ISSN 1978-2365
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 | No. 2 | Desember 2011 | 123-130
ANALISIS PENGARUH RAPAT FLUKS CELAH UDARA TERHADAP KARAKTERISTIK GENERATOR MAGNET PERMANENT Muhammad Kasim1), Fitriana2), Pudji Irasari3), Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik-LIPI Jl. Sangkuriang, Komplek LIPI, Gd.20, Bandung 40135 Telp.: (022)2503055, Fax: (022)2504773
[email protected]
ABSTRAK Unjuk kerja generator magnet permanen (GMP) dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah nilai rapat fluks celah udara (Bg) magnet permanen yang digunakan. Fluks celah udara merupakan mutual fluks yang dibangkitkan oleh magnet permanen dan lilitan dalam alur. Paper ini membahas pengaruh Bg terhadap karakteristik berbeban dan tanpa beban generator magnet permanen 3 kW, 3 fasa, 300 rpm. Nilai Bg yang di bandingkan adalah 0,38 T dan 0,5 T. Dengan metode analitik, jumlah lilitan per fasa dapat dihitung. Dari hasil perhitungan lilitan dapat diketahui besarnya tegangan yang dihasilkan pada kondisi tanpa beban dan daya yang dihasilkan pada kondisi berbeban. Hasil pengujian di laboratorimum menunjukkan bahwa Bg 0,38 T membangkitkan tegangan 400 volt dan daya 1989 watt pada 300 rpm. Sedangkan Bg 0,5 T membangkitkan tegangan 300 volt dan daya 1770 W pada 300 rpm. Pada putaran nominal hasil pengujian menunjukkan rugi panas yang terjadi untuk Bg 0,38 T mengalami kenaikan sekitar 18% dibandingkan dengan rugi panas pada Bg 0,5 T. Kenaikan rugi panas ini lebih besar dibandingkan dengan kenaikan daya yang mengalami kenaikan sebesar 10%. Nilai Bg menentukan besarnya nilai tegangan yang mempengaruhi besarnya daya yang dihasilkan GMP. Kata kunci: Generator, magnet permanen, fluks celah udara
ABSTRACT Performance of permanent magnet generator (PMG) is affected by some factors, and one of these factors is the value of air gap flux density (Bg) of the permanent magnet used. Air gap flux is mutual flux generated by the interaction between the permanent magnet and the conductor in the slot of generator. The Effect of air gap flux to the characteristics of the 3 kW, 3 phase, 300 rpm permanent magnet generator has been done. The values of Bg are 0.3 T and 0.5 T. With analytic method, total turn per phase can be determined. Then the values of voltage resulted in no-load condition and power in load condition can be calculated. The results show that with Bg 0.3 T the generator can develop 400 volt of voltage and 1989 watt of power at 300 rpm speed. With Bg 0.5 T the generator can develop 300 volt of voltage and 1770 watt of power at 300 rpm speed. At nominal speed, the thermal losses for Bg 0.3 T increase about 18% if it is compared to 0.5 T. This increase is more significant than the power of PMG where the increase is approximately 10%. Variation of Bg determines the values of voltage and power developed by PMG. Keywords: Generator, permanent magnet, air gap flux Naskah diterima: 25 Januari 2011, dinyatakan layak muat : 23 Desember 2011
123
124
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 | No. 2 | Desember 2011 | 123-130
METODOLOGI
PENDAHULUAN
Dalam penelitian ini, parameter generator
Latar Belakang Unjuk kerja dari suatu GMP dipengaruhi oleh beberapa hal , salah satunya adalah nilai Bg pada magnet permanen yang digunakan. Fluks celah
udara
124
merupakan
mutual
flux
yang
dibangkitkan oleh magnet permanen dan lilitan dalam alur. P Thelin and H-P Nee
(1)
membahas
secara lebih detail perhitungan untuk menentukan nilai Bg. Bg dinyatakan dengan persamaan(2) : (1) dimana Bg = fluks celah udara ( Tesla), CØ= Faktor kerapata fluks , Kc = koefisien carter, PC =
yang di bandingkan adalah nilai Bg yaitu 0,38 T dan 0,5 T sesuai dengan hasil pengukuran pada magnet permanen, sedangkan parameter yang lainnya tetap. Pengukuran dilakukan di tiga titik berbeda pada permukaan magnet permanen seperti yang diperlihatkan pada gambar 1. Dengan perhitungan analitik diperoleh jumlah lilitan yang berbeda
untuk tiap nilai Bg(2). Selanjutnya
generator diuji dengan mengaplikasikan
jumlah
lilitan tersebut. Dengan metode analitik akan dianalisa pengaruh nilai Bg tersebut terhadap karakteristik daya dan tegangan GMP(3). 2
1
3
koefisien permenace, µr = relative permeability, Kml = koefisien magnet bocor dan Br = remanensi kerapatan fluks . Magnet Permanen
Fluks pada celah udara adalah salah satu parameter penting dalam desain GMP. Nilai Bg ini digunakan dalam
perhitungan Electromotive
Gambar 1. Pengukuran Bg pada magnet
Prototipe Generator
Force (EMF) dan torsi pada generator. Fluks
Tipe generator yang dibahas dalam paper
magnet pada generator akan melingkupi seluruh
ini adalah radial fluks - inner rotor, seperti yang
lilitan pada stator. Inti stator dan rotor bertindak
diperlihatkan gambar 2.
