ANALISIS KEUNTUNGAN MAKSIMUM USAHA TAMBAK UDANG DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DI KAMPUNG PEGAT BETUMBUK KECAMATAN PULAU DERAWAN

Jurnal EKSEKUTIF Volume 10

No. 2 Desember 2013

ANALISIS KEUNTUNGAN MAKSIMUM USAHA TAMBAK UDANG DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DI KAMPUNG PEGAT BETUMBUK KECAMATAN PULAU DERAWAN Budiono Magister Ilmu Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda - Indonesia

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat maksimum manfaat yang dapat diperoleh dari pertanian dilakukan oleh masyarakat pesisir di Kampung Pegat Betumbuk Kabupaten Berau Derawan Island. Studi Empiris dilakukan pada petani udang usaha di Kampung Pegat Betumbuk Kabupaten Berau Derawan memberikan manfaat yang dibuktikan dengan t besar dari t tabel atau 120,426.03 > 1,6702. Peternakan yang belum memberikan manfaat maksimal. Di mana tambak udang di desa Pegat Betumbuk Berau Kabupaten Pulau Derawan memberikan keuntungan Dari Rp 602.18/kg. Untuk mencapai manfaat maksimal dari para petani harus menghasilkan 1381.60 kg dengan tingkat maksimum keuntungan sebesar Rp 106,463,515.61, -/panen/responden. Kata kunci: analisis bisnis, keuntungan maksimum.

ABSTRACT: The Purpose of this study was to determine the maximum level of benefits that can be derived from farming carried out by coastal communities in Kampung Pegat Betumbuk Berau District Derawan Island. Empirical Studies Conducted on effort shrimp farmers in Kampung Pegat Betumbuk Berau District Derawan provide benefits as evidenced by t greater than t table or 120,426.03> 1.6702. But farms that do not yet provide maximum benefits. Where shrimp farms in the village Pegat Betumbuk Berau district Derawan Island gives a profit Of Rp 602.18kg. To achieve the maximum benefit of the farmers had to produce 1381.60kg with a maximum rate of profit of Rp 106,463,515.61, -/panen / respondent. Key words: business analysis, maximum profit shrimp.

328


No. 2 Desember 2013

PENDAHULUAN Kabupaten Berau yang memiliki potensi tambak dengan luas hutan mangrove sekitar 53.500 Ha yang tersebar di 6 kecamatan pesisir (Sambaliung, Gunung Tabur,

Pulau Derawan, Tabalar, Biatan dan Talisayan) mempunyai

prospek yang baik untuk budidaya tambak. Salah satu daerah wilayah Kabupaten Berau yang penduduknya banyak melakukan usaha pembudidayaan tambak udang adalah kampung Pegat Betumbuk kecamatan Pulau Derawan. Mereka menggemari usaha tersebut dengan pertimbangan pengusahaannya yang relatif murah dan mudah, secara ekonomis usaha ini menguntungkan sehingga diharapkan dapat meningkatkan status sosial ekonomi masyarakat yang ada di kampung Pegat Betumbuk. Sektor perikanan terutama budidaya tambak udang di kampung Pegat Betumbuk memiliki potensi yang cukup besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah. Dimana hasil perikanan budidaya di Kampung Pegat Betumbuk menyumbang sekitar 75% hasil perikanan budidaya dibandingkan kampung lain di Kabupaten Berau. Dengan potensi tersebut, maka dapat terciptanya kontribusi pemasukan yang cukup besar dari petani tambak udang bagi perekonomian daerah Kabupaten Berau secara umum sehingga dapat memberikan peningkatan kesejahteraan petani tambak di Kampung Pegat Betumbuk. Kampung ini merupakan kampung nelayan yang dikenal sebagai penghasil udang dan terasi di kabupaten Berau. Kampung ini menghasilkan produksi udang rata-rata kurang lebih 50 ton pertahun dan terasi rata-rata 60 ton pertahun. Namun terdapat opini yang berkembang di kalangan petambak khususnya di Kampung Pegat Betumbuk bahwa dengan banyaknya input yang difokuskan untuk pengelolaan tambak seperti bibit udang ( benur ), pupuk dan obat- obatan maka akan semakin banyak pula output yang dihasilkan tanpa mempertimbangkan variabel mana yang seharusnya lebih difokuskan untuk dapat meningkatkan produksi dan faktor tehnis budidaya lainnya.

