ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK ( Studi Kasus Bentuk Segitiga, Persegi dan Segi Delapan )
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 ( S1 ) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Siliwangi
Disusun Oleh :
FAJAR AWALUDIN 077011014
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2012
ABSTRAK
Paving block ( bata beton ) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. Paving Block merupakan salah satu jenis beton non struktural yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan jalan, pelataran parkir, trotoar, taman, dan keperluan lainnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan yang dihasilkan pada paving block dengan bentuk geometri persegi, segitiga,dan segi delapan dengan umur pengujian 3, 14, 28 hari dan variasi ketebalan 5, 10, 15 cm. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan paving block, nilai kuat tekan tertinggi didapat pada bentuk segi depalan dengan ketebalan 5 cm pada umur 28 hari sebesar 24,14 MPa, pada bentuk persegi sebesar 20,17 MPa, dan bentuk segitiga 13,31 MPa.
Kata kunci : Paving Block, Bentuk Geometri, Kuat tekan.
ABSTRAK Paving blocks (concrete blocks) is a composition of building materials made of a mixture of portland cement or adhesive materials like hydraulic, water, and aggregates with or without other additives. Block Paving is one of the nonstructural concrete that can be utilized for street, parking lot, sidewalks, parks, and otherpurposes. This study aimed to determine the compressive strength values generated at paving block with a square geometry, triangle, and octagon with testing age 3, 14, 28 days, and variations in the thickness 5, 10, 15 cm. Based on the results of compressive strength testing of paving blocks, the highest compressive strength value obtained in terms depalan shape with a thickness of 5 cm at 28 days amounted to 24.14 MPa, the square shape of 20.17 MPa
and
13.31
MPa
triangular
Keywords: Paving Block, Shape Geometry, Compressive Strength.
shape.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Paving block merupakan komponen bangunan yang umum dipakai sebagai lapisan perkerasan permukaan tanah. Keunggulan dari paving block adalah mudah dipasang, memiliki daya resap air yang baik dan harganya relatif murah. Paving block dapat dipasang tanpa menggunakan semen. Hal ini membuatnya sebagai alternatif yang murah dan mudah untuk penyerapan air dan tempat yang bebas lumpur. Dari segi keindahan, bangunan yang sederhana akan lebih indah dengan lantai dan tempat parkir yang bagus. Di pasaran dapat ditemukan berbagai bentuk, motif dan pola sesuai dengan selera konsumen. Paving block ( bata beton ) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya ( SNI 03-0691-1996 ). Dengan komposisi tertentu paving block mempunyai permukaan semi permeable atau permeable yang memungkinkan air dapat masuk ke dalam tanah. Paving block yang dimanfaatkan sebagai lapisan perkerasan baik di dalam atau di luar bangunan dapat berwarna seperti aslinya atau diberi warna tertentu ( SNI 03-06911996 ). Paving block memiliki berbagai macam bentuk yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan maupun dari bentuk keindahan pemasangan paving block tersebut.
1.2. Maksud dan Tujuan a). Maksud Penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian kuat tekan dengan bentuk geometri persegi, segitiga, dan segi delapan pada paving block. b). Tujuan Penelitian. Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini antara lain : -
Mengetahui nilai kuat tekan yang dihasilkan pada paving block dengan bentuk geometri persegi, segitiga,dan segi delapan dengan umur pengujian 3, 14, 28 hari dan variasi ketebalan 5, 10, 15 cm.
-
Melakukan pengamatan terhadap kuat tekan pada umur 3, 14, dan 28 hari.
1.3.
Perumusan Masalah Dalam Tugas Akhir ini, peneliti mencoba mengidentifikasi permasalahan
mengenai nilai kuat tekan paving block yang dihasilkan dengan bentuk geometri yang berbeda-beda yaitu persegi, segitiga dan segi delapan. 1.4. Pembatasan Masalah Untuk membatasi permasalahan yang diteliti agar penelitian dapat terarah sesuai tujuan yang diharapkan, maka digunakan anggapan dasar dan batasan masalah sebagai berikut ini. - Pembuatan benda uji untuk pengujian kuat tekan dilakukan pada paving block dengan bentuk geometri segitiga, persegi dan segi delapan, dengan komposisi campuran perbandingan 1 bagian semen : 1 bagian abu batu : 2 bagian pasir.
