ANALISIS PENERAPAN BIAYA MUTU SEBAGAI ALAT PENGENDALI KUALITAS PRODUK PADA PT SERMANI STEEL MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF Politeknik Negeri Ambon ABSTRAK Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kualitas produk. Metode analisis yang digunakan dalam pembahasan ini adalah metode deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kulaitas produk pada PT.Sermani Steel Makassar telah berpengaruh secara signifikan. biaya pencegahan dan biaya penilaian mempunyai hubungan negative terhadap tingkat produk dibawah standar. Ini berarti bahwa peningkatan biaya pencegahan dan biaya penilaian mampu mengurangi tingkat produk dibawah standar. Kata-Kata Kunci: Biaya mutu, Pengendalian, Kualitas Produk PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Salah satu usaha untuk mencapai kualitas produk perusahaan adalah dengan meningkatkan mutu dan mempertahankan tingkat mutu tersebut. Mutu sebagai faktor penentu kelangsungan hidup merupakan fokus utama saat ini dalam perusahaan yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat dijelaskan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang manajemen operasional dan manajemen pemasaran. Dilihat dari sudut pandang manajemen operasional, mutu produk merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan kepada konsumen yang melebihi atau paling tidak sama dengan mutu produk dari pesaing. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang manajemen pemasaran, mutu merupakan salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran (marketing-mix), yaitu produk, harga, promosi, dan saluran distribusi yang dapat meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan. Kegiatan yang berhubungan dengan mutu adalah kegiatan yang dilakukan karena mungkin atau telah dihasilkan produk yang cacat atau jelek. Biaya-biaya untuk menjalankan kegiatan tersebut disebut dengan biaya mutu. Menurut Blocher (2000:220), biaya mutu adalah “biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas rendah, dan dengan opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya mutu”. Jadi, biaya mutu merupakan biaya yang terjadi atau mungkin akan
terjadi karena mutu produk yang buruk. Biaya mutu dikelompokkan menjadi 4 golongan (Blocher, 2000), yaitu: (1). Biaya Pencegahan, (2). Biaya penialaian, (3). Biaya kegagalan internal, (4). Biaya kegagalan ekstenal. PT. Sermani Steel Makassar merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi Seng, yang berkantor pusat di Makassar, ibukota propinsi Sulawesi Selatan. Pabrik dioperasikan dan dimonitor secara seksama oleh operator pengontrol dengan menggunakan sistem pemrosesan otomatis secara sentral. Setiap langkah, mulai dari penyeleksian bahan mentah, pengolahan seng hingga pengantaran pada konsumen dijiwai oleh semangat “kami menciptakan kualitas”, PT. Sermani Steel Makassar telah berhasil mendapatkan setifikasi dari societe generale de surveillance (SGS) berupa ISO 9001:2000 untuk manajemen mutu dan sertifikasi ISO 14001:2004 untuk manajemen lingkungan. Agar produknya dapat memuaskan kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan, PT. Sermani Steel Makassar betul-betul serius dalam menerapkan sistem manajemen mutu. Hal ini diwujudkan dengan dibentuknya Quality Assurance (QA) Department dan Quality Control (QC) Departemen. Quality assurance Department bertanggung jawab secara langsung terhadap mutu/ kualitas pekerjaan dan jaminan kualitas barang yang diterima maupun yang dihasilkan. Sedangkan Quality Control Department merupakan departemen yang bertanggung jawab terhadap pengendalian mutu atau mengontrol produk itu sendiri agar produk yang dihasilkan berkualitas dan sesuai yang distandarkan perusahaan. Dari setiap aktifitas yang dilakukan oleh departemen QA dan QC dalam menjaga mutu dari awal hingga akhir proses produksi tentulah membutuhkan biaya-biaya. Biaya inilah yang pada akhirnya disebut biaya mutu. Pada penelitian ini penulis memfokuskan pada dua biaya yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian yang terdapat pada biaya mutu,penulis tidak memasukkan biaya kegagalan internal dan kegagalan eksternal karena penulis ingin berfokus pada biaya proses produksi yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian. Biaya kegagalan internal dan eksternal merupakan biaya yang terjadi setelah barang diproduksi. Biaya mutu yang pengalokasiannya terfokus pada peningkatan kualitas produk membutuhkan analisa yang lebih seksama. Hal ini diharapkan memberikan keseluruhan program mutu yang selalu terkendali sehingga mampu menghasilkan produk yang bersaing dipangsa pasar. Karena itulah penulis tertarik meneliti yang berjudul: “Analisis Penerapan Biaya Mutu Sebagai Alat Pengendalian Kualitas Produk Pada PT.Sermani Steel Makassar’’. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan adalah : “Bagaimana pengaruh penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kualitas produk”. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kualitas produk. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biaya Menurut James & Polimeni (1985:22), biaya (cost) didefinisikan sebagai manfaat yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa. Manfaat tersebut (barang dan jasa) yang dikorbankan diukur dengan dalam unit moneter melalui pengurangan atas harta atau dibebankan sebagai hutang pada saat manfaat itu diperoleh. Pada saat perolehan, cost yang dibebankan adalah untuk manfaat masa sekarang dan masa mendatang. Bilamana manfaat diterima, maka cost menjadi beban (expense). Sedangkan expense didefenisikan sebagai cost yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Oleh karena itu, cost yang belum dapat dinikmati (unexpired cost) yang dapat memberikan manfaat di masa mendatang dikelompokkan sebagai harta. Pengendalian Mutu Menurut Hadiwiardjo dan Wibisono (1996:18) “pengendalian mutu adalah istilah yang menyatakan keseluruhan kegiatan dan teknik dalam proses yang dimaksudkan untuk menciptakan karakteristik mutu tertentu. Kegiatan ini mencakup pemantauan, mengurangi kemungkinan perubahan atau perbedaan, penghilangan sebab-sebab yang diketahui, dan usaha-usaha untuk meningkatkan keefektifan ekonomi”. Feigenbaum (1996:9) mengemukakan bahwa pada umumnya ada empat langkah dalam pengendalian yaitu: 1. Menetapkan standar. Menetapkan standar mutu biaya (sumber daya), standar mutu prestasi kerja, standar mutu keuangan, dan standar mutu keterandalan yang diperlukan untuk produk tersebut. 2. Menilai Kesesuaian. Membandingkan kesesuaian produk/jasa yang dihasilkan terhadap standar yang telah ditetapkan. 3. Melakukan Tindakan. Mengoreksi masalah dan penyebabnya melalui faktorfaktor yang mencakup pemasaran rancangan, rekayasa, produksi dan pemeliharaan yang mempengaruhi kepuasan pemakai. 4. Merencanakan Perbaikan. Mengembangkan suatu upaya berkelanjutan untuk memperbaiki standar-standar biaya, prestasi, keamanan, dan keterandalan. Sistem Mutu Berdasarkan ISO 9000, sistem mutu adalah program perencanaan, kegiatan, sumber daya, dan kejadian yang didorong oleh manajemen, berlaku di seluruh perusahaan dan proses. Program ini dilaksanakan dan dikelola dengan tujuan untuk menjamin bahwa produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan akan memenuhi persyaratan mutu pembeli dan secara logis menjamin bahwa tujuan-tujuan laju pengembalian investasi dipenuhi.
ISO-9000 adalah suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standardization di Geneva, Switzerland yang diprakarsai oleh American National Standards Institute, New Jersey. Rangkaian Standar ISO 9000 adalah sebagai berikut: ISO-9000-1 : Standar Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu, pedoman untuk pemilihan dan penggunaan. ISO-9001: Sistem Mutu-Model Jaminan Mutu dalam desain atau pengembangan, produksi, pemasangan, dan pelayanan jasa. ISO-9002: Sistem Mutu-Model Jaminan Mutu dalam produksi dan pemasangan. ISO-9003: Sistem Mutu-Model Jaminan Mutu dalam pemilikan pengujian akhir. ISO-9004: Unsur-unsur Manajemen Mutu dan Sistem Mutu Pedoman. ISO-8402: Mutu-Kosakata. Biaya Mutu Blocher (2000:220) mengidentifikasi empat kategori utama biaya mutu, yaitu: Biaya Pencegahan (prevention cost), Biaya Penilaian (appraisal cost), Biaya Kegagalan Internal (internal failure), dan Biaya Kegagalan Eksternal (external failure cost). Menurut Hansen dan