ANALISIS PENGARUH ELEMEN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Sarrah Arifah Dr. Henny Medyawati, SKom., MM Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Email :
[email protected]
ABSTRAK Penciptaan nilai perusahaan harus selalu dikembangkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tidak hanya aktiva berwujud saja, namun ada hal yang menjadi elemen penting. Elemen tersebut adalah pengetahuan, keahlian, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh setiap tenaga kerja atau yang biasa disebut dengan intellectual capital yang dapat menghantarkan perusahaan untuk mencapai kesuksesan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan data empiris dari Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Data yang digunakan adalah 10 bank BUMN dan bank non BUMN yang memiliki aset tertinggi menurut Bank Indonesia yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2011. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan tingkat signifikan 0.05. Penelitian ini menggunakan uji beda yaitu uji independent sample t test. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai intellectual capital antara bank BUMN dan bank non BUMN tidak ada perbedaan, sedangkan secara parsial VAHU dan STVA (elemen dari Intellectual Capital) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA), sedangkan secara simultan elemen Intellectual Capital yang terdiri dari VACA (Value Added Capital Employed), VAHU (Value Added Human Capital) dan STVA (Structural Capital Value Added) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA). Kata Kunci : Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi informasi serta berbagai pertumbuhan inovasi yang menyebabkan banyak perusahaan yang mengubah cara mereka dalam menjalankan bisnisnya. Organisasi-organisasi bisnis, para pemangku kepentingan, para peneliti, dan pembuat kebijakan semakin menyadari pentingnya aset tak berwujud sebagai sumber daya fundamental untuk menciptakan kekayaan dan sebagai sumber inovasi (Singh dan Van der Zahn, 2008). Salah satu komponen essensial yang tak berwujud adalah aset pengetahuan. Menurut Sullivan dan Sullivan (2000), pengetahuan merupakan bagian besar dari nilai produk serta kekayaan perusahaan. Aset pengetahuan dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan suatu perusahaan. Dengan adanya pengetahuan, suatu bisnis akan berkembang seiring dengan perubahan teknologi dan informasi yang semakin maju. Salah satu pendekatan yang digunakan
dalam penilaian dan pengukuran knowledge asset (aset pengetahuan) adalah Intellectual Capital atau biasa disingkat dengan IC. Di Indonesia, fenomena IC mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aktiva tak berwujud. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter yang dapat diidentifikasikan dan tidak mempunyai serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya atau untuk tujuan administratif. Intellectual capital diprakarsai oleh Pulic (1998; 1999; 2000, 2003). Pulic tidak mengukur secara langsung modal intelektual perusahaan, tetapi mengajukan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient – VAIC™). Komponen utama dari VAIC™ dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, Yang pertama adalah Human Capital (value added human capital – VAHC). Human capital yaitu physical capital (value added capital employed – VACE), human capital (value added human capital – VAHC), dan structural capital (value added structural capital – VASC). Menurut Schermerhon (2005), human capital dapat diartikan sebagai nilai ekonomi dari SDM yang terkait dengan kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi, energi dan komitmennya. Elemen Intellectual capital selanjutnya adalah structural capital. Structural capital merupakan pengetahuan dalam organisasi yang independent atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tetap tinggal dalam suatu organisasi meskipun pekerjanya meninggalkan organisasi tersebut. Sedangkan elemen yang terakhir adalah relational capital, yaitu hubungan yang harmonis/association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar (Fernando Pardede,2010). Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini untuk menganalisis kajian sejenis dengan obyek sektor industri yang akan digunakan adalah industri perbankan. Sektor perbankan dipilih sebagai objek ideal penelitian ini karena (1) tersaji data laporan keuangan (neraca, laba/rugi) publikasi yang dapat diakses setiap saat; (2) bisnis sektor perbankan adalah “intellectually” intensif (Firer and William 2003); dan (3) secara keseluruhan karyawan di sektor perbankan “intellectually” lebih homogen dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya (Kubo and Saka 2002). Penelitian ini mengukur kinerja intellectual capital sektor perbankan di Indonesia (dalam hal ini diproksikan dengan VAIC-Value Added Intellectual Coefficient tentang Human Capital, Structural Capital, dan Relational Capital) terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor perbankan di Indonesia dengan menggunakan Return on Asset (ROA). Setelah pengukuran dilakukan, penelitian ini mengelompokkan nilai intellectual capital terhadap Bank BUMN dan Non BUMN yang terdaftar dalam 10 bank yang memiliki aset tertinggi tahun 2011 menurut Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2012). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Human Capital berpengaruh dengan kinerja keuangan (ROA) pada industri perbankan di Indonesia ?
