ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI ELEKTROKIMIA MELALUI MODEL OPEN-ENDED PROBLEMS Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Oleh: IKA HUMAEROH NIM.1111016200016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
i
ii
iii
ABSTRAK Ika Humaeroh, NIM. 1111016200016. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Elektrokimia melalui Model Open-Ended Problems. Skripsi. Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan mengetahui ketercapaian aspek kemampuan berpikir kreatif siswa dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi elektrokimia melalui model open-ended problems. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 4 SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 28 orang. Data penelitian diperoleh dari lembar observasi, tes, dan wawancara. Pada penelitian ini, pencapaian kemampuan berpikir kreatif siswa difokuskan pada tiga aspek berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, dan originality. Hasil penelitian berdasarkan lembar observasi menunjukkan bahwa aspek kemampuan berpikir kreatif siswa pada aspek fluency, flexibility dan originality masing-masing mencapai kategori baik, kategori cukup, dan kategori cukup. Sementara berdasarkan hasil tes open-ended, aspek fluency, flexibility dan originality masing-masing dapat dicapai dengan kategori baik, cukup, dan cukup. Tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa hanya dapat dicapai pada kategori sangat kurang, kurang, dan cukup. Jumlah siswa pada masing-masing tingkatan kategori berpikir kreatif tersebut adalah 10 orang pada kategori sangat kurang, 17 orang pada kategori kurang dan 1 orang pada kategori cukup. Jika dikonversi ke dalam bentuk presentase, 35,71% siswa mencapai kategori sangat kurang, 60,71% siswa pada kategori kurang dan 3,57% siswa pada kategori cukup. Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif, Model Open-Ended Problems, Elektrokimia
iv
ABSTRACT Ika Humaeroh, NIM 1111016200016. The Analysis of Students’ Creative Thinking Ability on Electrochemistry through Open-Ended Problems Model. Skripsi. Chemistry Education Program. Science Department. Faculty of Tarbiya and Teachers’ Training. Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta.
This research is aimed to find out students’ achievement in creative thinking ability and to know the level of their ability in creative thinking on electrochemistry through open-ended problems model. The method used in this research is Descriptive Study. The sample of this research is 12 grade students of IPA 4 of SMAN 3 South Tangerang that consists of 28 students. The data of this research was acquired from observation sheet, test and interview. In this research the achievement of students’ creative thinking ability was focused on three aspects of creative thinking: fluency, flexibility and originality. The result of observation sheet showed that students’ achievement on fluency is good, flexibility is sufficient and originality is sufficient. Meanwhile, based on the open ended test result showed that students’ achievement on fluency is good, flexibility is sufficient and originality is also sufficient. Level of students’ ability in creative thinking only can be achieved on very lower, lower and sufficient category. The amount of students in every level of those categories are 10 students on very lower category, 17 students on lower category, and 1 student on sufficient category. If the result is converted into percentage, it was 35,71% students on very lower category, 60,71% students on lower category and 3,57% student on sufficient category.
Keywords:
Creative Thinking Electrochemistry
Ability,
v
Open-Ended
Problems
Model,
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim, Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa menuntun kita menuju jalan yang diridhoi oleh-Nya. Atas segala rahmat, karunia dan pertolongan-Nya, serta bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulaah Jakarta. 3. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus Dosen Penguji I yang telah memberikan banyak pengarahan serta bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Dedi Irwandi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan banyak pengarahan, bimbingan serta motivasi kepada penulis. 5. Ibu Nanda Saridewi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan banyak pengarahan, bimbingan serta motivasi kepada penulis. 6. Ibu Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd selaku validator yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran kepada penulis. 7. Bapak Adi Riyadhi, M.Si selaku validator yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran kepada penulis. 8. Ibu Luki Yunita, M.Pd. sebagai Dosen Penguji II yang telah memberikan banyak pengarahan serta bimbingan kepada penulis. vi
9. Staf Tata Usaha dan Guru-guru SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang telah banyak memberikan kontribusi selama penelitian. 10. Ibu Wiwin Purwi Indayati, M.Pd. selaku guru kimia SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sekaligus Wakasek bidang Kurikulum yang selalu memberikan semangat serta banyak membantu dalam keberlangsungan proses penelitian. 11. Siswa dan siswi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang telah membantu kelangsungan penelitian dan memberikan banyak pelajaran kepada penulis. 12. Kedua orangtua tercinta (Entong Haromaen, M.Pd dan Mutmainah, S.Pd) yang tak henti-hentinya mengalirkan doa demi kelancaran penelitian dan penyusunan skripsi. 13. Adik-adik tercinta (Tb. Zaki Baihaki dan Rt. Reva Nabilah) yang selalu menghibur, membagi tawa serta candanya. 14. Dosen-dosen Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan, motivasi, serta mengajarkan banyak hal untuk penulis. 15. Para Observer (Riska Fitriyani, Vivi Seftari, Sella Marselyana A, dan Amrina Alhumaira) yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membantu kelangsungan proses penelitian yang dilakukan oleh penulis. 16. Sahabat-sahabat tercinta (Mira Rizki, Asih Kurniasari, Riska Fitriyani, Maried Ayuningtyas, Vivi Seftari,
Dyah Indah Rini, Lenny Shintiawati,
Anisa Saida dan Rizka Juniar) yang selalu mendukung, menghibur dan memberikan motivasinya kepada penulis dalam penyusunan skripsi. 17. Teman-teman kimia angkatan 2011 yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
vii
Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas kebaikan yang telah kalian berikan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para peneliti lain di dunia pendidikan sains pada umumnya.
Jakarta, 16 Desember 2015
Ika Humaeroh NIM. 1111016200016
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .....................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ......................................
iii
ABSTRAK ..........................................................................................
iv
ABSTRACT ........................................................................................
v
KATA PENGANTAR .........................................................................
vi
DAFTAR ISI .......................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ........................................................
5
C. Pembatasan Masalah .......................................................
5
D. Rumusan Masalah ...........................................................
6
E. Tujuan Penelitian.............................................................
6
F. Manfaat Penelitian ...........................................................
6
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ................................................................
8
1. Kemapuan Berpikir....................................................
8
2. Berpikir Kreatif .........................................................
9
3. Model Open-Ended Problems ....................................
18
4. Hubungan Model Open-Ended Problems dengan Berpikir Kreatif .........................................................
24
5. Elektrokimia ..............................................................
25
B. Penelitian Relevan ..........................................................
30
C. Kerangka Berpikir ...........................................................
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................
ix
36
B. Metode Penelitian ............................................................
36
C. Alur Penelitian ................................................................
36
D. Populasi dan Sampel........................................................
40
E. Instrumen Penelitian ........................................................
41
F. Validitas Instrumen .........................................................
53
G. Teknik Pengumpulan Data...............................................
53
H. Teknik Analisis Data .......................................................
55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...............................................................
58
1. Hasi Observasi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa secara Keseluruhan ........................................
58
2. Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Hasil Tes Open-Ended secara Keseluruhan..............................................................
59
3. Hasil Tes Open-Ended untuk Mengukur Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa..........................
60
4. Hasil Wawancara .....................................................
62
B. Pembahasan.....................................................................
65
Aspek Fluency .................................................................
65
Aspek Flexibilty ..............................................................
66
Aspek Originality ............................................................
67
Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif..............................
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .....................................................................
73
B. Saran ...............................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif .............
17
Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa ..................................
41
Tabel 3.2 Kisi-kisi Format Lembar Observasi ......................................
42
Tabel 3.3 Instrumen Tes Open-Ended .................................................
45
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara ...........................................................
51
Tabel 3.5 Penskoran Tingkat Berpikir Kreatif ......................................
56
Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Berpikir Kreatif .....................................
57
Tabel 4.1 Ketercapaian Aspek Berpikir Kreatif Siswa secara Keseluruhan Berdasarkan Lembar Observasi .......................
58
Tabel 4.2 Ketercapaian Aspek Berpikir Kreatif Siswa secara Keseluruhan Berdasarkan Tes Open-Ended ..........................
59
Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa secara Keseluruhan .........................................................................
60
Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ........................
61
Tabel 4.5 Perbedaan Ketercapaian Aspek Berpikir Kreatif Siswa pada Lembar Observasi dan Tes Open-Ended...............................
xi
65
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................
35
Gambar 3.1 Alur Penelitian ...........................................................................
39
Gambar 4.1 Tingkat Berpikir Kreatif Siswa secara Keseluruhan ...................
69
Gambar 4.2 Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Kelompok .............
70
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................
79
Lampiran 2 Lembar Observasi ...........................................................
96
Lampiran 3 Rubrik Penilaian Lembar Observasi ................................
99
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Tes ...................................................
118
Lampiran 5 Hasil Validasi Instrumen Tes...........................................
133
Lampiran 6 Hasil Uji Coba Instrumen Tes .........................................
141
Lampiran 7 Pedoman Penskoran Aspek Berpikir Kreatif ....................
148
Lampiran 8 Pedoman Penilaian Tingkat Berpikir Kreatif ...................
149
Lampiran 9 Jawaban Soal ..................................................................
151
Lampiran 10 Pedoman Wawancara ......................................................
159
Lampiran 11 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa .................................
161
Lampiran 12 Kedudukan Siswa dalam Kelompok ................................
162
Lampiran 13 Hasil Observasi ...............................................................
163
Lampiran 14 Hasil Jawaban Siswa pada Tes Open-Ended ....................
164
Lampiran 15 Hasil Tes Open-Ended ....................................................
167
Lampiran 16 Penilaian Tingkat Berpikir Kreatif Siswa ........................
170
Lampiran 17 Lembar Wawancara ........................................................
173
Lampiran 18 Hasil Wawancara ............................................................
174
Lampiran 19 Hasil Dokumentasi Jawaban Siswa Berdasarkan Observasi ........................................................................
187
Lampiran 20 Hasil Dokumentasi Jawaban Siswa Berdasarkan Tes Open-Ended....................................................................
194
Lampiran 21 Hasil Dokumentasi Kegiatan Penelitian ...........................
197
Lampiran 22 Ujian Referensi ...............................................................
200
Lampiran 23 Surat Izin Penelitian ........................................................
212
Lampiran 24 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................
213
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, karena pada kurikulum ini pembelajaran menitik beratkan pada siswa (student centered). Guru berperan sebagai fasilitator atau mediator serta perancang pembelajaran agar siswa aktif mencari pengetahuan baru (Sani, 2014, hlm. 3). “Mindset kurikulum 2013 adalah ingin menciptakan manusia Indonesia yang kreatif” (Yani, 2014, hlm. 81). Sebagai seorang pendidik, guru juga harus bisa membuat siswa menjadi pribadi yang kompeten, tidak sebatas membuat siswa tahu dan mengerti saja melainkan bisa membuat siswa menjadi pribadi yang kreatif. Hal ini dikarenakan perkembangan zaman yang menuntut individu untuk dapat bersaing secara global. Sehingga diperlukan kemampuan untuk menciptakan ide atau gagasan baru yang diperoleh dari kemampuan berpikir kreatif seorang individu. Kemampuan inovasi dan kreativitas ternyata juga dibutuhkan untuk bekerja pada abad 21. Di dalam kerangka kompetensi abad 21 menunjukkan bahwa siswa harus memiliki keterampilan hidup dan karir, keterampilan belajar dan berinovasi (kritis dan kreatif), kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi (Partnership for 21st Century, 2009, hlm. 1). Adapun menurut SCANS (The Secretary's Commission on Achieving Necessary Skills) untuk memenuhi tantangan di masa mendatang, siswa harus memenuhi keterampilan yang memadai diantaranya: (i) keterampilan dasar yang mencakup membaca, menulis, aritmatik dan matematika, berbicara, dan mendengar. (ii) keterampilan berpikir yang meliputi berpikir dengan kreatif, membuat keputusan, menyelesaikan masalah, melihat gambaran ide, mengetahui bagaimana belajar, dan menalar. (iii) kepribadian yang mencakup
1
2
aspek tanggung jawab, percaya diri, sikap sosial, managemen diri, dan kejujuran (SCANS, 1991, hlm.13). Kreativitas siswa juga dituntut dalam proses pembelajaran, karena tujuan kurikulum 2013 yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 tahun 2013 adalah “mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia” (hlm. 4). Seorang pelajar yang duduk di bangku SMA telah memiliki kematangan pengetahuan karena telah menempuh pendidikan formal dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas, sehingga sudah semakin banyak pengetahuan dan wawasan yang didapatkan. Diiringi dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, tidak ada alasan bagi siswa merasa kesulitan dalam mencari pengetahuan lebih terkait dengan pelajaran di sekolah. Paradigma pembelajaran harus diubah dengan cara membekali siswa dengan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat, belajar dari aneka sumber, belajar bekerja sama, dan menyelesaikan masalah, karena pembelajaran tradisional yang fokus pada penguasaan materi tidak dapat digunakan untuk berkompetensi di masa depan (Sani, 2014, hlm. 3). Jika siswa masih terpaku pada tingkat mengetahui dan memahami konsep pelajaran saja, maka akan sulit untuk menghadapi persaingan global yang tidak hanya menuntut seorang individu menjadi pintar dan cerdas saja melainkan dituntut juga kreativitasnya. “Musuh utama kreativitas ialah wawasan yang sempit dan insprasi yang dangkal” (Clegg, 2006, hlm. 8). Jika wawasan yang dimiliki sempit, maka individu tersebut akan sulit berkembang. Kemudian jika inspirasi dangkal, maka seorang individu akan lebih mudah menjadi pengikut dan meniru sesuatu yang sudah ada. Hal ini memicu terjadinya plagiarisme. Pada kenyataannya, ada individu yang muncul sebagai pribadi yang kreatif dan ada individu yang muncul sebagai pribadi yang kurang kreatif. Seseorang yang kreatif mampu mengaktifkan kreativitasnya. Hal tersebut
3
dapat terjadi karena rangsangan lingkungan atau karena proses pembelajaran. Sementara kreativitas yang tidak berkembang secara maksimal dari seorang individu disebabkan oleh kurangnya mendapatkan lingkungan yang menantang (Sudarma, 2013, hlm. 6). Sejauh ini kreativitas siswa belum mendapat perhatian dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran ilmu sains. Kreativitas siswa yang kurang diperhatikan dan diapreasiasi dalam proses pembelajaran ini menyebabkan siswa tidak mau bahkan takut untuk melakukan suatu hal yang baru. Padahal kreatif bukan hanya kemampuan untuk menghasilkan produk saja melainkan kemampuan menciptakan sebuah solusi yang tidak terpaku pada satu jawaban benar pun dapat dikatakan kreatif. Hal ini selaras dengan pernyataan Bono (2007) bahwa kebutuhan untuk selalu memberikan jawaban yang benar di sekolah menghambat kemampuan berpikir kreatif siswa (hlm. 36). Jadi kemampuan berpikir kreatif siswa tidak akan terhambat jika siswa terbiasa membuat solusi yang beragam atau tidak terpaku pada satu jawaban benar. Sains merupakan ilmu pasti yang identik dengan rumus, khususnya pada pelajaran kimia. Soal-soal yang diberikan menuntut siswa untuk dapat mengaplikasikan rumus, namun hal tersebut membuat siswa terpaku pada rumus dan jawaban yang diberikannya pun merupakan jawaban yang pasti. Akibatnya kemampuan berpikir kreatif siswa menjadi terbatas. Setiap diberikan permasalahan yang baru, siswa akan sulit untuk menemukan solusinya karena terbiasa dengan soal yang sifatnya tertutup. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khairun Nisa dan Wasis mengenai “Pengaruh Pendekatan Open-Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Listrik Dinamis Kelas X di SMAN 1 Gondang Tulungagung” terdapat keterkaitan antara kemampuan berpikir kreatif dengan pendekatan open-ended. Dalam penelitian tersebut dihasilkan kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih baik pada kelas eksperimen (kelas yang diterapkan pendekatan open-ended) dibandingkan dengan kelas kontrol (Nisa & Wasis, 2013, hlm. 145). Dengan menerapkan pendekatan open-ended siswa
4
dapat memecahkan suatu masalah dengan menghubungkan teori-teori yang diketahuinya sehingga diperoleh berbagai alternatif penyelesaian yang benar atau beberapa jawaban benar. Kemampuan berpikir memberikan
kreatif seseorang dapat diketahui dengan
soal open-ended yaitu soal yang sifatnya terbuka. Dengan
pemberian soal terbuka siswa mempunyai banyak pengalaman dalam menafsirkan masalah, dan memungkinkan dapat membangkitkan gagasan yang berbeda bila dihubungkan dengan penafsiran yang berbeda (Silver, 1997, hlm. 77).
Dengan pembelajaran open-ended siswa juga memiliki
kebebasan untuk mengekspresikan hasil eksplorasi daya nalar dan analisanya secara aktif dan kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan (Setiawan dkk., tanpa tahun, hlm. 153). Soal tes tradisional yang biasa diberikan pada siswa berisi pertanyaan yang jawabannya luas dan bersifat penjelasan. Tipe pertanyaan ini terkadang dijawab oleh siswa dengan mengingat penjelasan yang ada tanpa memiliki pemahaman yang mendasari prinsip kimia tersebut (Education Scotland, 2012, hlm. 4). Dalam pertanyaan open-ended siswa diharuskan untuk menggambarkan pemahamannya mengenai kunci dari prinsip dasar kimia untuk menyelesaikan masalah. Elektrokimia merupakan materi kelas XII yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, dengan Kompetensi Dasar pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 tahun 2013 yang berbunyi: “(3.3) mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan dan (3.4) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan mengajukan ide/gagasan untuk mengatasinya” (hlm. 171). Kompetensi dasar tersebut dapat memfasilitasi kemampuan berpikir kreatif siswa karena berpikir kreatif merupakan kunci dari berpikir untuk merancang, memecahkan masalah, melakukan perubahan dan perbaikan serta memperoleh gagasan baru (Bono, 2007, hlm. 35).
5
Berdasarkan uraian di atas mengenai keterkaitan antara kemampuan berpikir kreatif siswa dengan masalah open-ended maka peneliti memiliki ketertarikan untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa dengan model open-ended. Oleh karena itu peneliti mengangkat judul peneletian “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Materi Elektrokimia melalui Model Open-Ended Problems”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Kurikulum 2013 ingin menciptakan manusia yang kreatif, namun kreativitas belum mendapatkan perhatian terutama dalam pembelajaran pada bidang ilmu sains. 2. Soal tes yang diberikan pada siswa cenderung menuntut satu jawaban benar (close-ended) sehingga sulit untuk mengetahui kedalaman pemahaman materi yang telah dikuasai oleh siswa. 3. Soal yang diberikan di sekolah, secara umum menuntut siswa terpaku pada ingatan dan kurang memfasilitasi kemampuan berpikir kreatif siswa.
C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pembatasan masalah pada: 1. Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam aspek
fluency
(kelancaran), flexibility (keluwesan) dan originality (kebaruan). 2. Pertanyaan open-ended diberikan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa 3. Pokok bahasan yang diteliti adalah elektrokimia pada kompetensi dasar (3.3) mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan dan (3.4) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan mengajukan ide/gagasan untuk mengatasinya.
6
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan permasalahan yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana ketercapaian aspek kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi elektrokimia melalui model open-ended problems? 2. Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi elektrokimia melalui model open-ended problems.
E. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Mengetahui ketercapaian aspek kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi elektrokimia melalui model open-ended problems. 2. Mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi elektrokimia melalui model open-ended problems
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri dan tidak terpaku pada satu jawaban/solusi sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa juga dapat dikembangkan. 2. Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melihat sisi lain dari kemampuan berpikir yang tidak sebatas pada ingatan saja, melainkan dapat juga dilihat dari kemampuan berpikir kreatifnya. Selain itu guru juga dapat melihat kedalaman pemahaman materi yang dimiliki oleh siswa melalui soal yang sifatnya terbuka (open-ended problems). 3. Bagi peneliti Menambah pengetahuan mengenai cara mengukur aspek kemampuan berpikir kreatif yang terdiri atas aspek fluency, flexibility dan originality serta tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa melalui model open-ended
7
problems pada materi elektrokimia. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi rekomendasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan penelitian ini secara lebih luas dan mendalam.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Berpikir Situasi belajar dan mengajar yang dapat mendorong proses-proses yang menghasilkan mental yang diinginkan dari suatu kegiatan disebut kemampuan berpikir. Pernyataan tersebut diperkuat dengan penilaian bahwa campur tangan seorang guru dapat meningkatkan pemikiran serta dengan mensyaratkan adanya penggunaan proses mental untuk merencanakan, mendeskripsikan, dan mengevaluasi proses berpikir dan belajar (Sunaryo, 2011, hlm. 24). Keterampilan berpikir penting dimiliki oleh setiap orang. Keterampilan berpikir ini menjadi modal untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi di dalam kehidupan. Keterampilan berpikir atau kemampuan berpikir yang terampil dapat membangun individu yang demokratis (Sudarma, 2013, hlm. 34-35). Ada beberapa makna berpikir menurut John Dewey: a. Pertama, berpikir adalah stream of counsciousness. Arus kesadaran ini muncul dan hadir setiap hari mengalir tanpa terkontrol. b. Kedua, berpikir adalah imajinasi atau kesadaran. Pada umumnya imajinasi ini muncul secara tidak langsung atau tidak bersentuhan langsung dengan sesuatu yang sedang dipikirkan. c. Ketiga, berpikir semakna dengan keyakinan yang dimiliki seseorang sehingga dirinya bisa beropini, berpendapat atau bertindak. d. Keempat, berpikir reflektif adalah rangkaian pemikiran yang dianggap terbaik. Dalam hal ini, terdapat proses memahami masalah, meneliti atau menggali informasi sampai memecahkan masalah (Sudarma, 2013, hlm. 38-39). Dalam pembelajaran yang menuntut keterampilan berpikir, guru dapat merujuk pada pendekatan melalui strategi khusus dan prosedur
8
9
yang bisa dilaksanakan. Strategi dan prosedur menggunakan spontanitas dan atau dirancang secara sistematis, serta spesifik, luas atau bersifat umum. Ashman Conway mengemukakan bahwa kemampuan berpikir melibatkan enam jenis berpikir, yaitu metakognisi, berpikir kritis, berpikir kreatif, proses kognitif (pemecahan masalah dan pengambilan keputusan),
kemampuan
berpikir
inti
(seperti
representasi
dan
meringkas), memahami peran konten pengetahuan. (Sunaryo, 2011, hlm. 24)
2. Berpikir Kreatif a. Pengertian dan Karakteristik Berpikir Kreatif “Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk membuat sesuatu dalam bentuk ide, langkah, atau produk” (Sudarma, 2013, hlm. 9). “Menurut Downing kreativitas dapat didefinisikan sebagai “proses” untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari elemen yang ada dengan menyusun kembali elemen tersebut” (Sani, 2013, hlm. 13). Terdapat tiga komponen utama yang terkait dengan kreativitas, diantaranya: keterampilan berpikir kreatif, keahlian (pengetahuan teknis, prosedural, dan intelektual), serta motivasi. Keterampilan berpikir kreatif dalam memecahkan suatu permasalahan ditunjukkan dengan pengajuan ide yang berbeda dengan solusi pada umumnya. Pemikiran kreatif masing-masing orang akan berbeda dan terkait dengan cara mereka berpikir dalam melakukan pendekatan terhadap permasalahan. Pemikiran kreatif terkait dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dan relevan dengan ide atau upaya kreatif yang diajukan (Sani, 2013, hlm. 13-14). Sementara menurut Munandar (2012) kreativitas adalah: Kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim, memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi atau gagasan baru yang dicerminkan dari kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir (hlm. 168).
10
Adapun definisi menurut Torrance (dalam Munandar, 2012, hlm. 27), “kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya”. Tes berpikir kreatif Torrance (Torrance Test Creative Thinking) adalah salah satu tes kreativitas yang terbaik, paling mapan dan paling populer (Kaplan & Saccuzo, 2005, hlm. 300). Tes Torrance secara terpisah mengukur aspek berpikir kreatif seperti fluency
(kelancaran),
flexibility
(keluwesan),
dan
originality
(kebaruan) (Palaniappan & Torrance dalam Kaplan & Saccuzo, 2005, hlm. 300). Menurut Silver (1997, hlm. 76) tiga komponen dari penilaian kreativitas berdasarkan TTCT adalah fluency, flexibility, dan novelty.
Munandar (2012, hlm. 68) menyatakan bahwa
“kreativitas atau berpikir kreatif secara operasional dirumuskan sebagai suatu proses yang tercermin dari kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir”.
1) Fluency (Kelancaran) Menurut Silver (1997, hlm. 76) “fluency refers to the number of ideas generated in response to a prompt”. Fluency mengacu
pada
menanggapi
banyaknya
dengan
tepat.
ide
yang
Individu
dihasilkan yang
lebih
dalam kreatif
semestinya memiliki fluency (kefasihan) yang lebih besar dari gagasannya dibandingkan rata-rata dan pemikirannya lebih mudah mengalir. Selain itu semakin banyak gagasan yang diberikan oleh seseorang dalam suatu waktu, semakin banyak kesempatan untuk mendapatkan jawaban yang terbaik (Henry, 1958,
hlm.
114-115).
Berpikir
lancar
artinya
mampu
menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan dan memiliki arus pemikiran yang lancar (Munandar, 2012, hlm.
11
192). Dalam mengukur kelancaran, siswa diminta untuk memikirkan banyak solusi yang berbeda untuk suatu masalah. (Kaplan dan Saccuzo, 2005, hlm. 300). Perilaku siswa pada aspek ini dapat dilihat dari kemampuan siswa menjawab dengan sejumlah
jawaban
jika
ada
pertanyaan
dan
lancar
mengungkapkan gagasan-gagasannya (Munandar, 1992, hlm. 88).
2) Flexibility (Keluwesan) “Flexibility to apparent shifts in approaches taken when generating responses to a prompt” (Silver, 1997, hlm. 76). Flexibility adalah perubahan cara atau pendekatan yang diambil saat memberikan tanggapan dengan tepat. Menurut Henry (1958, hlm. 115) individu yang kreatif harus bisa beradaptasi, tidak tetap pada jalannya dan dapat mengambil alternatif solusi pemecahan suatu masalah. Berpikir luwes (fleksibel) artinya mampu menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam, mampu mengubah cara atau pendekatan dan memiliki arah pemikiran yang berbeda-beda (Munandar, 2012, hlm. 192). Keluwesan diukur dalam hal kemampuan individu dalam mencoba pendekatan baru untuk memecahkan suatu masalah (Kaplan dan Saccuzo, 2005, hlm. 300). Perilaku siswa pada aspek flexibility saat diberikan suatu masalah adalah ketika siswa memikirkan macam-macam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya (Munandar, 1992, hlm. 89).
3) Originality (Kebaruan) Adapun unsur yang paling pokok dalam kreativitas pada pemikiran banyak orang adalah originality (kebaruan). Ada tiga perbedaan pendekatan yang digunakan untuk mengukur kemampuan penting ini. Pendekatan pertama adalah dalam hal
12
menghasilkan ide yang tidak umum. Pendekatan kedua dalam hal menghasilkan jawaban yang cakap. Pendekatan ketiga adalah dalam hal kemampuan untuk membuat sedikit asosiasi (Henry, 1958, hlm. 115-116). “Novelty to the originality of the ideas generated in response to a prompt” (Silver, 1997, hlm. 76). Kebaruan adalah keaslian ide-ide yang dihasilkan dalam menanggapi ide dengan tepat. Berpikir orisinal berarti memberikan jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain, dan jawaban jarang diberikan oleh kebanyakan orang (Munandar, 2012, hlm. 192). Aspek kebaruan diukur dengan mengevaluasi solusi yang tidak biasa atau solusi baru yang diberikan oleh siswa (Kaplan dan Saccuzo, 2005, hlm. 300). Perilaku siswa dalam aspek originality terlihat saat siswa mampu memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain (Munandar, 1992, hlm. 89). Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan,
dapat
disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah bagian dari kreativitas yang merupakan kemampuan pengajuan ide atau gagasan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Ada tiga aspek berpikir kreatif didasarkan pada Tes Berpikir Kreatif Torrance yaitu fluency, flexibility, dan originality. Aspek fluency menuntut banyaknya jawaban yang dihasilkan. Aspek flexibility menuntut seseorang untuk menghasilkan gagasan yang bervariasi sehingga tidak ada kekakuan dalam berpikir. Sementara pada aspek originality, seseorang dituntut untuk memberikan jawaban yang berbeda dari yang lain.
b. Dimensi Kreativitas Empat dimensi dalam kreativitas antara lain person, process, press, dan product. Pada dimensi person, kreativitas dikembangkan dari bakat” (Yani, 2014, hlm. 82). “Kreativitas adalah kecerdasan
13
yang berkembang dalam diri individu, dalam bentuk sikap, kebiasaan dan tindakan dalam melahirkan sesuatu yang baru dan orisinal untuk memecahkan suatu masalah” (Sudarma, 2013, hlm. 21). Munculnya tindakan kreatif seseorang adalah dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya (Munandar, 2012, hlm. 20). Dalam dimensi process, kreativitas adalah proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide yang unik atau kreatif. Sebagai suatu proses, ada empat tahap dalam proses kreatif menurut Wallas yaitu: 1) Persiapan yaitu individu melakukan percobaan-percobaan dan melakuan
proses
berpikir
untuk
mencari
kemungkinan
pemecahan masalah yang dialami. 2) Inkubasi yaitu tahap pematangan dan atau pemahaman terhadap masalah yang dihadapi. Proses inkubasi dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun tetapi bisa juga hanya sebentar saja. 3) Iluminasi yaitu munculnya gagasan kreatif dan inspirasi untuk memecahkan masalah. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati proses iluminasi ketika ada cetusan spontan, “ya sekarang, aku tahu!” 4) Verifikasi yaitu penyesuaian gagasan baru (hasil iluminasi) dengan realita kehidupannya (Yani, 2014, hlm. 82-83) Kreativitas dalam dimensi press (dorongan) merupakan kreativitas yang muncul dari faktor internal dan eksternal. Dorongan berupa keinginan atau hasrat seseorang untuk mencipta adalah kreativitas yang muncul dari faktor internal, sedangkan dorongan dari lingungan sosialnya adalah kreativitas yang muncul dari faktor eksternal (Yani, 2014, hlm. 83). Dalam dimensi product, menurut Haefele (1962)
(dalam
Munandar, 2012, hlm. 21) “kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna
14
sosial”. Dari definisi ini menunjukkan bahwa produk tidak harus baru, tetapi dapat dilihat dari kombinasinya. Kreativitas dinilai dari produk yang dihasilkan oleh seseorang baik yang bersifat produk baru (original) maupun hasil dari elaborasi dan penggabungan yang inovatif (Yani, 2014, hlm. 83).
c. Pengembangan Kreativitas 1). Makna dari Pengembangan Kreativitas a) Dengan berkreasi orang dapat mengaktualisasikan dirinya karena kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. b) Berpikir
kreatif
sebagai
kemampuan
untuk
melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. c) Dengan berpikir kreatif akan memberikan kepuasan kepada individu itu sendiri. d) Kreativitas dapat memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya
karena
kesejahteraan
masyarakat
bergantung pada sumbangan kreatif yang berupa gagasan, dan penemuan baru (Munandar, 2012, hlm. 31-32).
2). Tahapan Pengembangan Kreativitas Tahapan pengembangan kreativitas siswa yang dilakukan adalah dapat melatih siswa untuk hal-hal sebagai berikut: a) Merasakan ketidaksesuaian. Guru perlu melatih siswa untuk mencari elemen yang mengganggu keseimbangan dari sebuah kondisi yang belum sesuai dan mengajak mereka untuk menghilangkan bagian yang mengganggu tersebut. b) Mengumpulkan. Elemen-elemen yang akan dikembangkan secara kreatif harus dikumpulkan tanpa harus diorganisasikan
15
terlebih dahulu. Hal-hal yang terkait dengan proses mengumpulkan elemen mencakup: (1) Imajinasi (2) Intuisi (3) Pengalaman (4) Pengetahuan (5) Bertanya (6) Berpikir fleksibel (7) Berpikir lancar (8) Berpikir beragam c) Modifikasi elemen. Dilakukan setelah siswa memiliki ide-ide yang akan dilakukan. Misalnya, jika ide siswa adalah memasang sebuah elemen baru berupa gambar pada sebuah ruang, modifikasi yang dilakukan adalah memikirkan ukurannya dan gambar yang cocok untuk ruangan tersebut. d) Mencari sintesis. Beberapa elemen mungkin merupakan satu kelompok dan dapat disatukan. Siswa perlu berusaha mencari elemen yang dapat dikelompokkan. e) Melakukan inkubasi. Tahapan ini merupakan kesempatan istirahat dari upaya mengumpulkan elemen dan mencari sintesis yang dilakukan untuk menghindari kejenuhan dan meningkatkan produktivitas. f) Inspirasi (menemukan hal baru). Pada tahap ini istirahat yang cukup
dibutuhkan
setelah
melakukan
upaya
mengombinaksikan elemen-elemen menjadi sebuah karya kreatif. g) Melakukan verifikasi. Perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui kelayakan karya yang telah diciptakan (Sani, 2014, hlm. 18-21).
16
3) Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk membuat peserta didik berperilaku kreatif menurut Sani (2014, hlm. 25) adalah sebagai berikut: a) Memberikan tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar. b) Menoleransi jawaban yang nyeleneh. c) Menekankan pada proses bukan hasil saja. d) Membuat siswa berani untuk mencoba, menentukan sendiri informasi yang kurang jelas/lengkap, dan memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian. e) Memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekspresif.
d. Pola Perkembangan Kreativitas Davis melihat tiga penggunaan utama tes kreativitas, yaitu “untuk mengidentifikasi siswa berbakat kreatif untuk program anak berbakat, untuk tujuan penelitian, dan untuk tujuan konseling”. 1) Identifikasi Anak Berbakat Kreatif Tes kreativitas paling sering digunakan untuk mengidentifikasi siswa berbakat kreatif untuk program anak berbakat. 2) Penelitian Penelitian dapat membantu dalam memahami konsep kreativitas, orang-orang
kreatif,
dan
membantu
dalam
memahami
perkembangan kreativitas. 3) Konseling Tes kreativitas dapat membantu konselor, guru, orang tua, dan siswa sendiri untuk mengenali dan memahami bakat kreatif siswa yang terpendam. Hal ini memungkinkan bagi guru untuk dapat merancang kegiatan yang menantang bagi siswa kreatif (Munandar, 2012, hlm. 57-58).
17
e. Karakteristik Tingkat Kemapuan Berpikir Kreatif Karakteristik
dari
tingkat
kemampuan
berpikir
kreatif
ditunjukkan pada Tabel 2.1. Tabel tersebut berisi perbedaan kemunculan aspek berpikir kreatif pada tiap tingkatan. Tabel 2.1 Karakteristik Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Karakteristik
Tingkatan Kemampuan
Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu solusi dan dapat mengembangkan cara lain untuk Tingkat 4
menyelesaikannya. Salah satu solusi memenuhi aspek
(Sangat
originality
Kreatif)
dibangun memenuhi aspek originality, flexibility, dan
(kebaruan).
Beberapa
masalah
yang
fluency. Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu solusi, tetapi tidak bisa mengembangkan cara lain untuk menyelesaikannya. Satu solusi memenuhi aspek Tingkat 3
originality.
Pada tingkat ini juga siswa dapat
(Kreatif)
mengembangkan
cara
lain
untuk
memecahkan
permasalahan (flexibility), namun tidak memiliki cara yang berbeda dari yang lain (originality) Siswa dapat memecahkan permasalahan dengan satu solusi
yang
sifatnya
berbeda
dari
yang
lain
(originality) namun tidak memenuhi aspek fluency dan Tingkat 2
flexibility
atau
siswa
(Cukup
permasalahan
Kreatif)
(flexibility) namun bukan hal yang baru dan bukan
dengan
pula jawaban lancar.
dapat
menyelesaikan
mengembangkan
solusinya
18
Karakteristik
Tingkatan Kemampuan
Siswa dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih Tingkat 1
dari
satu
solusi
(fluency)
tetapi
tidak
dapat
(Kurang
mengembangkan solusinya dan tidak memenuhi aspek
Kreatif)
kebaruan.
Siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih dari satu solusi dan tidak dapat mengembangkan Tingkat 0 (Tidak Kreatif)
cara lain untuk menyelesaikannya. Dia juga tidak bisa menimbulkan solusi baru.
(Siswono, 2011, hlm. 551).
3. Model Open Ended Problems a. Pengertian Model Open-Ended Problems Open-Ended
Problems
adalah
masalah-
masalah
yang
dirumuskan memiliki banyak jawaban benar. Pembelajaran dimulai dengan menampilkan permasalahan. Kemudian dilanjutkan dengan menyediakan banyak jawaban benar terhadap masalah yang diberikan berdasarkan pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru. Hal ini dapat diselesaikan dengan mengkombinasikan pengetahuan siswa, keterampilan, atau cara berpikir
yang telah
dipelajari sebelumnya (Becker & Shimada, 1997, hlm. 1). Pembelajaran dengan menggunakan masalah terbuka adalah pembelajaran yang menampilkan suatu permasalahan yang memiliki berbagai cara pemecahan (flexibility) dan beragam solusi (fluency). Orisinalitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasiinteraksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi dapat tumbuh dan
19
terlatih melalui pembelajaran ini karena siswa dituntut untuk mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban terhadap pemecahan masalah yang diajukan.
Oleh
karena
itu,
model
pembelajaran
ini
lebih
mengutamakan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir keterpaduan, keterbukaan, dan ragam berpikir (Shoimin, 2014, hlm. 109). Masalah open-ended adalah permasalahan yang dibentuk sedemikian agar memiliki kemungkinan variasi jawaban benar baik dari aspek cara maupun hasil yang didapatkan (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007, hlm. 180). Pertanyaan open-ended dapat digunakan untuk menilai apakah siswa sudah benar-benar menguasai konsep. Pertanyaan open-ended memberikan tantangan pada siswa untuk menunjukkan kedalaman pemahaman dari materi yang telah didapatkan. Pertanyaan open-ended yang baik adalah sebagai berikut: 1) Menampilkan konteks kehidupan nyata yang relevan 2) Harus memiliki lebih dari satu jawaban 3) Siswa seharusnya dapat menjawab pertanyaan dalam waktu 5 menit 4) Jawaban yang diberikan siswa lebih dari mengingat fakta (Education Scotland, 2012, hlm. 5) Adapun tipe masalah open-ended yang dapat diberikan antara lain: 1) Menemukan hubungan. Soal ini diberikan agar siswa dapat menemukan beberapa aturan atau hubungan 2) Mengklasifikasi.
Siswa
diminta
mengklasifikasikan
berdasarkan karakteristik yang berbeda dari suatu objek tertentu
20
3) Pengukuran. Siswa diminta untuk menentukan ukuran-ukuran numerik dari suatu kejadian (Becker & Shimada, 1997, hlm. 27).
b. Mengembangkan Rencana Pembelajaran dalam Open-Ended Problems Untuk mengembangkan rencana pembelajaran yang baik, guru harus mempertimbangkan hal berikut: 1) Daftar respon siswa yang diharapkan terhadap masalah Siswa diharapkan untuk menanggapi masalah terbuka dengan
cara
yang
berbeda.
Kemampuan
siswa
untuk
mengekspresikan ide-ide atau pemkiran mereka mungkin terbatas. Penting bahwa guru membuat daftar respon siswa, meskipun respon mungkin direduksi menjadi proporsi umum yang lebih sedikit. 2) Membuat tujuan menggunakan masalah yang jelas Guru harus memahami peran masalah dalam RPP secara keseluruhan.
Masalah
dapat
diperlakukan
sebagai
topik
independen, sebagai pengantar konsep baru, atau sebagai ringkasan belajar siswa. 3) Merancang metode pengajuan masalah sehingga siswa dapat dengan mudah memahami makna dalam masalah atau hal yang diharapkan dari siswa Masalah harus diungkapkan agar siswa dapat dengan mudah
memahami
dan
mencari
pendekatan
untuk
menyelesaikannya. Guru harus memperhatikan cara masalah tersebut diajukan untuk menghindari kebingungan siswa. 4) Membuat masalah semenarik mungkin Masalah harus konkret dan akrab bagi siswa, juga harus mencakup aspek yang membangkitkan rasa ingin tahu mereka.
21
5) Memungkinkan
cukup
waktu
untuk
menjelajahi
masalah
sepenuhnya Guru perlu memberikan waktu yang cukup untuk siswa mengeksplorasi masalah. Guru dapat menggunakan dua periode untuk satu masalah terbuka. Pada periode pertama para siswa dapat
bekerja
secara
individu
maupun
kelompok
untuk
memecahkan masalah. Kemudian pada periode kedua, seluruh kelas membahas pendekatan dan solusi untuk memecahkan masalah (Becker & Shimada, 1997, hlm. 32-33).
c. Langkah-langkah Model Open-Ended Problems 1) Persiapan Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pertanyaan open-ended. 2) Pelaksanaan: a) Pendahuluan b) Kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkah sebagai berikut: (1) Siswa membentuk kelompok. (2) Siswa mendapatkan pertanyaan open-ended. (3) Setiap perwakilan kelompok mengemukakan pendapat. (4) Siswa menganalisis jawaban yang telah dikemukakan dan menentukan jawaban-jawaban yang benar dan efektif. (5) Kegiatan akhir yaitu siswa membuat kesimpulan. c) Evaluasi Siswa mendapatkan tugas perorangan atau ulangan harian yang berisi pertanyaan open-ended (Shoimin, 2014, hlm. 111).