- Proses penelitian dilakukan dengan cara pengujian kuat tekan pada paving block. II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Umum Bata beton ( paving block ) merupakan salah satu jenis beton non struktural yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan jalan, pelataran parkir,trotoar, taman, dan keperluan lainnya. Bata beton ( paving block ) terbuat dari campuran semen portland tipe I, air serta agregat sebagai bahan pengisi dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu. Paving block dapat berwarna seperti warna aslinya atau diberi zat warna pada komposisinya dan digunakan untuk lantai baik didalam maupun diluar bangunan. Paving block mulai dikenal dan dipakai di Indonesia terhitung sejak tahun 1977/1978, dimulai dengan pemasangan trotoar di jalan Thamrin dan untuk terminal bus Pulogadung, keduanya di Jakarta. Saat ini paving block sudah tersebar pemakaiannya hampir di seluruh kota besar di Indonesia, baik digunakan sebagai
tempat
parkir
plaza,
hotel,
tempat rekreasi,
tempat
bersejarah, untuk terminal maupun untuk jalan setapak dan perkerasan jalan lingkungan pada kompleks-kompleks perumahan. 2.2. Material Penyusun Paving Block
Semen Portland
Air
Agregat Halus
Abu Batu
2.3. Klasifikasi Paving Block Berdasarkan SK SNI T – 04 – 1990 – F, klasifikasi paving block ( bata beton ) didasarkan atas bentuk, tebal, kekuatan, dan warna. Klasifikasi tersebut antara lain : 1. Klasifikasi berdasarkan bentuk. Bentuk paving block secara garis besar terbagi atas dua macam, yaitu : a. Paving block bentuk segi empat. b. Paving block bentuk segi banyak. 2. Klasifikasi berdasarkan ketebalan. 3. Klasifikasi berdasarkan kekuatan. 4. Klasifikasi berdasarkan warna. 2.4 Standar Mutu Paving Block Standar mutu yang harus dipenuhi paving block untuk lantai menurut SNI 03-0691-1996 adalah sebagai berikut : 1. Sifat tampak paving block untuk lantai harus mempunyai bentuk yang sempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan jari tangan. 2. Bentuk dan ukuran paving block untuk lantai tergantung dari persetujuan antara pemakai dan produsen. Setiap produsen memberikan penjelasan tertulis dalam leaflet mengenai bentuk, ukuran, dan konstruksi pemasangan paving block untuk lantai.
3. Penyimpangan tebal paving block untuk lantai diperkenankan kurang lebih 3 mm.
4. Paving block untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisik sebagai berikut : Tabel 2.1 Kekuatan fisik paving block
MUTU KEGUNAAN
A
Perkerasan Jalan
B
Tempat Parkir Mobil
KUAT TEKAN
KETAHANAN AUS
( kg / cm² )
( mm / menit )
PENYERAPAN AIR RATA – RATA
Rata Rata
Min
Rata Rata
400
350
0,0090
0,103
3
200
170
0,1300
1,149
6
Min
MAKS ( % )
C
Pejalan Kaki
150
125
0,1600
1,184
8
D
Taman Kota
100
85
0,2190
0,251
10
( Sumber : SNI 03-0691-1996 )
5. Paving block untuk lantai apabila diuji dengan natrium sulfat tidak boleh cacat, dan kehilangan berat yang diperbolehkan maksimum 1%. 2.5. Metode Pembuatan Paving Block Cara pembuatan paving block yang biasanya digunakan dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi dua metode, yaitu : 1. Metode Konvensional Metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan oleh masyarakat kita dan lebih dikenal dengan metode gablokan. Pembuatan paving block cara konvensional dilakukan dengan menggunakan alat gablokan / alat pukul dengan beban pemadatan yang berpengaruh terhadap tenaga orang yang mengerjakan.
2. Metode Mekanis Metode mekanis didalam masyarakat biasa disebut metode press. Metode ini masih jarang digunakan karena untuk pembuatan paving block dengan metode mekanis membutuhkan alat yang harganya relatif mahal. Metode mekanis biasanya digunakan oleh pabrik dengan skala industri sedang atau besar. Pembuatan paving block cara mekanis dilakukan dengan menggunakan mesin. 2.6. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block Paving block mempunyai banyak kegunaan diantaranya sebagai lapisan perkerasan lapangan terbang, terminal bis, parkirmobil, pejalan kaki, taman kota, dan tempat bermain. Penggunaan paving block memiliki beberapa keuntungan, antara lain : - Dapat diaplikasikan pada pembangunan jalan dengan tanpa memerlukan keahlian khusus. - Paving block lebih mudah dihamparkan dan langsung bisa digunakan tanpa harus menunggu pengerasan seperti pada beton - Paving block menghasilkan sampah konstruksi lebih sedikit dibandingkan penggunaan pelat beton. - Adanya pori-pori pada paving block meminimalisasi aliran permukaan dan memperbanyak infiltrasi dalam tanah. - Paving block memiliki nilai estetika yang unik terutama jika didesain dengan pola dan warna yang indah. - Perbandingan harganya lebih rendah dibanding dengan jenis perkerasan konvensional yang lain. - Pemasangannya cukup mudah dan biaya perawatan yang cukup murah.
