ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGADAAN KETERSEDIAAN OBAT BAGI PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO ANALYSIS OF PLANNING AND PROCUREMENT OF MEDICINES AVAILABILITY FOR PATIENTS FROM THE NATIONAL HEALTH INSURANCE PARTICIPANTS AT PROF. DR. R. D. KANDOUCENTRAL HOSPITAL MANADO Natalia Ch. Latjandu*, Jimmy Posangi*, Fatimawali** *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala dan hambatan yang nampak jelas dalam ketersediaan obat. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalah proses perencanaan dan pengadaan. RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou merupakan Rumah sakit Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang menerima rujukan pasien peserta JKN. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perencanaan dan pengadaan ketersediaan obat bagi peserta JKN di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif . Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan Oktober 2016 sampai bulan January 2017. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam pada lima informan yaitu Direktur Medik dan Keperawatan, Kepala Instalasi Farmasi, Kepala Gudang Farmasi, Kepala Unit Layanan Pengadaan, dan satu Dokter Spesialis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perencanaan di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou hanya menerapkan empat pedoman dari lima pedoman yang sesuai PMK no. 58 tahun 2014, diantaranya yaitu sisa persediaan, data pemakaian periode lalu, waktu tunggu pemesanan, anggaran yang tersedia dan belum menggunakan penetapan prioritas dalam menyusun perencanaan. Dalam proses pengadaan RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou merupakan salah satu Rumah sakit yang melakukan pengadaan obat JKN dibawah Unit Layanan Pengadaan dengan menggunakan sistem e-catalog dan prosedur e-purchasing. Kesimpulan dari proses perencanaan dan pengadaan di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou dalam menyusun perancanaan sudah baik tapi belum sempurna diantaranya yaitu dalam perencanaan tidak disertai dengan analisis ABC, masih kurangnya tingkat kepatuhan dokter dalam menulis resep sesuai Formularium Nasional, tidak menggunakan penentuan prioritas dalam perencanaan sehinga metode perhitungan seperti metode VEN tidak dipakai. Selain itu dalam proses pengadaan masih terdapat hambatan dalam hal keterbatasan sumber daya manusia. Sebagai saran perlu adanya penyusunan SOP yang baru agar dilengkapi sesuai standar kefarmasian di Rumah sakit, kemudian lebih ditingkatkan lagi koordinasi yang baik antara dokter dan Instalasi Farmasi serta perlu adanya rekruitmen penambahan tenaga farmasis bagi Unit Layanan Pengadaan. Kata Kunci: Perencanaan dan Pengadaan Ketersediaan Obat, Peserta JKN ABSTRACT Implementation ofthe National Health Insurance (NHI) program encounters some problems and obstacles that manifest in the limited drugs availability. One contributing factor is the planning and procurement.Prof. Dr. R. D. Kandou Central Hospital is an advanced referral health facility that serves referral patient from NHI participants. The purpose of this study is to analyze the planning and procurement of medicines for NHI participants at Prof. Dr. R. D. KandouCentral Hospital Manado. This study uses a qualitative method. The study starts from October 2016 until January 2017. Data was collected through in-depth interview on five informants,namely, the hospital director, head of pharmacy, chief of pharmaceutical warehouse, head of the procurement service units, and a medical doctor. The results showed that the planning process at Prof.Dr.R.D.KandouCentral Hospital has not implement all the guidelinesof planning according to Minister of Health Regulation no. 58 2014 yet. Meanwhile, for procurement process, Prof. Dr. R. D. Kandou CentralHospital procures drugs under procurement services unit by using e-catalog and e-purchasing procedure. The conclusion isplanning process at Prof.Dr. R.D.Kandoucentral hospital is acceptable but not excellent in which the planning process is not incorporated with an
100
ABC analysis, lack of compliance levelof physiciansin writing prescription in accordance with National Formulary, theabsence of theuse of calculation method such as method of VEN in determining the priority. Inaddition, in the procurement process, limited human resourcesstill becomes an obstacle. For suggestion, new SOP should be develop according to the standard of pharmacy for the hospital, further enhanced coordination between physicians and pharmacy unitandrecruitment of additional personnel for thepharmacy procurement services unit. Key Words: Planning and Procurement Of Medicines, NHI Participants
PENDAHULUAN
pelayanan kesehatan yang bermutu dan
Kesehatan merupakan salah satu unsur
berorientasi
hak asasi manusia dan salah satu unsur
(pharmaceutical
kesejahteraan yang harus diperoleh oleh
sediaan farmasi merupakan suatu siklus
seluruh lapisan masyarakat. Tingginya
kegiatan,
biaya perawatan kesehatan tentu saja
perencanaan
mempengaruhi
penerimaan,
derajat
kesehatan
kebutuhan,
pengadaan, penyimpanan,
penarikan,
beban
pembiayaan
asuransi
kesehatan
yang
Jaminan
dan
yang
dan
diperlukan
bagi
kegiatan pelayanan kefarmasian.
