ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REDUNDANT LINK PADA CORE LAYER MENGGUNAKAN VIRTUAL ROUTER REDUNDANTCY PROTOCOL (VRRP) DAN LOAD BALANCING Welly Satria Turji Mardianto Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Alasan utama untuk membuat jaringan redundant adalah untuk mengantisipasi gangguan dalam kasus kegagalan perangkat pada jaringan, jadi kehandalan dari jaringan akan tetap terjaga. Adapun hasil pengukuran parameter delay QoS Load Balancing lebih unggul yaitu 19.1 ms lebih baik dibanding delay pada metodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP) yaitusebesar 24 ms. Pada parameter packet loss, metode Load Balancing lebih unggul karena memiliki nilai persentase yang lebih baik yaitu 0.1 % sedangkan metodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP) memiliki persentase packet loss sebesar 0.74 %. Pada parameter pengujian Throughput menunjukkan dimana nilai bandwidth murni (aktual) pada metode Load Balancing lebih unggul dibanding dibanding metodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP) dimana penggunaan throughput metode Load Balancing sebesar 365 kbps sedangkan throughputmetodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP) sebesar 259.4 kbps. Pada parameter jitter, Metode Load Balancing memiliki nilai jitter yang lebih baik yaitu 97.78 ms , sedangkan metode VRRP memiliki nilai jitter sebesar100.32 ms.
Keyword:redundant, delay, packet loss, throughput, jitter, Load Balancing, Virtual Router Redundancy Protocol
PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan bagian penting dari sistem komunikasi dalam setiap aspek dalam hidup kita.Tanpa adanya jaringan kita tidak bisa berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya.Banyak organisasi dan perusahaan yang membutuhkan layanan jaringan untuk keperluan organisasi dan keperluan bisnis mereka.Ketersedian jaringan sangat penting untuk kita saat ini. Oleh karena itu layanan jaringan harus tersedia 24 jam sehari untuk melayani mereka yang membutuhkan jaringan demi kepentingan bisnis dan organisasinya. Oleh karena itu untuk kegagalan didalam sebuah jaringan harus sekecil mungkin untuk dihindari. Kegagalan pada jaringan terdiri dari kegagalan link (link failure) dan kegagalan perangkat (devices failure). Kabel menghubungkan antar komputer dengan komputer atau komputer dengan perangkat jaringan seperti LAN card, switch atau router terputus itu merupakan kegagalan link. Kegagalan perangkat berarti bahwa perangkat keras jaringan sedang bermasalah atau down bisa berupa kerusakan pada router, switch maupun server. Kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik data tertentu pada berbagai jenis platform teknologi disebut Quality of Services (QoS). Beberapa parameter yang mempengaruhi QoS antara laindelay, packet loss dan jitter.Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas layanan jaringan maka harus sesuai dengan parameter QoS. Dan untuk mempertahankan tingkat kualitas layanan jaringan yang dibutuhkan dan meminimalisir kegagalan dalam sebuah perangkat jaringan maka perlu ada beberapa perangkat jaringan yang
1
dapat mengambil alih dari perangkat utama yang mengalami kegagalan atau yang lebih dikenal dengan namaredundant. Untuk menyediakan layanan redundant jika router utama gagal, maka konektivitas akan diambil alih fungsinya oleh router backup. Alasan utama untuk membuat jaringan redundant adalah untuk mengantisipasi gangguan dalam kasus kegagalan perangkat pada jaringan, jadi kehandalan dari jaringan akan tetap terjaga. Untuk mengatasi permasalahan tersebut salah solusi menerapkan sistem Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP)dan Load Balancing pada jaringan berbasis Mikrotik Router OS.Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP) dan Load Balancing merupakan layanan redundant jika router utama gagal, maka konektivitas akan diambil alih fungsinya oleh router backup. Berdasarkan latarbelakang di atas, penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul ”AnalisisPerbandingan Kinerja Redundant Link pada Core Layer menggunakan Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP)dan Load Balancing ”.
