ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X
Oleh MAHARANI BR PURBA H24104016
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
ABSTRAK Maharani Br Purba. H24104016. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi X. Di bawah bimbingan Mimin Aminah dan Eko Ruddy Cahyadi. Persaingan industri yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan agar mempertahankan keberadaannya. Perusahaan harus memiliki sistem pemasaran yang baik sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan memimpin di pasar global. Demikian halnya dalam lembaga pendidikan juga tak luput dari kompetisi. Lembaga pendidikan memiliki peran strategis dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, berkompeten dan mampu bersaing. Sebagai pendatang baru, Perguruan Tinggi X telah dapat menunjukkan eksistensinya di dalam industri jasa pendidikan. Selama hampir dua tahun pelaksanaannya, Perguruan Tinggi X memiliki jumlah mahasiswa yang potensial dan cenderung meningkat. Ketatnya persaingan dalam industri jasa pendidikan menuntut Perguruan Tinggi X untuk menjaga kualitas dalam meningkatkan keunggulannya agar mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. Perguruan Tinggi X juga dituntut dalam menghasilkan sumberdaya yang berkualitas dengan cara meningkatkan mutu layanan dalam menjamin mutu lulusannya. Mutu layanan dapat dinilai dari atribut kualitas pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa sedangkan mutu lulusan dapat dilihat dari prestasi akademik mahasiswa sebagai tolak ukurnya adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa. Mutu layanan dan mutu lulusan harus menjadi fokus perhatian dalam membangun keunggulan bersaing dengan perguruan tinggi lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Mengidentifikasi karakteristik pelanggan Perguruan Tinggi X; (2) Menganalisis tingkat kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X berdasarkan penilaian pelanggan; (3) Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan yang dilakukan Perguruan Tinggi X terhadap prestasi akademik mahasiswa. Penelitian dilaksanakan di Perguruan Tinggi X, pada bulan Mei sampai dengan Juli 2008. Pemilihan data dan penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan 51 orang mahasiswa Perguruan Tinggi X sebagai responden. Pengambilan data primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari data dokumen perusahaan, studi literatur dan dari media internet. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel dan software SPSS versi 13.0 for windows. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif, tabulasi silang, chisquare dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pelanggan Perguruan Tinggi X sebagian besar berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia saat masuk ≤ 24 tahun. Pelanggan yang paling banyak memiliki status belum bekerja dan sumber biaya pendidikan berasal dari orang tua. Hasil analisis penilaian pelanggan terhadap kelima dimensi kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X memiliki kinerja yang sedang. Sedangkan penilaian pada atribut-atribut kualitas pelayanan menunjukkan ada sepuluh atribut yang tinggi tingkat kinerjanya. Atribut-atribut tersebut adalah pemberian
kesempatan bertanya/diskusi bagi setiap mahasiswa oleh staf pengajar, terciptanya suasana kekeluargaan antara mahasiswa dan seluruh staf Perguruan Tinggi X, pemberian tugas/latihan soal individu yang mendukung materi perkuliahan oleh staf pengajar, kedisplinan staf pengajar dalam kehadiran dan ketepatan waktu mengajar, keramahan dan perhatian staf pengajar dalam memberikan pelayanan, staf pengajar memberikan pelayanan konsultasi di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), staf pengajar memberikan motivasi sewaktu KBM, staf pengajar memberikan motivasi sewaktu bimbingan konsultasi, ketersediaan peralatan perkuliahan (laptop/komputer, LCD, OHP, papan tulis, wireless, lampu emergency), serta pemberian tugas/latihan soal kelompok yang mendukung materi perkuliahan oleh staf pengajar. Hasil tersebut juga menunjukkan atribut-atribut yang paling rendah tingkat kinerjanya, yaitu: ketersediaan dan kualitas modul/bahan belajar yang kurang lengkap dan susah dipahami, pemberian informasi nilai, IP, dan IPK, yang dianggap kurang akurat dan tidak tepat waktu, serta staf pengajar yang susah ditemui/dihubungi bila ingin berkonsultasi. Berdasarkan penilaian atribut-atribut tersebut, kualitas pelayanan yang kinerjanya tertinggi adalah pemberian kesempatan bertanya/diskusi bagi setiap mahasiswa, dan kinerja yang terendah adalah ketersediaan dan kualitas modul/bahan belajar yang kurang lengkap dan susah dipahami. Hasil analisis regresi logistik untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X terhadap prestasi akademik mahasiswa menunjukkan bahwa terdapat dua variabel yang berpengaruh nyata yaitu: (1) kemampuan staf pengajar dalam menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan di kelas, dan (2) pemberian motivasi oleh staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi. Staf pengajar yang memiliki kemampuan standar dalam menciptakan suasana aktif dan menyenangkan berpeluang 19 kali lebih besar dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa dibanding dengan staf pengajar yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Sedangkan staf pengajar yang yang memiliki kemampuan sangat baik berpeluang 6 kali lebih besar mendorong mahasiswa berprestasi diatas standar (IPK >2,5). Atribut pemberian motivasi oleh staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi terjadi 30 kali lebih besar dalam mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa dibanding staf pengajar yang tidak memberikan motivasi tersebut. Pentingnya kemampuan menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, serta pemberian motivasi sewaktu bimbingan konsultasi terbukti dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa diatas standar.
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh MAHARANI BR PURBA H24104016
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh MAHARANI BR PURBA H24104016 Menyetujui, Mei 2009
Ir. Mimin Aminah, MM Dosen Pembimbing I
Eko Ruddy Cahyadi, S.Hut, MM Dosen Pembimbing II Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar. M.Sc Ketua Departemen
Tanggal Ujian : 18 Mei 2009
Tanggal lulus : 22 Juni 2009
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 10 Oktober 1985 di Berastagi, Propinsi Sumatera Utara. Penulis yang bernama lengkap Maharani br Purba adalah anak kedua dari tiga bersaudara, putri dari pasangan Drs. Moro Purba dan Lerianna Br Saragih Turnip. Penulis memulai pendidikan Taman Kanak-Kanak Methodist, Berastagi pada tahun 1991, lulus tahun 1992. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Methodist Berastagi, dan lulus tahun 1998. Lulus dari sekolah dasar tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Berastagi dan lulus tahun 2001. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan sekolah menengah atas di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Berastagi, Kabupaten Karo dan lulus tahun 2004, kemudian pada tahun yang sama penulis diterima di program S1 Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI IPB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif pada beberapa organisasi, antara lain Koperasi Mahasiswa (KOPMA) IPB sebagai staf departemen humas periode 2005-2006 sekaligus menjabat sebagai bendahara Rohani Islam (ROHIS) himpunan mahasiswa manajemen, Sharia Economic Student Club (SES-C) sebagai staf Divisi Usaha Mandiri, Forum Mahasiswa Studi Islam (FORMASI), Himpunan Mahasiswa Muslim Asal Medan (IMMAM), serta anggota Himpunan Muslim Karo (HIMKA) sejabodetabek dan aktif dalam beberapa kepanitiaan seperti Seminar Expor Impor (EXIM), Banking Goes to Campus (BGTC), Seminar Bisnis (SEMBIS), Pembagian Jas Almamater Mahasiswa Baru, Buka Saum Bersama, serta seminar lainnya. Penulis juga menjadi kakak didik bagi adik-adik di UKM PRAMUKA. Penulis juga mengikuti magang selama 1 bulan pada tahun 2007 di PT. Tirta Sibayakindo Berastagi bagian logistik, anak perusahaan dari Aqua Group, berpusat di PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk. Selain itu, penulis juga aktif mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan dan seminar yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi Manajemen maupun oleh Fakultas lain.
iii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
hidayah
dan
karunia
yang
diberikan
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi X. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari dalam penyususnan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung, sejak awal penulisan sampai akhirnya skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ir. Mimin Aminah, MM selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan, saran, dorongan dan pengarahan yang sangat berarti kepada penulis selama penelitian. 2. Eko Ruddy Cahyadi, S.Hut, MM selaku dosen pembimbing kedua yang dengan sabar memberikan bimbingan, saran dan pengarahan serta motivasi kepada penulis. 3. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM selaku dosen pembimbing sidang yang telah bersedia memberikan bimbingan, saran dan perbaikan kepada penulis. 4. Wita Juwita, S.TP, MM selaku dosen penguji sidang yang telah bersedia menguji dan memberikan kritik dan saran dalam perbaikan skripsi. 5. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan akademik kepada penulis. 6. Kedua Orangtua, bapak dan mamak, atas semua kasih sayang yang tak ada hentinya, perhatian, curahan doa serta pengorbanan, motivasi dan nasehat yang diberikan kepada penulis. 7. Abang Kandar dan adik Sulaiman Purba, kedua saudaraku tercinta yang menjadi inspirasi penulis dalam menyelesaikan skripsi, dengan penuh cinta dan kasih sayang memberikan dukungan, semangat, dan doa.
iv
8. Syahrul ginting suka bre ribuna, bg uwa ku yang menjadi tempat curahan hati, memberikan
kasih
sayangnya,
motivasi,
doa,
serta
dengan
sabar
mengingatkan, menjaga, dan mengajarkan arti hidup yang sebenarnya. 9. Tim Tata Usaha Departemen Manajemen atas bantuannya selama proses persiapan seminar dan sidang. 10. Mbak lily, ibu nesti, mbak zakiyah, mbak fitri, teh desi, mas deddy, mas budiman, mas bidin, mas nurman, mas uding, mas nurdin, dan pak edi atas masukan dan bantuan serta kebersamaan selama penelitian berlangsung. 11. Bik tua, kila, bik uda, kak nita, kak emi, kak mon, bg helpin, keponakanku dan seluruh keluarga besarku yang memberikan dukungan kepada penulis. 12. Yunita , Yonk dan Mper yang selalu mewarnai hari-hari penulis, terima kasih atas persahabatan yang diberikan, semangat serta doa dan dukungannya. 13. Fifi, anis, indah, ijik, didik, heri, mba intan, mida, yenni, erika, sonti, barita, koprol, dan semua teman-teman yang menjadi tempat berbagi bagi penulis, terima kasih sahabat tanpa kalian hidup tak indah. 14. Aisyah Tiar Arsyard (Acil) dan Annas Wahyu Prastyo teman satu bimbingan penulis, yang telah memberikan semangat, masukan, dan doanya. 15. Teman-teman Manajemen 41 kenangan indah bersama kita selama kuliah, takkan kulupakan, terima kasih atas dukungannya, serta adik-dik manajemen 42 dan 43 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 16. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skiripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu perusahaan sebagai sumbang saran yang positif untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan prestasi akademik mahasiswa. Selain itu, memberikan manfaat bagi masyarakat umum sebagai sumber data dan informasi yang layak sebagai langkah awal penelitian lainnya. Bogor, Mei 2009
Penulis
v
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. iii KATA PENGANTAR......................................................................................... iv DAFTAR ISI........................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ...............................................................................................viii DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x I.
II.
PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................... Perumusan Masalah ............................................................................ Tujuan Penelitian. ......................................................................................... Manfaat Penelitian .......................................................................................... Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................
1 3 4 4 5
TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran ...................................................................................................... 6 Konsep Pemasaran ......................................................................................... 6 Produk ............................................................................................................ 8 Atribut Produk ................................................................................................ 9 Definisi dan Karakteristik Jasa ......................................................................10 Pemasaran Jasa ...............................................................................................15 Kualitas Jasa ...................................................................................................17 Konsep Kualitas Pelayanan ............................................................................23 Definisi Pelanggan .........................................................................................24 Nilai Pelanggan ..............................................................................................25 Lembaga Pendidikan ......................................................................................26 Lingkungan Akademik ...................................................................................27 Budaya Akademik ..........................................................................................28 Prestasi Akademik ..........................................................................................29 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik ..................................30 Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................................33
III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual ....................................................................36 Metode Penelitian ...........................................................................................38 3.2.1. Lokasi dan Waktu ..................................................................38 3.2.2. Metode Pengumpulan Data ....................................................38 3.2.3. Metode Pengambilan Sampel .................................................40 3.2.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ...........................................40
vi
Metode Pengolahan dan Analisis Data ..........................................................42 3.3.1. Analisis Deskriptif .................................................................42 3.3.2. Tabulasi Silang .......................................................................44 3.3.3. Uji Chi-square ........................................................................44 3.3.4. Analisis Regresi Logistik Biner .............................................45 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner....................................... 51 4.2. Karakteristik Responden .................................................................. . 51 4.3. Penilaian Tingkat Kinerja Atribut-Atribut Kualitas Pelayanan ....... . 54 4.4. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi X.......................................................... 67 4.5. Implikasi Manajerial ........................................................................... 75 V.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ......................................................................................... 78 2. Saran.................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 81 LAMPIRAN ....................................................................................................... 84
vii
DAFTAR TABEL No Halaman 1. Data jumlah mahasiswa Perguruan Tinggi X ................................................. 2 2. Perbedaan-perbedaan antara Barang dan Jasa................................................ 11 3. Skala Pengukuran yang Digunakan ............................................................... 40 4. Nama Atribut-atribut Kualitas Pelayanan Perguruan Tinggi X ..................... 55 5. Sepuluh Atribut Kualitas Pelayanan Tertinggi Berdasarkan Nilai Rata-rata ................................................................................................ 56 6. Penilaian Kinerja Dimensi Kualitas Pelayanan Perguruan Tinggi X..............57 7. Pelayanan jasa Perguruan Tinggi X berdasarkan sumbernya ........................ 65 8. Hasil analisis regresi logistik dengan metode stepwise ................................. 67 9. Model regresi logistik dengan stepwise ......................................................... 69 10. Tabulasi silang antara kemampuan menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan dengan kemampuan dalam penguasaan materi .............. 71 11. Tabulasi silang antara kemampuan menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan dengan kemampuan dalam penguasaan materi .............. 72
viii
DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Diagram segitiga pemasaran jasa ................................................................... 13 2. Tingkat harapan pelanggan ............................................................................ 20 3. Model kesenjangan kualitas jasa.................................................................... 22 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar .......................... 31 5. Kerangka pemikiran konseptual..................................................................... 38 6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin....................................... 52 7. Karakteristik responden berdasarkan usia saat masuk ................................... 52 8. Karakteristik responden berdasarkan status bekerja ...................................... 53 9. Karakteristik responden berdasarkan sumber biaya pendidikan.................... 54
ix
DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Uji validitas kuesioner.................................................................................... 85 2. Uji reliabilitas kuesioner ................................................................................ 89 3. Crosstabs dan hasil uji Chi Square ................................................................ 90 4. Penilaian tingkat kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X........................................................................................ 91 5. Persentase dan nilai rata-rata tingkat kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X ......................................................... 92 6. Skor rataan tingkat kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X........................................................................................ 93 7. Hasil analisis regresi logistik berganda (biner).............................................. 94 8. Tabulasi Silang............................................................................................... 102
x
1
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan industri yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan agar mampu mempertahankan keberadaannya. Perusahaan harus memiliki
sistem pemasaran
yang
baik sehingga perusahaan
dapat
memperoleh keunggulan kompetitif dan memimpin di pasar global. Demikian halnya dalam lembaga pendidikan juga tak luput dari kompetisi. Lembaga pendidikan memiliki peran strategis dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, berkompeten dan mampu bersaing. Lembaga pendidikan adalah organisasi sosial yang penting dalam mewariskan dan memelihara suatu budaya. Lembaga pendidikan yang merupakan penyambung penting yang menghubungkan masa lalu juga masa depan. Lembaga pendidikan memelihara budaya dan memberitahukan anggota-anggota barunya tentang apa yang terjadi, apa yang penting, dan apa yang harus diketahui oleh anggotanya (Mulyana dan Rakhmat, 1998). Perguruan
Tinggi
adalah
lembaga
pendidikan
(tinggi)
yang
diharapkan peranannya secara signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa untuk menunjang pembangunan sumberdaya manusia menuju masyarakat yang maju sehingga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Perguruan tinggi adalah salah satu sarana yang dapat digunakan dalam menciptakan suatu tenaga yang ahli di bidangnya. Perguruan Tinggi merupakan salah satu tempat yang berperan dalam pembinaan
dan
peningkatan
keterampilan
juga
pengetahuan
untuk
menjadikan generasi baru yang berkualitas tinggi agar mampu mengejar dan mengembangkan iptek yang dianggap sebagai katalisator kemajuan ekonomi yang akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu perguruan tinggi memiliki tanggung jawab etis terhadap kualitas lulusannya, seperti kemampuan kerja, kreativitas, pengakuan masyarakat sebagai penyerap sumber daya manusia terhadap kredibilitas perguruan tinggi tersebut (Sampurna, 2002). Perguruan Tinggi juga harus mampu memobilisasi segala
2
potensi sumberdaya secara optimal untuk dapat melakukan proses pendidikan yang mampu menghasilkan output berkualitas. Perguruan Tinggi X merupakan salah satu perguruan tinggi yang diharapkan perannya dalam menghasilkan para lulusan berkualitas di bidangnya. Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik di Indonesia, Perguruan Tinggi X dituntut meningkatkan mutu layanan dan mutu akademik agar mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. Perguruan Tinggi X (PT. X) merupakan program penyelenggaraan khusus yang didirikan pada tahun 2006. PT. X memiliki segmen pasar lulusan diploma, baik dari PT. X sendiri maupun dari perguruan tinggi lainnya. Di lingkungan PT. X terdapat program penyelenggaraan khusus lainnya yang bersaing memperebutkan pasar tersebut. Disamping itu banyak perguruan tinggi lain yang menawarkan program penyelenggaraan khusus baik dari perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Persaingan yang kian kompetitif antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam merebutkan segmen pasar, menuntut PT. X berupaya meningkatkan mutu layanan dalam menjamin mutu lulusan. Mutu lulusan harus menjadi fokus perhatian dalam membangun keunggulan bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. Daya saing sebuah perguruan tinggi sangat ditentukan oleh mutu lulusannya. PT. X adalah pendatang baru dalam program penyelenggaraan khusus, namun telah dapat menunjukkan eksistensinya di dalam bidang jasa pendidikan. Selama hampir dua tahun pelaksanaannya, PT. X memiliki jumlah mahasiswa yang potensial dan cenderung meningkat. Data jumlah mahasiswa PT. X dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data jumlah mahasiswa Perguruan Tinggi X Angkatan Jumlah Siswa I. 2006/2007 II. 2007/2008 Sumber : Perguruan Tinggi X, 2008
98 199
3
Dalam memasarkan programnya kepada masyarakat, perguruanperguruan tinggi berlomba untuk menawarkan jasa pendidikan terbaik yang dapat diterima oleh masyarakat. Ketatnya persaingan dalam industri jasa pendidikan mengharuskan Perguruan Tinggi X (PT. X) untuk menjaga kualitasnya dalam mengetahui apa kebutuhan dan keinginan pelanggan. Hal ini dimaksudkan agar PT. X memiliki kekuatan bersaing yang baik dalam menarik perhatian pelanggan maupun mempertahankan kesetiaan dan kepercayaan
pelanggan
dengan
meningkatkan
mutu
layanan
dan
mutu lulusan. Perguruan Tinggi X (PT. X) sangat bergantung pada pelanggan. Pengelola PT. X harus menjadikan pelanggan sebagai prioritas utama. Oleh karena itu, perlu diketahui kualitas pelayanan produk jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan pada industri jasa pendidikan. Selain itu, perusahaan juga perlu mengetahui pengaruh pelayanan yang diberikan terhadap prestasi akademik mahasiswa. 1.2. Perumusan Masalah Pelanggan adalah makhluk yang tidak pernah puas. Jika kemarin pelanggan puas akan kualitas produk, harga dan layanan tertentu, hari ini mungkin sudah berubah dengan munculnya berbagai produk baru yang menawarkan hal yang lebih baik. Perguruan Tinggi X (PT. X) merupakan salah satu pelaku bisnis yang bergerak di bidang jasa pendidikan yang harus fokus kepada pelanggannya. Ketatnya persaingan di industri jasa pendidikan membuat setiap lembaga pendidikan harus mampu memberikan inovasi terhadap produk jasa yang ditawarkannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen karena dari waktu ke waktu harapan konsumen terus berubah. Ketatnya persaingan dalam industri jasa pendidikan ini
membuat
PT. X harus tetap menjaga kualitasnya dan mengetahui apa yang konsumen butuhkan dan inginkan. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan mampu bersaing baik dalam menarik perhatian konsumen maupun mempertahankan konsumen. Oleh karena itu, perlu diketahui atribut-atribut mutu pelayanan
4
produk jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada industri jasa pendidikan. Selain itu, PT. X juga perlu mengetahui pengaruh kualitas pelayanan produk jasa yang diberikannya terhadap prestasi akademik mahasiswa. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik pelanggan Perguruan Tinggi X ? 2. Bagaimana penilaian pelanggan terhadap tingkat kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X ? 3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap prestasi akademik mahasiswa Perguruan Tinggi X ? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik pelanggan Perguruan Tinggi X. 2. Menganalisis tingkat kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X berdasarkan penilaian pelanggan. 3. Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan yang dilakukan Perguruan Tinggi X terhadap prestasi akademik mahasiswa. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak: a. Perusahaan Memberikan
informasi
atau
masukan
kepada
perusahaan
dalam
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa, sebagai bahan pertimbangan untuk penentuan pengembangan layanan dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. b. Penulis Sarana kegiatan belajar dalam menambah wawasan, pemahaman, pengalaman dan pengembangan ilmu dalam menghadapi suatu masalah dengan mendalam, melatih diri dalam mengemukakan dan menyelesaikan
5
masalah secara mandiri dan ilmiah, dapat meningkatkan keterampilan menerapkan teori di dalam praktik nyata. c. Pihak Lain Sebagai bahan informasi dan acuan bagi para peneliti dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Sebagai informasi dan referensi bagi para peneliti untuk melakukan penelitian pada bidang sejenis. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berfokus pada pengaruh kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X terhadap prestasi akademik mahasiswa. Penelitian dilakukan terbatas hanya pada lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu : tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Sedangkan prestasi akademik mahasiswa diukur dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Responden dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan pertama, Perguruan Tinggi X. Penarikan sampel dilakukan secara purposive (sengaja) sesuai dengan kebutuhan penelitian.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005). Sedangkan asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler (2005) mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran- sasaran individu dan organisasi. Stanton dalam Angipora (2002) mendefinisikan pemasaran dalam dua pengertian dasar, yaitu: 1. Dalam arti kemasyarakatan Pemasaran adalah setiap kegiatan tukar menukar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia. 2. Dalam arti Bisnis Pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar. Definisi pemasaran dapat disimpulkan sebagai suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial sehingga masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan produk yang memiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2003). 2.2. Konsep Pemasaran Menurut Angipora (2002) penentuan atau penetapan konsep didasarkan pada pertimbangan untuk memberikan kepuasaan yang utuh kepada
konsumen
dengan
melihat
seberapa
besar
bagian
yang
harus diberikan untuk kepentingan organisasi, konsumen dan masyarakat.
