ANALISIS RANTAI NILAI SUSU KAMBING DI UD. HAROKAH BAROKAH BOGOR
Khoirul Anam
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ANALISIS RANTAI NILAI SUSU KAMBING DI UD. HAROKAH BAROKAH BOGOR
Khoirul Anam 107092003593
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANA PUN.
Jakarta, Juni 2014
Khoirul Anam 107092003593
RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI Nama
: Khoirul Anam
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Lumajang, 15 Mei 1989 Kewarganegaran
: Indonesia
Status
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Curah Kates, RT. 03/03, Ds. Wates Kulon, Kec. Ranuyoso, Kab. Lumajang – Jawa Timur
No. Telp
: 085710444349/085331438296
Email
:
[email protected]
IPK
: 3,12
RIWAYAT PENDIDIKAN 1994-2000
: MI Nurul Islam Wates Kulon
2001-2004
: MTs. 1 Annuqayah Guluk-Guluk - Sumenep
2004-2007
: SMA 1 Darul ‘Ulum Jombang
2007-2012
: S-1 Agribisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANAISASI 2005-2006
: Sekertaris Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Darul ‘Ulum (IKAPPDAR) Madura
2008-2009
: Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2008-2014
: Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Ciputat
RINGKASAN
KHOIRUL ANAM, Analisis Rantai Nilai Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah, Bogor (di bawah bimbingan Drh. ZULMANERY, MMA dan Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si) Susu kambing merupakan hasil produk utama dari kambing perah, yang bisa menjadi sumber pendapatan baru dan cukup menjanjikan mengingat harga susu kambing yang lebih mahal dibandingkan dengan susu dari jenis ternak lain. Keunggulan susu kambing perah dibandingkan susu sapi yaitu, susu kambing mudah dicerna dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan bagi mereka yang alergi mengkonsumsi susu sapi. Susu kambing dalam bentuk segar memiliki sifat mudah rusak yang disebabkan oleh lingkungan, baik oleh temperatur, bakteri ataupun udara sekitarnya yang menyebabkan kerugian. Susu kambing memerlukan penanganan atau perlakuan yang tepat antara lain pengolahan, pengemasan dan pengawetan untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah sehingga harga susu tersebut menjadi tinggi. UD. Harokah Barokah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan kambing perah dan pengolahan susu kambing yang berdiri sejak tahun 2012. Sebagai perusahaan yang baru berdiri, perusahaan ini perlu meningkatkan daya saing produk susu kambing maupun olahan yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan produk yang telah lebih dulu ada. Analisis rantai nilai memiliki peranan penting pada usaha yang dijalankan oleh UD. Harokah Barokah. Analisis rantai nilai merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Analisis rantai nilai dapat membantu UD. Harokah Barokah untuk mengidentifikasi aktivitas dalam rantai nilai yang dapat menghasilkan nilai dan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan. Rantai nilai juga menjelaskan kepada siapa saja keuntungan didistribusikan sehingga mempermudah dalam menentukan kebijakan mana yang sesuai untuk mengembangkan perusahaan dan memperoleh bagian keuntungan yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah. (2) Menganalisis rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah. (3) Mengetahui nilai tambah susu kambing di setiap anggota rantai pasok. (4) Mengetahui pelaku rantai nilai yang memperoleh keuntungan terbesar. Penelitian ini dilakukan UD. Harokah yang beralamat di Jl. H. Halimi Kampung Kopeng RT. 03 RW 05 Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Pelaksanaan penelitian dan pengolahan data dilakukan pada bulan AprilMei 2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data v
sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi di lapangan dan wawancara (interview) dengan pihak perusahaan dan pihak-pihak lain yang terkait dalam penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui literatur-leteratur seperti majalah, jurnal, buku-buku dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan pokok penelitian. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analis rantai nilai Porter untuk mediskripsikan dan menganalisis rantai nilai susu kambing, sedangkan analisis biaya dan pendapatan digunakan untuk mengetahui nilai tambah susu kambing. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu, pola aliran rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah dimulai dari peternakan kambing perah hingga ke konsumen. Anggota rantai pasok susu kambing terdiri dari peternakan UD. Harokah Barokah, industri pengolahan susu kambing dan distributor susu kambing. Rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah secara umum melibatkan tiga pelaku utama yaitu peternak sebagai penyedia bahan baku susu kambing, restoran dan industri pengolahan susu serta distributor yang memasarkan produk olahan susu kambing. Kondisi rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah cukup baik dilihat dari tersedianya infrastuktur, bahan baku dan akses pasar, namun kemampuan SDM, teknologi dan sestem kendali mutu perlu ditingkatkan. Besarnya nilai tambah yang didapat oleh setiap pelaku rantai nilai susu kambing adalah : (1) 137.70 % nilai tambah untuk peternakan UD. Harokah Barokah, (2) 64.54 % nilai tambah untuk susu pasteurisasi. (3) 42.97 % untuk industri pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk, dan (4) 11.04 % nilai tambah yang didapat oleh rantai pemasaran snack candy Ghonam Milk. Berdasarkan hasil perhitungan keuntungan, diketahui bahwa peternakan kambing perah memperoleh keuntungan terbesar yaitu sebesar Rp. 19.172.900 per bulan atau Rp. 12.722,23 per liter susu kambing. Hasil ini didapat dari total penerimaan sebesar Rp. 33.600.000 per bulan atau Rp. 21.960,77 per liter dikurangi total biaya operasional sebesar Rp. 14.427.100 per bulan atau Rp. 9.238,54 per liter.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Rantai Nilai Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah, Bogor”. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan dan panutan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya yang senantiasa istiqomah dijalan Allah SWT. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan
banyak
terima
kasih kepada
pihak - pihak
yang
telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada: 1. Orang tua penulis tercinta, Bapak Usman Bakri dan Ibu Umi Hasanah yang tidak pernah letih memberikan kasih sayang, nasihat, motivasi, do’a, semangat, dan dukungan baik moril maupun materil. 2. Kakak – kakak penulis tersayang, Hari Usman, Dini Octaviani, Ahmat Fauzi dan Sumiati terima kasih atas kasih sayang, do’a dan dukungannya baik moril maupun materil.
vii
3. Ibu Drh. Zulmanery, MMA selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah membimbing, memberikan arahan, saran, dan motivasi, serta meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran hingga selesainya penulisan skripsi ini. 4. Ibu Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah membimbing, memberikan arahan, saran, dan motivasi, serta meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran hingga selesainya penulisan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku Dosen Penguji 1 dalam sidang munaqosah skripsi penulis sekaligus Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kritik, saran dan masukan yang berharga untuk perbaikan skripsi ini. 6. Ibu Rizky Adi Puspita Sari, SP, MMA selaku Dosen Penguji 2 dalam sidang munaqosah skripsi penulis sekaligus sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan kritik, saran dan
masukan yang berharga untuk perbaikan skripsi ini. 7. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan serta seluruh jajaran pimpinan dan staff Fakultas Sains dan Teknologi Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Seluruh dosen pengajar Program Studi Agribisnis yang tidak penulis sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih penulis sampaikan atas segala ilmu dan pelajaran yang diberikan selama di bangku perkuliahan. Semoga Allah SWT membalasnya.
viii
9. Pimpinan sekaligus pemilik UD. Harokah Barokah, H. Sirojudin Hasan Basri, Lc, MEI serta staff yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di UD. Harokah Barokah. Terima kasih atas segala bantuan pemikiran dan informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. 10. Teman - teman “JOKER”, Rianto “Cipluk” Putu Wijoyo, Rahmat “Oday” Hidayat, Maududi “Dude” Harisz, Teguh “Komandan Jihandak” Budianto, Andry “Nit Not” Hendryana, Brader Irvan Yudha Prasetya dan Khairul “Bagindo Rajo” Anwar yang selalu kompak dalam setiap kegiatan untuk menyelesaikan skripsi bersama-bersama. Terima kasih dan salam RENCEM. 11. Teman-teman seperjuangan Agribisnis Angkatan 2007 Sese, Desi, Debi, Siska, Sasa, Febri, Mery, Rosi, Niar, Niaf, Novi, Tiwi, Wahyu, Aan, Adam, Lisan, Irvan, Mamet, Arul, Mico, Abdul, Andry, Teguh, Faisal, Dana, Dede, Tataq, Fahmi, Dudi. Terima kasih atas semangat, kebaikan, kecerian dan bantuan tulus yang telah kalian berikan selama kita bersama. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat. Terima kasih banyak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
ix
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan sebagai bahan untuk memperkaya pengetahuan. Semoga Allah SWT memberi keberkahan kepada kita semua. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Allamin. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Jakarta, Juni 2014
Khoirul Anam
x
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 6
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kambing ........................................................... 7 2.2 Kambing Peranakan Etawa (PE) dan Kambing Saanen ...... 7 2.2.1. Kambing Peranakan Etawa (PE)............................... 8 2.2.2. Kambing Saanen ....................................................... 10 2.3 Susu Kambing .................................................................... 11 2.4 Pohon Industri Susu Kambing ............................................. 13 2.5 Rantai Pasok dan Manajemen Rantai Pasok ........................ 15 2.6 Rantai Nilai......................................................................... 19 2.7 Proses ................................................................................ 23 2.8 Nilai Tambah ...................................................................... 24 2.9 Stuktur Biaya dan Pendapatan Usaha Tani .......................... 25 2.10 Penelitian Terdahulu ........................................................... 26 2.11 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................ 29
xi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 31 3.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................ 31 3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................. 32 3.3.1 Metode Interview (wawancara) ................................ 32 3.3.2 Observasi ................................................................ 32 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................ 33 3.4.1 Analisis Rantai Pasok .............................................. 33 3.4.2 Analisis Rantai Nilai ............................................... 33 3.4.3 Analisis Proses ........................................................ 35 3.4.4 Analisis Nilai Tambah ............................................. 35 3.5 Defnisi Operasional ............................................................ 36
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan ................................................................ 38 4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan .......................... 38 4.1.2 Visi dan Misi ........................................................... 39 4.1.3 Lokasi UD. Harokah Barokah.................................. 40 4.2 Bidang Usaha UD. Harokah Barokah .................................. 40 4.2.1 Usaha Peternakan Kambing Perah ........................... 40 4.2.2 Usaha Pengolahan Susu Kambing ........................... 42 4.2.3 Restoran Olahan Susu Kambing .............................. 42 4.3 Struktur Organisasi ............................................................. 43
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ratai Pasok Susu Kambing ................................................. 44 5.2 Analisis Rantai Nilai ........................................................... 47 5.3 Proses Pengolahan .............................................................. 64 5.3.1 Proses Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk ....... 64 5.3.2 Proses Pengolahan Susu Kambing Pasteurisasi ....... 69 5.4 Analisis Nilai Tambah ........................................................ 71 xii
5.4.1 Analisis Nilai Tambah Peternakan ........................... 71 5.4.2 Analisis Nilai Tambah Susu Kambing Pasteurisasi . 76 5.4.3 Analisis Nilai Tambah Pengoalahan Susu Kambing Menjadi Snack Candy Ghonam Milk ........................ 79 5.4.4 Analisis Nilai Tambah Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk ........................................................... 85 5.5 Pembentukan Nilai Tambah Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah ................................................................ 89
BAB VI
PENUTUP 6.1 Kesimpulan......................................................................... 93 6.2 Saran
............................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 96
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman 1.
Populasi Ternak Indonesia Tahun 2008-2012 ....................................... 1
2.
Perbandingan Komposisi Susu Sapi, Susu Kambing dan Air Susu Ibu per 100 gram ................................................................................................. 3
3.
Kinerja produksi kambing PE pada kondisi stasiun percobaan ............. 9
4.
Penjelasan Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing (Aktivitas Utama) . 51
5.
Penjelasan
Rantai
Nilai
Pengolahan
Susu
Kambing
(Aktivitas Pendukung) ......................................................................... 52 6.
Analisis Rantai Nilai Industri Pengolahan Susu Kambing Snack Candy Ghonam Milk dan Susu Pasteurisasi .................................................... 57
7.
Jenis dan Volume Pemakaian Bahan Baku Snack Candy Ghonam Milk Per Produksi ........................................................................................ 64
8.
Biaya Investasi Peternakan Kambing Perah.......................................... 71
9.
Biaya Tetap Peternakan Kambing Perah .............................................. 72
10.
Biaya Variable Peternakan Kambing Perah .......................................... 73
11.
Penerimaan Dan Keuntungan Penjualan Susu Kambing ....................... 74
12.
Perhitungan Nilai Tambah Susu Kambing ............................................ 75
13.
Biaya Tetap Susu Kambing Pasteurisasi .............................................. 76
14.
Biaya Variabel Susu Kambing Pasteurisasi ......................................... 76
15.
Peneriamaan
Dan
Keuntungan
Pengolahan
Susu
Kambing
Pasteurisasi ......................................................................................... 77 16.
Perhitungan Nilai Tambah Susu Pasteurisasi ....................................... 78
17.
Biaya Investasi Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk .................... 79
18.
Biaya Tetap Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk ......................... 80
19.
Biaya Variable Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk ..................... 81
20.
Peneriamaan Dan Keuntungan Pengolahan Susu Kambing Menjadi Snack Candy Ghonam Milk ................................................................ 82
21.
Perhitungan Nilai Tambah Pengolahan Susu Kambing Menjadi Snack Candy Ghonam Milk .......................................................................... 83 xiv
22.
Biaya Investasi Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk...................... 85
23.
Biaya Tetap Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk........................... 86
24.
Biaya Variable Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk ...................... 87
25.
Peneriamaan Dan Keuntungan Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk
26.
Perhitungan Nilai Tambah Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk .... 88
88
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1.
Pohon Industri Ternak Kambing .......................................................... 14
2.
Pola Aliran Material Rantai Pasok ................................................................. 17
3.
Rantai Pasokan Siagian ........................................................................ 18
4.
Sistem Nilai ......................................................................................... 20
5.
Kerangka Pemikiran Operasional .................................................................. 30
6.
Rantai Nilai Generik ............................................................................ 34
7.
Struktur Organisasi UD. Harokah Barokah .......................................... 43
8.
Rantai Pasok Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah ........................ 47
9.
Rantai Nilai Umum Pengolahan Susu Kambing UD. Harokah ............. 48
10.
Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing ........................................................ 56
11.
Bagan Alur Proses Produksi Snack Candy Ghonam Milk ..................... 65
12.
Bagan Alur Proses Produksi Susu Kambiing Pasteurisasi .................... 69
13.
Alur Proses Penambahan Nilai Susu Kambing ..................................... 90
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1.
Panduan Wawancara Untuk Peternakan ................................................. 98
2.
Panduan Wawancara Untuk Industri Pengolahan Susu Kambing ............ 101
3.
Panduan Wawancara Untuk Pemasaran .................................................. 104
4.
Panduan Wawancara Untuk Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........... 106
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang penting bagi
pemenuhan pangan dan gizi masyarakat terutama protein hewani yang permintaannya terus meningkat. Adanya peningkatan ini terlihat dari rata-rata konsumsi telur dan susu nasional per kapita per tahun mulai dari tahun 2006 hingga 2010 dengan rata-rata pertumbuhan 39,78 persen untuk telur dan 41,56 untuk susu (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2010). Populasi ternak di Indonesia dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan seperti terlihat Tabel 1. Table 1. Populasi Ternak Indonesia Tahun 2008-2012 POPULASI TERNAK TAHUN 2008 – 2012 (000 ekor) No
Jenis 2008
1
2
Ruminansia - Sapi Potong - Sapi Perah - Kerbau - Kambing - Domba Non Ruminansia - Babi - Kuda - Kelinci
2009
Tahun 2010
2011
2012
12.257 458 1.931 15.147 9.605
12.760 475 1.933 15.815 10.199
13.582 488 2.000 16.620 10.725
14.824 597 1.305 17.483 11.372
15.981 612 1.438 17.906 13.420
6.838 393 748
6.975 399 887
7.477 419 834
7.758 416 915
7.900 437 1.075
257.544 105.210 986.872 44.302 16.620 10.725
264.340 110.300 1.041.968 49.392 17.483 11.372
274.564 138.718 1.244.402 44.357 12.234 1.806
3
Unggas - Ayam Buras 243.423 249.963 - Ayam Ras Petelur 107.955 111.418 - Ayam Ras Pedaging 902.052 1.026.379 - Itik 39.840 40.676 - Puyuh 15.147 15.815 - Merpati 9.605 10.199 Sumber : Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2013
1
Tabel 1 menunjukkan bahwa kambing merupakan ternak dengan populasi terbesar diantara kelompok ruminansia, dimana pada tahun 2012 jumlahnya sekitar 17.906.000 ekor. Usaha kambing perah merupakan salah satu jenis usaha pada subsektor peternakan yang mulai mendapat perhatian dan dikembangkan mengingat potensinya yang besar untuk memenuhi permintaan susu kambing yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Susu kambing merupakan hasil produk utama dari kambing perah, yang bisa menjadi sumber pendapatan baru dan cukup menjanjikan mengingat harga susu kambing yang lebih mahal dibandingkan dengan susu dari jenis ternak lain. Harga susu kambing ditingkat konsumen di luar Jakarta sudah mencapai Rp 20.000-40.000/liter sedangkan harga susu sapi hanya berkisar Rp 4000-5000/liter (Sodiq dan Abidin, 2008). Permintaan susu kambing di dalam negeri semakin meningkat, peningkatan permintaan susu kambing dikarenakan adanya kesadaran masyarakat akan manfaat susu kambing dan gaya hidup saat ini yang beranjak ke arah gaya hidup sehat dan alami, sehingga pengobatan alternatifpun mulai gencar dilakukan. Produk susu kambing maupun olahannya saat ini dikonsumsi sebagai obat untuk meredakan penyakit tertentu seperti asma, asam urat, anemia, TBC dan lain-lain (Moeljanto R dan Wiryanta, 2002). Keunggulan susu kambing perah dibandingkan susu sapi yaitu, susu kambing mudah dicerna dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan bagi mereka yang alergi mengkonsumsi susu sapi. Perbandingan komposisi kimia antara susu sapi, susu kambing dan air susu ibu (ASI), kandungan kimia susu
2
kambing memiliki keunggulan dibandingkan susu lainnya, komposisi kimia tersebut diantaranya kandungan Protein, Kalsium, Magnesium, Natrium, dan Niacin dimana kandungan kimia tersebut dibutuhkan oleh tubuh manusia. Table 2. Perbandingan Komposisi Susu Sapi, Susu Kambing dan Air Susu Ibu per 100 gram
Sumber : US Departement Of Agriculture dalam Abdul Rosyid (2009)
Susu kambing di Indonesia biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar. Sedangkan di beberapa negara, susu kambing sudah banyak dijual dalam berbagai bentuk makanan olahan seperti yoghurt dan keju. Sementara itu, di New Zeland sudah dipasarkan susu kambing dalam bentuk kapsul (Sodiq dan Abidin, 2008). Susu kambing dalam bentuk segar memiliki sifat mudah rusak yang disebabkan oleh lingkungan, baik oleh temperatur, bakteri ataupun udara sekitarnya yang menyebabkan kerugian. Susu kambing memerlukan penanganan atau perlakuan yang tepat antara lain pengolahan, pengemasan dan pengawetan untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah sehingga harga susu tersebut menjadi tinggi. Nilai tambah menyatakan besarnya tambahan manfaat
3
dan keuntungan yang diperoleh setelah proses pengolahan. Semakin besar nilai tambah maka semakin besar keuntungan yang diperoleh produsen. UD. Harokah Barokah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan kambing perah dan pengolahan susu kambing yang berdiri sejak tahun 2012. Seiring bertambahnya jumah produksi susu kambing murni, UD. Harokah Barokah mengalami permasalahan dalam proses pemasaran. Sifat susu yang mudah rusak menyebabkan UD. Harokah Barokah tidak dapat melayani permintaan dari luar daerah Bogor, sedangkan permintaan susu kambing lebih banyak dari luar daerah Bogor. Oleh karena itu perusahaan ini mengolah susu menjadi produk snack candy Gonam Milk dan susu kambing pasteurisasi untuk memperpanjang masa simpan susu dan meningkatkan nilai tambah. Sebagai perusahaan yang baru berdiri, perusahaan ini perlu meningkatkan daya saing produk susu kambing maupun olahan yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan produk yang telah lebih dulu ada. Analisis rantai nilai disini memiliki peranan penting pada usaha yang dijalankan oleh UD. Harokah Barokah. Analisis rantai nilai merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Nilai berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan produk setelah diual kepada konsumen. Analisis rantai nilai dapat membantu UD. Harokah Barokah untuk mengidentifikasi aktivitas dalam rantai nilai yang dapat menghasilkan nilai dan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan. Rantai nilai juga menjelaskan kepada siapa saja keuntungan didistribusikan sehingga mempermudah dalam menentukan kebijakan mana yang sesuai untuk
4
mengembangkan perusahaan dan memperoleh bagian keuntungan yang lebih baik. Penelitian analisis rantai nilai ini dilakukan untuk mengetahui siapa saja pelaku rantai nilai susu kambing dan pada tingkat manakah yang memperoleh keuntungan terbesar dalam rantai nilai.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah? 2. Bagaimana kondisi rantai nilai pengolahan susu kambing UD. Harokah Barokah? 3. Berapakah nilai tambah susu kambing di setiap anggota rantai pasok? 4. Pelaku rantai nilai manakah yang memperoleh keuntungan terbesar?
