Linguistika Akademia Vol.1, No.1, 2012: 85~98 ISSN: 2089-3884
ANALISIS PENYIMPANGAN GRAMATIKA PADA LIRIK LAGU SUPERMAN IS DEAD (SID) Khoirul Havid e-mail: Hisbullah
[email protected] ABSTRACT Basically, grammatical irregularities in literary works, especially the song may be performed by the author of the song to create an aesthetic function. However, the deviation is often done by the author of the song as a lack of competence and knowledge of grammatical rules. This paper aims to analyze and explain the grammatical irregularities that exist in the particular song lyric Superman Is Dead (SID) was a deliberate songwriter to create beauty in the song or the deviation is a lack of grammatical competence songwriter. The method used in this paper is focused on the analysis of structuralism as a form and structure to the lyrics of the song and the analysis did not consider the inherent semantic meaning of the lyrics. The results show that most of the grammatical irregularities on Superman Is Dead’s lyrics a drawback of knowledge and competence about the rules of grammar songwriter.
ABSTRAK Pada dasarnya, penyimpangan gramatika pada karya sastra khususnya lagu boleh dilakukan oleh pengarang lagu untuk menimbulkan fungsi estetika. Namun demikian, penyimpangan tersebut sering dilakukan oleh pengarang lagu sebagai kekurangan kompetensinya dan pengetahuannya tentang kaidah-kaidah gramatika. Paper ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan tentang penyimpangan gramatika yang ada pada lirik lagu khususnya lirik lagunya Superman Is Dead (SID) itu merupakan kesengajaan pengarang lagu untuk menimbulkan keindahan dalam lagu tersebut atau penyimpangan tersebut merupakan kekurangan kompetensi pengarang lagu tentang gramatika. Metode yang digunakan dalam paper ini adalah strukturalisme karena analisisnya difokuskan pada bentuk dan struktur pada lirik lagu tersebut dan analisis tersebut juga tidak memperhatikan makna semantic yang terkandung dari lirik lagu tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penyimpangan gramatika pada lirik algu Superman Is Dead merupakan kekuarangan pengetahuan dan kompetensi pengarang lagu tentang kaidah gramatika. Kata kunci: penyimpangan, gramatikal, lagu.
86
A. PENDAHULUAN Menguasai Bahasa Inggris mempunyai banyak keuntungan dan kesempatan baik di dalam maupun di luar negeri. Di zaman modern ini, Bahasa Inggris menjadi sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu ketika mereka ingin membuka dunia. Dalam esainya, Lauder (2008: 12) mengatakan bahwa Bahasa Inggris mempunyai banyak fungsi di banyak area seperti: Ekonomi dan bisnis, hubungan internasional, media untuk informasi terkini dan kebudayaan popular, pendidikan, komunikasi dan perjalanan dan keamanan internasional. Di Indonesia, Bahasa Inggris adalah bahasa asing. Ini tidak seperti di beberapa negara tetangga Indonesia, seperti: Malaysia, Singapura dan Filipina yang menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua mereka setelah bahasa nasional mereka. Indonesia mempunyai banyak bahasa daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Bahasa daerah tersebut kemudian menjadi bahasa utama bagi masyarakat Indonesia dan Bahasa Indonesia, Bahasa Nasional, menjadi bahasa kedua. Lauder (2008:13) juga mengatakan bahwa Bahasa Inggris, status dan perannya atau fungsinya dalam memfungsikan negara dan dalam pendidikan secara khusus harus dilihat sebagai perlawanan latar belakang di mana itu meletakkan tiga kategori besar yakni Bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing. Di jaman modern ini, sekarang banyak sekali banyak sekali cara-cara yang menarik untuk mempelajari dan menguasai Bahasa Inggris. Salah satunya adalah melalui lagu. Lewat lagu, seseorang akan mendapatkan banyak keuntungan dan akan lebih mudah