e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERBASIS BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Bali Pawiwahan)
1
I Gst Ayu Rindayani, 1Nym Ari Surya Darmawan, 2 I Gst Ayu Purnamawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja perusahaan PT. Bali Pawiwahan dengan pengukuran berbasis Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan alat pengukuran kinerja yang memiliki empat perspektif, yakni perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian dilakukan di PT. Bali Pawiwahan dengan mengambil data keuangan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 untuk menganalisis perspektif keuangan dan melakukan wawancara untuk menganalisis perspektif proses bisnis internal. Peneliti juga menggunakan kueisoner yang disebarkan kepada pelanggan, supplier, dan karyawan dalam pengambilan sampel untuk menganalisis perspektif pelanggan dan pembelajaran dan pertumbuhan. Dari hasil yang telah dilakukan diketahui bahwa kinerja perusahaan PT. Bali Pawiwahan secara umum sudah baik, hal tersebut ditunjukan dengan hasil analisis dari masing-masing perspektif. Kinerja keuangan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, kinerja kepuasan pelanggan menunjukkan nilai kepuasan yang baik. Kinerja proses bisnis internal juga menunjukkan hasil yang baik pada proses inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Begitu pula dengan kepuasan karyawan yang menunjukkan nilai kepuasan yang baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Balanced Scorecard merupakan pengukuran kinerja yang sangat baik digunakan karena Balanced Scorecard mengangkat aspek-aspek penting yang selama ini diabaikan oleh pengukuran kinerja secara tradisional. Kata Kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Abstract This study was aimed at analyzing the performance of PT. Bali Pawiwahan using a measurement based on Balanced Scorecard. Balanced Scorecard is an instrument for performance that has four perspectives, i.e., finance, customer, internal business process, and learning and growth. This study was done in PT. Bali Pawiwahan using the finance data from 2011 to 203 to analyze the finance perspective and doing an interview for analyzing the internal business process perspective. The researcher also used questionnaires that
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) were distributed to the customers, suppliers, and employees in collecting the sample to analyze customer perspective and learning and growth. From the result it was found out that PT. Bali Pawiwahan is generally good, as shown by the analysis result of each perspective. The finance performance showed an increase from year to year, customer satisfaction performance showed a good score. The internal business process performance also showed a good result in innovation, operation, and after sale service processes. The same is true with the employee satisfaction that showed a good score. Based on the results it can be concluded that Balanced Scorecard is a good performance measurement to use since it reveals important aspects that have been ignored so far by the traditional performance measurement. Keywords: Balanced Scorecard, Finance Perspective, Customer Perspective, Internal Business Process Perspective, Learning and Growth Perspective
PENDAHULUAN Dampak globalisasi pada era pasar bebas di dunia bisnis sangatlah terasa. Perusahaan hendaknya terus berupaya untuk merumuskan dan menyempurnakan strategi-strategi bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan juga memerlukan pertimbangan terbaik dalam membawa perusahaan menuju masa depan yang lebih baik. Pertimbangan yang baik hanya dapat dilakukan jika manajemen strategi dilaksanakan secara komprehensif. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif mengakibatkan perubahan yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, serta penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain. Perubahan kondisi ekonomi dan sosial secara dinamis juga telah mengubah secara drastis perilaku dan sikap konsumen. Oleh karena itu, dengan banyaknya pilihan produk dan jasa, konsumen memiliki ekspektasi yang lebih besar dari sebelumnya yang tidak hanya mengharapkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi, namun juga dengan harga yang terjangkau. Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam setiap aspek dunia usaha, karena dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui seberapakah efektivitas, efisiensi, dan ekonomis penetapan strategi serta implementasinya dalam kurun waktu tertentu. Didalam sistem pengendalian manajemen pada dunia bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak
manajemen untuk mengevaluasi hasilhasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat pertanggungjawaban yang dibandingkan dengan tolok ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993 dalam Supriadi, 2014). Selama ini yang umum dipergunakan dalam perusahaan adalah pengukuran kinerja tradisional yang hanya menitikberatkan pada sektor keuangan saja. Pengukuran kinerja dengan sistem ini menyebabkan orientasi perusahaan hanya pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Selain itu pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu bercerita banyak mengenai masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan sektor eksternal, serta tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik (Kaplan dan Norton, 1996:234). Pengukuran kinerja yang terlalu ditekankan pada sudut pandang finansial sering menghilangkan sudut pandang lain yang tidak kalah pentingnya. Seperti, pengukuran kepuasan pelanggan dan proses adaptasi dalam suatu perubahan. Sehingga dalam suatu pengukuran kinerja diperlukan suatu keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dan pengukuran kinerja non finansial. Keseimbangan tersebut akan dapat membantu perusahaan dalam mengetahui dan mengevaluasi kinerja secara keseluruhan (Atmadja dkk, 2013:100). Dalam rangka memenangkan persaingan dalam abad informasi diperlukan kemampuan baru dari perusahaan yaitu kemampuan untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) mengelola aset tak berwujudnya. Kemampuan baru ini lebih menguntungkan perusahaan daripada melakukan investasi pada pengelolaan aset fisik atau berwujud (Zudia, 2010). Pengelolaan aset-aset tak berwujud tersebut memungkinkan organisasi untuk: 1) Membangun customer relationship dengan cara mempertahankan kesetiaan dari pelanggan lama dan memungkinkan untuk melayani segmen pelanggan serta pangsa pasar baru secara efisien dan efektif, 2) Memperkenalkan produk dan jasa inovatif yang diharapkan oleh segmen pelanggan sasaran, 3) Menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi pada tingkat harga serta waktu tunggu yang singkat dan, 4) Menyebarkan teknologi informasi, data bases dan system (Kaplan dan Norton, 1996:259). Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, maka diciptakan suatu metode konsep yang mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat konsep, yakni financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, dan learning and growth perspective Nano (2005). Konsep ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balanced Scorecard. Konsep berbasis Balanced Scorecard merupakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan persepsi strategis dalam suatu perusahaan secara sederhana dan mudah dimengerti oleh berbagai pihak dalam perusahaan, terutama pihak-pihak dalam organisasi yang akan merumuskan strategi perusahaan (Wahyuni, 2011). Pengertian Balanced Scorecard sendiri jika diterjemahkan bisa bermakna sebagai raport kinerja yang seimbang (balanced). Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang dan/atau suatu kelompok, juga untuk mencatat skor yang hendak diwujudkan. Beberapa perusahaan telah mencoba mengimplementasikan konsep ini dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja perusahaan mereka. Konsep ini juga membantu para manajer agar mampu mengukur bagaimana unit bisnis
mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Serta menunjukkan bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya (Amin Wijaya Tunggal, 2002:1). Penelitian ini akan dilakukan di PT. Bali Pawiwahan yang bergerak dalam bidang retail. Perusahaan ini memiliki beberapa minimarket dan supermarket yang tersebar di wilayah Denpasar, Badung, dan Gianyar. Di dalam organisasinya terdapat banyak aktivitas yang diselenggarakan berbagai jenis profesi, baik penjual, pembeli, maupun distributor. Dari sisi manajemen, PT. Bali Pawiwahan sendiri tentunya selalu melakukan inovasi-inovasi, khususnya di dalam membuat kebijakan internal perusahaan. Salah satunya yang sudah berjalan adalah mengenai aturan hari libur karyawan yang tidak lagi menggunakan hari libur nasional, melainkan hari libur sesuai hari raya agama. Di samping itu, perusahaan juga harus memiliki keunggulan dalam persaingan bisnis yang pesat, sehingga PT. Bali Pawiwahan perlu memiliki sistem pengukuran kinerja yang tepat. Namun, pengukuran kinerja perusahaan belum dilakukan dengan konsep berbasis Balanced Scorecard, tetapi perusahaan hanya menggunakan analisis laporan keuangan (rasio keuangan). Penelitian terdahulu telah banyak dilakukan oleh peneliti, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wayan Aditya Nugroho (2013) dengan judul “Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Konsep Balance Scorecard (Studi Kasus PT. Wijaya Karya)”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui bukti empiris tentang kinerja organisasi objek penelitian dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard. Sebagian besar dari hasil penelitian menemukan bahwa kinerja pada masing-masing organisasi adalah baik, dan dengan konsep berbasis Balanced Scorecard diharapkan adanya penilaian yang lebih signifikan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka menarik untuk diteliti lebih