Mowen (2001:966-967);biaya mutu berkaitan dengan 2 subkategori yaitu biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Biaya pengendalian terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian sedangkan biaya kegagalan terdiri dari biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diduga bahwa penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kualitas produk pada PT.Sermani Steel Makassar belum berpengaruh secara signifikan. METODE PENELITIAN Lokasi Dan Waktu Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, yang menjadi lokasi penelitian adalah PT Sermani Steel Makassar bertempat dijalan Urip Sumohardjo Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia.Penelitian ini kurang lebih 2(dua) bulan yaitu Desember sampai dengan Januari 2013. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam pembahasan ini adalah: a. Metode deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasikan unsur-unsur biaya mutu. Tabel 1
PT. XXX Laporan Biaya Mutu Tahun 2008-2009 Jenis Biaya Mutu
2008
2009
Pengembangan sistem
xxx
xxx
Pelatihan Kualitas
xxx
xxx
Supervisi untuk Aktivitas Pencegahan
xxx
xxx
Proyek Perbaikan Kualitas
xxx
xxx
xxx
xxx
Inspeksi
xxx
xxx
Pengujian Reliabilitas
xxx
xxx
Supervisi untuk Pengujian & Inspeksi
xxx
xxx
Depresiasi untuk Peralatan Pengujian
xxx
xxx
xxx
xxx
Biaya Sisa Bahan Baku
xxx
xxx
Penundaan Akibat Kualitas yang buruk
xxx
xxx
Pembuangan Produk yang Cacat
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Biaya Pencegahan :
Total Biaya Penilaian :
Total Biaya Kegagalan Internal :
Total Biaya Kegagalan Eksternal : Garansi Perbaikan
Garansi Penggantian
xxx
xxx
Retur
xxx
xxx
Biaya Field Servicing
xxx
xxx
Jumlah
xxx
xxx
Total Biaya Mutu
xxx
xxx
Penjualan
xxx
xxx
% Biaya Mutu dari Penjualan
xxx
xxx
Sumber : Garrison dan Norreen ( 2000: 852 ) 2. Pembuatan informasi biaya mutu. 3. Mengukur persentase biaya mutu terhadap penjualan. (Blocher, 2000) Biaya Mutu % Biaya Mutu = --------------Penjualan b. Regresi linear berganda Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen. Cara pengolahan datanya dengan membandingkan unsur-unsur biaya mutu dengan tingkat produk dibawah standar dengan menggunakan analisis regresi linear dengan rumus persamaan sebagai berikut : Y = a0 + b1X1 + b2X2 Y : Tingkat Kerusakan (Kualitas Produk) X1 : Biaya Pencegahan X2 : Biaya Penilaian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Identifikasi Unsur-unsur Biaya Mutu pada PT.Sermani Steel Makassar Pelaporan biaya mutu diawali dengan mengidentifikasi biaya-biaya mutu yang dikeluarkan perusahaan dan mengklasifikasi biaya-biaya tersebut kedalam setiap kategori yang terdapat dalam biaya mutu. Dalam operasi PT.Sermani Steel Makassar tidak ada kegagalan eksternal karena sebelum produk samapai ketangan konsumen, produk tersebut sudah dipastikan memenuhi standar perusahaan oleh Quality Assurance Department dan Quality control Department.
Klasifikasi biaya mutu yang terdapat pada PT.Sermani Steel Makassar adalah sebagai berikut : a. Biaya Pencegahan 1. Pengadaan dan Pembinaan Karyawan Biaya yang dilkeluarkan perusahaan untuk pengadaan dan pembinaan karyawan dalam rangka untuk mencari karyawan yang berkompeten dalam bidangnya dan memberikan pelatihan khusus dalam hal pengertian dan penggunaan program sekaligus teknik untuk pengendalian mutu. Biaya pengadaan dan pembianaan karyawan yang terjadi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1 berkut ini. Tabel 1 PT.Sermani Steel Makassar Pengadaan dan Pembinaan Karyawan Tahun 2010 – 2012 Tahun Pengadaan dan Pembinaan karyawan 2010 2.760.000,2011 7.452.000,2012 5.570.000,Sumber : PT.Sermani Steel Makassar 2. Biaya Kesejahteraan Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk memberikan pertanggungan kepada karyawan pabrik untuk memotivasi mereka agar dapat memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Biaya Kesejahteraan yang terjadi pada tahun 2009 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2 PT.Sermani Steel Makassar Biaya kesejahteraan Karyawan Tahun 2009-2010 Tahun Biaya Kesejahteraan Karyawan 2010 83.377.000,2011 51.323.000,2012 72.279.000,Sumber : PT.Sermani Steel Makassar b.