dalam mempelajari Bahasa Inggris. Matondang (2005: 128-129) mengatakan bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa asing di Indonesia oleh karena itu, pendekatan yang cocok dan efektif dibutuhkan untuk membuat belajar Bahasa Inggris lebih berhasil dan menyenangkan. Oleh karena itu, sebagai media dalam belajar Bahasa Inggris, lagu harus memenuhi persyaratan paling tidak liriklirik lagunya harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku baik dalam gramatika, semantik, fonologi. Di Indonesia, ada beberapa band atau penyanyi yang membuat lagu dalam Bahasa Inggris. Salah satu dari mereka adalah Superman is Dead (SID). Mereka adalah grup band yang berasal dari Bali yang beranggotakan tiga orang yakni Jerinx (drummer), Linguistika Akademia Vol. 1, No. 1, 2012 : 85 – 98
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
87
Bobby (vocalist), and Eka (bassist). Mereka pernah menyelenggarakan konser di Asia, Australia dan Amerika Serikat. Selain itu, band yang mempunyai fans facebook 1, 7 juta tersebut pernah mencatatkan dirinya sebagai band Indonesia pertama yang pernah masuk Billboard (www.supermanisdead.net di akses 17 Maret 2012). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Superman Is Dead dikenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Namun demikian, cukup banyak ditemukan penyimpangan gramatika pada lirik-lirik lagu Bahasa Inggrisnya. Hal tersebut tentu saja membingungkan baik secara struktur ataupun makna. Penyimpangan gramatika tersebut bisa disebabkan oleh ketidaktahuan pengarang lagu, ketidakpahaman pengarang lagu tentang kaidah gramatika atau kesengajaan pengarang lagu dalam melanggar gramatika dengan tujuan menimbulkan fungsi estetis. Sebenarnya masih menjadi perdebatan apakah sebuah karya sastra di sini khususnya lagu apakah harus terikat dengan aturanaturan linguistik. Sebagian orang berpendapat bahwa karya sastra adalah ekspresi dari ide jadi karya sastra seharusnya terbebas dari aturan-aturan linguistik. Di sisi lain, sebagian orang juga berpendapat bahwa selama karya sastra masih menggunakan bahasa maka aturan-aturan harus juga dipatuhi. Oleh karena itu, lewat penelitian ini penulis akan menjelaskan hal tersebut. Untuk tercapai penelitian yang mendalam, penulis tidak akan meneliti seluruh lagu tetapi penulis akan meneliti lagu yang ada pada album “Angels and The Outsiders”. Penulis akan menggunakan metode strukturalisme untuk menganalisis lirik lagu tersebut. Selain itu penulis juga akan memfokuskan pada penyimpangan gramatika pada lirik lagu tersebut. Setelah itu penulis akan mencari apakah penyimpangan-penyimpangan tersebut merupakan kekurangan kemampuan dalam gramatika oleh pengarang lagu (eror) atau memang kesengajaan melanggar aturan gramatika untuk menimbulkan fungsi estetis dalam lirik lagu (ragam puitis). B. LANDASAN TEORI Pada dasarnya sastra dan linguistik tidak berdiri terpisah. Keduanya bahkan saling melengkapi. Jonathan Culler menyatakan dalam karyanya Structuralist Poetics bahwa linguistik memberikan peranan paling bagus dalam menganalisa karya sastra (Carter 2006:53). Analisis Penyimpangan Gramatika pada Lirik Lagu SID (Khoirul Havid)
88
Dapat disimpulkan bahwa karya sastra dan linguistik mempunyai hubungan yang sangat erat. Salah satu hubungan itu adalah dalam hal struktur/ grammar. Jan Mokarovsky menyatakan bahwa penyimpangan unsur-unsur itu sengaja dilakukan untuk maksud estetika. Dalam penelitian ini penulis akan fokus pada penyimpangan gramatika yang terjadi dalam lagu Superman is Dead (SID). Penulis akan fokus menganalisa pada hanya lirik lagu karena komponen lagu tersebut yang tersaji dalam bentuk tertulis. Kemudian penulis akan menentukan apakah penyimpangan-penyimpangan gramatika tersebut termasuk ketidakpahaman pengarang terhadap gramatika atau