Elfiyani: Analisis Puisi “Cintaku Jauh di Pulau” Karya Chairil Anwar… (1-8)
ANALISIS PUISI “CINTAKU JAUH DI PULAU” KARYA CHAIRIL ANWAR DENGAN PENDEKATAN STRATA NORMA Elfiyani Jurusan Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Medan e-mail:
[email protected]
Abstrak. Penelitian ini membahas tentang analisis puisi yang berjudul “Cintaku Jauh Di Pulau” karya Chairil Anwar dengan suatu pendekatan sastra. Adapun pendekatan yang digunakan yaitu strata norma. Karya sastra tidak hanya terdiri dari satu sistem norma, melainkan dari beberapa strata (lapis) norma, diantaranya lapis bunyi, lapis arti, lapis objek, lapis dunia lapis metafisis. Kata Kunci: Strata Norma, Puisi, Cintaku Jauh Di Pulau
selalu meningkat. Karena itu, pada
PENDAHULUAN Puisi sebagai salah satu jenis
waktu sekarang wujud puisi semakin
sastra merupakan pernyataan sastra yang
kompleks dan semakin terasa
paling inti. Segala unsur kesusatraan
sehingga
mengental dalam puisi. Bahkan puisi
pemahamannya. Begitu juga halnya
dapat memberikan kenikmatan seni,
corak
memperkaya
batin,
moderen. Lebih-lebih hal ini disebabkan
menghaluskan budi dan mempertinggi
oleh hakikat puisi yang merupakan inti
rasa ketuhanan dan keimanan. Dari dulu
pernyataan yang padat itu (Rachmat
hingga sekarang, puisi digemari oleh
Djoko Pradopo, 2002). Dikemukan oleh
semua
Welllek (1968: 150) bahwa puisi itu
lapisan
kehidupan
masyarakat.
Karena
lebih
dan
wujud
puisi
Indonesia
adalah
waktu selalu meningkat, maka corak,
timbulnya
sifat, dan bentuk puisi pun selalu
pengalaman individual itu sebenarnya
berubah,
hanya sebagian saja dapat melaksanakan
perkembangan
memungkinkan
pengalaman.
selera, konsep estetika yang selalu
puisi.
berubah, dan kemajuan intelektual yang
pemahaman yang maju dan tepat.
Jurnal Edukasi Kultura
Maka
yang
menyulitkan
kemajuan masyarakat dari waktu ke
mengikuti
sebab
sulit
diperlukan
Setiap
sarana
1
Elfiyani: Analisis Puisi “Cintaku Jauh di Pulau” Karya Chairil Anwar… (1-8)
Puisi mempunyai sifat, struktur,
norma.
Salah
satu
dalam
adalah
dengan
dan konvensi-konvensi sendiri yang
menganalisis
khusus.
tidaklah
menggunakan pendekatan Strata Norma.
gampang. Jenis sastra puisi berbeda dari
Analisis strata norma puisi, digunakan
jenis sastra prosa. Hal ini disebabkan
untuk
bahasa
(fenomena)
Memahami
yang
puisi
terdapat
menggunakan
dalam prosa
bahasa
puisi
cara
mengetahui yang
semua
unsur
terkandung
dalam
normatif,
karya sastra. Pendekatan Strata Norma
sedangkan dalam puisi ada konsentrasi
ini digunakan dalam menganalisis puisi
unsur pembentuk sastra yang tidak
yang berjudul “Cintaku Jauh Di Pulau”
sepenuhnya dapat dicapai dalam prosa.
karya
Oleh karena itu untuk memahaminya
merupakan
perlu
Chairil Anwar menggambarkan tentang
dimengerti
dan
dipelajari
Chairil
Anwar.
puisi
percintaan
karya
cinta
tersebut. Melakukan pengkajian terhadap
keyakinan akan sebuah prinsip, bukan
puisi
puisi
puisi cinta yang meratap-ratap dan/atau
dan
puisi cinta patah hati. Dalam Puisi
sarana- sarana kepuitisannya. Meskipun
Cintaku Jauh di Pulau karya Chairil
demikian,
dapat
Anwar ini dapat kita petik hikmah yang
memahami puisi secara sepenuhnya
begitu besar. Puisi tersebut menceritakan
bahwa puisi itu karya estetis yang
sepasang kekasih yang terpisah oleh
bermakna, yang mempunyai arti, bukan
jarak dan waktu, namun mereka tetap
hanya sesuatu yang kosong tanpa makna.
