Lina Syawalina Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester VIII dalam Konsep Terjemahan Indonesia-Perancis di Jurusan Bahasa Perancis STBA YAPARI-ABA Bandung
ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA SEMESTER VIII DALAM KONSEP TERJEMAHAN INDONESIA-PERANCIS DI JURUSAN BAHASA PERANCIS STBA YAPARI-ABA BANDUNG Lina Syawalina Jurusan Bahasa Perancis STBA Yapari-ABA Bandung E-mail:
[email protected]
Abstracts: The ability to translate can be an indicator of foreign languages mastery that learned by the learners. Similarly, students who attend French program in STBA YAPARI-ABA Bandung. They are required to be able to translate texts both from French into Indonesian and vice versa, which is integrated in the subject of French-Indonesian translation (Version) on semesters 3-7, and translation Indonesian-French (Thème) on the 5-8th semester. But in reality, there are many common mistakes made by students, because of a lot of differences between French and Indonesian from its language or cultural setting that is often difficult to translate into Indonesian. This study tries to identify the kinds of errors by using descriptive analytical method. The population includes the translation result of the eighth semester student French Department with the sample of translation characteristics on 8th semester student thesis in French Department of STBA YAPARI-ABA Bandung. As a theoretical framework, the researcher used translation theory from Marianne Lederer (1991) and Daniel Gile (2005). Error type are grouped into three categories, namely: (1) the structure or syntax errors, (2) the comprehension and expression errors (3) Choice of words errors. Keywords: decode , transcode , equivalence , hartial translation and translation discursive Abstrak: Kemampuan untuk menerjemahkan bisa menjadi indikator penguasaan bahasa asing yang dipelajari oleh pembelajar. Demikian pula, siswa yang mengikuti program bahasa Perancis di STBA Yapari-ABA Bandung. Mereka dituntut untuk mampu menerjemahkan teks baik dari Perancis ke Indonesia maupun sebaliknya yang terintegrasi dalam subjek terjemahan PerancisIndonesia (Version) pada semester 3-7, dan terjemahan Indonesia-Perancis (Thème) pada 5semester 8. Namun dalam kenyataannya, terdapat banyak kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa, karena adanya perbedaan antara bahasa Perancis dan Indonesia dari segi bahasa atau budaya yang seringkali sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi jenis kesalahan dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Populasi penelitian yaitu hasil terjemahan mahasiswa semester delapan Jurusan Prancis dengan sampel karakteristik terjemahan pada 8 skripsi mahasiswa semester di Perancis Departemen STBA Yapari-ABA Bandung. Sebagai kerangka teoretis, peneliti menggunakan teori terjemahan dari Marianne Lederer (1991) dan Daniel Gile (2005). Jenis kesalahan dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: (1) struktur atau kesalahan sintaksis, (2) kesalahan pemahaman dan ungkapan, dan (3) kesalahan pemilihan kata. Kata kunci: decode, transcode, kesetaraan, terjemahan hartial dan terjemahan diskursif
98
BARISTA, Volume 3, Nomor 1, Juli 2016
Dalam penelitian ini, kedua bahasa yang dimaksud adalah bahasa pertama adalah bahasa ibu yaitu bahasa Indonesia dan bahasa ke-2 bahasa asing ( Bahasa Prancis). Senada dengan pernyataan Tarigan, Elis dalam Tarigan (2011:61) mengatakan bahwa Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunaka guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu. Salah satu contoh kesalahan kebahasaan adalah kesalahan sintaksik Tarigan (2011: 181) menyatakan bahwa kesalahan sintaksik adalah kesalahan atau penyimpangan struktur, frasa, klausa atau kalimat serta ketidaktepatan pemahaman partikel dan proses penerjemahan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran tidak mudah. Menurut Hoed (2006) “penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa (misalnya bahasa Prancis) ke dalam teks bahasa lain ( misalnya Bahasa Indonesia)” Pernyataan Hoed senada dengan Jakobson dalam Galisson (1970) yang menyatakan bahwa : “La traduction consistant à passer de la parole d’une langue à la parole d’une autre langue, doit recourir à l’analyse des traits pertinents des contextes et des situations correspondantes aux deux paroles, afin de vérifier si elles renvoient bien à la même réalité extra-linguistique. Terjemahan yang menyangkut pengalihan ungkapan dari satu bahasa ke bahasa yang lain sesungguhnya memerlukan analisis tentang ciri-ciri yang jelas yang terdapat dalam konteks dan situasi kedua ungkapan masing-masing bahasa untuk memastikan apakah kedua ungkapan dari kedua bahasa yang berbeda