kesengajaan pengarang lagu melanggar gramatika. Menurut Palmer tata bahasa suatu bahasa hanya ditemukan dalam bahasa tulisan bahasa ucapan tidak memiliki tata bahasa atau setidaktidaknya begitu banyak bercampur aduk sehingga sebagian saja yang bertata bahasa (Alwasilah, 1993:30) Peyimpangan dalam karya sastra tersebut keduanya bersumber dari kompetensi berbahasa oleh sastrawan. Menurut Chomsky kompetensi adalah pengetahuan penutur dan penanggap penutur tentang bahasa sedangkan performasi adalah pemakaian sebenarnya dari bahasa dalam situasi sebenarnya (Alwasilah, 1993:87). C. SEKILAS TENTANG EROR, RAGAM PUITIS (POETICS LICENSE), DAN GRAMAR 1. Eror Menurut Brown (1980: 165) eror adalah tata bahasa yang nyata dari tata bahasa untuk orang dewasa oleh pengucap asli yang merefleksikan kompetensi antar bahasa oleh pelajar. Eror disebabkan oleh beberapa hal. Richards (1974: 124) membedakan penyebab eror menjadi tiga penyebab a. Interferensi error terjadi sebagai hasil penggunaan elemen dari satu bahasa ketika berbicara bahasa lainnya. Sebagai contoh ketika pelajar Jerman belajar Bahasa Inggris berkata “ I got not” karena kesamaan struktur kalimat pada Bahasa Jerman adalah “ Ich gehe nicht”. b. Intralingual error menggambarkan ciri-ciri yang umum dari kaidah pembelajaran seperti kesalahan general, tidak Linguistika Akademia Vol. 1, No. 1, 2012 : 85 – 98
Linguistika Akademia
c.
ISSN: 2089-3884
89
lengkapnya aplikasi kaidah-kaidah dan kegagalan untuk mempelajari kondisi di bawah aturan yang diterapkan. Perkembangan eror terjadi ketika usaha pelajar untuk membangun percobaan-percobaan terhadap bahasa target pada basis pengalaman yang terbatas.
Dalam Bahasa Indonesia, error dan mistake sering kali keduanya diartikan dengan istilah yang sama yakni kesalahan. Sebenarnya kedua kata tersebut memiliki perbedaan dalam arti. Error, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa, adalah tata bahasa yang nyata dari tata bahasa untuk orang dewasa oleh pengucap asli yang merefleksikan kompetensi antar bahasa oleh pelajar (Brown, 1980: 165) sedangkan mistake adalah performasi dari eror yang baik acak atau kesalahan pada lidah oleh bahwa itu adalah kegagalan untuk menggunakan sistem secara benar (Brown, 1980: 165). Dari dua pernyataan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa eror merupakan kekurangan pencapaian kompetensi seseorang dalam gramatika sehingga orang tersebut tidak bisa membenarkan kesalahan yang dia buat sedangkan mistake adalah kekurangan kompetensi seseorang dalam menggunakan kaidah gramatika secara benar. 2. Ragam Puitis (Poetics License) Dryden mengatakan bahwa ragam puitis, dalam cakupan yang luas, diterapkan pada semua cara di mana seorang penyair gunakan untuk bebas dan melanggar kaidah-kaidah yang berlaku dari kemampuan berbicara dan kebenaran sastra (1970:133). Selain itu tokoh linguistik lainnya, Geofrey Leech (1969: 36) juga menyatakan bahwa sastrawan mempunyai kebebasan untuk mengabaiakan aturan-aturan dan konvensi dari bahasa. Tetapi kebebasan tersebut mempunyai batasan-batasan tersendiri, batasan-batasan tersebut adalah batasan dalam penyimpangan leksikal, penyimpangan grammar, penyimpangan fonologi, penyimpangan grapologi, penyimpangan makna, penyimpangan dialek, penyimpangan gaya bahasa, dan penyimpangan periode sejarah. Dari kedua pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa ragam puitis merupakan kebebasan dari penyair untuk melanggar kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang berlaku. Penyimpangan atau pelanggaran Analisis Penyimpangan Gramatika pada Lirik Lagu SID (Khoirul Havid)
90