semangat
serta jalinannya secara nyata,. Analisisii
bertemu.
berdasarkan
yang
lapis-lapis
orang
bersifat
tidak
norma
akan
dichotomis,
penuh
ini
konvensi-konvensi dan struktur puisi
merupakan menganalisis
yang
Puisi
serta
semangat
yakin
untuk
dan
bisa
yaitu
prembagian dua bentuk dan isi belumlah
KAJIAN TEORI
dapat memberi gambaran yang nyata dan
Pengertian Puisi
tidak memuaskan (Welllek dan Warren,
Puisi
diartikan
sebagai
1968: 140). Untuk menganalisis puisi
pembangun, pembentuk atau pembuat
setepat-tepanya
diketahui
karena memang pada dasarnya dengan
apakah sesungguhnya (wujud) puisi itu.
mencipta sebuah puisi maka seorang
Karena itu puisi (sajak) sesunggguhnya
penyair telah membangun, membuat,atau
harus dimengerti sebagai struktur norma-
membentuk sebuah dunia baru, secara
perlulah
Jurnal Edukasi Kultura
2
Elfiyani: Analisis Puisi “Cintaku Jauh di Pulau” Karya Chairil Anwar… (1-8)
lahir maupun batin (Tjahjono,1988: 50).
berarti. Suara sesuai dengan konvensi
Jassin (1991: 40) mengatakan puisi
bahasa, disusun begitu rupa hingga
adalah
menbimbulkan arti.
Puisi
pengucapan dengan perasaan. juga
penghayatan
satuan-satuan suara itu orang menangkap
lingkungan
artinya. Maka, lapis bunyi itu menjadi
disekitarnya dimana puisi itu diciptakan
dasar timbulnya lapis arti. (2) Lapis arti
tidak
berfikir
(units of meaning) berupa rangkaian
penyair. Dari pendapat tersebut dapatlah
fonem, suku kata, kata, frase, dan
dikatakan
kalimat.
kehidupan
merupakan
Dengan adanya
manusia
terlepas
dan
dari
bahwa
proses
puisi
merupakan
Semuanya
itu
merupakan
sebuah penciptaan seorang penyair untuk
satuan-satuan arti. Rangkaian kalimat
membentuk sebuah dunia baru secara
menjadi alinea, bab, dan keseluruhan
lahir dan batin dengan perasaan.
cerita ataupun keseluruhan sajak. (3) Lapis dunia yang dipandang dari titik
Pengertian Pendekatan Strata Norma
pandang
tertentu
yang
tak
perlu
Pengertian norma menurut Rene
dinyatakan, tetapi terkandung dalamnya
Wellek (1968: 150-151) sesuatu yang
(implied). Sebuah peristiwa dalam sastra
harus dipahami sebagai norma implisist
dapat
yang
“terdengar”
harus
ditarik
dari
setiap
dikemukakan atau dinyatakan atau
“terlihat”,
bahkan
pengalaman individu karya sastra dan
peristiwa yang sama, misalnyasuara
bersama-sama merupakan karya sastra
jederan pintu, dapat memperlihatkan
yang
keseluruhan.
aspek “luar” atau “ dalam” watak.
Sedangkan strata merupakan lapis yang
Misalnya pintu berbunyi halus dapat
muncul dari norma-norma karya sastra.
memberi sugesti wanita atau watak
Masing-masing
dalam si pembuka itu hati-hati. Keadaan
murni
sebagai
norma
menimbulkan
lapis norma di bawahnya. Rene Wellek
sebuah
(1968: 151) mengemukakan analisis
memberikan sugesti watak orang yang
strata norma sebagai berikut : (1) Lapis
tinggal di dalamnya. (4) Lapis metafisis,
bunyi (sound stratum). Bila orang
berupa sifat-sifat metafisis (yang sublim,
membaca puisi, maka yang terdengar itu
yang
ialah rangkaian bunyi yang dibatasi jeda
menakutkan, dan yang suci). Dengan
pendek, agak panjang, danb panjang.
sifat-sifat ini seni dapat memberikan
Tetapi, suara itu bukan hanya suara tak
renungan
Jurnal Edukasi Kultura
kamar
tragis,
yang
terlihat
mengerikan,
(kontemplasi)
dapat
atau
kepada 3
Elfiyani: Analisis Puisi “Cintaku Jauh di Pulau” Karya Chairil Anwar… (1-8)
pembaca. Akan tetapi, tidak setiap karya sastra
dalamnya
terdapat
metafisis
seperti itu.