7
Ada lima konsep berdasarkan perusahaan dan organisasi lainnya dalam melakukan kegiatan pemasaran, yaitu: 1. Konsep Produksi Merupakan salah satu konsep yang paling tua dalam menuntun para penjual. Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan dan oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efesiensi produksi dan efesiensi distribusi. 2. Konsep Produk Bagi perusahaan yang menggunakan konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan kualitas dan prestasi yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol dan karena itu organisasi harus mencurahkan usaha terus-menerus dalam perbaikan produk. Perwujudan yang paling umum dari konsep produk terjadi pada produk baru yang ditemukan oleh perusahaan. 3. Konsep Penjualan Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk, terkecuali organisasi menjalankan suatu promosi dan penjualan yang kokoh. Perusahaan yang mempraktekkan konsep penjualan mempunyai anggapan yang bercorak istimewa yaitu bahwa produk mereka “dijual” bukannya “dibeli”. Konsep penjualan paling agresif diterapkan untuk produk yang tidak dicari (unsought goods) yaitu produk yang biasanya tidak pernah terpikirkan untuk dibeli oleh orang. 4. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efesien dibandingkan para pesaing. 5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan Konsep pemasaran kemasyarakatan atau sering juga disebut konsep pemasaran sosial mencoba untuk menyempurnakan konsep pemasaran. Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah
8
menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efesien
daripada
para
pesaing
dengan
tetap
melestarikan
atau
meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Menurut Kotler (2005), konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan dengan para pesaing yaitu dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang mengatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa, yang memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Kotler, 2005). 2.3. Produk Menurut Kotler (2005) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produkproduk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan. Sedangkan menurut Angipora (2002), produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperlihatkan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Menurut Kotler (2005), berdasarkan daya tahan dan wujudnya, produk dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Barang tahan lama (durable goods) Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali. Misalnya : pakaian, komputer, sepeda motor, dsb.
9
2. Barang tidak tahan lama (non durable goods) Barang tidak tahan lama adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Termasuk golongan ini antara lain : sayur-mayur, makanan, sabun, dsb. 3. Jasa (services) Jasa adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan dan mudah habis. Produk ini memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Misalnya: jasa reparasi, jasa pendidikan, salon, dsb. Menurut Lovelock dan Wright (2005), produk adalah output inti (baik barang maupun jasa) yang dihasilkan dari suatu perusahaan. Sedangkan menurut Stanton dalam Angipora (2002), produk dapat didefinisikan menjadi dua pengertian dasar yaitu : a. Pengertian sempit, yaitu produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan. b. Pengertian luas, yaitu produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, rasa, harga, kemasan, prestise perusahaan, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. Gagasan pokok dari kedua definisi diatas adalah bahwa konsumen membeli tidak hanya sekedar kumpulan atribut fisik, tetapi pada sasarannya mereka membayar sesuatu untuk memuaskan keinginan. Sebenarnya pembedaan antara barang dengan jasa secara tegas sulit dilakukan karena sering pembelian suatu barang disertai jasa tertentu dan sebaliknya pembelian suatu jasa sering disertai dengan pemakaian barang tertentu. 2.4. Atribut Produk Sumarwan (2004) menyatakan bahwa bagi seorang konsumen, atribut atau karakteristik yang melekat dalam produk menjadi bahan pertimbangan dalam keputusan pembelian produk. Atribut produk meliputi atribut fisik dan
10
atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik produk seperti : ukuran, jenis, merek, warna, kemasan, harga, rasa dan lain-lain. Sedangkan atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen, misalnya : prestise, kemudahan, dsb (Sumarwan, 2004). Menurut Lovelock dan Wright (2005) atribut produk merupakan semua fitur (baik yang berwujud maupun tidak berwujud) suatu barang atau jasa yang dapat dinilai pelanggan. Atribut produk dapat diperluas menjadi tiga kategori karakteristik produk yang berbeda, yaitu : 1. Atribut pencarian, merupakan karakteristik produk yang dapat dinilai pelanggan sebelum membeli. 2. Atribut pengalaman, merupakan fitur kinerja produk yang hanya dapat dinilai pelanggan selama penyerahan jasa. 3. Atribut kepercayaan, merupakan fitur-fitur produk yang mugkin tidak dapat dinilai pelanggan bahkan setelah membeli dan mengkonsumsinya. 2.5. Definisi dan Karakteristik Jasa Jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intagible (tidak berwujud fisik). Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik (Kotler, 2007). Jasa menurut Lovelock dan Wright (2005) adalah : a. Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi.
11
b. Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan yang mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut. Sedangkan manfaat yang dimaksud adalah keuntungan atau laba yang diperoleh pelanggan dari kinerja jasa atau penggunaan barang fisik. Stanton dalam Angipora (2002) mengungkapkan bahwa jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah, tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud ataupun tidak. Sedangkan Zeithaml, et al. (2006) mendefinisikan jasa sebagai suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk, jasa dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah, serta bersifat tak berwujud. Definisi jasa dapat disimpulkan sebagai suatu pemberian kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain (Rangkuti, 2003). Jasa memiliki karakteristik yang membedakannya dari produk berupa barang. Karakteristik utama yang membedakan jasa dengan produk adalah sifat jasa yang tidak dapat dilihat (tidak nyata) disamping keterlibatan konsumen secara aktif dalam proses penyampaian jasa. Secara keseluruhan perbedaan antara barang dan jasa, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbedaan-perbedaan antara Barang dan Jasa Barang Jasa Dapat dilihat
Proses atau aktivitas tidak dapat dilihat
Konsumen tidak terlibat dalam Konsumen
terlibat
dalam
proses
proses produksi
produksi
Produksi dan konsumsi terpisah
Produksi dan konsumsi bersamaan waktu dan tempat
Produk/proses bersifat homogen Dimungkinkan hubungan
Proses dan hasil berbeda-beda
yang Hubungan langsung adalah hal yang
tidak langsung antara produsen sangat utama dan konsumen
12
Lanjutan Tabel 2. Perbedaan-perbedaan antara Barang dan Jasa Barang Persediaan dapat diciptakan
Jasa Penciptaan persediaan tidak mungkin/sulit
Dapat dibawa
Tidak dibawa (melekat kepada penyedia jasa)
Dapat diekspor
Sulit untuk diekspor
Nilai tambah diciptakan di dalam
Nilai tambah terjadi pada waktu
pabrik
interaksi antara produsen dan konsumen
Konsentrasi pada suatu proses
Konsentrasi pada suatu proses
produksi tertentu dapat dilakukan
produksi tertentu tidak dapat dilakukan karena tersebarnya daerah produksi
Kepemilikan berpindah pada saat
Tidak ada perpindahan kepemilikan
penjualan Dapat diujicobakan sebelum
Tidak ada sebelum penjualan dan
dijual
sangat sulit untuk diujicobakan
Pengembalian barang
Pengembalian tidak dimungkinkan,
dimungkinkan seperti halnya
pemberian garansi juga sangat sulit
pemberian garansi Penjualan barang bekas
Penjualan tidak mungkin dilakukan
dimungkinkan
lebih dari satu kali
Dapat diberi hak paten
Susah untuk diberi hak paten
Sumber: Jasfar, 2005 Rangkuti (2003) mengemukakan tiga aspek sukses industri jasa yaitu: 1. Janji perusahaan mengenai jasa yang akan disampaikan kepada pelanggan 2. Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu memenuhi janji tersebut 3. Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji kepada pelanggan.
13
Model kesatuan ketiga aspek tersebut dikenal sebagai segitiga jasa, dimana sisi segitiga juga mewakili setiap aspek. Kegagalan disatu sisi menyebabkan segitiga roboh. Artinya distribusi jasa tersebut gagal, dengan demikian pembahasan industri jasa harus meliputi pihak perusahaan, karyawan, dan pelanggan yang dapat dilihat pada Gambar 1. Pelanggan External Marketing menetapkan janji mengenai produk/jasa yang akan disampaikan
Interactive Marketing menyampaikan produk/jasa sesuai dengan yang telah dijanjikan
Manajemen
Karyawan Internal Marketing Membuat agar produk/jasa yang disampaikan sesuai dengan yang dijanjikan
Gambar 1. Diagram segitiga pemasaran jasa (Rangkuti, 2003) Menurut Kotler (2007), jasa mempunyai empat karakteristik utama yang mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu : 1. Intangibility (tak berwujud) Jasa berbeda dari barang. Jika barang merupakan suatu benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja, atau usaha. Jika barang dapat dimiliki, maka jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki. Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, dan didengar sebelum dibeli. Konsep intangible ini sendiri memiliki dua pengertian, yaitu : 1) sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa, 2) sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, dan dipahami secara rohaniah. Oleh karena itu, diperlukan tanda-tanda atau bukti kualitas jasa untuk mengurangi ketidakpastian tersebut. Kualitas jasa tersebut dapat diwujudkan melalui tempat, orang, peralatan, bahan-bahan komunikasi,
14
simbol, dan harga. Karena itu, penting bagi penyedia jasa untuk mengelola bukti tersebut dan mewujudkan yang tidak berwujud. 2. Inseparability (tak terpisahkan) Jasa adalah inseparable, karena tidak dapat dipisahkan tempat atau waktu dari sarana produksi atau produsen yang menghasilkannya. Seringkali terjadi waktu dan tempat memproduksi dan menjual jasa dilakukan bersamaan. Hal ini dikarenakan output jasa dikonsumsi di tempat jasa tersebut dihasilkan. Dengan demikian, kehadiran pelanggan sangat diperlukan dalam bisnis jasa. Dalam hal ini kesetiaan pelanggan sering kali terkait dengan kinerja orang yang menyajikan jasa tersebut dan bukan semata-mata pada produsennya. Beberapa karakteristik di bawah ini merupakan karakteristik yang timbul karena sifat jasa yang inseparability, yaitu: 1) kegiatan pemasaran dan produksi sangat interaktif, 2) terlibatnya konsumen secara aktif, 3) sangat sukar melakukan produksi massal, karena jasa sangat bersifat individual sehingga sangat sulit melakukan standardisasi, 4) pengendalian kualitas jasa sulit dilakukan karena tidak dapat diproduksi sebelumnya. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan, efektivitas individu yang menyampaikan jasa merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen, kompensasi, pelatihan, dan pengembangan karyawannya. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian perhatian khusus pada tingkat partisipasi/keterlibatan pelanggan dalam proses jasa. Selain itu, pemilihan lokasi yang tepat, dalam
artian
dekat
dan
mudah
dicapai
pelanggan
juga
perlu
dipertimbangkan. 3. Variability (keragaman) Jasa bersifat sangat berbeda karena pada umumnya jasa merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Hal ini dikarenakan kepuasan pelanggan terhadap layanan jasa yang diterimanya
15
mempengaruhi mutu penyaji jasa tersebut. Oleh karena itu diperlukan perbedaan mutu orang dan sarana dalam penyediaan jasa guna memenuhi keinginan konsumen yang berbeda-beda dan beraneka ragam. Menurut Bovee, Houston dan Thill dalam Kotler (2007), ada tiga faktor yang menyebabkan keanekaragaman kualitas jasa yaitu: 1) kerja sama atau partisipasi konsumen selama penyampaian jasa, 2) moral/motivasi karyawan dalam melayani konsumen, 3) beban kerja perusahaan yang terlalu besar, sehingga kondisi personel akan mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Para pembeli jasa sangat peduli terhadap variabilitas yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih penyedia jasa. 4. Perishability (tidak tahan lama) Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama. Dengan kata lain, jasa yang tidak terjual pada saat ini tidak dapat dijual kemudian hari. Untuk itu, setiap perusahaan jasa harus berusaha mempergunakan hari kerja karyawan operasional dan sarana produksinya secara efisien. Jika suatu jasa tidak digunakan maka akan berlalu begitu saja, hal ini tidak akan menjadi masalah jika permintaannya konstan. Tetapi kenyataannya, permintaan pelanggan akan jasa umumnya sangat bervariasi dan dipengaruhi faktor musim, misalnya permintaan akan jasa transportasi antar kota akan melonjak menjelang Lebaran, Natal, dan Tahun Baru; permintaan akan jasa rekreasi dan hiburan meningkat selama musim liburan, dan sebagainya. Oleh karena itu perusahaan jasa harus mengevaluasi kapasitasnya guna menyeimbangkan permintaan dan penawaran. 2.6. Pemasaran Jasa Pemasaran
jasa
tidak
sama
dengan
pemasaran
produk
(Rangkuti, 2003). Produk jasa merupakan kinerja yang tidak berwujud, meskipun jasa sering melibatkan elemen yang berwujud namun kinerja jasa merupakan elemen yang tidak berwujud (intangible) sehingga manfaat jasa
16
berasal dari sifat penyampaiannya (Lovelock dan Wright, 2005). Tujuan manajemen jasa pelayanan adalah untuk mencapai tingkat kualitas pelayanan tertentu. Hal ini mempunyai kaitan erat dengan pelanggan sehingga sering dihubungkan dengan tingkat kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2003). Definisi pemasaran jasa dapat disimpulkan sebagai bagian dari sistem jasa keseluruhan dimana perusahaan tersebut memiliki semua bentuk kontak dengan pelanggannya, mulai dari pengiklanan hingga penagihan. Hal itu mencakup kontak yang dilakukan pada saat penyerahan jasa (Lovelock dan Wright, 2005). Menurut Rangkuti (2003) ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam konsep manajemen jasa pelayanan, antara lain : 1. Merumuskan strategi pelayanan Strategi pelayanan dimulai dengan perumusan suatu tingkat keunggulan yang dijanjikan kepada pelanggan. Perumusan strategi pelayanan dilakukan dengan merumuskan apa bidang usaha perusahaan, siapa pelanggan perusahaan dan apa yang bernilai bagi pelanggan. 2. Mengkomunikasikan kualitas kepada pelanggan Mengkomunikasikan kualitas kepada pelanggan membantu pelanggan agar tidak salah menafsirkan tingkat kepentingan yang akan diperolehnya. 3. Penetapan standar kualitas Penetapan standar kualitas dengan jelas dapat membantu setiap orang mengetahui dengan jelas tingkat kualitas yang harus dicapai. 4. Menetapkan sistem pelayanan efektif Menghadapi pelanggan tidaklah cukup hanya dengan senyuman dan sikap ramah, tetapi perlu suatu sistem yang terdiri dari metode dan prosedur untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara tepat. 5. Karyawan berorientasi kepada kualitas pelayanan Setiap karyawan yang terlibat dalam jasa pelayanan harus mengetahui dengan jelas standar kualitas pelayanan.
17
6. Survai kepuasan dan kebutuhan pelanggan Pihak yang menentukan kualitas jasa pelayanan adalah pelanggan. Perusahaan perlu mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan dan kebutuhan pelanggan yang perlu dipenuhi oleh perusahaan 2.7. Kualitas Jasa Menurut Rangkuti (2003) kualitas jasa dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan (perceived service) dan jasa yang diharapkan (expected service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil dari pada yang diharapkan, para pelanggan menjadi tidak tertarik pada peyedia jasa yang bersangkutan.Sedangkan bila sebaliknya jasa yang dirasakan lebih besar dari pada yang diharapkan,ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia jasa itu lagi. Jika penyerahan jasa berada pada zona toleransi, pelanggan akan merasa jasa ini memadai (Lovelock dan Wright, 2005). Kualitas merupakan ukuran relatif kebaikan suatu produk atau layanan yang terdiri dari kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan. Kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Lovelock dan Wright (2005), kualitas jasa/pelayanan dapat didefinisikan “Quality is degree of excellence intended, and control of variability in achieving that excellent, in meeting the customer requirement”. Dengan kata lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected service dan perceived service (Zeithaml et al., 2006). Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan apa yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan
18
buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten. A. Dimensi Kualitas Jasa Menurut Lovelock dan Wright (2005), ada sepuluh kriteria umum atau standar yang menentukan kualitas suatu jasa yaitu: reliability (keandalan), responsiveness (ketanggapan), competence (kemampuan), access (mudah diperoleh), courtessy (keramahan), communication (komunikasi), credibility (dapat
dipercaya),
security
(keamanan),
understanding
(memahami
pelanggan) dan tangibles (bukti nyata yang kasat mata). Kesepuluh dimensi tersebut dapat disederhanakan menjadi lima dimensi berikut. 1. Responsiveness (daya tanggap) yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu dan memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen. Membiarkan konsumen menunggu, terutama tanpa alasan yang jelas akan menimbulkan kesan negatif yang seharusnya tidak terjadi. Kecuali apabila kesalahan ini ditanggapi dengan cepat, maka bisa menjadi sesuatu yang berkesan dan menjadi pengalaman yang menyenangkan. 2. Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk dipercaya (dependably), terutama memberikan jasa secara tepat waktu (on time), dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap kali. 3. Empathy (empati) yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan
seperti
kemudahan
untuk
menghubungi
perusahaan,
kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. 4. Assurance (jaminan) yaitu kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam
19
memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. 5. Tangibles (produk-produk fisik) meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan. B. Penilaian Kualitas Jasa Menurut Zeithaml, et al (2006), untuk menilai dan mengevaluasi suatu jasa digunakan tiga karakteristik berikut, yaitu: 1. Search Qualities, yaitu atribut kualitas yang dapat dievaluasi konsumen sebelum membeli. 2. Experience Qualities, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi konsumen setelah membeli atau mengkonsumsi jasa. 3. Creddence Qualities, yaitu kualitas yang sukar dievaluasi pelanggan, meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa. Karakteristik ini ditemukan di sebagian besar jasa. C. Harapan Terhadap Kualitas Jasa Harapan pelanggan dapat ditentukan apabila pelanggan telah dapat diidentifikasi dalam segmen pasar yang menjadi target dari suatu perusahaan untuk suatu produk tertentu. Untuk mengetahui harapan pelanggan, perlu mempostulatkan sekumpulan features dan karakteristik yang mungkin diinginkan oleh pelanggan (Gasperz, 2002). 1. Karakteristik produk yang diinginkan pelanggan. Pada umumnya pelanggan menginginkan produk yang memiliki karakteristik lebih cepat, lebih murah, dan lebih baik. Karakteristik lebih cepat biasanya berkaitan dengan dimensi waktu yang menggambarkan kecepatan dan kemudahan atau kenyamanan untuk memperoleh produk itu. Karakteristik lebih murah biasanya berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari suatu produk yang harus
20
dibayarkan oleh pelanggan. Karakteristik lebih baik berkaitan dengan dimensi kualitas produk. 2. Tingkat performansi
yang dibutuhkan
untuk
memenuhi
harapan
pelanggan. Karakteristik produk yang diharapkan oleh pelanggan dapat dipandang sebagai suatu hirarki progresif dari tiga tingkat, yaitu harapan dasar, spesifikasi, dan kebutuhan serta kesenangan atau kegembiraan. Harapan dasar dari pelanggan merupakan tingkat terendah dalam model hierarki harapan pelanggan, dan mencakup tingkat performansi minimum yang selalu diasumsikan ada, sehingga apabila karakteristik produk ini hilang, pelanggan akan selalu tidak puas. Harapan tingkat kedua dari pelanggan mencakup spesifikasi dan kebutuhan, yang terdiri dari pilihan-pilihan dan pertukaran yang tersedia untuk dipilih pelanggan. Harapan tingkat ketiga merupakan nilai tambah dari karakteristik dan features yang tidak diketahui sebelumnya oleh pelanggan sehingga apabila karakteristik ini ada pada produk tersebut, maka pelanggan akan sangat senang atau gembira. Tingkat harapan pelanggan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Senang Spesifikasi dan kebutuhan
Harapan
dasar Gambar 2. Tingkat Harapan Pelanggan (Nasution, 2004) 3. Kepentingan relatif (urutan prioritas) dari setiap karakteristik. Dalam kenyataan, karakteristik kualitas yang diinginkan oleh pelanggan, tingkat harapan pelanggan, kepentingan relatif (urutan prioritas) dari setiap kriteria dapat saling bertentangan. Contohnya: restoran dengan pelayanan yang prima, makanan yang enak dan harga yang rendah, merupakan karakteristik
kualitas
yang
diinginkan
bertentangan satu dengan lainnya.
pelanggan,
namun
saling
21
4. Kepuasan pelanggan berdasarkan performansi sekarang. Berdasarkan perbandingan antara karakteristik produk yang diinginkan pelanggan dan performansi sekarang yang ditawarkan atau diberikan kepada pelanggan maka dapat diketahui kepuasan pelanggan berdasarkan tingkat performansi produk yang ada sekarang. D. Mengelola Kualitas Jasa Suatu cara perusahaan jasa untuk tetap dapat unggul bersaing adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut serta promosi yang dilakukan oleh perusahaan jasa, kemudian dibandingkannya. Zeithaml, et al. (2006) membentuk model kualitas jasa yang menyoroti syarat-syarat utama untuk memberikan kualitas jasa yang diharapkan. Model tersebut mengidentifikasikan lima kesenjangan/gap yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu : 1. Kesenjangan Tingkat Kepentingan Konsumen dan Persepsi Manajemen. Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu dapat merasakan atau memahami secara nyata apa yang diinginkan oleh pelanggannya. Akibatnya, manajemen tidak mengetahui bagaimana produk jasa seharusnya didesain dan jasa-jasa pendukung apa saja yang diinginkan konsumen. 2. Kesenjangan antara Persepsi Manajemen terhadap Tingkat Kepentingan Konsumen dan Spesifikasi Kualitas Jasa. Kadangkala manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan oleh pelanggan, tetapi mereka tidak menyusun standar kinerja yang jelas. Hal ini dapat terjadi karena tiga faktor, yaitu tidak adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa, kurangnya sumber daya, atau karena kelebihan permintaan. 3. Kesenjangan antara Spesifikasi Kualitas Jasa dan Penyampaian Jasa. Ada beberapa penyebab terjadinya kesenjangan ini, misalnya karyawan yang kurang terlatih, beban kerja yang melampaui batas, ataupun ketidakmampuan memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan. Dari
22
penyebab-penyebab di atas dapat disimpulkan bahwa semuanya penyebab tersebut berasal dari karyawan penyampai jasa. 4. Kesenjangan antara Penyampaian Jasa Komunikasi Eksternal. Seringkali tingkat kepentingan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Resiko yang dihadapi oleh perusahaan adalah apabila janji yang diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi akan menyebabkan terjadinya persepsi negatif terhadap kualitas jasa perusahaan. 5. Kesenjangan antara Jasa yang Dirasakan dan Jasa yang Diharapkan. Kesenjangan ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja atau prestasi perusahaan dengan cara yang berbeda. Atau apabila pelanggan keliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut. Adapun model kesenjangan/gap dapat dilihat pada Gambar 3. Customer Expected Service GAP 5 Perceived Service
Company External Communication to customer
Service Delivery GAP 3
GAP 4 Customer-Driven service design & standard
GAP 1 GAP 2
Company perception of customer expectations
Gambar 3. Model Kesenjangan Kualitas Jasa (Zeithaml et al., 2006)
23
2.8. Konsep Kualitas Pelayanan Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler, 2005). Jika perusahaan ingin bertahan dalam persaingan, apalagi ingin memperoleh laba, mereka tidak mempunyai pilihan kecuali menjalankan manajemen mutu total (Total Quality Management – TQM). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 571), pelayanan didefinisikan sebagai berikut : “ Perihal atau cara melayani; usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang), jasa; kemudahan yang diberikan sehubung dengan jual beli barang atau jasa”. (Lovelock dan Wright, 2005) mendefinisikan kualitas jasa sebagai evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan diperlukan jasa pelengkap. Pada dasarnya terdapat puluhan jasa pelengkap yang berbeda, tetapi hampir semuanya dapat digolongkan menjadi delapan kelompok (Lovelock dan Wright, 2005), yaitu : 1. Informasi, yaitu sekelompok jasa pelengkap yang mempermudah pembelian dan penggunaan jasa dengan memberitahukan kepada pelanggan tentang fitur dan kinerja jasa sebelum, selama, dan setelah penyerahan jasa. 2. Penerimaan
pesanan,
yaitu
sekelompok
jasa
pelengkap
yang
mempermudah pembelian dengan menciptakan prosedur yang cepat, akurat, dan tanggap untuk menerima permohonan keanggotaan, melakukan pemesanan, atau melakukan reservasi. 3. Penagihan, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang memudahkan pembelian dengan menyediakan dokumentasi yang jelas, tepat waktu, akurat, dan relevan tentang apa yang harus dibayar pelanggan, ditambah dengan informasi tentang bagaimana membayarnya. 4. Pembayaran, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang memudahkan pembelian dengan menawarkan pilihan prosedur yang mudah untuk melakukan pembayaran dengan cepat.
24
5. Konsultasi, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang menambah nilai dengan memberikan jawaban kepada pelanggan yang membutuhkan saran, konseling, atau pelatihan untuk membantu mereka mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari pengalaman jasa tersebut. 6. Keramahan, yaitu sekelompok jasa pelengkap yang menambah nilai dengan
cara
memperlakukan
para
pelanggan
seperti
tamu
dan
menyediakan perlengkapan kenyamanan yang mampu mengantisipasi kebutuhan mereka selama berinteraksi dengan penyedia jasa. 7. Pengamanan, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang menambah nilai dengan membantu pelanggan menangani atau mengamankan barang milik pribadinya yang mereka bawa ke tempat penyerahan jasa atau tempat mereka membeli. 8. Pengecualian, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang menambah nilai dengan menanggapi permintaan khusus, memecahkan masalah, menangani pengaduan dan saran, dan menyediakan kompensasi atau kegagalan jasa. Pencapaian kepuasan pelanggan melalui kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan beberapa pendekatan (Kotler, 2005) : 1. Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang tengah terjadi antara pihak manajemen dan pelanggan. 2. Perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama untuk menciptakan visi di dalam perbaikan proses pelayanan. 3. Memberikan
kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan
keluhan. 4. Mengembangkan
dan
menerapkan
accountable,
proactive,
dan
partnership marketing sesuai situasi pemasaran. 2.9. Definisi Pelanggan Pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performansi suatu perusahaan. Pada dasarnya dikenal tiga macam pelanggan dalam sistem kualitas modern (Gasperz dalam Nasution, 2004), yaitu pelanggan internal, pelanggan antara dan pelanggan eksternal.
25
1. Pelanggan Internal Adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki pengaruh pada performansi pekerjaan (atau perusahaan) kita. Bagian-bagian pembelian, produksi, penjualan, pembayaran gaji, rekrutmen, dan karyawan merupakan contoh dari pelanggan internal. 2. Pelanggan Antara Adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk. Distributor yang mendistribusikan produkproduk, agen-agen perjalanan yang memesan kamar hotel umtuk pemakai akhir, merupakan contoh dari pelanggan antara. 3. Pelanggan Eksternal Adalah pembeli atau pemakai akhir produk, yang sering disebut dengan pelanggan nyata. Pelanggan eksternal merupakan orang yang membayar untuk menggunakan produk yang dihasilkan. 2.10. Nilai Pelanggan Drucker dalam Kotler (2005) menyatakan bahwa tugas pertama sebuah perusahaan adalah menciptakan pelanggan. Nilai yang diterima pelanggan (Customer Delivered Value) adalah selisih antara total customer value atau jumlah nilai bagi pelanggan dan total customer cost atau biaya total pelanggan. Total customer value adalah kumpulan manfaat yang diharapkan diperoleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Total customer cost adalah kumpulan pengorbanan yang diperkirakan pelanggan akan terjadi dalam mengevaluasi, memperoleh dan menggunakan produk atau jasa tersebut. Menciptakan nilai untuk pelanggan berkaitan dengan konsep 8 P (Lovelock dan Wright, 2005), yaitu : 1. Tempat dan waktu (place and time), keputusan manajemen tentang kapan, dimana dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan.
26
2. Proses (process), metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. 3. Produktivitas (produkctivity), seberapa efesien pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan. 4. Kualitas (quality), sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka. 5. Orang (people), karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat dalam proses produksi. 6. Promosi dan edukasi (promotion and education), semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu. 7. Bukti fisik (phisical evidence), petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. 8. Harga dan biaya jasa lainnya (price and others cost service), pengeluaran uang,
waktu
dan
usaha
oleh
pelanggan
untuk
membeli
dan
mengkonsumsi jasa. Menurut Rangkuti (2003) nilai didefinisikan sebagai pengkajian secara menyeluruh manfaat suatu produk yang didasarkan pada persepsi pelanggan atas apa yang telah diterima oleh pelanggan dan yang telah diberikan oleh produk tersebut. Pelanggan membutuhkan pelayanan serta manfaat dari produk. Selain uang pelanggan juga mengeluarkan waktu dan tenaga guna mendapatkan suatu produk.
2.11. Lembaga Pendidikan Pendidikan diadakan dalam
dan
jangka
secara
umum
merupakan
dilakukan
secara
sistematis
waktu
tertentu,
sesuai
usaha secara
dengan
yang terus
sengaja menerus
tingkatannya
guna
menyampaikan, menumbuhkan dan mendapatkan pengetahuan, sikap, nilai, kecakapan, atau keterampilan yang dikehendaki (Hardjana, 2001).
27
Menurut Atmodiwirio (2000) pendidikan adalah pembelajaran yang dipersiapkan untuk meningkatkan pelaksanaan pekerjaan pada masa yang akan datang atau meningkatkan seseorang untuk dapat menerima tanggung jawab atau tugas-tugas baru. Pasal 2 PP 30/1990 dalam Indriyanto (2005) mengungkapkan bahwa fungsi utama lembaga pendidikan tinggi adalah menyiapkan peserta didik agar pada waktunya menjadi anggota masyarakat yang berguna. Fungsi ini diselenggarakan melalui kegiatan fungsional yang dikenal sebagai Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selanjutnya kebijakan Depdikbud dalam meningkatkan relevansi pendidikan yaitu: relevansi dengan kebutuhan pembangunan pada umumnya dan dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta dunia industri pada khususnya melalui apa yang disebut Link and Match (keterkaitan dan kesepadanan). Aspek relevansi ini akan berkaitan pula dengan
aspek
pemerataan
kesempatan,
kualitas
dan
efesiensi
(Indriyanto, 2005). 2.12. Lingkungan Akademik Perguruan Tinggi merupakan wahana tenaga ahli yang diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberi sumbangan kepada pembangunan. Perguruan Tinggi sebagai wadah untuk menciptakan kader-kader pemimpin bangsa memerlukan suatu pengelolaan yang berbeda dengan pengelolaan instansi non-pendidikan, karena dalam wadah ini berkumpul orang-orang yang berilmu dan bernalar (Artawan, 2004). Proses pendidikan tinggi berada dalam suatu lingkungan akademik. Lingkungan akademik perguruan tinggi adalah ruang lingkup tempat proses belajar dan tempat berlangsungnya visi dan misi perguruan tinggi sebagai salah
satu
lembaga
pendidikan
tinggi
(Kurniawan,
2005).
Di dalam lingkungan akademik terdapat beberapa komponen, yaitu : dosen, mahasiswa, manajemen perguruan tinggi dan sarana untuk mendukung kegiatan
perkuliahan.
Dosen
adalah
seseorang
yang
berdasarkan
persyaratan pendidikan, keahlian dan kemampuannya diangkat oleh rektor
28
untuk menjalankan tugas pokok pendidikan. Dosen merupakan staf perguruan tinggi yang bertugas mengajar dan membimbing para mahasiswa, sedangkan mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar secara sah dan belajar di perguruan tinggi. Manajemen perguruan tinggi harus mampu melakukan sinkronisasi antara tujuan pribadi dengan visi dan misi lembaga. Peningkatan kinerja manajemen tidak terjadi secara acak atau kebetulan tetapi lebih merupakan akibat dari tindakan pengelolaan atau pembinaan
yang
direncanakan,
diorganisasikan,
dilaksanakan
dan
dikendalikan secara komprehensif dan terintegrasi. Pada manajemen perguruan tinggi terdapat staf-staf yang mendukung kelancaran kegiatan perkuliahan seperti staf akademik, staf keuangan dan staf administrasi. Sarana dalam mendukung kegiatan perkuliahan diantaranya seperti: ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, dan berbagai sarana lain yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan perkuliahaan. 2.13. Budaya Akademik Menurut Kurniawan (2005) budaya akademik sebagai suatu subsistem perguruan tinggi memegang peranan penting dalam upaya membangun dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban masyarakat dan bangsa secara keseluruhan. Pemilikan budaya akademik seharusnya menjadi keinginan semua insan akademik, yakni dosen dan mahasiswa. Derajat akademik tertinggi bagi seorang dosen adalah dicapainya kemampuan akademik pada tingkat guru besar (profesor). Sedangkan bagi mahasiswa adalah apabila ia mampu mencapai prestasi akademik yang setinggi-tingginya. Bagi dosen mencapai derajat akademik guru besar dengan melakukan tindakan akademik pendukung tercapainya derajat guru besar. Dosen harus melakukan penelitian untuk mendukung karya ilmiah, menulis jurnal-jurnal ilmiah, mengikuti seminar dalam berbagai tingkat dan forum, dan lain-lain. Selain itu, dosen tersebut juga harus melakukan pengabdian pada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan masyarakat (Purwanto, 2000).
29
Bagi mahasiswa faktor-faktor yang dapat menghasilkan prestasi akademik adalah terprogramnya kegiatan belajar, giat untuk memburu referensi aktual dan mutakhir, diskusi substansial akademik, aktif organisasi dan sebagainya (Purwanto, 2000). Melalui aktivitas seperti itu diharapkan budaya mutu dapat dikembangkan secara bertahap dan menjadi kebiasaan dalam perilaku tenaga akademik dan mahasiswa dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. 2.14. Prestasi Akademik Prestasi akademik adalah suatu nilai atau ukuran yang diperoleh seseorang dalam sebuah lembaga pendidikan menurut standar atau kinerja tertentu dan merupakan fungsi dari faktor-faktor sekolah (in school factors) dan faktor-faktor lainnya (Indriyanto, 2005). Menurut Slameto (2003), Prestasi akademik merupakan output yang sangat penting dan merupakan alat pengukur kemampuan kognitif siswa. Untuk mencapai prestasi akademik yang baik, seorang siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di sekitar kehidupannya baik yang terjadi di rumah tangga maupun di dalam pergaulan masyarakat. Cara belajar juga menentukan keberhasilan anak dalam mencapai prestasi. Belajar dengan cara teratur dan bertahap akan lebih menanamkan ilmu tersebut dalam diri anak (Hartanto, 1991). Prestasi belajar yang dimiliki seorang anak, tidak hanya dilihat dari keberhasilan anak di kelas. Kemampuan remaja dalam bersosialisasi dapat menjadi suatu prestasi untuk remaja. Remaja dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki dengan mengikuti berbagai aktivitas, baik aktivitas yang ada di sekolah maupun di luar sekolah (Hurlock, 1994). Menurut Suparno (2001) prestasi akademik mahasiswa selama mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dinilai dari penilaian mata kuliah, penilaian semester, penilaian akhir tahun akademik dan penilaian akhir program studi. Tolak ukur yang terutama dipakai adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa.
30
2.15. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Menurut Widiastono (2004) usaha untuk menghasilkan orang yang memiliki kecakapan teknis dan siap kerja di tengah tuntutan masyarakat global merupakan salah satu dari keseluruhan tujuan pendidikan manusia. Faktor-faktor yang memperngaruhi prestasi akademik selain keadaan gizi adalah hereditas, keadaan sosial ekonomi keluarga, faktor lingkungan, stimulus, fasilitas belajar dan daya tahan tubuh. Prestasi akademik juga dipengaruhi oleh cara belajar dan disiplin diri dalam belajar. Belajar disiplin diri sebaiknya diterapkan semenjak usia muda, agar kebiasaan disiplin sudah terbentuk dan memudahkan anak dalam pergaulan dan hubungan sosial dengan teman-teman. Kebiasaan disiplin diri menjadi pendukung kelancaran perkembangan kognitif dan prestasi belajar. Kognitif yang tinggi tidak menjamin keberhasilan sepenuhnya bila tidak didukung oleh faktor lain yaitu motivasi (Slameto, 2003). Metode pembelajaran yang dilaksanakan seorang anak, akan menentukan hasil belajar. Jika hasil yang diperoleh tidak memuaskan dapat karena sifat malas belajar seorang anak atau sikap orang tua yang memperlihatkan rasa kecewa atau menekan anak. Anak akan berhasil dalam belajar, bila orang tua mendampingi, membimbing serta mendorong dalam mencapai prestasi yang memuaskan (Gunarsa, 2004). Keberhasilan prestasi anak tidak hanya dari dukungan orang tua dan kecerdasan kognitif, akan tetapi didukung dengan kecerdasan emosional. Kecerdasan kognitif dan kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar seseorang. Kecerdasan emosional memiliki peran yang besar dalam memperoleh prestasi. Berbagai perubahan yang terjadi pada diri anak baik fisik maupun psikis akan mempengaruhi keseluruhan pola perilaku termasuk dalam hal pencapaian prestasi belajar (Goleman. 1999). Menurut Purwanto (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar berasal dari dalam (internal) dan luar (eksternal) individu. Faktor yang berasal dari luar yaitu lingkungan dan pelayanan. Faktor lingkungan terdiri dari alam dan kehidupan sosial. Faktor-faktor yang
31
termasuk kedalam pelayanan atau faktor-faktor yang sengaja dirancang adalah kurikulum atau bahan pelajaran, pengajar, sarana, dan fasilitas serta manajemen. Faktor dari dalam individu terbagi atas fisiologi dan psikologi. Fisiologi terbagi menjadi kondisi fisik dan kondisi panca indera, sedangkan psikologi terbagi menjadi bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. Agar lebih jelas maka dapat dilihat pada Gambar 4. Alam Lingkungan Luar Pelayanan
Sosial Kurikulum Pengajar Sarana dan fasilitas Manajemen
Faktor Kondisi Fisik Fisiologi Dalam Psikologi
Kondisi panca indera Bakat Minat Kecerdasan Motivasi Kemampuan kognitif
Gambar 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar (Purwanto, 2000) Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Suparno (2001) pada siswa tingkat sekolah dasar, diperoleh fakta terkait dengan permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar diantaranya disebabkan adanya gangguan emosi yang dialami oleh anak terutama disebabkan orang tua yang sibuk bekerja. Kemudian pengamatan lain yang dilakukan oleh Utomo dan Ruijter terhadap mahasiswa menunjukkan bahwa masalah belajar disebabkan banyak mahasiswa di rumah tidak mempersiapkan diri untuk
32
belajar, tidak mengerjakan tugas yang diberikan dosen dan hal lain yang berhubungan dengan cara mengajar dosen. Hasil survei menunjukkan bahwa permasalahan dapat disebabkan mahasiswa
merasa
sukar
mencerna
materi
yang
dianggap
sulit,
merasa kehilangan gairah belajar karena nilai dari berbagai mata kuliah yang diperolehnya rendah, tidak bisa berkonsentrasi ketika belajar, tidak cukup tekun mengerjakan tugas-tugas belajar dan adanya perasaan bosan pada materi pelajaran. Masalah juga timbul akibat mahasiswa merasa was-was memikirkan biaya kuliah yang berat, adanya ketidakpuasan akan penilaian yang dilakukan oleh dosen, anggapan bahwa dosen tidak cukup menguasai
materi,
cara-cara kuliah
yang kurang
menarik
dan kesulitan memahami perkuliahan karena mereka berasal dari latar belakang pendidikan yang konsentarasinya kurang mendukung perkuliahan atau jurusan yang dipilihnya (Suparno, 2001). Pada
umumnya
permasalah
bersumber
dari
dalam
dan
luar mahasiswa. Permasalahan yang berasal dari dalam diri mahasiswa tersebut adalah rasa bosan, semangat belajar turun, sulit mencerna pelajaran, sulit mengatur waktu, sukar berkonsentrasi, tidak cakap menganalisis soal, sulit memahami buku teks, sulit memahami tugas-tugas dan tidak memiliki cukup
keterampilan
belajar.
Sumber
kesulitan
eksternal
meliputi
dosen/tenaga pengajar, penyiapan pengajaran monoton, penilaian tidak adil, tuntutan terhadap jawaban tes tepat seperti yang ada dalam buku, dan perkuliahan terlalu teoritis. Selain kedua sumber kesulitan tersebut lingkungan fisik dan sosial ekonomi juga mempengaruhi proses belajar. Hal yang berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosial ekonomi diantaranya
fasilitas
laboratorium
tidak
memadai,
ruang
belajar
tidak nyaman, suara bisisng, mahasiswa lain menyontek saat ujian, buku diperpustakaan kurang, biaya kuliah mahal dan biaya hidup mahal (Suparno, 2001).
33
2.16. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2007) yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa MMA-IPB dengan menggunakan regresi berganda dan double-log diketahui
bahwa
IPK
S1
merupakan
salah
satu
mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa kelas reguler
faktor
yang
MMA-IPB.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah status perguruan tinggi asal, dan kepemilikan komputer. Sedangkan faktor yang berpengaruh nyata terhadap prestasi akademik mahasiswa kelas eksekutif adalah usia masuk, tes psikotes, tempat tinggal dan status pernikahan. Ulfah (2007), melakukan analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Mutu Layanan Jasa Lembaga Pendidikan Musik Farabi Bogor. Berdasarkan jumlah responden sebanyak 51 orang. Dimensi emphaty merupakan dimensi yang memiliki nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja yang paling rendah. Sedangkan dimensi yang dianggap paling penting dan paling tinggi tingkat kinerjanya oleh pelanggan jika
dibandingkan
dimensi-dimensi
kualitas
pelayanan
lainnya
adalah dimensi assurance. Dalam dimensi tangible, atribut kualitas jasa yang dianggap paling penting dan paling tinggi kinerjanya adalah atribut ruang belajar yang kondusif dan nyaman. Sedangkan yang memiliki nilai rata–rata tingkat kepentingan dan kinerja yang paling rendah adalah atribut penampilan pengajar dan karyawan. Dalam dimensi reliability, atribut kualitas jasa yang dianggap paling penting dan paling tinggi kinerjanya adalah atribut tenaga pengajar yang kompeten. Sedangkan yang memiliki nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja yang paling rendah adalah atribut fasilitas pindah jadwal dan pindah cabang. Atribut kualitas jasa yang memiliki nilai rata-rata tingkat kepentingan tertinggi dalam dimensi responsiveness adalah atribut tenaga pengajar dan karywan cepat tanggap terhadap keluhan atau masalah
yang
dihadapi
siswa.
Sedangkan
yang
terendah
adalah
atribut kecepatan bagian administrasi dalam menangani transaksi. Berdasarkan Customer Satisfaction Index (CSI), tingkat kepuasan konsumen
34
mencapai
nilai
keseluruhan
78%.
Nilai
responden
ini
merasa
mencerminkan puas
bahwa
terhadap
kinerja
secara dari
Lembaga Pendidikan Musik Farabi. Dalam
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Syafrudin
(2006)
tentang faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap masa studi mahasiswa yang dilakukan dengan pendekatan Model Persamaan Struktur (Structural Equational Modelling). Model keberhasilan studi menggunakan empat peubah laten dengan sembilan peubah manifest, peubah laten sukses hanya diukur oleh peubah IPK. Faktor internal yang memberikan pengaruh adalah usia sedangkan
faktor eksternalnya
adalah status
bekerja
memberikan kontribusi terbesar dalam membangun proses studi diikuti oleh penghasilan orang tua. Norman (2006), melakukan analisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja pelayanan Customer Service Galeri Indosat Bogor. Dari hasil penelitian didapat bahwa, responden yang mengunjungi Galeri Indosat Bogor, sebagian besar merupakan responden laki-laki berusia antara 19-25 tahun. Pengukuran tingkat kinerja dan tingkat kepentingan atribut kualitas jasa dari Galeri Indosat Bogor dilakukan berdasarkan lima dimensi kualitas jasa, yaitu dimensi tangible, reliability, responsiveness, emphaty, dan assurance. Berdasarkan data dari kuesioner, dimensi yang memiliki rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja yang paling tinggi adalah dimensi assurance. Sedangkan dimensi yang memiliki nilai rata-rata kinerja yang terendah adalah dimensi reliability dan dimensi
yang
memiliki
tingkat
kepentingan
terendah
adalah
dimensi emphaty. Dari importance-performance matrix menunjukkan bahwa atribut-atribut pelayanan jasa Galeri Indosat Bogor mayoritas tersebar pada kuadran A, B dan C, dan hanya ada satu atribut yang berada di kuadran D. Sedangkan dari hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) sebesar 78% berarti secara umum responden yang merupakan pelanggan Indosat telah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Galeri Indosat Bogor.
35
Penelitian yang dilakukan oleh Widiyanti (2005) melakukan pemodelan keberhasilan studi mahasiswa dengan model logistik ordinal. Hasil analisis model logistik ordinal menunjukkan bahwa lama masa studi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor eksternal mahasiswa (pendidikan ayah dan pendapatan orang tua mahasiswa per bulan) dan faktor internal setelah masuk ke IPB (nilai rataan MIPA TPB dan nilai rataan mata kuliah wajib statistik). Untuk peubah respon IPK, faktor yang berpengaruh hanya faktor internal setelah masuk ke IPB (IP TPB dan rataan nilai mata kuliah wajib statistik). Wulandari (2004) melakukan penelitian tentang analisis tingkat keberhasilan mahasiswa dengan menggunakan pendekatan pohon regresi. Pohon regresi yang dibangun pada ketiga gerombol tersebut menunjukkan peubah
yang paling
mempengaruhi
nilai
IPK
S2
adalah
status
perguruan tinggi asal. Peubah berpengaruh lain yang selalu muncul pada setiap gerombol adalah status pekerjaan, IPK S1 dan usia saat diterima S2. Peubah sumber biaya dan durasi lulus S1 hingga masuk S2 hanya muncul pada gerombol ketiga. Untuk masa studi, peubah-peubah yang paling mempengaruhi adalah kesesuaian program studi S1 dengan S2 (gerombol
1),
status
perguruan
tinggi
asal
(gerombol
2),
dan
sumber biaya (gerombol 3). Pada yang
penelitian
digunakan
terdahulu
menunjukkan
berbeda-beda
dalam
metode
mencapai
penelitian tujuannya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menganalisis
pengaruh kualitas pelayanan terhadap
prestasi akademik mahasiswa Perguruan Tinggi X yang memang belum diteliti pada penelitian sebelumnya dan alat analisis yang digunakan yaitu crosstabs, uji chi-square dan analisis regresi logistik.
36
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Persaingan yang semakin ketat tidak hanya terjadi pada industri besar, namun juga terjadi pada perguruan tinggi. Persaingan antar perguruan tinggi tidak hanya terjadi pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tetapi juga pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Setiap perguruan tinggi harus memiliki keunggulan masing-masing dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, salah satunya adalah dengan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan kompeten dalam bidangnya masing-masing. Perguruan Tinggi X merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik di Indonesia yang diharapkan perannya dalam menghasilkan para lulusan berkualitas di bidangnya. Sebagai salah satu PTN terkemuka di Indonesia, Perguruan Tinggi X dituntut meningkatkan mutu layanan dan mutu akademik agar mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. Perguruan Tinggi X (PT. X) merupakan program penyelenggaraan khusus yang didirikan pada tahun 2006. Program ini diselenggarakan bagi lulusan diploma yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang strata 1. Sebagai pendatang baru dalam industri pendidikan, PT. X dituntut dalam menghasilkan sumberdaya yang berkualitas dengan cara meningkatkan mutu layanan dalam menjamin mutu lulusan. Mutu lulusan PT. X dilihat dari prestasi akademik mahasiswa sebagai tolak ukurnya adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa. Mutu lulusan harus menjadi fokus perhatian dalam membangun keunggulan bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. Peningkatan mutu pelayanan diharapkan dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara PT. X dengan pelanggan (mahasiswa). Hal ini menuntut PT.X untuk mengetahui respon pelanggan terhadap atribut yang berkaitan pelayanan pelanggan. Salah satu hal penting yang perlu dipahami oleh pengelola PT. X, yaitu tingkat prestasi akademik dan respon mahasiswa terhadap pelayanan PT. X. Dengan pemahaman yang baik terhadap hal tersebut, perusahaan diharapkan mampu untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa melalui pelayanan yang diberikan sehingga mampu
37
menarik para lulusan diploma agar menggunakan jasa pendidikan yang ditawarkan PT. X dalam mendalami ilmu-ilmu. Penelitian ini mencoba mengevaluasi respon pelanggan (mahasiswa) terhadap kualitas pelayanan PT. X. Usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dilakukan dengan mengetahui penilaian pelanggan terhadap atribut-atribut kualitas pelayanan yang selama ini telah dilakukan PT. X dengan menggunakan skala likert. Penelitian ini menggunakan atribut kualitas pelayanan yang diperoleh berdasarkan penelitian terdahulu dan didukung dengan studi literatur. Atribut-atribut kualitas pelayanan jasa PT. X tersebut dikelompokkan ke dalam lima dimensi kualitas jasa, yaitu tangible (berwujud), reliability (keandalan), responsiveness (kesigapan), assurance (kepastian), dan empathy (empati). Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara atribut-atribut kualitas pelayanan terhadap prestasi akademik mahasiswa dengan menggunakan alat analisis regresi logistik. Prestasi akademik mahasiswa diukur dari Indek Prestasi Kumulatif (IPK) yang telah diklasifikasi menjadi dua yaitu dibawah standar, kecil dari 2,5 dan diatas standar, besar atau sama dengan 2,5. Penetapan standar IPK berdasarkan kebijakan PT. X yang menetapkan standar IPK 2,5. Prestasi akademik terdiri dari faktor internal individu (dari dalam) dan faktor eksternal individu (dari luar). Penelitian ini hanya menganalisis faktor ekternal individu yaitu dari segi kualitas pelayanan. Hasil analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap prestasi akademik mahasiswa dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa melalui pelayanan yang diberikan pihak pengelola perguruan tinggi x. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan dalam kerangka pemikiran konseptual, dapat dilihat pada Gambar 5.
38
Persaingan antar Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi X Klasifikasi IPK Dibawah Standar <2,5 Diatas Standar ≥2,5 Penilaian Pelanggan Dengan Skala Likert
Dimensi Kualitas Pelayanan: 1. Tangible 2. Reliability 3. Responsiveness 4. Assurance 5. Empathy
Prestasi Akademik Mahasiswa (IPK)
Pengaruh Atribut Pelayanan Jasa terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa
Faktor Internal Faktor Eksternal
Regresi Logistik
Peningkatan mutu pelayanan Perguruan Tinggi X Keterangan : : Variabel-variabel yang diteliti : Variabel-variabel yang tidak diteliti
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Perguruan Tinggi X. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2008. 3.2.2. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data atau informasi yang
39
dikumpulkan secara langsung dari obyek penelitian lapangan atau peninjauan langsung. Data primer ini diambil melalui : 1. Wawancara yang dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan sesuai masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan agar dapat memperoleh data untuk menunjang penelitian lebih lanjut. 2. Kuesioner yang diberikan kepada seluruh mahasiswa angkatan pertama Perguruan Tinggi X. Alat ukur yang dipakai adalah dengan menggunakan skala Likert. Menurut Umar (2004), adapun langkahlangkah untuk membuat skala Likert sebagai berikut: a. Kumpulkan sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif). b. Berikan pernyataan-pernyataan di atas kepada sekelompok responden untuk diisi dengan benar. c. Respon dari tiap pernyataan dihitung dengan cara menjumlahkan angka-angka dari setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respons yang berada pada posisi yang sama akan menerima secara konsisten nilai angka yang selalu sama. d. Mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam penelitian, jika terdapat: pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden dan pernyataan yang secara totalnya responden tidak menunjukkan korelasi yang substansial dengan nilai totalnya. Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala Likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap. Informasi yang diperoleh dengan skala Likert berupa skala pengukuran ordinal, sebagai hasil yang diperoleh hanya dapat dibuat rangking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih satu tanggapan ke tanggapan lainnya. Skala Likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap, pendapat, dan persepsi seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, baiktidak baik, dan lainnya (Umar, 2004). Berikut Tabel 3 tentang bobot penelitian (dengan bobot tertentu pada setiap pertanyaan) :
40
Tabel 3. Skala Pengukuran yang Digunakan Bobot nilai Jawaban Responden 3
Setuju/baik
2
Netral
1
Tidak setuju/tidak baik
Jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap responden, guna dijadikan skor penilaian terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Kuesioner tidak dilampirkan sesuai dengan permintaan Perguruan Tinggi X. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka, internet, artikel, buku dan literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian. 3.2.3. Metode Pengambilan Sampel Populasi adalah kumpulan elemen-elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Perguruan Tinggi X. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2005) bahwa, teknik purposive sampling merupakan
teknik
pengambilan
sampel
sumber
data
dengan
pertimbangan tertentu, artinya kita mencari data kepada orang yang kita anggap paling tahu tentang informasi yang dibutuhkan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan pertama Perguruan Tinggi X yang berjumlah sebanyak 51 orang.
3.2.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat mengukur variabel yang diukur. Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment, yaitu dengan cara mengkorelasi skor tiap item dengan skor totalnya. Kriteria valid atau
41
tidak valid adalah apabila korelasi r kurang dari r tabel dengan tingkat signifikan α = 5%, berarti butir penyataan tidak valid. Rumus korelasi Product Moment, (Umar, 2004) yaitu : r= Dimana :
n( XY ) ( X Y )
[(n X 2 ( X ) 2 )(n Y 2 ( Y ) 2 )]
…………………..(1)
n = jumlah responden X = skor masing-masing Y = skor total
Setelah uji
dilakukan
reliabilitas.
Uji
uji
reliabilitas
validitas,
kemudian
digunakan
untuk
dilakukan mengetahui
tingkat reliabilitas data yang dihasilkan oleh suatu instrumen, artinya
menunjukkan
kestabilan
hasil
pengukuran,
bila
alat
tersebut digunakan pada kelompok yang sama pada saat yang berbeda. Menurut Nasution (2004), reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut : 2 k b r11 = ..................................................(2) 1 t2 k 1
dengan : r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyak butir pertanyaan
t2
2 b
= jumlah varians butir = varians total
Rumus varians yang digunakan :
2 = Di mana :
X
2
( X ) 2
n
n
.................................................(3)
n = jumlah responden X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor butir pertanyaan)
42
3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data Hasil analisis diolah secara kuantitatif dengan menggunakan software Microsoft Excel 2003 dan software SPSS 13.00 for Windows. Sedangkan dalam analisis data dilakukan analisis deskriptif dan tabulasi silang. Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik responden yang terdiri dari pelanggan Perguruan Tinggi X dengan cara menggambarkan serinci mungkin data yang diperoleh. Analisis deskriptif juga digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat kinerja atribut-atribut pelayanan Perguruan Tinggi X di benak pelanggan. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara atribut-atribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X, digunakan rumus Chi-Square. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap prestasi akademik mahasiswa digunakan analisis Regresi Logistik. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara terperinci data yang diperoleh. Data yang akan dianalisis dengan menggunakan
analisis
deskriptif
yaitu
karakteristik
responden
pelanggan Perguruan Tinggi X dan penilaian pelanggan mengenai kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X. 1. Analisis Karakteristik Responden Analisis
karakteristik
responden
dilakukan
dengan
menggunakan analisis deskriptif. Responden dalam penelitian ini adalah terdiri dari seluruh mahasiswa angkatan pertama Perguruan Tinggi X.
Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin,
usia saat masuk, status bekerja, dan sumber biaya pendidikan. Semua hasil yang diperoleh dari jawaban-jawaban responden dibuat tabulasi dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama kemudian dipersentasekan. Persentase yang terbesar merupakan faktor yang dominan dari masing-masing variabel yang diteliti.
43
2. Analisis Penilaian Pelanggan Mengenai Tingkat Kinerja Atribut-atribut Kualitas Pelayanan Perguruan Tinggi X Analisis penilaian pelanggan mengenai tingkat kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X dilakukan dengan analisis secara kualitatif, yaitu analisis deskriptif dengan menggunakan analisis tabel hasil kuesioner, yang menganalisis hal-hal
penting
dalam
penilaian
kinerja
atribut-atribut
kualitas pelayanan. Langkah-langkah pengolahan dan analisis datanya sebagai berikut : a. Memberi skor pada setiap jawaban responden sesuai dengan bobot yang telah ditentukan dalam Skala Likert. b. Membuat tabulasi dari skor-skor nilai yang telah diperoleh dari jawaban responden. c. Masing-masing kategori ditentukan berdasarkan rumus rentang kriteria (Umar, 2004) yaitu : Rentang Skala : RS = (m-1)/m ; dimana m adalah jumlah alternatif jawaban tiap item. Sehingga didapatkan rentang skala : (3-1)/3 = 0,7. Skala Penilaian : 1,00 – 1,70 = tidak setuju/tidak baik 1,71 – 2,40 = netral 2,41 – 3,00 = setuju/baik d. Responden-responden yang memiliki skor nilai yang sama untuk setiap item pertanyaan dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban (1 sampai 3 bagi pernyataan yang bersifat positif dan 3 sampai 1 bagi pernyataan yang bersifat negatif), lalu dihitung jumlah dan persentasenya. Kesimpulan diambil berdasarkan persentase terbesar dari setiap persentase jawaban responden yang telah dihitung. e. Jumlah responden per item pertanyaan dikelompokkan dan dijumlahkan menjadi per indikator sesuai kategori jawaban. Persentase jumlah responden dihitung untuk memperoleh kesimpulan pada tiap indikator berdasarkan persentase terbesar. Perhitungan pada metode ini menggunakan Microsoft Excel 2003.
44
Tabulasi Silang Tabulasi silang (Cross Tabulation) adalah teknik untuk membandingkan atau melihat hubungan antara dua variabel atau lebih (Simamora, 2002). Dalam tabulasi silang biasanya dihitung persentase responden untuk setiap kelompok agar mudah dilihat hubungan antara dua variabel. Agar mudah dibaca, variabel terikat (variabel dependen) biasanya disusun pada arah row (baris), sedangkan variabel bebas (variabel independen) disusun pada arah column (kolom).
Uji Chi-square Uji Chi-Square dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel atribut kualitas pelayanan. Rumus Chi-Square yang digunakan adalah: CS
O
ij
E ij E ij
.............................................................................(4)
Dimana: Oij = Koefisien korelasi Eij = Selisih peringkat Xi dan Yi Eij = Pr + Pc x n ……......……………………………………....(5) Pr = Proporsi baris Pc = Proporsi kolom n
= Jumlah responden
Untuk mencari derajat kebebasan, digunakan rumus berikut: df
= (Jumlah Baris-1) x (Jumlah Kolom-1) …...…..………...(6)
Hipotesis yang digunakan yaitu : H0 =
Tidak ada hubungan antar atribut kualitas pelayanan.
H1 =
Ada hubungan antar atribut kualitas pelayanan.
Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara berikut. 1. Membandingkan Chi-Square hitung dengan Chi-Square tabel a. Jika Chi-Square hitung < Chi-Square tabel, maka Ho diterima. b. Jika Chi-Square hitung > Chi Square tabel, maka Ho ditolak.
45
2. Berdasarkan probabilitas a. Jika probabilitas ≥ 0,05, maka Ho diterima. b. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Analisis Regresi Logistik Biner A. Model Regresi Logistik Biner Regresi logistik adalah suatu teknik analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang peubah responnya berupa data berskala biner atau dikhotom yakni memiliki nilai yang diskontinu 1 dan 0. Pada model ini, respon tak bebasnya (Y) bersifat memihak kepada 1 dari 2 atau lebih pilihan yang ada. Peubah penjelasnya berupa peubah kontinu maupun kategorik. Regresi logistik biner merupakan bentuk khusus dari analisis regresi. Analisis ini tidak memerlukan asumsi distribusi multivariat normal atau kesamaan matrik varian kovarian (Hosmer dan Lemeshow, 2000). Model regresi logistik biner yang digunakan (Hosmer dan Lemeshow, 2000) adalah sebagai berikut: E(Yi \ Xi ) = π (x) exp ( β0 + β1 X1 + β2 X2 +......+ βp-1 X p-1 )
π (x) =
1 + exp (β0 + β1 X1 + β2 X2 +......+ βp-1 X p-1 ) ......(7) Dimana : E ( Yi \ Xi ) = π (x) : ( Ekspektasi kondisional dari Yi jika diberikan Xi). Pada penelitian ini pendugaan model logistik biner dilakukan dengan maksimum likelihood. Fungsi likelihood menyatakan probabilitas terutama dari data hasil observasi yang masih merupakan fungsi dari parameter yang tidak diketahui. Prinsip pendugaan dengan metode ini adalah bila tidak ada suatu fungsi likelihood, yaitu L (β1, β2, …. βp), maka diperlukan untuk
46
mencari nilai ˆ 1, ˆ 2,.......ˆp yang dapat memaksimumkan nilai L (β1, β2,
...
βp). Untuk dapat menggunakan pandangan maksimum
likelihood, rumus model regresi logistik biner terlebih dahulu ditransformasi ke dalam bentuk persamaan logit. Berdasarkan persamaan model regresi logistik biner, persamaan logitnya menjadi: π (x) g ( x ) = ln
= β0 + β1X1 + β2X2+ …+ βp-1Xp-1...........…(8) 1 - π (x)
Dimana: π (x) 1 – π (x)
: Probabilitas bersyarat y = 1 bila diketahui x. : Probabilitas bersyarat y = 0 bila diketahui x.
Langkah selanjutnya adalah mencari penduga β0, β1, …. Βp dengan
memaksimumkan
fungsi
likelihood
L(X).
Karena Y bernilai 1 atau 0, maka Y berdistribusi bernoulli. Akibatnya fungsi densitas dari Y dapat ditulis sebagai berikut: f(yi) = [ π (xi) ] yi [ 1 – π (xi) ] 1-yi………………………..………(9) Sehingga fungsi likelihoodnya menjadi: n
ℓ (β) = Π [ π (xi) ] yi [ 1 – π (xi) ] 1-yi ..………………………...(10) i=1
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa
prinsip
maksimum likelihood pada intinya adalah mencari sekumpulan parameter β yang dapat memaksimumkan fungsi likelihood (L(β)). Secara logit ditulis: n
L (β) = ln [ℓ(β)] =∑ { yi ln [π (xi) ] + (1 – yi ) ln [1 – π (xi) ] }...(11) i=1
Berdasarkan teknik optimisasi, β0, β1, …. βp yang optimal dapat diperoleh bila persyaratan FONC (First Order Necessary Condition) berikut terpenuhi (Nachrowi dan Usman, 2002) :
47
∂L(β) FONC : ∂β0 ∂L(β) ∂β1 : : ∂L(β) ∂βp
=0
=0
=0
....................................................................(12)
Bila persyaratan FONC terpenuhi maka akan diperoleh
ˆ 1, ˆ 2,.......ˆp , perhitungan
tersebut
dilakukan
dengan
menggunakan bantuan software SPSS 13.0 for windows dengan perhitungan Maximum Likelihood Estimator (MLE). B. Pengujian Signifikansi Dalam penelitian ini pengujian signifikansi model dan parameter yang digunakan (Hosmer et al, 2000) adalah sebagai berikut: 1). Uji seluruh Model (Uji G) Hipotesis yang digunakan : H0 : β1 = β2 = ....= βp = 0 H1 : Sekurang kurangnya terdapat satu βj≠ 0 Statistik uji yang digunakan adalah : LikelihoodTanpaPeubahBebas G = - 2 ln LikelihoodDenganPeubahBebas .............……(13) Atau secara logit ditulis, n
G=2
∑
i=1
yi ln ( ˆi ) + (1-yi) ln (1 -
ˆi )
- [n1 ln (n1) + n0 ln (n0) – n ln (n)]
................................................................................................(14) Dimana : n1= Jumlah sampel yang termasuk dalam kategori
(Y = 1)
n0= Jumlah sampel yang termasuk dalam kategori
(Y = 0 )
n = Jumlah total sampel. G berdistribusi Chi-square dengan derajat bebas sebesar p (sebesar jumlah variabel bebas) atau G ~ χα²(p)
48
H0 ditolak jika G > χα²(p) ; dengan α adalah tingkat signifikansi yang dipilih. Bila H0 ditolak, artinya minimal ada satu parameter βi yang tidak sama dengan nol atau dengan kata lain minimal terdapat satu peubah X yang berpengaruh terhadap Y pada tingkat signifikansi α yang dipilih. 2).Uji Wald Pengujian wald dilakukan untuk menguji signifikansi dari tiap – tiap variabel bebas (atribut kualitas pelayanan). Hipotesis yang digunakan: untuk suatu j tertentu ; j = 0, 1, 2........p H0 : βj = 0 H1 : βj ≠ 0 Statistik uji yang digunakan adalah :
ˆj Wj =
2
; j = 0, 1, 2....p......(15) SE ( ˆj )
Dimana : Wj ˆj
= Nilai wald variabel bebas (X) ke - j. = Nilai koefisien variabel bebas (X) ke – j.
SE ( ˆj ) = Standar error variabel bebas (X) ke – j. Statistik ini berdistribusi khi-kuadrat dengan derajat bebas 1 atau secara simbolis ditulis Wj ~ χα²(1). H0 ditolak jika Wj > χα²(1) ; dengan α adalah tingkat signifikansi yang dipilih. Bila H0 ditolak artinya variabel bebas (faktor atribut kualitas pelayanan) tersebut signifikan secara statistik dengan signifikansi sebesar α. C. Ukuran Kebaikan / Kelayakan Model Pengujian kebaikan / kelayakan model dilakukan dengan uji Hosmer and Lemeshow. Nilai statistik uji Hosmer and Lemeshow ( Cˆ ) didapat dengan rumus (Hosmer dan Lemeshow, 2000):
49
(Ok – nk πk )²
g
Cˆ = ∑
k=1
nk˙πk (1 - πk ) .......................................................(16)
Dimana, Ok
π
=
ck ∑ yi ...............................................................................................................(17)
=
ck ∑
j=1
mj ∑ ˆj
j=1
nk.....................................................................................................(18) Nilai statistik uji Hosmer and Lemeshow ( Cˆ ) mengikuti sebaran Chi Square dengan derajat bebas g -2. Dimana g merupakan banyaknya variabel bebas yang digunakan ditambah konstanta. Hipotesis yang digunakan: H0
= Model layak.
H1
= Model tidak layak.
D. Interpretasi Koefisien Interpretasi koefesien dilakukan pada peubah-peubah yang berpengaruh nyata. Interpretasi dilakukan dengan melihat tanda dari koefesien tersebut. Jika koefesien yang diperoleh bernilai positif, maka kecenderungan Y=1 lebih besar terjadi pada peubah bebas X=0. Menurut Hosmer dan Lemeshow (2000), koefisien model logit ditulis sebagai βi = g(x+1)- g(x). Parameter βi mencerminkan perubahan dalam fungsi logit g(x) untuk perubahan satu unit peubah bebas x yang disebut log odds. Log odds merupakan beda antara dua penduga logit yang dihitung pada dua nilai (misal x=a dan x=b) yang dinotasikan sebagai : ln[ψ(a,b)] = g(x=a)- g(x=b) = βi *(a-b) Sedangkan penduga rasio-odds adalah : ψ(a,b) = exp[βi *(a-b)]
50
sehingga jika a-b=1 maka ψ=exp(β). Rasio-odds ini dapat diinterpretasikan sebagai kecenderungan y=1 pada x=1 sebesar ψ kali dibanding pada x=0. Pada penelitian ini, mahasiswa dihadapkan atas standar minimal IPK sebesar 2,5 yang telah ditetapkan pengelola program Perguruan Tinggi X sehingga terdapat mahasiswa yang berprestasi di atas standar dan dibawah standar. Penelitian ini akan menganalisis sejauh mana kualitas pelayanan mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Standar minimal IPK tersebut dianggap sebagai variabel respon (dependen) yang diduga dipengaruhi oleh beberapa variabel penjelas (independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah prestasi akademik yang bersifat kategorik, yakni prestasi di atas standar (1) dan dibawah standar (0). Sedangkan
variabel independen
penelitian ini adalah atribut kualitas pelayanan: tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empaty. Penelitian ini menggunakan regresi logistik biner yang merupakan alat analisis yang paling sesuai dengan data penelitian karena variabel dependen bersifat kategorik. Regresi logistik berbeda dengan regresi linier, dimana regresi linier sangat tepat digunakan pada variabel dependen bertipe data scale. Regresi logistik tidak menggunakan asumsi-asumsi klasik seperti pada regresi linier. Regresi linier harus memiliki data yang berdistribusi normal
dengan
menggunakan
regresi logistik tidak.
uji
normalitas
sedangkan
51
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan kepada 30 responden dari mahasiswa Perguruan Tinggi X. Uji validitas dilakukan untuk menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment, selanjutnya diolah dengan software SPSS 13.0 for Windows. Hasil pengujian validitas untuk masing-masing hasil pengukuran atribut kualitas pelayanan terhadap seluruh pernyataan lebih besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95%, yaitu 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pernyataan adalah signifikan dan dapat dinyatakan valid, serta responden dapat mengerti maksud dari setiap pernyataan dalam kuesioner. Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 responden Perguruan Tinggi X. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, untuk atribut kualitas pelayanan diperoleh nilai alpha (α) 0,899 dimana nilai tersebut termasuk kategori excellent atau sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan pengukuran dalam kuesioner adalah rendah sehingga penggunaannya dapat diandalkan dan mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten, apabila peneliti menyebarkan kuesioner secara berulang dan dalam waktu berlainan. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Karakteristik Responden Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
angkatan
pertama
Perguruan
Tinggi
X
(PT.