2. Apakah Structural Capital berpengaruh dengan kinerja keuangan (ROA) pada industri perbankan di Indonesia ? 3. Apakah Relational Capital berpengaruh dengan kinerja keuangan (ROA) pada industri perbankan di Indonesia? 4. Apakah secara bersama-sama Intellectual Capital berpengaruh dengan kinerja keuangan (ROA) pada industri perbankan di Indonesia ? 5. Apakah ada perbedaan nilai Intellectual Capital pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN yang terdaftar dalam 10 bank yang memiliki aset tertinggi menurut Bank Indonesia ? Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok bahasan dan lebih terperinci, maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan dari 10 Bank baik Bank BUMN maupun Bank Non BUMN periode tahun 2007 – 2011 yang memiliki aset tertinggi di Indonesia tahun 2011 menurut Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2012). Tujuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh Human Capital dengan kinerja keuangan (ROA) pada industri perbankan di Indonesia 2. Untuk menganalisis pengaruh Structural Capital dengan kinerja keuangan (ROA) pada industri perbankan di Indonesia 3. Untuk menganalisis pengaruh Relational Capital dengan kinerja keuangan (ROA) pada industri perbankan di Indonesia 4. Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh Intellectual Capital dengan kinerja keuangan (ROA) secara bersama-sama pada industri perbankan di Indonesia 5. Untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan nilai Intellectual Capital pada Bank BUMN dan Bank Non BUMN yang terdaftar dalam 10 bank yang memiliki aset tertinggi menurut Bank Indonesia TELAAH PUSTAKA Pengertian Intellectual Capital Menurut Klein dan Prusak yang kemudian dipopularisasikan oleh Stewart (1994). ”…we can define intellectual capital operationally as intellectual material that has been formalized, captured, and leveraged to produce a higher valued asset”(Stewart 1994). Kita dapat mendefinisikan modal intelektual secara operasional sebagai bahan yang telah dirumuskan, dibentuk, dan dipengaruhi dalam menghasilkan sebuah aset yang bernilai tinggi. Pengertian Human Capital Human capital meliputi pengetahuan individu dari suatu organisasi yang terdapat pada pegawainya dihasilkan melalui kompetensi, sikap, dan kecerdasan intelektual. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Pengertian Structural Capital Structural capital merupakan pengetahuan dalam organisasi yang independent atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tetap tinggal dalam suatu organisasi meskipun pekerjanya meninggalkan organisasi tersebut. Structural capital terdiri atas perjanjian, data base, informasi, sistem, budaya, prosedur, sistem administrasi, kebiasaan, best practise,
sistem operasional perusahaan, proses manufakturing, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Pengertian Relational Capital Relational Capital merupakan hubungan yang harmonis/association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Pengertian Kinerja Keuangan Untuk melihat tingkat keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, diperlukan suatu ukuran dari hasil kerja. Ukuran hasil kerja ini yang disebut kinerja. Sistem pengukuran kinerja memainkan peranan kunci dalam membentuk rencana strategik, evaluasi pencapaian obyektif organisasi, dan kompensasi para manajer. Dasar yang digunakan dalam menilai kinerja suatu perusahaan adalah finansial ataupun keduanya. Pengertian Perbankan Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. Kajian Penelitian Sejenis Berikut ini 2 penelitian yang dijadikan sebagai acuan dari penelitian ini adalah : Tabel 1 Ringkasan Penelitian Sejenis No. 1.
2.
