ANALISIS MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG
SKRIPSI
Oleh : YANTI 11 22 0014 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS IBA PALEMBANG 2015
ANALISIS MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Universitas IBA Palembang
Oleh : YANTI 11 22 0014 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS IBA PALEMBANG 2015
i
SKRIPSI ANALISIS MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG
Dipersiapkan dan disusun oleh :
YANTI 11 22 0014 MANAJEMEN
Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal : 27 Januari 2015 Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat
TIM PENGUJI
Ketua
: Rahmi Aryanti, SE., ME
....................................
Anggota
: R.Y. Effendi, SE., M.Si
....................................
Anggota
: Dwi Eka Novianty, SE., MM
....................................
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
R. Y. Effendi, SE., M.Si.
ii
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS IBA PALEMBANG
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI Nama Npm Program Studi Mata Kuliah Pokok Judul Skripsi
Tanggal Persetujuan
: : : : :
YANTI 11 22 0014 MANAJEMEN MANAJEMEN KEUANGAN ANALISIS MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG : 27 Januari 2015
PEMBIMBING SKRIPSI Ketua
Anggota
Rahmi Aryanti, SE., ME.
R. Y. Effendi, SE., M.Si.
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
R. Y. Effendi, SE., M.Si.
iii
PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
: YANTI
TempatTanggalLahir
: Palembang, 01 Januari 1993
Program Studi
: Manajemen
NPM
: 11 22 0014
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Seluruh data, informasi, interprestasi serta pernyataan dalam pembahasan dan kesimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini, kecuali yang disebutkan sumbernya, adalah merupakan hasil pengamatan, penelitian, pengolahan, serta pemikiran saya dengan pengarahan dari para pembimbing yang ditetapkan. 2. Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas IBA maupun di perguruan tinggi lainnya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari ditemukan adanya bukti ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut di atas, maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pembatalan gelar yang saya peroleh melalui pengajuan karya ilmiah ini.
Palembang,
Januari 2015
Yang Membuat Pernyataan,
YANTI NPM 11 22 0014
iv
Motto : “Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil”. (Mario Teguh)
Ku persembahkan skripsi ini kepada :
Ibu dan Ayah ku tercinta Saudara-saudaraku yang tersayang Para pendidikku yang sangat ku hormati Sahabat-sahabatku yang ku sayangi Seseorang yang ku sayangi : Edwar, SE Dan almamater
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas nikmat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Modal Kerja Dalam Meningkatkan Likuiditas dan Profitabilitas Pada CV. Novindo Inti Perkasa Palembang”. Skripsi ini merupakan tugas dan kewajiban guna melengkapi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha sebaik mungkin, namun penulis juga menyadari masih terdapat banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini, dan untuk itu kiranya pembaca dapat memaklumi kekurangan tersebut. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, petunjuk, nasehat yang tak terhingga dari awal sampai selesainya skripsi ini.kepada : -
Ibu Dr. Ir. Karlin Agustina, M.Si selaku Rektor Universitas IBA Palembang.
-
Bapak Ir. Edi Romza, MP selaku Wakil Rektor I Universitas IBA Palembang.
-
Bapak Hadli, SE, M.Si selaku Wakil Rektor III Universitas IBA Palembang.
-
Bapak R.Y. Effendi, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas IBA Palembang yang juga merupakan Pembimbing Akademik serta selaku sebagai Anggota Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.
-
Ibu Rahmi Aryanti, SE, ME Ketua Pembimbing dalam penulisan skripsi serta sebagai Ketua Program Studi Manajemen yang telah meluangkan waktu untuk membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
-
Ibu Dwi Eka Novianty, SE, MM selaku Penelaah yang telah memberikan saran dan nasehat dalam penulisan skripsi ini.
-
Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universita IBA Palembang
-
Staf Direksi Perusahaan CV. Novindo Inti Perkasa Palembang yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini. vi
-
Semua teman-teman di CV. Novindo Inti Perkasa Palembang dan Theta Indo Lestari yang telah memberikan dorongan semangat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini..
-
Terimakasih banyak untuk Ayah dan Ibu serta saudara-saudara ku yang selalu memberikan do’a dan semangat yang luar biasa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
-
Terimakasih Edwar yang selalu memberikan perhatiannya baik berupa dorongan maupun do’a kepada penulis.
-
Teman-teman serta lain-lain yang telah setia menemani dan membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata dengan segala kerendahan hari, semoga hasil karya tulis ini dapat bermanfaat dan
berguna untuk kita semua.
Palembang,
Penulis
vii
Januari 2015
ABSTRAK ANALISIS MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG
Oleh YANTI
Penulisan skripsi ini di bawah bimbingan :
Rahmi Aryanti, SE., ME Sebagai Ketua R.Y. Effendi, SE., M.Si Sebagai Anggota Modal kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi bagian lainnya dalam suatu perusahaan.Modal kerja dapat diperoleh baik dari dalam (laba ditahan dan modal sendiri), maupun dari luar (pinjaman). Manajemen modal kerja juga berkaitan dengan likuiditas dan profitabilitas perusahaan yang juga harus ditangani secara efektif dan efisien, karena didalam manajemen modal kerja masalah tingkat likuiditas perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo. Sedangkan profitabilitas mencerminkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan yang telah diambil oleh suatu perusahaan. Berdasarkan masalah tersebut, maka dilakukan penelitian pada CV. Novindo Inti Perkasa Palembang. Variabel independen dalam penelitian ini adalah modal kerja (X), sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah likuiditas (Y1) , profitabilitas (Y2), dan komponen modal kerja (Y3). Dari analisis Modal Kerja menjelaskan pada tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 19,38%, pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 4,86%, pada tahun 2011 ke tahun 2012 kembali terjadi peningkatan sebesar 8,43%, pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 37,10%. Perubahan modal kerja terhadap likuiditas tercemin dari perubahan komponen-komponen aktiva lancar dan kewajiban lancar dan pada tahun 2011, modal kerja naik diikuti dengan kenaikan likuiditas perusahaan dan pada tahun 2012 modal kerja naik tetapi likuiditas perusahaan menurun ini berarti bahwa kenaikan kewajiban melebihi kenaikan aktiva lancar. Perubahan modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan tercermin dari operating income ratio perusahaan yang berfluktuasi. Pada tahun 2010 naik jika dibandingkan dengan tahun 2011-2013. Ini bearti bahwa modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam membiayai biaya operasi perusahaan semakin besar.
Kata Kunci : Modal Kerja, Tingkat Likuiditas, Tingkat Profitabilitas
viii
ABSTRACT
ANALISIS MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG
By : Yanti
This thesis under the guidance:
Rahmi Ayanti, SE. ME As a Chairman R.Y. Effendi, SE. M.Si For Members Working capital is one of the factors that can affect other parts in a working company. Capital can be obtained either from the inside (retained earnings and equity), as well as external (loan). Working capital management also deals with liquidity and profitability of the company should also be handled effectively and efficiently, because in working capital management reflects the company's liquidity problems relevant company's ability to meet current liabilities are due soon. While profitability reflects the end result of a number of policies and decisions that have been taken by a company. Based on these problems, then do research on the CV. Novindo Inti Perkasa Palembang. The independent variables are the working capital (X), while the dependent variable is the liquidity (Y1), profitability (Y2), and the working capital component (Y3). From the analysis of Working Capital explained in 2009 to the year 2010 amounted to 19.38%, in the year 2010 to the year 2011 decreased by 4.86%, in the year 2011 to the year 2012 again an increase of 8.43%, in 2012 to in 2013 an increase of 37.10%. Changes in working capital for the liquidity reflected in the changes in the components of current assets and current liabilities and in 2011, working capital rose followed by a rise in the company's liquidity and working capital in 2012 rose but decreased liquidity of the company this means that the increase in liabilities exceeds the increase in current assets. Changes in working capital for the company's profitability is reflected in the operating income ratio fluctuates company. In 2010 increased when compared with 2011-2013. This implies that the working capital required by the company to finance the company's operating costs increase.
Keywords : Working Capital, Liquidity, Profitability
ix
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ......................................................................................... Halaman Pengesahan ............................................................................... Halaman Persetujuan Skripsi .................................................................... Halaman Pernyataan ………………………………………………….. .. Halaman Motto dan Persembahan …………………………………… ... Kata Pengantar ………………………………………………………… . Abstrak ………………………………………………………………… . Daftar Isi ……………………………………………………………….. Daftar Tabel …………………………………………………………… . Daftar Gambar ………………………………………………………… .
i ii iii iv v vi viii x xii xiii
BAB.I PENDAHULUAN ................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………... 1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………… 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 1.5 Kerangka Pemikiran...........................................................................
1 1 8 8 9 9
BAB.II LANDASAN TEORI ..............................................................
11
2.1 Analisis Laporan Keuangan ........................................................... 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ............................................. 2.1.1. Kegunaan Laporan Keuangan .............................................. 2.2 Pengertian Ratio Keuangan …………………………………… .. 2.2.1. Pengertian Ratio Likuiditas .................................................. 2.2.2. Tujuan dan Manfaat Ratio Likuiditas ................................... 2.2.3. Perangkat Analisis Tingkat Likuiditas ................................. 2.3 Pengertian Ratio Profitabilitas ……………………………………. 2.3.1. Tujuan dan Manfaat Ratio Profitabilitas .............................. 2.3.2. Jenis-jenis Ratio Profitabilitas .............................................. 2.4 Pengertian Modal Kerja …………………………………............. 2.4.1. Arti Penting dan Tujuan Modal Kerja .................................. 2.4.2. Sumber Modal Kerja ............................................................ 2.4.3. Penggunaan Modal Kerja ..................................................... 2.4.4. Jenis-jenis Modal Kerja ........................................................ 2.4.5. Sumber Modal Kerja ............................................................ 2.4.6. Komponen Modal Kerja ....................................................... BAB.III METODE PENELITIAN .......................................................
11 12 13 13 14 15 17 18 18 20 21 22 24 24 25 26 27 31
3.1 Objek Penelitian ............................................................................ 3.2 Desain Penelitian ........................................................................... 3.3 Operasional Variabel …………………………………………….. 3.4 Data yang Digunakan ..................................................................... 3.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 3.6 Metode Analisis ……………………………………………….. ..
31 31 32 33 34 34
x
BAB.IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................
39
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………………………....................... 4.1.1. Sejarah Singkat CV. Novindo Inti Perkasa ……………… 4.1.2. Visi dan Misi CV. Novindo Inti Perkasa ……………….... 4.1.3. Aktivitas Perusahaan ...................................... ………….. 4.1.4. Struktur Organisasi ......................................... ………….. 4.1.4. Tugas dan Wewenang ...................................... ………….. 4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan…………………………………… 4.2.1. Analisis Ratio................ …………………………………. 4.2.1.1. Ratio Likiuiditas...........................……………… 4.2.1.2. Ratio Profitabilitas........................……………… 4.3 Komponen-komponen Modal Kerja………………………………… 4.3.1. Perputaran Kas................ …………………………………. 4.3.2. Perputaran Piutang Usaha.…………………………………. 4.3.3. Perputaran Persedian........…………………………………. 4.4. Analisis Perubahan Modal Kerja ..............................…...…………. 4.2.1. Perubahan MK terhadap Likuiditas..………………………. 4.2.2. Perubahan MK terhadap Profitabilitas.…………………….
39 39 40 41 41 43 47 47 47 59 69 69 74 77 81 81 88
BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................
91
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 5.2 Saran.............................................. …………………………………
91 92
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
94
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel 1.1. 1.2. 1.3. 3.6.1. 3.6.2. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4.1. 4.4.2. 4.4. 4.5.
Judul Tabel Perkembangan Modal Kerja Periode 2009 – 2013 ................... Perubahan Rugi Laba Periode 2009 – 2013 ............................. Perbandingan Antara Current Ratio dan Cash Ratio ………... Neraca 2009 – 2013…………. ................................................. Perhitungan Rugi Laba 2009 – 2013……………. ................... Rekapitulasi Ratio Likuiditas 2009 – 2013…………………. . Rekapitulasi Ratio Profitabilitas 2009 – 2013……………….. Rekapulasi Ratio Komponen Modal Kerja ………………… .. Laporan Perubahan Modal 2009 – 2011…………………… ... Laporan Perubahan Modal 2012 – 2013………………… ....... Laporan Perubahan Modal Kerja Terhadap Likuiditas ……… Laporan Perubahan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas ….. .
xii
Halaman 4 6 7 37 38 58 68 80 82 83 86 89
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul Gambar
Gambar 1.5. Paradigma Penelitian ................................................................. 4.1.4. Struktur Organisasi ....................................................................
xiii
Halaman
10 42
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Dunia usaha memegang peranan penting dalam pembangunan, baik yang
diusahakan oleh pemerintah melalui BUMN maupun yang dilaksanakan oleh pihak swasta. Sukses suatu perusahaan hanya mampu dicapai dengan manajemen yang, baik yaitu manajemen yang mampu mempertahankan kontinuitas perusahaan dengan memperoleh laba yang maksimal karena pada dasarnya tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran para pemiliknya. Agar tujuan tersebut dapat tercapai diperlukan manajemen yang efisien dan mampu menciptakan rangkaian kerjasama yang teratur di antara masingmasing bagian yang ada dalam perusahaan tersebut. Modal kerja merupakan salah satu
faktor
yang
dapat
mempengaruhi
bagian
lainnya
dalam
suatu
perusahaan.Modal kerja dapat diperoleh baik dari dalam (laba ditahan dan modal sendiri), maupun dari luar (pinjaman). Modal kerja menjadi sumber utama dalam menjalankan suatu usaha, misalnya kekurangan bahan baku akan menghambat proses produksi. Jika hal ini terjadi, maka akan mengakibatkan keterlambatan penyerahan barang sehingga kemungkinan besar pelanggan akan beralih pada menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan produk lain, yang artinya profit atau keuntungan perusahaan akan berkurang.
