TESIS
ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP LAMA MENGANGGUR LULUSAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
NI KADEK MEINDRAYANI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
TESIS ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP LAMA MENGANGGUR LULUSAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
NI KADEK MEINDRAYANI NIM: 1291462014
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
i
ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN DEMOGRAFI YANG TERHADAP LAMA MENGANGGUR LULUSAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
Tesis untuk memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas Udayana
NI KADEK MEINDRAYANI NIM: 1291462014
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
ii
Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 08 JULI 2015
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. I Ketut Sudibia SE.,SU. NIP. 19581231 197302 1 001
Dr. I G.W. Murjana Yasa,SE,M.Si. NIP. 19570727 198403 1 005
Mengetahui
Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Universitas Udayana
Prof. Dr. N. Djinar Setiawina,SE.MS. NIP. 19530730 198303 1001
iii
Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana
Prof. Dr.dr.AA Raka Sudewi,Sp.S (K).
NIP. 19590215 198510 2001
Usulan l Tesis Ini Telah Diuji dan Dinilai Oleh Panitia Penguji di Program Pascasarjana Universitas Udayana Pada Tanggal 08 Juli 2015
Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No.
: 1885/UN.14.4/HK/2015
Tanggal
: 29 Juni 2015
Panitia Penguji Usulan Penelitian Tesis adalah : Ketua
: Prof. Dr. I Ketut Sudibia,SE.,SU.
Anggota
:
1. Dr. I G.W. Murjana Yasa,SE.,M.Si. 2. Dr. A.A.I.N.Marhaeni,SE.,MS. 3. Dr.I Ketut Djayastra, SE., SU. 4. Dr. I.B.P. Purbadharmaja, SE. ME.
iv
Surat Pernyataan Bebas Plagiat Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Ni Kadek Meindrayani
NIM
: 1291462014
Program Studi
: Magister Ilmu Ekonomi
Judul Tesis
: Analisis Demografi Perguruan
Pengaruh
Faktor
terhadap Tinggi
Lama
Fakultas
Sosial,
Ekonomi
Menganggur Ekonomi
dan
Lulusan
dan
Bisnis
Universitas Udayana
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila ada dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Peundang-Undangan yang berlaku.
Denpasar, 08 Juli 2015 Yang membuat pernyataan
( Ni Kadek Meindrayani)
v
UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama
perkenankanlah
penulis
memanjatkan
puji
syukur
kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida sang Hyang Widhi Wasa, karena atas segala rahmat dan petunjuk-Nya, tesis ini dapat penulis selesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Prof. Dr. I Ketut Sudibia SE.,SU sebagai pembimbing I dan Dr.I G.W. Murjana Yasa,SE.,M.Si sebagai pembimbing II yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini, Ucapan terima kasih penulis sampaikan juga
kepada
Ibu
Dr.
A.A.I.N.Marhaeni,SE.,MS.,
Bapak
Dr.
I
Ketut
Djayastra,SE.,SU., dan Bapak Dr. I.B.P. Purbadharmaja,SE.,ME. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan penyempurnaan dalam tulisan ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr I Ketut Suastika, SpPD KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Megister Ilmu Ekonomi di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr A.A Raka Sudewi,Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis unruk menjadi mahasiswa Program Magister Ilmu Ekonomi pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti
Bagus Wiksuana, SE,MS sebagai Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana serta Prof. Dr. I Nyoman Djinar Setiawina,SE.,MS selaku Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi atas ijin yang diberikan penulis mendapat kesempatan untuk menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magister Ilmu Ekonomi. Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih serta mempersembahkan tesis ini kepada kedua orang tua I Nyoman Remben dan Ni Nengah Darini beserta keluarga yang terus memberikan motivasi atas penyelesaian tesis ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih vi
kepada I Made Yadnya Tresna Putra,S.Pd.,M.Pd atas dukungan, motivasi dan doanya. Serta rekan-rekan seperjuangan mahasiswa MIE Angkatan XXIII, Rosnata Maryanti, I Gusti Agung Putra dan Karyawan-Karyawati PT.BPD BALI Cabang Mangupura atas semangat dan kebersamaan yang sudah terjalin. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan tesis ini masih belum sempurna yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian, tesis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Denpasar, Juli 2015 Penulis
vii
ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP LAMA MENGANGGUR LULUSAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA ABSTRAK Permasalahan pengangguran merupakan permasalahan klasik yang dihadapi oleh setiap negara termasuk Indonesia. Salah satunya adalah tingginya tingkat pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan perguruan tinggi. Apabila terjadi ketidaksiapan lulusan dalam memenuhi kebutuhan industri di segala bidang akan menimbulkan kesenjangan (gap) yang menyebabkan tingginya masa tunggu (lama menganggur). Lamanya menganggur lulusan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, dan jarak terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi FEB Unud. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi FEB Unud.Untuk menganalisis adanya pengaruh tidak langsung antara pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak melalui aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi FEB Unud. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 1096 orang , sedangkan sampel yang di pergunakan adalah 111 orang. Metode penentuan sampel yang dipergunakan adalah accidental sampling dan snowball sampling. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensia menggunakan teknik analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien determinasi total sebesar 0,891yang berarti 89.10 persen informasi yang terkandung dapat dijelaskan oleh model yang terbentuk, sedangkan sisanya sebesar 10,9 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Pendapatan rumah tangga, jarak berpengaruh positif dan signifikan terhadap aspirasi kerja, sedangkan keterampilan dan jumlah tanggungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi FEB Unud. Pendapatan rumah tangga, jarak dan aspirasi kerja berpengaruh positif dan signifikan sedangkan keterampilan dan jumlah tanggungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi FEB Unud. Pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak berpengaruh tidak langsung secara signifikan melalui aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi FEB Unud. Disarankan Merubah mindset para lulusan dan menanamkan jiwa kewirausahaan Kata
kunci: Pendapatan Rumah Tangga, Keterampilan, Jumlah Tanggungan, Jarak, Aspirasi kerja dan Lama Menganggur viii
ANALYSIS OF INFLUENCE FACTORS SOCIAL, ECONOMIC AND DEMOGRAPHIC ON LONG-TERM UNEMPLOYED GRADUATES FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UDAYANA UNIVERSITY ABSTRACT The unemployment problem is a classic problem faced by every country, including Indonesia. One of them is the high rate of open unemployment graduated from college. In the event of unpreparedness graduates to meet the needs of industry in all fields will cause gaps (gap) that causes high waiting period (idle time). The long-term unemployed graduates is influenced by several factors such as household income, skills, number of dependents, distance and work aspirations. The purpose of this study was to analyze the effect of household income, skills, number of dependents, and the distance to the work aspirations of college graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. To analyze the effect of household income, skills, number of dependents, distance and work aspirations on long-term unemployed graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. To analyze the indirect influence between household income, skills, the number of dependents and the distance through work aspirations on long-term unemployed graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. The number of population in this study as many as 1096 people, while this sample used is 111 people. Sample determination method used is accidental sampling and snowball sampling. Analyzer used in this research is the statistical inferensia using technique path analysis (path analysis). The results showed that the total coefficient of 0.891, which means 89.10 percent of the information contained can be explained by the model is formed, while the remaining 10.9 percent is explained by other variables outside the model. Household income and distance positive and significant effect on employment aspirations, while the skills and number of dependents a significant negative effect on the employment aspirations of college graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. Household income, distance and work aspirations positive and significant impact, while the skills and number of dependents a significant negative effect on the long-term unemployed graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. Household income, skills, number of dependents and the distance significantly influence indirectly through work aspirations on long-term unemployed graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. Advise the graduates to chance the mindset and instill enterpreneurial spirit. Keywords: Household income, skills, number of dependents, distance, work aspirations and long-term unemployed ix
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ......................................................................................................................... i PRASYARAT GELAR................................................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................................ iv SURAT PERNYATAAN............................................................................................. v UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................ vi ABSTRAK ................................................................................................................... viii ABSTRACT ................................................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................................ x DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 16 1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 16 1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 18 2.1 Konsep dan Definisi .................................................................................. 18 2.1.1 Konsep Tenaga Kerja ................................................................ 18 2.1.2 Peranan Tenaga Kerja dalam Pembangunan Ekonomi ............. 20 2.1.3 Konsep Pengangguran dan Jenis-Jenis Pengangguran .............. 22 2.1.4 Konsep Pasar Kerja.................................................................... 26 2.1.5 Pengertian Lama Menganggur dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh............................................................................... 27
x
2.1.6 Teori Pencarian Kerja ( Job Search Theory) ............................. 28 2.1.7 Teori Perkembangan Karier Ginzberg ...................................... 30 2.1.8 Proses Pemilihan Karir .............................................................. 31 2.1.9 Pengertian Pendapatan .............................................................. 32 2.1.10 Hubungan Pendapatan dengan Lama Menganggur................... 33 2.1.11 Teori Strategi Kelangsungan Hidup Keluarga .......................... 34 2.1.12 Konsep Pendidikan.................................................................... 35 2.1.13 Hubungan Pendidikan terhadap Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi ....................................................................... 36 2.1.14 Teori Human Capital................................................................. 37 2.1.15 Keterampilan yang Dimiliki ...................................................... 38 2.1.16 Hubungan Keterampilan dengan Lama menganggur ................ 38 2.1.17 Jumlah Tanggungan Keluarga................................................... 39 2.1.18 Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi ............................. ..... 40 2.1.19 Jarak …..…………………………………………………. ....... 41 2.1.20 Hubungan Jarak dengan Lama Menganggur............................. 42 2.2 Keaslian Penelitian ..................................................................................... 43 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN..... 48 3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian ................................................ 48 3.1.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 48 3.1.2 Konsep Penelitian ....................................................................... 50 3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 54 BAB IV METODE PENELITIAN.............................................................................. 56 4.1 Rancangan Penelitian ................................................................................ 56 4.2 Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian.......................................... 57 4.3 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................. 57 xi
4.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................. 58 4.5 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 59 4.5.1 Jenis Data Menurut Sifat ............................................................. 59 4.5.2 Jenis Data Menurut Sumber ........................................................ 60 4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel..................................... 60 4.6.1 Populasi....................................................................................... 60 4.6.2 Sampel ........................................................................................ 61 4.7 Instrumen Penelitian ................................................................................. 63 4.7.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian ............................................. 64 4.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ......................................... 65 4.8 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 65 4.9 Teknik Analisis Data ................................................................................. 67 4.9.1 Analisis Deskriptif ...................................................................... 67 4.9.2 Analisis Jalur .............................................................................. 67 4.9.3 Metode Sobel .............................................................................. 77 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 79 5.1 Deskrispsi Hasil Penelitian......................................................................... 79 5.1.1 Pendidikan Responden ................................................................ 79 5.1.2 Pendapatan Rumah Tangga Responden ...................................... 81 5.1.3 Keterampilan yang Dimiliki Responden ..................................... 82 5.1.4 Jumlah Tanggungan Responden.................................................. 85 5.1.5 Jarak Responden.......................................................................... 87 5.1.6 Lama Menganggur Responden.................................................... 88 5.1.7 Aspirasi untuk Memilih Pekerjaan .............................................. 89 5.1.8 Hubungan Pendidikan dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud ........................................................................................... 90 5.1.9 Hubungan Pendapatan RT dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud.................................................................................... 92 xii
5.1.10 Hubungan Keterampilan yang Dimiliki dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud ................................................ 94 5.1.11 Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud ...................................................................... 95 5.1.12 Hubungan Jarak dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud ........................................................................................... 97 5.2 Analisis Data ............................................................................................. 99 5.2.1 Analisis Validitas Model ............................................................. 99 5.2.2 Evaluasi Terhadap Model............................................................ 107 5.3 Pembahasan ................................................................................................ 115 5.3.1 Pengaruh Langsung Pendapatan Rumah Tangga, Keterampilan Jumlah Tanggungan, dan Jarak terhadap Aspirasi Kerja ............ 116 5.3.2 Pengaruh Tidak Langsung Pendapatan Rumah Tangga, Keterampilan, Jumlah Tanggungan, dan Jarak terhadap Lama Menganggur................................................................................. 120 5.4 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 123 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 125 6.1 Simpulan .................................................................................................... 125 6.2 Saran........................................................................................................... 126 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 127 LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................... 134
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1 Penduduk yang Bekerja, Persentase Pengangguran dan Partisipasi Angkatan Kerja menurut Kabupaten/Kota Agustus 2013 Provinsi Bali........................... . 4 1.2
Penduduk Bali Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan ............................................................................................................. 9
1.3
Jumlah Lulusan Program S1 Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang Menamatkan Pendidikan Tahun 2012-2013 per Triwulan (orang).................................................................................................... 12
2.1
Rangkuman Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 44
5.1
Lama Menamatkan Pendidikan Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 ..................................................... 80
5.2
Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 Menurut Pendapatan Rumah Tangga .... 82
5.3
Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 Menurut Keterampilan yang Dimiliki ... 83
5.4
Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 Menurut Jumlah Tanggungan................ 86
5.5
Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 Menurut Jarak........................................ 87
5.6
Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 Menurut Lama Menganggur.................. 88
xiv
5.7
Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 Menurut Aspirasi untuk Memilih Pekerjaan ............................................................................................................... 90
5.8
Hubungan Pendidikan dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 ............................................. 91
5.9
Hubungan Pendapatan Rumah Tangga dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 ............... 93
5.10 Hubungan Keterampilan yang Dimiliki dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 ............... 95 5.11 Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013.............................. 96 5.12 Hubungan Jarak dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 ..................................................... 98 5.13 Klasifikasi Variabel
dan Persamaan Model Jalur Analisis Faktor Sosial,
Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana................................ 101 5.14 Ringkasan Analisis Regresi Model Pertama Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.............................................. 102 5.15 Ringkasan Analisis Regresi Model Kedua Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ............................................................ 104 5.16 Ringkasan Koefisien Jalur Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana................................................................................... 105 5.17 Perhitungan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total....................................................................................................................... 114
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Provinsi Bali 2011-2013 ....................................................................................... 6 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Demografi terhadap Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.............................................................. 49 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Demografi terhadap Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.............................................................. 53 4.2 Diagram Jalur Variabel Penelitian .......................................................................... 71 5.2 Pengaruh Pendapatan Rumah Tangga ( Tanggungan (
), Jarak (
), Keterampilan (
), Jumlah
) dan Aspirasi Kerja ( ) Terhadap Lama
Menganggur ( ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana .................. 106
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran
Halaman
1. Kuesioner ................................................................................................................. 133 2. Tabulasi Data............................................................................................................ 138 3. Hasil Regresi ............................................................................................................ 143 4. Perhitungan Koefisien Determinasi.......................................................................... 149 5. Daftar Akreditasi Program Studi Universitas Udayana ........................................... 150
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk sampai dengan bulan Februari 2014
ini mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (2003) jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu potensi bangsa dalam pembangunan nasional. Apabila penduduk terserap sebagai tenaga terampil, akan menjadi modal pembangunan yang besar di segala bidang. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dapat mengakibatkan pertumbuhan angkatan kerja yang semakin tinggi pula. Ini berarti semakin banyak dampak yang ditimbulkan akibat semakin tingginya jumlah orang yang mencari pekerjaan. Hal ini tentu akan menimbulkan berbagai permasalahan salah satunya adalah kekurangan lapangan pekerjaan yang menimbulkan pengangguran. Permasalahan pengangguran merupakan permasalahan klasik yang dihadapi oleh setiap negara termasuk Indonesia. Berbagai cara untuk mengatasi masalah pengangguran ini menurut Sukirno (2004) seperti kebijakan dari sisi permintaan yaitu dengan menurunkan atau menaikkan tingkat suku bunga dan menambah pengeluaran pemerintah yang diikuti pula dengan pengurangan pajak. Sedangkan menurut Sukirno (2004) kebijakan dari sisi penawaran salah satunya adalah mendorong lebih banyak investasi, mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi, memberi subsidi, namun masalah ini belum juga dapat terselesaikan. 1
2
Menurut Manik Pratiwi (2009) pengangguran ini muncul karena jumlah angkatan kerja yang ada secara relatif atau absolut lebih banyak dibandingkan dengan kesempatan kerja yang tersedia sehingga mengakibatkan sebagian angkatan kerja tidak dapat diserap oleh pasar kerja. Menurut Todaro (2006), terjadinya pengangguran tidak semata-mata akibat adanya kelebihan tenaga kerja tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti kualitas angkatan kerja, dan distorsi dalam pasar kerja baik itu dari segi permintaan maupun penawaran terhadap tenaga kerja. Menganggur, menyebabkan penduduk tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Lebih dari itu, menurut Kembar Sri Budhi (2008) karena menganggur, manusia kehilangan kesempatan mengaktualiasasikan hidupnya. Penyebabnya, berkembang paradigma, manusia akan dihargai oleh orang lain kalau ia bekerja dan tidak bergantung pada orang lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Ketenagakerjaan merupakan salah satu indikator perekonomian yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu daerah (Nugraha Setiawan,2006). Indikator ketenagakerjaan yang sering digunakan antara lain Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Menurut Mulyadi (2003) semakin tinggi TPAK semakin baik, karena itu berarti partisipasi angkatan kerja juga akan semakin meningkat. Bila peningkatan angkatan kerja seiring dengan bertambahnya partisipasi penduduk yang bekerja, hal ini dapat berarti peningkatan TPAK diiringi dengan menurunnya partisipasi penduduk yang bekerja, ini pertanda bahwa pemicu tingginya TPAK adalah meningkatnya
penduduk
yang
mencari
pekerjaan.
Dengan
kata
lain,
3
mengakibatkan bertambahnya pengangguran. Kondisi ketenagakerjaan suatu daerah dapat menggambarkan tingkat perkembangan perekonomian dan tingkat perkembangan kesejahteraan masyarakatnya. Gambaran ini sangat penting bagi perencanaan pembangunan, pengambilan kebijakan maupun pemerhati masalah sosial ekonomi dan kependudukan (BPS, 2011) Permasalah pengangguran juga terjadi di Bali, dimana Provinsi Bali merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Struktur perekonomian Provinsi Bali sangat spesifik dan mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Menurut Manik Pratiwi (2009), perekonomian yang dibangun dengan mengandalkan industri pariwisata sebagai leading sector, telah mampu mendorong terjadinya perubahan struktur perekonomian daerah Provinsi Bali. Perubahan struktur perekonomian dari yang sebelumnya sektor pertanian beralih ke jasa disebabkan oleh pertumbuhan industri pariwisata Manik Pratiwi (2009). Perubahan struktur ekonomi tersebut juga mengakibatkan terjadinya perubahan dalam
struktur
penyerapan tenaga kerja. Selain itu pengangguran terbuka pada tahun 2013 di Bali lebih banyak didominasi oleh daerah perkotaan. Arus urbanisasi dan migrasi merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah pengangguran di perkotaan. Data mengenai jumlah dan tingkat pengangguran menurut kabupaten/ kota di Provinsi Bali dapat dilihat dalam Tabel 1.1
4
Tabel 1.1 Penduduk yang Bekerja, Persentase Pengangguran,dan Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota Agustus 2013 Provinsi Bali Kabupaten/ Kota
Penduduk 15+ (Orang)
Angkatan Kerja (Orang)
Bekerja (Orang)
Pengangguran (Orang)
Bukan Angkatan Kerja (Orang)
TP AK (%)
TPT (%)
Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Buleleng Denpasar Bali
196.920 335.640 409.910 362.220 129.700 159.270 296.090 461.840 600.950 2.952.550
152.910 259.920 313.110 272.940 98.170 125.790 226.970 351.470 455.990 2.257.260
145.590 255.250 305.900 267.050 96.420 124.530 222.450 344.540 439.150 2.204.870
3.320 4.670 7.210 5.890 1.750 1.260 4.510 6.930 16.840 52.380
44.020 75.730 96.800 89.270 31.530 33.480 69.120 110.370 144.970 695.290
77.65 77.44 76.38 75.35 75.69 78.98 76.65 76.1 75.88 76.45
2.17 1.80 2.30 2.16 1.78 1.00 1.99 1.97 3.69 2.32
Sumber : SAKERNAS, BPS Provinsi Bali, 2013
Berdasarkan Tabel 1.1 menurut kabupaten/kota, Kota Denpasar memiliki tingkat pengangguran terbuka yang paling tinggi yakni sebesar 3,69 persen disusul oleh Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Jembrana. Kabupaten lain memiliki tingkat pengangguran terbuka relatif rendah (kurang dari 3 persen). Kota Denpasar sebagai ibu kota provinsi dan sebagai pusat pemerintahan di provinsi ini memiliki jumlah pengangguran yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pengangguran di Kota Denpasar tidak hanya berasal dari penduduk lokal tetapi juga bertambah seiring dengan semakin besarnya arus urbanisasi ke Kota Denpasar. Data pengangguran terbuka di Kota Denpasar,dijelaskan bahwa pengangguran terbuka banyak terjadi di kalangan masyarakat dengan pendidikannya baik. Komposisi pengangguran terbuka yang terjadi di Kota Denpasar menurut data SAKERNAS tahun 2013 diperoleh sekitar 1,9 % pengangguran di Kota Denpasar adalah yang berasal dari masyarakat tidak pernah sekolah, 4,0% masyarakat yang pendidikannya belum tamat SD, kemudian
5
12,5 % berasal dari masyarakat yang hanya menamatkan pendidikan sampai SD, kemudian 18,4% pengangguran yang hanya menamatkan pendidikan sampai SMP. Selanjutnya pengangguran terdidik yang berasal dari tingkat pendidikan SMA dan perguruan tinggi yaitu 42,3% berasal dari masyarakat dengan tingkat pendidikan SMA dan sisanya yaitu 20,8% didominasi oleh masyarakat dengan pendidikan perguruan tinggi. Hal ini diperkuat menurut Dhanani (2004) dalam Anton A Setyawan, pengangguran di perkotaan tiga kali lipat lebih besar dari pengangguran dipedesaan. Pernyataan tersebut diperkuat juga oleh Byrne dan Strobl (2004) dalam Anton A Setyawan, karena diperkotaan pekerjaan lebih dianggap mempunyai arti daripada di wilayah pedesaan. Kata arti yang dimaksud tersebut adalah adanya aspek mendapat keuntungan dan manfaat yang lebih yang dapat dirasakan dengan mencari pekerjaan di wilayah perkotaan dibandingan dengan daerah pedesaan. Selain itu menurut Todaro (2000) adanya perbedaan ekspektasi pendapatan yang sangat lebar antara tingkat upah di perkotaan dibandingkan dengan pedesaan membuat seseorang melalukan pilihan bermigrasi dari desa menuju kota. Selain itu fenomena yang menarik untuk dicermati khususnya di Provinsi Bali ialah tingginya tingkat pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan perguruan tinggi. Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat bahwa pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 Tingkat Pengangguran Terbuka terbesar terdapat pada kelompok penduduk berpendidikan perguruan tinggi. Persentase tingkat pengangguran terbuka paling tinggi terjadi ditahun 2011 yaitu sebesar 8.47 persen
6
dan 6.45 persen dibandingkan tahun-tahun setelahnya. Tingginya pengangguran yang berasal dari penduduk kelompok berpendidikan tinggi menurut A. Ihsan (2011) disebabkan karena adanya kualifikasi pekerjaan yang diinginkan yang tidak sesuai dengan kualifikasi kompetensi yang dimiliki oleh pekerja. Kondisi ini yang akan menciptakan missmatch antara ketersediaan kompetensi pekerja dengan kualifikasi perusahaan yang diinginkan. Meskipun persentase tingkat pengangguran terbuka dari tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami penurunan, namun tidak berarti terjadi penurunan yang absolut terhadap tingginya pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan perguruan tinggi. Berikut ini akan disampaikan data mengenai tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan yang ditamatkan, Provinsi Bali tahun 2011-2013 dalam Gambar 1.1. Gambar 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan, Provinsi Bali 2011-2013
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan 9.00 8.00 7.00
(%)
6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Tidak sekolah
Tidak tamat SD
SD
SLTP
SMA
SMA Kej
Dip I/II/III
Dip IV/S1
S2/S3
2011
0.19
0.79
1.16
2.36
5.59
6.33
8.47
6.45
5.60
2012
1.53
1.33
1.44
2.17
5.41
4.66
5.70
5.66
2.58
2013
1.75
0.59
0.65
2.60
2.85
4.67
4.69
4.21
3.11
7
Sumber :SAKERNAS, BPS Provinsi Bali, 2013
Data tersebut memberikan indikasi bahwa jumlah penduduk yang bekerja pada kelompok ini sedikit. Penduduk yang berpendidikan tinggi cenderung memilih-milih pekerjaan atau tidak asal bekerja padahal lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas.
Biasanya, penduduk pada kelompok tersebut cenderung
memilih menganggur sambil menunggu pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan mereka. Kondisi ini akan berbeda jika dikaitkan dengan pendudukan yang berpendidikan rendah misalnya lulusan Sekolah Dasar, yang banyak terserap di lapangan pekerjaan karena mereka tidak memilih-milih pekerjaan. Bagi mereka yang penting adalah bekerja, sehingga dengan demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka pada kelompok penduduk tersebut kecil (BPS, 2013). Menurut Vincent dalam Wiwiek (2007), fenomena mengenai tingginya pengangguran yang didominasi oleh lulusan perguruan tinggi disebabkan oleh ketidakmampuan lulusan itu beradaptasi dengan kebutuhan dunia industri modern. Sementara perubahan lingkungan
yang dihadapi oleh industri modern
memerlukan kemampuan adaptasi yang tinggi akan infrastruktur suatu perekonomian. Selain itu adanya aspek pengakuan menurut The International Labor Office (ILO) dalam Nehen (2012) yaitu didalam negara berkembang yang dikatakan sebagai pekerja apabila pekerja memberikan pengakuan kepada seseorang bahwa dia terikat dengan sesuatu yang layak bagi hidupnya membuat pekerja itu sendiri dapat mempengaruhi pilihan sesorang terhadap pekerjaan yang diambil.
