ANALISIS PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE DAN PERCEIVED USEFULNESS TERHADAP KEINGINAN KONSUMENUNTUK MENGGUNAKAN MOBILE TICKETING DI BIOSKOP X Rebeka Meidiana Purba dan Aswin Dewanto Hadisumarto Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Sejak tahun 2010, penggunaan m-tiketing mulai diperkenalkan di Indonesia pada bioskop x untuk dapat mengatasi permasalahan sistem antrian yang panjang saat memesan tiket dengan cara konvesional seperti biasa. Ironisnya sistem antrian selama ini tidak efektif karena penonton harus mengantri dalam antrian yang cukup panjang dan cukup lama untuk mendapatkan tiket bioskop namun tidak jarang sebelum gilirannya membeli tiket, tiket yang ingin dibeli sudah habis terjual penonton yang sedang antri tidak mendapatkan informasi mengenai tiket yang masih tersedia.Penelitian ini dilakukan dengan metode SPSS 14, mengambil sampel sebanyak 160 orang, dengan unit analisis masyarakat penggunan m-tiketing di bioskop x yang berada di kawasan Jakarta yaitu, Megaria/Metropole, Gandaria, KelapaGading, Pondok Indah, danKampus UI, dilakukan pada bulan februari 2013-juni 2013. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh mobile ticketing knowledge terhadappersepsikemudahaanmenggunakan m-tiketing, terdapat pengaruh compatibility terhadap persepsi kemudahan mengunakan m-tiketing dan persepsi kegunaan menggunakan m-tiketing, tidak ada pengaruh reachbility dan convenience terhadap persepsi kemudahan menggunakan dan persepsi kegunaan menggunakan m-tiketing, perilaku keinginan menggunakan m-tiketing dipengaruhi oleh persepsi kemudahan menggunakan m-tiketing.Kata Kunci: Perceived ease of use, perceived usefulness,behavior intention, mobile ticketing, mobile commerce payment, bioskop, SPSS. Abstract Since 2010, the use of m-ticketing was introduced in Indonesia in cinema x to be able to overcome the problems of the system are long queues when you book your ticket as usual conventional manner. Ironically for a queuing system is not effective because the audience had to queue up in a long queue and long enough to get tickets before the movie, but not infrequently turn to buy tickets, tickets to be purchased are sold out audiences that are in the queue do not get information about tickets still available . This research was conducted was conducted using SPSS 14, taking a sample of 160 people, with the unit of analysis, and the use of m-ticketing in cinema x which is in the Jakarta area, Megaria / Metropole, Gandaria, KelapaGading, Pondok Indah, and the UI campus this research doing start from February until June 2013. The results of this study concluded that there are significant knowledge of mobile ticketing to ease the perception of using m-ticketing, compatibility influence the perceived ease of use mticketing dang perception of the usefulness of using m-ticketing, there is no influence reachbility and convenience to the perceived ease of use and perceived usefulness use m-ticketing, behavioral willingness to use m-ticketing is influenced by perceived ease of use m-ticketing. Kata Kunci: Perceived ease of use, perceived usefulness, behavior intention, mobile ticketing, mobile commerce payment, bioskop, SPSS.
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
1.
Latar Belakang Persaingan dalam mobile payment atau mobile commerce seperti salah satunya mobile
ticketing saat ini cukup marak di Indonesia, banyak pelaku bisnis yang menjalankan kerjasama dalam hal mobile ticketing. Dengan bekerjasama bersama provider local yang ada, system mobile ticketing ini memberikan banyak keuntungan baik dari pihak sitem maupun pihak konsumen dimana konsumen mendapatkan banyak kenyamanan pelayanan dari segi waktu, dan effisiennya, sementara pihak perusahaan bisa mengurangi berbagai macam biaya dari harga transaksi itu sendiri serta mengantisipasi keluhan-keluhan konsumen akibat dari pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan. Pihak manajemen perusahaan dapat mengatasi keluhan-keluhan konsumen dengan memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggannya, dengan cara terus meningkatkan system informasi produk mobile ticketing agar pelanggan tidak complain dan terus ingin menggunakan mobile ticketing tersebut. Perusahaan mobile ticketing ini membuat suatu sistem yang memudahkan customernya dalam memesan tiket tanpa harus mengantri lama dan panjang dengan penggunaan mobile ticketing. Mobile ticketing ini tidak hanya lagi dijual sebagai komoditi tetapi lebih sebagai gaya hidup konsumsi mobile ticketing dalam pasar di Indonesia. Mobile ticketing saat ini banyak digunakan pada berbagai kegiatan di bidang jasa seperti tiket konser, tiket pesawat terbang, tiket kereta api dan tiket bioskop. Tujuan utama skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari Mengetahui pengaruh individual differences terhadap perceived ease of use, mengetahui pengaruh mobile payment system characteristic terhadap perceived usefulness, mengetahui pengaruh mobile payment system characteristic terhadap perceived ease of use, mengetahui pengaruh perceived ease of use dan perceived usefulness terhadap behavior intention.
