ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN PEKERJA DENGAN BERBAGAI TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DIAJUKAN OLEH AULIA ALAMSYAH NIM: 041111003
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan inspirasi penulisan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Kedua orang tua penulis, Siswandi selaku ayah penulis dan Rukmi selaku ibunda penulis. Terima kasih atas kasih sayang, doa restu, dukungan dan motivasi yang terus mengalir kepada penulis hingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
2.
Dr. Hj. Sri Kusreni, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu penulis dalam bimbingan, saran, arahan serta motivasi sehingga proses penyusunan skripsi ini selesai.
3.
Dr. Muryani, S.E., M.Si., MEMD selaku Ketua Departemen Ilmu Ekonomi serta Rossanto Dwi Handoyo, S.E., M.Si., Ph.D selaku Sekretaris Departemen Ilmu Ekonomi dan juga Ni Made Sukartini, S.E., M.Si.,
v
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
MIDEC selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. 4.
Prof. Dr. Dian Agustina, S.E., M.Si., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
5.
Atik Purmiyati, S.E., M.Si selaku dosen wali yang selama ini memberikan nasihat dan arahan kepada penulis dari awal masuk kuliah sampai sekarang.
6.
Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas airlangga, khususnya dosen-dosen Departemen Ilmu Ekonomi yang telah memberikan ilmu, pengalaman, serta pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.
7.
Seluruh staf dan karyawan bagian akademik dan kemahasiswaan yang telah membantu penulis dalam penyelesaian urusan administrasi perkuliahan.
8.
Seluruh staf ruang baca Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas keramahan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
9.
Adik kandung penulis, Achmad Thoyib yang terus memberikan doa, semangat dan perhatian yang tak henti-henti.
10. Terima kasih Tavia Cesarin S.farm.,Apt yang setia menemani dan memberi semangat kepada penulis. 11. Teman-teman: Anwar, Raka, Budi, Ragil, Alek, Iyus, Iceng, Bilal, Ashror, Kikik, Bagas, Bonek, Tian, Teot, Ganda, Puci, Disti, Dini, Dina, Yono, krewol, Andik, Gendut, Suryo, Wisangga, Kuta, Joko, Jarwo, Dani, Pinjaka, Adhi, Dimas, Haqi yang menemani aktivitas selama kuliah dan memberikan kebahagiaan tersendiri selama ini.
vi
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12. Teman-teman EP dari angkatan 2008 sampai angkatan 2015 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 13. Serta semua pihak yang mendukung, membantu dan memperlancar penulis dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan sara yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan pada penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan pembaca. Terima kasih Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Surabaya, Oktober 2016
Penulis
vii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA
PROGRAM STUDI: EKONOMI PEMBANGUNAN DAFTAR No. :
ABSTRAK SKRIPSI SARJANA EKONOMI NAMA NIM TAHUN PENYUSUNAN
: Aulia Alamsyah : 041111003 : 2016
JUDUL: Analisis Pengaruh Investasi dan Tingkat pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ISI: Secara garis besar penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menegah serta pendidikan tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1983 hingga 2013. Penelitian menggunakan estimasi Ordinary Least Square (OLS) untuk estimasi jangka panjang dan Error Correction Model (ECM) untuk estimasi jangka pendek. Hasil estimasi jangka panjang dan jangka pendek menunjukkan bahwa variabel PMTB dan pendidikan tinggi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, variabel tidak bersekolah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan variabel pendidikan dasar dan pendidikan menengah tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, investasi,tingkat pendidikan.
viii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPARTEMENT OF NATIONAL EDUCATION FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS AIRLANGGA UNIVERSITY
STUDY PROGRAM : ECONOMIC DEVELOPMENT LIST No. :
ABSTRACT BACHELOR THESIS NAME : Aulia Alamsyah NIM : 041111003 YEAR OF PREPARATION : 2016
TITTLE: The Influence of investment and level of education on economic growth on Indonesia CONTENT: The goal of this research is to see whether gross fixed capital formation and level of education which proxied by workers wiith graduate no school education, primay education, secondary education and tertiary education has impact on economic growth in Indonesia from period 1983 to 2013. This study used estimates of Ordinary Least Squared (OLS) in the long term and Error Correction Model (ECM) in the short term. The results in the long term and short term showed that gross fixed capital formation and tertiary education significant positive effect on economic growth, no school education significant negatif on economic growth, while primary education and secondary education has no significant impact on economic growth in Indonesia
Keywords: economic growth, investment, level of education.
ix
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
Lembar siap diujikan ................................................................................................ i Lembar persetujuan ................................................................................................. ii Pernyataan orisinalitas Skripsi ............................................................................... iii Kata Pengantar .........................................................................................................v Abstrak ................................................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................................x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................8 1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................................9 1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................................10 1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................................11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori .................................................................................................13 2.1.1 Konsep Pertumbuhan ekonomi ..............................................................13 2.1.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) ....................................................15 2.1.1.2 Teori Pertumbuhan Harrod-Domar ..............................................17 2.1.1.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik ...................................18 2.1.1.4 Teori Pertumbuhan ekonomi Baru ...............................................20 2.1.2 Fungsi Produksi .....................................................................................21
x SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.1.2.1 Fungsi Produksi Cobb-Douglas ...................................................22 2.1.3 Konsep Investasi ....................................................................................24 2.1.3.1 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)..................................27 2.1.4 Hubungan Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi .............................29 2.1.5 Konsep Pendidikan ................................................................................30 2.1.6 Hubungan Pendidikan dengan Peertumbuhan Ekonomi .........................32 2.2 PenelitianTerdahulu .........................................................................................33 2.3 Hipotesis dan Model Analisis ..........................................................................35 2.3.1 Hipotesis ................................................................................................35 2.3.2 Model Analisis .......................................................................................36 2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................................37 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................................39 3.2 Identifikasi Variabel .........................................................................................39 3.3 Definisi Operasional Variabel ..........................................................................40 3.4 Jenis dan Sumber Data .....................................................................................41 3.5 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................42 3.6 Teknik Analisis dan Pengolahan Data .............................................................42 3.6.1 Metode OLS (Ordinary Least Squared) ................................................42 3.6.2 Uji Stasineritas Data...............................................................................43 3.6.3 Uji Kointegrasi .......................................................................................44 3.6.4 Error Correction Model (ECM) ............................................................46 3.6.5 Uji Asumsi Klasik ..................................................................................47 3.6.5.1 Multikolinearitas ..........................................................................47 3.6.5.2 Heteroskedastisitas .......................................................................49
xi SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.6.5.3 Autokorelasi .................................................................................50 3.6.6 Uji Statistik ............................................................................................50 3.6.6.1 Uji t ..............................................................................................50 3.6.6.2 Uji F .............................................................................................51 3.6.6.3 Koefisien Determinasi (R2) ..........................................................52 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................53 4.1.1 Perkembangan Produk Domestik Bruto di Indonesia ............................53 4.1.2 Perkembangan Pembentukan Modal Tetap Bruto di Indonesia .............54 4.1.3 Perkembangan pendidikan di Indonesia ................................................55 4.2 Deskripsi Hasil Analisis ...................................................................................57 4.3 Analisis Model dan Pembuktian Hipotesis ......................................................58 4.3.1. Uji Stasioneritas Data ...........................................................................58 4.3.2 Uji Kointegrasi .......................................................................................60 4.3.3 Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM) ....................................62 4.3.4 Uji Asumsi Klasik ..................................................................................63 4.3.4.1 Uji Multikolinearitas ....................................................................64 4.3.4.2 Uji Heteroskedastisitas.................................................................65 4.3.4.3 Uji Autokorelasi ...........................................................................65 4.3.5 Uji F-statistik .........................................................................................66 4.3.6 Uji t-statistik...........................................................................................67 4.3.7 Koefisien Determinasi (R2) ....................................................................69 4.3.8 Pembuktian Hipotesis ............................................................................69 4.4 Pembahasan ......................................................................................................72 4.4.1 Pengaruh PMTB Terhadap Pertumbuhan Ekonomi................................73
xii SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.4.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ...........75 4.5 Keterbatasan Penelitian ..............................................................................80 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ......................................................................................................81 5.2 Saran .................................................................................................................82 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................84 LAMPIRAN
xiii SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Nilai PDB Indonesia Per 5 tahunan .........................................................2 Tabel 1.2 Nilai PMTB Indonesia Per 5 tahunan ......................................................4 Tabel 1.3 Jumlah Pekerja Menurut Tamatan Sekolah .............................................6 Tabel 4.1 Hasil Uji Stasioner ADF pada Tingkat Level ........................................59 Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioner ADF pada Tingkat First Difference .......................59 Tabel 4.3 Hasil Estimasi OLS Jangka Panjang ......................................................60 Tabel 4.4 Hasil Uji Kointegrasi Eagle-Granger ....................................................62 Tabel 4.5 Hasil Estimasi ECM Jangka Pendek ......................................................63 Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................................64 Tabel 4.7 Hasil Uji Heterkoskedastisitas ...............................................................65 Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ...........................................................................66 Tabel 4.9 Hasil Uji t-statistik pada OLS ................................................................67 Tabel 4.10 Hasil Uji t-statistik pada estimasi ECM ...............................................68
xiv SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..............................................................................37 Gambar 4.1 Grafik PDB Indonesia Dengan Harga Konstan 2000.........................53 Gambar 4.2 Grafik PMTB Indonesia Dengan Harga Konstan 2000 .....................55 Gambar 4.3 Grafik Jumlah Pekerja Berdasarkan Tamatan Sekolah ......................56 Gambar 4.4 Perkembangan Nilai PMTB dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia .........................................................................................74 Gambar 4.5 Perkembangan jumlah Pekerja Tidak Bersekolah dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ...................................................76 Gambar 4.6 Perkembangan Jumlah Pekerja Pendidikan Tinggi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia .................................................79
xv SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Hasil Uji Unit Root Lampiran 2.Hasil Estimasi OLS Jangka Panjang Lampiran 3.Hasil Uji Kointegrasi Lampiran 4.Hasil Estimasi ECM Jangka Pendek Lampiran 5.Hasil Uji Multikolineasritas Lampiran 6.Hasil Uji Heteroskedastisitas Lampiran 7.Hasil Uji Autokerelasi Lampiran 8.Data Lampiran 9.Data LN
xvi SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah sebuah masalah perekonomian suatu negara
dalam jangka panjang. Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik itu negara-negara kaya maupun miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth) (Todaro, 2003:91). Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari suatu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal, tekonologi yang digunakan berkembang, disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan mereka (Sukirno, 2005:13). Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari proses produksi barang dan jasa yang ada di negara tersebut. Proses produksi barang dan jasa tersebut dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun, barang dan jasa yang diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik
1
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2
penduduk negara tersebut tetapi juga oleh penduduk negara lain di negara tersebut (Sukirno, 2005:35). Terjadinya kenaikan atau penurunan PDB mengindikasikan terjadinya kenaikan ataupun penurunan proses produksi barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara. Di Indonesia nilai PDB yang dihasilkan dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Tabel 1.1 Nilai PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 1983-2013 Dalam Miliar (Rp) Tahun PDB Riil Pertumbuhan (%) 1983 521.031,52 0,04 1988 713.924,17 0,07 1993 1.079.707,51 0,16 1997 1.418.475,38 0,05 1998 1.232.276,01 -0,13 2003 1.591.559,84 0,05 2008 2.256.770,37 0,10 2013 2.851.402,06 0,06 Sumber : Badan Pusat Statistik Berdasarkan Tabel 1.1 data PDB per 5 tahunan ini menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan PDB dari tahun ke tahun tetapi pertumbuhannya mengalami fluktuatif. Tahun 1983 PDB Indonesia sebesar Rp 521.031,58 miliar dan meningkat pada tahun 1988 sebesar Rp 713.924,17 miliar. Di tahun 1993 nilai PDB Indonesia mencapai Rp 1.079.707,51 miliar, tetapi di tahun 1998 PDB Indonesia turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1.418.475,38 miliar menjadi Rp 1.232.276,01 miliar. Pertumbuhannya pada tahun 1998 mencapai -0,13% dan nilainya pun turun disebabkan krisis moneter yang dialami oleh Indonesia, sehingga berakibat secara langsung pada stabilitas keuangan negara. Namun di
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3
tahun berikutnya nilai PDB Indonesia terus meningkat, sampai pada tahun 2013 PDB Indonesia sebesar Rp 2.851.402,06 miliar dan tingkat pertumbuhannya 0,06%.. Menurut Todaro (2003:137) terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, yaitu: 1. Akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanam pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumberdaya manusia 2. Pertumbuhan
penduduk,
yang
beberapa
tahun
selanjutnya
akan
memperbanyak jumlah angkatan kerja 3. kemajuan teknologi. Untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi tersedianya modal dan penggunaan modal yang efektif dapat menjadi faktor yang penting. Modal dapat digambarkan melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). PMTB menggambarkan keseluruhan pengeluaran yang dilakukan dalam negara ke atas barang-barang modal. Pengeluaran ini menyebabkan pertambahan stok barang modal dalam perekonomian dan meningkatkan kemampuan negara untuk menghasilkan barang dan jasa di masa depan. Dalam istilah yang lebih populer pengeluaran ini dinamakan investasi bruto (Sukirno, 2005:36). Pembentukan modal dapat disamakan dengan investasi fisik (physical investment). Sukirno (2005:367-368) Investasi fisik adalah semua pengeluaran yang dapat menciptakan modal baru atau meningkatkan stok barang modal. Peranannya ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi dalam perekonomian. Pertama, investasi merupakan salah satu komponen dari
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 4
pengeluaran agregat. Maka kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan kerja. Kedua, pertambahan barang modal sebagai akibat dari investasi akan menambahkan kapasitas memproduksi di masa depan dan perkembangan ini akan merangsang pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja. Ketiga, investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Perkembangan ini akan memberi sumbangan penting ke atas kenaikan produktivitas dan pendapatan per kapita masyarakat. Tabel 1.2 Nilai PMTB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 1983-2013 Dalam Miliar (Rp) Pertumbuhan (%) Tahun PMTB 1983
134.142,07
1988 184.893,58 1993 256.173,35 1998 313.361,71 2003 310.450,64 2008 625.093,61 2013 902.837,81 Sumber : Badan Pusat Statistik
0,06 0,10 0,01 -0,22 0,05 0,08 0,03
Berdasarkan Tabel 1.2 data PMTB per 5 tahunan menunjukkan pada tahun 1983 sampai 2013 nilai PMTB di Indonesia cenderung mengalami peningkatan dan tingkat pertumbuhan yang fluktuatif. Nilai PMTB tahun 1983 sebesar Rp 134.142,07 miliar dengan tingkat pertumbuhan 0,06%, terus meningkat pada tahun 1988 PMTB Indonesia sebesar Rp 184.893,58 miliar. Pada tahun 1993 PMTB Indonesia sebesar PMTB Rp 256.173,35 miliar, sedangkan pada tahun 1998 nilai PMTB menurun dengan tingkat pertumbuhan yang mencapai -0,22% yang dikarenakan krisis moneter yang terjadi di Indonesia. Tetapi pada tahun-
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 5
tahun berikutnya nilai PMTB terus naik hingga tahun 2013 yang mencapai nilai Rp 902.837,81 miliar dan tingkat pertumbuhan sebesar 0,03%. Selain modal fisik, modal manusia juga merupakan salah satu faktor dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi. Mankiw (2003:222) menekankan bahwa modal manusia sama pentingnya dengan modal fisik dalam menjelaskan perbedaaan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Satu komponen penting dalam fungsi produksi adalah kualitas tenaga kerja, seperti keterampilan, pengalaman dan pendidikan pekerja. Pendidikan sebagai salah satu tolak ukur penentu kualitas tenaga kerja menjadi perhatian untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Menurut Todaro (2003:21) Pendidikan merupakan salah satu modal dasar manusia yang harus dipenuhi untuk mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Lubis (2014) berpendapat bahwa pendidikan merupakan salah satu modal utama yang perlu dipenuhi untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Seiring dengan modal manusia yang berkualitas, kinerja ekonomi diyakini juga akan lebih baik. Kualitas modal manusia ini misalnya dapat dilihat dari
tingkat
pendidikan,
kesehatan,
ataupun
indikator-indikator
lainnya
sebagaimana dapat dilihat dalam berbagai laporan pembangunan manusia yang dipublikasikan (UNDP,2013). Menurut United Nations di dalam Afzal et.al (2011) kemajuan dan kemakmuran suatu negara tergantung pada pilihan pendidikan yang tersedia untu masyakarat. Pendidikan tidak hanya melatih orang-orang muda untuk memahami dan mengatasi kompleksitas pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berfungsi sebagai
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 6
faktor untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Ini menjamin kualitas hidup manusia yang juga memastikan pertumbuhan sosial ekonomi di suatu negara. Menurut Economic Survey of Pakistan (2012-2013) dalam Amir et.al (2015) pendidikan merupakan aspek terpenting dalam pertumbuhan sumberdaya manusia. Akademis menekankan sudut pandang pada proses pembelajaran melalui pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang pindah dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pendidikan, pelatihan dan pertumbuhan yang pada akhirnya menggandakan pertumbuhan sosial ekonomi negara. Pendidikan dapat menjadikan sumberdaya manusia lebih cepat mengerti dan siap menghadapi perubahan dan pembangunan suatu negara, serta dapat meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas. Tenaga kerja terdidik dapat meningkatkan efisiensi dan meningkatkan persaingan. Simanjuntak (1985) menyebutkan bahwa kualitas tenaga kerja menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan mengakibatkan analisis pasar tenaga kerja dilakukan dalam dengan membedakan tingkat pendidikan tenaga kerja. Tabel 1.3 Jumlah Pekerja Menurut Tamatan Sekolah Dari Tahun 1983-2013 (orang) Tidak Pendidikan Pendidikan Pendidikan Tahun Bersekolah dasar Menengah Tinggi 1983 14.273.187 15.076.236 7.422.811 565.555 1988 12.237.628 25.392.293 12.660.828 1.043.543 1993 9.840.083 29.746.278 18.259.923 1.915.729 1998 7.947.006 32.860.821 26.742.440 3.479.738 2003 4.739.089 34.809.081 35.120.079 4.184.868 2008 5.468.130 36.756.953 40.192.389 7.026.447 2013 5.195.977 31.700.119 48.287.159 10.495.946 Sumber : Badan Pusat Statistik
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 7
Berdasarkan Tabel 1.3 halaman 6, data per 5 tahunan tingkat pendidikan menurut tamatan sekolah menunjukkan bahwa jumlah pekerja menurut tamatan sekolah yang Tidak Bersekolah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 1983 jumlah pekerja yang tingkat pendidikannya tidak bersekolah sebanyak 14.273.187 orang dan terus mengalami penurunan sampai pada tahun 2013 pekerja yang tingkat pendidikannya tidak bersekolah menjadi 5.195.977 orang. Untuk jumlah pekerja yang tingkat pendidikannya tamatan Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi secara umum mengalami peningkatan. Pada tahun 1983 jumlah pekerja yang tingkat pendidikannya tamatan Pendidikan Dasar sebanyak 15.076.236 orang dan terus mengalami kenaikan yang cukup siginifikan sampai pada tahun 2013 pekerja yang tingkat pendidikannya tamatan Pendidikan Dasar menjadi 31.700.119 orang. Peningkatan jumlah pekerja yang paling banyak pertahunnya adalah pekerja dengan tamatan Pendidikan Menengah. Pada tahun 1983 jumlah pekerja yang tingkat pendidikannya tamatan Pendidikan Menengah sebanyak 7.422.811 orang dan terus mengalami kenaikan yang siginifikan sampai pada tahun 2013 pekerja yang tingkat pendidikannya tamatan Pendidikan Menengah menjadi 48.287.159 orang. Untuk jumlah pekerja dengan tamatan Pendidikan Tinggi juga mengalami peningkatan tetapi tidak sebesar tamatan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Pada tahun 1983 jumlah pekerja yang tingkat pendidikannya tamatan Pendidikan Tinggi sebanyak 565.555 orang dan terus mengalami kenaikan sampai pada tahun 2013 pekerja yang tingkat pendidikannya tamatan Pendidikan Tinggi menjadi 10.495.946 orang.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 8
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Investasi dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”. Penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis apakah variabel investasi yang diproksikan dengan Pembentukan modal Tetap Bruto (PMTB) dan variabel pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
1.2
Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang diambil dalam
penelitian ini adalah : 1. Apakah Pembentukan modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara jangka panjang dan simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi? 2. Apakah Pembentukan modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara jangka panjang dan parsial (individu) berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi?