8
Menurut Moh Farid Najib (2007), secara umum orientasi pencari kerja lulusan perguruan tinggi berorientasi pada proses pelamaran kerja dengan mengandalkan pada ijazah dan gelar akademiknya berdasarkan program studi yang diambil. Menurut Susanto dalam Moh Farid Najib (2007), mengemukakan adanya suatu kecenderungan empiris yang telah membuktikan bahwa lulusan perguruan tinggi mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Hal ini mengakibatkan munculnya kesan bahwa lulusan perguruan tinggi cenderung menjadi pencari kerja (job seeker) dibandingkan pencipta kerja (job keeper). Menurut Juhdi dalam Wiwiek (2007) sebuah studi terhadap lulusan perguruan tinggi di Malaysia menyebutkan bahwa masalah yang dihadapi pengguna lulusan adalah bukan pada technical skill tetapi pada soft skill alumni. Para lulusan ini sangat menguasai bidang teknis, seperti penguasaan teknologi dan informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology), manajemen, teknik (engineering) dan pemasaran dengan baik. Sebaliknya para lulusan perguruan tinggi mempunyai kemampuan yang rendah dalam kemampuan komunikasi, kepemimpinan, kemampuan dalam adaptasi terhadap pekerjaan dan lingkungan, kemampuan kerjasama dalam tim dan kemampuan dalam hal pemecahan masalah. Hal ini berdampak pada tingginya tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi dari tahun ke tahun Adanya beberapa lapangan pekerjaan yang dipilih oleh para lulusan perguruan tinggi setelah menamatkan bangku kuliahnya merupakan salah satu penyebab ke sektor mana saja minat atau aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi tersebut untuk bekerja. Memilih-milih pekerjaan sesuai dengan aspirasi kerja yang
9
diinginkan
menjadi
penyebab
lama
tunggunya
seorang
pengangguran
mendapatkan pekerjaan baik itu di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di Provinsi Bali. Menurut Mulyadi (2003) struktur perekonomian suatu negara ataupun daerah dapat dicerminkan antara lain struktur lapangan pekerjaan utama, struktur jenis pekerjaan utama, dan status pekerjaan utama dari para pekerjanya. Lapangan pekerjaan utama seseorang adalah bidang kegiatan utama pekerja tersebut. Berikut ini data mengenai penduduk Bali berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan utama dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan dalam Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Penduduk Bali Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2013
No
Lapangan Pekerjaan Utama
1
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas dan Air Minum 5 Konstruksi 6 Perdagangan,Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 7 Transportasi,Pergudangan, dan Komunikasi 8 Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan, & Js Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan 9 Perorangan 10 Lainnya Jumlah
Sumber : SAKERNAS, BPS Provinsi Bali,2013
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Program Diploma IV/S1 (Orang) 2.386 7.128 2.119 6.979 25.536 8.409 17.953 66.517 137.027
10
Dari Tabel 1.2 terlihat pada tahun 2013 adanya sebaran lulusan perguruan tinggi Diploma IV/S1 di Bali bekerja pada beberapa sektor pekerjaan menunjukkan semakin banyaknya lulusan yang terserap di beberapa sektor tersebut.
Apabila
dilihat
dari
sektor
yang
mendominasi
sektor
jasa
kemasyarakatan, sosial dan perorangan berada di posisi tertinggi yaitu 66.517 orang, atau tingginya minat masyarakat untuk bekerja di sektor informal. Menurut A. Ihsan (2011), hal ini disebabkan kecenderungan yang terjadi di masyarakat adalah kesempatan kerja yang tercipta tidak dapat dinikmati oleh semua masyarakat khususnya pada sektor formal, karena di sektor ini diperlukannya sumber daya manusia yang memenuhi standar tingkat pendidikan yang telah ditentukan oleh badan usaha atau instansi terkait. Kemudian sektor lain yang cukup diminati oleh para lulusan perguruan tinggi tersebut adalah sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi yaitu sekitar 25.536. Mengingat Bali sebagai daerah tujuan wisata maka tidak mengherankan sektor ini juga cukup kuat mendominasi lulusan untuk memilih pekerjaan disektor tersebut. Namun cukup disayangkan pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan serta sektor pengolahan listrik, gas dan air minum tidak terlalu diminati oleh lulusan perguruan tinggi sekitar 2.386 dan 2.119.
Hal ini terjadi mengingat mulai enggannya para lulusan
perguruan tinggi tersebut untuk bekerja di sektor pertanian, disebabkan karena adanya pola pikir yang sudah mulai berubah yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang yang ditempuh, maka semakin mahal pula bentuk pertambahan hasil kerja atau penghasilan yang dapat dia peroleh.
11
Tidak hanya dikenal dengan pariwisatanya, dalam kategori dunia pendidikan pun pulau Bali banyak memiliki perguruan tinggi negeri yang patut dipertimbangkan kualitasnya. Salah satunya adalah Universitas Udayana merupakan perguruan tinggi negeri yang ada di Bali yang berdiri secara resmi pada tanggal 17 Agustus 1962 dengan surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 104 Tanggal 9 Agustus 1962 dan selanjutnya diperkuat oleh Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 tanggal 31 Januari 1963. Universitas Udayana memiliki 12 program pendidikan yang telah disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pembangunan daerah dan nasional.
Program pendidikan yang menjadi salah satunya adalah Fakultas
Ekonomi. Fakultas Ekonomi berdiri sejak tahun 1967, yang pada tanggal 21 Juni 2013 berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana Nomor 100A/UN14/HK/2013 berganti nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Sampai tahun 1975 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana belum diijinkan menamatkan sarjana (S1), akan tetapi hanya terbatas pada jenjang Sarjana Muda. Ijin penyelenggaraan program S1 baru diperoleh pada tahun 1976. Selama itu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana juga memiliki beberapa strata pendidikan yaitu Diploma 3 yang terdiri dari 4 program studi, Strata 1 yang terdiri dari 3 program studi serta Strata 2 yang terdiri dari 3 program studi yang merupakan kelanjutan dari program pendidikan Sarjana 1, serta dua program Strata 3 yaitu S3 Ilmu Ekonomi dan S3 Ilmu Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana hingga saat ini telah menghasilkan
12
ribuan lulusan yang menamatkan pendidikan tiap tahunnya. Berikut ini adalah data mengenai jumlah lulusan yang menamatkan pendidikannya dari tahun 20122013 per triwulan pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Jumlah Lulusan Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang Menamatkan Pendidikan pada Tahun 2012-2013 per Triwulan (orang) No
1
2
Periode Wisuda (Bulan) Februari Mei 2012 Agustus Nopember Januari Maret 2013 Mei Agustus Nopember Jumlah
Sumber : Universitas Udayana (Data diolah), 2013
Program Pendidikan S1 (Orang) 172 110 291 53 50 88 78 115 139 1096
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana merupakan salah satu industri jasa pendidikan yang ada di Bali sangat perlu melakukan perbaikan secara terus menerus dan secara berkelanjutan dalam hal penyelenggaraan pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas. Mengingat tiga program studi yang dimiliki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yaitu program S1 Akuntansi, S1 Manajemen dan S1 Ekonomi Pembangunan berhasil meraih akreditas A (http://banpt.blogspot.com,20/11/2014) asumsinya lulusan yang dihasilkan tergolong baik atau sangat baik. Berdasarkan atas asumsi tersebut,
13
harusnya lulusan yang berasal dari FEB Unud dengan mudah beradaptasi dan diterima di dunia kerja. Apabila terjadi ketidaksiapan lulusan dalam memenuhi kebutuhan industri di segala bidang akan menimbulkan kesenjangan (gap) yang menyebabkan tingginya masa tunggu (lama menganggur) lulusan di perguruan tinggi, khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Menurut Fadhilah Rahmawati dan Vincent Hadiwiyono dalam Reza Primanda (2011) yang apabila kesenjangan ini terjadi berarti perguruan tinggi sebagai proses untuk menyiapkan lulusan atau tenaga kerja siap pakai belum berfungsi sebagaimana mestinya. Terdapat
banyak
faktor
yang
mempengaruhi
tingginya
tingkat
pengangguran terutama lulusan perguruan tinggi. Selain ketimpangan dalam permintaan dan penawaran tenaga kerja, permasalahan ketenagakerjaan juga menyangkut ketimpangan antara struktur angkatan kerja, dengan struktur kesempatan kerja, dan ketimpangan dalam struktur pasar kerja. Ketimpangan dalam struktur angkatan kerja dan kesempatan kerja terlihat dari kemampuan daya serap pasar kerja pada tingkat pendidikan angkatan kerja yang semakin tinggi semakin terbatas. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi ditemui tingkat pengangguran yang lebih tinggi, hal ini harus dipersepsikan bahwa terdapat keterbatasan kesempatan kerja yang dianggap sesuai untuk kelompok pendidikan tersebut. Mungkin juga terjadi mereka yang terdidik lebih bersedia menganggur karena ditopang oleh keluarganya yang mampu. Jadilah mereka orang-orang yang mampu menganggur (BPS, 2009).
14
Selain faktor pendidikan dan pendapatan rumah tangga juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap lama menganggur. Menurut Setiawan (2010) tenaga kerja terdidik umumnya datang dari keluarga yang lebih berada terutama untuk masyarakat kalangan berpendapatan rendah yang menganggap pendidikan masih dirasa mahal. Dengan demikian tenaga kerja dari keluarga berpendapatan rendah umumnya tidak mampu meneruskan pendidikannya dan terpaksa mencari kerja. Sehingga tenaga kerja terdidik akan selalu berusaha mencari pekerjaan dengan upah, jaminan sosial, dan lingkungan kerja yang baik. Maka dari itu, tingkat pendapatan seseorang mempengaruhi lama menganggurnya lulusan. Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi lama menganggur seseorang. Lowongan pekerjaan sering kali mencantumkan pengalaman kerja atau keterampilan yang dimiliki sebagai prasyarat utama. Adanya prasyarat tersebut, mengakibatkan adanya perbedaan lama menganggur antara pencari kerja baru yang belum memiliki pengalaman kerja atau keterampilan dan pencari kerja lama yang sebelumnya telah memiliki pengalaman kerja. Menurut Sutomo dkk dalam Setiawan (2010), dengan memiliki pengalaman kerja atau keterampilan didukung pula dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka tenaga kerja akan mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut Mantra (2003), jumlah tanggungan responden dapat diartikan sebagai jumlah seluruh anggota keluarga yang harus ditanggung
dalam satu
keluarga. Setiap keluarga memiliki jumlah tanggungan keluarga yang berbedabeda. Asumsinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka kebutuhan
15
dalam keluarga tersebut semakin banyak. Oleh karena itu, semakin banyak tanggungan seseorang semakin sedikit pula responden menyia-nyiakan lowongan pekerjaan yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Jarak tempat tinggal seorang pencari kerja ke tempat bekerja merupakan jarak yang harus ditempuh sorang pencari kerja menuju ke tempat bekerja. Semakin jauh jarak yang harus ditempuh maka ketersediaan informasi antara pencari kerja dengan lowongan pekerjaan yang tersedia akan semakin jauh juga. Menurut Simanjuntak (2001), pengangguran dapat pula diakibatkan oleh adanya proses seleksi pekerjaan, faktor jarak serta kurangnya informasi. Akibatnya lamanya seorang menganggur akan semakin panjang. Adanya aspirasi kerja yang mendasari para pekerja mencari kerja membuat sesorang semakin lama menganggur. Hal ini disebabkan karena adanya pilihan-pilihan pekerjaan yang ada baik itu dari sudut lingkungan kerja, pribadi dan perkembangannya, dan interaksi pribadi dengan lingkungannya. Banyaknya pencari kerja yang tetap bersedia menganggur dikarenakan adanya kecenderungan memandang pekerjaan sesuai dengan stereotipnya. Menururt Fadhilah Rahmawati dkk dalam Setiawan (2010) adanya aspirasi kerja dari golongan berpendidikan tinggi yang menganggap bahwa semakin tinggi pendidikan yang ditempuh maka masa menganggur akan semakin lama karena masyarakat golongan pendidikan tinggi akan menginginkan pekerjaan yang sesuai dan sebanding dengan return biaya pendidikannya.
16
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, Jumlah tanggungan dan jarak terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 2) Bagaimanakah pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 3) Adakah pengaruh tidak langsung pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan diatas, maka yang
menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut. 1) Untuk menganalisis pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, dan jarak terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2) Untuk menganalisis pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur
17
lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 3) Untuk menganalisis adanya pengaruh tidak langsung antara pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak melalui aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
1.4
Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini berguna bagi aplikasi teori-teori ekonomi, perencanaan pembangunan yang selama ini diberikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, serta berguna dalam memperkaya ragam penelitian dan mampu menambah pengetahuan serta wawasan khususnya bagi mahasiswa mengenai pendapatan rumah tangga, keterampilan yang dimiliki, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja yang berpengaruh terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah terutama pemerintah daerah, maupun lembaga yang dalam hal ini adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan dan pengendalian masalah pengangguran, sehingga nantinya dapat bekerja lebih baik, efektif dan efisien dalam mencapai tujuan bersama.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Konsep-Konsep dan Definisi
2.1.1 Konsep Tenaga Kerja Istilah employment dalam bahasa Inggris berasal dari kata to employ yang berarti menggunakan dalam suatu proses atau usaha memberikan pekerjaan atau sumber penghidupan. Kata employment berarti keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan. Penggunaan istilah employment sehari-hari biasa dinyatakan dengan jumlah orang dan yang dimaksudkan adalah sejumlah orang yang dalam pekerjaan atau mempunyai pekerjaan. Pengertian ini memiliki dua unsur yaitu lapangan atau kesempatan kerja dan orang yang dipekerjakan atau yang melakukan pekerjaan tersebut. Pengertian employment dalam bahasa Inggris sudah jelas yaitu kesempatan kerja yang sudah diduduki (Soeroto, 1983) Di Indonesia, pengertian tenaga kerja atau manpower mulai sering digunakan. Tenaga kerja mencakup angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pembagian angkatan kerja terdiri dari menganggur dan bekerja, sedangkan bukan angkatan kerja mencakup penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan penerima pendapatan. Tiga golongan yang disebut terakhir pada bukan angkatan kerja seperti bersekolah, penerima pendapatan dan mengurus rumah tangga, walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.
18
19
Menurut Lembaga Demografi FEUI (1981) tenaga kerja (manpower) adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa. Jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Indonesia, pemilihan umur minimum seorang tenaga kerja adalah 15 tahun tanpa batasan umur maksimum. Pemilihan 15 tahun sebagai batas umur minimum adalah berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk berumur muda terutama di desadesa sudah bekerja atau mencari pekerjaan. Pemilihan umur 15 tahun sebagai batas umur minimum disebabkan bertambahnya kegiatan penduduk dalam mengenyam pendidikan. Hal ini didasarkan bila wajib sekolah 9 tahun diterapkan, maka anak-anak sampai dengan umur 14 tahun akan berada di sekolah, dengan kata lain jumlah penduduk yang bekerja dalam batas umur tersebut akan menjadi sangat kecil, sehingga batas minimum lebih tepat dinaikkan menjadi 15 tahun. Menurut pertimbangan tersebut, Undang- undang No. 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan telah menetapkan batas usia kerja menjadi 15 tahun. Menurut pertimbangan tersebut, sesuai dengan mulai berlakunya Undang-undang ini, mulai tanggal 1 Oktober 1998, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 tahun atau lebih. Menurut Simanjuntak (2001), tenagakerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau Labor Force terdiri dari (1) golongan yang bekerja, dan (2) golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari (1) golongan yang bersekolah, (2) golongan yang mengurus rumah tangga, (3) golongan lain-
20
lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh karena itu, kelompok ini sering juga dinamakan sebagai potential labor force.
2.1.2 Peranan Tenaga Kerja dalam Pembangunan Ekonomi Menurut Sergej Vojtovich (2011) adanya hubungan yang tidak dapat dipisahkan atau dikecualikan antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran, meskipun beralasan, terdapat hubungan yang langsung secara aritmatik antara tingginya GDP dengan cepatnya tingkat pertumbuhan pengangguran. Laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang di bentuk dari beberapa sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi didaerah tersebut (Prahutama, 2013). Salah satu sektor pembentuknya adalah ketenagakerjaan, karena sebagai salah satu syarat yang signifikan untuk membangun dan menumbuhkan ekonomi adalah dengan menghasilkan tenaga kerja (Celik, 2011). Menurut pendekatan Gainful Worker, beranggapan bahwa dalam perekenomian suatu negara atau daerah, tingkat keberhasilan yang dicapai dapat diukur melalui luasnya kesempatan kerja yang dapat diciptakan atau dihitung dari jumlah orang yang berhasil mendapatkan pekerjaan ( Daryono Soebagiyo, 2007). Profil ketenagakerjaan pada saat ini tidak dapat diidentikkan dengan angkatan kerja. Menurut Tan Gong Tiang dalam Mantra (2003) Tenaga Kerja (Man Power ) ialah besarnya bagian dari penduduk yang dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi. Sedangkan yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah
21
penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomi. Meskipun adanya perbedaan definisi dari kedua konsep tersebut namun dalam konteks pembangunan nasional keduanya saling memperkuat satu sama lain. Adanya peran sumber daya manusia dalam hal ini adalah ketenagakerjaan dalam proses pembangunan menjadi sektor penting yang tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Menurut Mulyadi (2003) minimal ada empat kebijaksanaan pokok dalam upaya peningkatan sumber daya manusia untuk memperbaiki ketenagakerjaan disuatu daerah yaitu : (1) Peningkatan kualitas hidup manusianya seperti jasmani, rohani dan keuangan. (2) Pemerataan penyebaran penduduk. (3) Memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK yang berwawasan lingkungan. (4) Pengembangan pranata yang meliputi kelembagaan dan perangkat hukum. Diharapkan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia juga akan mempengaruhi peningkatan kualitas serta produktivitas tenaga kerja yang tentunya berpengaruh terhadap pembangunan. Peningkatan produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan peningkatan kemampuan/keterampilan, disiplin, etos kerja produktif, sikap kreatif dan inovatif dan membina lingkungan kerja yang sehat untuk memacu prestasi. Pelatihan tenaga kerja lebih diarahkan pada pengembangan usaha yang mandiri dan profesional, sehingga diharapkan dapat berkembang menjadi bibit-bibit wirausaha yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Kemudian, mobilitas sumber daya, terutama tenaga kerja dari kegiatan yang dianggap kurang produktif diarahkan pada kegiatan yang lebih produktif, disertai oleh pengembangan sistem perlindungan tenaga kerja.
22
Adanya proses peningkatan efektivitas dan efisiensi dari sumber daya manusia tersebut, maka diharapkan adanya koordinasi antar lembaga pemerintah, maupun antar lembaga-lembaga dimasyarakat serta sektor swasta. Apabila proses terintegrasi tersebut terjadi maka pembangunan ekonomi yang diidamkan pasti akan terjadi. Adanya partisipasi aktif antar lembaga tersebut menjadi suatu upaya yang mendorong dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mengarah pada peningkatan pembangunan daerah maupun nasional kedepan.
2.1.3 Konsep Pengangguran dan Jenis-Jenis Pengangguran Menurut Berzinskiene (2011), tingkat pasar tenaga kerja menggambarkan dari situasi ekonomi di sebuah negara dan dapat menunjukkan kelemahannya. Salah satunya adalah pengangguran (unemployment), pengangguran merupakan kenyataan yang dihadapi tidak saja oleh negara-negara sedang berkembang (developing countries), akan tetapi juga oleh negara-negara yang sudah maju (developed countries). Umumnya kriteria yang digunakan untuk membandingkan performa ekonomi disuatu negara dalam kondisi umum pada pasar tenaga kerja, adalah
tingginya
tingkat
pengangguran
(Kavler,2009).
Secara
umum,
pengangguran didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai penganggur. Untuk mengukur pengangguran didalam suatu negara biasanya digunakan apa
23
yang dinamakan tingkat pengangguran (unemployement rate), yaitu jumlah penganggur dinyatakan sebagai presentase dari total angkatan kerja (labor force). Menurut Mantra dalam Marhaeni dan Manuati Dewi (2004), seseorang dikatakan menganggur apabia tidak bekerja atau tidak memiliki pekerjaan. Terdapat dua kemungkinan berkaitan dengan orang yang bersangkutan. Pertama, ia tidak bekerja karena memang tidak ingin bekerja atau tidak bekerja secara sukarela. Kedua, ia tidak bekerja karena tidak memperoleh pekerjaan, padahal sedang mencari pekerjaan. Menurut Edy Priyono (2002) menganggur hanya dapat dilakukan oleh orang yang punya tabungan atau transfer dari orang lain untuk mempertahankan hidupnya. Menurut Sensus Penduduk 1980, 1990, dan 2000 dalam Marhaeni dan Manuati Dewi (2004), di Indonesia penggolongan penduduk yang mencari pekerjaan adalah : 1) Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan atau disebut pencari kerja baru. 2) Mereka yang pernah bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur dan berusaha mendapatkan pekerjaan atau pencari kerja lama. 3) Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan atau pencari kerja lama. Didaerah maju ketika adanya proses restrukturisasi perusahaan manufaktur yang dihapuskan, banyak meninggalkan tingginya angka pengangguran, yang mana sulitnya menemukan pekerjaan dikarenakan ada dua alasan : sulitnya permintaan akan kualifikasi pekerjaan disektor lain dan permasalahan secara
24
keseluruhan adalah rendahnya permintaan akan tenaga kerja (Borsic and Alenka Kavler 2009). Jenis Pengangguran Menurut Nanga (2005), dilihat dari sebab-sebab timbulnya, pengangguran dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis sebagai berikut. 1) Pengangguran
Friksional
atau
Transisi
(frictional
or
transition
unemployment). Pengangguran friksional adalah jenis pengangguran yang timbul sebagai akibat adanya perubahan di dalam syarat-syarat kerja, yang terjadi seiring dengan perkembangan atau dinamika ekonomi yang terjadi. 2) Pengangguran Struktural (structural unemployment). Adapun yang dimaksud dengan pengangguran struktural adalah jenis pengangguran yang terjadi sebagai akibat adanya perubahan di dalam struktur pasar tenaga kerja yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan tenaga kerja. 3) Pengangguran Alamiah (natural unemployement) atau yang dikenal dengan tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployement). Pengangguran Alamiah adalah tingkat pengangguran yang terjadi pada kesempatan kerja penuh (Sachs and Larrain,1993), atau tingkat pengangguran dimana inflasi yang diharapkan (expected inflation) sama dengan tingkat inflasi aktual (actual inflation). 4) Pengangguran Siklis atau Konjungtural (cyclical unemployement) adalah jenis pengangguran yang terjadi sebagai akibat dari merosotnya kegiatan ekonomi atau terlampau kecilnya permintaan agregat (aggregate effective
25
demand ) di dalam perekonomian dibandingkan dengan penawaran agregat (AS). Menurut Nanga (2005), dampak pengangguran yang terjadi di dalam suatu perekonomian dapat membawa dampak atau akibat buruk, baik terhadap perekonomian maupun individu dan masyarakat seperti. 1) Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian (1) Pengangguran
menyebabkan
masyarakat
tidak
dapat
memaksimumkan tingkat kesejahteraan yang mungkin dicapainya. Pengangguran menyebabkan output aktual (actual output) yang dicapai lebih rendah dari atau berada dibawah output potensial (potential output). Keadaan ini berarti tingkat kemakmuran masyarakat yang dicapai adalah lebih rendah dari tingkat yang mungkin akan dicapainya. (2) Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak (tax revenue) pemerintah berkurang. Pengangguran yang disebabkan oleh rendahnya tingkat kegiatan ekonomi, pada gilirannya akan menyebabkan
pendapatan
pajak
yang
mungkin
diperoleh
pemerintah akan menjadi semakin sedikit. 2) Pengangguran yang tinggi akan menghambat, dalam arti tidak akan menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran menimbulkan dua akibat buruk kepada kegiatan sektor swasta.
26
Dampak Pengangguran terhadap Individu dan Masyarakat (1) Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan pendapatan. Negara-negara maju, para penganggur memperoleh tunjangan (bantuan keuangan) dari badan asuransi pengangguran, dan oleh sebab itu, mereka masih mempunyai pendapatan untuk membiayai kehidupannya dan keluarganya. (2) Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan atau berkurangnya keterampilan. Keterampilan dalam mengerjakan suatu pekerjaan hanya dapat
dipertahankan
apabila
keterampilan
tersebut
digunakan dalam praktek. Pengangguran dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan tingkat keterampilan (skills) pekerja menjadi semakin merosot. (3) Pengangguran dapat pula menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik. Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan
rasa
tidak
puas
masyarakat
kepada
pemerintah yang berkuasa.
2.1.4 Konsep Pasar Kerja Pasar kerja adalah seluruh aktivitas dari pelaku-pelaku yang bertujuan untuk mempertemukan antara pencari kerja dengan lowongan pekerjaan (Manuati dan Marheni, 2004). Pelaku-pelaku yang berkiprah di pasar kerja adalah 1) pengusaha/produsen/pihak manajemen suatu organisasi yang membutuhkan tenaga kerja, 2) pencari kerja, dan 3) perantara atau pihak ketiga yang
27
memberikan kemudahan bagi pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan. Besarnya penempatan (jumlah orang yang bekerja atau tingkat employement) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan permintaan tersebut. Selanjutnya, besarnya penyediaan dan penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah. Menurut Marheni dan Manuati Dewi (2004), dalam konsep dasar pasar kerja perlu juga dipahami tentang aktivitas – aktivitas dalam pasar kerja. Aktivitas dalam pasar kerja secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu aktivitas permintaan tenaga kerja dan aktivitas penawaran tenaga kerja. Aktivitas permintaan tenaga kerja dilakukan oleh pengusaha/ produsen/pihak manajemen organiasasi yang membutuhkan tenaga kerja. Aktivitas penawaran tenaga kerja dilakukan oleh angkatan kerja yang mencari pekerjaan. Mereka yang mencari pekerjaan ini mungkin saja saat ini tidak bekerja atau sudah bekerja tetapi ingin pindah pekerjaan.
2.1.5 Pengertian Lama Menganggur dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Menurut Tjiptoherijanto (1989), lama menganggur berarti menunggu seseorang angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan. Menurut Rudiger (2008), lama menganggur identik dengan durasi menganggur yang artinya rata-rata lamanya seseorang tetap menganggur. Penelitian mengenai lama menganggur yang digunakan adalah lama menganggur secara terbuka, yaitu waktu menunggu seseorang penganggur terbuka untuk memperoleh pekerjaan. Jangka waktu
28
menunggu untuk memperoleh pekerjaan bagi seseorang dapat dipergunakan sebagai indikator kasar mengenai tingkat kekurangan tenaga kerja di bidang tertentu. Menurut Kusyono (2014), lama menganggur tenaga kerja terdidik hanya terjadi selama lulusan mengalami masa tunggu (job search periode) yang dikenal dengan pengangguran friksional. Lama masa tunggu atau lama menganggur itu juga bervariasi menurut tingkat pendidikan. Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan angkatan kerja semakin lama masa tunggunya. Lamanya masa tunggu atau lama menganggur angkatan kerja yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi juga disebabkan karena tingginya reservation wage yang ditargetkan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lama menganggur seseorang pencari kerja adalah pengalaman kerja, umur, status perkawinan, pendidikan, status migran, pendapatan rumah tangga dan jenis pekerjaan (Tjiptoherijanto, 1989). Menurut Sengupta (2009), untuk mengukur jumlah pengangguran yang didasarkan pada lamanya menganggur atau durasi menganggur dipergunakan dua cara konvesional statistik – tingkat pengangguran dan rata-rata durasi dari pengangguran – umumnya yang dipergunakan adalah indeks agregrat dari pengangguran.
