Analisis Resiko Beternak Sapi Sumbawa Di Desa Penyaring Kabupaten Sumbawa 1
Asrul Hamdani 2 Marisa Yunita
1
2
Dosen Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Samawa Mahasiswa Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Samawa ABSTRAK
Sapi Sumbawa adalah salah satu fauna yang cukup dikenal dan merupakan plasma nutfah di Nusa Tenggara Barat. Sapi sumbawa merupakan Sapi penghasil susu daerah tropis. Sapi sumbawa disukai dan dikembangkan karena kemampuannya bertahan hidup pada kondisi panas dan kemampuan dalam mengkonsumsi berbagai jenis pakan untuk dirubah menjadi susu dan daging. Pemeliharaan Sapi sumbawa masih dilakukan secara ekstensif, yaitu digembalakan pada siang hari. Dalam kurun waktu lima tahun tetap terjadi peningkatan populasi Sapi sumbawa, akan tetapi peningkatan ini lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan populasi ternak Sapi bali, kerbau dan kuda sumbawa. Hal ini terjadi di Desa penyaring sebagai salah satu kawasan sentra pengembangan Sapi Sumbawa. Dari permasalahan tersebut peneliti tertarik menganalisis resiko yang dihadapi dalam beternak sapi sumbawa khususnya di desa penyaring. Metode yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, sedangkan tehnik pengumpulan data dilakukan dengan tehnik survey dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek ekonomi, beternak Sapi Sumbawa dapat memberikan pemasukan berupa susu, daging dan pedet yang dapat dijual. Resiko yang sering mereka alami dalam beternak Sapi Sumbawa adalah kematian ternak akibat penyakit dan hilangnya ternak akibat adanya pencurian ternak. Dari aspek sosial, masyarakat Desa Penyaring sering menggunakan Sapi Sumbawa sebagai fungsi sosial antara lain dalam upacara adat atau upacara agama. Resiko yang dialami pada aspek ini adalah sering terjadinya kesalahpahaman antara warga dan peternak karena Sapi Sumbawa yang diternak dapat merusak lahan dan memakan hasil pertanian. Dilihat dari aspek budaya, masyarakat Desa Penyaring Kabupaten Sumbawa tetap konsisten dalam beternak Sapi Sumbawa karena Sapi Sumbawa merupakan warisan dari orang tua mereka, mudah dalam pemeliharaan dan dapat digunakan untuk kebutuhan adat. Sedangkan resiko yang timbul dari aspek budaya adalah berkurangnya jumlah ternak karena digunakan untuk kegiatan adat. Kata Kunci : resiko, beternak, sapi sumbawa
12
ditumbuhi oleh rumput - rumput liar dan
PENDAHULUAN Kabupaten Sumbawa merupakan daerah penghasil
ternak
yang patut
semak yang semua itu merupakan sumber pakan
bagi
ternak.
Melihat
potensi
diperhitungkan ditingkat Nasional dilihat
tersebut Pemerintah Propinsi NTB telah
dari jumlah populasinya yang mencapai
mencanangkan NTB sebagai Propinsi
angka 290.823 ekor, yang terdiri dari
Bumi Sejuta Sapi (NTB-BSS) pada
ternak Sapi Bali berjumlah 239.259 ekor,
tanggal 8 Desember 2008. Hal ini juga
ternak kerbau 57.457 ekor, ternak kuda
semakin memperlihatkan betapa ternak
sebanyak
Sapi
45.248
ekor,
dan
Sapi
mendapatkan
perhatian
yang
Sumbawa sebanyak 4.046 ekor (hasil
sungguh-sungguh dari Pemerintah yang
registrasi
semakin mempertegas arah kebijakan
ternak
tahun
2014),
hasil
registrasi setiap tahun memperlihatkan kecendrungan
terjadinya
Pemerintah dibidang Peternakan.
peningkatan
(Anonim, 2015).
Sapi sumbawa merupakan Sapi penghasil
Keberadaan
tropis.
Sapi
sumbawa disukai dan dikembangkan
adanya
karena kemampuannya bertahan hidup
penyebaran Sapi bibit oleh Pemerintah,
pada kondisi panas dan kemampuan
Pertumbuhannya
dalam
dimulai
sejak
sangat
Sapi
daerah
di
Sumbawa
ternak
susu
pesat
di
mengkonsumsi
berbagai
jenis
Sumbawa setelah para petani mengenal
pakan untuk dirubah menjadi susu dan
berbagai
daging, produksi susu rata-rata 3-5 liter
keunggulannya.