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dalam agar mengetahui bukti empiris analisis kinerja PT. Bali Pawiwahan. Adanya penelitian terdahulu dimana objek yang digunakan adalah pada sektor publik dan perusahaan yang sudah go public juga mendorong penulis untuk menganalisis pengukuran kinerja pada perusahaan retail yang berlokasi di daerah Bali. Sehingga penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Perusahaan berbasis Balanced Scorecard”. METODE Penelitian ini dilakukan di PT. Bali Pawiwahan yang terletak di Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan yang dianalisis dengan menggunakan pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard. Sumber informasi utama yaitu pada bagian keuangan, karyawan, supplier, dan pelanggan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan tiga metode, yaitu wawancara, kuesioner, dan observasi. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, yaitu mengolah data dengan lebih banyak mengumpulkan data berupa angka serta menguraikan secara menyeluruh sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Hasil yang diperoleh merupakan jawaban atas permasalahan yang diteliti yakni tentang analisis kinerja perusahaan berbasis Balanced Scorecard yang dilakukan di PT. Bali Pawiwahan. Populasi dan Sampling Objek yang diteliti adalah PT. Bali Pawiwahan. Populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mepunyai hubungan kompeten dalam bidang yang sedang diteliti, yaitu Bagian Keuangan, Bagian Kepegawaian, karyawan, pelanggan, dan supplier PT. Bali Pawiwahan. Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang mengisi kuesioner dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada, yaitu karyawan, pelanggan, dan supplier. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik pemilihan sampel probabilitas, yaitu dengan pemilihan sampel acak sederhana (simple random sampling), yang
memberikan kesempatan yang sama dan bersifat tidak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel (Umar, 2000). Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari obyek penelitian. Studi ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data perusahaan khususnya hal-hal yang berkaitan dengan penilaian kinerja dengan menggunakan konsep berbasis Balanced Scorecard. Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) Data kualitatif meliputi profil tentang PT. Bali Pawiwahan, struktur organisasi, serta proses bisnis yang telah berjalan dan (2) Data kuantitatif meliputi laporan keuangan PT. Bali Pawiwahan, data jumlah karyawan, dan data supplier. Sumber data yang digunakan data primer melalui penyebaran kuesioner kepada karyawan, pelanggan dan supplier PT. Bali Pawiwahan, dan data sekunder melalui laporan keuangan tahunan perusahaan selama periode tiga tahun yaitu tahun 2011, 2012, dan 2013, struktur organisasi, kebijakan organisasi yang terkait dengan kinerja perusahaan. Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid dan akurat serta sebagai alat bantu dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: studi pustaka yang diperoleh dari buku atau literatur-literatur maupun sumber data lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dan juga studi lapangan yang meliputi wawancara, kuesioner, dan observasi (Umar, 2000). Instrument Penelitian Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variabel dalam rangka mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang akan disebarkan kepada karyawan, pelanggan, dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) supplier. Pengujian data dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata tingkat kepuasan pelanggan, supplier, dan karyawan dapat diukur dengan menggunakan uji analisis faktor. Analisis faktor merupakan salah satu metode reduksi data yang bertujuan menyederhanakan sekumpulan data yang saling berkorelasi menjadi kelompokkelompok variabel lebih kecil (faktor) agar dapat dianalisis dengan mudah. Selanjutnya nilai rata-rata tersebut diberikan skor bobot nilai mengacu pada skala likert. Analisis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data keuangan dan non keuangan. Data nonkeuangan berupa jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan merupakan suatu hal yang terpenting dalam penelitian ini, karena data dikumpulkan melalui kuesioner. Keabsahan dari suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Oleh karena itu, suatu alat pengukur perlu diuji dengan pengujian validitas (tingkat keaslian) dan reliabilitas (tingkat keandalan). Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran (uji) variable benarbenar mengukur variabel yang ingin diukur. Pengujian validitas dalam penelitian eksperimental berbeda dengan pengukuran validitas dalam pengujian validitas dalam penelitian survei. Pengukuran ini digunakan untuk mengukur apakah pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Suatu konstrak atau variabel dikatakan valid jika signifikan terhadap skor total < 0,05. Uji Reliabilitas Keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalan instrument. Dengan kata lain,