22
d. Gagasan tentang Pengajaran Masalah Guru
harus
mempertimbangkan
hal-hal
berikut
ketika
mengajarkan masalah: 1) Pengajuan masalah Dalam membantu siswa memahami maksud dari suatu masalah, berikut merupakan pendekatan yang efektif: a) Mendorong siswa untuk fokus pada persoalan yang sama dengan menampilkan masalah pada proyektor. b) Menambahkan lebih banyak data untuk generalisasi, misalnya dengan menunjukkan data konkret. c) Memberikan contoh yang tidak membatasi cara siswa berpikir tentang masalah. d) Memanfaatkan penggunaan materi yang konkret sebagai model. 2) Mengorganisir pengajaran Gaya mengajar seperti mengajar biasa terdiri dari kombinasi antara dua hal yaitu kerja individu dan diskusi seluruh kelas. Karena yang dicari bukan solusi tunggal, diharapkan sudut pandang yang belum terjadi pada siswa akan muncul pada tahap pembelajaran dengan diskusi kelas. 3) Merekam tanggapan siswa Penting untuk memiliki catatan tertulis dari tanggapan siswa. lembar kerja siswa mungkin cara yang nyaman bagi siswa untuk mencatat informasi. Dengan dikumpulkannya lembar kerja siswa
setelah pembelajaran,
guru dapat
menggunakannya dalam mengevaluasi pembelajaran. Aktivitas pada tahap ini sangat penting untuk pengembangan lebih lanjut. Guru harus mencoba untuk mengidentifikasi para siswa yang tidak mengerti masalah dan memberikan lebih banyak contoh atau saran untuk merangsang mereka untuk berpikir dengan cara yang relevan tentang masalah ini.
23
4) Meringkas materi yang telah dipelajari siswa Siswa harus didorong untuk mengkonfirmasi pekerjaan mereka. Bahkan ketika beberapa pekerjaan mereka tidak lengkap ataupun salah, guru harus menanggapi mereka dengan cara yang positif. Ketika kontribusi siswa dalam meringkas terlalu banyak, guru harus berkonsentrasi pada satu poin dan membuat kesimpulannya (Becker & Shimada, 1997, hlm. 3334).
e. Kriteria Evaluasi dalam Open-Ended Problems Karena ada kemungkinan akan terjadi berbagai tanggapan atau reaksi siswa terhadap suatu masalah terbuka, maka kemungkinan akan sulit bagi guru untuk mengevaluasi siswa tersebut. Oleh karena itu guru menggunakan metode untuk mengevaluasi aktivitas siswa. Sebelumnya, guru menyiapkan tabel berisi tanggapan yang diharapkan dari siswa yang diklasifikasikan dan disusun. Kemudian respon siswa diperiksa dan dimasukkan ke dalam sel kosong sesuai tabel, yang selanjutnya dievaluasi sesuai dengan kriteria berikut: a) Fluency: berapa banyak solusi yang dapat dihasilkan setiap siswa? b) Flexibility: berapa banyak ide-ide berbeda yang ditemukan oleh siswa? c) Originality: sampai pada tingkat mana gagasan siswa dapat dikatakan baru? (Becker & Shimada, 1997, hlm. 34-35).
24
f. Keuntungan dan Kerugian dari Model Open-Ended Problems 1) Keuntungan a) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan mengemukakan ide lebih sering. b) Siswa
memiliki
banyak
kesempatan
untuk
membuat
pemahaman menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematisnya. c) Bahkan siswa yang prestasinya kurang dapat merespon masalah dalam beberapa cara yang signifikan. d) Pada hakekatnya siswa termotivasi untuk memberikan buktibukti. e) Siswa memiliki banyak pengalaman dalam menemukan dan menerima persetujuan dari siswa lainnya 2) Kerugian a) Sulit untuk membuat atau menyiapkan situasi masalah. b) Sulit bagi guru untuk mengajukan masalah dengan berhasil. Terkadang siswa memiliki kesulitan dalam memahami bagaimana merespon dan memberikan jawaban. c) Beberapa siswa dengan kemampuan yang lebih tinggi mungkin mengalami kecemasan tentang jawaban mereka. d) Siswa dapat merasakan ketidakpuasan dalam pembelajaran karena kesulitan dalam merangkum secara jelas. (Becker & Shimada, 1997, hlm. 23-24)
4. Hubungan Model Open-Ended Problems dengan Berpikir Kreatif Tugas open-ended adalah kegiatan dalam pembelajaran yang memiliki banyak jawaban tepat atau hasil yang bergantung pada kreativitas siswa (Conklin, 2012, hlm. 258). Kreativitas atau berpikir kreatif menurut Munandar (1992, hlm. 48) adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya terdapat pada kuantitas, ketepagunaan, dan
25
keragaman jawaban. Masalah yang diformulasikan untuk menghasilkan banyak jawaban benar disebut masalah open-ended (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007, hlm. 180). Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian open-ended serta berpikir kreatif, dapat ditemukan hubungan antara masalah open-ended dengan kemampuan berpikir kreatif, yaitu maslaah open-ended merupakan bagian dari berpikir kreatif. Berpikir kreatif menurut Tes Berpikir Kreatif Torrance meliputi tiga aspek yaitu
fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), dan
originality (kebaruan). Perkembangan
berpikir
lancar
(fluency)
didorong
melalui
penggunaan masalah terbuka (open-ended problems) yang dinyatakan dengan cara yang memungkinkan untuk menghasilkan banyak jawaban khusus dan banyak solusi yang benar (Silver, 1997, hlm. 77). Penggunaan masalah yang memungkinkan siswa untuk menghasilkan banyak solusi ini terkait dengan perkembangan representasional siswa dan keluwesan dalam berpikir (flexibility) (Silver, 1997, hlm. 78). Dalam hubungannya dengan aspek originality adalah bahwa pembelajaran open-ended problems ini melatih dan menumbukan orisinalitas ide (originality), kreativitas,
kognitif
tinggi,
kritis,
komunikasi-interaksi,
sharing,
keterbukaan dan sosialisasi (Shoimin, 2014, hlm. 109).
5. Elektrokimia a. Sel Elektrokimia Ilmu
yang
mempelajari
perubahan
energi,
khususnya
perubahan energi kimia menjadi energi listrik atau perubahan energi listrik menjadi energi kimia disebut dengan elektrokimia (Sukardjo, 2009, hlm. 45). Ada dua macam sel elektrokimia, yaitu: 1) Sel Volta (Sel Galvani) Sel volta merupakan perubahan energy kimia menjadi energi listrik. Ada beberapa sel volta yang dapat dijumpai dalam
26
kehidupan sehari-hari, misalnya aki (accu) dan baterai (Sukardjo, 2009, hlm. 45). a) Aki (accu) Aki merupakan sel sekunder, karena aki dapat diisi arus listrik kembali. Aki merupakan sel yang terdiri dari elektroda Pb (anoda) dan Pb yang dilapisi PbO2 (katoda) dengan elektrolit H2SO4 (Sukardjo, 2009, hlm. 52). Pada saat aki menghasilkan arus listrik, elektron dilepaskan dari anoda Pb ke katoda Pb yang dilapisi PbO2. Sebaliknya pada saat pengisian aki dengan arus listrik, anoda Pb mengalami reaksi reduksi dan katoda Pb dilapisi PbO2 mengalami reaksi oksidasi sehingga Pb dilapis PbO2 menjadi anoda dan Pb menjadi katoda (Sukardjo, 2009, hlm. 54). b) Baterai (1) Baterai Biasa Jenis baterai biasa yang ada di pasaran tersusun atas kutub positif yang merupakan batang karbon yang dikelilingi oleh campuran mangan dioksida dan bubuk karbon. Lain halnya dengan kutub negatif yang berupa lembaran logam seng, yang memiliki fungsi sebagai wadah atau kontainer. Elektrolit yang digunakan dalam baterai ini yaitu pasta dari seng klorida dan ammonium klorida dalam pelarut air (Rahmawati, 2013, hlm. 48). Reaksi pada baterai berlangsung searah (irreversible), artinya tidak dapat dilakukan pengisian ulang jika arus listrik searah habis. Oleh sebab itu, baterai biasa disebut juga dengan sel primer (Sukardjo, 2009, hlm. 55). (2) Baterai alkalin Baterai alkalin termasuk pada jenis baterai primer yang bergantung pada reaksi antara seng dengan mangan (IV) oksida. Zat elektrolit yang digunakan dalam baterai
27
ini adalah basa kalium hidroksida. Elektrolit tersebut berfungsi sebagai konduktor untuk memindahkan ion-ion hidroksida dari elektroda yang satu ke elektroda yang lain. Baterai alkalin dirancang dengan daya tahan lama, tahan terhadap goncangan, tidak mengeluarkan gas yang bisa menyebabkan korosi, memiliki densitas energi tinggi dan mampu bekerja pada suhu rendah, sehingga sesuai untuk perangkat-perangkat elektronik portable (Rahmawati, 2013, hlm. 49). (3) Baterai Litium Baterai litium-mangan dioksida adala baterai litium sekali pakai yang paling umum. Pada baterai ini digunakan batang logam Li (anoda) dan MnO2 (katoda). Elektrolit yang digunakan adalah garam litium terlarut dalam propilen karbonat dan dimethoxyetana (Rahmawati, 2013, hlm. 49). (4) Baterai Ion-Litium Baterai litium jenis ini tidak menggunakan logam Li namun menggunakan ion Li+. Proses perpindahan ion Li+ terjadi dari elektroda satu ke elektroda yang lain melalui elektrolit. Ion litium bergerak dari anoda yang bermuatan negatif ke katoda yang bermuatan positif saat digunakan, kemudian akan bergerak kembali dari katoda ke anoda saat proses charging. Dalam baterai ion litium komersial, litium kobalt oksida digunakan sebagai elektroda positif (katoda) dan high crystallized karbon sebagai elektroda negatif (anoda) (Rahmawati, 2013, hlm. 49-50).
28
2) Sel Elektrolisis Sel elektrolis adalah perubahan energi listrik menjadi energi kimia (Sukardjo, 2009, hlm. 45). Reaksi pada sel elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan karena hanya berproses apabila memperoleh arus dari sumber arus. Elektrolisis banyak digunakan untuk penyepuhan dan pemurnian logam. a) Penyepuhan (Electroplating) Contoh produk industri yang berasal dari pelapisan logam adalah sendok tembaga yang dilapisi perak. Tujuan utama dari penyepuhan adalah untuk keindahan dan mencegah korosi. Proses penyepuhan suatu logam dengan logam lain menggunakan prinsip elektrolisis yaitu sebagai berikut: Katoda
: logam yang akan disepuh
Anoda
: logam penyepuh
Elektrolit
: larutan garam yang mengandung ion logam penyepuh
b) Pemurnian logam Tujuan proses pemurnian logam secara elektrolisis adalah untuk memperoleh logam murni dari logam yang tidak murni atau logam kotor dengan cara elektrolisis. Misalnya pemurnian tembaga dari tembaga tidak murni (Sukardjo, 2009, hlm. 67-68).
b. Korosi Korosi merupakan penurunan mutu logam akibat adanya reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Reaksi tersebut terjadi karena adanya perbedaan karakter yang terkandung dalam material tersebut (Rahmawati, 2013, hlm. 69). Benda-benda yang mengandung logam seperti besi, cenderung mengalami kerusakan di alam. Hal itu ditandai
29
dengan adanya bercak-bercak besi yang berwarna merah cokelat, yang umumnya disebut karat besi. 1) Konsep Dasar Terjadinya Korosi a) Kereaktifan Logam Cepat lambatnya proses korosi yang berlangsung dapat dilihat dari kereaktifan logam dengan asam. Daftar deret logam yang yang mengurutkan kereaktifan logam terhadap asam dinamakan deret volta. Dalam deret volta, dari kiri ke kanan kereaktifan logam terhadap asam akan berkurang. K - Ba – Sr - Ca - Na - Mg - Al - Zn - Cr- Fe – Ni - Sn – Pb - H – Cu- Hg- Ag- Pt - Au
b) Proses Elektrokimia Adanya debu karbon (C), hasil pembakaran batu bara dan kayu berpeluang besar menyebabkan terjadinya korosi. Apabila karbon menempel pada besi atau baja maka yang terjadi sebagai berikut: (1) Logam besi akan berfungsi sebagai anode (-). (2) Karbon akan berfungsi sebagai katode (+). (3) Gas O2 yang terlarut dalam air akan berfungsi sebagai elektrolit. (4) Pada proses korosi besi berlangsung reaksi elektrokimia seperti pada sel Volta. c) Zat-zat yang mempercepat korosi besi Selain H2O dan O2, ada zat-zat lain yang aktif mempercepat korosi, yaitu zat-zat yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Misalnya NaCl dan zat pembentuk asam (CO2, SO2) (Sukardjo, 2009, hlm. 70-71). 2) Beberapa Cara Mencegah Korosi Logam a) Mencegah kontak langsung logam dengan zat-zat kimia korosif (H2O, CO2, O2, asam-asam, NaCl, dan sebagainya). Caranya adalah melapisi logam dengan cat.
30
b) Melapisi logam dengan logam lain, dengan cara penyepuhan. c) Membuat aloi (campuran logam-logam secara homogen) misalnya stainless steel yang merupakan campuran homogen logam-logam Fe, Ni, Cr. d) Memberi perlindungan katode (proteksi katodik). Contohnya pemasangan pipa besi dalam tanah yang dilindungi dengan magnesium untuk mencegah korosi (Sukardjo, 2009, hlm. 7172). Cara yang dilakukan dalam proteksi katodik adalah logam yang akan dilindungi dikondisikan berada dalam daerah katodik dengan memberikan potensial atau arus katodik (Rahmawati, 2013, hlm. 76).
B. Penelitian Relevan Ada beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini. Salah satu penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Dini Kinati Fardah dari Universitas Negeri Semarang dengan Judul “Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika melalui Tugas OpenEnded”.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Fardah
bertujuan
untuk
mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pertanyaan openended dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara berbasis tugas dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Kemampuan berpikir kreatif menekankan pada kritera kelancaran, keluwesan, keaslian dan keterincian (Fardah, 2012). Hasil dari penelitian ini adalah berupa pola berpikir kreatif siswa kategori tinggi sebanyak 20%, sedang 33,33% dan rendah sebanyak 46,67% dari jumlah siswa (Fardah, 2012). Adapun penelitian yang dilakukan oleh Tatag Yuli Eko Siswono dari Universitas Surabaya dengan judul “Level of Student’s Creative Thinking in Classroom Mathematics”. Penelitian yang dilakukan oleh Tatag Yuli Eko Siswono untuk mengetahui perbedaan level dalam berpikir kreatif yang didasarkan pada kefasihan, keluwesan, dan kebaruan dalam penyelesaian dan
31
pengajuan masalah matematika. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan sampel diambil dari kelas VIII SMP dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik snowball (Siswono, 2011, hlm. 550). Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah siswa pada level 4 memenuhi tiga komponen dari indikator berpikir kreatif, siswa pada level 3 memenuhi dua komponen (keluwesan dan kefasihan serta kebaruan dan kefasihan), siswa pada level 2 hanya memenuhi satu aspek (keluwesan atau kebaruan) dan pada level 1 hanya memenuhi aspek kefasihan saja sementara pada level 0 semua aspek tidak terpenuhi (Siswono, 2011, hlm. 552). Penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Open-Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Listrik Dinamis Kelas X di SMAN 1 Gondang Tulungangung” dilakukan oleh Nisa & Wasis dari Universitas Negeri Surabaya. Penelitian yang dilakukan oleh Nisa & Wasis (2013,
hlm.
143)
bertujuan
untuk
mendeskripsikan
keterlaksanaan
pembelajaran, kemampuan berpikir kreatif, kemampuan psikomotor, dan afektif serta respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open-Ended. Dalam proses pembelajarannya siswa dilatih untuk menyelesaikan soal/masalah dengan beberapa cara penyelesaian. kuantitatif true experimental adalah jenis penelitian yang digunakan (Nisa & Wasis, 2013, hlm. 144). Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran didapatkan presentase sebesar 83,6% yang artinya pembelajaran dengan pendekatan open-ended terlaksana dengan sangat baik. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa
di dalam kelas eksperimen lebih aktif
daripada siswa kelas kontrol. Oleh karena itu, pendekatan open-ended menuntut siswa lebih aktif terutama dalam menyampaikan pendapat (Nisa, 2013, hlm. 145). Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Marina Putriyani dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar melalui Penerapan Pendekatan Open-Ended Siswa Kelas VI Sekolah Dasar”. Hasil yang didapat dalam penelitian ini yaitu kenaikan presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended dari 72% pada siklus I
32
menjadi 82% pada siklus II serta peningkatan prestasi belajar siswa dengan pendekatan open-ended dari 68% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II (Marina, tanpa tahun, hlm. 7). Penelitian yang dilakukan oleh Nahadi, Wiwi Siswaningsih dan Iga Maliga dengan judul “Pengembangan dan Analisis Tes Kimia Berbasis OpenEnded Problem untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa menghasilkan 15 soal open-ended yang diujicobakan. Dari 15 soal uraian yang disiapkan, diuji coba terbatas di lapangan selama dua kali. Setelah didapatkan data, kemudian dilanjutkan dengan proses analisis sehingga diketahui butir soal yang kurang memenuhi syarat sehingga dapat diperbaiki (Nahadi dkk., 2015).
Pada soal open-ended yang dikembangkan dalam
penelitian ini tidak hanya disesuaikan dengan indikator pembelajaran akan tetapi disesuaikan pula dengan indikator berpikir kreatif. Hal ini ditujukan untuk mengetahui ketercapaian kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan soal open-ended problems tersebut. Hasil uji coba I, perolehan siswa dalam masing-masing indikator berpikir kreatif adalah sebesar 23,93% untuk fluency, 25,66% untuk flexibility, 18,03% untuk elaboration, dan 19,18% untuk originality. Sementara hasil yang didapat pada uji coba II adalah kemampuan fluency sebesar 59,46%, flexibility sebesar 50,13%, elaboration sebesar 53,76%, dan originality sebesar 31,91% (Nahadi dkk., 2015). C. Kerangka Berpikir Materi kimia adalah materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat menunjang pengetahuan siswa yang semakin luas. Materi kimia yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari salah satunya terdapat pada materi elektrokimia khususnya pada kompetensi dasar yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 tahun 2013 yaitu (3.3) mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan dan (3.4) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan
33
mengajukan ide/gagasan untuk mengatasinya. Kompetensi dasar tersebut menuntut siswa untuk dapat mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan dan menganalisis faktor-faktor terjadinya korosi dan mengajukan ide/gagasan untuk mengatasinya. Hal ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif karena pembelajaran tidak hanya terpaku pada hafalan dan ingatan tentang teori serta rumus saja, melainkan dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar. Jika materi sudah mendukung siswa untuk dapat berpikir kreatif, selanjutnya diperlukan dorongan dari guru untuk menggali potensi kemampuan berpikir kreatif siswa tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang cocok. Model open-ended problems merupakan model yang cocok untuk menggali kemampuan berpikir kreatif siswa. Pada model open-ended problems guru memberikan soal yang sifatnya terbuka sehingga siswa akan lebih terbuka juga dalam mengemukakan pemikirannya. Suatu soal dapat dikatakan terbuka jika menghasilkan jawaban benar lebih dari satu. Tiga komponen yang dinilai dalam kemampuan berpikir kreatif adalah: 1. Kelancaran (fluency) Kelancaran atau kefasihan dalam berpikir yang dimaksud adalah kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah. Penekanannya adalah dalam waktu yang singkat dapat menghasilkan gagasan atau ide tentang objek tertentu dalam jumlah yang banyak. 2. Keluwesan (flexibility) Fleksibel yang dimaksud adalah kemampuan menghasilkan gagasan, yang bervariasi. Penekanannya pada segi keragaman gagasan, kaya akan alternatif dan bukan kekakuan dalam berpikir. 3. Kebaruan (originality) Orisinalitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru atau kombinasi baru antar bermacam-macam unsur atau bagian. Semakin banyak unsur-unsur yang digabung menjadi
34
satu gagasan atau produk kreatif, maka semakin orisnil pula pemikiran individu tersebut. Untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif, siswa dapat diberikan soal open-ended. Ketercapaian aspek kemampuan berpikir kreatif tersebut dapat dilihat dari jawaban yang diberikan oleh siswa terhadap permasalahan pada soal open-ended. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aspek berpikir kreatif
menurut Tes Berpikir
Kreatif Torrance yaitu fluency, flexibility, dan originality.
