81
ANALISIS PERAN FORUM KESEHATAN DESA DALAM PELAKSANAAN DESA SIAGA AKTIF DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2014 MUHAMMAD SAHLI
Abstrak Pengembangan desa siaga sudah dimulai sejak tahun 2006, tetapi sampai tahun 2010 tercatat hanya 56,1% yang menjadi desa siaga. Perkembangan desa siaga aktif di Kabupaten Wonosobo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami fluktuasi. Fluktuasi ini disebabkan oleh peran FKD di Kabupaten Wonosobo belum optimal.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif di Kabupaten Wonosobo. Jenis penelitian adalah kualitatif. Informan utama 2 orang ketua FKD dan 2 orang kepala desa. Informan triangulasi sebanyak 7 orang yang terdiri dari 2 orang bidan desa, 2 orang ketua posyandu, 2 orang pemegang program promkes puskemas, 1 orang kasie pemberdayaan UKBM & pembiayaan kesehatan Dinas Kesehatan. Data dianalisis dengan analisis isi. Hasil penelitian menunjukan beberapa peran yang belum dilakukan oleh FKD dengan desa siaga pratama meliputi upaya penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan, penemuan masalah kesehatan di UKBM, penyiapan dana untuk upaya pencegahan dan penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan. Peran FKD pada strata pratama yang sudah dilakukan meliputi deteksi dini, melaporkan, koordinasi masalah kesehatan. Pada strata mandiri sudah melakukan semua peran FKD. Disarankan untuk melakukan koordinasi dengan pembina desa siaga aktif tingkat kecamatan untuk mengadakan rapat koordinasi minimal 3 bulan sekali dengan anggaran dari BOK. Selain itu juga mengadakan penyegaran materi desa siaga aktif kepada unsur FKD setiap tahun. . Kata kunci: Desa Siaga , Pelaksanaan, Forum Kesehatan Desa Kepustakaan: 25, 1995 - 2014
82
ABSTRACT Village allertness program development began in 2006,but until 2010 there were only 56.1% being village allertness program.The development of village allertness program in Wonosobo Regency in the last three years has fluctuated.These fluctuations are due to the role of Village Health Forum in Wonosobo regency is not maximized. The purpose of this study was to analyze the role of Village Health Forum in the implementation of village allertness program in Wonosobo Regency. Type of research is qualitative. Key informants consisted of two Village Health Forum chairman and two headmen. Informant triangulation seven people consisting of two midwives, two heads of Integrated Service Post, the two men that hold health promotion programs community health centers, one section head of self-sufficient empowerment Public Health Efforts and health financing Health Department. Data were analyzed using content analysis. The results showed some roles that have not beendoneby theVillage Health Forum with the first village allertness program include reduction of risk factors of health problems, health problems discoveries in Public Health Efforts community initiative, preparation of funding for prevention and control of risk factors of health problems. Role of Village Health Forum at the first strata that have been made include early detection reporting, coordination of health problems.In independent strata all roles Village Health Forum have already been done. Advised to coordinate with the village allertness program guidance for district level coordination meetings held at least once every three months with a budget of Health Operational Assistance. It also held are fresher materials to elements of the village allertness program to Health Forum village severy year. Keywords: Village Allertness Program, Implementation, Village Health Forum Literature: 25, 1995 - 2014
83
Pendahuluan
Pengembangan Desa Siaga telah dimulai sejak tahun 2006. Sampai dengan saat ini, tercatat sudah 42.295 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (56,1%) dari 75.410 Desa dan Kelurahan yang ada di Indonesia. Namun demikian, banyak di antaranya yang belum berhasil menciptakan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga Aktif. Padahal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu indikator dalam Standar Pelayanan Minimal.1 Peran FKD/FKK, yaitu: 1) deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan,2) melaporkan adanya masalah kesehatan, 3) upaya penanggulangan faktor resiko, 4) penyiapan dana untuk upaya pencegahan