III.
PROSES KEGIATAN PENELITIAN
Membuat model cetakan paving block Persiapan bahan Semen
Abu batu
Agregat halus
Air
Pengujian bahan Berat isi Kadar lumpur Unsur organik Analisis ayakan
Tidak
Ya Komposisi campuran paving block
Pembuatan adukan paving block
Pembuatan benda uji kuat tekan paving block
Analisis data Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
3.1. Sampel Pada penelitian ini digunakan sampel paving block
dengan berbagai
macam bentuk geometri, yaitu bentuk persegi, segitiga, dan segi delapan, untuk lebih jelasnya mengenai bentuk dan dimensi ukuran sampel paving block disajikan dalam gambar 3.2 berikut :
L = 1/2.n.r².sin (360/n)° = 1/2.8.8,5².sin ( 360/8)° = 1/2.8.8,5².sin 45° = 204,35 cm²
L = sisi.sisi = 14.14 = 196 cm²
L = 1/2. a . t = 1/2. 20.20 = 200 cm²
Gambar 3.2 Bentuk dan dimensi sampel paving block
Tabel 3.1 Jumlah sampel paving block
JUMLAH BENTUK GEOMETRI
TEBAL
UMUR
NO
BENDA ( cm )
( hari )
SEGI SEGITIGA
UJI
PERSEGI DELAPAN
1
5
3
3
3
9
28
2
10
3
3
3
9
3
3
10
3
3
3
9
14
4
10
3
3
3
9
28
5
15
3
3
3
9
28
3.2. Perencanaan Campuran Paving Block Bahan campuran pembentuk paving block merupakan perpaduan dari komposisi material penyusunnya yang terdiri dari semen, pasir, air dan bahan tambah lain. Karateristik dan sifat bahan akan mempengaruhi kekuatan dari paving block yang dibuat. Faktor jenis dan komposisi bahan yang digunakan pada proses pembuatan paving block akan sangat berpengaruh terhadap kuat tekan yang dihasilkan pada paving block tersebut. Dalam penelitian ini, perancangan komposisi bahan-bahan penyusun paving block digunakan berdasarkan komposisi yang digunakan pada produsen paving block yang berada di daerah Cisayong Tasikmalaya, yaitu dengan komposisi perbandingan bahan yang digunakan 1 bagian semen + 1 bagian abu batu + 2 bagian pasir + air.
3.3. Pembuatan Benda Uji Awal untuk proses pembuatan benda uji yaitu dengan mempersiapkan alat yang digunakan serta material – material pembentuk paving block. Pencampuran bahan-bahan penyusun paving block dilakukan agar diperoleh suatu komposisi yang solid dari bahan-bahan pembentuk paving block. Adapun tahapan dan langkah – langkah dalam pelaksanaan pembuatan benda uji adalah : 3.4. Langkah Pembuatan Benda Uji Sebelum pelaksanaan pencampuran bahan dilaksanakan, hal-hal yang dilakukan adalah mempersiapkan dan membersihkan semua peralatan yang digunakan untuk proses pencampuran material – material paving block, mempersiapkan dan membersihkan cetakan benda uji
paving block. Cetakan
benda uji paving block yang digunakan pada saat penelitian yaitu dengan menggunakan cetakan berbahan kayu yang telah dibentuk sesuai dengan bentuk dan dimensi yang telah direncanakan sehingga akan diperoleh bentuk benda uji sesuai bentuk dan dimensi rencana pada saat proses pencetakan benda uji. Untuk lebih jelas mengenai alat cetak benda uji dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut :
Gambar 3.3 Cetakan Benda Uji Paving Block
Selain alat cetak benda uji, alat lain yang digunakan pada saat berlangsungnya proses pembuatan benda uji antara lain : -
Alat pemadat / pemukul, alat ini berfungsi untuk memadatkan campuran bahan paving block yang telah dituang kedalam cetakan benda uji paving block , alat ini terbuat dari bahan material kayu yang telah diberi pegangan.