Sambutan
masyarakat masih enggan dan pesimis
perhari. Sapi Sumbawa
untuk mau menerima dan memelihara
satu fauna yang
ternak Sapi dengan berbagai alasan antara
merupakan
lain ternak Sapi sifatnya liar yang apabila
Tenggara
dilepas sulit untuk ditangkap. Namun
sumbawa
seiring perkembangan Sapi yang begitu
ekstensif, yaitu digembalakan pada siang
pesat, masyarakat semakin mengenal sifat
hari.
dan karakter Sapi.
pundak 150 cm untuk Sapi jantan, 140 cm
Peningkatan populasi ternak Sapi
adalah salah
cukup dikenal dan
plasma nutfah di Barat. masih
Nusa
Pemeliharaan dilakukan
Sapi secara
Sapi sumbawa memiliki tinggi
pada Sapi betina.
Bobot badan Sapi
di Sumbawa didukung oleh keberadaan
jantan berkisar antara 350 – 450 kg,
lahan yang terhampar luas yang terdiri
sedangkan yang betina 200 – 350 kg
dari sawah tadah hujan, gunung –
dengan bobot lahir pedet sebesar 26 kg
gunung, tegalan yang banyak sekali
(Dilaga, 2001). 13
Di sisi lain, dalam kurun waktu
Kabupaten Sumbawa. Pemilihan lokasi
lima tahun tetap terjadi peningkatan
ini dilakukan secara sengaja (purposive)
populasi Sapi sumbawa, akan tetapi
dengan
peningkatan
Penyaring
ini
dibandingkan
lebih
dengan
rendah
peningkatan
pertimbangan
bahwa
Desa
Kecamatan
Moyo
Utara
Kabupaten Sumbawa merupakan sentra
populasi ternak Sapi bali, kerbau dan
peternakan Sapi Sumbawa
kuda sumbawa. Hal ini menunjukkan
Metode Penelitian
bahwa terjadi perlambatan peningkatan
Metode
yang
akan
ini
adalah
digunakn
populasi yang sangat signifikan terhadap
dalampenelitian
jumlah
Terjadinya
kualitatif, sedangkan tehnik pengumpulan
perlambatan peningkatan populasi ternak
data dilakukan dengan tehnik survey dan
Sapi Sumbawa disebabkan oleh beberapa
wawancara.
hal
Metode Analisis Data
Sapi
antara
sumbawa.
lain
kurangnya
animo
metode
masyarakat terhadap Sapi sumbawa, hal
Variabel Pokok
ini menyebabkan perbandingan tingkat
a. Aspek ekonomi
produktifitas antara ternak Sapi sumbawa
b. Aspek sosial dan budaya
dengan ternak lainnya (Saleh, 2013).
c. Aspek keberlangsungan budidaya
Desa kawasan Sumbawa,
Penyaring sentra tetapi
merupakan
pengembangan pada
Sapi
kenyataannya
populasi Sapi Sumbawa masih jauh
Variabel Penunjang a. Keadaan geografis b. Tingkat pendidikan responden c. Pengalaman beternak
dibawah populasi ternak lainnya, hal ini yang mendasari penulis mencoba untuk mencari dan menganalisa resiko beternak
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi
responden
berdasarkan
umur
Sapi Sumbawa.
Pembagian
penduduk
menurut
MATERI DAN METODE
kelompok umur dapat dilihat dari aspek
PENELITIAN
demografis
Waktu Dan Tempat Penelitian
perkembangan
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari tanggal
dalam
kaitannya
ekonomi
dan
dengan sosial,
sangatlah penting. Pembagian seperti itu
Mei
dapat diketahui berapa jumlah penduduk
2015 sampai dengan Juli 2015 di Desa
dalam usia kerja dan berapa jumlah
Penyaring
Kecamatan
Moyo
Utara
14
penduduk yang tidak dalam usia bekerja
orang tua yang berumur lebih dari 60
(non produktif) (Putranto, 2006).
tahun (Putranto, 2006). Hasil penelitian
Umur merupakan salah satu faktor
menunjukkan bahwa umur responden
yang mempengaruhi produktivitas kerja
yang melakukan usaha beternak Sapi
seseorang.
