ANALISIS VEGETASI POHON DI KAWASAN HUTAN BATU BUSUAK PADANG Rival Yuhendri1, Erizal Mukhtar 2 dan Elza Safitri1 1
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas ABSTRACT
Batu Busuak forest area is located in the district Pauah of Padang. On July 24th landslide and flood have been destroyed to the forest and caused the forest structure changes. Based on above reason it is important to analyze the forest structure in Batu Busuak Padang. in order to clarify vegetation analyzes we applied transect along undegraded and degraded area using the quadrant method. The tree composition at degraded areas was 22 families, 49 species and 200 individuals. Further more 31 families, 84 species and 200 individual were found at degraded area. Areca chatecu has the highest important value index on degraded area was 20.64%. Porterandia anisophylla was the lowest one (1.7%). Xerospermum sp has the highest important value index at undegraded area (15.27%) and Micros florida was the lowest one (1.24%). Keywords: structure, composition, forest and Batu Busuak.
Lambuang Bukik Kecamatan Pauah Kota
PENDAHULUAN Hutan tropis Indonesia merupakan salah satu hutan tropis terbesar di dunia setelah Brazil dan Repoblik Kongo. Hutan tropis ini merupakan habitat flora dan fauna yang kelimpahannya tidak tertandingi oleh negara lain dengan ukuran luas yang sama. Bahkan sampai sekarang hampir setiap ekspedisi ilmiah yang dilakukan di hutan tropis
Indonesia
penemuan
spesies
selalu baru
menghasilkan (Forest
Watch
Indonesia-Global Forest Watch, 2001). Hutan Batu Busuak yang merupakan salah satu hutan suaka alam yang ada di Sumatera Barat berada di kawasan Kelurahan
Padang.
Hutan
Batu
Busuak
telah
mengalami beberapa kali bencana banjir dan longsor (24 Juli dan 12 September 2012). Menurut
wawancara
penulis
dengan
penduduk setempat pada tanggal 10 Agustus 2012,
bencana
ini
diakibatkan
oleh
pembalakan liar yang terjadi di hutan Batu Busuak. Pernyataan tersebut
diperkuat
dengan adanya hasil temuan dari Tim Ekspedisi Batu Busuak I (Tim Sekber Pecinta Alam Sumatera Barat, didukung oleh LSM di Sumatera Barat) pada tanggal 31 Agustus 2012 yaitu adanya longsoran tebing bukit di sebelah kanan sungai (sisi selatan) yang masih berpotensi untuk longsor kembali
dengan ketinggian tebing ± 15 m. Tim ekspedisi juga menemukan
METODE PENELITIAN
adanya kayu
Penelitian ini telah dilakukan pada
besar yang melintang pada aliran sungai
bulan April-Juli 2013 di hutan Batu Busuak
dengan koordinat S00o 52’ 44.4’’ E 100o 28’
Padang. Identifikasi sampel dilakukan di
58.2’’ dengan ketinggian 354 m dpl. Pada
Herbarium
koordinat S00o 52’ 39.4’’E 100o 29’ 18.8’’
Padang.
pada ketinggian 397 m dpl juga ditemukan
penelitian ini adalah meteran (100 m),
tumpukan kayu dan adanya kayu yang
kompas, parang, pisau, gunting tanaman,
melintang dengan diameter 120 cm dengan
pancang, tali plastik, goni, kamera digital,
panjang ± 20 m dengan jenis kayu Meranti
alat-alat tulis dan perlengkapan herbarium
(Rahmadi, 2012).
(kantong plastik, koran, label, mistar dan
Dikhawatirkan vegetasi pohon di hutan Batu Busuak akan terus mengalami
spidol).
ANDA Alat
Universitas
yang
Sedangkan
Andalas
digunakan
bahan
yang
dalam
akan
digunakan adalah methanol.
penyusutan akibat longsor dan pembalakan
Cara kerja: terlebih dahulu dilakukan
liar. Hal ini dikuatkan oleh penelitian Okvia
survei lokasi secara umum. Pelaksanaan
(2008) tentang komposisi vegetasi pohon di
penelitian dimulai dengan pembuatan jalur
hutan
transek
Batu
penelitiannya famili,
27
Busuak
menemukan spesies
Berdasarkan
tersebut.
dan
masalah
sebanyak 152
yang
melintasi
kawasan
hutan
15
Batu Busuak pada areal terdegradasi dan
individu.
