ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN 2010 - 2014
Publikasi Ilmiah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi
Oleh : Wahyu Aji Williyantoro E100100022
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN 2010 - 2014
Wahyu Aji Williyantoro NIM : E100100022
Yang akan diujikan pada Hari
: Rabu
Tanggal
: 03 Febuari 2016
Pembimbing I
Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M. Si
(.................................)
Pembimbing II
Ir. Taryono, M. Si
(.................................)
Mengetahui Sekretaris Fakultas
HALAMAN PENGESAHAN PUBLIKASI ILMIAH ii
HALAMAN PENGESAHAN PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN 2010 - 2014
Wahyu Aji Williyantoro NIM : E 10010022 Telah dipertahankan di depan penguji pada Hari Tanggal
: Rabu : 03 Febuari 2016
Dan telah dinyatakan memenuhi syarat Tim Penguji : Ketua
: Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M. Si
(.................................)
Sekertaris
: Ir. Taryono, M. Si
(.................................)
Anggota
: Dra. Alif Noor Anna, M. Si
(.................................)
Pembimbing I
Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M. Si
(.................................)
Pembimbing II
Ir. Taryono, M. Si
(.................................)
Pembimbing :
Surakarta, Januari 2016 Dekan Fakultas Geografi
iii
PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa dalam publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dan diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Januari 2016 Surakarta, Januari 2016 Yang Menyatakan
iv
ABSTRAK Kecamatan Mijen Kota Semarang merupakan daerah penelitian yang dilakukan oleh penulis. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) menganalisis perubahan penggunaan lahan yang terjadi antara tahun 2010 dan 2014, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, dan (3) menganalisis kesesuaian antara arah penggunaan lahan tahun 20102014 dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang. Kecamatan Mijen memiliki 14 kelurahan yaitu Kelurahan Karangmalang, Polaman, Tambangan, Cangkiran, Bubakan, Purwosari, Jatibarang, Jatisari, Mijen, Kedungpani, Pesantren, Wonoplumbon, Ngadirgo, Wonolopo. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode analisa data sekunder. Analisa data dilakukan dengan komputer menggunakan softare Arc Gis melalui teknik tumpang susun peta. Hasil tumpang susun peta digunakan untuk mengetahui perubahan lahan yang terjadi antara tahun 2010 dan 2014. Analisis data sekunder digunakan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang tahun 2011 – 2031 sebagai acuan untuk mengetahui kesesuaian arah penggunaan lahan tahun 2010 – 2014 dengan rencana tata ruang wilayah Kota Semarang. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) telah terjadi perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian sebesar 10,76 km2, (2) pertambahan penduduk, aksesibilitas, sarana dan prasarana menjadi faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. (3) perubahan yang terjadi tidak sesuai karena banyak penyimpangan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang.
Kata Kunci : Perubahan, Penggunaan Lahan
1
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN 2010-2014 ANALYSIS OF CHANGE IN LAND USE IN MIJEN SUBDISTRICT SEMARANG DISTRICT OF 2010-2014 Oleh : Wahyu Aji Williyantoro Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta 57162, Telp (0271)717417 ABSTRACT Mijen Subdistrict of Semarang District is an area of research conducted by the author. The purpose of this research is: (1) analyzing land use changes that occurred between 2010-2014, (2) analyze the factors affecting land use change, and(3) analyzing the fit between the direction of land use in 2010-2014 with the Regional Spatial Plan of Semarang. Mijen Subdistrict has 14 villages namely Karangmalang, Polaman, Tambangan, Cangkiran, Bubakan, Purwosari, Jatibarang, Jatisari, Mijen, Kedungpani, Pesantren, Wonoplumbon, Ngadirgo, Wonolopo. The research method used is secondary data analysis method Data analysis is done by computer using software techniues Arc Gis 10 through overlaying maps. The results of overlaying a map used to determine the land use changes that occured between 2010 and 2014. Secondary data analysis is used to determine the factors that influence land use change. Regional Spatial Plan of Semarang years 2011-2031 as a reference to determine the suitability of the direction of land use in 2010 and 2014 with the regional spatial plan of Semarang. The results of the study are as follows: 1) There has been a change in land use from agriculture to non-agriculture by 10,76 km2, 2) population growth, accessibility and facilities into the factors affecting land use changes. 3) the change is not appropriate because of many irregularities with the Regional Spatial Plan of Semarang.