1
2
Manajemen pertumbuhan
modal
kelangsungan
yang
efektif
perusahaan
menjadi dalam
perusahaan kekurangan modal kerja untuk
sangat
jangka
penting
panjang.
untuk Apabila
memperluas penjualan dan
meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapin masalah likuiditas. Investasi modal kerja merupakan proses terus-menerus selama perusahaan beroperasi, menurut Kasmir (2008:145) yang dipengaruhi oleh: 1. Tingkat investasi aktiva lancar perusahaan 2. Proporsi utang jangka pendek yang digunakan 3. Tingkat investasi pada setiap jenis aktiva lancar 4. Sumber dana yang spesifik dan komposisi utang lancar yang harus dipertahankan Pada dasarnya modal kerja berbeda dengan aktiva tetap, hanya pada waktu yang diperlukan untuk mempengaruhi aktiva tersebut atau dengan kata lain, aktiva tetap akan memerlukan waktu lebih dari satu periode atau satu tahun. Sedangkan investasi modal kerja biasanya akan berputar kurang dari satu periode normal operasi perusahaan. Siklus operasi perusahaan terdiri atas tiga kegiatan pokok: pengadaan bahan, proses produksi dan distibusi (penjualan). Aliran kas dalam kegiatan ini sering tidak singkron. Sering pengeluaran kas dilakukan jauh-jauh sebelum penerimaan kas, disamping itu juga penjualan dan biaya yang harus
3
dikeluarkan sering tidak pasti. Oleh karena itu perusahaan memerlukan untuk menjaga modal kerja yang cukup. Menurut
Syarif
(2009:24)
manajemen
keuangan
merupakan
penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumberdaya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan. Untuk itu, pimpinan CV. NOVINDO INTI PERKASA Palembang harus selalu aktif meneliti sumber-sumber dan penggunaan modal kerja agar perusahaan dapat terjaga tingkat likuiditasnya, melalui analisis rasio dan analisis terhadap sumber dan penggunaan modal kerjanya. Adanya dana operasi yang cukup akan perusahaan dapat beroperasi seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan atau mengalami krisis keuangan, bahkan dengan adanya modal kerja dapat menciptakan pendapatan ataupun meningkatkan profitabilitas. Jadi selama operasi perusahaan berjalan, selama itu pula keuangan sangat diperlukan. Namun sebaliknya apabila modal kerja yang tersedia dalam perusahaan itu berlebihan akan mengakibatkan perusahaan beroperasi secara tidak efisien, karena tidak semua modal kerja bekerja secara produktif sehingga dapat dikatakan dana tersebut dalam keadaan dana menganggur (Iddle Capacity) dan hal ini akan mempengaruhi tingkat pencapaian laba perusahaan. Manajemen modal kerja juga berkaitan dengan likuiditas dan profitabilitas perusahaan yang juga harus ditangani secara efektif dan efisien, karena didalam
4
manajemen modal kerja masalah tingkat likuiditas perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo. Sedangkan profitabilitas mencerminkan hasil akhir dari sejumlah kebijksanaan dan keputusan-keputusan yang telah diambil oleh suatu perusahaan. Untuk itu digunakan rasio likiuditas sebagai indikator untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya tepat pada waktunya. Rasio likuiditas ini akan sangat memegang peranan penting bagi perusahaan yang membiayai modal kerjanya melalui hutang jangka pendek sebagai pertimbangan kredit bagi pihak kreditur. Dari Laporan Keuangan CV. NOVINDO INTI PERKASA Palembang dari tahun 2009 – 2013 dapat diketahui perkembangan modal kerja pada tabel berikut:
Tahun
Tabel 1.1 Perkembangan Modal Kerja Periode 2009 – 2013 (Dalam Rupiah) Aktiva Lancar Hutang Lancar Modal Kerja
2009
4.689.479.770
2.213.769.409
2.475.710.361
2010
5.507.798.301
2.552.275.852
2.955.522.449
2011
6.888.561.410
3.789.217.449
3.099.343.961
2012
7.612.320.509
4.251.510.132
3.360.810.377
2013 8.970.615.258 4.362.807.490 4.607.807.768 Sumber : diolah dari laporan keuangan CV. NOVINDO INTI PERKASA Palembang Dari tabel diatas dapat dilihat aktiva lancar pada tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 17,45% ; pada tahun 2010 ke tahun 2011 meningkat sebesar 25,07% ; pada tahun 2011 ke tahun 2012 meningkat sebesar 10,50% ; pada tahun 2012 ke tahun 2013 meningkat kembali sebesar 17,84%.
5
Begitu pula dengan hutang lacar pada tahu 2009 ke tahun 2010 sebesar 15,29% ; pada tahun 2010 ke tahun 2011 meningkat cukup signifikan sebesar 48,46% ; meningkat kembali pada tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 12,20% ; pada tahun 2012 ke tahun 2013 peningkatan tidak terlalu sigbifikan sebesar 2,61%. Sehinga dapat dikatakan bahwa aktiva lancar da hutang lancar dari tahun 2009 sampai tahun 2013 selalu mengalami peningkatan. Terjadinya kenaikan atau penurunan modal kerja, disebabkan adanya perubahan unsur-unsur yang terdapat dalam modal kerja itu sendiri. Modal kerja berubah apabila aktiva lancar atau hutang lancar berubah. Sehingga pada tabel diatas menjelaskan modal kerja pada tahun 2009 sampai tahun 2013, selalu mengalami perubahan. Pada tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 19,38% ; pada tahun 2010 ke tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 4,86% ; pada tahun 2011 ke tahun 2012 kembali terjadi peningkatan sebesar 8,43% ; pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 37,10%. Berikut disajikan tabel tentang perubahan Rugi Laba, Total Debt To Equity (total perbandingan hutang dengan ekuitas), dan Working Capital Turnover (perputaran modal kerja) pada CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG periode tahun 2009 – 2013.
6
Tahun 2009
Tabel 1.2 Perubahan Rugi Laba Periode 2009 – 2013 (Dalam Rupiah) Pendapatan Laba Persentase Laba 500.145.201
1.202.208.938 (+) 1,15%
2010
720.209.089
1.216.042.713 (+) 32,28%
2011
792.229.998
1.608.702.222 (-) 0,14%
2012
713.006.998
1.606.440.507 (+) 12,14%
2013
926.909.081
1.801.530.642
Sumber : diolah dari Laporan Keuangan CV. NOVINDO INTI PERKASA Dari tabel diatas dapat dilihat Persentase Laba mengalami perubahan dimana ada tahun 2009 ke tahun 2010 adalah sebesar 1,15%, pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 32,28%, pada tahun 2011ke tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,14%, dan pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 12,14%.
7
Tabel 1.3 Perbandingan antara Current Ratio dan Cash Ratio Periode 2009 – 2013 (Dalam Rupiah) Tahun 2009
CrR 4.689.479.770 2.213.769.409 = 211,84%
Tahun 2009
CsR 1.141.822.003 2.213.769.409 = 51,57%
2010
5.507.798.301 2.552.275.852 = 215,80%
2010
1.205.665.038 2.552.275.852 = 47,23%
2011
6.888.561.410 3.789.217.449 = 181,80%
2011
1.303.913.098 3.789.217.449 = 34,41%
2012
7.612.320.509 4.251.510.132 = 179,05%
2012
1.495.362.382 4.251.510.132 = 35,17%
2013
8.970.615.258 4.362.807.490 = 205,62%
2013
1.518.653.587 4.362.807.490 = 34,80%
Sumber : diolah dari Laporan Keuangan CV. NOVINDO INTI PERKASA Terjadi perubahan Current Ratio yaitu pada tahun 2009 sebesar 211,84%, pada tahun 2010 terjadi peningkatan 215,80%, pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 181,80%, pada tahun 2012 terjadi penurunan lagi sebesar 179,05%, dan pada tahun 2013 terjad peningkatan sebesar 205,62%. Hal ini bearti Current Rationya lebih dari 200%. Cast Ratio juga terjadi perubahan yaitu pada tahun 2009 sebesar 51,57%, pada tahun 2010 terjadi penurunan sebesar 47,23%, pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 34,41%, pada tahun 2012 terjadi peningkatan lagi sebesar 35,17%, pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 34,80%.
8
Mengingat pentingnya modal kerja, rasio likuiditas dan profitabilitas untuk menjamin kesinambungan operasi perusahaan dan berdasarkan alasan-alasan yang telah ditemukakan, maka penulis mengambil objek penelitian pada CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG dengan judul : “Analisis Modal Kerja dalam Meningkatkan Likuiditas Dan Profitabilitas pada “CV. Novindo Inti Perkasa Palembang” 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah a. Bagaimana peranan modal kerja dalam meningkatkan likuiditas dan profitabilitas pada CV . Novindo Inti Perkasa Palembang? b. Bagimana peranan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada CV. Novindo Inti Perkasa Palembang? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui bagaimana peranan modal kerja dalam meningkatkan likuiditas dan profitabilitas terhadap pada CV. Novindo Inti Perkasa Palembang b. Mengetahui bagaimana peranan perputaran kas, perputan piuang, dan perputaran persediaan terhadap modal kerja pada CV. Novindo Inti Perkasa Palembang.
9
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini bertujuan untuk :
Secara teoritis : untuk menambah reprensi bagi peneliti selanjutnya, terutama dalam bidang Manajemen Keuangan.
Secara praktis : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi CV. NOVINDO INTI PERKASA Palembang dalam usaha meningkatkan nilai perusahaan, khususnya dalam hal pengelolaan keuangan.
1.5. Kerangka Pemikiran Pengelolan modal sangat penting bagi perusahaan walaupun perusahaan dapat mengurangi investasi tetapnya melalui sewa atau leasing peralatan dan mesin-mesin, mereka tidak dapat menghindari kebutuhan kas, piutang dan persediaan.Oleh karena itu, aktiva lancar sangat penting bagi perusahaan.Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan untuk menambah
modal.
Terbukti
dengan
peningkatan
penjualan
perusahaan
membutuhkan tambahan persediaan barang dan penambahan kas untuk menghasilkan produk yang akan dijual. Sedangkan Menurut Ardiyos (2005:154) menyatakan bahwa Modal adalah kepentingan pemilik equity dalam bisnis yang merupakan perbedaan antara aktiva dengan kewajiban. Modal perusahaan harus tersedia dalam jumlah yang cukup, tidak boleh lebih ataupun kurang. Apabila lebih modal kerja dapat menimbulkan tingginya biaya modal tersebutsedangkan kekurangan modal akan menghambat atau hilangnya kesempatan perusahaan dalam menghasilkan laba.
10
Selain itu dengan kecukupan modal perusahaan akan mampu membiayai pengeluaran operasional perusahaan sehari-hari, karena dengan modal yang cukupmemungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Gambar 1.5 Paradigma Penelitian Rasio Likuiditas (Y1) Modal Kerja (X) Rasio Profitabilitas (Y2)
1. Perputaran Kas 2. Perputaran Piutang 3. Perputaran Persediaan (Y3) 4. Perputaran Kas Dari gambar 1.1 diatas, dapat dijelaskan bahwa besar kecilnya modal kerja dapat 5. Perputaran Piutang mempengaruhi tingkat rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan diikutin juga 6. Perptaran Persediaan perubahan antara perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang (Y3) jika modal kerja besar akan mempengaruhi rasio likuiditas dan sedangkan modal 7. Perputaran Kas kerja kecil akan mempengaruhi rasio profitabilitas diikutin perubahan perputaran 8. Perputaran Piutang kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang. 9. Perptaran Persediaan (Y3)
11
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Analisis Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008:6) adalah dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai aturan dan standar yang berlaku. Hal ini perlu diperlakukan agar laporan mudah dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan para pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor, maupun para supplier. Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu: 1. Merencanakan 2. Mencari 3. Memanfaatkan dana-dana perusahaan, dan 4. Memaksimalkan nilai perusahaan Dengan kata lain, tugas seorang manajer keuangan adalah mencari dana dan berbagai sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang harus dipilih. Disamping itu, seorang manajer keuangan juga harus mampu mengalokasikan atau menggunakan dana secaratepat dan benar.