X)
yaitu sebanyak 51 orang responden. Pada penelitian ini karakteristik responden ditinjau dari segi jenis kelamin, usia saat masuk, status bekerja, dan sumber biaya pendidikan. Selain itu juga dilakukan analisis tabulasi silang untuk melihat hubungan antar karakteristik responden.
52
a. Jenis Kelamin Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa responden PT. X terdiri dari 55% laki-laki dan 45% perempuan. Berdasarkan jenis kelamin tidak terdapat perbedaan yang mendasar karena minat untuk menempuh ilmu antara laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. 55%
45%
Laki-laki Perempuan
Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin b. Usia Saat Masuk Berdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa mayoritas mahasiswa PT. X angkatan pertama (88%) memiliki usia saat masuk kurang dari 24 tahun. Selanjutnya usia responden 25-30 tahun sebanyak 10% dan responden yang paling sedikit berusia lebih dari 30 tahun, yaitu 2%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memutuskan untuk melanjutkan masa belajarnya di usia muda, sedangkan sebagian kecil memutuskan untuk melanjutkan masa belajarnya selang beberapa waktu kemudian. Seperti terlihat pada Gambar 7.
10%
2% ≤24 25-30 >30 88%
Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan usia saat masuk
53
c. Status Bekerja Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak adalah responden yang berstatus belum bekerja yaitu sebanyak 24 orang (47%). Sedangkan responden yang bekerja penuh sebanyak 17 orang (33%) dan yang paling sedikit adalah responden yang bekerja paruh waktu, yaitu 10 orang (20%). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang belum bekerja menempati posisi pertama. Tidak ada perbedaan mendasar antara mahasiswa yang belum bekerja dengan mahasiswa sudah bekerja. Semua mahasiswa sudah memiliki soft skill dan hard skill saat di diploma, jadi tidak tertutup kemungkinan bagi mahasiswa untuk mencari atau mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keinginan ataupun keahlian mahasiswa.
33% 47%
Belum Bekerja Bekerja Paruh Waktu Bekerja Penuh
20%
Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan status bekerja d. Sumber Biaya Pendidikan Berdasarkan sumber biaya pendidikan, dapat dilihat bahwa responden yang menempati jumlah terbesar adalah responden yang sumber biaya pendidikan dari orangtua sebanyak 30 orang (59%). Responden yang sumber biaya pendidikannya dari pendapatan sendiri sebanyak 16 orang (31%), sedangkan jumlah yang terkecil adalah responden yang sumber biaya pendidikan diperoleh dari saudara sebanyak 5 orang (10%). Sumber biaya pendidikan adalah sumber biaya yang digunakan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan selama mengikuti masa studi di PT. X.
54
10%
31% Pendapatan Sendiri Orangtua Saudara
59%
Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan sumber biaya pendidikan Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara karakteristik responden maka perlu dilakukan tabulasi silang. Tabulasi silang dilakukan pada jenis kelamin, usia saat masuk, status bekerja dan sumber biaya pendidikan responden Perguruan Tinggi X. Dari keseluruhan karakteristik responden yang di analisis hanya ada hubungan yang sangat signifikan antara status bekerja mahasiswa dengan sumber biaya pendidikan, sedangkan karakteristik lainnya tidak memiliki hubungan yang signifikan. Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status bekerja dengan sumber biaya pendidikan yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,005. Hasil tabulasi silang menunjukkan 60,0 persen mahasiswa yang berstatus belum bekerja memperoleh sumber biaya pendidikan dari orang tua (Lampiran 3). Hal ini juga terjadi pada mahasiswa yang bekerja paruh waktu, dimana sekitar 26,7 persen sumber biaya pendidikan diperoleh dari orangtua. Sedangkan mahasiswa yang sudah bekerja penuh memperoleh biaya pendidikan dari pendapatan sendiri (68,8%). Penilaian Tingkat Kinerja Atribut-atribut Kualitas Pelayanan Mutu pelayanan yang diberikan oleh Perguruan Tinggi X akan sangat mempengaruhi penilaian yang diberikan oleh para mahasiswa yang mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi X. Harapan para mahasiswa mengenai kualitas layanan diharapkan diimbangi dengan kinerja yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi X. Semakin baik hubungan antara pihak perguruan tinggi
55
dengan mahasiswa akan meningkatkan produktivitas kerja perguruan tinggi tersebut dalam memenuhi harapan mahasiswa, sehingga akan menghasilkan pelayanan yang optimal kepada para mahasiswanya. Berdasarkan hasil penelitian kepada 51 orang pelanggan, status dan peran dari pihak Perguruan Tinggi X dapat dijabarkan dalam 25 atribut pelayanan, sehingga mahasiswa dapat menilai kinerja Perguruan Tinggi X berdasarkan pernyataan dari atribut-atribut tersebut. Adapun atribut-atribut yang digunakan untuk menilai tingkat kinerja kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nama Atribut-Atribut Kualitas Pelayanan Perguruan Tinggi X No
Atribut-atribut Kualitas Pelayanan
Tangible (berwujud) 1 Ketersediaan fasilitas ruangan (ruang kuliah, praktikum, diskusi dan TU)
a1
2 Ketersediaan peralatan perkuliahan (laptop/komputer, LCD, OHP, papan tulis, wireless, lampu emergency) memadai
a2
3 Ketersediaan dan kualitas modul/bahan belajar yang lengkap dan mudah dipahami Reliability (Keandalan) 4 Keakuratan informasi nilai, IP dan IPK (teliti dan tepat waktu) 5 Kejelasan dan ketepatan waktu studi mahasiswa 6 Staf pengajar disiplin dalam kehadiran dan ketepatan waktu mengajar 7 Staf pengajar memberikan kesempatan bertanya/diskusi bagi setiap mahasiswa 8 Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal individu yang mendukung materi perkuliahan
a3
9 Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal kelompok yang mendukung materi perkuliahan
a9
a4 a5 a6 a7 a8
10 Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas 11 Staf pengajar memiliki kemampuan dalam penguasaan materi perkuliahan
a10
12 Staf pengajar mampu dalam menyampaikan materi perkuliahan
a12
13 Staf pengajar mampu dalam menjawab pertanyaan 14 Staf pengajar sigap dalam mengatasi keluhan/permasalahan mahasiswa dan memberikan umpan balik yang positif Responsiveness (kesigapan) 15 Staf pengajar mudah ditemui/dihubungi bila ingin berkonsultasi 16 Kecepatan dan ketanggapan karyawan dalam mengatasi keluhan/permasalahan yang dihadapi mahasiswa 17 Kecepatan bagian administrasi dalam menangani transaksi
a13 a14
a11
a15 a16 a17
56
Lanjutan Tabel 4. No
Atribut-atribut Kualitas Pelayanan
Assurance (keyakinan) 18 Pengetahuan dan kecakapan karyawan dalam memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh mahasiswa 19 Staf pengajar ramah dan perhatian dalam memberikan pelayanan 20 Terciptanya suasana kekeluargaan antara mahasiswa dan seluruh staf Perguruan Tinggi X Empathy (perhatian) 21 Ketersediaan saluran telepon/e-mail untuk melayani dan menerima keluhan/saran 22 Staf pengajar memberikan pelayanan konsultasi di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) 23 Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu KBM 24 Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu bimbingan konsultasi 25 Perguruan Tinggi X selalu berupaya untuk mengenal dan memenuhi kebutuhan mahasiswa
a18 a19 a20
a21 a22 a23 a24 a25
Penilaian kinerja kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X merupakan penilaian terhadap kenyataan yang diterima para mahasiswa berdasarkan kinerja berupa pelayanan dari Perguruan Tinggi X. Melalui Tabel 5, berdasarkan rata-rata dapat diketahui sepuluh atribut kualitas pelayanan yang dinilai tinggi tingkat kinerjanya oleh mahasiswa. Tabel 5. Sepuluh Atribut Kualitas Pelayanan Tertinggi Berdasarkan Nilai Rata-Rata No. Atribut 1 Staf pengajar memberikan kesempatan bertanya/diskusi bagi setiap mahasiswa 2 Terciptanya suasana kekeluargaan antara mahasiswa dan seluruh staf Perguruan Tinggi X 3 Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal individu yang mendukung materi perkuliahan 4 Staf pengajar disiplin dalam kehadiran dan ketepatan waktu mengajar 5 Staf pengajar ramah dan perhatian dalam memberikan Pelayanan 6 Staf pengajar memberikan pelayanan konsultasi di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) 7 Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu KBM 8 Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu bimbingan Konsultasi 9 Ketersediaan peralatan perkuliahan (laptop/komputer, LCD, OHP, papan tulis, wireless, lampu emergency) memadai 10 Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal kelompok yang mendukung materi perkuliahan
Ratarata 2,65 2,59 2,53 2,47 2,47 2,45 2,45 2,45 2,43 2,43
57
Berdasarkan rata-rata penilaian kinerja pada Tabel 5 terdapat sepuluh atribut
kualitas
pelayanan
yang
tinggi
tingkat
kinerjanya.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja atribut pelayanan tersebut sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh para mahasiswa. Sedangkan atribut pelayanan yang
tingkat
kinerjanya
paling
rendah
pada
Lampiran
5
adalah
ketersediaan dan kualitas modul/bahan belajar yang kurang lengkap dan susah dipahami, staf pengajar yang susah ditemui/dihubungi bila ingin berkonsultaasi, serta pemberian informasi nilai, IP, dan IPK, yang dianggap kurang akurat dan tidak tepat waktu. Hal ini menunjukkan penilaian mahasiswa pada kinerja atribut pelayanan ini belum sesuai dengan harapan para mahasiswa. Secara lengkap, penilaian mahasiswa terhadap tingkat kinerja atributatribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X dapat dilihat pada Lampiran 4. Sedangkan persentase dan nilai rata-rata tingkat kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan Lampiran 6, kinerja kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X secara keseluruhan dapat dinilai dari total rata-rata tingkat kinerja yang dirasakan oleh mahasiswa. Besarnya nilai total rata-rata penilaian mahasiswa adalah 2,26. Hal ini berarti mahasiswa merasakan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh Perguruan Tinggi X masih perlu ditingkatkan lagi agar sesuai dengan kebutuhan, keinginan serta harapan mahasiswa. Berdasarkan penilaian kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X pada Lampiran 6 dapat ditarik kesimpulan penilaian dimensi tangible, dimensi reliability, dimensi responsiveness, dimensi assurance,
serta
dimensi
empathy,
memiliki
kinerja
yang
sedang
(lihat pada Tabel 6). Tabel 6. Penilaian Kinerja Dimensi Kualitas Pelayanan Perguruan Tinggi X
No 1 2 3 4 5
Dimensi Tangible Reliability Responsiveness Assurance Empathy
Rata-rata 2,11 2,31 2,13 2,38 2,38
58
Deskripsi masing-masing atribut berdasarkan distribusi penilaian tingkat kinerja adalah sebagai berikut : A. Dimensi Tangibles 1. Fasilitas ruangan (ruang kuliah, praktikum, diskusi dan TU) memadai. Fasilitas ruangan (ruang kuliah, praktikum, diskusi dan TU) merupakan hal yang penting
karena dengan fasilitas ruangan yang memadai
sangat membantu dalam kenyamanan belajar mengajar. Ruang belajar yang nyaman dan memadai akan sangat membantu para mahasiswa untuk belajar dengan baik dan nyaman selama berada di ruangan tersebut. Para
mahasiswa
akan
yang
disampaikan
fokus
akan
pada
mudah
pelajaran
diserap
oleh
sehingga para
materi
mahasiswa.
Hal ini tercermin pada Lampiran 5, 43% responden menyebutkan kinerja atribut ini dinilai sudah baik. 2. Peralatan perkuliahaan (laptop/komputer, LCD, OHP, papan tulis, wireless, lampu emergency) memadai. Pada Lampiran 5, penilaian responden terhadap kinerja aribut peralatan perkuliahan (laptop/komputer, LCD, OHP, papan tulis, wireless, lampu emergency) yang memadai adalah baik (57% responden). Peralatan
perkuliahan
yang
memadai
sangat
dibutuhkan
para
mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan dalam menunjang kelancaran kegiatan belajar dan mengajar (KBM). 3. Modul/bahan belajar yang tersedia, lengkap dan mudah dipahami. Modul/bahan belajar yang tersedia, lengkap dan mudah dipahami sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan
perkuliahan karena tanpa
adanya modul/bahan belajar maka mahasiswa akan kesulitan dalam melaksanakan
kegiatan
belajar
dan
ujian
semester.
Hal ini, akan sangat berdampak terhadap prestasi akademik mahasiswa. Pada bahwa
Lampiran kinerja
para mahasiswa.
5
dapat
atribut
ini
dilihat
57%
responden
belum
sesuai
dengan
berpendapat harapan
dari
59
B. Dimensi Reliability 1. Informasi nilai, IP, dan IPK, diberikan secara akurat (teliti dan tepat waktu). Pemberian informasi nilai, IP, dan IPK yang akurat memberi kesempatan kepada
para
mahasiswa
untuk
mengetahui
dan
mengevaluasi
hasil serta proses belajar mereka sendiri. Nilai, IP, dan IPK yang
merupakan
hasil
akademik
bagi
mahasiswa
untuk
keberlangsungan masa belajar mereka. Dapat dilihat pada Lampiran 5, penilaian responden mengenai atribut informasi nilai, IP, dan IPK, diberikan
secara
menyatakan
akurat
kinerja
didominasi
atribut
ini
oleh
kurang
53% belum
responden sesuai
yang dengan
harapan mahasiswa. 2. Adanya kejelasan dan ketepatan waktu studi mahasiswa. Adanya kejelasan dan ketepatan waktu studi sangat penting bagi mahasiswa karena hal tersebut mempengaruhi target belajar mereka. Hal ini dapat memperlancar kegiatan belajar dan mengajar. Lampiran 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (43%) menilai bahwa tingkat kinerja atribut ini dinilai sudah baik. 3. Staf pengajar disiplin dalam kehadiran dan ketepatan waktu mengajar. Kegiatan belajar dan mengajar di setiap bidang pendidikan memiliki timeline
serta
dibutuhkan
output
staf
yang
pengajar
ingin
yang
dicapai.
disiplin
Oleh
dalam
karena
kehadiran
itu, agar
kegiatan akademik berjalan secara optimal. Selain disiplin dalam kehadiran,
staf
pengajar
juga
diharapkan
disiplin
dalam
ketepatan waktu mengajar. Waktu merupakan aspek penting dalam penilaian
kualitas
suatu
pelayanan.
Ketepatan
waktu
mengajar
mendorong terciptanya kegiatan belajar dan mengajar yang kondusif dan optimal. Lampiran 5 menunjukkan penilaian tingkat kinerja didominasi oleh 61% responden yang sudah memiliki kinerja yang baik.
mengatakan bahwa atribut ini
60
4. Staf
pengajar
memberikan
kesempatan
bertanya/diskusi
bagi
setiap mahasiswa. Mahasiswa hal-hal
memiliki
yang
berdiskusi, mereka
rasa
mereka
pelajari.
mahasiswa
pelajari.
keingintahuan
dapat
Oleh
Melalui lebih
karena
yang
tinggi
atas
bertanya
dan
materi
yang
mahasiswa
harus
proses
memahami
itu,
setiap
diberi kesempatan untuk bertanya/berdiskusi. Hal ini berdampak positif bagi
prestasi
akademik
mereka.
Lampiran
5
menyatakan
bahwa sebagian besar responden (71%) merasa tingkat kinerja atribut ini sudah berjalan dengan baik. 5. Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal individu yang mendukung materi perkuliahan. Staf
pengajar
mendukung
memberikan materi
tugas/latihan
perkuliahan
soal
berperan
individu
yang
penting
dalam
prestasi akademik mahasiswa. Melalui tugas/latihan soal, mahasiswa dapat
lebih
memahami
materi
yang
telah
mereka
pelajari.
Tugas/latihan individu adalah bagian dari kegiatan belajar dan mengajar yang
dapat
dalam dapat
membantu
menghadapi diketahui
mahasiswa
untuk
semester.
Melalui
ujian
bahwa
sebanyak
67%
melatih Lampiran
responden
diri 5
berpendapat
atribut ini memiliki kinerja yang baik. 6. Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal kelompok yang mendukung materi perkuliahan. Pemberian tugas/latihan soal tidak hanya diberikan kepada individu, melainkan
juga
kepada
kelompok.
Melalui
kerja
kelompok,
mahasiswa belajar bekerjasama, rasa toleransi, dan merumuskan keputusan yang tepat untuk bersama. Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal kelompok yang mendukung materi perkuliahan sangat berperan
dalam
peningkatan
prestasi
akademik
mahasiswa.
Lampiran 5 menunjukkan bahwa 61% responden merasa tingkat kinerja atribut ini sudah berjalan dengan baik.
61
7. Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan dikelas. Staf pengajar yang baik tidak hanya terbatas dalam menguasai dan mampu menyampaikan materi perkuliahan, ataupun menjawab pertanyaan secara tepat dan akurat. Mereka diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas. Kondisi tersebut dapat meningkatkan minat belajar dan daya serap mahasiswa yang akan berdampak positif terhadap prestasi akademik mereka. Dengan demikian, pada Lampiran 5 dapat diketahui bahwa 37% responden menilai atribut ini memiliki tingkat kinerja yang baik. 8. Staf Pengajar memiliki kemampuan dalam penguasaan materi perkuliahan. Kemampuan staf pengajar merupakan salah satu syarat utama dari kegiatan belajar dan mengajar. Staf pengajar bertanggung jawab memberikan materi yang akurat bagi mahasiswa karena sebagian besar studi mahasiswa diperoleh dari pengajar mereka. Perguruan Tinggi X selalu memberikan staf pengajar yang kompeten dan menguasai materi perkuliahan. Melalui Lampiran 5 dapat diketahui bahwa penilaian tingkat kinerja atribut staf pengajar Perguruan Tinggi X dinilai menguasai materi perkuliahan, hal ini dapat dilihat dari 57% responden yang merasa kinerja atribut tersebut baik. 9. Staf pengajar mampu dalam menyampaikan materi perkuliahan. Staf pengajar mampu dalam menyampaikan materi perkuliahan juga merupakan hal utama dalam kegiatan belajar dan mengajar. Mahasiswa diharapkan dapat memahami apa yang disampaikan oleh staf pengajar. Lampiran 5 menggambarkan bahwa penilaian tingkat kinerja didominasi oleh
57%
responden
yang
menilai
atribut
di
atas
memiliki
kinerja yang baik. 10. Staf pengajar mampu dalam menjawab pertanyaan Staf pengajar mampu dalam menjawab pertanyaan merupakan hal penting dalam kegiatan belajar dan mengajar. Staf pengajar diharuskan untuk tidak hanya mampu menjawab pertanyaan secara tepat dan akurat, namun ia
62
juga diharapkan agar mampu membuat mahasiswa mengerti atas jawaban mereka. Dari Lampiran 5 diketahui pada tingkat kinerja, Perguruan Tinggi X dinilai telah menyediakan staf pengajar yang berkompeten dalam menjawab pertanyaan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya reponden yang merasa atribut tersebut memiliki kinerja yang baik yaitu sebesar 55%. C. Dimensi Responsiveness 1. Staf pengajar sigap dalam mengatasi keluhan/permasalahan mahasiswa dan memberikan umpan balik yang positif. Kesigapan staf pengajar dalam memberikan pelayanan, berdampak baik terhadap para mahasiswa. Hal ini dapat menumbuhkan rasa percaya mereka terhadap kualitas pelayanan yang diberikan Perguruan Tinggi X. Penilaian akan layanan yang ditawarkan Perguruan Tinggi X menunjukkan keinginan pelanggan untuk menuntut lebih atas apa yang telah mereka korbankan seperti biaya, waktu, tenaga, dan lain-lain. Staf pengajar sigap terhadap keluhan atau permasalahan yang dialami mahasiswa dan memberikan umpan balik yang positif menunjukkan kepedulian mereka terhadap mahasiswa Perguruan Tinggi X. Dengan demikian mahasiswa akan lebih merasa nyaman dalam menyampaikan keluhan yang mereka hadapi. Pada Lampiran 5 dapat dilihat 43% responden mengatakan bahwa atribut ini memiliki kinerja yang baik. 2. Staf pengajar mudah ditemui/dihubungi bila ingin berkonsultasi. Staf pengajar yang mudah ditemui/dihubungi bila ingin berkonsultasi memudahkan
mahasiswa
dalam
memperoleh
pengetahuan
yang
diharapkan kapanpun mereka membutuhkan. Hal ini menimbulkan perasaan nyaman dan percaya diri pada mahasiswa Perguruan Tinggi X. Sebanyak 47% responden mengatakan tingkat kinerja atribut ini belum sesuai dengan harapan mahasiswa (Lampiran 5). 3. Karyawan cepat dan tanggap dalam mengatasi keluhan/permasalahan yang dihadapi mahasiswa. Staf karyawan Perguruan Tinggi X selalu berusaha untuk cepat dan tanggap dalam mengatasi keluhan atau permasalahan yang dialami
63
mahasiswa. Lampiran 5 menunjukkan 45% responden mengatakan bahwa atribut ini sudah memiliki kinerja yang baik. 4. Bagian administrasi cepat dalam menangani transaksi. Bagian
administrasi
cepat
dalam
menangani
transaksi
sangat
mempengaruhi proses transaksi agar berjalan dengan lancar. Prosedur administrasi yang baik memberikan kenyamanan bagi mahasiswa. Perguruan Tinggi X selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik dalam prosedur administrasi mereka. Pada Lampiran 5, sebanyak 55% responden berpendapat bahwa tingkat kinerja atribut ini sudah memiliki kinerja yang baik. D. Dimensi Assurance 1. Karyawan memiliki pengetahuan dan kecakapan dalam memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh mahasiswa. Staf karyawan memiliki pengetahuan dan kecakapan dalam memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti mahasiswa, meyakinkan mahasiswa bahwa Perguruan Tinggi X berkompeten dan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk mereka. Pada penilaian tingkat kinerja yang dapat dilihat di Lampiran 5, sebanyak 41% responden mengatakan bahwa atribut ini memiliki kinerja yang baik. 2. Staf pengajar ramah dan perhatian dalam memberikan pelayanan. Staf pengajar ramah dan perhatian dalam memberikan pelayanan akan membuat para mahasiswa merasa nyaman selama berada di Perguruan Tinggi X dan merasa dihargai. Mereka tidak akan sungkan untuk memberi masukan dan saran di kemudian hari. Pada Lampiran 5 dapat diketahui bahwa sebanyak 61% responden merasa atribut ini sudah memiliki kinerja yang baik. 3. Suasana kekeluargaan tercipta antara mahasiswa dan seluruh staf Perguruan Tinggi X. Suasana kekeluargaan tercipta antara mahasiswa dan seluruh
staf
Perguruan Tinggi X memberikan rasa nyaman karena dengan adanya suasana kekeluargaan ini maka setiap orang yang terlibat dalam
64
pelaksanaan pendidikan Perguruan Tinggi X ini akan merasakan kedekatan dan keakraban satu sama lain. Suasana kekeluargaan sangat mendorong terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Dari segi penilaian tingkat kinerja, sebanyak 67% responden mengatakan bahwa atribut ini sudah memiliki kinerja yang baik. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5. E. Dimensi Emphaty 1. Saluran
telepon/e-mail
tersedia
untuk
melayani
dan
menerima
keluhan/saran. Saluran telepon/e-mail tersedia sebagai sarana komunikasi antara Perguruan Tinggi X dan mahasiswa, terutama dalam melayani dan menerima keluhan/saran. Penilaian terhadap tingkat kinerja atribut ini, sebesar
47%
responden
memilih
baik.