TINJAUAN PUSTAKA Jaringan Komputer Menurut Andi (2010:2) , Dengan semakin berkembangnya kebutuhan pengolahan data dan informasi didalam sebuah perusahaan dibutuhkan beberapa komputer yang digunakan oleh banyak orang yang bekerja dalam sebuah tim. Jenis-jenis Jaringan Menurut Andi (2010:53) berdasarkan jangkauan area atau lokasi, dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: 1. Lokal Area Network (LAN) merupakan jaringan yang menghubungkan sejumlah komputer yang ada dalam suatu lokasi dengan area yang terbatas seperti ruang atau gedung. LAN dapat menggunakan media komunikasi seperti kabel dan wireless. 2. Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan antara LAN satu dengan LAN lain yang dipisahkan oleh lokasi yang cukup jauh. Contoh penggunaan WAN adalah hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang yang ada di daerah-daerah. 3. Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan yang lebih besar dari jaringan LAN tetapi lebih kecil dari jaringan WAN. Jaringan MAN dan jaringan WAN sama-sama menghubungkan beberapa LAN yang membedakan hanya lingkup areanya yang berbeda. Mikrotik Router Menurut Herlambang (2008:20) Mikrotik adalah sistem operasi independen berbasiskan Linux khusus untuk komputer yang difungsikan sebagai Router, Mikrotikdidesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Teknik Pengumpulan Data Menurut Hidayat (2011:73).Dalam menggunakan beberapa carayaitu:
2
melakukan
pengumpulan
data,penulis
a. Data primer Yaitu data yang dikumpulkan secara langsung dari objek yang diteliti. Adapun cara yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah dengan melakukanObservasi (pengamatan). Pada metode ini penulis mengamati secara langsung permasalahan serta melakukan penelitian mandiri guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan. b. Data skunder Yaitu suatu data yang diperoleh melalui daftar pustaka, buku dan literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang sedang penulis buat dan diambil dalam bentuk yang sudah jadi atau publikasi serta data yang penulis dapatkan dari pengetahuan teoritis dan melalui materi perkuliahan. Metode Perancangan Sistem MenurutKock (2007:45), Metode Action Research merupakan penelitian tindakan. Pendekatan inidilakukan sendiri oleh peneliti yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien. Pengertian Analisis Menurut Nazir (2005:358), Analisis adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi, serta menyingkatkan data sehingga mudah dibaca. Jadi kesimpulan Analisis sistem adalah merupakan salah satu rangkaian dalam kegiatan penelitian. Tools Iperf Menurut Russel (2012:1),Iperfmerupakan alat test jaringan yang dapat menghasilkan UDP dan TCP data stream dan mengukur throughput dari sebuah jaringan. Iperf merupakan software modern untuk mengukur kinerja jaringan yang ditulis dalam bahasa C++. Redundant Link (Link Failure) Menurut Towidjojo (2013:52), Redundant Link berfungsi untuk menghindari terjadinya kegagalan. Redundant Link merupakan salah satu standar dalam membangun jaringan dengan adanya Redundant Link, anda masih mempunyai kesempatan beristirahat, makan pagi dengan tenang walaupun ada bagian-bagian tertentu dari jaringan yang gagal bekerja. Semua itu karena anda sudah mempersiapkan cadangan (redundant). Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP) Menurut Chandra (2013:1), Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP) adalah protokol yang secara dinamis menunjuk satu atau lebih virtual router untuk menjadi gateway router di dalam LAN, yang memungkinkan beberapa router di multiaccess link untuk menggunakan virtual ip address yang sama. Penelitian Terdahulu