PENDAHULUAN Dalam proses belajar mengajar khususnya dalam bidang pembelajaran bahasa asing, kegiatan alih kode sebagai wujud dari kemampuan seseorang untuk mengalihkan konsep bahasa ibu (Bahasa Indonesia) ke bahasa sasaran (bahasa asing) merupakan cermin dari keberhasilan seseorang dalam mempelajari bahasa asing itu.Belajar bahasa Prancis bagi orang Indonesia tentu saja akan mengalami hambatan dalam rangka alih kode tersebut, karena Bahasa Indonesia yang dikuasai pembelajar berbeda dengan Bahasa Prancis yang dipelajarinya sebagai bahasa sasaran. Di dalam kurikulum Bahasa Perancis Program S1 STBA YAPARIABA Bandung terdapat mata kuliah yang berkaitan dengan masalah alih kode tersebut, yaitu Terjemahan dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Prancis yang diberikan pada semester 3-7dan Terjemahan dari Bahasa Prancis ke dalam Bahasa Indonesia diberikan pada semester 5-8. Dengan diberikannya mata kuliah tersebut, diharapkan mahasiswa mampu menggunakan Bahasa Prancis sebagai produk proses alih kode dari konsep bahasa ibu (Bahasa Indonesia) ke bahasa sasaran (Bahasa Perancis). Terjemahan Indonesia - Prancis dan Terjemahan Prancis - Indonesia dalam kurikulum Bahasa Prancis dibuat untuk memberi kemampuan secara otomatis pengalihan kode yaitu mengubah konsep penerjemahan dari bahasa ibu ke dalam bahasa sasaran, dan sebaliknya. Menurut Tarigan (2011:60 ) perbedaan kedua bahasa dapat digunakan sebagai landasan untuk memprediksi kesalahan berbahasa yang akan dibuat oleh siswa.Kemudian ternyata bahwa kesalahan berbahasa itu tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari B1 nya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa itu erat kaitannya dengan pengajaran bahasa baik pengajaran B1 maupun B2.
99
Lina Syawalina Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester VIII dalam Konsep Terjemahan Indonesia-Perancis di Jurusan Bahasa Perancis STBA YAPARI-ABA Bandung
mengacu kepada kenyataan ekstra linguistik yang sama. Penguasaan terhadap suatu bahasa yang dipelajari (mempelajari bahasa asing) didasari oleh pengetahuan tentang normanorma bahasa tersebut sebagai kompetensi (competence) dalam penggunaan bahasa.Penerjemahan tentu saja menuntut seorang penerjemah memiliki kompetensi bahasa yang menjadi bahasa sasaran dalam penerjemahannya. Tentu saja dalam hal ini penerjemah telah lebih dahulu menguasai bahasa yang digunakannya sebagai bahasa sumber atau bahasa yang ingin
diterjemahkannya. Dalam hal ini terjadi tahapan proses. Proses awal adalah mengidentifikasi pesan ujaran dari bahasa sumber. Selanjutnya adalah proses mengalihkan kode bahasa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran yang akan menjadi hasil penerjemahan. Proses tersebut berupa kegiatan psikologis untuk menentukan formulasi dari gagasan yang ada pada ujaran dalam suatu konteks. Pola dari proses yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Decode – transcode – ekuivalensi Ket:
Decode Transcode Ekuivalensi
: mengungkap makna pesan : mengalih kode pesan : kesebandingan isi pesan
Proses tersebut di atas didasarkan pada suatu pemikiran tentang analisis penyampaian pesan dari seseorang kepada lawan bicara. Teori encoding dandecoding yang dikemukakan oleh Genouvrier- dan J. Peytard (1970: 15), menjelaskan bahwa untuk pemahaman dari suatu pesan antara penyampai dan penerima keduanya harus mengenal kode yang sama.Prinsip seperti ini dapat ditransfer ke dalam proses penerjemahan dengan mengacu kepada referent textual. Ada dua bentuk penerjemahan sebagai kategori ditinjau dari pendekatan pengidentifikasian pesan ujaran, yaitu terjemahan hartial dan terjemahan discursive.Terjemahan hartial berupa tafsiran kata per kata, dan terjemahan discursive barupa tafsiran runtutan arti secara menyeluruh dan logis. Pada penerjemahan keduanya bisa terjadi, artinya terjadi proses awal pada tatanan kata kemudian dipadukan dalam keseluruhan pesan dengan referensi
endofora atau eksafora (di dalam teks atau di luar teks). Dalam prakteknya ada beberapa kemungkinan pada terjemahan yang mengacu kepada nuansa ekuivalensi seperti: (1) pilihan kata; (2) signifikansi ekspresi; (3) struktur. Analisis tentang kesalahan penerjemahan atau alih kode mempunyai alasan untuk : 1. memperolah data yang dapat digunakan untuk membuat simpulansimpulan mengenai tujuan pemaparan hasil proses belajar-mengajar bahasa asing, khususnya Bahasa Prancis. 2. memberikan masukan kepada para dosen yang mengajar terjemahan atau Traduction bagian mana dari bahasa sasaran yang sukar untuk mencari ekuivalensi makna dari bahasa ibu, dalam hal ini Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Perancis. Dalam situs http://l’encyclopedilibre /internet/http/fr.wikipedia.org/wiki
100
BARISTA, Volume 3, Nomor 1, Juli 2016
sorte que les deux textes signifient la même chose), tout en tenant compte d’un certain nombre de contraintes (contexte, grammaire, etc), afin de le rendre compréhensible pour des personnes n’ayant pas de connaissance de la langue source et n’ayant pas la même culture ou le même bagage de connaissances.