dan
penanggulangan, 5) penemuan
masalah kesehatan di UKBM ( Posyandu, UKS, Poskestren, PKD dll), 6) koordinasi penanganan masalah kesehatan di desa.1, 2 Studi pendahuluan pada peran FKD/FKK yang dilakukan melalui wawancara pada tanggal 13 – 20 Maret 2014 di 10 (sepuluh) FKD/FKK di dapatkan; 7 Kepala Desa/Kelurahan tidak tahu program FKD, 6 FKD belum melakukan deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan . 5 FKD belum melaporkan adanya masalah kesehatan. 7 FKD belum melakukan upaya penanggulangan faktor resiko . 8 FKD belum melakukan penyiapan dana untuk upaya pencegahan dan penanggulangan. 8 FKD belum melakukan penemuan masalah kesehatan di UKBM serta 8 FKD belum melakukan koordinasi penanganan masalah kesehatan di desa. Dengan belum optimalnya peran FKD/FKK seperti digambarkan diatas dan melihat besarnya manfaat Desa/Kelurahan Siaga Aktif bagi masyarakat, khususnya bagi perkembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif dan pentingnya peran FKD/FKK dalam pelaksanaan Desa/Kelurahan Siaga Aktif akan sangat mempengaruhi kegiatan Desa/Kelurahan Siaga Aktif yang dilaksanakan setiap bulanya. Berdasarkan fenomena dan fakta-fakta tersebut diatas menjadi landasan peneliti dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang bagaimana peran FKD/FKK di Kabupaten Wonosobo tahun 2014.
84
Metode Penelitian Jenis
penelitian
yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui peran Forum Kesehatan Desa dalam Pelaksanaan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Wonosobo 2014. 4 Informan utama adalah 2 (dua) orang ketua FKD/FKK dan 2 (dua) orang Kepala Desa/Kelurahan. Informan triangulasi adalah 2 (dua) orang bidan desa, 2 (dua) ketua Posyandu, 2 (dua) orang pemegang program promkes puskesmas, yaitu Puskesmas Wonosobo I dan Kepala Puskesmas Kaliwiro serta Kasie Pengembangan UKBM & Pembiayaan Kesehatan. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer melalui wawancara mendalam dan data skunder melalui telaah dokumen. Setelah pengumpulan data selesai di laksanakan maka data diolah menggunakan analisis isi (content analysis), yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. 5 Hasil Observasi Komponen Desa Siaga Aktif Observasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui secara langsung pelaksanaan desa siaga aktif, data yang diperoleh dapat melengkapi dan mendukung hasil wawancara mendalam yang dilakukan pada informan utama dan informan triangulasi berkaitan dengan peran forum kesehatan desa dalam pelaksanaan desa siaga aktif.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 1: Hasil Observasi Komponen Desa Siaga Aktif Pratama Komponen Ada Tidak SK FKD V Struktur Organisasi V Uraian Tugas V Rencana Kegiatan V SMD V MMD V Rapat koordinasi 2 kali/tahun Pembiayaan Kesehatan V Surveilens V
Mandiri Ada Tidak V V V V V V 4 kali/tahun V V
85
10 11 Hasil
Gotong Royong PKD
V V
V V
observasi yang dilakukan pada 2 (dua) desa siaga aktif. Keduanya
memiliki SK FKD, struktur organisasi, dan uraian tugas. Rencana kegiatan, SMD, dan MMD tidak ada di desa siaga aktif dengan strata pratama, sedangkan pada strata mandiri ada uraian tugas, SMD dan MMD. Rapat koordinasi dilakukan setahun 2 (dua) pada strata pratama sedang pada strata mandiri rapat rutin setiap bulan. Pada desa siaga aktif dengan strata pratama pembiayaan kesehatan kurang koordinasi dengan bidan maupun kepala desa. Sedangkan pada desa siaga aktif dengan strata mandiri, pembiayaan kesehatan sudah terkoordinasi dengan kepala desa dan bidan. Keduanya mengadakan gotong royong dan memiliki PKD . SK FKD, Struktur organisasi dan Uraian tugas Kedua
desa siaga sudah memiliki SK FKD, struktur organisasi dan