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
2.
Tinjauan Teoritis Technology Theory Accaptance TAM adalah salah satu dari yang pertama dan paling mempengaruhi model penelitian
untuk menjelaskan perilaku pengguna IT ( informatika technic) (Davis et al.1989). TAM telah memperkenalkan model yang berguna dalam mempelajari perilaku penerimaan teknologi dalam cakupan konteks IT dan saat ini banyak dipakai oleh kalangan peneliti sistem informasi pada umumnya.Dasar rasional dari TAM adalah pengguna IT beraksi secara rasional saat mereka memutuskan untuk menggunakan IT. Pada proses penggunaan IT baru, ada dua variable yang didapat yaitu perceived usefulness (PU) atau kegunaan dapat dirasakan dan perceive ease of use (PEU) atau dapat dirasakan kemudahan dalam penggunaan dari suatu system. Mobile payment M-payment adalah alternative pembayaran untuk barang-barang, jasa, tagihan-tagihan. Mobile payment menggunakan perangkat (seperti telepon selular, telepon pintar dan PDA) dan jaringen nirkabel (seperti jaringan telekomunikasi mobile). Perangkat mobile dapat digunakan dalam berbagai pembayaran seperti pembayaran konten digital seperti ring tone, logo, lagu atau game. Tiket konser atau tiket penerbangan, iuran parker dan tiket bus atau kereta api dan tagihan-tagihan lainnya, perangkat telepon selular juga membiarkan pengguna untuk terhubung dengan server, menampilkan otentikasi dan otoritasi, membuat pembayaran dengan telepon dan kemudian dikonfirmasi bawa transaksi telah berhasil (Antovski & Qusev, 2003 : Ding & Hampe, 2003b). Individual Differences Perbedaan individu dianggap sebagai variabel yang paling relevan untuk kedua IS sukses (Agarwal & Prasad, 1999; Chen, Czerwinski, & Macredie, 2000; Karahanna, Ahuja, Srite, & Galvin, 2002, Sun & Zhang, 2006; Zmud, 1979) dan interaksi teknologi (Dillon & Watson, 1996). Dari perspektif mobile commerce, tampaknya bahwa perbedaan individu umumnya telah diperkirakan berkaitan dengan penggunaan m-commerce. Sebelumnya m-commerce penelitian telah memperkenalkan model pengguna-sentris untuk menilai penerimaan pengguna motivasi dan preferensi (Coursaris & Hassanein, 2002; Zmijewska, Lawrence, & Steele, 2004a;. Zmijewska et al, 2004b). Ketertarikan dalam perbedaan individu berkembang dalam studi perilaku pengguna m-payment.
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
Personnal Inovativeness Inovasi pribadi dijelaskan sebagai kecenderungan seseorang untuk mencoba setiap sistem informasi baru (Chang, Cheung, & Lai, 2005).Inovasi pribadi memiliki efek positif yang signifikan terhadap keputusan belanja online (Blake, Neuendorf, & Valdiserri, 2003; Crespo & del Bosque, 2008). Studi lain menunjukkan bahwa domain inovasi pribadi tertentu memprediksi dengan baik perilaku adopsi inovasi TI (Yi, Fiedler, & Park, 2006). Inovatif individu juga telah terbukti komunikatif, penasaran, dinamis, berani, dan stimulasi-mencari. Telah disepakati bahwa individu yang sangat inovatif adalah pencari informasi aktif berkaitan dengan ide-ide baru (Tariq, 2007). Mayoritas individu masih memiliki keahlian yang relatif sedikit tentang berbagai layanan mobile baru dan karena inovasi akan memainkan peran penting dalam niat untuk mengadopsi teknologi mobile baru. Mengingat mulanya relatif layanan mobile, adalah tepat untuk menguji inovasi sebagai variabel yang mempengaruhi dalam keadaan baru m-payment/mticketing. Menurut pengamatan di atas, secara umum diharapkan bahwa inovasi pribadi harus memiliki dampak positif besar pada persepsi kemudahan penggunaan, yang pada gilirannya harus mempengaruhi niat pengguna untuk mengadopsi m-pembayaran. M –Ticketing Knowledge Mengingat bahwa ada sedikit studi yang dilakukan sejauh ini menangani pengetahuan mpayment/m-ticketing, penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah hubungan apapun ada antara m-pembayaran pengetahuan dan niat untuk menggunakan m-pembayaran. Pemula web cenderung mengandalkan fitur yang paling dasar dan menarik dari antarmuka situs, sedangkan para ahli Web menggunakan pengalaman mereka dan dapat memanfaatkan pengetahuan mereka untuk memfasilitasi pengolahan informasi mereka dan untuk membedakan antara relevan dan tidak relevan informasi (Rieh, 2004). Jumlah orang yang menggunakan ponsel sudah melebihi jumlah orang yang menggunakan jaringan tetap terhubung ke Internet (Dholakia & RASK, 2002). Mengingat popularitas perangkat mobile, itu adalah penting untuk mengetahui apakah mereka yang sudah menggunakan beberapa layanan mobile atau mereka yang tidak takut untuk mengungkapkan informasi pribadi mereka kepada vendor ponsel tidak keberatan mengalami lebih banyak eksposur melalui m-pembayaran. Dengan jumlah terbatas penelitian tentang hal ini, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak dari m-pembayaran/m-ticketing