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini
bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah 2. Menganalisis rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah 3. Mengetahui nilai tambah susu kambing di setiap anggota rantai pasok 4. Mengetahui pelaku rantai nilai yang memperoleh keuntungan terbesar 1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberi manfaat :
5
1. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan dalam mengambil keputusan dan pengembangan perusahaan. 2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui tentang rantai nilai pengolahan susu kambing, dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi peneliti sendiri, menambah wawasan tentang pengolahan susu kambing dan menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah.
1.5.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada analisis rantai nilai pengolahan susu kambing
menjadi snack candy Ghonam Milk dan susu kambing pasteurisasi di UD. Harokah Barokah dan analisis nilai tambah susu kambing pada setiap anggota rantai pasok.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Klasifikasi Kambing Berdasarkan klasifikasi biologi, kambing digolongkan dalam kerajaan
animalia, filum cordata, kelas kelompok mamalia, ordo Arthodactyla, family Bovidae, sub famili Caprinae dan genus Capra. Menurut Sodik dan Abidin (2008), dalam perkembanganya tipe kambing diklasifikasikan berdasarkan produk utamanya seperti kambing tipe perah, tipe potong, tipe dwiguna (gabungan tipe potong dan perah) dan kambing tipe bulu. Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang akrab dengan sistem usaha tani di pedesaan, hal ini dikarenakan ukuran tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak per kelahiran sering lebih dari satu ekor, jarak antar kelahiran pendek, dan pertumbuhannya cepat. Selain itu, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Bahkan di lingkungan yang paling buruk, kambing masih dapat bertahan hidup (Sarwono, 2002).
2.2.
Kambing Peranakan Etawa (PE) dan Kambing Saanen Terdapat beberapa bangsa kambing di Indonesia yang dikembangkan
sebagai penghasil susu yaitu kambing peranakan etawa (PE) dan kambing Saanen (Sodiq dan Abidin, 2008 ). Kambing peranakan etawa (PE) dan kambing Saanen merupakan jenis kambing yang banyak dibudidayakan untuk dijadikan sebagai sumber penghasil susu, karena kedua jenis kambing tersebut memiliki kualitas dan kuantitas yang baik sebagai penghasil susu.
7
2.2.1. Kambing Peranakan Etawa (PE) Kambing peranakan etawa (PE) merupakan hasil persilangan kambing etawa dari India dengan kambing kacang, yang penampilannya mirip etawa tetapi lebih kecil. Sebagai kambing peliharaan, kambing PE memiliki dua kegunaan, yaitu sebgai penghasil susu (perah) dan pedaging. Peranakan yang penampilannya mirip kambing kacang disebut bligon atau jawa randu. Peranakan ini digunakan sebagai ternak potong (Mulyono, 2010). Kambing peranakan etawa (PE) merupakan kambing perah harapan daerah tropis Indonesia. Kambing lokal ini sangat potensial sebagai penghasil susu yang sangat tinggi (Sarwono, 2008). Kambing ini cocok untuk diternakkan sebagai penghasil susu dan daging. Ambingnya besar, putingnya panjang dan dapat menghasilkan susu 2-3 liter per hari selama masa laktasi, yaitu berkisar 90120 hari (Mulyono, 2010). Menurut pengamatan Balitnak Ciawi – Bogor, kambing PE memiliki keunggulan seperti tampak pada Tabel 3.
8
Tabel 3. Kinerja produksi kambing PE pada kondisi stasiun percobaan No 1
2 3
Parameter
Kisaran
Berat Badan Dewasa - Jantan - Betina Jumlah Anak Sekelahiran
45-80 kg 30-50 kg 1-3 ekor
Berat Lahir - Kelahiran tunggal - Kelahiran kembar - Anak jantan - Anak betina
3-5 kg 2-3,5 kg 3-5 kg 2-4,5 kg
4
Masa Laktasi
5
Produksi Susu - Harian
7-10 bulan atau sejak menyusui sampai satu bulan sebelum melahirkan 1,5-3,7 kg
Sumber: Balitnak, 1997
Ciri khas kambing PE adalah sebagai berikut. 1. Bentuk muka bengkung (cembung, melengkung) dan dagu berjanggut 2. Dibawah leher terdapat gelambir yang tumbuh berawal dari sudut janggut 3. Telinga panjang, lembek, menggantung, dan ujungnya agak berlipat 4. Tanduk berdiri tegak mengarah ke belakang, panjang 6,5-24,5 cm. ujung tanduk sedikit melingkar 5. Tinggi tubuh 70-90 cm 6. Tubuh besar, pipih, bentuk garis punggung seolah-olah mengombak ke belakang
9
7. Bulu tubuh tampak panjang di bagian leher, pundak, punggung dan paha. Bulu paha panjang dan tebal 8. Warna bulu ada yang tunggal; putih, hitam, dan cokelat, tetapi jarang ditemukan. Terbanyak terdiri dari dua atau tiga pola warna, yaitu belang hitam, belang cokelat, cokelat bertotol-totol putih, putih bertotol cokelat, dan putih bertotol hitam
2.2.2. Kambing Saanen Kambing saanen berasal dari lembah Saanen, Swiss bagian barat. Kambing ini merupakan kambing jenis terbesar di Swiss. Kepekaannya terhadap sinar matahari menyebabkan kambing ini sulit berkembang di wilayah tropis. Kambing yang tidak bertanduk ini termasuk tipe dwiguna. Hal ini disebabkan postur tubuh pejantannya relatif besar, tentu menghasilakn daging yang cukup banyak jika dipotong dan betinanya bisa menghasilkan susu lebih dari 740 kg selama 250 hari masa laktasi (Sodiq dan Abidin, 2008). Kambing saanen dan peranakannya hanya cocok diternakkan di dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m dpl. Pemeliharaannya dikandang tertutup. Selain diambil susunya, saanen juga bisa dipelihara sebagai penghasil daging dan kulit (Mulyono, 2010). Ciri-ciri kambing saanen adalah sebagai berikut: 1. Kepala kecil dan berbentuk lancip 2. Telinga kecil, pendek, tegak kearah depan dan samping 3. Jantan maupun betina sering tidak bertanduk
10
4. Warna bulu putih, krem pucat dengan bercak hitam pada hidung, telinga, dan ambing 5. Ambing serta puting besar dan lunak 6. Induk betina sering melahirkan anak kembar dua
2.3.
Susu Kambing Susu kambing adalah cairan putih yang dihasilkan oleh binatang
ruminansia dari jenis kambing-kambingan (Capriane). Bangsa binatang ini mulai menghasilkan susu dari masa laktasi pertama, yakni kambing mulai mengeluarkan susu setelah melahirkan untuk pertama kalinya. Dewasa ini penggunaan susu kambing
untuk
pengobatan,
pemeliharaan
kesehatan,
dan
membantu
penyembuhan berbagai jenis penyakit mulai banyak dilakukan masyarakat. Bahkan, tidak sedikit kalangan medis yang melakuakan terapi kepada para pasiennya dengan menggunakan susu kambing (Moeljanto dan Wiryanta, 2002). Dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing mempunyai kelebihan dalam komposisi, yakni sangat mendekati komposisi kimiawi air susu ibu (ASI). Oleh karena itu susu kambing dapat diberikan kepada bayi yang baru lahir atau berumur kurang dari 1 tahun sebagai pengganti ASI (PASI). Tentunya hal ini sangat cocok dilakukan oleh ibu yang bermasalah dalam menyusui bayinya. Beberapa kelebihan susu kambing dibandingkan dengan susu dari binatang mamalia lainnya sebagai berikut. 1. Mempunyai sifat antiseptic alami dan bisa membantu menekan pembiakan bakteri dalam tubuh. Hal ini disebabkan adanya fluorine yang kadarnya 10-100 kali lebih besar daripada susu sapi.
11
2. Bersifat basa (alkaline food) sehingga aman bagi tubuh. 3. Proteinnya
lembut
dan efek
laksatifnya
ringan,
sehingga
tidak
menyebabkan diare bagi pengkonsumsinya. 4. Lemaknya mudah dicerna karena mempunya tekstur yang lembut dan halus, lebih kecil dibandingkan butiran lemak susu sapi atau susu lainnya dan bersifat homogeny alami. Butiran lemak susu sapi 4,55 (micrometer) dan susu kambing hanya 3,49
μm.
μm
Hal ini mempermudah
hati dalam mencernanya sehingga menekan timbulnya reaksi-reaksi alergi. 5. Sodium (Na), plourine (F), calcium (Ca), dan fosfor (P) sebagai elemen kimia yang dominan serta kandungan nutrisi lainnya, susu kambing berkhasiat sebagai berikut: - Membantu pencernaan dan menetralisir asam lambung - Menyembuhkan reaksi-reaksi alergi pada kulit, saluran napa, dan pencernaan - Menyembuhkan berbagai penyakit paru-paru, seperti asma, TBC (terutama yang sedang dalam proses pengobatan), serta infeksi akut pada paru-paru - Menyembuhkan beberapa kelainan ginjal, seperti nepbrotic syndrome, infeksi-infeksi ginjal, serta asam urat tinggi - Kandungan calcium (Ca) yang tinggi dapat menyembuhkan rematik dan mencegah osteoporosis - Menambah vitalitas dan daya tahan tubuh
12
- Mengatasi masalah impotensi dan gairah seksual, baik pada pria maupun wanita
2.4.
Pohon Industri Susu Kambing Pohon industri merupakan gambaran diversifikasi produk suatu komoditas
dan turunannya secara skematis. Semakin banyak produk hilir yang bisa dikembangkan maka komoditas tersebut bisa dikatakan mempunyai nilai tambah yang tinggi. Susu kambing merupakan hasil produk utama dari kambing perah yang dapat menjadi sumber pendapatan melalui usaha kambing perah maupun olahannya mengingat harga susu kambing yang lebih dibandingkan dengan susu dari ternak lain mahal . Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, susu kambing juga diolah menjadi berbagai produk untuk memperpanjang masa simpan susu dan meningkatkan nilai tambah. Diversifikasi susu kambing antara lain yatu susu segar, keju, permen, yoghurt, dodol dan kosmetik yang disajikan dalam bentuk pohon industri pada Gambar 1.
13
Hewan Kurban
Kurban
Devisa
Ekspor
Hewan Hidup
Table Food (Sate, Steak) Daging Segar Olahan (Abon, Dendeng, Sosis Susu Segar KAMBING
Susu Segar Olahan : Keju, Permen, Yoghurt, Dodol, Kosmetik
Kulit Segar
Kulit Samak
Produk Fahion : Jas kulit, Sepatu
Jeroan (Hati, Usus, Jantung
Table Food (gulai)
Limbah Bahan Baku Pakan ternak Tulang Kalsium : Produk suplemen makanan
Darah
Bahan Baku Pakan ternak
Kotoran Ternak
Pupuk Organik/ Kandang
Kulit Afkir
Gambar 1. Pohon Industri Ternak Kambing Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan, 2012
14
Krupuk, Kulit Samak: kerajinan tangan
Gambar 1 menunjukkan bahwa alternatif produk yang dapat dihasilkan dari susu kambing cukup beragam meski tidak sebanyak produk olahan dari susu sapi. Inovasi pengolahan produk berbasis susu kambing tergolong baru dikembangkan di Indonesia, umumnya masyarakat Indonesia mengenal susu kambing sebagai alternatif pengobatan berbagai penyakit dan dikonsumsi dalam bentuk segar. UD. Harokah Barokah merepakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan kambing perah, selain memasarkan susu kambing murni UD. Harokah Barokah juga mengolah susu kambing menjadi susu kambing pasteurisasi dan snack candy Ghonam Milk. Pengolahan ini bertujuan untuk memberikan alternatif produk olahan susu kambing kepada konsumen dan meningkatkan nilai tambah susu kambing.
2.5.
Rantai Pasok dan Manajemen Rantai Pasok Menurut Indrajit dan Pranoto (2002), rantai pasokan adalah suatu sistem
tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Model rantai pasokan yaitu suatu gambaran mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat membentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan rantai pasok adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan
15
kepuasan maksimal pada para pelanggan. Konsep rantai pasok (supply chain) merupakan merupakan konsep baru dalam menerapkan sistem logistik yang terintegrasi. Konsep tersebut merupakan mata rantai penyediaan barang dari bahan baku sampai barang jadi (Indrajit dan Djokoprnoto, 2002 dalam Marimin dan Nurul, 2010). Manajemen rantai pasok (supply chain management) produk pertanian mewakili manajemen keseluruhan proses produksi secara keseluruhan dari kegiatan pengolahan, distribusi, pemasaran, hingga produk yang diinginkan sampai ke tangan konsumen. Jadi, sistem manajemen rantai pasok dapat didefinisikan sebagai satu kesatuan sistem pemasaran terpadu, yang mencakup keterpaduan produk dan pelaku, guna memberikan kepuasan kepada pelanggan. Manajemen rantai pasok produk pertanian berbeda dengan manajemen rantai pasok produk manfaktur karena: (1) produk pertanian bersifat mudah rusak, (2) proses penanaman, pertumbuhan dan pemanenan tergantung pada iklim dan musim, (3) hasil panen memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, (4) produk pertanian bersifat kamba sehingga sulit untuk ditangani (Austin 1992; Brown 1994 dalam Marimin dan Nurul, 2010). Seluruh faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam desain manajemen rantai pasok produk pertanian karena kondisi rantai pasok produk pertanian lebih kompleks daripada rantai pasok pada umumnya. Selain lebih kompleks, manajeman rantai pasok produk pertanian juga bersifat probabilistik dan dinamis. Menurut Arnold dan Chapman dalam Marimin dan Nurul, 2010, konsep rantai pasok terdapat tiga tahapan dalam aliran material. Bahan mentah
16
didistribusikan ke manufaktur membentuk suatu sistem physical supply, manufaktur mengubah bahan mentah, dan produk jadi didistribusikan kepada konsumen akhir membentuk suatu sistem physical distribution. Aliran material tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
P E M A S O K
SISTEM DISTRIBUSI
PERUSAHAAN
Pasokan Bahan Baku
P E L A N G G A N
Perencanaan Produksi dan Pengawasan
Distribusi Produk
ALIRAN PRODUK DAN PELAYANAN ALIRAN PERMINTAAN DAN INFORMASI
Gambar 2. Pola Aliran Material Rantai Pasok Sumber : Marimin dan Nurul, Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Rantai Pasok, 2010
Pola aliran material pada Gambar 2 menunjukkan bahwa bahan mentah didistribusikan dari pemasok kepada perusahaan yang melakukan pengolahan, sehingga menjadi barang jadi yang siap didistribusikan kepada pelanggan melalui distributor. Aliran produk terjadi mulai dari pemasok hingga ke pelanggan, sedangkan arus balik aliran ini adalah aliran permintaan dan informasi. Permintaan dari konsumen diterjemahkan oleh distributor dan distributor menyampaikan kepada
perusahaan,
selanjutnya
informasi tersebut kepada pemasok.
17
perusahaan
menyalurkan
Siagian (2005) menyatakan bahwa rantai pasokan berkaitan langsung dengan siklus bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang dan distribusi kemudian sampai ke konsumen. Perusahaan meningkatkan kemampuan bersaing melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan meraih pasar dengan penekanan pada rantai pasokan. Rantai pasokan menurut Siagian disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Rantai Pasok Sumber : Siagian, Aplikasi supply Chain Management dalam Dunia Usaha, 2005
Terdapat dua hal penting dalam manajemen rantai pasokan. Pertama, manajemen rantai pasokan adalah kolaborasi usaha bersama antar setiap bagian atau proses dalam siklus produk. Kedua, manajemen rantai pasokan harus mencakup seluruh kegiatan siklus produk. Ruang lingkup manajemen rantai pasokan meliputi : 1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan pelanggan
18
termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan. 2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi. Strategi manajemen rantai pasokan meliputi tidak hanya hal-hal yang berkaitan dengan internal perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal eksternal perusahaan diantaranya mencakup keputusan strategis mengenai jaringan pasokan, yang mencakup keputusan mengenai pemasok mana yang akan dipilih, pemasok utama mana yang akan dijadikan mitra kerja jangka panjang dimana akan didirikan lokasi gudang dan pabrik, apakah akan melaksanakan sendiri kegiatan logistik dan sebagainya.
2.6.
Rantai Nilai Rantai nilai merupakan alat untuk mengidentifikasi cara-cara menciptakan
lebih banyak nilai pelanggan. Menurut model ini, setiap perusahaan merupakan sintesa dari kegiatan yang dilakukan untuk merancang,
menghasilkan,
memasarkan, memberikan dan mendukung produknya (Kotler dan Keller, 2008). Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan aktivitas nyata secara fisik dan teknologi yang dilakukan perusahaan dengan membangun blok dimana perusahaan menciptakan sebuah produk yang berharga bagi pembelinya. Marjin merupakan selisih antara nilai total dan biaya kolektif yang dilakukan dari aktivitas nilai. Marjin dapat diukur dalam berbagai cara. Saluran pemasok dan rantai nilai juga mencakup marjin yang penting untuk dipisahkan dalam memahami sumber posisi
19
biaya perusahaan, karena saluran pemasok dan marjin merupakan bagian dari total biaya yang ditanggung pembeli. Porter (1994) secara konseptual, mendefinisikan rantai nilai suatu organisasi (perusahaan) terdiri dari serangkaian aktivitas yang menciptakan dan membangun “nilai”, dimana rangkaian keseluruhan aktivitas tersebut akan mencerminkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh suatu organisasi. Rangkaian rantai nilai produk pertanian mulai dari petani, pengumpul, perusahaan/industri, pengguna dan konsumen akhir.
Rantai Nilai Pemasok
Rantai Nilai Perusahaa n
Rantai Nilai Penyalur
Rantai Nilai Pembeli
Gambar 4. Sistem Nilai Sumber: Porter, Keunggulan Bersaing, 1994
Menurut Porter (1994), tujuan dari rangkaian aktivitas ini adalah menghasilkan produk yang ditawarkan kepada para pelanggan/penggunanya dengan nilai yang melebihi biaya (cost) untuk menghasilkannya, sehingga kelebihan nilai tersebut menjadi nilai tambah yang dihasilkan oleh organisasi. Konsep ini membagi menjadi (1) Aktivitas Utama dan (2) Aktivitas pendukung. Aktivitas Utama (Primary Activity) adalah aktivitas dalam suatu perusahaan atau entitas yang terlibat dalam penciptaan fisik produk, pemasaran
20
dan transfer ke pembeli serta layanan purna jual. Terdapat beberapa sub aktivitas yang ditelaah yakni : 1. Logistik Masuk (Inbound Logistics) adalah aktivitas yang menyediakan input (baik berupa barang dan/atau jasa) bagi perusahaan. 2. Operasi (Operations) adalah pengolahan input menjadi barang jadi atau jasa. 3. Logistik Keluar (Outbound Logistics) adalah aktivitas menyampaikan produk kepada pelanggan. 4. Pemasaran dan Penjualan (Marketing and Sales) adalah aktivitas yang melakukan pemasaran dan penjualan kepada pelanggan. 5. Pelayanan (Service) adalah aktivitas yang memberikan pelayanan terhadap pelanggan.
