ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR AMERIKA, SUKU BUNGA KREDIT DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP CADANGAN DEVISA INDONESIA TAHUN 1996-2015 Made Santana Putra Adiyadnya (Universitas Mahasaraswati Denpasar) Abstract Indonesia as a developing country is continue to promote development in the sector of the economy to increase society's ability to meet basic needs and the ability of people to choose. Development was initially on the agricultural sector slowly geared toward the industrial sector Observing the fact that a lot of countries are benefited by the industrialization. Sector of industrialization set in motion in Indonesia will require a fairly high income. The financing sources are stored in foreign exchange reserves is accounted for by Bank Indonesia. The depletion of foreign exchange reserves is caused by the use of foreign exchange reserves to intervene in order to continue to suppress the increase in the value of the Rupiah against the US Dollar. Countries affected by the foreign exchange crisis, then in fact the resilience of the economy itself depends on the size of foreign exchange reserves held. The purpose of this study are: 1) to know the effect of inflation, exchange rate of US Dollar, interest rate of credit and simultaneous foreign debt to Indonesia’s foreign exchange reserves year 1996-2015; 2) to know the effect of inflation, exchange rate of US Dollar, interest rate of credit and partial foreign debt as to Indonesia’s foreign exchange reserves year 1996-2015. The analysis tool used is multiple linear analysis techniques, F-test and t-test using SPSS program. The result of this research were: 1) effect of inflation, exchange rate of US Dollar, interest rates of credit and simultaneous foreign debt was significant on Indonesia's foreign exchange reserves year 1996-2015; 2) Inflation had no effect partially to Indonesia’s foreign exchange reserves year 1996-2015; 3) exchange rate of US Dollar had no effect partially to Indonesia’s foreign exchange reserves year 1996-2015; 4) interest rate of credit had negative and significant effect partially to Indonesia’s foreign exchange reserves year 1996-2015; and 5) foreign debt had positive and significant effect partially to Indonesia’s foreign exchange reserves year 1996-2015. Keywords: economic development, industrialization, foreign exchange re serves, Bank Indonesia I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang terus berusaha menggalakkan pembangunan di sektor ekonomi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok dan kemampuan masyarakat untuk memilih, sehingga segala kebutuhan pokok masyarakat dapat terpenuhi. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang berkelanjutan untuk menambah tingkat pendapatan
68
total dan pendapatan perkapita dengan membandingkan antara pertambahan penduduk dan perubahan fundamental yang telah terjadi dalam struktur ekonomi serta pemerataan pendapatan bagi seluruh penduduk suatu negara. Pertumbuhan ekonomi juga sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).
ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR AMERIKA, SUKU BUNGA KREDIT DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP CADANGAN DEVISA INDONESIA TAHUN 1996-2015
Indonesia pada proses menuju pembangunan di sektor ekonomi mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan dalam perbankan dan perusahaan. Krisis ekonomi yang dialami oleh Indonesia disebabkan karena hilangnya rasa kepercayaan pasar yang menyebabkan arus modal yang ada di Indonesia keluar. Perdagangan internasional berperan penting dalam mengatasi fenomena tersebut, hal itu dikarenakan tidak ada satu negara pun di dunia yang dapat memenuhi semua kebutuhan dalam negeri sehingga perlahan pembangunan di Indonesia mulai bergeser. Pembangunan yang awalnya berpusat pada sektor pertanian perlahan-lahan diarahkan menuju ke sektor industri karena melihat banyak negara yang diuntungkan melalui sektor industrialisasi ini. Sektor industrialisasi yang mulai digerakkan di Indonesia akan membutuhkan devisa yang cukup tinggi. Sumber pembiayaan devisa tersebut disimpan dalam cadangan devisa yang dipertanggungjawabkan oleh Bank Indonesia. Priadi dan Sekar (2008) menjelaskan bahwa cadangan devisa mempunyai peranan penting dan merupakan indikator untuk menunjukkan kuat lemahnya fundamental perekonomian suatu negara, selain itu merupakan kunci utama suatu negara untuk dapat menghindari krisis ekonomi dan keuangan. Dampak yang ditimbulkan dari krisis ekonomi bila dilihat dari sudut pandang neraca pembayaran adalah semakin menipisnya cadangan devisa negara. Semakin menipisnya cadangan devisa negara dikarenakan penggunaan cadangan devisa untuk intervensi dalam rangka terus menekan kenaikan nilai kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika. Negara yang terkena dampak akibat krisis valuta asing, maka secara faktual ketahanan ekonomi negara tersebut tergantung terhadap besar kecilnya cadangan devisa yang dimiliki. Tabel 1.1 dibawah merupakan perkembangan cadangan devisa Indonesia periode 1996-2015 Vol.7 No.1,Februari 2017
