Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Analisis Semiotik Syair Lagu Campursari Cak Diqin dalam Album By Request Langgam Jawa Oleh: Nani Cahyo Widati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pembacaan heuristik pada syair lagu campursari Cak Diqin dalam Album By RequestLanggam Jawa, dan (2) pembacaan hermeneutik pada syair lagu campursari Cak Diqin dalam Album By RequestLanggam Jawa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data berasal dari keping VCD Syair Lagu Campursari Cak Diqin dalam Album By Request Langgam Jawa. Data penelitian adalah satuan gramatikal dalam bentuk Syair Lagu Campursari Cak Diqin dalam Album By Request Langgam Jawa. Teknik pengumpulan data dengan teknik pustaka dan teknik simak catat. Instrumen yang digunakan adalah human instrument. Data dianalisis dengan menggunakan analisis konten. Hasil kajiannya adalah pada Semiotik Syair Lagu Campursari Cak Diqin Dalam Album By Request Langgam Jawa terdapat beberapa penyimpangan terhadap susunan tata bahasanya yang menyebabkan sulit untuk dipahami oleh pembaca, sehingga analisis pembacaan heuristik dianggap sangat membantu pembaca dalam memaknai syair lagu campursari Cak Diqin dalam album by request yang terkandung di dalamnya. Konvensi ketaklangsungan ekspresi yang terdapat pada Syair Lagu Campursari Cak Diqin dalam Album By Request Langgam Jawa lebih banyak disebabkan oleh penggunaan distorting of meaning (penyimpangan arti) karena ambiguitas (13), dan beberapa oleh displacing of meaning (penggantian arti) karena penggunaan simile (4) dan personifikasi (1). Kata kunci: campursariCakDiqin,heuristik, hermeneutik
Pendahuluan Musik merupakan bahasa yang universal karena musik mampu di mengerti dan dipahami oleh banyak orang dari bangsa lain di dunia. Musik berada di sekeliling kehidupan manusia sejak manusia itu sendiri berada dalam kandungan ibunya. Musik memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia sehari-hari sesuai dengan fungsi dan kegunaannya masing-masing. Berbagai fungsi musik di antaranya sebagai media hiburan, media ritual, media pengobatan, pendidikan sebagai media informasi dan lain sebagainya. Musik campursari juga dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk melestarikan budaya Jawa. Namun, dalam kenyataannya masyarakat cenderung lebih menyukai musik bernuansa barat dibandingkan dengan musik campursari.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
1
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Ada beberapa penyanyi profesional dalam dunia musik campursari misalnya Waljinah, Manthous, Didi Kempot, Nurhana dan Cak Diqin. Penulis memilih lagu yang dibawakan Cak Diqin karena kata-kata yang digunakan cukup akrab didengar ditelinga masyarakat dibandingkan dengan penyanyi campursari lainnya. Dalam pandangan peneliti, lirik-lirik lagu tersebut mengandung makna yang kompleks dan kaya akan kode-kode, tanda-tanda, symbol dan lambang. Karya sastra merupakan sarana untuk menyampaikan pesan tentang suatu kebenaran. Dalam sebuah karya sastra, terdapat pesan yang disampaikan baik tersurat maupun tersirat. Susunan bahasa dan kata-katanya yang digunakan juga sulit untuk dipahami dalam pembacaannya. Bahasa yang digunakan dalam lirik lagu campursari Cak Diqin dalam album by request ada yang mudah diterima dan ada pula yang memerlukan penafsiran mendalam. Supaya tidak terjadi kesalahpahaman makna dalam penafsirannya, maka untuk memahaminya perlu dianalisis secara semiotik, karena dengan semiotik kita akan mengetahui makna dalam lagu campursari. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Semiotik Syair Lagu Campursari Cak Diqin dalam album by request langgam Jawa”. Alasan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah lagu campursari dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk melestarikan budaya Jawa. Syair lagu campursari tersebut terdapat banyak makna yang belum diungkapkan dengan sebenarnya.Lagu campursari mengandung nilai-nilai moral yang baik sesuai dengan ajaran masyarakat Jawa.Dalam syair lagu campursari terdapat simbol dan lambang yang belum terungkap artinya secara jelas. Selain itu, susunan bahasa dan kata-katanya sulit untuk dipahami sehingga membutuhkan penafsiran lebih mendalam. Penafsiran makna melalui pembacaan heuristik yang menghasilkan pemahaman makna secara harfiah atau makna tersuratnya saja. Untuk itu, dalam menganalisis syair syair lagu campursari dilanjutkan dengan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan semiotik tingkat kedua untuk mengetahui makna tersiratnya.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