tidak terdegradasi dengan masing-masing
maka
sepanjang 1000 m. Pada jalur tersebut dibuat
penulis telah melakukan penelitian tentang
titik pancang yang satu dengan yang lain
“Analisis
berjarak 20 m dan garis tegak lurus terhadap
Vegetasi
di
Hasil
Pohon
atas di
Kawasan
Hutan Batu Busuak Padang”.
jalur sehingga akan terbentuk empat buah
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1)
Untuk
perbandingan
diamati berjumlah sebanyak 50 titik pancang.
komposisi pada areal terdegradasi dengan
Selanjutnya, pada setiap titik pancang dan
areal
Untuk
setiap kuadran akan dilakukan pengukuran
mengetahui perbandingan struktur vegetasi
jarak dan diameter pohon (diameter ›10 cm)
pada areal terdegradasi dengan areal tidak
dari titik yang terdekat.
tidak
mengetahui
kuadran. Sedangkan titik pancang yang akan
terdegradasi.
2)
terdegradasi.
Di lapangan dicatat jenis-jenis pohon yang didapat, nama daerah maupun nama latinnya, namun demikian semua tumbuhan yang
diamati
akan
dikoleksi
untuk
diidentifikasi. Selain itu juga di lakukan
Nilai penting =
pengambilan data sekunder berupa suhu
Keterangan :
udara, kelembaban udara, curah hujan dan
KR: Kerapatan Relatif
iklim (dari data sekunder stasiun terdekat).
DR: Dominansi Relatif
Data yang didapat di lapangan dianalisis
KR+DR+FR
FR : Frekuensi Relatif
dengan menggunakan rumus: (Indriyanto, HASIL DAN PEMBAHASAN
2008). jarak pohon rata-rata:
A. Komposisi pohon Komposisi pohon yang terdapat pada
d d 2 d 3 ... d n d 1 n
areal terdegradasi di hutan Batu Busuak
d
terdiri dari 22 famili, 49 jenis dan 200
: Jarak pohon
d1 - dn : Jarak masing-masing pohon ke titik pengamatan n
: Jumlah pohon yang diamati
Kerapatan seluruh jenis/Ha
10.000 m 2 ( Jarak pohon rata rata) 2
Kerapatan suatu jenis
individu.
Sedangkan
pada
areal
tidak
terdegradasi terdiri dari 31 famili, 84 jenis dan 200 individu. Uraian komposisi pohon secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat pada areal terdegradasi jenis yang memiliki individu terbanyak adalah famili Palmae (15%) yaitu sebanyak 2 jenis dan 30 individu. famili
Kerapatan relatif suatu jenis (%)
Kerapatansuatu jenis = 100% Kerapatansemua jenis Dominansi suatu jenis
Jumlah basal suatu jenis Luas area Dominansi relatif suatu jenis (%) =
Dominansi suatu jenis 100% Dominansi seluruh jenis
Frekuensi suatu jenis
kedua
terbanyak
adalah
Euphorbiaceae
(14%) yaitu sebanyak 28 jenis dan 8 individu dan disusul oleh famili Moraceae (10,5%) yaitu sebanyak 7 jenis dan 21 individu. Ketiga famili tersebut dapat dikategorikan sebagai famili yang co-dominan. Sedangkan famili yang memiliki nilai presentase terendah adalah Burseraceae, Myristicaceae, Rubiaceae dan Caprifoliaceae sebanyak 15 jenis dan 41 individu. famili kedua terbanyak adalah Lauraceae (11,5%)
Frekuensi relatif (%) =
Frekuensi suatu jenis 100% Frekuensi seluruh jenis
yaitu sebanyak 8 jenis dan 23 individu.
Sedangkan
famili
yang
memiliki
nilai
presentase terendah adalah Bombacaceae,
Fabiaceae,
Piperaceae
masing-masing
dan
hanya
Rubiaceae (0,5%).