12
Disamping
itu,
seorang
manajer
keuangan
juga
harus
mampu
mengalokasikan atau menggunakan dana secaratepat dan benar. Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atas dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada perusahaan tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Disamping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti: 1. Neraca 2. Perhitungan Laba Rugi 3. Laporan Perubahan Modal 4. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan, dan 5. Laporan arus Kas 2.1.2 Kegunaan Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:23) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan . Bahwa laporan
13
keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusaaan tersebut. Sehingga laporan keuangan memegang peranan yang luas dan mempunyai suatu posisi yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. 2.2. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Samryn (2012:208) merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan dari perusahaan. Pertanyaan tersebut meliputi likuiditas perusahaan, kemampuan manajemen memperoleh laba dari penggunaan aktiva perusahaan, dan kemampuan manajemen mendanai investasinya, serta hasil yang dapat diperoleh para pemegang saham dari investasinya, serta hasil dapat diperoleh para pemegang saham dari nvestasi yang dilakukannya dalam perusahaan. Untuk memenuhi informasi tersebut jenis rasio keuangan yang lazim, digunakan tersendiri dari rasio likuditas, rasio profitabilitas, rasio leverage, dan rasio lain. Pemakai informasi keuangan selanjutnya bebas memilih jenis rasio yang ingin digunakannya sesuai dengan kepentingannya terhadap sebuah perusahaan. Informasi keuangan dinyatakan dalam elemen-elemen laporan keuangan meupakan akumulasi nilai trasaksi bisnis yang dilakukan oleh peusahaan selama periode waktu yang dilaporkan. Dalam pelaporan keuangan dikenal sistem pembukuan berpasangan yang secara filosofis berkaitan dengan pemikiran bahwa
14
setiap kegiata dalam bisnis bukan merupakan kegiatan tunggal yang berdiri sendiri. 2.2.1. Pengertian Rasio Likuiditas Yang dimaksud dengan Rasio Likuiditas adalah: a. Rasio Likuiditas adalah mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Secara konvensiinal, jangka pendek dianggap periode hingga satu tahun meskipun jangka waktu ini kaitan dengan siklus operasi normal suatu perusahaan (periode waktu yang mencangkup
siklus
pembelian
produksi-penjualan-penagihan).
(K.R.Subramanyam dan John J.Wild : 2010:241) b. Rasio Likuiditas adalah suatu pebandingan antara total aktiva lancar degan utang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menutupin utang-utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar. Rasio likuiditas diukur dengan: (1) Current Ratio, (2) Quick Ratio, (3)Rasio persediaan terrhadap modal kerja bersih, dan (4) Rasio Kas. (L.M. Samryn : 2012:411). c. Rasio Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. (Fahmi : 2014:65). Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan.
15
2.2.2. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas Menurut Irawati (2006:131) yaitu perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan guna menlai kemampuan mereka sendiri. Seperti pihak kreditor atau penyedia dana bagi perusahaan, misalnya perbankan. Atau juga pihak distributor atau supplier yang menyalurkanatau menjual barang yang pembayaran secara angsuran kepada perusahaan. Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan. Daam praktiknya terdapat banyak manfaat atau tujuan analisis rasio likuiditas bagi perusahaan,baik bagi pihak pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, dan pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan seperti kreditor dan distributor atau supplier. Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas; 1. untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau uang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan. 2. Untuk mengukir kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
16
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi persediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah. 4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. 5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. 6. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang. 7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu kewaktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode. 8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan , dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar. 9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan rasio likuiditas yang ada pada saat ini. Bagi pihak luar perusahaan, seoerti pihak penyandang dana (kreditor), investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini tergambar dri rasio yang dimilikinya. Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagnpihak distributor adanya pinjaman selanjutnya, Kemudian, bagi pihak distributor adanya kemampuan mebayar mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang dagangan
17
secara angsuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan bukanlah satu-satunya cara aau syarat untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit. 2.2.3. Perangkat Analisis Tingkat Likuiditas 2.2.3.1. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas L.M Samryn dalam bukunya berjudul Akuntansi Manajemen Informasi Biaya untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi & Investasi, mengemkakan bahwa Rasio Likuiditas terdiri dari: a. Current Ratio Merupakan kemamuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lacar. Rumus :
b. Quick Ratio Merupakan
kemampuan
perusahaan
membayar
kewajiban
jangka
kewajiban
jangka
pendeknya dengan aktiva lancar selain persedian
Rumus :
c. Cash Ratio Merupakan
kemampuan
perusahaan
membayar
pendeknya dengan modal yang tertanam dalam kas selain Bank.
Rumus :
18
d. Working Capital to Total Assets Merupakan menunjukkan saldo persedian yang dapat melindungi kelebihan aktiva ancar diatas kewajiban jangka pendek dari pengaruh perubahan pesedian yang tidak menguntungkan.
Rumus :
2.3. Pengertian Rasio Profitabilitas Adapun pengertian Rasio Profitabilitas menurut Kasmir (2008:196) adalah : “ Rasio ini untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan “ 2.3.1. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas Menurut Sutrisno (2005:268) Seperti rasio-rasio lain yang sudah dibahas sebelumnya, rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yaitu:
19
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertenttu 2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu 4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Untuk mengukur produktivitas seuruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri 6. Untuk mengukur profitabilitas dari seuruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri 7. Dan tujuan lainnya Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk: 1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode 2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjamanan maupun modal sendiri 6. Manfaat lainnya
20
2.3.2. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terhadap beberapa jenis rasio profitabilitas yang digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah: a. Gross Profit Margin Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Rumus : b. Nett Profit Margin Merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Rumus :
c. Operting Ratio Merupakan rasio yang biaya operasi per rupiah penjualan. Semakin besar rasio ini berarti semakin buruk Rumus :
21
d. Operating Income Ratio Merupakan laba operasi sebelum bunga dan pajak (Nett Operating Income) yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumus : 2.4. Pengertian Modal Kerja Menurut Sartono (2009:385) merupakan faktor produksi yang sangat penting, tersedianya modal kerja yang cukup akan memperlancar kegiatan operasional perusahaan. Modal kerja sangat diperlukan dalam membiayai operasional perusahaan, membayar hutang-hutang perusahaan dan membayar biaya-biaya lainnya. Menurut Sawir (2005:129) pengertian Modal Kerja secara mendalam terkandung dalam konsepmodal kerja yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Konsep Kuantitatif Merupakan konsep ini menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupin ebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini seiring dengan modal kerja kotor (gross working capital) 2. Konsep Kuanlitatif Merupakan konsep yang menitik beratkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antaa jumlah aktiva lancardengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja besih atau (net working capial)
22
3. Konsep Fungsional Merupakan menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja 2.4.1 Arti Penting dan Tujuan Modal Kerja Modal keja memiliki arti yang sangat penting bagi operasional suatu perusahaan. Disamping itu, manajemen modal kerja juga memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan modal kerjanya, terpenuhi modal kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditasnya. Kemudian, dengan terpenuhi modal kerja, perusahaan juga dapat memaksimalkan perolehan labanya Secara umum arti penting modal kerja bagi perusahaan terutama bagi kesehatan keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut. 1. Kegiatan seorang manajer keuangan modal kerja banyak dihabiskan didalam kegiatan operasional perusahaan dari waktu ke waktu. Ini merupakan manajemen modal kerja. 2. Investasi dalam aktiva lancar cepat dan seiring kali mengalami perubahan serta cenderung labil. Sedangkan aktiva lancaradalah modal kerja perusahaan, artinya perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap modal kerja. 3. Dalam praktiknya seiring kali bahwa separuh dari total aktiva merupakan bagian dari aktiva lancar, ang merupakan modal kerja perusahaan.
23
4. Bagi perusahaan yang relatif kecil, fungsi modal kerja amat penting. perusahaan kecil, relatif terbatas untuk memasuki pasar dengan modal besar dan jangka panjang. 5. Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan modal kerja. Kenaikan penjualan berkaitan dengan tambahan, piutang, sediaan dan juga saldo kas. Kemudian, tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah: 1. Guna memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan 2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiiki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya 3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan yang cukup dalam angka memenuhi kebutuhan pelangannya. 4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dari para kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat. 5. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat pelanggan, dengan kemampuan yang dimilikinya. 6. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba 7. Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja aktiva turunnya nilai aktiva lancar, serta 8. Tujuan lainnya
24
2.4.2. Sumber Modal Kerja Menurut Sugiono (2010:156) Kebutuhan akan modal keja mutlak disediakan erusahaan dalam bentuk apa pun. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan sumber-smber modal kerja yang dapat dicari dari bebagai sumber yang tersedia.Namun dalam pelihan sumber modal kerja harus dperhatikan untung ruginya sumber modal kerja tersebut. Sumber-sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu: a. Hasil operasi perusahaan b. Keuntungan penjualan surat-surat berharga c. Penjualan saham d. Penjualan aktiva tetap e. Penjualan obligasi f. Memperoleh pinjaman g. Dana hibah, dan h. Sumber lainnya. 2.4.3. Penggunaan Modal Kerja Penggunaan dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari kenaikan aktiva dan menurunnya pasiva. Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modalkerja biasa dilakukan perusahaan untuk: a. pengeluaran untuk gaji, upah, dan biasa dilakukan perusahaan lainya b. pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan
25
c. menutupin kerugian akibat penjualan surat berharga d. pembentukan dana e. pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain) f. pembayaran utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank jangka panjang) g. pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar h. pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi, dan i. penggunaan lainnya 2.4.4. Jenis-Jenis Modal Kerja menurut Fahmi (2014:100) Modal kerja dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : 1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) Yaitu Modal Kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini dapat dibedahkan menjadi dua yaitu : a. Modal Kerja Primer : Modal Kerja yang harus ada pada perusahaan menjamin kontinouitas usahanya. b. Modal Kerja Normal : Jumlah Modal Kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. 2. Modal Kerja Variabel Yaitu Modal Kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan keadaan dan modal kerja ini dibedahkan antara :
26
a. Modal Kerja Musiman : Modal Kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musiman.. b. Modal Kerja Siklis : Modal Kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur. c. Modal Kerja Darurat : Modal Kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan karena keadaan yang tidak diketahui sebelumnya. 2.4.5.Fungsi Modal Kerja Menurut Riyanto (2008:15) yaitu setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasinya sehari-hari, misalnya untuk membayar persekot barang dagangan, persekot angkutan, membayar gaji pegawai, dan sebagainya. Dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan tersebut, diharapkan akan dapat kembali lagi dalam perusahaan dalam waktu yang relatif pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan perusahaan selanjutnya. Dengan demikian uang tersebut akan terus berputar selama periode berlangsungnya aktivitas perusahaan tersebut. Adapun fungsi modal kerja antara lain : 1. Modal Kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan. 2. Modal Kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua hutang lancarnya tepat waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai.
27
3. Modal Kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara “Credit Standing” perusahaan, yaitu penilaian pihak ketiga misalnya bank dan para kreditur akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. 4. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit para konsumen. 5. Memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada suatu jumlah yang mencukupi untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan lancar. 6. Memungkinkan
pimpinan
perusahaan
untuk
menyelenggarakan
perusahaan lebih efisien dengan jalan menghindarkan keterlambatan dalam memperoleh bahan, jasa dan alat-alat yang disebabkan karena kesulitan kredit. 7. Modal Kerja yang mencukupi memungkinkan pula perusahaan untuk menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik. 2.4.6. Komponen Modal Kerja Menurut Sartono (2009:415), ada tiga komponen modal kerja yaitu kas, piutang, dan persedian. Ketiga komponen modal kerja tersebut dapat dikelola dengan cara yang berbeda untuk memaksimalkan proftabilitas atau Meningkatkan pertumbuhan perusahaan. 1. Pengertian Kas Kas merupakan alat tukar yang memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya. Bahkan tidak jarang bahwa dalam kenyataan, keberhasilan
perusahaan
untuk
mempertahankan
kelangsungan
usahanya
28
tergantung pada kemampuan menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban finansial tepat pada waktnya. 2. Pengertian piutang Dalam kondisi persaingan yang semakin tajam, akan memaksa perusahaan untuk berlomba memberikan kemudahan dalam persyaratan penjualan. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan mengubah syarat pembayannya perusahaan dapat menjual produknya yang semula cara tunai kemudian diubah dengan cara kredit. Dengan demikian maka akan timbul piutang, semakin longgar persyaratan yang diberikan tentunya dengan asumsi langganan tidak mengubah kebiasaan membayarnya maka akan semakin besar piutang yang dimiliki. 3. Pengertian persediaan Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Pengertian persediaan mencangkup pengertian yang sangat luas, mencangkup persediaan yang terdapat dalam perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur. Sedangkan ada pengertian dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan menurut Kasmir (2011:141) Perpuratan kas adalah perbandingan penjual dengan jumlah kas ratarata.Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba yang berkaitan dengan tingkat
29
pengembalian atas investasi. Sebaliknya apabila jumlah kas relatif kecil berarti perputaran kas tinggi sehingga perusahaan akan atau dapat berada dalam keadaan bangkrut. Sirklus Konversi Kas (Cah Conversion Cycle – CCC) adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengubah piutang perusahaan menjadi kas atau untuk menagih kas setelah terjadi penjualan. Perputaran piutang merupakan salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Beberapa keuntungan yang diperoleh perusahaan, jika melakukan pengelolaan piutang dengan baik, antara lain kemungkinan perusahaan dapat membayar semua kewajibannya tepat waktu dan memungkinkan perusahaan tersebut untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan, dimana secara tidak langsung akan berdampak pada tingkat perolehan keuntungan perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, apabila tingkat perputaran piutang rendah, maka akan terjadi kelebihan piutang dan perusahaan akan mengalami keadaan bangkrut. Tingkat perputaran piutang dapat dihitung dengan membandingkan penjualan kredit dengan rata-rata piutang, dimana saldo rata-rata piutang dapat dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian dibagi dua. Tingkat perputaran ini menggambarkan berapa kali modal yang tertanam dalam piutang berputar atau berapa lama waktu yang digunakan untuk mengubah piutang ke kas, semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara efektif dan efisien.