kaidah tersebut secara luas bertujuan untuk menimbulkan estetika dalam karya sastra. 3. Grammar Para ahli linguistik mempunyai definisi masing-masing mengenai grammar. Namun demikian, mereka pada dasarnya memiliki kesamaan pemikiran tentang grammar. Francis dalam essaynya Revolution in Grammar menurunkan tiga pengertian grammar, yaitu: pertama, seperangkat pola formal di mana kata-kata dalam satu bahasa disusun supaya menyampaikan makna-makna yang lebih luas. Kedua, cabang dari ilmu linguistic yang membahas pemerian, analisis dan formulasi pola-pola formal dari bahasa. Ketiga, etiket kebahasaan (Alwasillah,1993:31) Kridalaksana (2008:73) mendefinisikan gramatika sebagai subsistem dalam organisasi bahasa di mana satuan-satuan bermakna bergabung untuk membentuk satuan-satuan yang lebih besar. Secara kasar, gramatika terdiri dari Morfologi dan Sintaksis dan terpisah dari Semantik, fonologi dan leksikon. Harmer (2001: 12) mendefinisikan gramatika sebagai deskripsi dari cara dimana kata-kata dapat mengubah bentuknya dan dapat dikombinasikan menjadi kalimat dalam bahasa Dari pendapat beberapa ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa gramatika adalah suatu sistem yang mengorganisir bahasa dalam hal pembentukkan, penggabungan dan pemerian. D. PEMBAHASAN Dalam bab ini, penulis akan menganalisa data untuk mengetahui apakah kesalahan gramatika yang ada di lirik lagu SID merupakan kesengajaan untuk menimbulkan fungsi estetika (ragam puitis) atau itu merupakan ketidaksengajaan dan kekurangan kompentensi pengarang lagu tentang gramatika (eror). Dalam mencari hal tersebut, penulis akan menganalisa kesalahan gramatikanya dulu dan penulis juga akan melakukan koreksi pada lirik lagu tersebut. a. This lonely road will never ends (Nights of the Lonely) Kasus ini biasanya terjadi terhadap sebuah kalimat yang terdapat dua jenis kata kerja yakni : kata kerja pelengkap dan kata kerja utama. Ada tata cara dalam menyusun posisi kedua kata kerja Linguistika Akademia Vol. 1, No. 1, 2012 : 85 – 98
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
91
tersebut yakni kata kerja pelengkap selalu mendahului kata kerja utama. Dalam penggalan lirik diatas, penulis dapat menemukan ketidakpasan antara kata kerja pelengkap dengan kata kerja utama. Dalam penggalan lirik diatas, kata kerja pelengkapnya adalah will dan kata kerja utamanya adalah ends. Setelah kata will seharusnya diikuti kata dasar maka dari itu kata ends tidak membutuhkan akhiran –s dan kalimat diatas dapat diubah menjadi This lonely road will never end. Penggalan lirik lagu diatas terdapat di baris terakhir pada bait pertama peyimpangan gramatika terdapat pada kata ends yang berada diakhir kalimat. Untuk lebih jelas, penulis menunjukkan baitnya The moon is high, the fire burns Is there heaven waits for me Ain’t go no friends, just walk alone This lonely road will never ends
(a) (b) (c) (a)
Peyimpangan gramatika pada kata tersebut dapat diasumsikan bahwa pengarang lagu ingin mengejar rima dalam melakukan penyimpangan gramatika diatas. Tetapi dapat dilihat bahwa peyimpangan tersebut tidak menambah fungsi estetika. Rima yang dihasilkan juga masih kurang berarturan. Oleh karena itu, penulis dapat meyimpulkan bahwa penyimpangan gramatika diatas merupakan kekurangan kompetensi pengarang lagu dalam gramar dan itu bukan untuk memenuhi fungsi estetika. b. When you’re sleep I’m on your side ( Saint of My Life) Penggalan lirik di atas tersusun dari dua klausa yakni klausa utama dan klausa bawahan. Klausa utamanya adalah I’m on your side sedangkan klausa bawahannya When you’re sleep. Pada klausa bawahanya terdapat penyimpangan gramatika yakni kelebihan kata kerja are dan sleep keduanya merupakan kata kerja utama jadi tidak dipakai secara bersamaan. Satu klausa hanya bisa memiliki satu kata kerja utama. Peyimpangan tersebut dapat dikoreksi dengan menghilangkan salah satu kerja utamanya yakni are yang kemudian tetap bertahan pada tensis present atau dengan Analisis Penyimpangan Gramatika pada Lirik Lagu SID (Khoirul Havid)