Biaya penilaian 1. Pemeliharaan Mesin/Peralatan Biaya Yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan pemeliharaan mesin/peralatan yang dilakukan oleh karyawan Biro QA/QC untuk pengujian dalam menjamin keakuratan peralatan pengujian. Pemeliharaan
mesin/peralatan yang terjadi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3 PT.Sermani Steel Makassar Pemeliharaan Mesin/Peralatan Tahun 2010-2012 Tahun Pemeliharaan Mesin dan peralatan 2010 24.895.000,2011 11.455.000,2012 9.581.000,Sumber : PT.Sermani Steel Makassar 2. Keamanan dan Keselamatan Kerja Biaya ini merupakan biaya yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan kerja seperti alat-alat pengaman kerja dan biaya pemakaian bahan pembantu. Biaya keamanan dan keselamatan kerja yang terjadi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4 PT.Sermani Steel Makassar Kemanan dan keselamatan kerja Tahun 2010-2012 Tahun Keamanan dan keselamatan kerja 2010 2011 2012 Sumber : PT.Sermani Steel Makassar
2.795.000 5.667.000 16.145.000
3. Biaya Penelitian dan Pengembangan Biaya ini berhubungan dengan kegiatan penelitian dan pengujian bahan yang akan digunakan pada proses produksi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diterapkan perusahaan. Biaya penelitian dan pengembangan yang terjadi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5 PT.Sermani Steel Makassar Biaya Penelitian dan Pengembangan Tahun 2007-2009 Tahun Biaya Penelitian dan pengembangan
2010 2011 2012
Rp 90.309.000 Rp 171.094.000 Rp.117.778.000
Sumber : PT.Sermani Steel Makassar Penyusunan Laporan Biaya Mutu Laporan biaya mutu memberikan sebuah perkiraan adanya konsekuensi keuangan dari tingkat kerusakan produk pada suatu perusahaan. Hal ini dilakukan dalam upaya peningkatan biaya mutu yang optimal. Laporan biaya mutu menguraikan mengenai biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam PT.Sermani Steel Makassar tidak terdapat biaya kegagalan eksternal karena sebelum produk sampai ketangan konsumen,produk tersebut melalui serangkaian pemeriksaan kualitas agar produk yang berada ditangan konsumen dipastikan memenuhi standar perusahaan sedangkan produk yang tidak memenuhi spesifikasi dilakukan pengolahan dan pengujian kembali.Sedangkan serangkaian pemeriksaan dan pengujian ini dilakukan oleh Quality Assurance Department dan Quality Control Department. Untuk lebih jelasnya laporan biaya mutu PT.Sermani Steel Makassar tahun 20102012 dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini : Tabel 6 PT.Sermani Steel Makassar Laporan biaya mutu Tahun 2010-2012 Jenis Biaya Mutu
2010
2011
2012
Biaya Pencegahan Pengadaan dan Pembinaan karyawan
2.760.000
7.452.000
5.570.000
Biaya kesejahteraan Karyawan
83.377.000
51.323.000
72.270.000
Jumlah
86.137.000
58.775.000
77.840.000
Biaya Penilaian Pemeliharaan mesin\peralatan
24.895.000
11.455.000
Keamanan dan keselamatan kerja
2.795.000
5.677.000
16.145.000
Biaya penelitian dan pengembangan
90.309.000
171.094.000
117.778.000
117.999.000
188.226.000
143.504.000
204.136.000
247.001.000
221.344.000
17.579.706.000
19.470.644.000
21.592.440.000
1,2%
1,3%
1,03%
Jumlah Total Biaya Mutu Penjualan %Biaya Mutu dari Penjualan
9.581.000
Sumber : PT.Sermani Steel Makassar Pengukuran Persentase Biaya Mutu Terhadap Penjualan Signifikansi keuangan dari biaya mutu dapat lebih mudah dinilai dengan menggambarkan biaya mutu dalam bentuk persentase dari penjualan sesungguhnya berdasarkan laporan biaya mutu diatas, persentase biaya mutu terhadap penjualan actual tahun 2010 sampai 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 7 PT.Sermani Steel Makassar Persentase biaya mutu terhadap penjualan Tahun 2010-2012 Tahun
Biaya Mutu
Penjualan
%biaya mutu dari penjualan
2007 2008 2009
204.136.000 247.001.000 221.344.000
17.579.706.000 19.470.644.00 21.592.440.000
1,2% 1,3% 1,03%
Sumber : PT.Sermani Steel Makassar Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penjualan mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai pada tahun 2012, sedangkan persentase biaya mutu terhadap penjualan mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Dengan melihat persentase biaya mutu terhadap penjualan yang mengalami penurunan setiap tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa pengendalian kualitas produk telah berjalan dengan baik. Analisis Pengaruh Biaya Mutu Terhadap Kualitas Produk Untuk melihat sebarapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,penulis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil pengolahan datanya dapat dilihat pada table 8 berikut ini: Tabel 8 Analisis Regresi Linear Berganda Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) Biaya_Pencegahan Biaya_Penilaian
Standardized Coefficients
B 119.414
Std. Error 3.600
1.53E-006
.000 .000
-1.25E-006 a Dependent Variable: Produk_Dibawah_STD sumber : Hasil Pengolahan Data
Beta
T 33.169
Sig. .000
.711
4.475
.002
-1.620
-10.196
.000
