DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
ANALISIS Z-SCORE UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN KANDANGAN Netty Heryati STIE Nasional Banjarmasin
[email protected]
Abstract, The aim of this study wanted to see the condition of the financial performance and the level of bankruptcy Regional Water District Upper South River Kandangan that during 2000 to 2008 has always suffered losses by using the Z-Score method proposed by Almant. The method used is the method of observation, the secondary data used is the financial statements and other financial data in 2010 through 2012. Analysis of the data using content analysis ie analysis by comparing its antecedents and its Z score consisting of X1 (Working Capital / Total Assets), X2 (Retained Earnings / Total Assets), X3 (EBIT / Total Assets), X4 (Book Value Equity / Debt ) and X5 (Sales / Total Assets) to look at the financial performance and corporate bankruptcy. The results showed that the company's financial performance in 2011 and in 2012 was pretty good views of values X1, X2, X3, X4 and X5 companies, as well as based on a Z-score, the company is healthy and very small probability of bankruptcy occurs. Although the company still carry the burden of past losses are relatively large. A healthy condition is supported by the relatively small debt positions X4 company so high and push the value of Z-score too high. Suggested to the company, although the company was in good health but there are factors supporting the Z-score that needs to be fixed ie X3 and X5 are still declining and aligned to be even better year to come. Keywords: Z - Score, Financial Performance, Corporate Bankcruptcy Abstrak, Penelitian ini bertujuan ingin melihat kondisi kinerja keuangan dan tingkat kebangkrutan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kandangan yang selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2008 selalu mengalami kerugian dengan menggunakan Metode Z-Score yang dikemukakan oleh Almant. Metode yang digunakan adalah metode Observasi, dengan data sekunder yang digunakan adalah data laporan Keuangan dan data keuangan lainnya tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Analisa data menggunakan analisa content analysis yakni dengan membandingkan Z score beserta faktor pendukungnya yang terdiri dari X1 ( modal Kerja/Total Aktiva ), X2 ( Laba ditahan /Total Aktiva ), X3 ( EBIT / Total Aktiva ), X4 ( Nilai Buku Saham / Hutang ) dan X5 ( Penjualan / Total Aktiva ) untuk melihat kinerja keuangan dan kebangkrutan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan tahun 2011 dan tahun 2012 sudah cukup bagus dilihat dari nilai X1,X2,X3,X4 dan X5 perusahaan, serta berdasarkan nilai Z- score, perusahaan berada dalam keadaan sehat dan kemungkinan kebangkrutan sangat kecil terjadi. Walaupun perusahaan masih memikul beban kerugian masa lalu yang relatif besar. Kondisi yang sehat ini didukung oleh posisi Hutang yang relatif kecil sehingga X4 perusahaan cukup tinggi dan mendorong nilai Z score juga tinggi. Disarankan kepada perusahaan, walaupun perusahaan dalam keadaan sehat tapi ada faktor pendukung Z-score yang perlu diperbaiki yakni X3 dan X5 yang masih mengalami penurunan dan diupayakan agar lebih baik lagi ditahun yang akan datang. Kata kunci : Z – Score, Kinerja keuangan, Kebangkrutan Perusahaan
89
Netty Heryati, Analisis Z-Score untuk Mengukur Tingkat Kebangkrutan.........................
Sebuah
perusahaan didirikan tidak hanya
Di
tahun
2011
perusahaan
untuk sementara melainkan untuk jangka
melakukan beberapa usaha perbaikan dalam
panjang dan selamanya. Namun dalam
kinerja keuangannya, yakni
kenyataan tidak selalu hal itu
terjadi,
sebagian mesin dan pipa yang sudah tua,
perusahaan yang beberapa waktu lalu sangat
dengan menggunakan tambahan modal dari
rendebel, tapi sekarang sudah masuk dalam
Pemerintah
tahap kebangkrutan. Semua tergantung pada
2.000.000.000,- serta menaikkan tarif meter
kondisi dan pengelolaan usaha yang terjadi
air kepada pelanggan, yang akhirnya bisa
pada perusahaan tersebut
membuat kinerja keuangannya mengalami
Perusahaan
Daerah
Air
Daerah
mengganti
sebesar
Rp
Minum
perbaikan di akhir tahun 2011, yakni
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, merupakan
perusahaan sudah tidak rugi lagi bahkan
sebuah perusahaan yang beroperasi untuk
sudah mendapatkan keuntungan sebesar Rp
memenuhi hajat hidup orang banyak yakni
312.081.480,-
memproduksi air bersih untuk dijual kepada
Tahun 2012 kembali Pemerintah
masyarakat, yang modal usahanya dimiliki
Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu
menambah
Sungai
4.000.000.000,- untuk
Selatan
keuangan
Kandangan.