menjadi
Salah
jaminan perlindungan kesehatan. Program
pemusnahan pengendalian,
administrasi
kesehatan yaitu dengan menggunakan
Pengelolaan
pemilihan,
dapat
meringankan
care).
dari
pendistribusian,
dalam
pasien
dimulai
masyarakat. Salah satu metode yang membantu masyarakat
pada
satu
faktor
yang
sangat
berpengaruh dalam ketersediaan obat ini
Kesehatan
adalah
perencanaan
dan
pengadaan
Nasional (JKN) adalah suatu program
untuk memenuhi kebutuhan. Bahkan
pemerintah yang bertujuan memberikan
perencanaan dan pengadaan obat dalam
kepastian
yang
suatu rumah sakit merupakan salah satu
menyeluruh bagi setiap warga negara
faktor yang mempengaruhi kualitas
Indonesia
pelayanan
jaminan
agar
kesehatan
dapat
hidup sehat,
kefamasian
produktif, dan sejahtera. Manfaat yang
sakit,
dijamin
ketidak-lancaran
dalam
JKN
terdiri
dari
bahkan
suatu
rumah
ketidak-efisienan perencanaan
dan dan
pelayanan kesehatan di FKTP dan
pengadaan obat juga dapat memberi
pelayanan kesehatan di FKRTL yang
dampak negatif bagi ekonomi rumah
mencakup diantaranya pelayanan obat
sakit.
dan bahan medis habis pakai. Pelayanan
Rumah sakit Umum Pusat (RSUP)
obat untuk peserta JKN di FKRTL ini
Prof. Dr. R. Kandou merupakan rumah
dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah
sakit pendidikan dan satu-satunya rumah
Sakit (IFRS).
sakit tipe A di Sulawesi Utara. Rumah
IFRS merupakan salah satu unit di
sakit ini juga menjadi salah satu rumah
rumah sakit yang menunjang kegiatan
sakit fasilitas kesehatan rujukan tingkat 101
lanjutan
(FKRTL)
yang
menerima
Pemilihan sampel pada penelitian ini
rujukan pasien peserta JKN.
berdasarkan
Setelah melakukan observasi didapati bahwa
implementasi
dalam
program
pelaksanaannya
beberapa
kendala
dan
prinsip
kesesuaian
dan
kecukupan
(appropriatness)
JKN
(adequacy). Kesesuaian ialah sampel
mengalami
dipilih berdasarkan pengetahuan yang
hambatan
dimiliki dan berkaitan dengan topik
Fenomena ini menggambarkan bahwa
penelitian.
perencanaan dan pengadaan obat-obat
Berdasarkan
prinsip tersebut maka
bagi peseta JKN di IFRS belum optimal
yang dipilih menjadi informan dalam
sehingga masih ada obat-obat yang
penelitian ini ada lima orang yaitu
diresepkan dokter khususnya obat-obat
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP
bagi peserta JKN tidak terdapat dalam
Prof. Dr. R. D. Kandou, Kepala Instalasi
IFRS, baik itu rawat jalan maupun rawat
Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou,
inap.
Kepala Gudang Farmasi RSUP Prof. Dr.
Untuk itu penting diadakan penelitian terkait
proses
perencanaan
R. D. Kandou, Kepala Unit Layanan
dan
Pengadaan RSUP Prof. Dr. R. D.
pengadaan obat di Rumah sakit ini.
Kandou dan satu Dokter Spesialis di
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou,
penulis hendak melakukan penelitian dengan judul “Analisis perencanaan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengadaan
1. Perencanaan
ketersediaan
obat
bagi
obat
di
Instalasi
peserta JKN di RSUP. Prof. Dr. R. D.