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
pengetahuan tentang persepsi kemudahan penggunaan m-pembayaran/m-ticketing. Pengguna ponsel dengan tingkat tinggi pengetahuan m-payment/m-ticketing cenderung menemukan msistem pembayaran/m-ticketing menjadi lebih mudah digunakan daripada pengguna ponsel kurang pengetahuan tersebut. M-Payment System Characteristic Karakteristik sistem memiliki potensi untuk mempengaruhi secara langsung baik persepsi kemudahan penggunaan dan kegunaan dirasakan IS (Davis et al., 1989). Penelitian sebelumnya yang melibatkan kualitas sistem sebagai konstruksi eksternal TAM telah menyarankan hubungan yang kuat antara karakteristik sistem dan konstruksi teoritis TAM (Davis, 1993; Venkatesh & Davis, 1996; Venkatesh & Davis, 2000).Sebagai mobile commerce dan m-terkait pembayaran tumbuh pesat dari segi urgensinya, perlu untuk mengidentifikasi karakteristik sistem tertentu dan menilai efek masing-masing pada kedua kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan dirasakan m-pembayaran/m-ticketing. Teknologi mobile adalah kategori yang luas yang membahas semua perangkat, protokol, dan infrastruktur yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan orang lain atau sistem di mana saja dan kapan saja (Lim, 2007). Berkaitan dengan teknologi mobile, atribut yang unik termasuk mobilitas dan reachability, yang menyediakan pembayaran mobile dengan keunggulan dibandingkan pembayaran online (Ding, Ijima, & Ho, 2004). Mobilitas berarti bahwa pengguna dapat membawa ponsel atau perangkat mobile lainnya untuk melakukan transaksi dari mana saja dalam area jaringan selular (Au & Kauffman, 2008;. Ding et al, 2004). Reachability dari perangkat mobile memungkinkan orang untuk dihubungi kapan saja dan di mana saja, dan menyediakan pengguna dengan pilihan untuk membatasi reachability mereka kepada orang-orang tertentu atau kali (Perry, O'hara, Sellen, Brown, & Harper, 2001). Behavior Intention Subagio (2009) menjelaskan behavior intention merupakan tingkat keinginan dalam suatu rencana yang secara sadar dibentuk oleh seseorang dan ditunjuk untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku spesifik dimasa yang akan datang (Ajzen dan Fishbein, 1980 dalam Liu dan Jang, 2009; Wharsshaw dan Davis, 1985 dalam Jang dan Namkung, 2009). Behavior intention diturunkan menjadi suatu fungsi dari attitude toward the act ( Aact) dan subjective atau
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
social norms yang menajdi pengaruh terbesar pada behavioural intention tergantung pada individu atau objek keputusan (Ajzen dan Fishbein, 1980). Sejumlah peneliti menyatakan bahwa behavior intention merupakan variabel yang layak dalam menetukan perilaku konsumen pada masa yang akan datang.
3.
Metode Penelitian
3.1
Desain Penelitian
Desain penelitian ini digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian konklusif yang tujuan utamanya adalah menggambarkan sesuatu, biasanya mengenai karakteristik atau fungsi pasar Malhotra dalam Nyimas (2013). Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah metode non-probability sampling dimana pengambilan sampel tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Cooper & Schliender, 2008). Sedangkan teknik yang akan digunakan adalah convenient sampling, dimana dalam mengambil sampel tidak ada pertimbangan kriteria dari peneliti tetapi dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah adalah pelanggan M-Ticketing pada bioskop X saja. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan metode statistik regresi linier sederhana dan regresi berganda dengan menggunakan SPSS 14.0.