Dari hasil uji SPSS dengan menggunakan software SPSS versi 14 for Windows® maka didapat hasil: R= 0,986 dengan tingkat signifikansi 0,00.. Y = 119.414 + (1.53E-006 X1) - (-1.25E-006 X2) R sebesar 0,986 dengan tingkat signifikasi <0,05 menyatakan bahwa model regresi tepat menggambarkan bahwa seluruh variabel independent secara simultan (biaya pencegahan dan biaya penilaian) mempengaruhi variabel independent (produk dibawah standar) sebesar 98,6% sangat berarti. Ini menjelaskan bahwa tindakan PT. Sermani Steel Makassar untuk menjelaskan bahwa tindakan PT.Sermani Steel Makassar untuk mengurangi produk dibawah standar dengan mempengaruhi atau merubah variabel biaya pencegahan dan biaya penilaian secara simultan merupakan tindakan yang tepat karena kedua komponen biaya tersebut berpengaruh sanagt kuat terhadap produk dibawah standar. Sedangkan konstanta 119,414 menjelaskan bahwa jika kedua varabel dependent mengalami kenaikan dalam jumlah yang sama maka akan mempengaruhi
produk dibawah standar sebesar 119,414. Secara parsial, jika variable biaya pencegahan dinaikkan sebanyak satu unit, maka akan mepengaruhi variabel dependent produk dibawah standar sebesar 1,53 x 10-6. Sementara secara parsial pula biaya penilaian dinaikkan sebanyak satu unit maka akan mempengaruhi variabel dependent produk dibawah standar secara negatif sebesar 1,25 x 10-6. Uji Anova atau F Test Untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel X1 (biaya pencegahan) dan X2 (biaya penilaian), maka penulis menggunakan uji anova atau F test.Hasil pengolahan datanya dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini: Tabel 9 Uji Anova / F Test Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square 2
460.245
26.407
9
2.934
946.898
11
Residual Total
Df
920.491
F 156.860
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), Biaya_Penilaian, Biaya_Pencegahan b Dependent Variable: Produk_Dibawah_STD
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari hasil uji Anova atau F test diatas,dapat dihitung sebesar 156,860 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang jauh lebih kecil dari pada derajat kepercayaan dengan probabilitas 0,05, maka variabel X1 dan X2 dapat digunakan untuk memprediksi tingkat produk dibawah standar. Berdasarkan hasil uji anova atau F test diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa biaya pencegahan dan biaya penilaian dapat memprediksi tingkat produk dibawah standar. Uji t Untuk menguji konstanta variabel dependen dan untuk mengetahui apakah variabel dependen berpengaruh signifikan atau tidak, maka penulis menggunakan uji t. Hasil pengolahan datanya dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini : Tabel 10 Uji t Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) Biaya_Pencegahan Biaya_Penilaian
Standardized Coefficients
B 119.414
Std. Error 3.600
1.53E-006
.000 .000
-1.25E-006 a Dependent Variable: Produk_Dibawah_STD Sumber : Hasil pengolahan Data
Beta
T 33.169
Sig. .000
.711
4.475
.002
-1.620
-10.196
.000
Berdasarkan hasil uji t diatas untuk menguji konstanta variabel dependen X1 dan X2 diperoleh nilai t hitung variabel X1 sebesar 4.475 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari pada derajat kepecayaan dengan probabilitas 0,05 yang berarti bahwa variabel X1 berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat produk dibawah standar sedangkan nilai t hitung variabel X2 -1.620 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari pada derajat kepercayaan dengan probabilitas 0,05, yang berarti bahwa variabel X2 berpengaruh secara signifikan terhadap produk dibawah standar. Berdasarkan hasil uji t diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa biaya pencegahan (X1) dan biaya penilaian (X2) berpengaruh signifikan terhadap tingkat produk dibawah standar. R Model Regresi Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, maka penulis menggunakan R model Regresi. Hasil pengolahan datanya dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut : Tabel 11 R Model Regresi
Model 1
R
R Square .986(a)
Adjusted R Square
.972
.966
Std. Error of the Estimate 1.71293
a Predictors: (Constant), Biaya_Penilaian, Biaya_Pencegahan
Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan hasil analisis diatas, maka angka R model regresi sebesar 0,986 menandakan hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dan variabel dependen. Angka r square model regresi sebesar 0,972 menandakan bahwa produk dibawah standa (Y) dapat dijelaskan oleh variabel biaya pencegahan (X1)dan variabel biaya penilaian (X2), sedangkan sisanya dijelaskan dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu biaya pencegahan dan biaya penialaian mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan variabel dependen yaitu produk dibawah standar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kulaitas produk pada PT.Sermani Steel Makassar telah berpengaruh secara signifikan. 2. Berdasarkan analisis regresi linear berganda, maka dapat disimpulkan bahwa biaya pencegahan dan biaya penilaian mempunyai hubungan negative terhadap tingkat produk dibawah standar. Ini berarti bahwa peningkatan biaya pencegahan dan biaya penilaian mampu mengurangi tingkat produk dibawah standar.