uraian tugas. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 1. Kotak 1 “Cara menerbitkan, kumpulan dengan Masyarakat,tokoh agama, BPD, LPMD, kita bentuk forum kesehatan desa, sudah di SK kan”(UKD2) “Kita kan kerja sama dengan BPD. Kita kerja sama dengan perangkat untuk mengawasinya,,,”(UKD1)
Rencana kegiatan, SMD dan MMD Pada desa siaga aktif dengan strata pratama tidak memilki rencana kegiatan, SMD dan MMD. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 2. Kotak 2 “Belum jalan, belum pernah ada pertemuan, baru sekali thok pas sosialisasi tahun 2013 dari puskesmas. Desa diminta untuk SMD dan MMD. Dilatih dari puskesmas dengan cara role play. Sekarang nda jalan, seharusnya dioprak-oprak lagi biar jalan”(TBD1)
Pada desa siaga aktif dengan strata mandiri sudah memiliki rencana kegiatan, melaksanakan SMD dan MMD. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 3. Kotak 3 “Kalau rencana sudah, sampai masuk ke RPJMDes, untuk ambulance di masukan, supaya rujukan ibu melahirkan lebih cepat, realisasi ambulance tahun 2015,,,”(UKD2)
86
Rapat Koordinasi Rapat koordinasi sudah dilakukan dari strata pratama 3 (tiga) bulan sekali ditingkat kecamatan sedangkan strata mandiri melakukan rapat koordinasi tiap 3 (tiga ) bulan ditingkat desa. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 4. Kotak 4 “Ada pertemuan rutin 3 bulan sekali, kita manfaatkan untuk membahas di pertemuan itu sendiri, ada sharing”(UKD2) “Biasanya kita ada rapat koordinasi lintas sektoral 3 bulan sekali. Disitu siapa saja boleh melakukan usulan tidak harus desa siaga”(TP1)
Upaya Pembiayaan Upaya pembiayaan pada desa siaga dengan strata pratama sudah ada, namun tidak semua anggota FKD mengetahui bahwa dana itu termasuk kategori pembiayaan kesehatan. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 5. Kotak 5 “Saya kan memegang zakat mal kalo ada orang sakit yang kurang biaya saya bantu dari zakat mal”(UFKD1) “,,,belum ada, paling untuk PMT itu saja minim, dana sehat sekarang tidak ada”(TBD1) “dana sehat sekarang tidak ada”(TBD1)
Pada strata mandiri sudah ada pembiayaan kesehatan yang diambil dari iuran jimpitan sebesar Rp. 500/bulan digunakan untuk biaya pengobatan di PKD, jumlah kunjungan ke PKD tidak dibatasi, biaya ditanggung dari iuran jimpitan. Bila ada pembiayaan kesehatan diluar PKD, masyarakat mengadakan iuran yang sifatnya insidentil. Pernyataan tersebut daapat dilihat pada kotak 6. Kotak 6 “,,,bagi masyarakat yang tidak mampu kita sediakan dana sosial, dari masyarakat iuran RP.500,perbulan untuk pengobatan di PKD”(UKD2) “Iuran lain, selain yang Rp.500,- kalau ada kegiatan tidak terencana”(UKD2)
Bentuk pembiayaan kesehatan yang dapat dikembangkan dimasayarakat, yaitu a) tabulin, 2) arisan jamban, 3) dana psyandu untuk PMT, 4) jimpitan melalui RT/RW, dawis, PKK, 5) dana pengembangan lingkungan sebagai kompensasi industri/dunia usaha.2
87
Surveilens Surveilen pada kedua desa siaga aktif baik pratama maupun mandiri sudah dilakukan pada faktor lingkungan maupun perilaku. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 7. Kotak 7 “Yang jelas anjuran kepala desa untuk masalah kesehatan rumah sehat, jamban, selokan di setiap pertemuan untuk disosialisasikan suruh disalurkan satu titik untuk mencegah nyamuk”(UFKD2) “Sudah, seperti jentik nyamuk, yang melakukan anggota-anggota pamong bersama-sama. Kalau sampah juga sudah”(TKP1)
Gotong royong Gotong
royong sudah dilakukan oleh kedua desa siaga aktif dengan cara
kegiatan rabu bersih, jum’at bersih, donor darah. Pernyataan tersebut dapat lihat pada kotak 8. KOTAK 8 “,,,jum’at bersih, jimpitan beras, donor darah”(UFKD2) “kegiatan disini, tiap 3 bulan ada donor darah,,,”(UKD2) “Kalau ada jentiknya dikasih tau sama orangnya yang punya bak, suruh menguras”(TKP1)
Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) Kedua desa siaga aktif sudah ada tempat layanan kesehatan dasar berupa PKD. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 9. Kotak 9 “PKD dan perlengakapanya sudah ada,,,”(UKD1) “Sediakan lahan, kedepan ada kekurangan dapur, bila tahun 2015 aturan terwujud kita alokasi kan ke perluasan PKD”(UKD2)
Deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan Peran FKD dalam deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan, 2 (dua) informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah melaksanakan deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan dengan cara penyuluhan, kerja bhakti, pemeriksaan jentik nyamuk, pengelolaan sampah. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 14. Kotak 14 “,,,Kita kan juga ada jumat bersih, dari sini kita bisa mendeteksi”(UFKD2) “Sudah, seperti jentik nyamuk, yang melakukan anggota-anggota pamong bersama-sama. Kalau sampah juga sudah” (TKP1) “Mengenai balita gizi buruk dan DBD, yang lain tidak ada. Kalau ada kasus DBD kita ke desa untuk menyelidiki, lalu kita cari jentik diwilayah itu itu kalo ada laporan dari dinas”(TP1)
88
Melaporkan adanya masalah kesehatan Peran FKD dalam melaporkan adanya masalah kesehatan kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah melaporkan bila ada masalah kesehatan dengan cara melapor kebidan atau ke kepala desa secara lisan. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 15. Kotak 15 “Kalo tertulis belum, kalo lisan saya ke pak kepala desa, kalo kebidan canggung karena bidan desanya kurang feer” (UFKD1) “Kalo melaporkan sih iya kadang melaporkan contohnya penyakit cacar disekolahan”(TBD1) “Kader langsung ke saya atau ke puskesmas, PKD yang pertama bila saya tidak bisa saya rujuk ke Puskesmas”(TBD2)
Upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan Peran FKD dalam upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan, informan utama (ketua FKD dengan strata pratama)
belum melakukan upaya
penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan, namun yang melakukan langsung bidanya sendiri. Pernyataan bidan didukung oleh pernyataan ketua posyandu yang mengatakan kalau ada jentik pada bak mandi, dikasih tahu pada orangnya, suruh menguras. Pernyataan tersebut dapat dilihat dalam kotak 16. Kotak 16 “,,,kelingkungan belum”(UFKD1) “Langsung bidanya, yang ini turun ke desa”(TBD1)
Pada informan utama (ketua FKD dengan strata pratama) sudah melakukan upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan, yaitu dengan cara pembuangan air limbah dari rumah warga dibuat satu titik yang akan dibuang ke sungai. Pernyataan tersebut dapat dilihat dalam kotak 17. Kotak 17. “Saluran pembuangan limbah akan dibuat satu titik yang mengalir ke sungai supaya tidak menggenang di lingkungan”(UFKD2) “Iya, kalau penyakit apa, kita melakukan kebersihan”(TKP2)
89
Upaya penyiapan dana Peran
FKD
dalam
upaya
penyiapan
dana
untuk
pencegahan
dan
penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan, kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah melakukan upaya penyiapan dana untuk pencegahan dan penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan dengan cara mengambil dari zakat mal, alokasi ADD, iuran jimpitan Rp. 500,-, iuran swadaya yang sifatnya insidentil. Pernyataan tersebut bisa dilihat dalam kotak 18. Kotak 18. “Disini tidak ada dana khusus, kalau ada yang sakit tidak mampu kita bantu dengan dana dari zakat mall”(UFKD1) “Dari ADD karena terbatas akan bertahap”(UFKD2) “Biasanya mengadakan swadaya masyarakat, atau iuran lagi selain yang wajib Rp. 500,- perbulan. Rencana pembuatan bak sampah dari anggaran desa tahun depan”(TKP2)
Upaya menemukan masalah kesehatan di UKBM Peran FKD dalam upaya menemukan masalah kesehatan di UKBM, informan utama (ketua FKD dengan strata pratama) mengatakan belum melakukan upaya menemukan masalah kesehatan di UKBM, karena pemahaman yang belum ada tentang peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif, namun pernyataan informan utama (Ketua FKD dengan strata pratama) tidak didukung oleh informan triangulasi (ketua posyandu, bidan desa maupun pemegang program promkes) yang mengatakan sudah melakukan penemuan masalah kesehatan di UKBM dengan cara penimbangan dan pengukuran tinggi badan di posyandu. Pernyataan tersebut bisa dilihat dalam kotak 19. Kotak 19 “Belum kita lakukan”(UFKD1) “Kan ada penimbangan, ngukur tinggi badan. Kalo grafiknya nda naik kita catat”(TKP1) “Kader biasanya melakukan saat kegiatan posyandu”(TP1)