3
Menurut Eko Sumarno dan Hanugrah Proo Hasmoro (2013), Implementasi Metode Load Balancing dengan Dua JalurDengan metode ini maka masalah yang selama ini terjadi yakni koneksi yang lambat ketika banyak user yang terkoneksi akan bisa teratasi, karena dengan metode ini koneksi internet terasa lebih cepat karena konsep load balancing adalah membagi rata beban koneksi ke beberapa jalur.Kelebihan metode load balancing jika salah satu server mengalami masalah, maka koneksi internet akan tetap berjalan. Quality Of Service ( QoS ) Menurut Yevgeni (1999), Performansi mengacu ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desain 1. Desain Topologi Jaringan VRRP
Gambar 1. Topologi Jaringan Metode VRRP 2. Desain Topologi Jaringan Load Balancing
Gambar 2. Topologi Jaringan Metode Load Balancing
4
Implementasi VRRP ( Router1) 1. Dalam melakukananalisis perbandingan Quality of Service (QoS) antara metodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP) dengan Metode Load Balancing Berbasis Mikrotik RouterOS, peneliti menggunakan sistem operasi Mikrotik Router Versi 18 . Pada implementasi pertama penulis melakukan implementasi Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP) dengan 2 buah router dan 2 buah Internet Service Provider.Berikut Langkah-langkah implementasi Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP)Berbasis Mikrotik RouterOS. Setelah sistem Operasi mikrotik diinstall pada harddisk . Selanjutnya konfigurasi ip address pada masing-masing interface seperti pada Gambar 3. dan 4. dibawah ini:
Gambar 3.Konfigurasi ip addressInterface Ether1
Gambar 4.Konfigurasi ip addressInterface Ether2 2. Setelah selesai konfigurasi ip address pada masing-masing interface , akan ditampilkan seluruh hasil konfigurasi dengan cara mengetik ip address print . Kemudian dilakukan konfigurasi ip address gateway beserta ip address DNS Server yaitu ip address modem seperti pada Gambar 5. dan 6:
Gambar 5.Konfigurasi ip addressGateway
5
Gambar 6.Konfigurasi ip addressDNS Server 3. Kemudian setting NAT ( Network Address Translation ) agar semua client bisa mengakses internet dengan melewati interface ether1 seperti pada Gambar 7.
Gambar 7.Konfigurasi NAT 4. Pada Gambar 8.dan9.merupakan konfigurasi interface Virtual Router Redundancy Protocol (VRR) sebagai master router pada interface ether2 dan konfigurasi ip address pada interface VRRP sebagai ip address virtual gateway .
Gambar 8.Konfigurasi Interface
VRRP
Gambar 9.Konfigurasi ip addressInterface VRRP Hasil konfigurasiip address pada masing-masing interface dan interface Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP) dapat diamati dengan menggunakan perintah interface printpada Gambar 10, 11.dan12:
6
Gambar 10.Hasil Konfigurasi Interface VRRP
Gambar 11.TampilanInterface Router1
Gambar 12.Hasil konfigurasi ip addresspada setiap interface Pada Gambar 13.merupakan hasil ping test koneksi internet dengan menggunakan situs www.detik.com pada pengujian Router 1
Gambar 13.Hasil ping test koneksi internet
3. Implementasi Load Balancing (LB)
7
Pada tahapan implementasi kedua penulis melakukan implementasi Load Balancing.Berikut Langkah-langkah implementasi Load Balancing berbasis Mikrotik RouterOS. Langkah pertama melakukan konfigurasi ip address masing-masing interface ether1, ether2 dan ether3 , kemudian setelah selesai konfigurasi ip address pada masing-masing interface, menampilkan seluruh hasil konfigurasi dengan cara mengetik ip address print seperti pada Gambar 25.