329


No. 2 Desember 2013

Sehingga diperlukan analisa usaha perikanan budidaya bertujuan untuk mengetahui gambaran secara jelas modal atau investasi yang diperlukan untuk operasional suatu usaha kegiatan produksi tambak per musim tanam atau dalam satu tahun. Secara garis besar petani atau pelaku usaha perikanan dapat mengetahui penerimaan dan keuntungan yang diperoleh serta beberapa lama kemungkinan modal investasi tersebut dapat dikembalikan. Hal yang penting dalam usaha tambak adalah mencari keuntungan maksimum dimana secara garis besar diperoleh gambaran di tingkat mana petambak memproduksi udang untuk dapat keuntungan maksimum agar tercapai efesiensi dan efektifitas usaha yang dijalankan. Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis mengemukakan masalah sebagai berikut, “Apakah usaha tambak udang di kampung Pegat Betumbuk kecamatan Pulau Derawan kabupaten Berau memberikan keuntungan maksimum?”

TEORI MIKRO Bekerjanya sistem harga, ekonomi mikro juga dapat melihat alokasi dari sumber daya distribusi pendapatan, tingkah laku dan proses pengambilan keputusan dari berbagai unit individu dalam perekonomian yang terdiri dari rumah tangga, perusahaan dan industri serta hubungan yang terkait diantaranya. Hubungan yang terkait tersebut maka dapat menimbulkan terjadinya arus dimana perseorangan atau rumah tangga untuk mengkonsumsi barang dan jasa, sedangkan perusahaan atau industri memproduksikan barang dan jasa tersebut.

TEORI PRODUKSI Menurut Sugiyanto (2002), proses produksi adalah proses yang dilakukan oleh perusahaan berupa kegiatan mengkombinasikan input (sumber daya) untuk menghasilkan output. Dengan demikian produksi merupakan proses transformasi (perubahan) dari input menjadi output. Konsep produksi merupakan konsep aliran, maksudnya produksi berlangsung pada periode tertentu. 330


No. 2 Desember 2013

Teori produksi adalah prinsip ilmiah dalam melakukan produksi yang meliputi: a. Bagaimana memilih kombinasi penggunaan input untuk menghasilkan output dengan produktivitas dan efisiensi tinggi b. Bagaimana menentukan tingkat output yang optimal untuk tingkat penggunaan input tertentu c. Bagaimana memilih teknologi yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan (Noor, 2007) Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output, perusahaan tidak hanya menentukan input apa saja yang diperlukan, tetapi juga harus mempertimbangkan harga dari input-input tersebut yang merupakan biaya produksi dari output. Biaya produksi sebenarnya cerminan dari produksi, bila produksi merujuk kepada jumlah input yang dipakai dan jumlah fisik output yang dihasilkan, biaya produksi merujuk kepada biaya perolehan input tersebut (nilai uangnya). Biaya produksi sangat penting peranannya bagi perusahaan dalam menentukan jumlah output, sehingga pemahaman tentang konsep dan definisi biaya produksi bagaimana biaya bervariasi dengan berubahnya output dan bagaimana biaya produksi diestimasi secara empiris harus benar-benar dipahami. Menurut Sukirno (2008), biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunkan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya produksi terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap merupakan total rupiah yang harus dikeluarkan perusahaan, walaupun tidak berproduksi, biaya tetap tidak dipengaruhi oleh setiap perubahan kuantitas output. Sedangkan biaya variabelmerupakan biaya yang bervariasi sesuai dengan perubahan tingkat output termasuk biaya bahan baku, gaji dana bahan bakar termasuk pula semua biaya tidak tetap. Dengan demikian secara konsep, maka pengertian biaya adalah sebagai berikut: 1.