Judul Penelitian
Peneliti, Tahun
Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 – 2009
Endang Saryanti, Jurnal , 2011
Pengaruh Intellectual Capital terhadap Business Performance pada Perusahaan Manufakturing yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Maritza Ellanyndra Puspitasari, Skripsi, 2011
Variabel,Metode - Elemen Intellectual Capital yaitu VACA, VAHU dan STVA yang diukur dengan rasio pengukuran Intellectual Capital (VAIC TM) sebagai variabel independen - ROA sebagai ratio pengukur kinerja perusahaan sebagai variabel dependen - Elemen Intellectual Capital yaitu VACA, VAHU dan STVA yang diukur dengan rasio pengukuran Intellectual Capital sebagai variabel independen - Market to Book Value ratio (MtBV), , ROA dan ATO (Asset turnover) sebagai variabel dependen - Regresi Berganda
Hasil -
-
-
IC berpengaruh positif terhadap ROA VACA sangat berpengaruh terhadap ROA VAHU dan STVA berpengaruh negatif terhadap ROA IC berpengaruh positif terhadap market value, profitabilitas dan produktivitas perusahaan. Human Capital sangat berperan dalam penciptaan nilai tambah
METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan masing-masing lima industri perbankan yang disampaikan oleh BEI. Laporan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan periode 31 Desember 2007 sampai dengan 31 Desember 2011. Laporan keuangan tersebut diperoleh melalui website BEI (www.idx.co.id) , website perbankan yang terkait dan laporan keuangan yang diperoleh langsung dari BEI. Sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sepuluh bank umum dari indutri perbankan tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 menurut Bank Indonesia dan terdaftar pula dalam Bursa Efek Indonesia. Penelitian dimulai dari tahun 2007 dengan alasan pada tahun tersebut perekonomian Indonesia mengalami dampak krisis global yang berpengaruh pula terhadap industri perbankan. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dengan kriteria yaitu perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan selama lima tahun dari tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 yang sudah dipublikasikan, perusahaan memiliki data-data keuangan yang dibutuhkan seperti beban karyawan, pendapatan, laba bersih, ekuitas, total aktiva dan total beban, serta perusahaan merupakan sepuluh perbankan yang memiliki aset tertinggi tahun 2011 yang telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang diikutsertakan dalam pengujian ini sebanyak sepuluh perusahaan, yakni : PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Central Asia, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Pan Indonesia Bank Tbk (Panin), PT Bank Permata Tbk, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara. Variabel yang digunakan adalah variabel independen yaitu Model Pulic (VAIC) yang terdiri dari human capital, structural capital dan relation capital dengan variabel dependen yaitu Kinerja Keuangan (ROA). Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan sebagai berikut : Tabel 2 Definisi operasional Variabel Operasional Alat Ukur Perhitungan VAHU VAHU = VA / HC (Value Added Ket : Human Capital) VA = Value Added (penjualan – biaya selain biaya karyawan) HC = Human Capital (Biaya karyawan)
No.
Elemen Terkait
1
HC (Human Capital)
Nama Variabel X1 (Variabel Independent)
2
SC (Structural Capital)
X2 (Variabel Independent)
STVA (Structural Capital Value Added)
3
RC (Relational Capital)
X3 (Variabel Independent)
VACA (Value Added Capital Employed)
4
Kinerja Keuangan
Y (Variabel Dependent)
ROA (Return On Asset)
STVA = SC / VA Ket : SC = Structural Capital ( VA – HC) VA = Value Added VACA = VA / CE Ket : VA = Value Added CE = Capital Employed (Dana yang tersedia) ROA = Laba bersih / Total aset
Analisa Data Pada penelitian ini metode analisis data yang dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu uji asumsi klasik, uji beda T-Test, analisis regresi berganda dan uji hipotesis.
Uji asumsi klasik a. Uji normalitas : untuk menguji apakah dalam model statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorovsmirnov. b. Uji multikorelasi : untuk menunjukkan adanya hubungan linier di antara variabel-variabel independen dalam model regresi. c. Uji autokorelasi : korelasi antara anggota-anggota serangkaian observasi yang tersusun dalam rangkaian waktu atau yang tersusun dalam rangkaian ruang. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regresi adalah dengan melakukan Uji Durbin Watson (Dw). d. Uji heterokedastisitas : untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain yang berbeda. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Park. Metode uji Park yaitu dengan meregresikan nilai residual (Lnei2) dengan masing-masing variabel dependen (LnX1 dan LnX2). Uji Beda T-Test Penelitian ini menggunakan alat analisis uji beda yaitu Independent Sampel T test (uji T untuk dua sampel independen). Teknik pengujian sebagai berikut: 1. Sebelum melakukan uji beda, terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. 2. Uji beda dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada nilai intellectual capital (nilai VAICTM) antara bank BUMN dan bank non BUMN periode 2007 sampai dengan 2011. 3. Ho diterima apabila probabilitas > 0.05. Ha diterima apabila probabilitas < 0.05. Analisis Regresi Berganda Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda. Model yang digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan alat bantu statistik SPSS versi 17.0. Model dalam penelitian ini adalah: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε Dimana: Y = Kinerja Perusahaan (ROA), α = Konstanta, β1, β2, β3 = Koefisien Regresi, X1 = VAHU X2 = STVA X3 = VACA ε = eror Uji Hipotesis 1. Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Adapun hipotesis dalam bentuk kalimat adalah : Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara variabel independen (VACA, VAHU, dan STVA) dengan variabel dependen (ROA).