keandalan menunjukkan konsistensi dan stabilitas instrumen dalam melakukan pengukuran terhadap konsep. Pengukuran ini digunakan untuk mengukur keandalan suatu kuesioner. Deskriptif Kuantitatif Merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi reabilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat kuantitatif memberi bobot (rating), peringkat (rangking), atau skor (Mulyana, 2005). Metode ini digunakan untuk pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio-rasio keuangan perusahaan. seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profit margin, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas, digunakan untuk meneliti perspektif keuangan. Serta untuk pengukuran kinerja kepuasan pelanggan (KP), kepuasan pemasok barang (supplier) (KS) dan kepuasan karyawan (KK). Berikut formulasi untuk masingmasing rasio dan analisis kepuasan pelanggan, supplier, dan karyawan. Aktiva Lancar CR
= Kewajiban Lancar
(1)
Total Kewajiban DR
=
x 100% Total Aktiva
(2)
Net Operating Income OPM = Net Sales
(3)
Laba Bersih NPM =
x 100% Penjualan
(4)
Laba Bersih ROA =
x 100% Total Aktiva
(5)
Penjualan TATO= Total Aktiva
(6)
Jml tnya x Skor x 100% Kepuasan= Total Bobot
(7)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Deskriptif Kualitatif Metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009). Metode kualitatif ini digunakan untuk pengukuran kinerja proses bisnis internal. Operasional Variabel Penelitian Operasional variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel yang diterapkan dalam suatu penelitian dan dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang ingin diteliti secara jelas dapat diterapkan indikatornya, artinya data yang diambil adalah data yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan pada perusahaan yang diteliti. Operasional variabel dalam penelitian ini meliputi variabel yang berkaitan dengan balanced scorecard. Menurut Kaplan dan Norton (1992) balanced scorecard meliputi ukuran keuangan dan non keuangan, yang terdiri atas: Perspektif Keuangan Mengukur kinerja perusahaan pada sisi financial dan keuangan. Pengukurannya dapat dilihat dari siklus hidup bisnis perusahaan dan dengan menggunakan skala rasio. Perspektif Pelanggan Mengukur kinerja perusahaan pada sisi pelanggan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelanggan yaitu pertama, pangsa pasar dengan mengukur besarnya pangsa pasar atau proporsi segmen pasar yang dikuasai perusahaan. Kedua, tingkat kepuasan pelanggan yang diukur dengan menggunakan skala likert.
Perspektif Proses Bisnis Internal Mengukur bagaimana efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan produk dan jasa. Pengukurannya dilihat dari: Pertama, inovasi yang merupakan kreatifitas perusahaan dalam mengembangkan produk atau jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kedua, operasi yang merupakan proses menghasilkan dan menyampaikan produk atau jasa kepada pelanggan. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Mengukur kinerja perusahaan dari sisi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan. Pengukurannya dilihat dari: pertama, tingkat pendidikan dan pelatihan pegawai. Pengukurannya dengan menerangkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Kedua, sistem informasi dengan menerangkan sistem informasi yang ada di perusahaan. Ketiga, motivasi karyawan, dengan menerangkan motivasi karyawan terhadap perusahaan. Keempat, tingkat kepuasan karyawan, dengan menggunakan skala likert. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis kinerja perusahaan PT. Bali Pawiwahan berbasis Balanced Scorecard. Hasil Analisis Kinerja Perspektif Keuangan Hasil analisis perspektif keuangan PT. Bali Pawiwahan setelah dianalisis dengan rasio keuangan (Current Ratio, Debt Ratio, OPM, NPM, ROA, dan TATO) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Analisis Kinerja Perspektif Keuangan Rasio Tahun 2011 Tahun 2012 Current Ratio 2,88 2,53 Debt Ratio 38% 46% Operating Profit Margin 0,14 0,15 Net Profit Margin 12,8% 13,5% Return On Asset 43,8% 46,9% Total Asset Turnover 3,42 3,46 Sumber: Laporan Keuangan PT. Bali Pawiwahan