30
Perputaran
persediaan
dalam
perusahaan
menunjukkan
kinerja
perusahaan dalam aktiva operasionalnya.semakin tinggi tingkat perputaran persediaan,
kemungkinan
semakin
besar
perusahaan
akan
memperoleh
keuntungan. Begitu pula sebaliknya, jika tingkat perputaran persediaannya rendah maka kemungkinan semakin kecil perusahaan akan memperoleh keuntungan. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terhadap beberapa jenis rasio modal kerja yang digunakan. Masing-masing jenis rasio modal kerja digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode.
31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada CV. Novindo Inti Perkasa Palembang yang beralamat di jalan Brigjen H. Hasan Kasim Komplek Jaya Raya Garden Blok C10 Celentang Palembang No.Telp (0711) 5615779 Fax.(0711) 5615669. Untuk mempermudah pembahasan agar tidak terjadi penyimpangan atau menjadi lebih terarah, maka dalam menyusun skripsi ini penulis hanya membatasin pada penelitian manajemen keuangan khususnya pada rasio likuiditas, rasio profitabilitas dalam perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap perubahan modal kerja pada CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG. 3.2. Desain Penelitian Desain penelitian dapat diartikan sebagi rencana dan struktur.Sebagai rencana dan struktur, desain penelitian merupakan perencanaan penelitian, yaitu penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis.Penelitian ini sendiri menguji modal kerja dalam meningkatkan likuiditas dan profitabilitas pada CV. Novindo Inti Perkasa Palembang, maka desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal.Desain ini bertujuan untuk mendapatkan bukti hubungan sebab-akibat, sehingga diketahui mana variabel yang mempengaruhi dan mana variabel yang dipengaruhi.
32
3.3. Operasional Variabel Didalam membahas permasalahan dalam penelitian ini akan membahas Smasalah-masalah meliputi Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Varibel
Konsep Variabel
Skala
Modal Kerja
Modal kerja adalah investasi pada Rasio aktiva lancar dan utang lancar terutama
mengenai
menggunakan keduanya
bagaimana
dan
akan
komposisi
mempengaruhi
risiko. (Sartono, 2009:385) Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan suatu Rasio perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya
secara
tepat
waktu. (Fahmi, 2014:65) Profitabilitas
Profitabilitas kemampuan
adalah perusahaan
suatu Rasio dalam
mencari keuntungan. (Kasmir, 2008:196) Perputaran Kas
perbandingan
penjual
dengan
33
jumlah
kas
rata-rata.Tingkat
perputaran kas merupakan ukuran efisiensi
penggunaan
kas
yang
dilakukan oleh perusahaan. Perputaran Piutang
Salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.
Perputaran Persediaan
Dalam perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan dalam aktiva operasionalnya. tingkat
semakin
perputaran
kemungkinan perusahaan
persediaan,
semakin akan
tinggi
besar
memperoleh
keuntungan. Kasmir (2011:141)
3.4. Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa Laporan neraca, laporan rugi laba dan struktur organisasi dan manajemen CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG.
34
3.5. Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan penelitian ini dilakukan pengumpulan data yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan yang akan dianalisis. Dalam hal pengumpulan data yang diperlukan, peneliti menggunakan metode:
Catatan Dokumentasi Perusahaan Sesuai pokok permasalahan yang akan peneliti kaji adalah berkenaan dengan likuiditas dan profitabilitas, maka data yang menjadi fokus utama peneliti adalah Laporan Keuangan Perusahaan yang meliputi Neraca Laporan Rugi Laba. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik. Pengujian tersebut dilakukan dengan tujuan agar model regresi tidak biasa atau mengandung kesalahan. Pengujian ini terdiri dari uji normalitas, multikolinieritas, autokolerasi, dan heteroskedastisitas. 3.6. Metode Analisis Dalam menganalisis permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data sebagai berikut : 1. Analisis Deskriptif Kuantitatif meliputi: 1. Analisis Rasio Likuiditas a. Current Rasio
Rumus :
35
b. Quick Ratio
Rumus : c. Cash Ratio
Rumus :
d. Working Capital to Total Assets Ratio
Rumus :
Analisis Ratio Profitabilitas 1. Gross Profit Margin. Rumus : 2. Nett Profit Margin Rumus : 3. Operating Ratio Rumus : 4. Operating Income Ratio. Rumus :
36
2. Analisis Perputaran Kas Rumus :
3. Analisis Perputaran Piutang Rumus : 4. Analisis Perputaran Persediaan Rumus :
37
CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG NERACA PER 31 DESEMBER 2009 - 2013
URAIAN
2009
2010
2011
2012
2013
AKTIVA LANCAR Kas dan Bank
1.141.822.003
1.205.665.038
1.303.913.098
1.495.362.382
1.518.653.587
Piutang Usaha
1.205.860.816
1.501.331.882
1.967.595.069
2.096.894.383
2.413.320.258
Piutang Karyawan
20.396.000
40.200.276
42.501.376
45.575.721
60.663.970
Persediaan
1.939.676.800
2.159.582.715
2.503.339.000
2.813.522.449
3.743.510.132
Pajak Dibayar Dimuka
81.377.815
100.373.654
150.495.330
190.634.744
236.659.543
Biaya Dibayar Dimuka
300.346.336
500.644.736
920.717.537
970.330.830
997.807.768
Jumlah Aktiva Lancar
4.689.479.770
5.507.798.301
6.888.561.410
7.612.320.509
8.970.615.258
Tanah
995.763.000
995.763.000
995.763.000
995.763.000
995.763.000
bangunan
5.520.885.195
5.680.880.830
5.772.595.505
5.840.986.736
5.976.997.000
kendaraan & Alat Transport
326.950.274
380.449.950
410.320.776
425.937.576
469.336.496
peralatan Kerja
355.378.204
355.378.204
365.578.402
407.951.762
423.035.000
Inventaris Kantor
80.744.589
83.744.648
85.559.204
90.449.778
93.744.755
Mesin & Perlengkapan
4.137.576.654
4.425.454.289
4.495.330.786
4.513.674.067
5.168.399.210
Perlengkapan Lain-lain
139.068.643
139.068.643
139.068.643
139.068.643
139.068.643
Aktiva dalam Pelaksanaan
262.669.247
297.606.308
298.129.978
301.622.407
303.192.342
11.819.035.806
12.358.345.872
12.562.346.294
12.715.453.969
13.569.536.446
4.630.133.861
5.427.498.312
6.459.691.782
6.708.900.576
7.008.302.567
7.188.901.945
6.930.847.560
6.102.654.512
6.006.553.393
6.561.233.879
11.878.381.715
12.438.645.861
12.991.215.922
13.618.873.902
15.531.849.137
Hutang Usaha
1.348.943.399
1.152.398.736
1.237.665.146
1.559.721.521
1.602.219.312
Hutang Direksi
9.410.674
99.911.059
1.182.326.826
1.348.740.000
1.296.000.000
Hutang Bunga
186.000.000
167.500.000
123.500.000
121.500.000
119.500.000
Hutang Lain-lain
314.815.161
569.348.569
605.778.128
502.341.569
452.852.149
Taksiran Hutang Pajak
273.600.175
563.117.488
639.947.349
719.207.042
892.236.029
Jumlah Kewajiban Lancar
2.132.769.409
2.552.275.852
3.789.217.449
4.251.510.132
4.362.807.490
Hutang Bank
8.960.000.000
7.168.000.000
5.734.400.000
4.587.520.000
3.670.160.000
Kapasitas Bunga
3.152.000.000
2.521.600.000
2.017.280.000
1.613.824.000
1.291.059.200
Jumlah Kewajiban Jk. Panjang
12.112.000.000
9.689.600.000
7.751.680.000
6.201.344.000
4.961.219.200
Modal Saham
2.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
Koreksi Nilai Aktiva Tetap
2.459.437.642
2.459.437.642
2.459.437.642
2.459.437.642
2.459.437.642
AKTIVA TETAP
Akumulasi Penyusutan
Total Aktiva KEWAJIBAN LANCAR
KEWAJIBAN JK. PANJANG
EKUITAS
38
Rugi Tahun-tahun lalu
3.361.608.326
3.361.608.326
3.361.608.326
3.361.608.326
3.361.608.326
Laba Yang Ditahan
561.609.502
954.736.153
1.623.051.460
2.759.187.483
4.138.781.224
Jumlah Kewajiban Ekuitas
3259436466
2.866.309.819
2.197.944.508
1.061.858.485
317.735.256
Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas
8.852.563.534
6.823.290.185
5.553.735.492
5.139.485.515
5.278.954.456
2012
2013
CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG Daftar Perhitungan LABA/RUGI TAHUN 2009 - 2013
URAIAN
2009
2010
2011
Penjualan Penjualan Luar Kota penjualan Dalam Kota
10.549.918.762
12.493.213.441
15.616.516.801
20.301.471.841
24.361.766.209
2.719.483.213
5.769.054.323
6.922.865.187
4.493.482.145
3.176.989.681
13.269.401.975
18.262.267.764
22.539.381.988
24.794.953.986
27.538.755.890
Harga Pokok Penjualan
9.408.453.369
12.842.568.561
12.931.755.914
15.315.403.316
15.981.796.826
Laba Bruto
3.860.948.606
5.419.699.203
9.607.626.074
9.479.550.670
11.556.959.064
1.975.769.376
2.608.015.576
2.868.817.133
3.729.462.374
4.102.408.501
498.565.901
759.769.537
877.533.815
1.053.040.578
1.158.344.635
Total Beban Usaha
2.474.335.277
3.367.785.113
3.746.350.948
4.782.502.952
5.260.753.136
Laba (rugi) Usaha
1.386.613.329
2.051.914.090
5.861.275.126
4.697.047.718
6.296.205.928
Pendapatan Lain-lain
500.145.201
720.209.089
792.229.998
713.006.998
926.909.081
Beban Lain-lain
729.564.538
875.477.445
787.929.701
945.515.641
850.964.077
Beban Usaha Beban Penjualan Beban Adm, & Umum
Pendapatan & Beban Lain
Laba (rugi) diluar Usaha Laba bersih sebelum Pajak Pajak Pengahasilan Laba Bersih setelah Pajak
229.419.337
155.268.356
4.300.297
232.508.643
75.945.004
1.475.890.113
1.771.068.135
2.302.388.576
2.175.757.204
2.610.908.645
273.681.175
555.025.422
693.686.354
569.316.697
809.378.000
1.202.208.938
1.216.042.713
1.608.702.222
1.606.440.507
1.801.530.645
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Dalam perjalanannya CV. Novindo Inti Perkasa dari waktu ke waktu terus mempelajari permasalahan penjualan ke konsumen, saat perusahaan lebih cenderung terfokus pada sistem pemasarannya sendiri. Dalam pemasaran yang semakin banyak dilakukan oleh para sales merketing untuk memperkenalkan produknya ke konsumen yang kebanyakan pabrik karet dan pabrik sawit, yang tentunya ingin mendapatkan kualitas Solex dan Kawat Las yang bagus dan tahan lama. Saat ini memang cukup banyak yang memasarkan produk yang sama. Padahal bila dicermat hal ini adalah merupakan faktoryang paling utama dalam menarik dan mempertahankan tingkat kepercayaan konsumen dan pelanggan pada Minyak Pelumas (Solex) dan Kawat Las (Nova) yang mereka jual, dan hal ini juga akan secara otomatis berdampak pada keberhasilan usaha Solex dan Kawat Las tersebut CV. NOVINDO INTI PERKASA adalah perusahaan swasta yang didirikan pada tanggal 26 Juli 2002 dihadapan Heniwati Ridwan, SH. Adapun pendiri perusahaan ini adalah sebagai berikut: bapak Hendri Liang sebagai Komensaris di Medan, 2. Bapak Hasjim Taslim sebagai Direktur Utama di Palembang, 3. Bapak Mardi sebagai wakil Direktur di Palembang. Pada awalnya usaha ini dijalankan di Medan. Pada tahun 2000, Bapak Hendri Liang mengembangkan usahanya di Palembang, seiring perkembangan banyak pelanggan yang tertarik dengan usaha Solex dan Kawat Las, maka untuk lebih
40
mengembangkan usahanya di Palembang, seiring perkembangan banyak pelanggan yang tertarik dengan usaha Solex dan Kawat Las, maka untuk lebih mengembangkan usahanya pada tahun 2005 Bapak Hendri Liang berkerjasama dengan Bapak Hasjim Taslim dan Bapak Mardi untuk mendirikan sebuah persekutuan komanditer yang bernama CV. NOVINDO INTI PERKASA yang berkantor di jalan Brigjen H. Hasan Kasim Perumahan Komplek Jaya Raya Garden Blok C-10 Celentang Palembang. 4.1.2.Visi dan Misi CV. Novindo Inti Perkasa Palembang Visi CV. Novindo Inti Perkasa Palembang
Menjadi Perusahaan Solex dan Kawat Las yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan. Misi CV. Novindo Inti Perkasa Palembang
Membantu dengan pelayanan di bidang jasa dan barang yang berkualitas tinggi.
Meningkatan mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta peduli akan usaha usahamelestarikan lingkungan
Selalu mendahulukan kepentingan pelanggan dan karyawan sebelum keuntungan untukperusahaan
Menjadi mitra kerja yang terpecaya
Mengembangkan usaha CV. Novido Inti Perkasa dan perluasan pasar.
Melaksanakan manajemen yang baik, bersih, adil, dan produktif.
41
4.1.3. Aktivitas Perusahaan Bisnis ini merupakan alternatif bagi konsumen, karena untuk pabrik karet dan sawit sangat membutuhkan Minyak Pelumas (Solex) dan Kawat Las (Nova) yang bagus. Dan sangat tepat untuk memakai produk dari CV. Novindo Inti Perkasa dikarenakan sudah tidak diragukan lagi. Daerah pemasaran bisa di dalam kota dan diluar kota seiring dengan perkembangannya. Permintaan akan produk ini pun semakin meningkat dan hingga kini pemasarannya pun telah menyebar semua daerah. Sistem penjualan yang dilakukan pada CV. Novindo Inti Perkasa ini adalah dengan cara penjualan tunai dan kredit secara selektif dengan cara pembayaran akhir bulan
42
4.1.4. Struktur Organisasi GAMBAR 1 STRUKTUR ORGANISASI CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
\ BAGIAN SALES MARKETING
BAGIAN ADM. MARKETING
BAGIAN KEUANGAN
BAGIAN SUB TAGIHAN
BAGIAN ADM. LOGISTIK
BAGIAN SUB LOGISTIK
43
4.1.5. Tugas dan Wewenang Untuk menunjang kelancaran operasi perusahaan, maka setiap penjabat pada perusahaan telah ada pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan rincian sebagai berikut :
1. Direktur Direktur merupakan pempinan tertinggi dalam perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab Direktur yaitu a. Membuat perencanaan perusahaan b. Membuat koordinator seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan c. Mewakili perusahaan untuk bertindak dengan pihak luar d. Menentukan kebijakan-kebijakan menajemen perusahaan terhadap organisasi bawahannya e. Membuat keputusan-keputusan untuk kepentingan perusahaan f. Menerima dan menetapkan dan memberhentikan karyawan perusahaan g. Memimpin jalannya aktifitas perusahaan 2. Wakil Direktur a. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama b. Menggantikan tugas Direktur Utama apabila Direktur Utama tidak ada di tempat atau keluar kota
44
c. Mengatur semua tentang penjualan ke konsumen dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama d. Membuat dan menjalankan program kerja bersama – sama Direktur Utama. 3. Adm Marketing a. Bertanggung jawab melakukan support atas segala kebutuhan sales dan marketing b. Membuat Quotations kepada customer c. Mengirimkan Quotations kepada customer d. Melakukan Follow Up kepada customer e. Mengelola segala kebutuhan promosi dan komunikasi, baik hard maupun softcopy f. Membuat materi keperluan sales and marketing, misalnya : dalam membuat brosur, promosi, quotation, email blast, korespondensi dengan customer g. Melakukan support dalam administrasi tender bila diperlukan h. Melakukan pengklasifikasian dan menjaga data-data i. Memasukkan data-data ke system j. Membuat laporan dan notulen k. Mengerjakan pekerjaan sales administrasi dan kesekretarisan lainnya
4. Bagian Keuangan
45
a. Bertanggung jawab kepada Direktur mengenai keadaan keuangan perusahaan b. Melakukan pencatatan dan pembukuan setiap transaksi keuangan c. Mengatur masalah pembelanjaan perusahaan d. Bertaggung jawab atas seluruh pendapatan dan pengeluaran perusahaan. 5. Adm Logistik a. Mencatat manual surat jalan yang keluar atau pernah dibuat sebelumnya b. Mengecek barang di gudang dan mencatat hasilnya c. Membuat surat jalan d. Mengecek barang yang akan dikirim e. Mengecek apakah barang telah diterima dicustomer f. Membuat laporan mingguan. 6. Sales Marketing a. Sales dapat memotivasi calon customer agar ia bertindak dengan suatu cara yang dikehendaki olehnya yaitu membeli. b. Dapat mengarahkan sasaran mana dan kepada siapa produk akan ditawarkan dan dijual. c. Dapat meyakinkan atas manfaat dan kelebihan produk yang ditawarkan. d. Dapat meyakinkan calon customer yang diketahui ragu-ragu dalam mengambil keputusan atau menentukan pilihan.
46
e. Dalam satu bulan berangkat keluar kota untuk mengunjungi customer agar customer merasa diperhatikan akan kebutuhannya.
7. Bagian Tagihan a. Bertugas mengantar dokumen yang berisikan tagihan kepada customer didalam kota b. Mengirimkan tagihan ke JNE atau Kantor Pos khusus customer luar kota c. Menagih piutang yang telah jatuh tempo kepada customer dalam kota d. Membantu Adm Keuangan pergi ke Bank untuk menyetor hasil tagihan piutang telah dibayar. 8. Bagian Logistik a. Bertugas membantu Adm Logistik mengantar barang ke customer atau ke expedisi jika keluar kota b. Menyerahkan surat jalan ke Adm Logistik jika barang telah diantar c. Mengecek barang di gudang bersama Adm Logistik
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediaan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Informasi mengenai posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat
47
melakukan evaluasi atas kemampuan CV. Novindo Inti Perkasa Palembang dalam menghasilkan laba yang telah ditetapkan CV. Novindo Inti Perkasa Palembang.
Laporan keuangan dari CV. Novindo Inti Perkasa Palembang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba. Dalam pembahasan penelitian ini akan dilakukan suatu analisis terhadap laporan keuangan yaitu bagaimana peran modal kerja dalam meningkatkan likuiditas dan profitabilitas dalam perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan pada CV. Novindo Inti Perkasa Palembang yang didukung dengan teori dalam BAB II. 4.2.1. Analisis Rasio 4.2.1.1. Rasio Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka peneknya. Secara konvensiinal, janka pendek dianggap periode hinga satu tahun meskipun jangka waktu ini kaitan dengan siklus operasi normal suatu perusahaan (periode waktu yang mencangkup siklus pembelian produksi-penjualanpenagihan). 4.2.1.1.1. Current Ratio Merupakan kemamuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lacar Untuk menghitung Current Ratio digunakan rumus : Rumus :
48
Tahun 2009
Aktiva Lancar
= Rp. 4.689.479.770,-
Hutang Lancar
= Rp. 2.213.769.409,-
Current Ratio :
=
= 211,84% Ini berarti setiap hutang lancar Rp.1 pada tahun 2009 dijamin oleh aktiva lancar Rp.2,1184. Tahun 2010 Aktiva Lancar
= Rp. 5.507.798.301,-
Hutang Lancar
= Rp. 2.552.275.852,-
Current Ratio
= = 215,80%
Ini berarti setiap hutang lancar Rp.1 pada tahun 2010 dijamin oleh aktiva lancar Rp.2,1580. Tahun 2011 Aktiva Lancar
= Rp. 6.888.561.410,-
Hutang Lancar
= Rp. 3.789.217.449,-
Current Ratio
= = 181,80%
Ini berarti setiap hutang lancar Rp.1 pada tahun 2011 dijamin oleh aktiva lancar Rp.1,8180.
49
Tahun 2012 Aktiva Lancar
= Rp. 7.612.320.509,-
Hutang Lancar
= Rp. 4.251.510.132,-
Current Ratio
= = 179,05%
Ini berarti setiap hutang lancar Rp.1 pada tahun 2012 dijamin oleh aktiva lancar Rp.1,7905. Tahun 2013 Aktiva Lancar
= Rp. 8.970.615.258,-
Hutang Lancar
= Rp. 4.362.807.490,-
Current Ratio
= = 205,62%
Ini berarti setiap hutang lancar Rp.1 pada tahun 2013 dijamin oleh aktiva lancar Rp.2.0562. Pada perhitungan Current Ratio ini dapat kita lihat bahwa telah terjadi perubahan pada current ratio dari tahun 2009 sebesar 211,84%, pada tahun 2010 terjadi peningkatan 215,80%, pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 181,80%, pada tahun 2012 terjadi penurunan lagi sebesar 179,05%, dan pada tahun 2013 terjad peningkatan sebesar 205,62%. Hal ini bearti Current Rationya lebih dari 200%.
50
4.2.1.1.2. Quick Ratio Merupakan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar selain piutang. Untuk menghitung Quick Ratio digunakan rumus :
Tahun 2009 Kas dan Bank
= Rp 1.141.822.003,-
Piutang Usaha
= Rp 1.205.860.816,-
Piutang Karyawan
= Rp
20.398.000,-+
= Rp 2.368.078.819,Hutang Lancar
= Rp 2.213.769.409,-
Quick Ratio
= = 106,97%
Angka ini bearti bahwa setiap hutang lancar Rp 1 pada tahun 2001 dijamin oleh qick asset Rp 1,06 Tahun 2010 Kas dan Bank
= Rp 1.205.665.038,-
Piutang Usaha
= Rp 1.501.331.882,-
Piutang Karyawan
= Rp
40.200.276,- +
= Rp 2.747.197.302,Hutang Lancar
= Rp 2.552.275.852,-
51
Quick Ratio
= = 107.63%
Angka ini bearti bahwa setiap hutang lancar Rp 1 pada tahun 2001 dijamin oleh qick asset Rp 1,07 Tahun 2011 Kas dan Bank
= Rp 1.303.913.098,-
Piutang Usaha
= Rp 1.967.595.69,-
Piutang Karyawan
= Rp
42.501.376,- +
= Rp 3.789.217.449,Hutang Lancar
= Rp 3.314.009.543,-
Quick Ratio
= = 87,45%
Angka ini bearti bahwa setiap hutang lancar Rp 1 pada tahun 2001 dijamin oleh qick asset Rp 0,8745
Tahun 2012 Kas dan Bank
= Rp 1.495.362.382,-
Piutang Usaha
= Rp 2.096.894.383,-
Piutang Karyawan
= Rp
45.575.721,- +
= Rp 3.637.832.486,Hutang Lancar
= Rp Rp 4.251.510.132,-
Quick Ratio
=
52
= 85,56% Angka ini bearti bahwa setiap hutang lancar Rp 1 pada tahun 2001 dijamin oleh qick asset Rp 0,8556
Tahun 2013 Kas dan Bank
= Rp 1.518.65.587,-
Piutang Usaha
= Rp 2.413.320.258,-
Piutang Karyawan
= Rp
60.663.970,- +
= Rp 3.982.637.815,Hutang Lancar
= Rp 4.362.807.490,-
Quick Ratio = 91,28% Angka ini bearti bahwa setiap hutang lancar Rp 1 pada tahun 2001 dijamin oleh qick asset Rp 0,9128 Pada perhitungan quick ratio ini dapat kita lihat bahwa telah terjadi kenaikan dari 106,97 pada tahun 2009 naik menjadi 107,63. Kenaikan quick ratio ini telah mencapai keinginan perusahaan akan tetapi ada juga pada tahun selanjutnya terjadi penurunan quick ratio yang menyebabkan masih ada kekurangan untuk mencukupin atas hutang perusahaan tersebut. Ringkat quick ratio yang ideal, dimana secara teoritis quik ratio yang baik adalah 1 : 1dari kewajiban lancar.
53
4.2.1.1.3. Cash Ratio Merupakan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan modal yang tertanam dalam kas selain setara kas Untuk menghitung Cash Ratio digunakan rumus : Rumus : Tahun 2009 Kas dan Bank
= Rp 1.141.822.003,-
Hutang Lancar
= Rp 2.213.769.409,-
Cash Ratio
= = 51,57%
Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa setiap hutang lancar Rp 1 pada tahun 2009 dijamin oleh kas dan bank Rp 0,5157 Tahun 2010 Kas dan Bank
= Rp 1.205.665.038,-
Hutang Lancar
= Rp 2.552.275.852,-
Cash Ratio
= = 47,23 %
Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa setiap hutang lancar Rp 1 pada tahun 2010 dijamin oleh kas dan bank Rp 0,4723
54
Tahun 2011 Kas dan Bank
= Rp 1.303.913.098,-
Hutang Lancar
= Rp 3.789.217.449,-
Cash Ratio
= = 34,41 %
Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa setiap hutang lancar Rp 1 pada tahun 2011 dijamin oleh kas dan bank Rp 0,3441 Tahun 2012 Kas dan Bank
= Rp 1.495.362.382,-
Hutang Lancar
= Rp 4.251.510.132,-
Cash Ratio
= = 35,17%
Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa setiap hutang lancar Rp 1 pada tahun 2012 dijamin oleh kas dan bank Rp 0,3517 Tahun 2013 Kas dan Bank
= Rp 1.518.653.587,-
Hutang Lancar
= Rp 4.362.807.490,-
Cash Ratio
= = 34,80%
Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa setiap hutang lancar Rp 1 pada tahun 2013 dijamin oleh kas dan bank Rp 0,3480
55
Pada perhitungan cash ratio ini dapat dilihat kondisi kas perusahaan bahwa kemampuan kas perusahaan untuk membayar hutang lancar yang jatuh tempo segera tidak mencukupin, ini dapat dilihat dengan penambahan modal kerja liquid pada kas tersebut. 4.2.1.1.4. Working Capital To Total Assets Ratio Merupakan menunjukkan saldo persedian yang dapat melindungi kelebihan aktiva ancar diatas kewajiban jangka pendek dari pengaruh perubahan pesedian yang tidak menguntungkan. Untuk menghitung Cash Ratio digunakan rumus :
Tahun 2009 Aktiva Lancar
= Rp 4.689.479.770,-
Hutang Lancar
= Rp 2.213.769.409,- _= Rp 2.475.710.361,-
Jumlah Aktiva
= Rp 11.878.381.715,-
Working Capital to Total Asset Ratio
= = 20,84%
Dengan demikian maka besarnya liqiuditas dari total aktiva dan posisi modal kerja netto perusahaan pada tahun 2009 adalah sebesar 20,84% dari total aktiva. Tahun 2010 Aktiva Lancar
= Rp 5.507.798.301,-
Hutang Lancar
= Rp 2.552.275.852,- = Rp 2.955.522.449,-
56
Jumlah Aktiva
= Rp 12.438.695.861,-
Working Capital to Total Asset Ratio
= = 33,76%
Dengan demikian maka besarnya liqiuditas dari total aktiva dan posisi modal kerja netto perusahaan pada tahun 2010 adalah sebesar 33,76% dari total aktiva. Tahun 2011 Aktiva Lancar
= Rp 6.888.561.410,-
Hutang Lancar
= Rp 3.789.217.449,- = Rp 3.099.343.961,-
Jumlah Aktiva
= Rp 12.991.215.922,-
Working Capital to Total Assets Ratio
= = 23,85%
Dengan demikian maka besarnya liqiuditas dari total aktiva dan posisi modal kerja netto perusahaan pada tahun 2011 adalah sebesar 23.85% dari total aktiva. Tahun 2012 Aktiva Lancar
= Rp 7.612.320.590,-
Hutang Lancar
= Rp 4.251.510.132,- = Rp 3.360.810.377,-
Jumlah Aktiva
= Rp 13.618.873.902
Working Capital to Total Assets Ratio
= = 24,67%
57
Dengan demikian maka besarnya liqiuditas dari total aktiva dan posisi modal kerja netto perusahaan pada tahun 2012 adalah sebesar 24,67% dari total aktiva.
Tahun 2013 Aktiva Lancar
= Rp 8.970.615.258,-
Hutang Lancar
= Rp 4.362.807.490,- = Rp 4.607.807.768,-
Jumlah Aktiva
= Rp 15.531.849.137,-
Working
= = 29,66%
Dengan demikian maka besarnya liqiuditas dari total aktiva dan posisi modal kerja netto perusahaan pada tahun 2013 adalah sebesar 29,66% dari total aktiva. Ini menunjukkan bahwa tingkat likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja adalah sebesar 33,76% dari total aktiva. Berdasarkan perhitungan working capital to total assets ratio selama dua tahun diatas. Maka tampak bahwa telah terjadi penngkatan dalam working capital to total assets ratio dari tahun ke tahun, dimana ratio yang semula di tahun 2009 sebesar 20,84% naik menjadi 33,76% akan tetapi tidak diiringi dengan kenaikan tingkat profitabilitas perusahaan yang dapat dilihat dari Operating Income Ratio perusahaan yang mengalami penurunan pada tahun 2013.
58
Tabel 4.1 Rekapulasi Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG Tahun 2009 – 2013 Ratio Likuiditas
2009
2010
2011
2012
2013
Current Ratio
211,84%
215,80%
181,80%
179,05%
205,62%
Cash Ratio
51,57%
47,23%
34,41%
35,17%
34,80%
Quick Ratio
106,97%
107,63%
87,45%
85,56%
91,28%
33,76%
23,85%
24,67%
29,66%
Working Capital 20,84% to Total Assets Sumber : Data Diolah (2014). 4.2.1.2. Rasio Profitabilitas
mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Secara konvensiinal, janka pendek dianggap periode hinga satu tahun meskipun jangka waktu ini kaitan dengan siklus operasi normal suatu perusahaan (periode waktu yang mencangkup siklus pembelian produksi-penjualanpenagihan). 4.2.1.2.1. Gross Profit Margin Merupakan untuk mengetahui laba bruto per rupiah penjualan. Untuk menghitung Gross Profit Margin digunakan rumus :
Tahun 2009 Penjualan Netto
= Rp 13.269.401.975,-
HPP
= Rp 9.408.453.369,- _= Rp 3.860.948.606,-
Penjualan Netto
= Rp 13.269.401.975,-
59
Gross Profit Margin = = 29,09% Ini berarti setiap penjualan pada tahun 2009 menghasilkan laba bruto 0,2909. Tahun 2010 Penjualan Netto
= Rp 18.262.267.764,-
HPP
= Rp 12.842.568.561,- _= Rp 5.419.699.203,-
Penjualan Netto
= Rp 18.262.267.764 ,-
Gross Profit Margin = = 29,67% Ini berarti setiap penjualan pada tahun 2010 menghasilkan laba bruto 0,2967. Tahun 2011 Penjualan Netto
= Rp 22.539.381.988,-
HPP
= Rp 12.931.755.914,- _= Rp 9.607.626.074,-
Penjualan Netto
= Rp 22.539.381.988,-
Gross Profit Margin = = 42,62% Ini berarti setiap penjualan pada tahun 2011 menghasilkan laba bruto 0,4262. Tahun 2012 Penjualan Netto
= Rp 24.794.953.986,-
HPP
= Rp 15.315.403.316,- _-
60
= Rp 9.479.506.670,Penjualan Netto
= Rp 24.794.953.986,-
Gross Profit Margin = = 38,23% Ini berarti setiap penjualan pada tahun 2012 menghasilkan laba bruto 0,3823. Tahun 2013 Penjualan Netto
= Rp 27.538.755.890,-
HPP
= Rp 11.981.796.826- _= Rp 11.556.959.064,-
Penjualan Netto
= Rp 27.538.755.890,-
Gross Profit Margin = = 41,96% Ini berarti setiap penjualan pada tahun 2013 menghasilkan laba bruto 0,4196. 4.2.1.2.2. Operating Income Ratio Untuk menghitung Operating Income Ratio digunakan rumus :
Tahun 2009 Penjualan Netto
= Rp 13.269.401.975,-
HPP
= Rp 9.408.453.369,-
Biaya Penjualan
= Rp 1.975.769.376,-
Biaya Adm dan Umum
= Rp
498.565.901,-
61
= Rp 1.386.613.329,Penjualan Netto
= Rp 13.269.401.975,-
Operating Income Ratio
= = 10,44%
Ini berarti setiap Rp 1 pada tahun 2009 menghasilkan laba operasiRp 0,1044. Tahun 2010 Penjualan Netto
= Rp 18.262.267.764,-
HPP
= Rp 12.842.568.561,-
Biaya Penjualan
= Rp 2.608.015.576,-
Biaya Adm dan Umum
= Rp
758.769.537,-
= Rp 2.051.914.090,Operating Income Ratio
= = 11,23%
Ini berarti setiap Rp 1 pada tahun 2010 menghasilkan laba operasi 0,1123. Tahun 2011 Penjualan Netto
= Rp 22.539.381.988,-
HPP
= Rp 12.931.755.914,-
Biaya Penjulan
= Rp 2.868.817.133,-
Biaya Adm dan Umum
= Rp
877.533.815,-
= Rp 5.861.275.126,Operating Income Ratio
= = 26,00%
62
Ini berarti setiap Rp 1 pada tahun 2011 menghasilkan laba operasi 0,2600. Tahun 2012 Penjualan Netto
= Rp 24.794.953.986,-
HPP
= Rp 15.315.403.316,-
Biaya Penjualan
= Rp 3.729.462.274
Biaya Adm dan Umum
= Rp 1.053.040.578,= Rp 4.697.003.818 ,-
Operating Income Ratio
= = 18,94%
Ini berarti setiap Rp 1 pada tahun 2012 menghasilkan laba operasi 0,1894. Tahun 2013 Penjualan Netto
= Rp 27.538.755.890,-
HPP
= Rp 11.981.796.826-
Biaya Penjualan
= Rp 4.102.408.501,-
Biaya Adm dan Umum
= Rp
877.533.815,-
= Rp 6.296.205.928,-
Operating Income Ratio
=
= 22,86% Ini berarti setiap penjualan pada tahun 2013 menghasilkan laba bruto 0,2286. Dari hasil perhitungan di atas terlihat bahwa Operating Income Ratio perusahaan ini cenderung berfluktuasi, yaitu pada tahun 2009 sebesar 10,44%, pada tahun
63
2010 naik menjadi sebesar 11,23%, pada tahun 2011 juga mengalami kenaikan sebesar 26,00%, pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 18,94%, dan pada tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 22,86%. 4.2.1.2.3. Operating Ratio Merupakan untuk mengetahui besarnya biaya operasi per rupiah penjualan, makin besar rasio berarti makin buruk. Untuk menghitung Operating Ratio digunakan rumus :
Tahun 2009 HPP
= Rp 9.408.453.369,-
Biaya Adm dan Umum
= Rp
Biaya Penjualan
= Rp 1.975.769.376,- +
498.565.901,-
= Rp 11.882.788.646,Penjualan Netto
= Rp 13.269.401.975,-
Operating Ratio
= = 89,55%
Ini berarti setiap rupiah penjualan pada tahun 2009 mempunyai biaya operasi sebesar Rp 0,8955 Tahun 2010 HPP
= Rp 12.842.568.561,-
Biaya Adm dan Umum
= Rp
Biaya Penjualan
= Rp 2.608.015.576,- +
758.769.537,-
64
= Rp 16.210.353.674,Penjualan Netto
= Rp 18.262.267.764 ,-
Operating Income Ratio
= = 88,76%
Ini berarti setiap rupiah penjualan pada tahun 2009 mempunyai biaya operasi sebesar Rp 0,8876 Tahun 2011 HPP
= Rp 12.931.755.914,-
Biaya Adm dan Umum
= Rp
Biaya Penjualan
= Rp 2.868.817.133,- +
877.533.815,-
= Rp 16.678.106.862,Penjualan Netto Operating Income Ratio
= Rp 22.539.381.988,= = 73,99%
Ini berarti setiap rupiah penjualan pada tahun 2009 mempunyai biaya operasi sebesar Rp 0,7399. Tahun 2012 HPP
= Rp 15.315.403.316,-
Biaya Adm dan Umum
= Rp
Biaya Penjualan
= Rp 3.729.462.274,- +
1.053.040.578,-
= Rp 20.097.906.168,Penjualan Netto
= Rp 24.794.953.986,-
65
Operating Income Ratio
= = 81,05%
Ini berarti setiap rupiah penjualan pada tahun 2009 mempunyai biaya operasi sebesar Rp 0,8105. Tahun 2013 HPP
= Rp 11.981.796.826-
Biaya Adm dan Umum
= Rp
Biaya Penjualan
= Rp 4.102.408.501,- +
877.533.815,-
= Rp 21.242.549.962,Penjualan Netto
= Rp 27.538.755.890,-
Operating Income Ratio
=
= 77,13% Ini berarti setiap rupiah penjualan pada tahun 2009 mempunyai biaya operasi sebesar Rp 0,7713. Ini berarti bahwa setiap rupiah penjualan mempunyai biaya operasi sebesar Rp 0,7713. Di lihat dari analisis diatas ini menunjukkan berfluktuasinya operating ratio dikarenakan berfluktuasinya biaya operasi perusahaan tersebut. 4.2.1.2.4. Net Profit Margin Merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.