Ha :Secara parsial ada pengaruh signifikan antara variabel independen (VACA, VAHU, dan STVA) dengan variabel dependen (ROA). 2. Uji F (Uji Simultan) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen (VACA, VAHU, dan STVA) mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen (ROA). Adapun hipotesis dalam bentuk kalimat adalah: Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel independen (VACA, VAHU, dan STVA) dengan variabel dependen (ROA). Ha : Ada pengaruh signifikan antara variabel independen (VACA, VAHU, dan STVA) dengan variabel dependen (ROA). HASIL PENELITIAN Perkembangan Perbankan di Indonesia Perbankan Indonesia tahun 2007 mengalami ekspansi kredit yang meningkat relatif tajam sejak semester kedua tahun 2007. Pada akhir November 2007 posisi kredit pebankan mencapai Rp 962,4 triliun atau meningkat sekitar 22,3 persen terhadap posisi akhir Desember 2006 yang tercatat sebesar Rp 787,1 triliun. Sementara itu posisi penghimpun dana perbankan yang pada akhir November 2007 mencapai Rp 1.437,6 triliun merupakan kenaikan sebesar 10,7 persen terhadap posisi akhir Desember 2006 yang sebesar Rp 1.298,8 triliun (Laporan Ekonomi Bulan Desember 2007 – Kamar Dagang dan Industri Indonesia). Pada tahun 2008, Kondisi perekonomian dalam negeri mengalami perlambatan dalam pertumbuhannya. Hal ini merupakan akibat dari krisis finansial global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tumbuh mencapai 6,1% pada tahun 2008 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 6,3%. Dampak lainnya dari krisis global adalah menurunnya kinerja neraca pembayaran, tekanan pada nilai tukar Rupiah dan dorongan pada laju inflasi. Tahun 2009, kondisi perekonomian global masih mengalami tekanan akibat krisis sehingga menghadapkan perekonomian Indonesia pada sejumlah tantangan yang tidak ringan selama tahun 2009. Fakta dari masalah tersebut adalah bahwa ekonomi negara-negara tersebut ditopang oleh kebijakan yang sangat rapuh yang meyebabkan collaps terkena dampak krisis ekonomi global. Krisis finansial global yang menyebabkan menurunnya kinerja perekonomian dunia secara drastis pada tahun 2008 diperkirakan masih akan terus berlanjut, bahkan akan meningkat intensitasnya pada tahun 2009. Dampak negatif yang paling cepat dirasakan sebagai akibat dari krisis perekonomian global adalah pada sektor keuangan melalui aspek sentimen psikologis maupun akibat merosotnya likuiditas global. Penurunan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai sekitar 50,0 %, dan depresiasi nilai tukar rupiah disertai dengan volatilitas yang meningkat. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tahun 2010 tercatat surplus sekitar 30,3 miliar dolar AS, ditopang oleh surplus transaksi berjalan serta tingginya surplus transaksi modal dan finansial. Perkembangan NPI itu mendorong penguatan nilai tukar rupiah, yang polanya memiliki volatilitas yang cukup rendah. Secara rata-rata rupiah mencapai Rp 9.081 per dolar AS, atau terapresiasi sebesar 3,8% dibandingkan dengan akhir tahun 2009. Kondisi perekonomian Indonesia tahun 2011 yang tetap kondusif di tengah berlangsungnya ketidakpastian global menjadi faktor utama meningkatnya aktivitas sistem pembayaran pada tahun tersebut. Perkembangan transaksi sistem pembayaran yang semakin
meningkat merupakan gambaran dari kondisi perekonomian Indonesia yang mampu berkinerja lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Nilai transaksi melalui sistem pembayaran selama tahun 2011 mencapai Rp71,55 ribu triliun atau meningkat 23,21% dari nilai transaksi tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp58,07 ribu triliun. Sementara itu, dari sisi volume transaksi terjadi peningkatan sebesar 22,66% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Volume transaksi sepanjang tahun 2011 mencapai 2,63 miliar transaksi. Analisis Uji Asumsi Klasik a. Uji normalitas Cara untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dengan melihat nilai signifikansi hasil uji kolmogorov-smirnov, yaitu : • Jika nilai signifikansi > 0,05 berarti data berdistribusi normal. • Jika nilai signifikansi < 0,05 berarti data berdistribusi tidak normal. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N
50
Normal Parametersa,,b
Mean
.0000000
Most Extreme Differences
Absolute
Std. Deviation
.96890428 .109
Positive
.109
Negative
-.082
Kolmogorov-Smirnov Z
.771
Asymp. Sig. (2-tailed)
.591
Dari analisis tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig adalah sebesar 0.591. Ini menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal. b. Uji Multikorelasi Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
B 1(Constant)
Std. Error
Standardized Coefficients
t
Beta
Sig. Collinearity Statistics Tolerance VIF
.695
1.020
.681
.499
3.398
.273
1.371 12.439
.000
.292
3.422
Structural Capital
-15.873
2.591
-.690 -6.125
.000
.280
3.576
Relational Capital
3.871
1.931
.051
.834
1.199
Human Capital
.131
2.004
Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas. Hal ini disebabkan karena nilai toleransinya > 0,10 dan VIF dari masing-masing variabel tidak lebih dari 10. c. Uji Autokorelasi Model Summaryb Mode l 1
R .915a
R Adjusted R Std. Error of the Square Square Estimate .837
.826
1.702938
DurbinWatson 2.324
Dari pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh nilai Durbin-Watson (DW) hitung sebesar 2.324. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan DW hitung berada diantara dU (1.6739) sampai dengan 4-dU (4-1.6739 = 2.3261), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya, data tersebut tidak ada autokorelasi. d. Uji heterokedastisitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
B 1(Constant) LNX1
Standardized Coefficients
Std. Error
-1.474
.643
-.601
.466
t
Sig.