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 9
3. Apakah Pembentukan modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara jangka pendek dan simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi? 4. Apakah Pembentukan modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara jangka pendek dan parsial (induvidu) berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi?
1.3
Tujuan Penelitian 1. Menguji dan menganalisis pengaruh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara jangka panjang dan simultan (bersama-sama) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 2. Menguji dan menganalisis pengaruh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara jangka panjang dan parsial (individu) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10
3. Menguji dan menganalisis pengaruh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara jangka pendek dan simultan (bersama-sama) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 4. Menguji dan menganalisis pengaruh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara jangka pendek dan parsial (individu) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
1.4
Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1. Manfaat Ilmiah, hasil penelitian diharapkan mampu menambahkan pengetahuan keilmuan bidang ekonomi perencanaan, khususnya terkait dampak Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 2. Manfaat Praktisi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca
yang ingin
mengetahui lebih lanjut tentang dampak
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 11
tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 3. Manfaat Kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, bahan informasi serta pertimbangan bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan penetapan kebijakan terkait pertumbuhan ekonomi.
1.5
Sistematika Skripsi Sistematika penulisan dalam skripsi ini terbagi menjadi lima bagian yang
dalam pembahasannya saling terkait, yaitu: BAB 1: PENDAHULUAN Dalam bab ini akan membahas latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan membahas tentang landasan teori, hipotesis, dan model analisis. Pada landasan teori dikemukakan tentang teori-teori yang memiliki relevansi terhadap penelitian ini. Selanjutnya, sebagai bahan perbandingan pada bagian kedua, bab ini akan disajikan tinjauan-tinjauan yang berkaitan dari penelitian yang telah ada sebelumnya. BAB 3: METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang pendekatan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, jenis dan sumber data, prosedur penentuan sampel,
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 12
prosedur pengumpulan data, teknik analisis pengolahan data, model dan langkah-langkah pengolahan data. BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan penjelasan hasil penelitian berupa gambaran umum dari variabel-variabel yang diteliti selama periode penelitian, analisis model dan pembuktian hipotesis serta pembahasan masalah dengan menggunakan hasil perhitungan yang diperoleh berdasarkan model analisis. BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan kesimpulan dari semua yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan mencoba memberikan saran yang dapat digunakan sebagai masukan atau pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil kebijakan yang diperlukan dan juga bagi pengembangan penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kuznet dalam Todaro (2003:99) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Pertumbuhan ekonomi juga bisa diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2005:13). Menurut Jhingan (2014:67) pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada sumber alamnya, sumberdaya manusia, usaha, teknologi dan sebagainya. Pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan tinggi merupakan kondisi utama suatu keharusan untuk kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Kuznets dalam Abipraja (2002:65) menyatakan pengertian pertumbuhan ekonomi dapat dibagi dalam empat kriteria, yaitu terdapat peningkatan dalam permintaan konsumen sejalan dengan peningkatan pendapatan, adanya peningkatan sumberdaya manusia dan fisik pada kecepatan yang melebihi petumbuhan tenaga kerja, adanya peningkatan kapasitas teknologi karena adanya inovasi-inovasi baru, keterbukaan wilayah terhadap perdagangan internasional dan aliran modal yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. 13
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 14
Ada 4 faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi (Samuelson & Nordhaus, 2007:436-439), yaitu : a. Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia atau kualitas input tenaga kerja merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan ekonomi. Faktor produksi lain dapat dibeli atau dipinjam dari negara lain, tetapi penerapan teknik produktivitas tinggi dapat diperoleh melalui angkatan kerja terampil yang terdidik. b. Sumberdaya Alam faktor produksi kedua adalah tanah. Tanah yang dapat ditanami merupakan faktor yang paling berharga. Selain tanah, sumberdaya alam yang penting lainnya adalah minyak gas, hutan air dan bahan mineral lainnya. c. Pembentukan Modal pembentukan
modal
dapat
dicapai
melalui
pengorbanan
berupa
pengurangan konsumsi. Pembentukan modal dan investasi ini sebenarnya sangat dibutuhkan untuk kemajuan cepat di bidang ekonomi. d. Perubahan Teknologi dan Inovasi salah satu tugas kunci pembangunan ekonomi adalah memacu semangat kewirausahaan. Perekonomian sulit maju apabila tidak mempunyai para wiraswastawan yang bersedia menanggung resiko usaha dengan mendirikan berbagai pabrik atau fasilitas produksi, menerapkan teknologi baru, menghadapi berbagai hambatan usaha, hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha yang lebih maju.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 15
2.1.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi (Badan Pusat Statistik). PDB merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam negara dengan menggunakan faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk negara tersebut dan penduduk/perusahaan negara lain (Sukirno, 2005:35). Perhitungan PDB dibagi menjadi dua yaitu PDB atas dasar harga berlaku dan PDB atas harga konstan. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDB harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Nilai PDB didapatkan dari tiga pendekatan perhitungan yaitu pendekatan produksi atau nilai tambah, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran atau perbelanjaan (Sukirno, 2005:31-34): 1. Pendekatan Produksi (Production Approach) PDB adalah jumlah nilai tambah yang diwujudkan sebagai hasil proses produksi barang dan jasa oleh unit-unit produksi di berbagai lapangan
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 16
usaha dalam perekonomian dalam suatu negara pada suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun. PDB pendekatan produksi dihitung dari nilai tambah bruto (NTB) sembilan sektor PDB, yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor bangunan/ konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa. PDB = NTB 1 + NTB 2 + ......... + NTB 9 2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima atas faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan barang dan jasa dalam proses produksi di suatu negara pada jangka waktu tertentu, biasanya setahun. Balas jasa faktor produksi tersebut adalah tenaga kerja memperoleh upah dan gaji (w), tanah dan harta tetap lainnya memperoleh sewa (r), modal memperoleh bunga (i), dan keahlian keusahawanan memperoleh laba/ keuntungan (p). PDB = w + r + I + p + pajak tidak langsung neto 3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) PDB adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga (C), pembentukan modal sektor swasta/ investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor dikurangi impor (NX) di suatu negara pada jangka waktu tertentu, biasanya setahun. PDB = C + I + G + NX
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 17
2.1.1.2 Teori Pertumbuhan Harrod-Domar Dalam menganalisis masalah pertumbuhan ekonomi, teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar menggunakan pemisalan-pemisalan seperti: barang modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional, rasio modal-produksi (capital-output ratio) tetap nilainya dan perekonomian terdiri dari dua sektor (Sukirno, 2005:450) Harrod dan Domar memberikan peranan kunci kepada investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama, ia menciptakan pendapatan, dan kedua, ia memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Teori pertumbuhan Harrod-Domar menekankan bahwa kedua aspek dari pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran yang akan mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi negara dan investasi yang dapat menambah jumlah barang-barang modal di masyarakat (Jhingan, 2014:229). Argumen Harrd-Domar tentang pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan melalui model sederhana sebagai berikut: a. Tabungan (S) merupakan bagian dari pendapatan nasional (Y) S = sY………………………………………………………….(2.2) b. Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan stock modal (K) I = K…………………………………………………………(2.3) Jumlah stok modal mempunyai hubungan langsung dengan pendapatan nasional, sehingga:
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 18
K = k Y……………………………………………………(2.4)
c. Tabungan nasional harus sama dengan investasi, maka: S = I……………………………………………………………(2.5) S = sY = I = K……………………………………………….(2.6) S = sY = I = K = k Y………………………………………(2.7) sY = k Y……………………………………………………...(2.8) Y
Dalam
Y s = ………………………………………………..(2.9) k Y
teori
pertumbuhan
ekonomi
Harrod-Domar secara jelas
mengemukakan bahwa pendapatan nasional berpengaruh positif dengan rasio tabungan (semakin banyak bagian PDB yang ditabung dan diinvestasikan, maka akan lebih besar lagi pertumbuhan PDB yang dihasilkannya) dan berpengaruh negatif terhadap rasio modal-output dari suatu perekonomian (semakin besar ratio modal-output nasional, maka tingkat pertumbuhan nasional semakin rendah) (Todaro, 2006:129).
2.1.1.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik Robert Solow dan Trevor Swan (1956) mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang lebih dikenal dengan model pertumbuhan neo-klasik. Model tersebut menunjukkan tentang tingkat tabungan, pertumbuhan populasi dan kemajuan
teknologi
mempengaruhi
tingkat
output
perekonomian
dan
pertumbuhan sepanjang waktu (Mankiw, 2003:73). Secara ekonomi, model pertumbuhan neo-klasik Solow dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 19
teknologi berinteraksi dalam perekonomian, serta bagaimana pengaruh terhadap output barang dan jasa suatu negara secara keseluruhan (Arsyad, 2010:88). Teori pertumbuhan Neo Klasik juga menyebutkan faktor-faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi yakni modal, teknologi, dan tenaga kerja menentukan tingkat kegiatan ekonomi, dan peranan modal dan perkembangan teknologi dalam menentukan pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2005:452). Model pertumbuhan Neo-klasik berpegang pada konsep skala hasil yang terus berkurang (diminishing return) dari input tenaga kerja dan modal jika keduanya dianalisis secara terpisah. Teori pertumbuhan Neo-Klasik ini mempunyai banyak variasi, tetapi pada umumnya didasarkan pada fungsi produksi yang telah dikembangkan oleh Charles Cobb dan paul Douglas yang sekarang dikenal dengan sebutan fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi tersebut dituliskan (Arsyad, 2010:90) : 𝑄𝑡 = 𝑇𝑡𝑎 𝐾𝑡 𝐿𝑏𝑡 ……………………………………………………………(2.10) Dimana: 𝑄𝑡 = tingkat produksi pada tahun t 𝑇𝑡 = tingkat teknologi pada tahun t 𝐾𝑡 = jumlah stok barang modal pada tahun t 𝐿𝑡 = jumlah tenaga kerja pada tahun t a = pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit modal b = pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja. Nilai Tt, a dan b dapat diestimasi secara empiris.namun pada umumnya besaran nilai a dan b dianggap a+b = 1, yang berarti bahwa a dan b nilainya
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 20
adalah sama dengan produksi batas dari masing-masing faktor produksi tersebut. Dengan kata lain, nilai a dan b ditentukan dengan melihat peranan tenaga kerja dan modal dalam menciptakan output.