Pada informan utama (ketua FKD dengan strata mandiri) mengatakan sudah melakukan penemuan masalah kesehatan di UKBM dan didukung oleh pernyataan informan triangulasi ( ketua posyandu, bidan desa, pemegang program puskesmas), dengan cara melakukan posyandu. Pernyataan ini dapat dilihat pada kotak 20. Kotak 20 “Mengetahui di posyandu misal ada balita gizi buruk atau berat badan di bawah garis merah”(TKP2) “Saat ini masalah kesehatan, semua dukuh punya kader. Dari UKS bila ada masalah bisa ke PKD”(TBD2)
90
Koordinasi penanganan masalah kesehatan Peran FKD dalam koordinasi penanganan masalah kesehatan di desa, kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah melakukan koordinasi penanganan masalah kesehatan dengan bidan, kepala desa, maupun di tingkat kecamatan. Pernyataan ini dapat di lihat dikotak 21. Kotak 21 “Yaitu tadi dengan kepala desa, kalo dibale desa dengan perangkat”(UFKD1) “Ada pertemuan rutin 3 bulan sekali, kita manfaatkan untuk membahas di pertemuan itu sendiri, ada sharing”(UKD2)
Faktor yang Mempengaruhi Peran FKD Menurut informan utama (ketua FKD dengan strata pratama) mengatakan faktor yang mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif adalah sumber daya manusianya. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 22. Kotak 22 “Karena termasuk SDM, kalo diberi saran, kalo yang mampu dan pintar tidak perlu saran. Yang kurang mampu tidak mau di beri saran”(UFKD1)
Pada informan utama (ketua FKD) lainya mengatakan tidak ada faktor yang mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 28. Kotak 28 “Tidak ada”(UFKD2)
Manfaat kegiatan yang dilakukan Manfaat yang didapatkan anggota FKD dalam menjalankan peran dalam pelaksanaan desa siaga aktif, kedua informan utama (ketua FKD) mengatakan ada manfaatnya yaitu tahu lebih awal permasalahan kesehatan yang ada didesanya dan bisa belajar. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 23. Kotak 23 “Kita lebih dulu tahu masalah-masalah yang ada didesa”(UFKD1) “Yang jelas kita bisa belajar, tahu kondisi di desa”(UFKD2)
91
Adanya kesempatan Kesempatan menjadi anggota FKD kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan bahwa dalam pemilihan bukan karena mendaftar atau mengajukan diri tapi karena diajak ditunjuk oleh masyarakat. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 24. Kotak 24 “Saya diangkat karena pilihan, saya ditunjuk dengan tulisan, saya usul tetapi mereka meminta saya untuk menjadi ketua”(UFKD1) “Kalo dipertemuan saya sering brangkat, karena ketua lama mengundurkan diri, saya dipilih untuk jadi ketua FKD”(UFKD2)
Ketrampilan yang di miliki Ketrampilan yang dimiliki menurut informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) akan mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga. Ketrampilan yang perlu dimiliki bisa berupa pengetahuan tentang penyakit, dan cara penyuluhan, punya rasa kebersihan. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 25. Kotak 25 “,,,Kalo sering diundang kumpulan, ketrampilan bisa berupa penyuluhan,,,”(UFKD1) “Dibidang kesehatan harus punya seperti apa penyakit, , aktif dalam kegiatan, punya rasa kebersihan”(UFKD2)
Rasa memiliki Kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan ada rasa memiliki terhadap desa siaga aktif, yaitu ada rasa ingin mengembangkan, membesarkan karena itu berguna. Pernyataan tersebut dapat lihat padaa kotak 26. Kotak 26 “Bagus, ingin membesarkan, ingin mengembangkan contoh ingin membeli ambulance desa”(UFKD2)
Ketokohan dalam masyarakat Kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan faktor ketokohan anggota FKD mempengaruhi peran dalam pelaksanaan
92
desa siaga aktif. Seperti
bila berbicara akan didengar, dan bisa memotivasi.
Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 27. Kotak 27 “Jelas, ya misal kalau kalo orang yang ngomong bukan tokoh jelas tidak pengaruh, tapi kalo tokoh ya diperhatikan”(UFKD1) “Tokoh agama, pengaruhnya memotivasi, mendukung FKD dibidang sosial, diharapkan semua masyarakat memiliki”(UFKD2)
Pembahasan SK FKD, Struktur organisasi dan Uraian tugas Kedua desa siaga sudah memiliki SK FKD, struktur organisasi dan uraian tugas. Keberadaan forum ini dibuktikan dengan adanya surat keputusan (SK) kepala desa/lurah yang dilengkapi struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing anggota.2 Rencana kegiatan, SMD dan MMD Pada desa siaga aktif dengan strata pratama tidak memilki rencana kegiatan, SMD dan MMD. Pada desa siaga aktif dengan strata mandiri sudah memiliki rencana kegiatan, melaksanakan SMD dan MMD. SMD dilaksanakan dalam rangka identifikasi masalah kesehatan maupun potensi yang ada diwilayah desa tersebut. Hasil SMD meliputi masalah kesehatan, faktor resiko masalah kesehatan dan potensi yang ada di wilayahnya. SMD dilaksanakan minimal setahun sekali.2 MMD merupakan tindak lanjut kegiatan SMD yang dilaksanakan dengan tujuan menentukan prioritas masalah, pemecahan masalah dan kesepakatan tindak lanjut dengan memanfaatkan potensi yang ada. Hasil MMD dirumuskan dalam rencana kerja. MMD dilaksanakan minimal setahun sekali.2 Rapat Koordinasi Rapat koordinasi sudah dilakukan dari strata pratama 3 (tiga) bulan sekali ditingkat kecamatan sedangkan strata mandiri melakukan rapat koordinasi tiap 3
93
(tiga ) bulan ditingkat desa. Rapat pengurus FKD diperlukan dalam rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan. Rapat ini seharusnya dilakukan secara rutin terjadual. Namun juga bisa dilaksanakan apabila diperlukan misalnya pada saat ada masalah bencana atau kegawatan.2 Upaya Pembiayaan Upaya pembiayaan pada desa siaga dengan strata pratama sudah ada, namun tidak semua anggota FKD mengetahui bahwa dana itu termasuk kategori pembiayaan kesehatan. Pada strata mandiri sudah ada pembiayaan kesehatan yang diambil dari iuran jimpitan sebesar Rp. 500/bulan digunakan untuk biaya pengobatan di PKD, jumlah kunjungan ke PKD tidak dibatasi, biaya ditanggung dari iuran jimpitan. Bila ada pembiayaan kesehatan diluar PKD, masyarakat mengadakan iuran yang sifatnya insidentil. Pembiayaan kesehatan dalam desa siaga aktif selain dengan mengembangkan dana swadaya masyarakat juga diharapkan adanya dukungan pendanaan secara resmi atau tetap yang dianggarkan oleh pemerintah desa melalui ADD/APBDes atau anggaran desa yang ditentukan dalam musrenbagdes. Dukungan pendanaan melalui anggaran desa ini merupakan bentuk komitmen dari pemerintah desa terhadap pengembangan desa siaga aktif sehingga dana ini akan dijamin keberlanjutanya. 2 Bentuk pembiayaan kesehatan yang dapat dikembangkan dimasayarakat, yaitu a) tabulin, 2) arisan jamban, 3) dana psyandu untuk PMT, 4) jimpitan melalui RT/RW, dawis, PKK, 5) dana pengembangan lingkungan sebagai kompensasi industri/dunia usaha.2 Surveilens Surveilen pada kedua desa siaga aktif baik pratama maupun mandiri sudah dilakukan pada faktor lingkungan maupun perilaku. Tujuan pengamatan dan pemantauan oleh masyarakat agar tercipta sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya penyakit dan masalah kesehatan,
94
bencana, kegawatdaruratan kesehatan yang akan mengancam dan merugikan masyarakat sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan. 2 Gotong royong Gotong
royong sudah dilakukan oleh kedua desa siaga aktif dengan cara