Beta
-.183
-2.291
.026
-1.289
.204
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1(Constant) LNX2
Standardized Coefficients
Std. Error
-.824
.502
.064
.419
t
Sig.
Beta
.022
-1.640
.107
.152
.880
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1(Constant) LNX3
Standardized Coefficients
Std. Error
-.841
.554
-.119
.717
t
Sig.
Beta
-.024
-1.518
.136
-.166
.869
Berdasarkan berbagai macam pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa syarat asumsi klasik telah terpenuhi, sehingga analisis data dengan menggunakan persamaan regresi berganda dapat dilakukan. Independent sample T-Test Teknik pengujian sebagai berikut: 1. Sebelum melakukan uji beda, dilakukan uji kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil yang diperoleh adalah : One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Bank_ BUMN N Normal Parametersa,,b
Bank_Non_B UMN 20
30
Mean
3.83200
3.98740
Std. Deviation
.730824
2.218010
.107
.172
Most Extreme Differences Absolute Positive
.092
.172
Negative
-.107
-.105
Kolmogorov-Smirnov Z
.479
.945
Asymp. Sig. (2-tailed)
.976
.334
Dilihat dari uji normalitasnya, Bank BUMN memperoleh nilai signifikansi sebesar 0.976 dan untuk Bank Non BUMN memperoleh nilai signifikansi sebesar 0.334. Nilai signifikansi keduanya lebih dari 0.05, ini membuktikan bahwa data tersebut terdistribusi normal. 2. Hasil uji kolmogrov terdistribusi normal, maka uji selanjutnya adalah menafsirkan hasil uji Levene’s Test (Uji F). yakni untuk mengetahui apakah datanya mempunyai variance yang sama (equal variances assumed) atau tidak (equal variances not assumed). Syarat pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : 1. Jika probabilitas (uji F) ≥ taraf signifikansi 5% atau 0,05; maka termasuk terdapat kesamaan variance. 2. Jika probabilitas (uji F) < taraf signifikansi 5% atau 0,05; maka termasuk terdapat perbedaan variance Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Nilai
Equal variances assumed
9.458
Sig.
t
.003
Equal variances not assumed
Sig. (2tailed)
df
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
-.302
48
.764
-.155400
.515077
-1.191032
.880232
-.356
37.689
.724
-.155400
.436682
-1.039656
.728856
Pada uji F, dapat diketahui bahwa nilai probabilitas yang diperoleh sebesar 9.458 > dari taraf signifikansi 5% atau 0.05. Maka pada data ini terdapat kesamaan variance. c. Analisis Regresi Berganda Descriptive Statistics Mean Kinerja Keuangan Human Capital Structural Capital Relational Capital
2.66060 2.92328 .58946 .35856
Std. Deviation 4.081306 1.647093 .177539 .137944
N 50 50 50 50
Dari hasil tabel statistik deskriptif ditunjukkan bahwa : - Variabel ROA (Y) dijelaskan bahwa rata-rata (mean) sebesar 2,660 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 4,081 dan jumlah kasus (N) sebanyak = 50. - Variabel VAHU (X1) dijelaskan bahwa rata-rata (mean) sebesar 2,923 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 1,647 dan jumlah kasus (N) sebanyak = 50. - Variabel STVA (X2) dijelaskan bahwa rata-rata (mean) sebesar 0,589 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0,177 dan jumlah kasus (N) sebanyak = 50. - Variabel VACA (X3) dijelaskan bahwa rata-rata (mean) sebesar 0,358 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0,138 dan jumlah kasus (N) sebanyak = 50.
