1
ANALISIS SEMIOTIK POSTER PROPAGANDA NAZI Rina Fatiha, Sally Pattinasarany Program Studi Sastra Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia. E-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini membahas poster propaganda Nazi dengan pendekatan semiotik. Analisis semiotik mencakup analisis pada tanda informasi, yaitu tanda verbal, nonverbal dan paralinguistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan bagaimana tanda-tanda verbal, nonverbal, dan paralinguistik dimunculkan dalam desain poster serta pesan apa yang ingin disampaikan Hitler melalui poster. Poster yang dianalisis adalah poster yang mewakili kambing hitam dalam propaganda Nazi, yaitu Perjanjian Versailles, kaum Komunis, dan Yahudi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tanda verbal dalam poster berupa teks slogan. Tanda nonverbal dalam poster terdiri atas gambar, ekspresi fasial, gestur, dan warna. Tanda paralinguistik yang lebih banyak digunakan adalah tanda seru. Terdapat tiga pesan utama yang ingin disampaikan oleh Hitler kepada masyarakat Jerman. Hitler sebagai sosok ideal pemimpin, Komunis atau Bolshevisme adalah sebuah kejahatan, dan Yahudi adalah kaum yang licik, pengecut, pengkhianat serta bersalah dalam Perang Dunia II.
Semiotic Analysis of Nazi Propaganda Poster Abstract The focus of this thesis is semiotic analysis of Nazi propaganda poster includes an analysis of the information signs. Information signs consist of verbal sign, nonverbal sign, and paralinguistic sign. The purpose of this research is to describe how verbal, nonverbal and paralinguistic signs appear in poster as well as what messages that Hitler wants to deliver through posters. The corpusses that used in this research are seven propaganda posters, which representing three scapegoat in Hitler’s propaganda. The scapegoats are treaty of Versailles, Communist or Marxist, and Jews. From the results of thesis, it could be concluded that verbal sign in all posters are slogans. Nonverbal sign consist of picture, facial expression, gesture, and color. Exclamation point as paralinguistic sign is used mostly in posters. There are three main messages that Hitler wants to deliver to the German people. Hitler is the ideal figure of a leader, Communist or Bolshevism is an evil, and Jews are cunning, traitor, cowardly, petty and also guilty for World War II. Keywords: Nazi, Propaganda, Treaty of Versailles, Communist, Jews.
PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia berinteraksi satu sama lain. Interaksi manusia antar satu sama lain disebut komunikasi (Barry, 1966: 16). 1
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
2
Proses partisipan yang bertukar pengetahuan, informasi, dan pengalaman dalam suatu waktu disebut proses komunikasi. Komunikasi melibatkan tanda- tanda informasi verbal, nonverbal, dan paralinguistik. Tanda verbal berupa bahasa. Tanda nonverbal berupa pakaian, gambar, warna, suara, rasa, bau, dan sentuhan. Tanda paralingustik berupa kecepatan berbicara, tekanan suara, dan vokalisasi yang bukan merupakan sebuah kata untuk menunjukkan emosi tertentu (Gonzalez, 1988: 3-5). Eco juga menjabarkan lebih lanjut bahwa komunikasi tidak akan terwujud tanpa peran sebuah tanda. Hal ini menujukkan bahwa tanda sangat berperan penting dalam proses komunikasi (1976: 7). Dalam kehidupan sehari-hari, tanda tersebut dapat muncul dalam berbagai media baik visual, auditorial, maupun sentuhan (Chandler, 2002: 2-3). Salah satu bentuk media visual yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah poster. Poster adalah selembar kertas besar yang dipasang di dinding atau permukaan vertikal lainnya (Kusuma, 2009 : 8). Dalam bukunya, Trik Paten Poster, Kusuma (2009: 9-10) menjelaskan lebih lanjut bahwa poster didesain sedemikian rupa agar mampu menarik perhatian dan sarat akan informasi. Poster dapat dibaca oleh orang yang sedang bergerak, misalnya pejalan kaki atau orang yang sedang berkendara.Tidak ayal, poster terkadang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan propaganda yang ditujukan untuk menyampaikan opini dan berusaha mempengaruhi massa. Agar dapat menggelorakan semangat heroisme, propaganda Hitler difokuskan pada tiga hal yang menjadi target “kambing hitam” yaitu target pelampiasan kesalahan. Tiga hal tersebut adalah Perjanjian Versailles, kaum Komunis, dan kaum Yahudi (Sastropoetro, 1997: 177). Beranjak dari keunikan sebuah poster yang telah dipaparkan dan target pelampiasan kesalahan dalam propaganda Nazi, saya tertarik untuk untuk mengkaji desain poster propaganda Nazi dengan pendekatan semiotik dan terutama mengkaji tanda-tanda informasi seperti tanda verbal, nonverbal, dan paralinguistik. Melalui penelitian ini, saya ingin menganalisis bagaimana tanda verbal, nonverbal, dan paralinguistik dalam poster sehingga poster tersebut dapat menyampaikan pesan yang mempengaruhi masyarakat Jerman pada saat itu. Penelitian terdahulu mengenai poster propaganda Nazi telah dilakukan oleh Kathik Narayanaswami dengan judul Analysis of Nazi Propaganda: A Behavioral Study. Analisis Kathik merupakan kajian ilmu psikologis dengan pendekatan teori Behavior sedangkan penelitian saya merupakan kajian ilmu linguistik dengan pendekatan semiotik. Selain itu,
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
3
klasifikasi poster yang dianalisis Kathik bukan berdasarkan target pelampiasan kesalahan atau “kambing hitam”, melainkan berdasarkan tema-tema propaganda-propaganda yang dominan pada saat itu.
TINJAUAN TEORITIS Istilah semiotik berasal dari bahasa Latin yaitu shmeion yang berarti tanda. Peirce (dalam Chandler, 2002: 17) menyatakan bahwa sesuatu dapat dianggap tanda jika seseorang mengintrepretasikannya sebagai tanda. Teori tanda Peirce terdiri dari tiga entitas, yaitu. (Peirce dalam Nöth, 2000: 62) a)
Repräsentamen (representamen) atau adalah “objek yang terlihat” yang berperan
sebagai komponen yang mewakili tanda. b)
Objek atau Referenz merujuk pada sesuatu yang diwakili oleh representamen.
c)
Interpretan merupakan tanda yang telah memiliki makna.
Analisis propaganda poster Nazi dilakukan dengan pendekatan sudut pandang tanda sebagai objek. Sudut pandang tanda sebagai objek terdiri atas tiga entitas, yaitu ikon, indeks, dan simbol (Peirce dalam Nöth, 2000: 66). a)
Ikon yaitu tanda yang merujuk pada objek berdasarkan kemiripan atau kesamaan rupa
dan sifatnya (contoh: peta, gambar orang atau binatang). b)
Indeks yaitu tanda yang merujuk pada objek berdasarkan keterkaitan eksistensial atau
hubungan kausalitas dengan objek (contoh: asap akan muncul jika ada api). c)
Simbol yaitu tanda yang merujuk pada objek berdasarkan hasil konvensi atau
kesepakatan bersama (contoh: bendera nasional Indonesia adalah merah putih atau pohon cemara merupakan simbol Natal bagi umat Kristiani). Dalam poster propaganda, terdapat tiga tanda informasi. Tanda-tanda informasi yang dapat ditemukan berupa tanda verbal, tanda nonverbal, dan tanda paralinguistik. Tanda Verbal Tanda-tanda verbal dapat meliputi kata-kata-atau angka baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis (Gonzalez, 1988: 3). Tulisan atau teks yang ditemukan pada poster biasanya, berupa
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
4
slogan. Menurut kamus Webster Merriam Online1 slogan adalah moto atau frasa yang digunakan pada konteks politik, komersial, agama, dan lainnya
sebagai wadah ekspresi
sebuah ide atau tujuan yang mudah diingat. Tanda Nonverbal Tanda nonverbal meliputi ekspresi fasial, gerak anggota tubuh, warna, musik, waktu dan ruang, serta rasa dan bau (Gonzalez, 1988: 3). Analisis pada poster hanya difokuskan pada ekspresi fasial, gerak anggota tubuh, dan warna. Menurut Bellak dan Baker (dalam Liliweri, 1994: 145), ekspresi wajah meliputi pengaruh raut wajah yang ditunjukkan untuk memberikan reaksi terhadap suatu pesan. Dalam bukunya, A Little Book About Body Language, Vijaya Kumar (2009: 14) mengklasifikasikan ekspresi fasial menjadi enam, yaitu bahagia, sedih, terkejut, takut, marah, dan muak. Berikut ini tabel ekspresi fasial yang terlihat pada wajah menurut Vijaya Kumar. Gesture atau gerak anggota tubuh merupakan bentuk perilaku nonverbal pada gerakan tangan, bahu, dan jari-jari. (Bellak dan Baker dalam Liliweri, 1994: 147). Ekman dan Friesen (dalam Liliweri, 1994: 148) mengklasifikasikan bahwa tanda nonverbal kinesik terdiri atas enam, yaitu emblem, ilustrator, adaptor, regulator, dan affect display. Setiap budaya memiliki pengertian tersendiri mengenai makna warna. Misalnya, warna hijau di kalangan masyarakat Eropa dianggap memiliki makna kesegaran dan kesejukan karena identik dengan pepohonan atau hutan. Akan tetapi, bagi masyarakat Afrika yang tinggal di gurun, warna hijau memiliki makna istimewa, yaitu surga atau sumber penghidupan karena melambangkan oase. Berikut ini merupakan makna perlambangan lima warna menurut masyarakat Eropa yang diakses dari laman http://www.mara-thoene.de/html/farbensymbolik.html (diakses pada tanggal 13 Juni 2014, pukul 20:16). a)
Merah
Merah adalah warna yang diasosiasikan dengan cinta, darah, kebahagiaan, dan semangat hidup. Warna merah dianggap sebagai warna yang paling kuat diantara semua warna sehingga menjadi lambang kehangatan dan sensualitas. 1 http://www.merriam webster.com/dictionary/slogan (diakses pada tanggal 20 Maret 2014, pukul 20.00).
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
5
b)
Kuning
Kuning sering diasosiasikan dengan kebahagiaan, intelektualitas, dan optimisme. Akan tetapi, warna kuning juga memiliki asosiasi negatif yaitu keserakahan, kesombongan, dan kelicikan. c)
Putih
Warna putih melambangkan kemurnian, kesempurnaan, kepolosan, kebajikan, keagungan, kebijakan, dan kejujuran. Warna putih juga melambangkan sesuatu yang dianggap faktual dan jelas (gamblang). Dalam budaya barat, warna putih biasanya digunakan oleh pengantin perempuan dalam acara pernikahan. d)
Abu-Abu
Abu-abu menunjukkan netralitas, kebijaksanaan, elegan, dan kesederhanaan. Warna ini juga sering dianggap membosankan dan merupakan campuran antara cahaya dan kegelapan sehingga sering dihubungkan dengan kematian. Makna warna abu-abu menurut laman ini memiliki persamaan dengan warna abu-abu yang dikemukakan Darmaprawira. Darmaprawira (2002: 48) berpendapat bahwa warna abu-abu memiliki makna ketenangan, kesopanan, rendah hati, sabar dan kesederhanaan. Warna abu-abu juga menunjukkan keraguan. e)
Hitam
Warna hitam sering diasosiasikan dengan hal-hal yang bersifat negatif, misalnya berkabung atau kesedihan. Akan tetapi, warna hitam juga dapat menandakan hal-hal yang bersifat positif. Darmaprawira (2002: 48) berpendapat bahwa warna hitam dapat menunjukkan halhal yang bersifat positif yaitu menandakan sikap yang tegas, kokoh, formal, dan untuk menunjukkan kekuatan seseorang. f)
Cokelat
Warna cokelat identik dengan warna tanah (bumi) dan warna yang sering digunakan dalam furnitur rumah. Warna cokelat dapat memancarkan kehangatan dan kepicikan. Selain itu, warna cokelat menunjukkan stabilitas dan kerinduan akan rasa aman. Marian L. Davis (1987: 135) memberikan karakteristik positif mengenai makna warna cokelat. Ia menyatakan bahwa warna cokelat bersifat hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan, tenang, sentosa, dan rendah hati. Tanda Paralinguistik Tanda paralinguistik suara dalam poster juga dapat digambarkan melalui kata-kata yang digarisbawahi, ditebalkan atau dikapitalisasi untuk menandakan intonasi keras dan tegas.
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
6
Tanda baca yang menandakan intonasi keras dan tegas adalah tanda seru untuk menandakan kalimat eksklamatif2 dan imperatif3 (Hempshell, 1992: 88, 140-143). Dalam poster, tipografi huruf dapat dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian. Tipografi dapat bersifat paralinguistik karena dapat menunjukkan kualitas suara yaitu pelan, bernada tinggi atau naik, maupun bernada pelan (rendah) yang dapat dilihat dari perbandingan tebal atau tipisnya sebuah tulisan (White, 2003: 79).
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan analisis-deskriptif yang mendeskripsikan korpus data berupa poster propaganda Nazi yang dianalisis secara semiotik. Analisis difokuskan pada tanda verbal, nonverbal, dan tanda paralinguistik. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang mewakili target pelampiasan kesalahan atau ‘kambing hitam’. Poster-poster yang dijadikan data penelitian ini dikumpulkan dari empat situs arsip poster-poster propaganda Jerman yang dapat diakses melalui internet. Keempat arsip poster propaganda diakses pada tanggal 21 Maret 2013, pukul 17.00.
PEMBAHASAN Poster Kambing Hitam Pertama: Perjanjian Versailles
2 3
Kalimat imperatif adalah kalimat yang digunakan seseorang untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu
(Gorys dalam Rahardi, 2005: 2). Kalimat eksklamatif adalah kalimat yang digunakan untuk menyatakan rasa kagum (Rahardi, 2005: 85).
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
7
Gambar 1. Poster Es Lebe Deutschland!
Tanda Verbal
Tanda verbal berupa teks slogan yaitu Es lebe Deutschland!. Tanda Nonverbal
Tanda nonverbal yang terdapat dalam poster terdiri atas empat simbol dan empat ikon. Simbol yaitu tanda yang merujuk pada objek berdasarkan hasil konvensi atau kesepakatan bersama sedangkan ikon adalah tanda yang merujuk pada objek berdasarkan kemiripan atau kesamaan rupa dan sifatnya (Peirce dalam Nöth, 2000: 66). Empat simbol terdiri atas lambang swastika, dua burung rajawali, dan bendera berlambangkan swastika. Empat ikon terdiri atas gambar Adolf Hitler, tentara SA, daun anggur, dan garis lengkung yang merupakan ciri khas arsitektur Romawi Kuno. Penggunaan garis lengkung yang merupakan ciri khas arsitektur Romawi menandakan bahwa Hitler ingin kebangkitan dan kejayaan Jerman disejajarkan dengan kejayaan Kekaisaran Romawi. Kekaisaran Romawi Kuno mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Kaisar Augustus (Zazuli, 2009: 36-37). Tanda nonverbal kinesik yang terdapat dalam desain poster adalah emblem. Emblem adalah suatu terjemahan pesan nonverbal kinesik yang melukiskan suatu makna bagi suatu kelompok sosial (Bellak dan Baker dalam Liliweri, 1994: 148). Emblem yang terdapat dalam desain poster berupa kepalan tangan dan
gerakan salutasi kepada Hitler dengan cara
mengangkat tangan kanan ke atas. Salutasi ini bertujuan untuk menghormati Hitler4. Kepalan tangan bermakna militansi yang menandakan semangat Hitler untuk menuntun Jerman keluar 4
http://www.nysun.com/arts/all-‐hailed-‐the-‐meaning-‐of-‐the-‐hitler-‐salute/74744/ Diakses pada tanggal 16 Mei 2014 pukul 18.00
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
8
dari keterpurukan5. Keterpurukan dan kesengsaraan ini diakibatkan oleh kerugian yang ditanggung Jerman dalam Perjanjian Versailles. Keberhasilan partai Nazi mengatasi deflasi dan angka pengangguran ini membuat partai Nazi mendapat banyak dukungan dari masyarakat Jerman. Kematian Presiden Hindenburg pada tahun 1934 membuat Hitler menjadi penguasa tunggal di Jerman (McDonough, 1999: 27). Keberhasilan Hitler menjadi penguasa tunggal, dimanfaatkan Kementerian Propaganda untuk membentuk kultus individu sebagai bagian dari propaganda. Tanda nonverbal berupa warna pada poster didominasi oleh warna kuning, abu-abu, hitam, dan putih. Warna kuning, abu-abu pada seragam yang dikenakan Hitler, dan warna putih menunjukkan asosiasi positif sedangkan warna abu-abu pada penggambaran langit bermakna negatif.