-
Wadah yang berfungsi untuk menampung bahan pembentuk paving block, seperti semen, agregat halus ( pasir ) dan abu – batu. Sebelumnya dilakukan penimbangan terhadap berat dari wadah yang digunakan sehingga didapat nilai berat wadah untuk kemudian dicatat,bahan – bahan pembentuk yang telah tersedia dimasukan kedalam wadah dan kemudian dilakukan proses penimbangan pada masing – masing bahan. Wadah bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu wadah dengan bentuk mangkuk berbahan almunium yang telah tersedia di laboratorium.
-
Timbangan yang berfungsi untuk menimbang berat dari setiap bahan – bahan yang digunakan.
-
Bak pengaduk / tempat proses pencampuran bahan.
-
Peralatan tambahan yang digunakan pada saat proses pembuatan benda uji, seperti sendok semen,sekop,ember dan lain – lain. Jika alat dan bahan yang digunakan telah siap, maka proses pembuatan
benda uji dapat dilaksanakan, berikut adalah prosedur pembuatan benda uji paving block : -
Bahan – bahan yang telah tersedia seperti semen, agregat halus ( pasir ), abu batu dicampur di dalam bak pengaduk, kemudian bahan – bahan
tersebut diaduk dengan sekop / alat pengaduk, sehingga bahan – bahan kering tersebut tercampur secara merata. Tambahkan air secara sedikit demi sedikit dengan cara menyiramkan air kedalam bak pengadukan yang telah berisi bahan – bahan dan kemudian dilakukan pengadukan sampai terbentuk adonan. Adonan yang digunakan pada paving block tidak sama seperti adonan yang digunakan pada pekerjaan plesteran, adonan yang digunakan pada paving block lebih kering, ini bertujuan agar pada saat proses pemadatan lebih mudah dan paving block yang dihasilkan lebih padat. -
Jika bahan – bahan yang telah dicampur telah berbentuk adonan, maka proses selanjutnya adalah pemeriksaan adonan dengan cara, ambil contoh adonan segenggam penuh dan bentuk seperti bola kecil. Jika bola tersebut tidak retak dan tangan sedikit basah, adukan siap untuk dicetak.
-
Adonan yang telah siap cetak dimasukan ke dalam cetakan benda uji, kemudian adonan dipadatkan dengan alat pemadat dengan cara dipukul hingga adonan menjadi padat.
-
Cetakan yang telah berisi adonan yang telah dipadatkan kemudian dibuka secara perlahan – lahan agar bentuk yang dihasilkan tidak rusak, dengan cara ditekan dari setiap sisi menggunakan tutup yang terbuat dari triplek.
-
Hasil benda uji yang telah dicetak / dibuka dari cetakan di simpan dengan menggunakan alas yang terbuat dari triplek hingga usia yang telah direncanakan untuk selanjutnya dilakukan pengujian.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Pengujian kuat tekan pada paving block dilakukan setelah benda uji selesai dicetak, dibuka dari cetakan dan disimpan pada tempat penyimpanan selama waktu yang telah ditentukan yaitu umur 3, 14, dan 28 hari untuk kemudian dilakukan pengujian kuat tekan. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.1. - Tabel 4.5. Berikut merupakan salah satu contoh analisis kuat tekan paving block bentuk persegi dengan ketebalan 10 cm umur 28 hari : P1 = 31000 kg (31000 kg x 9,80 = 303800 N) P2 = 39000 kg (382200 N) P3 = 41000 kg (401800 N) A = 196 cm2 (19600 mm2) Kuat tekan (f’c)
f c'
P MPa A
303800 = 15,50 N/mm2 19600
= 15,50 MPa f c'
382200 = 19,50 N/mm2 19600
= 19,50 MPa f c'
401800 = 20,50 N/mm2 19600
= 20,50 Mpa
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 10 cm Umur 3 hari Bentuk
Persegi
Nomor Sampel 1 2
Umur Benda Uji
3 hari
3
Segitiga
Luas Bidang Tekan (A)