Sumbawa berkisar antara 30 sampai
Berdasarkan
hal
tersebut
dikenal adanya umur produktif dan umur
dengan 74 tahun.
non-produktif. Umur produktif adalah
Deskripsi Responden berdasarkan
umur
Pendidikan
dimana
seseorang
memiliki
kemampuan untuk menghasilkan produk
Tigkat pendidikan merupakan salah
maupun jasa (Putranto, 2006). Adapun
satu faktor yang mempengaruhi seseorang
klasifikasi responden berdasarkan umur
dalam mengelola usaha yang digelutinya.
peternak di Desa Penyaring Kabupaten
Seseorang
Sumbawa dapat dilihat pada Tabel 4.4
pendidikan yang tinggi dapat mengolah
dibawah.
usahanya
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Umur N Katagori Jumlah Persentase o Umur
pendidikan responden yang sebagian
yang
mempunyai
secara
efektif.
besar hanya tamat
tingkat
Tingkat
SD menunjukkan
keadaan pendidikan di Desa Penyaring
1
≤ 30
4
10.5
umumnya
2
31 – 40
10
26,3
pendidikan responden disebabkan karena
3
41 – 50
9
23,6
keadaan sosial ekonomi pada masa lalu
4
51 – 60
10
26,3
yang
5
> 60
5
13,1
dapat melanjutkan sekolah pada jenjang
Jumlah
38
100 %
masih rendah. Rendahnya
belum
memungkinkan
untuk
yang lebih tinggi, juga karena terbatasnya Sumber : pengolahan Data Primer, 2015 Berdasarkan kriteria yang lazim dipergunakan, penduduk dalam usia kerja (produktif) adalah penduduk dalam umur 15 – 60 tahun. Dalam rentang usia ini penduduk masih mampu bekerja dengan baik
dalam
usaha
menghasilkan
pendapatan. Adapun penduduk yang tidak dalam usia kerja terdiri dari anak-anak
fasilitas pendidikan. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat penyerapan informasi dan tingkat pengetahuan serta cara
berfikir
peternak.
Tingkat
pendidikan responden yang rendah (SD), ada
kemungkinan
akan
mengalami
kesulitan dalam mengadopsi inovasi dan informasi
tentang
beternak
Sapi
Sumbawa, namun hal ini dapat diatasi dengan
kecakapan pemerintah
untuk
yang berumur antara 0 - 14 tahun dan 15
mengadakan pendekatan pada peternak
beternak
dan melakukan penyuluhan yang berguna
terhadap tingkat pengetahuan
bagi kemajuan usaha ternaknya.
keterampilan peternak dalam mengelola
Sedangkan
responden
dengan
usaha ternaknya.
pendidikan tingkat
SLTP dan SMA,
(2009),
dapat
pada
beternak,
digolongkan
tingkat menengah.
pendidikan
Pada tingkatan ini
responden
berpengaruh serta
Menurut Heriyatno
semakin
lama
pengalaman
cenderung
semakin
memudahkan peternak dalam mengambil
responden dapat dikatakan telah mampu
keputusan yang
memahami dan menerima inovasi baru,
teknis pelaksanaan usaha ternak yang
sehingga tidak menjadi halangan untuk
dilakukannya.
mencapai
kemajuan. Keadaan diatas
berhubungan
dengan
Pengalaman yang diperoleh akan
menggambarkan bahwa responden dalam
mempengaruhi
beternak Sapi Sumbawa tidak dilandasi
seperti
ilmu peternakan yang diperoleh secara
pemahaman serta sikap. Lamanya suatu
formal (pendidikan) melainkan
usaha
pengalamannya
memelihara
dari ternak
beternak
merupakan diambil
beternak.
lama
mempunyai
seseorang
tingkat
pendidikan
usahanya
secara
keterampilan,
yang
pengalaman
dijalankan yang
dapat
manfaatnya, karena semakin pengalaman suatu
seseorang
dalam
usaha
maka
yang
menjalankan
yang
semakin banyak pengalaman yang akan
tinggi (Diploma dan Sarjana) dapat mengelola
seseorang
pengetahuan,
maupun pengalaman orang lain dalam
Sedangkan
perilaku
diperoleh.
efektif.