Keterangan : ( ) negatif Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali 1991-2010 (data diolah)
Tabel perkembangan cadangan devisa Indonesia periode 1996-2015 menunjukkan bahwa cadangan devisa Indonesia yang paling tinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar USD112.781 juta. Krisis yang dialami Indonesia pada tahun 1998, ternyata tidak berdampak terhadap cadangan devisa Indonesia bahkan cenderung terus meningkat sampai tahun 2000. Fenomena tersebut dikarenakan cadangan devisa Indonesia tidak lagi diperoleh dari surplus ekspor, tetapi berasal dari pinjaman luar negeri yang dipergunakan untuk menutupi defisit neraca pembayaran. Penurunan cadangan devisa pada tahun 2005 disebabkan karena terjadinya perlambatan ekonomi domestik yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia sehingga cadangan devisa turun sebesar 4,40 persen dari tahun sebelumnya. Tahun 2008 cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan sebesar 9,28 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$51.639 Juta karena pada saat itu terjadi krisis global yang bermula dari Amerika Serikat yang berimbas pada negara-negara di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Cadangan devisa menjadi indikator yang sangat penting dalam mengukur perkembangan perdagangan dan pereJurnal Riset Akuntansi
JUARA
69
konomian suatu negara. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi cadangan devisa antara lain tingkat inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan utang luar negeri. Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara dapat mempengaruhi tingkat cadangan devisa di negara tersebut. Putong (2002) mendefinisikan inflasi sebagai naiknya harga-harga komoditi secara umum yang disebabkan oleh tidak sinkronnya antara program pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga, pencetakan uang, dan sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat. Inflasi yang semakin tinggi dalam suatu negara mengakibatkan harga barang dan jasa yang ada di dalam negeri akan semakin tinggi, hal ini akan menyebabkan perubahan pada nilai mata uang negara tersebut serta berdampak pada cadangan devisa negara. Utang luar negeri dapat digunakan sebagai faktor yang mampu dimanfaatkan untuk menambah cadangan devisa negara. Penggunaan utang luar negeri diharapkan mampu meningkatkan investasi negara sehingga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi negara semakin cepat. Beban utang luar negeri dapat diukur salah satunya dengan melihat proporsi penerimaan devisa pada current account yang berasal dari ekspor yang diserap oleh seluruh debt service yang berupa bunga dan cicilan utang (Atmadja, 2000). Devisa yang masuk ke suatu negara bisa saja dalam bentuk pembayaran ekspor, investasi, bantuan bilateral dan pinjaman. Tingkat suku bunga menjadi dapat digunakan sebagai modal kerja yang dapat mendorong kelancaran produksi dalam menghasilkan produk suatu komoditi termasuk komoditas yang berorientasi ekspor. Mankiw (2000) menjelaskan Tingkat suku bunga turun akan menyebabkan masyarakat meminjam kredit di bank dan mempergunakan kredit tersebut untuk investasi sehing-
70
ga produksi akan meningkat dan ekspor juga akan meningkat. Semakin banyak perdagangan kegiatan ekspor, maka akan berpengaruh terhadap cadangan devisa negara yang semakin bertambah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Apakah inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan utang luar negeri secara serempak berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015? 2) Bagaimana pengaruh inflasi secara parsial terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015? 3) Bagaimana pengaruh kurs Dollar Amerika secara parsial terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015? 