Beban Maksimum (P)
( gr )
( cm )2
( kg )
( kg/cm2)
MPa
3785 3540
196 196
19500 13000
99,49 66,33
9,75 6,50
3755
196
24500
125,00
12,25
96,94
9,50
f 'c = P/A
Rata-rata
3693
3 hari
3705 3495
200 200
9500 5000
47,50 25,00
4,66 2,45
3620
200
8000
40,00
3,92
1 2 3
Segi delapan
Berat benda uji
Rata-rata
3607
37,50
3,68
3 hari
4805 4675
204,35 204,35
27000 29000
132,13 141,91
12,95 13,91
4505
204,35
21000
102,76
10,07
125,60
12,31
1 2 3
4661,67 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )
Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 10 cm Umur 14 hari
Bentuk
Persegi
Nomor Sampel 1 2
Umur Benda Uji
14 hari
3
Segitiga
1 2
Segi delapan
3
Luas Bidang Tekan (A)
Beban Maksimum (P)
( gr )
( cm )2
( kg )
(kg/cm2)
MPa
3710 3555
196 196
32000 28000
163,27 142,86
16,00 14,00
3510
196
22000
112,24
11,00
139,46
13,67
f 'c = P/A
Rata-rata
3592
14 hari
3780 3345
200 200
19000 11000
95,00 55,00
9,31 5,39
3570
200
13000
65,00
6,37
3 1 2
Berat benda uji
Rata-rata
3565
71,67
7,02
14 hari
4625 4700
204,35 204,35
36000 37000
176,17 181,06
17,26 17,74
4445
204,35
28000
137,02
13,43
164,75
16,15
4590 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )
Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 10 cm Umur 28 hari
Bentuk
Persegi
Nomor Sampel 1 2
Umur Benda Uji
28 hari
3
Segitiga
Luas Bidang Tekan (A)
Beban Maksimum (P)
( gr )
( cm )2
( kg )
( kg/cm2)
MPa
3580 3670
196 196
31000 39000
158,16 198,98
15,50 19,50
3705
196
41000
209,18
20,50
188,78
18,50
f 'c = P/A
Rata-rata
3652
28 hari
3430 3135
200 200
17000 14000
85,00 70,00
8,33 6,86
3535
200
22500
112,50
11,03
1 2 3
Segi delapan
Berat benda uji
Rata-rata
3367
89,17
8,74
28 hari
4910 4945
204,35 204,35
40000 43000
195,74 210,42
19,18 20,62
4705
204,35
38000
185,96
18,22
197,37
19,34
1 2 3
4853,33 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )
Tabel 4.4 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 5 cm Umur 28 hari
Bentuk
Persegi
Nomor Sampel 1 2
Umur Benda Uji
28 hari
3
Segitiga
1 2
1 2 3
Luas Bidang Tekan (A)
Beban Maksimum (P)
( gr )
( cm )2
( kg )
( kg/cm2)
MPa
1935 1930
196 196
44000 41000
224,49 209,18
22,00 20,50
1800
196
36000
183,67
18,00
205,78
20,17
f 'c = P/A
Rata-rata
1888
28 hari
1705 1735
200 200
27000 22500
135,00 112,50
13,23 11,03
1720
200
32000
160,00
15,68
135,83
13,31
3
Segi delapan
Berat benda uji
Rata-rata
1720
28 hari
2335 2160
204,35 204,35
51000 47000
249,57 230,34
24,46 22,54
2220
204,35
53000
259,36
25,42
246,31
24,14
2238,33 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )
Tabel 4.5 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 15 cm Umur 28 hari
Bentuk
Persegi
Nomor Sampel 1 2
Umur Benda Uji
28 hari
3
Segitiga
1 2
3
Beban Maksimum (P)
( gr )
( cm )2
( kg )
( kg/cm2)
MPa
5870 5110
196 196
39000 25000
198,98 127,55
19,50 12,50
5320
196
26500
132,20
13,25
f 'c = P/A
5433
153,91
15,08
28 hari
5390 5370
200 200
14500 15500
72,50 77,50
7,11 7,60
5275
200
16500
82,50
8,09
77,50
7,60
Rata-rata 1 2
Luas Bidang Tekan (A)
Rata-rata
3
Segi delapan
Berat benda uji
28 hari
5345 6995 7440
204,35 204,35
31000 45000
151,70 220,21
14,87 21,58
7030
204,35
36000
176,17
17,26
182,69
17,90
7155 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )
Tabel 4.6 Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Umur 3, 14, dan 28 hari ( Persegi Ketebalan 10 cm )
Bentuk
Persegi
Nomor Sampel 1 2
Umur Benda Uji
3 hari
3
Persegi
Luas Bidang Tekan (A)
Beban Maksimum (P)
( gr )
( cm )2
( kg )
( kg/cm2)