Biaya (cost) tidak sama dengan pengeluaran (expense)

331


No. 2 Desember 2013

2.

Biaya (cost) harus menggambarkan kegiatan

3.

Biaya (cost) harus relevan dengan kegiatan yang dilakukan

PENERIMAAN HASIL USAHA Penerimaan merupakan hasil penjualan dari sejumlah output tertentu atau pembayaran yang diterima dari pihak lain. Total penerimaan (total revenue) didefinisikan sebagai penerimaan penjualan yang diperoleh produsen dar hasil penjualan outputnya. Penerimaan

hasil

usaha

tergantung

barang-barang

yang

dapat

diklasifkasikan dan harga jual yang diperolehnya. Tinggi rendahnya harga di pasaran tidaklah selalu tepat dikuasai atau ditentukan oleh pengusaha itu sendiri. Akan tetapi biaya produksi sedikit banyak dapat diatur sendiri. Sejumlah pendapatan yang diterima oleh perusahaan dari menjual barang yang diproduksi dinamakan hasil penjualan total yaitu total revenue. Dengan demikian angka penerimaan penjualan adalah hal yang paling pentingdalam masalah maksimalisasi keuntungan penerimaan produksi total akan ditentukan oleh harga produk dari jumlah produk yang dijual. Penerimaan total adalah merupakan hasil kali antara jumlah yang diproduksi dengan harga yang ditawarkan secara matematis penerimaan total dituliskan sebagai berikut: TR = P. Q Di mana: TR = total revenue (penerimaan total) P = price (harga yang ditawarkan) Q = quantity (jumlah unit barang yang diproduksi) (Andi Supangat, 2009)

KEUNTUNGAN Keuntungan diperlukan agar dapat melanjutkan dan mempertahankan kegiatan usaha yang dijalankan, mendapatkan fasilitas-fasilitas baru, menciptakan

332


No. 2 Desember 2013

lapangan pekerjaan, menambah modal untuk memperbesar usaha atau jasa baru dan yang terpenting adalah mencukupi atau membiayai kebutuhan usaha tersebut. Soekartawi (2002) berpendapat bahwa keuntungan adalah selisish antara penerimaan total dan total biaya yang dikeluarkan. Dalam menjalankan kegiatan usaha, keuntungan tidak bisa timbul dengan sendirinya. Keuntungan merupakan hasil akhir yang muncul dari terpenuhinya permintaan atas barang dan jasa. Oleh karena itu, barang dan jasa harus dapat dihasilkan dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Definisi keuntungan (laba) juga dikemukakan oleh Lipsey, et al. (1995) dalam bukunya Pengantar Mikro Ekonomi sebagai berikut: “Keuntungan adalah selisih antara pendapatan yang diterima dari penjualan dan biaya peluang dari sumbernya yang digunakan untuk membuat barang.”

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Pengertian pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga dapat menetapkan

harga

keseimbangan

(harga

pasar)

dan

jumlah

yang

diperdagangkan.Persaingan pasar sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal karena sistem pasar ini adalah pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan menghasilkan barang dan jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya. Pasar persaingan sempurna merupakan jenis pasar di mana tidak ada pelaku ekonomi yang mempunyai kekuasaan pasar (market power) terhadap harga suatu produk yang homogen. Pembeli (orang yang melakukan permintaan) maupun penjual (orang yang melakukan penawaran) tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga pasar. Mereka hanya bertindak sebagai pengambil harga (price taker) dan bukan sebagai pembuat harga (price maker) seperti pada pasar persaingan tidak sempurna, misalnya monopoli, oligopoli, maupun monopolistik.

METODE

333


No. 2 Desember 2013

Guna memberikan ukuran atau indikator variabel yang akan dibahas dalam penulisan ini, maka secara operasional inidikator-indikator dalam pengukuran variabel yang akan diteliti, yaitu: 1.

Produksi Yang dimaksud produksi ini dalam penelitian ini adalah jumlah produksi budidaya udang yang dihasilkan dalam satu kali panen (umur 3 – 4 bulan) dan dijual dalam satuan kilogram (kg).