4) Bagaimana pengaruh utang luar negeri secara parsial terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015? Bagaimana pengaruh suku bunga kredit secara parsial terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015? II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEM BANGAN HIPOTESIS 2.1 Konsep Perdagangan Internasional Sobri (2001) mengungkapkan bahwa perdagangan internasional adalah transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara lain, baik mengenai barang-barang maupun jasa-jasa. Subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, pengusaha ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara maupun department pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan yang menurut total ekspor dan impor suatu negara secara keseluruhan. Jadi, perdagangan internasional dapat terjadi apabila suatu negara mengalami kekurangan barang atau jasa dan neg-
ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR AMERIKA, SUKU BUNGA KREDIT DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP CADANGAN DEVISA INDONESIA TAHUN 1996-2015
ara yang lain memiliki kelebihan barang atau jasa yang kemudian melakukan transaksi atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Jadi, secara umum dapat didefinisikan bahwa perdagangan internasional adalah kegiatan perdagangan yang mencakup ekspor dan impor yang dilakukan oleh subyek ekonomi atas dasar sukarela yang disebabkan adanya perbedaan permintaan dan penawaran. 2.2 Konsep Cadangan Devisa Cadangan devisa merupakan aktiva yang berasal dari luar negeri dalam kurun waktu tertentu dan dikuasai oleh otoritas moneter. Carbaugh (2004) menjelaskan bahwa tujuan utama dari cadangan devisa adalah untuk memfasilitasi pemerintah dalam melakukan intervensi pasar sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar. Semakin terbuka perekonomian dari suatu negara, maka kebutuhan negara tersebut akan cadangan devisa negara cenderung semakin besar yang digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan yang dilakukan Hady (2001) memaparkan bahwa cadangan devisa negara dapat dikelompokkan atas: 1) Cadangan devisa resmi (official forex reserve), yaitu cadangan devisa milik negara yang dikelola, dikuasai, diurus, dan ditatausahakan oleh Bank Sentral/ Bank Indonesia. 2) Cadangan devisa nasional (country forex reserve), yaitu seluruh devisa yang dimiliki oleh perorangan, badan dan lembaga, terutama perbankan yang secara moneter merupakan kekayaan nasional (termasuk milik bank umum nasional). 3) Bank Indonesia mengumumkan secara periodik cadangan luar negeri bersih Net International Reserve (NIR). Perbedaan antara aktiva luar negeri bruto dengan NIR yakni aktiva luar negeri bruto adalah tagihan Bank Indonesia terhadap Vol.7 No.1,Februari 2017
penduduk luar negeri yang terdiri dari emas, moneter, giro, deposit on call, deposito berjangka, penanaman surat-surat berharga dan tagihan lainnya. 2.3 Konsep Inflasi Untuk mencapai perkembangan perekonomian yang lebih baik dan cepat pada tingkat perkembangan yang diperlukan, maka perekonomian dalam suatu negara akan selalu mengalami inflasi. Inflasi dalam ukuran yang normal, diharapkan untuk merangsang produsen agar berproduksi. Inflasi sendiri menurut Boediono (2001) adalah suatu peristiwa dimana harga-harga mempunyai kecenderungan untuk naik secara umum dan terus-menerus. Menurut Boediono (2001), Inflasi dapat digolongkan berdasarkan berat dan ringannya, antara lain : a) Inflasi ringan adalah inflasi dibawah 10 persen setahun. b) Inflasi sedang adalah inflasi antara 1030 persen setahun. c) Inflasi berat adalah inflasi antara 30100 persen setahun. d) Hiper inflasi adalah inflasi diatas 100 persen setahun. Untuk ukuran normal yang digunakan agar merangsang produsen meningkatkan produksinya adalah inflasi ringan yaitu inflasi dibawah 10 persen setahun. Oleh karena itu, sesungguhnya inflasi juga diperlukan oleh suatu negara untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan. Inflasi merupakan peristiwa dimana harga-harga barang yang ada secara umum mempunyai kecenderungan untuk naik dan terus-menerus. Oleh karena itu, apabila terjadi kenaikan harga barang secara terus menerus akan berakibat buruk untuk perdagangan internasional dari negara tersebut karena barang-barang yang diproduksi tidak dapat bersaing dipasaran internasional. Hal ini mengakibatkan ekspor barang Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
71