Kondisi
perusahaan sejak tahun 2000
modalnya
sebesar
Rp
mengganti semua
mesin yang sudah tua serta menambah
sampai dengan tahun 2008 selalu mengalami
peralatan pengolah air bersih
kerugian, karena banyaknya pipa air yang
dengan harapan kinerja keuangannya akhir
sudah tua sehingga sering terjadi kebocoran
tahun 2012 akan lebih baik dari tahun 2011.
serta banyaknya pencurian air diluar meter
Namun
air oleh masyarakat, sehingga membuat
keuntungan yang diperoleh akhir tahun 2012
pendapatan perusahaan merosot, sedangkan
turun
biaya
sebesar Rp 178.307.932,-
selalu
meningkat
setiap
tahun,
kenyataan
yang
terjadi
lainnya,
justru
lebih rendah dari tahun 2011, hanya
terutama untuk biaya perawatan mesin yang
Dari kenyataan tersebut seolah tahun
sudah tua. Kerugian ini sampai dengan 31
2012 perusahaan kembali berbalik arah
Desember 2010 tercatat Rp 3.946.916.695,-
menuju penurunan kinerja keuangan, dan
yang apabila tidak dilakukan perubahan
dikhawatirkan bisa mengarah pada kerugian
maka perusahaan bisa mengarah pada masa
kembali yang bisa memicu kebangkrutan
kebangkrutan.
perusahaan, sehingga perlu untuk dilakukan penganalisaan terhadap kemungkinannya. 90
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
Analisis multivariate yang cukup
harus berdering. Atau apabila perusahaan
terkenal adalah model kebangkrutan yang
baru saja survive, Z_Score bisa digunakan
dikembangkan
untuk mengevaluasi dampak yang telah
oleh
Edward
Altman
seorang Professor of finance dari New York
diperhitungkan
University School of Bussines pada akhir
manajemen perusahaan ( Sawir : 2003 )
tahun 1960-an yang dikenal dengan Altman
dari
perubahan
upaya
Maka berdasar kondisi yang dialami
Z-Score. Model ini menggunakan analisis
oleh
keuangan
dengan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang baru
mengkombinasikan lima rasio keuangan
bangkit dari kerugian dan sudah mulai bisa
yang berbeda beda yakni
( Ratio Modal
mendapatkan laba ditahun 2011 dan tahun
ditahan/Total
2012, serta dihubungkan dengan pendapat
Kerja/total
yang
aktiva,
dibuat
Laba
Perusahaan
daerah
Air
Minum
Aktiva, Earning before interest and Tax
dari Sawir diatas,
maka penulis ingin
/Total aktiva, Nilai pasar modal/Nilai buku
mengangkat permasalahan dalam penelitian
Hutang dan Penjualan/Total aktiva ). Dari
ini adalah sbb :
nilai Z- nya menurut Altman ( 2005 : 241 )
1.
Apakah kinerja keuangan Perusahaan
berdasarkan titik cut off. Sebuah perusahaan
Daerah Air Minum kabupaten Hulu
dapat
Sungai Selatan tahun 2011 dan 2012
dimasukan
klasifikasi
kedalam
salah
satu
perusahaan Sehat, Sehat tapi
mengalami perbaikan
rawan kebangkrutan ataupun perusahaan
faktor
yang diprediksikan bangkrut.
perusahaan
Tujuan dari menghitung nilai Z adalah untuk problem
keuangan
yang
faktor pembentuk
2. Bagaimana
memperingatkan adanya
dilihat
tingkat
dari
Z-Score
kebangkrutan
Perusahaan Daerah Air Minum diatas
membutuhkan
jika dilihat dari besarnya nilai Z-Score
perhatian serius dan pengarahan. Bila nilai Z
yang terjadi dan faktor apa yang menjadi
lebih rendah dari yang diharapkan, maka
pendukungnya
kita dapat memulai memeriksa apa yang menjadi penyebabnya. Hal yang menarik
METODE
dari Z- Score adalah keandalannya sebagai alat
Metode penelitian yang digunakan
analisa tanpa memperhatikan ukuran
dalam
penelitian
ini
adalah
metode
perusahaan. Meskipun misalnya perusahaan
observasi dengan analisis dokumen yang
sangat makmur, namun bila Z – Score mulai
dikenal dengan content analysis. Indrianto (
turun dengan tajam, lonceng peringatan
2002 : 159 ) mengatakan Content Analysis 91
Netty Heryati, Analisis Z-Score untuk Mengukur Tingkat Kebangkrutan.........................