3.
4.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan pengaruh secara simultan berdasarkan uji anova atau F test, bahwa biaya pencegahan dan biaya penilaian dapat memprediksi tingkat produk dibawah standar. Berdasarkan hasil penelitian ,maka dapat disimpulkan pengaruh secara parsial berdasarkan uji t, bahwa biaya pencegahan dan biaya penilaian berpengaruh signifikan terhadap tingkat produk dibawah standar.
Saran 1. Manajemen PT.Sermani Steel Makassar sebaiknya mempertimbangkan pemakaian informasi biaya mutu dalam mengumpulkan dan melaporkan semua biaya yang terkait dengan upaya peningkatan mutu. 2. Sebaiknya PT.Sermani Steel Makassar melakukan evaluasi dalam mengalokasikan biaya mutu agar biaya mutu yang dikeluarkan dapat tepat sasaran dan hendaknya perusahaan menerapkan anggaran biaya mutu sebagai alat pengendalian biaya mutu dalam melakukan proses produksi. DAFTAR PUSTAKA Blocher , Edward J, Chen Kung H, Lin. Thomas W. 2000. Cost Management: A Strategic Emphasis. Fourth Edition. John Wiley. Terjemahan A. Susty Ambarriani. Salemba Empat. Feigenbaum, A. V.1996. Kendali Mutu Terpadu. Edisi Ketiga Terjemahan oleh Ir. Hudaya Kandahjaya,M.S. Penerbit Erlangga : Jakarta. Garrison, Ray. Dan Eric W. Norreen. 2000. Akuntansi Manajerial, jilid 2. Terjemahan Oleh Totok Budisantoso Jakarta : Salemba Empat. Hadiwiardjo, Bambang, & Sulistijarningsih Wibisono, 1996. Sistem Manajemen Mutu, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung. Hansen, Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen, Jilid 2. Terjemahan oleh Dewi fitriasari, M.Si. dan Deny Amos Kwary,M.Hum. Edisi ketujuh, salemba empat: Jakarta Hasan Ikbal M, 2002. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif), Edisi Kedua, Cetakan Pertama, PT Bumi Aksara, Jakarta. James A. Cashin ,M.BA, C.P.A Dan Ralp S. Polimeni, Ph.D., C.P.A. 1985. Akuntansi Biaya, jilid 1. Terjemahan oleh Drs. Ak. Kusnadi, Drs. Rochayah M. A, Drs. Kusdi, Drs. Musadiq, dan Drs. Rustam Hidayat Malang: Erlangga. Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya : Penentuan Harga Pokok,Ikhitisar Teori,soal dan penyelesaian.Yogyakarta :ANDI Offset. Muhandri, Tjahja dan Darwin Kadarisman. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor : IPB press. Purnama, Nursyabani. 2006. Manajemen Kualitas, Edisi Pertama. Yogyakarta : Ekonisia. Ridwan, 2005 Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Robert N. Anthony, Vijay Govindarajan, 2002. Management Control System, Alih Bahasa: Kurniawan Cakrawala, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Santoso, Singgih. 2006. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 14. PT. Media Elex Komputindo. Jakarta Tjiptono, Fandi dan Anastasia Diana. 2001. Total Quality Management. Yogyakarta : ANDI Offset. Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Audit Mutu. Jakarta : Rineka Cipta.