Makna
warna
berdasarkan
laman
http://www.mara-
thoene.de/html/farbensymbolik.html (diakses pada tanggal 13 Juni 2014, pukul 20:16). Tanda Paralinguistik
Tanda paralinguistik yang digunakan berupa tanda seru pada kalimat ‘Es lebe Deutschland!’. Tanda paralinguistik yang berupa tanda seru menjadi penanda bahwa kalimat tersebut diucapkan dengan intonasi keras dan tegas (Hempshell, 1992: 80, 140-143). Pesan yang ingin disampaikan Hitler melalui poster ini adalah bahwa ia adalah figur ideal pemimpin masyarakat Jerman. Kalimat ‘Es lebe Deutschland!’ menegaskan bahwa rakyat Jerman akan mencapai kejayaan di bawah kepemimpinan Adolf Hitler.
Gambar 2. Poster Adolf Hitler ist der Sieg!
5
http://www.bbc.com/news/magazine-‐17739105. Diakses pada tanggal 15 Juni 2014, pukul 22:28.
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
9 Tanda Verbal
Tanda verbal dalam poster berupa teks slogan, yaitu Adolf Hitler ist der Sieg!. Tanda Nonverbal
Tanda non verbal dalam poster adalah sebuah ikon karena tanda memiliki kemiripan dengan objek yang dirujuk, yaitu Adolf Hitler dalam poster. (Peirce dalam Nöth, 2000: 66). Dalam poster terdapat nonverbal kinesik berupa ekspresi fasial yang menunjukkan ekspresi fasial serius. Ekspresi fasial serius ini diperkuat oleh penggunaan warna hitam pada jas dan latar belakang yang menggambarkan kekokohan dan ketangguhan seorang Adolf Hitler. Warna yang dianalisis pada poster adalah warna hitam, cokelat, dan warna putih. Ketiga warna pada poster memiliki fungsi yang sama, yaitu menekankan asosiasi positif pada penggambaran sosok Hitler sebagai sosok ideal pemimpin Jerman, yaitu sosok yang hangat dan tegas. Tanda Paralinguistik
Tanda paralinguistik dalam poster berupa tanda seru. Tanda seru menandakan bahwa slogan diucapkan dengan intonasi keras dan tegas (Hempshell: 88, 140-143). Pesan yang ingin disampaikan Adolf Hitler melalui poster ini bahwa ia adalah sebuah kemenangan bagi masyarakat Jerman. Kata Sieg mengacu pada kemenangan Hitler yang ia peroleh melalui proses pergulatan politik untuk mencapai posisinya pada saat itu yaitu sebagai seorang kanselir sekaligus presiden. Poster Kambing Hitam Kedua: Kaum Komunis (Marxis)
Poster 3. Europas Sieg dein Wohlstand
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
10 Tanda Verbal
Tanda verbal dalam poster berupa teks slogan, yaitu Europas Sieg dein Wohlstand. Tanda Nonverbal
Tanda non verbal dalam poster terdiri atas dua ikon, satu simbol, dan tiga indeks. Peirce dalam Nöth (2000: 66) menyatakan bahwa ikon adalah tanda yang merujuk pada objek berdasarkan kemiripan atau kesamaan rupa dan sifatnya. Indeks adalah tanda yang merujuk pada objek berdasarkan keterkaitan eksistensial atau hubungan kausalitas dengan objek sedangkan simbol adalah tanda yang merujuk pada objek berdasarkan hasil konvensi atau kesepakatan bersama. Dua ikon dalam poster berupa peta benua Eropa dan gambar Stalin. Satu simbol dalam poster berupa tanda salib. Dalam poster, salib menandakan harapan Hitler akan kematian (kekalahan Inggris) dalam perang Britania Raya6. Tiga indeks dalam poster terdiri atas pabrik, lahan pertanian, dan tempat tidur bayi. Peirce dalam Nöth menyatakan bahwa indeks adalah tanda merujuk pada objek berdasarkan keterkaitan eksistensial dengan objek. Tiga indeks dalam poster menandakan bahwa kesejahteraan Eropa tidak akan diraih tanpa adanya pabrik, lahan pertanian, dan tempat tidur bayi. Tanda nonverbal kinesik adalah emblem yang berupa kepalan tangan. Dalam poster ini, kepalan tangan bermakna perlawanan7. Warna dalam poster terdiri atas kuning pupus, merah, hitam, abu-abu dan putih. Kuning pupus, merah, putih, dan hitam menunjukkan asosiasi positif. Abu-abu menunjukkan asosiasi negatif. Tanda Paralinguistik
Tanda paralinguistik yang terdapat pada poster berupa kata stand (kesejahteraan) yang digaris bawahi dengan garis berwarna merah. Hempshell (1992, 80, 140-143) menyatakan bahwa tanda paralinguistik intonasi keras dan tegas dapat ditunjukkan melalui kapitalisasi huruf, kata yang digarisbawahi atau kata yang ditebalkan. Hal ini menandakan bahwa kata Wohlstand diucapkan dengan intonasi keras dan tegas. Dari poster anti komunis ini, pesan yang ingin disampaikan Hitler adalah menegaskan bahwa keberhasilan Jerman dalam menguasai Eropa merupakan perjuangan untuk mencapai 6
http://www.faithology.com/symbols/cross. diakses pada tanggal 20 Juni 2014, pukul 12:13.