2.1.6 Teori Pencarian Kerja (Job Search Theory) Menurut Sutomo dkk dalam Setiawan (2010) Job Search Theory adalah suatu metode yang menjelaskan masalah pengangguran dari sudut penawaran yaitu keputusan seseorang individu untuk berpartisipasi dipasar kerja berdasarkan
29
karakteristik individu pencari kerja. Job Search Theory merupakan bagian dari economic uncertainty yang timbul karena informasi dipasar kerja tidak sempurna, artinya para penganggur tidak mengetahui secara pasti kualifikasi yang dibutuhkan maupun tingkat upah yang ditawarkan pada lowongan-lowongan pekerjaan yang ada di pasar. Informasi yang diketahui pekerja hanyalah distribusi frekuensi dari seluruh tawaran pekerjaan yang didistribusikan secara acak dan sektor upah menurut tingkat keahlian. Job Search Theory mengasumsikan bahwa pencari kerja adalah individu yang risk
neutral, artinya mereka akan
memaksimasi expected income-nya. Dengan tujuan maksimasi expected net income dan reservation wage sebagai kriteria menerima atau menolak suatu pekerjaan. Menurut Ehrenberg dan Smith (1987) teori keputusan untuk bekerja atau mencari pekerjaan pada akhirnya menjadi sebuah keputusan untuk menghabiskan waktu luang. Salah satu cara yang dipergunakan untuk menghabiskan
waktu
yang
tersedia
adalah
melakukan
kegiatan
yang
menyenangkan di waktu luang. Salah satu caranya adalah dengan bekerja. Pencari kerja akan mengakhiri proses mencari kerja pada saat tambahan biaya (marginal cost) dari tambahan satu tawaran kerja tepat sama dengan tambahan imbalan (marginal return) dari tawaran kerja tersebut. Pencari kerja mengahadapi ketidakpastian tentang tingkat upah serta berbagai sistem imbalan jasa yang ditawarkan oleh beberapa lowongan pekerjaan. Kalaupun informasi tentang hal ini ada, tetapi biaya untuk memperolehnya mahal. Dengan informasi yang sempurna, seseorang akan mengetahui perusahaan mana yang akan menawarkan upah yang lebih baik, dan proses kerja menjadi tidak perlu
30
dilakukan. Karena hal tersebut tidak akan terjadi, seseorang akan menganggur dalam waktu tertentu untuk mencari pekerjaan yang terbaik.
2.1.7 Teori Perkembangan Karir Ginzberg (Development Career Choice Theory) Teori perkembangan karir (development career choice theory) Ginzberg merupakan hasil kerjasama suatu tim yang mempelajari tentang pengaruh perkembangan terhadap pemilihan karir yang diinginkan seseorang. Menurut Ginzber dalam Agus Wirawan (2012), mengatakan bahwa anak dan remaja melewati tiga tahap pemilihan karir yaitu tahap fantasy, tentative dan realistis. Konsep perkembangan dan pemilihan pekerjaan atau karier oleh Ginzberg dikelompokkan kedalam tiga unsur yaitu : proses (bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan suatu proses); irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak dapat diubah atau dibalik); kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan kompromi antara faktor-faktor yang terlibat yaitu minat, kemampuan, dan nilai); dan optimisasi yang merupakan penyempurnaan teori (individu yang mencari kecocokan kerja. Selain itu adanya teori pendukung lain dari adanya pilihanpilihan kerja adalah Teori Holland. Teori ini berusaha memadukan pandanganpandangan lain yang dinilainya terlalu luas atau terlalu khusus. Holland berusaha menjelaskan soal pilihan atau aspirasi kerja dari sudut lingkungan kerja, pribadi dan perkembangannya, dan interaksi pribadi dengan lingkungannya. Holland juga menyatakan adanya stereotipe pekerjaan dari orang-orang yang melakukan pilihan
31
kerja dan bahwa cenderung orang memandang pekerjaan sesuai dengan stereotipnya atau aspirasi kerja yang diinginkannya.
2.1.8 Proses Pemilihan Karir Menurut Ginzberg dalam Agus Wirawan (2012), perkembangan dalam pemilihan pekerjaan mencakup tiga tahap utama fantasy,tentatif, dan realistik. 1) Masa Fantasy Masa ini berlangsung pada individu dengan tahap usia kira-kira 10 tahun atau 12 tahun (masa sekolah dasar). Pada masa ini, proses pemilihan pekerjaan masi bersifat sembarangan atau asal pilih, tanpa didasarkan pada pertimbangan yang matang (rasional dan objektif) mengenai kenyataan yang ada dan hanya berdasarkan pada kesan dan khayalan belaka. Menurut Ginzberg, kegiatan bermain pada masa fantasi secara bertahap menjadi orientasi kerja dan merefleksikan preferensi awal untuk jenis aktifitas tertentu. 2) Masa Tentatif Pada masa tentatif, pilihan karir anak akan mengalami perkembangan. Mula-mula pertimbangan karir itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan, dan minat saja tanpa pertimbangan apapun, sedangkan faktorfaktor lainnya tidak dipertimbangkan. Menyadari bahwa minatnya terus berubah-ubah, maka anak diusia tersebut mulai memikirkan dan mulai bertanya pada dirinya sendiri tentang kemampuan atau kapasitasnya dalam
32
melakukan pekerjaan yang dia inginkan dan apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan minat atau aspirasi kerjanya kedepan. 3) Masa Realistik Pada tahap realistik anak akan melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman kerja dalam kaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai syarat untuk dapat memasuki lapangan pekerjaan atau memilih untuk tidak bekerja, dengan kata lain melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada masa ini, okupasi terhadap pekerjaan telah mengalami perkembangan yang lebih realistis. Orientasi minat, kapasitas, dan nilai yang dimiliki individu terhadap pekerjaan akan direfleksikan dan diintegrasikan secara runtut dan terstruktur dalam frame vokasional (kristalisasi pola-pola okupasi) untuk memilih jenis pekerjaan atau aspirasi kerja mereka sesuai dengan arah tentatif mereka (spesifikasi).
2.1.9 Pengertian Pendapatan Pada dasarnya pendapatan dibedakan menjadi 2 (dua ) yaitu : Pendapatan Nasional dan Pendapatan Perorangan. Pendapatan Nasional merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu perekonomian (negara dalam waktu setahun). Pendapatan perorangan merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran atas faktorfaktor produksi yang dimiliki dari sumber dan lain. Dalam penelitian ini pendapatan yang digunakan adalah pendapatan rumah tangga, menurut Nanga (2005), pendapatan rumah tangga adalah merupakan pendapatan agregat (yang
33
berasal dari berbagai sumber) yang secara aktual diterima oleh seseorang atau rumah tangga (house hold).
2.1.10 Hubungan Pendapatan dengan Lama Menganggur Pendapatan sangat penting peranannya dalam meningkatkan kualitas penduduk. Mengingat sebagian besar pelayanan yang diminta oleh masyarakat harus dibayar. Salah satunya adalah kesempatan dalam mengenyam jenjang pendidikan. Perbedaan pendapatan masyarakat mengakibatkan perbedaan dalam kesempatan mendapatkan pendidikan formal yang diinginkan. Bila satu keluarga telah mampu menyekolahkan anaknya beberapa tahun di perguruan tinggi, biasanya keluarga tersebut juga mampu membiayai anaknya menganggur selama satu sampai dua tahun lagi dalam proses mencari pekerjaan yang lebih baik. Melihat dari pernyataan tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga berpenghasilan besar relatif terhadap biaya hidup cenderung memperkecil jumlah anggota keluarga untuk bekerja, sehingga tingkat partisipasi kerja cenderung relatif rendah (Simanjuntak, 2001). Dapat dikatakan bahwa semakin besar pendapatan rumah tangga suatu keluarga, maka lama menganggur lulusan perguruan tinggi tersebut semakin lama. Dapat ditarik sebuah korelasi bahwa terdapat hubungan yang positif antara pendapatan dan lama menganggur.
34
2.1.11 Teori Strategi Kelangsungan Hidup Keluarga (Household Survival Strategy Theory) Menurut Eboiyehi (2013) Teori Harbinson yang dikenal dengan teori strategi kelangsungan hidup keluarga (household survival strategy) masyarakat menghadapi perubahan
bahwa
situasi ekonomi yang semakin buruk
sehingga pendapatan keluarga dan tingkat kesejahteraan menurun. Salah satu upaya untuk beradaptasi dalam situasi ini adalah mengarahkan seluruh sumber daya yang dimiliki termasuk mengikutsertakan anggota keluarga dalam kegiatan ekonomi. Menurut Ehrenberg dan Smith (1987) keluarga menjadi dasar yang paling penting untuk membuat keputusan didalam kehidupan sosial, dan keputusan penting lainnya yang berfokus pada pola konsumsi dan penawaran tenaga kerja yang di buat dalam konteks keluarga. Menurut Singarimbun dan Sofian Effendi dalam Hidayati (2013) strategi kelangsungan hidup manusia dalam memenuhi kebutuhan keluarga adalah merupakan suatu cara atau usaha yang dilakukan mereka untuk terus dapat bertahan diri untuk hidup dengan melakukan alternatif atau langkah-langkah yang ditempuh dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Menurut Hidayati (2013) untuk dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya, perlu mencari usaha lain untuk meningkatkan pendapatannya. Salah satu usahanya adalah melakukan aktifitas penganekaragaman sumber pendapatan, yaitu dengan cara bekerja, baik yang berasal dari pekerjaan pokok atau diluar pekerjaan pokok
35
2.1.12 Konsep Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Wikipedia, 31/08/2014). Pendidikan dapat dikatakan sebagai katalisator untuk pengembangan sumber daya manusia, dengan asumsi bahwa semakin terdidik seseorang, semakin tinggi pula
kesadaran terhadap
pembentukan keluarga sejahtera. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat pancasila yang telah dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Hal tersebut merupakan landasan yang kuat bagi pemerintah untuk mencanangkan program wajib belajar. Program wajib belajar tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan. Banyak studi telah memperlihatkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi. Mereka yang terdidik lebih cepat menyerap informasi dan menerapkan perkembangan yang terbaru sehingga mereka menjadi lebih produktif (Bendesa, 2005). Pendidikan berorientasi pada penyiapan tenaga kerja terdidik, terampil dan terlatih sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja.
36
Pendidikan diharapkan dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi lewat efeknya pada peningkatan kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi. Pendidikan berfungsi untuk menyiapkan salah satu input dalam proses produksi yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif karena kualitasnya.
2.1.13 Hubungan Perguruan
Pendidikan
terhadap
Lama
Menganggur
Lulusan
Tinggi
Tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh angkatan kerja dapat menjadi salah satu indikator kualitas angkatan kerja. Semakin rendahnya pendidikan yang ditamatkan oleh angkatan kerja semakin rendah pula kualitas angkatan kerja tersebut yang pada akhirnya akan berakibat semakin rendahnya peluang angkatan kerja tersebut untuk bersaing di pasar kerja. Pencari kerja terdidik selalu berusaha mencari pekerjaan dengan upah, jaminan sosial, dan lingkungan kerja yang baik. Biasanya kecenderungan mereka yang baru menyelesaikan pendidikan berusaha mencari kerja sesuai dengan aspirasi mereka. Aspirasi mereka adalah bekerja disektor modern atau kantor, untuk mendapatkan pekerjaan itu mereka bersedia menunggu untuk beberapa lama (Kuncoro,2003). Sebaliknya pencari kerja tenaga tidak terdidik yang biasanya datang dari keluarga miskin, tidak mampu menganggur lebih lama dan terpaksa menerima pekerjaan apa saja yang tersedia (Simanjuntak,2001). Dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pendidikan dengan lama menganggur.
37
2.1.14 Teori Human Capital Menurut Simanjuntak (1998) asumsi dasar teori human capital adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah berarti, disatu pihak, meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan sesorang, akan tetapi, dipihak lain, menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun dalam mengikuti sekolah. Menurut Ace Suryadi dalam Setiawan (2010), pendidikan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi karena pendidikan berperan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Adanya anggapan atas teori ini dimana meningkatnya pertumbuhan ekonomi ataupun pembangunan suatu daerah tergantung dari produktivitas perorangan dari suatu kelompok masyarakat tersebut. Teori Human Capital ini menganggap pendidikan formal merupakan suatu investasi, baik itu bagi individu maupun suatu masyarakat. Selain itu ide dasar yang sebenarnya terdapat pada teori The Human Capital Model adalah adanya investasi dalam rangka peningkatan produktivitas. Dalam model ini selain menjelaskan tentang pentingnya pendidikan, kesehatan, dan pelatihan dalam peningkatan produktivitas dalam model ini juga menjelaskan bahwa adanya niat untuk melakukan migrasi dipengaruhi oleh motivasi untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan yang lebih tinggi. Maka dari itu, salah satu penyebab adanya pengangguran adalah adanya arus migrasi dari desa ke kota. Perbedaan pendapatan yang terjadi antara daerah yang mobilitas ekonominya kurang baik dengan daerah yang mobilitas ekonominya baik inilah yang menjadi penyebab adanya arus mobilisasi penduduk.
38
2.1.15 Keterampilan yang dimiliki Keterampilan atau skill tambahan biasanya sangat membantu seseorang dalam mempercepat seseorang dalam memperoleh pekerjaan. Dari adanya skill atau keterampilan yang dimiliki membuat seorang pencari kerja memiliki nilai plus didalam dunia kerja. Dari adanya skill tambahan yang dimiliki pencari kerja didapat dari mengikuti kursus atau pelatihan-pelatihan tertentu sesuai dengan bidang yang ditekuni. Semakin banyak skill yang dimiliki maka semakin mudah pula sesorang tersebut memasuki dunia kerja, sedangkan sebaliknya semakin sedikitnya sesorang atau tidak memiliki kemampuan tambahan maka semakin sulitnya seseorang dapat diterima di dalam dunia kerja. Diperkirakan bahwa dengan semakin banyak keterampilan yang dimiliki, pencari kerja lebih sanggup untuk mendapat pekerjaan yang sesuai, selain itu keterampilan yang dimiliki menggambarkan pengetahuan pasar kerja (Setiawan, 2010).
2.1.16 Hubungan Keterampilan dengan Lama Menganggur Diperkirakan bahwa dengan keterampilan yang dimiliki pencari kerja lebih sanggup untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Selain itu keterampilan yang dimiliki menggambarkan pengetahuan para pekerja terhadap pasar kerja yang akan dituju. Menurut Sumoto dkk dalam Setiawan (2010), dengan memiliki keterampilan didukung dengan pendidikan yang tinggi, maka tenaga kerja akan mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Jadi, ada pengaruh yang negatif antara keterampilan yang dimiliki dengan lama menganggur.
39
2.1.17 Jumlah Tanggungan Keluarga Menurut Simanjuntak (2001), komposisi ketenagakerjaan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1) Angkatan Kerja Adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu produksi barang dan jasa. 2) Bukan Angkatan Kerja Penduduk yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur kurang dari 15 tahun dan lebih dari 64 tahun. Menurut Vivi Silvia (2009) besarnya angkatan kerja dapat dipengaruhi oleh komposisi demografi penduduk dan bagaimana Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang relatif tinggi dengan jumlah usia kerja yang besar akan mengakibatkan jumlah angkatan kerja yang tinggi. Dari komposisi penduduk tersebut, maka yang termasuk kedalam jumlah tanggungan rumah tangga adalah penduduk yang tidak termasuk dalam angkatan kerja, karena pada umumnya penduduk tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri sehingga membutuhkan tanggungan orang lain. Menurut Mantra (2003), yang termasuk dalam jumlah tanggungan rumah tangga adalah jumlah anggota rumah tangga yang tinggal dan makan dari satu dapur dengan kelompok penduduk yang sudah termasuk dalam kelompok tenaga kerja. Kelompok yang dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu. Selanjutnya menurut Mantra (2003), kelompok penduduk yang termasuk dalam beban tanggungan rumah tangga adalah kelompok penduduk umur 0-14
40
tahun, dianggap sebagai kelompok penduduk yang belum produktif secara ekonomis. Kelompok umur 15-64 tahun sebagai kelompok produktif dan penduduk umur 65 tahun keatas sebagai kelompok penduduk yang tidak lagi produktif. Maka rasio beban tanggungan rumah tangga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rasio Beban Tanggungan =
(
(
)
)
x100%.......................................(2.1)
Apabila rasio beban tanggungan yang dihasilkan tinggi maka akan menjadi faktor penghambat pembangunan ekonomi suatu daerah khususnya, karena sebagian dari pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif.
2.1.18 Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Tanggungan keluarga merupakan salah satu alasan utama bagi para pencari kerja bekerja untuk memperoleh penghasilan. Besarnya jumlah tanggungan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi kemauan untuk melakukan pekerjaan. Semakin banyak responden mempunyai
tanggungan, maka semakin tinggi pula
jumlah pencari kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan, serta semakin rendah pula keinginan seseorang untuk menyia-nyiakan perkerjaan yang ada sehingga lama menganggurpun semakin kecil. Jadi, terdapat hubungan yang negatif antara jumlah tanggungan dengan lama menganggur.
41
2.1.19 Jarak Perpindahan penduduk dianggap sebagai sebuah proses alamiah yang akan menyalurkan surplus tenaga kerja di daerah yang jaraknya jauh dengan akses informasi tentang lowongan pekerjaan ke daerah yang memiliki akses yang baik tentang informasi lowongan pekerjaan. Menurut Todaro (2000), hal ini dipandang proses positif secara sosial, karena kemungkinan berlangsungnya suatu pergeseran sumber daya manusia dari tempat yang produk marjinal sosialnya nol ke lokasi lain yang produk marjinalnya tidak hanya positif tetapi juga terus meningkat sehubungan dengan adanya akumulasi modal dan kemajuan teknologi. Menurut Mulyadi (2003), adanya
proses tersebut menyebabkan lahirnya mobilitas
penduduk berdasarkan jenis pekerjaan dan memilih daerah-daerah umum yang mampu menyediakan cukup lapangan kerja walaupun para pencari kerja harus menempuh jarak tempuh yang jauh sekalipun dari tempat tinggalnya untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Menurut Harri Yulianto (2006), semakin maju suatu wilayah, akan semakin menarik bagi para pendatang yang memberikan kontribusi positif bagi peningkatan aksesibilitas sosial ekonomi, sebaliknya semakin tertinggal suatu daerah dalam aspek ekonomi dapat dijadikan salah satu pendorong bagi seseorang untuk pindah atau mencari peluang kerja ke daerah lain dengan jarak tempuh yang berbeda-beda. Sehingga ide dasar dari The Human Capital Model ini adalah keputusan seseorang untuk melakukan perpindahan dari suatu daerah yang jaraknya jauh dari perkotaan dengan daerah yang jaraknya lebih dekat menuju
42
akses ekonomi maupun sosial yang merupakan respon dari harapan untuk memperoleh kesempatan kerja dan pendapatan yang baik.
2.1.20 Hubungan Jarak dengan Lama Menganggur Menurut Harri Yulianto (2006), jarak yang ditempuh untuk mendapatkan pekerjaan merupakan suatu proses yang secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan, dan demografi tertentu, maka segenap pengaruhnya secara relatif terhadap faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi dari masing-masing individu tertentu akan bervariasi. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin dekat akses atau jarak yang diperlukan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya yang diberikan di suatu wilayah maka lama menganggur seseorang juga akan semakin sedikit pula. Hal ini dikarenakan pencari kerja akan mencari pekerjaan di suatu daerah yang mampu menyediakan peluang ekonomi yang lebih baik terkait dengan peningkatan kualitas hidup sesorang baik dari segi pendapatan, fasilitas kesehatan dan sosialekonomi lainnya. Selain itu biasanya para pencari kerja yang jarak mencari kerjanya jauh dengan tempat tinggal biasanya mengandalkan semua jaringan sosial untuk mencari kerja (Frijters,2005). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara jarak dengan lama menganggur lulusan.
43
2.2
Keaslian Penelitian Penelitian mengacu kepada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
hal ini dilakukan agar memberi dasar yang kuat dalam penyajian materi, pemantapan variabel maupun konsep-konsep yang dipakai peneliti dalam penelitian ini. Dimana penelitian ini didukung oleh adanya teori-teori, konsepkonsep penelitian sebelumnya yang dikaitkan sehingga dihasilkan penelitian yang memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini menambahkan beberapan variabel seperti variabel aspirasi kerja sebagai variabel antara. Selain itu penelitian ini juga menambahkan variabel pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak sebagai variabel independen. Sehingga memberikan perbedaan dari masing-masing penelitian terdahulu. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Ratih Pratiwi (2012), Satrio Adi Setiawan (2010), A. Ihsan Triputrajaya (2011), Kiki Suko Suroso (2012), dan Peter Khun dan Mikal Skuterud (2004). Studi tersebut dapat dipergunakan sebagai rujukan yang sangat relevan bagi penelitian ini. Pemaparan yang lebih lanjut tentang penelitian sebelumnya dapat dilihat dalam Tabel 2.1
Tabel 2.1 Rangkuman Hasil Penelitian Terdahulu No 1.
Penulisan Judul dan Tahun Penerbitan
Variabel Penelitian
Ratih Pratiwi. (2012), dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Lama Mencari Kerja Lulusan Sekolah Menengah dan Pendidikan Tinggi di Indonesia pada Tahun 2012
Lama Mencari Kerja Jenis Kelamin, Umur, Tempat Tinggal , Tingkat Pendidikan, Pendidikan Teknis, Metode Mencari kerja dan Jenis Pekerjaan yang Dicari.
Model Analisis
Hasil
1) Variabel jenis kelamin, umur dan metode mencari kerja berpengaruh signifikan terhadap lama mencari kerja lulusan, sedangkan variabel tempat tinggal, pelatihan teknis, pendidikan dan jenis 2) Metode Logit pekerjaan yang dicari (Logistic berpengaruh negatif Method) : terhadap lama mencari Ln (Pi/1-Pi) = Genderi - kerja lulusan. Agei + Areai +Trainingi 2) Terdapat perbedaan +Educ_SMKi + lama mencari kerja Educ_Diplomai + antara pencari kerja Educ_Sarjanai laki-laki dengan pencari Method1i + Method3i + kerja perempuan. Hasil Method4i + Jobi + νi ini penelitian menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin memiliki pengaruh yang negatif 1) Metode Regresi Berganda (OLS) : Ln Dur = Genderi + Agei - Areai Trainingi + Educ_SMKi - Educ_Diplomai Educ_Sarjanai +Method1i-Method3iMethod4i - Jobi + νi
Perbedaan dan Persamaan Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah adanya penggunaan variabel jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pendidikan teknis dan metode dalam mencari kerja sebagai faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi lama mencari kerja lulusan sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Sedangkan persamaannya adalah adanya variabel independen yaitu variabel tempat tinggal yang berpengaruh terhadap lama mencari kerja, serta variabel dependen yaitu lama mencari kerja atau lama menganggur lulusan perguruan tinggi.
44
lama mencari kerja berarti terdapat kecenderungan bahwa pencari kerja perempuan untuk mengakhiri masa mencari kerja kurang dari setahun semakin menurun. 2.
Satrio Adi Setiawan. (2010), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman Kerja dan Jenis Kelamin terhadap Lama Mencari Kerja Terdidik di Kota Magelang”
Lama Mencari Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman Kerja dan Jenis Kelamin
Metode Regresi Berganda (OLS) LMK = a0 + a1+ Umur + Pendidikan + Pendapatan + Pengalaman Kerja Jenis Kelamin
Variabel Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman Kerja tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik. Sedangkan variabel jenis kelamin berpengaruh negatif terhadap lama mencari kerja terdidik.
Perbedaan penelitian ini adalah adanya penambahan variabel jumlah tanggungan, jarak sebagai variabel independen serta variabel aspirasi kerja sebagai variabel antara yang mempengaruhi lama menganggur lulusan perguruan tinggi. Penelitian sebelumnya menggunakan variabel umur dan jenis kelamin yang mempengaruhi lama mencari kerja terdidik. Sedangkan persamaanya adalah sama-sama 45
menggunakan variabel pendapatan dan pengalaman kerja sebagai variabel independen dan variabel lama mencari kerja atau lama menganggur sebagai variabel dependen. 3.
A. Ihsan Triputrajaya. (2011), dalam penelitian yang berjudul “ Preferensi Pekerja dalam Memilih Pekerjaan Sektor Formal”
Preferensi Jenis Pekerjaan yang Dipilih, Lama studi, Pendapatan Tahun Pertama, Jam Kerja, Kesesuaian Jurusan, Lingkungan Kerja, Status Pekerjaan Sebelumnya dan Status Prestise Kerja
Analisis regresi biner Logistic Y= f (X1,X2,X3,X4,X5,X6,X7) Y1 = β0+β1X1+β2X2+ β3X3+β4X4+ β5X5+β6X6+ β7X7+µ
Hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa variabel lama studi, jam kerja, kesesuaian jurusan, status pekerjaan tidak berpengaruh terhadap preferensi pekerja dalam memilih pekerjaan di sektor formal. Sedangkan, pendapatan ditahun pertama dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap preferensi pekerja dalam memilih pekerjaan di sektor formal.
Perbedaan penelitian ini adalah adanya variabel pendapatan rumah tangga, jumlah tanggungan, keterampilan, jarak terhadap lama menganggur. Sedangkan persamaannya adalah preferensi pekerjaan atau aspirasi kerja yang mempengaruhi pilihan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
46
4.
Kiki Suko Suroso. (2012), dalam penelitian yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pendidikan, Keterampilan dan Upah terhadap Lama Mencari Kerja pada Tenaga Kerja Terdidik di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Demak”
Lama Mencari LMK = + 1 TP + 2 Kerja, Pendidikan, TK D+ 3 WAGE + Keterampilan dan Upah
5.
Peter Khun dan Mikal Skuterud (2004), dalam penelitian yang berjudul “Internet Job Search and Unemployment Duration”
Umur, status Metode Analisis Probit perkawinan, Status Pekerjaan, tingkat pendidikan, Migran, Akses Internet
Hasil penelitian tersebut bahwa diperoleh variabel pendidikan, keterampilan dan upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap lama mencari kerja tenaga kerja terdidik.
Perbedaan penelitian ini adalah adanya variabel pendapatan rumah tangga, jarak, jumlah tanggungan dan aspirasi kerja yang mempengaruhi lama menganggur lulusan. Sedangkan persamaannya adalah adanya variabel keterampilan yang berpengaruh terhadap lama mencari kerja terdidik.
Hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pencarian kerja menggunakan internet tidak mempersingkat waktu mencari kerja.