35
Kurikulum 2013
Menuntut kemampuan berpikir kreatif siswa
Kompetensi Dasar: (3.3) Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan (3.4)
Menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi terjadinya korosi dan mengajukan ide/gagasan untuk mengatasinya
Model pembelajaran yang selama ini diterapkan kurang memfasilitasi kemampuan berpikir kreatif siswa
Kemampuan berpikir kreatif kurang mendapat perhatian dalam proses pembelajaran
Berpikir kreatif
Model Open-Ended Problems
Soal Open-Ended Tipe Masalah Open-Ended Mengklasifikasi
Masing-masing tipe masalah dapat dihubungkan dengan ketiga aspek berpikir kreatif
Fluency
Menemukan hubungan
Flexibility
Pengukuran
Originality
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 21 Oktober s.d 28 Oktober 2015 di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Benda Timur XI, Komplek Perumahan Pamulang Permai 2, Pamulang, Tangerang, Banten 15416, Telp. (021) 74633772.
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah aktual seperti apa adanya yang terjadi saat penelitian berlangsung (Noor, 2011, hlm. 335). Penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2009, hlm. 54). Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan secara tepat fakta dari objek yang diteliti (Darmadi, 2011, hlm. 145). Penelitian ini dilakukan untuk melihat kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi elektrokimia dalam aspek kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan kebaruan (originality) melalui model open-ended problems.
C. Alur Penelitian Langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diawali dengan adanya masalah Penelitian yang dilakukan didasarkan pada masalah yang sedang dihadapi pendidikan di masa sekarang yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa yang kurang mendapat perhatian dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan pun kurang memfasilitasi kemampuan berpikir kreatif siswa.
36
37
2. Menentukan jenis informasi yang diperlukan Pada tahap ini peneliti mengumpulkan literatur terkait hal yang akan diteliti yaitu buku, jurnal serta referensi lain yang diperlukan dari situs internet. 3. Menentukan prosedur pengumpulan data Prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti diawali dengan pembuatan RPP Kurikulum 2013 pada materi elektrokimia dengan kompetensi dasar “mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan dan kompetensi dasar menganalisis faktorfaktor
yang
mempengaruhi
terjadinya
korosi
dan
mengajukan
ide/gagasan untuk mengatasinya.” Peneliti kemudian melakukan proses penelitian di kelas selama dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, peneliti menerapkan RPP yang telah dibuat untuk proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi. Kemudian pada pertemua kedua, siswa diberikan evaluasi berupa soal open-ended elektrokimia untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa. Setelah proses evaluasi peneliti mengumpulkan data tambahan dari wawancara terhadap beberapa orang siswa. 4. Pengolahan informasi atau data Data yang diperoleh berupa hasil observasi, hasil tes dan wawancara. Berdasarkan hasil observasi, peneliti melakukan penskoran dan menghitung ketercapaian aspek berpikir kreatif yang didapatkan oleh siswa. Sementara dari hasil tes, analisis jawaban siswa dilakukan untuk mengkategorisasi tingkat berpikir kreatif siswa. Lalu data wawancara digunakan untuk melengkapi data sebelumnya.
38
5. Menarik kesimpulan penelitian Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan mengenai tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi elektrokimia dalam aspek kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan kebaruan (originality). (Noor, 2011, hlm. 35). Langkah penelitian lebih rinci dapat dilihat pada Gambar 3.1.
39
Adanya suatu permasalahan
Membuat rumusan masalah
Menentukan prosedur pengumpulan data
Membuat instrumen penelitian (Soal, lembar observasi dan pedoman wawancara) Revisi Validasi instrumen penelitian
Observasi di lapangan
Menganalisis jawaban siswa dengan berpatokan pada rubrik penilaian
Pengolahan data dengan mengkategorisasi tingkat berpikir kreatif siswa
Wawancara secara mendalam
Analisis hasil wawancara
Menyimpulkan hasil analisis mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa
Gambar 3.1 Alur Penelitian
40
D. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA kelas XII IPA, sementara sampel yang diambil untuk penelitian adalah siswa kelas XII IPA 4 yang berjumlah 28 orang di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 8 orang dan siswa perempuan sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling yang merupakan teknik dalam menentukan sampel dengan membuat pertimbangan secara
khusus sehingga layak dijadikan sampel
(Noor, 2011, hlm. 155). Sampel yang diambil merupakan siswa kelas XII dari kelas pilihan yang memiliki nilai rata-rata ulangan harian yang lebih tinggi dibandingkan terhadap empat kelas XII IPA lainnya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pembelajaran dan penerapan model open-ended problems dalam penelitian ini. Sampel penelitian dikelompokkan menjadi tiga kategori kelompok, yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah untuk mengetahui
perbedaan
kemampuan
berpikir
kreatif
siswa.
Siswa
dikelompokkan berdasarkan hasil standar deviasi yang diolah dari data ulangan harian melalui pengelompokan 3 ranking menurut Arikunto (1999, hlm. 263-264), yaitu sebagai berikut: 1. Kelompok atas adalah semua siswa yang mempunyai skor diatas skor rata-rata +1 SD 2. Kelompok sedang adalah semua siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan +1 SD 3. Kelompok bawah adalah semua siswa yang mempunyai skor -1 SD dan yang kurang dari itu.
41
Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran 12)
diperoleh data
penggolongan kelompok sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa Kelompok
Kriteria
Jumlah Siswa
Tinggi
≥ 93,28
4 orang
Sedang
60,08 ˂ nilai ˂ 93,28
21 orang
Rendah
≤ 60,08
3 orang
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi, soal tes open-ended dan pedoman wawancara. 1. Lembar Observasi Observasi atau pengamatan langsung dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan memberikan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara (Arikunto, 2010, hlm. 199-200). Cara yang paling efektif dalam metode observasi melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2010, hlm. 272). Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat proses atau kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal open-ended yang dikaitkan dengan aspek berpikir kreatif. Lembar observasi divalidasi sampai layak digunakan untuk proses pengambilan data. Pada penelitian ini lembar observasi menggunakan skala 0-4. Ketentuan perolehan untuk tiap skornya terdapat pada rubrik penilaian lembar observasi (Lampiran 3).
42
Berikut ini merupakan format lembar observasi yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa melalui model open-ended problems.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Format Lembar Observasi
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kegiatan Siswa
Aspek Berpikir Kreatif
Mengemukakan pendapat 1
Mengklasifikasi
mengenai perbedaan baterai sekali pakai dengan baterai isi
Fluency
ulang Mengemukakan pendapat Menemukan 2
hubungan
mengenai cara kerja aki sehingga dapat menggerakkan
Fluency
mesin pada mobil
Menemukan 3
hubungan
Menjawab pertanyaan mengenai hubungan sel volta dengan
Flexibility
baterai Memberikan jawaban mengenai cara menyalakan sebuah lampu
4
Pengukuran
dengan elektroda Ag dalam
Flexibility
AgNO3 dan elektroda Mg dalam Mg(NO3)2
Menemukan 5
hubungan
Mengemukakan pendapat mengenai contoh sel volta dalam kehidupan
Originality
43
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kegiatan Siswa
Aspek Berpikir Kreatif
Mengemukakan pendapat Menemukan 6
hubungan
mengenai cara untuk mendapatkan tembaga murni
Fluency
dengan proses pemurnian Mengemukakan pendapat mengenai cara untuk Menemukan 7
hubungan
mendapatkan uang berlapis perak dari uang yang berbahan
Fluency
dasar tembaga dengan proses penyepuhan Memberikan jawaban mengenai Menemukan 8
hubungan
hubungan antara pemurnian tembaga, pelapisan perak pada
Flexibility
tembaga, dan sel elektrolisis Menemukan cara untuk mendapatkan larutan KOH dan Menemukan 9
hubungan
padatan I2 dengan cara elektrolisis, jika disediakan zat
Flexibility
elektrolit berupa KI serta elektroda C pada katoda dan anoda
Menemukan 10
11
hubungan
Mengklasifikasi
Mengemukakan pendapat mengenai contoh sel elektrolisis
Originality
dalam kehidupan Mengemukakan pendapat
Fluency
44
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kegiatan Siswa
Aspek Berpikir Kreatif
mengenai perbedaan sel volta dan sel elektrolisis
Menemukan 12
hubungan
Siswa memberikan jawaban proses galvanisasi dalam
Flexibility
pencegahan karat Siswa menjawab cara lain untuk mencegah korosi (selain cara
13
Mengklasifikasi
Fluency
yang telah disebutkan dalam video: pengecatan, melumuri dengan oli, dan galvanisasi)
Menemukan 14
hubungan
Siswa mengajukan pendapat mengenai cara mengatasi
Originality
perkaratan pada paku Siswa menjawab pertanyaan
15
Pengukuran
mengenai pengaruh posisi logam dalam volta dan E0
Fluency
standar terhadap perkaratan
2. Soal Tes Open-Ended Tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2010, hlm. 193) Pada penelitian ini, tes yang digunakan bertujuan untuk mengukur kemapuan berpikir kreatif siswa yang berupa pemberian tes open-ended. Soal open-ended question yang diberikan kepada siswa merupakan soal
45
yang jawabannya bersifat terbuka. Soal dibuat untuk melihat ketiga aspek dalam berpikir kreatif siswa berdasarkan jawaban yang diberikan yaitu aspek kefasihan (fluency), keluwesan (flexibility), dan kebaruan (originality). Masing-masing aspek memiliki acuan dalam hal penilaiannya (terdapat pada Lampiran 7). Adapun instrumen soal tes open-ended untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Instrumen Tes Open-Ended Aspek
No
Berpikir
Soal
Butir Soal
Kreatif Fluency,
1*
Saat
ini
handphone
sudah
bukan
Flexibility,
menjadi barang asing lagi. Setiap orang
Originality
dapat
berkomunikasi
melalui
handphone. Jika handphone mati akibat kehabisan baterai, cukup mencharger handphone
tersebut
sehingga
handphone dapat menyala kembali. Berbeda dengan baterai pada jam dinding yang tidak dapat diisi ulang ketika jam mati. Berikan tanggapanmu mengenai perbedaan dari kedua jenis baterai tersebut! Fluency,
2*
Mesya memiliki hobi mengoleksi
Flexibility,
anting-anting yang terbuat dari emas.
Originality
Suatu hari Mesya merasa gatal pada telinganya dan muncul ruam merah. Setelah mengecek di toko emas, ternyata anting Mesya terbuat dari emas
46
Aspek
No
Berpikir
Soal
Butir Soal
Kreatif yang tidak murni (emas imitasi). Emas imitasi ini merupakan campuran emas dengan logam lain. Mengapa emas imitasi dapat menyebabkan iritasi pada kulit? Fluency,
3*
Pak Budi mempunyai toko emas di
Flexibility,
sebuah pasar. Suatu hari,
pelanggan
Originality
Pak Budi ingin cincin emasnya terlihat seperti baru dengan warna emas yang lebih berkilau. Apa yang seharusnya dilakukan
oleh
Pak
Budi
untuk
membuat cincin emas menjadi seperti yang diinginkan oleh pelanggannya tersebut? Fluency,
4*
Budi memiliki sebuah kunci yang sudah
Flexibility,
tidak menarik lagi karena pada kunci
Originality
tersebut terdapat banyak goresan dan warna yang sudah pudar. Jika Budi ingin membuat kunci tersebut menjadi lebih menarik, apa cara yang dapat dilakukan oleh Budi?
Fluency,
5*
Bagaimana
cara
membuat
lampu
Flexibility,
menyala jika disediakan bahan-bahan
Originality
seperti: jeruk nipis, paku seng, uang logam tembaga, kabel, lampu kecil dan multitester
(jika
dibutuhkan)?
47
Aspek
No
Berpikir
Soal
Butir Soal
Kreatif Bagaimana potensial sel pada reaksi tersebut? Fluency,
6*
Fuel cell merupakan bahan bakar
Flexibility,
pengganti
BBM
yang
dampak
Originality
negatifnya terhadap lingkungan sangat kecil karena dapat mengurangi polusi udara. Berbeda dengan bahan bakar pada umumnya yang mengakibatkan polusi udara. Apa penyebab bahan bakar fuel cell berbeda dengan bahan bakar pada umumnya?
Fluency,
7*
Tembaga murni adalah salah satu bahan
Flexibility,
penyusun kabel. Berdasarkan proyeksi
Originality
Kementrian
Perindustrian,
Indonesia
membutuhkan sedikitnya 1,68 juta ton tembaga murni pertahun. Kebanyakan tembaga yang tersedia adalah tembaga dalam bentuk bijih atau tembaga yang tidak murni (mengandung campuran logam lain). Bagaimana proses yang dilakukan untuk mendapatkan tembaga murni? Fluency,
8*
senyawa
Cl2
memiliki
Flexibility,
kegunaan,
Originality
digunakan untuk karet sintesis. Ada banyak
salah
cara
untuk
satunya
banyak yaitu
memproduksi
48
Aspek
No
Berpikir
Soal
Butir Soal
Kreatif senyawa Cl2 secara kimiawi . Apa sajakah cara yang bisa dilakukan untuk menghasilkan senyawa Cl2 tersebut? Fluency,
9*
Logam emas (Au) merupakan logam
Flexibility,
yang dapat bertahan dalam jangka
Originality
waktu
panjang
tanpa
mengalami
kerusakan. Berbeda dengan pagar besi (Fe) yang sangat mudah mengalami perubahan
pada
tampilannya.
Berikanlah
pendapat
mengenai
penyebab terjadinya perbedaan pada kedua jenis logam tersebut! Fluency,
10*
Ibu Aida memiliki hobi memasak
Flexibility,
makanan sendiri untuk keluarganya.
Originality
Dalam hal memotong bahan makanan, Bu Aida selalu menggunakan sebuah pisau yang disimpan di dapur. Namun ketika akan digunakan, terdapat bercak karat pada pisau tersebut. Apa yang menjadi
penyebab
pisau
tersebut
berkarat? Fluency,
11
Badan kapal yang terbuat dari besi
Flexibility,
selalu bersentuhan dengan air laut,
Originality
sehingga
menyebabkan
terjadinya
perkaratan dengan cepat. Namun, ketika komposisi badan kapal ditambahkan
49
Aspek
No
Berpikir
Soal
Butir Soal
Kreatif material logam seng, proses perkaratan menjadi terhambat. Berikan gagasan mengenai penyebab badan kapal dapat terlindungi oleh logam seng tersebut! Fluency,
12*
Pak Andi merupakan lulusan teknik
Flexibility,
elektro. Ketika Dia akan menggunakan
Originality
paku untuk memajang lukisan,
paku
tersebut berkarat. Karat pada paku harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Jika tersedia alat dan bahan sebagai berikut: catu daya, kabel, logam timah,
larutan soda kue,
minuman
bersoda, amplas, sikat kawat, kentang, jeruk lemon. Apa yang dapat dilakukan oleh Pak Andi? Fluency,
13*
Engsel
pintu
yang
menghasilkan
Originality
ataupun ditutup. Agar tidak mengulangi serupa
ketika
akan
Flexibility,
kejadian
bunyi
berkarat
kita
dibuka
harus
mengantisipasi hal tersebut. Apa yang harus dilakukan untuk menghindari perkaratan pada engsel pintu tersebut? Fluency,
14*
Pada saat hujan, pagar yang terbuat dari
Flexibility,
besi akan mengalami kontak langsung
Originality
dengan oksigen dalam air hujan. Hal ini dapat mempercepat proses perkaratan.
50
Aspek
No
Berpikir
Soal
Butir Soal
Kreatif Menurutmu, bagaimana cara mencegah perkaratan pada pagar tersebut? Fluency,
15*
Ema
mendapatkan sebuah
tugas
untuk
kertas
putih.
Flexibility,
menggunting
Originality
Namun gunting yang dimiliki Ema sangat berkarat. Jika digunakan untuk menggunting
kertas,
maka
akan
meninggalkan
bekas
pada
kertas
tersebut.
Jika Ema memanfaatkan
bahan-bahan
atau
peralatan
yang
mungkin tersedia di rumah atau di lingkungan sekitar Apa yang dapat Ema lakukan untuk menghilangkan karat pada gunting tersebut? Fluency,
16*
Sebuah kursi di taman seharusnya dapat
Flexibility,
menjadi tempat istirahat atau tempat
Originality
yang nyaman untuk menikmati udara segar. Namun saat ini, kursi tersebut sudah tidak tersentuh lagi oleh manusia. Hal ini disebabkan oleh penurunan tampilan pada kursi yang memiliki bercak karat dan warna yang kusam. Agar
kursi
tersebut
dimanfaatkan
kembali, apa saja cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut? *Soal yang valid
51
3. Pedoman Wawancara Pedoman waancara berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab atau direspon oleh responden. Bentuk pertanyaan bisa sangat terbuka, sehigga dalam memberikan jawaban dan penjelasannya, responden mempunyai keleluasaan (Sukmadinata, 2006, hlm. 216). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih dalam mengenai hasil jawaban tes yang diberikan oleh siswa serta respon siswa mengenai pembelajaran dengan model open-ended terhadap kemampuan berpikir kreatif. Pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti terdiri dari 8 pertanyaan seperti pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Siswa Indikator Respon siswa terhadap pembelajaran open-ended
Pertanyaan 1. Apakah
Anda
pembelajaran
mengetahui
open-ended?
(jika
siswa tidak tahu, beri tahu siswa tersebut bahwa pembelajaran open ended adalah
pembelajaran yang
dimulai dengan memberikan soal yang memiliki
banyak jawaban
benar atau pendekatan ini dilakukan pada
saat
pembelajaran
oleh
peneliti) 2. Apa
pendapat
pembelajaran
Anda
mengenai
open-ended
jika
dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan sebelumnya ? 3. Apakah ada kesulitan pada saat pembelajaran
berlangsung?
Jika
52
“Ya” apa kesulitan yang dialami? Dan
bila
“tidak”
sebutkan
alasannya! 4. Apakah
ditemukan hal-hal yang
baru dengan mempelajari materi elektrokimia
menggunakan
pembelajaran open-ended?
Respon siswa akibat
1. Apakah pembelajaran open-ended
pembelajaran open-ended
dapat
terhadap kemampuan
kreatif? Jelaskan alasannya!
berpikir kreatif
memotivasi
untuk
lebih
2. Apakah pembelajaran open-ended dapat membuka wawasan untuk memberikan
solusi
yang
lebih
variatif terhadap permasalahan di sekitar kita?
Mengetahui gambaran
1. Bagaimana
langkah
dalam
berpikir kreatif siswa dalam
menyelesaikan soal yang telah
tahap menyelesaikan soal
diberikan
open-ended
jawaban?
sampai
mendapatkan
2. Adakah permasalahan dalam soal yang
pernah
dialami
secara
langsung? Tunjukan soal nomor berapa!
53
F. Validitas Instrumen Validitas/kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan bahwa alat ukur atau instrumen yang disusun tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas berhubungan dengan akurasi instrumen (Noor, 2011, hlm. 132). Di dalam mengukur validitas hal utama yang menjadi pusat perhatian terletak pada isi dan kegunaan insrumen (Margono, 2010, hlm. 186). Di dalam penelitian ini, validitas instrumen menggunakan content validity, yaitu merujuk pada suatu instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap hal yang akan diukur. Validitas isi biasanya dapat didasarkan pada penilaian para ahli dalam bidang tersebut (Margono, 2010, hlm. 187188). Validasi terhadap instrumen penelitian
yang berupa soal, lembar
observasi dan pedoman wawancara ini dilakukan oleh ahli bidang kimia, yaitu dosen kimia sebanyak 2 orang serta 1 orang guru kimia. Adapun uji validitas soal dilakukakan pada siswa yang telah mempelajari materi elektrokimia agar dapat mengetahui soal yang layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian yang akan diberikan kepada sampel penelitian. Tingginya validitas tes dapat dilihat dari kemampuan siswa menangkap apa yang sudah diajarkan guru atau yang diketahui siswa tersebut dari pertanyaan yang diajukan (Margono, 2010, hlm. 188). Karena materi yang digunakan dalam penelitian terdapat di jenjang kelas XII SMA, maka validasi akhir ditujukan pada mahasiswa semester I UIN Jakarta tahun 2015/2016 yang berjumlah 38 orang.
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Mengumpulkan data dengan cara observasi dilakukan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2011, hlm. 203). Dalam penelitian ini, observasi dilakukan oleh 4 orang
54
observer. Pada prosesnya, observer bertindak sebagai pengamat independen (nonpartisipan) yang tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati. Observasi dilakukan secara terstruktur artinya observasi telah dirancang secara sistematis (Sugiyono, 2011, hlm. 203-205).
2. Tes Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban (Margono, 2013, hlm. 170). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes esai yang bersifat open-ended pada materi elektrokimia. Tes esai yaitu tes yang menuntut jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri (Margono, 2013, hlm. 170). Tes yang diberikan pada siswa mencakup 15 soal. Pada setiap soal yang diajukan, siswa dituntut untuk menjawab dalam waktu kurang dari atau sama dengan 5 menit.
3. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan orang yang diwawancarai dan berhadapan secara langsung. Wawancara digunakan sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya (Noor, 2011, hlm. 138-139). Wawancara tidak terstruktur dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang responden. Dalam wawancara tidak terstruktur ini, peneliti belum mengetahui secara pasti data yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden (Sugiyono, 2013, hlm. 198). Pengambilan sampel wawancara dilakukan secara
random
sampling yaitu memberikan hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel (Arikunto, 2010, hlm.
55
177). Sampel wawancara diambil masing-masing 2 orang dari setiap kategori kelompok tinggi, sedang dan rendah. Cara menentukan sampel dilakukan dengan undian. Pada kertas kecil dituliskan nomor absen subjek kemudian digulung (Arikunto, 2010, hlm. 180). Setelah itu diambil masing-masing 2 gulungan kertas dari tiap kategori. Nomor absen yang terpilih dijadikan sebagai responden untuk pengambilan data wawancara.
H. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian, yaitu dari lembar observasi, tes open-ended dan wawancara kemudian diolah lebih lanjut. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data hasil penelitian: 1. Lembar Observasi Data yang diperoleh dari lembar observasi dianalisis dengan cara: a. Memberi tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai hasil observasi terhadap siswa dengan merujuk pada rubrik keterlaksaan aspek berpikir kreatif. b. Menjumlahkan skor dari tiap-tiap aspek kemampuan berpikir kreatif yang terdapat pada lembar observasi c. Mencari presentase
dari masing-masing aspek yang muncul
berdasarkan rumus: NP =
SM
x 100
Keterangan: NP
= Nilai Presentase
R
= Skor mentah yang diperoleh siswa
SM
= Skor maksimum ideal
(Purwanto, 2010, hlm. 102) d. Menginterpretasikan secara deskriptif data presentase tiap-tiap aspek indikator keterampilan berpikir kreatif yang muncul selama proses pembelajaran.
56
2. Tes open-Ended Pada tes open-ended, kemampuan berpikir kreatif dianalisis melalui jawaban siswa dari permasalahan dalam soal. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara: a. Memberikan kode pada jawaban siswa. b. Memberikan skor mentah pada setiap jawaban siswa berdasarkan rubrik penilaian. c. Menghitung skor total tes untuk setiap aspek berpikir kreatif d. Menentukan nilai presentase kemampuan berpikir kreatif untuk setiap aspek yang muncul pada seluruh siswa, dengan rumus sebagai berikut: NP =
SM
x 100
Keterangan: NP
= Nilai Presentase
R
= Skor mentah yang diperoleh siswa
SM
= Skor maksimum ideal
(Purwanto, 2010, hlm. 102) e. Untuk menentukan tingkatan berpikir kreatif
siswa, peneliti
menganalisis ketercapaian tiga aspek berpikir kreatif menurut Siswono (2011, hlm. 551).
Tabel 3.5 Penskoran Tingkat Berpikir Kreatif Kriteria Kreativitas fluency
flexibility
originality
√
√
√
√
√
-
√
-
√
-
√
-
-
Ket
Skor
Sangat
4
Kreatif Kreatif
3
-
Cukup
2
√
Kreatif
57
√
-
-
-
-
-
Kurang
1
Kreatif Tidak
0
Kreatif
f. Memberikan skor berdasarkan jawaban siswa yang diberikan dengan melihat ketercapaian tiga aspek berpikir kreatif seperti yang tertera pada Tabel 3.5. g. Menjumlahkan skor yang didapat setiap siswa dari seluruh soal yang dikerjakan. h. Mengkonversi skor yang didapat ke dalam bentuk presentase dan mengkategorikan kemampuan berpikir kreatif siswa seperti pada tabel di bawah ini (Riduwan, 2010, hlm. 41).
Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Presentase pencapaian
Kategori Tingkat Berpikir
aspek berpikir kreatif
Kreatif
81% - 100%
Sangat Baik
61% - 80%
Baik
41% - 60%
Cukup
21% - 40%
Kurang
0% - 20%
Sangat Kurang
3. Wawancara Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 6 orang responden, diubah ke dalam bentuk tulisan yang kemudian dihubungkan dengan hasil observasi dan hasil tes. Data yang diperoleh dibuat dalam bentuk transkrip kemudian diterjemahkan secara deskriptif.
58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil observasi pada saat pembelajaran dan tes untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif pada aspek fluency, flexibility, dan originality, serta data hasil wawancara sebagai data pendukung.
1. Hasil Observasi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa secara Keseluruhan Pengamatan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa yang muncul pada materi elektrokimia melalui model Open-Ended Problems terdiri dari tiga aspek yaitu fluency, flexibility dan originality. Pencapaian kemampuan berpikir kreatif ini dilihat dari jawaban siswa yang diberikan pada saat pembelajaran. Jawaban siswa tersebut kemudian dianalisis sesuai dengan rubrik penilaian lembar observasi sehingga mendapatkan hasil seperti yang tertera pada Lampiran 13.
Tabel 4.1 Ketercapaian Aspek Berpikir Kreatif Siswa secara Keseluruhan Berdasarkan Lembar Observasi Aspek Berpikir Kreatif
Pencapaian Kategori
Fluency
Flexibility
Originality
68,62%
54,82%
60,41%
Baik
Cukup
Cukup
58
59
Berdasarkan Tabel 4.1, pencapaian rata-rata aspek fluency yang muncul selama pembelajaran berlangsung sebesar 68,62% yang termasuk pada kategori baik, sementara aspek flexibility hanya mencapai 55% yang artinya cukup dan aspek originality mencapai 60,41% dengan kategori cukup. Aspek fluency merupakan aspek berpikir kreatif yang dominan muncul pada saat pembelajaran, sementara kemunculan aspek flexibility adalah yang paling rendah.
2. Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Hasil Tes Open-Ended secara Keseluruhan Data hasil tes open-ended didapatkan setelah penerapan model pembelajaran open-ended problems. Data ini didapatkan dari jawaban siswa yang telah dianalisis sesuai dengan rubrik jawaban dan pedoman penskoran yang mencakup aspek fluency, flexibility dan originality. Hasil perhitungan ketercapaian aspek berpikir kreatif tersebut tercantum pada Lampiran 15.
Tabel 4.2 Ketercapaian Aspek Berpikir Kreatif Siswa secara Keseluruhan Berdasarkan Tes Open-Ended Aspek Berpikir Kreatif
Pencapaian Kategori
Fluency
Flexibility
Originality
63,30%
54,10%
48%
Baik
Cukup
Cukup
Berdasarkan Tabel di 4.2, pencapaian rata-rata aspek fluency yang muncul dari hasil tes sebesar 63,30% yang berarti baik, sementara aspek flexibility hanya mencapai 54,34% yang berarti cukup dan aspek originality mencapai 48% yang berarti cukup.
60
Aspek fluency merupakan aspek berpikir kreatif yang dominan muncul berdasarkan hasil tes open-ended, sementara kemunculan aspek originality adalah yang paling rendah.
3. Hasil Tes Open-Ended
untuk Mengukur Tingkat Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa Kemampuan berpikir kreatif menurut Siswono mencakup lima tingkatan yaitu: sangat kreatif, kreatif, cukup kreatif, hampir tidak kreatif dan tidak kreatif. Tingkat berpikir kreatif siswa diperoleh dari hasil analisis jawaban siswa pada tes open-ended dan dilihat dari kemampuan siswa dalam memenuhi aspek-aspek berpikir kreatif. Skor rata-rata
yang
diperoleh
dari
tingkat
berpikir
kreatif
siswa
diinterpretasikan ke dalam bentuk presentase menurut Riduwan (2010, hlm. 41) dengan kategori sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang (terdapat pada Lampiran 17). Tabel 4.3 Tingkat Berpikir Kreatif Siswa secara Keseluruhan Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sangat Baik Jumlah Siswa
0
Baik
Cukup
Kurang
0
1
17
Sangat Kurang
10
Ketercapaian tingkat berpikir kreatif siswa yang dominan muncul terdapat pada kategori kurang dengan jumlah 17 siswa, selanjutnya pada kategori sangat kurang dengan jumlah 10 siswa dan pada kategori cukup mampu dicapai oleh 1 orang siswa. Pada kategori baik dan sangat baik, tidak ada satu orang pun siswa yang mampu mencapainya. Jika dibuat dalam bentuk presentase, tingkat kemampuan berpikir
61
kreatif dari 28 orang siswa adalah 3,57% mencapai kategori cukup, 60,71% mencapai kategori kurang dan 35,71% siswa mencapai kategori sangat kurang. Jika dilihat berdasarkan kelompok siswa (tinggi, sedang dan rendah) ketercapaian tingkat berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Jumlah Siswa dalam
Jumlah
Tingkat Berpikir Kreatif
Kelompok Siswa
Siswa
SB
B
C
K
SK
Kelompok Tinggi
0
0
0
3
1
4
Kelompok Sedang
0
0
1
13
7
21
Kelompok Rendah
0
0
0
1
2
3
Keterangan: SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
Berdasarkan Tabel 4.4, siswa pada kelompok tinggi hanya mampu mencapai kategori kurang, dengan 3 orang siswa yang mencapai kategori kurang, sementara 1 orang siswa mencapai kategori sangat kurang. Pada siswa kelompok sedang, tingkat berpikir kreatif sampai pada kategori cukup. Jumlah setiap kategori adalah 7 orang pada kategori sangat kurang, 13 orang pada kategori kurang dan 1 orang siswa mampu mencapai kategori cukup. Sementara pada siswa kelompok rendah, tingkat berpikir kreatif mencapai kategori kurang,
62
dengan jumlah siswa pada kategori sangat kurang sebanyak 2 orang dan siswa pada kategori kurang adalah 1 orang.
4. Hasil Wawancara Dalam penelitian ini data hasil wawancara digunakan untuk memperkuat data hasil observasi dan tes akhir open-ended. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa mengenai model pembelajaran open-ended terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan hasil wawancara, seluruh responden memberikan respon positif terhadap pembelajaran dengan model open-ended problems. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan siswa sebagai berikut: “Menurut aku, pembelajaran open-ended
itu bagus soalnya
diawalnya kita tuh disuruh buat mengeksplore dulu sendiri. Trus habis mengeksplore sendiri kan kita jadi tahu tuh setelah tau itu didiskusiin lagi sama temen. Jadinya kita makin tahu apa yang kita cari tuh ternyata misalnya ada yang kurang, trus saling melengkapi sama temen-temennya. Nah abis tuh setelah didiskusiin nanti dapet kesimpulan yang bisa dijadiin hasilnya itu” (Siswa kelompok tinggi 1). “Enakan open-ended sih kak soalnya ga cuma dari teori, ga mentok di teori tapi pengalaman juga kan bisa” (Siswa kelompok sedang 1). Dalam proses pembelajaran dengan model open-ended problems, 4 orang siswa menemukan hal-hal baru yang didapatkan dari materi elektrokimia. Sementara 2 orang siswa lainnya tidak menemukan hal yang baru. Tanggapan siswa mengenai pertanyaan Apakah ditemukan hal-hal yang baru dengan mempelajari materi elektrokimia menggunakan pembelajaran open-ended adalah sebagai berikut: “Iya. Soalnya kan biasanya kalo misalkan belajar normal kan cuma dari guru ngejelasin atau ngga dari slide. Kalo ini kan kita
63
cari sendiri, jawabannya tau sendiri, tau penjelasannya gimana. Trus ada internet juga”(Siswa kelompok tinggi 2). Selain itu peneliti juga menanyakan mengenai kesulitan yang didapatkan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang didapatkan dari responden adalah seimbang. 3 orang siswa menemui kesulitan dalam penerapan model open-ended problems sementara 3 siswa lainnya tidak mengalami kesulitan. Tanggapan mengenai kesulitan yang dihadapi siswa adalah sebagai berikut: “Sulitnya, nyari tau dulu sedikit. Nyari tau materinya” (Siswa kelompok rendah 1). Dari beberapa tanggapan mengenai kesulitan yang ditemui pada saat pembelajaran, sebagian besar menemui kesulitan saat mengeksplore jawaban dari permasalahan yang diberikan. Adapun responden yang tidak merasa kesulitan saat pembelajaran berlangsung disebabkan oleh tersedianya sumber belajar seperti buku dan internet. Selanjutnya adalah tanggapan positif siswa terhadap pembelajaran open-ended problems yang dapat memotivasi siswa untuk lebih kreatif. Hal ini diarenakan seluruh siswa setuju dengan pernyataan tersebut dan dapat dibuktikan dengan respon siswa sebagai berikut: “Iya. Alasannya ya karena pembelajaran yang ini lebih membuka pikiran aja. Jadinya memotivasi membuat apa gitu jadi penasaran buat prakteknya” (Siswa kelompok rendah 2). “Iya. Soalnya kan itu kayak soal essay gitu kan jadinya lebih menuntut kita untuk berkreatif untuk menjawab jawabannya” (Siswa kelompok sedang 2). Kunci utama dari pembelajaran open-ended problems adalah pertanyaan yang memunculkan banyak jawaban benar. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui pendapat responden mengenai dampak pembelajaran open-ended terhadap solusi yang diajukan oleh siswa dengan pertanyaan “Apakah pembelajaran open-ended dapat membuka
64
wawasan untuk memberikan solusi yang lebih variatif terhadap permasalahan di sekitar kita?”. Tanggapan yang diberikan oleh beberapa responden adalah sebagai berikut: “Iya, yang dikasih soal jawabannya bisa ada banyak. Kan yang tadinya ga tau bisa jadi tau lagi.” (Siswa kelompok rendah 2). “Iya, soalnya kan jawaban masing-masing orang beda-beda kan kak. Nanti didiskusiin lagi. Nanti yang variasi itu digabungin satu-satu trus dapet deh jawaban yang jelas sama yang apa sih namanya, yang cocok lah gitu” (Siswa kelompok tinggi 2). Dari soal tes akhir yang diberikan, siswa diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai cara ia mendapatkan jawaban/solusi dari permasalah yang diberikan. Berikut ini adalah respon dari salah satu responden: “Yang pertama sebelumnya aku kan belajar dulu kayak bacabaca di rumah trus abis itu aku kaitin juga sama aku pernah ga sih ngalamin kayak gini gitu kan. Misalnya aku pernah nguji waktu kelas X tentang larutan elektrolit juga kayak gitu-gitu trus jadinya dihubungin sama kegiatan yang pernah aku lakuin sama apa yang udah aku baca di rumah” (Siswa kelompok tinggi 1).
Materi elektrokimia ini dihubungkan dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana siswa dapat menghubungkan pengalaman responden yang pernah dialami dengan permasalahan yang terdapat pada soal. Tanggapan yang diberikan oleh responden adalah sebagai berikut: “Besi karat, yang pager deh kalo ga salah. Pernah liat di cat” (Siswa kelompok tinggi 2). “Yang prakteknya cara melihat potensial sel dari jeruk nipis, paku seng dan uang logam” (Siswa kelompok rendah 2).
65
B. Pembahasan Berpikir kreatif erat kaitannya dengan pemecahan masalah. Hal ini disebabkan oleh pemecahan masalah yang memerlukan aktivitas berpikir, yaitu berpikir kreatif (Sunarya, 2013, hlm. 713). Kemampuan berpikir kreatif dapat ditingkatkan dengan mendesain pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan lebih bagi siswa untuk mengeksplorasi permasalahan yang memberikan banyak solusi (Silver dalam Fardah, 2012). Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang diterapkan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa adalah model open-ended problems, dalam hal ini siswa diberikan permasalahan yang dapat diselesaikan dengan beragam solusi. Tiga aspek kemampuan berpikir kreatif (fluency, flexibility, dan originality) yang dianalisis didasarkan pada lembar observasi dan tes akhir yang dijelaskan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.5 Perbedaan Ketercapaian Aspek Berpikir Kreatif Siswa pada Lembar Observasi dan Tes Open-Ended Ketercapaian Aspek Berpikir Kreatif Instrumen fluency
flexibility
originality
Lembar Observasi
68,62%
54,82%
60,41%
Tes Open-Ended
63,30%
54,34%
48%
Aspek Fluency Fluency (kefasihan) dalam memecahkan suatu masalah mengacu pada keberagaman (bermacam-macam) jawaban masalah yang dibuat siswa dengan benar. Jawaban yang beragam ini belum tentu berbeda. Beberapa jawaban dikatakan beragam tetapi tidak berbeda bila jawaban-jawaban itu tidak sama satu dengan yang lain, namun tampak didasarkan pada suatu pola atau urutan tertentu.
66
Berdasarkan Tabel 4.5, presentase ketercapaian aspek fluency pada lembar observasi dan tes open-ended menduduki posisi paling tinggi dan masing-masing termasuk dalam kategori baik dengan nilai presentase 68,62% dan 63,30%. Hal ini menandakan bahwa siswa memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan berbagai macam solusi dari permasalah open-ended yang diberikan. Aspek fluency ini merupakan aspek berpikir kreatif yang berada di urutan terendah jika dibandingkan dengan aspek flexibility dan originality (Siswono, 2011, hlm. 549). Oleh karena itu ketercapaian siswa pada aspek ini menduduki posisi paling tinggi. Siswa lebih cenderung dominan memiliki aspek fluency. Hal ini dapat dibuktikan dengan tanggapan siswa pada saat wawancara dan diberikan pertanyaan mengenai hal baru yang ditemukan melalui pembelajaran openended problems. Berikut tanggapan yang diberikan responden: “Lebih tau ternyata baterai tuh ga cuma satu. Trus kayak baterai tuh macem-macem ada yang primer ada yang sekunder”(Siswa kelompok tinggi 1). Dari pertanyaan yang diajukan tersebut siswa berpendapat bahwa macam-macam baterai seperti baterai primer dan sekunder merupakan hal baru baginya. Ini membuktikan siswa memiliki aspek fluency yang lebih dominan. Karena macam-macam baterai bukan merupakan hal baru yang dapat diketahui oleh siswa pada tingkatan pengetahuannya sekarang ini.
Aspek Flexibility Flexibility (keluwesan) dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda. Berdasarkan Tabel 4.5, ketercapaian aspek flexibility pada lembar observasi berada di posisi terendah dan termasuk ke dalam kategori cukup dengan presentase sebesar 54,82%, sementara ketercapaian aspek flexibility berdasarkan tes open-ended menduduki posisi kedua dengan presentase 54,34% dan termasuk ke dalam kategori cukup juga.
67
Aspek flexibility merupakan aspek terpenting kedua setelah aspek originality karena aspek flexibility ini menunjukkan produktivitas ide yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah (Siswono, 2011, hlm. 549). Pada aspek flexibility siswa dituntut untuk dapat memberikan solusi yang bervariasi.
Aspek Originality Originality (kebaruan) dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi bernilai benar atau satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh individu (siswa) pada tahap perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya. Berdasarkan Tabel 4.5, presentase ketercapaian aspek originality pada lembar observasi sebesar 60,41% termasuk ke dalam kategori cukup sementara pada tes open-ended, aspek originality juga mencapai kategori cukup dengan presentase sebesar 48%. Aspek originality ditempatkan pada posisi tertinggi diantara dua aspek berpikir kreatif lainnya, karena originality merupakan ciri utama dalam menilai suatu produk pemikiran kreatif yang harus berbeda dengan sebelumnya (Siswono, 2011, hlm. 549). Oleh karena itu aspek originality dinilai sangat penting dalam mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa. Namun pada tes open-ended, ketercapaian aspek berpikir kreatif ini berada di posisi paling rendah karena jika dibandingkan dengan aspek berpikir kreatif lainnya seperti
flexibility dan fluency. Karena aspek originality
berada di posisi paling atas, siswa masih mengalami kesulitan untuk mencapai aspek tersebut. Lebih tingginya ketercapaian aspek berpikir kreatif pada hasil observasi disebabkan oleh penyediaan sumber belajar seperti buku dan internet pada saat pembelajaran berlangsung. Sementara saat pelaksanaan tes, sumber belajar tidak diperbolehkan untuk digunakan. Pengembangan potensi peserta didik yang terkait dengan pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar.