MPa
3785 3540
196 196
19500 13000
99,49 66,33
9,75 6,50
3755
196
24500
125,00
12,25
96,94
9,50
f 'c = P/A
Rata-rata
3693
14 hari
3710 3555
196 196
32000 28000
163,27 142,86
16,00 14,00
3510
196
22000
112,24
11,00
139,46
13,67
1 2 3
Persegi
Berat benda uji
Rata-rata
3592
28 hari
3580 3670
196 196
31000 39000
158,16 198,98
15,50 19,50
3705
196
41000
209,18
20,50
188,78
18,50
1 2 3
3652 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )
Tabel 4.7 Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Umur 3, 14, dan 28 hari ( Segitiga Ketebalan 10 cm )
Bentuk
Segitiga
Nomor Sampel 1 2
Umur Benda Uji
3 hari
3
Segitiga
1 2
1 2 3
Luas Bidang Tekan (A)
Beban Maksimum (P)
( gr )
( cm )2
( kg )
( kg/cm2)
MPa
3705 3495
200 200
9500 5000
47,50 25,00
4,66 2,45
3620
200
8000
40,00
3,92
37,50
3,68
f 'c = P/A
Rata-rata
3607
14 hari
3780 3345
200 200
19000 11000
95,00 55,00
9,31 5,39
3570
200
13000
65,00
6,37
71,67
7,02
3
Segitiga
Berat benda uji
Rata-rata
3565
28 hari
3430 3135
200 200
17000 14000
85,00 70,00
8,33 6,86
3535
200
22500
112,50
11,03
89,17
8,74
3367 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )
Tabel 4.8 Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Umur 3, 14, dan 28 hari ( Segi Delapan Ketebalan 10 cm )
Bentuk
Segi delapan
Umur Benda Uji
Nomor Sampel 1 2
3 hari
3 Rata-rata Segi delapan
1 2
14 hari
3
Segi delapan
1 2
Luas Bidang Tekan (A)
Beban Maksimum (P) ( kg )
( kg/cm2)
MPa
4805 4675
( cm )2 204,35 204,35
27000 29000
132,13 141,91
12,95 13,91
4505
204,35
21000
102,76
10,07
125,60
12,31
Berat benda uji ( gr )
4661,67
f 'c = P/A
4625 4700
204,35 204,35
36000 37000
176,17 181,06
17,26 17,74
4445
204,35
28000
137,02
13,43
164,75
16,15
Rata-rata
4590
28 hari
4910 4945
204,35 204,35
40000 43000
195,74 210,42
19,18 20,62
4705
204,35
38000
185,96
18,22
197,37
19,34
3
4853,33 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )
Kuat Tekan ( MPa )
25 19,34
20 16,15
15
18,50
12,31 13,67
10 9,50
8,74 7,02
5 3,68
0 3
14
28
Umur ( hari )
Keterangan : Segi delapan
Segitiga
Persegi
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Umur 3, 14, dan 28 hari ( Ketebalan 10 cm )
Tabel 4.9 Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 5, 10, dan 15 cm ( Persegi Umur 28 hari )
Bentuk
Persegi
Nomor Sampel 1 2
Tebal ( cm )
5
3 Rata-rata Persegi
1 2
10
3 Rata-rata Persegi
1 2
15
3
Berat benda uji
Luas Bidang Tekan (A)
Beban Maksimum (P)
( gr )
( cm )2
( kg )
( kg/cm2)
MPa
1935 1930
196 196
44000 41000
224,49 209,18
22,00 20,50
1800
196
36000
183,67
18,00
205,78
20,17
1888
f 'c = P/A
3580 3670
196 196
31000 39000
158,16 198,98
15,50 19,50
3705
196
41000
209,18
20,50
188,78
18,50
3652 5870 5110
196 196
39000 25000
198,98 127,55
19,50 12,50
5320
196
26500
132,20
13,25
153,91
15,08
5433 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )
Tabel 4.10 Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 5, 10, dan 15 cm ( Segitiga Umur 28 hari )
Bentuk
Segitiga
Nomor Sampel 1 2
Tebal ( cm )
5
3 Rata-rata Segitiga
1 2
10
3 Rata-rata Segitiga
1 2 3
15
Berat benda uji
Luas Bidang Tekan (A)
Beban Maksimum (P)
( gr )
( cm )2
( kg )
( kg/cm2)
MPa
1705 1735
200 200
27000 22500
135,00 112,50
13,23 11,03
1720
200
32000
160,00
15,68
135,83
13,31
1720
f 'c = P/A
3430 3135
200 200
17000 14000
85,00 70,00
8,33 6,86
3535
200
22500
112,50
11,03
89,17
8,74
3367 5390 5370
200 200
14500 15500
72,50 77,50
7,11 7,60
5275
200
16500
82,50
8,09
77,50
7,60
5345 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )
Tabel 4.11 Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 5, 10, dan 15 cm ( Segi Delapan Umur 28 hari )
Bentuk
Nomor Sampel
Tebal ( cm )
Luas Bidang Tekan (A)
Beban Maksimum (P) ( kg )
( kg/cm2)
MPa
2335 2160
( cm )2 204,35 204,35
51000 47000
249,57 230,34
24,46 22,54
2220
204,35
53000
259,36
25,42
246,31
24,14
Berat benda uji ( gr )
Segi delapan
1 2
5
3 Rata-rata Segi delapan
1 2
10
3 Rata-rata Segi delapan
1 2
15
3
2238,33 4910 4945
204,35 204,35
40000 43000
195,74 210,42
19,18 20,62
4705
204,35
38000
185,96
18,22
197,37
19,34
4853,33 6995 7440
204,35 204,35
31000 45000
151,70 220,21
14,87 21,58
7030
204,35
36000
176,17
17,26
182,69
17,90
7155 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )
Kuat Tekan ( MPa )
25 20
f 'c = P/A
24,14 19,34
20,17
17,90 18,50
15
15,08 13,31
10 8,74
7,60
5 0
5
10 Ketebalan ( cm )
15
Keterangan : Segi delapan
Segitiga
Persegi
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 5, 10, dan 15 cm ( Umur 28 hari )
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian Seperti yang terlihat pada tabel dan diagram di atas, ada perbedaan nilai kuat tekan yang dihasilkan dari setiap bentuk paving block , nilai tersebut diperoleh dari proses pengujian kuat tekan terhadap sampel paving block yang dibuat. Nilai kuat tekan rata – rata diambil dari tiga buah benda uji dari masing – masing bentuk dengan umur benda uji 3, 14 dan 28 hari. Pembahasan dari tabel, diagram dan grafik perbandingan hasil kuat tekan paving block, adalah sebagai berikut : 1. Dari hasil data pengujian kuat tekan paving block ketebalan 10 cm dengan umur benda uji 3 hari, diperoleh nilai kuat tekan rata – rata pada bentuk persegi sebesar 96,94 kg/cm² atau 9,50 MPa, bentuk segitiga sebesar 37,50 kg/cm² atau 3,68 MPa, bentuk segi delapan sebesar 125,60 kg/cm² atau 12,31 MPa. 2. Dari hasil data pengujian kuat tekan paving block ketebalan 10 cm dengan umur benda uji 14 hari, diperoleh nilai kuat tekan rata – rata pada bentuk persegi sebesar 139,46 kg/cm² atau 13,67 MPa, bentuk segitiga sebesar 71,67 kg/cm² atau 7,02 MPa, bentuk segi delapan sebesar 164,75 kg/cm² atau 16,15 MPa. 3. Dari hasil data pengujian kuat tekan paving block ketebalan 10 cm dengan umur benda uji 28 hari, diperoleh nilai kuat tekan rata – rata pada bentuk persegi sebesar 188,78 kg/cm² atau 18,50 MPa, bentuk segitiga sebesar 89,17
kg/cm² atau 8,74 MPa, bentuk segi delapan sebesar 197,37 kg/cm² atau 19,34 MPa. 4. Dari hasil data pengujian kuat tekan paving block ketebalan 5 cm dengan umur benda uji 28 hari, diperoleh nilai kuat tekan rata – rata pada bentuk persegi sebesar 205,78 kg/cm² atau 20,17 MPa, bentuk segitiga sebesar 135,83 kg/cm² atau 13,31 MPa, bentuk segi delapan sebesar 246,31 kg/cm² atau 24,14 MPa. 5. Dari hasil data pengujian kuat tekan paving block ketebalan 15 cm dengan umur benda uji 28 hari, diperoleh nilai kuat tekan rata – rata pada bentuk persegi sebesar 153,91 kg/cm² atau 15,08 MPa, bentuk segitiga sebesar 77,50 kg/cm² atau 7,60 MPa, bentuk segi delapan sebesar 182,69 kg/cm² atau 17,90 Mpa. 6. Dari grafik perbandingan kuat tekan paving block berdasarkan umur 3, 14, dan 28 hari ( ketebalan 10 cm ), diperoleh nilai kuat tekan rata – rata tertinggi pada umur 28 hari, bentuk persegi sebesar 188,78 kg/cm² atau 18,50 MPa, bentuk segitiga sebesar 89,17 kg/cm² atau 8,74 MPa, bentuk segi delapan sebesar 197,37 kg/cm² atau 19,34 MPa. 7. Dari grafik perbandingan kuat tekan paving block berdasarkan ketebelan 5, 10, dan 15 hari ( umur 28 hari ), diperoleh nilai kuat tekan rata – rata tertinggi pada ketebalan 5 cm, bentuk persegi sebesar 205,78 kg/cm² atau 20,17 MPa, bentuk segitiga sebesar 135,83 kg/cm² atau 13,31 MPa, bentuk segi delapan sebesar 246,31 kg/cm² atau 24,14 MPa.