Perbedaan dalam penelitian ini adalah penggunaan variabel adanya variabel umur, status perkawinan , status pekerjaan dan adanya akses internet yang mempengaruhi durasi dari seseorang menganggur.
47
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1
Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian
3.1.1 Kerangka Berpikir Masih tingginya angka pengangguran yang berasal dari perguruan tinggi memang menjadi suatu masalah yang perlu dipecahkan dalam setiap perekonomian. Pemecahan masalah ini perlu dilakukan mengingat makin besarnya jumlah pencari kerja baru terutama fresh graduate (yang berasal dari lulusan perguruan tinggi) setiap tahunnya yang masuk dalam pasar kerja. Jumlah penduduk yang makin besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja yang makin besar pula. Ini berarti makin besar pula jumlah orang yang mencari pekerja atau menganggur. Agar terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja maka seyogyanya mereka semua dapat tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginan serta keterampilan mereka. Waktu yang dibutuhkan hingga mereka mendapat pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginan serta keterampilan yang dimiliki inilah yang menjadi sorotan pada penelitian ini. Kesesuaian pekerjaan yang diinginkan serta kecocokan dengan keahlian yang dimiliki menjadikan pencari kerja lebih selektif memilih pekerjaan yang diinginkan. Hal ini mengakibatkan kesediaanya para pencari kerja untuk menjadi seorang pengangguran hingga mendapatkan pekerjaan yang cocok sesuai dengan aspirasi kerja yang diinginkan. Adanya faktor-faktor pendukung
seperti faktor sosial, ekonomi serta adanya faktor
48
49
demografi menyebabkan para pencari kerja tersebut bersedia untuk beberapa waktu yang lama untuk menjadi seorang penganggur. Berdasarkan identifikasi dan tujuan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, kemudian ditetapkan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Gambaran tentang alur pemikirian penulis untuk memberikan jawab sementara terhadap masalah yang diteliti, dapat digambarkan kerangka berpikir pada Gambar 3.1. Penelitian Terdahulu
Konsep Pengangguran, Teori Human Capital, Teori Pencarian Kerja, Teori Perkembangan Karir, Teori Keberlangsungan Hidup
Terdapat kecenderungan lulusan perguruan tinggi lama menganggur yang relatif lama
Faktor-faktor yang mempengaruhi : Pendapatan RT, Keterampilan, Jumlah Tanggungan, Jarak.
Aspirasi Kerja
Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Pengaruh Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi terhadap Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
50
3.2
Konsep Penelitian Konsep penelitian ini menganalisis tentang lama menganggur lulusan
perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Beberapa faktor seperti pendapatan rumah tangga, keterampilan yang dimiliki, jumlah tanggungan, jarak akan mempengaruhi aspirasi kerja lulusan sehingga dapat mengetahui faktor penyebab lama menganggur lulusan. Menurut Tjiptoherijanto (1989), ada beberapa faktor yang mempengaruhi lama mencari kerja seorang pencari kerja yaitu pengalaman kerja, umur, status perkawinan, pendidikan, status migran, pendapatan rumah tangga dan jenis pekerjaan. Dimana variabel dependen dalam penelitian ini adalah lama menganggur yang merupakan waktu yang dibutuhkan seseorang lulusan perguruan tinggi menganggur sampai mendapatkan pekerjaan pertamanya yang diukur dalam satuan minggu. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak. Variabel antara (intervening) adalah aspirasi kerja yang diukur dengan scoring data. Menurut Kusyono (2014), pendapatan keluarga juga mempengaruhi reservation wage
dan
lama seseorang mencari
kerja. Keluarga
yang
berpendapatan tinggi, anggota keluarga cenderung memiliki tingkan pendidikan yang relatif lebih tinggi pula. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga yang memiliki pendapatan yang tinggi pada umumnya senang memilih-milih pekerjaan dan selalu berusaha mencari dan mendapatkan pekerjaan dengan upah, jaminan sosial dan lingkungan kerja yang baik pula. Hal inilah yang menyebabkan adanya waktu tunggu seorang pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang
51
diinginkannya, sehingga mempengaruhi lama menganggur seseorang pencari kerja. Menurut Nur Antyanto (2014), pada teori human capital
menyebutkan
bahwa individu dapat meningkatkan pendapatannya melalui peningkatan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. Semakin terampil seorang tenaga kerja, akan semakin mahal harganya di pasar tenaga kerja sehingga akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memilih pekerjaan yang menawarkan upah tertinggi. Sehingga secara teori, individu yang memiliki keterampilan yang baik akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan orang yang kurang memiliki keterampilan karena keterampilan yang dimiliki merupakan indikator mutu produktivitas tenaga kerja. Sedangkan dari sisi permintaan tenaga kerja, pemberi kerja akan cenderung memilih tenaga kerja terdidik dan sudah lebih terlatih untuk memperkecil biaya pelatihan yang akan nantinya dikeluarkan oleh perusahaan dalam melatih karyawan baru nantinya. Sehingga keterampilan yang dimiliki seseorang pencari kerja akan mempengaruhi aspirasi seseorang untuk bekerja ke sektor mana yang diinginkan untuk bekerja selanjutnya. Adanya aspirasi kerja tersebut mempengaruhi keinginan seseorang untuk segera bekerja atau tidak. Menurut Rofik (2007), jumlah anggota keluarga yang tertanggung dalam suatu keluarga akan berdampak pada besar kecilnya pengeluaran dalam suatu keluarga. Demikian juga baik itu anak-anak, anggota keluarga yang cacat maupun yang sudah lanjut usia, mereka tidak bisa menanggung biaya hidupnya sendiri dan pastinya akan bergantung pada kepala keluarganya. Jumlah anggota keluarga
52
menentukan jumlah kebutuhan keluarga. Semakin banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi juga. Sehingga mempengaruhi keputusan seseorang untuk segera bekerja atau tidak. Jumlah tanggungan yang banyak pula akan mempengaruhi keinginan sesorang untuk mendapatkan pekerjaan. Jumlah tanggungan yang banyak membuat sesorang melakukan pilihan terhadap pekerjaan semakin kecil, mengingat banyaknya kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Selain itu jumlah tanggungan yang dimiliki oleh satu keluarga tentunya akan mempengaruhi lama menganggur seseorang, mengingat banyaknya kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi keluarga tersebut. Selain itu jarak juga mempengaruhi aspirasi atau keinginan sesorang untuk mencari kerja sehingga berdampak pada keputusan seseorang untuk segera bekerja atau tidak. Adanya jarak sebagai suatu penghalang seseorang untuk mendapatkan pekerjaan merupakan salah satu faktor penyebab dari adanya pengangguran friksional. Terjadinya pengangguran friksional dapat dikarenakan jarak yang jauh antara pencari kerja dengan lowongan yang tersedia, kurangnya informasi adanya lowongan kerja akibat terbatasnya ruang gerak pencari kerja dengan daerah atau sektor kerja yang dicari, lowongan pekerjaan yang tersedia justru berada bukan di sekitar pencari kerja, serta pengusaha tidak mengetahui dimana tersedianya tenaga kerja yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Menurut Jensen (1989), selain itu pengangguran friksional biasanya normal terjadi di negara yang sedang terkena krisis ekonomi. Hal ini sangat sesuai dengan waktu yang dihabiskan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Akibat adanya faktor
53
tersebut, tentu akan mempengaruhi lama menganggur para pencari kerja sebagai akibat adanya limitasi di dalam proses pencarian kerja. Jadi dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi lama mencari kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana adalah pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja. Pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, dan jarak secara tidak langsung mempengaruhi lama mencari kerja melalui aspirasi kerjanya. Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah seperti yang dijelaskan dalam Gambar 3.2 sebagai berikut.
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Pengaruh Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi terhadap Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
54
Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dijelaskan adanya pengaruh langsung variabel X1 pendapatan rumah tangga, variabel X2 keterampilan yang dimiliki, variabel X3 jumlah tanggungan, X4 jarak dan Y1 aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Adanya pengaruh tidak langsung variabel X1 pendapatan rumah tangga, variabel X2 keterampilan yang dimiliki, variabel X3 jumlah tanggungan, X4 jarak, melalui Y1 aspirasi kerja terhadap Y2 lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 3.3
Hipotesis Penelitian Berdasarkan pokok masalah dan landasan teori yang telah dipaparkan
maka dapat dirumuskan hipotesis yang akan diuji penelitian ini sebagai berikut. 1) Pendapatan rumah tangga dan jarak berpengaruh positif dan signifikan sedangkan keterampilan dan jumlah tanggungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2) Pendapatan rumah tangga, jarak dan aspirasi kerja berpengaruh positif dan signifikan sedangkan keterampilan dan jumlah tanggungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 3) Ada pengaruh tidak langsung pendapatan rumah tangga dan jarak secara positif dan signifikan terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
55
4) Ada pengaruh tidak langsung keterampilan dan jumlah tanggungan secara negatif dan signifikan terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 5) Aspirasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang memiliki tingkat
eksplanasi asosiatif, yaitu penelitian yang didasarkan jumlah banyaknya objek yang diteliti, yang didesain secara spesifik yaitu untuk mengetahui objek tertentu atau benar-benar fokus pada satu masalah saja. Dalam hal ini objek yang diteliti yaitu lama menganggur lulusan perguruan tinggi. Penelitian ini didukung dengan konsep teori yang relevan dan penelitian terdahulu dalam merumuskan masalah untuk pengambilan hipotesis. Dalam pengambilan kesimpulan penelitian menggunakan teknik path analysis (analisis jalur). Masih tingginya jumlah pengangguran atau pencari kerja yang berasal dari perguruan tinggi dewasa ini perlu mendapat perhatian dan pembinaan dari pemerintah selaku pemegang kebijakan. Dalam kaitan ini diharapkan adanya respon dan pembinaan secara optimal dari pemerintah terhadap sumber daya manusia
sehingga membantu meningkatkan pembangunan ekonomi disuatu
daerah ataupun disuatu negara. Dengan adanya pembinaan secara optimal tersebut pemerintah nantinya mampu mengidentifikasi variabel-varibel yang dapat mempengaruhi lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Variabel-variabel bebas yang mempengaruhi antara lain variabel X1 pendapatan rumah tangga, variabel X2 keterampilan yang dimiliki, variabel X3 jumlah tanggungan, X4 jarak, dan Y1 aspirasi kerja. 56
57
4.2 Lokasi Penelitian, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Alasannya karena Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana merupakan fakultas dengan lulusan terbanyak yang menamatkan mahasiswanya setiap tahun. Selain itu akreditas A yang dimiliki tiga jurusan FEB Unud diasumsikan bahwa lulusan yang dihasilkan harusnya memiliki kompetensi yang sangat baik dan memiliki kemampuan untuk mudah diterima di dunia kerja. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama periode 2012 - 2013.
4.3
Identifikasi Variabel Berdasarkan hipotesis yang telah dikemukakan, maka variabel yang akan
dianalisis dikelompokkan sebagai berikut. 1) Variabel Bebas (Indpendent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendapatan rumah tangga,
keterampilan yang
dimiliki, jumlah tanggungan, jarak. 2) Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari adanya variabel independen (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah lama menganggur lulusan perguruan tinggi dan aspirasi kerja (variabel perantara).
58
4.4
Definisi Operasional Variabel Untuk memperoleh gambaran lebih jelas terhadap variabel yang diteliti,
maka berikut ini diuraikan definisi operasional setiap variabel. 1) Lama menganggur lulusan perguruan tinggi adalah rata-rata lamanya seorang lulusan perguruan tinggi menganggur sampai mendapatkan pekerjaanya yang pertama. Satuan yang digunakan adalah minggu. 2) Pendapatan Rumah Tangga adalah pendapatan seluruh anggota keluarga yang sudah bekerja dan pendapatan lainnya, yang dihitung selama satu bulan. Satuan yang digunakan adalah rupiah. 3) Keterampilan yang dimiliki Keterampilan yang dimiliki adalah jumlah kursus/pelatihan yang pernah diikuti oleh seorang responden/pencari kerja atau soft skill yang dimiliki selain pendidikan formal yang pernah ditempuh ditunjukkan dengan menggunakan
waktu
yang
sudah
ditempuh
dalam
mengikuti
pelatihan/kursus. Satuan yang digunakan adalah minggu. 4) Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya tanggungan yang terdapat dalam keluarga itu sendiri yang terdiri dari anak di bawah umur atau orang tua yang sudah tidak bekerja yang menjadi tanggungan pada keluarga pekerja lulusan baik yang tinggal bersama di tempat kerja maupun yang tinggal di jarak, tetapi menjadi tanggungan lulusan tersebut, yang dihitung dalam satuan orang.
59
5) Jarak Adalah jarak yang dibutuhkan atau ditempuh seorang pekerja untuk pergi ke lokasi pekerjaan pertamanya. Satuan yang digunakan adalah kilometer 6) Aspirasi Kerja Alasan sesorang memilih untuk bekerja sesuai dengan keinginan atau menolak perkerjaan yang tidak sesuai dengan keinginan. Tinggi rendahnya aspirasi kerja seseorang responden dapat dilihat dari nilai kasar aspirasi kerja yang diinginkan. Semakin tinggi nilai aspirasi kerja maka semakin tinggi aspirasi kerjanya dan semakin rendah nilainya maka akan semakin rendah pula keinginan sesorang akan pekerjaan yang diinginkannya, atau dengan scoring data.
4.5
Jenis dan Sumber Data
4.5.1 Jenis Data Menurut Sifat Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang dapat dihitung atau diukur berupa angkaangka seperti, jumlah lulusan yang menamatkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, jumlah lulusan yang menganggur, serta data hasil kuesioner.
60
4.5.2 Jenis Data Menurut Sumber 1) Data primer Data primer adalah data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan masalah penelitian yang akan diteliti (Sugiyono, 2007). Data primer penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner dengan pertanyaan yang meliputi pendapatan rumah tangga, keterampilan yang dimiliki, jumlah tanggungan keluarga, jarak dan aspirasi kerja. 2) Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil publikasi baik yang berasal dari buku-buku pedoman baik yang berasal dari Badan Pusat Statistik ataupun buku wisuda Universitas Udayana, jurnal. Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari BPS Provinsi Bali dan Universitas Udayana.
4.6
Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel
4.6.1 Populasi Menurut Ridwan (2004), populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang lulus pada tahun 2012 - 2013 sebanyak
61
1096 dan yang memasuki pasar kerja baik pencari kerja lama maupun pencari kerja baru, dimana selanjutnya akan diambil beberapa responden.
4.6.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki (Wirawan, 2002). Untuk mengambil sampel dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya diperlukan metode pengumpulan sampel yang tepat. Sampel yang baik adalah yang dapat mewakili karakteristik populasinya. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu dapat mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Sampel yang valid ditentukan dua pertimbangan, pertama akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat “bias” (penyimpangan) dalam sampel. Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan adalah adanya informasi bersifat kualitatif. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pendekatan Slovin, yang dapat ditentukan dengan rumus berikut. =
..........................................................................................................(4.1)
Keterangan: n
: Ukuran Sampel
N
: Ukuran Populasi
62
e
: Nilai Kritis (9%) Berdasarkan jumlah populasi mahasiswa lulusan S1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana yang lulus pada tahun 2012 - 2013 sebanyak 1096 orang maka perhitungan sampelnya adalah sebagai berikut. n=
(
n = 110.95
× ,
)
n = 111 Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 111 sampel (lulusan FEB Unud). Agar populasi dapat terwakili secara utuh maka penarikan sampel pada masing-masing lulusan dari masing-masing jurusan dan program studi ditentukan sebagai berikut. 1) Ilmu Ekonomi
=
2) Manajemen
=
3) Akuntansi
=
4) Ekstensi IE
=
5) Ekstensi Manajemen
=
6) Ekstensi Akuntansi
=
111 = 11 111 = 21 111 = 26
111 = 5
111 = 21
111 = 27
Teknik sampling yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, dimana teknik ini tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Nanang, 2010). Metode penentuan sampel yang digunakan pada
63
penelitian ini adalah teknik accidental sampling dipadukan dengan snowball sampling. Dimana teknik accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data ( Nanang, 2010). Sedangkan snowball sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan bantuan key-informan, dan dari key-informan inilah akan berkembang sesuai petunjuknya (Nanang, 2010)
4.7
Instrumen Penelitian Pengujian terhadap instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui
validitas setiap indikator dari masing-masing konstruk yang digunakan untuk mengumpulkan data. Hasil pengolahan data dilihat dari koefisien korelasi Pearson Correlation yang memiliki nilai ≥ 0.5atau koefisien signifikannya ≤ 0.05 dapat dinyatakan bahwa seluruh indikator dalam instrumen penelitian telah valid. Selain ukuran validitas, pengujian terhadap instrument penelitian juga dilakukan dengan menggunakan ukuran reliabilitas. Reliabilitas yang digunakan pada penelitian adalah reliabilitas konstruk seluruh Cronbach’s Alpha untuk seluruh konstruk penelitian harus menunjukkan hasil lebih besar dari 0.6 yang merupakan ukuran nilai minimum reliabilitas. Instrument atau kuesioner penelitian harus berkualitas yang sudah distandarkan sesuai dengan kriteria teknik pengujian validitas dan reliabilitas.
64
4.7.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, Ridwan (2010) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Validitas dapat diukur dengan koefisien korelasi antara skor masingmasing indikator/item pertanyaan dengan skor totalnya. Koefisien korelasi diukur dari Pearson Correlation dengan rumus sebagai berikut.
r hitung Keterangan :
{ ∑
( ∑ ) (∑ ).(∑ ) ...........................................(4.2) (∑ ) } . { ∑ (∑ ) }
r hitung = Koefisien korelasi ∑xi
= Jumlah skor item
∑yi
= Jumlah skor item total (seluruh item)
n
= Jumlah responden Tingkat Validitas instrumen dalam penelitian ini diukur dengan
membandingkan dengan r
hitung
dengan r tabel , untuk degree of freedom (df) = n-k,
dimana n adalah jumlah responden dan k adalah konstruk. Dapat dikatakan atau dengan kata lain tingkat validitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat dari koefisien Pearson Correlation yang memiliki nilai ≥ 0,05 atau koefisien signifikansinya ≤0,05. Apabila nilai
≥ 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa
seluruh indikator dalam instrumen penelitian telah valid. Jika r
hitung
(corrected
item-total correlation) lebih besar dari r tabel, maka pertanyaan dikatakan valid.
65
4.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Ghozali (2002) berpendapat bahwa instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan mampu menghasilkan data yang relatif sama dan mampu menghasilkan data yang relatif sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan uji varians alpha-cronbanch, rumus yang digunakan. r1= (
Keterangan :
∑
{1)
}...................................................................................(4.3)
r1
=
Nilai Reliabilitas
si 2
= Jumlah Varian Item
st 2
= Varian total item
k
= Jumlah item Secara empiris, reliabilitas konsistensi internal dapat diterima jika nilai
Cronbach’s Alpha α ≥ 0,6. Reliabilitas konsistensi internal adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk menaksir konsistensi internal dari kumpulan item/indikator, dimana beberapa item dijumlahkan untuk menghasilkan skor total untuk skala.
4.8
Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode
berikut.
66
1) Wawancara terstruktur Untuk mendapatkan data primer atau data yang langsung diperoleh dari obyek penelitian seperti variabel pendapatan rumah tangga, variabel variabel keterampilan yang dimiliki, variabel jumlah tanggungan, variabel jarak dan variabel aspirasi kerja dipergunakan teknik wawancara terstruktur kepada responden didasarkan atas kuesioner/daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. 2) Observasi non perilaku yaitu pengumpulan data-data yang berasal dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan rumusan masalah. dalam Penelitian ini data mengenai jumlah lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012 - 2013 dilakukan dengan teknik observasi. 3) Wawancara Mendalam Wawancara mendalam adalah proses mencari informasi secara mendalam, terbuka serta bebas dengan masalah yang difokuskan dalam penelitian. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang sebelumnya telah disusun untuk ditanyakan kepada informan sebagai acuan dan sifatnya tidak mengikat sehingga banyak pertanyaan baru yang muncul pada saat wawancara. Informan yang dimaksudkan antara lain para lulusan, pengambil kebijakan terkait dan lain-lainnya yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan tentang pokok permasalahan yang dicari.
67
4.9
Teknik Analisis Data Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana lama menganggur
lulusan FEB UNUD. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa metode dalam menganalisis data yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur yaitu teknis analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan SPSS.
4.9.1 Analisis Deskriptif Penerapan statistik deskriptif dalam studi ini yaitu menganalisa dengan data dengan cara mendeskripsikannya dari hasil pengumpulan data yang telah diperoleh dilapangan. Pendeskripsian ini berlaku umum dan sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan (Sugiyono). Pendeskripsian ini antara lain perhitungan rata-rata, dilengkapi dengan tabel-tabel, gambar-gambar dan sebagainya yang dibuat atau dihitung dengan paket program SPSS dan excell. 4.9.2
Analisis Jalur Analisis Jalur (Path Analysis) pertama kali diperkenalkan oleh Sewall
Wright (1934). Wright mengembangakan metode tersebut sebagai alat untuk mempelajari efek langsung dan efek tidak langsung dari suatu variabel, dimana beberapa variabel dipandang sebagai variabel penyebab (variabel eksogenus) terhadap seperangkat variabel akibat (variabel endogenus). Kegunaannya untuk mengetahui hubungan struktural antara variabel eksogen (yang mempengaruhi) terhadap variabel endogen (yang dipengaruhi).
68
Metode analisis jalur atau analisis lintasan merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya (Ghozali, 2007). Pemilihan analisis jalur dengan pertimbangan bahwa bentuk hubungan sebab akibat yang muncul dalam studi ini merupakan model yang kompleks, yaitu adanya variabel yang berperan ganda, sebagai variabel independen pada suatu hubungan, namun menjadi variabel dependen dalam hubungan lain mengingat adanya hubungan kausalitas yang berjenjang. Bentuk hubungan seperti ini membutuhkan alat analisis yang mampu menjelaskan sistem secara simultan. Menurut Kerlinger (2002) menyebutkan bahwa dengan menggunakan analisis jalur akan dapat dihitung antara pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Analisis jalur juga dapat digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya.Variabel eksogen adalah variabel penyebab, yang memberikan efek kepada variabel lainnya. Dalam diagram jalur, variabel eksogen ini secara eksplisit diketahui sebagai variabel yang tidak ada panah tunggal yang menuju ke arahnya. Jika ada lebih dari satu variabel eksogen dalam sistem, maka ditandai oleh circle-path (tanda panah yang melingkar) yang menunjukkan hubungan korelasional variabel eksogen. Variabel endogen adalah variabel yang dijelaskan oleh variabel eksogen atau merupakan efek dari variabel eksogen. Dalam diagram jalur secara eksplisit variabel endogen ditandai oleh kepala panah yang menujunya. Baik tanda panah dari variabel eksogen maupun variabel eror. Variabel eror didefinisikan sebagai kumpulan variabel-variabel eksogen lainnya yang tidak dimasukkan dalam sistem penelitian
69
yang dimungkinkan masih mempengaruhi variabel endogen. Koefisien jalur adalah suatu koefisian regresi terstandardisasi yang menunjukkan efek langsung dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen (Yamin & Kurniawan 2009). Prosedur ini dapat mengestimasi koefisien-koefisien sejumlah persamaan struktur linier yang mewakili hubungan sebab akibat tersebut mencakup dua jenis variabel, yaitu variabel penjelas, biasa dinotasikan X1, X2,.......Xn dan variabel yang dijelaskan yaitu Y1, Y2..... Yn. Berbeda dengan persamaan regresi dimana pengaruh variabel X terhadap variabel Y hanya bentuk pengaruh langsung, dalam persamaan struktural linier pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat berupa pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh tidak langsung dari variabel X terhadap variabel Y adalah melalui variabel lain yang disebut variabel intervening atau variabel antara. Pengaruh total variabel X terhadap variabel Y tersebut merupakan penjumlahan dari pengaruh langsung dari seluruh pengaruh tidak langsung (Daryanto dan Hafizrianda, 2010). Adapun ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam penggunaan analisis jalur ini dapat dilihat pada uraian sebagai berikut. 1) Pertama Langkah pertama didalam analisis jalur adalah merancang model berdasarkan konsep teori. (1)
Pendapatan rumah tangga berpengaruh terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi.
70
(2)
Keterampilan berpengaruh terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi.
(3)
Jumlah tanggungan berpengaruh terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi.
(4)
Jarak berpengaruh terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi.
(5)
Pendapatan rumah tangga berpengaruh terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi.
(6)
Keterampilan berpengaruh terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi.
(7)
Jumlah tanggungan berpengaruh terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi.
(8)
Jarak berpengaruh terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi.
(9)
Aspirasi kerja berpengaruh terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi.
(10) Pendapatan rumah tangga berpengaruh secara tidak langsung terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi melalui aspirasi kerja. (11) Keterampilan berpengaruh secara tidak langsung terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi melalui aspirasi kerja. (12) Jumlah tanggungan berpengaruh secara tidak langsung terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi melalui aspirasi kerja.
71
(13) Jarak berpengaruh secara tidak langsung terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi melalui aspirasi kerja. Hubungan antar variabel berdasarkan uraian tersebut dapat diilustrasikan seperti Gambar 4.2
Gambar 4.2 Diagram Jalur Variabel Penelitian Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sehingga membentuk sistem persamaan. Sistem persamaan ini ada yang menamakan sistem persamaan simultan atau ada juga yang menyebutkan model struktural. Berdasarkan diagram jalur pada Gambar 4.2 menghasilkan dua persamaan struktural. Persamaan strukturalnya dapat disajikan sebagai berikut. (1) Hubungan antara X1, X2, X3,X4, dan Y1 terhadap Y2 =
+
+
+
+ ε … … … … … … … … … … … . . (4.1)
72
Keterangan : b1 adalah koefisien jalur X1 dengan Y1 b2 adalah koefisien jalur X2 dengan Y1 b3 adalah koefisien jalur X3 dengan Y1 b4 adalah koefisien jalur X4 dengan Y1 X1 adalah pendapatan rumah tangga X2 adalah keterampilan yang dimiliki X3 adalah jumlah tanggungan X4 adalah jarak (2) Hubungan antara X1, X2, X3, X4, Y1, terhadap Y2 =
+
+
+
+
+
b5 adalah koefisien jalur X1 dengan
… … … … … … … … … . . (4.2)
b6 adalah koefisien jalur X2 dengan b7 adalah koefisien jalur X3 dengan b8 adalah koefisien jalur X4 dengan b9 adalah koefisien jalur
dengan
.
2) Kedua Langkah kedua dari analisis jalur adalah pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi. Menurut Sarwono (2007) prinsip-prinsip dasar yang sebaiknya dipenuhi dalam analisis jalur adalah. (1) Didalam model analisis jalur, hubungan antar variabel adalah linier aditif
73
(2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya system aliran kausal resiprokal tidak dapat dilakukan analisis jalur. (3) Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval (4) Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrument pengukuran valid dan reliable) (5) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan. Uji linieritas menggunakan cueve fit dan menerapkan prinsip partisimony yaitu bilamana seluruh model significant atau nonsignificant berarti dapat dikatakan model berbentuk linier. 3) Ketiga Langkah ketiga dalam analisis jalur adalah pendugaan parameter atau koefisien path. Perhitungan koefisien path pada gambar diagram jalur pada uraian sebelumnya dijelaskan. (1) Untuk anak panah bolak-balik
koefisiennya merupakan
koefisien relasi,r. (2) Untuk anak panah satu arah
digunakan perhitungan
regresi variabel yang distandarkan, secara parsial pada tiap-tiap persamaan. Metode yang digunakan Ordinary Least Square (OLS) yaitu metode kuadrat terkecil biasa. Hal ini dapat dilakukan mengingat modelnya rekrusif (satu arah). Dari perhitungan diperoleh koefisien jalur pengaruh langsung.
74
Didalam analisis jalur disamping ada pengaruh langsung juga ada pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan koefisien jalur merupakan pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak langsung dilakukan dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan tidak langsung (Ghozali, 2001) berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilakukan perhitungan pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. (1)
Pengaruh langsung pendapatan rumah tangga terhadap lama menganggur sama dengan b5.
(2)
Pengaruh tidak langsung pendapatan rumah tangga melalui aspirasi kerja sama dengan b1x b9.
(3)
Pengaruh total pendapatan rumah tangga terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja b5+(b1xb9).
(4)
Pengaruh langsung keterampilan yang dimiliki
terhadap
lama menganggur sama dengan b6. (5)
Pengaruh tidak langsung keterampilan yang dimiliki melalui aspirasi kerja sama dengan b2 x b9
(6)
Pengaruh total terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja b6+(b2 x b9)
(7)
Pengaruh langsung jumlah tanggungan terhadap lama menganggur sama dengan b7.
75
(8)
Pengaruh tidak langsung jumlah tanggungan melalui aspirasi kerja sama dengan b3 x b9
(9)
Pengaruh
total
jumlah
tanggungan
terhadap
lama
menganggur melalui aspirasi kerja b7+(b3 x b9) (10) Pengaruh langsung jarak terhadap lama menganggur sama dengan b8. (11) Pengaruh tidak langsung jarak melalui aspirasi kerja sama dengan b4 x b9. (12) Pengaruh total jarak terhadap lama menganggur
melalui
aspirasi kerja b8+(b4 x b9). (13) Pendugaan parameter b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, dan b9, dilakukan dengan model (OLS) ordinary least square untuk tiap-tiap model persamaan dengan software SPSS versi 22 selanjutnya dilakukan uji statistik. 4) Keempat Langkah keempat didalam analisis jalur adalah pemeriksaan validitas atau kesahihan model. Sahih adalah tidaknya suatu hasil analisis tergantung dari terpenuhi atau tidaknya asumsi yang melandasinya. Terdapat dua indikator validitas model didalam analisis jalur, yaitu koefisien determinasi total theory trimming. (1) Koefisien Determinasi Total Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan:
=1-
…..
…………………………..(4.3)
76
koefisien determinasi total yatu koefisien yang menyatakan seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi total mirip dengan koefisien determinasi pada analisis regresi. Interpretasinya pun hampir sama. P ei yang merupakan standar error of estimate dari model regresi dihitung dengan rumus: Pei = √1-R2……..………………………………………………(4.4) (2) Theory Trimming Uji validitas koefisien jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah sama dengan yang terdapat pada analisis regresi, menggunakan nilai p (pvalue) dari uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel yang dilakukan secara parsial. Berdasarkan theory trimming, maka jalur-jalur yang non significant diperbaiki dan diuji kembali sehingga diperoleh model tertentu yang didukung oleh konsep atau teori. Jadi, model trimming terjadi ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan ternyata ada variabel yang tidak signifikan. Walaupun ada satu, dua atau lebih variabel yang tidak signifikan, peneliti perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang sudah dihipotesiskan. Cara menggunakan metode trimming yaitu menghitung ulang koefisien jalur tanpa menyertakan variabel eksogen atau variabel bebas yang koefisien jalurnya tidak signifikan. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi atau kepercayaan 95% atau (α) = 0,05 dengan kriteria pengujian :
77
(1) Jika nilai signifikansi α < 0,05 dan βeta dengan arah positif, maka hipotesis diterima. (2) Jika nilai signifikansi α > 0,05 dan βeta dengan arah negatif, maka hipotesis ditolak. 5) Kelima Langkah terakhir dalam analisis jalur adalah melakukan intepretasi hasil yaitu
menentukan
jalur-jalur
pengaruh
yang
signifikan
dan
mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat, yaitu dengan membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar.
4.9.3 Metode Sobel Penelitian ini menggunakan variabel antara atau intervening yaitu aspirasi kerja. Menurut Baron dan Kenny dalam Ghozali (2002) suatu variabel disebut intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antar variabel prediktor (independen) dan variabel kriterion (dependen). Pengujian hipotesis mediasi atau antara dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel ( 1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji Sobel dapat dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) ke variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (M). Adanya pengaruh tidak langsung dari X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c – c’), dimana c adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standar error koefisien a
78
dan b dapat ditulis Sa dan Sb, besarnya standar error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab dapat dihitung dengan rumus yaitu : Sab = √
+
+
… … … … … … … … … … (4.10)
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut: t=
...................................................................................(4.11)
Nilai t hitung ini selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu ≥ 1,65 Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadinya pengaruh mediasi (Ghozali, 2002).
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1
Deskripsi Hasil Penelitian Jumlah sampel responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 111
responden yang mencakup lulusan yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012 - 2013. Sehingga akan dikumpulkan berbagai informasi yang didapat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, maka akan dilakukan pengkajian terhadap karakteristik responden seperti ini. 5.1.1 Pendidikan Responden Salah satu faktor penentu dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk adalah faktor pendidikan. Pendidikan yang dicapai seseorang akan menentukan bagaimana seseorang memperoleh pekerjaan dengan imbalan yang tinggi. Tingginya tingkat pendidikan yang dicapai seseorang biasanya berkaitan dengan pekerjaan yang diinginkan dan akhirnya berpengaruh terhadap lama menganggur seseorang. Salah satu indikator untuk mengukur kemajuan pendidikan responden adalah melalui
lama studi. Berikut ini adalah jumlah
lama menamatkan
pendidikan dari masing-masing jurusan lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun 2012 - 2013 pada Tabel 5.1
79
80
Tabel 5.1 Lama Menamatkan Pendidikan Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012 - 2013 Program Pendidikan S1 Reguler
S1 Ekstensi
Jurusan
Lulusan FEB Unud Jumlah Lama Studi Responden (tahun) (Orang)
Ekonomi Pembangunan
11
3
Akuntansi
26
3,2
Manajemen
21
3,2
Ekonomi Pembangunan
5
4
Akuntansi
27
3,3
Manajemen
21
3,3
16 48 47
3,5 3,2 3,2 3,3
Total S1
Ekonomi Pembangunan Akuntansi Manajemen Rata-Rata Keseluruhan
Sumber : Hasil penelitian (Lampiran 2)
Dari Tabel 5.1 dijelaskan bahwa lulusan yang menamatkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dari masing-masing jurusan dan program menghabiskan waktu rata-rata 3,3 tahun untuk menuntaskan pendidikannya. Dimana jurusan yang paling cepat menamatkan pendidikannya adalah program reguler dengan rata-rata lama studi 3,2 tahun. Selanjutnya lulusan yang berasal dari program studi ekstensi dengan rentan waktu yang dibutuhkan untuk menamatkan lulusannya adalah 3,5 tahun. Tingginya tingkat pendidikan yang ditempuh hingga pada jenjang perguruan tinggi mengindikasikan bahwa semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan untuk memasuki dunia kerja. Kesadaran lulusan tersebut akan pentingnya pendidikan ini tentu saja akan mempengaruhi lulusan dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikannya serta
81
aspirasi kerja yang diinginkan. Tingkat pendidikan lulusan juga mempengaruhi lama menganggur lulusan.
5.1.2 Pendapatan Rumah Tangga Responden Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diterima seluruh anggota keluarga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga selama sebulan. Pendapatan rumah tangga dari setiap lulusan berbeda-beda, hal ini terjadi karena perbedaan kondisi ekonomi dari setiap rumah tangga. Sesorang lulusan yang memiliki kondisi ekonomi yang memadai dapat mencari pekerjaan dengan lebih lama sedangkan lulusan yang memiliki kondisi ekonomi yang lemah akan berusaha untuk memperoleh pekerjaan, hal ini akan mempengaruhi lama menganggur seseorang lulusan. Berikut ini adalah jumlah dan rata-rata pendapatan rumah tangga responden lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun 2012 - 2013 pada Tabel 5.2. Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa pendapatan rumah tangga responden bervariasi mulai dari tingkat pendapatan responden yang paling besar yang berkisar lebih dari Rp. 30.000.000 sampai tingkat pendapatan responden yang paling kecil sekitar kurang dari Rp. 4.000.000 dengan rata-rata tingkat pendapatan secara keseluruhan dalam satu keluarga tersebut yaitu Rp. 7.577.000 dari seluruh total keseluruhan jumlah responden.
82
Tabel 5.2 Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012-2013 Menurut Pendapatan Rumah Tangga
Program Pendidikan S1 Reguler
S1 Ekstensi
Total S1
Jurusan
Ekonomi Pembangunan
Lulusan FEB Unud Rata-Rata Jumlah Responden Pendapatan RT (Orang) (Ribuan Rupiah/Bulan) 11 7.481
Akuntansi
26
7.790
Manajemen
21
8.395
Ekonomi Pembangunan
5
5.190
Akuntansi
27
7.276
Manajemen
21
9.333
Ekonomi Pembangunan
16
6.335
Akuntansi
48
7.533
Manajemen
47
8.864
Rata-Rata Keseluruhan
7.577
Sumber: Hasil Penelitian (Lampiran 2)
Pendapatan rumah tangga akan mempengaruhi lama seorang lulusan menganggur. Lulusan yang memiliki pendapatan rumah tangga yang tinggi pada saat mencari pekerjaan sebelumnya akan bersedia lebih lama menganggur akibat tingginya tingkat ketergantungan pekerja pada keluarga sehingga enggan untuk mencari pekerjaan. Serta semakin tingginya keinginan untuk bekerja sesuai dengan aspirasi kerjanya mengingat keluarga yang memiliki tingkat pendapatan yang tinggi masih bersedia menanggung anaknya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan.
5.1.3 Keterampilan yang Dimiliki Responden Keterampilan yang dimiliki seseorang sangat menentukan cepat atau tidaknya seseorang diterima dalam pasar kerja. Seseorang pekerja yang memiliki
83
tingkat pendidikan tinggi belum tentu dapat diterima langsung dalam sebuah pekerjaan. Beberapa lowongan pekerjaan biasanya mencantumkan keterampilan yang dimiliki sebagai salah satu prasyarat yang harus dimiliki pencari kerja. Berikut
ini
adalah
informasi
tentang
lamanya
waktu
mengikuti
pelatihan/keterampilan responden yang diperoleh sebelum bekerja lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun 2012 - 2013 pada Tabel 5.3 Tabel 5.3 Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012 - 2013 Menurut Keterampilan
Program Pendidikan
Jurusan
S1 Reguler
Ekonomi Pembangunan Akuntansi Manajemen S1 Ekstensi Ekonomi Pembangunan Akuntansi Manajemen Total S1 Ekonomi Pembangunan Akuntansi Manajemen Rata-Rata Keseluruhan
Lulusan FEB Unud Rata-Rata Lamanya Jumlah Responden Mengikuti (Orang) Pelatihan (Minggu) 11 8 26 13 21 15 5 28 27 16 21 11 16 18 48 15 47 13 15
Sumber: Hasil Penelitian (Lampiran 2)
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa rata-rata dari lulusan yang mengikuti pelatihan sebanyak 15 minggu. Dimana rata-rata mengikuti
pelatihan
ataupun
keterampilan
baik
sebelum
lulusan yang menamatkan
pendidikannya ataupun setelah menamatkan pendidikannya adalah sekitar 28 minggu yang lebih banyak diikuti oleh lulusan yang berasal dari program S1
84
ekstensi jurusan ekonomi pembangunan. Hal ini dikarenakan rata-rata yang lulusan yang berasal dari program ekstensi sudah lebih banyak diterima didunia kerja, ataupun melanjutkan usaha keluarga dengan mengandalkan ijazah SMA sebelum mereka akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah atau kuliah sambil bekerja. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa keterampilan yang mereka miliki sudah lebih banyak diterima sebelum mereka menamatkan pendidikannya di bangku kuliah. Adapun jenis keterampilan atau kursus atau pendidikan non formal yang pernah mereka ikuti diluar jam pekuliahan selama menempuh ataupun setelah lulusan dari pendidikan formal di bangku kuliah adalah kursus bahasa seperti bahasa inggris, kursus komputasi akuntansi baik itu MYOB, pelatihan audit, pelatihan saham, training sistem akuntansi, pelatihan sekretaris BLK Prov Bali, pelatihan kredit analys, pelatihan class room frontliner serta kursus mengemudi. Adapun alasan mereka mengikuti pelatihan tersebut adalah karena kemauan dan kemampuan
keluarga
mereka
membiayai
keluarganya
untuk
mengikuti
pendidikan non formal. Adanya anggapan keterampilan non formal yang mereka miliki akan menambah skill dan pengetahuan selain pendidikan akademik yang mereka miliki sehingga dirasa akan memudahkan untuk mendapatkan pekerjaan nantinya. Selain itu adanya institusi terkait yang menyediakan sendiri baik itu dari perusahaan tempat mereka bekerja langsung yang memberikan pelatihan secara gratis dengan harapan mereka dapat menguasai bidang tertentu sesuai dengan posisi pekerjaannya. Tingginya jumlah responden yang mengikuti kursus ataupun pelatihan memperlihatkan bahwa tingginya minat responden untuk menambah
85
keahliannya dibidang non formal yang juga berpengaruh terhadap lamanya menganggur selain itu juga sebagai kesiapan para responden untuk menghadapi persaingan
dalam
pasar
kerja.
Selain
itu
keterampilan
yang dimiliki
mengakibatkan sesorang akan bekerja dan menginginkan pekerjaan pada posisi pekerjaan yang sesuai dan keterampilan yang sudah dimiliki.
5.1.4 Jumlah Tanggungan Responden Jumlah tanggungan menjadi salah satu alasan lulusan responden untuk segera bekerja atau tetap berada dirumah sambil menunggu lowongan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan. Jumlah tanggungan anak/keluarga mempengaruhi volume kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Semakin banyak jumlah anak maka akan semakin besar pula biaya hidup yang harus dikeluarkan (Isty Laura, 2013). Semakin besar jumlah anak/tanggungan keluarga maka semakin besar pula biaya hidup mereka dan semakin besar pula kemungkinan seseorang untuk masuk dalam dunia kerja (Simanjuntak, 2001). Berikut ini adalah jumlah dan persentase tanggungan responden lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun 2012 - 2013 pada Tabel 5.4
86
Tabel 5.4 Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012 – 2013 Menurut Jumlah Tanggungan Lulusan FEB Unud Jumlah Responden (Orang)
Rata-rata Jumlah Tanggungan Responden (Orang)
Ekonomi Pembangunan
11
2
Akuntansi
26
3
Manajemen
21
2
Ekonomi Pembangunan
5
3
Akuntansi
27
3
Manajemen
21
3
Ekonomi Pembangunan
16
3
Akuntansi
48
3
Manajemen
47
3
Program Pendidikan
S1 Reguler
S1 Ekstensi
Total S1
Jurusan
Rata-Rata Keseluruhan
3
Sumber : Hasil Penelitian (Lampiran 2)
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat jumlah dan rata-rata tanggungan lulusan responden dimana jumlah tanggungan tertinggi sebanyak 3 orang. Semakin banyakknya jumlah tanggungan yang ditanggung dalam satu keluarga responden tentu akan mempengaruhi aspirasi sesorang dalam mencari ataupun memilih-milih pekerjaan dan lama menganggur lulusan. Karena semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin banyak pula biaya hidup yang harus dikeluarkan serta semakin tinggi pula probabilitas seseorang untuk bekerja.
87
5.1.5 Jarak Responden Variabel jarak juga berpengaruh terhadap aspirasi kerja yang dimiliki responden serta lama menganggur. Pencari kerja beranggapan pekerjaan lebih tersedia di daerah yang mobilitas perekonomiannya baik, sehingga mereka mencari kerja di dekat dengan akses informasi, kesehatan dan lainnya (Yuliatin, 2011). Hal ini sesuai dengan teori bahwa seseorang yang berletak tinggal di daerah dengan akses ekonomi, sosial dan kesehatan yang baik dapat mempersingkat waktu tunggu kerja atau lama menganggurnya (Ratih Pratiwi, 2012). Berikut ini adalah jumlah dan rata-rata jarak ke tempat bekerja responden lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun 2012 - 2013 pada Tabel 5.5 Tabel 5.5 Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012 - 2013 Menurut Jarak
Program Pendidikan
Jurusan
S1 Reguler
Ekonomi Pembangunan Akuntansi Manajemen S1 Ekstensi Ekonomi Pembangunan Akuntansi Manajemen Total S1 Ekonomi Pembangunan Akuntansi Manajemen Rata-Rata Keseluruhan Sumber : Hasil Penelitian ( Lampiran 2 )
Lulusan FEB Unud Rata-Rata Jumlah Jarak ke Responden Lokasi Kerja (Orang) Pertama (Km) 11 26 21 5 27 21 16 48 47
6 6 5 0 4 4 6 5 4,5 5,2
88
Adanya kesempatan kerja yang lebih besar serta tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang lebih lengkap, memudahkan seseorang untuk mendapat pekerjaan. Berdasarkan tabel 5.5 rata-rata jarak yang ditempuh dari tempat tinggalnya ke tempat kerjanya paling banyak jaraknya adalah 5,2 km. Mengingat banyak responden yang bekerja sebagai wirausaha baik yang melanjutkan usaha orang tuanya atau usaha yang dibangun sendiri. 5.1.6 Lama Menganggur Responden Menurut Tjiptoherijanto (1989) lama menganggur berarti
waktu
menganggur seorang angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan. Penelitian ini menggunakan lama menganggur secara terbuka, yaitu waktu menunggu seorang penganggur terbuka untuk memperoleh pekerjaan. Berikut ini adalah jumlah dan rata-rata lama menganggur responden lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun 2012 - 2013 pada Tabel 5.6 Tabel 5.6 Jumlah dan Rata-rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012 – 2013 Menurut Lama Menganggur Program Pendidikan S1 Reguler
S1 Ekstensi
Total S1
Jurusan Ekonomi Pembangunan Akuntansi Manajemen Ekonomi Pembangunan Akuntansi Manajemen
Ekonomi Pembangunan Akuntansi Manajemen Rata-Rata Keseluruhan
Sumber: Hasil Penelitian (Lampiran 2)
Lulusan FEB Unud Rata-Rata Lama Jumlah Responden Menganggur (Orang) (Minggu) 11 6,5 26 5,7 21 5,8 5 0 27 2,8 21 5,5 16 48 47
6,5 4,2 5,6 5,4
89
Berdasarkan Tabel 5.6 rata-rata lama menganggur responden selama tahun 2012-2013 yaitu dari 5,4 minggu dan lama menganggur dengan waktu yang relatif lebih lama yaitu lebih dari 21 minggu. Dari data terlihat bahwa dalam pasar kerja saat ini terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja tanpa disertai penambahan dari adanya permintaan terhadap tenaga kerja. Masih adanya kecenderungan masyarakat untuk bersedia menganggur juga mempengaruhi lama menganggur seseorang.
5.1.7 Aspirasi untuk Memilih Pekerjaan Setiap responden memiliki aspirasi atau motivasi yang mendasari seseorang ingin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Adanya aspirasi kerja yang berbeda-beda dalam menentukan pekerjaan yang ingin diperolehnya mengakibatkan lama menganggur setiap responden juga berbeda-beda. Berikut ini adalah jumlah dan persentase aspirasi kerja responden lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun 2012 - 2013 pada Tabel 5.7. Berdasarkan Tabel 5.7 dijelaskan bahwa responden akan memilih pekerjaan saat ini karena gaji pertama yang diinginkan tidak sesuai dengan yaitu rata-rata sebanyak 10 responden, sedangkan dengan jumlah yang sama pula yaitu sebanyak 10 orang memilih pekerjaannya saat ini disebabkan karena hal tersebut merupakan pekerjaan pertamanya dan masih bekerja sampai sekarang. Sedangkan sisanya menginginkan situasi pekerjaan yang kondusif, karena melanjutkan usaha keluarga serta sisanya ada yang memilih untuk mengisi waktu luang, kepastian
90
kerja yang lebih baik, memilih kerja sesuai dengan ilmu dan lain-lainnya sebanyak rata-rata 18 responden. Adanya kondisi kerja yang berbeda-beda seperti ini, responden yang memiliki alasan asal bekerja atau mengisi waktu luang ini lebih memilih melalukan pekerjaan yang responden sukai tanpa dituntut target pasti misalnya bekerja secara freelance ataupun sebagai seorang wirausahawan baru. Tabel 5.7 Jumlah dan Rata-rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012 - 2013 Menurut Aspirasi untuk Memilih Pekerjaan Lulusan FEB Unud Program Pendidikan
S1 Reguler
S1 Ekstensi
Total S1
Motivasi Untuk Memilih Pekerjaan Saat ini Jurusan
Jumlah Responden (Orang)
Ekonomi Pembangunan Akuntansi
Gaji Pekerjaan Situasi PertamaTidak Pertama Kerja Sesuai
Usaha Keluarga
Lainnya
11
1
6
0
1
3
26
9
7
3
3
4
Manajemen Ekonomi Pembangunan Akuntansi
21
6
2
2
6
5
5
1
1
1
1
1
27
6
9
3
3
6
Manajemen
21
6
4
2
0
9
16
2
7
1
2
4
48
15
16
6
6
10
47
12
6
4
6
14
10
10
4
5
9
Ekonomi Pembangunan Akuntansi Manajemen
Rata-Rata Keseluruhan
Sumber: Hasil Penelitian (Lampiran 2)
5.1.8 Hubungan Pendidikan dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud Diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula lama menganggur seorang lulusan. Tingginya tingkat
91
pendidikan yang ditamatkan responden yang berasal dari lulusan terdidik menyebabkan masih adanya motivasi dalam memilih-memilih pekerjaan yang diinginkan atau sesuai dengan aspirasi mereka yaitu bekerja di sektor formal yang modern, lingungan kerja yang baik dan suasana yang kondusif (Ratih Pratiwi, 2012). Selain itu menurut Mauled Moelyono dalam Reza P (2011), proses untuk mencari kerja yang lebih lama pada kelompok pencari kerja terdidik disebabkan karena mereka lebih mengetahui perkembangan informasi di pasar kerja dan mereka lebih berkemampuan untuk memilih pekerjaan yang diminati dan menolak pekerjaan yang tidak disukai. Hal ini berbeda dengan orang yang pendidikannya lebih rendah seperti lulusan SMA atau dibawahnya. Tingginya jenjang pendidikan yang ditamatkan lulusan akan mempengaruhi lama menganggur seorang responden. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.8 Tabel 5.8 Hubungan Pendidikan dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tahun 2012 – 2013 Universitas Udayana Lulusan FEB Unud Program Pendidikan
S1 Reguler
S1 Ekstensi
Total S1
Lama Menganggur (Minggu)
Jumlah Responden (Orang)
≤5
Ekonomi Pembangunan
11
6
3
Akuntansi
26
19
Manajemen
21
Ekonomi Pembangunan
Jurusan
16-20
≥21
1
0
1
1
1
1
4
16
0
2
0
3
5
5
0
0
0
0
Akuntansi
27
24
0
2
0
1
Manajemen
21
16
1
0
1
3
Ekonomi Pembangunan
16
11
3
1
0
1
Akuntansi
48
43
1
3
1
2
Manajemen
47
32
1
2
1
6
29
2
2
1
3
Rata-Rata Keseluruhan (Orang)
Sumber : Hasil Penelitian (Lampiran 2)
6-10
11-15
92
Berdasarkan Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan lulusan dari masing- masing jurusan untuk mendapatkan pekerjaan adalah kurang dari 5 minggu dengan rata-rata jumlah lulusan adalah 86 orang. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan bisa dikatakan relatif singkat dari masing-masing jurusan. Hal ini dapat memberikan indikasi bahwa lulusan yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana cukup diperhitungkan di dunia kerja, sehingga mayoritas responden dapat dengan segera diterima pada lapangan pekerjaan yang tersedia. Namun ada pula yang durasi waktu menganggur dari masing-masing jurusan cukup tinggi yaitu lebih dari 21 minggu, karena ketika semakin lama seseorang menganggur maka akan semakin berdampak pada perkembangan karirnya seperti kemampuan yang semakin berkurang, pendapatan yang cenderung menurun, rendahnya kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang baru serta semakin tingginya peluang untuk memperoleh pekerjaan dengan pendapatan yang cenderung kurang stabil (Arif Rahman, 2008).