Keyword : change, land use
2
PENDAHULUAN Aktivitas manusia hampir selalu
perkotaan. Terbatasnya lahan kosong
melibatkan penggunaan lahan dan
di dalam kota, sedangkan kebutuhan
karena jumlah serta aktivitas manusia
lahan
bertambah
maka
mengakibatkan kota tumbuh ke arah
menjadi sumber daya yang langka.
luar. Pertumbuhan kota ke luar
Keputusan untuk mengubah pola
menyebabkan
penggunaan
berkembangnya
dengan
cepat,
lahan
mungkin
keuntungan atau kerugian yang besar baik
ditinjau
ekonomis
dari
maupun
pengertian
dikembangkan
Pertambahan
dapat
maupun dalam
jiwa (bps.go.id, 2015). Peningkatan
penggunaan
lahan
Pertumbuhan
memenuhi
ketersediaan
Tata
Ruang
Wilayah
pemerintah
daerah
dalam
menentukan
penataan
ruang.
Penggunaan lahan yang serampangan menyebabkan
permintaan akan kebutuhan lahan tinggi.
pemerintah
(RTRW) merupakan pedoman untuk
untuk
penduduk yang pesat menyebabkan
semakin
memiliki
kemampuan
Rencana
memenuhi kebutuhan hidup secara berkelanjutan.
Lahan
yang
infrastruktur dan pelayanan kota.
tahun
tentunya meningkatkan kebutuhan dalam
kegiatan
baik secara fisik dan geografis
237.641.326
setiap
terencana
keterbatasan dalam penggunaanya
Tahun 2010 hasil sensus, penduduk
penduduk
secara
menunjang
berkelanjutan.
tahun dari tahun 2000 sampai 2010.
jumlah
pinggiran
hidup yang harus dimanfaatkan dan
Pusat Statistik mencapai 1,49% per
mencapai
daerah
merupakan komponen lingkungan
penduduk Indonesia menurut Badan
Indonesia
semakin
Ruang dan sumber daya lainnya
perubahan
keadaan yang tidak begitu nyata 1985).
meningkat
kota.
terhadap lingkungan walaupun dalam
(Sitorus,
terus
dengan
Permintaan
Wilayah
peningkatan kebutuhan lahan sering
Rencana (RTRW)
ketidaksesuaian Tata yang
Ruang telah
disusun, dengan kata lain ruang
terbentur dengan ketersediaan lahan
memiliki potensi untuk menimbulkan
yang ada terutama pada daerah
3
ketidaksepahaman antara kegiatan
wilayah pada akhirnya bergeser pada
satu sektor dengan sektor lainnya.
daerah-daerah
Penataan
Semarang
ruang
mengingat
perlu
Rencana
dilakukan
Tata Ruang
pinggiran salah
Kota
satunya
di
Kecamatan Mijen.
Wilayah (RTRW) menjadi pedoman bagi
pemerintah
daerah
PERUMUSAN MASALAH
untuk
menetapkan lokasi dan pemanfaatan
Berdasarkan latar belakang
ruang dalam program dan proyek
dan masalah penelitian sebagaimana
pembangunan nasional di wilayah
diterangkan di atas maka dapat
tersebut.
disimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
Interaksi pinggiran kota dengan pusat
1. bagaimana
kota dapat terjadi karena berbagai
dari tahun 2010 dan 2014?, (2)
daerah pinggiran kota. Aksesibilitas semakin
baik
Faktor-faktor
akan
tersebut.
membuat
berkembangnya kota.
Perkembangan
terjadi dalam batas ketentuan pemerintah yang tercantum dalam
pinggiran ini
perubahan
perubahan penggunaan lahan yang
semakin
daerah
yang
penggunaan lahan. dan (3) apakah
Kemajuan
masyarakat dan perluasan jaringan jalan
apa
mempengaruhi
meningkatkan interaksi pada kedua daerah
lahan
Kecamatan Mijen Kota Semarang
faktor atau unsur yang ada pada
yang
perubahan
rencana
juga
tata
ruang
wilayah
(RTRW)?.
berimbas pada penggunaan lahan yang ada pada daerah pinggiran kota.
TUJUAN PENELITIAN
Kota Semarang merupakan salah satu Dalam penelitian ini adapun
kota besar di Indonesia dan sebagai ibukota
Provinsi
Jawa
tujuan penelitiannya adalah sebagai
Tengah.
berikut.
Perkembangan wilayah yang terus terjadi
di
Kota
1. Menganalisis
Semarang
terbatas.
lahan
yang terjadi antara tahun 2010 dan
mengakibatkan ketersediaan lahan semakin
perubahan
2014.