3.2
Jenis dan Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
dapat diperoleh melalui dua cara yakni melalui data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan data primer. Data kuantitatif didapatkan melalui penelitian lapangan (survei) dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Data kualitatif Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara / kualitatif dengan responden sebanyak 160 responden dimulai dari bulan februari 2013 sampai dengan bulan juni 2013 dengan menanyakan alasan responden menggunakan mobile ticketing. Hal ini dilakukan peneliti untuk
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
memperoleh jawaban yang murni dari responden tentang mobile ticketing bagi mereka. Pada pelaksanaannya, proses pengambilan data primer dibagi ke dalam dua jenis yaitu secara offline. Penyebaran secara offline dilakukan dengan membagikan kuesioner secara langsung dalam bentuk fisik kepada responden. Penyebaran offline dibatasi hanya yang merupakan pelanggan m-ticketing bioskop x tersebut kawasan Jakarta yaitu Gandaria, Kelapa Gading, Metropole/Megaria, Pondok Indah, dan kampus UI. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur terdahulu mengenai penelitian ini dan menjadikannya sebagai sumber rujukan atau pustaka. 3.3
Populasi dan Sampel Menurut Indrianto dan Supomo (2002) populasi adalah sejumlah individu yang paling
sedikit mempunyai sifat atau kepentingan yang sama. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yangditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002). Dalam penelitian ini populasinya adalah warga masyarakat (baik dari kelompok mahasiswa maupun pekerja) yang ada di wilayah Jakarta yang menggunakan mobile ticketing dalam 3 bulan terakhir. Sedangkan untuk sampel penelitan, Hair et al ( 2010 ) menyatakan bahwa besarnya jumlah sampel yang diambil dapat ditentukan dengan mengalikan banyaknya item indicator variabel yang diamati dengan 5 kali banyaknya item-item indicator variabel yang diamati. Oleh karena itu total sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 160 responden. 3.4
Metode Pengambilan Sampel Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling, dimana setiap
responden yang memenuhi kriteria populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk menjadi sampel (Malholtra, 2010). Responden dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan metode convenience sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti memilih sampel dari anggota populasi karena berada di tempat dan waktu yang tepat (Malhotra, 2010).
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
Individual differences
Personal innovativeness
M-‐Ticketing Knowledge
H1 H 2 22
MPS CHARACTERISTIC
Mobility
H4 H8 H3
Compatibility
H7
Perceived usefulness
H6
Perceived ease of use
H5
Intention to use M-‐ticketing
H11
H13
H9
Reachability
H12
H10 convenience Gambar 2 Model Penelitian Modifikasi dan Penyederhanaan Sumber : diolah oleh peneliti berdasarkan jurnal acuan
3.5
Hipotesis Penelitian Berdasarkan model penelitian sebelumnya yang telah disederhanakan, maka peneliti
merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 :
Inovasi pribadi akan memiliki dampak positif pada persepsi kemudahan penggunaan mticketing.
H2:
Pengetahuan M- ticketing akan mempunyai efek positif pada persepsi kemudahan penggunaan m- ticketing.
H3:
Mobilitas akan memiliki pengaruh positif terhadap perceived ease of use.
H4:
Mobilitas akan memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness.
H5:
Reachability akan memiliki dampak positif pada persepsi kemudahan penggunaan mticketing.
H6:
Reachability akan memiliki dampak positif pada pegunaan dari m- ticketing.
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
H7:
Kompatibilitas akan memiliki dampak positif pada persepsi kemudahan penggunaan m- ticketing.
H8:
Kompatibilitas akan memiliki dampak positif pada kegunaan dari m- ticketing.
H9
Kenyamanan akan memiliki dampak positif pada persepsi kemudahan penggunaan mticketing.
H10:
Kenyamanan akan memiliki dampak positif pada kegunaan dari m- ticketing.
H11:
Persepsi kemudahan penggunaan akan memiliki pengaruh positif terhadap kegunaan m-ticketing.
H12:
Persepsi kemudahan penggunan akan memiliki pengaruh positif terhadap keinginan menggunakan m- ticketing.
H13:
Persepsi kegunaan akan memiliki pengaruh positif terhadap keinginan menggunakan m-ticketing.
4.