92
mengubah bentuk morfologi salah satu kata kerja tersebut sehingga kedua kata kerja utama tersebut akan berubah fungnsinya yakni menjadi satu kata kerja utama dan satu kata kerja pembantu (auxiliary verb). Dari kedua koreksi tersebut, penulis berasumsi bahwa sebenarnya pengarang lagu tersebut ingin membuat klausa tersebut menjadi present continuous. Namun demikian, pengarang lagu tersebut kekurangan pengetahuan tentang tenses present continuous. untuk lebih jelas, penulis memberikan rumus gramatika present continuous sebagai berikut. Subjek + to be (am/ is/ are) + V ing
Contoh : -I am playing football -He is playing football -We are playing football Oleh karena itu, klausa When you’re sleep dapat dibetulkan dengan When you’re sleeping sehingga dua kata kerja utama tersebut berubah menjadi are sebagai kata kerja pembantu (auxiliary verb) dan sleeping sebagai kata kerja pembantu. Dari analisa diatas, peyimpangan gramatika di atas merupakan kekurangan pengetahuan pengarang lagu tentang tenses khusunya present continuous. Selain itu, penyimpangan tersebut juga tidak menimbulkan atau menambah efek estetika terhadap lagu tersebut. c. This paint grow so fast (Nights of the Lonely) Kasus ini terjadi pada kalimat present tense. Sebelum menganalisis kesalahan gramatika pada lirik diatas, penulis akan memaparkan aturan dalam kalimat present tense • Bentuk Nominal I
+ am
+ Subject Attribute
She/ He/ It
+ is
+ Subject Attribute
They/You/ We
+ are
+ Subject Attribute
Linguistika Akademia Vol. 1, No. 1, 2012 : 85 – 98
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
93
• Bentuk Verbal I/We/They/You She/ He/ It
+ V1 + Vs/es
Bentuk kalimat pada penggalan lirik diatas adalah bentuk verbal. Lirik tersebut memiliki subyek this paint dan subyek tersebut dapat dikategorisasikan sebagai subyek yang tunggal karena sebelum kata paint didahului dengan determiner this yang mengindikasikan bahwa setelah determiner tersebut harus diikuti dengan kata benda tunggal. Karena subyeknya bentuk ketiga tunggal, kata kerja yang mengikuti harus dtimbahi dengan akhiran – s/es. Maka dari itu kata kerja pada lirik di atas grow harus diganti dengan kata kerja yang diimbuhi dengan –s/es menjadi grows. Penyimpangan gramatika pada penggalan lirik diatas dapat disimpulkan bahwa kesalahan tersebut bukan merupakan ragam puitis tetapi merukan kekurangan penngetahuan gramatika oleh pengarang lagu. Kesalahan tersebut tidak mungkin digunakan untuk rima karena letak kesalahan tersebut berada ditengah kalimat. Penulis berasumsi bahwa pengarang lagu ingin menyerasikan jumlah suku kata pada bait lagu tersebut. Berikut bait pada lirik lagu tersebut Time’s slow, this paint grow so fast Keep running low to survive Devil roll the dice, you know my time is up Angel by my side , she whisper this ain’t right
(7 suku kata) (7 suku kata) (11 suku kata) (11 suku kata)
Baris pertama mempunyai 7 suku kata dan memiliki kesamaan jumlah dengan baris kedua. Kata grows dan grow memiliki jumlah suku kata yang sama yakni 1 suku kata. Jadi jika pengarang ingin mendapatkan kesamaan jumlah suku kata dengan baris berikutnya, pengarang lagu tidak perlu melanggar aturan gramatika dengan menghilangkan akhiran –s pada kata kerja pada penggalan lirik tersebut. Maka dari itu penulis dapat menyimpulkan bahwa penyimpangan gramatika di atas merupakan kurangnya pengetahuan pengarang lagu tentang gramatika khususnya tentang kaidah kata kerja (verb agreement). Analisis Penyimpangan Gramatika pada Lirik Lagu SID (Khoirul Havid)
94