2.1.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi Baru Sejalan dengan perkembangan jaman, banyak ahli ekonomi menganggap telah muncul beberapa teori-teori baru. Salah satunya adalah teori pertumbuhan baru (New Growth Theory) atau sering disebut teori pertumbuhan ekonomi endogen. Menurut Todaro (2003:120) teori pertumbuhan ekonomi baru dikemukakan oleh para ekonom untuk mengkritik teori neo klasik dalam menjelaskan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Model pertumbuhan endogen menyajikan sebuah kerangka teoritis yang lebih luas dalam menganalisis proses pertumbuhan ekonomi. Teori ini menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh sistem produksi, bukan berasal dari luar sistem. Peran investasi dalam modal fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Menurut Todaro (2006:172) peran modal lebih besar dari sekedar bagian daripada pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi juga menyangkut modal manusia. Pembentukan modal manusia merupakan sebagai proses peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan seluruh rakyat suatu negara (Jhingan, 2014:415). Model-model pertumbuhan endogen menolak asumsi penyusutan imbalan marjinal atas investasi modal (diminishing marginal returns to capital
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 21
investments) yang dipegang teguh oleh model-model neo-klasik. Model endogen menyatakan sebaliknya, bahwa hasil investasi justru akan semakin tinggi bila produksi agregat suatu negara semakin besar (itu berarti negara-negara maju menawarkan hasil atau keuntungan investasi yang lebih tinggi) (Todaro, 2003:121). Secara sederhana model pertumbuhan endogen dapat dijelaskan dalam sebuah persamaan berikut: Y = AK…………………………………………………………………(2.11) Dimana: Y = Output A = Mewakili setiap faktor yang mempengaruhi teknologi K = Melambangkan modal fisik dan modal manusia yang ada
2.1.2 Fungsi Produksi Fungsi produksi adalah hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan untuk menghasilkan suatu produk. Faktor-faktor produksi dikenal sebagai input dan jumlah produksi sebagai output. Oleh sebab itu, diperlukan faktor produksi yang dikombinasi antara kualitas dan kuantitas tertentu agar tercapai hasil yang diinginkan. Apabila suatu proses produksi menggunakan lebih dari satu faktor produksi, maka antara faktor produksi yang satu dan lain memiliki hubungan yang saling terkait (Sukirno, 2005:195). Berdasarkan hubungan dengan tingkat produksi, faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (Variable
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 22
input). Faktor produksi tetap ialah faktor yang jumlah penggunaannya tidak tergantung oleh ada atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi itu harus tetap tersedia. Sedangkan jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya. Semakin besar tingkat produksi maka semakin banyak faktor produksi variabel yang digunakan, begitu juga sebaliknya. Dalam bentuk matematika sederhana, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut : Y = f(X1, X2, ……., Xn)………………………………………………(2.12) Dimana : Y
= Produksi
X1,X2,Xn
= Faktor-faktor Produksi
2.1.2.1 Fungsi Produksi Cobb-Douglas Fungsi produksi ini pertama kali diteliti oleh C.W.Cobb dan P.H. Douglas pada tahun 1920an, maka dari itu disebut fungsi produksi cob-douglas. Fungsi produksi cobb-douglas merupakan fungsi produksi khusus yang telah digunakan secara luas untuk meneliti hasil atas skala produksi (return to scale). Fungsi ini mengasumsikan hubungan antara input (modal dan tenaga kerja) dengan output ditentukan oleh (Nicholson, 2007:222) : 𝑄 = 𝐴𝐿𝑎 𝐾 𝑏 …………………………………………………………………(2.13) Dimana : Q = Ouput L = Tenaga Kerja
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 23
K = Barang Modal A, 𝛼, 𝛽 = Parameter-parameter positif Agar fungsi Cobb-douglas dapat diselesaikan dengan cara regresi maka persamaan tersebut harus diubah menjadi bentuk linier, untuk mengubah menjadi bentuk linier, maka bentuk persamaan berpangkat harus diubah menjadi bentuk logaritma seperti : ln 𝑌 = LnA + 𝛼LnL + 𝛽LnK + ε ……………………………………………….(2.14) Dengan meregresi persamaan di atas, secara mudah akan diperoleh parameter efisiensi (A) dan elastisitas input nya. Salah satu kemudahan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah secara mudah dapat dibuat linear sehingga memudahkan untuk mendapatkannya. Semakin besar nilai A, teknologi semakin maju. Parameter α mengukur kenaikan Y akibat adanya kenaikan satu persen L sementara K dipertahankan konstan. Demikian pula β mengukur kenaikan Y akibat adanya kenaikan satu persen K sementara L dipertahankan konstan. Jumlah α dan β dalam fungsi Cobb-Douglas asli adalah sama dengan satu. Jadi, α dan β masing-masing adalah elastisitas ouput dari L dan K (Salvatore, 2006: 116). Selanjutnya menunjukkan jenis hukum produksi yang berlaku yaitu apabila : +
= 1, berlaku law of constant return to scale atau memiliki sifat hasil balik
skala tetap (kenaikan produksi sebanding dengan skala, artinya bila input dilipatkan n-kali, maka output meningkat sebesar n-kali juga). +
> 1, berlaku law of increasing return to scale atau memiliki sifat hasil balik
skala bertambah (kenaikan produksi lebih dari sebanding terhadap skala, artinya bila input dilipatkan n-kali, maka output meningkat lebih besar dari n-kali).
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 24
+
< 1, berlaku law of decreasing return to scale atau memiliki sifat hasil balik
skala berkurang (kenaikan produksi kurang dari sebanding terhadap skala, artinya bila input dilipatkan n-kali, maka output meningkat lebih kecil dari n-kali). = , sensitivitas perubahan output terhadap perubahan tenaga kerja seimbang dengan sensitivitas terhadap perubahan modal. > β, perubahan output lebih sensitif daripada perubahan input tenaga kerja. < β, perubahan output lebih bersifat sensitif terhadap perubahan input modal. Terdapat tiga alasan digunakannya fungsi produksi Cobb-Douglas (Soekartawi, 1994:169) adalah: 1. Penyelesaian fungsi produksi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi yang lain seperti fungsi kuadratik, 2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan tingkat besaran suatu elastisitas 3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran return to scale.
2.1.3 Konsep Investasi Menurut Sukirno (2005:366) Investasi adalah pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modal dan peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa pada saat yang akan datang. Dengan kata lain, investasi merupakan kegiatan perbelanjaan untuk
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 25
meningkatkan kapasitas memproduksi sesuatu perekonomian. Investasi juga dapat diartikan sebagai pengeluaran yang disediakan untuk mempertahankan dan meningkatkan persediaan barang modal yang terdiri dari pabrik, mesin-mesin, kantor, dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi (Dornbusch, 2004:236). Investasi dalam perekonomian memiliki tiga peran (Sukirno, 2005:367368), yaitu: 1. Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat. Maka kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan kerja. 2. Pertambahan barang modal sebagai akibat dari investasi akan menambahkan kapasitas memproduksi di masa depan dan perkembangan ini akan menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja. 3. Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Perkembangan ini akan memberi sumbangan penting ke atas kenaikan produktivitas dan pendapatan per kapita masyarakat. Dornbusch (2004:270) membedakan investasi kedalam dua jenis, yaiut investasi riil dan investasi finansial. Investasi riil adalah investasi berupa barangbarang tahan lama (barang-barang modal) yang akan digunakan sebagai proses produksi. Investasi riil dibedakan menjadi tiga macam, yaitu investasi tetap perusahaan (barang-barang modal seperti mesin dan peralatan), investasi untuk perumahan (tempat tinggal) dan investasi persediaan barang-barang perusahaan.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 26
Sedangkan investasi finansial merupakan investasi terhadap surat-surat berharga, saham, obligasi dan sebagainya. Menurut Rosyidi (2000: 169-172) jenis investasi terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu: 1. Berdasarkan pada pendapatan nasional a. Investasi Otonom (Autonomos Investment) Investasi yang perubahannya tidak terpengaruh oleh pendapatan, dalam hal ini pendapatan nasional. Tetapi perubahannya dipengaruhi oleh tingkat teknologi, kebijakan pemerintah, dan harapan para pengusaha. b. Investasi Terimbas (Induced Investment) Investasi yang perubahannya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional. 2. Berdasarkan Subjeknya a. Investasi Pemerintah (Public Investment) Penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintahan, baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat. b. Investasi Swasta (Private Investment) Penanaman modal yang dilakukan oleh pihak swasta yang bertujuan untuk mencari keuntungan 3. Berdasarkan Asalnya a. Investasi Dalam Negeri (Domestic Investment)
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 27
Penanaman modal dari investor di dalam negeri, yang artinya modal yang berasal dari dalam negeri untuk di investasikan di dalam negeri. b. Investasi Asing (Foreign Investment) Penanaman modal asing yang diperoleh dari luar negeri untuk digunakan di dalam negeri agar dapat mengoptimalkan sumbersumber daya yang masih belum termanfaatkan. 4. Berdasarkan Unsur Pembentukannya a. Investasi Bruto (Gross Investment) Investasi total yang dilakukan oleh suatu negara pada suatu waktu tertentu. Investasi bruto ini mencakup berbagai macam investasi baik investasi otonom, investasi terimbas, investasi pemerintah, investasi swasta, investasi dalam negeri maupun investasi asing. b. Investasi Neto (Net Investment) Investasi bruto yang dikurangi dengan penyusutan (Depreciation) atau disebut investasi bersih.
2.1.3.1 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Menurut Badan Pusat Statistik (2007:530) Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencakup pengadaan, pembuatan, dan pembelian barang modal. Barang modal dimaksud adalah barang-barang yang digunakan untuk proses produksi, taham lama atau yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun seperti bangunan, mesin-mesin dan alat angkutan. Termasuk pula disini perbaikan besar (berat) yang sifatnya memperpanjang umur atau mengubah bentuk atau
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 28
kapasitas barang modal tersebut. Pengeluaran barang modal untuk keperluan militer tidak dicakup disini tetapi dimasukkan sebagai konsumsi pemerintah. Sedangkan menurut Sukirno (2005: 36) Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menggambarkan keseluruhan pengeluaran yang dilakukan dalam negara ke atas barang-barang modal. Pengeluaran ini akan menyebabkan pertambahan stok barang modal dalam perekonomian dan meningkatkan kemampuan negara untuk menghasilkan barang dan jasa di masa depan. Pembentukan Modal Tetap Bruto adalah nilai pengeluaran perusahaan-perusahaan dan pemerintah ke atas barang-barang modal seperti mesin, peralatan pabrik, dan bangunan dalam suatu tahun. Pengeluaran ini lebih dikenal sebagai investasi (Sukirno, 2005: 31). Menurut Nurske dalam Jhingan (2014:337) pembentukan modal adalah upaya masyarakat untuk tidak mempergunakan seluruh aktivitas produktifnya saat ini untuk kebutuhan dan keinginan konsumsi, tetapi menggunakan sebagian saja untuk pembuatan barang modal. Kemudian pengalihan sebagian sumberdaya yang sekarang ada pada masyarakat ke tujuan untuk meningkatkan persediaan barang modal. Menurut Singer dalam Jhingan (2014:337) pembentukan modal terdiri dari dari barang yang nampak seperti pabrik, alat-alat dan mesin, maupun barang yang tidak nampak seperti pendidikan bermutu tinggi, kesehatan, tradisi ilmiah dan penelitian. Sedangkan menurut Kuznet pembentukan modal tidak hanya mencakup biaya untuk konstruksi, peralatan dan persediaan dalam negeri, tetapi juga pengeluaran lain, seperti pembiayaan untuk pendidikan, rekreasi dan barang mewah yang memberikan kesejahteraan dan produktivitas lebih pada individu dan
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 29
semua pengeluaran masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan moral penduduk yang bekerja.
2.1.4 Hubungan Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Rosyidi (2000:115) investasi atau penanaman modal merupakan salah satu faktor dalam menunjuang suatu perekonomian. Banyaknya realisasi investasi di dalam suatu negara mengindikasikan tingkat pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan. Apabila jumlah investasi yang terealisasikan rendah menunjukkan lambannya pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya jika jumlah investasi yang direalisasikan tinggi maka menunjukkan tingginya pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sebagian besar investasi pada barang-barang publik dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan peran swasta dibidang ini masih tergolong rendah, karena tingginya modal yang diperlukan dengan tingkat pengembalian (return) yang rendah. Menurut Jhingan (2014:337) menyatakan bahwa pembentukan atau pengumpulan modal merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam pembangunan ekonomi atau merupakan faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi. Todaro dan Smith (2004:92) berpendapat bahwa pembentukan atau penanaman
modal
diperlukan
untuk
menutup
dana
bagi
pembiayaan
pembangunan baik pembangunan nasional maupun pembangunan daerah. Menurut Harrod-Domar dalam Todaro (2006:129) setiap perekonomian pada dasarnya harus mencadangkan atau menabung sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 30
modal yang telah susut atau rusak. Namun untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal.
2.1.5 Konsep Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu komponen yang terdapat dari modal manusia (human capital). Jhingan (2014:414) berpendapat bahwa modal manusia diperoleh dari pembentukan dan peningkatan jumlah orang yang memiliki keahlian (skill), pendidikan dan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal yang menentukan bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Tanpa meningkatkan kualitas sekolah, negara akan kesulitan untuk meningkatkan produktivitas dan tingkat pertumbuhan nasioanl jangka panjang mereka (Hanusek, 2000). Todaro dan Smith (2004:441) mengatakan bahwa perbaikan modal manusia berupa pendidikan dan kesehatan akan mempengaruhi aliran penghasilan masa depan individu. Menurut Schultz (1961) investasi modal manusia merupakan biaya langsung terhadap pendidikan, kesehatan dam migrasi internal untuk mendapatkan kesempatan kerja yang lebih baik. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa modal manusia sama dengan modal lain yang digunakan dalam faktorfaktor produksi dan dapat ditingkatkan melalui investasi, khususnya melalui pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan level produksi (Todaro, 2006:445).
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 31
Menurut undang-undang no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menjelaskan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Peraturan Pemerintah no.13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 mengemukakan bahwa pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 2. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) dan sederajat, pendidikan Menengah meliputi Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menegah Atas (SMA) serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sederajat, pendidikan tinggi meliputi Diploma dan Universitas. Harjana (2001) mengatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sistematis dan berkelanjutan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu untuk menyampaikan, menumbuhkan dan mendapatkan pengetahuan, sikap, nilai dan kecakapan (skill) kepada manusia sebagai tenaga kerja.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 32
2.1.6 Hubungan Pendidikan dengan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pshacaropoulus dalam Ghazali (2005:1) menjelaskan bahwa menurut teori human capital, pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi manusia yang menanamkan ilmu pengetahuan, ketrampilan atau keahlian, nilai, norma, sikap dan perilaku yang berguna bagi manusia sehingga manusia tersebut dapat meningkatkan kapasitas belajar dan produktifnya. Meningkatnya kapasitas belajar dan produktivitasnya maka meningkatkan pendapatan yang akan diterima seseorang dan meningkat pula output berupa barang dan jasa dimana secara keseluruhan menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi. Tingkat pendidikan dianggap sebagai salah satu aspek yang penting dari sumberdaya manusia dan pertumbuhan ekonomi. Menurut De La Fuente dalam Kreishan dan Hawarin (2011) secara teoritis menunjukkan bahwa ada dua pendekatan yang berbeda untuk mempelajari hubungan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi, Pertama melalui pendekatan ekonomi makro dan pendekatan ekonomi mikro. Pendekatan makro melihat bahwa pendidikan yang lebih tinggi dengan cara menambah ketrampilan sebagai tenaga kerja akan meningkatkan kapasitas modal manusia untuk menghasilkan lebih banyak output, dan meningkatkan kemampuan kreatif untuk berinovasi sehingga akan meningkatkan
produktivitas.
Pendekatan
mikro
menggambarkan
bahwa
pendidikan dan pengembalian pendapatan yang diperoleh individu dalam jangka panjang nanti. Menurut O’Callaghan (2002:5) mengatakan bahwa perbedaan tingkat pendidikan mempunyai dampak yang berbeda terhadap pertumbuhan ekonomi,
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 33
hal ini bergantung terhadap pada langkah pembangunan ekonomi serta kualitas pendidikan yang dicapai. Todaro (2003:98) mengatakan bahwa lebih banyak penduduk yang memiliki pendidikan tinggi akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui terciptanya angkatan kerja yang lebih produktif, tersedianya kesempatan kerja yang lebih luas, terciptanya kelompok pemimpin terdidik, dan terciptanya sikap-sikap modern di berbagai lapisan masyarakat.