Hasil Penelitian Langkah awal dari penelitian kali ini adalah pre-testing yang mulai dilakukan pada bulan
februari 2013 sampai dengan juni 2013 kepada 50 orang pelanggan pengguna m-tiketing di bioskop x. Persentase wawancara dengan konsumen banyak yang mengatakan bahwa mereka menggunakan mobile ticketing dikarenakan alasannya yaitu tidak perlu mengantri sebesar 35 % ( persen ), waktu keseringan orang berkunjung ke bioskop untuk menonton dengan demikian bahwa waktu orang berkunjung ke bioskop x paling sering sebanyak lebih dari 2 kali dalam satu bulann sebesar 37 persen ( %) dan adapun mereka yang sedikit untuk keseringan menonton sebanyak lebih dari 4 kali dalam satu bulan hanya sebesar 28 % ( persen ).Provider mobile yang konsumen gunakan untuk mengakses penggunaan mobile ticketing yaitu sebanyak 67 % persen mereka menggunakan provider telkomsel. Hal ini dikarena sinyal yang terdapat pada telkomsel lebih baik dibandingkan dengan merek provider yang lain seperti provider axis dan xl hanya sebesar 10 % ( persen ). Konsumen pengguna mobile ticketing hasilnya 47 % ( persen ) adalah pria dan 53 % ( persen ) adalah wanita. Konsumen pengguna mobile ticketing hasilnya 47 % ( persen ) adalah pria dan 53 % ( persen ) adalah wanita dan usia tertinggi namun paling sedikit dari survey tersebut adalah berusia 41-50 tahun sebesar 3 % ( persen ) dan untuk mereka yang berusia 21-25
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
tahun sebesar 57 % ( persen ) adalah mereka yang berusia muda namun paling banyak dari hasil survey tersebut. Hasil surveynya ternyata 77 % ( persen ) berstatus belum menikah dan 23 % ( persen ) yang sudah menikah. sebanyak 42 % ( persen ) dari 160 responden yang berpendidikan sarjana ( S1 ) dan sebanyak 1 % ( persen ) yang berpendidkan sekolah dasar ( SD ). 57 % ( persen ) dari 160 responden yang pekerjaannya adalah pegawai swasta dan sebanyak 1 % ( persen ) yang pekerjaannya adalah ibu rumah tangga. Pegawai swasta memiliki persentasi yang tinggi karena gaya hidup mereka yang sibuk dan berpenghasilan besar sehingga memungkinkan mereka untuk menggunakan mobile ticketing. Transaksi pengeluaran per bulan yang konsumen gunakan untuk mengakses penggunaan mobile ticketing yaitu sebanyak 27 % persen mereka transaksi pengeluaran mereka per bulan sebesar < 500.000 dan yang terendah adalah 3 % sebesar 3 juta sampai 4 juta per bulan. Pada pre-testing dilakukan uji validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS 14.0, hasilnya menunjukkan bahwa konstruk variabel personnal innovativeness, m-tiketing knowledge, perceived ease of use, perceived usefulness, mobility, reachbility, compatibility, convenience, dan behavior intention memiliki nilai KMO dan Cronbach’s Alpha yang memenuhi syarat. Hal ini menunjukkan bahwa setiap instrumen dalam variabel valid dan reliable sehingga layak digunakan dalam penelitian ini. 4.1 Reliabilitas, Uji Kmo dan Anti Image Matrices Tabel 4.1 Ikhitisar Variabel Reliable Variabel
Cronbach’s Alpha
Kesimpulan
Mobility
0.802
Reliable
Reachability
0.802
Reliable
Compatibility
0.675
Reliable
Convenience
0.796
Reliable
Personnal innovativeness
0.769
Reliable
Mobile ticketing knowledge
0.709
Reliable
Perceived ease of use
0.870
Reliable
Perceived usefulness
0.759
Reliable
Behavior intention
0.819
Reliable
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
Berdasarkan pada tabel 4.1 bahwa seluruh variabel hasilnya realibilitas sebab hasilnya cronbach alpha lebih dari 0,6. 4.2 Uji analisis faktor KMO Tabel 4.2 Ikhitisar faktor KMO
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
4.3 Uji Anti Image Matrices Tabel 4.3 Ikhitisar anti image matrices
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
Berdasarkan pada tabel 4.2 bahwa hasil KMO dan tabel 4.3 anti image matrices untuk seluruh variabel angka MSA di atas 0,5 ( >0,50 ). Sehingga seluruh variabel dapat dilanjutkan pada proses selanjutnya.