1.
Lapis suara (sound stratum) Sajak tersebut berupa satuan- satuan
suara: suara suku kata, kata, dan berangkai merupakan seluruh bunyi (suara) sajak itu: suara frase da suara
PEMBAHASAN Untuk
lebih
menjelaskan
kalimat. Jadi , lapis bunyi dalam sajak
analisis strata norma tersebut dianalisis
itu ialah semua satuan bunyi yang
puisi Chairil Anwar sebagai berikut.
berdasarkan konvensi bahasa tertentu.
CINTAKU JAUH DI PULAU
Lapis bunyi ditujukan pada bunyi-bunyi
Cintaku jauh di pulau, gadis manis,
atau pola bunyi yang bersifat “ istimewa
sekarang iseng sendiri.
“atau khusus, yaitu yang dipergunakan untuk mendapatkan efek puitis atau nilai
Perahu mnelancar, bulan memancar,di
seni. Dalam bait pertama baris pertama
leher kukalungkan ole-ole buat si pacar,
ada asonansi a dan u: cintaku jauh di
angin membantu, laut terang, tapi terasa
pulau di baris kedua ada aliterasi s yang
aku tidak ‘kan sampai padanya.
berturut-turut : gadis manis, sekarang iseng sendiri. Begitu juga dalam bait
Di air yang terang, di angin mendayu, Di
kedua bada asonansi a: melancar –
perasaan penghabisan segala melaju Ajal
memancar – si pacar – terang – terasa –
bertakhta, sambil berkata :“Tujukan
padanya. Aliterasi l dan r : perahu
perahu ke pangkuankua saja.”
melancar, bulan memancar, laut terang, tapi terasa. Pola sajak akhir bait ke-2,3,4
Amboi ! Jalan sudah bertahun
: a a – b b yang aling dipertentangkan.
kutempuh! Perahu yang bersama ‘kan
Memancar – si pacar dipertentangkan
merapuh! Mengapa Ajal memanggil
dengan terasa – padanya ; kutempuh –
dulu Sebelum sempat berpeluk dengan
merapuh dipertentangkan dengan dulu –
cintaku Manisku jauh di pulau kalau ‘ ku
cintaku. Pada umumnya dalam sajak itu
mati, dia mati iseng sendiri.
bunyi – bunyi yang dominan adalah vokal bersuata berat a dan u, seperti
Analisis Puisi “Cintaku Jauh Di Pulau“
kelihatan dalam bait ke – 3 dan ke-4,
karya Chairil Anwar dengan pendekatan
yang dipergunakan sebagai lambang rasa
Strata Norma.
( klanksymboliek )
Jurnal Edukasi Kultura
4
Elfiyani: Analisis Puisi “Cintaku Jauh di Pulau” Karya Chairil Anwar… (1-8)
2.
Lapis arti (units of meaning) Satuan terkecil
berupa
Bait
keempat
menunjukkan
fonem.
bahwa si aku putus asa. Meskipun sudah
Satuan fonem berupa suku kata dan kata.
bertahun-tahun berlayar sehingga perahu
Kata bergabung menjadi kelompok kata,
yang dinaiki akan rapuh kena air garam
kalimat, ataualineia, bait, bab, dan
(baris ke-1,2), namun kematian telah
seluruh cerita. Ini semua merupakan
menghadang dan mengakhiri hidupnya
satuan arti.
sebelum ia sempat bertemu , bercintaan
Dalam bait pertama: ‘cintaku
dengan kekasihnya.
jauh di pulau’ berarti : kekasihku berada
Bait kelima.Karena itu, kekasih
di pulaun yang jauh. ‘Gadis manis,
si aku yang berada di pulau yang jauh itu
sekarang iseng sendiri: kekasih si aku
akan sia-sia menanti si aku dan mati
masih gadis dan manis. Karena si aku
menghabiskan
tidak ada, ia berbuat iseng menghabiskan
Sesungguhnya sajak itu berupa kiasan.
waktu sendirian. Dapat juga berarti
Pacar si aku, gadis manis itu, adalah
bahwa
kiasan cita-cita si aku yang menarik,
si
gadis
dengan
sangat
menantikan si aku.
waktunya
sendiri.
tetapi sukar dicapai, harus melalui laut
Dalam bait kedua, untuk menuju
yang melambangkan perjuangan yang
kekasihnya itu si aku naik perahu dengan
penuh rintangan, bahkan menentang
lancar pada waktu terang bulan dan ia
maut. Karena itu, sebelum si aku
membawa buah tangan untuk pacarnya
mencapai
(ole-ole). Angin pun membantu (angin
meninggal.
buritan), laut terang, tidak berkabut.