5.1.9 Hubungan Pendapatan Rumah Tangga dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud Pendapatan yang tinggi sangat penting peranannya dalam meningkatkan kualitas sebuah penduduk. Kualitas penduduk yang dimaksud ini salah satunya adalah kesempatan dalam mengenyam pendidikan. Kemampuan suatu keluarga dalam membiayai hidup anggota keluarga hingga kejenjang pendidikan yang lebih tinggi juga berimplikasi pada kemampuan suatu keluarga dalam membiayai anaknya untuk menganggur sementara waktu hingga mendapatkan pekerjaan yang
93
diinginkannnya. Melihat hubungan tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.9 Berdasarkan Tabel 5.9 dapat dijelaskan bahwa pendapatan rumah tangga yang kurang dari Rp. 5.000.000 per bulan lama menganggur yang terjadi adalah sebanyak 37 responden, hal ini dikarenakan bahwa responden yang pendapatan rumah tanggannya pada tingkat tersebut harus segera memperoleh pekerjaan untuk memenuhi dan membantu kebutuhan dari keluarga responden tersebut. Responden yang pendapatan rumah tangganya berada diatas atau lebih dari Rp. 20.100.000 cenderung lama menganggurnya lebih lama yaitu lebih dari 21 minggu dengan jumlah responden 5 orang. Berikut ini adalah hubungan pendapatan rumah tangga responden dengan lama menganggu lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun 2012 - 2013 pada Tabel 5.9 Tabel 5.9 Hubungan Pendapatan Rumah Tangga dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udyana Tahun 2012 – 2013
No 1 2 3 4 5
Pendapatan RT ( Ribu/bulan)
Lama Menganggur Responden (Minggu) ≤5 6 - 10 11 – 15 16 - 20 ≥ 21
≤ Rp 5.000
37
0
0
0
0
47 0 1 1
5 0 0 0
3 2 0 1
1 0 0 1
4 5 1 2
86
5
6
2
12
Rp 5.100 - Rp. 10.000 Rp 10.100 - Rp 15.000 Rp 15.100 - Rp 20.000 ≥Rp 20.100 Jumlah
Sumber : Hasil Penelitian (Lampiran 2)
Kecenderungan untuk lebih lama menjadi seorang pengangguran diakibatkan keluarga yang tingkat pendapatannya lebih besar diasumsikan mampu
94
membiayai anaknya untuk sementara waktu untuk menjadi penganggur hingga mendapatkan pekerjaan yang dianggap sesuai dengan aspirasi responden. Selain itu, menurut Simanjuntak dalam Azhar Putera (2001), bila satu keluarga memiliki pendapatan rumah tangga yang lebih baik, biasanya keluarga tersebut mampu membiayai anaknya menganggur selama satu sampai dua tahun lagi dalam proses mencari kerja yang lebih baik. Selain itu responden yang mampu lebih lama menganggur biasanya hanya dapat dilakukan oleh orang yang punya tabungan atau transfer dari orang lain untuk mempertahankan hidupnya. 5.1.10 Hubungan Keterampilan yang Dimiliki dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud Keterampilan yang dimiliki seringkali menjadi prasyarat utama yang dicantumkan suatu perusahaan dalam menerima tenaga kerja yang diinginkan. Adanya prasyarat tersebut akan mempengaruhi masa menganggur seseorang, diasumsikan bahwa lulusan yang memiliki keterampilan kerja atau pengalaman kerja sebelumnya akan memiliki peluang lebih banyak diterima dalam pasar kerja dibandingkan dengan lulusan yang baru memasuki pasar kerja yang tidak memiliki keterampilan sama sekali. Penjelasan mengenai hubungan keterampilan yang dimiliki dengan lama menganggur dijelaskan pada Tabel 5.10
95
Tabel 5.10 Hubungan Keterampilan yang Dimiliki dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012 – 2013
No 1 2 3 4 5
Pelatihan ( Minggu) ≤10 11 - 20 21 - 30 31 – 40 ≥41 Jumlah
Sumber : Hasil Penelitian (Lampiran 2)
Lama Menganggur Responden (Minggu) ≤5 6 - 10 11 - 15 16 - 20 ≥ 21 35 5 5 2 11 13 0 0 0 1 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 1 0 0 86 5 6 2 12
Berdasarkan Tabel 5.10 menjelaskan tentang hubungan keterampilan yang dimiliki dengan lama menganggur lulusan. Terlihat bahwa lulusan yang memiliki keterampilan sebelumnya masa menganggurnya lebih cepat yaitu kurang dari 5 minggu bila dibandingkan dengan responden yang tidak memilki keterampilan. Hal ini diasumsikan bahwa lulusan yang memilki keterampilan lebih cepat memperoleh pekerjaan dalam pasar kerja dibandingkan yang tidak memiliki keterampilan yaitu lama menganggurnya lebih dari 21 minggu, sehingga membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Menurut Ratih Pratiwi (2012), individu yang memiliki keterampilan akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan dengan orang yang kurang memiliki keterampilan karena keterampilan juga merupakan indikator mutu produktivitas tenaga kerja 5.2.11 Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud Hal lain yang dapat mempengaruhi lama menganggur seseorang pencari kerja adalah adanya jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki, semakin banyak
96
jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki, maka akan semakin tinggi tingkat partisipasi angkatan kerja untuk mencari pekerjaan. Asumsinya, semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka kebutuhan dalam keluarga tersebut juga akan semakin banyak. Oleh karena itu, lama menganggurnya atau mencari kerjanya akan kecil mengingat semakin cepat mendapatkan pendapatan dengan bekerja maka kebutuhan yang dibutuhkan akan segera terpenuhi. Penjelasan mengenai hubungan jumlah tanggungan dengan lama menganggur dapat dijelaskan pada Tabel 5.11 Tabel 5.11 Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012 – 2013
No 1 2 3 4 5
Jumlah Tanggungan (Orang) ≤1 2 3 4 ≥5 Jumlah
Sumber : Hasil Penelitian (Lampiran)
Lama Menganggur Responden (Minggu) ≤5 6 - 10 11 - 15 16 - 20 ≥ 21 25 3 5 2 11 10 2 0 0 1 2 0 0 0 0 22 0 1 0 0 27 0 0 0 0 86 5 6 2 12
Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dijelaskan bahwa jumlah tanggungan yang ditanggung dalam satu keluarga akan mempengaruhi berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Jumlah tanggungan yang lebih dari 5 orang waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan adalah kurang dari 5 minggu, dengan jumlah responden adalah 27 orang. Hal ini dikarenakan banyaknya kebutuhan keluarga yang harus dikeluarkan karena banyaknya jumlah tanggungan yang dimiliki. Namun hal yang menarik untuk
97
dicermati yaitu jumlah tanggungan kurang dari 1 orang dengan lama menganggurnya adalah kurang dari 5 minggu dengan jumlah responden 25 orang. Hal ini memberikan indikasi akan kesadaran status sosial sesorang dimasyarakat, sesuai dengan pendapat Kembar Sri Budhi (2008) karena menganggur, manusia kehilangan
kesempatan
mengaktualiasasikan
hidupnya.
Penyebabnya,
berkembang paradigma, manusia akan dihargai oleh orang lain kalau ia bekerja dan tidak bergantung pada orang lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. 5.2.12 Hubungan Jarak dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud Jarak juga memiliki peranan dalam menentukan keputusan sesorang untuk segera bekerja pada lapangan pekerjaan yang tersedia atau tidak. Biasanya para pencari kerja akan mendatangi tempat yang memberikan peluang ekonomi yang lebih tinggi, mengingat kebutuhan hidup yang harus mereka penuhi. Biasanya daerah yang memberikan peluang ekonomi yang tinggi untuk mendapatkan pekerjaan yang dipilih oleh para pencari kerja adalah daerah perkotaan. Berikut ini adalah hubungan jarak responden dengan lama menganggu lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun 2012 - 2013 pada Tabel 5.12 Berdasarkan Tabel 5.12 dapat dijelaskan bahwa adanya hubungan antara variabel jarak terhadap lama menganggur. Jumlah responden yang membutuhkan waktu untuk menuju tempat mereka bekerja pertama yang kurang dari 5 km adalah 76 orang. Dekatnya jarak yang dibutuhkan pekerja dengan daerah kerja mengindikasikan bahwa mudahnya informasi dan fasilitas yang mereka dapatkan
98
untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Askses serta fasilitas yang mudah serta peluang ekonomi yang tinggi membuat banyak orang untuk memilih tinggal secara menetap dan mencari kerja di daerah yang jaraknya mudah diakses. Tabel 5.12 Hubungan Jarak dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun 2012 – 2013 Lama Menganggur Responden (Minggu) No 1 2 3 4 5
Jarak (Km) ≤5 06 - 10 11 - 15 16 - 20 ≥21 Jumlah
Sumber : Hasil Penelitian (Lampiran)
≤5
6 - 10
11 - 15
16 - 20
≥ 21
76 9 0 1 0 86
4 1 0 0 0 5
2 1 2 0 1 6
0 0 1 1 0 2
1 4 5 0 2 12
Hal ini sesuai menurut Spies (2006), salah satu asumsi yang seringkali digunakan untuk mengukur kepuasan yang tinggi akan jarak yang ditempuh ke tempat kerja, biasanya dijelaskan dengan insentif yang tinggi serta waktu luang yang tinggi pula. Seseorang yang bertempat tinggal di wilayah yang jaraknya dekat dengan fasilitas memiliki lebih banyak akses yang dapat mempersingkat waktu tunggu kerja responden. Pernyataan ini sesuai dengan temuan yang ada dilapangan yaitu umumnya pekerja yang mencari kerja hingga menempuh jarak lebih dari 21 kilometer, selain itu faktor potensial yang mempengaruhi adanya jarak yang bersedia ditempuh yaitu, ketimpangan pembangunan didalam lingkungan keluarga, selain itu kondisi hidup yang berbeda (Spies, 2006). Menurut responden yaitu Adhi Widiana dalam wawancara 10 Mei 2015 di Denpasar menyatakan bahwa :
99
“saya tinggal di Tabanan dan memilih nyari kerja di Denpasar karna saya tahu peluang kerja di Denpasar lebih bagus,walaupun jaraknya jauh. Saya males nyari kerja di Tabanan soalnya peluang kerjanya tidak menantang dan saya malu kalo kerja masih di satu wilayah dengan tempat tinggal”. Pendapat responden diatas menunjukkan bahwa seberapapun jauh jarak yang harus responden korbankan untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan tidak mengurangi minat responden untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keinginan dan aspirasi kerjanya. Responden sengaja mencari kerja meskipun jaraknya jauh dari tempat tinggalnya untuk menutupi kebutuhan hidup anggota keluarga. Rata-rata lamanya waktu tunggu atau menganggur sampai mendapatkan pekerjaan dari jarak ke lokasi mencari kerja yaitu kurang dari 5 minggu dengan jarak yang bervariasi. 5.2
Analisis Data
5.2.1 Analisis Validitas Model Perhitungan Koefisien jalur dalam penelitian ini menggunakan metode regresi sederhana, yaitu Ordinary Least Square (OLS). Pertimbangan menggunakan metode ini dikarena model hubungan antar variable satu dengan variabel lainnya dalam penelitian ini bersifat rekursif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan FEB Unud. Koefisien jalur serta data dianalisis dari hasil analisis perhitungan regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS versi 17. Model persamaan struktural mengenai pendapat rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan,
100
jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan FEB Unud. Klasifikasi variabel dari model regresi yang disusun adalah sebagai berikut. 1) Model Pertama : Pengaruh pendapatan rumah tangga (X1), keterampilan (X2), jumlah tanggungan (X3), jarak (X4) terhadap aspirasi kerja (Y1). 2) Model Kedua : Pengaruh pendapatan rumah tangga (X1), keterampilan (X2), jumlah tanggungan (X3), jarak (X4) terhadap lama menganggur (Y2) melalui aspirasi kerja (Y1). Kedua model yang telah diklasifikasikan berdasarkan variabel eksogen dan endogen, kemudian dibuat persamaan model jalur seperti yang disajikan pada Tabel 5.13 sebagai berikut. Kedua model tersebut dapat dijelaskan secara klasifikasi dan persamaan menurut Tabel 5.13 dimana merupakan persamaan struktural yang sudah dibakukan. Berdasarkan persamaan-persamaan pada model yang sudah disebutkan maka disusun penaksiran parameter regresi, dimana koefisien jalur diambil dari koefisien standar (beta) dengan memperhatikan analisis varians atau uji F serta nilai signifikan masing-masing variabel yang dihitung dengan nilai p-value.
101
Tabel 5.13 Klasifikasi Variabel dan Persamaan Model Jalur Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Model 1
Variabel Variabel Eksogen Endogen Pendapatan RT Aspirasi Kerja Keterampilan Jumlah Tanggungan Jarak
2
Pendapatan RT Lama Keterampilan Menganggur Jumlah Tanggungan Jarak Aspirasi Kerja Sumber : Gambar 2
Persamaan =
=
+
+
+
+
+
+
+
+
+
1) Pengaruh Pendapatan Rumah Tangga, Keterampilan, Jumlah Tanggungan dan Jarak terhadap Aspirasi Kerja Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Berdasarkan hasil data yang telah diolah pada lampiran 3, model pertama mengenai pengaruh pendapatan rumah tangga ( ), keterampilan (
), jumlah
tanggungan ( ), dan jarak ( ) terhadap aspirasi kerja ( ) dapat diringkas pada tabel 5.14
102
Tabel 5.14 Ringkasan Analisis Regresi Model Pertama Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
a
Std. Error .127
.195
3.250E-5
.000
Keterampilan
-.014
Tanggungan
Beta
t
Sig. .652
.516
.160
2.155
.033
.004
-.199
-3.294
.001
-.179
.035
-.343
-5.104
.000
Jarak
.067
.014
.396
4.966
.000
R Square
.660
PendapatanRT
Prob F (Statistik)
51.355
a. Dependent Variable: AspirasiKerja
Sumber : Lampiran 3
Tabel 5.14 dapat dijelaskan bahwa pendapatan rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap aspirasi kerja 0,160 dengan p value 0,033 < 0.05 persen, hasil tersebut memberikan arti bahwa pendapatan rumah tangga berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap aspirasi kerja. Dilanjutkan dengan keterampilan berpengaruh negatif terhadap aspirasi kerja dengan koefisien -0,199 dengan p value sebesar 0,001 < 0,05 persen. Selain itu jumlah tanggungan juga berpengaruh negatif terhadap aspirasi sebesar -0,343 dan p value 0,000 < 0,05. Variabel jarak berpengaruh positif dan signifikan terhadap aspirasi kerja dengan nilai koefisiennya sebesar 0,396 dengan nilai p value 0,000 < 0,05. Berdasarkan urairan tersebut maka hal ini sesuai dengan pengujian hipotesis satu yaitu pendapatan rumah tangga dan jarak berpengaruh positif dan signifikan
103
sedangkan keterampilan dan jumlah tanggungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Setelah dijelaskan nilai koefisien dan pengaruhnya dari masing-masing variabel dan nilai p valuenya maka dapat diambil persamaan regresi sebagai berikut : Y1 = 0,160 X1 - 0,199 X2 - 0,343 X3 + 0,396 X4 ..............................................(5.1) Keterangan : X1 X2 X3 X4 Y1
= Pendapatan Rumah Tangga = Keterampilan = Jumlah Tanggungan = Jarak = Aspirasi Kerja
2) Pengaruh Pendapatan Rumah Tangga, Keterampilan, Jumlah Tanggungan, Jarak dan Aspirasi Kerja terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Berdasarkan hasil data yang telah diolah pada lampiran 3, model kedua mengenai pengaruh pendapatan rumah tangga ( ), keterampilan ( tanggungan ( ), dan jarak ( ) terhadap lama menganggur (
2)
), jumlah
melalui aspirasi
kerja ( ) dapat diringkas pada Tabel 5.15. Tabel 5.15 dapat dijelaskan bahwa pendapatan rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap lama
menganggur dengan koefisien 0,230 dengan nilai p value 0,002 < 0,05 persen yang berarti jumlah penduduk berpengaruh secara langsung terhadap lama menganggur lulusan FEB UNUD. Variabel selanjutnya adalah keterampilan memiliki pengaruh yang negatif terhadap lama menganggur dengan nilai koefisiennya adalah -0,127 dan nilai p value 0,044 < 0,05 persen. Variabel jumlah tanggungan juga memiliki pengaruh negatif terhadap lama menganggur dengan
104
nilai koefisiennya adalah sebesar -0,201 dengan nilai p value yaitu 0,007 < 0,05 persen. Sedangkan varibel jarak dan aspirasi kerja sama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap lama menganggur dengan nilai masing-masing koefisien yaitu 0,310 dan 0,195 dengan nilai p value sebesar 0,001 < 0,05 dan 0,043 < 0,05. Berdasarkan urairan tersebut maka hal ini sesuai dengan pengujian hipotesis dua yaitu pendapatan rumah tangga, jarak dan aspirasi kerja berpengaruh positif dan signifikan sedangkan keterampilan dan jumlah tanggungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Tabel 5.15 Ringkasan Analisis Regresi Model Kedua Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 3.372
1.476
.000
.000
Keterampilan
-.067
Tanggungan
PendapatanRT
Jarak AspirasiKerja
R Square Prob F (Statistik)
Sumber : Lampiran 3
Coefficients Beta
t
Sig.
2.284
.024
.230
3.106
.002
.033
-.127
-2.039
.044
-.812
.296
-.201
-2.740
.007
.407
.114
.310
3.577
.001
1.504
.735
.195
2.045
.043
.66 .676 43.839
105
Setelah dijelaskan nilai koefisien dari masing-masing variabel dan nilai p valuenya maka dapat diambil persamaan regresi sebagai berikut : Y2 = 0,230 X1 - 0,127 X2 - 0,201 X3 + 0,310 X4 + 0,195 Y1.............................(5.2) Keterangan : X1 X2 X3 X4 Y1 Y2
= Pendapatan Rumah Tangga = Keterampilan = Jumlah Tanggungan = Jarak = Aspirasi Kerja = Lama Menganggur
5.3.2 Pendugaan Parameter (Perhitungan Koefisien Jalur) Berdasarkan hasil perhitungan koefisien regresi yang disajikan pada Tabel 5.14 dan 5.15 maka dapat dibuat ringkasan koefisien jalur seperti yang disajikan pada Tabel 5.16 berikut. Tabel 5.16 Ringkasan Koefisien Jalur Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Regresi
Koef Reg. Standar X1 Y1 0,160 X2 Y1 -0,199 X3 Y1 -0,343 X4 Y1 0,396 X1 Y2 0,230 X2 Y2 -0,127 X3 Y2 -0,201 X4 Y2 0,310 Y1 Y2 0,195 Sumber : Lampiran 3
Standar Error 0,000 0,004 0,035 0,014 0,000 0,033 0,296 0,114 0,735
t hitung 2,155 -3,294 -5,104 4,966 3,106 -2,039 -2,740 3,577 2,045
P-value 0,033 0,001 0,000 0,000 0,002 0,044 0,007 0,001 0,043
Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
Berdasarkan Tabel 5.16 dengan menggunakan koefisien regresi terstandar dapat dibuat ringkasan koefisien jalur seperti disajikan pada Gambar 5.2 berikut.
106
Gambar 5.2 Pengaruh Pendapatan RT ( ), Keterampilan ( ), Jumlah Tanggungan ( ), Jarak ( ) dan Aspirasi Kerja ( Terhadap Lama Menganggur ( ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
)
Berdasarkan Tabel 5.16 dan Gambar 5.2 dapat dijelaskan bahwa pendapatan rumah tangga ( ), keterampilan ( ), jumlah tanggungan ( ), dan jarak ( ) secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap aspirasi
kerja ( ). Selanjutnya pendapatan rumah tangga ( ), jarak ( ) dan aspirasi kerja ( ) secara langsung berpengaruh positif dan signifikan sedangkan keterampilan
( ), jumlah tangga ( ), berpengaruh negatif dan signifikan terhadap lama menganggur ( ) lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Selain pengaruh langsung terdapat juga pengaruh tidak langsung antara variabel pendapatan rumah tangga ( ), keterampilan ( ), jumlah tanggungan ( ), dan
107
jarak ( ) terhadap lama menganggur ( ) melalui aspirasi kerja ( ) lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
5.2.2 Evaluasi Terhadap Model 1) Koefisien determinasi total Berpedoman pada rumus 4.1 dan rumus 4.2 koefisien total dari persamaan struktural pada model penelitian sesuai dengan perhitungan SPSS maka diperoleh nilai
= 0,891. Koefisien determinasi total sebesar 0,891
memiliki arti bahwa sebesar 89,1 persen informasi yang terkandung dapat dijelaskan oleh model yang terbentuk, sedangkan sisanya sebesar 10,9 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. 2) Pengujian pengaruh tidak langsung variabel pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Pengujian hipotesis ketiga untuk pengaruh tidak langsung variabel pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak melalui aspirasi kerja dilakukan dengan mengetahui hasil pengujian terhadap pengaruh lama menganggur. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh tidak langsung dari masing-masing variabel terhadap variabel endogen melalui variabel intervening. Pengujian pengaruh mediasi ini dilakukan dengan menggunakan rumus Sobel.
108
(1)
Pengaruh Tidak Langsung Pendapatan Rumah Tangga terhadap Lama Menganggur Melalui Aspirasi Kerja Besarnya koefisien tidak langsung variabel pendapatan rumah tangga
terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja merupakan perkalian dari pengaruh variabel pendapatan rumah tangga terhadap aspirasi kerja dengan variabel aspirasi kerja terhadap lama menganggur sebesar 0.160
0.195 =
0.0312. Besarnya standard error tidak langsung variabel pendapatan rumah tangga terhadap lama menganggur dapat diperoleh sebagai berikut. Sab1 Sab1
+
√
=
+
= √1.504 0.0001 + 0.0000325 0.735 +0.0001 0.735 = 0.0000238
Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai berikut : =
=
.
.
.
= 2.046
Nilai
hitung sebesar 2.046 tersebut lebih besar dari 1.65 yang berarti
bahwa parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa koefisien pengaruh tidak langsung sebesar 0.0312 memiliki pengaruh mediasi positif dan signifikan. Dengan demikian hipotesis model pengaruh tidak langsung dari variabel pendapatan rumah tangga terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja dapat diterima.
109
Selanjutnya hasil olahan data yang disajikan pada lampiran 3 dapat diketahui bahwa pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap lama menganggur dengan koefisien sebesar 0.261 dengan p valuae 0,001 dan setelah memasukkan variabel mediasi yaitu aspirasi kerja, maka pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap lama menganggur menurun menjadi 0.230 dengan p value 0,002 tetapi tetap signifikan sehingga variabel pendapatan rumah tangga dikatakan sebagai variabel mediasi parsial atau partial mediator. (2)
Pengaruh Tidak Langsung Keterampilan terhadap Lama Menganggur Melalui Aspirasi Kerja Besarnya koefisien tidak langsung variabel keterampilan terhadap lama
menganggur melalui aspirasi kerja merupakan perkalian dari pengaruh variabel keterampilan terhadap aspirasi kerja dengan variabel aspirasi kerja terhadap lama menganggur sebesar −0.199
0.195 = −0.038. Besarnya standard error tidak
langsung variabel keterampilan terhadap lama menganggur dapat diperoleh sebagai berikut. Sab1 Sab1
=
√
+
+
= √1.504 0.004 +0.014 0.735 +0.004 0.735 = 0.0122
110
Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai berikut : =
=
.
.
.
= 1.715
Nilai
hitung sebesar 1.715 tersebut lebih besar dari 1.65 yang berarti
bahwa parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa koefisien pengaruh tidak langsung sebesar -0.038 memiliki pengaruh mediasi negatif. Dengan demikian hipotesis model pengaruh tidak langsung dari variabel keterampilan terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja dapat diterima. Selanjutnya hasil olahan data yang disajikan pada lampiran 3 dapat diketahui bahwa keterampilan berpengaruh negatif terhadap lama menganggur dengan koefisien sebesar -0.166 dengan p valuae 0,007 dan setelah memasukkan variabel mediasi yaitu aspirasi kerja, maka pengaruh keterampilan terhadap lama menganggur menurun menjadi -0.127 dengan p value 0,044 tetapi tetap signifikan sehingga variabel keterampilan dikatakan sebagai variabel mediasi parsial atau partial mediator. (3)
Pengaruh Tidak Langsung Jumlah Menganggur Melalui Aspirasi Kerja
Tanggungan
terhadap
Lama
Besarnya koefisien tidak langsung variabel jumlah tanggungan terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja merupakan perkalian dari pengaruh variabel jumlah tanggungan terhadap aspirasi kerja dengan variabel aspirasi kerja
111
terhadap lama menganggur sebesar −0.343
0.195 = −0.066. Besarnya
standard error tidak langsung variabel jumlah tanggungan terhadap lama menganggur dapat diperoleh sebagai berikut. Sab1 Sab1
+
√
=
+
= √1.504 0.035 +0.179 0.735 +0.035 0.735 = 0.144
Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai berikut : =
=
.
.
.
= 1.869
Nilai
hitung sebesar 1.869 tersebut lebih besar dari 1.65 yang berarti
bahwa parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa koefisien pengaruh tidak langsung sebesar -0.066 memiliki pengaruh mediasi negatif. Dengan demikian hipotesis model pengaruh tidak langsung dari variabel jumlah tanggungan terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja dapat diterima. Selanjutnya hasil olahan data yang disajikan pada lampiran 3 dapat diketahui bahwa jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap lama menganggur dengan koefisien sebesar -0.268 dengan p valuae 0,000 dan setelah memasukkan variabel mediasi yaitu aspirasi kerja, maka pengaruh jumlah tanggungan terhadap lama menganggur menurun menjadi -0.201 dengan p value
112
0,007 tetapi tetap signifikan sehingga variabel jumlah tanggungan dikatakan sebagai variabel mediasi parsial atau partial mediator. (4)
Pengaruh Tidak Langsung Jarak terhadap Lama Menganggur Melalui Aspirasi Kerja Besarnya koefisien tidak langsung variabel jarak terhadap lama
menganggur melalui aspirasi kerja merupakan perkalian dari pengaruh variabel jarak terhadap aspirasi kerja dengan variabel aspirasi kerja terhadap lama menganggur sebesar 0.396 0.195 = 0.077. Besarnya standard error tidak langsung variabel jarak terhadap lama menganggur dapat diperoleh sebagai berikut. Sab1 Sab1
+
√
=
+
= √1.504 0.014 + 0.067 0.735 +0.014 0.735 = 0.054
Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai berikut : =
=
.
.
.
= 1.847
Nilai
sebesar 1.847 tersebut lebih besar dari 1.65 yang berarti bahwa
parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa koefisien pengaruh tidak langsung sebesar 0.077 memiliki pengaruh mediasi positif dan
113
signifikan. Dengan demikian hipotesis model pengaruh tidak langsung dari variabel jarak terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja dapat diterima. Selanjutnya hasil olahan data yang disajikan pada lampiran 3 dapat diketahui bahwa jarak berpengaruh positif dan signifikan terhadap lama menganggur dengan koefisien sebesar 0.387 dengan p valuae 0,000 dan setelah memasukkan variabel mediasi yaitu aspirasi kerja, maka pengaruh jarak terhadap lama menganggur menurun menjadi 0.195 dengan p value 0,043 tetapi tetap signifikan sehingga variable jarak dikatakan sebagai variabel mediasi parsial atau partial mediator.
3) Pengaruh langsung, tidak langsung dan pengaruh total pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Analisis pengaruh langsung, tidak langsung maupun pengaruh total dapat menjelaskan hubungan antar variabel penelitian yaitu pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Pengaruh langsung ditunjukan oleh koefisien semua anak panah dengan satu ujung, pengaruh tidak langsung terjadi melalui peran variabel antara yaitu aspirasi kerja, serta pengaruh total merupakan penjumlahan pengaruh langsung dengan pengaruh tidak langsung. Berdasarkan Tabel 5.17 dan Gambar 5.2 dapat diketahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung serta pengaruh total antar variabel pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur seperti pada tabel 5.17 berikut.