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
4.4 Berikut Ikhitisar Hasil Regresi Uji Hipotesis Yang Diolah Peneliti : Tabel 4.4 Ikhitisar Hasil Regresi HIPOTESA H1
HUBUNGAN Inovasi pribadi à PEOU
SIGNIFIKAN 0,000
H2
MPà PEOU
0,000
H3
Mobilitas à PEOU
0,000
H4
Mobilitas à PU
0,000
H5
Reachability à PEOU
0,000
H6
Reachabilityà PU
0,000
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
KETERANGAN Inovasi pribadi mempengaruhi positif kemudahan penggunaan m-‐ ticketing. Mobile payment knowledge mempengaruhi positif kemudahan penggunaan m-‐ ticketing. Mobilitas mempengaruhi positif kemudahan penggunaan m-‐ticketing. Mobilitas mempengaruhi positif kegunaan penggunaan mobile ticketing. Reachability mempengaruhi positif kemudahaan penggunaan m-‐ticketing. Reachability mempengaruhi positif kegunaan penggunaan
HIPOTESA
HUBUNGAN
SIGNIFIKAN
H7
Compatibility à PEOU
0,000
H8
Compatibility à PU
0,000
H9
Convenience à PEOU
0,004
KETERANGAN m-‐ticketing. Compatibility mempengaruhi positif kemudahan penggunaan m-‐ticketing. Compatibility mempengaruhi positif kegunaan penggunaan m-‐ticketing. Kenyamanan mempengaruhi positif kemudahan penggunaan m-‐ticketing.
Tabel 4.4 Ikhitisar Hasil Regresi (Lanjutan) H10 H11
Convenience à PU
0,048
PEOU à PU
0,000
H12
PEOU à Behavior intention
0,000
H13
PUà Behavior intention
0,000
Kenyamanan mempengaruhi positif kegunaan penggunaan m-‐ tiekting. Kemudahan penggunaan m-‐ tikteing mempengaruhi positif kegunaan m-‐ ticketing. Kemudahaan penggunaaan m-‐ticketing mempengaruhi positif keinginaan konsumen utnuk menggunakan m-‐ticketing. Kegunaan penggunaan m-‐ ticketing mempengaruhi positif keinginan konsumen untuk menggunakan m-‐ ticketing.
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
4.5 Uji Variabel MPS caharcteristics dan individual differences terhadap variabel PEOU ( perceived ease of use ). Terdapat hasil ikhtisar regresi sebagai berikut
dengan melihat pada tabel regresi
standardized beta. Y = X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + error Y= Perceived ease of use Tabel 4.5 Variabel Yang Berpengaruh Terhadap PEOU Variabel Independen Mobility (X1)
Koefisien Beta 0,24
Reachability (X2)
0,106
Compatibility (X3)
0,274
Convenience (X4)
-‐0,65
Personal Inovativeness ( X5 )
0,252
Mobile ticketing knowledge ( X6 )
0,317
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
Pada tabel 4.5 bahwa Variabel independen yang paling mempengaruhi variabel perceived ease of use adalah variabel yang memiliki nilai koefisien beta yang paling tinggi yaitu variabel mobile ticketing knowledge. 4.6 Uji Variabel MPS caharcteristics terhadap variabel PU ( perceived usefulness ). Terdapat hasil ikhtisar regresi sebagai berikut
dengan melihat pada tabel regresi
standardized beta. Y = X1 + X2 + X3 + X4+error Y= Perceived usefulness Tabel 4.6 Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Pu Variabel Independen Mobility (X1) Reachability (X2)
Koefisien Beta 0,222 0,37
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
Compatibility (X3)
0,506
Convenience (X4)
-‐0,89
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
Pada tabel 4.6 bahwa Variabel independen yang paling mempengaruhi variabel perceived usefulness adalah variabel yang memiliki nilai koefisien beta yang paling tinggi yaitu variabel compatibility.
4.7 Uji Variabel PEOU dan PU terhadap behavior intention . Terdapat hasil ikhtisar regresi sebagai berikut
dengan melihat pada tabel regresi
standardized beta. Y = X1 + X2+ error Y = Behavior Intention
Tabel 4.7 Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Behavior Intention Variabel Independen Perceived ease of use ( X1 ) Perceived usefulness ( X2 )
Koefisien Beta 0,371 0,162
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
Pada tabel 4.7 bahwa Variabel independen yang paling mempengaruhi variabel perilaku keinginan menggunakan mobile ticketing adalah variabel yang memiliki nilai koefisien beta yang paling tinggi yaitu variabel perceived ease of use. Berdasarkan survey dan wawancara kepada pengguna mobile ticketing x bahwa jawaban – jawaban dari mereka lebih menekankan terhadap kemudahan penggunaan mobile ticketing.
4.78 Variabel Yang Paling Mempengaruhi Untuk mengetahui variabel yang paling mempengaruhi dapat melihat pada Koefisien beta adalah koefisien regresi dalam bentuk standar (standardized coefficient). Uji koefisien Beta digunakan untuk mengetahui variabel independen mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel dependen. Variabel independen yang mempunyai nilai beta paling tinggi (dalam harga mutlak) mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen (Hair et al., 2006: 225; Gujarati,2004:174).