merupakan penelitian
metode
pengumpulan
data
tahun yakni tahun 2011 dan tahun 2012 serta
melalui metode observasi dan
analisis terhadap
informasi keuangan
isi/pesan dari suatu
2010 sampai dengan 2012.
jurnal dan lain lain) dengan tujuan untuk identifikasi
lainnya
yang terjadi selama tiga tahun yakni tahun
dokumen (laporan, notulen rapat, surat,
melakukan
perusahaan
Data
terhadap
menggunakan
di model
analisa Z-Score
dengan yang
karakteristik atau informasi spesifik yang
dikemukakan oleh Altman. Yakni Z-Score
terdapat
untuk
bagi perusahaan yang non go public.
menghasilkan deskripsi yang objektif dan
Menurut Altman ( Mamduh 2004 : 656 )
sistematik.
untuk melihat kondisi keuangan dan kondisi
Variabel yang digunakan di klasifikasi
kebangkrutan perusahaan yang non go
menjadi 2 yaitu :
public, Z-Score dapat dirumuskan sebagai
1. Variabel Dependen, yaitu variabel yang
berikut :
pada
suatu
dokumen
dipengaruhi oleh variabel lain. Pada
Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 +
model prediksi yang digunakan, Z
0,42X4 + 0,998 X5
adalah variabel terikat dan merupakan
Keterangan :
skore kebangkrutan
Z
= Overall index ( indek keseluruhan )
2. Variabel independen, yakni variabel
X1 = Modal Kerja / Total Aktiva
yang mempengaruhi variabel dependen.
X2 = Laba ditahan / Total Aktiva
Pada model predeksi yang digunakan
X3 = EBIT / Total Aktiva
adalah X1 ( Modal Kerja/Total Aktiva ),
X4 = Nilai buku saham / Nilai buku hutang
X2 ( laba ditahan/total aktiva ), X3 (
X5 = Penjualan / Total aktiva
EBIT/Total aktiva ), X4 ( Nilai Modal /
Cutting off dari analisa Z-Score pada
nilai hutang ), X5 ( penjualan/total
formula diatas tampak pada tabel 1, dibawah
aktiva ) adalah variabel bebas yang
ini :
diperkirakan
dapat
mempengaruhi
kebangkrutan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yakni data Laporan Keuangan yang sudah diaudit selama dua
92
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
Tabel 1 Cutting off analisa Z Score menurut Altman Perusahaan Public
Go Perusahaan non Go Public Keterangan
Z < 1,81
Z < 1,20
Perusahaan dalam kondisi bangkrut ( mengalami kesulitan keuangan dan resiko tinggi )
1,81 < Z < 2,99
1,20 < Z < 2,99
Perusahaan dalam kondisi rawan ( grey area ), pada kondisi ini perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani dengan penanganan manajemen yang tepat
2,99 > Z
2,90 < Z
Perusahaan dalam kondidi sehat sehingga kemungkinan kebangkrutan sangat kecil terjadi
Sumber : Mamduh ( 2000 : 657 )
HASIL DAN PEMBAHASAN Altman
mengidenfikasikan
variabel
bebas
5
(lima)
Gambaran
yang digunakan dalam
variabel
bebas
yang
terdapat pada Laporan keuangan Perusahaan
formulanya yaitu :
Daerah Air Minum
Kabupaten Hulu
X1 = Modal Keja / Total aktiva
Sungai Selatan adalah seperti tabel 2
X2 = Laba ditahan / Total aktiva
berikut:
X3 = EBIT / Total aktiva X4 = Nilai pasar Modal / nilai buku hutang X5 = Penjualan / total aktiva Tabel 2 Gambaran Variabel bebas pada laporan keuangan Perusahaan Tahun 2011 dan 2012 dalam ( Rp Juta ) Tahun
Hutang
2011
Total Aktiva 18.011,4
Laba ditahan (3.946,9 )
EBIT
Penjualan
152,54
Modal Kerja 2.218,79
381,89
6.824,34
Modal saham 14.000
2012
22.079,3
137,06
4.481,18
(3.634,9 )
232,49
7.679,81
18.000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan PDAM kab HSS tahun 2011 dan 2012 93
Netty Heryati, Analisis Z-Score untuk Mengukur Tingkat Kebangkrutan.........................