sebagai lintasan fluks, sehingga area stator dan rotor hanya sedikit menyerap fluks. Sebagian besar fluks akan melewati celah udara(3). Tujuan Dalam paper ini akan dibahas pengaruh nilai Bg terhadap karakteristik tegangan dan daya GMP Gambar 2. GMP inner rotor
Analisis Pengaruh Rapat Fluks Celah Udara Terhadap Karakteristik Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Generator Magnet Permanent Vol. 10 | No. 2 | Desember 2011 | 123-130
125
Stator tersusun dari laminasi silicon steel.
dimana En adalah tegangan maksimum, θ adalah
Rotor berbentuk slinder yang melekat pada poros
posisi rotor ( derajat listrik ) dan faktor kemiringan
dimana terdapat alur sebagai tempat magnet
ksn = 1.
permanen. Data GMP yang digunakan dan hasil perhitungan desain ditampilkan dalam Tabel 1 dan 2
Nilai Bg yang digunakan pada design GMP juga mempengaruhi jumlah lilitan yang akan di tempatkan pada alur stator. Hubungan antara nilai Bg dan jumlah lilitan ditunjukkan oleh persamaan
Tabel 1. Data parameter GMP
(2)
:
Parameter
Simbol
Besaran
Daya, (W)
P
3000
Tegangan nominal,(V)
E
220
dimana f = frekuensi ( pada paper ini frekuensi
(volt) Frekuensi nominal,(Hz)
F
50
nominal adalah 50 Hz ), Eph = tegangan per fasa (
Fasa
M
3
pada paper ini tegangan nominal adalah 220 Volt),
Putaran nominal, (rpm)
N
300
fm = fluks magnet (weber), kw = faktor lilitan.
Jumlah kutub
P
18
Fluks magnet fm merupakan produk dari kerapatan
Jumlah pasang kutub
2p
9
fluks magnet di celah udara Bg dan
Diameter luar stator (m)
Do
0,34
Diameter dalam
Di
0,1476
stator(m) Diameter rotor, (m)
Dr
0,147
Jumlah alur
Ss
54
Magnet permanen
-
N35 Bonded lapis Nikel
Electromotive Force (EMF)
(3)
penampang magnet Am, atau
(2)
fm = Bg×Am,
luas
: (4)
dengan Am = 1,6×10-3 m2.
Tabel 2 Hasil perhitungan desain prototip generator Simbol
Bg 0.5
Bg 0.38
Nph
1247
1606
as
0.3301751
0,3136663
I
1,65
1,56
EMF dihitung dari variasi gandengan fluks dengan koil stator pada saat rotor berputar. EMF dapat dihitung dengan persamaan (4) :
dimana Nph = jumlah lilitan, as adalah luas (2)
penampang
kawat ( mm2), I adalah arus fasa
( ampere ).
Naskah diterima: 25 Januari 2011, dinyatakan layak muat : 23 Desember 2011
126
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 | No. 2 | Desember 2011 | 123-130
126
HASIL DAN PEMBAHASAN
Eksperimen Eksperimen GMP dilakukan dengan cara
Berdasarkan pada hasil perhitungan desain
memutar generator G dengan menggunakan motor
pada kondisi putaran nominal, diperoleh jumlah
induksi M melalui pulley belt dengan rasio 2 : 5.
lilitan perfasa yang berbeda yaitu untuk generator
Putaran motor diatur menggunakan oscillator.