akan cenderung mengalami penurunan, sehingga cadangan devisa negara juga akan berkurang. Jadi, inflasi mempunyai hubungan yang negatif terhadap cadangan devisa negara. Apabila inflasi di suatu negara naik maka cadangan devisa akan menurun, begitu pula sebaliknya apabila inflasi menurun maka cadangan devisa akan meningkat. 2.4 Konsep Kurs Valuta Asing Nilai tukar mata uang (exchange rate/kurs) memainkan peranan sentral dalam hubungan perdagangan internasional, karena exchange rate memungkinkan dapat membandingkan harga-harga barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. Salvatore (2007) menjelaskan bahwa dalam melakukan transaksi perdagangan antar negara-negara, mereka menggunakan mata uang asing bukan mata uang negaranya. Kurs nilai tukar mata uang sangat terkait dengan kurs valuta asing yang berlaku. Dollar Amerika Serikat merupakan mata uang standar untuk melakukan transaksi perdagangan antar negara. Apabila kurs Dollar Amerika meningkat maka eksportir akan berusaha untuk mengekspor barang lebih banyak karena dengan demikian eksportir akan mendapatkan Rupiah lebih banyak. Jadi ketika nilai kurs dollar menguat maka harga komoditi ekspor akan meningkat di pasar internasional sehingga ekspor mengalami peningkatan dan meningkatkan valas yang diperoleh sehingga cadangan devisa juga meningkat. Kurs dengan cadangan devisa mempunyai hubungan yang positif. 2.5 Konsep Suku Bunga Kredit Pengertian Tingkat suku bunga yaitu biaya yang wajib dilunasi oleh peminjam modal atas peminjaman serta penggunaan sejumlah uang tertentu kepada pihak yang memberikan pinjaman modal atau biaya. Tingkat Kredit menjadi modal kerja yang dapat mendorong kelancaran
72
produksi suatu komoditi termasuk komoditas yang berorientasi ekspor. Yoda, dkk (2008) mendefinisikan suku bunga adalah jumlah yang diterima oleh orang yang meminjamkan dan dibayar oleh peminjam dana sejumlah persentase yang disepakati oleh kedua belah pihak. Terjadinya peningkatan bunga kredit menyebabkan modal kerja menjadi lebih sedikit, karena adanya penambahan biaya pengembalian utang, sehingga eksportir enggan utuk mendapatkan dana lebih besar, ini menyebabkan produksi yaitu modal berkurang yang berdampak pada nilai ekspor yang semakin berkurang. Tingkat suku bunga turun akan menyebabkan masyarakat meminjam kredit di bank dan mempergunakan kredit tersebut untuk investasi sehingga produksi akan meningkat dan ekspor juga akan meningkat (Mankiw, 2000). 2.6 Konsep Utang Luar Negeri Utang luar negeri merupakan sebagian dari keseluruhan utang negara yang didapat dari para kreditor di luar negara yang bersangkutan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Menurut pandangan tradisional atas utang pemerintah, pemotongan pajak yang didanai oleh utang mendorong pengeluaran konsumen dan mengurangi tabungan nasional. Utang pemerintah berpotensi memiliki berbagai dampak tambahan utang pemerintah atau defisit anggaran yang besar dapat mendorong ekspansi moneter yang berlebihan dan karena itu menyebabkan inflasi yang lebih besar (Mankiw, 2007). Amin (2008) menjelaskan bahwa utang luar negeri yang diterima baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, maupun dalam barang dan/jasa yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Devisa masuk ke suatu negara antara lain dalam
ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR AMERIKA, SUKU BUNGA KREDIT DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP CADANGAN DEVISA INDONESIA TAHUN 1996-2015
bentuk investasi, pembayaran ekspor, pinjaman dan bantuan bilateral. Utang luar negeri memiliki hubungan yang positif dengan cadangan devisa. Semakin tinggi utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, maka cadangan devisa akan semakin meningkat. Namun, utang luar negeri akan menjadi masalah ketika utang tersebut tidak dikelola dengan baik dan benar. 2.7 Rumusan Hipotesis Berdasarkan pokok masalah dan kajian pustaka yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Diduga bahwa inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan utang luar negeri secara serempak berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. 2. Diduga inflasi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. 3. Diduga kurs Dollar Amerika secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. 4. Diduga suku bunga kredit secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. 5. Diduga utang luar negeri secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Indonesia yang meliputi seluruh wilayah Indonesia dan telah disesuaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) baik pengurangan dan penambahan provinsi di Indonesia yang ada kaitannya dengan obyek penelitian. Obyek penelitian daVol.7 No.1,Februari 2017