Tabel 1. Komposisi pohon di areal terdegradasi dan tidak terdegradasi. Famili Anacardiaceae Annonaceae Bombacaceae Burseraceae Caprifoliaceae Clusiaceae Dipterocarpaceae Elaeocarpaceae Euphorbiaceae Fabaceae Fagaceae Lamiaceae Lauraceae Lecythidaceae Melastomataceae Meliaceae Moraceae Myristicaceae Myrtaceae Ochnaceae Palmae Piperaceae Polygalaceae Rubiaceae Rutaceae Sapindaceae Sapotaceae Saurauiaceae Sterculiaceae Stryracaceae Theaceae Thymelaeceae Tiliaceae Urticaceae Jumlah
Jenis 3 2 1 1 1 2 8 3 1 4 1 1 7 1 2 2 1 1 1 1 4 1 49
Terdegradasi Individu Famili (%) 7 3.5 18 9 1 0.5 1 0.5 2 1 7 3.5 28 14* 18 9 2 1 14 7 4 2 12 6 21 10.5* 1 0.5 9 4.5 30 15* 7 3.5 1 0.5 2 1 4 2 8 4 3 1.5 200 100
Jenis 1 8 1 2 2 3 3 1 15 1 2 8 1 3 1 6 4 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 84
Tidak terdegradasi Individu Famili (%) 3 1.5 15 7.5 1 0.5 5 2.5 2 1 4 2 5 2.5 6 3 41 20.5** 1 0.5 5 2.5 23 11.5* 11 5.5 11 5.5 2 1 11 5.5 8 4 7 3.5 2 1 2 1 1 0.5 2 1 1 0.5 2 1 6 3 2 1 3 1.5 6 3 3 1.5 2 1 7 3.5 200 100
Keterangan : * famili co-dominan ** famili dominan
Jika dilihat dari kedua lokasi di atas
paling dominan adalah Urticaceae. Dari
bayak
uraian di atas dapat diduga kerusakan hutan
ditemukan adalah famili Euphorbiaceae. Hal
tersebut masih dapat dikatakan belum begitu
tersebut juga sama dengan hasil penelitian
parah karena masih ditemukan famili yang
Okvia (2008) di hutan Batu Busuak. Namun
umum pada hutan primer.
jumlah
individu
yang
paling
berbeda dengan hasil penelitian Mukhtar dkk, (2010) di hutan Bukik Gajabuih famili yang
B. Struktur Vegetasi (Nilai Penting)
penting dari 20 jenis pohon utama yang
Nilai penting menunjukkan bahwa tingkat
penguasaan
individu
ditemukan pada areal terdegradasi. Paling
dalam
tinggi adalah jenis Areca cathecu (20,64%)
komunitas. Pada Tabel 2 dapat dilihat nilai
dan terendah Barringtonia pendula (5,21%).
Tabel 2. Nilai penting dari 20 jenis pohon utama yang terdapat pada areal terdegradasi di hutan Batu Busuak Padang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jenis Areca cathecu Brun. F. Durio zibethinus Rumph. Ex Murray Bellucia pentamera Audin. Artocarpus elastica Reinw. Parkia speciosa Hassk. Arenga pinnata (Wurm.) Merr Macaranga gigantea (Zoll.) Mull.Arg. Macaranga conifera (Zoll.) Mull.Arg. Piper aduncum L. Ficus pandana Brum.f. Herietaria sp. Eugenia fasciculata Wall. Ex Blume Cinnamomum subavenium Miq. Pithecelobium lobatum Benth. Homalanthus populneus (Geiseler) Pax Shorea sp. Litsea sp.1 Baccaurea deflexa Mull.Arg. Durio sp. Barringtonia pendula (Griff.) Kurz. Keterangan: KR FR DR NP
Famili Palmae Bombacaceae Melastomataceae Moraceae Fabaceae Palmae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Piperaceae Moraceae Sterculiaceae Myrtaceae Lauraceae Fabaceae Euphorbiaceae Dipterocarpaceae Lauraceae Euphorbiaceae Bombacaceae Lecythidaceae
KR 11 8.5 6 1.5 4.5 4 3.5 3.5 3.5 3 2.5 3 3 3 2.5 2 2 2 0.5 2
FR 8.38 7.82 5.03 1.69 5.03 3.35 3.91 3.35 3.35 3.35 2.79 3.35 2.79 2.23 2.79 2.23 2.23 2.23 0.56 2.23
DR 1.26 2.31 1.25 8.46 1.18 1.30 1.10 1.46 1.17 1.58 2.40 1.21 1.16 1.30 0.91 1.62 1.35 1.20 4.31 0.98
NP 20.64 18.63 12.28 11.63 10.71 8.66 8.51 8.31 8.02 7.93 7.69 7.56 6.95 6.54 6.25 5.86 5.59 5.44 5.37 5.21
= Kerapatan relatif = Frekuensi relatif = Dominansi relatif = Nilai penting
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa
dari
nilai
pentingnya.
dibandingkan
ditemukan pada areal tidak terdegradasi.
Mukhtar
paling
sp.
