Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I
2016
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I Factors Affecting Low Usage KB Implant Margamulya In the village Puskesmas Rambah Samo I ANDRIA* *DosenProdi D III Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK Keluarga berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi.Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit Metode kontrasepsi implan yang merupakan salah satu dari metode yang tersedia pada saat ini, nampaknya kurang diminati masyarakat khususnya pasangan usia subur meskipun efektifitas kontrasepsi implan ini sangat tinggi yaitu kegagalannya 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemakaian KB implan wilayah kerja Puskesmas Rambah Samo I. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskritif dengan menggunakan desain penelitian pendekatan cross sectional dengan sampel 71 orang.Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2013 di Desa Margamulya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam klasifikasi cukup 49 orang (69%), umur responden yaitu 20-35 tahun 40 orang (56,3%), biaya pemakaian implan mayoritas responden menyatakan mahal yaitu 58 orang (81,7%), responden tidak menggunakan implant karena alasan kecantikan 35 orang (49,3%), berdasarkan efek samping 37 orang (52,4%), dan berdasarkan komplikasi potensial 48 orang (67,6%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setiap faktor mempengaruhi rendahnya pemakaian KB implan didesa Margamulya wilayah kerja Puskesmas Rambah Samo I. Kata Kunci: Faktor-Faktor Pengaruh, Rendahnya KB Implan ABSTRACT Family planning is an attempt to space or plan the number and spacing of pregnancy by using contraceptives. Contraceptive implant is a contraceptive capsule shaped silastik contain hormones types of progestin (progestin synthetic) mounted underneath the skin method of contraceptive implant that is one of the methods available at the moment, seems less interested in the community, especially couples of childbearing age although the effectiveness of the contraceptive implant is very high namely its failure to 0.2-1 pregnancies per 100 women. The purpose of this research is knowing the factors that affect the low use of birth control implant Puskesmas Rambah Samo I. This type of research is descriptive research using cross sectional design with a sample of 71 people. The study was conducted in June, 2013 in the village of Margamulya. The results showed that the respondents' knowledge in the classification of pretty 49 people (69%), respondents aged 20-35 years are 40 (56.3%), cost of expensive implants majority of respondents said that 58 people (81.7%), respondents do not use implants for Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2
Page 121
Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I
2016
cosmetic reasons 35 people (49.3%), based on the side effects of 37 (52.4%), and based on the potential complications 48 people (67.6%). From the results of this study concluded that each of the factors affecting the low use of birth control implant Margamulya village Puskesmas Rambah Samo I. Keywords :Factors of Influence, Low KB Implant Pendahuluan Keluarga berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati, 2012).Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit (Prawiohardjo, 2008).Akseptor Keluarga Berencana (KB) adalah Pasangan Usia subur (PUS) yang salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan (Rafless, 2011). Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ketahun selalu meningkat. Jumlah penduduk tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, tahun 2011 sebanyak 241 juta jiwa, dan sampai dengan bulan Maret tahun 2012 mencapai 245 juta jiwa. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia menjadi negara keempat dengan penduduk terbanyak setelah China, India, dan Amerika Serikat. Selama rentang tahun 2000 - 2010, kenaikan jumlah penduduk Indonesia sebesar 1,49% per tahun. Angka ini mengalami kenaikan dibanding periode tahun 1999 - 2000 yang masih sebesar 1,45% (BKKBN, 2012). Data yang diperoleh dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) didapatkan jumlah akseptor KB pada tahun 2012 sebanyak akseptor dengan data Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2