Gambar 14.Hasil konfigurasi ip route (gateway)
Gambar 15. Hasil koneksi internet Metode Load Balancing Pembahasan 1. Tahap Pengukuran QoS Pada tahapan ini penulis akan melakukan proses pengukuran. Adapun tool yang digunakan pada penelitian ini untuk pengukuran QoS menggunakan Axence Nettools, untuk hasil data Throughput,Delay/Latency dan Packet Loss Analisa hasil Metode Load Balancing 1.Pengukuran Delay dan Packet Loss Hasil pengukuran Metode Load Balancing berbasis Mikrotik RouterOSpada Tabel 1.dan Tabel 2.dengan pengukuran delay dan packet loss sebanyak 10x melalui monitoring situswww.palcomtech.comdiperoleh nilai rata-rata delay 19.1 mssedangkanrata-rata persentase packet loss sebesar 0.1 % sehingga dapat disimpulkan nilai parameter delay masuk dalam Kategori Sangat Bagussedangkan Packet Loss masuk dalam Kategori Sangat Bagus versi Tiphon. Faktor penyebab packet Loss dapat terjadi karena collision atau tabrakan/tumbukan antara data pada jaringan. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kelebihan beban dalam jaringan yang cukup lama, buffer akan penuhhal inilah yang bisa menyebabkan packet Loss. Tabel 1. Hasil pengukuran DelayLoad Balancing
8
Pengujian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ܲܽܿ݇݁= ݏݏ݈ ݐ
Min (ms) 18 17 18 18 17 18 17 18 17 18 Rata-rata
Max (ms) 22 37 21 25 26 27 42 22 37 26
Rata-rata Delay (ms) 19 19 19 19 19 19 19 19 20 19 19.1
(ܲܽ݇݁ ݉݅ݎ݅݇݅݀ ܽݐܽ݀ ݐ− ܲܽ݇݁)ܽ݉݅ݎ݁ݐ݅݀ ܽݐܽ݀ ݐ ݔ100% ܲܽ݇݁݉݅ݎ݅݇݅݀ ݃݊ܽݕ ܽݐܽ݀ ݐ
Tabel 2. Hasil pengukuran Packet Loss Load Balancing Paket Paket Packet Pengujian Dikirim Diterima Loss (%) 201 201 0 1 172 172 0 2 186 185 0.54 3 165 165 0 4 613 613 0 5 278 278 0 6 287 287 0 7 203 203 0 8 153 153 0 9 212 211 0.47 10 Rata-rata 0.1
2.Pengukuran Throughput Load Balancing Dari hasil perhitungan throughput melalui monitoring situswww.palcomtech.comdiperoleh hasil pengukuran nilai Throughputpada Metode Load Balancingberbasis Mikrotik RouterOSdengan nilai rata-rata (average) sebesar 365 kbit/sec, sedangkan nilai throughput rata-rata minimum sebesar 107.8 kbps dan rata-rata maximum sebesar 391.6 kbps dengan jumlah paket yang dikirim (sent) bervariasi. Tabel 3. Hasil Pengukuran ThroughputLoad Balancing Min Max Rata-rata Pengujian (kbps) (kbps) (kbps) 71 393 363 1 146 393 368 2 82 391 359 3
9
129 107 103 123 147 81 89 Rata-rata 3.PengukuranJitter Load Balancing
389 390 391 392 391 391 395
4 5 6 7 8 9 10
365 366 364 368 367 366 364 365
Berdasarkan nilai peakjittersesuai dengan tabel versi TIPHON sebagai standarisasi untuk nilai jiiter, Maka untuk kategori degradasi sangat bagus jika 0 ms, bagus jika 0 ms s.d 75 ms, sedang 76 ms s.d 125 ms dan jelek jika 125 ms s.d 225 ms. Hasil pengukuran nilai peakjittermelalui monitoring situswww.palcomtech.comdiperoleh hasil pengukuran nilai jitterpada metodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP)dengan nilai rata-rata jitter 97.78 ms, sehingga dalam kategori versi Tiphon termasuk dalam kategori sedang ( 76 s/d 125 ms), semakin kecil nilai jitter maka QoS yang dihasil semakin bagus , semakin besar nilainya maka semakin jelek QoS jaringan komputer tersebut.