Farmasi RSUP. Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado”.
Kandou Manado: a.
Sisa Persediaan Dari hasil wawancara
METODE PENELITIAN
mendalam
Penelitian ini menggunakan metode
mengenai perencanaan obat JKN di
kualitatif
untuk
RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
mendapatkan informasi dan mengetahui
untuk menghindari kekosongan obat
proses
pada
yang
perencanaan
bertujuan
dan
pengadaan
periode
selanjutnya,
IFRS
ketersediaan obat bagi peserta JKN di
menyusun perencanaan obat dengan
RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
memperhitungkan sisa persediaan obat
Waktu pelaksanaan dimulai pada
yang ada. Jumlah sisa persediaan obat
bulan November 2016 sampai bulan
ini menjadi dasar untuk perencanaan
Januari tahun 2017.
obat pada periode berikut karena dapat diketahui selisih banyaknya jumlah obat 102
yang harus direncanakan selanjutnya.
tetapi
juga
diketahui
percepatan
Oleh karena itu untuk memperoleh data
pergerakan obat, sehingga kita dapat
jumlah sisa persediaan yang ada maka
mengetahui jumlah persediaan obat baik
setiap bulan selalu dilakukan stock
obat fast, medium maupun slow moving
opname untuk depo-depo farmasi yang
(Mellen, 2013).
ada di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou dan setiap tiga bulan sekali untuk gudang farmasi. Di setiap depo-depo farmasi
dan
gudang
farmasi
b. Data Pemakaian Periode Lalu
juga
Dari
hasil
penelitian
lewat
terdapat kartu stok untuk mencatat
wawancara mendalam, RSUP. Prof. Dr.
keluar
R. D. Kandou Manado menggunakan
masuknya
setiap
obat
per-
harinya. Jika didapati terjadi stockout
metode
pada akhir periode maka pihak Rumah
periode lalu dan metode epidemiologi
sakit dalam hal ini Instalasi farmasi akan
dalam menyusun perencanaan obat.
melakukan permintaan obat dari apotek
Metode ini sudah baik tapi walaupun
kerja
Farma.
dalam perencanaan sudah diterapkan
akan
metode konsumsi dan epidemiologi,
mendistribusikan obat yang diperlukan
secara keseluruhan metode yang dipakai
ke gudang farmasi Rumah sakit.
ini belum sempurna karena langkah
sama
selanjutnya
yaitu Kimia
Kimia Farma
Menurut Febriawati (2013) dalam
dalam
konsumsi
atau
metode
pemakaian
konsumsi
dan
mencari tahu sisa persediaan yang ada
epidemiologi yang dilaksanakan oleh
sangat dibutuhkan adanya kartu stok
RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
karena kartu stok sendiri digunakan
belum
untuk mencatat mutasi harian obat.
Perencanaan obat di RSUP. Prof. Dr. R.
Selain itu dapat
D.
membantu dalam
sepenuhnya
Kandou
Manado
lengkap.
belum
pembuatan laporan stok setiap bulan
menggunakan analisis ABC. Metode
atau tri-wulan dan sebagai pembanding
konsumsi dan metode epidemiologi
terhadap jumlah fisik obat yang tersedia
yang digunakan dalam perencanaan obat
pada saat dilakukan perhitungan stok
JKN di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
(stock opname).
hanya didasarkan pada sisa persediaan
Besarnya sisa persediaan obat ini
periode sebelumnya dan data pemakaian
menjadi dasar perencanaan pengadaan
periode
obat untuk periode selanjutnya, karena
ditambahkan buffer stock sebesar 10%.
dari stok akhir tidak saja diketahui
Hal ini sudah menjadi standar prosedur
jumlah dan jenis obat yang diperlukan,
operasional 103
yang
RSUP
lalu
Prof.
kemudian
Dr.R.D.