2.2
Penelitian Terdahulu penelitian dari Hina Amir, Muhammad Khan dan Kanwal Bilal pada tahun
2015 dengan judul Impact of educated labor force on Economic growth of Pakistan : A human capital perspective. Penelitian dilakukan untuk meneliti pengaruh modal manusia yang diproksikan melalui angkatan kerja dengan primary education level, secondary education level, tertiary education level dan higher education level dan stok modal fisik, angkatan kerja buta huruf terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Data yang digunakan berupa data sekunder time series periode 1973-2013 menggunakan metode regresi Error Correction model (ECM) dan Vector Error Correction Method (VECM) Granger Causality. Hasil menunjukkan bahwa dalam jangka panjang modal fisik dan modal manusia yang diproksikan melalui angkata kerja dengan primary, secondary, tertiary dan higher education level memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan untuk angkatan kerja buta huruf memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka pendek hasil menunjukkan bahwa angkatan kerja dengan secondary education
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 34
level dan modal fisik memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan angkatan kerja buta huruf, angkatan kerja dengan primary education level, tertiary education level dan higher education level tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian Amir et.al (2015) merupakan acuan dalam penulisan penelitian ini. Selanjutnya penelitian dari Afzal et.al (2011) dengan judul Education and economic Growth in pakistan: A Cointegration and Causality Analysis. Penelitian ini meneliti tentang kointegrasi dan kausalitas antara pendidikan yang diukur dengan 10 indikator pendidikan dan pembangunan pendidikan yang diukur dengan indek pendidikan, stok angkatan kerja, stok modal fisik yang diukur dengan PMTB terhadap pertumbuhan ekonomi yang diproksikan dengan PDB Rill. Data yang digunakan data time series dari tahun 1970/1971 sampai tahun 2008/2009 menggunakan metode Autoregressive Distributed Lag (ARDL) dan Augmented Granger Causality dari Toda dan Yanamato. Hasil menunjukkan bahwa ada kointegrasi antara pendidikan, stok angkatan kerja, dan stok modal fisik terhadap pertumbuhan ekonomi. Dan terdapat hubungan kausalitas antara semua indikator pendidikan dan pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhan ekonomi ada yang tidak berhubungan kausalitas dengan beberapa indikator pendidikan. Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Mariana (2015) dengan judul Education As a Determinant Of The Economic Growth. The Case Of Rumania. Penelitian ini meneliti tentang hubungan antara pendidikan, khususnya pendidikan tinggi dan pertumbuhan ekonomi di Rumania selama periode tahun 1980-2013.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 35
Penelitian ini menggunakan meode VECM untuk mengetahui hubungan jangka panjang antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan GDP per kapita dan pendidikan diukur dengan jumlah partisipasi siswa di pendidikan tinggi dan pengeluaran pemerintah pada bidang pendidikan. Hasil menunjukkan bahwa dalam jangka panjang jumlah partisipasi siswa di pendidikan tinggi memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Rumania. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2014) dengan judul Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan Pekerja dan Pengeluaran Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Penelitian ini meneliti pengaruh jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah untuk pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari 33 provinsi di Indonesia periode tahun 20062012. Data diolah menggunakan analisis data panel dengan model regresi fixed effect. Hasil menunjukkan bahwa jumlah pekerja, tingkat pendidikan pekerja dan pengeluaran pemerintah dalam bidang pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 20062012.
2.3
Hipotesis dan Model Analisis
2.3.1 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 36
1. Variabel investasi dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. 2. Variabel investasi dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan secara parsial (individu) berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. 3. Variabel investasi dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. 4. Variabel investasi dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan secara parsial (individu) berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.
2.3.2 Model Analisis Model yang digunakan mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amir et.al (2015). Persamaan model dalam penelitian ini sebagai berikut: lnPDBRt = β0 + β1ln(PMTBt) + β2ln(TSt) + β3ln(PDt) + β4ln(PMt) + β5ln(PTt) + εt Dimana: PDBR
= Produk Domestik Bruto Riil
PMTB
= Pembentukan Modal Tetap Bruto
TS
= Tidak Bersekolah
PD
= Pendidikan Dasar
PM
= Pendidikan Menengah
PT
= Pendidikan Tinggi
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 37
ln
= logaritma natural
εt
= Error
β0
= Intercept
β1,β2,β3,β4,β5
= Koefisien Parameter
2.4
Kerangka Berfikir Bedasarkan landasan teori yang telah dikemukakan diatas, maka kerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: VARIABEL
Investasi
PENGUKURAN
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
Tidak Bersekolah Tingkat Pendidikan
Pendidikan Dasar
Pertumbuhan Ekonomi
Pendidikan Menegah Pendidikan Tinggi Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 38
Menurut fungsi produksi Cobb-Douglas secara umum pertumbuhan output ditunjang oleh beberapa faktor diantaranya adalah input modal dan human capital. Dalam penelitian ini pertumbuhan output merupakan pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Input modal dalam penelitian merupakan investasi yang diwakili oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), sedangkan input human capital yang mendorong adanya produktivitas akan memacu pertumbuhan ekonomi dan dalam penelitian ini menggunakan tingkat pendidikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan
menggunakan model regresi linear berganda. Tujuan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif adalah untuk menunjukkan hubungan variabel, mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif, dan dapat menjelaskan fenomena secara lebih terukur dan mendapatkan pembuktian dari adanya suatu fenomena yang terjadi melalui teknik regresi dengan data runtut waktu (time series) dalam periode tahunan, yaitu dari tahun 1983-2013. Untuk pengolahan data serta analisis pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel dan Eviews 8.
3.2
Identifikasi Variabel Berdasarkan permaslahan yang dirumuskan, variabel yang digunakan dalam
peleitian ini memiliki dua jenis variabel yang digunakan, yaitu variabel terikat (dependent variable) dan vaariabel bebas (independent variable). 1. Variabel Terikat atau Dependent Variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indikator yang digunakan untuk pertumbuhan ekonomi adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan tahun 2000 di Indonesia pada tahun 1983-2013. 2. Variabel Bebas atau Independent
39
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 40
Variabel investasi yang diproksikan dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto, pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi di Indonesia pada tahun 1983-2013.
3.3
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional bertujuan untuk memberikan batasan dan penjelasan
mengenai variabel-variabel agar terhindar dari kerancuan makna variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Pertumbuhan Ekonomi diukur menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian disebuah negara dalam tahun tertentu atau periode tertentu dan biasanya satu tahun. PDB yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2000 di Indonesia periode tahun 1983-2013 yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini menggunakan variabel PDB yang dilinearkan (logaritma natural) sesuai jurnal penulis agar dapat mengetahui perubahan output dari tahun ke tahun. 2. Investasi dalam penelitian ini menggunakan Pembentukan Modal Tetap bruto (PMTB). PMTB mencakup pengadaan, pembuatan, dan pembelian barang modal. Barang modal dimaksud adalah barang-barang yang digunakan untuk proses produksi, taham lama atau yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun seperti bangunan, mesin-mesin dan alat
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 41
angkutan di Indonesia pada periode tahun 1983-2013 dan dinyatakan dalam satuan rupiah. Data PMTB dalam penelitian ini ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural. 3. Pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan Pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan dalam penelitian ini diproksikan menggunakan data jumlah pekerja menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan dan dinyatakan dengan satuan orang. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini terbagi menjadi empat bagian yaitu: 1. Tidak Bersekolah yaitu jumlah pekerja yang tidak pernah bersekolah. 2. Pendidikan Dasar yaitu jumlah pekerja dengan tamatan Sekolah Dasar (SD). 3. Pendidikan Menengah yaitu jumlah pekerja dengan tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). 4. Pendidikan Tinggi yaitu jumlah pekerja dengan tamatan Diploma dan Universitas.
3.4
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data
runtut waktu (time series). Data time series yang digunakan adalah data yang dimulai dari periode tahun 1983 sampai tahun 2013 di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 42
1. Data PDB atas dasar harga konstan 2000 menurut pengeluaran di Indonesia diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur. 2. Data investasi yang diambil dari PMTB di Indonesia diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur. 3. Data pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diambil dari tamatan pekerja di Indonesia di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur.
3.5
Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan tahapan penting dalam sebuah penelitian.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi yaitu menghimpun berbagai macam data dang informasi yang sudah ada dari berbagai sumber. Data diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan dari berbagai literatur yang mendukung penelitian ini.
3.6
Teknik Analisis dan pengolahan Data
3.6.1 Metode OLS (Ordinary Least Squared) Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Squared). Analisis regresi berganda adalah studi mengenai ketergantungan suatu variabel independent untuk mengestimasi atau meramalkan nilai rata-rata populasi variabel dependent (Gujarati, 2010:20). Menurut Gujarati (2010:246) asumsi yang melandasi analisis regresi linier berganda adalah:
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 43
a) Model regresi memiliki parameter-parameter yang bersifat linear b) Error term terdistribusi normal, implikasinya nilai harapan dari rata-rata kesalahan adalah nol c) Tidak ada hubungan antara variabel bebas dan error term d) Memiliki varians yang tetap (homoscedasticity) e) Tidak ada korelasi serial antara error (no autocorrelation) f) Pada regresi linear berganda tidak terjadi hubungan antar variabel bebas (no multicolinearity) g) Jumlah observasi variabel bebas harus lebig besar daripada variabel terikat. Apabila salah satu asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
3.6.2 Uji Stasioneritas Data Hal pertama yang harus dilakukan dalam penelitian dengan data time series adalah dengan menguji stasioneritas data. Tujuan pengujian stasioneritas data ini untuk menganalisis apakah suatu variabel stasioner atau tidak stasioner, sehingga variabel dapat diketahui stasioner pada tingkat level atau stasioner pada tingkat difference. Pengujian yang menggunakan data yang tidak stasioner akan menyebabkan terjadinya regresi palsu atau spurious regression, dimana permasalahan tersebut menyebabkan hasil regresi tidak memiliki arti ekonomi (Widarjono,
SKRIPSI
2009:317).
Salah
satu
syarat
data
runtun
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
waktu
adalah
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 44
kestasioneritasan yaitu jika rerata dan variansnya secara sistematis tidak bervariasi sepanjang waktu (Gujarati, 2010:28). Uji stasioneritas data yang paling sering dilakukan adalah dengan menggunakan metode augmented Dickey-Fuller (ADF) test yang dikembangkan oleh Dickey dan Fuller pada tahun 1981. Untuk mengetahui apakah data stasioner atau tidak adalah dengan cara membandingkan nilai uji statistik ADF dengan Mackinnon critical value 1%, 5%, 10%. Hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut (Gujarati, 2003:317) : H0 : δ = 0, terdapat unit root H1 : δ ≠ 0, tidak terdapat unit root Dari hipotesis diatas jika ADF stat < ADF critical value maka H0 diterima yang artinya data tidak stasioner. Sebaliknya, jika ADF stat > ADF critical value maka H0 ditolak yang artinya data stasioner.
3.6.3 Uji Kointegrasi Data time series bersifat non-stationary dalam bentuk level maka diperlukan uji kointegrasi. Uji Kointegrasi dapat diartikan sebagai suatu hubungan antara variabel-variabel yang tidak stasioner dalam jangka panjang (long term relationship/equilibrium). Keberadaan hubungan kointegrasi memberikan peluang bagi sebuah data yang secara individual tidak stasioner untuk menghasilkan sebuah kombinasi linier diantara mereka sehingga tercipta kondisi yang stasioner. Variabel dependen dan variabel independen disebut terkointegrasi jika hubungan
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 45
vaariabel tersebut memiliki hubungan jangka panjang, atau keseimbangan antara keduanya (Gujarati, 2010:456). Dalam melakukan uji kointegarsi harus diyakini terlebih dahulu bahwa variabel yang tekait dalam sebuah penelitian mempunyai derajat integrasi yang sama atau tidak. Tujuan dari uji kointegrasi adalah untuk mengetahui stasioneritas dari residual regresi. Jika residual tidak terkointegrasi maka salah satu metode yang dapat digunakan adalah OLS (Ordinary Least Squared) first different biasa, sedangkan jika residual terkointegrasi maka salah satu metode yang digunakan adalah metode ECM (Error Corecction Model). Pengujian kointegrasi residual ini dilakukan menggunakan tahapan pengujian Engle-Granger (Engle Granger Test). Hipotesi yang dapat dibentuk dalam uji ini adalah sebagai berikut : H0 : Tidak terkointegrasi H1 : terkointegrasi dengan kriteria pengujian adalah sebagai berikut: H0 diterima jika ADF stat < ADF critical value H0 ditolak jika nilai ADF stat > ADF critical value
Jika hipotesis nol ditolak atau signifikan, maka variabel residual adalah stasioner atau dalam hal ini kombinasi linear antar variabel adalah stasioner. Artinya meskipun variabel-variabel yang digunkan tidak stasioner, namun dalam jangka panjang variabel-variabel tersebut cenderung menuju pada keseimbangan. Oleh sebab itu, kombinasi linear dari variabel-variabel tersebut disebut regresi
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 46
kointegrasi. Parameter yang dihasilkan dari kombinasi tersebut dapat disebut sebagai koefisien jangka panjang atau co-integrated parameters.
3.6.4 Error Correction Model (ECM) Dalam data time series seringkali tidak stasioner sehingga menyebabkan hasil regresi yang meragukan. Data yang tidak stasioner biasanya menunjukkan ketidakseimbangan dalam jangka pendek, tetapi ada kecenderungan terjadinya keseimbangan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perlu adanya penyesuaian untuk mengoreksi perbedaan atau ketidakseimbangan dalam jangka pendek tersebut. Model yang tepat untuk data time series yang tidak stasioner adalah model ECM. Model ECM pertama kali dipopulerkan oleh Engle dan Granger di tahun 1987 (Gujarati, 2010:459). Error Correction Model (ECM) adalah metode yang digunakan untuk mengoreksi persamaan regresi diantara variabel-variabel yang secara individual tidak stasioner dan mengalami masalah spurious regression. Langkah pertama adalah melakukan pengujian kointegrasi variabel-variabel dalam jangka panjang dan uji kointegrasi residual yang didapat dari persamaan jangka panjang. Setelah membuktikan bahwa variabel dependen, independen, dan residual terkointegrasi kemudian menguji kembali model dengan memasukkan residual yang didapat dari persamaan jangka panjang ke dalam model ECM. Persamaan model ECM dapat ditulis sebagai berikut (Widarjono, 2009:332): ∆𝑌𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 ∆𝑋𝑡 + 𝛽2 𝐸𝐶𝑡 + 𝜀𝑡
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 47
Variabel ECt merupakan residual atau disebut juga sebagai error cerrection (kesalahan ketidakseimbangan). Koefisien ECt yaitu β2 merupakan parameter penyesuaian yang menjelaskan seberapa cepat waktu yang diperlukan untuk menuju keseimbangan (Widarjono, 2009:332). Semakin besar nilai parameter, menunjukkan bahwa respon menuju keseimbangan semakin cepat. Sebaliknya, jika nilai parameter yang semakin kecil menunjukkan bahwa kurang responsifnya menuju keseimbangan. Jika nilai koefisien yang didapat dari residual atau variabel ECt sama dengan nol, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut telah berada dalam kondisi keseimbangan. Namun, apabila hasil akhir buka nol maka model tersebut tidak mencapai keseimbangan. Selain itu, model ECM dikatakan valid jika nilai koefisien ECt berada pad rentang 0 – 1 dan bertanda negatif, secara statistik signifikan (Gujarati, 2010:459).
3.6.5 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik (classical Linear Regression Model) meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, serta uji autokorelasi untuk mendapatkan hasil estimasi yang memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Berikut penjelasan mengenai ketiga uji asumsi klasik tersebut.