Aktivitas Pendukung (Support Activities) adalah aktivitas-aktivitas dalam suatu perusahaan yang membantu perusahaan tersebut secara keseluruhan dengan cara menyediakan infrastruktur
atau input yang memungkinkan aktivitas –
aktivitas primer dilakukan secara berkelanjutan. 1.
Pengadaan (Procurement): aktivitas ini berkaitan dengan dukungan terhadap penyediaan (barang dan jasa)
yang dibutuhkan untuk
menjalankan aktivitas utama. 2.
Pengembangan Teknologi (Technology Development): aktivitas ini merupakan dukungan teknologi untuk menjalankan aktivitas (termasuk di dalamnya juga teknologi untuk menghasilkan produk, aktivitas pemasaran,
21
proses produksi yang fleksibel, pengelolaan pelanggan dan berbagai upaya pengembangan teknologi lainnya). 3.
Pengelolaan SDM (Human Resource Management): berkaitan dengan aktivitas rekrutmen, pengangkatan, pelatihan dan pengembangan SDM yang menjalankan aktivitas utama.
4.
Infrastruktur (Infrastructure): berkaitan dengan aktivitas penyediaan infrastruktur yang diperlukan oleh seluruh bagian di dalam perusahaan, seperti sistem pengelolaan informasi, manajemen keuangan, dan berbagai mekanisme perencanaan dan pengendalian.
5.
Margin tergantung pada efektivitas suatu organisasi didalam menjalankan aktivitas-aktivitas
utama
dan pendukung
tersebut
secara
efisien.
Keunggulan kompetitif dapat dicapai dengan melakukan penyesuaian/ pengaturan pada rantai nilai sedemikian rupa sehingga kegiatan menghasilkan produk tersebut dapat (a) dijalankan dengan biaya yang serendah-rendahnya atau (b) menciptakan produk yang berbeda (ada diferensiasi) dari yang dihasilkan pesaing.
Analisis
rantai
nilai
merupakan
analisis
aktivitas-aktivitas
yang
menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Nilai berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan produk setelah diual kepada konsumen. Analisis rantai nilai membantu perusahaan untuk memahami rantai nilai yang membentuk produk tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut dikaji untuk mengidentifikasi apakah memberikan nilai bagi produk atau tidak. Jika aktivitas tersebut memberikan nilai, maka akan terus digunakan dan diperbaiki
22
untuk memaksimalkan nilai. Sebaliknya, jika aktivitas tersebut tidak memberikan nilai tambah maka harus dihapus. Analisis rantai nilai (value chain analysis) mengacu pada proses dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang berhubungan aktivitas organisasi dari pembelian bahan mentah, lalu produksi barang, hingga pemasaran barang tersebut. VCA bertujuan untuk mengidentifikasi dimana keunggulan biaya rendah atau kelemahan terjadi disepanjang rantai nilai dari bahan mentah hingga aktivitas pelayanan pelanggan. VCA memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dengan lebih baik kekuatan dan kelemahannya, khususnya ketika dibandingkan terhadap analisis rantai nilai pesaing dan data mereka sendiri yang dievaluasi dari waktu ke waktu (David, 2009).
2.7.
Proses Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami
atau didesain menggunakan waktu, ruang, keahlian dan suberdaya lainnya yang menghasilkan sesuatu. Proses adalah rangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi yang mengubah input menjadi output. Kegiatan ini merupakan alokasi sumberdaya seperti orang dan materi. Input dan output yang dimaksudkan mungkin tangible (berwujud) seperti peralatan, bahan atau intangible (tidak berwujud) seperti energi dan informasi. Analisis rantai proses akan meguraikan tahapan yang dilalui mulai dari bahan mentah raw material hingga produk jadi. Penguraian pada bagian ini akan memberikan informasi dan gambaran lebih rinci mencakup teknologi, mesin, kapabilitas proses (secara umum), kemampuan SDM dan kondisi yang terkait
23
dengan kelengkapkan faktor kritis dari proses akan diperoleh gambaran kinerja proses yang dicapai saat ini.
2.8.
Nilai Tambah Menurut Marimin dan Nurul (2010), nilai tambah adalah suatu perubahan
nilai yang terjadi karena adanya perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses produksi. Arus peningkatan nilai tambah komoditas pertanian terjadi di setiap mata rantai pasok dari hulu ke hilir yang berawal dari petani dan berakhir pada konsumen akhir. Nilai tambah pada setiap anggota rantai pasok berbeda-beda tergantung dari input dan perlakuan oleh setiap anggota rantai pasok tersebut. Nilai tambah komoditas pertanian di sektor hulu dapat dilakukan dengan penyediaan bahan baku yang berkualitas dan berkesinambungan yang melibatkan para pelaku pada mata rantai pertama, antara lain petani, penyedia sarana prasarana pertananian, dan penyedia teknologi. Nilai tambah secara kuantitatif dihitung dari peningkatan produktivitas, sedangkan nilai tambah secara kualitatif adalah nilai tambah dari meningkatnya kesempatan kerja, pengetahuan dan keterampilan SDM. Nilai tambah selanjutnya terjadi pada sektor hilir yang melibatkan industri pengolahan. Komoditas pertanian yang bersifat perishable (mudah rusak) dan bulky (kamba) memerlukan penanganan atau perlakuan yang tepat, sehingga produk pertanian tersebut siap dikonsumsi oleh konsumen. Perlakuan tersebut antara lain pengolahan, pengemasan, pengawetan dan manajemen mutu untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah sehingga harga produk komoditas pertanian menjadi tinggi. Beberapa nilai tambah yang tidak dapat
24
dihitung secara numerik meliputi peluang kerja yang terbuka dengan adanya indusri pengolahan dan peningkatan keterampilan kerja. Nilai tambah pada sektor retail adalah keuntungan yang didapat oleh retailer dalam menjual produk hasil pertanian yang sudah mengalami pengolahan. Nilai tambah tersebut didapatkan dari beberapa hal antara lain : produk yang dijual dalam bentuk eceran, kontinuitas persediaan barang, jaminan mutu barang, dan pelayanan terhadap konsumen.
2.9.
Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Biaya dalam kegiatan usahatani terdiri dari dua jenis yaitu biaya tetap
(fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit, jadi besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Sedangkan biaya tidak tetap (variabel cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh (Soekartawi, 2006). Menurut Soekartawi (2006), keuntungan atau profit adalah pendapatan yang diterima oleh seseorang dari penjualan produk barang atau jasa yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai produk barang atau jasa tersebut. Pendapatan tunai usahatani adalah selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani. Pendapatan tunai usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dan pengeluaran tunai usahatani dan merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk
25
menghasilkan uang tunai. Ukuran ini berguna berguna sebagai langkah permulaan untuk menilai hutang usahatani yang mungkin terjadi. Menurut Soekartawi (2006), penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diproleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut: TRi = Yi . Pyi Dimana :
TR = Total Penerimaan Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani Py = Harga Y
Adapun pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut : Pd = TR – TC Dimana :
Pd = Pendapatan usahatani TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya
2.10. Penelitian Terdahulu Narakusuma (2011), menganalisis rantai nilai produk olahan manggis di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) serpong, PT. Inti Kiat Alam (PT. IKA), dan di Kabupaten Purwakarta yaitu di Kecamatan Wanayasa dan Kecamatan Kiara Pedes. Tujuan dari penelitian ini yaitu; Pertama, memetakan, menganalisis permasalahan, dan merumuskan solusi dalam mengatasi permasalahan rantai nilai
26
produk olahan manggis; Kedua, melakukan estimasi nilai tambah produk olahan manggis yang sudah dikembangkan oleh Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan); Ketiga, mengidentifikasi kriteria dominan yang menjadi kesenjangan terkait nilai tambah produk olahan manggis ditingkat petani; Keempat, menentukan prioritas produk olahan manggis yang dapat dikembangkan ditingkat petani. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode diskriptif. Analisis rantai nilai produk olahan manggis menggunakan metode survei dan wawancara mendalam, analisis nilai tambah produk olahan manggis di BBP Mektan menggunakan analisis nilai tambah Hayami et al (1987), kriteria yang menjadi kesenjangan dalam penerapan nilai tambah produk olahan manggis ditingkat petani menggunakan analisis diskriptif skala interval empat, sedangkan untuk menentukan prioritas produk olahan yang dapat diterapkan ditingkat petani menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari pemetaan rantai nilai produk olahan manggis, terdapat enam aktor yang berperan, terdiri dari petani, pedagang pengumpul, pemasok, BBP Mektan, perusahaan pengolahan manggis (PT. IKA), dan pemerintah daerah. Kendala utama yang dihadapi PT. IKA adalah kesulitan dalam mendapatkan buah manggis grade A sebagai bahan baku utama karena harus berkompetisi dengan eksportir, baik eksportir legal maupun ilegal. Hasil analisis nilai tambah produk olahan manggis di BBP Mektan, kapsul herbal kulit sebesar Rp. 153.723,- per Kg manggis, dodol biji sebesar Rp. 72.500,per Kg manggis, tepung kulit sebesar Rp. 56.144,- per Kg manggis dan koktail
27
buah manggis sebesar Rp. 18.043,- per Kg manggis. Hasil analisis MPE menunjukkan produk yang menjadi prioritas dengan nilai tertinggi dan berpotensi untuk diterapkan ditingkat petani yaitu tepung kulit manggis, disebabkan kondisi bahan baku yang melimpah, nilai tambah yang besar, kesederhanaan adopsi teknologi, dan potensi pasar yang luas. Penelitian lain tentang rantai nilai yaitu penelitian yang dilakukan oleh Syibili (2013). Penelitian ini menganalisis rantai nilai komoditas jamur tiram putih di P4S Nusa Indah Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kondisi rantai pasokan jamur tiram putih pada P4S Nusa Indah, mengetahui besarnaya distribusi nilai tambah disepanjang rantai nilai budidaya jamur tiram putih, dan mengetahui jumlah marjin dan R/C yang diperoleh oleh para pelaku rantai nilai jamur tiram putih. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anggota rantai pasokan jamur tiram putih
terdiri dari anggota primer (P4S Nusa Indah, pengumpul dan
pengecer) dan anggota skunder (pemasok bahan baku dan kemasan). Aliran rantai pasokan dimulai dari P4S Nusa Indah, pedagang pengumpul dan terkhir ke pedagang pengecer. Distribusi nilai tambah yang didapat oleh masing-masing pelaku dalam rantai adalah : (1) 19,83% untuk P4S Nusa Indah selaku petani; (2) 16,86% yang diperoleh oleh pedagang pengumpul; (3) sebesar 35% yang diperoleh oleh pedagang pengecer. Besaran margin yang didapat oleh masingmasing pelaku disepanjang rantai nilai jamur tiram putih yaitu, bagi P4S Nusa Indah selaku petani mendapatkan margin sebesar Rp. 1.485,. per Kg jamur tiram putih, pedagang pengumpul mendapatkan margin sebesar Rp. 1.196,. per Kg
28
jamur, sedangkan pedagang pengecer mendapatkan margin sebesar Rp. 3.550,. per Kg jamur. R/C Ratio (Revenue Cost) yang diperoleh oleh setiap pihak relatif berimbang, yaitu sebesar 1,23 untuk P4S Nusa Indah, 1,14 untuk pedagang pengumpul, dan 1,3 untuk pedagang pengecer.
2.11. Kerangka Pemikiran Operasional UD. Harokah Barokah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan kambing perah. Perusahaan ini juga melakukan pengolahan dan pengemasan terhadap susu kambing untuk meningkatkan nilai tambah dan memperpanjang masa simpan susu kambing karena susu kambing mudah rusak, sementara permintaan susu banyak datang dari luar daerah Bogor. Penelitian tentang analisis rantai nilai susu kambing ini secara garis besar terbagi kedalam dua model penelitian yaitu, analisis kualitatif dan kuantitatif. Alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini dimulai dari mengidentifikasi rantai pasok dan rantai nilai susu kambing di UD. Harokah Barokah. Langkah selanjutnya dilakukan analisis diskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis diskriptif meliputi ranntai pasok, rantai nilai dan proses, sedangkan pada analisis kuantitatif yaitu menganalisis nilai tambah. Dari hasil analisis diskriptif dan kuantitatif dapat diketahui nilai tambah pada tingkat peternakan, pengolahan dan pemasaran serta dapat diketahui pelaku rantai nilai ditingkat mana yang mendapat keuntungan terbesar.
29
UD. Harokah Barokah
Identifikasi Rantai Pasok
Identifikasi Rantai Nilai
Analisis Diskriptif
Analisis Kuantitatif
Rantai Pasok Rantai Nilai Rantai Proses
Analisi Nilai Tambah (Pendapatan = TR – TC)
Nilai Tambah Di Peternakan
Nilai Tambah Pengolahan
Pelaku Rantai Nilai Yang Mendapat Keuntungan Terbesar
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional
30
Nilai Tambah Pemasaran
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Harokah yang beralamat di Jl. H. Halimi
Kampung Kopeng RT. 03 RW 05 Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor. Pelaksanaan penelitian dan pengolahan data dilakukan pada bulan AprilMei 2014.
3.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang diamati, yaitu melalui observasi di lapangan dan wawancara (interview) dengan pihak perusahaan dan pihak-pihak lain yang terkait dalam penelitian dengan menggunakan panduan pertanyaan penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jenis data primer yang dikumpulkan antara lain yaitu mengenai rantai pasok susu kambing, rantai nilai dan data-data lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Data tersebut meliputi struktur rantai pasok, produk yang didistribusikan, sistem pembelian/pemasaran, harga beli dan harga jual produk, jumlah penjualan, biaya-biaya yang dikeluarkan, input bahan baku, proses pengolahan, teknologi yang digunakan, tenaga kerja, peran lembaga penunjang, dan gambaran umum lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data penunjang yang diperoleh melalui literatur-leteratur seperti
31
majalah, jurnal, buku-buku dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan pokok penelitian.
3.3.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam suatu penelitian ilmiah dimaksudkan untuk
bahan atau data yang relevan, akurat dan reliable yang hendak kita teliti. Oleh karena itu perlu digunakan metode pengumpulan data yang baik dan cocok. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa :
3.3.1. Metode Interview (wawancara) Soekartawi (2003) menjelaskan bahwa pengertian dari interview atau wawancara adalah kegiatan mencari bahan (keterangan, pendapat) melalui tanya jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan. Wawancara dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini dipersiapkan terlebih dahulu pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih dimungkinkan adanya variasi pertanyaan, yang sesuai dengan situasi ketika wawancara akan dilaksanakan.
3.3.2. Observasi Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang terkait dengan penelitian seperti sarana dan prasarana, alat yang digunakan, bahan baku, proses pengolahan dan output yang dihasilkan.
32
3.4.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis data kualitatif menggambarkan secara deskritif mengenai rantai pasok, ranta nilai, rantai proses, nilai tambah dan gambaran umum lokasi penelitian. Sedangkan analisis kuantitatif dipergunakan untuk menganalisis rantai nilai, nilai tambah dan anilisis pendapatan. Alat analisis data kuantitatif yang digunakan berupa kalkulator, program komputer (Microsoft Office Exel 2010) dan tabulasi data.
3.4.1. Analisis Rantai Pasok Analisis rantai pasok susu kambing diamati mulai dari tingkat peternak hingga konsumen akhir. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi struktur rantai pasok, mekanisme rantai pasok dan kelembagaan rantai pasok sehingga akan diketahui lembaga yang terlibat dalam rantai pasok susu kambing, penentuan harga produk, pendistribusian produk dari peternak ke konsumen akhir, teknologi yang digunakan, transportasi dan hubungan antar lembaga yang terlibat dalam rantai pasok.
3.4.2. Analisis Rantai Nilai Analisis rantai nilai digunakan untuk mengetahui kondisi rantai nilai produk olahan susu kambing. Pola rantai nilai dari produk olahan susu kambing dipetakan menggunakan metode survei dan wawancara mendalam terhadap pelaku rantai nilai pengolahan susu kambing. Setelah diperoleh gambaran tentang kondisi ratai nilai, data-data tersebut kemudian dianalisis secara diskriptif untuk
33
menjelaskan kondisi rantai nilai serta melihat dari kapasitas dan kapabilitas dari perusahaan untuk membentuk suatu rantai nilai terhadap produk susu kambing berdasarkan dua aktivitas nilai yaitu : Aktivitas utama dan Aktivitas pendukung.
Aktivitas Pendukung
Infrastruktur Perusahaan Ma
Manajemen Sumberdaya Manusia
n rgi
Pengembangan Teknologi
Operasi
Logistik ke Pemasaran & Luar Penjualan
Pelayanan
Ma
Logistik ke Dalam
rgi n
Pembelian
Aktivitas Utama
Gambar 6. Rantai Nilai Generik Sumber: Porter, Keunggulan Bersaing, 1994
Analisis pada aktivitas utama mencakup logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan penjualan serta pelayanan. Aktivitas utama menjelaskan bagaimana penyediaan bahan baku susu kambing di pengolahan dan darimana bahan baku tersebut didapatkan, kemudian dijelaskan bagaimana bahan baku susu kambing tersebut diolah menjadi produk akhir, bagaimana pendistribusian dan pemasaran produk olahan susu kambing tersebut ke konsumen akhir serta pelayanan seperti apa yang diberikan oleh pemasar kepada konsumen akhir. Aktivitas pendukung adalah aktivitas-aktivitas dalam suatu perusahaan yang membantu perusahaan tersebut secara keseluruhan dengan menyediakan infrastruktur atau input yang memungkinkan aktivitas utama berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Aktivitas ini mencakup ketersediaan infrastruktur, sumber daya
34
manusia, pengemabangan teknologi dan pengadaan yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas utama.
3.4.3. Analisis Proses Melalui analisis proses akan diuraikan tahapan yang dilalui mulai dari bahan baku susu kambing segar hingga menjadi produk olahan susu kambing di UD. Harokah Barokah. Penguraian pada bagian ini berdasarkan hasil wawancara dan observasi sehingga diperoleh informasi dan gambaran lebih rinci mencakup bahan baku utama dan bahan baku penunjang, teknologi, mesin, kapabilitas proses (secara umum), dan kemampuan SDM. Dengan kelengkapkan faktor kritis dari proses akan diperoleh gambaran kinerja proses yang dicapai saat ini.
3.4.4. Analisis Nilai Tambah Menurut Marimin dan Nurul (2010), nilai tambah adalah suatu perubahan nilai yang terjadi karena adanya perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses produksi. Arus peningkatan nilai tambah komoditas pertanian terjadi di setiap mata rantai pasok dari hulu ke hilir yang berawal dari petani dan berakhir pada konsumen akhir. Nilai tambah pada setiap anggota rantai pasok berbeda-beda tergantung dari input dan perlakuan oleh setiap anggota rantai pasok tersebut. Nilai tambah susu kambing yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu nilai tambah di tingkat peternak, pengolahan dan pemasaran. Nilai tambah tersebut dihitung menggunakan metode analisis biaya dan pendapatan.
35
Menurut Soekartawi (2006), penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diproleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut: TRi = Yi . Pyi Dimana :
TR = Total Penerimaan Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani Py = Harga Y
Adapun pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut : Pd = TR – TC Dimana :
Pd = Pendapatan usaha TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya
3.5.