kegiatan rabu bersih, jum’at bersih, donor darah. Bentuk kegiatan gotong royong masyarakat di desa siaga aktif antara lain, 1) jum’at bersih, PSN, gerakan 3M, 2) Ambulance desa, 3) donor darah, 4) pemanfaatan masyarakat pada sarana kesehatan yang ada.2 Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) Kedua desa siaga aktif sudah ada tempat layanan kesehatan dasar berupa PKD. PKD merupakan suatu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk dari, leh dan untuk masyarakat setempat atas dasar musyawarah desa yang didukung oleh tenaga profesional kesehatan untuk melakukan upaya kesehatan promotif, preventif, dan kuratif sesuai dengan kewenanganya dibawah pembinaan teknis puskesmas.2 Deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan Peran FKD dalam deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan, 2 (dua) informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah melaksanakan deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan dengan cara penyuluhan, kerja bhakti, pemeriksaan jentik nyamuk, pengelolaan sampah. Melaporkan adanya masalah kesehatan Peran FKD dalam melaporkan adanya masalah kesehatan kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah melaporkan bila ada masalah kesehatan dengan cara melapor kebidan atau ke kepala desa secara lisan. Upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan Peran FKD dalam upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan, informan utama (ketua FKD dengan strata pratama)
belum melakukan upaya
penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan, namun yang melakukan langsung
95
bidanya sendiri. Pernyataan bidan didukung oleh pernyataan ketua posyandu yang mengatakan kalau ada jentik pada bak mandi, dikasih tahu pada orangnya, suruh menguras. Pada informan utama (ketua FKD dengan strata pratama)
sudah
melakukan upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan, yaitu dengan cara pembuangan air limbah dari rumah warga dibuat satu titik yang akan dibuang ke sungai. Ketua FKD dengan strata pratama belum memahami peran apa yang seharusnya dilakukan sehingga apa yang dilakukan oleh kader (ketua posyandu) ketua FKD tidak mengetahui. FKD/FKK beranggotakan berbagai unsur dimasyarakat, meliputi: 1) kepala desa dan perangkatnya, 2) Badan Permusyawaratan Desa, 3) TP PKK, 4) lembaga sosial, 5) tokoh agama, tokoh masyarakat, kader, 6) perwakilan kelompok. 2 Upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan, dengan cara meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat sehingga masyarakat dapat berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan.6 Upaya penyiapan dana Peran
FKD
dalam
upaya
penyiapan
dana
untuk
pencegahan
dan
penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan, kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah melakukan upaya penyiapan dana untuk pencegahan dan penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan dengan cara mengambil dari zakat mal, alokasi ADD, iuran jimpitan Rp. 500,-, iuran swadaya yang sifatnya insidentil. Upaya menemukan masalah kesehatan di UKBM Peran FKD dalam upaya menemukan masalah kesehatan di UKBM, informan utama (ketua FKD dengan strata pratama) mengatakan belum melakukan upaya menemukan masalah kesehatan di UKBM, karena pemahaman yang belum ada tentang peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif, namun pernyataan informan utama (Ketua FKD dengan strata pratama) tidak didukung oleh informan triangulasi (ketua posyandu, bidan desa maupun pemegang program promkes) yang mengatakan
96