Kandou yang tidak ada perbedaan dan
demikian terjadi kesenjangan antara
tetap sama setiap periode perencanaan.
obat-obat JKN yang telah disediakan
Menurut Febriawati (2013), metode
dengan
obat-obat
yang
digunakan
gabungan antara metode konsumsi dan
pasien. Hal ini berkaitan dengan tingkat
metode
kepatuhan dokter dalam menulis resep
epidemiologi
merupakan
perhitungan kebutuhan obat yang mana
sesuai Formularium Nasional.
telah mempunyai data konsumsi yang
Sesuai Permenkes No. 28 tahun
jelas namun pola penyakit cenderung
2014, pelayanan obat untuk peserta
berubah sehingga perlu adanya metode
JKN pada fasilitas kesehatan mengacu
perhitungan
pengadaan
pada daftar obat yang tercantum dalam
obat serta bentuk penyajian data yang
Fornas. Berdasarkan penelitian terlebih
lengkap dan disertai grafik.
dahulu berhubungan dengan kepatuhan
Peneliti
perencanaan
Pujawati
(2015)
dalam
dokter dalam menulis resep sesuai
menjelaskan
bahwa
dengan Formularium di Instalasi Rawat
analisis ABC ini sangat diperlukan
Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
sehingga
terdapat 58.8%
penelitiannya
dapat
memperkirakan
jumlah dokter yang
kebutuhan dengan tepat untuk periode
tidak patuh (Arsam, 2014). Presentase
berikutnya bahkan dalam jangka waktu
ketidak patuhan yang tinggi dalam
yang relativ panjang serta menentukan
menulis resep sesuai Formularium dapat
kwanta pembelian terbaik berdasarkan
berarti bahwa pemanfaatan akan Fornas
data untuk menghindari risiko stockout
yang ada belum optimal. Hal lain
dan over stock obat.
sehubungan dengan ketidakpatuhan ini
Selain itu dalam pelaksanaannya
adalah kurangnya koordinasi antara user
perencanaan pengadaan obat JKN ini
dan IFRS dalam membuat perencanaan.
sering mengalami kendala dalam hal
Adanya
penggunaan metode konsumsi atau data
penulisan resep sesuai Fornas akan
pemakaian
membawa
periode
dikarenakan
perilaku
penggunaan
obat.
lalu.
Hal
user
ini
dalam
ketidak
patuhan
dampak
dalam
diantaranya
mempengaruhi persediaan obat, baik itu
Mengingat
kekurangan
obat,
kekosongan
obat
perencanaan dilakukan dengan melihat
(stockout) bahkan kelebihan stock obat
data pemakaian periode sebelumnya,
(over stock) yang semuanya ini akan
maka sering kali terdapat. perbedaan
berdampak
antara
terutama pasien peserta JKN (Suryawati,
data
pemakaian
periode
pada
mutu
sebelumnya dengan pola penulisan resep
2012).
dari user dalam hal ini dokter. Dengan
c. Penetapan Prioritas 104
pelayanan
Berdasarkan mendalam
hasil
wawancara
hal
penentuan
dalam
Dari hasil wawancara mendalam berkaitan
dengan
waktu
tunggu
prioritas didapati bahwa RSUP. Prof.Dr.
pemesanan di RSUP. Prof. Dr. R. D.
R. D. Kandou menganggap semua obat
Kandou sering berubah-ubah. Waktu
sama sesuai dengan SOP Rumah sakit,
antara pemesanan sampai obat tiba di
jadi tidak ada penetapan prioritas seperti
IFRS RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
yang
tidak
adalah 2 minggu. Tapi ada kendala-
diprioritaskan. Hal ini mengakibatkan
kendala yang terjadi di luar perkiraan,
kemungkinan masih terjadi stockout
seperti halnya terdapat obat-obat yang
digudang
proses pemesanannya harus dilakukan
diprioritaskan
farmasi
ataupun
yang
berdampak
hingga ke depo-depo farmasi.
secara
Proses perencanaan untuk IFRS RSUP
menunggu persetujuan principle yang
Prof. Dr. R. D. Kandou ini sudah
prosesnya memakan waktu cukup lama.
mengikuti alur yang ada dirumah sakit
Hal ini menyebabkan waktu tunggu
akan tetapi belum bisa dikatakan efektif,
pemesanan
karena
metode
Begitu halnya dengan faktor cuaca yang
perhitungan dalam penentuan prioritas
ada, dikarenakan cuaca yang buruk
yaitu analisis VEN.
menyebabkan waktu tunggu pemesanan
tidak
menggunakan
manual,
obat
sehingga
jadi
harus
berbeda-beda.