sebagai berikut: KB pil 26,81%, KB suntik 47,94%, KB implant 8,58%, KB IUD 7,46%, MOW 1,42%, dan MOP 0,28% (BKKBN, 2012). Proporsi penggunaan metode kontrasepsi di Provinsi Riau tahun 2010 MOW (0,6%), MOP (0,2%), IUD (2,4%), suntik (52,0%), implan (4,6%), pil (35,8%), kondom (3,7 %), lainnya (0,6%) (Dinkes Riau, 2010). Metode kontrasepsi implan yang merupakan salah satu dari metode yang tersedia pada saat ini, nampaknya kurang diminati masyarakat khususnya pasangan usia subur meskipun efektifitas kontrasepsi implant ini sangat tinggi yaitu kegagalannya 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan (Saifuddin, 2010). Gerakan KB di Rokan Hulu hampir mencapai 90 persen, padahal ditingkat nasional sendiri pencapaian program KB baru 61,4%. Dan dari hasil sensus penduduk 2010, menunjukkan jumlah penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. Dan ditargetkan sampai 2015 mendatang BKKBN menetapkan angka Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Dari sisi kesejahteraan KB antara 6566 %, dan angka kelahiran antara 2,1-2,2 anak per wanita. Berdasarkan data Kabupaten Rokan Hulu tahun 2012, seluruh akseptor KB adalah 63790 akseptor, dari data tersebut diketahui yang memakai KB suntik 7509 akseptor (181%), pil 5648 akseptor (139,1%), kondom 1502 akseptor (32,69%), Page 122
Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I
2016
implan 869 akseptor (22%), cara lain 460 akseptor (9,63%), IUD 310 akseptor (5%), MOW/MOP 51 akseptor (1,34%) (Dinas Kesehatan Rokan Hulu, 2012). Menurut data KB Kabupaten Rokan Hulu tahun 2012 di Puskesmas Rambah Samo I jumlah peserta KB aktif kontrasepsi adalah 1265 orang, yang paling banyak digunakan adalah pil 259akseptor (8,2%),suntik257akseptor (8,1%), implan20 akseptor (0,63%), kondom 45 akseptor (1,42%), IUD 1 akseptor (0,03%), cara lainnya 11 akseptor (0,35%) (Dinas Kesehatan Rokan Hulu, 2012). Data tersebut menunjukkan bahwa program KB suntik dan pil cukup berhasil diterima masyarakat, tetapi implan termasuk kontrasepsi yang kurang diminati. Berdasarkan data KB Puskesmas Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu tahun 2012 pengguna akseptor implan adalah Desa Margamulya 4 akseptor (1,05%) dari 252 akseptor KB, desa Langkitin 3 akseptor (1,03%) dari 115 akseptor KB, desa Teluk Aur 3 akseptor (0,66%) dari 156 akseptor KB, desa Rambah Samo Barat 2 akseptor (0,35%) dari 73 akseptor KB, Rambah Samo 1 akseptor (0,24%) dari 184 akseptor KB, Sungai Salak 1 akseptor (0,78 %) dari 41 akseptor KB, desa Lubuk Napal 0 akseptor (0,53%) dari 128 akseptor KB, desa Sungai Kuning 0 akseptor (0,53%) dari 84 akseptor, dan desa Lubuk Bilang 0 orang (0,00%) dari 91 akseptor KB (Data Puskesmas Rambah Samo I).
Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif denganmenggunakan rancangan penelitian cross sectional.yaitusuatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time epporoach) (Notoatmodjo, 2005). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 71 responden
Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2
Page 123
Hasil Setelah dilakukan penelitian terhadap 71 responden di Desa Margamulya Kecamatan Rambah Samo Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB implan, maka didapatkan hasil sebagai Kategori Baik Cukup Kurang Total berikut:
Frekuensi 6 49 16 71
(%) 8,5 69 22,5 100
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pengetahuan Dari tabel 1.Dapat dilihat bahwa akseptor yang berpengetahuan baik 6 orang (8,5%), yang berpengetahuan cukup 49 orang (69%) dan yang berpengetahuan kurang 16 orang (22,5%).
Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I Tabel 2.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Dari tabel 2. Dapat dilihat bahwa responden yang berumur <20 tahun ada 1 orang (1,4%), yang berumur 20-35 tahun ada 40 orang (56,3%), dan yang berumur >35 tahun ada 30 orang (42,3%).
2016
Tabel 5.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Efek Samping Umur < 20 20-35 >35 Total
Frekuensi 1 40 30 71
Persentase (%) 1,4 56,3 42,3 100
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Biaya Dari tabel 3. Dapat dilihat bahwa mayoritas
Dari tabel 5. Dapat dilihat bahwa responden
Komplikasi Potensial Frekuensi (%) Ya 48 67,6 Tidak 23 32,4 Total 71 100 responden menyatakan bahwa kontrasepsi implan adalah mahal yaitu ada 58 orang (81,7%).