Gajabuih didapatkan nilai terpenting tertinggi
(15,27%) famili Sapindaceae dan terendah
adalah Villebrunea rubescens BI, Mukhtar
adalah Mangifera indika (4,24%) famili
dkk, (2011) di kawasan konsesi HPH PT
Anacardiaceae.
Andalas Merapi Timber didapatkan nilai
tinggi
adalah
Xerospermum
(2010)
hasil
bila
nilai penting dari 20 jenis pohon utama yang
dkk,
dengan
Selanjutnya
di
penelitian
hutan
Bukik
Dari perbandingan kedua lokasi yang
terpenting tertinggi adalah Shorea sumatrana
diamati ditemukan suatu yang menarik yaitu
dan Okvia (2008) di hutan Batu Busuak
pada jenis Barrintonia pendula. Pada lokasi
didapatkan nilai terpenting tertinggi adalah
yang tidak terdegradasi jenis tersebut di atas
Macaranga tanaria.
menempati urutan ke-3 dari nilai pentingnya. Selanjutnya pada lokasi yang terdegradasi jenis tersebut menempati urutan yang ke 20
Tabel 3. Nilai penting dari 20 jenis pohon utama yang terdapat pada areal tidak Terdegradasi di hutan Batu Busuak Padang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jenis Xerospermum sp. Tricalysia malaccensis (Hook.f.) Merr Barringtonia pendula (Griff.) Kurz. Uvria feotida Ruiz. & Pav. Ex Don Cryptocarya densiflora Bllume. Quercus oidacarpa Korth. Mallotus wrayi King ex Hook.f. Elaeocarpus punctatus (Blume) King Cyathocalyx ramiflorus Sceff. Villebrunea rubescen Blume. Arthocarpus integer (Thunb.) Merr. Mallotus paniculatus (lam.) Mull.Arg. Pternandra cordata Baill. Macaranga hypoleuca Mull.Arg. Litsea amara BI. Polyalthia rumphii (BI.) Merr Eugenia sp.1 Drypetes celebica Pax & K. Hoff. Pimelodendron sp. Mangifera indika L.
Famili Sapindaceae Rubiaceae Lecythidaceae Annonaceae Lauraceae Fagaceae Euphorbiaceae Elaeocarpaceae Annonaceae Urticaceae Moraceae Euphorbiaceae Melastomataceae Euphorbiaceae Lauraceae Annonaceae Myrtaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Anacardiaceae
KR 1.5 0.5 5.5 0.5 4 1 3.5 3 0.5 3.5 2.5 3 3 2.5 2.5 2.5 1.5 2.5 2 1.5
FR 1.60 0.53 5.32 0.53 3.72 1.06 3.72 2.13 0.53 3.19 2.66 2.66 2.66 2.66 2.66 2.66 1.60 2.13 2.13 1.60
DR 12.18 13.52 1.01 7.98 0.59 6.19 0.70 2.65 6.33 0.38 1.85 1.25 0.44 0.58 0.36 0.28 2.05 0.46 0.64 1.14
NP 15.27 14.55 11.83 9.01 8.31 8.26 7.92 7.78 7.36 7.07 7.01 6.91 6.10 5.74 5.52 5.44 5.15 5.09 4.76 4.24
Keterangan: KR = Kerapatan relatif FR = Frekuensi relatif DR = Dominansi relatif NP = Nilai penting
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Komposisi pohon yang terdapat pada areal terdegradasi terdiri 22 famili, 49 jenis dan 200 individu. Pada areal tidak terdegradasi terdiri 31 famili, 84 jenis dan 200 individu. 2. Nilai
penting
terdegradasi (20,64%)
tertinggi
adalah
pada
Areca
areal
cathecu
dan yang terendah adalah
Porterandia anisophylla (1,7%). Pada areal tidak terdegradasi nilai tertinggi adalah Xerospermum sp. (15,3%) dan terendah Microcos florida (1,2%).
Forest Watch Indonesia-Global Forest Watch. 2001. Keadaan Hutan Indonesia. http://www.Scribd.Com. Diakses 9 Agustus 2012. Mukhtar, Erizal, Chairul and Tsuyoshi Yoneda. 2010. ”Tree Composition And Structure In 12 Years After Illegal Logging In Gajabuih Plot, West Sumatra”. Biospectrum Vol. 6 (3). Okvia, Y. 2008. Komposisi Vegetasi Pohon di Hutan Batu Busuak Kelurahan Lambuang Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Padang. Rahmadi. 2012. Ekspedisi Batu Busuak I. (Oline). http://www.padang.com. Diakses 9 Agustus 2012.