dinyatakan bahwa : “Traduction est un processus de traduction consistant trois phrases successives: (1) comprehension : assimilation du sens véhiculé par un texte, du vouloir d’un auteur, (2) deverbalisation : oubli des mots et conservation du sens : "Operation par laquelle un sujet prend conscience du sens d’un message en perdant conscience des mots et des phrases qui lui ont donné corps", (3) réexpression : reformulation du vouloir dire en langue cible
[Menerjemahkan adalah menginterpretasikan (menafsirkan) makna suatu teks dalam satu bahasa (bahasa sumber), dan menghasilkan sebuah teks yang mempunyai makna dan efek setara terhadap pembaca yang berbeda bahasa dan budayanya.Sampai tahap ini, penerjemahan menjadi kegiatan manusia yang esensial. Upaya untuk menerjemahkan secara otomatis sebagai bentuk informatik seperti menggunakan komputer adalah merupakan penunjang bagi penerjemahan].
[Proses terjemahan mempunyai tiga tahap sebagai berikut ini: (1) pemahaman, yaitu asimilasi makna melalui teks, sesuai yang diinginkan penyaji, (2) deverbalisasi, mengidentifikasi makna tanpa memperhatikan arti kata: “Suatu proses pengidentifikasian makna pesan dengan mengenyampingkan kata atau kalimat yang berisi pesan itu”, (3) reekspresi, yaitu kembali memformulasikan maksud dalam bahasa sasaran]. Menurur Lederer (1994), “La traduction est le fait d’interprer le sens d’un texte dans une langue (langue source, ou langue de départ), et de produire un texte ayant un sens et un effet équivalents sur un lecteur ayant une langue et une culture différentes (langue cible, ou langue d’arrivée).Jusqu’ici, la traduction est restée une activité essentiellement humaine. Des tentatives ont cependant été faites pour automatiser et informatiser la traduction (traduction automatique), ou pour utiliser les ordinateurs comme support de la traduction humaine (traduction assistée par ordinateur). Le but de la traduction est d’établir une équivalence entre le texte de la langue source et celui de la langue cible (c’est-à-dire faire en
Tujuan penerjemahan adalah mencari ekuivalensi antara teks bahasa sumber dan bahasa sasaran (yakni menciptakan dua teks yang menyatakan maksud yang sama), tentu saja dengan mengindahkan sejumlah kendala (konteks, tata bahasa, dan lain-lain) supaya terjemahannya pas dan dapat dipahami oleh pembaca yang tidak menguasai bahasa sumber dan mempunyai budaya yang berbeda serta pengetahuan yang kurang memadai. 1. Kesalahan Pemahaman Ekspresi Kesalahan ekspresi terjadi karena mahasiswa keliru menafsirkan makna ungkapan atau belum mengenal ekspresi sebagai idiom atau ungkapan bermakna khas (spesifik), misalnya:
Bahasa Indonesia Jalan masuk ke objek turis relatif mudah. Penerjemahan salah Bahasa Perancis La d’aksessibilitas à l’object de tourisme est relative facile. Penerjemahan seharusnya La voie d’accès au site touristique est relativement facile
101
Lina Syawalina Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester VIII dalam Konsep Terjemahan Indonesia-Perancis di Jurusan Bahasa Perancis STBA YAPARI-ABA Bandung
Pada kalimat di atas, ungkapan jalan masuk dalam bahasa Perancisnya yang sudah baku la voie d’accès, diterjemahkan jadi La d’aksessibilitas. Hal ini merupakan tafsiran keliru dari ungkapan khusus.
2. Kesalahan Pemilihan Kata Kesalahan pemilihan kata terjadi karena mahasiswa keliru memilih kata yang sesuai dengan makna konteks. Penerjemahan mengalami pergeseran arti kata bahasa sumber atau kata berpolisemi, misalnya
Bahasa Indonesia Keadaan alam Bandar Lampung adalah campuran antara daerah pantai dan dataran tinggi Penerjemahan salah La condition de la nature Bandar Lampung est melangé entre region de la plage et region de l’hauteurs Penerjemahan yang seharusnya La condition de la nature de Bandar Lampung varie du littoral au plateau. Pada kalimat di atas, penggunaan kata-kata "melangé" dari kata "la région de la plage", "la région de l’hauteur" bukan acuan untuk kata Campuran = melange Daerah pantai = la région de la plage Dataran tinggi = la région de l’hauteur yang seharusnya Varie – untuk kata campuran Le littoral – untuk daerah pantai La plateau – untuk dataran tinggi
Selain kesalahan-kesalahan yang disebutkan terdahulu yang merupakan pola dasar pengalihan kode dalam struktur wacana terdapat pula kesalahan semantis
yang merupakan kekeliruan tafsiran dalam konsep berkaitan dengan konteks wacana, misalnya tentang penggambaran (deskripsi) keadaan sebagai berikut ini.