= ݎ݁ݐݐ݅ܬ
݆݊ܽ݅ݑ݃݊݁ ݑݐ݇ܽݓ ݈ܽݐݐ ܽ݉݅ݎ݁ݐ݅݀ ݃݊ܽݕ ݐ݁݇ܽ
Tabel 4. Hasilpengukuran Jitter Load Balancing Pengujian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Pengujian (s) 210 180 200 180 300 270 300 210 150 210 Rata-rata
Paket Diterima
Jitter (ms)
201 172 185 165 613 278 287 203 153 211
104.47 104.65 108.10 109.09 48.93 97.12 104.52 103.44 98.03 99.52 97.78
Analisa hasil QoS VRRP 1.Pengukuran Delay dan Packet Loss Berdasarkan hasil pengukuran nilai delaypadametodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP)dengan pengukuran delay dan packet loss sebanyak 10x melalui monitoring situswww.palcomtech.compada Tabel 5. diperoleh nilai rata-rata delay 24
10
mssedangkanrata-rata persentase packet loss sebesar 0.74 % sehingga dapat disimpulkan nilai parameter delay masuk dalam kategori sangat bagus sedangkan Packet Loss masuk dalam kategori bagus versi Tiphon. Faktor penyebab packet Loss dapat terjadi karena collision atau tabrakan/tumbukan antara data pada jaringan. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti atau kelebihan beban dalam jaringan LAN yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima, hal inilah yang bisa menyebabkan packet Loss. Tabel 5. Hasil pengukuran Delay Metode VRRP Min Max Rata-rata Pengujian (ms) (ms) Delay (ms) 18 117 25 1 18 179 24 2 18 144 24 3 18 194 30 4 18 142 23 5 18 105 22 6 18 133 23 7 18 136 22 8 19 122 25 9 18 115 22 10 Rata-rata 24
ܲܽܿ݇݁= ݏݏ݈ ݐ
(ܲܽ݇݁ ݉݅ݎ݅݇݅݀ ܽݐܽ݀ ݐ− ܲܽ݇݁)ܽ݉݅ݎ݁ݐ݅݀ ܽݐܽ݀ ݐ ݔ100% ܲܽ݇݁݉݅ݎ݅݇݅݀ ݃݊ܽݕ ܽݐܽ݀ ݐ
Tabel 6. Hasil pengukuran Packet Loss VRRP Paket Paket Packet Pengujian Dikirim Diterima Loss (%) 204 203 0.49 1 425 423 0.47 2 199 197 1.01 3 274 264 3.65 4 279 277 0.72 5 343 341 0.58 6 134 134 0.00 7 222 221 0.45 8 131 131 0.00 9 300 300 0.00 10 Rata-rata 0.74 2.Pengukuran ThroughputMetode VRRP Dari hasil perhitungan throughput melalui monitoring situswww.palcomtech.comdiperoleh hasil pengukuran nilai Throughputpada metodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP) dengan nilai rata-rata (average)
11
sebesar 259.4 kbit/sec, nilai throughput rata-rata minimum sebesar 74.1 kbps dan ratarata maximum sebesar 322.1 kbps dengan jumlah paket yang dikirim (sent) bervariasi. Tabel 7.Hasil Pengukuran ThroughputMetodeVRRP Min Max Rata-rata Pengujian (kbps) (kbps) (kbps) 18 208 135 1 17 212 118 2 28 210 130 3 26 205 129 4 110 399 359 5 132 397 354 6 113 397 353 7 95 397 346 8 106 398 379 9 96 398 291 10 Rata-rata
259.4
3.Pengukuran Jitter Metode VRRP Berdasarkan nilai peakjittersesuai dengan tabel versi TIPHON sebagai standarisasi untuk nilai jiiter, Maka untuk kategori degradasi sangat bagus jika 0 ms, bagus jika 0 ms s.d 75 ms, sedang 76 ms s.d 125 ms dan jelek jika 125 ms s.d 225 ms. Hasil pengukuran nilai peakjittermelalui monitoring situswww.palcomtech.comdiperoleh hasil pengukuran nilai jitterpada metodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP) dengan nilai rata-rata jitter 100.32 ms, sehingga dalam kategori versi Tiphon termasuk dalam Kategori Sedang (75ms s.d 125 ms), semakin kecil nilai jitter maka QoS yang dihasil semakin bagus , semakin besar nilainya maka semakin jelek QoS jaringan komputer tersebut. Tabel 8. Hasilpengukuran Jitter Metode VRRP Pengujian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Pengujian (s) 210 300 210 300 300 300 135 240 135 300 Rata-rata