66
Untuk menghitung Net Profit Margin digunakan rumus :
Tahun 2009 Keuntungan Netto Sesudah Pajak
= Rp 1.202.208.938,-
Penjualan Netto
= Rp 13. 269.401.975,-
Net Profit Margin
= = 9,06%
Ini berarti setiap Rp 1 pada tahun 2009 menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp 0,0906. Tahun 2010 Keuntungan Netto Sesudah Pajak
= Rp 1.216.042.713,-
Penjualan Netto
= Rp 18.262.267.764,-
Net Profit Margin
=
= 6,65% Ini berarti setiap Rp 1 pada tahun 2011 menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp 0,0665. Tahun 2011 Keuntungan Netto Sesudah Pajak
= Rp 1.608.702.222,-
Penjualan Netto
= Rp 22.539.381.988,-
Net Profit Margin
= = 7,13%
67
Ini berarti setiap Rp 1 pada tahun 2011 menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp 0,0713. Tahun 2012 Keuntungan Netto Sesudah Pajak
= Rp 1.606.440.507,-
Penjualan Netto
= Rp 24.794.953.986,-
Net Profit Margin
= = 6,47%
Ini berarti setiap Rp 1 pada tahun 2012 menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp 0,0647. Tahun 2013 Keuntungan Netto Sesudah Pajak
= Rp 1.801.330.642,-
Penjualan Netto
= Rp 27.538.755.890,-
Net Profit Margin
= = 6,54%
Ini berarti setiap Rp 1 pada tahun 2013 menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp 0,0654.
Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan Net Profit Margin cenderung berfluktuasi yaitu pada tahun 2009 adalah sebesar 9,06% pada tahun 2010 turun menjadi 6,65% dan pada tahun 2011 naik menjadi 7,13%. Ini disebabkan berfluktuasinya juga keuntungan bersih setelah pajak.
68
Tabel 4.2 Rekapulasi Hasil Perhitungan Rasio Profitabilitas CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG Tahun 2009 – 2013 Ratio Profitbilitas
2009
2010
2011
2012
2013
Gross Profit Margin
29,09%
29,67%
42,62%
38,23%
41,96%
Operating Income Ratio 10,44%
11,23%
26,00%
18,94%
22,86%
Operating Ratio
88,76%
73,99%
81,05%
77,13%
6,65%
7,13%
6,47%
6,54%
89,55%
Net Profit Margin 9,06% Sumber : Data Diolah (2014)
69
4.3. Komponen-komponen Modal Kerja 4.3.1. Perputaran Kas perbandingan penjual dengan jumlah kas rata-rata.Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba yang berkaitan dengan tingkat pengembalian atas investasi. Sebaliknya apabila jumlah kas relatif kecil berarti perputaran kas tinggi sehingga perusahaan akan atau dapat berada dalam keadaan bangkrut. Dapatmenggunakan rumus:
Akan tetapi disini untuk mengetahui berapa hari kas dalam perusahaan berputar sirklus convervision kas (Cash Convension Cycle – CCC) menggunakan rumus: Menghitung Periode konnveksi persediaan yaitu menghitung rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudiaan menjualnya. Periode konveksi persediaan Menghitung Periode penerimaan rata-rata adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengubah piutang perusahaan menjadi kas atau untuk menagih kas setelah terjadi penjualan Peiode penerimaan rata-rata
70
Menghitung Periode penangguhan hutang adalah rata-rata waktu antara pembelian bahan baku dan tenaga kerja dengan pembayaran kasnya. Periode penangguhan hutang Asumsi yang digunakan dalam perhitungan disini adalah bahwa setiap satu tahun terdiri dari 360 hari Tahun 2009 Penjualan
= Rp 13.269.401.975,-
Harga Pokok Penjualan
= Rp 9.408.453.369,-
Persediaan
= Rp 1.939.676.800,-
Piutang Usaha
= Rp 1.205.860.816,-
Hutang Usaha
= Rp 1.348.943.399,-
Periode Konversi Persediaan =
Periode Penerimaan rata-rata =
Periode Penangguhan Hutang =
= 74 hari = 33 hari
= 52 hari
Sirklus Konversi Kas = 74 hari + 33 hari – 52 hari = 55 hari Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa sirklus konversi kas pada tahun 2009 adalah 55 hari. Tahun 2010 Penjualan
= Rp 18.262.267.764,-
71
Harga Pokok Penjualan
= Rp 12.842.568.561,-
Persediaan
= Rp 2.159.582.715,-
Piutang Usaha
= Rp 1.501.331.882,-
Hutang Usaha
= Rp 1.152.398.736,-
Periode Konversi Persediaan =
= 61 hari
Periode Penerimaan rata-rata =
= 30 hari
Periode Penangguhan Hutang =
= 32 hari
Sirklus Konversi Kas = 61 hari + 30 hari – 32 hari = 60 hari Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa sirklus konversi kas pada tahun 2010 adalah 60 hari. Tahun 2011 Penjualan
= Rp 22.539.381.988,-
Harga Pokok Penjualan
= Rp 12.931.755.914,-
Persediaan
= Rp 2.503.339.000,-
Piutang Usaha
= Rp 1.967.595.069,-
Hutang Usaha
= Rp 1.237.665.146,-
Periode Konversi Persediaan =
= 70 hari
72
Periode Penerimaan rata-rata =
= 32 hari
Periode Penangguhan Hutang =
= 35 hari
Sirklus Konversi Kas = 70 hari + 32 hari – 35 hari = 67 hari Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa sirklus konversi kas pada tahun 2011 adalah 67 hari. Tahun 2012 Penjualan
= Rp 24.794.953.986,-
Harga Pokok Penjualan
= Rp 15.315.403.316,-
Persediaan
= Rp 2.813.522.449,-
Piutang Usaha
= Rp 2.096.894.383,-
Hutang Usaha
= Rp 1.559.721.521,-
Periode Konversi Persediaan =
= 66 hari
Periode Penerimaan rata-rata =
= 31 hari
Periode Penangguhan Hutang =
= 23 hari
Sirklus Konversi Kas = 66 hari + 31 hari – 23 hari = 74 hari
73
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa sirklus konversi kas pada tahun 2012 adalah 74 hari Tahun 2013 Penjualan
= Rp 27.538.755.890,-
Harga Pokok Penjualan
= Rp 15.981.796.826,-
Persediaan
= Rp 3.743.510.132,-
Piutang Usaha
= Rp 2.413.320.258,-
Hutang Usaha
= Rp 1.602.219.312,-
Periode Konversi Persediaan =
= 84 hari
Periode Penerimaan rata-rata =
= 32 hari
Periode Penangguhan Hutang =
= 21 hari
Sirklus Konversi Kas = 84 hari + 32 hari – 21 hari = 95 hari. Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa sirklus konversi kas pada tahun 2013 adalah Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa terjadi kenaikan dalam sirklus konversi kas perusahaan pada tahun 2009 sebesar 55 hari, pada tahun 2011 sebesar 60 hari, pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 69, meningkat kembali pada tahun 2012 sebesar 74 hari, dan pada tahun 2013 mengalami
74
kenaikan lagi sebesar 95 hari. Ini berarti sirklus konversi kas dari tahun 2009 – 2013 mengalami penurunan yang kembalinya uang pada kas perusahaan. 4.3.2. Perputaran Piutang Usaha Merupakan salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Dapat menggunakan rumus:
Apabila perputaran piutang usaha telah diketahui, maka periode penagihan rata-ratanya dapat dihitung sebagai berikut:
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan disini adalah bahwa setiap satu tahun terdiri dari 360 hari. Tahun 2009 Penjualan Kredit
= Rp 13.269.401.975,-
Piutang Usaha
= Rp 1.205.860.816,-
Piutang Karyawan
= Rp
20.369.000,- +
= Rp 1.409.820.816,Perputaran piutang
= 94,12 Kali
Periode Penagihan
= 4 hari
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 94,12 kali. Sedangkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpelkan piutang adalah 4 hari
75
Tahun 2010 Penjualan Kredit
= Rp 18.262.267.764,-
Piutang Usaha
= Rp 1.501.331.882,-
Piutang Karyawan
= Rp
40.200.276,- +
= Rp 1.541.532.158,Perputaran piutang
= 11,84 Kali
Periode Penagihan
= 30 hari
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 11,84 kali. Sedangkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpelkan piutang adalah 30 hari. Tahun 2011 Penjualan Kredit
= Rp 22.539.381.988,-
Piutang Usaha
= Rp 1.967.595.069,-
Piutang Karyawan
= Rp
42.501.376,- +
= Rp 2.010.096.445,Perputaran piutang
= 8,91 Kali
Periode Penagihan
= 40 hari
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 8,91 kali. Sedangkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpelkan piutang adalah 40 hari. Tahun 2012 Penjualan Kredit
= Rp 24.794.953.986,-
Piutang Usaha
= Rp 2.096.894.383,-
76
Piutang Karyawan
= Rp
45.575.721,- +
= Rp 2.142.470.104,Perputaran piutang
= 8,64 Kali
Periode Penagihan
= 42 hari
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 8,64 kali. Sedangkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpelkan piutang adalah 42 hari. Tahun 2013 Penjualan Kredit
= Rp 27.538.755.890,-
Piutang Usaha
= Rp 2.413.320.258,-
Piutang Karyawan
= Rp
60.663.970,- +
= Rp 2.463.984.228,Perputaran piutang
= 11,17 Kali
Periode Penagihan
= 32 hari
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 11,17 kali. Sedangkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpelkan piutang adalah 32 hari. Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa perputaran piutang perusahaan ini telah mengalami perubahan yaitu tahun 2001 sebesar 94,12 kali dengan periode penagihan selama 4 hari turun menjadi 11,84 kali dengan periode penagihan selama 30 hari dan tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 8,91 kali dengan periode penagihan 40 hari dan pada tahun 2012 juga mengalami penurunan sebesar 8,64 kali dengan periode penagihan 42 hari dan pada tahun
77
2013 terjadi peningkatan sebesar 11,17 kali dengan periode penagihan 32 hari, hal ini menunjukkan bahwa dana membiayai operasinya. 4.3.3. Perputaran Persediaan Dalam
perusahaan
menunjukkan
kinerja
perusahaan
dalam
aktiva
operasionalnya.semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, kemungkinan semakin besar perusahaan akan memperoleh keuntungan. Begitu pula sebaliknya, jika tingkat perputaran persediaannya rendah maka kemungkinan semakin kecil perusahaan akan memperoleh keuntungan Dapat menggunakan rumus:
Sedangkan hari perputaran persediaan dihitung dengan menggunakan rumus:
Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui periode rata-rata persediaan digudang. Tahun 2009 Hpp
= Rp 9.408.453.369,-
Persediaan Rata-rata = Rp 1.939.676.800,-
Perputaran Persediaan =
= 4,85 Kali Rata-rata Perputaran Persediaan = 74 Hari
78
Ini berarti dana yang tertanam dalam persediaan berputar rata-rata 4,85 kali dalam setahun dengan hari berputar selama 74 hari. Tahun 2010 Hpp
= Rp 12.842.568.561,-
Persediaan Rata-rata = Rp 2.159.582.715,Perputaran Persediaan = = 5,94 Kali Rata-rata Perputaran Persediaan = 60 Hari Ini berarti dana yang tertanam dalam persediaan berputar rata-rata 5,94 kali dalam setahun dengan hari berputar selama 60 hari. Tahun 2011 Hpp
= Rp 12.931.755.914,-
Persediaan Rata-rata = Rp 2.503.339.000,Perputaran Persediaan = = 5,16 Kali Rata-rata Perputaran Persediaan = 70 Hari Ini berarti dana yang tertanam dalam persediaan berputar rata-rata 5,16 kali dalam setahun dengan hari berputar selama 70 hari. Tahun 2012 Hpp
= Rp 15.315.403.316,-
Persediaan Rata-rata = Rp 2.813.522.449,Perputaran Persediaan =
79
= 5,44 Kali Rata-rata Perputaran Persediaan = 66 Hari Ini berarti dana yang tertanam dalam persediaan berputar rata-rata 5,44 kali dalam setahun dengan hari berputar selama 66 hari. Tahun 2013 Hpp
= Rp 15.981.796.826,-
Persediaan Rata-rata = Rp 3.743.570.132,Perputaran Persediaan = = 4,26 Kali Rata-rata Perputaran Persediaan = 84 Hari Ini berarti dana yang tertanam dalam persediaan berputar rata-rata 4,26 kali dalam setahun dengan hari berputar selama 84 hari. Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan perputaran persediaan yaitupada tahun 2009 sebesar 4,85 kali dan pada tahun 2010 naik menjadi 5,94 kali dan pada tahun 2011 turun menjadi 5,16 kali, pada tahun 2012 naik lagi menjdi 5,44 kali dan terjadi penurunan pada tahun 2013 sebesar 4,26 kali.