Untuk melihat lebih teliti bentuk dunia pariwisata di Propinsi Lampung, orang dapat membayangkan seperti memandang langit, beragam warna yang sangat bagus dan menyenangkan…. Penerjemahan salah Pour observer la forme du monde touristique en province de Lampung est tout à fait comme on regarde ciel. Toutes sortes de couleurs est très beau et satisfaire. Penerjemahan seharusnya Pour observer la forme du monde touristique dans la province de Lampung on peut imaginer le ciel, toutes sortes de couleurs sont très belles et agréables.
Pada wacana kalimat di atas, ada gagasan perbandingan antara keragaman dalam dunia pariwisata di Propinsi Lampung dengan tebaran bintang di langit. Ada penggambaran dengan cara
membayangkan, karena itu perlu kata yang sesuai yaitu "imaginer". Mahasiswa semester VIII Jurusan Bahasa Prancis diharuskan membuat skripsi dalam Bahasa Prancis.Mereka terlebih dahulu menyusun materi skripsi
102
BARISTA, Volume 3, Nomor 1, Juli 2016
kebahasan yang memadai baik bahasa prancis maupun bahasa Indonesia sehingga diharapkan mampu menerjemahkan baik ke dalam bahasa Indonesia maupun ke dalam bahasa Prancis dengan baik dan benar ; 2. sampel yang diambil sebanyak 5 pengerjaan skripsi dari pengalihan teks dalam Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Perancis; 3. sampel yang diambil berasal dari mahasiswa yang sedang menyusun skripsi Tahun Akademik 2012/ 2013, dari angkatan yang berbeda. Pemilihan dari pengolahan data ini dilakukan untuk mempermudah menganalisis data dan pengambilan langkah yang harus dilakukan berdasarkan hasil-hasil penelitian mengingat mahasiswa semester VIII adalah tolok ukur dari pencapaian pengajaran dalam program S1 yang mereka ikuti. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis kesalahan apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa pada saat menerjemahkan teks Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Prancis karena data-data yang diperoleh berupa hasil langsung sebagai suatu fenomena yang sangaja terjadi di lapangan maka metode yang dipakai adalah metode deskriptif.Hal ini sesuai dengan pendapat Subino (1999: 5). Surachmad (1985:169) menyatakan bahwa metode deskriptif memiliki ciri-ciri:
dalam Bahasa Indonesia. Penyusunan materi dalam Bahasa Indonesia dimaksudkan agar inti permasalahan dan teknik penyusunan sesuai dengan persyaratan penulisan ilmiah.Setelah itu mahasiswa menyusun skripsi itu kembali dalam Bahasa Perancis.Dalam kegiatan inilah terjadi pengalihan kode. Dalam proses pengalihan kode inilah sering terjasi kesalahan. Oleh karena itu, penulis mencoba meneliti kesalahan-kesalahan apa yang terutama dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Bahasa Prancis STBA Yapari – ABA Bandung. METODE Dalam suatu kegiatan ilmiah ada tiga komponen linguistik yang harus diperhatikan, yaitu 1) objek sasaran khusus yang berupa tutur atau berwujud bahasa tutur, 2) kerangka pikiran mengenai bahasa, dan 3) dugaan mula mengenal asas tertentu yang mengatur aspek tertentu bahasa tertentu. Untuk menjadikan ketiganya teguh dan berkembang ada unsur keempat yang harus dipenuhi, yaitu metode sebagai sarana yang harus ditempuh oleh linguis dalam menuju pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur kerja bahasa tersebut ( Djajasudarma, dan Sudaryanto, 1992). Dalam penelitian ini digunakan data tulis sebagai sumber data dengan metode deskriptif. Sumber data penelitian adalah mahasiswa-mahasiswa Jurusan Bahasa Prancis semester VIII yang sedang membuat skripsi program S1. Penelitian sumber data ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : 1. mahasiswa-mahasiswa tersebut telah mengikuti kuliah terjemahan dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Prancis (Thème) selama 4 (empat) semester dan terjemahan PrancisIndonesia ( version) selama 5 (lima) semester dengan asumsi bahwa mereka telah menguasai konsep
1. memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah actual; 2. data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis, karena itu metode ini disebut juga metode analisis.
