BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari
hasil analisis penentuan kebijakan mata uang fungsional dan
pengukuran
kembali
Laporan
Keuangan
PT
SI
ke
dalam
mata
uang
fungsionalnya (Dollar Amerika Serikat) serta penghitungan Beban Pajak Penghasilan
yang
terutang,
maka
beberapa
kesimpulan
yang
dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut: 1,
Penentuan Kebijakan Mata Uang Fungsional Perusahaan Kebijakan mata uang fungsional PT SI ditentukan berdasarkan indikator-indikator yang disebutkan dalam PSAK No. 52. Dari hasil
analisis perbandingan
dan pertimbangan terhadap
indikator-indikator
penentu mata uang fungsional sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 52
yaitu arus kas, harga jual dan biaya maka mata uang fungsional PI SI untuk tahun yang dianalisis yaitu Tahun 2004 adalah Dollar Amerika
Serikat. Dengan mata uang fungsional perusahaan berupa Dollar Amerika Serikat maka sesuai dengan PSAK No. 52 tentang Mata Uang Pelaporan, perusahaan dapat menyelenggarakan pembukuannya dengan memakai mata uang Dollar Amerika Serikat. 2.
Pengukuran Kembali Laporan Keuangan Perusahaan ke dalam Mata Uang Fungsionalnya
Hasil pengukuran kembali laporan keuangan PT SI ke dalam mata uang Dollar Amerika Serikat menunjukkan hasil sebagai berikut:
60
61
a.
Pengukuran kembali neraca ke dalam mata uang Dollar Amerika Serikat mengambarkan angka-angka yang relatif lebih mendekati
daya beli sebenarnya sehingga tingkat komparabilitasnya juga lebih baik dari pada penyajian dalam mata uang Rupiah mengingat bahwa Dollar Amerika Serikat merupakan salah satu mata uang kuat dunia;
b.
Pengukuran kembali laba rugi dalam mata uang Dollar Amerika Serikat menghasilkan laba bersih yang lebih baik yang terlihat dengan masih diperolehnya laba bersih pada Tahun 2004 sebesar USD 1.196.537,97 sedangkan penyajian dalam Rupiah menghasilkan
rugi bersih Rp7.341.584.176,00. 3. Ketentuan Perpajakan Dan Penghitungan Beban Pajak Hasil analisis terhadap perlakuan Pajak Penghasilan atas kebijakan perusahaan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Rupiah maupun Dollar Amerika Serikat adalah sebagai berikut: a.
PT SI merupakan Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Satu, sehingga telah memenuhi kriteria sebagai salah satu Wajib Pajak yang
dapat menyelenggarakan pembukuan
dalam
bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat sebagaimana dimaksud
dalam
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor
533/KMK.04/2000; b.
Dalam penghitungan Pajak Penghasilan untuk pembukuan yang diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, perusahaan mengalami rugi bersih sebesar Rp7.341.584.176,00 yang sebagian besar akibat
62
rugi selisih nilai tukar yang berasal dari utang yang didominasi dalam mata uang Dollar Amerika Serikat kepada pemegang saham
sebesar Rpl5.944.331.605,-.
Atas
kerugian
yang dialami
oleh
perusahaan tersebut tidak terutang Pajak Penghasilan karena Pajak Penghasilan hanya dikenakan terhadap laba perusahaan;
c.
Dalam penghitungan Pajak Penghasilan untuk pembukuan yang diselenggarakan
dalam
mata
uang
Dollar
Amerika
perusahaan mengalami Laba bersih sebesar USD
Serikat,
1.196.537,97.
Selain itu, perusahaan juga mempunyai hak kompensasi kerugian fiskal
sebesar USD 455.600,67.
perusahaan tersebut
setelah
Atas Laba yang dialami oleh
dikurangi
dengan
hak
kompensasi
kerugian fiskal terutang Pajak Penghasilan sebesar USD 220,392.57; d.
Perbandingan Penghitungan Pajak Penghasilan antara pembukuan dalam
mata
memberikan
uang
Rupiah
gambaran
dengan
bahwa
Dollar
kebijakan
Amerika PT
SI
Serikat untuk
menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Rupiah akan sangat
menguntungkan apabila dilihat dari
sudut pandang pemenuhan
kewajiban perpajakannya, namun apabila dilihat kembali dari sudut
pandang kinerja keuangan perusahaan, maka pembukuan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat merupakan suatu kebijakan yang lebih cocok untuk diselenggarakan oleh PT SI.
63
B. Saran Dari
berbagai
kondisi
sebelumnya,
maka
penulis
sehubungan
dengan
dan
kesimpulan
mencoba
kebijakan
hasil
memberikan
perusahaan
pembahasan
saran
untuk
kepada
bab
PT
SI
menyelenggarakan
pembukuan dalam mata uang asing untuk tujuan perpajakan sebagai berikut: 1.
Menyangkut Kebijakan Mata Uang Fungsional dan Penyajian Laporan Keuangan
Sehubungan dengan mata uang fungsional perusahaan menurut analisis penulis adalah Dollar Amerika Serikat dan mengingat Dollar
Amerika Serikat memiliki nilai yang relatif lebih stabil dari pada Rupiah, maka sebaiknya perusahaan menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dalam situasi Rupiah yang melemah seperti sekarang ini.
Sehubungan dengan penyajian itu maka sebaiknya perusahaan mulai membuat pembukuan dalam Dollar Amerika Serikat sebagai mata uang dasar {base currency) sehingga tidak diperlukan lagi prosedur pengukuran kembali yang kadang-kadang kurang akurat. 2.
Berkaitan Dengan Kebijakan Perpajakan Oleh karena sampai saat ini PT SI belum memperoleh izin untuk
menyelenggarakan pembukuan untuk kepentingan perpajakan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat namun mata uang fungsionalnya adalah dalam mata uang Dollar Amerika Serikat, dan melihat juga aspek kerugian selisih kurs yang cukup besar yang disebabkan kondisi Rupiah yang
sedang melemah,
maka untuk tujuan
tax planning,
penulis
64
menyarankan
agar
untuk
sementara
waktu
perusahaan
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan dua mata uang
{dual currency), yaitu Rupiah (untuk kepentingan perpajakan) dan Dollar Amerika Serikat (untuk kepentingan komersial). Namun untuk tahun
buku
selanjutnya
apabila
terlihat
tanda-tanda
akan
terjadi
keuntungan selisih kurs yang cukup besar yang berasal dari utang piutang yang didominasi dalam Dollar Amerika Serikat, maka penulis
menyarankan agar perusahaan mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak u.p. Direktur Pajak Penghasilan untuk menyelenggarakan
pembukuan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat.