ANALISIS PELAKSANAAN CLINICAL PATHWAY DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Cicilia Paat*, Erwin Kristanto*, Flora P. Kalalo* *Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Clinical pathway merupakan bagian penting dari dokumen dan alat dalam mewujudkan good clinical governance di rumah sakit. Di Indonesia, dokumen ini juga menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit versi KARS 2012. Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou merupakan rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan untuk wilayah Indonesia Timur, berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan berstandar internasional; salah satu upayanya dengan mengimplementasikan clinical pathway. Pemilihan clinical pathway ditujukan pada penyakit-penyakit yang merupakan penyebab utama kematian, berisiko tinggi, dan biaya tinggi. Kendala penggunaan clinical pathway antara lain kurangnya kepatuhan dokter penanggung jawab pasien terhadap clinical pathway, kurangnya konsentrasi dalam pengisian pembentukan clinical pathway, serta kesulitan kepastian penggunaan clinical pathway. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan clinical pathway dan analisis terhadap kendala-kendalanya di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian ini juga memberikan kesempatan kepada peneliti untuk berinteraksi langsung dengan sumber data atau informan dalam bentuk in depth interview. Hasil studi menunjukkan bahwa pada tingkat manajerial telah tersedia kebijakan clinical pathway dan spesialisasinya yaitu dengue shock syndrome (DSS), penyakit ginjal kronik (PGK), preeklamsia berat, benign prostat hypertrophy (BPH), dan miokard cardiac infark (MCI) tanpa komplikasi. Simpulan: Clinical pathway telah diterapkan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou berdasarkan Permenkes Nomor 012 tahun 2012 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit. Kata Kunci: clinical pathway, Rumah Sakit ABSTRAK Clinical pathway is a significant administration document to achieve the good clinical governance in the hospital. In Indonesia, this document is one of the very critical requirements that should be provided by the hospital to fulfil the KARS 2012 policy. As the center of referral teaching hospital of East Indonesia, Professor Dr. R. D. Kandou General Hospital has committed to fulfil the international standard of care, inter alia implementation of the clinical pathways based on the main cause of death, high risk, and high cost. There are several obstacles concerning this implementation, such as the irresponsibility of the doctors due to overloaded work, lack of concentration in filling the formation of clinical pathway, and uncertainity in the usage of clinical pathway. This study was aimed to evaluate the implementation of the clinical pathway and its limitation in the hospital above. This is a qualitative study. This study also enable the researcher to directly interact with the data sources or informants in the form of “depth interview”. The results showed that the administrative policy of the clinical pathway had been provided by the top management leader with the specialization in dengue shock syndrome (DSS), chronic kidney disease (CKD), eclampsia, benign prostatic hypertrophy (BPH), and myocardial infarction(MCI) without complication. Conclusion: Clinical pathway was implemented at Prof. Dr. R.D. Kandou General Hospital according to the Minister Health Regulation No. 012 Year 2012 about Standard Accreditation for Hospital. Keywords: Clinical Pathway, Hospital
15
perangkat pelaksanaan langkah demi
PENDAHULUAN Rumah
sakit
berkewajiban
langkah
termasuk
clinical
memberikan pelayanan kesehatan yang
(Anonim, 2014). Clinical
aman, bermutu, anti diskriminasi, dan
merupakan
efektif
pathway pathway
bagian penting dokumen
dengan
mengutamakan
dan alat dalam mewujudkan
pasien
sesuai dengan
clinical governance di rumah sakit. Di
standar pelayanan rumah sakit. Tujuan
Indonesia, dokumen ini juga menjadi
yang paling utama dalam pelayanan
salah satu syarat yang harus dipenuhi
kesehatan ialah menghasilkan outcome
dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit
yang menguntungkan pasien, provider,
versi KARS 2012. Menjadi pertanyaan
dan masyarakat. Pencapaian outcome
besar
yang diinginkan
pelayanan kesehatan di rumah-rumah
kepentingan
sangat
bergantung
dalam
good
penyelenggaraan
dari mutu pelayanan kesehatan/rumah
sakit di
sakit (Hatta, 2010). Salah satu upaya
agar clinical pathway dapat berperan
penting
secara optimal dalam kendali mutu
yang
dilakukan
oleh
Indonesia
dan
standar
ini sektor
serta bukan hanya sekedar dokumen
peraturan
kertas
kesehatan
Saat
melengkapi
perundang-undangannya
dengan
biaya
bagaimana
Kementrian Kesehatan ialah pembuatan pelayanan.
kendali
ialah
yang
di rumah
menjadi
sakit
prasyarat
akreditasi. Tantawi et al (2015) meneliti
disahkannya Undang-Undang No. 29
tentang
tahun
traditionl care plan for caring post
2004
tentang
Kedokteran.
Di
diperlukan
penyusunan
Nasional
Praktik
tingkat
Pelayanan
nasional
clinical
operative
Pedoman
children
cardiothoracic
Kedokteran
pathway
versus
undergoing
surgery.
Hasil
penelitiannya menunjukkan
setelah
(PNPK) yang berisi pernyataan yang
dilakukan penerapan clinical pathway
sistematis, mutakhir,
terdapat
dan
evidence
perbaikan
yang
nyata
based untuk membantu dokter/pemberi
terhadap pengetahuan dan kinerja dari
jasa
menangani
hampir semua perawat. Para perawat
pasien dengan kondisi tertentu. Karena
dan dokter memperoleh pengetahuan
sifatnya yang canggih dan mutakhir,
yang baik tentang clinical pathway
maka
diterjemahkan
dan tingkat kepuasan pasien meningkat.
menjadi Panduan Praktik Klinis (PPK)
Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou
oleh masing-masing fasilitas pelayanan
merupakan
rumah
kesehatan (fasyankes) sesuai dengan
dan pusat
rujukan
keadaan setempat. PPK dapat disertai
Indonesia Timur
layanan lain dalam
PNPK
harus
16
sakit
pendidikan
untuk
dan
wilayah
berkomitmen
untuk
meningkatkan
berstandar
pelayanan
internasional. Salah
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou pada
satu
bulan
Oktober
sampai
dengan
upaya untuk meningkatkan pelayanan
Desember 2016. Pengumpulan data
dan
dilakukan
keseragaman
pelayanan yaitu
dengan
cara
wawancara
dengan mengimplementasikan clinical
mendalam terhadap 7 informan yang
pathway. Terdapat 5 clinical pathway
terdiri dari:
yang pertama kali diimplentasikan di
pelayanan
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, yaitu
Peningkatan Mutu dan Keselamatan
clinical
pathway
manajemen
medik rawat inap, Komite
dengue
shock
Pasien, dan perawat. Pemilihan sampel
penyakit
ginjal
pada penelitian ini berdasarkan prinsip
(PGK), preeklamsia
berat,
kesesuaian dan
syndrome (DSS), kronik
dokter,
kecukupan.
Validasi
benign prostat hypertrophy (BPH), dan
hasil penelitian dengan cara triangulasi
miokard
sumber dan triangulasi teknik.
infark akut
(MCI)
tanpa
komplikasi. Pemilihan clinical pathway ini dikarenakan penyakit - penyakit
HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut
Kebijakan Manajemen
merupakan
kematian,
penyebab utama
berisiko tinggi,
dan biaya
Kebijakan dari Departemen Kesehatan
tinggi (Anonim, 2016). Berdasarkan
bahwa pola pembiayaan kesehatan di
latar belakang di atas, penulis ingin
rumah
mengkaji
INADRG
melalui
implementasi clinical pathway di RSUP
Menteri
Kesehatan
Prof.
568/Menkes/VII/2008. Agar
lebih
Dr.
tujuan
R.
lanjutmengenai
D.
Kandou
menganalisis
pelaksanaan,
dengan
penyusunan,
pengawasan
dapat
sakit
menggunakan
berjalan
surat
dengan
sistem edaran Nomor hal
ini
baik, rumah
serta
sakit harus melaksanakan pelayanan
evaluasi clinical pathway di RSUP
sesuai dengan clinical pathway. Salah
Prof. Dr. R. D. Kandou.
satu elemen yang terkait ialah rumah sakit harus membuat perawatan
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
pasien sebelum
pasien
dengan
dirawat yang merupakan integrasi dari
menggunakan metode kualitatif yang
berbagai standar medik, keperawatan,
bertujuan
farmasi,
untuk
informasi yang melalui
dilakukan
perencanaan
lebih
mendapatkan mendalam
dan
penunjang (clinical
pathway). Penerapan clinical pathway
analisis pelaksanaan clinical
ini
sangat
memerlukan
dukungan
pathway di RSUP Prof. Dr. R. D.
rumah sakit dalam bentuk kebijakan.
Kandou. Penelitian ini dilakukan di
Tanpa adanya
17
dukungan
kebijakan
dari
manajemen
maka
clinical
Praktik Klinis (PPK) yang ada. Prioritas
pathway tidak akan bisa terlaksana
pemilihan
karena
digunakan ialah high risk, high volume,
kebijakan
di sebuah
rumah
clinical
high
pelaksanaan suatu program (Devitra,
(Wijayanti,2016). Hal
2011).
dengan hasil penelitian yang dilakukan
hasil
wawancara
dan
yang
sakit merupakan dasar hukum untuk
Dari
cost,
pathway
problem prone ini
sejalan
mendalam dan observasi dokumen di
oleh
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou dapat
bahwa penyusunan
disimpulkan bahwa pihak manajemen
bagi penyedia layanan terdapat pada
sangat mendukung pelaksanaan clinical
tingkat proses inti (dokter spesialis,
pathway.
perawat, terapis dan staf keperawatan).
Hal ini tampak dari telah
Romeyke dan Stummer (2012) clinical pathway
adanya Surat Keputusan Direktur dan dalam pelaksanaannya sudah didukung
Sosialisasi
dengan kebijakan operasional berupa
Manajemen Rumah Sakit
prosedur tetap implementasi clinical
Berdasarkan
pathway.
mendalam dengan beberapa informan
Clinical
Pathway
hasil
oleh
wawancara
didapatkan bahwa pihak RSUP Prof Dr. Penyusunan Clinical Pathway
R. D. Kandou telah melakukan upaya
Berdasarkan hasil penelitian di RSUP
edukasi (pendidikan
Prof Dr. R. D. Kandou, diketahui
kepada staf dalam rangka penerapan
bahwa
format
clinical
pathway ini.
clinical pathway telah sesuai dengan
clinical
pathway
komponen
harus tercakup
dilaksanakan di saat menjelang proses
sebagaimana definisi clinical pathway.
akreditasi rumah sakit karena clinical
Hal
pathway merupakan salah satu unsur
dalam
ini
yang
sejalan
penelitian
yang
Mihardjo
(2015)
menyusun
penyusunan
dengan
temuan
dilakukan bahwa
format
oleh
dalam
dalam
pelatihan)
Sosialisasi
pada umumnya
peningkatan
keselamatan
dan
pasien
mutu
dan
yang
juga
clinical pathway
merupakan kriteria penilaian akreditasi
dengan memperhatikan komponen yang
rumah sakit. Bentuk sosialisasi clinical
harus dicakup sebagaimana definisi
pathway dilakukan secara gabungan
dari clinical pathway. Tim penyusun
antara
clinical pathway di RSUP Prof. Dr.
seperti
R.
pelaksana (DPJP), dokter ruangan, dan
D. Kandou
ialah
dari
masing-
masing kelompok staf medis (KSM)
perawat
yang disesuaikan
dalam
dengan
Pedoman
18
semua dokter
yang waktu
pihak yang
terlibat
penanggung jawab
biasanya relatif
dilakukan
lama.
Sejak
dimulainya
akreditasi
rumah sakit,
penggalangan
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou tahun
dan
2015 telah memulai membuat konsep
pathway
dengan
clinical
berkala
oleh
pathway.
perkembangan dilakukan
selanjutnya
edukasi
pelatihan
di
rumah
mengadakan
Dalam telah
staf
komitmen manajemen
untuk
penerapan clinical cara pihak
pertemuan manajemen
meskipun
dalam
dalam bentuk
pertemuan
tersebut awalnya
sakit
dilakukan menjelang akreditasi rumah
dengan
workshop
maupun
kenyataannya hanya
sakit.
Penelitian
Nurfaida
dengan mengirim petugas mengikuti
tentang
penerapan
clinical pathway
pelatihan dan seminar clinical pathway
melalui studi kasus di Instalasi Gawat
yang diadakan Kementrian Kesehatan.
Darurat
Dalam penerapan edukasi pada tingkat
Saiful Anwar Malang Jawa Timur
operasional telah dilakukan di bagian
menyimpulkan bahwa belum adanya
SMF
komitmen
masing-masing
mengupdate pathway
dengan
perkembangan clinical
ini.
Bagian
sudah mulai
klinis
berapa
Sakit
Umum
dokter,
klinis, dan
keperawatan
menghitung
Rumah
Dr.
kepemimpinan
dukungan
manajemen
merupakan
menghambat
(2009)
hal
yang
penerapan
clinical
sumber daya bahan habis pakai yang
pathway.
digunakan
penyatuan persepsi dan kesepakatan,
pasien dalam penerapan
clinical pathway
ini.
Jadi pihak
Komitmen adalah
upaya
serta tekad bersama untuk mencapai
manjemen dan staf telah menyadari
sebuah
pentingnya edukasi bagi staf untuk
Pembentukan komitmen
clinical pathway ini. Hal ini sesuai
sangat
diperlukan dalam penerapan
dengan teori yang menyatakan bahwa
clinical
pathway
edukasi dan komunikasi yang intensif
(Cheah,2000).
dibutuhkan untuk menjamin pathway
dapat
tujuan
(Devitra,2011).
di
organisasi
rumah
sakit
clinical
berjalan dengan baik
Penerapan Clinical Pathway
(Cheah,2000).
Berdasarkan
hasil
wawancara
mendalam dengan informan diketahui Penggalangan
Komitmen
bahwa
dan
mendalam
pathway
telah
diterapkan di RSUP Prof Dr. R. D.
Kepatuhan Berdasarkan
clinical
hasil dengan
wawancara
Kandou. Salah satu manfaat penting
informan
penyelenggaraan clinical pathway ialah
didapatkan bahwa di RSUP Prof Dr.
mutu
R.
lebih baik, adanya kepastian rencana
D.
Kandou telah
dilakukan
19
pelayanan
kesehatan menjadi
untuk tata laksana pasien, mengurangi
Hambatan
length of stay pasien, dan mengontrol
Pathway
biaya. Secara umum hal itu berarti
Pelaksanaan clinical pathway di RSUP
mengurangi beban biaya rumah sakit
Kandou
maupun membuka peluang bagi pasien
menghadapi
lain untuk masuk ke rumah sakit.
berarti, baik secara personal (dokter)
Turn over yang cepat dengan length of
maupun
stay yang relatif rendah akan dengan
manajemen dan sistem yang berlaku di
sendirinya membuka akses luas bagi
RSUP Prof Dr R.D. Kandou. Pada
penerima manfaat layanan kesehatan
kenyataan dalam pelaksanaan clinical
lainnya. Seperti disebutkan oleh Zhang
pathway
(2012), Milne et al (2013), dan Frei et
kelengkapan di rekam medik. Sebagai
al (2011) bahwa penggunaan clinical
contoh,
pathway dapat meningkatkan efisiensi
catatan
dan kualitas,
biaya
terintegrasi kadangkala tidak ada atau
pelayanan kesehatan, serta mengurangi
tidak sesuai dengan clinical pathway
komplikasi dan
inap.
yang ada padahal hal tersebut terkait
Selanjutnya hasil penelitian dari Huang
kepatuhan pengisian berkas di rekam
et al (2015) menunjukkan manfaat
medik.
penerapan
yaitu
rekam medik cenderung menunjukkan
dapat mengurangi rerata lama rawat
hasil audit yang lengkap sudah dengan
inap, mengurangi
data clinical pathway. Hal ini terjadi
mengontrol
lama
clinical
rawat
pathway
pengeluaran
rawat
Penerapan
secara
Clinical
umum
hambatan
hambatan;
dukungan
terkait
dari
dengan
pengisian
tidak
pengisian
lembar
lain
perkembangan
Namun,
di
pasien
laporan rekapitulasi
inap, meningkatkan kepuasan pasien,
ketika
dan meningkatkan kualitas pelayanan
pelaksanaan clinical pathway, petugas
dalam
Temuan
rekam medik yang bertanggung-jawab
dilakukan
memanggil dokter yang bersangkutan
(2012)
untuk melengkapi clinical pathway di
manajemen
stroke.
penelitian
yang
pernah
Romeyke
and
Stummer
menunjukkan indikasi
bahwa
dan
dengan
cara
rekam
perencanaan
dalam
segi
proses
medik.
Kendala
clinical pathway
pemeriksaan
penerapan
menurut
hasil
pengembangan
prosedur
terkait,
penelitian dari Zannini et al (2012)
clinical pathway
membantu dokter,
ialah clinical pathway meningkatkan
perawat,
dan
terapis
sebagai
alat
beban
kerja
birokrasi
dan masalah
untuk sosialisasi dan evaluasi proses
dapat timbul dalam hubungan antara
pengobatan.
dokter dan otoritas kesehatan daerah. Aspek
20
manajerial
harus
dipertimbangkan
dengan
hati-hati
maupun sistem yang belum dibangun.Di
dalam rangka memperkenalkan clinical
RSUP
pathway
evaluasi
di
praktek
umum
dan
Prof dan
kelangsungannya harus dijamin untuk
pelaksanaan
meningkatkan
dilakukan
kepatuhan
dan
komitmen dokter.
Dr.
R.
D.
Kandou
pengawasan clinical
secara
berkelanjutan.
dalam pathway
berkala Setiap
dan
awal
tahun
dilakukan evaluasi pelaksanaan clinical Evaluasi
/
Pengawasan
pathway
Clinical
dalam
rapat-rapat
Pathway
melibatkan
Pengawasan clinical pathway di RSUP
(KSM), komite
Prof Dr R. D. Kandou dilakukan
rumah
oleh Komite Peningkatan Mutu dan
penelitian dari Romeyke dan Stummer
Keselamatan
(2012) menyatakan
Pasien
dalam proses
(PMKP)
akreditasi
bertanggung
yang
kelompok
sakit
PMKP
medis
serta
yang berkaitan.
bahwa
staf Hasil
untuk
dianggap
manajemen bisnis dari rumah sakit,
terhadap
clinical pathway menyajikan instrumen
jawab
pelaksanaan dan pengawasan clinical
manajemen strategis
pathway
di
berfungsi
sejalan
dengan
rumah sakit.
staf
yang
Hal
ini
yang
juga
sebagai instrumen
untuk
penelitian yang
terus-menerus pengendalian biaya dan
dilakukan oleh Chew et al (2007)
dapat berkontribusi untuk transparansi
bahwa clinical
dalam penyediaan layanan.
mendasari
pathway
terpadu
proses rehabilitasi
secara
dan digunakan
sebagai
keseluruhan
KESIMPULAN
rencana perawatan interdisipliner untuk
Dari hasil penelitian dan pembahasan
seluruh
dapat disimpulkan bahwa:
tim
pelaksanaan
clinical
merupakan seluruh
rehabilitasi;
jadi, pathway
1.
tanggung jawab bersama tim
clinical
pathway
secara teknis ialah dari masing-masing
Dalam
kelompok staf medis (KSM) yang
beberapa kajian mengenai pelaksanaan
disesuaikan dengan Pedoman Praktik
evaluasi
dari
clinical
pathway
Klinis (PPK) yang ada dan dikoordinasi
memang
tidak
terlalu
banyak
pembahasan
rehabilitasi.
Penyusunan
yang
oleh
menyangkut
komite
pemilihan berdasarkan
berfungsinya
banyak
(high
risiko
tinggi
medik dalam
melaksanakan tugasnya dibidang ini bisa disebabkan
keterbatasan
tenaga
21
Prioritas
clinical
tanggung-jawab komite medik. Tidak komite
medik.
pathway
jumlah kasus
yang
volume), mempunyai (high
risk) serta
cenderung
memerlukan
biaya
sehingga terdapat pengendalian mutu
tinggi/banyak sumber daya (high cost).
dan
2. Clinical pathway telah diterapkan
dioptimalkan peran tim mutu Komite
di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Medik dalam mendukung pelaksanaan
Manado
clinical pathway.
sejak
tahun
2015
biaya.
itu,
2.
sakit berdasarkan Permenkes Nomor
diharapkan dapat melakukan penelitian
12
lanjutan tentang
rumah
2012 tentang
sakit.
akreditasi
Clinical pathway
Institusi
perlu
sebagaimana standar akreditasi rumah
tahun
Untuk
Selain
Pendidikan:
analisis
dampak
di
penggunaan clinical pathway terhadap
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou terdiri
biaya perawatan apakah sesuai dengan
dari 5 jenis yaitu
tarif INA-CBGs.
clinical pathway
Dengue Shock Syndrome (DSS) pada bagian anak, Penyakit Dalam dengan
DAFTAR PUSTAKA
Penyakit
Anonimous.
Ginjal
Obstetri
Kronik (PGK),
Ginekologi
Preeklampsia
Berat,
Bedah
2014.
Pedoman
dengan
Penyusunan Standar Pelayanan
dengan
Kedokteran. Jakarta: Konsorsium
penyakit Benign Prostat Hipertrophy
Upaya
(BPH)
dengan
Jendral Bina Upaya Kesehatan
Miokard Infark Akut (MCI) tanpa
Kementrian Kesehatan Republik
komplikasi.
Indonesia.
dan
Kardiologi
Kesehatan
Direktorat
3. Pengawasan pelaksanaan clinical
Anonimous. 2012. Standar Akreditasi
pathway dilakukan oleh penanggung
Rumah Sakit. Jakarta: Kementrian
jawab/manajemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Komite
PMKP
rumah
sakit
(Peningkatan
dan Mutu
Anonimous.
2004.
Undang-Undang
dan Keselamatan Pasien). Pengawasan
Republik Indonesia Nomor 29
dilakukan
Tahun 2004 Tentang Praktik
secara
berkala
dan
berkelanjutan setiap 3 bulan.
Kedokteran. Jakarta. Cheah, J. 2000. Development and
SARAN
Implementation of a Clinical
1. Untuk RSUP Prof. Dr. R. D.
Pathway
Kandou: Clinical pathway yang telah
Acute
dibuat
Singapore.
sebagaimana
Peraturan
Programme General
in
an
Hospital
in
International
Pemerintah dan standar
Akreditasi
Journal for Quality in Health
Rumah
diteruskan
Care. Vol. 12(4): 403-12.
dan
Sakit hendaknya dievaluasi untuk
diperbaiki
22
Chew, D., D. Brook., K. Sheridan., and
Mihardjo,
Y.