2.

Biaya produksi Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan pelaku budidaya untuk pembayaran dalam proses produksi usaha budidaya udang. Biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap, yang dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp).

3.

Biaya tetap (fixed cost) Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan pelaku budidaya untuk pembayaran

input-input

tetap,

yaitu

meliputi

biaya

penyusutan

tambak/pematang, biaya perbaikan alat penangkap panen (jala), perbaikan pintu air, peralatan laboratorium dan lain sebagainya. 4.

Biaya tidak tetap (variabel cost) Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan pelaku budidaya untuk pembayaran input-input variabel yang bervariasi, yaitu biaya pembelian bibit, biaya pembelian pakan, biaya pembelian pupuk dan biaya tenaga kerja.

5.

Penerimaan Penerimaan adalah jumlah produksi budidaya udang dikalikan dengan harganya satu kali panen, yang dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp)

6.

Keuntungan (profit) Keuntungan adalah pendapatan yang diterima oleh para petani budidaya udang yang menjadi responden dikurangi biaya yang dikeluarkan selama satu kali panen, yang dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp).

7.

Keuntungan Maksimum

334


No. 2 Desember 2013

Keuntungan maksimum yang dimaksud adalah jumlah produksi yang harus dicapai dalam satu kali panen agar memberikan keuntungan maksimum, yang dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp). Populasi merupakan salah satu unsur penting dalam penelitian. Populasi adalah sekumpulan objek penelitian yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk memperoleh berbagai data atau informasi yang dibutuhkan. Pengertian populasi dikemukakan oleh Sugiyono (2009) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan

oleh

peneliti

untuk

dipelajari

dan

kemudian

ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani tambak udang di kampung Pegat Betumbuk kecamatan Pulau Derawan Kabupaten Berau. Jumlah petani tambak udang di kampung Pegat Betumbuk adalah sebanyak 160 orang yang dijadikan populasi dalam penelitian ini. Pengertian sampel dikemukakan oleh Sugiyono (2009), bahwa untuk penelitian, sampel adalah bagian-bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel merupakan bagian dari populasi , dalam menentukan besar sampel sebenarnya ada ketentuan mutlak berapa persen atau berapa sampel yang harus diambil dari populasi yang ada. Jumlah populasi petani tambak di kampung Pegat Betumbuk kabupaten Berau berjumlah 160 orang petani. Dalam penelitian ini sampel yang diambil dari petani tambak yang masih aktif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 62 responden (petani tambak udang). Sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sampel peluang (probability sampling). Teknik sampel peluang memiliki berbagai jenis teknik sampel. Salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis sampel acak (simple random sampling), yaitu pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

335


Menganalisis

data,

membahas

dan

menguji

No. 2 Desember 2013

hipotesis

yang

telah

dikemukakan maka, terlebih dahulu menghitung keuntungan untuk memperoleh penghasilan petani tambak udang dengan menggunakan metode produksi sebagai berikut : 1.

Penerimaan Total (TR) dari usaha tambak udang selama satu kali panen, dapat dirumuskan sebagai berikut: TR

=

Q.PQ

(Boediono, 2002)

Di mana : TR

= Total revenue (total penerimaan dari hasil penjualan udang)

Q

= Jumlah hasil panen udang

P

= Harga jual udang

P

= merupakan fungsi permintaan panen petani tambak udang yang diperoleh dengan menggunakan peralatan

statistik

linier

sederhana, yaitu : Q = a – a1P Berarti:

P

a Q  a1 a1

Di mana: Q = Jumlah hasil panen udang P = Harga jual hasil panen udang a = bilangan konstanta a1 = koefisien 2.

Total Biaya Produksi (TC) dari usaha petani tambak udang selama satu kali panen, dirumuskan sebagai berikut: TC

=

TFC + TVC

(Sukirno, 2005)

Di mana: TC

= Total Cost

TFC

= Total Fixed Cost (biaya tetap)

TVC

= Total Variable Cost (biaya tidak tetap)

336


No. 2 Desember 2013

Untuk mengetahui Total Biaya atau Total Cost (TC) maka digunakan persamaan berikut: TC = a + b1Q – b2Q2 + b3Q3 Di mana:

3.