7
http://www.bbc.com/news/magazine-‐17739105. Diakses pada tanggal 15 Juni 2014, pukul 22:28.
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
11
kesejahteraan masyarakat Jerman (ras Arian). Kesejahteraan masyarakat tersebut dapat diperoleh jika Jerman berhasil menguasai Uni Soviet sebagai tempat yang ideal bagi Lebensraum. Selain itu, keinginan Hitler untuk menguasai Uni Soviet juga didasari atas kebenciannya terhadap Komunis yang bukan merupakan golongan ras Arian. Harapan Hitler agar Inggris lumpuh bertujuan agar Inggris tak ikut campur dalam usaha Hitler menguasai Eropa.
Poster 4. SIEG ODER BOLSCHEWISMUS
Tanda Verbal
Tanda verbal berupa teks slogan yaitu SIEG oder BOLSCHEWISMUS. Tanda Nonverbal
Tanda nonverbal dalam poster terdiri atas indeks dan simbol. Penggambaran yang kontradiktif dalam poster diklasifikasikan sebagai indeks. Peirce dalam Nöth (2000: 66), menyatakan bahwa indeks adalah tanda yang merujuk pada objek berdasarkan keterkaitan eksistensial atau hubungan kausalitas dengan objek sedangkan simbol adalah tanda yang merujuk pada objek berdasarkan hasil konvensi atau kesepakatan bersama. Simbol dalam poster berupa bintang merah yang terdapat pada topi pria Komunis. Simbol bintang merah merupakan salah satu simbol Komunis selain simbol palu dan arit8. Tanda nonverbal kinesik pada poster berupa
emblem. Emblem adalah terjemahan pesan nonverbal kinesik yang
melukiskan suatu makna bagi suatu kelompok sosial. Emblem yang terdapat dalam poster adalah tanda V (victory)
8
http://www.spiegel.de/international/europe/vestiges-‐of-‐genocidal-‐system-‐poland-‐to-‐ban-‐communist symbols-‐a-‐663154.html. Diakses pada tanggal 16 Mei 2014, pukul 16.05.
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
12
Ekspresi fasial yang terdapat pada poster adalah ekspresi fasial mengejek. Ekspresi fasial ini berdasarkan seringai yang ditunjukkan oleh pria komunis dalam poster. Menurut laman KBBI9, seringai adalah kernyit atau geronyot wajah yang biasanya menunjukkan rasa ketidaksukaan atau ejekan. Seringai dalam poster menandakan bahwa pria Komunis dalam poster mengejek masyarakat Uni Soviet yang harus menanggung penderitaan akibat Perang Saudara sebagai dampak dari Revolusi Bolshevik (Fahrurodji, 2005: 129,134). Selain terdapat ekspresi fasial mengejek, ekspresi fasial bahagia ditunjukkan pada gambar sang anak dan sang ibu pada gambar sebelah kiri. Vijaya Kumar menjelaskan lebih lanjut mengenai ciri-ciri ekspresi kebahagiaan pada wajah (2009: 14).
Tabel Ekspresi Fasial Vijaya Kumar Emosi Bahagia
Mata dan alis Bagian bawah kelopak mata agak terangkat, mata menyipit
Dahi
Hidung
Pipi
Mulut
-
-
Memerah & membesar
Bibir dan mulut terlihat lebar, gigi kadang terlihat.
menunjukkan ekspresi fasial gembira adalah bibir dan mulut terlihat lebar, gigi kadang juga terlihat. menunjukkan ekspresi fasial gembira pada mata dan alis yaitu bagian bawah kelopak mata agak terangkat, mata menyipit. menunjukkan bagian ekspresi fasial gembira pada pipi yaitu memerah dan membesar.
9
http://kbbi.web.id/seringai (diakses pada tanggal 4 Juli 2014, pukul 12.11).