Berdasarkan data penelitian bahwa
Kemampuan dalam melakukan usaha
para
beternak Sapi Sumbawa di dapatkan dari
Kabupaten Sumbawa umumnya sudah
perguruan tinggi dan berbagai informasi
cukup
yang
pengalaman karena rata-rata responden
berkaitan
dengan
sistem
peternak
di
memiliki
Desa
Penyaring
pengetahuan
pemeliharaan didapat karena penguasaan
menggeluti
teknologi informasi.
Sumbawa lebih dari 10 Tahun. Peternak
Deskripsi
Responden
berdasarkan
Pengalaman erat
dengan
menjalankan
beternak
lama
berkaitan
peternak
usahanya.
beternak
Sapi
yang memiliki pengalaman beternak yang cukup
Pengalaman
usaha
atau
lama
pengetahuan
umumnya yang
lebih
memiliki banyak
dalam
dibandingkan peternak yang baru saja
Pengalaman
menekuni usaha peternakannya, sehingga 16
pengalaman beternak menjadi salah satu
akibat penyakit seperti antrak, cacing, SE
ukuran kemampuan seseorang dalam
(92,11%) dan 3 responden mengatakan
mengelola suatu usaha peternakan. Hal
digigit binatang beracun (7,89%). Resiko
ini sesuai dengan pendapat Nitisemito dan
lain yang dialami 38 responden adalah
Burhan (2004) bahwa semakin banyak
hilangnya ternak akibat dicuri karena
pengalaman maka semakin banyak pula
sistem
pelajaran
peternak
yang diperoleh
di
bidang
pemeliharaan di
Desa
yang
dilakukan
Penyaring adalah
tersebut. Hal itu disebabkan karena
dengan cara melepas ternak mereka
pengalaman dijadikan suatu pedoman dan
dipadang pengembalaan (lar). Masyarakat
penyesuaian terhadap suatu permasalahan
di Desa Penyaring Kabupaten Sumbawa
yang terkadang dihadapi oleh peternak
lebih menggantungkan penghasilannya
dimasa yang akan datang. Namun banyak
dari hasil ternak, karena dari pertanian
peternak yang memiliki pengetahuan
masyarakat hanya mampu menanam padi
serta keterampilan didalam mengelola
satu atau dua kali setahun, hasil yang
usaha ternak Sapi Sumbawa berasal dari
diperoleh masyarakat tidak sebanding
orang tua atau melalui pelatihan oleh
dengan modal yang dikeluarkan untuk
dinas terkait dan koperasi.
pertanian. Jika beternak Sapi Sumbawa,
Pengaruh beternak Sapi Sumbawa
dilepas begitu saja di lar tiap tahun selalu
terhadap aspek ekonomi
bertambah, harga jualnya tinggi, karena
Resiko beternak Sapi Sumbawa jika dilihat
dari
aspek
ekonomi
sangat
jenis
ternak
mampu
yang mereka budidaya
menciptakan
mekanisme
berkaitan dengan segala jenis pemasukan
pemupukan modal. Pendapatan
dan
yang
dihasilkan oleh masyarakat dari kegiatan
maupun
ternak bervariasi, tergantung dari jumlah
kewajiban kredit. Dari hasil kuisioner
pemilikan ternak. Selain itu ternak Sapi
terlihat bahwa hampir semua responden
Sumbawa berfungsi sebagai pembentuk
mengatakan
modal
pembiayaan
dijalankan,
dari
baik
bahwa
usaha
modal
beternak
Sapi
budidaya
dan
yang
pengembangan
Sumbawa dapat memberi penghasilan
ternak berorientasi pasar, diharapkan
tambahan berupa susu, daging dan pedet
dapat
bagi peternak, disamping hasil pertanian.
konsumsi pangan asal ternak yaitu berupa
Sedangkan menurut 35 responden, resiko
daging dan susu. Susu yang dihasilkan
yang sering mereka alami dalam beternak
peternak Desa Penyaring akan langsung
Sapi Sumbawa adalah kematian ternak
dijual dan ada juga sebagian peternak
mengatasi
rendahnya
tingkat
17
yang mengolah susu tersebut menjadi
keragaman
sebuah produk (permen susu). Disamping
menggembalakan ternaknya.
itu, pedet yang dihasilkan juga dapat dijual
karena
ternak
sapi
b.
sumbawa
mau
untuk
„saling
turut
sarungan‟
(bertukar informasi) tentang Sapi
merupakan tabungan untuk kebutuhan anak sekolah, renovasi rumah, membeli
Peternak
orang
Sumbawa. c.