Model Summaryb Model
R .915a
1
Adjusted R Square
R Square .837
Std. Error of the Estimate
.826
1.702938
Dari hasil tabel tersebut, bahwa pada bagian ini ditampilkan nilai R = 0,915 dan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,837 (yang merupakan pengkuadratan dari nilai 0,9152 =0,837. Hal ini menunjukkan bahwa ROA (Y) dipengaruhi sebesar 83,7% oleh variabel VAHU (X1), STVA (X2) dan VACA (X3), sedangkan sisanya (100% - 83,7% = 16,3%) dijelaskan oleh halhal yang lain. R square berkisar pada pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square semakin lemah hubungan kedua atau lebih variabel tersebut. ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
682.796
3
227.599
Residual
133.400
46
2.900
Total
816.196
49
F
Sig. .000a
78.482
Hasil dari uji Anova pada bagian ini ditampilkan hasil yang diperoleh adalah nilai F = 78.482 dengan tingkat probabilitas sig 0,000. Oleh karena probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 maka regresi linear berganda dipakai untuk memprediksi ROA. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.695
1.020
Human Capital
.398
.273
Structural Capital
-1.873
Relational Capital
.871
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
.681
.499
1.371
2.439
.000
.591
-.690
-6.125
.000
1.931
.131
2.004
.051
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persamaan regresi berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut : ROA = 0.695 + 0,398 VAHU – 1,873 STVA + 0,871 VACA Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa : • α = konstanta sebesar 0,695 artinya apabila elemen Intellectual capital dikembangkan dalam perbankan, maka kinerja perusahaan (yang dihitung dengan rasio ROA) akan bertambah sebesar 0,695. Ini mengakibatkan bahwa potensi dari kekayaan tak berwujud telah optimal di manfaatkan oleh perusahaan. • Koefisien VAHU (X1) sebesar 0,398 artinya bahwa setiap penambahan VAHU sebanyak satu poin (dengan asumsi VACA dan STVA dianggap constant) akan meningkatkan kinerja
keuangan sebesar 0,398. Ini menunjukkan bahwa kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human capital dapat meningkatkan nilai tambah perusahaan sebesar 0,398. • Koefisien STVA (X2) sebesar – 1,873 artinya bahwa setiap penambahan dari structural capital (STVA) sebanyak satu poin maka akan menurunkan kinerja perusahaan sebesar – 1,873. Hal ini mengindikasikan bahwa structural capital yang digunakan dalam organisasi perusahaan kurang optimal, sehingga menurunkan kinerja keuangan perusahaan sebesar – 1,873. • Koefisien VACA (X3) sebesar 0,871 artinya apabila nilai tambah yang dibuat oleh setiap unit modal kerja (VACA) mengalami penurunan sebanyak satu poin (dengan asumsi VAHU dan STVA dianggap constant) maka kinerja perusahaan akan menurun sebesar 0,871. Dalam hal ini dana-dana keuangan yang dimiliki oleh perusahaan telah optimal dikembangkan oleh perusahan dalam meningkatkan nilai tambah perusahaan sebesar 0,871. d. Uji Hipotesis 1. Uji t (Uji Parsial) Berdasarkan tabel Anova, dapat diketahui bahwa : - Koefisien VAHU dengan nilai sig sebesar 0.000, kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar daripada nilai sig 0.000, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya tidak signifikan. Terbukti bahwa VAHU berpengaruh signifikan terhadap ROA. - Koefisien STVA dengan nilai sig sebesar 0.000, kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai sig 0.000 lebih kecil daripada nilai probabilitas 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan. Terbukti bahwa STVA berpengaruh signifikan terhadap ROA. Berdasarkan tabel 4.19, nilai t pada tabel -6.125, ini menandakan STVA berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. STVA diperoleh dengan membagi Structural Capital (VA-HC) dengan VA. Jika penjualan perusahaan naik, maka value added yang diperoleh perusahaan akan tinggi. Dengan VA yang tinggi dan beban karyawan yang tinggi, maka nilai SC rendah sehingga STVA akan turun. Hal yang berbeda terjadi pada ROA, dengan meningkatnya penjualan maka laba perusahaan akan meningkat yang berdampak meningkatnya ROA. Dengan demikian nilai STVA yang rendah akan meningkatkan ROA. Hasil penelitian Chen (2005) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara STVA dengan kinerja perusahaan. Menurut Chen hal ini diduga karena STVA bukan merupakan indikator yang baik dalam menjelaskan structural capital. Kemungkinan cara pengukuran ini belum dapat mencerminkan STVA secara keseluruhan. - Koefisien VACA dengan nilai sig sebesar 0.051, kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai sig 0.051 lebih besar daripada nilai probabilitas 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Terbukti bahwa VACA tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. 2. Uji F (Uji Simultan)