TC

= Total Cost atau Total Biaya Produksi

a

= Bilangan konstanta

b1

= standar koefisen pertama

b2

= standar koefisien kedua

b3

= standar koefisien ketiga

Pendapatan Bersih atau Keuntungan (π) dapat dituliskan persamaan matematis sebagai berikut adalah:

4.

π

= TR – TC

π

= Profit (keuntungan)

TR

= Total revenue (total penerimaan)

TC

= Total cost (total biaya)

(Mankiw, 2000:347)

Menghitung keuntungan maksimum yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Laba : π =

dTR dTC  dQ dQ

Keuntungan maksimum akan tercapai apabila MR = MC

dπ 

dTR dTC  0 dQ dQ

= MR – MC = 0

(Wahyu Hidayat, 2004:96)

Jadi, MR = MC (π) Maksimum 5.

Menghitung Total Revenue Rata-rata, maka digunakan rumus sebagai berikut (Furqon, 2004:80):

X 

x 1  x 2  ...  x n n 1 n Σi 1Xi n

337


No. 2 Desember 2013

Di mana rumus di atas dapat dirubah menjadi:

1 ΣX1 n 1 X 2  ΣX 2 n

X1 

Di mana :

= rata-rata Total Revenue (Total Penerimaan)

X1

= rata-rata Total Cost (Total Biaya) X2 n1 dan n2 = jumlah dari sampel responden 6.

Adapun uji hipotesis yang dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan antara total revenue (total penerimaan) dan total cost (total biaya) secara statistik, maka dapat digunakan uji t (uji beda) dengan rumus sebagai berikut:

t

(X1  X 2 )  (u1  u 2 ) n1n 2 (n1  n 2  2) n1  n 2 n1s12  n 2s 22

Di mana: X 1 = total revenue rata-rata (TR) X 1 = total cost rata-rata (TC)

n1 = jumlah observasi variable X1 n2 = jumlah observasi variable X2 Uji statistik yang telah diuraikan dengan memiliki distribusi t dengan derajat kebesaran sebesar n1 + n2 -2 dengan taraf nyata -0,05 atau 5%. 7.

Metode yang dapat digunakan dalam mencari varians dari masing-masing sampel, maka dapat digunakan rumus sebagai berikut (Furqon, 2004):

S2 

1 ( X1  X )2 n 1

Sehubungan dengan penelitian ini, maka rumus s2 dapat diubah menjadi:

S12 

1 ( X 1  X 1 ) 2 n1  1

S 22 

1 ( X 2  X ) 2 n2  1

Di mana:

338


No. 2 Desember 2013

S12 = varians dari variable Total Revenue (X1)

S 22 = varians dari variable Total Cost (X2)

Pengujian hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan analisis, hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa: Usaha Petani Tambak di kampung Pegat Betumbuk memberikan keuntungan secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : X1  X 2 : usaha petani tambak udang di kampung Pegat Betumbuk memberikan keuntungan atau TR > TC

H 0 : X1  X 2 : usaha petani tambak udang di kampung Pegat Betumbuk tidak memberikan keuntungan atau TR < TC Pengujian hipotesis t dalam penelitian ini memiliki distribusi dengan derajat kebebasan sebesar n -1, serta menggunakan taraf nyata pengujian sebesar 0,05 atau 5%. Kriteria pengujian hipotesis adalah: H0 diterima dan menolak H1 bila thitung Sig > 5% H0 ditolak dan menerima H1 bila thitung Sig < 5% Keuntungan maksimum yang akan tercapai apabila MR = MC

dπ 


= MR – MC = 0 Jadi, MR = MC (π) Maksimum Dengan demikian suatu usaha akan memperoleh laba apabila pengusaha berproduksi pada tingkat dimana MR = MC

339


No. 2 Desember 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN 1.