3.6.5.1 Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi ditemukan adalah korelasi antar variabel bebas. Masalah multikolinearitas biasanya ditemukan pada tipe data runtut waktu (time series). Cara untuk
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 48
mendeteksi adanya gejala multikolinearitas adalah model mempunyai koefisien determinasi (R2) yang tinggi antara (0,8 – 1), tetapi tidak satupun atau sedikit sekali variabel bebas yang signifikan mempengaruhi variabel terikat melalui uji t. Namun berdasarkan uji F secara statistik signifikan yang berarti semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Gejala multikolinearitas dapat dilihat pada correlation matrix-nya pada software Eviews. Jika koefisien korelasi antara masing-masing variabel bebas lebih dari 0,8 maka multikolinearitas terjadi antara masing-masing variabel. Jika dalam suatu model terdapat multikolinearitas maka akan menimbulkan (Widarjono, 2009:105) : 1. Sulit mendapatkan estimasi yang tepat dikarenakan estimator masih bersifat BLUE tetapi memiliki varian dan kovarian yang besar. 2. Variabel independen secara statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen dikarenakan interval estimasi akan cenderung lebih besar dan nilai hitung statistik uji t akan kecil. Jika suatu model mengandung multikolinearitas maka terdapat dua pilihan yang dapat dilakukan yaitu: 1. Tidak melakukan apapun Suatu model masih tetap memenuhi asumsi BLUE meskipun terdapat multikolinearitas didalamnya karena asumsi BLUE tidak memerlukan asumsi tidak adanya korelasi antar variabel independen. Meskipun tetap BLUE, estimator OL akan memiliki varian dan kovarian yang besar sehingga estimasi jadi kurang akurat. Multikolinearitas pada dasarnya
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 49
adalah maslah dis-efisiensi data atau karena sampel yang sedikit sehingga tidak memiliki pilihan terhadap data yang tersedia untuk analisis empiris (Gujarati dan Porter, 2009). 2. Melakukan perbaikan a. Mengeluarkan salah satu variabel yang memliki korelasi tinggi b. Transformasi variabel dalam bentuk turunan pertama c. Penambahan data varu untuk meningkatkan akurasi estimasi d. Mengkombinasikan data time series dengan cross section
3.6.5.2 Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi kesalahan penggangu (ε) mempunyai varians yang konstan dan variabel gangguan tidak saling berhubungan anatar satu observasi dengan observasi lainnya sehingga menghasilkan estimator OLS yang BLUE (Widarjono, 2009:115). Pengujian heteroskedastisitas pada data time series dapat dilakukan dengan menggunakan uji white heteroscedasticity. Apabila niali probabilitasnya (P-value) < α (1%, 5%, 10%)
maka
terdapat
masalah
heteroskedastisitas.
Hipotesis
dari
uji
heteroskedastisitas adalah : H0 : Homokedastisitas H1 : heteroskedastisitas Kriteria pengujian apabila nilai Probabilitas F > α (1%, 5%, 10%) maka H0 diterima dan sebaliknya jika probabilitas F < α (1%, 5%, 10%) maka H 0 ditolak.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 50
3.6.5.3 Autokorelasi Autokolerasi adalah keadaan dimana variabel-variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel penggangu pada periode lain. Metode yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan metode Lagrange Multiplier atau LM-Test. Hipotesis uji autokolerasi adalah: H0 : Tidak ada autokorelasi H1 : Ada autokorelasi Kriteria pengujian adalah jika nilai Probabilitas F > α (1%,5% atau 10%) maka H0 diterima yang artinya tidak ada autokorelasi. Jika nilai Probabilitas F < α (1%,5% atau 10%) maka H0 ditolak yang artinya adanya autokorelasi.
3.6.6 Uji Statistik 3.6.6.1 Uji t Uji t-statistik digunakan untuk melihat koefisien dari variabel bebas secara parsial (individu) dalam mempengaruhi variabel terikat 9dependent variable) (Gujarati, 2010:124). Uji t-statistik dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikasi dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Hipotesis dalam uji t-statistik adalah sebagai berikut: H0 : α1 = 0, secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). H1 : α1 ≠ 0, secara parsial ada pengaruh antara variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable).
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 51
Pengujian t-statistik dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dari hasil regresi dengan ttabel. Jika nilai thitung < ttabel maka H0 tidak ditolak (diterima) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikatnya, begitupun sebaliknya. Namun bisa juga dengan membandingkan pvalue (nilai probablitas tiap variabel) dengan tingkat signifikasi yang digunakan. Jika p-value < α maka H0 ditolak, jika p-value > α maka H0 tidak ditolak (diterima).
3.6.6.2 Uji F Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent variable) secara bersama-sama/simultan berpengaruh terhadap variabel terikatnya (dependent variable). Hipotesis dalam uji F-statistik ini adalah sebagai berikut: H0 : β1 = β 2 = β 3 = ........... = β n = 0 (tidak ada pengaruh secara simultan dari variabel bebas terhadap variabel terikat) H1 : Paling tidak ada salah satu β tidak sama dengan nol Jika nilai Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak, sehingga variabel bebas (independent variable) dalam persamaan tidak berpengaruh terhadap variasi dari variabel terikat (dependent variable) secara simultan. Sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga variabel bebas (independent variable) dalam persamaan berpengaruh secara simultan terhadap variasi variabel terikat (dependent variable).
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 52
Pengujian F-statistik bisa dilakukan dengan melihat nilai probabilitas (P value), jika nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (𝛼) yang ditetapkan artinya berada pada daerah Ho ditolak, maka variabel bebas (independent variable) berpengaruh secara simultan terhadap variasi variabel terikat (dependent variable). Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (𝛼) yang ditetapkan artinya berada pada daerah Ho diterima, maka variabel bebas (independent variable) tidak berpengaruh secara simultan terhadap variasi variabel terikat (dependent variable)
3.6.6.3 Koefisien Determinasi (R2) Koefien determinasi atau R2 berfungsi untuk menentukan apakah variasi dari variabel bebas yang ada dalam persamaan estimasi telah dapat menjelaskan variasi dari variabel terikat dengan baik. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, dimana semakin mendekati angka 1 maka semakin dekat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Suatu model time series apabila R2 mencapai angka 1 maka variabel bebasnya dapat menerangkan variabel terikatnya dengan sempurna. Sebaliknya, apabila R2 mencapai angka 0 maka variabel bebasnya tidak dapat atau lemah dalam menerangkan variabel terikatnya.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan untuk tolak ukur suatu perekonomian sebuah negara. Pertumbuhan ekonomi dapat menggambarkan sejauh mana aktivitas perekonomian di suatu daerah akan menghasilkan tambahan pendapatan bagi masyarakat pada periode waktu tertentu (Mankiw, 2003). Salah satu indikator untuk menghitung pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam negara dengan menggunakan faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk negara tersebut dan penduduk/perusahaan negara lain (Sukirno, 2005:35). 3,000,000.00 2,500,000.00 2,000,000.00 1,500,000.00 1,000,000.00 500,000.00 0.00
Sumber : Badan Pusat Statistik Gambar 4.1 PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 1983-2013 Dalam Miliar (Rp) 53
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 54
Apabila ditinjau dari Gambar 4.1 pada halaman 53 dapat dilihat PDB Riil di Indonesia pada periode 1983-2013 mengalami peningkatan pada setiap tahunnya, terkecuali pada tahun 1998 dimana pada saat itu Indonesia mengalami krisis moneter. Kondisi yang membuat nilai PDB riil Indonesia turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.418.475,38 miliar dan di tahun 1998 nilainya sebesar Rp 1.232.276,01 miliar. Selain di tahun 1998 tersebut, nilai PDB Riil Indonesia selalu mengalami peningkatan. Dimulai dari tahun 1983 yang nilainya sebesar Rp 521.031,58 miliar hingga pada tahun 2013 yang nilainya sebesar Rp 2.851.402,06 miliar.
4.1.2 Perkembangan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) di Indonesia Pengalokasian PMTB sebagai pengeluaran untuk barang modal yang memiliki umur pemakaian lebih dari satu tahun. Secara umum stok kapital didefinisikan sebagai persediaan berbagai jenis barang modal seperti bangunan, mesin-mesin, alat transportasi, ternak dan barang modal lainnya yang memberikan kontribusi terhadap kelangsungan suatu proses produksi. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menggambarkan keseluruhan pengeluaran yang dilakukan dalam negara ke atas barang-barang modal (Sukirno, 2005:36). Berdasarkan Gambar 4.2 pada halaman 55 menunjukkan pada tahun 1983 sampai 2013 nilai PMTB di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Nilai PMTB pada tahun 1983 sebesar Rp 134.142,07 miliar dan terus mengalami fluktuatif nilai sampai pada tahun 1997 yang nilainya sebesar Rp 401.5337,69
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 55
miliar. Namun nilai PMTB menurun drastis pada tahun 1998 dan tahun 1999 karena adanya krisis moneter. Pada tahun 1997 nilai PMTB sebesar Rp 401.537,69 Miliar, dan di tahun 1998 dan 1999 turun menjadi sebesar Rp 313.361,71 miliar dan Rp 255.397,71 miliar. Pada periode setelah krisis moneter, pada tahun 2000 nilai PMTB naik menjadi Rp 275.881,30 miliar. Nilai PMTB setelah tahun tersebut mulai dari tahun 2001 sampai tahun 2013 selalu menunjukkan nilai yang terus naik, di tahun 2013
nilai PMTB sebesar Rp
902.837,81 miliar. 1,000,000.00 900,000.00 800,000.00 700,000.00 600,000.00 500,000.00 400,000.00 300,000.00 200,000.00 100,000.00 -
Sumber : Badan Pusat Statistik Gambar 4.2 PMTB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 1983-2013 Dalam Miliar (Rp)
4.1.3 Perkembangan Pendidikan di Indonesia Pendidikan adalah hal yang penting dalam pembangunan suatu bangsa, karena pendidikan dapat mencerminkan kualitas sumberdaya manusia. Pendidikan sebagai suatu aspek menyumbangkan sumber daya manusia untuk meningkatkan
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 56
pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam berbagai kegiatan, juga diharapkan mampu membuka cara berpikir ekonomis dalam arti mampu mengembangkan potensi yang ada untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan ketrampilan dan kemampuan dalam berfikir yang akan dijadikan bekal dalam memasuki dunia kerja nanti. Pekerja pada dasarnya adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa manfaat, baik dalam bentuk pendapatan maupun dalam bentuk yang lain. Secara umum pekerja yang memiliki pendidikan yang tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan manfaat yang tinggi pula. 60000000 50000000 40000000 30000000 20000000
10000000 0 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 Tidak Bersekolah Pendidikan Menengah
Pendidikan Dasar Pendidikan Tinggi
Sumber : Badan Pusat Statistik Gambar 4.3 Jumlah Pekerja Berdasarkan Tamatan Sekolah tahun 1983-2013 (Orang) Pada Gambar 4.3 menunjukkan trend jumlah pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan sejak tahun 1983-2013. Terdapat empat tamatan sekolah yaitu tidak bersekolah adalah jumlah pekerja yang tidak bersekolah, pendidikan dasar
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 57
adalah jumlah pekerja dengan tamatan Sekolah Dasar (SD), pendidikan menengah adalah jumlah pekerja dengan tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pendidikan tinggi adalah jumlah pekerja dengan tamatan Diploma dan Universitas. Terlihat pada Gambar 4.3 halaman 55 bahwa pekerja dengan tamatan tidak bersekolah dari tahun 1983 sampai tahun 2013 terus mengalami penurunan, dari tahun 1983 jumlah pekerja tidak bersekolah sebesar 14.273.187 orang, pada tahun 2013 menurun menjadi 5.195.977 orang. Pada pekerja dengan tamatan pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara umum terus mengalami peningkatan pada jumlahnya. Terlihat dari jumlah pekerja pada tingkat tamatan pendidikan dasar yang pada tahun 1983 berjumlah 15.076.236 orang dan di tahun 2013 telah mencapai angka 31.700.119 orang. Pada jumlah pekerja dengan tingkat tamatan pendidikan menengah jumlah pekerja di tahun 1983 adalah 7.422.811 orang, jumlah itu bertambah hampir mencapai 7 kali lipat pada tahun 2013 yang mencapai angka 48.287.159 orang. Pada jumlah pekerja dengan tingkat tamatan pendidikan tinggi jumlah pekerja di tahun 1983 sejumlah 565.555 orang dan di tahun 2013 jumlah pekerja di tamatan ini sebesar 10.495.946 orang. (Lampiran 8: xxviii)
4.2
Deskripsi Hasil Analisis Penelitian ini menggunakan enam variabel antara lain dependent variable
yaitu pertumbuhan ekonomi, dan independent variable yaitu Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), tingkat pendidikan yang diproksikan dengan jumlah pekerja menurut tamatan sekolah yaitu tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi di Indonesia. Periode penelitian ini dimulai dari
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 58
tahun 1983 hingga tahun 2013 dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu Ordinary Least Square (OLS) dan ECM (Error Correction Model). Tahapan-tahapan untuk melakukan metode OLS adalah melakukan uji stasioneritas setelah itu dilakukan uji kointegrasi untuk mengetahui stasioneritas dari residual regresi. Jika residual tidak terkointegrasi maka salah satu metode yang dapat digunakan adalah OLS first different biasa, sedangkan jika residual terkointegrasi maka salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode ECM (Error Correction Model). Setelah itu, dalam penelitian ini dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Selanjutnya dilakukan pengujian statistik yakni F-statistik (simultan) dan t-statistik (parsial).
4.3
Analisis Model dan Pembuktian Hipotesis
4.3.1 Uji Stasioneritas Data Uji stasioneritas ini merupakan langkah awal dalam mengestimasi data time series, pengujian ini menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF). Uji stasineritas ini sangat perlu dilakukan karena jika data yang digunakan tidak stasioner, maka akan menghasilkan regresi yang lancung (spurious). Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas ADF (pvalue) dan critical value yang digunakan baik di level 1%, 5% dan 10%, dan variabel yang diuji termasuk variabel bebas dan variabel terikat.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 59
Tabel 4.1 Hasil Uji Stasioner ADF pada Tingkat Level (Trend and Intersept) Variabel
t-statistik
Prob.
ADF
NilaiKritis MacKinnon
Keterangan
0,01
0,05
0,1
LnPDBR
-1,853
0,653
-4,296
-3,568
-3,218
LnPMTB
-2,606
0,280
-4,309
-3,574
-3,221
LnTB
-2,192
0,476
-4,296
-3,568
-3,218
LnPD
-2,288
0,427
-4,296
-3,568
-3,218
LnPM
-1,845
0,657
-4,296
-3,568
-3,218
LnPT
-2,374
0,384
-4,296
-3,568
-3,218
Tidak Stasioner Tidak Stasioner Tidak Stasioner Tidak Stasioner Tidak Stasioner Tidak Stasioner
Sumber: Hasil estimasi Eviews 8 Pada Tabel 4.1 hasil uji stasioner menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel yang stasioner pada tingkat level. Maka tahap berikutnya adalah melakukan proses differencing data pada keenam variabel tersebut dengan melakukan uji unit root lagi pada variabel di tingkat first difference. Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioner ADF pada Tingkat First Difference (Trend and Intersept) Variabel
t-statistik
Prob.
ADF
NilaiKritis MacKinnon 0,01
0,05
0,1
Keterangan
LnPDBR
-4,453
0,007
-4,309
-3,574
-3,221
Stasioner
LnPMTB
-3,375
0,074
-4,309
-3,574
-3,221
Stasioner
LnTB
-8,013
0,000
-4,309
-3,574
-3,221
Stasioner
LnPD
-4,814
0,003
-4,323
-3,580
-3,225
Stasioner
LnPM
-6,588
0,000
-4,309
-3,574
-3,221
Stasioner
LnPT
-6,237
0,0001
-4,309
-3,574
-3,221
Stasioner
Sumber: Hasil estimasi Eviews 8
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 60
Menurut hasil dari Tabel 4.2 halaman 59 menunjukkan bahwa semua variabel telah signifikan pada tingkat first difference dengan memakai uji ADF. Variabel PDB Rill (LnPDBR), Tidak bersekolah (LnTB), Pendidikan Dasar (LnPD), Pendidikan Menengah (LnPM), Pendidikan Tinggi (LnPT) telah stasioner pada tingkat 1%. Sedangkan variabel PMTB (LnPMTB) stasioner pada tingkat 10%. Pada tingkat first difference variabel-variabel sudah berada pada kondisi stasioner dan bebas dari permasalahan unit root.