Berdasarkan tabel 4.17, tingkat probabilitas sig 0,000 dengan taraf signifikan α= 0,05. Karena tingkat signifikan α lebih besar dari tingkat probabilitas sig, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa secara simultan atau secara bersama – sama VACA, VAHU, dan STVA berpengaruh terhadap ROA (Return On Asset) diterima. Analisis Keseluruhan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah diuraikan di atas, maka dalam analisis keseluruhan akan dilakukan pembahasan untuk masing-masing hipotesis. Analisis keseluruhan ini akan disajikan untuk masing-masing hipotesis yairu pengaruh ketiga elemen intellectual capital – VAHU, STVA dan VACA terhadap kinerja keuangan perusahaan, pengaruh secara simultan elemen intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dan perbedaan nilai intellectual capital (VAICTM) antara bank BUMN dan bank non BUMN. a. Pengaruh antara VAHU dengan ROA Intellectual capital dalam penelitian ini diukur dengan metode VAICTM. Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel VAHU terhadap ROA menunjukkan nilai t hitung sebesar 2.439 dengan signifikansi sebesar 0.000 (p < 0,05) yang berarti bahwa VAHU berpengaruh terhadap ROA. Dengan demikian, hipotesis 1 diterima. Hasil ini tidak konsisten dengan Endang Saryanti (2011) yang memberikan bukti empiris bahwa VAHU tidak berpengaruh terhadap ROA. Secara teori, sumber daya manusia yang dikelola secara efisien oleh perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga dapat me- ningkatkan ROA. b. Pengaruh antara STVA dengan ROA Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel STVA terhadap ROA menunjukkan nilai t hitung sebesar -6.125 dengan signifikansi sebesar 0.000 (p < 0,05) yang berarti bahwa STVA berpengaruh terhadap ROA. Dengan demikian, hipotesis 2 diterima. Hasil ini tidak konsisten dengan Endang Saryanti (2011) yang memberikan bukti empiris bahwa STVA tidak berpengaruh terhadap ROA. Bahkan, Chen et. al. (2005) menambahkan bahwa diduga STVA bukan merupakan indikator yang baik dalam menjelaskan structural capital karena kemungkinan cara pengukuran ini belum dapat mencerminkan STVA secara keseluruhan. Namun, dalam penelitian ini, STVA merupakan sarana pendukung bagi human capital untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh sumber daya manusianya. c. Pengaruh antara VACA dengan ROA Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel VACA terhadap ROA menunjukkan nilai t hitung sebesar 2.004 dengan signifikansi sebesar 0.051 (p > 0,05) yang berarti bahwa VACA berpengaruh terhadap ROA. Dengan demikian, hipotesis 3 ditolak. Dalam penelitian ini VACA tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aset yang terdapat pada bank belum sepenuhnya meningkatkan kinerja perusahaan. d. Pengaruh secara simultan antara intellectual capital dengan ROA
Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh intellectual capital terhadap ROA menunjukkan nilai F = 78.482 dengan siginifikansi 0.000 (p<0.05) yang berarti bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis 4 diterima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Endang Saryanti (2011) , Nik Maheran Nik Muhammad Md dan Khairu Amin Ismail (2009) yang memberikan bukti empiris bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap ROA. Ini membuktikan bahwa dengan adanya pengetahuan sangat penting dan dapat digunakan sebagai alat strategik untuk menghadapi kompetitor. e. Perbedaan Nilai Intellectual Capital Bank BUMN dan Bank Non BUMN Hasil pengujian hipotesis mengenai nilai intellectual capital bank BUMN dan bank non BUMN memiliki nilai probabilitas (sig. [2-tailed]) sebesar 0,764. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara nilai intellectual capital bank BUMN dengan nilai intellectual capital bank Non BUMN tidak dapat diterima. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa tidak terdapat cukup bukti yang menyatakan antara nilai intellectual capital baik bank BUMN maupun bank non BUMN berbeda. Dengan kata lain, rata-rata nilai intellectual capital bank BUMN dan bank non BUMN tidak berbeda nyata pada taraf 5%.. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil pengujian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diringkas sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian, Human Capital berpengaruh dengan kinerja keuangan (ROA) pada industri perbankan di Indonesia 2. Berdasarkan hasil pengujian, Relational Capital berpengaruh dengan kinerja keuangan (ROA) pada industri perbankan di Indonesia 3. Berdasarkan hasil pengujian, Structural Capital berpengaruh dengan kinerja keuangan (ROA) pada industri perbankan di Indonesia 4. Berdasarkan hasil pengujian, elemen Intellectual Capital secara bersama-sama berpengaruh dengan kinerja keuangan (ROA) pada industri perbankan di Indonesia 5. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara nilai intellectual capital bank BUMN dan bank non BUMN Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu : 1. Sampel hanya 10 bank yang memiliki aset tertinggi menurut Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2012) dan hanya meneliti dari tahun 2007 sampai dengan 2011 2. Penelitian ini hanya mengukur tahun-tahun sebelumnya sehingga tidak melihat dampak pada tahun mendatang. 3. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel dependen saja, sehingga hanya mewakili rasio profitabilitas tanpa mengikutsertakan rasio lain dalam laporan keuangan.