Definisi Operasional Nazir (2005) menyatakan definisi perasional adalah suatu definisi yang
diberikan
kepada
suatu
variabel
dengan
cara
memberikan
arti,
atau
menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Rantai pasok adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan
36
yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. 2. Rantai nilai merupakan alat untuk mengidentifikasi cara-cara menciptakan lebih banyak nilai pelanggan. 3. Analisis rantai nilai (value chain analysis-VCA) mengacu pada proses dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang berhubungan aktivitas organisasi dari pembelian bahan mentah, lalu produksi barang, hingga pemasaran barang tersebut. 4. Proses akan meguraikan tahapan yang dilalui mulai dari bahan mentah raw material hingga produk jadi. 5. Nilai tambah adalah suatu perubahan nilai yang terjadi karena adanya perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses produksi. 6. Keuntungan pemasaran (Rp/kg) adalah selisish antara biaya jual dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pemasaran.
37
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1.
Profil Perusahaan
4.1.1. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan UD. Harokah Barokah merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang peternakan susu kambing dan produk olahnnya. Perusahaan ini didirikan pada bulan Agustus tahun 2012 oleh H. Sirojudin Hasan Basri. Beliau adalah pimpinan sekaligus pemilik dari UD. Harokah Barokah dan hingga saat ini perusahaan tersebut masih dikelola sendiri oleh H. Sirojudin Hasan Basri dengan dibantu beberapa karyawan. Sebelum menjalankan usaha kambing perah, UD. Harokah Barokah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perikanan ikan patin dan lele. Berawal dari ide pemilik perusahaan yang bekerja dibagian marketing salah satu perusahaan Sari Kurma untuk memanfaatkan ampas sari kurma tersebut menjadi pakan ikan pada perikanannya, dengan formulasi yang dirancang sendiri oleh pemilik perusahaan. Setelah kurun waktu tiga bulan, ikan dipanen dan ternyata hasil produksi perikanan tidak sesuai yang diharapkan. Setelah di amati formulasi pakan ikan yang bahan bakunya ampas kurma, telur, dan ayam tiren tidak cocok untuk dijadikan pakan lele dan patin. Berdasarkan informasi dari teman pemilik perusahaan, ampas kurma lebih cocok dijadikan sebagai pakan ternak kambing perah karena dinilai memiliki kandungan karbohidrat yang dibutuhkan oleh kambing perah. Maka pemilik perusahaan memutuskan untuk beralih jenis usaha dari perikanan menjadi peternakan kambing perah.
38
Pada awal berdirinya di tahun 2012, peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah memiliki 29 ekor kambing jenis PE (peranakan ettawa) yang terdiri dari 21 ekor kambing betina yang siap perah, 2 ekor kambing jantan dan 6 ekor anakan kambing. Pemilik mengeluarkan biaya sekitar enam puluh juta rupiah untuk membeli sejumlah kambing tersebut dari perternak di walayah Bogor. Usaha peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah terus mengalami perkembangan, dan hingga saat ini jumlah kambing yang dibudidayakan sebanyak 130 ekor. Seiring bertambahnya jumlah produksi susu kambing murni, UD. Harokah Barokah mengalami beberapa permasalahan dalam proses pemasaran. Sifat susu yang mudah rusak menyebabkan UD. Harokah Barokah tidak dapat melayani permintaan dari luar daerah, sedangkan permintaan susu kambing lebih banyak dari luar daerah Bogor. Oleh karena itu, pada Januari 2014 pemilik perusahaan berinisiatf untuk mengolah susu kambing menjadi snack olahan dengan bahan baku susu kambing yang diberi merek snack candy Ghonam Milk.
4.1.2. Visi dan Misi UD. Harokah Barokah a. Visi 1.
Menjadi perusahaan peternakan dan pengolahan susu kambing yang terintegrasi
2.
Mengenalkan manfaat yang terkandung dalam susu kambing
b. Misi 1.
Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui usaha peternakan dan pengolahan susu kambing
39
2.
Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menyebarkan manfaat susu kambing
3.
Berinovasi menciptakan produk olahan susu kambing
4.1.3. Lokasi UD. Harokah Barokah Lokasi UD. Harokah Barokah berada di Jl. H. Halimi Kampung Kopeng RT. 03 RW 05 Desa Cipelang. Desa Cipelang terletak di wilayah Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor yang memiliki luas wilayah 645,5 Ha. Desa ini berbatasan dengan Desa Tanjung sari dan Cipucung di sebelah Utara, Desa Cibalung di sebelah timur, Desa Cijeruk dan Desa Warung Menteng di sebelah selatan dan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak di sebelah barat. UD. Harokah Barokah berdiri di atas lahan seluas ± 2000 m², dengan rincian 1500 m² lahan milik pribadi dan 500 m² sewa. Lahan tersebut digunakan untuk kandang ternak, restoran olahan kambing, pabrik pengolahan susu kambing dan rumah dari pemilik perusahaan juga termasuk didalamnya.
4.2.
Bidang Usaha UD. Harokah Barokah
4.2.1. Usaha Peternakan Kambing Perah Usaha kambing perah di UD. Harokah Barokah berdiri diatas lahan seluas ± 1500 m² yang merupakan lahan pribadi dari pemilik perusahaan. Peternakan yang berdiri sejak tahun 2012 tersebut telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari saat pertama kali didirikan, dilihat dari jumlah kambing yang dibudidayakan, dimana pada awal berdirinya peternakan tersebut hanya memiliki 29 kambing. Sedangkan saat ini telah dibudidayakan sebanyak 130 kambing.
40
Kambing yang dibudidayakan di peternakan ini merupakan jenis peranakan etawa (PE), dengan pertimbangan bahwa kambing PE merupakan kambing dengan dwifungsi yaitu selain sebagai kambing perah dengan kualitas susu yang bagus, kambing PE juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak pedaging. Pemerahan susu kambing dilakukan setiap pagi jam 07.00 dan sore hari pada jam 15.30, satu ekor kambing di UD. Harokah Barokah rata-rata menghasilkan 650 ml susu setiap kali pemerahan pagi dan sore hari dengan jumlah kambing yang siap perah sebanyak 39 ekor. Jumlah produksi tersebut dapat berkurang bila pakan tambahan yang diberikan seperti konsentrat tidak mencukupi kebutuhan ternak. Sedangkan produksi susu dapat meningkat bila pemerahan dilakukan 2-3 hari setelah kambing melahirkan. Susu kambing yang telah diperah kemudian dikemas menggunakan kantong plastik berukuran 200 ml dan susu siap dipasarkan ke beberapa distributor dari UD. Harokah Barokah. Pendapatan peternakan UD. Harokah Barokah selain dari penjualan susu kambing juga dari penjualan induk afkir. Induk afkir ini merupakan induk kambing yang produktivitas susunya sudah menurun, sehingga tidak bagus untuk dijadikan kambing perah. Induk kambing afkir umumnya dimanfaatkan sebagai kambing potong. Sedangkan usia rata-rata kambing afkir yaitu 4-5 tahun. Induk kambing afkir di UD. Harokah Barokah dijual kepada tengkulak, kemudian induk kambing afkir tersebut dijual kembali oleh ke pasar ternak. Harga induk kambing afkir lebih rendah dari kambing yang masih dara atau kambing yang masih produktif menghasilkan susu, harga kambing afkir berkisar antara Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.00 per ekor.
41
4.2.2. Usaha Pengolahan Susu Kambing UD. Harokah Barokah juga mengolah susu kambing yang diproduksi menjadi makanan ringan yang bermerek snack candy Ghonam Milk. Usaha pengolahan susu kambing ini mulai dijalankan sejak bulan Januari 2014. Pengolahan susu kambing ini dilakukan untuk memperpanjang masa simpan susu juga untuk menghasilkan nilai tambah pada susu kambing. UD. Harokah Barokah memasarkan snack candy Ghonam Milk ke agen atau distributor yang telah bermitra degan UD. Harokah Baroakah dan ke restoran olahan kambing yang juga merupakan salah satu unit usaha yang yang dijalankan oleh UD. Harokah Barokah. Respon konsumen terhadap produk olahan susu kambing snack candy Ghonam Milk cukup baik yang berdampak terhadap voleme penjualan produk. Berdasarkan data penjualan perusahaan, saan ini UD. Harokah Barokah dapat menjual sebanyak 30 karton snack candy Ghonam Milk dimana satu karton berisi 30 kotak snack candy Ghonam Milk.
4.2.3. Restoran Olahan Kambing Sesuai dengan visi dari UD. Harokah Barokah yaitu menjadi perusahaan peternakan dan pengolahan susu kambing yang terintegrasi, restoran olahan kambing didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk olahan dari kambing. Restoran ini menyediakan berbagai makanan dan minuman yang terbuat dari daging kambing maupun susu kambing, selain itu, restoran ini juga menjual susu kambing murni dalam kemasan dan produk olahan susu kambing snack candy Ghonam Milk.
42
Susu kamabing yang digunakan di restoran ini diambil langsung dari peternakan kambing perah di UD. Harokah Barokah, namun untuk daging kambing restoran ini masih membeli dari pasar di wilayah setempat untuk memenuhi kebutuhannya, mengingat makanan seperti sate kambing kambing menggunakan daging kambing muda sebagai bahan bakunya, sedangkan anak kambing di UD. Harokah Barokah dipersiapkan untuk peternakan kambing perah.
4.3.
Struktur Organisasi Stuktur organisasi UD. Harokah Barokah masih tergolong sederhana,
namun telah mencakup seluruh akivitas yang ada di UD. Harokah Barokah. Manajemen perusahaan dipimpin langsung oleh pemilik perusahaan namun disetiap jenis usaha yang dijalankan terdapat penanggung jawab yang memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing. Penanggung jawab tersebut membawahi beberapa karyawan yang telah memiliki tugas masing-masing. Pimpinan Perusahaan H. Sirojudin Hasan B. Lc. MEI
Penanggung Jawab Peternakan
Penanggung Jawab Pengolahan
Penanggung Jawab Restoran
Ismail
Bapak Ponco
Ibu Lala
Keuangan
Produksi
Keuangan
Produksi
Keuangan
Gambar 7. Struktur Organisasi UD. Harokah Barokah
43
Produksi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Rantai Pasok Susu Kambing Rantai pasokan susu kambing di UD. Harokah Barokah cukup sederhana,
dimana tidak banyak anggota yang terlibat dalam proses pendistribusian susu kambing dari peternak hingga sampai ke konsumen. Anggota – anggota yang terlibat ini memiliki perannnya masing – masing dalam rantai pasok susu kambing. Anggota rantai pasok susu kambing yaitu : 1. Peternakan Kambing Peraah UD. UD. Harokah Barokah Peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah berdiri sejak tahun 2012 telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari saat pertama kali didirikan dilihat dari jumlah kambing yang dibudidayakan, dimana pada awal berdirinya peternakan tersebut hanya memiliki 29 kambing sedangkan saat ini telah dibudidayakan sebanyak 130 kambing. Kambing yang dibudidayakan di peternakan ini merupakan jenis peranakan etawa (PE), dengan pertimbangan bahwa kambing PE merupakan kambing dengan dwifungsi yaitu selain sebagai kambing perah dengan kualitas susu yang bagus, kambing PE juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak pedaging. Pemerahan susu kambing dilakukan setiap pagi jam 07.00 dan sore hari pada jam 15.30, satu ekor kambing di UD. Harokah Barokah rata-rata menghasilkan 650 ml susu setiap kali pemerahan pagi dan sore hari dengan jumlah kambing yang siap perah sebanyak 39 ekor atau sekitar 50
44
liter per hari. Jumlah produksi tersebut dapat berkurang bila pakan tambahan yang diberikan seperti konsentrat tidak mencukupi kebutuhan ternak. Sedangkan produksi susu dapat meningkat bila pemerahan dilakukan 2-3 hari setelah kambing melahirkan. Susu kambing yang telah diperah kemudian dikemas menggunakan kantong plastik berukuran 200 ml. Susu hasil produksi tersebut didistribusikan ke tiga saluran pemasaran yaitu restoran olahan kambing, industri pengolahan susu kambing dan distributor atau agen susu kambing. Susu kambing murni dijual ke restoran olahan kambing dan industri pengolahan susu kambing seharga Rp. 20.000 per per liter, sedangkan ke distributor susu dijual seharga Rp. 32.500. Perbedaan harga ini dipengaruhi biaya pengemasan, susu yang dijual ke distributor telah dikemas menggunakan plastik ukuran 200 ml dan deberi label dan merek. Sistem pembelian susu kambing di peternakan UD. Harokah Barokah yaitu distributor melakukan pemesanan terlebih dahulu kepada UD. Harokah Barokah, kemudian UD. Harokah megirim susu tersebut ke distributor dan pembayaran dilakukan dengan cara tunai. 2. Restoran Olahan Kambing Restoran ini merupakan salah satu unit usaha dari UD. Harokah Barokah yang lokasinya tidak jauh dari Peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah sehingga tidak memerlukan alat transportasi dan biaya untuk pengiriman. Restoran ini membeli susu kambing murni sebelum dikemas. Susu kambing disajikan dalam keadaan segar dan diolah menjadi susu
45
pasteurisasi. Susu kambing pasteurisasi dijual dengan harga Rp. 10.000 per gelas. Kebutuhan susu kambing di restoran ini sekitar tiga liter setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 3. Industri Pengolahan Susu Kambing Industri Pengolahan Susu Kambing susu kambing ini juga merupakan salah satu unit usaha dari UD. Harokah Barokah, disini susu kambing diolah menjadi snack candy Ghonam Milk yaitu makanan ringan berbentuk permen dengan bahan baku utama susu kambing. Usaha pengolahan susu kambing ini memerlukan sekitar 40 liter susu kambing setiap harinya untuk memproduksi snack candy Ghonam Milk. Setelah melalui proses pengolahan snack candy Ghonam Milk dan pengemasan menggunakan iner atau kotak kecil dimana per kotak berisi sepuluh buah snack candy Ghonam Milk, setelah itu kotak tersebut dikemas lagi menggunakan kardus dimana satu kardus berisi 30 iner snack candy Ghonam Milk. Setelah itu produk tersebut didistribusikan ke restoran olahan kambing dan distributor yang telah bekerjasama dengan UD. Harokah barokah dengan harga Rp. 12.000 Per kotak, kemudian agen memasarkan produk tersebut ke konsumen. Pendistribusian susu kambing ke distributor dilakukan menggunakan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat. 4. Distributor Susu Kambing Susu kambing hasil produksi peternakan UD. Harokah Barokah didistribusikan ke agen atau distributor susu dalam bentuk segar. Setelah diperah susu kambing dikemas kedalam plastik berukuran 200 ml lalu
46
diberi label atau merk kemudian didistribusikan ke distributor. Pada tingkat agen tidak ada pelakuan khusus yang dilakukan, agen hanya melakukan penyimpanan terhadap susu setelah itu agen menjual susu tersebut ke konsumen. Harga susu kambing dengan ukuran 200 ml di tingkat agen sebesar Rp. 10.000. Pendistribuasian susu kambing dilakukan setiap dua minggu dengan jumlah 40 liter pada setiap pengiriman. Pendistribusian susu kambing ke distributor dilakukan menggunakan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat. Pola aliran rantai pasok susu kambing pada UD. Harokah Barokah secara sistematis dapat dilihat pada Gambar 8.
Restoran
Peternak
Pengolahan Susu
Distributor Snack
Konsumen
Distributor Susu
Gambar 8. Rantai Pasok Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah Sumber : Data Perusahaan UD. Haroakah Barokah (diolah)
5.2.
Analisis Rantai Nilai Rantai nilai adalah model yang digunakan untuk membantu menganalisis
aktivitas-aktivitas spesifik yang dapat menciptakan nilai dan keuntungan kompetitif bagi organisasi. Analisis rantai nilai memperlihatkan organisasi
47
sebagai sebuah proses yang berkelanjutan dalam kegiatan penciptaan nilai. Analisis dilakukan dengan cara mempelajari potensi penciptaan nilai. Aktivitas dalam rantai nilai terbagi menjadi dua kategori yaitu, aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Pada aktivitas utama akan dikaji dari sisi pengadaan bahan baku, operasi, dan pemasaran. Adapun aktivitas pendukung terdiri dari penyiapan infrastruktur
penunjang
industri,
pengembangan
sumber
daya
manusia,
pengembangan teknologi dan pengadaan. Tahapan rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah secara umum dapat dilihat pada Gambar 9. Penyedia Susu
Pengolahan
Penjualan
Konsumen
VC STAGES
Susu Kambing Pasteurisasi
Restoran
Konsumen
Disributor
Konsumen
Peternakan Kambing Industri Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk
Operator
Penyuluh Lapangan Supporter
Dinas Peternakan Kab. Bogor
Anabler
Gambar 9. Rantai Nilai Umum Pengolahan Susu Kambing UD. Harokah Barokah Sumber : Data Perusahaan UD. Haroakah Barokah (diolah)
Rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah UD. Harokah Barokah pada Gambar 9 menunjukkan tahapan rantai nilai, pelaku-
48
pelaku dalam setiap tahapan, serta lembaga pendukung langsung (supporter) dan lembaga pendukung tidak langsung (enabler) dalam berbagai tahapan tersebut. Pelaku yang terlibat dalam tahapan rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah yaitu, peternak kambing sebagai penyedia bahan baku susu kambing, Industri pengolahan susu kambing dan restoran olahan kambing yang mengolah susu kambing menjadi susu pateurisasi dan snack candy Ghonam Milk, serta restoran dan distributor yang memasarkan produk olahan susu kambing tersebut ke konsumen. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, terdapat lembaga pendukung langsung (supporter) dan lembaga pendukung tidak langsung (enabler) pada tingkat penyedia bahan baku, peternakan UD. Harokah Barokah memperoleh sosialisasi mengenai pengobatan dan obat-obat baru untuk ternak kambing dari Dinas Peternakan Kabupaten Bogor melalui penyuluh lapangan. Sedangkan untuk mempelajari budidaya kambing perah, peternakan ini melakukan secara autodidak dan mengandalkan tenaga kerja berpengalaman dalam menjalankan usahanya. Industri pengolahan susu kambing tidak mendapat dukungan langsung maupun tidak langsung dari lembaga penunjang terkait baik dalam bentuk pelatihan maupun permodalan. SDM di Industri pengolahan dibimbing oleh tenaga ahli yang juga merupakan kepala bagian produksi, sementara untuk menjalankan usaha ini pemilik UD. Harokah Barokah masih menggunakan modal pribadi, perusahaan tidak mendapat bantuan permodalan dari lembaga keuangan. Sedangkan untuk memasarkan produknya perusahaan ini bekerjasama dengan distributor susu kambing dan produk – produk herbal.
49
Ketersediaan lembaga pendukung seperti lembaga keuangan diperlukan dalam usaha peternakan maupun industri pengolahan susu kambing, dengan tersedianya modal UD. Harokah Barokah sebagai pelaku usaha dapat mengembangkan usahanya. Pengembangan SDM di peternakan dan industri pengolahan juga diperlukan guna menambah pengetahuan tentang teknik budidaya, teknologi dan inovasi produk olahan susu kambing. Pengembangan SDM ini bisa didapat melalui pelatihan yang diadakan oleh Dinas Peternakan instansi terkait lainnya. Industri pengolahan susu kambing juga perlu meningkatkan promosi produk dengan memanfaatkan media internet dan mengikuti pameran – pameran untuk mengedukasi masyarakat mengenai produk olahan susu kambing dan memperluas pangsa pasar. Penjelasan mengenai aktivitas terkait dalam rantai nilai pengolahan susu kambing ditunjukkan dalam Tabel 4.