Paket Diterima 203 423 197 264 277 341 134 221 131 300
Jitter 103.44 70.92 106.59 113.63 108.30 87.97 100.74 108.59 103.05 100 100.32
2. Hasil Perbandingan QoS Load Balancing dan VRRP Tabel 9.Perbandingan QoS Load Balancing dan VRRP
12
No 1 2 3 4
Parameter Pengukuran Delay (ms) Packet Loss (%) Throughput (kbps) Jitter (ms)
Metode Load Balance VRRP 19.1 24 0.1 0.74 365 259.4 97.78 100.32
Grafik Perbandingan QoS LB dan VRRP 400 300 200 100 0
Load Balance VRRP Delay (ms)
Packet Loss (%)
Throughput (kbps)
Jitter (ms)
Gambar 16. Grafik perbandingan QOS LB dan VRRP PENUTUP Dari hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya parameter delay QoS Load Balancinglebih unggul yaitu 19.1 ms lebih baik dibanding delaypada metodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP) yaitusebesar 24 ms.Pada parameter packet loss,metode Load Balancinglebih unggul karena memiliki nilai persentaseyang lebih baik yaitu 0.1 % sedangkan metodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP)memiliki persentase packet loss sebesar 0.74 %. Pada parameter pengujian Throughputmenunjukkan dimana nilai bandwidth murni (aktual) pada metode Load Balancing lebih unggul dibanding dibanding metodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP)dimana penggunaan throughputmetode Load Balancing sebesar 365 kbps sedangkan throughputmetodeVirtual Router Redundancy Protocol (VRRP)sebesar 259.4 kbps.Pada parameter jitter, Metode Load Balancing memiliki nilai jitter sedikit lebih baik yaitu 19.1 ms , sedangkan metode VRRP memiliki nilai jitter sebesar24 ms.
DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2010. Sistem Jaringan Komputer untuk Pemula. MADCOMS. Yogjakarta: Andi Offset Chandra, aditama. 2013. Membuat backup router di mikrotik menggunakan Virtual Router Redundancy Protocol (VRRP) Herlambang Linto, Catur Azis. 2008. Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan Mikrotik RouterOS. Yogyakarta: Andi Offset Hidayat, Aziz. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Medika Kock, Ned. 2007. Information systems Action Research An Applied View Of emerging Concepts and Methods. Texas A & M International University. USA
13
Nazir, 2005. Pengertian Analisis. Medan: Syailendra Cahaya Russel, 2012. Tools Iperf. Publish: Book on Demand Rajamohan, P. 2014. An Overview Of Virtual Router Redundancy Protocol Techniques and Implementation for Enterprise Networks. IJISET. Vol 1 Issue 9. ISSN: 2348-7968 Sumarno, Eko & Hasmoro, Hanugrah. 2013. Implementasi Metode Load Balancing dengan Dua Jalur. IJNS Vol 2 No 1 . ISSN : 2302-5700. KarangAnyar Towidjojo, Rendra. 2013. Mikrotik Kungfu Kitab 2. Jakarta: Jasakom Yevgeni, K. 1999.Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON); General aspects of Quality of Service (QoS) ETSI. DTR/TIPHON-05006 (cb0010cs.pdf)
14
15