Penerimaan Total (Total Revenue) Berdasarkan dari data hasil penelitian, penerimaan total usaha petani tambak

udang di kampung Pegat Betumbuk kecamatan Pulau Derawan kabupaten Berau diperoleh dari perkalian antara jumlah hasil produksi (Q) dengan harga jual hasil produksi (P), yang berlaku di lokasi. Keseluruhan penerimaan total (total revenue) dari 62 responden sebesar Rp.4.293.525.000/panen. Penerimaan total rata-rata

X  dari 62 responden adalah : 1

X1  

1  X1 62

1 x Rp. 4.293.525.000 62

= Rp. 69.250.403 Jadi, rata-rata penerimaan total usaha petani tambak udang dari 62 responden adalah Rp. 69.250.403/panen/responden. Berdasarkan dari hasil penelitian, biaya total usaha petani tambak udang di kampung Pegat Betumbuk kecamatan Pulau Derawan kabupaten Berau diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya tidak tetap. Keseluruhan biaya total dari 62 responden sebesar Rp.1.426.898.000/panen, dengan rata-rata biaya :

X2  

1  X2 62

1 x Rp. 1.426.898.000 62

= Rp. 23.014.484 Jadi,

rata-rata

biaya

total

usaha

petani

tambak

udang

adalah

Rp.

23.014.484/panen/responden.

KEUNTUNGAN (Profit) Berdasarkan dari 62 responden, maka keuntungan atau profit (π) usaha petani tambak udang di kampung Pegat Betumbuk kecamatan Pulau Derawan

340


No. 2 Desember 2013

kabupaten Berau diperoleh dari selisih penerimaan total atau total revenue (TR) dengan biaya total atau total cost (TC), yang dirumuskan sebagai berikut: π = TR – TC = Rp. 4.293.525.000 – Rp. 1.426.898.000 = Rp.2.866.627.000 Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa keuntungan atau profit (π) dari 62 responden lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa usaha petani tambak tersebut menguntungkan secara ekonomis. Hasil perhitungan menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh sebesar

Rp.

2.866.627.000/panen

dengan

rata-rata

Rp.

46.235.919/panen/responden. Untuk dapat lebih membuktikan benar atau tidaknya pernyataan tersebut maka digunakan uji hipotesis yaitu uji t (uji beda) sebagai berikut :

t

(X1  X 2 )  (u1  u 2 ) n1n 2 (n1  n 2  2) n1  n 2 n1s12  n 2s 22

Dengan varians adalah:

1 S2  Σ(X  X ) 2 1 n 1 1 1 1 S2  x 2.48184E  16 1 62  1  S 2  4.0686E  14 1 S 2  4.0686E  14 1 S 2  20.170.765,09 1

341


No. 2 Desember 2013

1 S2  Σ(X  X ) 2 2 n 1 2 2 1 S2  1.876.631,05 2 62  1  S 2  30.764,44 2 S 2  30.764,44 2 S 2  175,40 2

Maka:

t

(X  X )  (u  u ) n n (n  n  2) 1 2 1 2 1 2 1 2 n n n s2  n s2 1 2 11 2 2

(62)(62)(62  62  2) 62  62 (62)(20.170.765,09)  (62)(175,4) Dari ciri kritis 69.dengan 249.801taraf ,05 nyata sebesar α = 0,05 dengan derajat kebesaran t 37,82 n1+n2 secara searah. Dari uji t di atas dapat diketahui t hitung (t h) 1.250 .598perhitungan .310,4 t

69.250.403,23  602,18

sebesar 120.426,03 sedangkan 69.249 .801,05 t tabel (tt) sebesar : t x61,50 35.363,80 tt (α ; 1,50 n -1) t  =1.958,21x6

t  120.426,03 = (0,05; 62 -1) =

(0,05; 61)

=

1,6702

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan analisis, hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa Usaha petani tambak udang di kampung Pegat Betumbuk kecamatan Pulau Derawan Kabupaten Berau memberikan keuntungan, secara sistematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : X1  X 2 : usaha petani tambak udang di kampung Pegat Betumbuk memberikan keuntungan atau TR > TC