Perkembangan
4
2. Menganalisis faktor - faktor yang mempengaruhi
perubahan lahan yang terjadi antara
perubahan
tahun 2010 dan 2014. Analisis data
penggunaan lahan. 3. Menganalisis kesesuaian antara
sekunder
digunakan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
penggunaan lahan tahun 2010 dan
mempengaruhi
perubahan
2014 dengan rencana tata ruang
penggunaan lahan. Rencana Tata
wilayah Kota Semarang.
Ruang
Wilayah
(RTRW)
Kota
Semarang tahun 2011 – 2031 sebagai KEGUNAAN PENELITIAN
acuan untuk mengetahui kesesuaian arah penggunaan lahan tahun 2010
Harapan penulis dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.
dan 2014 dengan rencana tata ruang
1. Merupakan
wilayah Kota Semarang.
salah
menempuh
satu
kelulusan
syarat sarjana
HASIL PENELITIAN
program strata satu (S1) Fakultas Geografi
Perubahan penggunaan lahan
Muhammadiyah
adalah beralihnya penggunaan lahan
Surakarta
dari satu ke penggunaannya karena
2. Hasil Penelitian diharapkan dapat memberikan pemerintah
sumbangan daerah
aktivitas
pada
manusia sesuai
tujuan untuk memenuhi kebutuhan
dalam
hidupnya.
merumuskan Rencana Tata Ruang
Perubahan
ini adalah bentuk perubahan yang terjadi serta mengetahui sejauh mana
METODE PENELITIAN
faktor-faktor Penelitian
yang
Tabel Macam Penggunaan Lahan
data sekunder. Analisis dilakukan
dan
dengan komputer menggunakan Arc
2014
(overlay) dan analisa data sekunder.
digunakan
dengan untuk
Luas
Perubahannya
di
Kecamatan Mijen Tahun 2010 dan
Gis 10 melalui tumpang susun peta
data
yang mempengaruhi
perubahan lahan itu berpengaruh.
digunakan adalah metode analisis
Analisis
penggunaan
lahan yang diamati dalam penelitian
Wilayah pada daerah penelitian.
Metode
dengan
komputer mengetahui
5
Sumber
:Analisis
Menggunakan
perubahan penggunaan lahan. Hal ini
ArcGis
berkaitan Penggunaan
lahan
pengadaan sarana
sebesar 5,16 km2 atau 48,06%. penggunaan
atau
1,21%
lahan
Pertambahan
menjadi
yang
tersebut.
tersebut
lainnya.
penduduk
maka
permukiman
maupun
fasilitas-fasilitas
ekonomi
Pertambahan
penduduk Mijen
sosial. di
mendorong
lahan pertanian menjadi permukiman untuk
digunakan ruang baru. Beberapa
kebutuhan
penduduk.
perubahan lahan tidak sepenuhnya
tempat
Aksesibilitas
tinggal adalah
menunjukan kemudahan bergerak
menjadi ruang baru yang bermanfaat
atau jangkauan dari suatu tempat ke
bagi manusia itu sendiri, sebab
tempat lain dalam suatu wilayah dan
aktivitas manusia terhadap lahan
ada sangkut pautnya dengan jarak
tidak selalu sesuai dengan rencana
(Bintarto, 1987). Aksesibilitas telah
yang mengakibatkan lahan menjadi menjadi
serta
perubahan penggunaan lahan dari
fungsi yang berbeda untuk dapat
dan
prasarana
Kecamatan
tentu
menempatkan beberapa lahan dengan
terbengkalai
dan
tinggal
menurun karena telah beralih fungsi
sebelumnya di tahun 2010 tidak ada penggunaan
untuk
ketersediaan lahan pertanian semakin
industri 0,04 km2 atau 0,37% dan km2
tempat
Bertambahnya
lainnya
adalah embung 0,06 km2 atau 0,56%,
0,13
upaya
memenuhi kebutuhan hidup seperti
untuk
permukiman mengalami penambahan
Penambahan
dengan
diterima sebagai bagian dari aspek
tanah
spasial
kosong.
untuk
berbagai
aktifitas.
Aksesibilitas yang semakin baik
Peta perubahan penggunaan
maka
lahan tahun 2010 dan 2014 di daerah
semakin
penggunaan
penelitian terjadi perubahan di setiap
besar
perubahan
lahannya.