d. Sing along to this lullabies (Saint of My Life) Dalam penggalan lirik diatas, pengarang lagu melakukan penyimpangan grammatika khususnya demonstrative pronoun. Demonstrative pronoun merupakan kata tunjuk yang terdiri dari this, that, these dan those yang dapat berdiri sendiri ataupun berdiri bersama kata benda yang mengikutinya. This dan that mengacu pada sesuatu yang tunggal sedangkan these dan those mengacu pada bentuk atau sesuatu yang jamak (Verspoor, 2000:97). Pada penggalan lirik lagu di atas, demonstratif pronon this berdiri bersama dengan kata benda yang mengikutinya yakni lullabies. Lirik di atas terjadi kesalahan kaidah penggunaan demonstratif prononnya. This seharusnya diikuti oleh kata benda tunggal sedangkan pada lirik di atas kata benda yang mengikuti this adalah jamak lullabies. Oleh karena itu, kata lullabies seharusnya diganti dengan bentuk singularnya yakni lullaby. Selain itu, peyimpangan gramatika diatas juga dapat dibetulkan dengan mengganti demonstratif pronon this dengan these. Hal itu dilakukan karena kata benda yang mengikutinya adalah kata benda jamak yakni lullabies. Jadi ada dua pembetulan yang bisa dilakukan pertama dengan mengganti kata bendanya dari jamak ke tunggal sehingga penggalan liriknya menjadi Sing along to this lullaby atu mengganti demonstratif prononnya dari this menjadi these sehingga liriknya menjadi Sing along to these lullabies. Dari analisis penyimpangan gramatika diatas, penulis berasumsi bahwa pengarang lagu ingin menimbulkan kesamaan rima dengan melanggar kaidah yang seharusnya diikuti bentuk tunggal yakni lullaby diubah menjadi bentuk jamak lullabies. Tetapi setelah melihat bait lagu tersebut, penulis tidak menemukan keindahan rima yang ditimbulkan dari peyimpangan gramatika di atas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada bait di bawah ini.
Sing with me my little darling Sing along to this lullabies
Pick the moon kiss the star so good night.. Pada bait di atas, kita bisa melihat bahwa tidak terdapat efek estetika yang ditimbulkan oleh penyimpangan di atas. Oleh karena itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa penyimpangan gramatika di Linguistika Akademia Vol. 1, No. 1, 2012 : 85 – 98
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
95
atas merupakan kekurangan kompetensi dan pengetahuan pengarang mengenai gramatika khususnya pada demonstratif pronon dan bentuk tunggal-jamak. e. To the outside sound that flowing Like a blood from another flesh (The Day of A Father) Pada penggalan lirik terdapat dua penyimpangan gramatika yang dilakukan oleh pengarang lagu yakni penyimpangan penggunaan klausa realatif (relative clause) dan penggunaan bentuk kata benda dapat dihitung dan tidak dapat dihitung. Peyimpangan pertama terdapat pada penggalan lirik To the outside sound that flowing. Pada lirik tersebut terdapat subordinator that yang berfungsi untuk menghubungkan dan memodifikasi kata benda the outside sound. Jika penggarang lagu ingin menerapkan finite clause, pengarang lagu seharusnya memperhatikan kaidah yang beralku yakni apabila subyek atau kata benda yang dimodifikasi adalah kata benda yang bisa dihitung atau tidak bisa dihitung seperti kata sound, maka kata benda tersebut harus diikuti oleh kata kerja yang sesuai. Pada penggalan lirik diatas kata the outside sound dihungunkan oleh subordinator that dan diikuti oleh kata flowing. Secara aturan gramatika, aturan tersebut tidak ada. Maka dari itu, kata flowing seharusnya didahului oleh kata kerja pembantu (auxiliary verb) is sehingga tensisnya jelas menjadi present continuous seperti berikut To the outside sound that is flowing. Namun demikian, jika pengarang lagu ingin menerapkan non finite clause. Pengarang lagu seharusnya menghilangkan subordinator that sehingga kata the outside sound langsung dikuti oleh flowing. Penyimpangan yang kedua terdapat pada penggalan lirik Like a blood from another flesh. Pada lirik ini terjadi penyimpangan gramatika pada frasa benda a blood. Blood merupakan benda yang tidak bisa dihitung tetapi disini penulis menambahkan artikel a yang mengindikasikan bahwa kata benda yang mengikutinya tunggal dan bisa dihitung. Seharusnya, artikel a harus dihilangkan karena kata benda yang tak bisa dihitung tidak bisa diikuti oleh artikel a. Dari analisis di atas, penulis berasumsi bahwa kedua penyimpangan gramatika di atas dilakukan untuk memperoleh kesamaan jumlah suku kata karena kedua penggalan lirik di atas Analisis Penyimpangan Gramatika pada Lirik Lagu SID (Khoirul Havid)