81,7 18,3 100 faktor orang orang
Tabel 4.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan AlasanKecantikan Alasan Kecantikan Ya Tidak Total
Frekuensi 35 36 71
(%) 49,3 50,7 100
Dari tabel 4. Dapat dilihat bahwa responden yang memilih alasan kecantikan sebagai faktor tidak menggunakan implan ada 35 orang (49,3%) dan yang tidak ada 36 orang (50,7%). Efek Samping Ya Tidak Total
Frekuensi 37 34 71
(%) 52,1 47,9 100
Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2
Biaya Pemasangan Frekuensi Implan Mahal 58 Murah 13 Total 71 yang memilih efek samping sebagai tidak menggunakan implan ada 37 (52,1%) dan yang tidak ada 34 (47,9%).
(%)
Tabel 6.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan KomplikasiPotensial Dari tabel 6.Dapat dilihat bahwa responden yang memilih komplikasi potensial sebagai faktor tidak menggunakan implan ada 48 orang (67,6%) dan yang tidak ada 23 orang (32,4%). Pembahasan 1. Pengetahuan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa akseptor yang berpengetahuan baik 6 orang (8,5%), yang berpengetahuan cukup 49 orang (69%) dan yang berpengetahuan kurang 16 orang (22,5%). Menurut Notoadmodjo (2007) pengetahuan merupakan salah satu yang penting untuk terbentuknya tindakan Page 124
Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I
2016
seseorang, Maka semakin tinggi pengetahuan akseptor semakin tinggi minat akseptor dalam penggunaan kontrasepsi implan.Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu informasi, pendidikan, pengalaman dan sosial ekonomi, hal tersebut yang membuat kita dapat mengukur pengetahuan seseorang. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang suatu objek maka akan semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marliza (2010) yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu untuk memilih implan sebagai kontrasepsi di kelurahan Terjun kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 bahwa meskipun responden berpengetahuan cukup tetapi responden tidak mau menggunakan alat kontrasepsi implan. Seharusnya responden yang memiliki pengetahuan cukup mau menggunakan kontrasepsi implan. Asumsi peneliti faktor pengetahuan mempengaruhi rendahnya pemakaian kontrasepsi implan didaerah tersebut. Hal ini terjadi dikarenakan pada hasil penelitian ditemukan bahwa kebanyakan pendidikan para responden kebanyakan hanya lulusan SD dan SMP, dimana kita semua ketahui bahwa pendidikan merupakan dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dan wawasan, jadi semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi wawasan dan pengetahuan seseorang tersebut
2. Umur Dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa responden yang berumur < 20 tahun ada 1 orang (1,4%), yang berumur 2035 tahun ada 40 orang (56,3%), dan yang berumur > 35 tahun ada 30 orang (42,3%). Menurut Saifuddin (2010) usia yang baik menggunakan kontrasepsi implan adalah usia reproduksi yaitu 20-35 tahun. Dari hasil penelitian responden yang yang berusia 2035 tahun ada 40 orang tetapi pemakaian kontrasepsi implan didaerah ini sangatlah rendah. Padahal pada usia 20-35 tahun adalah waktu yang tepat wanita untuk menggunakan kontrasepsi implan tersebut. Asumsi peneliti umur bukan faktor penyebab kurangnya minat pemakaian kontrasepsi implan didaerah tersebut.Jadi bisa dikatakan umur bukan merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya pemakaian KB implan.
Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2
Page 125
3. Biaya Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa kontrasepsi implan adalah mahal yaitu ada 58 orang (81,7%). Sesuai teori Hartanto (2004) dari hasil penelitian sebagian besar responden mengatakan kontrasepsi implan adalah KB yang mahal tidak semua responden dapat menjangkaunya. Asumsi peneliti biaya bisa menjadi penyebab kurangnya minat pemakaian kontrasepsi implan didaerah tersebut.Jadi bisa dikatakan biaya merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya pemakaian KB implan.
Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I 4. Alasan Kecantikan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa responden yang memilih alasan kecantikan sebagai faktor tidak menggunakan implan ada 35 orang (49,3%) dan yang tidak ada 36 orang (50,7%). Sesuai dengan teori Hartanto (2004) bahwa pemasangan implan dilakukan insisi yang menyebabkan ada bekas luka pada tempat pemasangan kontrasepsi implan tersebut. Asumsi peneliti alasan kecantikan bisa menjadi penyebab kurangnya minat pemakaian kontrasepsi implan didaerah tersebut.Jadi, bisa dikatakan alasan kecantikan merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya pemakaian KB implan.