lam penelitian ini adalah pengaruh inflasi, kurs dollar Amerika Serikat, suku bunga kredit dan utang luar negeri terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. 3.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengamati, mempelajari uraian-uraian dari buku-buku, skripsi, serta melakukan pengamatan terhadap data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta Bank Indonesia (BI). Adapun data yang dikumpulkan berupa data inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit, utang luar negeri dan cadangan devisa Indonesia tahun 19962015 diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). 3.3 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional diperlukan untuk memperjelas arti dan pemahaman tentang variabel-variabel yang dijelaskan dalam identifikasi variabel. Definisi operasional variabel yang dimaksud pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Inflasi Perkembangan inflasi dari kecenderungan naiknya harga-harga barang secara umum dan berlangsung terus-menerus. Jadi inflasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laju inflasi Indonesia periode 1996-2015 dan dinyatakan dalam persen (%). 2) Kurs Dollar Amerika Kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda. Kurs Dollar Amerika yang dimaksud adalah perbandingan nilai mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang Rupiah Indonesia periode 19962015 dan dinyatakan dalam satuan Rupiah/1US$. 3) Suku Bunga Kredit Suku bunga kredit adalah suku bunga kredit modal kerja bank umum tahun 1996-2015. Tingkat Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
73
suku bunga kredit wajib dilunasi oleh peminjam modal atas peminjaman serta penggunaan sejumlah uang tertentu kepada pihak yang memberikan pinjaman modal atau biaya dan dinyatakan dalam persen. 4) Utang Luar Negeri Utang luar negeri adalah utang penduduk (resident) yang berdomisili di suatu wilayah teritori ekonomi kepada bukan penduduk (non resident) tahun 1996-2010 dalam jutaan USD. 5) Cadangan Devisa Cadangan devisa adalah posisi cadangan devisa yang dimiliki suatu negara yang nilainya diakui atau diterima oleh masyarakat internasional dan dapat dipakai sebagai alat-alat pembayaran yang sah tahun 1996-2010 dan dinyatakan dalam jutaan USD 3.4 Uji Asumsi Klasik Pengujian regresi linear berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian telah memenuhi syarat-syarat yaitu lolos uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian. 1) Uji Normalitas Menurut Suana Utama (2009), uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang terdistribusi normal. 2) Uji Multikoliniearitas Menurut Suyana Utama (2009:94), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas satu dengan variabel bebas yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.
74
3) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006:95). Gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan uji Durbin-Watson. 4) Uji Heteroskedastisitas Menurut Suana Utama (2009:94), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah nilai dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas. 3.5 Uji Regresi Linier Berganda 1) Uji Serempak (F Test) Pengujian F test dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh secara serempak antara inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan utang luar negeri terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015 adalah memang nyata terjadi (signifikan) atau hanya diperoleh secara kebetulan. 2) Uji Parsial (t-test) Uji regresi parsial (t-test) dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa secara parsial inflasi dan suku bunga kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015, sedangkan kurs Dollar Amerika dan utang luar negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Neraca Pembayaran Indonesia Neraca pembayaran merupakan suatu catatan yang secara sistematis
ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR AMERIKA, SUKU BUNGA KREDIT DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP CADANGAN DEVISA INDONESIA TAHUN 1996-2015
mencatat semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lainnya. 4.2
Uji Asumsi Klasik Uji ini harus dilakukan terhadap variabel bebas untuk menghindari terjadi multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas. 1) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Sumber: Lampiran
Tabel Hasil Uji Normalitas diatas menunjukkan data dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal karena nilai Asimp.sig (2-tailed) > level of significant (α = 5%) 2) Uji Multikoliniearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolera nsi dan Variance Inflasion Factor (VIF).