4.3.2 Uji Kointegrasi Uji kointegrasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi keseimbangan model dalam jangka panjang melalui kombinasi linear. Pengujian kointegrasi dilakukan dengan uji Eagle Granger (EG) yaitu dengan cara menguji stasioneritas residual atau error term dari model regresi OLS. Pengujian kointegrasi EG melalui dua tahap yaitu yang pertama adalah estimasi persamaan regresi jangka panjang melalui metode OLS. Tabel 4.3 Hasil Estimasi Persamaan OLS Jangka Panjang Variabel Koefisien Probabilitas C
11,02401
0,0000
LnPMTB
0,321282
0,0000
LnTB
-0,290277
0,0007
LnPD
0,019279
0,7409
LnPM
-0,084223
0,4969
LnPT
0,313727
0,0002
R2 F-Statistik (Probabilitas) Sumber : Hasil Estimasi Eviews 8
SKRIPSI
0,996229 0,000000
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 61
Pada Tabel 4.3 halaman 60 dapat dilihat bahwa dalam jangka panjang terdapat variabel yang menunjukkan pengaruh signifikan dan juga terdapat beberapa variabel yang tidak signifikan. Secara khusus, dapat dilihat bahwa variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan pendidikan tinggi (PT) memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai probabilitas PMTB sebesar 0,0000 lebih kecil dari α = 1% dan koefisien PMTB sebesar 0,321282 yang artinya PMTB memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai probabilitas pendidikan tinggi sebesar 0,0002 dan koefisiennya sebesar 0,313727 yang artinya juga berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan variabel tidak bersekolah (TB) memberikan pengaruh siginifikan dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan nilai probabilitas sebesar 0,0007 dan koefisiennya sebesar -0,290277. Sedangkan variabel pendidikan dasar (PD) dan pendidikan menengah (PM) tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi karena nilai probabilitasnya lebih dari α = 10%, pendidikan dasar nilai probabilitasnya sebesar 0,7409 dan nilai probabilitas pendidikan menengah sebesar 0,4969. Tahap selanjutnya setelah mengestimasi OLS jangka panjang, residual atau error term yang didapat dari persamaan jangka panjang diuji dengan menggunakan uji stasiioner menggunakan Augmented Dickey-Fuller test atau uji ADF. Pengujian dilakukan dalam bentuk First difference karena semua variabel yang telah diuji stasioner pada tingkat first difference. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai statistik ADF dengan nilai kritis atau Critical value dan dapat dilihat juga dengan membandingkan probabilitas dengan nilai taraf
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 62
nyata. Hasil dari nilai statistik ADF dapat dilihat pada Tabel 4.4 bahwa nilai absolut statistik ADF adalah (-7,096678) lebih besar dari nilai kritis 1%, 5%, 10%. Nilai probabilitas juga menunjukkan lebih rendah dari 1% yaitu sebesar 0,0000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak yang artinya semua variabel-variabel dalam penelitiann ini terkointegrasi, sehingga terdapat hubungan jangka panjang diantara variabel-variabel tersebut. Tabel 4.4 Hasil Uji Kointegrasi Eagle-Granger Critical value Uji statistik 1% 5% 10% -7,096678 -4,309824 -3,574244 -3,221728 Resid1 Sumber : Hasil estimasi Eviews 8
Probabilitas 0,0000
4.3.3 Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM) Model Error Correction Model (ECM) adalah model dinamis yang cocok digunakan untuk mencari keseimbangan jangka pendek dari variabel-variabel yang terkointegrasi. Maka digunakan model ECM untuk melihat hubungan jangka pendek antara variabel independen dengan dependen serta mengoreksi ketidakseimbangan dalam jangka pendek. Pada Tabel 4.5 halaman 63 dapat dilihat hasil estimasi ECM menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel bebas yang signifikan terhadap variabel terikat. Variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) signifikan pada taraf nyata 1% serta variabel Tidak Bersekolah (TB) dan Pendidikan Tinggi (PT) signifikan pada taraf nyata 10%, sedangkan variabel Pendidikan Dasar (PD) dan Pendidikan Menengah (PM) tidak signifikan terhadap variabel terikat. Pada hasil estimasi
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 63
tersebut juga diketahui bahwa variabel resid1(-1) atau variabel ECT (Error Corresction Term) memiliki tanda negatif (-) dengan nilai koefisien yang berada antara 0 hingga 1, yaitu (-0,751600) dan signifikan. Hal tersebut membuktikan bahwa
terjadi
ketidakseimbangan
dalam
jangka
pendek,
namun
cepat
menyesuaikan ke jangka panjang karena koefisien ECT yang hampir mendekati angka 1. Tabel 4.5 Hasil Estimasi ECM Jangka Pendek Variabel Koefisien Probabilitas C
0,016648
0,1643
d(LnPMTB)
0,326119
0,0000
d(LnTB)
-0,164226
0,0630
d(LnPD)
0,040173
0,6358
d(LnPM)
-0,038294
0,7275
d(LnPT)
0,153672
0,0779
Resid1(-1)
-0,751600
0,0028
R2 F-Statistik (Probabilitas) Sumber : Hasil Estimasi Eviews 8
0,637993 0,000316
4.3.4 Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Tujuan dari pengujian ini adalah memastikan bahwa hasil estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 64
4.3.4.1 Uji multikolinearitas Multikolinearitas merupakan suatu kondisi dimana terdapat hubungan linear antara variabel independen satu dengan variabel independen yang lain. Variabel memiliki kolinearitas tinggi dengan variabel lain jika angka korelasi diatas 0,8. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dilakukan dengan melihat hasil tes korelasi atau correlation test yang tersedia dalam eviews.
Correlation Test LnPMTB
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas LnPMTB LnTB LnPD
LnPM
LnPT
1,0000
0,8541
0,7103
0,9135
0,9347
LnTB
0,8541
1,0000
0,7973
0,9678
0,9345
LnPD
0,7103
0,7973
1,0000
0,8457
0,9577
LnPM
0,9135
0,9678
0,8457
1,0000
0,8068
LnPT
0,9347
0,9577
0,8068
0,9914
1.0000
Sumber : hasil Estimasi Eviews 8 Hasil pengujian pada Tabel 4.6 menunjukkan tedapat variabel yang terindikasi masalah multikolinearitas. Variabel PMTB memiliki angka korelasi 0,8 dengan Tidak Bersekolah; 0,9 dengan Pendidikan Menengah; 0,9 dengan Pendidikan Tinggi. Variabel Tidak Bersekolah memliki angka korelasi 0,9 dengan Pendidikan Menengah; 0,9 dengan Pendidikan Tinggi. Variabel Pendidikan Dasar memiliki angka korelasi 0,8 dengan Pendidikan Menengah; 0,9 dengan Pendidikan Tinggi. Menurut Gujarati dan Porter (2009:416) mengistilahkan multikolinearitas sebagai suatu kehendak Tuhan (God’s will). Multikolinearitas tetap akan menghasilkan estimator yang BLUE, sehingga dalam penelitian ini tidak
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 65
melakukan perbaikan dan treatment khusus (do nothing) untuk mengatasi masalah multikolinearitas.
4.3.4.2 Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara uji White Heteroskedasticity. Apabila nilai probabilitasnya (P-value) < α (1%, 5%, 10%) maka terdapat masalah heteroskedastisitas. Hasil uji White dapat dilihat pada Tabel 4.7 pada nilai p-value atau probabilitas adalah 0,4887. Hal tersebut menunjukkan lebih besar dari nilai taraf nyata 1%, 5%, 10%, sehingga model estimasi tidak terkena masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test : White Obs*R-squared
14,48986
Prob. Chi-Squared
0,4887
Sumber : Hasil Estimasi Eviews 8
4.3.4.3 Uji Autokorelasi Uji
autokorelasi
merupakan
pengujian
korelasi
antar
variabel
gangguan/error antara satu observasi dengan observasi lainnya. Metode yang digunakan dalam mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi adalah dengan metode Lagrange Multiplier atau LM-Test. Apaila nilai probabilitasnya (P=value) < α (1%, 5%, atau 10%), maka terdapat masalah autokorelasi. Pada Tabel 4.8 pada halaman 65 menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0,1497 lebih besar dari
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 66
nilai taraf nyata 1%, 5%, atau 10%, sehingga tidak ada masalah autokorelasi dalam penelitian ini.
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test Obs*R-squared
3,798519
Prob. Chi-Squared(2)
0,1497
Sumber : Hasil Estimasi Eviews 8
4.3.5 Uji F-statistik Uji F-statistik digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 4.3 halaman 60, pada model estimasi OLS diperoleh nilai probabilitas F-statistik sebesar 0,000000 atau 0%. Angka ini menunjukkan bahwa probabilitas dari F-statistik kurang dari tingkat nilai nyata 1%, maka H0 ditolak. Sehingga variabel PMTB, tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dalam jangka panjang berpengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1983-2013. Sementara itu dari Tabel 4.5 halaman 63 yang merupakan hasil estimasi dalam jangka pendek dapat dilihat bahwa nilai probabilitas F-statistik adalah sebesar 0,000316, yang berarti nilai probablitas F-statistik kurang dari tingkat nilai nyata 1% sehingga H0 ditolak. Sehingga variabel PMTB, tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dalam jangka pendek
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 67
berpengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1983-2013.
4.3.6 Uji t-statistik Uji t-statistik ini digunakan untuk melihat pengaruh variaabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Berdasarkan hasil estimasi regresi diperoleh hasil estimasi regresi yang menunjukkan bahwa nilai koefisien masingmasing variabel independen memiliki nilai yang berbeda-beda. Tabel 4.9 Hasil Uji t-statistik pada OLS Variabel Independen Prob. t-statistik Keterangan LnPMTB LnTB
0,0000 0,0007
H0 ditolak H0 ditolak
LnPD
0,7409
H0 diterima
LnPM
0,4969
H0 diterima
LnPT
0,0002
H0 ditolak
Sumber : Hasil Estimasi Eviews 8 Dari Tabel 4.9 dapat dilihat hasil regresi estimasi OLS variabel PMTB, Tidak Bersekolah dan Pendidikan Tinggi berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan untuk variabel Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tidak signifikan tehadap pertumbuhan ekonomi. Variabel PMTB memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0000 yang berarti signifikan pada taraf nyata 1%. Variabel Tidak Bersekolah memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0007 yang berarti sigifikan pada taraf nyata 1%. Variabel Pendidikan Dsar memiliki nilai probabilitas sebesar 0,7409 yang berarti tidak signifikan karena lebih dari taraf nyata 10%. Variabel Pendidikan Menengah memiliki nilai
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 68
probabilitas sebesar 0,4969 yang berarti tidak signifikan karena lebih dari taraf nyata 10% dan variabel Pendidikan Tinggi memiliki nilai probabilitas 0,0002 yang berarti signifikan pada taraf 1%. Sehingga dapat disimpulkan dalam jangka panjang variabel PMTB, TB dan PT mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, sedangkan variabel PD dan PM tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Tabel 4.10 Hasil Uji t-statistik pada estimasi ECM Variabel Independen Prob. t-statistik Keterangan LnPMTB LnTB
0,0000 0,0630
H0 ditolak H0 ditolak
LnPD
0,6358
H0 diterima
LnPM
0,7275
H0 diterima
LnPT
0,0779
H0 ditolak
Sumber : Hasil Estimasi Eviews 8 Untuk estimasi ECM, dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel bebas yang berpengaruh signifikan adalah PMTB dengan nilai probabilitas 0,0000 yang berarti signifikan pada taraf nyata 1%, Tidak Bersekolah dengan nilai probabilitas 0,0630 yang artinya signifikan pada taraf nyata 10% dan Pendidikan Tinggi dengan nilai probabilitasnya 0,0779 yang berarti signifikan pada taraf nyata sebesar 10%. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan adalah Pendidikan Dasar dengan nilai probabilitas 0,6358 yang berarti tidak signifikan karena nilai taraf nyata lebih dari 10% dan Pendidikan Menengah memiliki nilai probabilitas sebesar 0,7275 yang artinya tidak signifikan karena nilai taraf nyata lebih dari 10%. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam pendek variabel PMTB, TB dan PT secara parsial mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 69
Indonesia, sedangkan variabel PD dan PM secara parsial tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
4.3.7 Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan hasil estimasi OLS pada Tabel 4.3 halaman 59, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,996229. Hal ini menunjukkan bahwa variasi dari seluruh variabel independen (PMTB, TB, PD, PM, PT) sebesar 99,62% dapat menjelaskan variabel dependen (pertumbuhan ekonomi), sisanya dijelaskan oleh variabel diluar model. Sementara itu, berdasarkan hasil estimasi ECM pada Tabel 4.5 pada halaman 62, dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,637993. Hal ini menunjukkan bahwa variasi dari seluruh variabel independen (PMTB, TB, PD, PM, PT) sebesar 63,79% dapat menjelaskan variabel dependen (pertumbuhan ekonomi), sisanya dijelaskan oleh variabel diluar model.
4.3.8 Pembuktian Hipotesis Dalam pembuktian hipotesis awal penelitian ini telah dilakukan beberapa langkah pemaparan pada bab ini,dengan menggunakan berbagai langkah untuk memperoleh hasil dari penelitian mengenai pengaruh dan hubungan variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 70
Berdasarkan hasil analisis perhitungan uji regresi yang telah dijelaskan diatas, maka pembuktian hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama variabel investasi dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dapat diterima, hal ini sesuai dengan hasil uji F-statistik yang telah dilakukan. 2. Hipotesis kedua variabel investasi dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara parsial
(individu)
berpengaruh
signifikan
dan
positif
terhadap
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang tidak dapat diterima. Berdasarkan uji t-statistik variabel investasi yang diproksikan dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dalam jangka panjang berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan variabel pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara parsial tidak diterima dalam jangka panjang. Variabel Tidak Bersekolah sesuai dalam uji t-statistik yang menunjukkan bahwa variabel tersebut signifikan, tetapi pada hasil koefisien uji regresi pengaruhnya negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel Pendidikan Dasar dan Pendidikan
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 71
Menengah tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, Sedangkan variabel Pendidikan Tinggi berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 3. Hipotesis ketiga variabel investasi dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dapat diterima, hal ini sesuai dengan hasil uji F-statistik yang telah dilakukan. 4. Hipotesis keempat variabel investasi dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara parsial
(individu)
berpengaruh
signifikan
dan
positif
terhadap
pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek tidak dapat diterima. Berdasarkan uji t-statistik variabel investasi yang diproksikan dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dalam jangk pendek berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
Sedangkan variabel pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara parsial tidak diterima dalam jangka pendek. Variabel Tidak Bersekolah sesuai dalam uji t-statistik yang menunjukkan bahwa variabel tersebut signifikan, tetapi pada hasil koefisien uji regresi pengaruhnya negatif terhadap
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 72
pertumbuhan ekonomi. Variabel Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, Sedangkan variabel Pendidikan Tinggi berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
4.4
Pembahasan Berdasarkan hasil estimasi dari persamaan jangka panjang bahwa secara
simultan atau secara bersama-sama variabel bebas yang terdiri dari Pembentukan Modal Tetap Bruto dan tingkat pendidikan yang diproksikan dengan jumlah pekerja menurut tamatan sekolah tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang diwakili nilai PDB pada periode 19832013. Hal ini juga sejalan dengan hasil estimasi ECM bahwa secara simultan atau secara bersama-sama variabel bebas dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1983-2013. Berdasarkan hasil estimasi OLS dan ECM secara parsial melalui uji tstatistik terdapat beberapa perbedaan signifikansi antar variabel bebeas terhadap variabel terikat. Dalam jangka menggunakan hasil estimasi OLS variabel PMTB berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel Tingkat Pendidikan yang diproksikan dengan jumlah pekerja menurut tamatan sekolah tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi ada yang signifikan dan ada yang tidak signifikan. Variabel Tidak Bersekolah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 73
ekonomi Indonesia, variabel Pendidikan Tinggi berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sedangkan variabel Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada jangka pendek menggunakan hasil estimasi ECM variabel PMTB berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sedangkan variabel tingkat pendidikan yang diproksikan dengan jumlah pekerja menurut tamatan sekolah tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi ada yang signifikan dan ada yang tidak signifikan. Variabel Tidak Bersekolah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, variabel Pendidikan Tinggi berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sedangkan variabel Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1983-2013.
4.4.1 Pengaruh Pembentukan Modal Tetap Bruto Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berdasarkan hasil estimasi OLS dan ECM variabel investasi yang diproksikan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berpangaruh signifikan dan positif mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam Tabel 4.3 halaman 60, pada estimasi jangka panjang menunjukkan apabila PMTB mengalami kenaikan satu persen, maka pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 0,31 persen dan pada estimasi jangka
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 74
pendek dalam Tabel 4.5 halaman 63 menunjukkan ketika PMTB mengalami kenaikan sebesar satu persen, maka pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 0,32 persen dengan anggapan variabel bebas lainnya tetap.
3,000,000.00
1,000,000.00 900,000.00 800,000.00 700,000.00 600,000.00 500,000.00 400,000.00 300,000.00 200,000.00 100,000.00 -
2,500,000.00 2,000,000.00 1,500,000.00 1,000,000.00 500,000.00 2013
2011
2009
2007
2005
2003
2001
1999
1997
1995
1993
1991
1989
1987
1985
1983
-
Nilai PDB Nilai PMTB
Sumber : Badan Pusat Statistik Gambar 4.4 Pemkembangan Nilai PMTB dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode 1983-2013 (Dalam Miliar) Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan ekonomi dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) terlihat memiliki siklus yang hampir sama atau searah. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa trend yang searah seperti pada gambar diatas terjadi adanya pengaruh yang positif antara Pembentukan Modal Tetap bruto (PMTB) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh Harrod-Domar dalam Jhingan (2014:229) dengan menyebutkan peranan penting pada investasi dalam proses untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama, ia
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 75
menciptakan pendapatan, dan kedua, ia memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Teori pertumbuhan harrodDomar menekankan pada pembentukan modal atau investasi akan mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi negara dan investasi yang dapat menambah jumlah barang-barang modal di masyarakat (Jhingan, 2014:229). Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Afzal et.al (2011) yang mengatakan bahwa stok modal fisik atau PMTB berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Teori pertumbuhan Neo Klasik juga menyebutkan faktor-faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi yakni modal, teknologi, dan tenaga kerja menentukan tingkat kegiatan ekonomi, serta peranan modal dan perkembangan teknologi dalam menentukan pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2005:452). Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hina amir et.al (2015) yang mengatakan bahwa modal fisik atau PMTB memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
4.4.2 Pengaruh Pekerja Dengan Berbagai Tingkat Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Variabel pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan dengan jumlah pekerja tamatan tidak bersekolah berdasarkan hasil estimasi OLS dan ECM berpengaruh signifikan dan negatif mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam Tabel
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 76
4.3 halaman 60, pada estimasi jangka panjang menunjukkan apabila variabel tidak sekolah mengalami kenaikan satu persen, maka pertumbuhan ekonomi akan turun sebesar 0,29 persen dan pada estimasi jangka pendek dalam Tabel 4.5 halaman 63, menunjukkan ketika variabel tidak sekolah mengalami kenaikan sebesar satu persen, maka pertumbuhan ekonomi akan turun sebesar 0,16 persen dengan anggapan variabel bebas lainnya tetap. 16000000
3000000
14000000
orang
2000000
10000000 8000000
1500000
6000000
1000000
4000000
miliar rupiah
2500000
12000000
500000
2000000
Jumlah Pekerja Tidak Bersekolah
2013
2011
2009
2007
2005
2003
2001
1999
1997
1995
1993
1991
1989
1987
1985
0 1983
0
Nilai PDB
Sumber: Badan Pusat Statistik Gambar 4.5 Perkembangan Jumlah Pekerja Tidak Bersekolah dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1983-2013 Pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan ekonomi dari tahun 1983 sampai tahun 2013 cenderung naik. Sedangkan trend jumlah pekerja Tidak Bersekolah menunjukkan kecenderungan menurun dari tahun 1983 sampai tahun 2013. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah pekerja Tidak Bersekolah menurun cukup signifikan yang diakibatkan oleh program pemerintah untuk mengatasi mutu masyarakat yang memiliki kualitas pendidikan. Pendekatan trend
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 77
pada Gambar 4.5 memberikan bukti bahwa penurunan jumlah pekerja Tidak Bersekolah diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, yang artinya jumlah pekerja Tidak Bersekolah menjadi beban dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Amir et.al (2015), dalam penelitiannya pekerja dengan tamatan tidak bersekolah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan dengan jumlah pekerja menurut tamatan sekolah pendidikan dasar berdasarkan hasil estimasi OLS dan ECM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam Tabel 4.3 halaman 60, pada estimasi jangka panjang menunjukkan probabilitas pendidikan dasar sebesar 0,7409 dan pada estimasi jangka pendek dalam Tabel 4.5 halaman 63, menunjukkan probabilitas sebesar 0,6358 yang berarti lebih dari α = 10%. Variabel pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan dengan jumlah pekerja menurut tamatan sekolah pendidikan menengah berdasarkan hasil estimasi OLS dan ECM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam Tabel 4.3 halaman 60, pada estimasi jangka panjang menunjukkan probabilitas pendidikan menengah sebesar 0,4969 dan pada estimasi jangka pendek dalam Tabel 4.5 halaman 63, menunjukkan probabilitas sebesar 0,7275 yang berarti lebih dari α = 10%.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 78
Pekerja dengan tamatan pendidikan dasar dan pendidikan menengah secara umum tidak signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data kementerian ketenagakerjaan (Kemnaker) tahun 2015 diantara 62% dari 128 juta atau sekitar 79 juta pekerja di Indonesia pada umumnya lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah, sisanya adalah pendidikan tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa tenaga kerja di Indonesia didominasi oleh pendidikan yang belum profesional. Sejalan dengan International labour Organization (2015:15) yang menyebutkan bahwa dikarenakan adanya suplai tenaga kerja yang berlebihan untuk mereka yang memiliki latar belakang pendidikan tersebut. Hal ini menimbulkan situasi dimana ada banyak lowongan kerja di Indonesia yang diisi pekerja kurang memenuhi syarat, dan situasi ini memperlihatkan ketidakcocokan keterampilan antara penawaran dan permintaan akan tenaga kerja yang berdampak pada produktivitas yang akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Variabel pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan dengan jumlah pekerja menurut tamatan pendidikan tinggi berdasarkan hasil estimasi OLS dan ECM berpengaruh signifikan dan positif mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam Tabel 4.3 halaman 60, pada estimasi jangka panjang menunjukkan apabila pendidikan tinggi mengalami kenaikan satu persen, maka pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 0,31 persen dan pada estimasi jangka pendek dalam Tabel 4.5 halaman 63, menunjukkan ketika pendidikan tinggi mengalami kenaikan sebesar
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 79
satu persen, maka pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 0,15 persen dengan
3,000,000.00
10000000
2,500,000.00
8000000
2,000,000.00
6000000
1,500,000.00
4000000
1,000,000.00
2000000
500,000.00
Orang
12000000
2013
2011
2009
2007
2005
2003
2001
1999
1997
1995
1993
1991
1989
1987
1985
1983
0
miliar rupiah
variabel bebas lainnya dianggap tetap.
Jumlah Pekerja Pendidikan Tinggi Nilai PDB
Sumber : Badan Pusat Statistik Gambar 4.6 Perkembangan Jumlah Pekerja Pendidikan Tinggi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1983-2013 Pada Gambar 4.6 trend dari pertumbuhan ekonomi dari tahun 1983 sampai tahun 2013 cenderung naik begitu juga trend dari jumlah pekerja pendidikan tinggi dari tahun 1983 sampai tahun 2013 juga cenderung naik. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa trend yang searah seperti pada gambar diatas terjadi adanya pengaruh yang positif antara pekerja dengan tamatan pendidikan tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil ini sejalan dengan Teori Pertumbuhan baru yang mengatakan bahwa peran modal lebih besar dari sekedar bagian daripada pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi juga menyangkut modal manusia (Todaro 2006:172). Pembentukan modal manusia merupakan sebagai proses peningkatan pengetahuan, ketrampilan
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 80
dan kemampuan seluruh rakyat suatu negara (Jhingan, 2014:415). Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hina amir et.al (2015), dalam penelitiannya tingkat pendidikan yang diproksikan dengan pekerja tamatan Pendidikan Tinggi berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
4.5
Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang digunakan untuk melihat pengaruh pada
pertumbuhan ekonomi diantaranya yaitu PMTB dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan. Terdapat variabel yang lain untuk melihat pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi seperti kesehatan. Selain itu, dalam penelitian ini penulis mengesampingkan kondisi politik pada periode observasi, sehingga penelitian murni berdasarkan penelitian berbasis ekonomi dengan melihat kondisi sosialekonomi masyarakat dalam merespon kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil estimasi regresi, dalam jangka panjang variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 2. Berdasarkan hasil estimasi regresi, dalam jangka panjang secara parsial (individu) variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara parsial (individu) tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. 3. Berdasarkan hasil estimasi regresi, dalam jangka pendek variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi
81
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 82
secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 4. Berdasarkan hasil estimasi regresi, dalam jangka pendek secara parsial (individu) variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pekerja dengan berbagai tingkat pendidikan yang diproksikan pekerja dengan tamatan tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi secara parsial (individu) tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.
5.2
Saran Saran yang dapat diberikan oleh penulis sebagai penutup skripsi ini adalah:
1. Perlu adanya peningkatan efisiensi investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Peran pemerintah dan swasta sangat diharapkan agar investasi yang dilakukan dapat mewujudkan tingkat pengembalian modal yang maksimum. Pemerintah berperan dalam menjalankan investasi misal pengembangan infrastruktur, sedangkan swasta berperan mendirikan perusahaan-perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pada saat yang sama juga menhasilkan keuntungan. 2. Perlu adanya peningkatan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pendidikan formal dan non formal. Peningkatan pendidikan formal selain dengan upaya melalui program wajib belajar 12 tahun, juga dapat melalui peningkatan program beasiswa bagi siswa berprestasi. Hal ini untuk dapat
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 83
terus menurunkan angka pekerja lulusan Tidak Bersekolah, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peningkatan untuk Pendidikan Tinggi terus diharapkan agar terciptanya pekerja dengan keahlian dan ketrampilan yang baik sesuai harapan permintaan tenaga kerja yang diinginkan. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan jumlah variabel yang dipakai sebagai pengukur dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA
Abipraja, Soedjono. 2002. Perencanaan Pembangunan di Indonesia. Konsep Model, Kebijakan, Instrument serta Strategi. Surabaya: Airlanga University Press. Afzal, Muhammad., Hafeez Ur Rehman, Muhammad Shahid Farooq and Kafeel Sarwar. 2011. Education and Economic Growth in Pakistan: A Cointegration and Causality Analysis. International journal of Educational Research. (50): 321-335 Aimon, hasdi. 2012. Produktivitas, investasi Sumberdaya Manusia, Investasi fisik, Kesempatan kerja Terhadap Kemiskinan Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi. 1 (1) Amir, Hina., Muhammad Khan, Kanwal Bilal. 2015. Impact of Educated Labor Force on economic Growth of Pakistan: A Human Capital Perspective. Journal of Natural and Social Sciences. 4(4): 814-831 Ariefianto, Moch. Doddy. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan Eviews. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Badan Penerbitan STIE YKPN Badan Pusat Statistik. Berbagai Tahun Terbitan. Statistik Indonesia. Surabaya: BPS Jawa Timur. Buku Pedoman Penulisan Pembimbingan dan Penulisan Skripsi. 2009. Pedoman Penulisan Pembimbingan dan Penulisan Skripsi. Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Dornbusch, Rudiger. 2004. Makro Ekonomi, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Media Global Edukasi. Dahlin. 2002. The impact of Education On Economic Growth. Juny. Working Paper. Ghazali, Abbas. 2005. The Role of Education to Economic Growth. Paper Presented in International Seminar on “Toward A New Indonesia” Held on 16-17 September 2005 (p.1-18). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Gujarati, Damodar dan Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. 5th edition. New York: McGrawHill. Gujarati, Damodar. 2010. Ekonometrika Dasar. Zain dan Sumantro (Penerjemah). Erlangga
84
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 85
Hanusek, E. A., & Kimko, D. D. 2000. Schooling, Labor-force Quality, and The growth of nations. American Economic Review. 1184-1208. Harjana. M. Agus.2001. Training Sumber daya Manusia Yang Efektif. Yogyakarta: Kanisisus Jhingan,M.L. 2014. Ekonomi Pembangunan keenambelas. Jakarta: Rajawali Pers
dan
Perencanaan.
Edisi
Kreishan and Hawarin. 2011. Education and Economic Growth in Jordan: Causality Test. International Journal of Economic Perspective. Vol 5, Issue 1. International Labour Organization. 2015. Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2014-2015: Memperkuat daya saing dan produktivitas melalui pekerjaan layak. Kantor Perburuhan International. Jakarta: ILO, 2015 Lubis, Citra Ayu B.E. 2014. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan Pekerja dan Pengeluaran Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Economia. 10 (2): 187-193 Mankiw, Gregory N. 2003. Teori makro ekonomi. Edisi Keempat. Terjemahan. Jakarta: Erlangga Mariana, Dragoescu R. 2015. Education As a Determinant Of Economic Growth, The Case Of Romania. Social and Behavioral Sciences. 197: 404-412 Monteils, Marielle. 2002. Education and Economic Growth: Endogenous Growth Theory Test. The French Case. Historical Social Research. Vol 27. No 4. Nicholson, Walter. 2007. “Micro Economics” South-Western/Thomson Learning, USA. O’callaghan, Bernadette Andreosso. 2002. Human Capital Accumulation and Economi Growth in Asia. Nation Europe Centre. Peper No. 30 Rosyidi, Suherman. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Salvatore, Dominick. 2006. Ekonomi International. Edisi Kelima. Jilid Pertama. Terjemahan. Jakarta: Erlangga Samuelson, Paul A. & William D. Nordhaus. 2007. Ilmu Makro Ekonomi. Terjemahan Jakarta; PT. Media Global Edukasi. Schultz, T, W. 1961. Investment in Human Capital. American Economic Review. 51: 1-17. Simanjuntak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE: UI
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 86
Soekartawi. 1994. Teori ekonomi Produksi Dengan pokok Bahasan Analisis Coob-Douglas. Edisi Pertama. Jakarta: Rajawali Pers. Sukirno, Sadono. 2005. Makroekonomi modern. Edisi 1,cetakan 3. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Todaro, Michael P. 2003. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga Todaro, Michael P. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jilid I. Edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika pengantar dan Aplikasinya. Edisi Ketiga. Fakultas Ekonomi UIII: Yogyakarta. www.bps.go.id www.kemnaker.go.id
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN
UNIT ROOT TEST (Tingkat Level dan First Difference) (LAMPIRAN 1) Null Hypothesis: LNPDBR has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-1.853039 -4.296729 -3.568379 -3.218382
0.6534
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNPDBR) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:36 Sample (adjusted): 1984 2013 Included observations: 30 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNPDBR(-1) C @TREND("1983")
-0.214635 2.890602 0.011382
0.115829 1.524939 0.006507
-1.853039 1.895552 1.749162
0.0748 0.0688 0.0916
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.121597 0.056530 0.046359 0.058028 51.15233 1.868794 0.173728
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.056659 0.047728 -3.210156 -3.070036 -3.165330 1.584651
Null Hypothesis: D(LNPDBR) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-4.453998 -4.309824 -3.574244 -3.221728
0.0072
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
xvii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNPDBR,2) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:38 Sample (adjusted): 1985 2013 Included observations: 29 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(LNPDBR(-1)) C @TREND("1983")
-0.865928 0.056897 -0.000496
0.194416 0.023714 0.001109
-4.453998 2.399284 -0.446926
0.0001 0.0239 0.6586
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.432792 0.389160 0.049693 0.064204 47.48898 9.919265 0.000629
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-8.75E-05 0.063582 -3.068205 -2.926761 -3.023907 1.918000
Null Hypothesis: LNPMTB has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-2.606890 -4.309824 -3.574244 -3.221728
0.2801
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNPMTB) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:39 Sample (adjusted): 1985 2013 Included observations: 29 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNPMTB(-1) D(LNPMTB(-1)) C @TREND("1983")
-0.238588 0.545666 2.835075 0.013830
0.091522 0.163665 1.068833 0.005925
-2.606890 3.334041 2.652495 2.334094
0.0152 0.0027 0.0137 0.0279
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood
0.358122 0.281097 0.097240 0.236393 28.58935
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
0.069062 0.114686 -1.695818 -1.507225 -1.636753
xviii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
F-statistic Prob(F-statistic)
4.649405 0.010239
Durbin-Watson stat
2.092122
Null Hypothesis: D(LNPMTB) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-3.375492 -4.309824 -3.574244 -3.221728
0.0745
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNPMTB,2) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:39 Sample (adjusted): 1985 2013 Included observations: 29 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(LNPMTB(-1)) C @TREND("1983")
-0.582648 0.050643 -0.000541
0.172611 0.043631 0.002402
-3.375492 1.160709 -0.225138
0.0023 0.2563 0.8236
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.311602 0.258648 0.107534 0.300653 25.10267 5.884418 0.007797
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.004196 0.124892 -1.524322 -1.382878 -1.480024 1.877811
Null Hypothesis: LNNSE has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-2.192474 -4.296729 -3.568379 -3.218382
0.4764
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNNSE)
xix
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:40 Sample (adjusted): 1984 2013 Included observations: 30 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNNSE(-1) C @TREND("1983")
-0.341410 5.588038 -0.012313
0.155719 2.571659 0.006320
-2.192474 2.172931 -1.948340
0.0371 0.0387 0.0618
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.161343 0.099220 0.079592 0.171043 34.93737 2.597167 0.092980
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-0.033683 0.083861 -2.129158 -1.989039 -2.084333 2.341865
Null Hypothesis: D(LNNSE) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-8.013823 -4.309824 -3.574244 -3.221728
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNNSE,2) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:40 Sample (adjusted): 1985 2013 Included observations: 29 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(LNNSE(-1)) C @TREND("1983")
-1.422293 -0.075641 0.001710
0.177480 0.033218 0.001779
-8.013823 -2.277124 0.961001
0.0000 0.0312 0.3454
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.711829 0.689662 0.079633 0.164877 33.81363 32.11208 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-0.000243 0.142947 -2.125078 -1.983633 -2.080779 2.120273
xx
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Null Hypothesis: LNPE has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-2.288520 -4.296729 -3.568379 -3.218382
0.4270
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNPE) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:41 Sample (adjusted): 1984 2013 Included observations: 30 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNPE(-1) C @TREND("1983")
-0.180980 3.139502 -0.000243
0.079082 1.333973 0.002140
-2.288520 2.353497 -0.113689
0.0302 0.0261 0.9103
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.341586 0.292815 0.064450 0.112152 41.26836 7.003825 0.003546
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.024773 0.076640 -2.551224 -2.411104 -2.506398 2.318089
Null Hypothesis: D(LNPE) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-4.814687 -4.323979 -3.580623 -3.225334
0.0032
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNPE,2) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:41 Sample (adjusted): 1986 2013 Included observations: 28 after adjustments
xxi
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(LNPE(-1)) D(LNPE(-1),2) C @TREND("1983")
-1.460365 0.248464 0.141901 -0.006505
0.303315 0.199246 0.042777 0.002135
-4.814687 1.247023 3.317194 -3.047357
0.0001 0.2244 0.0029 0.0055
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.611866 0.563349 0.070835 0.120421 36.55520 12.61145 0.000038
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-0.002628 0.107196 -2.325372 -2.135057 -2.267190 1.532054
Null Hypothesis: LNSE has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-1.845377 -4.296729 -3.568379 -3.218382
0.6572
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNSE) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:41 Sample (adjusted): 1984 2013 Included observations: 30 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNSE(-1) C @TREND("1983")
-0.176990 2.934184 0.008131
0.095910 1.532506 0.006053
-1.845377 1.914631 1.343313
0.0760 0.0662 0.1904
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.260558 0.205784 0.054403 0.079912 46.35225 4.757004 0.016991
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.062420 0.061046 -2.890150 -2.750030 -2.845325 2.353597
Null Hypothesis: D(LNSE) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
xxii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-6.588812 -4.309824 -3.574244 -3.221728
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNSE,2) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:42 Sample (adjusted): 1985 2013 Included observations: 29 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(LNSE(-1)) C @TREND("1983")
-1.250194 0.132013 -0.003469
0.189745 0.030881 0.001376
-6.588812 4.274876 -2.520471
0.0000 0.0002 0.0182
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.625489 0.596680 0.056906 0.084197 43.55822 21.71189 0.000003
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-0.003033 0.089606 -2.797119 -2.655674 -2.752820 2.101845
Null Hypothesis: LNTE has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-2.374138 -4.296729 -3.568379 -3.218382
0.3846
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNTE) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:42 Sample (adjusted): 1984 2013 Included observations: 30 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNTE(-1)
-0.272637
0.114836
-2.374138
0.0250
xxiii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
C @TREND("1983") R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
3.780422 0.023273 0.225044 0.167640 0.074504 0.149875 36.91913 3.920347 0.032007
1.536345 0.010899
2.460660 2.135259
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.0206 0.0420 0.097365 0.081663 -2.261275 -2.121155 -2.216450 2.154087
Null Hypothesis: D(LNTE) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-6.237155 -4.309824 -3.574244 -3.221728
0.0001
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LNTE,2) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:42 Sample (adjusted): 1985 2013 Included observations: 29 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(LNTE(-1)) C @TREND("1983")
-1.188361 0.150073 -0.002328
0.190529 0.041433 0.001850
-6.237155 3.622043 -1.258614
0.0000 0.0012 0.2194
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.599632 0.568834 0.081067 0.170866 33.29623 19.47011 0.000007
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-0.004704 0.123458 -2.089395 -1.947951 -2.045096 2.136715
ESTIMASI OLS JANGKA PANJANG (LAMPIRAN 2) Dependent Variable: LNPDBR Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:45 Sample: 1983 2013 Included observations: 31
xxiv
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNPMTB LNNSE LNPE LNSE LNTE
11.02401 0.321282 -0.290277 0.019279 -0.084223 0.313727
1.987495 0.032717 0.074805 0.057661 0.122165 0.071925
5.546684 9.820125 -3.880419 0.334350 -0.689416 4.361844
0.0000 0.0000 0.0007 0.7409 0.4969 0.0002
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.996229 0.995475 0.034241 0.029310 63.95177 1320.957 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
14.05252 0.509015 -3.738824 -3.461278 -3.648351 1.945106
UJI KOINTEGRASI (LAMPIRAN 3) Null Hypothesis: D(RESID1) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-7.096678 -4.309824 -3.574244 -3.221728
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(RESID1,2) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:48 Sample (adjusted): 1985 2013 Included observations: 29 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(RESID1(-1)) C @TREND("1983")
-1.315816 -0.002324 0.000116
0.185413 0.017631 0.000977
-7.096678 -0.131790 0.119139
0.0000 0.8962 0.9061
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.660355 0.634228 0.043966 0.050259 51.03980 25.27521 0.000001
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-0.000232 0.072697 -3.313089 -3.171645 -3.268791 2.270183
xxv
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ESTIMASI ECM JANGKA PENDEK (LAMPIRAN 4) Dependent Variable: D(LNPDBR) Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:50 Sample (adjusted): 1984 2013 Included observations: 30 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C D(LNPMTB) D(LNNSE) D(LNPE) D(LNSE) D(LNTE) RESID1(-1)
0.016648 0.326119 -0.164226 0.040183 -0.038294 0.153672 -0.751600
0.011589 0.055487 0.084062 0.083714 0.108581 0.083266 0.224398
1.436463 5.877361 -1.953620 0.480009 -0.352675 1.845554 -3.349406
0.1643 0.0000 0.0630 0.6358 0.7275 0.0779 0.0028
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.637993 0.543557 0.032245 0.023914 64.44898 6.755786 0.000316
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.056659 0.047728 -3.829932 -3.502986 -3.725339 1.833500
UJI ASUMSI KLASIK UJI MULTIKOLINEARITAS (LAMPIRAN 5)
LNPMTB LNNSE LNPE LNSE LNTE
LNPMTB 1.000000 -0.854129 0.710329 0.913536 0.934751
LNNSE -0.854129 1.000000 -0.797378 -0.967800 -0.957731
LNPE 0.710329 -0.797378 1.000000 0.845717 0.806856
LNSE 0.913536 -0.967800 0.845717 1.000000 0.991430
LNTE 0.934751 -0.957731 0.806856 0.991430 1.000000
UJI HETEROSKEDASTISITAS (LAMPIRAN 6) Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
0.877634 14.48986 11.51288
Prob. F(15,15) Prob. Chi-Square(15) Prob. Chi-Square(15)
0.5981 0.4887 0.7155
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 00:59 Sample: 1983 2013
xxvi
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Included observations: 31 Collinear test regressors dropped from specification Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNPMTB^2 LNPMTB*LNNSE LNPMTB*LNPE LNPMTB*LNSE LNPMTB*LNTE LNPMTB LNNSE^2 LNNSE*LNPE LNNSE*LNSE LNNSE*LNTE LNPE^2 LNPE*LNSE LNPE*LNTE LNSE^2 LNTE^2
-1.477405 -0.018881 0.008787 -0.047455 0.046637 0.007626 0.247473 0.001948 -0.004923 -0.006366 0.001241 -0.001066 0.044225 -0.002385 -0.037256 -0.002226
4.199244 0.014259 0.023363 0.035892 0.048548 0.038200 0.651384 0.019610 0.049911 0.033833 0.029252 0.046987 0.062171 0.037470 0.032579 0.018958
-0.351826 -1.324208 0.376105 -1.322181 0.960623 0.199636 0.379919 0.099329 -0.098644 -0.188153 0.042432 -0.022682 0.711334 -0.063651 -1.143571 -0.117441
0.7299 0.2053 0.7121 0.2059 0.3520 0.8444 0.7093 0.9222 0.9227 0.8533 0.9667 0.9822 0.4878 0.9501 0.2707 0.9081
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.467415 -0.065170 0.001551 3.61E-05 167.8083 0.877634 0.598126
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.000945 0.001502 -9.794087 -9.053964 -9.552825 2.899677
UJI AUTOKORELASI (LAMPIRAN 7) Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
1.605904 3.798519
Prob. F(2,23) Prob. Chi-Square(2)
0.2224 0.1497
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 10/01/16 Time: 01:02 Sample: 1983 2013 Included observations: 31 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNPMTB LNNSE LNPE LNSE LNTE C RESID(-1)
0.004781 -0.033364 0.024119 -0.085544 0.034681 0.990237 -0.018114
0.032294 0.079684 0.059081 0.136479 0.074315 2.143065 0.212612
0.148058 -0.418699 0.408232 -0.626791 0.466671 0.462066 -0.085199
0.8836 0.6793 0.6869 0.5370 0.6451 0.6484 0.9328
xxvii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RESID(-2)
-0.380956
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.122533 -0.144522 0.033440 0.025719 65.97787 0.458830 0.853902
0.213127
-1.787462
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.0870 5.75E-17 0.031257 -3.740508 -3.370446 -3.619877 2.190455
DATA (LAMPIRAN 8) tahun
PDB Riil
PMTB
TB
PD
PM
1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
5.21032E+14 5.5296E+14 5.64958E+14 5.89048E+14 6.68227E+14 7.13924E+14 7.60171E+14 8.1457E+14 8.71185E+14 9.27458E+14 1.07971E+15 1.16112E+15 1.25656E+15 1.3548E+15 1.41848E+15 1.23228E+15 1.2427E+15 1.38977E+15 1.44298E+15 1.51596E+15 1.59156E+15 1.68529E+15 1.81414E+15 1.93528E+15 2.05735E+15 2.25677E+15 2.27976E+15 2.42766E+15 2.58925E+15 2.69358E+15 2.8514E+15
1.34142E+14 1.21843E+14 1.14267E+14 1.12962E+14 1.59469E+14 1.84894E+14 2.0761E+14 2.31687E+14 2.44728E+14 2.52738E+14 2.56173E+14 3.20128E+14 3.57238E+14 4.01053E+14 4.01538E+14 3.13362E+14 2.55398E+14 2.75881E+14 2.83873E+14 2.94538E+14 3.10451E+14 3.78325E+14 4.28872E+14 4.67003E+14 5.13247E+14 6.25094E+14 7.09302E+14 7.77605E+14 8.26811E+14 8.801E+14 9.02838E+14
14273187 13937128 13402846 12917067 12383458 12237628 12143541 11305527 10242287 10428854 9840083 9284928 8980861 8536836 8468532 7947006 7570417 7099954 6716074 6634030 4739089 5327937 5518811 5134470 5394670 5468130 6110009 5186199 5772923 5358900 5195977
15076236 15976261 16818939 22953986 24084989 25392293 26176275 27952189 29008409 29164168 29746278 30329728 32372245 32846529 30842824 32860821 32949814 34290316 33829887 34605638 34809081 35125251 35418816 34914023 37961150 36756953 29649883 31318804 31627878 32411118 31700119
7422811 8331629 8925872 10757795 11882336 12660828 13252989 14975805 16510061 17480680 18259923 18906604 18060336 23968971 25677436 26742440 28617747 30039692 30877403 31430832 35120079 35861466 36407136 37541412 37365889 40192389 42213655 45424989 46670130 46975016 48287159
PT
565555 683452 773624 879905 1162411 1043543 1026271 1376693 1542869 1674507 1915729 2221440 2549503 2876140 3262137 3479738 3818464 3977922 4366410 4380935 4184868 4892413 5149784 5909693 6195398 7026447 7450187 8269909 8823604 9954934 10495946
xxviii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DATA LN (LAMPIRAN 9) Tahun
LnPDBR
LnPMTB
LnTB
LnPD
LnPM
LnPT
1983
13.16357
11.80665
16.47389
16.52863
15.82007
13.24556
1984
13.22304
11.71049
16.45007
16.58661
15.93557
13.43491
1985
13.24451
11.64629
16.41098
16.63802
16.00446
13.55884
1986
13.28626
11.63481
16.37406
16.949
16.19114
13.68757
1987
13.41238
11.97961
16.33187
16.9971
16.29056
13.96601
1988
13.47853
12.12754
16.32003
17.04996
16.35402
13.85813
1989
13.5413
12.24342
16.31231
17.08036
16.39973
13.84144
1990
13.61042
12.35314
16.2408
17.14601
16.52195
14.13519
1991
13.67761
12.4079
16.14204
17.1831
16.61948
14.24915
1992
13.7402
12.44011
16.16009
17.18845
16.67661
14.33103
1993
13.8922
12.45361
16.10197
17.20821
16.72022
14.46561
1994
13.96489
12.67648
16.0439
17.22764
16.75502
14.61367
1995
14.04389
12.78616
16.01061
17.29281
16.70923
14.75141
1996
14.11917
12.90185
15.9599
17.30736
16.99227
14.87196
1997
14.16509
12.90306
15.95187
17.24441
17.06112
14.99789
1998
14.02437
12.65511
15.88831
17.30779
17.10176
15.06247
1999
14.03279
12.45058
15.83976
17.3105
17.16954
15.15536
2000
14.14465
12.52773
15.7756
17.35037
17.21803
15.19627
2001
14.18222
12.55628
15.72001
17.33686
17.24554
15.28945
2002
14.23156
12.59316
15.70772
17.35953
17.2633
15.29277
2003
14.28023
12.64578
15.37136
17.36539
17.37428
15.24699
2004
14.33745
12.84351
15.48847
17.37443
17.39517
15.4032
2005
14.41112
12.96891
15.52367
17.38275
17.41028
15.45447
2006
14.47576
13.05409
15.45149
17.3684
17.44096
15.5921
2007
14.53693
13.14851
15.50092
17.45207
17.43627
15.63932
2008
14.62945
13.34566
15.51445
17.41984
17.50919
15.76519
2009
14.63958
13.47204
15.62544
17.20497
17.55825
15.82375
2010
14.70244
13.56397
15.46151
17.25973
17.63157
15.92813
2011
14.76688
13.62533
15.56869
17.26955
17.65861
15.99294
2012
14.80638
13.68779
15.49427
17.29401
17.66513
16.11358
2013
14.86332
13.7133
15.4634
17.27183
17.69268
16.1665
xxix
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INVESTASI ....
AULIA ALAMSYAH