68
Melalui sumber belajar peserta didik terdorong untuk ingin tahu terhadap sesuatu (Wardani, 2013, hlm. 54). Pada tes open-ended siswa menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada soal tanpa bantuan sumber belajar, hanya mengingat pengetahuan sebelumnya atau menghubungkan pengalamannya dengan permasalahan pada soal tersebut. Penurunan ketercapaian aspek berpikir kreatif terjadi karena pengaruh sumber belajar. Dengan sumber belajar siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan serta memfasilitasi siswa untuk menjawab rasa ingin tahunya sehingga siswa dapat memunculkan banyak solusi dari permasalahan yang diberikan. Sehingga ketercapaian aspek berpikir kreatif ini lebih baik jika menggunakan sumber belajar. Berdasarkan uraian dari ketiga aspek berpikir kreatif, dapat disimpulkan bahwa ketercapaian aspek berpikir kreatif siswa dengan presentase tertinggi dan kategori baik dari hasil observasi serta tes openended terdapat pada aspek fluency. Sementara aspek berpikir kreatif dengan pencapaian sangat rendah adalah pada aspek flexibility jika dilihat dari lembar observasi dan pada aspek originality jika dilihat dari hasil tes openended. Urutan ketercapaian aspek berpikir kreatif berdasarkan hasil tes openended
adalah sebagai berikut:
aspek fluency pada urutan pertama,
kemudian aspek flexibility pada urutan kedua dan terakhir aspek originality. Urutan ketercapaian tiga aspek ini sama seperti hasil uji coba II pada tes open-ended untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif yang dilakukan oleh Nahadi, dkk (2015). Menurutnya, ketercapaian aspek berpikir kreatif masih kurang. Kurangnya kemampuan siswa dalam berpikir kreatif tak lepas dari proses pembelajaran yang berlangsung dalam pendidikan formal.
69
Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Tingkat kemampuan berpikir kreatif dipengaruhi oleh ketiga aspek berpikir kreatif antara lain: fluency, flexibility, dan originality. Data hasil penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus kriteria berpikir kreatif, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa berada pada kategori yang berbeda-beda dapat diketahui (Utomo, dkk., 2014, hlm. 7). Berdasarkan data penskoran dari hasil jawaban tes open-ended setiap siswa diperoleh skor total yang kemudian dikonversi ke dalam bentuk presentase untuk dapat menentukan kategori tingkat berpikir kreatif siswa. Dapat dilihat pada Gambar 4.1 mengenai kategori tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa secara keseluruhan.
18 16 14
Jumlah Siswa
12
Sangat Baik
10
Baik
8
Cukup
6
Kurang
4
Sangat Kurang
2
0 Siswa
Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Secara Keseluruhan
Berdasarkan Gambar 4.1, tidak ada siswa yang mampu mencapai kategori baik dan sangat baik pada tingkat kemampuan berpikir kreatif. Artinya siswa tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan
70
dengan memenuhi ketiga aspek berpikir kreatif untuk mencapai kategori sangat baik. Kemudian siswa juga tidak dapat memenuhi aspek fluency dan originality atau aspek fluency dan flexiblity dalam menyelesaikan seluruh permasalahan yang diberikan untuk mencapai kategori baik. Berdasarkan pengelompokkan siswa (tinggi, sedang dan rendah), tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada Gambar 4.2.
16 14
Jumlah Siswa
12 Sangat Baik
10
Baik
8
Cukup
6
Kurang Sangat Kurang
4 2 0 Kelompok Tinggi
Gambar
4.2
Kelompok Sedang
Kelompok Rendah
Tingkat Kemampuan Berpikir Berdasarkan kelompok
Kreatif
Siswa
Pada Gambar 4.2, kategori cukup hanya dapat tercapai oleh 1 orang siswa pada kelompok sedang dan tidak mampu dicapai oleh siswa pada kelompok tinggi. Menurut Philip dalam Kuspriyanto (2013, hlm. 136) kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif tidak dapat dipaksakan, namun diharuskan untuk tumbuh. Pembiasaan atau pembudayaan berpikir kreatif dapat dilakukan sebagai upaya mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (Kuspriyanto, 2013, hlm. 138). Model open-ended problems merupakan suatu model pembelajaran yang baru dan belum dikenal oleh siswa. Sehingga model pembelajaran ini
71
belum dapat membiasakan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Hal ini terlihat dari Gambar 4.1 yang menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kreatif dengan jumlah siswa terbanyak terdapat pada kategori kurang dengan jumlah 17 orang siswa. Kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa akibat kurangnya pembiasaan proses pembelajaran dengan model open-ended problems yang juga diperkuat dengan tanggapan salah satu siswa pada saat wawancara sebagai berikut: “Apakah pembelajaran open-ended dapat memotivasi untuk lebih kreatif? Alasannya apa?” (Peneliti) “Iya Soalnyaa, ini kan hal baru ya kak. Gimana ya alesannya . Yaa baru aja gitu loh. Ga biasa maksudnya, ini kan kita berkelompok juga nanti baru pendapat satu-satu di didiskusiin yang paling bagus baru disampein” (Siswa kelompok tinggi 2). Pada cuplikan wawancara di atas, siswa tersebut mengatakan bahwa pembelajaran open-ended merupakan hal yang baru dialami dalam proses belajar selama ini. Oleh karena itu, siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran seperti yang dilakukan oleh peneliti. Siswa juga mengalami kesulitan dalam penerapan model open-ended problems yang menyebabkan rendahnya tingkat berpikir kreatif siswa. Hal ini dapat teridentifikasi dari beberapa responden yang mengalami kesulitan saat proses pembelajaran berlangsung, berikut adalah pendapat beberapa responden tersebut saat ditanya perihal “apakah ada kesulitan yang dialami saat pembelajaran berlangsung?” “Kan kita kan gak tau semuanya gitu kak. Jadi ya ada kesulitannya”(Siswa Kelompok Sedang 1). “Sulitnya, ya itu. Nyari tau dulu sedikit. Nyari tau materinya”(Siswa Kelompok Rendah 1). Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan & Harta. (2014, hlm. 253) yang menghasilkan sikap negatif siswa terhadap pembelajaran open-ended karena tidak terbiasa dan sering mengalami kesulitan. Berdasarkan pengamatan pada saat awal pembelajaran pun
72
sebagian siswa kebingungan dalam menghadapi soal open-ended. Adapun menurut Mustikasari, dkk (2010, hlm. 58), siswa belum terbiasa diberikan soal dalam bentuk open-ended, sehingga siswa masih canggung dan kurang kepercayaan diri untuk mengerjakan soal open-ended yang diberikan. Berdasarkan 15 butir soal open-ended yang diajukan, kemampuan berpikir kreatif beberapa siswa mampu mencapai tingkat sangat kreatif pada nomor soal tertentu. Pada tingkat sangat kreatif ini, siswa mampu mencapai ketiga aspek berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility dan originality dalam menjawab soal yang diajukan. Soal nomor 3 yang berisi pertanyaan mengenai cara membuat cincin emas terlihat baru, mampu dijawab oleh 1 orang siswa dengan tingkatan sangat kreatif dan soal nomor 9 yang berisi pertanyaan mengenai penyebab perbedaan logam emas dan logam besi pun mampu dijawab oleh 1 orang siswa dengan sangat kreatif. Tes open-ended mampu mengukur aspek berpikir kreatif dan tingkat berpikir kreatif siswa, namun rendahnya tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa yang didapatkan dalam penelitian ini disebabkan oleh model open-ended problems yang masih baru dan belum dikenal oleh siswa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan pada bab IV mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XII pada pembelajaran elektrokimia melalui model pembelajaran open-ended problems, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan berdasarkan hasil observasi, aspek fluency dapat tercapai dengan kategori baik, aspek flexibility dapat tercapai dengan kategori cukup dan aspek originality dapat tercapai dengan kategori cukup. 2. Secara keseluruhan berdasarakan hasil tes open-ended, aspek fluency dapat tercapai dengan kategori baik, aspek flexibility dapat dicapai dengan kategori cukup dan aspek originality dapat tercapai dengan kategori cukup. 3. Tingkat kemampuan berpikir kreatif dari 28 orang siswa secara keseluruhan tercapai oleh 1 orang siswa pada kategori cukup, 17 orang siswa pada kategori kurang dan 10 orang siswa pada kategori sangat kurang. Jika dikonversi ke dalam bentuk presentase, kategori cukup mencapai 3,57%, kategori kurang mencapai 60,71% dan kategori sangat kurang tercapai dengan presentase 35,71% . 4. Aspek kemampuan berpikir kreatif yang mampu dicapai oleh siswa dengan presentase tertinggi ialah aspek fluency.
73
74
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti merekomendasikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Pembelajaran dengan menggunakan model Open-Ended problems disarankan lebih sering diterapkan untuk melatih kemampuan berpikir kreatif siswa b. Guru disarankan untuk memperhatikan jumlah pertanyaan yang diajukan dengan alokasi waktu yang tersedia dalam penerapan model Open-Ended Problems agar siswa dapat mendiskusikan jawaban dari semua pertanyaan tanpa terburu-buru. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya yang berpotensi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. b. Dapat dikembangkan soal Open-Ended pada materi kimia lainnya agar siswa tidak terdoktrin dengan sistem pembelajaran saat ini yang hanya menuntut satu jawaban benar.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. A.S, Ruslan & Santoso, B. (2013). Pengaruh Pemberian Soal Open-Ended Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa. Jurnal Kreano, 4 (2): 138-150. Becker, J. P & Shimada, S. (1997). The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics. Virginia: National Council Of Teachers of Mathematics. Bono, Ed. (2007). Diterjemahkan oleh Ida Sitompul dan Fahmy Yamani. Revolusi Berpikir. Bandung: PT Mizan Pustaka. Clegg, B. diterjemahkan oleh Jakarta: Erlangga.
Zulkifli Harahap. (2006).
Instan Creativity.
Conklin, W. (2012). Higher Order Thinking Skills. Huntington Beach: Shell Education. Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Education Scotland. (2012). Chemistry Open-Ended Question Support Materials. Diakses dari www.educationscotland.gov.uk. Fardah, D.K. (2012). Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika melalui Tugas Open-Ended. Jurnal Kreano, 3 (2). Henry, N.B. (1958). Education For The Gifted. Chicago: The University of Chicago Press. Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Kaplan, R. M dan Saccuzo, D. P. (2005). Psychological Testing. Canada: Wadsworth Cengange Learniing. Kuspriyanto, B. (2013). Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Teknologi Pendidikan, 6 (2): 126140.
75
76
Margono, S. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Munandar, U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia. Munandar, U. (2012). Rineka Cipta.
Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Marina. (Tanpa Tahun). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika melalui Penerapan Pendekatan Open-Ended Siswa Kelas VI Sekolah Dasar. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 6: 1-7. Mustikasari, Zulkardi & Aisyah, N. (2010). Pengembangan Soal-soal Open-Ended Pokok Bahasan Bilangan Pecahan di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Matematika, 4 (1): 45-60. Nahadi, Siswaningsih, W & Maliga, I. (2015). Pengembangan dan Analisis Tes Kimia Berbasis Open-Ended Problem untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VII. Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Nisa, K & Wasis. (2013). Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Listrik Dinamis Kelas X di SMAN 1 Gondang Tulungagung. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 02 (03): 143- 146. Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Partnership for 21st Century. (2009). Framework for 21st Century Learning. Dapat diakses pada http://www.p21.org/about-us/p21-framework. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69. (2013). Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Purwanto, N. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Putriyani, M. (Tanpa Tahun). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Open-Ended Siswa Kelas VI Sekolah Dasar. E-Jurnal Pendidikan Kota Surabaya, 6: 1-7. Rahmawati, F. (2013). Elektrokimia Transformasi Energi Kimia-Listrik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
77
Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Sani, R. A. (2013). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara. SCANS. (1991). What Work Requires of Schools. America: U.S. Departement of Labor. Setiawan, Saragih, S & Siagian, P. (Tanpa Tahun). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Locus Of Control Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, 5 (2): 151-164. Setiawan, R.H & Harta, I. (2014). Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Sikap Siswa Terhadap Matematika. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1 (2): 240-256. Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Silver, E. A. (1997). Fostering Creatvity through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Problem Posing. International Reviews on Mathematical Education, 29 (3): 75-80. Siswono, T.Y.E. (2011). Level Student’s Creative Thinking in Classroom. Academic Journal, 6 (7): 548-553. Sudarma, M. (2013). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardjo. (2009). Kimia SMA/MA Kelas XII. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukmadinata, N. S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sunarya, L, Kusmayadi, T.A & Iswahyudi, G. (2013). Profil Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta dalam Pemecahan Masalah Aritmatika Sosial Ditinjau dari Motivasi dan Gender. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, 1 (7): 712-720. Sunaryo, W. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
78
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Pendidikan. Bandung: PT Imperial Bakti Utama.
Aplikasi
Utomo, T, Wahyuni, D & Hariyadi, S. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMPN 1 Sumbermalang Kabupaten Situbondo Tahun Ajaran 2012/2013). Jurnal Edukasi UNEJ, I (1): 5-9. Wardani, N. S. (2013). Pengaruh Penggunaan Sumber Belajar Terhadap Kreativitas Belajar Tema Lingkungan Mahasiswa PGSD Angkatan 2012. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Wirawan. (2011). EVALUASI: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Yani, A. (2014). Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta CV.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
79 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMA Negeri 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XII/1
Materi Pokok
: Elektrokimia
Alokasi waktu
: 1 x 4 JP
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari adanya keteraturan dalam sifat koligatif larutan, reaksi redoks, keragaman sifat unsur, senyawa makromolekul sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif
80 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakkukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan 3.3 Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan 3.4 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan mengajukan ide/gagasan untuk mengatasinya 4.3 Menciptakan ide/gagasan/produk sel elektrokimia 4.4 Mengajukan ide/gagasan untuk mencegah dan mengatasi terjadinya korosi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI 1 1.1.1
Menyadari adanya keteraturan dalam reaksi redoks sebagai wujud kebesaran Tuhan YME
2. Indikator KD pada KI 2 2.1.1
Membiasakan berperilaku disiplin dengan hadir di kelas tepat waktu
2.1.2
Membiasakan perilaku sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan
2.2.1
Membangun kerjasama dengan anggota kelompok dalam memecahkan masalah
2.3.1
Membiasakan diri menghargai pendapat orang lain dalam diskusi
3. Indikator KD pada KI 3 3.3.5
Menghubungkan proses yang terjadi dalam sel volta dengan kehidupan sehari-hari
3.3.6
Menghubungkan proses yang terjadi dalam sel elektrolisis dengan kehidupan sehari-hari
3.4.1
Menganalisis faktor-faktor penyebab korosi
3.4.2
Menganalisis cara untuk mengatasi korosi
81 4. Indikator KD pada KI 4 4.3.1
Menemukan gagasan mengenai produk sel volta
4.3.2
Menemukan gagasan mengenai produk sel elektrolisis
4.4.1
Membangun gagasan untuk mencegah korosi pada besi
4.4.2
Membangun gagasan untuk mengatasi korosi pada besi
D. Materi Pembelajaran 1. Fakta
Baterai
Penyepuhan
Aki
Karat
2. Konsep a. Contoh Elektrokimia dalam Kehidupan Elektrokimia adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang perubahan energi kimia menjadi energi listrik atau perubahan energi listrik menjadi energi kimia (Sukardjo, 2009: 45-46). Ada dua macam sel elektrokimia, yaitu sebagai berikut:
82 1) Sel Volta (Sel Galvani) Dalam sel ini energi kimia diubah menjadi energi listrik atau reaksi redoks menghasilkan arus listrik. Ada beberapa sel volta yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya aki (accu) dan baterai. 2) Sel Elektrolisis Dalam sel ini energi listrik diubah menjadi energi kimia atau arus listrik menghasilkan reaksi redoks. Reaksi pada sel elektrolisis tidak spontan karena hanya berproses apabila memperoleh arus dari sumber arus. Elektrolisis banyak digunakan untuk penyepuhan dan pemurnian logam. b. Korosi Korosi merupakan penurunan mutu logam akibat adanya reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Reaksi tersebut terjadi karena adanya perbedaan karakter yang terkandung dalam material tersebut (Rahmawati, 2013: 69). Benda-benda yang mengandung logam seperti besi, cenderung mengalami kerusakan di alam. Hal itu ditandai dengan adanya bercak-bercak besi yang berwarna merah cokelat, yang umumnya disebut karat besi. 1) Konsep Dasar Terjadinya Korosi a) Kereaktifan Logam Korosi logam ada yang berlangsung cepat dan ada pula yang berlangsung lambat. Adapun yang tidak mengalami korosi sama sekali. Hal ini dapat dilihat dari kereaktifan logam tersebut dengan asam. Daftar deret logam yang yang mengurutkan kereaktifan logam terhadap asam dinamakan deret volta. Dalam deret volta, dari kiri ke kanan kereaktifan logam terhadap asam akan berkurang. K - Ba – Sr - Ca - Na - Mg - Al - Zn - Cr- Fe – Ni - Sn – Pb - H – Cu- Hg- Ag- Pt - Au
83 b) Proses Elektrokimia Adanya debu karbon (C), hasil pembakaran batu bara dan kayu berpeluang besar menyebabkan terjadinya korosi. Apabila karbon menempel pada besi atau baja maka yang terjadi sebagai berikut: (a) Logam besi akan berfungsi sebagai anode (-). (b) Karbon akan berfungsi sebagai katode (+). (c) Gas O2 yang terlarut dalam air akan berfungsi sebagai elektrolit. (d) Pada
proses
korosi
besi
berlangsung
reaksi
elektrokimia seperti pada sel Volta. c) Zat-zat yang mempercepat korosi besi Selain H2O dan O2, ada zat-zat lain yang aktif mempercepat korosi, yaitu zat-zat yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Misalnya NaCl dan zat pembentuk asam (CO2, SO2) (Sukardjo, 2009: 70-71). 2) Beberapa Cara Mencegah Korosi Logam a) Mencegah kontak langsung logam dengan zat-zat kimia yang korosif seperti H2O, CO2, O2, asam-asam, NaCl, dan sebagainya. Caranya adalah melapisi logam dengan cat. b) Melapisi
logam
dengan
logam
lain,
dengan
cara
penyepuhan. c) Membuat aloi (campuran logam-logam secara homogen) misalnya stainless steel yang merupakan campuran homogen logam-logam Fe, Ni, Cr. d) Memberi
perlindungan
katode
(proteksi
katodik).
Contohnya pemasangan pipa besi dalam tanah yang dilindungi dengan magnesium untuk mencegah korosi (Sukardjo, 2009: 71-72). Pada metode proteksi katodik, logam yang akan dilindungi dikondisikan berada dalam daerah katodik dengan cara memberikan potensial atau arus katodik (Rahmawati, 2013: 76).
84 3) Prosedural -
Langkah kerja praktikum korosi di rumah
E. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Keempat Langkah Open-Ended
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Problem
Alokasi waktu
Kegiatan Pendahuluan Pendahuluan
-
Mempersilahkan
-
Siswa berdoa
siswa untuk berdoa
bersama sebelum
terlebih dahulu
memulai kegiatan
sebelum memulai
pembelajaran
15 menit
pembelajaran -
Guru
-
Siswa mendapatkan
menyampaikan
informasi mengenai
tujuan
tujuan pembelajaran
pembelajaran dan
dan materi yang
materi yang akan
akan dipelajari
diajarkan
-
Mengingat materi sebelumnya
-
Mengingatkan
mengenai sel volta
siswa mengenai
dan sel elektrolisis
materi sebelumnya mengenai sel volta dan sel elektrolisis
Langkah Open-Ended
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Problem
Alokasi waktu
Kegiatan Inti Membentuk Kelompok
-
Guru menginstruksikan
-
Siswa membuat kelompok dan
5 menit
85 siswa untuk
berkumpul bersama
membuat kelompok
kelompoknya 30 menit
Mengamati -
Menampilkan
-
gambar baterai dan komponennya -
Mengamati gambar baterai
-
Menampilkan video
Mengamati video yang ditampilkan
mengenai baterai dan cara kerjanya -
Menampilkan video mengenai cara kerja pemurnian tembaga dan pelapisan perak pada tembaga
-
Menampilkan gambar mengenai
Pertanyaan
perkaratan
Open-Ended
-
Siswa mengajukan pertanyaan terkait
Menanya -
video yang telah
Memberi
ditayangkan
kesempatan kepada
(bagaimana cara
siswa untuk
kerja baterai? Apa
mengajukan
yang menjadi anoda
pertanyaan terkait
dan katoda pada
video yang
baterai? Zat apa
ditayangkan
yang mengendap pada proses pemurnian tembaga? Bagaimana jika proses pelapisan dibalik menjadi perak yang dilapisi
86 tembaga? Mengapa bisa terjadi perkaratan? Reaksi apa yang terjadi pada korosi?)