3)
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang digunakan terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model uji regresi yang baik adalah terbebas dari autokorelasi. Deteksi autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa du (0,685) < d (0,809) < 4-du (1,977), yang menyatakan bahwa Ho diterima ini berarti d-hitung berada di daerah bebas autokorelasi. 4) Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke yang lain. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas, yaitu variance dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas (Ghozali, 2006).
Sumber: Lampiran
Sumber: Lampiran
Tabel Perhitungan Tolerance dan Variance Inflation Factor menunjukkan bahwa variabel inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan utang luar negeri bebas dari multikolinearitas karena nilai tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10. Apabila nilai toleransi lebih tinggi dari angka 0,1 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Vol.7 No.1,Februari 2017
Tabel Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser menunjukkan bahwa tingkat signifikansi dari variabel inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan utang luar negeri tidak ada yang signifikan karena tingkat signifikansi di atas 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan utang luar negeri tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.3
Uji Regresi Linier Berganda Setelah dilakukan analisis data dengan bantuan program SPSS maka diperoleh hasil uji pengaruh inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
75
utang luar negeri terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015 sebagai berikut: 1) Uji Serempak (F-Test) Uji F bertujuan untuk melihat signifikansi pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat. Oleh karena Fhitung (45,786) > Ftabel (3,01) serta dengan tingkat signifikansi 0,000. Ini berarti inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan utang luar negeri secara serempak berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. 2) Uji Parsial (t-test) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas lain diluar model dianggap konstan. Uji regresi parsial (t-test) dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa secara parsial inflasi dan suku bunga kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015, sedangkan kurs Dollar Amerika dan utang luar negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. Dengan bantuan program SPSS, diperoleh hasil pengujian sebagai berikut: a) Oleh karena thitung (0,931) < ttabel (1,729) maka Ho diterima dengan tingkat signifikansi 0,367. Ini berarti bahwa inflasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. Nilai koefisien β1 sebesar 202,722 memiliki arti bahwa apabila inflasi meningkat sebesar 1 persen, maka cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015 akan meningkat sebesar US$ 202,722 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. b) Oleh karena thitung (-1,268) < ttabel (-1,729) maka Ho diterima dengan tingkat signifikansi 0,224. Ini berarti bahwa kurs Dollar Amerika
76
tidak berpengaruh secara parsial terhadap terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. Nilai koefisien β2 sebesar -1,817 memiliki arti bahwa jika kurs Dollar Amerika meningkat sebesar US$1, maka cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015 akan berkurang sebesar US$1,817 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. c) Oleh karena thitung (-3,505) > ttabel (-1,729) maka Ho ditolak dengan tingkat signifikansi 0,003. Ini berarti bahwa suku bunga kredit berpengaruh negative dan signifikan secara parsial terhadap terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. Nilai koefisien β3 sebesar -2548,316 memiliki arti bahwa apabila suku bunga kredit meningkat sebesar 1 persen, maka cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015 akan berkurang sebesar US$2.548,316 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. d) Oleh karena thitung (8,482) > ttabel (1,729) maka Ho ditolak dengan tingkat signifikansi 0,000. Ini berarti bahwa utang luar negeri berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. Nilai koefisien β4 sebesar 0,478 memiliki arti bahwa apabila utang luar negeri meningkat sebesar US$1, maka cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015 akan meningkat sebesar US$0,478 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil analisis dengan model regresi linear berganda untuk inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan utang luar negeri terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015 telah diuji dengan menggunakan uji serempak
ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR AMERIKA, SUKU BUNGA KREDIT DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP CADANGAN DEVISA INDONESIA TAHUN 1996-2015