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
13
Tanda nonverbal berupa warna pada poster adalah warna kuning, merah, putih, dan hitam. Menurut laman http://www.mara-thoene.de/html/farbensymbolik.html (diakses pada tanggal 13 Juni 2014, pukul 20:16), warna kuning, merah, dan putih menunjukkan kebahagiaan dan kemurnian (tidak bersalah atau tidak berdosa). Selain itu warna putih juga digunakan untuk memperjelas makna dari kata oder. Menurut laman Duden10,
kata oder memiliki arti
‘verbindet zwei oder mehrere Möglichkeiten, die zur Wahl stehen, wobei man sich für eine einzige davon entscheiden muss’ (menghubungkan dua pilihan atau lebih yang tersedia. Melalui pilihan-pilihan yang tersedia tersebut, seseorang harus menentukan pilihannya). Penggunaan makna warna putih memperjelas makna kata oder yaitu bahwa masyarakat harus memilih
antara
meraih
kemenangan
(SIEG)
atau
membiarkan
Bolshevisme
(BOLSCHEWISMUS) berkuasa di Jerman. Warna hitam pada kata BOLSCHEWISMUS dalam slogan menunjukkan kehancuran dan kesengsaraan. Tanda Paralinguistik
Tanda paralinguistik yang terdapat dalam poster berupa kapitalisasi pada kata Sieg dan Bolschewismus pada slogan. Kapitalisasi ini menandakan bahwa slogan diucapkan dengan intonasi keras dan tegas (Hempshell, 1992: 88, 140-143). Pesan yang ingin disampaikan Hitler melalui poster ini adalah kebahagiaan akan terwujud jika Hitler berhasil meraih kemenangan (SIEG) pada penyerbuan Stalingrad sedangkan kesengsaraan akan terwujud jika Jerman berhasil dikalahkan dan dikuasai Uni Soviet (BOLSCHEWISMUS). Penggambaran yang kontras antara SIEG dan BOLSCHEWISMUS semakin menggelorakan semangat Jerman untuk memerangi komunisme (Uni Soviet) dan menghalau Bolshevisme yang mengakibatkan penderitaan. Penggambaran pria Komunis yang terlihat mengejek juga memberikan persepsi kepada masyarakat bahwa kaum Komunis adalah kaum yang jahat. Hal ini menjadi pembenaran bagi masyarakat Jerman untuk memusuhi dan memusnahkan kaum Komunis. Poster Kambing Hitam Ketiga: Kaum Yahudi
10
http://www.duden.de/rechtschreibung/oder. Diakses pada tanggal 5 Juli 2014, pukul 16.12.
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
14
Poster 4. Der Jude Kriegsanstifter Kriegsverlängerer
Tanda Verbal
Tanda verbal dalam poster berupa teks slogan yang bertuliskan Der Jude Kriegsanstifter Kriegsverlängerer. Tanda Nonverbal
Tanda nonverbal dalam poster adalah ikon berupa wajah pria Yahudi. Peirce dalam Nöth (2000: 66) menyatakan bahwa ikon adalah tanda yang merujuk pada objek berdasarkan kemiripan atau kesamaan rupa dan sifatnya. Stereotip kaum Yahudi memperkuat alasan identifikasi tanda sebagai ikon. Gambar dalam poster berupa seorang wajah pria tambun yang direpresentasikan sebagai orang Yahudi. Ciri fisik tambun dan gendut sering diasosiasikan dengan kemakmuran hidup yang menandakan bahwa kehidupan kaum Yahudi makmur dan terjamin. Nina Rowe (2011: 7) menyatakan bahwa dalam poster propaganda anti Semit, Yahudi sering digambarkan sebagai pribadi yang memiliki mata kecil nan licik, hidung yang bengkok, dan digambarkan tamak. Berikut ini merupakan stereotip Yahudi yang terdapat dalam poster:
Menunjukkan stereotip berupa mata kecil nan licik.
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
15 Menunjukkan stereotip berupa hidung yang bengkok. Menunjukkan stereotip berupa tubuh yang tambun atau gendut yang terlihat dari bentuk wajah yang lebar dan dagu yang besar. Kerutan di daerah sekitar wajah menunjukkan kemungkinan bahwa pria Yahudi tersebut sudah tua.
Terdapat tanda kinesik nonverbal berupa ekspresi fasial, yaitu ekspresi fasial licik dan emblem yang berupa kepalan tangan. Ekspresi fasial kelicikan ini berdasarkan stereotip Yahudi dalam poster sedangkan kepalan tangan bermakna perlawanan terhadap kaum Yahudi11. Warna pada poster didominasi oleh warna kuning, hitam, dan cokelat. Warna kuning bermakna pengecut dan pengkhianat, warna hitam identik dengan asosiasi negatif, dan warna cokelat menunjukkan kepicikan (http://www.mara-thoene.de/html/farbensymbolik.html di akses pada tanggal 13 Juni 2014, pukul 20:16). Tanda Paralinguistik
Tanda paralinguistik dalam poster berupa kata Der Jude yang dicetak lebih tebal daripada dua kata selanjutnya, yaitu kata Kriegsanstifter dan Kriegsverlängerer. Penulisan kata Der Jude yang dicetak tebal menandakan bahwa kata diucapkan dengan intonasi keras dan tegas. Pesan yang ingin disampaikan melalui poster tersebut yaitu bahwa kaum Yahudi adalah pengkhianat, pengecut, dan picik serta pemicu dan pemerpanjang Perang Dunia II (Kriegsanstifter dan Kriegsverlängerer).
Poster 6 : Der ist Schuld am Kriege! (1943)
11
http://www.bbc.com/news/magazine-‐17739105. Diakses pada tanggal 15 Juni 2014, pukul 22:28.
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
16 Tanda Verbal
Tanda verbal dalam poster berupa teks slogan yaitu Der ist Schuld am Kriege!. Tanda Nonverbal
Tanda nonverbal dalam poster adalah ikon dan simbol. Ikon pada poster berupa pria Yahudi dan simbol pada poster berupa bintang David yang merupakan simbol dari Yudaisme. Peirce (dalam Nöth, 2000: 66) menyatakan bahwa ikon adalah tanda yang merujuk pada objek berdasarkan kemiripan atau kesamaan rupa dan sifatnya. Masih menurut Peirce (dalam Nöth, 2000: 66), simbol adalah tanda yang merujuk pada objek berdasarkan hasil konvensi atau kesepakatan bersama. Dalam poster terdapat stereotip kaum Yahudi menurut Nina Rowe (2007: 11), yaitu kaum Yahudi memiliki mata kecil nan licik, berhidung bengkok, dan tamak. Selain penggamabaran menurut Nina Rowe, stereotip Yahudi dalam propaganda anti Semit adalah penggambaran pria Yahudi yang memiliki tubuh tambun dan gemuk. Tambun dan gemuk menjadi penanda bahwa kaum Yahudi hidup makmur dan terjamin. Penggambaran stereotip menurut Nina Rowe menekankan bahwa terdapat tanda nonverbal berupa ekspresi fasial kelicikan.
