menetap & berlebih u/ sendirian at tanpa sos ok attachment utama di rumah at tanpa org dewasa yg bermakna pada setting lain 2) Keengganan at penolakan yg menetap & berlebih u/ pergi tidur tanpa berada dekat sosok attachment utama at tidur di luar rumah 3) M impi buruk berulang melibatkan tema perpisahan 4) Keluhan2 berulang dari gejala2 fisik saat perpisahan dari s osok attachment utama timbul at diantisipas i
A. D urasi dari gangguan tersebut sesingkatnya 4 minggu B. Awitannya sebelum usia 18 th C. G angguan ini menyebabkan distres bermakna secara klinis at hendaya dalam fungs i sos ial, akademik, at area penting lainnya D. G angguan ini tak timbul secara eksklusif selama perjalanan dari suatu gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia, at gangguan ps ikotik lainnya dan, pada remaja, tak dapat digolongkan ke dalam gangguan panik dengan agorafobia S ebutkan jika: A witan dini: jika awitan timbul sebelum us ia 6 th
Kriteria D iagnostik D S M -IV-TR GCM A. Kecemasan & kekhawatiran berlebih, timbul lebih banyak hari daripada tidak u/ sesingkatnya 6 bl, tentang sejumlah kejadian at aktivitas B. P asien merasa sukar u/ mengendalikan kekhawatiran tersebut C. Kecemasan & kekhawatiran tersebut terkait dengan 1 (at lebih) dari 6 gejala berikut:
1) R estlessness at perasaan keyed up at on edge 2) M udah lelah 3) Kesukaran berkonsentrasi at pikiran menjadi kosong 4) Iritabel 5) Ketegangan otot 6) G angguan tidur
A.
B.
C.
Fokus kecemasan & kekhawatirannya tak terbatas pada ciri2 dari suatu gangguan aksis I dan kecemasan & kekhawatiran tersebut tak timbul secara eksklusif selama G S P T Kecemasan, kekhawatiran, at gejala2 fisiknya menyebabkan distres yg bermakna secara klinis at hendaya dalam fungsi sosial, okupasional, at area penting lainnya G angguan ters ebut bukan dikarenakan efek2 fisiologis langsung dari suatu zat at KM U & tak timbul secara eksklusif selama gangguan mood, psikotik, at perkembangan pervasif
Kriteria D iagnostik D S M -IV-TR Fobia S osial A. Ketakutan yg nyata & menetap akan 1/> situas i2 s osial at performa dimana pasien terpajan pada orang2 yg tak familier at pada kemungkinan dipermalukan oleh orang2 lain. S i anak takut bahwa ia akan bertindak dalam cara yg akan membuat malu at memalukan. Harus ada bukti kapas itas bagi hub sosial yg ses uai-us ia dengan orang2 yg familier & kecemas annya harus timbul dalam setting ses ama, bukan hanya dalam interaksi dengan orang dewasa.
A.
B. C. D.
E.
P ajanan kepada situasi sosial yg ditakuti hampir selalu mencetuskan kecemasan, yg bisa berbentuk serangan panik yg terikat situasi at terpredisposisi situasi. Kecemasannya diekspresikan dengan menangis, tantrum, kaku, at gemetaran dari situasi sosial dengan orang2 yg tak familier S ituasi2 sosial at performa yg ditakuti dihindari, at bila tidak dijalani dengan kecemasan at distres yg intens P enghindaran, antisipasi cemas, at distres dalam situasi2 sos ial at performa yg ditakuti mengganggu secara bermakna rutinitas normal, fungsi akademik, at aktivitas at hub sosial dengan orang lain, at terdapat distres yg jelas tentang mempunyai fobia ini D urasinya sesingkatnya 6 bl
A. Ketakutan at penghindaran tersebut bukan dikarenakan efek2 fis iologis langsung daai suatu zat at KM U, & tak dapat digolongkan ke dalam gangguan mental yg lain B. Jika ada suatu KM U at gangguan mental lainnya, ketakutan dalam kriteria A tak terkait padanya S ebutkan bila: Menyeluruh: bila ketakutannya meliputi kebanyakan situasi s osial (juga pertimbangkan diagnos is tambahan ciri2 cemas -menghindar)
P erjalanan P enyakit & P rognosis • D ipengaruhi o/ usia onset, durasi gejala & perkembangan komorbiditas ggn cemas & depresi. • Anak yg tetap sekolah & mpy aktivitas sosial prognosis lebih baik
• D ifenhidramin bisa u/ mengatasi ggn tidur yg muncul • Alprazolam u/ mengatasi gejala2 anxietas • Klonazepam u/ mengontrol gejala2 panik C BT: dipaparkan dgn rasa takut perpisahan & strategi kognitif (mis: coping s elf-statement u/ meningkatkan a sense of autonomy & mastery)
P enatalaksanaan • M eliputi C BT, edukas i keluarga, intervensi psikosos ial & intervensi psikofarmakologi. Farmakoterapi: - R espon obat dapat dilihat setelah 2 minggu - Fluvoks amin 50-250 mg pd anak, hingga 300 mg pd remaja. P d anak & remaja yg memiliki sedikit komorbid dgn gejala depresi respon lebih baik. - Fluoxetin 20 mg/hr - S ertralin - P aroxetine 10-50 mg/hr
D iagnosis B anding • D i bbrp tingkat, cemas perpisahan mrpk fenomena normal pd anak kecil. • P d anak yg menolak sekolah, perlu dievaluasi apakah ok takut perpisahan, kekuatiran umum thd penampilan atau ketakutkan akan dipermalukan di depan teman2/guru. • Ggn P erkembangan P ervasif • S kizofrenia • Ggn D epres i • Ggn P anik
M utisme S elektif
E pidemiologi & E tiologi • P revalensi: 0,69 % pd usia 4-5 th ; 0,06% pd usia 7 th. B brp survey menunjukkan ggn ini terdpt pd 0,5% dr anak usia sekolah dlm suatu komunitas. E tiologi: • G enetik • P arental Interaction • S peech & language factors
Kriteria D iagnostik D S M -IV-TR A. B. C. D. E.
Kegagalan yg konsisten u/ bicara dalam situasi2 sosial spesifik terlepas dari bicara dalam situasi2 yg lain G angguan tersebut mengganggu pencapaian edukasional at komunikasi sosial D urasinya sesingkatnya 1 bl (tak terbatas pada bl I sekolah) Kegagalan bicara bukan dikarenakan kurangnya pengetahuan, at kenyamanan dengan, bahasa yg dipakai dalam situasi sosial tersebut G angguan tersebut tak dapat dikelompokkan ke dalam gangguan komunikasi & tak timbul secara eksklusif selama perjalanan suatu gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia, at gangguan psikotik yg lain
D iagnosis B anding • • • • •
G angguan perkembangan pervasif G angguan cemas yg lain RM G angguan bahasa ekspresif G angguan konversi
P enatalaksanaan • Farmakoterapi: S S R I (fluoxetin, fluvoxamin, sertralin & paroxetin) • P sikoterapi: C B T • P sikoedukasi keluarga