Tingginya
perubahan penggunaan lahan juga
desa . Pertambahan
penduduk
karena pengaruh dari kemudahan
di
aksesibilitas di daerah penelitian,
suatu wilayah merupakan salah satu
sehingga
faktor pemicu terhadap terjadinya
mendorong
perubahan
lahan dari pertanian ke non pertanian
6
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
untuk olahraga dan rekreasi pada
Pertambahan sarana dan prasarana
realisasinya
baik
swasta
permukiman, ketidaksesuaian di desa
oleh
pemerintah,
telah
menjadi
maupun
individu
penduduk
ini sebesar 1,46 km2 dan Desa
merupakan
salah
penyebab
Wonolopo terdapat ketidaksesuaian
meningkatnya kebutuhan akan lahan
dengan RTRW sebesar 1,05 km2.
dan ruang. Pertambahan sarana dan
Desa-desa lain juga mengalami hal
prasarana juga akan berpengaruh
serupa, kebanyakan penyimpangan
pada peningkatan kebutuhan akan
yang terjadi adalah lahan yang
permukiman dan berbagai fasilitas
perencanaan untuk lahan pertanian
sosial ekonomi masyarakat. Sarana
menjadi
dan prasarana yang memadai juga
permukiman namun tidak sebesar
mendorong perubahan penggunaan
seperti desa Kedungpani, Pesantren
lahan, karena manusia akan berusaha
dan Wonolopo. Hal ini tentunya sulit
tinggal dekat dengan sarana dan
untuk
prasarana
memenuhi
merealisasikan pembangunan daerah
kebutuhan hidup mereka. Perubahan
karena telah terjadi penyimpangan
lahan antara tahun 2010 dan 2014 di
penyimpangan terutama pada lahan
Kecamatan Mijen dengan RTRW
yang telah menjadi permukiman.
Kota Semarang tahun 2011-2031
Lahan
sementara
perencanaan
satu
untuk
ini
ketidaksesuaian.
terdapat
banyak
Ketidaksesuaian
non
pertanian
pemerintah
yang
pembangunan
terutama
kota
dalam
awalnya
pada
dialokasikan
untuk
lain
namun
telah
yang terjadi sementara ini hingga
berdiri permukiman disana akan sulit
tahun 2014 paling banyak terjadi di
dirubah, sebab perubahan dengan
Desa Kedungpani yang awalnya
menggeser
merupakan
akan
untuk
daerah
tegalan
perencanaan
telah
menjadi
wilayah
timbul
masyarakat
permukiman
gesekan karena
dengan
menyangkut
pemukiman. Luas ketidaksesuaian di
dengan hajat hidup orang banyak.
Desa Kedungpani mencapai 1,70
Pada intinya perubahan yang terjadi
2
km .
Desa
merupakan
Pesantren daerah
yang
di wilayah Kecamatan Mijen setelah
perencanaan
proses tumpang susun antara peta
7
perubahan penggunaan lahan tahun
yang lengkap dan mudah dijangkau,
2010-2014 dengan peta rencana tata
sehingga memberikan kemudahan
ruang
Kota
bagi masyarakat dan mendorong
terdapat
masyarakat bermukim disekitarnya
wilayah
Semarang
(RTRW)
ternyata
penyimpangan-penyimpangan.
yang
Penyimpangan banyak terjadi pada
penggunaan
lahan
penelitian. Perubahan yang terjadi di
pertanian
menjadi
permukiman.
Peta
Di
daerah
Permukiman di daerah penelitian bertambah
daerah
sebesar
sebesar 10,76 km . Faktor yang
km
luasnya
dan
sawah
ketidaksesuaian
dengan rencana tata ruang wilayah
disebabkan
(RTRW) Kota Semarang. Penyebab
pertambahan penduduk yang terjadi
penyimpangan ini dapat berasal dari
di Kecamatan Mijen mendorong
pihak
perubahan penggunaan lahan, karena
pemerintah
masyarakat,
manusia akan
dari
maupun masyarakat
penyimpangan tersebut terjadi karena
lahan. Aksesibilitas yang baik untuk
tidak memahami tujuan dari rencana
memberikan kemudahan masyarakat
tata ruang wilayah sehingga tidak
mobilitas,
mengindahkan
sehingga menyebabkan pergeseran
yang
arah pembangunan Kota Semarang
ada.
peraturan-peraturan Dilain
pihak
penyimpangan juga terjadi karena
ke arah pinggiran kota membuat Mijen
3,40
2
km2.
antara perubahan penggunaan lahan
penggunaan lahan yang terjadi di
melakukan
berkurang
Terdapat
mempengaruhi besarnya perubahan
terdesak kebutuhan
5,16
berkurang sebesar 0,31 km2.