Menurut Febriawati (2013) dalam
meleset dari yang diperkirakan. Dengan
menentukan prioritas bila terjadi ketidak
demikian obat tiba di Rumah sakit
sesuaian antara anggaran dan kebutuhan
membutuhkan waktu yang sangat lama
sangat
yaitu mencapai 1 bulan bahkan lebih.
perlu
untuk
menggunakan
analisis VEN sehingga tidak terjadi
Waktu tunggu pemesanan ini biasa
stock out terutama untuk kelompok vital
disebut lied time. Lied time merupakan
dan over stock untuk kelompok N.
tenggang waktu
setelah obat dipesan
Penelitian terlebih dahulu tentang
hingga obat tiba di Rumah sakit. Waktu
analisis pengadaan obat JKN di Rumah
tunggu ini sangat penting karena empat
Sakit
faktor yang sering kali mengganggu
Panti
menyebutkan
Rapih bahwa
Yogyakarta analisis
VEN
fungsi persediaan obat menurut Waluyo
merupakan metode untuk membantu
(2007) adalah faktor waktu, ketidak
menentukan prioritas dalam pembelian
pastian waktu datang, ketidak pastian
obat-obatan dan untuk tetap menjaga
penggunaan, dan ekonomis.
persediaan (Pujawati, 2015).
Menurut Quick et al (2012) lamanya
d. Waktu Tunggu Pemesanan
waktu tunggu pemesanan dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari sistem 105
pengiriman, tujuan pengiriman, cuaca,
pernah terjadi kekurangan dana untuk
hari libur, atau item obat tertentu.
perencanaan pengadaan obat dalam hal
Lamanya jangka waktu Rumah sakit
ini obat JKN. Itu artinya RSUP. Prof.
menunggu tibanya obat di Rumah sakit
Dr. R. D. Kandou memiliki anggaran
menyebabkan kerugian bagi Rumah
yang
sakit
ketersediaan obat JKN.
diantaranya
yaitu
terjadi
kekosongan obat di gudang farmasi
cukup
dalam
menjamin
Berdasarkan penelitian sebelumnya
sampai ke depo-depo farmasi sesangkan
tentang
Implementasi
Pelayanan
untuk pemasukan rumah sakit sebesar
kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah
50% dari keseluruhan berasal dari
Sakit Angkatan Darat Robert Wolter
pengelolaan perbekalan farmasi (Suciati
Monginsidi, Mongi (2015) dituliskan
dan Adisasmito, 2008).
bahwa penganggaran
sangat penting
dipertimbangkan karena penganggaran e. Anggaran yang Tersedia
sebagai
Hasil wawancara mendalam didapati
realisasi
pendanaan
dari
kegiatan perencanaan obat di Instalasi
bahwa pertimbangan lain dalam proses
Farmasi Rumah sakit.
perencanaan untuk RSUP. Prof. Dr R.
Yang
D. Kandou yaitu anggaran yang tersedia,
perencanaan
dikarenakan
perhitungan analisis ABC dan VEN
perencanaan
kebutuhan
perlu
diperhatikan
adalah
adanya
obat merupakan proses kegiatan dalam
untuk
pemilihan jenis, jumlah dan harga
menghitung safety stock setiap jenis
perbekalan farmasi yang sesuai dengan
obat agar dapat disesuaikan dengan obat
kebutuhan dan anggaran. RSUP Prof.
fast, medium dan slow moving. Selain
Dr. R. D. Kandou Manado mempunyai
itu perlu adanya penertiban dalam pola
dua sumber dana yaitu dana APBN dan
penulisan resep oleh dokter sehingga
dana BLU. Dana APBN ini berasal
boleh mengontrol ketersediaan obat dan
dari pusat yang disediakan untuk Rumah
boleh
sakit ini. Tetapi bila dana APBN ini
penggunaan
tidak mencukupi kebutuhan Rumah sakit
menyebabkan stockout dan over stock
maka RS bisa menggunakan dana BLU
yang
yang ada dengan persetujuan Direktur
ekonomi
utama
2013).
dalam
yang
mempunyai
wewenang
menyetujui penggunaan dana
BLU. Sejauh
menghitung
perlu
pada
kebutuhan
meningkatkan dana
berdampak Rumah
riil,
efisiensi serta
tidak
pada
manajemen
sakit
(Febriawati,
2. Sistem Pengadaan Obat bagi Pasien
ini semua informan
Peserta JKN
menyatakan bahwa selama ini tidak
a. E-catalog 106
Berdasarkan
hasil penelitian lewat
pemerintah harus didasarkan pada e-
wawancara mendalam bahwa RSUP.
catalog dengan tujuan untuk menjamin
Prof. Dr. R. D. Kandou
sudah
ketersediaan dan pemerataan obat yang
menggunakan mekanisme pemesanan
aman, bermutu, dan berkhasiat untuk
berdasarkan e-catalog. RSUP. Prof.
memenuhi
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
kesehatan (Kemenkes RI, 2013).
merupakan
salah
melakukan
pengadaan
dibawah
Unit
satu
RS
pelayanan
yang
Hal ini juga akan berpengaruh pada
JKN
efisiensi dari segi biaya, karena dalam e-
Pengadaan
catalog harga yang tertera adalah yang
obat
Layanan
kebutuhan
dengan menggunakan sistem e-catalog
paling
dan prosedur e-purchasing.
perusahaan/pabrik
penyedia
telah
ditunjuk
langsung
oleh
dibuktikan
dengan
Hal ini
telah
adanya
username dan password RS untuk bisa log-in
ke
murah
disebabkan
secara
pemerintah (Ningsih, 2015).
dalam sistem e-catalog.
Selama ini dalam penggunaan e-
Username dan password
memiliki
catalog,
hubungan
efisiensi
berjalan dengan lancar terkecuali ada
kemudahan
obat JKN tertentu yang tercantum dalam
mengakses internet dimana masing-
Formularium Nasional namun tidak
masing pengguna dapat dengan mudah
terdapat dalam daftar e-catalog. Bila hal
dan cepat dalam mengakses sehingga
ini terjadi maka dari pihak RS akan
dapat menyusun
rencana pengadaan
mengambil tindakan pelelangan sesuai
obat dengan mengacu pada informasi
Perpres no. 4 tahun 2015 tentang
dalam elektronik katalog (e-catalog).
pengadaan barang jasa pemerintah. Hal
dengan
pengadaan
tingkat
karena
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan RI pengadaan dilaksanakan
pemerintah
berdasarkan
dapat
dikatakan
ini juga didukung oleh Permekes no. 28
no. 167 tahun 2014,
obat
semuanya
tahun 2014
harus
yang menyatakan bahwa
jika ada jenis obat yang tersedia dalam
prinsip
Fornas dan harganya
tidak terdapat
penyelenggaraan pemerintah yang baik
dalam e-catalog, maka pengadaannya
dan bersih, prinsip keadilan, transparasi,
dapat
professional, dan akuntabel sehingga
pengadaan yang lain sesuai
ditetapkan elektronik katalog (e-catalog)
perundang-undangan yang berlaku.
obat yang berisi daftar harga, spesifikasi
menggunakan
mekanisme dengan
b. E-purchasing
dan penyedia obat (Kemenkes RI,
Berdasaran
hasil
wawancara
2014). Sehubungan dengan itu maka
mendalam , RSUP. Prof. Dr. R. D.
pengadaan
Kandou dalam pengadaan obat-obat
obat
di
Rumah
sakit 107
JKN sudah menggunakan
tata cara
pembelian e-purchasing.
obat
yang
tidak
sesuai
dengan
Pelaksanaan
pemesanan diakibatkan karena faktor
menjadi
external yaitu principle yang mengalami
menarik dan berbeda dengan pengadaan
kekosongan stok atau kekosongan bahan
lainnya karena harga obat telah tercover
baku dalam proses produksi sehingga
sepenuhnya dalam e-catalog. Prosedur
diperlukan hubungan komersial dengan
e-purchasing dilakukan melalui sistem
pemasok agar piha pengadaan Rumah
katalog elektronik yang membutuhkan
sakit dapat mengetahui waktu saat
waktu singkat dalam pelaksanaannya
pabrik melakukan proses pembuatan.
pengadaan
e-purchasing
bila didukung dengan sarana prasarana
Selain itu dalam hal sumber daya
yang memadai. RSUP. Prof. Dr. R. D.