114
Berdasarkan Tabel 5.17 dan Gambar 5.2 dapat dijelaskan bahwa pendapatan rumah tangga (
) berpengaruh langsung terhadap lama menganggur
( ) dengan koefisien jalur sebesar 0,230. Pengaruh tidak langsung pendapatan rumah tangga (
) terhadap lama menganggur ( ) melalui aspirasi kerja ( )
sebesar 0,261. Pengaruh total variabel pendapatan rumah tangga ( lama menganggur ( ) sebesar 0,491. Variabel keterampilan (
) terhadap
) berpengaruh
secara langsung terhadap lama menganggur ( ) dengan koefisien jalur sebesar 0,127. Pengaruh tidak langsung keterampilan (
) terhadap lama menganggur ( )
melalui aspirasi kerja ( ) sebesar -0,166. Pengaruh total variabel keterampilan (
) terhadap lama menganggur ( ) sebesar -0,293. Variabel jumlah tanggungan
(
) berpengaruh langsung terhadap lama menganggur ( ) dengan koefisien jalur
sebesar -0,201. Pengaruh tidak langsung jumlah tanggungan (
) terhadap lama
menganggur ( ) melalui aspirasi kerja ( ) sebesar -0,286. Pengaruh total variabel jumlah tanggungan ( Variabel jarak (
) terhadap lama menganggur ( ) sebesar -0,487.
) berpengaruh langsung terhadap lama menganggur ( ) dengan
koefisien jalur sebesar 0,310. Pengaruh tidak langsung jarak (
) terhadap lama
menganggur ( ) melalui aspirasi kerja ( ) sebesar 0,387. Pengaruh total variabel jarak (
) terhadap lama menganggur ( ) sebesar 0,697.
115
Tabel 5.17 Perhitungan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total Y1 PL PTL X1 PT PL PTL X2 PT PL PTL X3 PT PL PTL X4 PT PL PTL Y1 PT Sumber : Lampiran 3
Y2 0,160 0,160 -0,199 -0,199 -0,343 -0,343 -0,396 -0,396 -
0,230 0,031 0,261 -0,127 -0,038 -0,165 -0,201 -0,066 -0,267 0,310 0,077 0,387 0,195 0,195
Keterangan : : Pendapatan Rumah Tangga : Keterampilan : Jumlah Tanggungan : Jarak : Aspirasi Kerja : Lama Menganggur PL : Pengaruh Langsung PLT : Pengaruh Tidak Langsung PT : Pengaruh Total 5.3
Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan rumah
tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Model teoritis ini dibangun melalui beberapa tinjauan pustaka dan pengembangan model
116
yang didapat adalah lama menganggur dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak melalui aspirasi kerja akan berpengaruh langsung terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi, maka diperoleh hasil sebagai berikut. 5.3.1 Pengaruh Langsung Pendapatan Rumah Tangga, Keterampilan, Jumlah Tanggungan, dan Jarak terhadap Aspirasi Kerja.
Faktor pendapatan rumah tangga yang dimiliki dalam satu keluarga sangat berpengaruh dan menentukan keinginan seseorang untuk bersedia bekerja dalam pasar kerja atau tidak. Menurut Nanda Ayu (2012) perolehan penghasilan merupakan alasan utama seseorang untuk bekerja. Tenaga kerja terdidik pada umumnya berasal dari keluarga yang memiliki tingkat pendapatan yang memadai yang bagi masyarakat ekonomi lemah pendidikan dirasa masih belum sepenuhnya mampu dijangkau dan mahal. Dimana penduduk yang ekonominya masih tergolong rendah umumnya tidak mampu meneruskan pendidikannya dan terpaksa mencari kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga lamanya mencari kerja atau menganggur seseorang yang berasal dari tenaga kerja terdidik lebih panjang apabila dibandingkan dengan tenaga kerja yang tidak terdidik. Hal ini dikarenakan pencari kerja tenaga terdidik bersedia menunggu lebih lama dengan harapan akan mendapatkan upah, jaminan sosial dan lingkungan kerja yang lebih baik. Menurut Simanjuntak (2001), bila satu keluarga mempunyai pendapatan rumah tangga yang baik, biasanya keluarga tersebut juga mampu membiayai anaknya menganggur selama satu sampai dua tahun lagi dalam proses mencari
117
pekerjaan yang lebih baik. Namun, sebaliknya pencari kerja tenaga tidak terdidik yang biasanya datang dari keluarga miskin, tidak mampu menganggur lebih lama dan terpaksa menerima pekerjaan apa saja yang tersedia. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2010) bahwa pendapatan rumah tangga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap lama menganggur lulusan. Diperkirakan bahwa dengan keterampilan yang dimiliki sesorang pencari kerja akan lebih sanggup untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai, selain itu keterampilan yang dimiliki sesorang dapat menggambarkan pengetahuan akan pasar kerja yang akan dicari. Menurut Sutomo dalam Setiawan (2010), dengan memiliki keterampilan didukung dengan pendidikan yang tinggi, maka tenaga kerja akan mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, dengan semakin tingginya keterampilan yang dimiliki oleh seseorang lulusan menyebabkan semakin tinggi pula aspirasi seorang lulusan untuk mencari kerja. Menurut Primanda (2011), proses untuk mencari kerja yang lebih lama pada kelompok pencari kerja dengan tingkat keterampilan yang lebih tinggi disebabkan mereka lebih mengetahui perkembangan informasi di pasar kerja dan mereka lebih berkemampuan untuk memilih pekerjaan yang diminati dan menolak pekerjaan yang tidak disukai. Sehingga keterampilan yang dimiliki seseorang dapat mencerminkan kemampuan dan kesiapan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan yang dapat menjadi pertimbangan dalam pasar tenaga kerja. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Reza Adi Primanda (2011) yang
118
menyimpulkan bahwa keterampilan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap aspirasi kerjda dan lama menganggur lulusan. Jumlah tanggungan keluarga dapat menjadi alasan seseorang pencari kerja untuk segera mencari pekerjaan dan bekerja. Keputusan tersebut merupakan langkah untuk menanggulangi ketidakberdayaan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Selain itu menurut Kaisar Hasudangan P (2013), jumlah tanggungan keluarga menjadi motivasi seseorang untuk mencari pekerjaan didaerah perkotaan dan memperoleh pendapatan yang diharapkan besar sehingga menopang kebutuhan hidup keluarga. Jumlah tanggungan suatu keluarga juga berpengaruh langsung terhadap lama menganggur seseorang, selain itu jumlah tanggungan keluarga juga berpengaruh terhadap pencurahan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan pada dasarnya sumber daya manusia itu dimulai dari lingkungan keluarga. Apabila tidak ada pengembangan dari sumber daya manusia, berarti tidak ada usaha untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan bekerja (Nining Purnamaningsih, 2011). Menurut Nining Purnamaningsih (2011), besarnya jumlah tanggungan keluarga dapat mempengaruhi
keputusan seseorang untuk
menentukan berapa lama dia akan bekerja karena semakin banyak anggota keluarga yang menjadi tanggungannya maka akan semakin banyak pula kebutuhan hidup yang harus dipenuhinya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nanda Ayu Kusumastuti (2012). Selalu terdapat sejumlah rintangan yang dihadapi pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaannya. Salah satu rintangan yang dihadapi yaitu jarak antara sumber informasi pekerjaan dengan jarak tempat tinggal pencari kerja. Semakin
119
jauh jarak yang ditempuh untuk mendapatkan informasi terkait dengan pekerjaan yang akan dicari maka semakin lama pula keinginan sesorang untuk mendapatkan pekerjaan. Mengingat terbatasnya ruang lingkup informasi serta akses baik dari segi sosial maupun ekonomi untuk mendapatkan kemudahan dalam memperoleh pekerjaan. Hal inilah yang juga mempengaruhi keinginan seseorang untuk segera bekerja atau tidak. Selain jarak mempengaruhi lama menganggur seorang pencari kerja, variabel jarak juga berpengaruh terhadap aspirasi kerja seseorang . Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratih Pratiwi (2012), bahwa variabel jarak berpengaruh negatif terhadap lama menganggur responden. Menurut Kuncoro (2003), pengangguran terbuka yang biasanya terjadi pada generasai muda yang baru menyelesaikan pendidikan menengah dan tinggi. Adanya kecenderungan mereka yang baru menyelesaikan pendidikan berusaha mencari pekerjaan sesuai dengan aspirasi kerja mereka. Menurut Kuncoro (2003), aspirasi mereka biasanya adalah bekerja di sektor modern atau di kantor. Demi mendapatkan pekerjaan tersebut, mereka bersedia menunggu untuk beberapa waktu yang lama. Selain itu adanya ketidaksesuaian atau missmatch antara ketersediaan kompetensi pencari kerja dengan kualifikasi yang diinginkan perusahaan menimbulkan keinginan sesorang untuk menganggur lebih lama hingga mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan aspirasi kerjanya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ihsan Triputrajaya (2011), bahwa aspirasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap lama menganggur lulusan.
120
5.3.2 Pengaruh Tidak Langsung Pendapatan Rumah Tangga, Keterampilan, Jumlah Tanggungan, dan Jarak terhadap Lama Menganggur Suatu keluarga dapat mengatur siapa saja yang bekerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga dan hal ini tentu saja tergantung dari pendapatan rumah tangga dan jumlah tanggungannya. Tenaga kerja terdidik umumnya datang dari keluarga yang lebih berada terutama bagi suatu masyarakat yang merasa pendidikan masih dirasa mahal. Oleh karena itu tenaga kerja yang berasal dari keluarga miskin biasanya tidak mampu meneruskan pendidikannya dan terpaksa mencari pekerjaan dengan segera. Sedangkan pencari kerja yang berasal dari tenaga kerja terdidik selalu berusaha mencari pekerjaan dengan upah, jaminan sosial, dan lingkungan kerja yang lebih baik. Oleh karena itu, para pencari kerja yang berasal dari tenaga kerja tidak terdidik yang biasanya berasal dari keluarga miskin, tidak mampu menganggur lebih lama dan terpaksa menerima pekerjaan apa saja yang tersedia (Simanjuntak, 2001). Pada penelitian ini variabel pendapatan rumah tangga selain berpengaruh langsung, tapi juga variabel pendapatan rumah tangga berpengaruh secara tidak langsung melalui aspirasi kerja. Hal ini disebabkan karena tingginya pendapatan suatu keluarga akan mempengaruhi keputusannya dalam memilih pekerjaan yang diinginkan dan dicari atau mencari pekerjaan atas aspirasi kerja yang diinginkan yang pastinya mempengaruhi lama menganggur dari seorang pencari kerja. Oleh karena itu pengaruh tidak langsung pendapatan rumah tangga terhadap lama menganggur lulusan melalui aspirasi kerja adalah signifikan, maka dapat dikatakan bahwa
121
aspirasi kerja memediasi secara parsial pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap lama menganggur. Diperkirakan dengan keterampilan yang dimiliki seorang responden pencari kerja lebih sanggup untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya atau aspirasi kerjanya, selain itu keterampilan yang dimiliki seorang pencari kerja dapat menggambarkan pengetahuan responden akan pasar kerja yang diinginkannya nanti. Dengan memiliki keterampilan kerja didukung pula dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka tenaga kerja akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan (Setiawan, 2010). Sehingga mempengaruhi keputusan responden untuk mencari pekerjaan sesuai dengan aspirasi kerjanya. Selain berpengaruh langsung, keterampilan secara tidak langsung berpengaruh secara signifikan terhadap lama menganggur lulusan. Secara teori individu yang memiliki keterampilan akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan orang yang kurang memiliki keterampilan. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi keterampilan yang dimiliki maka aspirasi kerjanya atau yang dimaksud disini adalah memilih-milih pekerjaan akan semakin kecil. Oleh karena adanya pengaruh yang tidak langsung keterampilan secara signifikan terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja, maka dapat dikatakan bahwa aspirasi kerja memediasi secara parsial pengaruh keterampilan terhadap lama menganggur. Tanggungan keluarga merupakan salah satu alasan utama seorang pencari kerja turut serta dalam membantu keluarga untuk memutuskan diri untuk bekerja untuk mendapatkan pengahasilan. Banyaknya jumlah tanggungan dalam suatu
122
keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi keinginan atau aspirasi seseorang untuk melakukan pekerjaan. Karena semakin banyak responden memiliki tanggungan, maka waktu yang dipilih untuk menjadi seorang pengangguran akan semakin kecil. Begitu juga terkait dengan aspirasi kerja atau keinginan untuk memilih-milih pekerjaan, semakin banyaknya jumlah tanggungan keinginan untuk memilih-milih pekerjaan akan semakin kecil mengingat kebutuhan ekonomi yang harus dan segera dipenuhi. Oleh karena adanya pengaruh tidak langsung jumlah tanggungan secara signifikan terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja, maka dapat dikatakan bahwa aspirasi kerja memediasi secara parsial pengaruh jumlah tanggungan terhadap lama menganggur. Jarak juga berpengaruh secara positif dan signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap lama menganggur lulusan. Hal ini dikarenakan bahwa lama menganggur lulusan atau pencari kerja yang jarak tinggalnya lebih dengan pusat informasi memiliki waktu tunggu lebih singkat dibandingkan dengan pencari kerja yang jarak tinggalnya jauh dari pusat informasi dengan asumsi faktor – faktor lain dianggap tidak berubah (Cateris Paribus) seperti keputusan sesorang untuk bekerja atau tidak yang dengan kata lain berpengaruh terhadap aspirasi kerjanya (Ratih Pratiwi, 2012). Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sesorang yang jarak tinggalnya lebih dekat dengan daerah yang memiliki infomasi tentang lowongan pekerjaan yang baik memiliki banyak akses yang dapat mempersingkat waktu tunggu kerja. Adanya kesempatan kerja yang lebih besar serta tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang lebih lengkap, memudahkan sesorang untuk mendapatkan pekerjaan (Ratih Pratiwi, 2012). Oleh
123
karena adanya pengaruh tidak langsung variabel jarak secara positif dan signifikan terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja, maka dapat dikatakan bahwa aspirasi kerja memediasi secara parsial pengaruh jarak terhadap lama menganggur.
5.4
Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian ini telah menjelaskan atau mengkonfirmasi beberapa teori
dan beberapa kajian sebelumnya tentang pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap lama menganggur lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Informasi terkait penelitian yang menyebabkan
lama
menganggur
yang
berasal
dari
perguruan
tinggi,
membutuhkan informasi yang mendalam untuk menganalisa dan meneliti fenomena yang sebenarnya terjadi, namun masih banyak terdapat keterbatasan dalam penelitian ini terutama berkaitan dengan jangka waktu penelitian yang masih relatif pendek, jumlah sampel yang digunakan masih sedikit dan jumlah variabel masih terbatas dan perlu lebih bervariasi. Bagi peneliti selanjutnya kedepan diharapkan jangka waktunya dapat diperpanjang agar data pengamatannya lebih banyak sehingga hasilnya lebih mendekati kebenaran atau mewakili keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan. Sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdiri dari empat varaibel eksogen yaitu pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, dan jarak sehingga diharapkan selanjutnya dapat menambah variabel
124
maupun indikator lainnya yang berkaitan dengan aspirasi kerja dan lama menganggur lulusan terdidik.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1
Simpulan Berdasarkan hasil yang telah diuraikan sebelumnya maka disusun
beberapa simpulan, yaitu: 1) Pendapatan rumah tangga, jarak berpengaruh positif dan signifikan terhadap aspirasi kerja, sedangkan keterampilan dan jumlah tanggungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2) Pendapatan rumah tangga, jarak dan aspirasi kerja berpengaruh positif dan signifikan sedangkan keterampilan dan jumlah tanggungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 3) Pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak berpengaruh tidak langsung secara signifikan melalui aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
125
126
6.2
Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis dan simpulan yang
telah disampaikan adalah sebagai berikut. 1) Merubah mindset para lulusan yang lebih banyak mengarah pada peluang kerja sebagai karyawan dengan menanamkan jiwa kewirausahaan. Perubahan pola pikir lulusan dapat memberikan implikasi bahwa jika melakukan kegiatan berwirausaha akan menjadi solusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga para pencari kerja dengan pendidikan yang tinggi dituntut untuk bisa lebih kreatif dan lebih bisa berinovasi. Selain itu perlunya penelitian- penelitian kembali yang lebih mendalam mengenai lama
menganggur
di
masing-masing
jurusan
ataupun
program
dilingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana sangat diperlukan untuk menjadikan perbandingan atas lama menganggur antara masing-masing jurusan ataupun program, sehingga lebih mendekati informasi pada fenomena yang sesungguhnya yang diharapkan pihak terkait mampu memberikan kebijakan atas fenomena tersebut. 2) Perlu adanya penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja saat ini, sehingga alumni siap memasuki dunia kerja dengan membuka peluang kerja sendiri (wirausaha). Seperti adanya seminar motivasi secara berkala kepada lulusan dengan harapan dapat merubah reorientasi lulusan pencari kerja (job seeker) menjadi pencipta lapangan kerja (job keeper)
126
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, Wiwiek R. 2007. Kepuasan Penggunaan Terhadap Lulusan Fakultas Ekonomi. Dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen, 7(2) : h: 233 – 242. Agus Wirawan. 2012. Makalah Teori Perkembangan Karir Ginzberg.[Kuliah] Universitas Pendidikan Ganesha, Maret. . 2013. Buku Wisuda ke-106. Bukit Jimbaran : Udayana University Press. . 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. . 2012. Kuesioner Survey Angkatan Kerja Nasional : BPS Jakarta. . 2014. Laporan Bulanan Sosial Ekonomi : BPS Jakarta. . 2012. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Denpasar. . 2010. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali : BPS Kota Denpasar. . 2011. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali : BPS Kota Denpasar. . 2012. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali : BPS Kota Denpasar. . 2013. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali : BPS Kota Denpasar. . 2009. Tinjauan Perekonomian Bali : BPS Kota Denpasar. Asri Agustina, Ni Nyoman. 2009. “Analisis Beberapa Variabel yang Berpengaruh Terhadap Pekerjaan yang Diinginkan Angkatan Kerja di Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar”(skripsi). Denpasar: Universitas Udayana. Bendesa, I K.G. 2005. Peningkatan Kualitas SDM : Prasyarat Ketahanan Ekonomi dalam Era Globalisasi. Dalam Jurnal Piramida, 1 (1), h: 1-10. Berzinskiene, Daiva and Liongina Juozaitiene. 2011. Impact of Labour Market Measures on Unemployment. Dalam Journal Engineering Economics, 22 (2), p : 186-195.
127
Budiani, Ni Wayan. 2007. Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna ”Eka Taruna Bhakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar. Dalam Jurnal Input Ekonomi dan Sosial, 2(1), h:49-57. Bosic, Darja and Alenka Kavler. 2009. Duration of Regional Unemployment Spells in Slovenia. Dalam Journal of Managing Global Transition. 7 (2), p : 123-146. Celik, Mucahit and Mehmet Tatar. 2011.Employment-Unemployment Issues and Solution Suggestions Adiyama Example. Dalam Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business. 3(2), p: 1211-1226. Daryanto, Arief dan Yundy Hafizrianda, 2010. Model-Model Kuantitatif untuk Perencanaan Pembangunan EkonomI Daerah : Konsep dan Aplikasi.Cetakan Pertama. Bogor : IPB Press. Eboiyehi, Friday Asiazobor. 2013. Our Lives are in Your Hands : Survival Strategies of Elderly Women Heads Household in Rural Nigeria. Dalam International Journal of Humanities and Social Science. 3, p : 292-302. Ehrenberg, Ronald G and Robert S. Smith. 1987. Modern Labor Economics Theory and Public Policy , Eight Edition. London : Scott, Foresman and Company. Farid, Najib Moh. 2007. Pengangguran dan Kewirausahaan Re-Orientasi Mahasiswa dari Job-Seeker ke Job-Creators. Dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 8 (1), h:156-162. Frijters,Paul, Michael A.Shields and Stephen Wheatley Price. 2005. Comparing the Success of Native and Immigrant Job Search in The UK. Dalam The Economic Journal.11, p: 1-25. Gujarati, Damodar. 1997. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga Ghozali, Imam. 2002. Apilkasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Harri Yulianto A, Eko. 2006. Pengaruh Migrasi Tenaga Kerja terhadap Pengangguran pada Wilayah Kalimantan Timur. (serial online), Tersedia di : http://pustaka.unpad.ac.id.wp.content/upload/2015/05.[diunduh: 5 Mei 2015]. Hasyim H. 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi terhadap Pendapatan (Studi Kasus Desa Dolok Seribu Kecamatan Paguran Tapanuli Utara). Dalam Jurnal Komunikasi Penelitian, 18 (1), h: 22-27.
128
Hasudangan Pangaribuan, Kaisar. 2013. “Analisis Pengaruh Pendapatan, Pendidikan, Pekerjaan, Daerah Asal, Jumlah Tanggungan, dan Status Perkawinan terhadap Keputusan Migrasi Sirkuler ke Kota Semarang (Studi Kasus : Kec.Tembalang dan Kec. Pedurungan)”. (skripsi). Semarang : Universitas Diponegoro. Hidayati, Dewi Ayu. 2013. Strategi Kelangsungan Hidup Perempuan dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup Keluarga dan Jaminan Sosial Bagi Rumah Tangga Miskin (Studi di Kelurahan Jagabaya II Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Dalam Jurnal Ilmiah dan Administrasi Publik dan Pembangunan, 4 (1), Januari –Juni 2013 Ihsan Triputrajaya, A. 2011. Preferensi Pekerja dalam Memilih Pekerjaan Sektor Formal. Dalam Jurnal ILTEK, 6 (12), h : 877-881. Jensen, Richard J. 1989. The Causes and Cures OF Unemployment in the Great Depression. Dalam Journal of Interdisciplinary History. 19 (4), p : 553583. Jhingan, M.L. 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan . Terjemahan : D. Guritno. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Kembar Sri Budhi, Made. 2008. Mengelola Sumber Daya Manusia dalam Menyongsong Millenium Development Goals (MDGs). Dalam Jurnal Input Ekonomi dan Sosial, 1(2), h : 79-82. Kavler, Alenka. 2009.Cox Regression Models for Unemployment Duration in Romania, Austria, Slovenia, Croatia dan Macedonia. Dalam Romania Journal of Economic Forecasting, 2, p: 81-104. Kerlinger. 2002. Penelitian Behavior. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Kieffer, Nicholas M. 1988. Economic Duration Data and Hazard Functions. Dalam Journal of Economic Literatur, 26, p: 646-679. Kuhn, Peter. 2004. Internet Job Search and Unemployment Durations. Dalam Journal The American Economic Review, 94 (1), p: 218-232. Kuncoro, Mudrajat. 2003. Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Kusyono, Chris. 2014. “ Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Lama Mencari Kerja Bagi PNS di Kota Makassar “. (Skripsi). Makassar : Universitas Hasanuddin.
129
Manning, Chris dan Tadjuddin Noer Effendi. 1996. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sector Informal di Kota. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Mankiw, N. Gregory. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga Marhaeni, A.A.I.N dan I.G.A. Manuati Dewi. 2004. Ekonomi Sumber Daya Manusia . Buku Ajar Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar. Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi ke 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Mulyadi S. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia, dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Murjana Yasa, I Gusti Wayan. 2006. Membangun Daya Saing Daerah Bali Berbagai Pemikiran. Komite Kerja sama FE Unud. Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi Teori, Masalah dan kebijakan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nata Wirawan. 2002. Pengantar Statistik Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Pertama. Denpasar : Keraras Mas. Nehen, Ketut. 2012. Perekonomian Indonesia. Denpasar : Udayana University Press. Nur Antyanto, Ikhwan. 2014. “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Memilih Sektor Informal Sebagai Mata Pencaharian (Studi Kasus pada Pasar Penampungan Sementara Merjosari, Malang)” (skripsi). Malang : Universitas Brawijaya. Pratiwi, Manik. 2009.“Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Lama Menganggur Secara Terbuka Pekerja Kota Denpasar” (skripsi). Denpasar : Universitas Udayana. Pratiwi, Ratih. 2012. “ Analisis Faktor yang Mempengaruhi Lama Mencari Kerja Lulusan Sekolah Menengah dan Pendidikan Tinggi di Indonesia pada Tahun 2012. (serial online), Tersedia di : http://pustaka.unpad.ac.id.wp.content/upload/2014/07.[diunduh: 5 Oktober 2014].
130
Prahutama, Alan. 2013. Model Regresi Non Parametrik dengan Pendekatan Deret Fourier pada Kasus Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Timur. Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Diponegoro. Semarang, Jawa Tengah. h : 69-76. Primanda Adi, Reza. 2011. “Analisis Lama Mencari Kerja bagi Tenaga Kerja Terdidik di Kecamatan Pedurungan” (skripsi). Semarang : Universitas Diponegoro. Priyono, Edy. 2002. Situasi Ketenagakerjaan Indonesia dan Tinjauan Kritis terhadap Kebijakan Upah Minimum. Dalam Jurnal Analisis Sosial. 7 (1), h :1-12. Purnamaningsih, Nining. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Wanita Bekerja di Luar Negeri ( Studi Kasus di Kediri). Dalam Jurnal Ilmiah Bekala Universitas Kadiri. Edisi Juni 2011September 2011, h : 13-26. Putera Kurniawan, Azhar dan Herniwati Retno Handayani. 2013. Analisis Lama Mencari Kerja bagi Tenaga Kerja Terdidik di Kabupaten Purworejo. Dalam Diponegoro Journal of Economics. 2 (4), h :1-11.s Rahman, Arif. 2008. “ Analisis Eksistensi Persistensi Pengangguran di Indonesia” (skripsi). Bogor : Institut Pertanian Bogor. Rahyuda, I Ketut dan I G.W. Murjana Yasa. 2004. Metodologi Penelitian. Buku Ajar Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Rofik, Muhamad. 2007. ” Analisis Faktor yang Mempengaruhi Lama Mencari Kerja Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jember”. (skripsi). Jember : Universitas Jember. Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta : ANDI. Sengupta, Manimay. 2009. Unemployment Duration and The Measurement of Unemployment. Dalam Journal Econ Inequal, 7, p : 273-294. Setiawan, Nugraha. 2006. “Struktur Ketenagakerjaan dan Partisipasi Angkatan Kerja di Pedesaan Indonesia” (skripsi). Jatinangor : Universitas Padjajaran. Setiawan, Satrio Adi. 2010. “Pengaruh Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman Kerja dan Jenis Kelamin terhadap Lama Mencari Kerja bagi Tenaga Kerja Terdidik di Kota Magelang” (skripsi). Semarang: Universitas Diponegoro.