96
memeliki jumlah suku kata yang sama yakni 8. Namun demikian, kesamaan jumlah suku kata tersebut harus sama pada tiap bait. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah bait pertama pada lagu The Day of A Father When the morning comes to spot my eyes From the darkest nights Lots of journey I spent those night Only crying without a voice To the outside sound that flowing Like a blood from another flesh Misery won’t leave me a history And hard to hide alone
(9 sk) 5 sk) (8 sk) (8 sk) (8 sk) (8 sk) (10 sk) (6 sk)
Dari paparan di atas, kita dapat mengetahui bahwa kesamaan jumlah suku kata tidak sama pada setiap baris pada bait pertama. Oleh karena itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa peyimpangan gramatika di atas merupakan kekurangan kompetensi dan pengetahuan tentang penggunaan klausa relatif dan benda yang bisa dihitung dan tidak (countable and uncountable). E. KESIMPULAN Dari analisis diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa penyair khususnya pengarang lagu mempunyai kebebasan untuk melanggar aturan-aturan gramatika tetapi kebebasan tersebut juga terdapat batasan-batasan yakni secara garis besar penyimpangan gramatika dilakukan untuk menimbulkan atau menambah estetika dalam karya sastra tersebut. Penyimpangan gramatika pada karya sastra bisa terjadi karena kekurangan kompetensi dan pengetahuan tentang kaidahkaidah gramatika yang berlaku atau penyimpangan itu dilakukan karena kesengajaan pengarang lagu untuk menimbulkan nilai estetika. Analisis di atas menunjukkan bahwa penyimpangan gramatika yang dilakukan oleh pengarang lagu pada album Angels and The Outsiders sebagian besar disebabkan oleh kekurangan kompetensi dan pengetahuan pengarang lagu tentang gramatika.
Linguistika Akademia Vol. 1, No. 1, 2012 : 85 – 98
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
97
F. DAFTAR PUSTAKA Abrams, M. H. Glossary of Literary Terms. 1970.Third Edition. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Print Alwasilah, A. Chaedar. 1992. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung :Angkasa. Print Brown, Douglas H. Principle of Language Learning and Teaching. Regenes Englewood Cliffs: Prentice Hall. 1987.Print Carter, David. The Pocket Essential Literary Theory. Great Britain: Cox & Wyman. 2006. Print Harmer, J. 2001. The Practice of English Language Teaching. London: Longman Group Limited Kridalaksana, Harimurti. 2008. Edisi keempat. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Lauder, Allan. “The Status and Function English in Indonesia: A Review of Key Factors”.Makara, Sosial Humaniora. 12.1 (2008) 9-20. Print Leech, Geoffrey N. 1969 A Linguistic Guide to English Poetry. Longman: London and NewYork..Print Matondang, Elisabeth M. “Menumbuhkan Minat Belajar Bahasa Inggris Anak Usia Dini Melalui Music and Movement (Gerak dan Lagu)”. Jurnal Pendidikan Penabur. 5. (2005). 128-136. Print Richard, J. C. 1971. Error Analysis. England: Longman Group Ltd. Superman Is Dead, eds. 2008. Superman Is Dead. Web. Accessed on 17 March 2012 (www.supermanisdead.net) Verspoor, Marjolijn and Kim Sauter. 2000.English Sentence Analysis. Amsterdam : John Benjamins Publishing Company. Print
Analisis Penyimpangan Gramatika pada Lirik Lagu SID (Khoirul Havid)
98
Linguistika Akademia Vol. 1, No. 1, 2012 : 85 – 98