Hal
ini
dapat
dilihat
pada Lampiran 5. 2. Staf pengajar memberikan pelayanan konsultasi di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pemberian perhatian lebih yang dilakukan staf pengajar melalui memberikan pelayanan di luar KBM merupakan suatu atribut penting dari dimensi empati. Mahasiswa akan merasa lebih diperhatikan. Hal ini akan menciptakan rasa nyaman pada diri mahasiswa yang dapat mendorong prestasi akademik. Sebagian besar responden (61%) merasa bahwa tingkat kinerja atribut ini baik. Hal ini ditunjukkan pada Lampiran 5. 3. Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu KBM. Pemberian motivasi dari staf pengajar sewaktu KBM sangat dibutuhkan oleh mahasiswa. Motivasi yang kuat akan menghasilkan minat belajar yang tinggi. Hal ini berdampak positif pada perkembangan prestasi akademik mahasiswa. Pada Lampiran 5 dapat diketahui bahwa sebanyak 63% responden mengatakan atribut ini memiliki kinerja yang baik. 4. Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu bimbingan konsultasi. Staf pengajar memberikan motivasi tidak hanya dapat dilakukan sewaktu KBM saja. Pemberian motivasi dari staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi merupakan suatu bentuk perhatian lebih kepada setiap individu
65
mahasiswa karena mereka dapat berhubungan lebih dekat dengan staf pengajar. Mahasiwa dapat menyampaikan keluhan ataupun pertanyaan tentang materi perkuliahan secara lebih mendalam kepada staf pengajar sehingga lebih termotivasi dalam belajar. Lampiran 5 menunjukkan bahwa mayoritas responden (61%) mengatakan tingkat kinerja atribut ini berjalan dengan baik. 5. Perguruan
Tinggi
X
selalu
berupaya mengenal
dan
memenuhi
kebutuhan mahasiswa. Upaya yang selalu dilakukan oleh Perguruan Tinggi X untuk mengenal dan memenuhi kebutuhan mahasiswa adalah salah satu faktor utama yang dapat menciptakan kenyamanan pelanggan. Mahasiswa merasa bahwa Perguruan Tinggi X memberikan sikap positif atas kebutuhan atau masalah mereka. Lampiran 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (57%) mengatakan atribut ini memiliki kinerja yang baik. Berdasarkan penjelasan di atas, pelayanan jasa Perguruan Tinggi X berdasarkan sumbernya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pelayanan jasa yang diberikan oleh staf pengajar dan pelayanan jasa dari staf administrasi. Lihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pelayanan Jasa Perguruan Tinggi X berdasarkan sumbernya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Variabel-variabel Pelayanan jasa dari staf pengajar Staf pengajar disiplin dalam kehadiran dan ketepatan waktu mengajar Staf pengajar memberikan kesempatan bertanya/diskusi bagi setiap mahasiswa Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal individu yang mendukung materi perkuliahaan Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal kelompok yang mendukung materi perkuliahaan Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas Staf pengajar memiliki kemampuan dalam penguasaan materi perkuliahan Staf pengajar mampu dalam menyampaikan materi perkuliahan Staf pengajar mampu dalam menjawab pertanyaan Staf pengajar sigap dalam mengatasi keluhan/permasalahan mahasiswa dan memberikan umpan balik yang positif Staf pengajar mudah ditemui/dihubungi bila ingin berkonsultasi Staf pengajar ramah dan perhatian dalam memberikan pelayanan Staf pengajar memberikan pelayanan konsultasi di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu KBM Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu bimbingan konsultasi
a6 a7 a8 a9 a10 a11 a12 a13 a14 a15 a19 a22 a23 a24
66
Lanjutan Tabel 7.
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Variabel-variabel Pelayanan jasa dari staf administrasi Ketersediaan fasilitas ruangan (ruang kuliah, praktikum, diskusi dan TU) Ketersediaan peralatan perkuliahan (laptop/komputer, LCD, OHP, papan tulis, wireless, lampu emergency) Ketersediaan dan kualitas modul/bahan belajar yang lengkap dan mudah dipahami Keakuratan informasi nilai, IP dan IPK (teliti dan tepat waktu) Kejelasan dan ketepatan waktu studi mahasiswa Kecepatan dan ketanggapan karyawan dalam mengatasi keluhan/permasalahan yang dihadapi mahasiswa Kecepatan bagian administrasi dalam menangani transaksi Pengetahuan dan kecakapan karyawan dalam memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh mahasiswa Terciptanya suasana kekeluargaan antara mahasiswa dan seluruh staf Perguruan Tinggi X Ketersediaan saluran telepon/e-mail untuk melayani dan menerima keluhan/saran Perguruan Tinggi X selalu berupaya untuk mengenal dan memenuhi kebutuhan mahasiswa
a1 a2 a3 a4 a5 a16 a17 a18 a20 a21 a25
Berdasarkan pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa pelayanan jasa yang diberikan
Perguruan
menjadi dua, dan
staf
yaitu
Tinggi
pelayanan
administrasi.
memudahkan
untuk
X
kepada
mahasiswa
yang diberikan
Pengelompokkan
melihat
pengaruh
dikelompokkan
oleh staf pengajar
ini
dilakukan
agar
kualitas
pelayanan
yang
diberikan Perguruan Tinggi X terhadap prestasi akademik mahasiswa, sehingga yang
dapat
paling
diketahui
pelayanan
mempengaruhi
yang
prestasi
diberikan
akademik
staf
pengajar
mahasiswa
atau
pelayanan yang diberikan oleh staf administrasi. Hasil pengelompokan tersebut akan memudahkan melihat hasil dari pengaruh kualitas pelayanan terhadap prestasi akademik mahasiswa sehingga Perguruan Tinggi X dapat lebih memfokuskan pada staf pengajar atau staf administrasi terkait dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa
sehingga
tujuan
dalam
meningkatkan
pelayanan
untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki prestasi yang sangat baik dapat diberikan melalui pelayanan yang optimal tanpa harus mengabaikan pelayanan jasa lainnya.
67
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi X Penelitian
ini
menggunakan
metode
regresi
logistik
yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel kualitas
pelayanan
terhadap
prestasi
akademik
mahasiswa
Perguruan Tinggi X. Model regresi logistik digunakan karena peubah yang digunakan bersifat kategorik, yaitu Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa diatas standar (≥2.5) (1) dan IPK mahasiswa dibawah standar (<2.5) (0). Standar IPK yang dimaksud di sini ditetapkan sesuai standar minimal yang ditargetkan Perguruan Tinggi X, yakni 2,5. Berdasarkan dugaan terhadap 25 variabel kualitas pelayanan yang mempengaruhi prestasi akademik, dilakukan analisis regresi logistik yang
memasukkan
seluruh
variabel
yang
diduga
berpengaruh
terhadap prestasi akademik mahasiswa. Analisis dengan metode stepwise menghasilkan hanya dua (2) variabel yang layak dimasukkan model dan memberi pengaruh nyata (tingkat keyakinan 95%). Kedua variabel tersebut adalah kemampuan staf pengajar dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas, dan pemberian motivasi dari staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi. Hasil pengolahan data dengan regresi logistik disajikan dalam Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Logistik Dengan Metode Stepwise Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Step 1
Step 2
Step
df
Sig.
Block Model
8.587 8.587 8.587
2 2 2
0.014 0.014 0.014
Step Block Model
9.434 18.021
2 4
0.009 0.001
18.021
4
0.001
Hasil dugaan model regresi logistik dengan metode stepwise (lihat Tabel 8) menunjukkan nilai G (chi square) model 18,021 yang
signifikan
pada
taraf
0,001.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
secara keseluruhan model tersebut dapat dikatakan cukup baik dan dapat
68
disimpulkan
bahwa
paling
sedikit
terdapat
satu
variabel
yang
berpengaruh nyata terhadap pencapaian prestasi akademik mahasiswa (IPK), atau terdapat satu koefesien yang tidak sama dengan nol. Pengujian
kebaikan/kelayakan
model
juga
dilakukan
dengan
uji Hosmer and Lemeshow. Dari hasil perhitungan (Lampiran 7), diperoleh nilai Chi-square sebesar 4,466 (df = 6) atau nilai P sebesar 0,614 sehingga
dengan
taraf
signifikansi
sebesar
10%
maka
model
tersebut cukup layak. Nilai koefisien pada output regresi logistik menunjukkan bagaimana pengaruh variabel bebas tersebut terhadap variabel respon (Y), Y=1. Jika koefesiennya negatif menunjukkan bahwa kemungkinan perilaku Y=1
akan
memiliki
berkurang, pengaruh
koefesiennya
positif,
atau
menunjukkan
negatif
terhadap
peluang
untuk
bahwa
variabel
Y=1.
Sedangkan
terjadi
perilaku
tersebut
Y=1
jika akan
lebih besar atau dengan kata lain variabel tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap perilaku Y=1. Nilai Rasio Odds merupakan ukuran asosiasi yang memberikan peluang
terjadinya
diatas
standar
Rasio
odds
dapat terhadap adalah
respon
>2.5)
dengan
masing-masing
dilihat
pada
prestasi variabel
(IPK
dipengaruhi
variabel
Tabel
akademik yang
Y=1
9.
oleh
yang
tertentu.
mempengaruhi
IPK>2.5
diatas
Variabel
cenderung
variabel
Variabel
mahasiswa
signifikan.
mahasiswa
yang
berpengaruh
standar
(IPK>2.5)
dikatakan
signifikan
ketika nilai P-Value lebih kecil atau sama dengan α =0,1 yang berarti bahwa variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap prestasi akademik mahasiswa.
69
Tabel 9. Model Regresi Logistik Dengan Stepwise Variables in the Equation B Step 1(a)
A10(1) A10(2) Constant Step 2(b)
S.E.
A10
Constant
Sig.
7.138
2
.028
Exp(B)
.821
5.888
1
.015
7.333
1.925
.802
5.766
1
.016
6.857
-1.386
.645
4.612
1
.032
.250
8.908
2
.012
8.225 4.427
1 1
.004 .035
2.932 1.773
1.022 .843
6.264
2
.044
2.892 3.397
1.384 1.360
4.366 6.242
1 1
.037 .012
18.022 29.866
-4.433
1.452
9.324
1
.002
.012
a24 a24(1) a24(2)
Df
1.992
a10 a10(1) a10(2)
Wald
18.761 5.887
a. Variable(s) entered on step 1: a10. b. Variable(s) entered on step 2: a24.
Berdasarkan analisis regresi logistik (lihat Tabel 9), variabel staf pengajar yang memiliki kemampuan sangat baik (a10(2)) dalam menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan berpengaruh nyata (taraf 10%). Rasio Odds yang dihasilkan untuk variabel ini adalah 5,887. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan staf pengajar yang sangat mampu/sangat baik menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan (a10(2)) memiliki peluang 6 kali lebih besar untuk mendorong mahasiswa berprestasi diatas standar (IPK>2.5) dibanding staf pengajar yang tidak mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan di kelas. Berdasarkan Tabel 9 juga dapat dilihat bahwa variabel staf pengajar yang memiliki kemampuan sedang dalam menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, memiliki pengaruh nyata (taraf 10%) dengan rasio odds 18,761. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan staf pengajar yang standar dalam menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan (a10(1)) memiliki peluang 19 kali lebih besar untuk mendorong mahasiswa berprestasi diatas standar (IPK>2.5) dibanding staf pengajar yang tidak mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan dikelas. Hasil analisis regresi logistik pada Tabel 9, menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara variabel staf pengajar yang memiliki kemampuan sangat baik (a10(2)) dalam menciptakan suasana belajar aktif dan
70
menyenangkan
dengan
staf
pengajar
yang
memiliki
kemampuan
sedang/standar dalam menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan (10(1)). Staf pengajar yang memiliki kemampuan sangat baik berpeluang 6 kali lebih besar dibanding staf pengajar yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Sedangkan staf pengajar yang memiliki kemampuan standar berpeluang 19 kali lebih besar untuk mendorong mahasiswa berprestasi diatas standar (IPK >2.5). Fenomena diatas diduga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang perlu diuji lebih lanjut sebagai hipotesis awal dalam penelitian berikutnya. Kemungkinan faktor penyebab fenomena tersebut adalah staf pengajar tidak mampu menyampaikan materi perkuliahan sesuai dengan yang diujikan saat ujian semester. Selain itu, kemungkinan staf pengajar tidak menguasai materi perkuliahan yang akan disampaikan di kelas, sehingga perkuliahan tidak fokus kepada materi yang akan diajarkan. Kemungkinan faktor penyebab lainnya adalah mahasiswa yang tidak dapat menangkap pesan secara utuh dari materi yang disampaikan oleh staf pengajar pada suasana belajar yang menyenangkan, seperti simulasi, diskusi kelompok, dan role play. Kemungkinan mahasiswa tidak memahami akan materi yang telah diajarkan karena lebih terfokus pada retorika yang menyenangkan. Untuk membuktikan dugaan tersebut maka dilakukan tabulasi silang (lihat Tabel 10 dan Tabel 11). Banyaknya kemungkinan penyebab dari variabel staf pengajar dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas, membutuhkan pembuktian yang lebih spesifik tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi variabel kemampuan staf pengajar dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.
71
Tabel 10. Tabulasi silang antara kemampuan menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan dengan kemampuan dalam menyampaikan materi Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Staf pengajar mampu dalam menyampaikan materi perkuliahan
Total
Tidak Setuju
Total
Tidak Setuju
Netral
Setuju
5
2
3
10
33.3%
11.8%
15.8%
19.6%
5
6
1
12
33.3%
35.3%
5.3%
23.5%
5
9
15
29
33.3%
52.9%
78.9%
56.9%
15
17
19
51
100.0%
100.0 %
100.0 %
100.0 %
Count
Netral
% within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas Count
Setuju
% within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas Count % within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas Count % within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa staf pengajar yang mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas memiliki hubungan nyata (Lampiran 8) dengan staf pengajar yang mampu dalam menyampaikan materi. Terbukti bahwa 78,9% mahasiswa mengatakan setuju terhadap variabel staf pengajar yang dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas juga mampu dalam menyampaikan materi perkuliahan. Staf pengajar yang dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan serta dapat menyampaikan materi perkuliahan dengan menarik dapat mendorong mahasiswa untuk lebih mudah memahami, termotivasi dan antusias memperhatikan materi perkuliahan secara optimal.
72
Tabel 11. Tabulasi silang antara kemampuan menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan dengan kemampuan dalam penguasaan materi Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Staf pengajar memiliki kemampuan dalam penguasaan materi
Tidak Setuju
Netral
Setuju
4
2
5
11
26.7%
11.8%
26.3%
21.6%
3
5
3
11
20.0%
29.4%
15.8%
21.6%
8
10
11
29
53.3%
58.8%
57.9%
56.9%
15
17
19
51
100.0%
100.0 %
100.0 %
100.0 %
Count
Netral
% within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas Count
Setuju
% within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas Count % within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas Count
Total
Total
Tidak Setuju
% within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Tabel 11 menunjukkan bahwa, kemampuan menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan tidak terbukti memiliki hubungan nyata dengan
kemampuan
dalam
penguasaan
materi
(Lampiran
8).
Artinya, staf pengajar yang dapat menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan di kelas tidak selalu mampu menguasai materi sehingga apa yang disampaikan mungkin tidak sesuai dengan materi yang akan diajarkan di kelas. Variabel staf pengajar memberikan motivasi sewaktu bimbingan konsultasi (a24(2)) secara statistik juga terbukti berpengaruh nyata pada taraf 10 persen terhadap prestasi akademik mahasiswa diatas standar (IPK>2.5). Rasio odds yang dihasilkan oleh variabel ini sebesar 29,866 dengan koefesien sebesar 3,397. Hal ini berarti bahwa staf pengajar
73
yang memberikan motivasi sewaktu bimbingan konsultasi berpeluang 30 kali lebih besar untuk menciptakan IPK mahasiswa diatas standar (>2.5) dibanding staf pengajar yang tidak memberikan motivasi sewaktu bimbingan konsultasi. Hal ini diduga disebabkan karena pemberian motivasi dari staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi merupakan suatu bentuk perhatian lebih kepada setiap individu dari staf pengajar. Mahasiswa merasa begitu dekat dengan staf pengajar pada saat bimbingan konsultasi karena mereka dapat menyampaikan pertanyaan mengenai materi kuliah yang kurang dimengerti secara lebih mendalam, selain itu mahasiswa juga dapat manyampaikan keluhan dalam prestasi akademik. Bagi mahasiswa staf pengajar adalah orang tua yang dapat memberikan motivasi sehingga lebih
bersemangat
dalam
belajar.
Biasanya
sewaktu
konsultasi,
mahasiswa lebih dapat menyampaikan pertanyaan maupun keluhan dibanding sewaktu kegiatan belajar mengajar. Motivasi dari staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi merupakan dorongan kepada mahasiswa agar mampu menghadapi kesulitan-kesulitan dalam studi sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Motivasi yang ada
pada
mahasiswa
akan
menimbulkan
usaha
yang
terus
dan
sungguh-sungguh dalam menyelesaikan persoalan studi yang mereka hadapi. Kesanggupan mahasiswa menerima tugas-tugas belajar akan mempermudah pengguasaan materi dari dosen/staf pengajar. Mahasiswa yang mempunyai intelegensi tinggi serta fasilitas yang cukup tetapi motivasi lemah maka prestasi yang diperolehnya tidak akan memuaskan. Motivasi belajar mahasiswa sangat terkait dengan pandangan mahasiswa yang bersangkutan terhadap mata ajaran yang dipelajari selama berada di perguruan tinggi. Mahasiswa yang senang terhadap aktivitas belajar dan cenderung melaksanakan tugas-tugas belajar dengan perasaan senang dan
lapang,
sehingga
beban
studi
yang
ada
pada
mahasiswa
dapat diselesaikan. Mahasiswa yang tidak senang terhadap kegiatan belajar cenderung
menghindari
tugas-tugas tidak diselesaikan.
bahkan
menolaknya,
dengan
demikian
74
Pentingnya motivasi dari staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi dalam menempuh proses pendidikan di perguruan tinggi berkualitas sangat dibutuhkan mahasiswa untuk mendukung peningkatan prestasi akademik mereka. Perguruan Tinggi X dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berkompetensi, diharapkan lulusan-lulusan tersebut dapat menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Metode penyampaian materi secara yang menarik dan memotivasi serta penguasaan materi yang baik oleh staf pengajar sangat mempengaruhi pemahaman mahasiswa mengingat perkuliahaan di kelas merupakan proses pembelajaran yang efektif. Mata kuliah-mata kuliah tertentu yang disampaikan dengan menarik seharusnya membuat mahasiswa bersemangat dan memperhatikan staf pengajar dengan fokus sehingga berdampak positif dalam peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Pada Tabel 9, berdasarkan hasil uji signifikan (uji Wald) terhadap masing-masing variabel bebas, pada taraf signifikan α = 10%, dari 25 variabel kualitas pelayanan, hanya 2 variabel kualitas pelayanan yang berpengaruh terhadap tingkat prestasi akademik mahasiswa. Kemampuan staf pengajar dalam
menciptakan
suasana
belajar
aktif
dan
menyenangkan
(p-value = 0,035) dan pemberian motivasi dari staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi (p-value = 0,012). 23 variabel lainnya tidak signifikan karena memiliki nilai P diatas 0,1 maka kesimpulannya kedua puluh tiga variabel tersebut tidak signifikan. Dengan kata lain diperoleh kesimpulan dari analisis regresi logistik bahwa dari 25 variabel kualitas pelayanan hanya dua variabel yang berpengaruh nyata (taraf 10%) terhadap prestasi akademik mahasiswa. Hal ini tidak berarti bahwa variabel-variabel lainnya tidak mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Secara statistik terdapat keterkaitan pengaruh antar variabel yang menyebabkan pengaruhnya menjadi tidak signifikan.
75
Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa Perguruan Tinggi X. Oleh karena itu, Perguruan Tinggi X perlu memperhatikan kualitas pelayanan secara optimal agar sesuai dengan harapan pelanggan (mahasiswa), yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa dan mampu bersaing dengan Perguruan Tinggi lainnya. Implikasi manajerial yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut oleh Perguruan Tinggi X dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Terkait penilaian mahasiswa terhadap tingkat kinerja kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X menunjukkan dimensi tangible, dimensi reliability, dimensi responsiveness, dimensi assurance, serta dimensi empathy, memiliki kinerja kualitas pelayanan yang sedang. Untuk itu, sebaiknya Perguruan Tinggi X dapat lebih meningkatkan pelayanan yang diberikan agar sesuai dengan harapan para pelanggan. Pelayanan yang diberikan sebaiknya dievalusi pada tiap akhir tahun pengajaran sehingga dapat diketahui permasalahan yang dihadapi para pelanggan terkait pelayanan yang belum memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan juga menilai ada sepuluh atribut Perguruan Tinggi X yang tinggi tingkat kinerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa atribut pelayanan ini sudah sesuai dengan harapan para pelanggan, sebaiknya atribut kinerja kualitas pelayanan tersebut dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan. 2. Analisis penilaian pelanggan terhadap tingkat kinerja kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X, menunjukkan terdapat tiga atribut yang paling rendah tingkat kinerjanya. Hal ini ditunjukkan dari persentase penilaian pelanggan. Atribut-atribut tersebut yaitu ketersediaan modul dan kualitas bahan belajar, atribut staf pengajar yang susah untuk ditemui/dihubungi bila
ingin
berkonsultasi
dan
atribut
pemberian
informasi
nilai,
IP, dan IPK, yang dianggap kurang akurat dan tidak tepat waktu. Penilaian
pelanggan
terhadap
kinerja
atribut
kualitas
pelayanan
diatas belum sesuai dengan harapan para pelanggan, sebaiknya
76
Perguruan Tinggi X lebih meningkatkan kualitas pelayanan atribut tersebut agar sesuai dengan yang diharapkan para pelanggan. Perbaikan yang dapat
diberikan
kepada
Perguruan
Tinggi
X
mengenai
atribut
Modul/bahan belajar yang belum lengkap dan susah dipahami yaitu sebaiknya Perguruan Tinggi X menyediakan modul/bahan belajar dari setiap mata kuliah-mata kuliah dengan lengkap dan mudah dipahami, menegaskan kepada staf pengajar untuk menyediakan modul/bahan belajar yang lengkap dan mudah dipahami, sebaiknya modul/bahan belajar diberikan pada awal semester atau diawal perkuliahan sehingga mahasiswa lebih
memahami
materi
yang
disampaikan
oleh
staf
pengajar.