Djajasudarma (1992:75) menyatakan bahwa metode deskriptif semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena-fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya sehingga apa yang
103
Lina Syawalina Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester VIII dalam Konsep Terjemahan Indonesia-Perancis di Jurusan Bahasa Perancis STBA YAPARI-ABA Bandung
dihasilkan benar-benar apa adanya. Dari beberapa batasan di atas, peneliti menganggap bahwa penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini sudah tepat. Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan menganalisis terjemahan dari skripsi mahasiswa semester VIII dan langkahlangkah yang diambil adalah: 1. menelaah kalimat dalam teks Bahasa Indonesia, dalam skripsi yang dibuat oleh mahasiswa; 2. mengidentifikasi kesalahan pada kalimat yang diterjemahkan; 3. mengubah kalimat yang salah menjadi yang benar; 4. mengklasifikasi jenis kesalahan; 5. setiap kesalahan dicatat dalam kelompok kategori. Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan menganalisis skripsi mahasiswa (semester VIII) yang sedang dibimbing untuk ujian akhir atau sidang. Langkah yang diambil adalah mengoreksi penerjemahan yang dilakukan mahasiswa dari skripsi dalam Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Perancis.
dalam menerapkan berbagai bentuk kaidah Bahasa Perancis, seperti kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menerapkan berbagai bentuk kaidah bahasa Perancis, seperti kesalahan menulis kata, frasa, hubungan antara dalam frasa, klausa dan kalimat. 2. kesalahan pemahaman ekspresi, yaitu kesalahan mengidentifikasi makna sesuai dengan konteks, dalam mengekspresikan ide yang terdapat dalam Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Perancis berkaitan dengan pemilihan kata, ungkapan-ungkapan yang sesuai dengan acuannya. 3. kesalahan pemilihan kata, yaitu kesalahan mengambil padanan kata untuk terjemahan kata tertentu; ini terjadi karena kata yang digunakan berpolisemi. Pada ketiga pengelompokan tersebut akan terlihat ragam atau variasi kesalahan pada penerjemahan yang dilakukan oleh mahasiswa. Untuk lebih jelasnya, peneliti akan membahas kesalahan penerjemahan oleh mahasiswa tersebut beserta penyebab yang memicu terjadinya kesalahan tersebut. Dari data yang diperoleh, kesalahan sintaksis atau struktur dalam penerjemahan dapat dikelompokkan dalam:
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data menunjukkan bahwa kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menerjemahkan Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Perancis dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu : 1. kesalahan struktur atau sintaksis, yaitu kesalahan yang dilakukan mahasiswa
1. Kesalahan penempatan sintagme Dalam hal ini kesalahan terjadi karena pengalihan dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Prancis mengalami transformasi morfemis.
Misalnya: transformasi adverbial Bahasa Indonesia Lampung sangat strategis ditinjau secara geografi Penerjemahan salah (Bahasa Perancis) Lampung est trés strategique a observé ll’geografis Penerjemahan seharusnya (Bahasa Perancis) Lampung est géographiquement stratégique
104
BARISTA, Volume 3, Nomor 1, Juli 2016
Dalam kalimat di atas, pengalihan geografis menjadi geographiquement (adverbe dari geographique). SN + SV + (adv) + (adj) SN : sintagme nominal SV : sintagme verbal ADV : adverbe Adj : adjectif 2. Kesalahan identifikasi pronominal Dalam hal ini kesalahan terjadi karena penerjemah keliru mengidentifikasi pronomina berkaitan dengan verba. Misalnya : penyesuaian verba (déclinaison) Bahasa Indonesia Meningkatkan pengetahuan tentang sejarah dan budaya yang merupakan disiplin ilmiah Penerjemahan salah (Bahasa Prancis) Déveloper la connaissance de l’histoire et de la culture est l’un des disciplines Penerjemahan seharusnya (Bahasa Prancis) Développer la connaissance de l’histoire et de la culturesont les disciplines scientifiques Dalam kalimat di atas … pronomina adalah orang ketiga ( …..personne), jadi verbe "être" seharusnya "sont" (jamak) bukan "est" (tunggal)
3. Kesalahan sistem dalam (intrasistem) Misalnya : Bahasa Indonesia Hasil pertanian selalu kita temui dalam perdagangan di Bandar Lampung Penerjemahan salah (Bahasa Prancis) Le produit agricole est souvent nons nons somme trouvé et fait le commerce dans Bandar Lampung Penerjemahan seharusnya (Bahasa Prancis) Le produit agricole se trouve souvent au commerce de Bandar Lampung Dalam kalimat di atas, kesalahan terjadi karena kurang memahami formulasi susunan unsur kalimat sebagai pola dasar sistem dalam (intrasistem). Pola dasar : Sn + SV + circ Le produit agricolese trouveau commerce de Bandar Lampung Sn : sintagme nominal Sv : sintagme verbal Circ : circonstanciel Untuk memberikan gambaran formulasi kalimat dasar Bahasa Prancis, berikut ini ditampilkan urutan kalimat dengan pola sintagme (Genouvrier, dan Peytard,1970).