Tahun 2013 2,31 47% 0,16 14,4% 50,9% 3,53
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Hasil Analisis Kinerja Perspektif Pelanggan Analisis kinerja perspektif pelanggan diukur dengan menganalisis atribut produk dan jasa, citra (image) perusahaan, sertahubungan dengan pelanggan/supplier. Hasil analisis kinerja
perspektif pelanggan dan supplier dengan menggunakan kuesioner yang disebar kepada 100 responden pelanggan dan 37 responden supplier dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Hasil Analisis Kinerja Perspektif Pelanggan Pendapat Rsp Nilai Jml Jawaban Tabel Nilai Rsp Sangat Puas 5 255 1.275 Puas 4 673 2.692 Cukup Puas 3 261 783 Kurang Puas 2 11 22 Sangat Tidak Puas 1 0 0 Jumlah 1.200 4.772
Bobot Nilai 26,7% 56,4% 16,4% 0,5% 0% 100%
Sumber: data diolah
Tabel 3. Hasil Analisis Kinerja Perspektif Pelanggan (Supplier) Pendapat Rsp Nilai Jml Jawaban Tabel Nilai Bobot Nilai Rsp Sangat Puas 5 87 435 42,7% Puas 4 88 352 34,6% Cukup Puas 3 64 192 18,9% Kurang Puas 2 19 38 3,7% Sangat Tidak Puas 1 1 1 0,1% Jumlah 259 1.018 100% Sumber: data diolah
Hasil Analisis Perspektif Proses Bisnis Internal Proses bisnis internal dibagi menjadai tiga, yaitu: inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Penjelasan dari ketiga proses tersebut, dijelaskan sebagai berikut: 1. Proses Inovasi. Dalam proses ini, yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mengikuti trend barang yang sedang/banyak diminati oleh para pelanggan ataupun mencari barangbarang yang memiliki prospek penjualan yang memuaskan. Inovasi yang paling menonjol dan mungkin jarang ada pada pesaing (khususnya di Bali) adalah pelayanan delivery order (pesan antar barang) yang diterapkan pada beberapa Coco Mart dan Coco Supermarket. Di samping itu, di Coco Mart maupun Coco Supermarket sering diadakan bazzar dan juga undian
berhadiah yang dilakukan setiap tahun untuk memberikan apresiasi kepada pelanggan setia. 2. Proses Operasi. Perusahaan menerapkan konsep Tri Hita Karana untuk menyeimbangkan proses operasional dalam perusahaan. Dalam hubungan dengan Tuhan (Parhyangan) diadakan persembahyangan rutin (sehari-hari) dan saat hari raya pada setiap Coco Mart dan Coco Supermarket. Di samping itu, adapula upacara melaspas saat pembukaan (opening) toko atau supermarket yang baru. Untuk hubungan manusia dengan manusia (Pawongan), perusahaan memastikan adanya hubungan yang baik antara karyawan dengan pelanggan. Untuk hubungan dengan lingkungan (Palemahan), perusahaan memastikan kebersihan lingkungan pada setiap toko dan supermarket,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) atau pada hari tertentu diadakan kerja bakti pada area toko dan supermarket. 3. Layanan Purna Jual. Dalam proses ini perusahan melakukan layanan purna jual untuk tetap menjaga hubungan dengan para pelanggannya. Ini terlihat dari strategi perusahaan yang memiliki kebijakan kepada pelanggan bahwa jika ada barang yang dibeli pelanggan dalam kondisi tidak baik maka bisa dikembalikan dengan bukti struk belanja.
Hasil Analisis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Pada perspektif ini yang dijadikan ukuran adalah kepuasan karyawan perusahaan yang diukur dari kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi, serta motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan. Hasil analisis kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan penyebaran kuesioner kepada 100 responden karyawan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Analisis Kinerja Perspektif Pemebelajaran dan Pertumbuhan Pendapat Rsp Nilai Jml Jawaban Tabel Nilai Bobot Nilai Rsp Sangat Puas 5 146 730 15,1% Puas 4 653 2.612 54,2% Cukup Puas 3 480 1.440 29,9% Kurang Puas 2 19 38 0,7% Sangat Tidak Puas 1 2 2 0,1% Jumlah 1.300 4.822 100% Sumber: data diolah
PEMBAHASAN Selama ini perusahaan PT. Bali Pawiwahan belum menggunakan Balanced Scorecard sebagai alat analisis dalam pengukuran kinerjanya, hanya melihat dari perkembangan keuangan saja. Setelah dianalisis dengan menggunakan Balanced Scorecard ditemukan bahwa kinerja perusahaan sudah baik. Dilihat dari segi perspektif keuangan menunjukkan adanya penurunan pada rasio likuiditas yang menunjukkan jumlah dana tunai yang dimiliki PT. Bali Pawiwahan tidak mampu untuk membiayai kewajiban setiap tahunnya. Namun, karena Current Ratio menunjukkan nilai dengan perbandingan 2:1 (200%), maka nilai tersebut dianggap sudah baik. Sedangkan pada rasio solvabilitas terlihat adanya peningkatan yang menunjukkan semakin tingginya kewajiban harus dibayarkan oleh perusahaan. Namun peningkatan tersebut juga dibarengi dengan semakin tingginya