Saran perbaikan mengenai atribut informasi nilai, IP, dan IPK yang kurang akurat dan tidak tepat waktu yaitu sebaiknya Perguruan Tinggi X memberikan informasi nilai, IP dan IPK, secara akurat (teliti dan tepat waktu) agar memudahkan mahasiswa dapat memperbaiki nilai, IP, dan IPK yang masih dibawah standar sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik, Informasi nilai, IP, dan IPK, sebaiknya tidak terlambat dan lebih cepat diproses, sebaiknya Informasi nilai, IP, dan IPK, agar selalu diperbaharui. Saran perbaikan mengenai atribut staf pengajar yang susah
dihubungi
bila
ingin
berkonsultasi
yaitu
sebaiknya
Perguruan Tinggi X, menyediakan waktu-waktu khusus konsultasi antara staf pengajar dan mahasiswa, menegaskan kepada staf pengajar untuk meluangkan waktunya khusus untuk konsultasi, karena hal tersebut merupakan bagian dari pelayanan Perguruan Tinggi X dalam bidang jasa, sebaiknya Perguruan Tinggi X mempertahankan dan meningkatkan intensitas bimbingan akademik/konsultasi, bila waktu yang disediakan dianggap kurang. 3. Terkait dengan kualitas pelayanan, hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa ada pengaruh kualitas pelayanan dengan prestasi akademik mahasiswa. Dari 25 faktor kualitas pelayanan yang dianalisis hanya terdapat dua faktor yang secara nyata (taraf 10%) mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa diatas standar yaitu kemampuan staf pengajar dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan
77
di kelas, dan pemberian motivasi oleh staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi. Pentingnya kemampuan menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, serta pemberian motivasi sewaktu bimbingan konsultasi terbukti dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiwa diatas standar. Untuk itu, sebaiknya Perguruan Tinggi X dapat lebih memfokuskan terhadap kedua pelayanan tersebut dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa diatas standar. 4. Kedua kualitas pelayanan yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa berasal dari pelayanan jasa yang diberikan oleh staf pengajar. Sedangkan 23 atribut lainnya tidak berpengaruh nyata (taraf 10 %) terhadap prestasi akademik mahasiswa. Hal ini tidak berarti bahwa variabel lainnya tidak mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Secara statistik terdapat keterikatan pengaruh antar variabel yang menyebabkan pengaruhnya menjadi tidak signifikan. Terkait dengan hasil tersebut, untuk memperoleh prestasi akademik yang sesuai dengan harapan mahasiswa maka hendaknya perusahaan lebih memperhatikan pada kedua kualitas pelayanan yang berpengaruh nyata terhadap prestasi akademik mahasiswa. Namun, Perguruan Tinggi X hendaknya juga meningkatkan kualitas pelayanan lainnya untuk menjaga loyalitas pelanggan. 5. Faktor pelayanan merupakan faktor eksternal individu yang sengaja dirancang atau dimanipulasi seperti kurikulum atau bahan pelajaran, pengajar, sarana dan fasilitas serta manajemen. Sedangkan faktor internal individu terdiri dari fisiologi (kondisi fisik dan kondisi panca indera) dan psikologi (bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif). Hasil dari penelitian ini menunjukkan hanya ada dua atribut kualitas pelayanan yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa, sehingga dapat disimpulkan faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik yaitu dari faktor internal dan faktor lingkungan.
78
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap prestasi akademik mahasiswa Perguruan Tinggi X maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa karakteristik pelanggan Perguruan Tinggi X adalah sebagian besar berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia saat masuk ≤ 24 tahun. Pelanggan yang paling banyak memiliki status belum bekerja dan sumber biaya pendidikannya berasal dari orangtua. b. Berdasarkan hasil analisis penilaian pelanggan, secara umum kelima dimensi kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X memiliki kinerja yang sedang. Sedangkan penilaian pada atribut-atribut kualitas pelayanan menunjukkan ada sepuluh atribut yang tinggi tingkat kinerjanya. Hasil analisis persentase kinerja atribut juga menunjukkan ada tiga atribut yang paling rendah tingkat kinerjanya, yaitu: ketersediaan dan kualitas modul/bahan belajar yang kurang lengkap dan susah dipahami, pemberian informasi nilai, IP, dan IPK, yang dianggap kurang akurat dan tidak tepat waktu, serta staf pengajar yang susah ditemui/dihubungi bila ingin berkonsultasi. Berdasarkan penilaian atribut tersebut, kualitas pelayanan yang kinerjanya tertinggi adalah pemberian kesempatan bertanya/diskusi bagi setiap mahasiswa, dan yang terendah adalah ketersediaan dan kualitas modul/bahan belajar yang kurang lengkap dan susah dipahami. c. Terdapat dua faktor kualitas pelayanan yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa diatas standar yaitu kemampuan staf pengajar dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas, dan pemberian motivasi oleh staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi. Staf pengajar yang memiliki kemampuan standar dalam menciptakan suasana
79
belajar aktif dan menyenangkan berpeluang 19 kali lebih besar dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa dibanding dengan staf pengajar yang tidak mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Sedangkan staf pengajar yang memiliki kemampuan yang sangat baik justru hanya berpeluang 6 kali lebih besar mendorong mahasiswa berprestasi diatas standar (IPK >2.5) dibanding staf pengajar yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Atribut pemberian motivasi oleh staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi terjadi 30 kali lebih besar dalam mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa dibanding staf pengajar yang tidak memberikan motivasi tersebut. Sedangkan pemberian motivasi yang standar oleh staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi, berpeluang 18 kali lebih besar dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa diatas standar. Pentingnya kemampuan menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, serta pemberian motivasi sewaktu bimbingan konsultasi terbukti dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiwa diatas standar.
2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang bisa dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperbaiki kualitas pelayanan Perguruan Tinggi X adalah sebagai berikut: a. Segera dilakukan perbaikan pada aspek yang dinilai dibawah standar. Aspek-aspek tersebut adalah modul/bahan belajar yang tersedia belum lengkap, informasi nilai, IP, dan IPK yang tidak akurat dan tidak tepat waktu, serta staf pengajar yang susah dihubungi bila ingin berkonsultasi. b. Kemampuan staf pengajar dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas melalui metode student center learning (misalnya: simulasi, diskusi, dan role play), serta pemberian motivasi dari staf pengajar sewaktu bimbingan konsultasi terbukti memiliki pengaruh terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Kedua pelayanan
80
tersebut hendaknya diperhatikan secara optimal dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. c. Pada akhir tahun pengajaran sebaiknya pihak Perguruan Tinggi X selalu mengevaluasi kinerja staf pengajar maupun karyawan yang terlibat dalam proses belajar mengajar, serta melakukan survei kinerja kualitas pelayanan untuk peningkatan mutu pelayanan dan mutu akademik. d. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui penyebab secara khusus hubungan antara kemampuan staf pengajar dalam menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan dengan peningkatan prestasi akademik.
81
DAFTAR PUSTAKA Agung, B. N. 2005. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Edisi I. CV Andi Offset, Yogyakarta. Angipora, M. P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi ke-2. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Artawan, I. 2004. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan di Perguruan Tinggi : http: www//artawan.multiaracyber.com/Artikel. [23-05-2008] Atmodiwirio, K. 2000. Produktivitas Aktualitasi Budaya Perusahaan. Elex Media Komputindo, Jakarta. Gasperz, V. 2002. Mambangun Tujuh Kebiasaan Kualitas dalam Praktek Bisnis Global. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Goleman, D. 1999. Kecerdasan Emosional: mengapa EI lebih Penting dari IQ. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Gunarsa, S. D., Gunarsa, G. Y. 2004. Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hardjana, A. M. 2001. Training Sumber Daya Manusia yang Efektif. Kanisiun, Yogyakarta. Hartanto, R. 1991. Kesukaran Belajar. Universitas Trisakti. Jakarta. Harun, C. Z. 2004. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Merupakan Kunci Keberhasilan Suatu Lembaga di Era Globalisasi dan Otonomi Daerah. http://www.depdiknas.go.id [15-05-2008] Hasan, M. I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Jakarta. Hosmer, D. W. and Lemeshow. 1989. Applied Logistic Regression. Edisi ke 2. John Wiley and sons, Inc. New York. --------------------------------------. 2000. Applied Logistic Regression. Edisi ke 2. John Wiley and sons, Inc. New York. Hurlock. 1994. Perkembangan anak (terjemahan). Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Indriyanto, B. 2005. Sumber Daya Pendidikan : Rektualisasi Pasal 1(ayat 10) Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.depdiknas.go.id/ [15-04-2008]
82
Jasfar, F. 2005. Manajemen Jasa. Ghalia Indonesia , Bogor. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran (terjemahan). PT. Indeks, Jakarta. ----------. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1 dan 2. PT. Indeks, Jakarta. Kurniawan, K. 2005. Membangun Kultur Akademik Perguruan Tinggi. http://www.waspada-online.com/ [15-04-2008] Lovelock, C. and L. K. Wright. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa (terjemahan). PT. Indeks, Jakarta. Maria, R. U. 2007. Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Mutu Layanan Jasa Lembaga Pendidikan Musik Farabi Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mulyana. D. dan J. Rakhmat. 1998. Komunikasi Antar Budaya Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-Orang yang Berbeda Budaya. Remaja Rosdakarya, Bandung. Nasution, M. N. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Edisi Revisi. Ghalia Indonesia, Bogor. Nawawi, H. 2003. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Norman, A. H. 2006. Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kinerja Pelayanan Customer Service Galeri Indosat Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pannen, P. 2001. Mengajar di Perguruan Tinggi: Pendidikan Sebagai Sistem. Universitas Terbuka, Jakarta. Purwanto, M. N. 2000. Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Rangkuti, F. 2003. Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. ------------ . 2006. Measuring Customer Satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Silalahi, E. R. 2005. Hubungan Antara Proses Belajar Mengajar Dengan Prestasi Peserta Didik. Tesis pada Universitas Indonesia, Jakarta. Simamora, B. 2002. Riset Pemasaran. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
83
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia, Bogor. Sugiono. 2004. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung. Suparno, S. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Syafruddin. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Studi Mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor Melalui Pendekatan Model Persamaan Struktural. Skripsi pada Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Trihendradi, C. 2007. Kupas Tuntas Analisis Regresi, Strategi Jitu Melakukan Analisis Hubungan Causal. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Umar, H. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. RajaGrafindo Persada, Jakarta. ------------. 2007. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Wahyono, T. 2006. 36 Jam Belajar Komputer, Analisis Data Statistik dengan SPSS 14. PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta. Widiyanti, H. 2005. Pemodelan Keberhasilan Studi Mahasiswa Statistika Angkatan 1996-1999. Skripsi pada Departemen Statistik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Widiastono, T. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Penerbit Buku Kompas. Jakarta. Wulandari, S. A. 2004. Analisis Tingkat Keberhasilan Mahasiswa S2 IPB Menggunakan Pendekatan Pohon Regresi. Skripsi pada Departemen Statistik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Yulianti, Y. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Mahasiswa Magister Manajemen Agribisnis. Skripsi pada Departemen Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Zeithaml, et al. 2006. Service marketing. Mc. Graw Hill, New York.
84
LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji Validitas Kuesioner Correlations a1 a1
a2
a3
a4
a5
a6
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
1
30 .373 *
a2 .373 *
a3 .538 **
a4
a5
a6
a7
a8
.197
.324
.283
.141
.167
.042
.002
.297
.080
.129
.459
30
30 .552 **
30 .436 *
30 .557 **
30
.002
.016
30
1
.042
a9 .006
a10
.377
.973
30
30
30
.015
.215
.270
.104
.001
.936
.255
.149
30 .496 **
30 .707 **
30 .427 *
30
.005
.000
.019
30
30 .569 **
30
.001 30
30 .538 **
30 .552 **
.002
.002
30
30 .436 *
30 .496 **
.297
.016
.005
30
30 .557 **
30 .707 **
30 .569 **
.080
.001
.000
.001
30
30
30
.283
.015
30 .427 *
.129
.936
.019
.345
.009
30
30
30
30
30
.197
.324
1
1
.178
1
30 .468 **
a11 .102
a12
a13
a14
a15
a16 .031
a17
a18
a19
a20
a21
a22
a23
.104
.242
.074
.229
.067
.107
.252
.254
.145
.347
.251
.267
.590
.586
.199
.697
.223
.870
.725
.573
.179
.176
.445
.060
30 .035
30 .012
30 .280
30 .100
30
30
30
30
30
30
.133
.170
.038
.285
.037
.303
30 .418 *
30 .400 *
.586
.853
.952
.134
.600
.482
.369
.844
.127
.845
.104
.021
30 .398 *
30
30
.337
.312
30 .027
30
30
30
.186
30 .386 *
30 .416 *
30
.051
30 .365 *
30 .389 *
.077
.029
.069
.093
.886
.790
.325
.048
.054
.035
.022
.938
30 .063
30
30 .492 **
30
30
30 .435 *
30 .363 *
30
.064
30 .010
30
.187
30 .088
.345
.739
.371
.006
.323
.739
.642
.959
.152
.016
30 .468 **
30
30
30
30
30
30
30
.349
.323
.200
.142
.012
30 .036
.079
.009
.059
.082
.290
.454
.948
.849
30
30 .514 **
30
30
30
30
.147
.297
.243
.004
.439
.111
30
30
30
.178
1
30
.327
.169
a24 .429 *
a25 .451 *
total .452 *
.181
.018
.012
.012
30 .534 **
30
30 .363 *
30 .011
30 .455 *
.029
.002
.067
.049
.954
.012
30 .410 *
30 .399 *
30 .451 *
30
30
30
.312
.167
.278
30 .690 **
.034
.024
.029
.012
.093
.379
.137
.000
30
30 .282
30 .569 **
30 .388 *
30
.043
30 .421 *
30
.333
30 .396 *
30 .590 **
.049
.072
.822
.131
.031
.020
.001
.094
.034
.072
.001
30
30
30
30
30
30
.214
.315
30 .606 **
30
.293
30 .418 *
30
.102
30 .133
.199
.352
.324
30 .599 **
.677
.592
.116
.257
.090
.482
.067
.022
.078
.000
.292
.056
.080
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.204
.228
.080
.116
.055
.127
.306
.290
30 .126
30
.098
30 .080
.243
.152
.217
.347
30 .414 *
.196
.608
.278
.226
.676
.676
.542
.773
.503
.100
.121
.506
.195
.422
.250
.060
.023
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.210
.268
.355
.015
.338
.327
.339
.311
.333
85
Lanjutan Lampiran 1.
a7
a8
a9
a10
a11
a12
a13
a1
a2
a3
a5
.327
a4 .063
.349
a6 .514 **
.141
.215
.459
.255
.077
.739
.059
.004
N Pearson Correlation Sig. (2tailed)
30
30
30
30
30
.167
.270
30 .398 *
.169
.323
.147
30 .472 **
.377
.149
.029
.371
.082
.439
.008
N Pearson Correlation Sig. (2tailed)
30 .006
30
30
30
30
30
.104
.337
30 .492 **
.200
.297
.349
30 .659 **
.973
.586
.069
.006
.290
.111
.059
.000
N Pearson Correlation Sig. (2tailed)
30
30
30
30
30
30
30
.210
30 .035
.312
.187
.142
.243
.316
.190
30 .426 *
.267
.853
.093
.323
.454
.196
.089
.313
.019
N Pearson Correlation Sig. (2tailed)
30 .102
30 .012
30 .027
30
30
30
30
30
30
.064
.012
.098
.080
.336
.195
30 .244
.590
.952
.886
.739
.948
.608
.673
.069
.303
.194
N Pearson Correlation Sig. (2tailed)
30
30
30 .036
30
30
30
30
.051
30 .088
30
.104
30 .280
.204
.190
.257
.160
.221
30 .568 **
.586
.134
.790
.642
.849
.278
.314
.170
.399
.241
.001
N Pearson Correlation Sig. (2tailed)
30
30
30
30
30
30
30
30
.186
30 .010
30
.242
30 .100
.079
.228
.282
.257
.191
.215
.316
30 .532 **
.199
.600
.325
.959
.677
.226
.131
.170
.312
.255
.089
.002
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation Sig. (2tailed)
a7 1
a8 .472 **
a9
a10
a11
a12
a13
a14
a15
a16
a17
a18
.349
.316
.080
.190
.282
.198
.226
.248
.179
.008
.059
.089
.673
.314
.131
.294
.229
.187
30
30 .659 **
30
30
30
30
30
30
.190
.336
.257
.257
.230
.000
.313
.069
.170
.170
30
30 .426 *
30
30
.195
.019 30
1
1
1
a20
.319
a19 .441 *
.344
.086
30
30
30
.279
.012
.157
.221
.135
.951
30
30
.160
.191
.290
30 .400 *
.303
.399
.312
.120
30 .244
30
30
.221
.194 30 1
A22
a23
a24
a25
.235
a21 .013
.226
.131
.259
.141
total .473 **
.015
.212
.946
.229
.489
.167
.459
.008
30 .515 **
30
30
30
.349
.242
30 .386 *
30
.225
30 .564 **
.349
.167
30 .590 **
.408
.233
.001
.004
.059
.199
.035
.058
.377
.001
30
30
30
30
30
30
.214
.330
.331
.346
.311
30 .461 *
30 .451 *
30
.241
30 .402 *
.281
30 .623 **
.029
.200
.255
.075
.074
.028
.061
.094
.010
.012
.132
.000
30 .377 *
30 .403 *
30 .396 *
30
30
30
30
30
30
.188
.034
.044
30 .038
30
.215
30 .493 **
.069
.017
.073
.308
30 .412 *
.241
.255
.006
.040
.027
.030
.321
.859
.818
.842
.718
.930
.700
.098
.024
30 .568 **
30
30
30 .026
30 .385 *
30 .662 **
30 .537 **
30
30
.298
.205
30 .362 *
30
.078
30 .033
30
.316
30 .400 *
.143
.186
30 .389 *
.001
.089
.683
.029
.863
.893
.036
.000
.002
.110
.277
.049
.450
.326
.034
30
30 .532 **
30
30
30
.313
30 .129
30 .047
30
.269
30 .503 **
30
.200
30 .576 **
30
.297
30 .455 *
.183
.114
30 .444 *
30 .434 *
.002
.110
.011
.290
.151
.001
.005
.092
.495
.807
.332
.548
.014
.017
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
.149
.180
.122
.135
.200
30 .369 *
.171
.086
.136
.081
.165
.301
30 .392 *
.432
.342
.521
.478
.289
.045
.368
.651
.474
.669
.384
.106
.032
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
30
86
Lanjutan Lampiran 1. a14
a15
a16
a17
a18
a19
a20
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
a1
a2
.074
.133
a3 .365 *
a4
a5
.268
.102
.697 30
a6 .080
a7
a8
a9
.198
.230
.290
.482
.048
.152
30
30
30
.293
.080
a10 .493 **
a11
a12
a13
a14
.078
.297
.149
1
.592
.676
.294
.221
.120
.006
.683
.110
.432
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.226
.279
.400 *
.377 *
.400 *
.455 *
.180
.511 **
a15 .511 **
a16 .670 **
a17 .651 **
a18
a19
a20
a21
A22
a23
.245
.209
.195
.078
.250
.121
.004
.000
.000
.192
.267
.301
.680
.183
30
30
30
30
30
30
30
1
.485 **
.614 **
.387 *
.349
.376 *
.007
.000
.035
.059
30
30
30
30
1
.553 **
.225
.144
.162
.243
.002
.232
.448
.392
30
30
30
30
.229
.170
.355
.435 *
.223
.369
.054
.016
.116
.676
.229
.135
.029
.040
.029
.011
.342
.004
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.033
.200
.122
.670 **
.485 **
30
30
30
.031
.038
.386 *
.363 *
.214
.116
.248
.012
.241
.403 *
.870
.844
.035
.049
.257
.542
.187
.951
.200
.027
.863
.290
.521
.000
.007
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.067
.285
.416 *
.333
.315
.055
.179
.157
.214
.396 *
.026
.269
.135
.651 **
.614 **
.553 **
.725
.127
.022
.072
.090
.773
.344
.408
.255
.030
.893
.151
.478
.000
.000
.002
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.127
.319
.225
.330
.188
.385 *
.576 **
.200
.245
.387 *
.225
.066
1
.066 .730
30
30
.107
.037
.015
.043
.133
.573
.845
.938
.822
.482
.503
.086
.233
.075
.321
.036
.001
.289
.192
.035
.232
.730
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.252
.303
.389 *
.282
.338
.306
.441 *
.564 **
.331
.034
.662 **
.503 **
.369 *
.209
.349
.144
.000
.537 **
.179
.104
.034
.131
.067
.100
.015
.001
.074
.859
.000
.005
.045
.267
.059
.448
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.254
.418 *
.410 *
.396 *
.418 *
.290
.235
.515 **
.402 *
.044
.537 **
.313
.171
.195
.376 *
.162
.176
.021
.024
.031
.022
.121
.212
.004
.028
.818
.002
.092
.368
.301
.040
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1.00 0 30
1
.000 1.00 0 30
a24 .151
a25
.523
.425
.511
.007
30
30
30
30
30
.331
.422 *
.451 *
.205
.381 *
.701 **
.040
.074
.020
.012
.277
.038
.000
30
30
30
30
30
30
30
.254
.215
.078
.230
.475 **
.196
.176
.255
.682
.222
.008
30
30
30
30
30
30
.159
.493 **
.125
total .484 **
.177
.163
.327
.110
.088
.351
.388
.078
.564
.644
.403
.006
30
30
30
30
30
30
30
.310
.315
.457 *
.537 **
.296
.075
.004
.498 **
.002
.113
.693
.984
.005
.095
.090
.011
30
30
30
30
30
30
30
30
1
.668 **
.287
.349
.389 *
.336
.252
.664 **
.000
.124
.059
.034
.069
.179
.000
30
30
30
30
30
30
30
1
.494 **
.638 **
.642 **
.510 **
.512 **
.734 **
.005
.000
.000
.004
.004
.000
30
30
30
30
30
30
.002 30
30
.177
.296
.668 **
.392
.351
.113
.000
30
30
30
30
30
87
Lanjutan Lampiran 1. a1 a21
a22
a23
a24
a25
total
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
a2 .400 *
a3 .399 *
a4 .421 *
a5
.445
.029
.029
.020
30
30
30
.347
.534 **
.451 *
.060
.002
30
30
.145
a6 .126
a7 .013
a8
a9
.349
.346
.078
.506
.946
.059
30
30
30
30
30
.569 **
.606 **
.243
.226
.242
.311
.012
.001
.000
.195
.229
.199
30
30
30
30
30
.327
a10 .038
a11
a12 .129
a13
a14
a15
a16
a17
a18
a19
.086
.078
.331
.243
.163
.075
.287
.061
.842
.110
.495
.651
.680
.074
.196
.388
.693
.124
.005
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.069
.205
.047
.136
.250
.422 *
.254
.327
.004
.349
.638 **
.570 **
.094
.718
.277
.807
.474
.183
.020
.176
.078
.984
.059
.000
.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.461 *
.017
.362 *
.183
.081
.121
.451 *
.215
.110
.498 **
.389 *
.642 **
.555 **
.486 **
.298
a20 .494 **
a21 1
A22 .570 **
a23 .555 **
a24
a25
.355
.284
.001
.001
.054
.129
.003
30
30
30
30
30
1
.486 **
.529 **
.398 *
.678 **
.007
.003
.029
.000
30
30
30
30
1
.602 **
.533 **
.652 **
.000
.002
.000
30
30
30
1
.673 **
.568 **
.000
.001
.251
.339
.312
.311
.199
.152
.131
.386 *
.181
.067
.093
.094
.292
.422
.489
.035
.010
.930
.049
.332
.669
.523
.012
.255
.564
.005
.034
.000
.001
.007
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.073
.143
.114
.165
.151
.205
.078
.088
.310
.336
.510 **
.355
.529 **
.602 **
total .522 **
30
30
30
30
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.429 *
.363 *
.167
.388 *
.352
.217
.259
.349
.451 *
.018
.049
.379
.034
.056
.250
.167
.058
.012
.700
.450
.548
.384
.425
.277
.682
.644
.095
.069
.004
.054
.003
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.451 *
.011
.278
.333
.324
.347
.141
.167
.281
.308
.186
.444 *
.301
.125
.381 *
.230
.159
.315
.252
.512 **
.284
.398 *
.533 **
.673 **
1
.627 **
.012
.954
.137
.072
.080
.060
.459
.377
.132
.098
.326
.014
.106
.511
.038
.222
.403
.090
.179
.004
.129
.029
.002
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.452 *
.455 *
.690 **
.590 **
.599 **
.414 *
.473 **
.590 **
.623 **
.412 *
.389 *
.434 *
.392 *
.484 **
.701 **
.475 **
.493 **
.457 *
.664 **
.734 **
.522 **
.678 **
.652 **
.568 **
.627 **
1
.012
.012
.000
.001
.000
.023
.008
.001
.000
.024
.034
.017
.032
.007
.000
.008
.006
.011
.000
.000
.003
.000
.000
.001
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.000
30
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
88
89 Lampiran 2. Uji Reliabilitas Kuesioner
Reliability Case Processing Summary N Cases
Valid
% 30
Excluded(a) Total
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .899
N of Items 25 Item-Total Statistics
a1
Scale Mean if Item Deleted 53.90
Scale Variance if Item Deleted 106.369
Corrected Item-Total Correlation .384
Cronbach's Alpha if Item Deleted .898
a2
53.77
107.495
.399
.897
a3
54.47
101.361
.641
.892
a4
54.33
103.747
.533
.894
a5
54.20
103.407
.542
.894
a6
53.60
108.869
.363
.898
a7
53.57
108.116
.426
.897
a8
53.70
104.838
.539
.894
a9
53.90
103.679
.572
.893
a10
54.20
107.545
.346
.898
a11
53.90
107.817
.320
.899
a12
53.93
107.099
.369
.898
a13
53.80
108.855
.337
.898
a14
54.10
106.507
.425
.897
a15
54.23
102.875
.660
.892
a16
53.97
106.861
.417
.897
a17
54.10
105.610
.428
.897
a18
53.80
107.131
.397
.897
a19
53.67
105.471
.629
.893
a20
53.53
104.740
.706
.892
a21
53.93
105.168
.460
.896
a22
53.90
103.266
.635
.892
a23
53.83
102.971
.602
.893
a24
53.77
104.806
.512
.895
a25
53.90
103.128
.574
.893
Scale Statistics Mean 56.17
Variance 114.006
Std. Deviation
N of Items
10.677
25
90
Lampiran 3. Crosstabs dan Hasil Uji Chi Square
Status Bekerja * Sumber Biaya Pendidikan Crosstabulation Sumber Biaya Pendidikan Pendapatan Sendiri Orang tua Saudara Status Bekerja
Belum Bekerja
Count % within Sumber Biaya Pendidikan
Bekerja Paruh Waktu
Bekerja Penuh
18
2
24
25.0%
60.0%
40.0%
47.1%
1
8
1
10
6.3%
26.7%
20.0%
19.6%
11
4
2
17
68.8%
13.3%
40.0%
33.3%
16
30
5
51
100.0%
100.0%
100.0%
100.0 %
Count % within Sumber Biaya Pendidikan
Total
4
Count % within Sumber Biaya Pendidikan
Count % within Sumber Biaya Pendidikan
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sided)
df
Total
14.681(a) 15.034
4 4
.005 .005
4.855
1
.028
51
a. 4 cells (44.4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .98.