3. Lapis ketiga. Lapis ketiga berupa
Meskipun demikian, si aku tidak merasa
objek-objek yang dikemukakan latar,
tidak akan sampaiu kepada pacarnya.
pelaku, dan dunia pengarang.
cita-citanya,
ia
telah
Bait ketiga: Di air laut yang
Objek –objek yang dikemukakan
terang dan di angin yang bertiup
: cintaku, gadis manis, laut, pulau,
kencang itu, menurut perasaannya secara
perahu, angin, bulan, air laut, dan ajal.
sepenuhnya (diperasaan penghabisan)
Pelaku atau tokoh : siaku. Latar waktu :
semuanya
tanpa
waktu malam terang bulan. Latar tempat
halangan (baris ke-1,2) namun ajal
: laut terang (tidak berkabut), berangin
(kematian) telah memberi isyarat akan
yang kencang (angin buritan).
serba
cepat,
laju
mengakhiri hidup si aku. Jurnal Edukasi Kultura
5
Elfiyani: Analisis Puisi “Cintaku Jauh di Pulau” Karya Chairil Anwar… (1-8)
Dunia
adalah
yang menyenangkan dan si aku penuh
ceritanya, yang merupakan dunia yang
kegembiraan berlayar di laut yang terang
diciptakan
Ini
pada waktu terang bulan. Baris keempat
merupakan gabungan dan jalinan antara
menyatakan kegelisahan si aku yang
objek–objek yang dikemukakan, latar,
merasa bahwa usahanya sia-sia.
oleh
pengarang
si
pengarang.
pelaku, serta struktur ceritanya (alur)
Bait ketiga, baris ke-1,2, menyatakan
seperti berikut. Gadis manis, kekasih si
segalanya berjalan dengan baik, perahu
aku berada sendiriran di sebuah pulau
berlayar
yang ajuh. Si aku ingin menemuinya, ia
menyatakan si aku telah dihadang
naik perahu dengan laju pada waktu
kematiannya.
malam terang bulan. Laut tak berkabut,
Bait
dengan laju.
keempat
Baris ke-3,4
dan
kelima
angin buritan, meniup dengan kencang.
menyatakan kegagalan si aku untuk
Akan tetapi dalam keadaan serba lancar
mencapai
itu, si aku merasa bahwa ia tidak akan
meskipun segala daya upaya telah
sampai pada kekasihnya karena maut
dilakukan
yang lebih dahulu menghadang. Bahkan
ditempuh dan perahu pun hampir hancur
telah bertahun-tahun berlayar hingga
:kan merapuh). Sebelum mencapaiu cita-
perahu yang dinaiki pun akan rapuh
citanya (gadisnya) si aku telah mati.
(rusak) kena air laut bertahun-tahun.
5. Lapis kelima. Lapis metafisis yang
gadisnya
(sudah
(cita-citanya)
bertahun-tahun
Karena itu kalau si aku tidak sampai ke
menyebabkan
tempat
berkontemplasi. Dalam sajak ini
kekasihnya
karena
sudah
meninggal sebelum sampai, maka gadis
lapis
kekasihnya akan mati sia-sia menghabis-
manusia yaitu meskipun segala usaha
habiskan waktu sendirian.
telah dilakukan, disertai sarana yang
4. Lapis keempat. Lapis dunia yang
cukup,
tidak
dinyatakan,
tetapi
sudah
itu
pembaca
berupa ketragisanhidup
bahkan
segalanya
telah
berjalan dengan lancar, tetapi (sering
implisit,tampak sebagai berikut.