sudah melakukan penemuan masalah kesehatan di UKBM dengan cara penimbangan dan pengukuran tinggi badan di posyandu. Pada informan utama (ketua FKD dengan strata mandiri) mengatakan sudah melakukan penemuan masalah kesehatan di UKBM dan didukung oleh pernyataan informan triangulasi ( ketua posyandu, bidan desa, pemegang program puskesmas), dengan cara melakukan posyandu. Koordinasi penanganan masalah kesehatan Peran FKD dalam koordinasi penanganan masalah kesehatan di desa, kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah melakukan koordinasi penanganan masalah kesehatan dengan bidan, kepala desa, maupun di tingkat kecamatan. Faktor yang Mempengaruhi Peran FKD Menurut informan utama (ketua FKD dengan strata pratama) mengatakan faktor yang mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif adalah sumber daya manusianya. Pada informan utama (ketua FKD) lainya mengatakan tidak ada faktor yang mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif. Manfaat kegiatan yang dilakukan Manfaat yang didapatkan anggota FKD dalam menjalankan peran dalam pelaksanaan desa siaga aktif, kedua informan utama (ketua FKD) mengatakan ada manfaatnya yaitu tahu lebih awal permasalahan kesehatan yang ada didesanya dan bisa belajar. Jika kegiatan yang di lakukan memberi manfaat yang nyata bagi masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi besar. 7 Adanya kesempatan Kesempatan menjadi anggota FKD kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan bahwa dalam pemilihan bukan karena mendaftar atau mengajukan diri tapi karena diajak ditunjuk oleh masyarakat. Kesediaan juga berpengaruh oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperan
97
serta dan masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan datang.7 Ketrampilan yang di miliki Ketrampilan yang dimiliki menurut informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) akan mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga. Ketrampilan yang perlu dimiliki bisa berupa pengetahuan tentang penyakit, dan cara penyuluhan, punya rasa kebersihan. Contoh kegiatan pemberdayaan masyarakat diantaranya segala bentuk komunikasi, informasi dan edukasi. Jika kegiatakan yang dilakukan membutuhkan ketrampilan tertentu dan orang yang mempunyai ketrampilan sesuai dengan ketrampilan tersebut, maka orang tertarik untuk berperan serta.7 Rasa memiliki Kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan ada rasa memiliki terhadap desa siaga aktif, yaitu ada rasa ingin mengembangkan, membesarkan karena itu berguna. Rasa memiliki sesuatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikutsertakan, jika rasa memiliki ini bisa tumbuhkan dengan baik, maka peran serta akan dapat dilestarikan. 7 Ketokohan dalam masyarakat kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan faktor ketokohan anggota FKD mempengaruhi peran dalam pelaksanaan desa siaga aktif. Seperti bila berbicara akan didengar, dan bisa memotivasi. Jika dalam kegiatan yang di selenggarakan masyarakat melihat ada tokoh-tokoh masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta, maka mereka akan tertarik pula berperan serta.7 Simpulan Pemahaman ketua KD tentang peran dan koordinasi dalam tingkat desa, akan menentukan keaktifan desa siaga
98
DAFTAR PUSTAKA Departemen
Kesehatan
RI.
Pedoman
Umum
Pengembangan
Desa
dan
Kelurahan Siaga Aktif. Jakarta. 2010. Dinas
Kesehatan
Jawa
Tengah.
Pedoman
Penentuan
Strata
Desa/Kelurahan Siaga Aktif Provinsi Jawa Tengah. Semarang. 2011. Dinas Kesehatan Wonosobo. Draf Rencana Strategis Dinas Kesehatan Wonosobo Tahun 2010 - 2015. Wonosobo. 2010. Bungin, Burhan (Ed). Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-8. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2011. Anselm, Strauss & Juliet,
C. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Cetakan ke-3.
Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta. 2009 Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Standarisasi Proses Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Semarang 2011 Fallen, R & Budi Dwi K,R. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Nuha Medika. Yogyakarta. 2010.