Berikut hasil ikhitisar estimasi kefisien beta yang paling tinggi :
Tabel 4.8 Hasil Estimasi Koefisien Beta ( Koefisien Beta ) Perceived Ease Of Use Mobile ticketing knowledge 0,317
( Koefisien Beta ) Perceived usefulness -‐
-‐
Compatibility Perceived ease of use Perceived usefulness Mobility Reachability Convenience Personal innovativeness
0,506 -‐ -‐ 0,22 0,37 -‐0,89 -‐
-‐ 0,371 0,162 -‐ -‐ -‐ -‐
Variabel
0,274 -‐ -‐ 0,24 0,106 -‐0.65 0,252
Pembahasan
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
( Koefisien Beta ) Behavior Intention
Dengan melihat hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang dapat peneliti simpulkan, yaitu 13 hipotesis seluruhnya diterima dan terdapat variable yang paling mempengaruhi variable perceived ease of use dan perceived usefulness yaitu variable compatibility. Hal ini dikarenakan bagi konsumen pengguna m-tiketing memiliki persepsi kemudahan dan persepsi kegunaan yang disebabkan oleh compatibility. Mereka beranggapan bahwa menggunakan m-tiketing karena sekedar mencoba-coba saja sehingga hasilnya m-tiketing secara compatible saja.
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi kemudahan menggunakan dan persepsi kegunaan menggunakan mobile ticketing terhadap keinginan menggunakan mobile ticketing di bioskop x, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1.
Ada pengaruh mobile ticketing knowledge terhadap perceived ease of use .
2.
Ada pengaruh yang signifikan oleh variabel PEOU dan PU terhadap variabel compatibility.
3.
TIDAK
ada pengaruh yang signifikan variabel reachability dan convenience terhadap
variabel mediasi PEOU dan PU. 4.
Peran mediasi PEOU paling mempengaruhi dalam membentuk perilaku keinginan konsumen untuk menggunakan m-ticketing.
Saran Bagi industry bioskop x harus berusaha mempertahankan pangsa pasar mereka dan meningkatkan kualitas berdasarkan ( lovelock, 2007 ) bahwa perusahaan harus bisa memenuhi 100 % dari target pelanggan dengan memastikan bahwa mereka menerima pelayanan yang baik tersebut seperti yang direncanakan atau jika mereka menerima pelayanan yang baik tersebut, mereka mendapatkan pemulihan pelayanan yang memuaskan / mencapai angka yang tertinggi. Menciptakan teknologi informasi mobile ticketing yang lebih lagi memudahkan penggunaannya bagi konsumen, dan memberikan kenyamanan dalam melakukan transaksi pemesanan/pembelian
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
tiket bioskop. Serta diharapkan perusahaan bioskop x dapat membuat system mobile ticketing yang kompatibile lagi agar konsumen tidak hanya sekedar menggunakan m-ticketing karena coba-coba dan tidak hanya sekompatible bagi mereka lagi. Kepustakaan Adilaras, Pandu. ( 2008 ). A Cultural Perspective Of M-Commerce Adoption In Indonesia: Case Study University Of Indonesia.Skripsi.Universitas Indonesia.Depok Agarwal, R., & Prasad, J. (1999). Are individual differences Germane to the acceptance of new information technologies? Decision Sciences, 30(2), 361–391. Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human.Decision Processes, 50, 179–211. Antovski, L., & Gusev, M. (2003). M-Payments. Paper presented at the 25th International Conference of Information Technology Interfaces, Cavtat, Croatia. Au, Y. A., & Kauffman, R. J. (2008). The economics of mobile payments: Understanding stakeholder issues for an emerging financial technology application. Electronic Commerce Research and Applications, 7, 141–164. Bagozzi RP, Yi Y, Baumgartner J. (1990). The level of effort required for behaviour as a moderator of the attitude–behaviour relation. Eur J Soc Psychol; 20:45–59 Blake, B. F., Neuendorf, K. A., & Valdiserri, C. M. (2003). Innovativeness and variety of internet shopping. Internet Research, 13(3), 156–169. Changsu Kim a,1, Mirsobit Mirusmonov a, In Lee b,* : An empirical examination of factors influencing the intention to use mobile payment. (2010) Clarke, I. (2001). Emerging value propositions for M-commerce. Journal of Business Strategies, 18(2), 133–149. Cooper, Donald R, Schinder, Pamela S.( 2006 ). Business Research Methods. 9th ed. New York.The McGraw-Hill Companies Inc. Dahlberg, T., Mallat, N., & Öörni, A. (2003b). Trust enhanced technology acceptance modelconsumer acceptance of mobile payment solutions. Paper presented at the 2nd Mobility Roundtable, Stockholm, Sweden, May, 22–23.