342


No. 2 Desember 2013

H 0 : X1  X 2 : usaha petani tambak udang di kampung Pegat Betumbuk tidak memberikan keuntungan atau TR < TC Kriteria pengujian hipotesis adalah : H0 diterima dan menolak H1 bila thitung Sig > 5% H0 ditolak dan menerima H1 bila thitung Sig < 5% Berdasarkan data yang diketahui bahwa X 1  X 2 atau nilai thitung > ttabel atau 120.426,03

> (TR > TC) dan

> 1,6702, sehingga dapat disimpulkan H0

diterima dan menolak H1. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan usaha petani tambak udang di kampung Pegat Betumbuk kecamatan Pulau Derawan kabupaten Berau memberikan keuntungan secara nyata dan signifikan. Keuntungan maksimum yang akan tercapai apabila MR = MC

dπ 


= MR – MC = 0 Jadi, MR = MC (π) Maksimum Dengan demikian suatu usaha akan memperoleh laba apabila pengusaha berproduksi pada tingkat dimana MR = MC

SIMPULAN Usaha petani tambak udang di kampung Pegat Betumbuk kecamatan Pulau Derawan Kabupaten Berau memberikan keuntungan sebesar dengan rata-rata Rp. 46.235.919/panen/responden dengan jumlah produksi rata- rata (Ǭ) sebesar 602,18 kg. Untuk mencapai keuntungan maksimum maka petani tambak di Kampung Pegat Betumbuk Kecamatan Pulau Derawan harus berproduksi sebesar

343


No. 2 Desember 2013

produksi sebesar 1.381,60 Kg dengan tingkat keuntungan maksimum sebesar Rp. 106.463.515,61,-/panen/ responden. Uji beda (uji t) pada usaha petani tambak udang di Kampung Pegat Betumbuk Kecamatan Pulau Derawan Kabupaten Berau memberikan keuntungan yang dibuktikan oleh thitung lebih besar dari t tabel atau 120.426,03 > 1,6702. Untuk meningkatkan produksi (output) usaha tambak di Kampung Pegat Betumbuk Kecamatan Pulau Derawan sehingga mencapai keuntungan maksimum dari 602,18 Kg menjadi 1.381,60 Kg maka perlu ditempuh beberapa langkah diantaranya : 1.

Bantuan permodalan dengan suku bunga yang ringan dari pihak perbankan dan bantuan melalui kegiatan yang dialokasikan melalui sumber dana daerah.

2.

Penerapan teknologi tepat guna yang berkaitan dengan tata lakasana pengelolaan lahan tambak dan tehnis perikanan budidaya baik dan benar.

3.

Pengendalian penyakit dan hama yang berkaitan dengan pemeliharaan udang di tambak.

4.

Pergantian air dan pengaturan

sitem pembagian air berkaitan dengan

rendahnya salinitas akibat curah hujan yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. (1999). Laporan Tahunan Perikanan Kabupaten Berau Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Berau, Berau. 41 hlm. Anonim. (2003). Intensifikasi Budidaya Ikan. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Kalimantan Timur, Samarinda. 30 hlm. Anonim. (2004a). Laporan Tahunan Perikanan Kabupaten Berau. Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Berau, Berau. 44 hlm.

344


No. 2 Desember 2013

Anonim. (2004b). Laporan Tahunan Statistik Perikanan Kabupaten Berau. Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Berau, 62 hlm. Anonim. (2004c). Laporan Tahunan Statistik Perikanan Propinsi Kalimantan Timur. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Kalimantan Timur. 31 hlm. Adiningsih Sri, Kadarusman. (2003). Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE. Assauri, Sofyan. (1999). Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada. Bilas, A. Richard. (1989). Teori Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Bishop, C. E. dan W. D. Toussaint. (1979). Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Jakarta: Mutiara. Budiono. (1985). Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada. Dahlia. (2002). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi Tambak Rakyat di Kabupaten Bulungan. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Daniel, M. (2004). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara. Djajaseweka, H. (1985). Pakan Ikan (Makanan Ikan). Jakarta: Yasaguna. Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Furqon. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Ghozali. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