0,38 T adalah sebanyak 1606 lilitan, sedangkan
Eksperimen dilakukan untuk kedua nilai Bg untuk
untuk generator dengan 0,5 T sebanyak 1247
mendapatkan
dan
lilitan. Untuk Bg 0,38 T dengan luas penampang
berbeban. Eksperimen GMP diperlihatkan pada
lilitan 0,31 mm2 menghasilkan arus sebesar 1,56
gambar
ampere, sedangkan untuk Bg 0,5 T dengan luas
3
karakteristik dan
set-up
tanpa uji
di
beban
laboratorium
diperlihatkan pada gambar 4.
penampang lilitan 0,33 mm2 menghasilkan arus sebesar 1,65 ampere. Dengan menggunakan rapat
GMP
arus yang sama yaitu 5 A/mm2 [3], nilai arus yang dihasilkan generator ditentukan oleh penampang kawat penghantar. Daya yang dihasilkan generator ditentukan oleh nilai tegangan dan arus yang dibangkitkan generator. Penampang
lilitan
juga
mempengaruhi
besarnya nilai resistansi dan induktansi GMP. Nilai
Tahanan air
resistansi bisa dihitung dengan menggunakan persamaan berikut(2) :
Gambar 3 : Set-up uji prototip GMP dengan serta instrumen ukurnya
Panjang satu belitan, (5) dimana Li = panjang efektif stator, Di = diameter dalam stator dan 2p = jumlah pasang kutub Panjang sambungan antar koil (6)
Gambar 4. Metode uji generator magnet permanen
Panjang belitan per koil (7) dimana Nc = jumlah konduktor per koil Panjang belitan per fasa
Analisis Pengaruh Rapat Fluks Celah Udara Terhadap Karakteristik Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Generator Magnet Permanent Vol. 10 | No. 2 | Desember 2011 | 123-130
(8) Dimana qt = koil peralur ( dalam paper ini = 1)
127
dihasilkan adalah sebesar 103,6 volt dan tegangan yang dihasilkan pada putaran nominal adalah sebesar 300 volt.
Sehingga resistansi per fasa Perbedaan nilai Bg mempengaruhi jumlah (9)
lilitan perfasa. Berdasarkan pada data prototipe
dimana as dalam mm dan r = massa jenis tembaga
generator, untuk prototipe dengan Bg 0,38 T
= 1,72 x 10-8 Wm.
mempunyai jumlah lilitan perfasa yang lebih
2
Dengan metode uji di atas, pengujian dilakukan untuk dua kondisi yaitu tanpa beban dan berbeban (menggunakan tahanan air).
banyak
bila
dibandingkan
dengan
generator
dengan Bg 0,5 T. Jumlah lilitan perfasa untuk generator 0,38 T adalah sebanyak 1606 lilitan, sedangkan untuk generator dengan 0,5 T sebanyak 1247 lilitan.
Tanpa Beban
Sesuai persamaan 1, perbedaan jumlah lilitan perfasa menghasilkan tegangan tanpa beban yang berbeda. Tegangan tanpa beban yang dihasilkan generator berbanding lurus dengan jumlah lilitan perfasanya. Saat uji tanpa beban, nilai inrush current (arus yang terukur pada saat generator mulai berputar)
yang
terekam
oleh
alat
ukur
Gambar 5 Grafik tegangan tanpa beban untuk
menunjukkan bahwa nilai Bg 0,38 menghasilkan
masing-masing Bg
nilai inrush current sebesar 55 A, sedangkan untuk
Gambar
5
menunjukkan
karakteristik
tegangan tanpa beban terhadap putaran untuk masing-masing nilai Bg. Dari grafik dapat dilihat bahwa
dengan Bg 0,38 T tegangan yang
dihasilkan pada putaran 100 rpm sebesar 134,7 volt dan pada putaran nominal (300 rpm) menghasilkan tegangan sebesar 400 volt. Untuk Bg 0,5 T, pada putaran 100 rpm tegangan yang
Bg 0,5 T besarnya inrush current adalah 29 ampere. Nilai minus pada alat ukur menunjukkan bahwa pada saat capturing oleh alat ukur, siklus arus yang direkam adalah pada siklus negatifnya . Pada paper ini nilai yang diambil adalah amplitudo tertinggi dengan nilai absolutnya (nilai positif). Gambar 6 dan 7 menunjukkan nilai inrush current kedua Bg.