50
Tabel 4. Penjelasan Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing (Aktivitas Utama) Komoditas Perusahaan Aktivitas Utama
Susu Kambing UD. Haroakah Barokah Logistik Masuk
Operasi
Logistik Keluar
- Penyediaan bahan - Pengolahan susu - Distribusi produk baku susu kambing kambing menjadi hasil olahan susu oleh peternakan UD. snack candy Ghonam kambing snack Harokah Barokah Milk candy Ghonam Milk - Transportasi - Pengemasan snack pengiriman bahan candy Ghonam Milk baku susu kambing ke - Pengolahan susu Industri Pengolahan kambing menjadi susu kambing susu pasteurisasi
-
-
-
51
Pemasaran, Penjualan dan Pelayanan Produk hasil oalahan susu kambing snack candy Ghonam Milk dipasarkan melalui restoran olahan susu kambing milik UD. Harokah Barokah selain itu juga dipasarkan melalui agen yang telah bermitra dengan UD. Harokah Barokah Produk hasil olahan susu kambing snack candy Ghonam Milk dipasarkan dalam kemasan kardus, satu kardus berisi 30 kotak kecil atau iner, dan satu kotak berisi satu 10 buah snack candy Ghonam Milk Susu pasteurisasi dipasarkan di restoran olahan kambing Susu pasteurisasi disajikan dalam gelas dengan ukuran 200ml
Tabel 5. Penjelasan Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing (Aktivitas Pendukung) Komoditas Perusahaan Aktivitas Pendukung
Susu Kambing UD. Harokah Barokah Logistik Masuk
Operasi
Logistik Keluar
Infrastruktur
- Akses jalan dari dan menuju UD. Harokah Barokah sudah cukup memadai - Kandang kambing yang memadai - Alat-alat perlengkapan pemerahan susu kambing
- Alat penyiapan susu - Terdapat sarana kambing sebagai bahan transportasi dan akses baku seperti ember dan jalan yang cukup penyarinagan memadai untuk - Berbagai macam alat yang mendistribusikan digunakan untuk snack candy Ghonam memproduksi snack candy Milk dari lokasi Ghonam Milk seperti perusahaan ke daerah lain penggorengan, cetakan, termometer dll. - Gedung yang berfungsi sebagai tempat memproduksi snack candy Ghonam Milk - Berbagai alat yang dapat digunakan untuk membuat susu pateurisasi
Sumber Daya Manusia
- Penjual ternak - Penyedia pakan ternak - Tenaga kerja untuk memproduksi susu kambing
- Tenaga kerja pada bagian produksi snack candy Ghonam Milk dilatih langsung oleh tenaga ahli yang juga merupakan formulator snack candy
52
Pendistribusian produk olahan susu kambing snack candy Ghonam Milk menggunakan kendaraan bermotor roda 2 atau roda 4
Pemasaran, Penjualan dan Pelayanan - Terdapat sarana komunikasi dan teknologi informasi yang memadai unruk memsarkan snack candy Ghonam Milk - Terdapat agen yang merupakan mitra dari UD. Harokah Barokah di kota yang memasarkan snack candy Ghonam Milk - Terdapat restoran untuk menjual susu kambing pateurisasi
- Produk olahan susu kambing snack candy Ghonam Milk dipasarkan melalui restoran dan agen mitra UD. Harokah Barokah
Komoditas Perusahaan Aktivitas Pendukung
Susu Kambing UD. Harokah Barokah Logistik Masuk
Operasi
- Tenaga kerja yang Ghonam Milk membuat formula - Tenaga kerja memiliki snack candy Ghonam kemampuan masingMilk masing dalam pengolahan - Tenaga kerja yang - Tenaga kerja di restoran mengolah dan memiliki kemampuan mengemas snack mengolah susu kambing candy Ghonam Milk pateurisasi - Jenis kelamin tenaga kerja kombinasi antara pria dan wanita - Tingkat pendidikan tenaga kerja bervariasi dari SD hingga SMA - Tenaga kerja yang mengolah susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk adalah masyarakat sekitar perusahaan - Tenaga kerja yang mengolah susu kambing pateurisasi
53
Logistik Keluar
Pemasaran, Penjualan dan Pelayanan - SDM dibagian pemasaran telah memiliki pengetahuan tentang produk yang dipasarkan - Susu kambing pateurisasi di restoran disajikan oleh SDM yang khusus melayani para tamu
Komoditas Perusahaan Aktivitas Pendukung Pengembangan Teknologi
Pengadaan
Susu Kambing UD. Harokah Barokah Logistik Masuk
Operasi
Logistik Keluar
Pemasaran, Penjualan dan Pelayanan
- Teknologi yang - Pengoalahan susu kambing digunakan dalam menjadi snack candy pembuatan produk Ghonam Milk masih olahan susu kambing banyak menggunakan menjadi snack candy tenaga manusia Ghonam Milk masih - Adanya tenaga ahli yang sederhana melatih dan mengawasi - Teknologi yang proses pengolahan susu digunakan untuk kambing menjadi snack membuat susu candy Ghonam Milk kambing pateurisasi - Alat yang digunakan untuk juga masih tergolong membuat susu kambing sederhana pateurisasi
- Adanya alat - Komunikasi antar telekomunikasi yang perusahaan, agen dan dapat membantu konsumen bisa melalui dalam peroses jaringan telepon pemesanan dan - Teknologi yang pendistribusian digunakan dalam produk olahan susu pemasaran yaitu kambing. komputer/laptop untuk - Transportasi yang mencatat data penjualan digunakan untuk dll. mendistribusikan - Alat yang digunakan produk olahan susu dalam pemasaran dan kambing yaitu pelayanan susu kendaraan roda 2 atau kambing pateurisasi di roda 4 retoran yaitu sendok, gelas dan nampan
- Bahan baku susu kambing yang digunakan untuk membuat snack candy Ghonam Milk dan susu pateurisasi diperoleh dari peternakan UD.
- Kebutuhan
- Bahan baku pendukung untuk memproduksi snack candy Ghonam Milk dan susu kambing pateurisasi didapat dari wilayah Bogor dan sekitarnya
54
transportasi untuk pendistribusian produk sudah memadai
- Ketersediaan produk olahan susu kambing snack candy Ghonam Milk dan susu pateurisasi sudah mencukupi permintaan konsumen
Komoditas Perusahaan Aktivitas Pendukung
Susu Kambing UD. Harokah Barokah Logistik Masuk
Operasi
Harokah Barokah - Alat atau mesin yang digunakan untuk memproduksi produk olahan susu kambing didapat dari wilayah Bogor dan sekitarnya
55
Logistik Keluar
Pemasaran, Penjualan dan Pelayanan
Setelah dijelaskan kondisi rantai nilai, maka dilakukan analisis rantai nilai. Analisis dilakukan terhadap tahapan proses penting dalam usaha pengolahan susu kambing. Uraian proses tersebut dianalisis untuk melihat seberapa pentingnya sumber daya, teknologi dan kapabilitas tersebut dalam membentuk kemampuan bersaing perusahaan. Analisis tersebut ditunjukkan dalam Gambar 10. INFRASTRUKTUR UD. HAROKAH BAROKAH (Kandang dan akses jalan menuju lokasi memadai) MARGIN
AKTIVITAS PENUNJANG
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM di pengolahan dilatih oleh tenaga ahli sehingga memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk pengolahan snack candy) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI (Alat yang digunakan untuk produksi masih semi modern dan masih banyak menggunakan tenaga manusia) PENGADAAN
(Bahan baku utama susu didapat dari peternakan UD. Harokah Barokah dan bahan baku pendukung dari daerah Bogor) AKTIVITAS UTAMA
MARGIN
LOGISTIK MASUK PENGADAAN BAHAN BAKU
OPERASI
PENGOLAHAN SUSU PASTEURISASI
LOGISTIK KELUAR
PEMASARAN
SUSU PASTEURISASI
PEMASAKAN PEMERAHAN
PENDINGINAN
PENCETAKAN
PASAR LOKAL
PEMBERIAN COKLAT
PENDINGINAN
SORTIR
PENGEMASAN
PENGOLAHAN MENJADI GHONAM MILK
PETERNAK
INDUSTRI PENGOLAHAN
SNACK CANDY GHONAM MILK
JALAUR DISTRIBUSI
DISTRIBUTOR
Gambar 10. Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing Sumber : Data UD. Harokah Barokah (diolah) 56
Tabel 6. Analisis Rantai Nilai Industri Pengolahan Susu Kambing Snack Candy Ghonam Milk dan Susu Pasteurisasi Komoditas Perusahaan No. Aktivitas (1) 1.
2.
3.
Susu Kambing UD. Harokah Barokah Teknologi dan Kapabilitas / Analisis Pengetahuan Keterampilan (4) (5) (6) - Susu kambing yang - Kemampuan memilih - Bahan baku susu kambing untuk bagus berwarna agak bahan baku susu pengolahan sejauh ini dapat kuning, kental dan kambing yang terpenuhi dari peternakan susu berkadar lemak rendak berkualitas kambing UD. Harokah Barokah - Kualitas bahan baku susu kambing cukup bagus
Sumberdaya/Aset Khusus (2) (3) Pengadaan - Kebutuhan susu kambing dapat Bahan Baku terpenuhi dari Susu Kambing peternakan susu kambing UD. Harokah Barokah - Harga sebesar Rp. 20.000 / liter - Kemampuan tenaga - Alat yang digunakan - Pemilik perusahaan Pengolahan kerja dalam mengolah masih semi moderen, memiliki Susu Kambing susu kambing sudah sebagian besar masih keingintahuan tinggi menjadi Snack cukup baik menggunakan tenaga dan inovasi Candy manusia pengolahan produk - Pengetahuan diperoleh - Tenaga kerja memiliki Ghonam Milk dari tenaga ahli yang keterampilan dan Susu sekaligus sebagai mengolah susu Pasteurisasi kepala produksi dan kambing formulator Transportasi
- Sarana transportasi - Alat pengangkutan - Pendistribusian untuk menunjang proses menggunakan produk hasil produksi produksi dan kendaraan roda dua dilakan langsung oleh penditribusian produk dan empat perusahaan dengan olahan susu kambing di sarana transportasi UD. Harokah Barokah yang sudah tersedia sudah memadai
57
- Sejauh ini pengolahan susu kambing berjalan cukup baik - Produk belum mendapat sertifikasi halal - Sistem kendali mutu perlu di tingkatkan - Tenaga kerja membutuhkan pelatihan dan pengetahuan lebih tentang produk olahan kambing agar susu kambing memiliki nilai tambah tinggi - Dukungan sarana dan prasarana transportasi telah memenuhi kebutuhan industri pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah dalam mendistribusikan produknya
Tabel 6. Analisis Rantai Nilai Industri Pengolahan Susu Kambing Snack Candy Ghonam Milk dan Susu Pasteurisasi Komoditas Perusahaan No. Aktivitas (1) 4
5
Susu Kambing UD. Harokah Barokah Sumberdaya/Aset Teknologi dan Kapabilitas / Analisis Khusus Pengetahuan Keterampilan (2) (3) (4) (5) (6) Pengembangan - Tersedianya - Menggunakan alat - Tenaga kerja mampu - Teknologi produksi seperti alat dapat dibeli teknologi alat dan mesin produksi menjalankan alat dan di pasaran teknologi pengolahan susu sederhana mesin produksi - Teknologi produksi yang digunakan masih kambing yang tergolong sederhana dijual di pasar - Teknologi produksi harus dikembangkan untuk menghasilkan produk dengan kualitas lebih baik dan menekan biaya Pengembangan - Tenaga kerja banyak - SDM di industri Produsen belum - Pengembangan sumber daya manusia di diambil dari pengolahan susu memiliki standarisasi industri pengolahan susu perlu ditingkatkan SDM dan masyarakat sekitar kambing UD. halal SDM di industri pengolahan susu kambing Pemasaran perusahaan Harokah Barokah UD. Harokah Barokah belum mendapatkan Hasil Olahan - Akses pasar didapat belum mendapatkan pelatihan dari pemerintah melalui dinas – dari relasi pemilik pelatihan dari dinas terkait perusahaan pemerintah melalui - Produk belum standarisasi halal dinas – dinas terkait - Produk telah memenuhi permintaan pasar
58
Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat beberapa aktivitas di dalam rantai nilai industri pengolahan susu kambing menjadi susu pasteurisasi dan snack candy Ghonam Milk dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pengadaan Bahan Baku Susu Kambing Industri pengolahan susu kambing menjadi susu pasteurisasi dan snack candy Ghonam Milk memperoleh pasokan susu kambing dari peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah. Kebutuhan bahan baku sampai saat ini masih bisa dipenuhi oleh peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah. Kebutuhan bahan baku untuk industri pengolahan susu kambing sebanyak 3 liter susu kambing untuk pasteurisasi dan 40 liter susu kambing untuk pembuatan snack candy Ghonam Milk. Sedangkan rata – rata produksi susu kambing di peternakan UD. Harokah Barokah sebanyak 57 liter per hari. Pihak perusahaan sengaja mengambil bahan baku susu kambing dari peternakan sendiri karena telah mengetahui kualitas susu yang dihasilkan. Susu kambing yang memiliki kualitas baik yaitu berwarna kekuningan, kental dan berlemak rendah. Harga yang ditetapkan oleh pihak peternakan dalam menjual susu kambing kepada industri pengolahan sebesar Rp. 20.000 per liter. Harga ini lebih murah dibandingkan harga jual susu yang ditetapkan oleh peternakan ke distributor yaitu sebesar Rp. 32.500 per liter. Perbedaan harga ini dipengaruhi oleh adanya pengemasan terhadap susu dengan palastik, pemberian merek sebelum dijual kepada distributor. Sedangkan industri pengolahan membeli susu dalam bentuk curah.
59
Mengetahui kualitas bahan baku dan harga bahan baku susu kambing yang cukup murah menjadi nilai lebih bagi industri pengolahan susu, sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya bahan baku susu kambing lebih murah. 2. Pengolahan Susu Kambing Menjadi Snack Candy Ghonam Milk dan Susu Pasteurisasi Aktivitas pembuatan produk olahan Snack Candy Ghonam Milk dan Susu Pasteurisasi dimulai dengan penyediaan bahan baku susu kambing dan bahan baku pendukung. Pengolahan susu kambing menjadi Snack Candy Ghonam Milk dimulai dengan pemasakan bahan baku pendukung berupa glukosa dan sukrosa, kemudian susu kambing dimasukkan saat suhu mencapai 100 ºC lalu bahan baku pendukung berupa kacang tanah, susu full cream, margarin, minyak zaitun dan garam dimasukkan setelah suhu mencapai 105 ºC. Pemasakan dihentikan setelah suhu mencapai 110 ºC. Langkah selanjutnya adonan didinginkan pada suhu ruang ± 30 ºC, pada tahap ini bahan baku pendukung berupa kurma yang telah dipotong kecil – kecil dicampurkan ke dalam adonan. Langkah selanjutnya adonan dicetak potongan – potongan snack dan disimpan di ruang pendingin selama dua jam dengan suhu 16 ºC kemudian adonan diangkat dan dicelupkan ke dalam coklat cair lalu disimpan kembali di ruang pendingin selama satu jam dengan suhu 16 ºC hingga coklat kering, setelah itu potongan – potongan snack tersebut disortir lalu dikemas dan siap dipasarkan. Berbeda dengan snack candy Ghonam Milk, pembuatan susu kambing
60
pasteurisasi di restoran UD. Harokah Barokah yaitu dimulai dengan memanaskan susu pada suhu 65 ºC selama ± 4-5 menit, kemudian susu yang telah dipanaskan tersebut diangkat dan dipindahkan ke dalam gelas dan siap disajikan kepada konsumen. Produsen olahan susu kambing berupa snack candy Ghonam Milk belum menerapkan proses kendali mutu (Quality Control) secara baik dalam proses pengolahannya, karena industri pengolahan ini masih menggunakan peralatan yang masih semi moderen sehingga pada beberapa penanganan masih bersentuhan langsung dengan pekerja yang belum mengguanakan pelindung. Diharapkan kedepannya industri pengolahan susu mulai menerapkan proses kendali mutu yang baik agar menghasilkan produk yang berkualitas. Ketersediaan bahan baku susu kambing dan bahan baku pembantu secara berkelanjutan menjadi faktor penting dalam industri pengolahan susu kambing, disamping itu pengetahuan mengenai teknologi inovasi produk olahan susu kambing, ketersediaan infrastruktur dan ketersediaan modal diperlukan agar industri pengolahan susu kambing dapat berkembang. 3. Transportasi Aktivitas transportasi pada industri pengolahan susu kambing dimulai dari penyediaan bahan baku lalu diolah kemudian produk jadi didistribusikan hingga sampai ke konsumen. Aktivitas transportasi pada industri pengolahan susu kambing sampai saat ini cukup memadai. Penyediaan bahan baku susu kambing untuk pengolahan dilakukan menggunakan alat
61
transportasi sepeda motor karena jarak tempuh dari ke lokasi pengolahan cukup dekat. Sedangkan untuk mendistribusikan produk olahan susu kambing kepada ditributor menggunakan alat transportasi mobil dan motor. Selain itu konsumen dapat membeli langsung produk olahan susu kambing di restoran UD. Harokah Barokah. 4. Pengembangan Teknologi Teknologi yang digunakan pada peternakan dan industri pengolahan susu kambing masih tergolong sederhana dan padat karya, teknologi di industri pengolahan yaitu kompor, penggorengan, termometer, AC dan heat gun untuk memanaskan plastik saat proses pengemasan. Teknologi tersebut didapatkan dari daerah bogor dan sekitarnya. Proses pemerahan dan pengolahan susu kambing masih banyak dilakukan secara manual. Tenaga manusia masih dominan dipakai dalam memproduksi snack candy Ghonam Milk. Namun, kualitas produk tetap dijaga dalam hal keamanan dan
kebersihannya.
Pengembangan
teknologi
dipandang
penting
kedepannya untuk meningkatkan kualitas produk dan menekan biaya. 5. Pengembangan SDM dan Pemasaran Produk Hasil Olahan Susu Kambing Proses pengoalahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk memerlukan ketelitian dan ketekunan sehingga dibutuhkan SDM yang kompeten dibidang pengolahan susu kambing. SDM memiliki peranan penting dalam industri pengolahan susu kambing, SDM yang unggul dapat membantu perusahaan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
62
standart perusahaan dan sesuai dengan permintaan pasar. SDM di UD. Harokah Barokah yang ada saat ini sebagian besar direkrut dari warga di daerah sekitar perusahaan, kebijakan ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat sekitar perusahaan. SDM tersebut dilatih dan dipantau oleh tenaga ahli yang berkompeten di bidang pengolahan susu kambing yang juga merupakan kepala bagian produksi di industri pengolahan susu kambing. Kinerja SDM tersebut sejauh ini dinilai sudah cukup baik oleh perusahaan, namun kedepannya SDM di industri pengolahan membutuhkan pelatihan dan pendidikan tambahan yang diselenggarakan oleh pemerintah guna mengembangkan kemampuan dalam pengolahan susu kambing. Industri pengolahan susu kambing UD. Harokah Barokah melakukan produksi berdasarkan kekuatan dalam ketersediaan bahan baku, modal dan dan permintaan pasar. Berbeda dengan produk makanan ringan lain, snack candy Ghonam Milk terbilang sulit dipasarkan di toko – toko yang ada di kampung atau Desa karena haganya yang cukup mahal dan pemahaman masyarakat mengenai produk olahan susu kambing yang masih kurang. Produk snack candy Ghonam Milk saat ini dipasarkan melalui distributor yang juga menjual produk – herbal, selain itu produk snack candy Ghonam Milk juga dijual di restoran UD. Harokah barokah. Promosi produk perlu ditingkatkan misalnya dengan memanfaatkan media internet dan mengikuti pameran – pameran untuk mengedukasi masyarakat mengenai produk olahan susu kambing dan memperluas pangsa pasar.
63
5.3.