kali) manusia tidak dapat mencapai
Dipandang
apa
dari
sudut
pandang
yangh
diidanm-idamkannya
tertentu kekasih si aku itu menarik,
(yang
dicita-citakannya)
kelihatan dari kata-kata : gadis manis
maurt
(bait pertama). Pada bait kedua, baris
menghadang. Dengan demikian, cita-
telah
lebih
karena dahulu
kesatu dan kedua menyatakan suasana Jurnal Edukasi Kultura
6
Elfiyani: Analisis Puisi “Cintaku Jauh di Pulau” Karya Chairil Anwar… (1-8)
cita yang hebat, menggairahkan,
sia.Lapis kelima. Lapis metafisis yang
akan sia-sia saja.
menyebabkan pembaca berkontemplasi. Dalam
sajak
ketragisan
HASIL PENELITIAN
ini
lapis
hidup
itu
berupa
manusia
yaitu
Dari hasil analisis pembahasan
meskipun segala usaha telah dilakukan,
puisi “ Cintaku Jauh Di Pulau “ karya
disertai sarana yang cukup, bahkan
Chairil Anwar dengan pendekatan strata
segalanya telah berjalan dengan lancar,
norma dapat diketahui bahwa Lapis
tetapi (sering kali) manusia tidak dapat
suara (sound stratum) memiliki asonansi
mencapai
a dan u ,aliterasi l dan r . Pada umumnya
idamkannya
dalam
karena
sajak
itu
bunyi-bunyi
yang
apa
yangh
(yang
maurt
diidanm-
dicita-citakannya)
telah
lebih
dahulu
dominan adalah vokal bersuara berat a
menghadang. Dengan demikian, cita-cita
dan u, seperti kelihatan dalam bait ke –
yang hebat, menggairahkan, akan sia-sia
3 dan ke-4, yang dipergunakan sebagai
saja.
lambang
rasa
).Sedangkan
(klanksymboliek
pada
lapis
arti
SIMPULAN
mengungkapkan bahwa si aku dengan segala
usahanya
mencoba
Berdasarkan analisis di atas,
untuk
dapat dilihat bahwa proses analisis
menggapai pujaan hatinya, namun maut
terhadap sebuah karya, dalam hal ini
telah
ketiga
puisi, harus melibatkan segala aspek
berupa objek-objek yang dikemukakan
yang memungkinkan untuk digunakan.
latar, pelaku, dan dunia pengarang.Lapis
Dalam menganalisis sebuah puisi dapat
keempat. Lapis dunia dipandang dari
dilakukan dengan berbagai pendekatan ,
sudut pandang tertentu kekasih si aku itu
salah satunya pendekatan strata norma.
menarik, kelihatan dari kata-kata : gadis
Pada pendekatan ini, analisis bersifat
manis ( bait pertama ). Pada bait kedua,
dichotomis, yaitu pembagian dua bentuk
baris kesatu dan kedua menyatakan
dan
suasana yang menyenangkan dan si aku
gambaran nyata dan tidak memuaskan.
penuh kegembiraan berlayar di laut yang
Pendekatan strata norma merupakan
terang pada waktu terang bulan. Baris
pendekatan terhadap karya sastra dengan
keempat menyatakan kegelisahan si aku
menganalisis dengan berbagai tahap atau
yang
lapis. Hal ini dilakukan karena karya
menghadangnya.
Lapis
merasa bahwa usahanya sia-
Jurnal Edukasi Kultura
isi
belumlah
dapat
memberi
7
Elfiyani: Analisis Puisi “Cintaku Jauh di Pulau” Karya Chairil Anwar… (1-8)
sastra
memiliki
ciri
tersendiri
dan
kekompleksitas tersendiri.
penuh dan meraskan keindahan puisi (fungsi estetiknya ).
Karya sastra merupakan satu sistem norma yaitu : Lapis bunyi, lapis arti,
DAFTAR PUSTAKA
lapis objek, lapis dunia, lapis metafisis.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Pengkajian Puisi. Gajah Mada University Press: Yogyakarta Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra.Yogyakarta: Graha Ilmu Sastrowartdoyo,Subagio.1982. Hari dan Hara Dua kumpulan Sajak. Jakarta : Balai Pustraka Situmorang, B. P. 1980. Puisi dan metodologi Pengajarannya. Flores : Nusa Indah. Yudiono. 2009. Pengkajian Kritik Sastra Indonesia. Grasind: Jakarta.
SARAN Dalam memahami puisi haruslah mengetahui dan menyadari bahwa puisi merupakan karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. Karena itu puisi sesungguhnya harus dimengerti sebagai struktur norma agar pembaca bisa memahami isi puisi secara
Jurnal Edukasi Kultura
8