total aktiva yang dimiliki perusahaan, maka nilai dala rasio solvabilitas masih dianggap stabil sehingga perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dalam waktu jangka pendek. Begitu pula analisis dengan rasio profit margin terlihat adanya peningkatan yang berarti bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba. Untuk rasio profitabilitas, dengan menggunakan dua formulasi menunjukkan peningkatan yang berarti perusahaan mampu mengelola biaya operasi dengan baik dan keefektifan perusahaan dalam memakai sumber daya totalnya. Analisis dengan rasio aktivitas juga terlihat adanya peningkatan, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam penjualan lebih besar dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki. Hal tersebut tidak terlepas dari perspektif yang lain. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan pelanggan dan supplier yang menunjukan nilai positif dan signifikan. Berdasarkan data jawaban
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) kuesioner, hasil analisis pada perspektif pelanggan menunjukkan angka 56,4% pelanggan merasa puas dan 42,7% supplier merasa sangat puas. Pada perspektif proses bisnis internal juga menunjukkan hasil yang senada, dimana perusahaan benar-benar memperhatikan kepuasan pelanggan dan karyawan dengan proses inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Tidak kalah pentingnya dengan perspektif yang lain, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Hasil analisis pada perspektif ini menunjukkan angka 54,2% karyawan merasa puas. Pada tahap perkembangannya Balanced Scorecard dimanfaatkan untuk setiap tahap sistem manejemen strategik, sejak tahap perumusan strategi sampai tahap implementasi dan pemantauan (Mulyadi, 2001). Dalam tahap implementasi, pelaksanaan rencana dipantau dengan konsep berbasis Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja eksekutif dalam empat perspektif, yakni: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pada tahap pemantauan, hasil pengukuran kinerja berdasarkan konsep berbasis Balanced Scorecard dikomunikasikan kepada eksekutif untuk memberikan umpan balik (feedback) tentang kinerja mereka, sehingga mereka dapat mengambil keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Empat perspektif tersebut mempunyai hubungan yang saling terikat antara satu dengan yang lainnya yang penjabarannya merupakan suatu strategik objectives yang menyeluruh dan saling berhubungan. Hal tersebut dimulai dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dimana perusahaan mempunyai suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas dan komitmen
karyawan. Sebagai akibat dari peningkatan produktivitas dan komitmen dari karyawan akan meningkat pula kualitas proses layanan pelanggan dan proses layanan pelanggan akan terintegrasi. Dengan demikian kepercayaan pelanggan dan kepuasan pelanggan akan meningkat pula yang terlihat dari perspektif pelanggan, dan pada akhirnya akan berpengaruh pada perspektif keuangan yang ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan penjualan, peningkatan cost effectiveness, dan peningkatan return. Jadi dari masingmasing perspektif memiliki peran dan hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perspektif keuangan sangat dipengaruhi oleh tiga perspektif lainya yaitu pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Berawal dari meningkatnya komitmen dan produktivitas dalam perusahaan yang akan meningkatkan kualitas proses layanan pelanggan dan pada akhirnya akan menciptakan kepercayaan terhadap pelanggan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis kinerja perusahaan berbasis Balanced Scorecard, maka dapat disimpulakan sebagai berikut: 1. Perspektif keuangan menunjukkan kadar indikator dari masing-masing rasio merupakan sinyal positif pada laporan keuangan yang menunjukkan kinerja perspektif keuangan dalam perusahaan terlihat baik. Hal ini disebabkan langkah-langkah yang diambil perusahaan berhasil dijalankan sehingga menghasilkan output yang maksimal serta memberikan kelangsungan hidup yang baik bagi perusahaan. 2. Perspektif pelanggan. Berdasarkan hasil survey pada 100 pelanggan dan 37 supplier dapat diketahui bahwa secara umum sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) pelanggan dan supplier yang menunjukkan nilai yang positif dan signifikan. Kepuasan pelanggan ini menunjukkan bahwa visi manajemen tersampaikan dengan baik ke pelanggan, sehingga tentu hal ini akan berdampak baik pada perspektif keuangan. 3. Perspektif proses bisnis internal. Dapat dilihat dari proses inovasi, proses operasi, dan layanan purna jual yang telah dilakukan. Kinerja pada perspektif ini perlu dilakukan pengembangan secara terus menerus. Dengan demikian semakin banyak pelanggan yang akan meningkatkan persentase pelanggan baru dan akan meningkatkan pendapatan. Secara tidak langsung hal tersebut akan berdampak baik pada perpektif keuangan dan perspektif pelanggan. 