manusia, selama ini bagian ULP masih
Kandou dalam menggunakan tata cara
bekerja dengan sistem rangkap bahkan
pembelian e-purchasing, bila ditinjau
seluruh staff yang tergabung dalam ULP
dari segi sarana dan prasarana untuk
tidak
perangkat keras sudah cukup baik dalam
belakang pendidikan farmasis. Sehingga
menunjang prosedur e-purchasing.
penting
ada
yang
untuk
mempunyai
dilakukan
latar
pelatihan
Hal ini sesuai dengan Permenkes
jangka pendek untuk dilatih dalam
Nomor 58 tahun 2014, dimana sistem
penggunaan sistem yang tersedia dalam
komputerisasi
mendukung
dan
jaringan
harus
peran
kinerja
mereka
diadakan dan difungsikan secara optimal
(Anonim, 2012). Begitupun perlu untuk
untuk pengelolaan
dilakukan
sediaan farmasi.
rekruitmen
sumber
daya
Tapi ada beberapa kendala teknis yang
manusia terutama yang berkompeten
terjadi diluar dugaan yaitu masalah
dibidang farmasi, agar sesuai dengan
jaringan yang tidak dapat diprediksi.
Permenkes Nomor 58 tahun 2014
Dimana
kali
tentang standar pelayanan kefarmasian
dipengaruhi oleh cuaca dan faktor letak
di RS, bahwa untuk menghasilkan mutu
geografis Rumah sakit sekalipun Rumah
pelayanan yang baik dan aman, maka
sakit
dalam
jaringan
sudah
Adapun
ini
sering
menggunakan
kendala-kendala
Wi-fi. setelah
penentuan
kebutuhan
tenaga
harus mempetimbangkan kompetensi
dilakukan pengadaan, obat yang tiba di
yang
disesuaikan
RS sering kali tidak dalam jumlah yang
pelayanan, tugas, fungsi, wewenang dan
sesuai dengan yang diadakan lewat e-
tanggung jawabnya.
purchasing. Sesuai penelitian yang lalu Ningsih,
KESIMPULAN
dkk (2015) jumlah kedatangan pesanan 108
dengan
jenis
a. Berdasarkan hasil nalisis mekanisme
meleset hingga bisa mencapai 1 bulan
perencanaan obat bagi peserta JKN
bahkan lebih.
di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
5. Anggaran yang tersedia
Manado ditinjau dari :
Untuk anggaran RSUP. Prof. Dr. R. D.
1. Sisa persediaan
Kandou menggunakan dana APBD dan
IFRS RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
dana BLU.
menyusun
perencanaan
dengan
memperhitungkan sisa persediaan yang
b. Dari hasil analisis sistem pengadaan
ada. Hal ini didukung dengan hasil
obat untuk peserta JKN di RSUP.
observasi
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
adanya
kartu
stock
dan
laporan stock baik dari depo-depo
ditinjau dari :
farmasi maupun gudang farmasi.
1. E-catalog
2. Data Pemakaian Periode Lalu Perencanaan
obat
disusun
Prof. Dr. R. D. Kandou telah
berdasarkan data pemakaian periode lalu
melakukan pengadaan obat JKN
dengan menggunakan metode konsumsi
sesuai harga obat yang tercantum
serta
dalam e-catalog.
metode
JKN
Unit Layanan Pengadaan RSUP.
epidemiologi
dan
ditambahkan buffer stock sebanyak 10%.
2. E-purchasing
Tapi belum bisa dikatakan
Pengadaan obat JKN di RSUP. Prof.
lengkap karena belum menggunakan
Dr. R. D. Kandou
analisis ABC.
mekanisme
3. Penetapan Prioritas
didukung sarana dan
Untuk penetapan prioritas, IFRS RSUP.
yang cukup memadai namun masih
Prof. Dr. R. D. Kandou menganggap
ada kekurangan dalam hal Sumber
semua obat sama. Dan juga tidak
Daya Manusia.
menggunakan dalam
analisis
penentuan
prioritas
prioritas
e-purchasing
yang
prasarana
perhitungan seperti
SARAN
analisis VEN yang dapat membantu menetukan
menggunakan
1. Manajemen RSUP. Prof. Dr. R. D.
serta tetap
Kandou Manado :
menjaga ketersediaan obat.
a. Membuat SOP yang baru sesuai
4. Waktu tunggu pemesanan
dengan standarisasi Kefarmasian di
Waktu tunggu pemesanan biasanya 2
Rumah Sakit menurut Permenkes
minggu, tapi ada faktor-faktor external
No. 58 tahun 2014.