W.
2015.
Evaluasi
H. Silvagni. 2007. Evaluation of a
Implementasi Jaminan Kesehatan
Generic Integrated Care Pathway
Nasional
For
Australian
Warehouse Tarif Rumah Sakit
Journal Of Advanced Nursing.
dan Tarif Indonesian- Care Based
Vol.25(2):62-69.
Groups. Universitas Atma Jaya
Rehabilitation.
Devitra A. 2011. Analisis Implementasi
INA-CBGs
dari
Data
Yogyakarta.
Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan
Ditinjau
Milne, T., J. Rogers., E. Kinnear., H.
di
Martin.,
P.
Lazzarini.,
T.
Rumah Sakit Stroke Nasional
Quinton., and F. Boyle. 2013.
Bukit Tinggi. Universitas Andalas
Developing an Evidence Based
Sumatera.
Clinical
Frei, C. R., A. M. Bell., K. A. Traugott.,
Pathway
Assesment,
for
the
Diagnosis
and
T. C. Jaso., K. R. Daniels., E.M.
Management of Acute Charcot
Mortensen., M. I. Restrepo., C. U.
Neuro-Arthropathy. Journal of
Oramasionwu., A. D. Ruiz., W. R.
Foot
Mylchreest., V. Sikirica., M. R.
Vol.6(1):10. DOI:10.1186/1757-
Raut., A. Fisher., and J. R.
1146-6-S1-P10.
Schein. 2011. A Clinical Pathway for
an
Ankle
Research.
Nurfaida, S. 2009. Peranan Budaya
Community-Acquired
Pneumonia:
and
Observational
Organisasi
dalam
Kesiapan
Penerapan
Clinical
Pathway.
Cohort Study. BioMed Central
Malang. htttp://Jurnal Manajemen
Infectious
Pelayanan Kesehatan.2010.
Disease.
Vol.11:88.
DOI:10.1186/1471-2334-11-188.
Romeyke, T., and H. Stummer. 2012. High Quality at Low Cost – How
Hatta, G. R. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Can
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI
Contribute Towards Reconciling
– Press.
This
Huang, D., X. Song., J. Tian., Q. Cui.,
a
Clinical
Apparent
Contradiction?.IOSR Journal of
and K. Yang. 2015. Effects of
Pharmacy.
Clinical
ISSN: 2250-3013.
Pathways
in
Pathway
Stroke
Vol.2(6):
10-20.
Management : A Meta-Analysis.
_________ 2012. Clinical Pathway as
Neurology Asia. Vol.20(4): 335-
Instruments for Risk and Cost
342.
Management in Hospitals. Global Journal
23
of
Health
Science.
Vol.4(2).
DOI:
10.5539/gjhs.v4n2p50. Tantawi, H. R., I. Lotfy., A. Abdallh., and B. N. Sadek. 2015. Clinical Pathway Versus Traditionl Care Plan for Caring Post Operative Children
Undergoing
Cardio
Thoracic Surgery. Life Science Journal. Vol.12(7): 41-62. Wijayanti, F.E.R., R. Lamsudin., dan F. Wajdi. 2016. Analisis Clinical Pathway Dengan BPJS Antara RS Negeri
dan
Universitas
RS
Swasta.
Muhammadiyah
Surakarta. Zannini, L., C. Cattaneo., P. Peduzzi., S. Lopiccoli., and F. Auxilia.2012. Experimenting Clinical Pathway in General Practice : a Focus Group Investigation with Italian General Practitioners. Journal of Public
Health
Research.
Vol.1(30):192-198. Zhang, M. 2012. The Application and Practice of the Electronic Clinical Pathway. Journal of Translational Medicine.
Vol.10(2):
A57.
DOI:10.1186/1479-5876-10-S2A57.
24