131
Setyawan, Anton A. 2008. Foreign Direct Investment (FDI), Kebijakan Industri, dan Masalah Pengangguran : Studi Empirik di Indonesia. Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan. 9 (1) , h :107-119. Silvia, Vivi. 2009. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita di Provinsi Aceh. Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 8 (1), h : 77-91. Simanjuntak, Payaman. 1990. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. , Payaman. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sipayung, Isty Laura Tofelisa. 2013. “ Analisis Keputusan Wanita Menikah untuk Bekerja Studi Kasus di Kota Surakarta Jawa Tengah” (skripsi). Semarang : Universitas Diponegoro. Soebagiyo, Daryono. 2007. Kausalitas Granger PDRB terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Dati I Jawa Tengah. Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan. 8 (2), h : 177- 192. Soeroto. 1983. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. . 1992. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Spies, Mattias. 2006. Distance Between Home and Workplace as a Factor for Job Satisfaction in the North –West Russian Oil Industry. Dalam Journal Fenni 184:2, p : 133-149. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta. . 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta. Suharti, Lieli dan Hani Sirine. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Enterpreneurial Intention) Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 13 (2), h 124-134. Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga . Jakarta : Raja Grafindo Persada.
132
Suroso, Kiki Suko. 2012.“Analisis Pengaruh Pendidikan, Keterampilan dan Upah terhadap Lama Mencari Kerja pada Tenaga Kerja Terdidik di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Demak”(Skripsi). Semarang : Universitas Diponegoro. Suyana Utama, Made. 2010. Ekonometrika. Buku Ajar Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Taliziduhu, Ndraha.1997. Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Tjiptoherijanto, Priyono. 1989. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Todaro, Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Todaro, Michael dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesembilan. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Vojtovich, Sergej. 2011. Economic Development and The Level of Unemployment in The Conditions of Economic Recession. Dalam Journal Economic and Management, 16, p : 459 – 464. Yuliati dan Tun Huseno. 2011. Pengaruh Karakteristik Kependudukan Terhadap Pengangguran di Sumatera Barat. Dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 2 (2), h 15-43. Wikipedia. Indonesia. Definisi Pendidikan (Citied 31-08-2014). Avalaible from http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan.
133 Lampiran 1
KUISIONER PENELITIAN Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Dengan Hormat, Bersama ini saya
:
Nama
:
Ni Kadek Meindrayani
Mahasiswa
:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Program
:
S2 Pasca Sarjana Ekonomi Pembangunan
Semester
:
IV (Empat)
Nim
:
1291462014
Sedang melakukan penelitian Analisis Pengaruh Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi terhadap Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang hasilnya nanti dapat dijadikan masukan bagi masyarakat maupun pemerintah. Berdasarkan maksud tersebut saya mohon Bapak/Ibu/Sudara/i agar berkenan mengisi kuisioner ini sematamata hanya untuk kepentingan ilmiah yaitu dalam rangka penyusunan tesis. Demikian saya sampaikan dan atas kerjasama serta bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i saya ucapkan terima kasih.
134 Berikan jawaban atas pertanyaan dibawah ini dengan mengisi titik-titik Kuesioner Penelitian A. IDENTITAS RESPONDEN
B.
C.
D.
atau menyilang jawaban yang telah tersedia. No. Responden :
1. Nama : ................................................................................................. 2. Umur : ...................... Tahun 3. Jenis Kelamin : 1) Laki-laki 2) Perempuan 4. Status Perkawinan : 1) Belum Kawin 2) Janda/Duda 3) Kawin 5. Status dalam Rumah Tangga : 1) Kepala Keluarga 2) Anggota PENDIDIKAN 1. Tahun lulus responden : 1) 2012 2) 2013 2. IPK terakhir : ................................................................................................... 3. Pendidikan Formal Lulusan Perguruan Tinggi Terakhir : 1) S1, Sebutkan......................................................................................................... 4. Jumlah Tahun Menamatkan Pendidikan di Perguruan Tinggi ........................ Tahun 5. Apakah Saudara/i pernah mendapatkan kesempatan untuk menambah keahlian di sektor pendidikan non formal atau pelatihan kerja ? 1) Kursus, Sebutkan............................................................................................ 2) Tidak ada 6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan non formal atau pelatihan kerja tersebut .................................................................................Minggu 7. Apakah kesempatan menambah keahlian di sektor pendidikan non formal mempengaruhi kesempatan kerja saudara/i ? 1) Ya, alasan........................................................................................................ 2) Tidak ............................................................................................................... KONDISI RUMAH TANGGA RESPONDEN 1. Berapakah besarnya pendapatan total dari seluruh anggota rumah tangga selama satu bulan yang lalu ? 1) Saudara/i = Rp. .............................................. 2) Suami/istri = Rp. .............................................. 3) Anak = Rp. ............................................... 4) Orang tua = Rp. ............................................... 5) Lainnya = Rp. ............................................... 2. Jumlah tanggungan dalam rumah tangga keluarga ..........................................(jiwa) 1) Anak-anak (0-14 th) ........................................................ (orang) 2) Orang dewasa (15-64 th) ................................................. (orang) 3) Orang tua (65 th keatas) .................................................. (orang) INFORMASI TENTANG PEKERJAAN PERTAMA 1. Apakah anda bekerja saat ini ? 1) Ya 2) Tidak 2. Apakah setelah lulus S1 anda langsung bekerja (dalam jangka waktu ≤ 1 bulan) 1) Ya (lanjutkan) 2) Tidak ( langsung ke no 7) 3. Berapa lama waktu yang dilalui sejak lulus sampai anda memiliki pekerjaan?................(bulan)
135 4.
E.
Apakah status pekerjaan anda ? 1) Wirausaha yang dibangun sendiri 2) Wirausaha melanjutkan usaha keluarga 3) Karyawan swasta 4) Karyawan pemerintah 5) Lainnya, sebutkan......................................................................... 5. Darimanakah sumber informasi pertama tentang lowongan pekerjaan ? 1) Pusat Pengembangan Karir Unud (CDC Unud) 2) Website Fakultas/Program studi 3) Media massa (cetak, elektronik) 4) Organisasi alumni (Ikayana Unud) 5) Kerabat/relasi 6) Lainnya (sebutkan.............................................................................) 6. Saat pertama kali bekerja, berapakah penghasilan yang diterima setiap bulan ? Rp. 1) < Rp. 1.400.000 2) Rp. 1.400.000 - < Rp. 2.000.000 3) Rp. 2.000.000 - < Rp. 2.600.000 4) Rp. 2.600.000 - < Rp. 3.200.000 5) ≥ Rp. 3.200.000 7. Mengapa anda tidak langsung bekerja setelah lulus kuliah ? 1) Melanjutkan studi ke jenjang S2 (Program Studi............... Di Univ.............) 2) Melanjutkan ke Program Profesi 3) Mengikuti training untuk menambah pengetahuan/ket (jenis........................) 4) Menikah 5) Lainnya INFORMASI TENTANG PEKERJAAN SAAT INI 1. Apakah saat ini anda bekerja di organisasi/perusahaan (pemberi kerja) yang sama dengan pekerjaan pertama kali ? 1) Ya 2) Tidak Langsung ( langsung ke no 3 ) 2. Jika Ya, berapa lama anda sudah bekerja disana….Tahun....Bulan (langsung ke nomor 5) 3. Jika Tidak, berapa lama anda bertahan di tempat kerja pertama..........tahun.........bulan 4. Jika Tidak, apakah status pekerjaan saat ini ? 1) Wirausaha yang dibangun sendiri 2) Wirausaha melanjutkan usaha keluarga 3) Karyawan swasta 4) Karyawan pemerintah 5) Lainnya …………………………………………………………................ 5. Apakah alasan Anda meninggalkan pekerjaan yang pertama ? Boleh memilih 1-3 jawaban 1) Penghasilan atau kompensasi (gaji dan tunjangan yang diterima tidak sesuai dengan harapan)
136 2) Kondisi/suasana kerja kurang kondusif 3) Karena memiliki hubungan suami/istri dengan karyawan ditempat kerja yang sama. 4) Karena harus mengikuti tugas suami/istri 5) Masa kontrak kerja sudah habis dan tidak diperpanjang lagi 6) Jenis usaha yang ditekuni tidak berkembang sesuai harapan 7) Lainnya…………………………………………………………….. 6. Sampai saat ini, berapa kali anda sudah berganti pekerjaan? 1) Satu kali 2) Dua kali 3) Tiga kali 4) Lebih dari tiga kali 7. Apakah Posisi Jabatan anda saat ini ? 1) Staf 2) Suvervisor/Penyelia (Kepala Seksi) 3) Manajer madya (kepala bagian/divisi/unit) 4) Manajer puncak (direktur/kep. kantor/kep. cabang) 5) Pemilik Usaha 6) Lainnya…………………………………………………………………........ 8. Berapa penghasilan atau gaji anda saat ini setiap bulan ? 1) < Rp.1.400.000 2) Rp.1.400.000 - < Rp.2.000.000 3) Rp.2.000.000 - < Rp.2.600.000 4) Rp.2.600.000 - < Rp.3.200.000 5) Rp.3.200.000 - < Rp.3.800.000 6) ≥ Rp.3.800.000 PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP ASPIRASI KERJA No
Pertanyaan Autonomy dan Authority
1 2 1 2 1 2
Saya menginginkan pekerjaan yang mandiri Saya memilih karir sebagai wirausaha yang melanjutkan usaha keluarga Economic Opportunity & Challenge Saya memilih pekerjaan yang memiliki peluang ekonomis Pekerjaan yang saya tekuni sekarang telah sesuai dengan aspirasi kerja saya Security dan Work load Posisi pekerjaan saya sudah memenuhi aspirasi kerja saya Butuh waktu yang lama bagi saya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan saya
Sangat Setuju
Setuju
RaguRagu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
137 F.
INFORMASI TENTANG LOKASI KERJA 1. Dimanakah lokasi tempat anda bekerja saat ini ? 1) Provinsi 2) Kabupaten 2. Apabila di luar kabupaten/kota tempat tinggal, apakah anda pergi dan pulang ke/dari tempat kerja setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan ? 1) Setiap hari 2) Setiap minggu 3) Setiap bulan 3. Berapakah jarak tempuh dari rumah ke tempat kerja 1) < 10 Km 3) > 30 Km 2) 10 – 29 Km 4) Lainnya..................................................................... 4. Berapa lama perjalanan dari rumah ke tempat kerja 1) < 30 menit 3) 61 – 120 Menit 2) 31 – 60 menit 4) > 120 Menit TERIMAKASIH
Lampiran 2 Tabulasi Data
No
Pendapatan RT
Keterampil an
Jumlah Tanggung an
X1
X2
X3
Aspirasi Kerja Jarak Autonomy X4
Y11
Authority
Eco Opp
Y12
Y13
Challenge Security Y14
Y15
Work Load Y16
Lama Aspirasi Menganggur Kerja (Y1) Y2
Motivasi Memilih Pekerjaan Saat Ini
Sumber Informasi
1
4000
48
4
4
4
4
3
4
4
2
-0.35
0
Kurang Kondusif
Media Masa
2
10000
8
0
10
4
5
5
4
4
2
1.45
24
Pekerjaan Pertama
Media Masa
3
8000
4
4
5
3
5
4
4
4
3
0.87
4
Gaji tdk sesuai harapan
Kerabat
4
9000
6
0
8
4
4
5
4
3
3
1.12
8
Media Masa
5
9000
2
4
5
4
4
4
3
3
3
0.15
4
6
5000
24
4
0
5
3
4
4
4
3
-0.41
0
Gaji tdk sesuai harapan Melanjutkan Usaha Keluarga Melanjutkan Usaha Keluarga
7
8000
4
4
5
4
4
4
4
4
4
0.23
4
Media Masa
8
10000
6
0
8
4
4
5
4
3
4
1.12
24
9
15000
0
0
10
5
5
4
3
3
2
1.37
24
Pekerjaan Pertama Melanjutkan Usaha Keluarga Melanjutkan Usaha Keluarga
10
7000
22
0
5
3
3
5
5
5
2
0.31
2
Pekerjaan Pertama
Media Masa
11
11500
8
0
11
5
5
4
3
4
3
1.06
24
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
12
25000
0
0
12
5
5
5
3
4
3
1.63
24
Media Masa
13
5000
4
4
0
4
4
4
4
4
4
-0.71
0
Gaji tdk sesuai harapan Mencari kerja yang lebih baik
14
8000
2
2
20
5
5
5
5
5
3
0.95
4
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
15
6500
24
5
0
5
3
5
4
5
4
-0.14
0
Media Masa
16
5000
24
5
0
4
3
5
5
4
3
-0.48
0
Status kontrak tidak jelas Memilih kerja sesuai ilmu
17
9750
6
2
11
5
4
5
4
3
3
1.12
24
Pekerjaan Pertama
Media Masa
18
7000
16
4
8
5
4
4
3
3
3
0.73
4
Pekerjaan Pertama
Media Masa
19
7000
16
4
8
5
4
4
3
3
3
0.26
4
Pekerjaan Pertama
Media Masa
Kerabat Kerabat
Kerabat Kerabat
Media Masa
Kerabat
138
20
13000
4
0
15
5
5
5
4
4
5
1.45
24
Pekerjaan Pertama Melanjutkan Usaha Keluarga
Media Masa
21
6000
48
5
0
4
4
3
3
4
4
-0.63
0
22
17000
4
0
25
5
5
5
4
4
3
1.76
24
Kerabat
24
Saran orang lain Melanjutkan Usaha Keluarga
23
8000
12
1
10
5
5
5
5
5
2
0.95
24
5000
48
1
0
4
4
4
5
4
2
-0.43
0
Pekerjaan Pertama
Kerabat
25
4500
48
1
0
4
2
4
4
4
4
-1.51
0
Gaji tdk sesuai harapan
Kerabat
26
5000
48
1
0
4
4
4
4
4
4
-0.24
0
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
27
7000
12
3
8
5
4
5
5
5
2
0.31
2
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
28
5000
24
2
0
3
3
4
4
4
2
-1.34
0
Masa kerja sudah habis
Media Masa
29
7500
12
3
8
4
4
4
3
3
4
0.26
2
Gaji tdk sesuai harapan
Kerabat
30
5000
24
1
0
31
5500
24
1
0
4
2
4
4
4
4
-0.88
0
Masa kerja sudah habis
Media Masa
4
4
1
2
3
2
-0.71
0
Pekerjaan Pertama
Kerabat
32
7500
4
2
7
4
4
4
2
1
4
0.76
2
Pekerjaan Pertama
Kerabat
33
5500
48
1
0
3
3
4
4
5
2
-1.66
0
Pekerjaan Pertama
Media Masa
34
6000
48
2
0
4
3
3
4
4
4
-1.45
0
Masa kerja sudah habis
Kerabat
35
7500
24
2
8
5
4
4
3
4
4
0.42
2
Gaji tdk sesuai harapan
Kerabat
36
7600
24
2
9
5
4
5
4
4
2
0.81
2
Pekerjaan Pertama
Kerabat
37
7800
6
2
5
4
2
5
2
2
4
0.06
2
Kurang Kondusif
Media Masa
38
7800
0
2
5
4
4
5
4
4
4
0.34
2
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
39
5000
24
2
0
4
4
4
4
4
4
-0.24
0
Lainnya
Website
40
27000
5
0
15
5
5
5
4
4
4
1.45
16
Lainnya
Kerabat
41
7900
6
1
2
4
4
4
4
3
4
0.07
0
Lainnya
Website
42
30000
2
0
30
5
5
5
3
3
4
2.13
28
Lainnya
Website
43
5000
0
5
0
3
3
1
2
3
5
-1.81
0
Lainnya
Kerabat
44
7600
0
0
4
5
5
4
4
4
2
0.87
2
Media Masa
45
7500
4
1
4
4
4
4
4
4
2
0.39
2
Gaji tdk sesuai harapan Memilih kerja sesuai ilmu
Kerabat
Orang tua
Media Masa
139
46
5000
24
5
0
4
2
2
3
4
2
-1.90
0
Pekerjaan Pertama Melanjutkan Usaha Keluarga
Media Masa
47
5750
24
5
0
2
3
4
3
4
4
-1.62
0
48
8000
4
1
13
5
5
5
3
3
2
1.95
12
Gaji tdk sesuai harapan Melanjutkan Usaha Keluarga
Media Masa
49
9000
0
4
15
5
5
5
5
4
2
1.26
12
50
5000
24
6
0
5
3
5
5
4
4
-0.02
0
Kurang Kondusif
Kerabat
51
5000
24
5
0
4
3
4
4
5
5
-1.19
0
Gaji tdk sesuai harapan
Kerabat
52
8500
12
1
5
5
4
3
2
2
4
0.65
2
Kurang Kondusif
Media Masa
53
5000
24
4
0
5
1
5
5
3
4
-0.98
0
Gaji tdk sesuai harapan
Kerabat
54
5000
24
4
0
4
3
4
4
4
4
-0.88
0
Lainnya
Media Masa
55
7500
12
1
2
4
4
4
3
3
3
0.26
2
Gaji tdk sesuai harapan
4
5
3
3
2
1.31
24
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa Organisasi Alumni
56
12000
0
0
13
5
57
5700
24
4
0
4
3
4
3
3
4
-0.38
0
Kurang Kondusif
Kerabat
58
5800
24
4
0
4
3
4
4
5
3
-1.19
0
Gaji tdk sesuai harapan
Kerabat
59
8000
16
1
4
2
5
5
4
2
1
0.66
2
Kurang Kondusif
Kerabat
60
5500
24
4
0
4
3
4
4
4
2
-0.88
0
Dosen
6500
2
2
0
4
5
5
4
4
2
0.98
8
Gaji tdk sesuai harapan Melanjutkan Usaha Keluarga
61 62
7000
2
2
3
4
5
5
4
4
2
0.98
8
Lainnya
Media Masa
63
9500
2
1
16
4
5
5
3
3
2
1.48
16
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
64
5000
0
5
0
4
2
4
4
4
2
-1.51
0
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
65
5000
0
5
0
5
2
5
3
4
4
-0.28
0
Lainnya
Media Masa
66
5000
0
5
0
4
2
4
5
5
3
-2.01
0
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
67
7500
12
1
2
5
4
4
4
4
3
0.23
2
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
68
5000
24
4
0
3
2
4
4
5
4
-1.71
0
Media Masa
69
7700
2
1
2
4
4
5
4
5
4
0.03
2
Lainnya Mencari kerja yang lebih baik
70
7800
2
1
2
4
4
4
3
2
2
0.57
12
Pekerjaan Pertama
Media Masa
71
9000
0
2
2
4
3
4
2
2
2
0.12
4
Masa kerja sudah habis
Kerabat
Kerabat
Orang tua
Kerabat
Kerabat
140
72
14000
4
1
24
2
5
5
2
2
5
1.04
12
Melanjutkan Usaha Keluarga
Orang tua
73
5000
2
6
0
4
2
4
4
4
2
-1.51
0
Pekerjaan Pertama
Kerabat
74
5000
2
4
0
3
3
4
4
2
2
-0.72
0
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
75
5500
2
4
0
4
2
4
4
4
2
-1.51
0
Gaji tdk sesuai harapan
Kerabat
76
5700
2
5
0
4
2
4
4
4
2
-1.51
0
Pekerjaan Pertama
Website
77
15000
2
1
2
4
5
5
4
4
2
0.98
24
Kurang Kondusif
Kerabat
78
5400
22
4
0
4
4
4
5
4
4
-0.43
0
Kurang Kondusif
Kerabat
79
5400
24
5
0
4
4
4
4
4
4
-0.24
0
Gaji tdk sesuai harapan
Kerabat
80
8000
0
1
2
4
4
5
4
3
2
0.65
4
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
81
5500
2
5
0
4
2
5
5
2
3
-0.50
0
Kurang Kondusif Kepastian kerja yang lebih baik
Kerabat
Kerabat
82
5000
2
4
0
3
3
4
4
4
2
-1.34
0
83
26000
48
1
8
4
5
5
4
4
2
0.98
12
84
7000
0
1
5
4
5
4
3
3
4
0.90
10
Lainnya Melanjutkan Usaha Keluarga
Kerabat
85
5000
2
1
5
3
4
5
3
3
4
0.37
4
Pekerjaan Pertama
Media Masa
86
7000
2
1
5
5
5
4
4
4
4
0.87
8
Pekerjaan Pertama
Kerabat
87
6000
24
5
0
4
4
4
4
4
3
-0.24
0
88
19500
24
1
2
5
4
4
3
3
4
0.73
4
Pekerjaan Pertama Tidak memperpanjang kontrak
Kerabat Mencoba Sendiri
89
5000
2
4
0
4
2
4
4
4
4
-1.51
0
Mengisi waktu
Kerabat
90
5000
24
5
0
4
2
4
4
5
4
-1.82
0
Lainnya
Jobfair
91
8000
0
1
0
4
4
5
4
4
3
0.34
2
Lainnya
Kerabat
92
25000
4
5
2
4
4
4
3
3
4
0.26
2
Pekerjaan Pertama
Media Masa
93
5000
0
5
0
4
3
4
3
4
3
-0.69
0
Pekerjaan Pertama
Kerabat
94
5000
48
1
0
4
4
4
4
4
4
-0.24
0
Gaji tdk sesuai harapan
Kerabat
95
4500
2
1
2
4
4
5
4
4
2
0.34
2
Pekerjaan Pertama
Website
96
4000
48
1
2
5
3
5
3
5
1
0.05
2
Kurang Kondusif
Kerabat
97
5000
48
1
2
4
3
5
4
3
2
0.02
2
Lainnya
Jobfair
Orang tua
141
98
4000
0
5
0
4
3
5
3
5
4
-0.42
0
Melanjutkan Usaha Keluarga
Orang tua
99
4600
16
4
0
3
2
4
4
3
4
-1.67
0
Pekerjaan Pertama
Kerabat
100
7000
2
5
2
4
5
4
3
3
4
0.90
4
Lainnya
Website
101
6550
2
5
9
3
4
5
3
3
4
0.37
4
Website
102
5700
22
4
0
4
2
4
4
4
2
-1.51
0
103
8000
12
1
9
5
3
4
4
4
3
0.17
4
Pekerjaan Pertama Melanjutkan Usaha Keluarga Melanjutkan Usaha Keluarga
104
5500
0
5
0
4
4
4
4
4
4
-0.43
0
Pekerjaan Pertama
Website
105
5000
16
5
0
3
5
4
4
4
3
-0.07
0
Gaji tdk sesuai harapan
Media Masa
106
8500
0
5
2
4
4
5
4
3
3
0.65
4
Pekerjaan Pertama
Kerabat
107
5000
16
5
0
4
3
4
4
5
3
-1.37
0
Kurang Kondusif
Website
108
12000
4
0
3
2
5
5
4
2
1
1.13
12
Lainnya
Website
109
5000
16
6
0
4
4
4
4
4
4
-0.24
0
Pekerjaan Pertama
Media Masa
110
5000
22
4
0
5
3
5
4
5
4
-0.14
0
Pekerjaan Pertama
Media Masa
111
7500
28
0
5
4
4
4
5
4
2
0.04
4
Pekerjaan Pertama
Media Masa
Orang tua Orang tua
142
143 Lampiran 3 Hasil Regresi 1) Hasil Regresi variabel Pendapatan RT, Keterampilan, Jumlah Tanggungan, Jarak terhadap Aspirasi Kerja Analisis Jalur I
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Jarak,
Method . Enter
Keterampilan, Tanggungan, a
PendapatanRT
a. All requested variables entered.
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
72.541
4
18.135
Residual
37.432
106
.353
109.973
110
Total
a. Predictors: (Constant), Jarak, Keterampilan, Tanggungan, PendapatanRT b. Dependent Variable: AspirasiKerja
Model Summary
Model
R
1
.812
R Square a
.660
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .647
a. Predictors: (Constant), Jarak, Keterampilan, Tanggungan, PendapatanRT
.59425
F 51.355
Sig. .000
a
144
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error .127
.195
3.250E-5
.000
Keterampilan
-.014
Tanggungan
PendapatanRT
Jarak a. Dependent Variable: AspirasiKerja
Coefficients Beta
t
Sig. .652
.516
.160
2.155
.033
.004
-.199
-3.294
.001
-.179
.035
-.343
-5.104
.000
.067
.014
.396
4.966
.000
145 2) Hasil Regresi variabel Pendapatan RT, Keterampilan, Jumlah Tanggungan, Jarak dan Aspirasi Kerja terhadap Lama Menganggur Analisis Jalur II
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
AspirasiKerja,
Method . Enter
Keterampilan, PendapatanRT, Tanggungan, Jarak
a
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model
R
1
.822
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.676
.661
4.49981
a. Predictors: (Constant), AspirasiKerja, Keterampilan, PendapatanRT, Tanggungan, Jarak
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
4438.323
5
887.665
Residual
2126.073
105
20.248
Total
6564.396
110
F
Sig.
43.839
a. Predictors: (Constant), AspirasiKerja, Keterampilan, PendapatanRT, Tanggungan, Jarak b. Dependent Variable: LamaMenganggur
.000
a
146
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 3.372
1.476
.000
.000
Keterampilan
-.067
Tanggungan
PendapatanRT
Jarak AspirasiKerja
Coefficients Beta
t
Sig. 2.284
.024
.230
3.106
.002
.033
-.127
-2.039
.044
-.812
.296
-.201
-2.740
.007
.407
.114
.310
3.577
.001
1.504
.735
.195
2.045
.043
a. Dependent Variable: LamaMenganggur
147 3) Hasil Regresi variabel Pendapatan RT, Keterampilan, Jumlah Tanggungan, Jarak terhadap Lama Menganggur Analisis Jalur III
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Jarak,
Method . Enter
Keterampilan, Tanggungan, a
PendapatanRT
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model
R
1
.814
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.663
.651
4.56687
a. Predictors: (Constant), DaerahAsal, Keterampilan, Tanggungan, PendapatanRT
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
4353.630
4
1088.407
Residual
2210.767
106
20.856
Total
6564.396
110
a. Predictors: (Constant), Jarak, Keterampilan, Tanggungan, PendapatanRT b. Dependent Variable: LamaMenganggur
F 52.186
Sig. .000
a
148 Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 3.563
1.495
.000
.000
Keterampilan
-.087
Tanggungan
PendapatanRT
Jarak
Coefficients Beta
t
Sig. 2.383
.019
.261
3.548
.001
.032
-.166
-2.754
.007
-1.081
.269
-.268
-4.013
.000
.508
.104
.387
4.885
.000
a. Dependent Variable: LamaMenganggur
149 Lampiran 4 Perhitungan Koefisien Determinasi 1) Perhitungan Standar Eror =
1−
=
1−
=
1 − 0,660
= 0,583 =
1 − 0,676
= 0,569
2) Perhitungan Standar Eror = 1= 1-(0,583 )(0,569 ) = 1- 0,109 = 0,891