2
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam peneilitian kualitatif ini, peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya. Namun demikian, tidak berarti bahwa dalam penelitian kualitatif ini peneliti sama sekali tidak diperbolehkan menggunakan angka. Yang tidak tepat adalah apabila dalam mengumpulkan data dan penafsirannya peneliti menggunakan rumus-rumus statistik (Arikunto, 2002: 10). Sumber data terkait dengan subjek penelitian dari mana data diperoleh (Siswantoro, 2011: 72). Sumber data penelitian ini adalah keping VCD syair lagu campursari Cak Diqin dalam album by request langgam Jawa. Data adalah hasil pencatatan, baik yang berupa fakta ataupun angka (Arikunto, 2002: 96). Data penelitian berupa satuan gramatikal dalam bentuk syair lagu campursari Cak Diqin yang berjudul: Gulu Pedhot, Tragedi Kembang Jemani, Gempa Bumi, Rondo Gunung, Tragedi Tali Kutang, Muspro, Cinta Tak Terpisahkan, Manten Mantenan, Sepur Argolawu, Susus Murni, Kadar-Kawin Dalam Rencana, Slenco, Sido Rondho, Mister Mendem, Cinto di Mato, dan Mundur Opo Mbacut. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2011: 224). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka dan teknik simak catat. Instrumen penelitian yang dilakukan menggunakan human instrumant (peneliti sendiri). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis konten. Penyajian hasil analisis menggunakan metode informal. Hasil Penelitian Pada bab penyajian dan pembahasan data akan disajikan mengenai analisis semiotik Syair Lagu Campursari Cak Diqin dalam Album By Request Langgam Jawa. Data yang akan dibahas berupa lirik lagu campursari yang terdiri dari enambelas judul lagu yaitu: Gulu Pedhot, Tragedi Kembang Jemani, Gempa Bumi, Rondo Gunung, Tragedi Tali Kutang, Muspro, Cinta Tak Terpisahkan, Manten-Mantenan, Sepur Argolawu, Susus Murni, Kadar Kawin Dalam Rencana, Slenco, Sido Rondho, Mister Mendem, Cinto di Mato, dan Mundur Opo Mbacut.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
3
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Syair lagu campursari akan dianalisis melalui dua pembacaan yaitu pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik.
Pembacaan Heuristik Syair Lagu Campursari Cak Diqin Dalam Album By Request Langgam Jawa. Pada syair lagu campursari Cak Diqin dalam Album By Request terdapat beberapa penyimpangan terhadap susunan tata bahasanya yang menyebabkan sulit untuk dipahami oleh pembaca, sehingga analisis pembacaan heuristik dianggap sangat membantu pembaca dalam memaknai syair lagu campursari Cak Diqin dalam album by request yang terkandung di dalamnya. Adapun pembacaan heuristik pada syair lagu campursari Cak Diqin dalam album by request, dilakukan dengan mengembalikan penyimpangan frasa dan sintaksis untuk mencapai keutuhan makna pada setiap bait dengan menyisipkan kata atau sinonim katakatanya di dalam kurung. Berikut ini pembacaan heuristik yang telah dianalisis dari penyimpangan frasa.
Gulu Pedhot Lirik: Dudu watu yen sing diarani pasir Watu kambang keli ana ing pinggir Lagi ketemu Aku wis krasa naksir Klisikan kaya kelangan pikir Pembahasan: Dudu watu yen sing diarani pasir, (ana) Watu kambang keli ana ing pinggir (kali). Lagi ketemu (wae)aku wis krasa naksir. (Aku ngrasa) klisikan kaya(wong sing) kelangan pikir.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
4
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Terjemahan: “Bukan batu kalau yang disebut pasir, ada batu terapung hanyut ada di tepi sungai, baru bertemu saja saya sudah merasa suka. Saya merasa gelisah seperti orang yang kehilangan akal”. Berdasarkan lirik lagu di atas, untuk mempermudah dalam proses pembacaannya, pada pembacaan heuristic ini diberikan keterangan konjungsi dan sisipan kata yang terletak dalam kurung supaya dalam pembacaannya tercapai keutuhan makna dengan baik yaitu (ana), (kali), (wae), (Aku ngrasa), dan (wong sing). Syair lagu di atas menceritakan seorang Jejaka yang jatuh cinta pada pandangan pertamanya. Dirinya merasa gelisah yang seakan-akan seperti orang yang kehilangan akal pikirannya.