Masyarakat
setempat
mempunyai
kendaraan dan biaya naik haji.
hak kelola atas sebuah kawasan yang
Pengaruh beternak Sapi Sumbawa
memiliki batas wilayah kelola. Pada umumnya usaha peternakan di
terhadap aspek sosial Dilihat
dari
sosial,
Desa Penyaring Kabupaten Sumbawa
masyarakat Desa Penyaring Kabupaten
masih merupakan peternakan tradisional
Sumbawa tetap mempertahankan ternak
yang
lokal Sapi Sumbawa, karena merupakan
“pemilikan” tanpa pencurahan perhatian,
warisan keluarga yang dipelihara secara
tenaga dan sarana produksi yang berarti.
turun
Selain itu masyarakat Desa Penyaring
temurun.
aspek
Dalam
melakukan
lebih
cenderung
kegiatan beternak, timbul interaksi antara
sering
masyarakat
dengan
sebagai fungsi sosial antara lain dalam
tradisi penggembalaan Sapi Sumbawa
upacara adat atau upacara agama seperti
yang menimbulkan dinamika-dinamika
upacara
sosial. Misalnya kemampuan kelompok
syukuran.
Desa
masyarakat
Penyaring
untuk
menggunakan
perkawinan,
Sapi
bersifat
Sumbawa
dan
upacara
menanggulangi
Untuk mencegah resiko terjadinya
persoalan kolektifnya secara bersama-
konflik sosial, maka peternak harus
sama. Hal ini dapat dilihat bahwa
memaksimalkan lahan pertanian sebagai
pemanfaatan beternak Sapi Sumbawa
sumber daya yang tak terbatas, dan
oleh
Penyaring
meningkatkan manfaat keterkaitan antara
merupakan proses kesepakatan sosial
tanaman dan ternak (sumber pakan),
yang terjadi secara informal tanpa adanya
sehingga ternak mereka tidak merusak
campur tangan pemerintah. Kesepakatan
dan mengganggu lahan pertanian warga
sosial
tersebut
lain.
aturan
informal
masyarakat
Desa
memunculkan aturanyang
dipatuhi
oleh
Alasan
tradisional
ini
dapat
meminimalkan resiko terjadinya konflik
masyarakat, yaitu :
sosial antar warga masyarakat Desa
a.
Penyaring Kabupaten Sumbawa.
Saling menghormati perbedaan status sosial
serta
menyadari
adanya 18
Pengaruh beternak
sapi Sumbawa
oleh masyarakat diluar Desa Penyaring.
terhadap aspek budaya Jika dilihat dari aspek budaya, konsistensinya
dan ada juga sebagian susu yang dipesan
masyarakat
Bagi masyarakat Desa Penyaring, Sapi
Desa
Sumbawa merupakan tabungan masa
Penyaring Kabupaten Sumbawa dalam
depan yang digunakan dalam berbagai
beternak Sapi Sumbawa karena Sapi
kegiatan keagamaan maupun pernikahan.
Sumbawa merupakan warisan dari orang tua mereka. Sistem pemeliharaan yang digunakan adalah menggabungkan sistem
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pembahasan mengenai
pertanian dan peternakan (pakan saat musim kemarau). Jika kegiatan pertanian telah selesai dilakukan dan persediaan pakan
di
tegalan
berkurang,
maka
peternak akan membawa ternaknya ke lahan pertanian agar dapat memakan
Sapi
multiguna (penghasil susu, daging, dan tenaga kerja), Sapi Sumbawa disukai dan dikembangkan oleh masyarakat Desa Penyaring
karena
kemampuannya
bertahan hidup pada kondisi panas dan kemampuan
dalam
mengkonsumsi
berbagai jenis pakan untuk dirubah menjadi
susu.