105
Lina Syawalina Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester VIII dalam Konsep Terjemahan Indonesia-Perancis di Jurusan Bahasa Perancis STBA YAPARI-ABA Bandung
1.
SN + Vi (CIRC) [Vi = verbe intransitif] Mon jeune frère a couru dans le jardin 2. SN + Vi + SN (CIRC) En automne, le fermier laboure son champ La phrase passive est dérivé de cette structure ; ce n’est pas une phrases de base 3. SN + Vt + SN Prep (CIRC) A l’école, l’enfant obéit à son maître 4. SN + Vt + SN + SN Prep (CIRC) Hier, le boucher a donné un os à mon chien Cette structure recouvre certains « compléments d’attribution » de la tradition, appelés plus justement ailleurs « compléments d’objet second » 5. SN + V être + Adj SN (b) (CIRC) SN Prép (c) (a) En été, le ciel est bleu (b) Mon père est un chasseur acharné (c) Il est à Paris depuis huit jours V être doit se lire : verbe « être » et ceux qui commutent avec lui dans la mêmestructure – On ne confondra pas dans la phrase (c) le SN prép fondamental de la structure :à Paris et le circonstanciel (également SN prép) depuis huit jours. – Par ailleurs, ce qui’il est convenu d’appeler les phrases à attribut de l’objet direct pourraient être considéré comme dérivées de deux phrases de base (section 2 et 5 de ce tableau) : – Nous avons élu Pierre. – Pierre est chef de classe. – Nous avons élu Pierre chef de la classe. – Enfin, les phrases à verbe avoir pourraient s’étudier parallèlement aux phrases à verbe être considérées comme dérivées de deux phrases à verbe être : V Intransitif(Genouvrier dan J, Peytard ,1970 :168) 6. V impersonnel. (CIRC) Il pleut depuis huit jours. – Il pleut des cordes. N.B. – Ces verbes posent de multiples problèmes que nous ne pouvons envisager ici ; signalons seulement que les uns sont toujours impersonnels et servent à former des phrases de base (ainsi : il neige, il tonne, il faut, il fait chaud/froid/doux, etc.) ; les autres entrent dans des phrases dérivées (ainsi : de la pluie tombe ´ il tombe de la pluie : on dit bien des mensonges ´ il se dit bien des mensonges, etc. 7. Présentatif + suite de présentatif (CIRC) Voici des pommes. – Voilà mon père. C’est mon père. – Il y a du pain sur la table Hasil analisis data temuan penelitian peneliti susun dalam bentuk tabel sebagai berikut.
106
BARISTA, Volume 3, Nomor 1, Juli 2016
Tabel 1. Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Penerjemahan Indonesia-Perancis No. 1 2 3
4
5 6
7 8
9
10
11
Bahasa Sumber Untuk melakukan sebuah penelitian yang baik, … Kami mengorganisir skripsi ini
Kesalahan Mahasiswa Pour attendre bonne recherche
Nous organization ce mémoire Metode penelitian yang La méthode du dipakai adakah metode recherché utilisé penelitian deskriptif. est la méthode descriptif. Les moyens de Transportasi public yang banyak digunakan transport utilizes à di Kabupaten Subang Kabupaten menjadi salah satu Subang est factor penting dalam devenus les kehidupan sehari-hari masyarakat Subang facteurs importants. dans la vie quotidienne des habitants de Subang. Tidak adanya La vacance de kekuasaan. pouvoir Situasi geografis La situation Subang, disebelah géographie de selatan dibatasi oleh Subang au sud a la limite avec …. Kota Subang Subang, La ville de disebelah timur Subang au l’est berbatasan dengan, … avec... Daerah Subang yang La region de terdiri dari Subang qui pengunungan, … compose de sangat sejuk montagnes, est frais Kabupaten Subang Kabupaten sudah mengembangkan Subang a kehidupan ekonomi dévellopé la vie dibidang industri dan economique dans kepariwisataan. le domaine l’industri et le touristique Kita dapat melihat On peut voir des jenis-jenis seni yang genres d’art qui terdapat di Jawa Barat se trouve à Java – Ouest Pada saat jaman L’époque
107
Koreksi Pour faire une bonne recherche, …
Analisis Kesalahan Pemilihan kata
Nous organisons ce mémoire
Struktur kalimat
La méthode de recherche utilisée est la méthode descriptive
Struktur kalimat
Les moyens de transport utilisés à Kabupaten Subang sont devenus les facteurs importants dans la vie quotidienne des habitants de Subang
Struktur kalimat
L’absence de pouvoir
Pemilihan kata
La situation géographique de Subang, au Sud est limitée par … La ville de Subang à l’Est, est limitée par …
Interferens
La region de subang qui est composée de montagnes est très fraise
Ortografi dan struktur kalimat
Kabupaten Subang a dévelloppé la vie économique dans le domaine de l’industrie et celui du tourisme.