Menunjukkan stereotip Yahudi yang bermata kecil dan licik. Stereotip fisik ini menandakan bahwa terdapat tanda kinesik nonverbal berupa ekspresi fasial kelicikan. Menunjukkan kantung uang yang berusaha disembunyikan pria Yahudi. Kantung uang yang disembunyikan pria poster anti Semit, Yahudi merupakan salah satu stereotip kaum Yahudi. Dalam beberapa poster anti Semit, kaum Yahudi sering digambarkan bergelimang harta, memiliki uang banyak, dan tamak12. Menunjukkan stereotip fisik Yahudi berupa penggambaran hidung yang bengkok.
12 Selama abad pertengahan, orang Kristen tidak diperbolehkan meminjamkan uang karena Gereja percaya bahwa mengumpulkan bunga dari uang yang dipinjamkan adalah perbuatan dosa. Pada saat yang sama, orang Yahudi tidak diperbolehkan memiliki profesi yang sama dengan orang Kristen sehingga sebagian dari mereka berprofesi sebagai pemberi pinjaman dan penagih pajak. Keterlibatan mereka dalam uang dan bidang perbankan menimbulkan stereotip bahwa kaum Yahudi adalah kaum yang tamak dan akan melakukan apa saja demi uang serta hanya memiliki loyalitas pada kaumnya (http://jewface.us/. Diakses pada tanggal 18 Juni 2014, pukul 13.06).
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
17
Tanda nonverbal kinesik dalam poster adalah ilustrator berupa jari telunjuk yang terarah pada pria Yahudi. Tanda nonverbal berupa warna dalam poster adalah hitam dan putih. Warna hitam yang terdapat pada jas pria Yahudi dan topi dalam poster memperkuat asosiasi negatif pada pria Yahudi. Warna hitam juga digunakan pada latar belakang poster dengan tulisan berwarna putih. Penggunaan warna putih pada slogan Der ist Schuld am Kriege! berfungsi untuk memberikan persepsi bahwa tulisan dalam slogan adalah sebuah fakta bahwa Yahudi bersalah dalam Perang Dunia. Makna warna ini berdasarkan laman http://www.marathoene.de/html/farbensymbolik.html (Diakses pada tanggal 13 Juni 2014, pukul 20:16) yang menyatakan bahwa warna putih melambangkan sesuatu yang dianggap sebagai sebuah fakta. Tanda Paralinguistik
Tanda paralinguistik dalam poster berupa tanda seru dan penulisan huruf yang ditebalkan pada slogan, yaitu pada artikel der dan Kriege. Penulisan huruf yang lebih tebal pada artikel der dan Kriege dan adanya tanda seru pada slogan menunjukkan bahwa kedua kata diucapkan dengan intonasi keras dan tegas (Hempshell, 1992: 88, 140-143). Pesan yang ingin disampaikan melalui poster ini adalah bahwa Yahudi bersalah dalam peperangan serta digambarkan sebagai seseorang yang licik dan tamak.
Poster 7: Hinter den Feindmächten: der Jude (1943)
Tanda Verbal
Tanda verbal dalam poster berupa teks slogan yang bertuliskan Hinter den Feindmächten: der Jude.
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
18 Tanda Nonverbal
Tanda nonverbal dalam poster terdiri atas satu ikon dan empat simbol. Satu ikon adalah seorang pria Yahudi dan tiga simbol terdiri atas tiga bendera dan bintang David. Bintang David merupakan simbol Yudaisme. Stereotip Yahudi yang ditampilkan dalam poster adalah stereotip berupa hidung yang bengkok, dan mata yang kecil nan licik (Rowe, 2011: 7). Penggambaran stereotip pada poster juga memberikan persepsi bahwa ekspresi fasial pada poster adalah ekspresi fasial licik. Pria Yahudi dalam poster juga digambarkan memiliki ciri fisik tambun dan gendut sering diasosiasikan dengan kemakmuran hidup yang menandakan bahwa kehidupan kaum Yahudi makmur dan terjamin.
Menunjukkan stereotip berupa hidung yang bengkok. Menunjukkan stereotip berupa mata yang kecil nan licik.