Mengumpulkan Data -
Guru menginstruksikan
-
-
Siswa membaca literatur
-
Siswa menjawab
siswa untuk
pertanyaan yang
membaca literatur
diajukan guru
Guru mengajukan
secara mandiri di
pertanyaan
kertas yang telah
mengenai:
disediakan
1. Apa saja
-
Mengumpulkan
perbedaan
jawaban di tengah
baterai sekali
meja kelompok
pakai dan baterai isi ulang? 2. Bagaimana cara kerja aki pada mobil sehingga dapat menggerakkan mesin pada mobil? 3. Bagaimana cara untuk menyalakan sebuah lampu dengan elektroda Ag
87 dalam larutan Ag(NO3) dan Mg dalam larutan Mg(NO3)2? 4. Bagaimana hubungan antara sel volta dengan baterai? 5. Apa saja contoh sel volta dalam kehidupan sehari-hari? 6. Bagaimana cara mendapatkan tembaga murni? 7. Bagaimana cara mendapatkan uang berlapis perak dari uang berbahan dasar tembaga? 8. Bagaimana hubungan antara pemurnian tembaga, pelapisan perak pada tembaga, dan sel elektrolisis? 9. Bagaimana kita
88 bisa mendapatkan larutan KOH dan I2 dengan cara elektrolisis? 10. Apa saja contoh dari proses elektrolisis dalam kehidupan? 11. Bagaimana perbedaan sel volta dengan sel elektrolisis? 12. Bagaimana proses galvanisasi dapat mencegah karat pada besi? 13. Bagaimana cara untuk mencegah korosi (selain cara yang telah disebutkan dalam video)? 14. Apa sajakah cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan/ mengatasi karat pada paku yang
89 sudah terlanjur berkarat ini? (menunjukkan paku berkarat) 15. Bagaimana pengaruh posisi logam dalam deret volta dan pengaruh E0 standar terhadap proses perkaratan? 175
Mengasosiasi -
Menginstruksikan
-
Mendiskusikan
siswa untuk
jawaban yang paling
berdiskusi
efektif dengan cara membandingkan jawaban tiap orang dalam kelompoknya -
Menghubungkan prinsip sel volta dengan cara kerja aki
Diskusi
-
Memecahkan permasalahan dengan reaksi sel volta dan membuktikannya dengan potensial sel
-
Menghubungkan prinsip sel volta dengan baterai
-
Memberikan contoh sel volta dalam kehidupan
menit
90 -
Menghubungkan sel elektrolisis dengan pemurnian tembaga dan pelapisan
-
Memecahkan masalah dengan reaksi elekrolisis
-
Memberikan contoh elektrolisis dalam kehidupan
-
Membedakan sel elektrolisis dan sel volta
-
Menganalisis fakorfaktor yang menyebabkan korosi
-
Menyimpulkan bahwa proses korosi melibatkan reaksi redoks
-
Menyimpulkan beberapa upaya untuk mencegah dan mengatasi korosi
Mengkomunikasikan -
Guru
-
Menyampaikan hasil
mempersilahkan
diskusi kelompok
siswa untuk
terkait pertanyaan
menyampaikan hasil
yang diberikan
diskusi kelompok terkait pertanyaan yang diberikan
91 Langkah Open-
Kegiatan Guru
Ended Problem
Kegiatan Siswa
Alokasi waktu
Kegiatan Penutup -
Menyimpulkan
Menginstruksikan
-
Menyimpulkan
siswa untuk
prinsip sel volta
menyimpulkan
dan sel elekrolisis
materi yang telah
dalam kehidupan
disampaikan
sehari-hari -
15 menit
Menyimpulkan proses terjadinya korosi dan cara pencegahannya
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Aspek yang dinilai
Teknik Penilaian
Instrumen Penilaian
Sikap
-
Observasi
-
Lembar Observasi
Keterampilan
-
Laporan praktikum
-
Format laporan praktikum
Pengetahuan
-
Tes Mandiri
-
Soal Open-Ended
-
Observasi
-
Lembar Observasi
G. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar Media/Alat
: Proyektor, Laptop
Bahan
: Alat Tulis, buku cetak, bahan untuk praktikum korosi
Sumber Belajar
: Sukardjo. 2009. Kimia SMA/MA Kelas XII. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Rahmawati, F. 2013. Elektrokimia Transformasi Energi Kimia-Listrik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
92 Mengetahui,
Tangsel, 20 November 2015
Wiwin Purwi I, M.Pd NIP. 19691119 199201 2 001
Ika Humaeroh NIM.1111016200016
93 Lembar Observasi mengenai Penilaian Sikap saat Diskusi
Indikator: 2.1.3
Membiasakan perilaku sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan
2.2.2
Membangun kerjasama dengan anggota kelompok dalam memecahkan masalah
2.2.1
Membiasakan diri menghargai pendapat orang lain dalam diskusi
Responsif
Nama Siswa
Kerjasama
No
Tanggug jawab
A. Berilah skor dari rentang 1-4 untuk setiap aspek pada tabel di bawah ini!
1. 2. 3. 4. 5. ... B. Rubrik Penskoran Aspek yang dinilai
4
Tanggung Jawab
siswa mengerjakan sendiri tugas yang diberikan dalam kelompoknya dengan membaca literatur, dan menyampaikan hasil temuannya
3 siswa mengerjakan sendiri tugas yang diberikan dalam kelompoknya dengan membaca literatur, dan tidak menyampaikan hasil temuannya pada teman kelompoknya
2 siswa mengerjakan tugas tetapi mencontek pekerjaan temannya di luar kelompoknya
1
Tidak mengerjakan tugas yang diberikan dalam kelompoknya
94 Kerjasama
Memecahkan masalah bersama dengan membagi tugas dan mendiskusikann ya
Menghargai
Mampu memberikan pendapat dan menerima pendapat orang lain
Tidak ada pembagian tugas dalam pemecahan masalah dan langsung berdiskusi kelompok
Tidak memberikan pendapat dan menerima pendapat orang lain
Mengganggu konsentrasi teman kelompoknya saat berdiskusi (mengobrol, berdiskusi sambil melakukan kegiatan lain) tidak menerima pendapat orang lain dengan alasan yang logis
Tidak mau bekerja sama
tidak menerima pendapat orang lain tanpa alasan
95
PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN
Penilaian Laporan Praktikum
Indikator: 4.4.3
Membangun gagasan untuk mencegah korosi pada besi
Contoh Instrumen Laporan Praktik No. 1.
Aspek yang dinilai Sesuai tujuan
2.
Sesuai dengan data
3.
Benar/sesuai teori
4
Sistematika
5
Tata bahasa
Predikat -
Sangat baik jika 5 aspek terpenuhi (90)
-
Baik jika 4 aspek terpenuhi (80)
-
Cukup jika 3 terpenuhi (70)
-
Kurang jika 2 terpenuhi (60)
-
Tdk ada (50)
96
Lampiran 2 LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Nama Siswa
:
Petunjuk Penilaian
: 1. Berilah tanda ceklis pada skor angka sesuai pengamatan Anda 2. Untuk menentukan skor kegiatan siswa, dapat dilihat pada rubrik keterlaksanaan kemampuan berpikir kreatif
No
1
2
3
4
5
6
7
Tipe Masalah Open-Ended
Kegiatan Siswa
Mengemukakan pendapat mengenai perbedaan Mengklasifikasi baterai sekali pakai dengan baterai isi ulang Mengemukakan pendapat mengenai cara kerja aki Menemukan sehingga dapat hubungan menggerakkan mesin pada mobil Menjawab pertanyaan Menemukan mengenai hubungan sel hubungan volta dengan baterai Memberikan jawaban mengenai cara menyalakan sebuah lampu dengan Pengukuran elektroda Ag dalam AgNO3 dan elektroda Mg dalam Mg(NO3)2 Mengemukakan pendapat Menemukan mengenai contoh sel volta hubungan dalam kehidupan Mengemukakan pendapat mengenai cara untuk Menemukan mendapatkan tembaga hubungan murni dengan proses pemurnian Mengemukakan pendapat Menemukan mengenai cara untuk hubungan mendapatkan uang berlapis perak dari uang yang
Aspek Berpikir Kreatif Fluency
Fluency
Flexibility
Flexibility
Originality
Fluency
Fluency
4
Skor 3 2 1
0
97
No
8
9
10
11
12
13
14
15
Tipe Masalah Open-Ended
Kegiatan Siswa
berbahan dasar tembaga dengan proses penyepuhan Memberikan jawaban mengenai hubungan antara Menemukan pemurnian tembaga, hubungan pelapisan perak pada tembaga, dan sel elektrolisis Menemukan cara untuk mendapatkan larutan KOH dan padatan I2 dengan cara Menemukan elektrolisis, jika disediakan hubungan zat elektrolit berupa KI serta elektroda C pada katoda dan anoda Mengemukakan pendapat Menemukan mengenai contoh sel hubungan elektrolisis dalam kehidupan Mengemukakan pendapat Mengklasifikasi mengenai perbedaan sel volta dan sel elektrolisis Siswa memberikan Menemukan jawaban proses galvanisasi hubungan dalam pencegahan karat Siswa menjawab cara lain untuk mencegah korosi (selain cara yang telah Mengklasifikasi disebutkan dalam video: pengecatan, melumuri dengan oli, dan galvanisasi) Siswa mengajukan Menemukan pendapat mengenai cara hubungan mengatasi perkaratan pada paku Siswa menjawab pertanyaan mengenai Pengukuran pengaruh posisi logam dalam volta dan E0 standar terhadap perkaratan
Aspek Berpikir Kreatif
Flexibility
Flexibility
Originality
Fluency
Flexibility
Fluency
Originality
Fluency
4
Skor 3 2 1
0
98 Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi : .……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………… Nama Observer
:……………………………….. Tangerang Selatan, Oktober 2015 Observer
(……………………………) NIM.
Lampiran 3 RUBRIK PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI
No
Tipe Masalah Open-Ended
1
Mengklasifikasi
Kemampuan Sub Definisi Aspek Berpikir Kemampuan Kreatif Berpikir Kreatif Siswa Fluency Dalam waktu yang singkat dapat menghasilkan gagasan atau ide tertentu dalam jumlah yang banyak
Kegiatan Siswa Mengemukakan pendapat mengenai perbedaan baterai sekali pakai dan baterai isi ulang
Skor 4 : menjawab lebih dari satu perbedaan baterai sekali pakai dan baterai isi ulang dalam waktu kurang dari 5 menit dengan tepat - jika arus listrik yang terdapat pada baterai sekali pakai habis maka baterai tidak bisa digunakan kembali sementara baterai isi ulang dapat digunakan kembali dengan menchargernya - reaksi yang terjadi pada baterai isi ulang adalah reaksi reversible sementara reaksi yang terjadi pada baterai sekali pakai adalah reaksi irreversible - baterai sekali pakai disebut sel primer sementara baterai yang dapat diisi ulang disebut sel sekunder - pada baterai isi ulang, elektron bergerak dari anoda ke katoda saat digunakan dan kembali ke anoda saat proses charging. Sementara pada baterai sekali pakai,
99
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kegiatan Siswa
Skor elektron bergerak dari anoda dan berhenti di katoda - baterai isi ulang dapat digunakan dalam jangka waktu panjang sementara baterai sekali pakai digunakan dalam jangka waktu pendek 3: menjawab lebih dari satu perbedaan baterai sekali pakai dan baterai isi ulang dalam waktu kurang dari 5 menit namun salah satu jawaban tidak tepat atau menjawab lebih dari satu poin dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak lengkap 2 : menjawab lebih dari satu perbedaan baterai sekali pakai dan baterai isi ulang dalam waktu kurang dari 5 menit namun tidak ada jawaban yang tepat atau menjawab satu perbedaan baterai sekali pakai dan baterai isi ulang dalam kurang dari 5 menit dengan tepat 1 : menjawab satu perbedaan baterai sekali
100
No
2
Tipe Masalah Open-Ended
Menemukan hubungan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Fluency
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Dalam waktu yang singkat dapat menghasilkan gagasan atau ide tertentu dalam jumlah yang banyak
Kegiatan Siswa
Mengemukakan pendapat mengenai cara kerja aki sehingga dapat menggerakkan mesin pada mobil
Skor pakai dan baterai isi ulang dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak tepat 0 : tidak menjawab 4 : menjawab lebih dari satu gagasan tentang cara kerja aki dalam waktu kurang dari 5 menit dengan tepat - Di dalam aki terdapat larutan kimia (H2SO4) yang dapat menggerakkan mesin mobil, - Terdapat lempeng Pb sebagai anoda dan lempeng Pb yang dilapisis PbO sebagai katoda - Anoda Pb melepaskan elektron ke katoda Pb yang dilapisi PbO. Pergerakan elektron ini yang menghasilkan arus listrik sehingga menyebabkan mobil bergerak 3 : menjawab lebih dari satu gagasan tentang cara kerja aki dalam waktu kurang dari 5 menit namun salah satu jawaban tidak tepat
101
No
3
Tipe Masalah Open-Ended
Menemukan hubungan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Flexibility
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyataan yang bervariasi. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda
Kegiatan Siswa
Menjawab pertanyaan mengenai hubungan sel volta dengan baterai
Skor atau menjawab lebih dari satu poin dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak lengkap 2 : menjawab lebih dari satu gagasan tentang cara kerja aki dalam waktu kurang dari 5 menit namun tidak ada jaaban tepat atau menjawab satu gagasan tentang cara kerja aki dalam waktu kurang dari 5 menit dengan tepat 1: menjawab satu gagasan tentang cara kerja aki dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak tepat 0 : tidak menjawab 4 : menjawab pertanyaan dengan lengkap dan tepat - Dalam reaksi sel volta dan baterai, elektron mengalir dari anoda ke katoda atau - Pada baterai anoda merupakan kutub negatif dan mengalami oksidasi
102
No
4
Tipe Masalah Open-Ended
Pengukuran
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Flexibility
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyataan yang bervariasi. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda
Kegiatan Siswa
Skor
sedangkan katoda merupakan kutub positif dan mengalami reduksi sama halnya seperti pada sel volta 3 : menjawab dengan tepat namun tidak lengkap 2 : memberikan jawaban selain yang terdapat pada poin dan jawaban tepat 1 : jawaban tidak tepat 0 : tidak memberikan jawaban Memberikan jawaban 4 : dapat membuat reaksi sel volta dengan mengenai cara menyalakan tepat dan lengkap dalam waktu kurang dari sebuah lampu dengan 5 menit elektroda Ag dalam A (-) : Mg Mg2+ + 2e- E0 = 2,37 AgNO3 dan elektroda Mg K (+) : 2Ag+ + 2e- 2Ag E0 = 0,80 dalam Mg(NO3)2 E0sel = 3,17 V Karena potensial sel bernilai positif, reaksi berlangsung spontan dan menghasilkan arus sehingga lampu dapat menyala 3 : dapat membuat reaksi sel volta dengan tepat namun kurang lengkap 2 : dapat membuktikan dengan reaksi spontan
103
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
5
Menemukan hubungan
Originality
6
Menemukan hubungan
Fluency
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kegiatan Siswa
Memberikan gagasan yang langka, kemampuan untuk melihat hubunganhubungan baru atau kombinasi baru antar bermacam-macam unsur atau bagian
Mengemukakan pendapat mengenai contoh sel volta dalam kehidupan
Dalam waktu yang singkat dapat
Mengemukakan pendapat mengenai cara untuk
Skor berdasarkan deret volta (Mg|Mg2+|| Ag+|Ag) atau memposisikan Mg sebagai anoda (oksidasi) dan Ag sebagai katoda (reduksi) 1 : jawaban tidak tepat 0 : tidak membuat reaksi 4 : mengemukakan gagasan yang jarang dikemukakan oleh kebanyakan siswa tetapi sesuai dengan prinsip sel volta (contoh: mobil listrik atau sel surya) 3 : mengemukakan gagasan yang umum dengan tepat (jawaban dikemukakan oleh banyak siswa) namun tidak terpaku pada buku teks 2 : mengemukakan jawaban tentang prinsip sel elektrolisis yang terpaku pada buku teks (contoh: aki, baterai, sel merkuri oksida-Zn, dan bahan bakar fuel cell/sel bahan bakar) 1 : jawaban tidak tepat 0 : tidak mengemukakan gagasan 4 : menjawab lebih dari satu gagasan untuk mendapatkan tembaga murni dengan proses
104
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kegiatan Siswa
menghasilkan gagasan mendapatkan tembaga atau ide tertentu dalam murni dengan proses jumlah yang banyak pemurnian
Skor pemurnian kurang dari 5 menit dan jawaban tepat - Pemurnian tembaga dilakukan dengan menggunakan larutan CuSO4 - Menempatkan Cu tidak murni sebagai anoda dan Cu murni sebagai katoda - Cu tidak murni ditempatkan pada kutub (+) dan Cu murni ditempatkan pada kutub (-) - Ion Cu2+ dari larutan bereaksi dengan elektron di katoda membentuk Cu 3: menjawab lebih dari satu gagasan untuk mendapatkan tembaga murni dengan proses pemurnian dalam waktu kurang dari 5 menit namun salah satu jawaban tidak tepat atau menjawab lebih dari satu poin dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak lengkap 2 : menjawab lebih dari satu gagasan untuk mendapatkan tembaga murni dengan proses
105
No
7
Tipe Masalah Open-Ended
Menemukan hubungan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Fluency
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Dalam waktu yang singkat dapat menghasilkan gagasan atau ide tertentu dalam jumlah yang banyak
Kegiatan Siswa
Mengemukakan pendapat mengenai cara untuk mendapatkan uang berlapis perak dari uang yang berbahan dasar tembaga dengan proses penyepuhan
Skor pemurnian dalam waktu kurang dari 5 menit namun tidak ada jawaban yang tepat atau menjawab satu gagasan untuk mendapatkan tembaga murni dengan proses pemurnian dalam kurang dari 5 menit dengan tepat 1 : menjawab satu gagasan untuk mendapatkan tembaga murni dengan proses pemurnian dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak tepat 0 : tidak menjawab 4 : menjawab lebih dari satu gagasan untuk mendapatkan uang berlapis perak dari uang yang berbahan dasar tembaga dalam waktu kurang dari 5 menit dengan tepat - Pelapisan perak pada tembaga menggunakan larutan AgNO3 - Menempatkan Ag pada kutub (+) dan Cu pada kutub (-) - Menempatkan Ag sebagai anoda dan Cu sebagai katoda - Ion Ag+ dari larutan AgNO3 akan
106
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kegiatan Siswa
Skor bereaksi dengan elektron dan melapisi Cu pada katoda 3: menjawab lebih dari satu gagasan untuk mendapatkan uang berlapis perak dari uang yang berbahan dasar tembaga dalam waktu kurang dari 5 menit namun salah satu jawaban tidak tepat atau menjawab lebih dari satu poin dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak lengkap 2 : menjawab lebih dari satu gagasan untuk mendapatkan uang berlapis perak dari uang yang berbahan dasar tembaga dalam waktu kurang dari 5 menit namun tidak ada jawaban yang tepat atau menjawab satu gagasan untuk mendapatkan uang berlapis perak dari uang yang berbahan dasar tembaga dalam kurang dari 5 menit dengan tepat 1 : menjawab satu gagasan untuk mendapatkan uang berlapis perak dari uang yang
107
No
8
Tipe Masalah Open-Ended
Menemukan hubungan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Flexibility
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyataan yang bervariasi. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda
Kegiatan Siswa
Mengemukakan pendapat mengenai hubungan pemurnian tembaga, pelapisan perak oleh tembaga, dan prinsip sel elektrolisis
Skor berbahan dasar tembaga dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak tepat 0 : tidak menjawab 4 : menjelaskan dengan lengkap dan tepat mengenai hubungan antara pemurnian tembaga dan pelapisan logam dengan sel elektrolisis - Sama-sama membutuhkan sumber arus listrik atau - prinsip sama dengan sel elektrolisis karena kutub positif bertindak sebagai anoda dan kutub negatif bertindak sebagai katoda - ion positif dari larutan/zat elektrolit bereaksi di katoda 3 : menjawab dengan tepat namun tidak lengkap 2 : memberikan jawaban selain yang terdapat pada poin dan jawaban tepat 1 : jawaban tidak tepat
108
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kegiatan Siswa
9
Menemukan hubungan
Flexibility
Kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pernyataan yang bervariasi. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda
Menemukan cara untuk mendapatkan larutan KOH dan padatan I2 dengan cara elektrolisis, jika disediakan zat elektrolit berupa KI serta elektroda C pada katoda dan anoda
10
Menemukan hubungan
Originality
Memberikan gagasan yang langka, kemampuan untuk melihat hubunganhubungan baru atau kombinasi baru antar bermacam-macam
Mengemukakan pendapat mengenai contoh sel elektrolisis dalam kehidupan