(F-test) dan parsial (t-test), dari analisis yang telah dilakukan terhadap data yang dikumpulkan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan utang luar negeri berpengaruh signifikan secara serempak terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. Demikian juga dengan R2 = 0,924 berarti bahwa sebesar 92,4 persen variasi cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015 dipengaruhi secara bersama-sama oleh inflasi, kurs Dollar Amerika, suku bunga kredit dan utang luar negeri sedangkan sisanya sebesar 7,6 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. 2) Hasil untuk Uji parsial terdiri dari: a) Inflasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 19962015. Hal ini dikarenakan nilai mata uang Rupiah mengalami depresiasi yang pada berakibat pada turunnya harga barang- ekspor dan berdampak terhadap cadangan devisa. b) Kurs Dollar Amerika tidak berpengaruh secara parsial terhadap terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. Kurs Dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh secara signifikan dikarenakan fluktuasi nilai kurs selama periode tersebut. c) Suku bunga kredit berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. Hal ini berarti bahwa cadangan devisa semakin berkurang dengan naiknya suku bunga kredit. d) Utang luar negeri berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2015. Hal ini Vol.7 No.1,Februari 2017
berarti bahwa cadangan devisa akan semakin meningkat dengan meningkatnya utang luar negeri. 5.2 Saran 1) Bank Indonesia sebagai perwakilan dari pemerintah dalam menjaga pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan segala kebijakan baik fiskal maupun moneter harus mampu menjaga kestabilan nilai Rupiah serta memberikan suku bunga kredit yang kompetitif sehingga mampu menarik perhatian investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu, dengan suku bunga kredit yang rendah, akan berdampak terhadap keinginan masyarakat untuk melakukan investasi. Dari kegiatan investasi tersebut dapat menghasilkan kegiatan perdagangan internasional khususnya ekspor barang maupun jasa, sehingga akan memberikan dampak yang positif terhadap cadangan devisa Indonesia. 2) Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa utang luar negeri berpengaruh secara signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1995-2016, pemerintah sebaiknya menggunakan utang luar negeri tersebut untuk meningkatkan aktivitas perdagangan internasional misalkan dengan memperbaiki seluruh infrastruktur bahkan membantu menyediakan bahan mentah untuk pihak eksportir sehingga diharapkan mampu menambah cadangan devisa Indonesia kedepannya. Cadangan devisa memang terus bertambah, namun peningkatan cadangan devisa akan lebih baik jika berasal dari ekspor, namun perlu diperhatikan bila utang luar negeri yang terlampau besar dan tidak terkendali tentu akan berdampak buruk bagi cadangan devisa Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
77
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia, berbagai edisi publikasi. Bank Indonesia. Laporan Perekonomian Indonesia, berbagai edisi publikasi. _____________. Statistik Utang Luar Negeri Indonesia, berbagai edisi publikasi. Boediono. 2001. Ekonomi Makro ( Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2). Edisi Keempat.Yogyakarta : BPFE Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang. Hady, Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional (Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional). Buku 1 Edisi Revisi. Jakarta : Ghalia Indonesia. IMF melalui http://www.imf.org. Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Maharani, Kurnia dan Sri Isnowati. 2014. Kajian Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja dan Keterbukaan Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE): Vol.21, No.1. ISSN: 1412-3126 Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi, Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Priadi Asmanto, dan Sekar Suryandari. 2008. Cadangan Devisa, Financial Deeping, dan Stabilisasi Nilai Tukar Riil Rupiah Akibat Gejolak Nilai Tukar Perdagangan. Dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Bank Indonesia, 11 (2):h:12-153. Putong, Iskandar. 2002. Ekonomi Makro & Mikro Edisi 2. Ghalia Indonesia Salvatore, Dominick. 2007. Ekonomi Internasional. Jakarta : Erlangga Sobri. 2001. Ekonomi Internasional Teori, Masalah dan Kebijaksanaannya. Yogyakarta : BPFE UII Sugiyono. 2007. Metode Penulisan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Suyana Utama, Made. 2009. Buku Ajar Ap-
78
likasi Analisis Kuantitatif. Denpasar: Sastra Utama. Yoda Ditria, Jenni Vivian dan Indra Widjaja. 2008. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor Terhadap Tingkat Kredit Perbankan. Dalam Journal of Applied Finance and Accounting, 1(1): h: 166192, Binus Business School, Binus University.
ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR AMERIKA, SUKU BUNGA KREDIT DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP CADANGAN DEVISA INDONESIA TAHUN 1996-2015