Tabel 3 Perhitungan 5 Variabel independen Z- score Perusahaan
Tahun 2011
X1 0,123
X2 - 0,202
X3 0,0212
X4 91,78
X5 0,379
2012
0,203
-
0,0105
131,33
0,348
0,152
Sumber : Diolah dari hasil penelitian
Z Score tahun 2011
=
0,717 (0,123) +
kerugian
tahun
2012
dibanding
+ 0,998(0,379) = 38,90
menunjukkan satu kemajuan karena
Z score tahun 2012 = 0,717 (0,203) + 0,847
tahun
(- 0,152 ) + 3,107(0,0105) + 0,42 (131,33 )
mendapatkan laba. Hanya laba tahun
+ 0,998 ( 0,348 ) = 55,53
2012 tidak sebagus laba tahun 2011. X2
pehitungan
2012
2011,
kecil
0,847(-0,202) + 3,107(0,0212) + 0,42(91,78)
Melihat
tahun
lebih
perusahaan
hal
ini
kembali
5 variabel
menunjukkan angka ( -- ) artinya laba
bebas pada analisa Z score ini dari tahun
ditahan perusahaan masih ( -- ) karena
2011 ke tahun 2012, semua
adanya
variabel
akumulasi kerugian beberapa
menunjukkan posisi yang mengarah pada
tahun yang lalu. Tetapi angka ( -- ) ini
kondisi bagus kecuali X3
telah mengalami penurunan setelah
dan X5
yang
mengalami kemunduran yakni :
perusahaan mendapat laba mulai tahun
1.
X1 mengalami kenaikan dibanding
2010
tahun 2011,
kerugian
hal
ini
menunjukkan
kondisi modal kerja dan total aktiva
mulai
diperbaiki
dengan
adanya keuntungan.
yang bagus, modal kerja bertambah
2.
yang menunjukkan kondisi
3.
X3
mengalami penurunan artinya
karena ada bantuan tambahan modal
perolehan EBIT tahun 2012 lebih kecil
dari Pemda yang sebagian ditanam
rationya dibanding dengan tahun 2011
dalam kenaikan kas dan kenaikan
yang lalu . Penurunan ini terjadi karena
piutang melalui kenaikan pembayaran
adanya penambahan aktiva perusahaan
pelanggan.
yakni
X2 0,202
mengalami perbaikan dari menjadi
–
0,152,
--
tambahan
pengolahan
peralatan untuk
penyaringan air dan
artinya
penggantian beberapa mesin yang sudah
perbandingan antara besarnya saldo
tua, sehingga harta bertambah, tetapi 94
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
penambahan harta ini
tidak
diiringi
dengan kenaikan laba (EBIT)
digunakan
yang
untuk
perbaikan
diatas,
akibatnya X5 mengalami penurunan.
proporsional dibanding tahun 2011. Akibatnya posisi X3
turun.
Jika dilihat dari besarnya Z score yang
Hal ini
terjadi tahun 2011 yakni Z – Score 38,90
terlihat pada jumlah laba (EBIT) tahun
jauh lebih besar dari > 2,90 maupun 2012
2012 menurun sedangkan total harta
yakni 55,53 yang jauh > 2,90, maka dapat
mengalami kenaikan. 4.
dikatakan bahwa
X4 menunjukkan angka yang sangat bagus dan cukup tinggi,
maupun tahun 2012. walaupun dilihat dari
tahun 2011 menjadi 131,33 tahun 2012
X3 yakni perbandingan antara EBIT / Total
hal ini ditunjang oleh sedikitnya hutang
aktiva
hutang
pemerintah
setempat
tahun
4.000.000.000,
2012
akibatnya
sendiri.
Rp
pada beberapa tahun yang lalu yang pada saat ini masih tercatat ( - ) Namun karena
X5 menurun dari 0,379 menjadi 0,348, yang
menunjukkan
bahwa
naiknya
signifikan
dengan
penjualan
tidak
kenaikan
tambahan
dioperasikan,
harta
penjualan
di tahun 2011 perusahaan sudah tidak rugi lagi bahkan sudah mulai mendapatkan keuntungan sebesar Rp 312. 031.480 dan
yang
tahun 2012 juga mendapatkan keuntungan
menaik
sebesar Rp 178.307.932 maka
karena adanya tambahan pelanggan
yang sudah dapat
bagus. Artinya berdasarkan Cutting off dari
diantisipasi,
analisa Z score posisi Z-score perusahaan
namun karena perbaikan sarana ini memerlukan tambahan aktiva
Z score
perusahaan masih berada pada posisi yang
baru dan pengurangan kebocoran pipa air
Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja keuangan yang rugi cukup besar
membuat
posisi X4 naik mencapai 131,33 5.