Proses Pengolahan
5.3.1. Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk Snack Candy Ghonam Milk merupakan inovasi produk olahan susu kambing yang dilakukan oleh UD. Harokah Barokah. Pengolahan susu kambing menjadi Snack Candy Ghonam Milk dilakukan untuk memperpanjang masa simpan susu karena susu kambing segar mudah rusak dan memiliki masa simpan yang singkat, selain itu juga untuk memberikan alternatif produk turunan susu kambing kepada konsumen. Jenis dan volume pemakaian bahan baku untuk memproduksi snack candy Ghonam Milk dalam satu kali produksi tersaji pada Tabel 7. Tabel 7. Jenis dan Volume Pemakaian Bahan Baku Snack Candy Ghonam Milk Per Produksi No Jenis Bahan Baku Volume Pemakaian 1 Susu Kambing 2 liter 2 Garam 10-15 gram 3 Glukosa 700 gram 4 Sukrosa 1,8 ons 5 Tepung Roti 400-500 gram 6 Margarin 80 gram 7 Kacang Tanah 150 gram 8 Coklat Balok 4 kg 9 Minyak Zaitun 10-15 ml 10 Susu Full Cream 150 gram 11 Kurma 150 gram Sumber : Data Perusahaan, 2014 (diolah)
Tabel 7 dapat menunjukkan bahwa jumlah input bahan baku yang digunakan untuk satu kali proses produksi snack candy Ghonam Milk menggunakan 2 liter susu kambing, 10-15 gram garam, 700 gram glukosa, 1,8 ons sukrosa, 400-500 gram tepung roti, 80 gram margarin, 150 gram kacang tanah, 4
64
kilo gram coklat, 10-15 ml minyak zaitun dan 150 gram susu full cream. Tahapan proses produksi snack candy Ghonam Milk yaitu tersaji pada Gambar 11.
Susu Kambing (2 Liter, Pada suhu 100 ºC )
Glukosa 700 gr, Sukrosa 1,8 ons. Garam 10-15 gr, Tepung roti 400-500 gr, Margarin 80 gram, Minyak zaitun 10-15 ml, Kacang tanah 150 gr, Susu full cream 150 gr (Pada suhu 105 ºC )
Pemanasan dan Pengadukan
Pendinginan Adonan (suhu ruang 30 ºC, 30 menit)
Kurma (potongan kecil)
Pencetakan Adonan
Penyimpanan Di Ruang pendingin (16 ºC, 2 jam)
Pencelupan Adonan Yang Sudah Dicetak Ke Dalam Coklat Cair
Penyimapanan Di Ruang Pendingin (16 ºC, 1 jam)
Penyortiran Snack Candy Reject
Pengemasan
Snack Candy Ghonam Milk
Gambar 11. Bagan Alur Proses Produksi Snack Candy Ghonam Milk
65
Coklat Cair
1. Pemanasan dan Pengadukan Proses pemanasan dan pengadukan diawali dengan memanaskan glukosa dan sukrosa, pada saat bersamaan pengadukan terus dilakukan agar bahan baku tercampur secara merata dan suhu terus dipantau menggunakan termometer. Setelah suhu mencapai 100 ºC susu kambing sebanyak 2 liter dimasukan ke dalam campuran bahan baku pendukung yang sebelumnya telah dipanaskan. Susu kambing dimasukkan di akhir proses pemanasan agar kandungan gizi susu kambing tetap terjaga. Bahan selanjutnya yang dimasukkan adalah kacang tanah telah di blander, susu full cream, margarin, minyak zaitun dan garam. Pencampuran ini dilakukan pada saat suhu adonan sudah mencapai 105 ºC, ini dilakukan untuk mempertahankan rasa dan aroma dari adonan. Pemasakan dilakukan selama ± 70 menit, dan pemasakan dihentikan setelah suhu mencapai 110 ºC. 2. Pendinginan Adonan (suhu ruang 30 ºC, 30 menit) Proses pendinginan dilakukan selama kurang lebih 30 menit pada suhu ruang sekitar 30 ºC, dan pada proses ini adonan harus terus diaduk agar adonan tercampur secara merata. Setelah 25 menit pendinginan atau ketika adonan sudah mulai dingin irisan kurma diacampurkan, ini dilakukan karena jika kurma dicampurkan ketika adonan masih panas, kurma tersebut dapat membuat tekstur adonan menjadi lunak. 3. Pencetakan Adonan Peroses pencetakan adonan dilakukan dengan menuangkan adonan ke dalam cetakan yang sebelumnya telah disterilkan menggunakan alkohol
66
dan dimasukkan kedalam oven untuk menjaga kebersihan alat cetakan. Campuran bahan baku susu kambing sebanyak 2 liter dengan bahan baku pendukung untuk satu kali produksi dapat menghasilkan kurang lebih 400 buah snack candy. Setelah adonan mulai keras, adonan kemudian diangkat dari cetakan dan dipindahkan ke nampan lalu disimpan di ruang pendingin. 4. Penyimpanan Di Ruang Pendingin Setelah dicetak, adonan disimpan di ruang pendingin. Penyimpanan adonan yang telah dicetak di ruang pendingin dilakukan untuk memadatkan adonan agar tidak lembek. Penyimpanan
Di Ruang
Pendingin dilakukan selama kurang lebih dua jam dengan suhu 16 ºC. 5. Pencelupan Adonan Yang Sudah Dicetak Ke Dalam Coklat Cair Proses pemberian coklat dilakukan degan mencelupkan adonan yang telah dicetak dan didinginkan kedalam coklat cair. 6. Penyimpanan Di Ruang Pendingin Setelah selesai dilapisi coklat, adonan yang telah dicetak tersebut kembali dimasukkan ke ruang pendingin ± selama satu jam dengan suhu 16 ºC sampai coklat kering, tujuannya agar adonan tersebut tidak meleleh dan lembek. 7. Sortir Proses sortir dilakukann untuk memisahkan produk yang tidak sesuai dengan standar seperti bentuknya yang berubah, beratnya melebihi 13 gram, coklat yang mengelupas, tekstur yang keras dan rasa yang tidak sesuai misalnya rasa terlalu asin atau pahit.
67
8. Pengemasan Tahapan dalam proses pengemasan didahului dengan membungkus produk snack candy Ghonam milk dengan kertas alumunium foil kemudian diberi label, setelah itu produk tersebut dimasukkan ke dalam iner atau kotak kecil yang setiap kotak berisi sepuluh buah snack candy Ghonam milk. Tahap selanjutnya yaitu finishing dengan membungkus kotak dengan plastik hanstring kemudian dimasukkan kedalam kardus, satu kardus berisi 30 iner snack candy Ghonam Milk. Pemasakan merupakan titik kritis dalam proses produksi snack candy Ghonam Milk, proses ini sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan karena dalam proses ini bahan baku dicampurkan, kelebihan atau kekurangan takaran bahan baku yang dicampurkan serta pemanasan yang terlalu lama menyebabkan produk yang dihasilkan tidak sesuai standar yang dinginkan. Proses ini memerlukan ketelitian agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan perusahaan. Produsen olahan susu kambing berupa snack candy Ghonam Milk belum menerapkan proses kendali mutu (Quality Control) secara baik dalam proses pengolahannya, karena industri pengolahan ini masih menggunakan peralatan yang masih semi moderen sehingga pada beberapa penanganan masih bersentuhan langsung dengan pekerja yang belum mengguanakan pelindung. Diharapkan kedepannya industri pengolahan susu mulai menerapkan proses kendali mutu yang baik agar menghasilkan produk yang berkualitas.
68
Ketersediaan bahan baku susu kambing dan bahan baku pembantu secara berkelanjutan menjadi faktor penting dalam industri pengolahan susu kambing, disamping itu pengetahuan mengenai teknologi inovasi produk olahan susu kambing, ketersediaan infrastruktur dan ketersediaan modal diperlukan agar industri pengolahan susu kambing dapat berkembang.
5.3.2. Pengolahan Susu Kambing Pasteurisasi Selain mengolah susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk, UD. Harokah Barokah juga mengolah susu kambing menjadi susu pasteurisasi. Pasteurisasi dilakukan di restoran olahan kambing yang merupakan salah satu unit usaha yang dijalankan oleh UD. Harokah Barokah. Pengolahan susu kambing pasteurisasi dilakukan untuk memberikan pilihan produk susu kambing kepada konsumen restoran selain susu kambing segar dan untuk meningkatkan nilai tambah. Tahapan proses pasteurisasi susu kambing di restoran UD. Harokah Barokah tersaji pada Gambar 12.
Susu Kambing Murni (200 ml)
Pemanasan (65 ºC, 5 menit)
Susu Kambing Pasteurisasi
Gambar 12. Bagan Alur Proses Pasteurisasi Susu Kambing
69
Pembuatan susu kambing pasteurisasi di restoran UD. Harokah Barokah dimulai dengan menyiapkan bahan baku susu kambing murni sebanyak 200 ml, bahan baku susu kambing didapat dari peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah. Setelah itu susu kambing dipanaskan pada suhu 65 ºC selama ± 4-5 menit. Langkah ini dilakukan untuk membunuh bakteri pathogen yang terdapat pada susu mentah, bakteri-bakteri tersebut berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Susu yang telah dipanaskan tersebut kemudian diangkat dan dipindahkan ke dalam gelas dan siap disajikan kepada konsumen. Alat yang digunakan pada proses produksi susu kambing pasteurisasi ini masih sederhana seperti panci, sendok, gelas dan cawan, meski begitu secara umum proses produksi susu kambing pasteurisasi di UD. Harokah Barokah berjalan baik, ketersediaan bahan baku susu kambing dan kemampuan SDM memadai untuk memproduksi produk tersebut. Proses produksi susu kambing pasteurisasi di UD. Harokah Barokah masih sesuai pesanan. Susu kambing pasteurisasi diproduksi hanya pada saat ada konsumen restoran yang ingin mengkonsumsi susu pasteurisasi tersebut. Kebutuhan susu kambing di restoran untuk memproduksi susu kambing pasteurisasi ± 3 liter per hari. Pengembangan produk bisa dilakukan dengan menambah berbagai varian rasa pada susu kambing pasteurisasi agar memberikan tambahan alternatif pilihan produk olahan susu kambing kepada konsumen dan dan agar produk susu kambing pasteurisasi makin disukai oleh konsumen sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
70
5.4.
Analisis Nilai Tambah Analisis nilai tambah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai
tambah disetiap rantai pasok susu kambing. Perhitungan nilai tambah dilihat berdasarkan komponen-komponen pembentuk biaya tetap, biaya variabel dan harga jual produk. Nilai input adalah biaya – biaya yang dikeluarkan hingga produk siap dipasarkan, sedangkan nilai output adalah total penerimaan dari penjulan produk.
5.4.1. Analisis Nilai Tambah Peternakan Tabel 8. Biaya Investasi Peternakan Kambing Perah Harga Komponen Kebutuhan (Rp) Kandang Bibit jantan 2 ekor 5.000.000 Bibit betina 23 ekor 2.150.000 Sapu 1 buah 7.500 Ember 2 buah 15.000 Alat penyaring 2 buah 6.500 Total Biaya Investasi
Jumlah Harga (Rp) 22.000.000 10.000.000 49.450.000 7.500 30.000 13.000 81.500.500
Tabel 8 menunjukkan bahwa biaya investasi yang dikeluarkan oleh UD. Harokah barokah untuk memulai usaha peternakan kambing perah sebesar Rp. 81.500.500 yang terdiri dari komponen biaya kandang, pembelian bibit kambing, sapu, ember, dan alat penyaring. Biaya terbesar yang dikeluarkan untuk investasi peternakan kambing perah yaitu pembelian bibit kambing betina dan kambing jantan sebesar Rp. 59.450.000. Biaya pembelian bibit lebih besar dari komponen biaya lain karena harga kambing lebih tinggi daripada komponen biaya investasi lainnya. Biaya pembelian bibit yang dihitung adalah biaya pembelian bibit pada saat pihak peternakan akan menjalankan usaha. Biaya investasi kandang juga
71
menyumbang pengeluaran cukup besar dalam biaya investasi peternakan kambing perah yaitu sebesar Rp. 22.000.000. Kandang disini terbagi empat bagian yaitu kandang kambing yang siap perah, kambing jantan, kambing bunting dan anakan kambing. Sedangkan biaya terkecil yang dikeluarkan untuk investasi peternakan kambing perah yaitu pembelian sapu sebesar Rp. 7.500.
Tabel 9. Biaya Tetap Peternakan Kambing Perah Umur Harga Komponen Ekonomis (Rp) (bulan) Kandang 120 22.000.000 Sapu 1 7.500 Ember 4 15.000 Alat penyaring 3 6.500 Total Biaya Tetap
Jumlah Harga (Rp/bulan) 183.260 7.500 3.750 2.150 196.600
Baiaya Penyusutan (Rp/liter) 119,77 4,90 2,45 1,40 128,52
Tabel 9 menunjukkan bahwa total biaya tetap atau penyusutan usaha peternakan kambing perah sebesar Rp. 196.600 per bulan atau sebesar Rp. 128,52 per liter sesu. Biaya penyusutan terbesar terdapat pada komponen biaya kandang yaitu sebesar Rp. 183.260 per bulan dan Rp. 119,77 per liter susu kambing. Besarnya biaya ini dipengaruhi oleh besarnya biaya pembuatan kandang yaitu sebesar Rp. 22.000.000 meski umur ekonomis kandang cukup lama yaitu selama 10 tahun atau 120 bulan. Sedangkan biaya penyusutan terkecil terdapapat pada komponen alat penyaring yaitu sebesar Rp. 2.150 per bulan atau Rp. 1,40 per liter susu dengan harga Rp. 6.500 per unit dan umur ekonomis selama bulan.
72
Tabel 10. Biaya Variable Peternakan Kambing Perah Harga Jumlah Komponen Kebutuhan (Rp) Harga (Rp/bulan) Listrik 60.000 Upah tenaga kerja 4 orang 1.575.000 6.300.000 Plastic 3,5 pack 25.000 2.550.000 Rumput 400 kg 100 1.200.000 Konsentrat 15 kg 3.000 1.350.000 Ampas tempe 125 kg 400 1.500.000 Madu 13 liter 450 175.500 Obat 6.500 195.000 Transportasi 900.000 14.230.500 Total Biaya Variabel Total Biaya Oprsional 14.427.100 (Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel)
Jumlah Harga (Rp/Liter) 39,21 4.117,64 1.666,66 784,31 789,47 882,35 114,70 127,45 588,23 9.110,02 9.238,54
Tabel 10 menunjukkan bahwa total biaya variabel usaha peternakan kambing perah sebesar Rp. 14.230.500 per bulan atau Rp. 9.110,02 untuk satu liter susu. Biaya variabel terbesar terdapat pada komponen biaya upah tenaga kerja yaitu sebesar Rp. 6.300.000 per bulan atau Rp. 4.117,64 per liter susu. Upah ini disesuaikan dengan standar upah minimum Kabupaten Bogor. Sedangkan biaya variabel terkecil terdapat pada komponen biaya listrik sebesar Rp. 60.000 per bulan atau Rp. 39,21 per liter susu kambing. Listrik di peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah digunakan untuk penerangan kandang dan tempat istitarahat karyawan. Total biaya operasional yang digunakan peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah sebesar Rp. 14.427.100 atau Rp. 9.238,54 per liter susu. Biaya operasional ini adalah penjumlahan dari total biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan dalam proses produksi susu kambing. Dari tabel 10 juga dapat
73
diketahui bahwa untuk memproduksi susu kambing satu liter membutuhkan biaya sebesar Rp. 9.238,54.
Tabel 11. Penerimaan Dan Keuntungan Penjualan Susu Kambing Biaya Penerimaan Jumlah Produk Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Terjual (liter/hari) (Rp/liter) (Rp/bulan) (Rp/liter) 3 liter ke restoran 20.000 1.800.000 1.176,47 40 liter ke 20.000 24.000.000 15.686,27 pengolahan 8 liter ke agen 32.500 7.800.000 5.098,03 33.600.000 21.960,77 Total Penerimaan Keuntungan (Total Penerimaan 19.172.900 12.722,23 Total Biaya Operasional) Tabel 11 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan harga jual susu antara restoran dan industri pengolahan susu kambing dengan harga jual ke agen atau distributor. Harga jual susu kambing ke restoran dan industri pengolahan susu kambing sebesar Rp. 20.000 sedangkan harga jual susu ke distributor sebesar Rp. 32.500. Perbedaan harga ini karena susu yang dijual ke distributor telah dikemas dengan plastik berukuran 200 ml dan diberi merek sedangkan susu kambing yang dijual ke restoran dan industri pengolahan belum dikemas dan diberi merek. Tabel 11 juga menunjukkan penerimaan usaha ternak kambing perah sebesar Rp. 33.600.000 per bulan dan Rp. 21.960,77 per liter susu kambing. Kuntungan usaha ternak kambing perah sebesar Rp. 19.172.900 per bulan dan Rp. 12.722,23 per liter susu kambing. Hasil ini diperoleh dari total penerimaan sebesar Rp. 33.600.000 per bulan dan Rp. 21.960,77 per liter susu kambing dikurangi total biaya operasional sebesar Rp. 14.427.100 per bulan dan Rp. 9.238,54 per liter susu kambing.
74
Tabel 12. Perhitungan Nilai Tambah Susu Kambing No Komponen Nilai Tambah Nilai (Rp/Liter) 1 Biaya variable 9.110,02 2
Biaya Tetap
128,52
Nilai Input Nilai Output Nilai Tambah
% 98,60 1,40
9.238,54 100 24.166,66 261,58 12.722,23 137,70
Tabel 12 menunjukkan nilai tambah susu kambing per liter sebesar Rp. 12.722,23 dengan persentase sebesar 137,70 persen dari total nilai output sebesar Rp. 24.166,66 dan dikurangi total nilai input sebesar Rp. 9.238,54. Jadi, untuk menghasilkan susu kambing sebanyak satu liter diperlukan biaya sebesar Rp. 9.238,54. Tabel 12 juga menunjukkan bahwa biaya variabel menyumbang pengeluaran terbesar dalam usaha ternak kambing perah yaitu sebesar 98,60 persen dari total biaya operasional, sedangkan biaya tetap menyumbang pengeluaran sebesar 1,40 persen dari total biaya operasional. Usaha ternak kambing perah dapat dikatakan sangat menguntungkan jika dilihat dari nilai tambah keuntungan yang diperoleh yaitu sebesar 137,70 persen. Keuntungan yang besar ini dipengaruhi oleh harga jual susu kambing yang tinggi terutama penjualan ke distributor susu yaitu sebesar Rp. 32.500 per liter. Penambahan jumlah kambing perah, ketersediaan pakan dan infrastruktur pendukung seperti kandang dapat meningkatkan keuntungan usaha ternak kambing perah UD. Harokah Barokah.
75
5.4.2. Analisis Nilai Tambah Susu Kambing Pasteurisasi Tabel 13. Biaya Tetap Susu Kambing Pasteurisasi Peralatan
Harga Awal (Rp)
Panci 35.000 Kompor 150.000 Gelas 60.000 Cawan 35.000 Total Biaya Tetap
Umur Ekonomis (Bulan)
24 24 36 24
Biaya Penyusutan (Rp/Bln) 1.458,33 6.250 1.666,66 1.458,33 10.833,32
Biaya Penyusutan (Rp/Gelas/200 ml) 3,24 13,89 3,70 3,24 24,07
Tabel 13 menunjukkan bahwa biaya tetap atau penyusutan susu kambing pasteurisasi Rp. 10.833,32 per bulan dan Rp. 24,07 per gelas atau 200 ml susu pasteurisasi. Biaya penyusutan terbesar terdapat pada komponen kompor sebesar Rp. 6.250 per bulan dan Rp. 13,89 per gelas susu pasteurisasi. Biaya penyusutan terkecil terdapat pada komponen biaya panci dan cawan sebesar Rp. 3,24 dengan umur ekonomis selama 24 bulan. Sedangkan biaya penyusutan gelas sebesar Rp. 1.666,66 per bulan dan Rp. 3,70 per gelas susu pasteurisasi.