345


No. 2 Desember 2013

Gunawan, B. I. (2005). Pembangunan Budidaya Pertambakan Udang di Wilayah Pesisir dengan Referensi pada Wilayah Delta Mahakam Kalimantan Timur Indonesia. Makalah disajikan pada Konferensi Antar Universiti di BorneoKalimantan ke-1 pada tanggal 29-30 Agustus 2005, Universiti Malaysia Sarawak, Malaysia. Hidayat, Wahyu. (2001). Matematika Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. Heliawati. (2001). Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Usaha Tani Tambak di Kabupaten Pinrang. Makassar: Program Pascasajana Universitas Hasanuddin. Jalaluddin, R. (2002). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Johannes, Handoko. (1983). Pengantar Matematika Untuk Ekonomi. Jakarta: LP3ES. Kee-Chai Chong, and Maura S. Lizaronda. (1981). Input-Output Relationships of Philippine Milkfish Aquaculture. Phillipines: International Center for Living Aquatic Resources Management. Mankiw, N. Gregory. (2000). Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Mubyarto. (1979). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES. Muchdarsyah, S. (1995). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara. Mudjiman. (1981). Budidaya Udang Galah. Jakarta: Penebar Swadaya. Mulyadi. (2005). Ekonomi Perikanan. Yogyakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

346


No. 2 Desember 2013

Murtidjo. (1988). Tambak Air Payau. Yogyakarta: Kanisius. Noer, Ahmad dan Suparmoko. (2003). Matematika Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. Noor, Henry Faizal. (2007). Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa. Nuraini, Ida. (2006). Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: UPT. Penerbitan UMM. Nurgiyantoro, B. Dkk. (2002). Statistik Terapan. Yogyakarta: UGM Press. Pracoyo, Tri Kunawangsih, dan Antyo Pracoyo. (2006). Aspek Dasar Ekonomi Mikro. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Rahardi, F., Regina Kristiawati, dan Nazaruddin. (1993). Agribisnis Perikanan. Jakarta: PT. Penebar Swadaya. Reksoprayitno, Soediyono. (2000). Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE. Richard, G. Lipsey, Paul N. Courant, Douglas D. Purvis dan Peter O. Steiner. (1995). Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Binarupa Aksara. Riyanto, Bambang. (2008). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE UGM. Rosyidi, Suherman. (2003). Pengantar Ekonomi Mikro: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa. Salvatore, Dominick. (2001). Managerial Economics Dalam Perekonomian Global. Jakarta: Erlangga. Samuelson, A. Paul dan William D. Nodhaus. (1985). Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

347


No. 2 Desember 2013

Simanjuntak, P. J. (1983). Produktivitas Kerja, Pengertian, dan Ruang Lingkupnya. Prisma, No. 11/12, Hal 24-23. Sukirno, Sadono. (2008). Mikro Ekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa. Sunaryo. (2001). Ekonomi Manajerial: Teori Pengantar. Jakarta: Erlangga. Supangat, Andi. (2009). Matematika Untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Singgih, S. (2001). Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia. Soekartawi. (1987). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers. Soekartawi. (1994). Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Pembahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta: Rajawali Pers. Soeseno. (1982). Budidaya Ikan dan Udang Dalam Tambak. Jakarta: Gramedia. Soesanto. (2001). Budidaya Ikan dan Udang Dalam Tambak. Jakarta: PT. Gramedia. Sugiarto, dkk. (2000). Ekonomi Mikro: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Sugiyanto, Catur. (2002). Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE. Sutrisno. (1982). Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

348


No. 2 Desember 2013

Widodo. (2003). Analisis Produktivitas Usaha Tambak di Kelurahan Muara Sembilang Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Samarinda: Universitas Mulawarman. Yotopoulus, P. A., And J. B., Nugent. (1976). Economics of Development Empirical and Investigation. New York: Harper and Row Publisher.

349

ANALISIS KEUNTUNGAN MAKSIMUM USAHA TAMBAK UDANG DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DI KAMPUNG PEGAT BETUMBUK KECAMATAN PULAU DERAWAN

Recommend Documents