Ortografi dan struktur kalimat
On peut voir dans les genres d’art qui se trouvent à Java – Ouest
Struktur kalimat
A l’’époque coloniale
Struktur kalimat
Interferens dan struktur kalimat
Lina Syawalina Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester VIII dalam Konsep Terjemahan Indonesia-Perancis di Jurusan Bahasa Perancis STBA YAPARI-ABA Bandung
penjajahan dimana perkebunan teh dikuasai oleh Inggris,...
12
13
14
15
16
coloniale, où les plantations du thé ont été occupée par les Anglais Daerah ini terdiri dari Cette region se daerah pegunungan dan compose de daerah pantai. montagne et de la plages Objek wisata tersebut Ces site bukan hanya air terjun touristiques ne dan pantai tetapi juga sont pas ada sumber air panas. seulement la cascade et la plage mais aussi les souces thermals Objek wisata ini Ce localité est terletak 500 mètres situé à 500 dibawah permukaan mètres aulaut. dessus de niveau de la mer Objek wisata Pondok Le site Bali terletak di .... touristique Pondok Bali est une plage est situé Village Curug Temperature Desa Agung ,sa Curug Agung berkisar temperature est 20º C environ 20 º C
17
Temperatur berkisar antara 19 º C - 21º C
18
Nama Cijalu ada kaitannya dengan nama seorang pahlawan dalam legenda. Sunda Hutan kota Subang yang dikelilingi pohon pinus, sangat mengagumkan. Air dari kedua curug tersebut mengalir ke sungai Cikondang.
19
20
21
Objek wisata Curug Cijalu adalah sebuah daerah untuk camping.
La témpérature entre 19 º C et 21º C 19 C - 21 C Le nom Cijalu a une correspond avec une légende d’un héro La Forêt de la ville de Subang entourée des pins sont magnifique. L’eau de deux cascades coulaient à rivière Cikondang Du site touristique Curug Cijalu
108
où les plantations du thé étaient occupées par les Anglais,... Cette region se compose de montagnes et de plages
Struktur kalimat
Ces sites touristiques ne sont pas seulement des cascades et une plage, mais aussi des sources thermales
Ortografi dan struktur kalimat
Cet objet de tourisme est situé à 500 mètres au-dessus du niveau de la mer
Pemilihan kata dan struktur kalimat
Le site touristique Pondok Bali est une plage située à…
Struktur kalimat
La témpérature de Village de Curug Agung, est de 20 º C environs La temperature varie de 19 º C à 21º C
Struktur dan gaya kalimat
Le nom de Cijalu correspond à la légende d’un héro sundanais La Forêt de la ville de Subang entourées des pins est magnifique.
Interferens
L’eau de ces deux cascades coulaient à la rivière de Cikondang
Struktur kalimat
le site touristique Curug Cijalu c’est un endroit pour faire du
Struktur kalimat
Struktur kalimat
Struktur kalimat
BARISTA, Volume 3, Nomor 1, Juli 2016
22
Pada tahun 1978, Desa Cipaneur mulai membenahi Curug Cijalu.
23
Pada tahun 1982, Kepala Desa Cipaneur memberikan sebuah nama baru. dengan sebutan ....
24
Harga tiket masuk di objek wisata tersebut adalah....
25
Dari tahun 2002- 2004
26
Fasilitas-fasilitas yang ada di objek wiata Curug Cijalu sont
27
Curug Cijalu mempersiapkan beberapa daya tarik wisata lainnya. Harus meningkatkan fungsi dan status jalan.
28 29 30
Sangat sulit untuk pergi kesana. Kehidupan ekonomi daerah berdasarkan….
31
....Curug Cijalu dengan kekayaan alamnya dapat mengembangkan wilayahnya di sektor kepariwisataan.
32
Kantor Pelayanan Daerah mempunyai fungsi memelihara sumber-sumber alam di daerah tersebut
c’est un endroit pour faire du camping En 1978, de villages Cipaneur a commencée aménager Curug Cijalu En 1982, le chef de village Cipaneur a donnée le nouveau un nom s’appelle … Le prix de billet pour entrer dans ce site touristique est de … En 2002 juaqu’à 2004 Les facilités fait au site touristique Curug Cijalu sont Curug Cilaju prepare outré attrait touristique Il faut élever la fonction et le statut des routes Il est difficle y aller La vie économique régionale qui fondée sur … … Curug Cijalu et ses richesses naturelles peut être centre de développement touristique … Le bureau du service forentier qu’une function de la conservation de source naturel
109
camping En 1978, le village de Cipaneur a commencé aménager Curug Cijalu
Struktur kalimat
En 1982, le chef de village de Cipaneur a donné un nouveau nom appelé....
Struktur kalimat
Le prix du billet pour entrer dans ce site touristique est de…
Struktur kalimat
De 2002 à 2004…
Struktur kalimat
Les facilités disponibles au site touristique Curug Cijalu sont .....