Tabel 14. Biaya Variabel Susu Kambing Pasteurisasi Komponen Biaya Kebutuhan Nilai Bahan Baku (Rp/Bulan) Susu Kambing 3 Liter 1.800.000 Gula 1 Kg 294.000 Upah Tenaga Kerja 600.000 Gas Total Biaya Variabel Total Biaya Operasional (Total Biaya Tetap + total Biaya Vaiabel)
30.000 2.724.000 2.734.833,32
Jumalah (Rp/Gelas/200 ml) 4.000 653,33 1.333,33 66,66 6.053,33 6.077,4
Tabel 14 menunjukkan biaya variabel susu kambing pasteurisasi sebesar Rp. 2.724.000 per bulan dan 6.077,4 per gelas susu pasteurisasi. Biaya variabel 76
terbesar Susu Kambing Pasteurisasi terdapat pada komponen biaya bahan baku susu kambing sebesar Rp. 60.000 per hari atau Rp. 1.800.000 per bulan dan Rp. 4.000 per gelas. Sedangkan biaya terkecil terdapat pada komponen biaya gas sebesar Rp. 30.000 per bulan atau 66,66 per gelas susu pasteurisasi. Biaya variabel bahan baku susu kambing lebih besar dari komponen biaya variabel lainnya karena harga susu kambing lebih tinggi dari komponen biaya variabel lain yaitu sebesar Rp. 20.000 per liter. Tabel 14 juga menunjukkan bahwa untuk memproduksi satu gelas susu kambing pasteurisasi diperlukan biaya sebesar Rp. 6.077,4. Tabel 15. Peneriamaan Dan Keuntungan Pengolahan Susu Kambing Pasteurisasi Penerimaan dan Keuntungan Susu Kambing Pasteurisasi Jumlah Produk Terjual Harga Jumlah Harga Jumlah Harga (Gelas/Hari) (Rp/Gelas) (Rp/Bulan) (Rp/Gelas/200 ml) 15 10.000 4.500.000 10.000 4.500.000 10.000 Total Penerimaan Keuntungan (Total Penerimaan - Total 1.765.166,68 3.922,60 Biaya Operasional)
Tabel 15 menunjukkan total penerimaan pengolahan susu kambing pasteurisasi sebesar Rp. 4.500.000 per bulan dan Rp. 10.000 per gelas dengan ukuran 200 ml. Keuntungan pengolahan susu kambing pasteurisasi per bulan sebesar Rp. 1.765.166,68 dan Rp. 3.922,60 untuk satu gelas susu kambing pasteurisasi. Hasil ini didapat dari total penerimaan Rp. 4.500.000 per bulan dan Rp. 10.000 per gelas dikurangi total biaya operasional sebesar Rp. 2.734.833,32 per bulan dan Rp. 6.077,4 per gelas susu kambing dengan ukuran 200 ml.
77
Tabel 16. Perhitungan Nilai Tambah Susu Pasteurisasi Komponen Nilai Tambah Nilai (Rp/Gelas) % Biaya Variabel 6.053,33 99,60 Biaya Tetap
24,07 0,40
Nilai Input Nilai Output Nilai Tambah
6.077,4 100 10.000 164,54 3.922,60 64,54
Sebanyak satu liter susu kambing murni seharga Rp. 20.000 dapat menghasilkan lima gelas susu pasteurisasi dengan bahan baku per gelas sebanyak 200 ml susu kambing. Harga jual per gelas susu kambing pasteurisasi sebesar Rp. 10.000, maka satu liter susu kambing menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 50.000 dengan nilai tambah sebesar Rp. 30.000 per liter. Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai tambah susu kambing pasteurisasi per gelas dengan bahan baku 200 ml susu kambing yaitu sebesar Rp. 3.922,60 atau Rp. 19.613 per liter, dengan persentase 64,53 persen dari nilai output sebesar Rp. 10.000 dikurangi dengan nilai input sebesar sebesar Rp. 6.077,4. Jadi untuk mengasilkan susu kambing pasteurisasi satu gelas membutuhkan biaya sebesar Rp. 6.077,4. Tabel 16 juga menunjukkan bahwa biaya variabel menyumbang pengeluaran terbesar dalam usaha pengolahan susu kambing pasteurisasi yaitu sebesar 99,60 persen dari total biaya operasional, sedangkan biaya tetap menyumbang pengeluaran sebesar 0,40 persen dari total biaya operasional. Susu kambing pasteurisasi masih sangat berpeluang untuk dikembangkan bila melihat nilai tambah yang didapatkan yaitu sebesar Rp. 3.922,60 per gelas atau sebesar Rp. 19.613 per liter dengan persentase 64,54 persen, disamping itu proses pembuatan susu kambing pasteurisasi tidak rumit dan bisa dilakukan
78
menggunakan alat yang sederhana. Pengembangan susu kambing pasteurisasi dapat dilakukan dengan penambahan berbagai rasa sehingga dapat memberikan alternatif pilihan produk olahan susu kambing bagi konsumen.
5.4.3. Analisis Nilai Tambah Pengoalahan Susu Kambing Menjadi Snack Candy Ghonam Milk Tabel 17. Biaya Investasi Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk Kebutuhan Harga Jumlah Harga Komponen (buah) (Rp) (Rp) Kompor AC Penggorengan susu Penggorengan coklat Cetakan Thermometer Nampan Tirisan Sodet Stopwatch Total Biaya Investasi
2 1 2
150.000 3.000.000 270.000
300.000 3.000.000 540.000
2
270.000
540.000
20 3 20 20 6 1
100.000 40.000 100.000 70.000 10.000 20.000
2.000.000 120.000 2.000.000 1.400.000 60.000 20.000 9.480.000
Tabel 17 menunjukkan bahwa biaya investasi untuk industri pengolahan snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 9.480.000. Komponen biaya investasi terbesar yang dikeluarkan untuk investasi industri pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk terdapat pada komponen biaya pembelian AC yaitu sebesar Rp. 3.000.000. Biaya pembelian AC lebih mahal dari komponen biaya lain karena harga AC lebih tinggi dari komponen biaya lain yang masih tergolong teknologi sederhana. Komponen biaya investasi terkecil terdapat pada
79
biaya pembelian Stopwatch sebesar Rp. 20.000. Alat ini digunakan untuk mengukur suhu adonan pada saat pemasakan adonan. Tabel 18. Biaya Tetap Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk Umur Harga Jumlah Biaya Ekonomis (Rp) Harga Penyusutan Komponen (bulan) (Rp) (Rp/Kotak) Kompor 24 150.000 12.500 0,52 AC 12 3.000.000 250.000 10,42 Penggorengan susu 5 270.000 108.000 4,5 Penggorengan 5 270.000 108.000 4,5 coklat Cetakan 8 100.000 250.000 10,42 Thermometer 1 40.000 120.000 5 Nampan 12 100.000 166.500 6,93 Tirisan 5 70.000 280.000 11,66 Sodet 3 10.000 60.000 2,5 Stopwatch 12 20.000 6.600 0,27 Sewa tempat 12 11.000.000 916.650 38,19 2.278.250 Total Biaya Tetap 94,91 Tabel 18 menunjukkan bahwa biaya tetap atau penyusutan industri pengolahan susu sebesar Rp. 2.278.250 per bulan dan Rp 94,91 per kotak snack candy Ghonam Milk, dimana satu kotak terdiri dari 10 buah snack candy Ghonam Milk. Komponen biaya variabel terbesar terdapat pada komponen biaya sewa tempat sebesar Rp. 916.650 per bulan atau Rp. 38,19 per kotak snack candy Ghonam Milk. Besarnya biaya ini dipengaruhi besarnya biaya sewa tempat yaitu sebesar Rp. 11.000.000 per tahun yang dibagi menjadi 12 bulan. Sedangkan biaya penyusutan terkecil terdapat pada komponen biaya stopwatch sebesar Rp. 6.600 per bulan atau Rp. 0,27 per kotak snack candy Ghonam Milk.
80
Tabel 19. Biaya Variable Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk Harga Jumlah Jumlah Komponen Kebutuhan (Rp) Harga Harga (Rp/bulan) (Rp/Kotak) Plastik 1 pack 25.000 750.000 31,25 Alumunium foil 1 rol 350.000 10.500.000 437,5 Gas 3 tabung 16.500 1.485.000 61,87 Air gallon 2 galon 3.000 180.000 7,5 Listrik 300.000 12,5 Upah tenaga kerja 5.000.000 208,33 tetap Upah tenaga kerja 25 orang 40.000 30.000.000 1.250 tidak tetap Susu 40 liter 20.000 24.000.000 1.000 Glukosa 14 kg 2.000 840.000 35 Garam 200 grm 5.000 30.000 1,25 Gula 36 kg 9.800 10.584.000 441 Tepung roti 8 kg 15.000 3.600.000 150 Margarine 1,6 kg 18.000 864.000 35,83 Kacang tanah 3 kg 45.000 4.050.000 168,75 Coklat 80 kg 43.300 103.920.000 4.330 Minyak zaitun 200 ml 12.000 720.000 30 Susu full cream 3 kg 6.000 540.000 22,5 Kurma 3 kg 20.000 1.800.000 75 199.163.000 Total Biaya Variabel 8.298,28 201.441.250 Total Biaya Oprsional 8.393,19 (Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel)
Tabel 19 menunjukkan biaya variabel pada industri pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 199.163.000 per bulan dan Rp. 8.298,28 per kotak snack candy Ghonam Milk. Biaya variabel terbesar dalam memproduksi snack candy Ghonam Milk terdapat pada komponen biaya pembelian coklat sebesar Rp. 103.920.000 per bulan atau sebesar Rp. 4.330 per kotak snack candy Ghonam Milk. Besarnya biaya ini dipengaruhi oleh harga coklat yang lebih tinggi dibandingkan biaya variabel lain, bahkan harga coklat ini lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku susu
81
kambing dan upah tenaga kerja. Sedangkan biaya variabel terkecil terdapat pada komponen biaya pembelian garam yaitu sebesar Rp. 30.000 atau Rp. 1,25 per kotak snack candy Ghonam Milk. Total biaya operasional yang digunakan dalam industri pengolahan susu kambing snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 201.441.250 per bulan dan Rp. 8.393,19 per kotak snack candy Ghonam Milk. Biaya operasional ini adalah penjumlahan dari total biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan dalam proses produksi snack candy Ghonam Milk. Dari tabel 19 juga dapat diketahui bahwa untuk memproduksi snack candy Ghonam Milk membutuhkan biaya sebesar Rp. 8.393,19.
Tabel 20. Peneriamaan Dan Keuntungan Pengolahan Susu Kambing Menjadi Snack Candy Ghonam Milk Penerimaan Per Kotak Jumlah Produk Terjual Harga Jumlah Harga Jumlah Harga (Kotak) (Rp/Kotak) (Rp/bulan) (Rp/kotak) 800 12.000 288.000.000 12.000 288.000.000 12.000 Total Penerimaan 86.558.750 Keuntungan (Total Penerimaan - Total 3.606,81 Biaya Operasional)
Tabel 20 menunjukkan total penerimaan industri pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 288.000.000 per bulan dan Rp. 12.000 per kotak snack candy Ghonam Milk. Sedangkan keuntungan pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 86.558.750 per bulan dan Rp. 3.606,81 per kotak. Hasil ini didapat dari total penerimaan sebesar Rp. 288.000.000 per bulan dan Rp. 12.000 per kotak snack
82
candy Ghonam Milk dikurangi total biaya operasional sebesar sebesar Rp. 201.441.250 per bulan dan Rp. 8.393,19 per kotak snack candy Ghonam Milk.
Tabel 21. Perhitungan Nilai Tambah Pengolahan Susu Kambing Menjadi Snack Candy Ghonam Milk No Komponen Nilai Tambah Nilai (Rp/Kotak) % 1 Biaya Variable 8.298,28 98,87 2
Biaya Tetap
94,91
Nilai Input Nilai Output Nilai Tambah
1,13
8.393,19 100 12.000 142,97 3.606,81 42,97
Sebanyak satu liter susu kambing murni seharga Rp. 20.000 dapat menghasilkan ± 200 buah snack candy Ghonam Milk setelah dicampur dengan bahan baku lain seperti glukosa, sukrosa, garam, tepung roti, margarin, minyak zaitun, kacang tanah, susu full cream, kurma dan coklat serta telah melalui proses pengolahan. Snack candy Ghonam Milk tersebut dikemas menggunakan iner atau kotak kecil, satu kotak berisi 10 buah snack candy Ghonam Milk. Harga yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar Rp. 12.000 per kotak snack candy Ghonam Milk. Satu liter susu kambing yang diolah menjadi snack candy Ghonam Milk menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 240.000 dari penjualan 20 kotak snack candy Ghonam Milk dengan harga Rp. 12.000, maka nilai tambah susu kambing sebesar Rp. 220.000 per liter. Nilai tambah ini belum dikurangi biaya operasional untuk memproduksi snack candy Ghonam Milk. Tabel 21 menunjukkan bahwa nilai tambah pengoalahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 3.606,81 per kotak yang berisi 10 buah snack candy Ghonam Milk atau Rp. 72.136,2 per liter susu kambing dengan
83
persentase sebesar 42,97. Hasil ini didapat dari nilai output sebesar Rp. 12.000 dikurangi total nilai input sebesar Rp. 8.393,19 per kotak. Jadi untuk memproduksi snack candy Ghonam Milk per kotak dibutuhkan biaya sebesar Rp. 8.393,19. Tabel 21 juga menunjukan bahwa komponen biaya variabel menyumbang pengeluaran terbesar dalam industri pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk yaitu sebesar 98,87 persen dari total biaya operasional, sedangkan biaya tetap menyumbang pengeluaran sebesar 1,13 persen dari total biaya operasional. Nilai tambah yang dihasilkan oleh industri pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk lebih kecil dari usaha peternakan kambing perah maupun pengolahan susu kambing pasteurisasi, hal ini depengaruhi oleh besarnya biaya operasional yang dikeluarkan untuk memproduksi snack candy Ghonam Milk. Meski begitu, snack candy Ghonam Milk memiliki masa simpan yang lebih panjang dibandingkan susu kambing murni dan susu kambing pasteurisasi. Susu kambing murni tanpa perlakuan setelah pemerahan umumnya hanya bertahan selama empat sampai lima jam, sedangkan snack candy Ghonam Milk dapat bertahan hingga satu bulan disimpan pada suhu ruang. Pengembangan teknologi penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk dan menekan biaya sehingga nilai tambah dapat ditingkatkan. Melihat besarnya nilai tambah dan keuntungan yang didapat oleh UD. Harokah Barokah dengan mengolah susu kambing menjadi susu kambing pasteurisasi dan snack candy Ghonam Milk, maka kedepannya perusahaan
84
diharapkan dapat menambah produk olahan berbahan dasar susu kambing. Produk yang akan diolah sebaiknya tidak memerlukankan biaya produksi yang besar namun tetap berdaya jual tinggi, karena besar atau kecilnya nilai tambah dipengaruhi oleh biaya produksi produk tersebut. Produk olahan susu kambing yang potensial untuk dijadikan usaha yaitu yoghurt susu kambing dan kosmetik seperti sabun dari susu kambing. Selain memiliki manfaat yang banyak terhadap kesehatan, proses produksi yoghurt atau kosmetik susu kambing tidak memerlukan biaya produksi yang besar dan dapat dilakukan dengan sekala industri rumah tangga. Ketersediaan bahan baku susu kambing dan bahan baku pembantu secara berkelanjutan menjadi faktor penting dalam industri pengolahan susu kambing, disamping itu pengetahuan mengenai teknologi inovasi produk olahan susu kambing, ketersediaan infrastruktur dan ketersediaan modal diperlukan agar industri pengolahan susu kambing dapat berkembang.
5.4.4. Nilai Tambah Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk Tabel 22. Biaya Investasi Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk Kebutuhan (buah) Harga Jumlah Harga Komponen (Rp) (Rp) Motor 1 8.500.000 8.500.000 Estalase 4 500.000 2.000.000 Kulkas 1 1.500.000 1.500.000 Kursi 4 75.000 300.000 TV 1 200.000 200.000 Meja 1 200.000 200.000 Kipas 1 150.000 150.000 Sapu 1 40.000 40.000 Kemoceng 1 10.000 10.000 Total Biaya Investasi 12.900.000
85
Tabel 22 menunjukkan bahwa biaya investasi yang digunakan pada pemasaran snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 12. 900.000 yang terdiri dari beberapa komponen yaitu motor, etalase, kulkas, kursi, TV, Meja, Kipas, Sapu dan kemoceng. Komponen biaya investasi terbesar pemasaran snack candy Ghonam Milk terdapat pada komponen motor yaitu sebesar Rp. 8.500.000. Komponen biaya lain yang menggunakan biaya cukup besar adalah komponen pembelian kulkas sebesar Rp. 1.500.000. Sedangkan biaya investasi terkecil terdapat pada komponen biaya kemoceng sebesar Rp. 10.000. Komponen biaya tersebut diperlukan untuk menunjang operasional pemasaran.
Tabel 23. Biaya Tetap Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk Umur Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Komponen Ekonomis (Rp) (Rp/Bulan) (Rp/Kotak) (Bulan) Motor 24 8.500.000 354.150 393,5 Estalase 48 500.000 10.400 11,56 Kulkas 36 1.500.000 41.700 46,33 Kursi 24 300.000 12.500 13,88 TV 24 200.000 8.350 9,27 Meja 24 200.000 8.350 9,27 Kipas 24 150.000 6.250 6,94 Sapu 12 40.000 3.350 3,72 Kemoceng 6 10.000 1.700 1,88 Sewa lahan 12 15.000.00 1.250.000 1.388,88 0 Total Biaya Tetap 1.714.600 1.885,23 Tabel 23 menunjukkan biaya tetap atau penyusutan peralatan pada pemasaran snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 1.714.600 per bulan dan Rp. 1.885,23 per kotak snack candy Ghonam Milk. Komponen biaya variabel terbesar terdapat pada komponen sewa lahan sebesar Rp. 1.250.000 per bulan dan Rp. 1.388,88 per kotak snack candy Ghonam Milk. Besarnya biaya penyusutan ini
86
dipengaruhi oleh tingginya biaya sewa lahan sebesar Rp. 15.000.000 meski telah dibagi menjadi 12 bulan. Sedangkan biaya penyusutan terkecil terdapat pada koponen kemoceng sebesar Rp. 10.000 per bulan atau Rp. 1,88.
Tabel 24. Biaya Variable Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk Harga Jumlah Harga (Rp) (Rp/Bulan) Komponen Kebutuhan Listrik Air Transportasi Upah tenaga 2 orang 1.650.000 kerja Pruduk 30 kotak 12.000 Total Biaya Variabel Total Biaya Oprsional (Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel)
300.000 50.000 600.000 3.300.000
Jumlah Harga (Rp/Kotak) 333,33 55,55 66,66 3.666,66
10.800.000 15.050.000 16.764.600
12.000 16.122,2 18.010,66
Tabel 24 menunjukkan bahwa total biaya variabel pemasaran snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 15.050.000 per bulan dan Rp. 16.122,2 per kotak snack candy Ghonam Milk. Biaya variabel terbesar terdapat pada komponen biaya pembelian produk sebesar Rp. 10.800.000 dan Rp. 12.000 per kotak snack candy Ghonam Milk. Sedangkan biaya variabel terkecil terdapat pada komponen air sebesar Rp. 50.000 per bulan dan Rp. 55,55 per kotak snack candy Ghonam Milk. Total biaya operasional yang digunakan pada pemasaran snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 16.764.600 per bulan dan Rp. 18.010,66 per kotak snack candy Ghonam Milk. Biaya operasional ini adalah penjumlahan dari total biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan dalam proses snack candy Ghonam Milk.
87
Tabel 25. Peneriamaan Dan Keuntungan Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk Penerimaan Jumlah Produk Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Terjual (kotak) (Rp/Kotak) (Rp/Bulan) (Rp/Kotak) 30 20.000 18.000.000 20.000 18.000.000 Total Penerimaan 20.000 1.235.400 Keuntungan (Total Penerimaan 1.989,34 Total Biaya Operasional) Tabel 25 menunjukkan bahwa total penerimaan pemasaran snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 18.000.000 per bulan dan Rp. 20.000 per kotak snack candy Ghonam Milk. Keuntungan pemasaran snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 1.235.400 per bulan dan Rp. 1.989,34 untuk setiap kotak snack candy Ghonam Milk yang terjual. Hasil ini diperoleh dari total penerimaan sebesar Rp. 18.000.000 per bulan dan Rp. 1.989,34 per kotak snack candy Ghonam Milk dikurangi total biaya operasional sebesar Rp. 16.764.600 per bulan dan Rp. 18.010,66 per kotak snack candy Ghonam Milk.