80
Tabel 4.3 Rekapulasi Hasil Perhitungan Rasio Komponen Modal Kerja CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG Tahun 2009 – 2013 Ratio Komponen Modal 2009 Kerja
2010
2011
2012
2013
Perputaran Kas
55 hari
60 hari
67 hari
74 hari
95 hari
Perputaran Piutang
94,12 kali
11,84 kali
8,91 kali
8,64 kali
11,17 kali
Perputaran Persediaan
4,85 kali
5,94 kali
5,16 kali
5,44 kali
4,26 kali
60 hari
70 hari
66 hari
84 hari
Rata-rataPerputaran 74 hari Persediaan Sumber : Data Diolah (2014)
81
4.4. Analisis Perubahan Modal Kerja terhadap Likuiditas (Current Ratio) dan Profitabilitas (Operating Income Ratio). 4.4.1. Perubahan modal kerja terhadap likuiditas perusahaan Analisis ini didasarkan pada laporan perubahan modal kerja sebgai berikut:
82
CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA 31 DESEMBER 2010 – 31 DESEMBER 2011 (dalam rupiah) URAIAN
2010
2011
+
Kas dan Bank
1.205.665.038
1.303.913.098
Piutang Usaha
1.501.331.882
1.967.595.069
466.263.187
40.200.276
42.501.376
2.301.100
2.159.582.715
2.503.339.000
343.756.285
Pajak dibayar dimuka
100.373.654
150.495.330
50.121.676
Biaya dibayar dimuka
500.644.736
920.717.537
420.072.801
5.507.798.301
6.888.561.410
1.380.763.109
1.152.398.736
1.237.665.146
Hutang Usaha
99.911.059
1.182.326.826
Hutang Direksi
167.500.000
123.500.000
Hutang Bunga
569.348.569
605.778,128
Hutang Lain-lain
563.117.488
639.947.349
2.552.276.852
3.789.217.449
-
Aktiva Lancar
Piutang Karyawan Persediaan
Jumlah
Aktiva
98.248.060
Lancar
Kewajiban Lancar
Taksiran Hutang Pajak Jumlah Kewajiban
Modal Kerja Bertambahnya
Modal
Kerja Sumber : Diolah (2014)
44.000.000
1.236.940.597
44.000.000 1.192.940.597
83
CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA 31 DESEMBER 2012 – 31 DESEMBER 2013 (dalam rupiah) URAIAN
2012
2013
+
Kas dan Bank
1.495.362.382
1.518.653.587
23.291.205
Piutang Usaha
2.096.894.383
2.413.320.258
316.425.875
60.663.970
15.088.249
3.743.510.132
929.987.683
-
Aktiva Lancar
Piutang Karyawan
45.575.721
Persediaan
2.813.522.449
Pajak dibayar dimuka
190.634.744
236.659.543
46.328.713
Biaya dibayar dimuka
970.330.830
997.807.768
27.476.938
Jumlah
Aktiva 7.612.320,509
8.970.615.258
1.358.598.663
Lancar
Kewajiban Lancar
1.559.721.521
Hutang Usaha
1.348.740.000
Hutang Direksi
1.602.219.312 1.296.000.000
52.740.000
121.500.000
119.500.000
2.000.000
Hutang Bunga
502.341.569
452.852.149
49.759.420
Hutang Lain-lain
719.207.042
892.236.029
Taksiran Hutang Pajak
4.251.510.132
Jumlah Kewajiban
Modal Kerja Bertambahnya
Modal
Kerja Sumber : Diolah (2014)
4.362.807.490
1.358.598.663
104.499.420 1.254.099.243
84
Berdasarkan laporan perubahan modal kerja, dapat dilihat pos-pos yang mendorong kenaikan likuiditas per 31 Desember 2009 – 31 Desember 2010 sebagai berikut: 1. Meningkatnya piutang perusahaan sebesar Rp 295.471.066,2. Meningkatnya persediaan sebesar Rp 219.905.915,3. Meningkatnya pajak dibayar dimuka sebesar Rp 18.995.839,4. Meningkatnya hutang direksi sebesar Rp 90.500.385,5. Berkurangnya hutang usaha sebesar Rp 196.544.663,6. Berkurangnya hutang bunga sebesar Rp 18.500.000,7. Meningkatnya taksiran hutang pajak sebesar Rp 289.517.313,Untuk periode 31 Desember 2010 – 31 Desember 2011 1. Meningkatnya piutang perusahaan sebesar Rp 466.263.187,2. Meningkatnya persediaan sebesar Rp 343.756.285,3. Meningkatnya pajak dibayar dimuka sebesar Rp 50.121.676,4. Meningkatnya hutang direksi sebesar Rp 1.082.415.767,5. Meningkatnya hutang usaha sebesar Rp 85.266.410 ,6. Berkurangnya hutang bunga sebesar Rp 44.000.000,7. Meningkatnya taksiran hutang pajak sebesar Rp 76.829.861,Untuk periode 31 Desember 2011 – 31 Desember 2012 1. Meningkatnya piutang perusahaan sebesar Rp 129.299.314,2. Meningkatnya persediaan sebesar Rp 310.183.449,3. Meningkatnya pajak dibayar dimuka sebesar Rp40.139.414,4. Meningkatnya hutang direksi sebesar Rp 166.413.174,-
85
5. Meningkatnya hutang usaha sebesar Rp 322.056.375,6. Berkurangnya hutang bunga sebesar Rp 2.000.000,7. Meningkatnya taksiran hutang pajak sebesar Rp 79.259.693,Untuk periode 31 Desember 2012 – 31 Desember 2013 1. Meningkatnya piutang perusahaan sebesar Rp 316.425.875,2. Meningkatnya persediaan sebesar Rp 929.987.683,3. Meningkatnya pajak dibayar dimuka sebesar Rp 46.024.799,4. Berkurangnya hutang direksi sebesar Rp 52.740.000,5. Meningkatnya hutang usaha sebesar Rp 42.497.791,6. Berkurangnya hutang bunga sebesar Rp 2.000.000,7. Meningkatnya taksiran hutang pajak sebesar Rp 173.028.987,Berikut adalah daftar perubahan modal kerja (Net working capital dan Gross working capital) terhadap perubahan likuiditas:
86
TABEL 4.4 DAFTAR PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP LIKUIDITAS CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
Aktiva
4.689.479.770
5.507.798.301
6.888.561.410
7.612.320.509
8.970.615.258
2.132.769.409
2.552.275.852
3.789217.449
4.251.510.132
4.362.807.490
2.475.710.361
2.955.552.449
3.099.343.961
3.360.810.377
4.607.807.768
4.689.479.770
5.507.798.301
6.888.561.410
7.612.320.509
8.970.615.258
211,84%
215,80%
181,80%
179,05%
205,62%
Lancar Hutang Lancar Net Working Capital Gross Working Capital Likuiditas
Sumber : Data Diolah (2014)
87
Dari daftar diatas dapat dilihat, jika dibandingkan dengan net working capital tahun 2009 maka kenaikan net working capital tahun 2010 sebesar Rp 479.842.088,- (19,38%), likuiditas perusahaan juga naik sebesar 3,96%, pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp143.791.512,- (4,86%), akan tetapi terjadi penurunan pada likuiditas sebesar 34%, pada tahun 2012 terjadi kenaikan sebesar Rp 261.466.416,- (8,43%), likuiditas mengalami penurunan lagi sebesar 2,75%, dan pada tahun 2013 terjadi kenaikan lagi sebesar Rp 1.246.997.391,(37,10%), dan pada likuiditas juga mengalami kenaikan sebesar 26,57%. Keniakan ini disebabkan persentase kenaikan aktiva lancar lebih besar dari pada kenaikan hutang lancar. 4.4.2. Perubahan Modal Kerja Terhadap Prifitabilitas Perusahaan Jika ditinjau dari fungsi modal kerja maka antara modal kerja dengan profitabilitas ini mempunyai hubungan yang erat karena dengan adanya modal kerja perusahaan dapat membelanjai operasinya sehari-hari, dimana uang atau dana yang dikeluarkan, diharapkan dapat kembali masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui penjualan perusahaan dan tentunya dengan penjualan ini diharapkan mendapatkan laba. Selain itu dengan adanya modal kerja yang yang cukup memungkinkan profitabilitas akan tetapi sebaliknya net working capital perusahaan ini mengalami kenaikan sedangkan operating income ratio perusahaan cenderung berfluktuasi yaitu pada tahun 2009 sebesar 10,44%, pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 11,23%, pada tahun 2012 juga mengalami keniakan sebesar 26,00%, pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 11,94%, dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 22,86%.
88
Berikut ini adalah tabel perubahan modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan.
89
TABEL 4.5 DAFTAR PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS CV. NOVINDO INTI PERKASA PALEMBANG Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
Aktiva
4.689.479.770
5.507.798.301
6.888.561.410
7.612.320.509
8.970.615.258
2.132.769.409
2.552.275.852
3.789.217.449
4.251.510.132
4.362.807.490
2.475.710.361
2.955.552.449
3.099.343.961
3.360.810.377
4.607.807.768
10,44 %
11,23 %
26,00 %
18,94 %
22,86 %
89,55%
88,76%
73,99%
81,05%
77,13%
Lancar Hutang Lancar Net Working Capital Profitabil itas Operatin g Ratio
Sumber : Diolah (2014) Dengan demikian maka seharusnya perusahaan lebih memfokuskan pada penekanan besarnya operating ratio yaiitu dengan menekanharga pokok penjualan, beban penjualan da beban administrasi dan umum sehingga dapat menghasilkan operating income ratio yang lebih lai atau setidaknya perusahaan dapat mempertahankan tinkat operating ratio yang lebih tinggi lagi yang telah berhasil dicapai pada tahun 2010. Selain itu, jumlah piutang mengalami kenaikan 2011
90
jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan tahun 2013 dari total aktiva lancar (Gross Working Capital) hal ini tercermin dalam ratio aktivitas perusahaan yaitu perputaran piutang yang berfluktuasi dengan dana yang tertanam pada piutang tersebut maka dana tersebut masih kurang dalam membiayai aktivitas dan akan mempengaruhi perusahaan dalam menghasilkan laba
91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktiva Lancar perusahaan mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, maka jumlah aktiva lancar cukup untuk menutupin hutang lancar. 2. Quick Ratio perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2011 - 2012 dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan akan tetapi masih kurang dari 100% sedangkan Cash Ratio perusahaan juga berfluktuasi. 3. Net Working Capital dan GrossWorking Capital perusahaan dari tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami kenaikan sedangkan likuiditas perusahaan dalam hal ini Current Ratio pada tahun 2011 – 2012 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013, hal ini disebabkan persentase kenaikan kewajiban lancar melebihi kenaikan aktiva lancar. 4. Cash Ratio perusahaan cenderung berfluktuasi yaitu pada tahun 2011 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012. 5. Working Capital perusahaan baik Net Working Capital maupun Gross Working Capital mengalami kenaikan sedangkan profitabilitas dalam hal
92
ditunjukkan oleh Operating Income Ratio perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2013. 6. Perubahan modal kerja terhadap likuiditas dan profotabilitas perusahaan
Perubahan Modal Kerja terhadap Likuiditas Perubahan Modal Kerja (Net Working Capital) terhadap likuiditas tercermin dari perubahan pada komponen-komponen aktva lancar dan kewajiban lancar. Pada tahun 2011, modal kerja naik diikuti dengan kenaikan likuiditas perusahaan. Sedangkan tahun 2012, modal kerja naik tetapi likuiditas perusahaan menurun. Ini berarti bahwa kenaikan kewajiban melebihi kenaikan aktiva lancar.
Perubahan Modal Kerja terhadap Profitabilitas perusahaan. Perubahan tercermin
modal dari
kerja
Operating
terhadap Income
profitabilitas Ratio
perusahaan
perusahaan
yang
berfluktuasi. Pada tahun 2010 naik jika dibandingkan dengan tahun 2011 – 2013. Ini bearti bahwa modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam membiayai biaya operasi perusahaan semakin besar. 5.2.SARAN Dengan mengaju pada kesimpulan yang telah ditemukan diatas, maka penulis memberikan saran kepada manajemen CV. Novindo Inti Perkasa Palembang sebagai berikut.
93
1. Untuk menjaga tingkat likuiditas perusahaan maka apabila terjadi kenaikan kewajiban lancar hendaknya diikutin dengan kenaikan aktiva lancar 2. Manajemen perusahaan perlu mengefektifkan manajemen modal kerjanya, agar tercipta posisi keuangan perusahaan yang lebih baik. 3. Manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan upaya meningkatkan aktivitas penagihan dan meninjau kembali kebijaksanaan dalam memberikan kredit usaha atau sistem penjualan kredit. Sedangkan untuk meningkatkan untuk meningkatkan perputaran kas perusahaan dapat meningkatkan penjualan baik dalam kota maupun luar kota. 4. Untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan perlu melakukan efesiensi yaitu melakukan penghematan biaya-biaya operasi yang dikeluarkan.
94
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Sawit. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Ardiyos. 2005. Kamus Besar Akuntansi. Citra Karya Prima: Jakarta. Dr. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Fahmi, Irham. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan (Teori dan Soal Jawab). Bandung: Penerbit Alfa Beta Irawati, Susan. 2006. Manjermen Keuangan. Bandung: Pustaka Karyawati, Golrida. 2009. Akutansi Lanjutan. Jakarta: Erlangga L.M. Samryn. 2012. Akutansi Manajemen. Edisi Pertama: Kencana Prenada Media Group Munawir. S. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE Sartono, Agus. 2009. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Edisi Keempat. Yogyakarta: BBPFE Sofyan Syarif Harahap. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kuanlitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia. Wahyudi, Moh. 2008. Manajenen Keuangan Perusahaan. Edisi 2004/2005, cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE Weston & E. Copeland. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi Jilid 1. Jakarta: Bina Rupa Aksara Publisher