yang menyebabkan waktu tunggu ini
b. Harus lebih ditingkatkan koordinasi yang baik antara user dalam hal ini 109
Anonimous. 2014b. Peraturan Menteri
dokter dan instalasi farmasi Rumah Sakit
Kesehatan Nomor 58. Tentang
c. Membuat
rencana
rekruitmaen
Standar
penambahan tenaga farmasis bagi
Di Rumah Sakit, Jakarta. Anonimous. 2014c . Peraturan Menteri
Unit Layanan Pengadaan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Pelayanan Kefarmasian
atau
Kesehatan R Nomor 63. Tentang
mengikutsertakan SDM yang ada
Pengadaan
Obat
dalam
Katalog
Elktronik,
pelatihan
untuk
meningkatkan kinerja.
Berdasarkan (E-
Catalogue),Jakarta
2. Bagi Institusi Pendidikan
Anonimous. 2012. Peraturan Presiden
Perlu dilakukan penelitian lebih
Nomor 70. Tentang Pengadaan
lanjut terhadap kegiatan pengelolaan
Barang atau Jasa Pemerintah,
obat JKN meliputi penerimaan,
Jakarta.
penyimpanan, pemusnahan,
pendistribusian,
Anonimous. 2011. Undang-undang No.
pengendalian, dan
24. Tentang Badan Penyelenggara
administrasi.
Jaminan Sosial, Jakarta. Anonimous. 2009. Undang-undang No. 44. Tentang Rumah Sakit, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA a
Anonimous. 2016 . Peraturan Presiden Nomor
19.
Tentang
Febriawati , H. 2013. Manajemen
Jaminan
Logistik farmasi Rumah Sakit.
Kesehatan, Jakarta
Gosyen Publishing. Yogyakarta.
Anonimous. 2016b . Keputusan Menteri
Herlambang.
2016.
Kesehatan, Nomor
Pelayanan
HK.02.02/MENKES/137/2016.
Sakit.
Tentang Formularium Nasional,
Yogyakarta.
Jakarta
Manajemen
Kesehatan Gosyen
Rumah
Publishing.
Mellen., Pudjirahardjo. 2013. Faktor
Anonimous,
2015.
Profil
Penyebab Akibat Stockout dan
RSUP.Prof.Dr.R.D.
Kandou.
Stagnant Obat Di Unit Logistik
Manado
RSU
Anonimous . 2014a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Haji
Administrasi
Republik
Indonesia
Indonesia,
28.Tentang
Pedoman
Surabaya.
Pelaksanaan
Program
Surabaya.Jurnal
Jaminan
Kesehatan Vol
I,
Nomor
1.
Mongi. J.2015. Implementasi Pelayanan
Kesehatan Nasional. Jakarta.
kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Angkatan Darat 110
Robert Wolter Monginsidi, Jikmu,
Airlangga. No 1, Surabaya, Jawa
Manado
Timur
Ningsih, Fudholi, dan Sumarni. 2015. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan Farmasi,
Magister
Farmasi.
Manajemen
Fakultas
Farmasi,
Universitas Gajah Mada. E-ISSN= 2443-2946. No. 4. Yogyakarta Oscar, L. dan M. Jauhar. 2016. DasarDasar
Manajemen
Farmasi.
Prestasi Pustaka . Jakarta. Pujawati.
2015.
Analisis
System
Pengadaan Obat Dengan Metode Indeks Kritis Studi Kasus Pengadaan Obat Jaminan Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit Panti Rapih Jogyakarta). Tesis
Magister
Universitas
Manajemen,
Sanata
Dharma
Yogyakarta. Quick, J.D. 2012. Managing Drug Supply:
The
Procurement, Use
Selection,
Distribution,
and
nd
ed).
Pharmaceutical
(3
Management Sciences for health USA: Kumarian Press. Waluyo. 2015. Analisis Factor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Obat Publik Di Instalasi Farmasi Kabupaten (Studi Di Papua Wilayah Selatan). Jurnal
Ilmu
Kefarmasian
Indonesia, Program studi Magister Ilmu Farmasi, Minat Kebijakan Dan Fakultas
Manajemen Farmasi,
Farmasi, Universitaas 111