91
Lampiran 4. Penilaian Tingkat Kinerja Atribut-Atribut Kualitas Pelayanan Perguruan Tinggi X
No
Atribut
Jumlah Penilaian
Skor Penilaian
Tingkat Kinerja
Tingkat Kinerja*
1
2
3
1
2
Total 3
Bobot 109
**
1
a1
15
14
22
15
28
66
2
a2
7
15
29
7
30
87
124
3
a3
29
6
16
29
12
48
89
4
a4
27
8
16
27
16
48
91
5
a5
18
11
22
18
22
66
106
6
a6
7
13
31
7
26
93
126
7
a7
3
12
36
3
24
108
135
8
a8
7
10
34
7
20
102
129
9
a9
9
11
31
9
22
93
124
10
a10
15
17
19
15
34
57
106
11
a11
11
11
29
11
22
87
120
12
a12
10
12
29
10
24
87
121
13
a13
8
15
28
8
30
84
122
14
a14
14
15
22
14
30
66
110
15
a15
24
15
12
24
30
36
90
16
a16
13
15
23
13
30
69
112
17
a17
8
15
28
8
30
84
122
18
a18
17
13
21
17
26
63
106
19
a19
7
13
31
7
26
93
126
20
a20
4
13
34
4
26
102
132
21
a21
14
13
24
14
26
72
112
22
a22
8
12
31
8
24
93
125
23
a23
9
10
32
9
20
96
125
24
a24
8
12
31
8
24
93
125
25
a25
11
11
29
11
22
87
120
Keterangan: 1 = Tidak baik, 2 = Netral, dan 3 = Baik * **
= =
Jumlah tingkat kinerja X skor tingkat kinerja (1, 2, dan 3) Σskor tingkat kinerja (1,2, dan 3)
92
Lampiran 5. Persentase dan Nilai Rata-Rata Tingkat Kinerja Atribut-Atribut Kualitas Pelayanan Perguruan Tinggi X
No.
Atribut 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
% Tingkat Kinerja 2
a1
29
27
a2
14
29
a3
57
12
a4
53
16
a5
35
22
a6
14
25
a7
6
24
a8
14
20
a9
18
22
a10
29
33
a11
22
22
a12
20
24
a13
16
29
a14
27
29
a15
47
29
a16
25
29
a17
16
29
a18
33
25
a19
14
25
a20
8
25
a21
27
25
a22
16
24
a23
18
20
a24
16
24
a25
22
22
Rata-rata Tingkat Kinerja
3 43 57 31 31 43 61 71 67 61 37 57 57 55 43 24 45 55 41 61 67 47 61 63 61 57
2.14 2.43 1.75 1.78 2.08 2.47 2.65 2.53 2.43 2.08 2.35 2.37 2.39 2.16 1.76 2.2 2.39 2.08 2.47 2.59 2.2 2.45 2.45 2.45 2.35
93
Lampiran 6. Skor Rataan Tingkat Kinerja Atribut-Atribut Kualitas Pelayanan Perguruan Tinggi X No.
Atribut-atribut Kualitas Pelayanan
1 2
TANGIBLE (BERWUJUD) Fasilitas ruangan (ruang kuliah, praktikum, diskusi dan TU) memadai Peralatan perkuliahan (laptop/komputer, LCD, OHP, papan tulis, wireless, lampu emergency) memadai
3
Modul/bahan belajar yang tersedia, lengkap dan mudah dipahami
4
RELIABILITY (KEANDALAN) Informasi nilai, IP, dan IPK diberikan secara akurat (teliti dan tepat waktu)
5
Adanya kejelasan dan ketepatan waktu studi mahasiswa
6
Staf pengajar disiplin dalam kehadiran dan ketepatan waktu mengajar
7
Staf pengajar memberikan kesempatan bertanya/diskusi bagi setiap mahasiswa Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal individu yang mendukung materi perkuliahaan
8 9
Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal kelompok yang mendukung materi perkuliahaan
10
Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
11 12 13
Staf pengajar memiliki kemampuan dalam penguasaan materi perkuliahan Staf pengajar mampu dalam menyampaikan materi perkuliahan Staf pengajar mampu dalam menjawab pertanyaan RESPONSIVENESS (KESIGAPAN) Staf pengajar sigap dalam mengatasi keluhan/permasalahan mahasiswa dan memberikan umpan balik yang positif
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
Staf pengajar mudah ditemui/dihubungi bila ingin berkonsultasi Karyawan cepat dan tanggap dalam mengatasi keluhan/permasalahan yang dihadapi mahasiswa Bagian administrasi cepat dalam menangani transaksi ASSURANCE (KEYAKINAN) Karyawan memiliki pengetahuan dan kecakapan dalam memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh mahasiswa Staf pengajar ramah dan perhatian dalam memberikan pelayanan Suasana kekeluargaan tercipta antara mahasiswa dan seluruh staf Perguruan Tinggi X EMPATHY (PERHATIAN) Saluran telepon/e-mail tersedia untuk melayani dan menerima keluhan/saran Staf pengajar memberikan pelayanan konsultasi di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu KBM Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu bimbingan konsultasi Perguruan Tinggi X selalu berupaya untuk mengenal dan memenuhi kebutuhan mahasiswa Rata-rata
Rata-Rata Tingkat Kinerja 2.11 2.14 2.43 1.75 2.31 1.78 2.08 2.47 2.65 2.53 2.43 2.08 2.35 2.37 2.39 2.13 2.16 1.76 2.20 2.39 2.38 2.08 2.47 2.59 2.38 2.20 2.45 2.45 2.45 2.35 2.26
94
Lampiran 7. Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda (Biner)
Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases(a) Selected Cases Included in Analysis Missing Cases Total Unselected Cases Total
N
Percent 51
100.0
0
.0
51
100.0
0
.0
51 100.0 a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value <2.5 >=2.5
Internal Value 0 1
95
Lanjutan Lampiran 7. Categorical Variables Codings Frequency
Parameter coding (1)
Perguruan Tinggi X selalu berupaya untuk mengenal dan memenuhi kebutuhan mahasiswa
Staf pengajar memiliki kemampuan dalam penguasaan materi perkuliahan
Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal kelompok yang mendukung materi perkuliahaan
Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal individu yang mendukung materi perkuliahaan
Staf pengajar memberikan kesempatan bertanya/diskusi bagi setiap mahasiswa
Staf pengajar disiplin dalam kehadiran dan ketepatan waktu mengajar
Adanya kejelasan dan ketepatan waktu studi mahasiswa
Informasi nilai, IP dan IPK, diberikan secara akurat (teliti dan tepat waktu)
Modul/bahan belajar yang tersedia, lengkap dan mudah dipahami
Peralatan perkuliahan (laptop/komputer, LCD, OHP, papan tulis, wireless, lampu emergency) memadai
Staf pengajar mampu dalam menyampaikan materi perkuliahan
Tidak Setuju
(2)
11
.000
.000
Netral
11
1.000
.000
Setuju
29
.000
1.000
11
.000
.000
Netral
11
1.000
.000
Setuju
29
.000
1.000
15
.000
.000
Netral
17
1.000
.000
Setuju
19
.000
1.000
9
.000
.000
Netral
11
1.000
.000
Setuju
31
.000
1.000
7
.000
.000
Netral
10
1.000
.000
Setuju
34
.000
1.000
3
.000
.000
Netral
12
1.000
.000
Setuju
36
.000
1.000
7
.000
.000
Netral
13
1.000
.000
Setuju
31
.000
1.000
18
.000
.000
Netral
11
1.000
.000
Setuju
22
.000
1.000
24
.000
.000
Netral
9
1.000
.000
Setuju
18
.000
1.000
27
.000
.000
Netral
6
1.000
.000
Setuju
18
.000
1.000
7
.000
.000
Netral
15
1.000
.000
Setuju
29
.000
1.000
10
.000
.000
Netral
12
1.000
.000
Setuju
29
.000
1.000
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
96 Lanjutan Lampiran 7. Lanjutan... Staf pengajar mampu dalam menjawab pertanyaan
Staf pengajar sigap dalam mengatasi keluhan/permasalahan mahasiswa dan memberikan umpan balik yang positif
Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu bimbingan konsultasi
Staf pengajar memberikan motivasi sewaktu KBM
Staf pengajar memberikan pelayanan konsultasi di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Saluran telepon/e-mail tersedia untuk melayani dan menerima keluhan/saran
Suasana kekeluargaan tercipta antara mahasiswa dan seluruh staf Perguruan Tinggi X
Staf pengajar ramah dan perhatian dalam memberikan pelayanan
Staf pengajar mudah ditemui/dihubungi bila ingin berkonsultasi
Karyawan cepat dan tanggap dalam mengatasi keluhan/permasalahan yang dihadapi mahasiswa
Bagian administrasi cepat dalam menangani transaksi
Karyawan memiliki pengetahuan dan kecakapan dalam memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh mahasiswa
Fasilitas ruangan (ruang kuliah, praktikum, diskusi dan TU) memadai
Tidak Setuju
8
.000
.000
Netral
15
1.000
.000
Setuju
28
.000
1.000
14
.000
.000
Netral
15
1.000
.000
Setuju
22
.000
1.000
8
.000
.000
Netral
12
1.000
.000
Setuju
31
.000
1.000
9
.000
.000
Netral
10
1.000
.000
Setuju
32
.000
1.000
8
.000
.000
Netral
14
1.000
.000
Setuju
29
.000
1.000
14
.000
.000
Netral
13
1.000
.000
Setuju
24
.000
1.000
4
.000
.000
Netral
13
1.000
.000
Setuju
34
.000
1.000
7
.000
.000
Netral
13
1.000
.000
Setuju
31
.000
1.000
20
.000
.000
Netral
18
1.000
.000
Setuju
13
.000
1.000
13
.000
.000
Netral
15
1.000
.000
Setuju
23
.000
1.000
17
.000
.000
Netral
13
1.000
.000
Setuju
21
.000
1.000
8
.000
.000
Netral
12
1.000
.000
Setuju
31
.000
1.000 .000
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Setuju
15
.000
Netral
14
1.000
.000
Setuju
22
.000
1.000
97
Lanjutan Lampiran 7.
Block 0: Beginning Block Classification Table
a,b
Predicted Observed
Percentage Correct
IPK <2.5
Step 0
IPK
>=2.5
<2.5
0
25
.0
>=2.5
0
26
100.0
Overall Percentage
51.0
a Constant is included in the model. b The cut value is .500
Variables in the Equation B Step 0
Constant
.039
S.E. .280
Wald .020
df 1
Sig. .889
Exp(B) 1.040
98
Lanjutan Lampiran 7. Variables not in the Equation Score Step 0
Variables
df
Sig.
a1
.229
2
.892
a1(1)
.007
1
.931
a1(2)
.197
1
.657
a2
2.968
2
.227
a2(1)
2.092
1
.148
a2(2)
.197
1
.657
a3
.684
2
.710
a3(1)
.670
1
.413
a3(2)
.011
1
.918
a4
1.648
2
.439
a4(1)
.092
1
.762
a4(2)
1.142
1
.285
a5
1.688
2
.430
a5(1)
.071
1
.789
a5(2)
1.018
1
.313
a6
.233
2
.890
a6(1)
.057
1
.811
a6(2)
.213
1
.645
3.426
2
.180
a7(1)
.006
1
.938
a7(2)
1.025
1
.311
a8
a7
5.836
2
.054
a8(1)
.600
1
.439
a8(2)
4.747
1
.029
a9
3.868
2
.145
.899
1
.343
a9(1) a9(2)
.471
1
.493
a10
8.170
2
.017
a10(1)
1.922
1
.166
a10(2)
1.797
1
.180
a11
.473
2
.789
a11(1)
.171
1
.679
a11(2)
.473
1
.492
a12
2.443
2
.295
a12(1)
.006
1
.938
a12(2)
1.570
1
.210
a13
5.654
2
.059
a13(1)
.692
1
.406
a13(2)
.943
1
.331
a14
.515
2
.773
a14(1)
.047
1
.828
a14(2)
.197
1
.657
99
Lanjutan Lampiran 7. Lanjutan...
a15
Score 1.747
df
Sig. 2
.418
a15(1)
1.142
1
.285
a15(2)
.057
1
.811
a16
.701
2
.704
a16(1)
.692
1
.406
a16(2)
.167
1
.683
a17
.545
2
.762
a17(1)
.163
1
.687
a17(2)
.543
1
.461
3.896
2
.143
a18(1)
.545
1
.460
a18(2)
3.362
1
.067
a19
a18
1.991
2
.369
a19(1)
.778
1
.378
a19(2)
.013
1
.910
a20
.175
2
.916
a20(1)
.163
1
.687
a20(2)
.157
1
.692
a21
.057
2
.972
a21(1)
.057
1
.811
a21(2)
.017
1
.895
a22
.801
2
.670
a22(1)
.293
1
.588
a22(2)
.015
1
.903
a23
3.660
2
.160
a23(1)
.405
1
.525
a23(2)
.954
1
.329
a24
6.063
2
.048
a24(1)
.006
1
.938
a24(2)
3.362
1
.067
a25
3.383
2
.184
a25(1)
.899
1
.343
a25(2)
.473
1
.492
a. Residual Chi-Squares are not computed because of redundancies.
100
Lanjutan Lampiran 7.
Block 1: Method = Forward Stepwise (Likelihood Ratio) Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
Step 2
df
Sig.
Step
8.587
2
.014
Block
8.587
2
.014
Model
8.587
2
.014
Step
9.434
2
.009
Block
18.021
4
.001
Model
18.021
4
.001
Model Summary -2 Log likelihood
Step 1 2
Cox & Snell R Square
62.095
a
Nagelkerke R Square
.155
b
.207
.298 .397 52.661 a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001. b. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square .000
2
df
4.466
1
Sig. 1.000
6
.614
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test IPK = <2.5 Observed Step 1
Step 2
IPK = >=2.5
Expected
Observed
Expected
Total
1
12
12.000
3
3.000
15
2
7
7.000
12
12.000
19
3
6
6.000
11
11.000
17
1
3
2.911
0
.089
3
2
5
4.118
0
.882
5
3
4
4.089
1
.911
5
4
5
5.905
3
2.095
8
5
1
.885
1
1.115
2
6
5
5.181
11
10.819
16
7
0
.997
5
4.003
5
8
2
.914
5
6.086
7
101
Lanjutan Lampiran 7. Classification Table(a) Predicted Percentage Correct
IPK Observed Step 1
IPK
<2.5
>=2.5
<2.5
12
13
48.0
>=2.5
3
23
88.5
Overall Percentage Step 2
IPK
68.6 <2.5
17
8
68.0
>=2.5
4
22
84.6
Overall Percentage
76.5
a. The cut value is .500
Variables in the Equation B Step 1(a)
a10(1)
1.992
a10(2)
1.925 -1.386
Constant Step 2(b)
S.E.
Wald
a10
df
Sig.
7.138
2
.028
.821
5.888
1
.015
7.333
.802
5.766
1
.016
6.857
.645
4.612
1
.032
.250
8.908
2
.012
a10 a10(1)
2.932
1.022
8.225
1
.004
18.761
a10(2)
1.773
.843
4.427
1
.035
5.887
6.264
2
.044
a24 a24(1)
2.892
1.384
4.366
1
.037
18.022
a24(2)
3.397
1.360
6.242
1
.012
29.866
-4.433
1.452
9.324
1
.002
.012
df 2
Sig. of the Change .014
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: a10. b. Variable(s) entered on step 2: a24.
Model if Term Removed
Variable Step 1 a10 Step 2
Exp(B)
a10 a24
Model Log Likelihood -35.341
Change in 2 Log Likelihood 8.587
-32.022
11.384
2
.003
-31.047
9.434
2
.009
102
Lampiran 8. Tabulasi Silang Staf pengajar mampu dalam menyampaikan materi perkuliahan * Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas. Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas Tidak Setuju Staf pengajar mampu dalam menyampaikan materi perkuliahan
Tidak Setuju
Netral
Count % within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Setuju
Count % within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Total
Count % within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Chi-Square Tests
Value Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Setuju
Count % within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Pearson Chi-Square
Netral
Total
Asymp. Sig. (2-sided)
df
9.559(a) 10.534
4 4
.049 .032
5.136
1
.023
51
a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.94.
5
2
3
10
33.3%
11.8%
15.8%
19.6%
5
6
1
12
33.3%
35.3%
5.3%
23.5%
5
9
15
29
33.3%
52.9%
78.9%
56.9%
15
17
19
51
100.0%
100.0%
100.0 %
100.0 %
103
Lanjutan Lampiran 8. Staf pengajar memiliki kemampuan dalam penguasaan materi * Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas Crosstabulation Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas Tidak Setuju Staf pengajar memiliki kemampuan dalam penguasaan materi
Tidak Setuju
Netral
Count % within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Setuju
Count % within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Total
Count % within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Chi-Square Tests
Value Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Setuju
Count % within Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di kelas
Pearson Chi-Square
Netral
Total
Asymp. Sig. (2-sided)
df
1.981(a) 2.088
4 4
.739 .720
.015
1
.902
51
a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.24.
4
2
5
11
26.7%
11.8%
26.3%
21.6%
3
5
3
11
20.0%
29.4%
15.8%
21.6%
8
10
11
29
53.3%
58.8%
57.9%
56.9%
15
17
19
51
100.0%
100.0%
100.0%
100.0 %