2
penelitian
sebesar
Perkebunan
penelitian
terjadi perubahan penggunaan lahan
Kecamatan
di
lahan non pertanian (permukiman).
penggunaan
tahun 2014 dapat dievaluasi secara
dalam
lahan
lahan pertanian (perkebunan) ke
lahan dari tahun 2010 sampai dengan
daerah
perubahan
daerah penelitian umumnya dari
EVALUASI GEOGRAFI
geografis.
mendorong
pemerintah dalam membuat rencana
semakin
tata ruang wilayah (RTRW) kurang
berkembang. Sarana dan prasarana
memperhatikan
8
kepentingan
masyarakat sehingga rencana tidak sesuai
dengan
keinginan
3. Perubahan yang terjadi di daerah
dan
penelitian setelah proses tumpang
kebutuhan.
susun peta perubahan penggunaan
KESIMPULAN
lahan dari tahun 2010 dan 2014,
Berdasarkan
data
yang
ternyata terdapat ketidaksesuaian
diperoleh dalam penelitian ini, maka
antara
dapat diambil kesimpulan sebagai
lahan Kecamatan Mijen dengan
berikut.
Rencana Tata Ruang Wilayah
1. Perubahan penggunaan lahan di
Kota Semarang tahun 2011-2031.
Kecamatan Mijen tahun 2010 dan
perubahan
penggunaan
SARAN
2014 terjadi di semua desa. dari
Kecamatan Mijen mengalami
pertanian
perubahan penggunaan lahan antara
(perkebunan) ke non pertanian
tahun 2010 dengan 2014. Perubahan
(permukiman).
penggunaan lahan dari pertanian ke
Perubahan
didominasi
penggunaan
lahan
non
2. Pertambahan penduduk di daerah penelitian kebutuhan
akan
pertanian
perlu
menjadi
meningkatkan
perhatian dari pemerintah maupun
permukiman,
masyarakat. Lahan pertanian yang
sehingga berpengaruh terhadap
terus
perubahan
lahan.
kebutuhan manusia untuk tempat
Aksesibilitas memiliki keterkaitan
tinggal akan menjadi masalah di
dengan perubahan penggunaan
masa yang akan datang. Perlu adanya
lahan, karena aksesibilitas yang
kebijakan dari pemerintah daerah
baik akan diikuti perkembangan
untuk
wilayah
yang
penggunaan
perubahan
penggunaan
penggunaan
mendorong
berkurang
mengontrol
pertanian
lahan.
ke
Perkembangan
berpengaruh
Kecamatan
peningkatan
terdesak
perubahan
lahan
Kelengkapan sarana dan prasarana pada
akibat
dari
non yang
Mijen
lahan
pertanian. terjadi
di
sementara
ini
kebutuhan akan permukiman dan
terdapat
berbagai fasilitas pelayanan sosial
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
ekonomi masyarakat..
Semarang.
9
ketidaksesuaian
Pemerintah
dengan
Kota
diharapkan lebih bijaksana dalam merencanakan
dan
kebijakan-kebijakan
Penelitian
memutuskan yang
dapat
dibuat
ini
memberi
tambahan
diharapkan
masukan
dalam
dan
mengambil
serta melakukan pengawasan dalam
keputusan dan kebijakan mengingat
pelaksanaan pembangunan supaya
jangka waktu yang masih panjang
tidak banyak terjadi penyimpangan-
untuk merealisasikan sesuai rencana
penyimpangan yang tidak sesuai
tata ruang yang telah dibuat. Bagi
dengan rencana tata ruang wilayah
calon
(RTRW) Kota Semarang tahun 2011-
penelitian ini menjadi referensi dan
2031. Pengawasan diperlukan agar
dapat ditindak lanjuti mengingat
realisasinya tidak terjadi bentrokan
perkembangan sebuah kota besar
kepentingan antar sektor karena tidak
akan terus merambah ke daerah
dapat dipungkiri bahwa perubahan
sekitar sampai ke pinggiran kota.
pada satu sektor akan mempengaruhi
Perkembangan
lainnya.
kontrol supaya tidak merugikan di
peneliti
lainnya
ini
semoga
memerlukan
masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2015. sp2010.bps.go.id Badan Pusat Statistik. 2014. Kecamatan Mijen dalam angka. Semarang : Badan Pusat Statistik. Sitorus, Santun R.P. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito. T. Jayadinata, Johara. 1992. Tata Guna Lahan dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung : ITB. Tika, Moh Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Angkasa Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
10
11