2016
6. Komplikasi Potensial Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa responden yang memilih komplikasi potensial sebagai faktor tidak menggunakan implan ada 48 orang (67,6%) dan yang tidak ada 23 orang (32,4%). Menurut Hartanto (2004) faktor kontrasepsi implan tidak dipilih oleh akseptor karena takut mengalami komplikasi dari pemakaian kontrasepsi implan. Asumsi peneliti faktor komplikasi potensial yang menjadi penyebab kurangnya minat pemakaian kontrasepsi implan pada daerah ini.Jadi, faktor komplikasi potensial yang mempengaruhi rendahnya pemakaian kontrasepsi implan.
5. Efek Samping Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa responden yang memilih efek samping sebagai faktor tidak menggunakan implan ada 37 orang (52,1%) dan yang tidak ada 34 orang (47,9%). Menurut Pinem (2009) hingga saat ini pelayanan kurang berkualitas terbukti dari peserta KB yang berhenti menggunakan alat kontrasepsi relatif masih banyak dengan alasan efek samping. Asumsi peneliti faktor efek samping merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya penggunaan kontrasepsi implan pada daerah tersebut karena banyak responden mengeluh akan efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi termasuk KB implan.
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Margamulya tentang rendahnya Pemakaian kontrasepsi implan pada periode Januari-Desember 2012, dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor pengetahuan yang mempengaruhi rendahnya pemakaian KB implan di Desa Margamulya berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 49 orang dengan persentase (69%). 2. Faktor umur tidak menggunakan implan terbanyak di Desa Margamulya yaitu berumur 20-35 tahun yaitu ada 40 orang dengan persentase (56,3%). 3. Faktor biaya pemasangan implan di Desa Margamulya mayoritas mahal yaitu sebanyak 58 orang dengan persentase (81,7%). 4. Faktor alasan kecantikan yang mempengaruhi rendahnya pemakaian KB implan di Desa Margamulya yaitu
Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2
Page 126
Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I sebanyak 35 orang dengan persentase (49,3%). 5. Faktor efek samping yang mempengaruhi rendahnya pemakaian KB implan di Desa Margamulya yaitu sebanyak 37 orang dengan persentase (52,1%). 6. Faktor komplikasi potensial yang mempengaruhi rendahnya KB implan di Desa Margamulya yaitu sebanyak 48 orang dengan persentase (67,6%). Saran Peneliti menyarankan agar pihak puskesmas khususnya Puskesmas Rambah Samo I untuk lebih meningkatkan penyuluhan tentang macam-macam kontrasepsi secara detail sehingga masyarakat lebih mengenal semua macam kontrasepsi yang ada, karena kebanyakan masyarakat awam hanya mengenal kontrasepsi suntik dan pil saja Daftar Pustaka Marliza Anantasia (2010). faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu untuk memilih implan sebagai kontrasepsi di kelurahan Terjun kecamatan Medan Marelan Tahun 2010. Karya Tulis Ilmiah, Universitas Sumatra Utara. BKKBN.(2012). Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi.http://www.bkkbn.go.id. Diakses pada tanggal 16 Maret 2013. Dinkes Riau. (2010). Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2010.http://www.dinkesriau.net, Diperoleh tanggal 12 maret 2013. Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2
2016
Dinkes
Rohul. (2012). Rekapitulasi Kabupaten Terhadap Pelaksanaan KB Oleh Puskesmas, diperoleh tanggal 18 maret 2013. Habib, M. Alhada Fuadilah. (2012). DataTingkatPenggunaan Alat Kontrasepsi diIndonesia tahun 2012.http://alhadafisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail -62892-Umum, diperoleh tanggal 9 maret 2013. Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo, (2007), Kesehatan Masyarakat, Ilmu Dan Seni, Jakarta:PT.Rineka Cipta. Pinem, Saroha. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info media. Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono prawirohardjo. Puskesmas Rambah Samo I. (2012). Rekapitulasi Kabupaten Terhadap Pelaksanaan KB Oleh Puskesmas, diperoleh tanggal 16 maret 2013. Rafless.(2011). Makalah Program KB di Indonesia.http://bahankuliahkesehata n.blogspot.com, Diperoleh 20 Maret 2013. Saifuddin, dkk.(2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Page 127
Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I
2016
Sulistyawati, Ari. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2
Page 128