Pemilihan kata
Curug Cilaju prépare d’autres attraits touristiques
Struktur kalimat
Il faut améliorer la fonction et le statut des routes Il est difficle d’y aller
Pemilihan kata
La vie économique régionale fondée sur …
Struktur kalimat
… Curug Cijalu ayant les richesses naturelles peut développer ces régions dans le secteur du tourisme
Struktur dan gaya kalimat
…lebureau du service forentier a pour fonction de conserver les sources naturelles
Struktur dan gaya kalimat
Struktur kalimat
Lina Syawalina Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester VIII dalam Konsep Terjemahan Indonesia-Perancis di Jurusan Bahasa Perancis STBA YAPARI-ABA Bandung
33
Sebagai Negara kepulauan yang kaya akan ragam kebudayaan
34
Kebanyakan warga negara asing adalah orang cina
35
Banyak penduduk Bangka Belitung bekerja di sektor pariwisata.
36
3 rumah sakit umum
37
1 rumah sakit jiwa
38
Jalan masuk ke objekisata relatif mudah
39
Keadaan alam Bandar Lampng adalah campuran antara daerah pantai dan dataran tinggi
Comme Etat d’Archipel riches de variété culturels ,...
Comme pays d’archipel ayant beaucoup de richesses culturelles variées, ..... . Le nombre de La plupart des citoyens citoyen étrangère étrangères sont les sont donnés par chinois le chinois Beaucoup d’habitants Il y a beaucoup de Bangka Belitung d’habitants de Bangka Belitung travaillent au secteur qui font devoir le touristique secteur touristique. 3 hôpitals 3 hôpitaux géneraux générales 1 hôpital de 1 hôpital psychiatrique mentale L’aksessibilitas à La voie d’accès au site l’objet de touristique est tourisme est relativement facile relatif facile La condition de La condition de la la nature de nature de Bandar Lampung BandarLampung varie est mélangé du littoral au plateau entre région de la plage et région de hauteur
Struktur kalimat dan pemilihan kata
Struktur kalimat
Gaya kalimat
Pemilihan kata Pemilihan kata Pemilihan kata dan struktur kalimat Pemilihan kata dan struktur kalimat
terhadap makna sesuai dengan konteks, sehingga tidak terjadi kekeliruan seperti kesalahan yang dilakukan mahasiswa. Dalam bidang semantik, pengalihan gagasan dalam bahasa ibu tidak terungkap dengan pas dalam Bahasa Prancis karena terjadi kesalahan penggunaan kata dengan tafsiran yang keliru.
SIMPULAN Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik beberapa simpulan bahwa dalam bidang sintaksis terdapat kesalahan penempatan unsur kalimat berkaitan dengan penentuan kelas kata (natur), artinya mahasiswa tidak dapat secara morfologis mengenal bentuk gramatikal dari kata yang digunakan, dan kesalahan pada pengidentifikasian verba sebagai unsur dasar pembentuk kalimat. Kesalahan yang lain ialah pengalihan ungkapan. Mahasiswa belum mengenal ungkapan Bahasa Prancis sebagai ekuivalensi dari ungkapan Bahasa Indonesia dengan signifikasi yang sama, dari pemilihan kata merupakan hal menuntut pemaparan
DAFTAR PUSTAKA Djajasudarma, T. F. (1992). Metode Linguistik, Rancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Ersco. Djajasudarma, T. F.(1993). Semantik I dan II.Bandung: Ersco.
110
BARISTA, Volume 3, Nomor 1, Juli 2016
Genourier, E., & Peytard, J. (1970). Linguistique et Enseignement du français. Paris: Larousse Francis, V. (1975). Expression e Communication (2 edition). Paris : Armand Colin. Gile, D. (2005). La traduction : La compétence, l’apprendre. Paris : Presses Universitaires de France. Guidère, M. (2010). Introduction à la traductologie : penser la traduction hier, aujourd’hui et demain.Bruxelles : de Boeck. Keraf, G.(1990). Linguistik Bandingan Tipologis.Jakarta : PT Gramedia. Lederer, M., & Israel, F. (1991). La liberté en traduction. Actes du Colloque International tenu à l’E.S.I.T.Paris : Didier Érudition. Lederer, M. (1994). La traduction aujourd’hui. Paris : Hachette.
Galisson, R., & Coste, D. (1976). Dictionnaire de Didactique des Langues. Paris : Librairie Hachette. Subino.(1999).Bimbingan Skripsi.Bandung : STBA YAPARI-ABA Bandung Surachmad,W.(1985).Pengantar Penelitian Ilmiah.Bandung: Tarsito. Tarigan, H.G.(2011). Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.Bandung : Angkasa. http ://www.larousse.com/ en/ dictionnaires/français/ traduction/78911. http://l’encyclopedilibre/internet/http/fr.wi kipedia.org/wiki UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pula kepada dewan redaksi Jurnal Barista atas pemuatan artikel hasil penelitian ini.
111