Tanda nonverbal berupa warna tampak pada warna hitam, kuning, dan putih. Menurut laman http://www.mara-thoene.de/html/farbensymbolik.html. Diakses pada tanggal 13 Juni 2014, pukul 20:16), Hitam dan kuning menunjukkan asosiasi negatif sedangkan putih membentuk opini dan persepsi bahwa slogan dalam poster adalah sebuah fakta. Tanda paralinguistik dalam poster berupa kata yang digarisbawahi yaitu kata der Jude. Kata yang digarisbawahi menandakan bahwa kata juga menunjukkan bahwa kata diucapkan dengan intonasi keras dan tegas (Hempshell. 1992: 80, 140-143). Pernyataan Hempshell sesuai dengan pernyataan White mengenai tanda paralinguistik. White (2003: 79) menyatakan bahwa tipografi penulisan pada slogan berupa penulisan tipografi kata der Jude
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
19
yang ditulis lebih tebal daripada kata Hinter den Feindmächten. Perbedaan tipografi huruf dalam slogan menandakan bahwa kata der Jude diucapkan dengan intonasi tinggi dan naik. Pesan yang ingin disampaikan Hitler melalui poster ini adalah bahwa Yahudi adalah kaum yang licik dan pengecut karena mereka berada di balik kekuatan musuh. Kesimpulan Berdasarkan penjabaran ketujuh poster propaganda di atas, dapat diperoleh kesimpulan secara menyeluruh, yaitu: Tanda verbal dalam semua desain tujuh poster berupa teks slogan. Pada tujuh poster yang telah dianalisis terdapat sepuluh ikon, dua belas simbol, dan empat indeks. Desain gambar poster lebih banyak menggunakan simbol. Ekspresi fasial yang paling banyak ditunjukkan dalam poster, yaitu ekspresi kelicikan. Gerak anggota tubuh yang paling banyak ditunjukkan dalam poster adalah emblem. Warna yang digunakan dalam desain poster berupa warna kuning, abu-abu, hitam, putih, cokelat, dan merah. Tanda paralinguistik yang lebih banyak digunakan adalah tanda seru [!]. Pesan yang ingin disampaikan Hitler melalui ketujuh poster ini adalah
Hitler digambarkan sebagai figur ideal pemimpin Jerman,kaum Komunis
digambarkan sebagai kaum yang akan membawa kehancuran dan kesengsaraan, dan kaum Yahudi digambarkan sebagai kaum yang licik, pengecut,
pengkhianat, picik, dan patut
dipersalahkan dalam Perang Dunia II. Daftar Referensi Books: Barry, Sir Gerald. (1966). Modern Illustrated Library: Communication and and action. London: Aldus Book
Language: Networks of thoughts
Chandler, Daniel. (2002). Semiotics: The Basic. New York: Routledge Darmaprawira, Sulasmi W.A. (2002). Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung: Penerbit ITB Eco, Umberto. (1976) . A Theory of Semiotic. Bloomington: Indiana University Press Gonzalez, Hernando. (1988). Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Ketiga. Disunting oleh Amri Jahi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Negara-Negara Dunia
Hempshell, Mark. (1992). How To Write Sales Copy That Really Sells. London: Harper Collins Publisher Kumar, Vijaya. (2009). A Little Book About Body Language. New Delhi: Sterling Publisher Kusuma, Yuliandi. (2009). Trik Paten Poster Keren. Jakarta: Grasindo L. Davis, Marian. (1987). Visual Design in Dress. New Jersey: Prentice Hall Inc., Liliweri, Alo, M. S. (1994). Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: Citra Aditya Bakti
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014
20 McDonough, Frank. (1999). Hitler and Nazi Germany. New York: Cambridge University Press Nöth, Winfried. (2000). Handbuch der Semiotik. Stuttgart: J.B Metzler Verlag Ojong, P.K. (2002). Perang Eropa. Jakarta: Penerbit Kompas Rahardi, R. Kunjana. (2005). Pragmatik (Kesantunan Imperatif dalam Bahasa Indonesia). Jakarta: Penerbit Erlangga Rowe, Nina. (2011). The Jew, The Cathedral, and Medieval City: Synagoga and Ecclesia in Thirteenth Century. Cambridge: Cambridge University Press Sastropoetro, Santoso R.A. (1991). Propaganda: Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa. Jakarta: Penerbit Alumni White, Jan. V. (2003). Editing by Design For Designers, Art Directors, and Editors : the Classic Guide to Winning Readers.(ed.3). Canada: Skyhorse Publishing Inc Zazuli, Mohammad. (2009). 60 Tokoh Dunia Sepanjang Masa. Yogyakarta: Penerbit Narasi. Online document: Christian Symbol- The Cross. http://www.faithology.com/symbols/cross. diakses pada tanggal 20 Juni 2014, pukul 12:13. http://www.duden.de/rechtschreibung/oderDiakses pada tanggal 5 Juli 2014, pukul 16.12 http://kbbi.web.id/seringai. Diakses pada tanggal 4 Juli 2014, pukul 12.11. http://www.merriam-‐webster.com/dictionary/slogan. Diakses pada tanggal 20 Maret 2014, pukul 20.00 Jewface! http://jewface.us/. Diakses pada tanggal 18 Juni 2014, pukul 13.06 Kelly, John. 2012. Breivek: What Behind Clenhed Fist Salute. http://www.bbc.com/news/magazine-‐17739105. Diakses pada tanggal 15 Juni 2014, pukul 22:28 Mara Thoene. Die Symbolik der Farben. http://www.mara-‐thoene.de/html/farbensymbolik.html. Diakses pada tanggal 13 Juni 2014, pukul 20:16 Curry, Andrew. 2011. Vestiges of ‘Genocidal System’ : Poland to Ban Communist Symbols. http://www.spiegel.de/international/europe/vestiges-‐of-‐genocidal system-‐poland-‐to-‐ban-‐communist-‐ symbols-‐a-‐663154.html. Diakses pada tanggal 16 Mei 2014, pukul 16.09 Evan, Richard, Jr. 2008. All Hailed: Hitler Meaning Salute. http://www.nysun.com/arts/all-‐hailed-‐the-‐ meaning-‐of-‐the-‐hitler-‐salute/74744/ . Diakses pada tanggal 16 Mei 2014, pukul 18.00.
Analisis semiotik…, Rina Fatiha, FIB UI, 2014