Masyarakat
Penyaring Kabupaten Sumbawa, maka dapat
ditarik
beberapa
kesimpulan
sebagai berikut : Dilihat dari aspek ekonomi, beternak Sapi Sumbawa dapat memberikan pemasukan berupa susu,
tanaman sisa hasil pertanian mereka. Sapi Sumbawa merupakan
resiko beternak Sapi Sumbawa di Desa
Desa
Penyaring melakukan pemerahan susu Sapi Sumbawa setiap pukul 07.00 dan 16.00 wita dengan jumlah produksi susu rata-rata 3-5 liter perhari dan dilakukan selama 8 bulan pemerahan . Susu hasil pemerahan kemudian dijual ke Kelompok Usaha Bersama, untuk kemu dian diolah menjadi permen susu khas Sumbawa
daging dan pedet yang dapat dijual karena merupakan tabungan untuk kebutuhan anak sekolah, renovasi rumah, membeli kendaraan dan biaya naik haji. Dari aspek sosial, masyarakat Desa Penyaring sering menggunakan Sapi Sumbawa sebagai fungsi sosial antara lain dalam upacara adat atau upacara agama seperti upacara perkawinan,
upacara
syukuran,
dan
upacara pemakaman. Resiko yang sering dialami adalah terjadi kesalahpahaman antara warga dan peternak karena Sapi Sumbawa yang diternak merusak lahan dan memakan hasil pertanian. Dilihat dari aspek
budaya,
masyarakat
Desa
Penyaring Kabupaten Sumbawa tetap konsisten dalam beternak Sapi Sumbawa
19
karena
Sapi
Sumbawa
merupakan
warisan dari orang tua mereka, mudah
Dinas Peternakan 2007. Petunjuk tekhnis pelaksanaan registrasi ternak di Kabupaten Sumbawa
dalam pemeliharaan dan dapat digunakan untuk kebutuhan adat. Sedangkan resiko
Dinas Peternakan 2013. Visualisasi data Peternakan Kabupaten Sumbawa.
yang timbul dari aspek budaya adalah berkurangnya
jumlah
ternak
karena
digunakan untuk kegiatan adat seperti menyumbang ke masjid dan perkawinan. Saran Dari kesimpulan diatas maka dapat
Dilaga et al. 2001. Effect of curdian, a bacterial polyshacaride on the physical properties and microstructure of acid milk curd by lactid acid fermentation. Master Thesis. Faculty of Agriculture, Miyazaki University. Japan.
disarankan sebagai berikut: 1.
Kepada
Pemerintah
agar
lebih
serius mendukung pelestarian dan pengembangan
Sapi
Sumbawa
terhadap aspek ekonomi di Desa Penyaring Kabupaten Sumbawa dan tetap
memberikan
pelatihan
/
Diharapkan
manajemen
kepada
peneliti
selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian pada faktor-faktor yang mempengaruhi
Etgen dan Masturi H. 1987. Budidaya Usaha Pengolahan Agribisnis Ternak Sapi. CV. Pustaka Grafika. Bandung.
penyuluhan,
pemeliharaan kepada para peternak. 2.
Dilaga, SH. 2001.Beternak Sapi Hissar. Penerbin Akademika Presindo. Jakarta.
kinerja
usaha
beternak Sapi Sumbawa di Desa Penyaring Kabupaten Sumbawa DAFTAR PUSTAKA Anonim 2, 2015. Data Profil Desa Penyaring Kabupaten Sumbawa. Sumbawa Besar. Arikunto, Suharsimi, 2006.Prosedur Penelitian, suatu pendekatan dan praktek. Jakarta : rineka cipta.
Febrina. 2008. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi Perah di UD. HADI PUTRA Desa Ngijo Kabupaten Malang. Hardjosubroto, W. 1994. Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Iskandar,dkk. 2007. Kebijakan Ekonomi Industri Agribisnis Sapi Perah di Indonesia. Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian. Bogor. Kanisius. Agraris. Aksi. 1991. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius. Yogyakarta. Muljana. 1982. Budidaya Ternak Sapi Perah. BPP Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.http://ebookgratisan.net/b 20
udidaya-ternak-sapi-perah (diakses pada tanggal 15 Februari 2015). Nelson A.G., G.L. Casler, and O.L. Walker. 1978. Making Farm Decision in a Risky World: Aguide book. South Eastern Agricultural Extension, USDA, Oregon State-Cornell-Oklahoma State Universities. Ngadiyono, N. 1982. Beberapa Data Ukuran Vital Statistik Ternak Kerbau di Daerah Kabupaten Demak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pasaribu. 2010. Analisa Usaha Tani. UI – Press. Jakarta. Putranto, Ir, 2006. Tesis. Analisis Keuntungan Usaha Peternakan Sapi Perah Di Jawa Tengah. Semarang. 2006 Pambudy. 1999. Manajemen Agribisnis. Bina Aksara. Jakarta. Saleh.
2013. Petunjuk Pemeliharaan Sapi Direktorat Bina Peternakan.
Teknis Potong, Produksi
21