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Berdasarkan hasil survey pada 100 karyawan dapat diketahui bahwa secara umum sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan karyawan yang menunjukkan nilai yang positif dan signifikan. Namun, untuk memaksimalkan kinerja karyawan, perusahaan perlu melakukan optimalisasi kepuasan kerja karyawan dengan memperbaiki sistem pemberian gaji agar karyawan semakin termotivasi untuk bekerja dan terus menghasilkan produktifitas bagi perusahaan yang tentu mempengaruhi perspektif lainnya. Saran yang dapat diberikan pada peneliti selanjutnya yaitu: 1. Bagi perusahaan hendaknya lebih memperhatikan asset dan kewajiban pada laporan keuangan karena terjadi penurunan pada rasio likuiditas dan peningkatan pada rasio solvabilitas. Di samping itu, pihak manajemen juga harus memperhatikan biaya-biaya dalam perusahaan, seperti dana melaspas disarankan agar diakui sebagai biaya periode pada saat terjadinya upacara melaspas. 2. Bagi peneliti selanjutnya dapat dapat menambah jangka waktu pengamatan, menambah jenis rasio yang digunakan
dalam mengukur kinerja perspektif keuangan serta perlu dilakukan penelitian dengan jumlah responden yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Anthony, R. N. dan V. Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Atmadja, Ananta Wikrama Tungga, dkk. 2013. Akuntansi Manajemen Sektor Publik. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Dr. Nur Indriantoro, M.Sc., Akuntan, Drs. Bambang Supomo, M.Si. Akuntan. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta: Penerbit BPFE. Gazperz, Vincent. 2002. Sistem Pengukuran Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Pemerintah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ghozali,
I. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Indriantoro, N. dan Supomo, B. Metodologi Penelitian Bisnis. 2002. Edisi satu. Yogyakarta: BPFE. Kaplan, Robert S and David P Norton. 1996. Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga. --------------. 2000. Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Aksi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kotler,
Philip. 2003. Marketing Management, Eleventh Edition. New Jersey: Person Education, Inc.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Kusumastuti, Tri. 2006. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard. Makalah Akhir Semester Ilmu Manajemen Strategi Program Pasca Sarjana STIE Ungu, Jakarta. Mahendra, Made. 2013. Penerapan Balanced Scorecard sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Moh. Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. -------. 2005. Alternatif Pemacuan Kinerja Personel dengan Pengelolaan Kinerja Terpadu Berbasis Balanced Scorecard. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.20, No.3. 1-18. -------. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi dan J. Setyawan. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan. edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nugroho, Wayan Aditya. 2013. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Konsep Balance Scorecard (Studi Kasus PT. Wijaya Karya). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Jilid 2. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Supriadi, Ida Bagus Putu Ery. 2014. Analisis Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Organizational Citizenship Behavior dan Good Governance terhadap Kinerja Organisasi berdasarkan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Umar,
Husein. 2000. Metodologi Penelitian. Cetakan Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
-------. 2002. Metode Riset Bisnis. Cetakan Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Mulyana, Rosgandika. 2005. Metodologi Penelitian. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Wahyuni, Sri. 2011. Analisis Balanced Scorecard sebagai alat Pengukuran kinerja pada PT. Semen Bosowa Maros. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hassanudin.
Munawir. 1995. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat Cetakan Kelima, Yogyakarta: Liberty Jogya.
Wijaya, Tunggal Amin. 2002. Memahami Konsep Balanced Scorecard. Cetakan kedua, Jakarta: Harvindo.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Yasa, Gede Menari. 2013. Pengukuran Kinerja dengan Konsep Balanced Scorecard pada Rumah Sakit Umum Parama Sidhi Singaraja (dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Yuwono, Sony, Sukarno, Edy dan Ichsan , Muhammad. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. Cetakan Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Zudia,
Meirdania. 2010. Analisis Penilaian Kinerja Organisasi dengan Menggunakan Konsep Balanced Scorecard pada PT. Bank Jateng Semarang. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.