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium diketahui hasil nilai kuat tekan pada paving block dengan tiga bentuk, yaitu bentuk segitiga, persegi dan segi delapan, kemudian dapat disimpulkan bahwa : 1. Paving block dengan bentuk segi delapan mempunyai kuat tekan paling tinggi jika dibandingkan dengan paving block bentuk persegi maupun bentuk segitiga. Nilai kuat tekan rata – rata tertinggi mencapai 24,14 Mpa pada ketebalan 5 cm dengan umur benda uji 28 hari. 2. Paving block dengan bentuk persegi mempunyai kuat tekan lebih rendah jika dibandingkan dengan paving block bentuk segi delapan, tetapi lebih tinggi jika dibandingkan dengan paving block bentuk segitiga. Nilai kuat tekan rata – rata tertinggi pada paving block bentuk persegi mencapai 20,17 Mpa pada ketebalan 5 cm dengan umur benda uji 28 hari. 3. Paving block dengan bentuk segi tiga mempunyai kuat tekan paling rendah jika dibandingkan dengan paving block bentuk persegi maupun bentuk
segi
delapan. Nilai kuat tekan rata – rata yang dicapai pada paving block dengan bentuk segitiga hanya sebesar 13,31 Mpa pada ketebalan 5 cm dengan umur benda uji 28 hari.
5.2. Saran Setelah melakukan penelitian terhadap hasil nilai kuat tekan paving block berdasarkan bentuk geometri persegi, segitiga, dan segi delapan berikut saran yang dapat penyusun sampaikan : 1. Ditinjau dari segi kekuatan, penggunaan paving block dengan bentuk geometri segi delapan lebih baik jika dibandingkan dengan bentuk persegi maupun segitiga. 2. Paving block sangat baik digunakan terutama pada areal pertamanan, karena mempunyai sifat yang dapat menyerap air. 3. Faktor pemadatan mempunyai pengaruh terhadap nilai kekuatan paving block yang dihasilkan, pemadatan yang dilakukan secara mekanis akan menghasilkan nilai kuat tekan paving block yang lebih baik dan merata pada masing – masing paving block. Perlu dilakukan lagi penelitian lanjutan terhadap nilai kuat tekan yang dihasilkan antara pembuatan secara mekanis dan konvensional. 4. Dari hasil penelitian, paving block dengan ketebalan 5 cm mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dari ketebalan 10 dan 15 cm, perlu penelitian lanjutan mengenai hal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1996, SNI-03-0691-1996 "Bata Beton ( Paving Block )", Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Taufik, 2005, Tugas Akhir “Pengaruh Penambahan Tumbukan Batu Bata Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Aus Mortar Sebagai Bahan Dasar Paving Block”, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang. Adibroto, Fauna 2008, “Pemanfaatan Limbah Abu Batu Bara Sebagai Pengganti Sebagian Semen Dan Agregat Untuk Pembuatan Paving Block”, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang, Padang. Anonim, 2002, SNI-03-1974-1990 "Metode Pengujian Kuat Tekan Beton", Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Tjokrodimulyo, Kardijono, 1994 "Teknologi Beton", Penerbit Nafiri, Laboratorium Pengujian Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, Bandung. G. Nawy, Edward, 1998, "Beton Bertulang", PT Refika Aditama, Bandung. Mulyono, Tri, 2003 "Teknologi Beton", Penerbit Andi, Yogyakarta.