Saran Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa saran untuk perbaikan penelitian serupa di masa yang akan datang, diantaranya : 1. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan jumlah sampel perbankan yang ada di Indonesia, tidak hanya bank BUMN dan bank non BUMN saja, namun bank-bank lainnya juga harus diikutsertakan dalam penelitian. Dan sebaiknya penelitian selanjutnya menambah jumlah tahun, sehingga rentang nilai intellectual capital dari tahun ke tahun terlihat jelas. 2. Penelitian selanjutnya hendaknya mengukur atau memprediksi gambaran mengenai pengaruh nilai intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada masa yang mendatang 3. Penelitian selanjutnya hendaknya menampilkan salah satu dari tiap-tiap rasio, sehingga penelitian bisa lebih jelas dan lengkap. DAFTAR PUSTAKA Chen et al. 2005. An empirical investigation of the relationship between intellectual capital and firm's market value and financial performance. Journal of Intellectual Capital, Vol. 6, Issue 2. Gan, Kin dan Zakiah Saleh. 2008. Intellectual Capital And Corporate Performance Of Technology – Intensive Companies : Malaysia Evidence. Asian journal of business and Accounting, 1(1) p. 113-130 Kubo, I., and A. Saka. 2002 ? ”An inquairy into the motivations of knowledge workers in the Japanese financial industry” Journal of Knowledge Management. Vol. 6 No. 3. pp.262271. Muhammad, Nik Maheran Nik. 2009. Intellectual Capital Efficiency and Firm’s Performance : Study on Malaysian Financial Sectors . Vol 1, No.2 Pardede, Fernando. 2010.”Analisis hubungan Intellectual Capital terhadap Finansial Perusahaan pada Perusahaan Asuransi di Bursa Efek Indonesia”.Skripsi. Universitas Gunadarma. Jakarta. Pulic, Ante. 2006. The Principles Of Intellectual Capital Efficiency- A Brief Description The Economist (2006). Economist Intelligence Unit, pp. 93 Schermerhon. 2005. Management, 8th edition. John Wiley & Sons, Inc, USA Saryanti, Endang. 2011. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indoensia Tahun 2007-2009. STIE AUB, Surakarta. Sullivan, Jr. P.H and P.H Sullivan Sr. 2000. Valuing Intangible Companies, an Intellectual Capital Approach. Journal of Intellectual Capital, Vol.1, No. 4, pp. 328-340. Ulum, Ihyaul. 2008. Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia . Jurnal akuntansi dan keuangan, vol 10, No 2. p. 77-84 Ulum, Ihyaul. 2007. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Di Indonesia. Universitas Diponegoro. Semarang
Perusahaan
www.12manage.com www.bankmandiri.co.id www.bca.co.id www.bca.co.id/include/download/12 MDA/ INA/ EXPLAIN OF LABA BCA 2007 www.bca.co.id/include/download/laporan_tahunan2011/60-63.pdf (di akses 6
agustus 2012)
www.bi.go.id/NR/rdonlyres/AA4D2448.../IskandarSimorangkir.pdf (di akses 29 juni 2012) www.bi.go.id/NR/rdonlyres/99211278-48FB-49C1.../bd08_ind.pdf (di akses 29
juni 2012)
www.bi.go.id/NR/rdonlyres/...5B04.../Buku_Pengawasan_BI2.pdf (di akses 29
juni 2012)
www.bi.go.id/NR/rdonlyres/.../TriMulyaningsihProfAnne.pdf (di akses 29 juni 2012) www.bii.co.id www.bni.co.id www.bppk.depkeu.go.id/webpegawai/attachments/444_Konsep_Modal_Manusia/REV www.bps.go.id/2011 www.bri.co.id www.btn.co.id www.cimbniaga.com www.danamon.co.id www.dds.bps.go.id/pdb-10feb10 www.idx.co.id www.ikatanbankir.com/uploads/files/Media/Bankir-08 (27 agustus 2012) www.kadin-indonesia.or.id www.library.upnvj.ac.id www. panin.co.id (di akses 7 agustus 2012) www.permatabank.com Zahn , Mitchell van der, J.-L.W., Singh, I. dan Heniro. J. 2008. “is there an association between Intellectual capital disclosure, underpricing and long-run performance?” Journal of Human Resources Costing & Accounting, Vol. 11, No.3, pp 178-213