Pembacaan Hermeneutik Syair Lagu Campursari Cak Diqin Dalam Album By Request Langgam Jawa. Konvensi ketaklangsungan ekspresi yang terdapat pada Syair Lagu campursari Cak Diqin dalam Album By Request lebih banyak disebabkan oleh distorting of meaning (penyimpangan arti) karena ambiguitas (13), displacing of meaning (penggantian arti) karena penggunaan simile (4), personifikasi (1), dan yang tidak mengalami konvensi ketaklangsungan ekspresi (1). Untuk lebih lanjut berikut ini akan dijelaskan pembacaan hermeneutik pada syair lagu campursari Cak Diqin dalam album by request.
Rondo Gunung Lirik: Asem kecut gula legi Gula kelapa mas apa gula batu Ampun mbacut kula kandani Kula randha anake telu
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
5
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Pilih ketan apa tape Padha-padha dhik enak rasane Rabi prawan abot sanggane Yen rabi randha tulus tresnane
Kembang mawar mekroke telu Yo mas yo Entuk anyar Kowe banjur lali karo Aku Semarang kaline gawe Yo dhik yo Jo sumelang Tresnaku yo mung slirane Abang-abang ora legi Yo mas yo Ngomong sayang Ngomong sayang mengko gek ngapusi Surabaya banyuwangi Yo dhik yo Ora liya Sliramu sing tak tresnani Napa kangmas ora getun Kula randha mas lare saking dhusun Ora gela ora getun Nadyan randha Iku kang tak suwun
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
6
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Asam masam gula manis, gula kelapa mas apa gula batu, jangan terlanjur saya nasehati, saya janda anaknya tiga.
Pilih beras ketan apa tape, sama-sama adik enak rasanya, menikah gadis berat sangganya, kalau menikah janda tulus cintanya.
Bunga mawar mekarnya tiga ya mas ya, sesudah dapat yang baru, kamu terus lupa sama aku, semarang sungainya buat ya dik ya, Jangan khawatir, cintaku ya hanya kamu.
Merah-merah tidak manis ya mas ya, kamu ngomong sayang ngomong sayang nanti jangan-jangan bohong.
Surabaya Banyuwangi ya dik ya, tidak lainhanya kamu yang saya cintai.
Apa Mas nanti tidak menyesal, saya janda Mas anak dari desa, saya tidak akan kecewa dan tidak menyesal, meskipun janda, itu yang saya minta.
Pada kata Rabi (karo) prawan abot sanggane dapat disebut sebagai ambiguitas karena kata tersebut memiliki arti ganda dan menimbulkan banyak tafsiran. Ambiguitas merupakan penyebab penyimpangan arti (distorting of meaning). Kata Rabi (karo) prawan abot sanggane memiliki tafsiran dalam penerjemahannya. Berdasarkan makna utuhnya kata Rabi (karo) prawan abot sanggane dapat ditafsirkan sebagai menikah dengan gadis berat sangganya. Kata tersebut juga dapat diartikan sebagai tanggung jawab yang sangat berat. Lirik lagu Rondo Gunung di atas, menceritakan tentang seorang janda yang dicintai oleh seorang jejaka. Pada kata kembang mawar yang identik dengan seorang wanita dilanjutkan dengan kata mekroke telu artinya wanita tersebut sudah mempunyai anak sebanyak tiga. Pada kontek lagu di atas si janda menjelaskan bahwa dirinya sudah mempunyai anak sebanyak tiga.Dia merasa khawatir jika nanti orang yang mencintainya mendapatkan yang baru akan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
7
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
melupakannya. Hal tersebut diperjelas pada kutipan Entuk anyar, kowe banjur lali karo aku “dapat baru, kamu terus lupa denganaku”. Si janda menyadari bahwa dirinya hanya seorang janda yang berasal dari desa. Ditegaskan pada kata ora gela ora getun “tidak kecewa tidak menyesal” menjelaskan bahwa jejaka tersebut tidak akan menyesali terhadap apa yang menjadi keputusannya. Simpulan Dari hasil analisis data yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan adanya beberapa penyimpangan terhadap susunan tata bahasanya yang menyebabkan sulit untuk dipahami oleh pembaca, sehingga analisis pembacaan heuristic dianggap sangat membantu pembaca dalam memaknai syair lagu campursari Cak Diqin dalam album by request yang terkandung di dalamnya. Konvensi ketaklangsungan ekspresi yang terdapat pada Syair Lagu campursari Cak Diqin dalam Album By Request lebih banyak disebabkan oleh distorting of meaning (penyimpangan arti) karena ambiguitas (13), displacing of meaning (penggantia narti) karena penggunaan simile (4), personifikasi (1), dan yang tidak mengalami konvensi ketaklangsungan ekspresi (1).
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Siswantoro. 2011. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung Alfabeta.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
8