yakni
perbandingan antara penjualan dan modal
Daerah
sebesar
0,0212 di tahun
2012. Serta ada penurunan X5
modal sendiri meningkat karena ada dari
mendapat score
2011 dan turun menjadi 0,0105 ditahun
perusahaan menurun sedangkan jumlah
bantuan
keuangan
perusahaan cukup bagus, baik tahun 2011
dari 91,8
yang dimiliki perusahaan,
kondisi
sudah jauh diatas tingkat 2,90 baik tahun
yang
2011 maupun tahun 2012 dan perusahaan
banyak, sehingga walaupun penjualan
dikatakan
naik tetapi kenaikan ini belum bisa
“ sehat dengan
kemungkinan
kebangkrutan sangat kecil “. Hal ini terjadi
mengimbangi tambahan modal yang
karena X4 perusahaan sangat tinggi yang 95
Netty Heryati, Analisis Z-Score untuk Mengukur Tingkat Kebangkrutan.........................
disebabkan
karena
perusahaan
tidak
kemungkinan
mempunyai hutang jangka panjang, hanya
kebangkrutan
kecil
terjadi“.
punya hutang jangka pendek dan jumlahnya
3. Faktor pendukung terbentuknya Z score
sangat kecil dibanding modal sendirinya,
yang tinggi adalah posisi hutang yang
akibatnya X4 tinggi, yang setelah digabung
sedikit, hanya ada hutang jangka pendek
dengan X1,X2,X3 dan X5 menghasilkan
dan perusahaan tidak mempunyai hutang
angka Z score yang cukup tinggi.
jangka
panjang,
sehingga
tidak
mempunyai kewajiban tetap yang harus SIMPULAN DAN SARAN
dibayar dalam waktu dekat selain biaya
Simpulan
operasional, sedangkan modal sendiri selalu ditambah oleh Pemda setempat
1. Hasil penelitian dan pembahasan yang
akibatnya modal sendiri membesar dan
ada mengatakan bahwa kondisi kinerja
membuat X4 perusahaan naik yang pada
keuangan
akhirnya menaikkan Z score perusahaan
Minum
Perusahaan dilihat
Daerah
dari
faktor
Air faktor
pembentuk Z- Scoe yang terjadi, antara
Saran
tahun 2011 dan 2012
1. Walaupun kondisi perusahaan masih
dikatakan
masih dapat
cukup bagus, untuk faktor
jauh
diatas
kebangkrutan,
tetapi
X1,X2 dan X4. Sedangkan faktor X3
disarankan perusahaan
dan X5 mengalami penurunan. Namun
melakukan
jika
operasional, sehingga di akhir tahun
digabung
kedalam
Z–score
efesiensi
kondisinya cukup bagus, karena Z score
2013 nanti
perusahaan berada jauh diatas cutting off
diperolh
analisa Z score yakni 2,90 baik tahun
tahun 2011 yang lalu
2011 maupun tahun 2012.
untuk tetap dalam
biaya
diharapkan laba yang
paling tidak mencapai laba
2. Perusahaan walaupun berada dalam
2. Ditahun 2011, dan tahun 2012 kondisi
kondisi sehat dan jauh dari kebangkrutan
Z score perusahaan menunjukkan angka
menurut Z score , perusahaan juga harus
yang tinggi yakni 38,99 ditahun 2011
waspada bahwa ada faktor pembentuk Z
dan menaik menjadi 55,53 ditahun 2012,
score yang mengalami kemunduran dan
maka berdasarkan cutting off analisa Z
perlu
score, dalam
dapat dikatakan kondisi
“Perusahaan
sehat
dilakukan
perbaikan
mendatang yakni faktor X3 dan X5
sehingga 96
dihari
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
3. Untuk bahan perbandingan sebaiknya
Mamduh, M Hanafi. 2004. Manajemen keuangan. BPFE Yogyakarta
kinerja keuangan perusahaan juga diukur dan dianalisa dengan metode
analisa
Mamduh, M. Hanafi dan Abdul halim. 2000. Analisa Laporan Keuangan. Edisi pertamaUPP.AMP.YKPN, Yogyakarta
penilaian kinerja keuangan yang lain seperti analisa ratio dll
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Sawir, Agnes. 2003. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Gitosudarmo, Indriyo dan Bakri. 1995. Manajemen Keuangan. BPFE Yogyakarta
97