Naskah diterima: 25 Januari 2011, dinyatakan layak muat : 23 Desember 2011
128
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 | No. 2 | Desember 2011 | 123-130
Gambar 6. Inrush Current untukBg 0.38 T
Gambar 7. Inrush Current untukBg 0.5 T
128
Analisis Pengaruh Rapat Fluks Celah Udara Terhadap Karakteristik Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Generator Magnet Permanent Vol. 10 | No. 2 | Desember 2011 | 123-130
Kondisi Berbeban
129
berbeda. Untuk Bg 0,38 T, diameter yang
Pengujian kondisi berbeban dilakukan dengan mnggunakan beban tahanan air dengan memutar generator dari putaran 100 rpm sampai dengan 600 rpm dengan rentang 100 rpm. Gambar 8 menunjukkan daya yang dihasilkan oleh generator untuk tiap Bg yang digunakan
digunakan adalah 0,6 mm sedangkan untuk Bg 0,5 T digunakan kawat penghantar dengan diameter
0,65
mm.
Lilitan
dengan
luas
penghantar yang berbeda akan mempunyai kapasitas hantar arus (KHA) yang berbeda, sehingga menghasilkan daya yang berbeda pula sesuai persamaan 3): P=V.I
(10)
I=δ.A
(11)
dimana P = daya ( watt), I = arus (ampere), δ = rapat arus (A/mm2), A = luas penghantar (mm2). Perbedaan
jumlah
lilitan
perfasa
mempengaruhi besarnnya nilai resistansi dan induktansi lilitan. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, untuk Bg 0,38 T mempunyai nilai rs Gambar 8 Kurva Daya untuk tiap Bg
sebesar 29,3 ohm, sedangkan untuk Bg 0,5 T
Pada kecepatan 100 rpm kedua nilai Bg
mempunyai nilai rs sebesar 17,9 ohm. Sesuai
menghasilkan daya yang hampir sama yaitu
persamaan 8, diameter penghantar dan panjang
sekitar 300 watt. Namun pada saat putaran
lilitan perfasa menentukan nilai resistansi lilitan.
generator
putaran
Dengan jumlah lilitan yang lebih banyak akan
nominal, Bg 0,5 T menghasilkan daya sebesar
menghasilkan resistansi perfasa yang lebih besar
1770 Watt sedangkan Bg 0,38 T menghasilkan
dibanding
daya 1989 Watt. Hal ini menunjukkan bahwa
Konsekuensi dari besarnya nilai resistansi ini
nilai
adalah timbulnya rugi-rugi pada lilitan berupa
Bg
dinaikkan
juga
sampai
pada
mempengaruhi
daya
yang
dihasilkan.
jumlah
lilitan
yang
sedikit.
panas. Hasil pengujian menunjukkan rugi panas yang terjadi pada putaran nominal untuk Bg 0,5
Dengan jumlah lilitan yang berbeda,
T sebesar 445 watt sedangkan untuk Bg 0,38 T
maka untuk mengisi alur stator dengan luas yang
sebesar 549 watt, mengalami kenaikan sekitar 18
sama, maka luas penampang penghantar akan
%. Kenaikan rugi panas ini lebih besar
Naskah diterima: 25 Januari 2011, dinyatakan layak muat : 23 Desember 2011
130
dibandingkan dengan kenaikan daya
yang
mengalami kenaikan sebesar 10 %
GMP
analisis
Bg
berdasarkan
hasil
Ohio
State
eksperimen dengan
menunjukkan bahwa Bg
0,38
tegangan
T
akan
tanpa
beban
putaran nominal. Dengan Bg 0.5 T akan membangkitkan tegangan 300 volt dan daya 1770 watt. Nilai Bg yang bervariasi memberikan karakteristik yang berbeda. Pada putaran nominal perbedaan tegangan tanpa beban sekitar 20% dan pada kondisi berbeban perbedaan daya yang dihasilkan sekitar 10%.
Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk nilai Bg yang baik DAFTAR PUSTAKA 1. Thelin, P., Nee, H-P. 1999. Calculation of The Airgap Flux Density of Pm Synchronous Motors With Buried Magnets Including Axial Leakage and Teeth Saturation. KTH Royal Institute of Technology. 2. Comanescu, M., A. Keyhani, M. Dai, 2003. Design and Analysis of 42-V PermanentGenerator
for
Automotive
Applications. IEEE Transaction on Energy Conversion.
Hill (2000). A Low-Speed, High-Torque, Direct-Drive Permanent Magnet Generator
sebesar 400 volt dan daya1989 watt pada
Magnet
Generator,
Magnet
4. Wu, W., V. S. Ramsden, T. Crawford, G.
membangkitkan
2.
Permanent
University.
eksperimen, diperoleh kesimpulan bahwa : Hasil
42V/3000W
Synchronous
Kesimpulan Dari
3. Mahalingam, G., A. Keyhani, 2000, Design Of
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
130
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 | No. 2 | Desember 2011 | 123-130
for
Wind
Turbines.
Application Conference.
IEEE
Industrial