Tabel 26. Perhitungan Nilai Tambah Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk No Komponen Nilai Tambah Nilai (Rp/Dus/Bulan) % 1 Biaya variable 16.122,2 89,51 2
Biaya Tetap
1.885,23
Nilai Input Nilai Output Nilai Tambah
10,48
18.010,66 100 20.000 111,04 1.989,34 11,04
Distributor membeli snack candy Ghonam Milk ke industri pengolahan susu dengan harga Rp. 12.000 per kotak, kemudian distributor tersebut menjual snack candy Ghonam Milk ke konsumen dengan harga Rp. 20.000 per kotak. Maka dapat diketahui nilai tambah snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 8.000
88
per kotak atau Rp. 160.000 per liter. Nilai tambah ini belum dikurangi biaya pemasaran snack candy Ghonam Milk. Tabel 26 menunjukkan bahwa nilai tambah pemasaran snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 1.989,34 per kotak atau Rp. 39.786,8 per liter dengan persentase sebesar 11,04 persen. Hasil ini didapat dari nilai output sebesar Rp. 20.000 dikurangi nilai input sebesar Rp. 18.010,66. Tabel 26 juga menunjukkan bahwa biaya variabel menyumbang biaya pengeluaran terbesar dalam pemasaran snack candy Ghonam Milk yaitu sebesar 89,51 persen dari total biaya operasional, sedangkan biaya tetap menyumbang pengeluaran sebesar 10,48 persen dari total biaya operasional pemasaran snack candy Ghonam Milk. Pemasaran snack candy Ghonam Milk memperoleh nilai tambah terkecil dibandingkan saluran pemasaran lainnya yaitu sebesar Rp. 1.989,34 per kotak dengan persentase sebesar 11.04 persen, sedangkan nilai tambah di usaha peternakan kambing perah Rp. 12.722,23 dengan persentase sebesar 137,70 persen, nilai tambah susu kambing pasteurisasi per gelas sebesar Rp. 3.922,60 dengan persentase 64,53 persen dan nilai tambah pengoalahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 3.606,81 per kotak dengan persentase sebesar 42,97. Kecilnya nilai tambah ini dipengaruhi oleh besarnya biaya operasional yang dikeluarkan untuk memasarkan snack candy Ghonam Milk.
5.5.
Pembentukan Nilai Tambah Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah Terdapat beberapa anggota yang terlibat dalam dalam rantai pasok susu
kambing di UD. Harokah Barokah mulai dari peternak hingga pemasaran. Pihak
89
peternakan menjual susu kambing dengan harga berbeda kepada industri pengolahan susu dan distributor susu kambing. Peternakan menjual susu kambing murni ke industri pengolahan susu dengan harga Rp. 20.000 per liter, sedangkan ke distributor peternakan menjual susu kambing dengan harga Rp. 32.500 per liter. Perbedaan ini dipengaruhi oleh adanya penanganan pasca panen. Harga jual ke distributor lebih mahal karena pihak peternak telah melakukan pengemasan dan pemberian merek pada susu, sedangkan industri pengolahan susu membeli susu kambing segar dalam bentuk curah tanpa dikemas. Setiap anggota rantai pasok melakukan aktivitas – aktivitas sehingga menghasilakan penambahan nilai pada susu kambing baik dari segi harga maupun kegunaan. Pertambahan nilai susu kambing terjadi pada masing – masing rantai pasok setelah adanya perlakuan atau pegolahan terhadap susu kambing. Alur proses penambahan nilai susu kambing dapat dilihat pada Gambar 13. Rp. 30.000/liter
Rp. 20.000 /liter
Susu pasteurisasi
Restoran
Peternak
Pengolahan Susu
Snack Candy
Rp. 20.000 /liter
Rp. 220.000 /liter
Distributor
Snack Candy Rp. 160.000 /liter
Susu kambing kemasan
Distributor Susu Rp. 32.500 /liter
Rp. 17.500
Gambar 13. Alur Proses Penambahan Nilai Susu Kambing Sumber : Data Perusahaan UD. Haroakah Barokah (diolah)
90
Konsumen
Restoran mengolah susu kambing menjadi susu pasteurisasi sehingga menghasilkan nilai tambah. Harga susu pasteurisasi di restoran sebesar Rp. 10.000 /gelas. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi satu gelas susu pasteurisasi sebanyak 200 ml susu kambing, sedangkan harga susu per liter Rp. 20.000, maka untuk setiap liter susu seharga Rp. 20.000 restoran memperoleh penerimaan sebesar Rp. 50.000 dengan margin sebesar Rp.30.000 hasil dari penjualan lima gelas susu kambing pasteurisasi. Industri pengolahan susu mengolah susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk. Sebanyak satu liter susu kambing murni seharga Rp. 20.000 dapat menghasilkan ± 200 buah snack candy Ghonam Milk setelah dicampur dengan bahan baku lain seperti glukosa, sukrosa, garam, tepung roti, margarin, minyak zaitun, kacang tanah, susu full cream, kurma dan coklat serta telah melalui proses pengolahan. Snack candy Ghonam Milk tersebut dikemas menggunakan iner atau kotak, satu kotak berisi 10 buah snack candy Ghonam Milk. Harga yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar Rp. 12.000 per kotak snack candy Ghonam Milk. Satu liter susu kambing yang diolah menjadi snack candy Ghonam Milk menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 240.000 dengan margin sebesar Rp. 220.000 per liter susu kambing hasil dari penjualan 20 kotak atau 200 buah snack candy Ghonam Milk. Harga snack candy Ghonam Milk di tingkat distributor sebesar Rp. 20.000 per kotak dengan harga beli Rp. 12.000, margin yang diperoleh sebesar Rp. 8.000 per kotak atau sebesar Rp. 160.000 per liter hasil dari penjualan 20 kotak snack candy Ghonam Milk.
91
Distributor susu kambing membeli susu kambing yang telah dikemas dengan plastik dengan ukuran 200 ml dari peternakan UD. Harokah Barokah dengan harga Rp. 32.500 per liter atau Rp. 6.500 per 200 ml, setelah itu distributor menjual kembali susu kambing tersebut kepada konsumen dengan harga Rp.10.000 per 200 ml atau Rp. 50.000 per liter, maka distributor susu memperoleh margin Rp. 3.500 per 200 ml atau Rp. 17.500 per liter susu kambing.
92
BAB VI PENUTUP 6.1.
Kesimpulan 1. Pola aliran rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah dimulai dari peternakan kambing perah hingga ke konsumen. Anggota rantai pasok susu kambing terdiri dari peternakan UD. Harokah Barokah, industri pengolahan susu kambing dan distributor susu kambing. Aliran produk dimulai dari peternakan kambing UD. Harokah Barokah, susu kambing hasil pemerahan didistribusikan ke tiga saluran pemasaran yaitu restoran olahan kambing, industri pengolahan susu kambing dan distributor susu kambing sebagai mitra usaha dari UD. Harokah Barokah. Kemitraan yang sudah terjalin atas dasar kepercayaan dan saling membutuhkan. 2. Rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah secara umum melibatkan tiga pelaku utama yaitu peternak sebagai penyedia bahan baku susu kambing, restoran dan industri pengolahan susu serta distributor yang memasarkan produk olahan susu kambing. Pengadaan bahan baku susu kambing untuk pengolahan dapat terpenuhi dari peternakan UD. Harokah Barokah. Proses produksi snack candy Ghonam Milk berjalan cukup baik karena tenaga kerja memiliki keterampilan yang dibutuhkan meski teknologi yang digunakan masih sederhana. Dukungan sarana transportasi telah memenuhi kebutuhan industri pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah dalam proses pengadaan bahan baku dan mendistribusikan produknya. Teknologi produksi yang digunakan
93
masih tergolong sederhana dan perlu dikembangkan untuk menghasilkan produk dengan kualitas lebih baik dan menekan biaya. Pengembangan SDM melalui pelatihan perlu dilakukan agar menambah keterampilan. Akses pasar memadai dengan adanya distributor dan restoran yang memasarkan produk olahan susu kambing. 3. Distribusi nilai tambah yang didapat oleh setiap anggota rantai pasok susu kambing adalah : (1) 137.70 % nilai tambah untuk peternakan UD. Harokah Barokah, (2) 64.54 % nilai tambah untuk susu pasteurisasi. (3) 42.97 % untuk industri pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk, dan (4) 11.04 % nilai tambah yang didapat oleh distributor snack candy Ghonam Milk. 4. Hasil dari analisis biaya dan keuntungan dapat diketahui besaran keuntungan yang didapat oleh pelaku rantai nilai susu kambing. Besaran keuntungan yang didapat oleh pelaku rantai nilai adalah : (1) Peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah mendapat keuntungan sebesar Rp. 19.172.900 per bulan dan Rp. 12.722,23 per liter susu kambing, (2) Pengolahan susu kambing pasteurisasi mendapat keuntungan per bulan sebesar Rp. 1.765.166,68 dan Rp. 3.922,60 untuk satu gelas atau Rp. 19.613 per liter susu kambing pasteurisasi, (3) Industri pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk sebesar Rp. 86.558.750 per bulan dan Rp. 3.606,81 per kotak atau Rp. 72.136,2 per liter susu kambing, dan (4) Distributor snack candy Ghonam Milk memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.235.400 per bulan dan Rp. 1.989,34 per kotak atau Rp.
94
39.786,8 per liter untuk setiap kotak snack candy Ghonam Milk yang terjual. Berdasarkan hasil perhitungan keuntungan diatas, diketahui bahwa peternakan kambing perah memperoleh keuntungan terbesar yaitu sebesar Rp. 19.172.900 per bulan dan Rp. 12.722,23 per liter susu kambing. Hasil ini didapat dari total penerimaan sebesar Rp. 33.600.000 per bulan atau Rp. 21.960,77 per liter dikurangi total biaya operasional sebesar Rp. 14.427.100 per bulan atau Rp. 9.238,54 per liter.
6.2.
Saran 1. Melihat besarnya nilai tambah dan keuntungan yang didapat oleh industri pengolahan susu kambing dengan mengolah susu kambing menjadi susu pasteurisasi dan snack candy Ghonam Milk, disarankan bagi UD. Harokah Barokah khususnya di bidang pengolahan agar lebih banyak melakukan diversifikasi produk olahan berbahan dasar susu kambing. Salah satu yang dapat dijalankan adalah pengolahan yoghurt susu kambing. 2. Diperlukan adanya pengembangan teknologi dan pengembangan SDM dengan memberikan pelatihan kepada tenaga kerja di industri pengolahan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan setiap tenaga kerja sehingga dapat menghasikan produk baru olahan susu kambing dan menghasilkan nilai tambah.
95
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan, 2012 David, FR. 2009. Manajemen Strategis. Jakarta (ID). Salemba Empat, Jakarta Indrajit, R.E, Djokopranoto R. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Marimin dan Nurul, 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Rantai Pasok. IPB Pers, Bogor. Moeljanto R, Wiryanta B. 2002. Khasiat & man faat susu kambing: susu terbaik dari hewan Ruminansi. Agromedia Pustaka, Jakarta. Mulyono, Subangkit. 2010. Penggemukan Kambing Potong. Penebar Swadaya, Depok. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor Porter,
Michael
E.
1994.
Keunggulan
Bersaing
:
Menciptakan
dan
Mempertahankan Kinerja Unggul. Binapura Aksana, Jakarta Sarwono B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya, Depok Siagian, Y.M. 2005. Aplikasi supply Chain Management dalam Dunia Usaha. Grasindo, Jakarta. Sodiq A, Abidin Z. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa. Agromedia Pustaka, Jakarta. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2011. Populasi Ternak Tahun 20072011 Indonesia. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan, Jakarta. Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Pers, Jakarta
96
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cob-Douglas. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
97
Lampiran 1. Panduan Wawancara Untuk Peternakan
Daftar Pertanyaan Analisis Rantai Nilai Susu Kambing Identitas Responden Nama Responden
:
Nama Instansi
:
Jabatan
:
Umur
:
Pendidikan Terakhir : Alamat
:
No HP/Tlp
:
Jenis Usaha
:
Pertanyaan 1. Berapa luas lahan yang anda miliki? ....................................................................................................................... 2. Bagaimana status kepemilikan lahan anda tersebut? a. Jika milik sendiri, berapa harga beli lahan tersebut? b. Jika sewa, berapa biaya sewa lahan tersebut per tahun? c. Berapa harga tanah di daerah sekitar peternakan? 3. Berapa biaya yang digunakan untuk memproduksi susu? a. Biaya pembelian kambing b. Biaya pembelian pakan c. Biaya obat-obtan d. Lainnya.......... 4. Kambing jenis apa yang budidayakan di peternakan anda? ........................................................................................................................
98
Lanjutan... 5. Berapa biaya operasional peternakan kambing perah? a. Gaji karyawan b. Transportasi c. Listrik d. Lainnya......... 6. Apa saja sarana produksi yang digunakan (kandang, alat transportasi dll? ........................................................................................................................ 7. Berapa kapasitas produksi susu kambing per hari? a. Berapa rata-rata produksi susu kambing per ekor per hari? b. Berapa kambing yang siap produksi dari total jumlah kambing yang ada? c. Lainnya........ 8. Apakah kapasitas produksi susu kambing berubah-ubah atau tetap? ........................................................................................................................ 9. Apa yang berpengaruh terhadap hasil produksi susu kambing? ........................................................................................................................ 10. Bagaimana perlakuan pasca panen pada susu kambing? a. Apakah anda melakukan proses sorting dan grading terhadap susu yang dihasilkan? b. Apakah anda melakukan pengemasan terhadap produk susu kambing yang dihasilkan? c. Lainnya.......... 11. Kemana saja anda menjual susu kambing hasil produksi? ........................................................................................................................ 12. Berapa jumlah tenaga kerja yang terdapat di peternakan? ........................................................................................................................ 13. Apakan anda termasuk sebagai anggota kelompok tani? 99
........................................................................................................................ 14. Apakah anda termasuk sebagai anggota koperasi? ........................................................................................................................ 15. Apakah anda pernah mendapat pelatihan mengenai usaha ternak kambing? ........................................................................................................................ 16. Darimana anda mendapatkan modal untuk menjalankan usaha peternakan kambing perah? ....................................................................................................................... 17. Apa saja kendala yang dihadapi dalam usaha peternakan kambing perah? ........................................................................................................................ 18. Adakah peran lembaga penunjang dalam usaha peternakan kambing perah? .......................................................................................................................
100
Lampiran 2. Panduan Wawancara Untuk Industri Pengolahan Susu Kambing
Daftar Pertanyaan Analisis Rantai Nilai Susu Kambing Identitas Responden Nama Responden
:
Nama Instansi
:
Jabatan
:
Umur
:
Pendidikan Terakhir : Alamat
:
No HP/Tlp
:
Jenis Usaha
:
Pertanyaan 1.
Apa saja pruduk olahan susu kambing yang dihasilkan di UD. Harokah Barokah? .............................................................................................................................
2.
Apa saja input bahan baku yang digunakan dalam membuat produk olahan susu kambing? .............................................................................................................................
3.
Berapa jumlah input bahan baku yang digunakan untuk satu kali proses produksi pengolahan susu kambing dalam satu hari? .............................................................................................................................
4.
Bagaimana tahapan proses pengolahan produk berbahan baku susu kambing? .............................................................................................................................
101
Lanjutan... 5.
6.
Apa saja sarana dan prasarana/teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan produk berbahan baku susu kambing? ............................................................................................................................. Berapa harga bahan baku utama (susu kambing per liter) dan harga bahan baku penunjang lainnya? .............................................................................................................................
7.
Darimana bahan baku susu kambing diperoleh dan bagaimana sistem pembeliannya? .............................................................................................................................
8.
Berapa kapasitas produksi yang dihasilkan untuk produk olahan berbahan baku susu kambing dalam satu hari? .............................................................................................................................
9.
Berapa volume penjualan produk olahan berbahan baku susu kambing dalam satu hari? .............................................................................................................................
10. Berapa harga jual produk olahan berbahan baku susu kambing per kemasan? ............................................................................................................................. 11. Kemana saja anada menjual produk olahan berbahan baku susu kambing? ............................................................................................................................. 12. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proses pembuatan produk olahan berbahan baku susu kambing? ............................................................................................................................. 13. Berapa biaya operasional pada proses pengolahan produk berbahan baku susu kambing? a. Gaji karyawan b. Listrik + Air c. Gas d. Lainnya...... 14. Apa yang menjadi nilai jual produk olahan sberbahan susu kambing? .............................................................................................................................
102
Lanjutan... 15. Bagaimana segmentasi pasar produk olahan susu kambing di UD. Harokah Barokah? ............................................................................................................................. 16. Standar apakah yang digunakan dalam proses pengolahan susu kambing yang dihasilkan oleh UD. Harokah Barokah? ............................................................................................................................. 17. Apa saja bentuk kerja sama yang dibangun oleh UD. Harokah Barokah terkait produk olahan susu kambing dengan pelaku rantai nilai yang lain? ............................................................................................................................. 18. Adakah peran lembaga penunjang dalam usaha pengolahan susu kambing? ............................................................................................................................. 19. Sudah berapa lama anda menjalankan usaha pengolahan susu kambing? ............................................................................................................................. 20. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses pengolahan susu kambing? ............................................................................................................................. 21. Bagimana peluang produk olahan susu kambing kedepan? .............................................................................................................................
103
Lampiran 3. Panduan Wawancara Untuk Pemasaran Daftar Pertanyaan Analisis Rantai Nilai Susu Kambing
Identitas Responden Nama Responden
:
Nama Instansi
:
Jabatan
:
Umur
:
Pendidikan Terakhir : Alamat
:
No HP/Tlp
:
Jenis Usaha
:
Pertanyaan 1. Berapa jumlah pembelian yang dilakukan per hari/minggu/bulan? ............................................................................................................................. 2. Berapa harga beli produk olahan berbahan baku susu kambing per kemasan? ............................................................................................................................. 3. Berapa harga jual produk olahan berbahan baku susu kambing per kemasan? ............................................................................................................................. 4. Berapakah biaya operasional yang dikeluarkan dalam memasarkan produk olahan berbahan baku susu kambing? ............................................................................................................................. 5. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pemasaran produk olahan berbahan baku susu kambing? 104
Lanjutan... 6. Berapa besaran gaji yang diterima oleh tenaga kerja di bidang pemasaran? ............................................................................................................................. 7. Apa saja sarana operasional yang digunakan dalam memasarkan produk olahan berbahan baku susu kambing? ............................................................................................................................. 8. Bagaimana cara penanganan produk dalam proses pemasaran? ............................................................................................................................. 9. Meliputi wilayah mana saja pemasaran produk anda? ............................................................................................................................. 10. Siapakah target pasar dari bproduk anda? .............................................................................................................................
11. Apa kendala dalam memasar kan produk anda? .............................................................................................................................
105
Lampiran 4. Panduan Wawancara Untuk Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.
Bagaimana sejarah dan perkembangan UD. Harokah Barokah? .............................................................................................................................
2.
Apa Visi dan Misi dari UD. Harokah Barokah? .............................................................................................................................
3.
Lokasi perusahaan? .............................................................................................................................
4.
Berapa luas lahan yang digunakan? .............................................................................................................................
5.
Bagaimana struktur organisasi UD. Harokah Barokah? .............................................................................................................................
6.
Apa saja bidang usaha yang dijalankan di UD. Harokah Barokah? .............................................................................................................................
7.
Bagaimana sistem kerja dan tenaga kerja di UD. Harokah Barokah? .............................................................................................................................
8.
Apa saja sarana dan prasarana penunjang di UD. Harokah Barokah? .............................................................................................................................
106