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
Davis, F. D. (1986). A technology accaptance model for empirically testing new enduser information system: Theory and results. Doctoral Dissertation, Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology. Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology. MIS Quarterly, 13(3), 318–330. Davis, F. D. (1993). User acceptance of information technology: System characteristics, user perception, and behavior impacts. International Journal of Man Machine Studies, 38(3), 475–487. Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. (1989). User acceptance of computer technology: A comparison of two theoretical models. Management Science, 35(8), 982–1003. Dholakia, N., & Rask, M., (2002). Configuring mobile commerce portals for customer retention. Working paper of Research Institute for Telecommunications and Information Marketing (RITIM), Denmark. Dillon, A., & Watson, C. (1996). User analysis in HCI-the historical lessons from individual difference research. International Journal of Human–Computer Studies, 45(6), 619– 637. Ding, X., Ijima, J., & Ho, S. (2004). Unique features of mobile commerce. Tokyo 152- 8552, Japan: Graduate School of Decision Science and Technology, TITECH. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/04/25/model-mobile-commerce-m-commerce/ Evelyn, Naomi. (2008). Pengaruh service recovery terhadap loyalitas pada nasabah bank mandiri Hub Jakarta Jatinegara Timur. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok Fishbein, M.,Ajzen, I:Belief, attitude, intention and behavior: An Introduction to theory and research. Addision-wesle, Reading, MA.,( 1975 ). Garson, D. A., (2010). Multiple Regression: Quantitative Research in Public Adminstration. An Online Text Book. NC State University. http://faculty.chass.ncsu.edu/garson/PA765/regress.htm Gujarati, Damodar N., (2003). Basic Econometrics. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill, Inc. Guo, W. (2008). Design of architecture for mobile payments system. Paper presented at the Chinese Control and Decision Conference (CCDC 2008) (pp. 1732–1735). July Hair, J. F., Black, W.C.,Babin, B. J., AndersonR.E., &Tatham R. L.,(2006). Multivariate Data Analisys.Sixth Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
Indrianto, Nur dan Supomo, Bambang. ( 2002 ). Metodologi Penelitian Bisnis. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. International Journal of Computer Applications & Information Technology Vol. I, Issue II, September 2012 (ISSN: 2278-7720). Karnouskos, S., & Fokus, F. (2004). Mobile payment: A journey through existing procedures and standardization initiatives. IEEE Communications Surveys and Tutorials, 6(4), 44–66. Lovelock, Christopher, dkk. (2007). Pemasaran jasa manusia, teknologi, strategi perspektif Indonesia. 7th ed. Jakarta. Erlangga. Luarn, P., & Lin, H. H. (2005). Toward an understanding of the behavioral intention to use mobile banking. Computers in Human Behavior, 21(6), 873–891. Mallat, N., Rossi, M., & Tuunainen, V.K. (2006). The impact of use situation and mobility on the acceptance of mobile ticketing services. In Proceedings of the 39th Hawaii international conference on system sciences. Hawaii. Nelson, D. L. (1990). Individual adjustment to information-driven technologies: A critical review. MIS Quarterly, 14(1), 79–98. Pedersen, E.: Adoption Of Mobile Internet Services: An Exploratory Study Of Mobile commerce Early Adopters. Journal Of Organizational Computing And Electronic Commerce. 15(3) 2003, 203-222. Peter, J. Paul & Jerry C. Olson. ( 1999 ). Consumer Behavior. 4th Ed. Richard D.Irwin.Inc. http://software-internet.lintas.me/go/story.pricearea.com/fitur-baru-google-mobile-payment-/1/ Sugiyono.(2002) .metode penelitian bisnis.PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Tariq, B. (2007). Exploring factors influencing the adoption of mobile. Journal of Internet Banking and Commerce, 12(3), 32–42. http://techno.okezone.com/read/2011/04/20/54/448152/perbankan-indonesia-belum-siap-denganteknologi-nfc http://techno.okezone.com/read/2011/04/06/54/443120/era-nfc-semakin-dekat-ponsel-gantikandompet http://techno.okezone.com/read/2011/01/26/325/418120/iphone-5-dan-ipad-2-akan-dilengkapimobile-payment http://www.teknojurnal.com/2011/05/13/3-poin-penting-dalam-kesiapan-mobile-payment/
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013
Tjiptono, Fandy. (2005). Strategi pemasaran. Edisi 7. Andi, Yogyakarta.
Analisis pengaruh…, Rebeka Meidiana Purba, FE UI, 2013