Skor 0 : tidak memberikan jawaban 4 : menuliskan reaksi sel elektrolisis dalam waktu kurang dari 5 menit dengan reaksi sebagai berikut: KI(aq) K+ + IK (-) : 2H2O + 2e- 2OH- + H2 A (+): 2I- I2 + 2eReaksi sel: 2KI + 2H2O 2K+ + 2OH- + H2 + I2 atau 2KI + 2H2O 2KOH-+ H2 + I2 3 : dapat membuat reaksi sel elektrolisis dengan tepat namun kurang lengkap 2 : dapat membuat reaksi yang lengkap namun kurang tepat 1 : jawaban tidak tepat 0 : tidak membuat reaksi 4 : mengemukakan gagasan yang jarang dikemukakan oleh kebanyakan siswa tetapi masuk dalam konteks contoh sel elektrolisis dalam kehidupan (contoh: elektrolisis air laut untuk menghasilkan klorin dan NaOH, menghilangkan karat dengan proses
109
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kegiatan Siswa
unsur atau bagian
11
Mengklasifikasi
Fluency
Dalam waktu yang Mengemukakan pendapat singkat dapat mengenai perbedaan sel menghasilkan gagasan volta dan sel elektrolisis atau ide tertentu dalam jumlah yang banyak
Skor elektrolisis) 3 : mengemukakan gagasan yang umum dengan tepat (jawaban dikemukakan oleh banyak siswa) namun tidak terpaku pada buku teks (contoh: proses Hall Heroult) 2 : mengemukakan jawaban tentang prinsip sel elektrolisis yang terpaku pada buku teks 1 : jawaban tidak tepat 0 : tidak mengemukakan gagasan 4 : menjawab lebih dari satu perbedaan sel volta dan sel elektrolisis dalam waktu kurang dari 5 menit dengan tepat - pada sel volta terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik sementara pada sel elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia - pada sel volta anoda merupakan kutub negatif dan katoda merupakan kutub positif sementara pada sel elektrolisis anoda merupakan kutub positif dan katoda merupakan kutub negatif
110
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kegiatan Siswa
Skor -
reaksi pada sel volta merupakan reaksi spontan sementara reaksi pada sel elektrolisis merupakan reaksi tidak spontan - pada sel volta terdapat jembatan garam sementara pada tidak terdapat sel elektrolisis 3: menjawab lebih dari satu perbedaan sel volta dan sel elektrolisis dalam waktu kurang dari 5 menit namun salah satu jawaban tidak tepat atau menjawab lebih dari satu poin dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak lengkap 2 : menjawab lebih dari satu perbedaan sel volta dan sel elektrolisis dalam waktu kurang dari 5 menit namun tidak ada jawaban yang tepat atau menjawab satu perbedaan sel volta dan sel elektrolisis dalam waktu kurang dari 5 menit dengan tepat
111
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
12
Menemukan hubungan
Flexibility
13
Mengklasifikasi
Fluency
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kegiatan Siswa
Skor
1 : menjawab satu perbedaan sel volta dan sel elektrolisis dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak tepat 0 : tidak menjawab Kemampuan Siswa memberikan 4 : menjawab pertanyaan dengan lengkap dan menghasilkan jawaban proses galvanisasi tepat gagasan, jawaban, dalam pencegahan karat - Pada proses galvanisasi, logam yang atau pernyataan yang lebih mudah teroksidasi misalnya Zn bervariasi. Dapat menjadi anoda dan Fe menjadi katoda melihat suatu masalah sehingga Zn yang akan mengalami dari sudut pandang perkaratan yang berbeda 3 : menjawab dengan tepat namun tidak lengkap 2 : memberikan jawaban selain yang terdapat pada poin dan jawaban tepat 1 : jawaban tidak tepat 0 : tidak memberikan jawaban Dalam waktu yang Siswa menjawab cara lain 4 : menjawab lebih dari satu cara lain untuk singkat dapat untuk mencegah korosi mencegah korosi dalam waktu kurang dari menghasilkan gagasan (selain cara yang telah 5 menit dan jawaban tepat atau ide tertentu dalam disebutkan dalam video: - Pelapisan dengan timah melalui proses jumlah yang banyak pengecatan, melumuri
112
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kegiatan Siswa dengan oli, dan galvanisasi)
Skor elektrolisis - Pelapisan dengan kromium melalui proses elektrolisis - Pengorbanan anoda - Mengubah kondisi lingkungan 3: menjawab lebih dari satu cara lain untuk mencegah korosi dalam waktu kurang dari 5 menit namun salah satu jawaban tidak tepat atau menjawab lebih dari satu poin dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak lengkap 2 : menjawab lebih dari satu cara lain untuk mencegah korosi dalam waktu kurang dari 5 menit namun tidak ada jawaban yang tepat atau menjawab satu cara untuk mencegah korosi dalam waktu kurang dari 5 menit dengan tepat 1 : menjawab satu cara untuk mencegah korosi dalam waktu kurang dari 5 menit
113
No
14
Tipe Masalah Open-Ended
Menemukan hubungan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Originality
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Memberikan gagasan yang langka, kemampuan untuk melihat hubunganhubungan baru atau kombinasi baru antar bermacam-macam unsur atau bagian
Kegiatan Siswa
Siswa mengajukan pendapat mengenai cara mengatasi perkaratan pada paku yang ditunjukkan oleh guru
Skor namun jawaban tidak tepat 0 : tidak menjawab 4 : menemukan cara baru untuk menghilangkan karat - menghilangkan karat dengan cara elektrolisis - menghilangkan karat dengan mencampurkan lemon dengan soda kue dan mengoleskan pada paku 3 : menemukan cara untuk menghilangkan karat dengan proses - merendam paku dalam larutan cuka - merendam paku dalam larutan bersoda 2 : menemukan cara untuk menghilangkan karat dengan - menggunakan cairan penghilang karat - menggunakan amplas/sikat untuk menghilangkan karat - mengecat kembali paku 1 : jawaban yang diberikan tidak tepat 0 : tidak menjawab
114
No
Tipe Masalah Open-Ended
15
Pengukuran
Kemampuan Sub Definisi Aspek Berpikir Kemampuan Kreatif Berpikir Kreatif Siswa Fluency Dalam waktu yang singkat dapat menghasilkan gagasan atau ide tertentu dalam jumlah yang banyak
Kegiatan Siswa Siswa menjawab pertanyaan mengenai pengaruh posisi logam dalam deret volta dan E0 standar terhadap perkaratan
Skor 4 : menjawab lebih dari satu gagasan pengaruh posisi logam dalam deret volta terhadap perkaratan dalam waktu kurang dari 5 menit dan jawaban benar - dalam deret volta logam yang terletak sebelah kiri memiliki potensial reduksi lebih kecil dari logam di sebelah kanan sehingga logam sebelah kiri lebih mudah mengalami karat (E0Zn = -0,76 lebih kecil dari E0Fe = -0,44) - potensi reduksi yang lebih kecil pada logam sebelah kiri membuat logam lebih mudah teroksidasi sehingga logam mudah berkarat - dalam deret volta dari kiri ke kanan kereaktifan logam terhadap asam semakin kecil sehingga logam sebelah kanan lebih sulit mengalami perkaratan 3: menjawab lebih dari satu gagasan pengaruh posisi logam dalam deret volta terhadap perkaratan dalam waktu kurang
115
No
Tipe Masalah Open-Ended
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Sub Definisi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Kegiatan Siswa
Skor dari 5 menit namun salah satu jawaban tidak tepat atau menjawab lebih dari satu poin dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak lengkap 2 : menjawab lebih dari satu gagasan pengaruh posisi logam dalam deret volta terhadap perkaratan dalam waktu kurang dari 5 menit namun tidak tepat 1 : menjawab hanya satu gagasan pengaruh posisi logam dalam deret volta terhadap perkaratan dalam waktu kurang dari 5 menit dan jawaban tidak tepat 0 : tidak menjawab
116
Tangerang Selatan, 21 Oktober 2015 Validator
(
)
117
Lampiran 4 KISI-KISI INSTRUMEN SOAL Jenis Sekolah
: SMA
Mata Pelajaran
: Kimia
Materi
: Elektrokimia
Alokasi waktu
: 180 menit
Jumlah Soal
: 16
Bentuk Soal
: Essay
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
mengklasifika
Fluency,
No
Butir Soal
Soal
3.3 Mengevaluasi
Menghubungkan Membedakan
gejala atau proses
proses yang
baterai sekali
sikan
Flexibility,
bukan
yang terjadi
terjadi dalam sel
pakai dan baterai
berdasarkan
Originality
asing lagi. Setiap orang
dalam contoh sel
volta dengan
isi ulang
karakteristik
dapat
elektrokimia (sel
kehidupan
yang berbeda
melalui handphone. Jika
volta dan sel
sehari-hari
dari
handphone
elektrolisis) yang
Mengklasifikasi
Definisi Tipe
suatu
objek tertentu
1
Saat ini handphone sudah menjadi
barang
berkomunikasi
mati
akibat
kehabisan baterai, cukup
118
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal
digunakan dalam
mencharger
kehidupan.
tersebut
handphone sehingga
handphone dapat menyala kembali. Berbeda dengan baterai pada jam dinding yang
tidak
dapat
diisi
ulang ketika jam mati. Berikan
tanggapanmu
mengenai perbedaan dari kedua
jenis
baterai
tersebut! Menjelaskan
Menemukan
menemukan
Fluency,
2
Mesya memiliki hobi
penyebab iritasi
hubungan
beberapa
Flexibility,
mengoleksi anting-anting
kulit akibat emas
aturan atau
Originality
yang terbuat dari emas.
imitasi
hubungan
Suatu hari Mesya merasa gatal pada telinganya dan
119
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No Soal
Butir Soal
muncul ruam merah. Setelah mengecek di toko emas, ternyata anting Mesya terbuat dari emas yang tidak murni (emas imitasi). Emas imitasi ini merupakan campuran emas dengan logam lain. Mengapa emas imitasi dapat menyebabkan iritasi pada kulit? Menghubungkan Menemukan
Menemukan
menemukan
proses yang
gagasan untuk
hubungan
beberapa
Flexibility,
emas di sebuah pasar.
terjadi dalam sel
merawat logam
aturan atau
Originality
Suatu hari, pelanggan Pak
elektrolisis
emas
hubungan
dengan
Fluency,
3
Pak Budi mempunyai toko
Budi ingin cincin emasnya terlihat seperti baru dengan
120
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal
kehidupan
warna emas yang lebih
sehari-hari
berkilau.
Apa
yang
seharusnya dilakukan oleh Pak Budi untuk membuat cincin
emas
menjadi
seperti
yang
diinginkan
oleh
pelanggannya
tersebut? Menemukan cara
Menemukan
menemukan
Fluency,
4
Budi
untuk
hubungan
beberapa
Flexibility,
kunci yang sudah tidak
meningkatkan
aturan atau
Originality
menarik lagi karena pada
kualitas logam
hubungan
kunci
memiliki
tersebut
sebuah
terdapat
banyak goresan dan warna yang sudah pudar. Jika Budi ingin membuat kunci tersebut
menjadi
lebih
121
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal
menarik, apa cara yang dapat
dilakukan
oleh
Budi? 4.3 Menciptakan
Menemukan
Merancang alat
Pengukuran
menentukan
Fluency,
5
Bagaimana cara membuat
ide/gagasan/produ gagasan
untuk membuat
ukuran-
Flexibility,
lampu
menyala
jika
k sel elektrokimia
mengenai
sebuah lampu
ukuran
Originality
disediakan
produk sel volta
menyala dan
numerik dari
seperti: jeruk nipis, paku
menentukan
suatu
seng,
potensial selnya
kejadian
tembaga,
bahan-bahan
uang
logam
kabel, lampu
kecil dan multitester (jika dibutuhkan)?
Bagaimana
potensial sel pada reaksi tersebut? Membuat gagasan Mengklasifikasi
mengklasifika
Fluency,
6
Fuel cell merupakan bahan
mengenai
sikan
Flexibility,
bakar
penyebab
berdasarkan
Originality
yang dampak negatifnya
pengganti
BBM
122
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal
perbedaan fuel
karakteristik
terhadap
cell dengan bahan
yang berbeda
sangat kecil karena dapat
bakar biasa
dari
mengurangi polusi udara.
suatu
objek tertentu
lingkungan
Berbeda
dengan
bahan
bakar pada umumnya yang mengakibatkan udara.
Apa
bahan
bakar
berbeda
polusi penyebab fuel
dengan
cell bahan
bakar pada umumnya? Menemukan
Mengemukakan
gagasan
gagasan mengenai hubungan
beberapa
Flexibility,
salah satu bahan penyusun
mengenai
proses pemurnian
aturan atau
Originality
kabel.
Berdasarkan
produk sel
tembaga
hubungan
proyeksi
Kementrian
elektrolisis
Menemukan
menemukan
Fluency,
7
Tembaga
murni
adalah
Perindustrian,
Indonesia
membutuhkan
sedikitnya
123
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal
1,68 juta ton murni
tembaga pertahun.
Kebanyakan tembaga yang tersedia adalah tembaga dalam bentuk bijih atau tembaga yang tidak murni (mengandung
campuran
logam lain). Bagaimana proses untuk
yang
dilakukan
mendapatkan
tembaga murni? Mengemukakan
Menemukan
menemukan
Fluency,
8
senyawa
Cl2
memiliki
gagasan mengenai hubungan
beberapa
Flexibility,
banyak kegunaan, salah
cara mendapatkan
aturan atau
Originality
satunya yaitu digunakan
gas Cl2 secara
hubungan
kimiawi
untuk karet sintesis. Ada banyak
cara
untuk
124
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal
memproduksi senyawa Cl2 secara
kimiawi
.
Apa
sajakah cara yang bisa dilakukan
untuk
menghasilkan senyawa Cl2 tersebut? 3.4 Menganalisis
Menganalisis
Membandingkan
faktor-faktor yang faktor-faktor
logam emas dan
sikan
Flexibility,
merupakan
mempengaruhi
besi serta
berdasarkan
Originality
dapat
bertahan
terjadinya korosi
pengaruhnya
karakteristik
jangka
waktu
dan mengajukan
terhadap korosi
yang berbeda
tanpa
ide/gagasan untuk
dari
kerusakan.
mengatasinya
objek tertentu
penyebab korosi
Mengklasifikasi
mengklasifika
suatu
Fluency,
9
Logam
emas
(Au)
logam
yang dalam
panjang mengalami Berbeda
dengan pagar besi (Fe) yang
sangat
mengalami pada
mudah perubahan
tampilannya.
125
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal
Berikanlah
pendapat
mengenai
penyebab
terjadinya perbedaan pada kedua
jenis
logam
tersebut! Mengemukakan
Menemukan
menemukan
penyebab karat
hubungan
beberapa
Flexibility,
memasak makanan sendiri
aturan atau
Originality
untuk keluarganya. Dalam
pada pisau
hubungan
Fluency,
10
Ibu Aida memiliki hobi
hal
memotong
bahan
makanan, Bu Aida selalu menggunakan
sebuah
pisau yang disimpan di dapur. Namun ketika akan digunakan, terdapat bercak karat pada pisau tersebut. Apa
yang
menjadi
126
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal
penyebab pisau tersebut berkarat? Menganalisis
Menghubungkan
Menemukan
menemukan
cara untuk
proses
hubungan
beberapa
Flexibility,
dari
mengatasi
elektrokimia
aturan atau
Originality
bersentuhan
korosi
dengan cara
hubungan
mengatasi korosi
Fluency,
11
Badan kapal yang terbuat besi
selalu dengan
laut,
air
sehingga
menyebabkan
terjadinya
perkaratan dengan cepat. Namun, ketika komposisi badan kapal ditambahkan material
logam
seng,
proses perkaratan menjadi terhambat. gagasan penyebab
Berikan mengenai badan
kapal
127
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal dapat
terlindungi
oleh
logam seng tersebut! Menganalisis cara
Menemukan
menemukan
untuk mengatasi
hubungan
beberapa
Flexibility,
lulusan
teknik
elektro.
karat dengan alat
aturan atau
Originality
Ketika
Dia
akan
dan bahan yang
hubungan
tersedia
Fluency,
12
Pak
Andi
merupakan
menggunakan paku untuk memajang lukisan,
paku
tersebut
berkarat.
Karat
pada
paku
harus
dihilangkan
terlebih
dahulu
sebelum
digunakan. Jika tersedia alat dan bahan sebagai berikut: catu daya, kabel, logam timah, larutan soda kue,
minuman bersoda,
128
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal amplas,
sikat
kawat,
kentang, jeruk lemon. Apa yang dapat dilakukan oleh Pak Andi? 4.4 Mengajukan
Membangun
Membangun ide
Menemukan
menemukan
ide/gagasan untuk
gagasan untuk
untuk mencegah
hubungan
beberapa
Flexibility,
akan menghasilkan bunyi
mencegah dan
mencegah
perkaratan
aturan atau
Originality
ketika
mengatasi
korosi pada besi
terjadinya korosi
hubungan
Fluency,
13
Engsel pintu yang berkarat
dibuka
ditutup.
Agar
mengulangi serupa
ataupun tidak kejadian
kita
mengantisipasi
harus hal
tersebut. Apa yang harus dilakukan menghindari
untuk perkaratan
pada engsel pintu tersebut?
129
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif Fluency,
No
Butir Soal
Soal
Membangun ide
Menemukan
menemukan
untuk mencegah
hubungan
beberapa
Flexibility,
yang terbuat dari besi akan
aturan atau
Originality
mengalami
perkaratan
14
hubungan
Pada saat
hujan, pagar
kontak
langsung dengan oksigen dalam air hujan. Hal ini dapat mempercepat proses perkaratan.
Menurutmu,
bagaimana cara mencegah perkaratan
pada
pagar
tersebut? Membangun
Menciptakan cara
Menemukan
menemukan
gagasan untuk
untuk mengatasi
hubungan
beberapa
Flexibility,
untuk menggunting sebuah
mengatasi
korosi dengan
aturan atau
Originality
kertas
korosi pada besi
benda-benda di
hubungan
sekitar
Fluency,
15
Ema mendapatkan tugas
putih.
Namun
gunting yang dimiliki Ema sangat digunakan
berkarat.
Jika untuk
130
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal
menggunting kertas, maka akan meninggalkan bekas pada kertas tersebut. Jika Ema
memanfaatkan
bahan-bahan
atau
peralatan yang mungkin tersedia di rumah atau di lingkungan
sekitar
Apa
yang dapat Ema lakukan untuk karat
menghilangkan pada
gunting
tersebut? Membuat solusi
Menemukan
menemukan
Fluency,
16
Sebuah kursi di taman
untuk
hubungan
beberapa
Flexibility,
seharusnya dapat menjadi
permasalahan
aturan atau
Originality
tempat
mengenai
hubungan
istirahat
atau
tempat yang nyaman untuk
131
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tipe Masalah Open-Ended
Definisi Tipe
Aspek
Masalah
Berpikir
Open-Ended
Kreatif
No
Butir Soal
Soal
penurunan
menikmati
kualitas tampilan
Namun
kursi akibat karat
tersebut
udara
saat
ini,
segar. kursi
sudah
tidak
tersentuh
lagi
oleh
manusia.
Hal
ini
disebabkan
oleh
penurunan tampilan pada kursi
yang
memiliki
bercak karat dan warna yang kusam. tersebut
Agar kursi dimanfaatkan
kembali, apa saja cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?
132
Lampiran 5 HASIL VALIDASI INSTRUMEN SOAL Judul Penelitian Tujuan Nama Peneliti
: Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Elektrokimia melalui Model Open-Ended Problems : Mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi elektrokimia melalui Model Open-Ended Problems : Ika Humaeroh
Petunjuk: 1. Jawab pertanyaan tersebut dengan jelas dan lengkap! 2. Waktu yang digunakan untuk menjawab setiap soal maksimal 5 menit
Kompetensi Dasar
3.3 Mengevaluasi gejala
Aspek
No
Indikator
Soal
Soal
Menghubungkan
1*
Berpikir Kreatif
Saat ini handphone sudah bukan menjadi barang
Fluency,
atau proses yang terjadi
proses
yang
terjadi
asing lagi. Setiap orang dapat berkomunikasi
Flexibility,
dalam contoh sel
dalam
sel
volta
melalui handphone. Jika handphone mati akibat
Originality
elektrokimia (sel volta
dengan
dan sel elektrolisis)
sehari-hari
kehidupan
kehabisan
baterai,
cukup
mencharger
handphone tersebut sehingga handphone dapat
yang digunakan dalam
menyala kembali. Berbeda dengan baterai pada
kehidupan.
jam dinding yang tidak dapat diisi ulang ketika
133
jam mati. Berikan tanggapanmu mengenai perbedaan dari kedua jenis baterai tersebut! Mesya memiliki hobi mengoleksi anting-anting yang terbuat dari emas. Suatu hari
2*
Mesya merasa gatal pada telinganya dan muncul ruam merah. Setelah mengecek di toko emas,
Fluency,
ternyata anting Mesya terbuat dari emas yang
Flexibility,
tidak murni (emas imitasi). Emas imitasi ini
Originality
merupakan campuran emas dengan logam lain. Mengapa emas imitasi dapat menyebabkan iritasi pada kulit? Menghubungkan proses
yang
Pak Budi mempunyai toko emas di sebuah pasar.
Flexibility,
dalam sel elektrolisis
emasnya terlihat seperti baru dengan warna emas
Originality
dengan
yang lebih berkilau. Apa yang seharusnya
kehidupan
Suatu hari,
Fluency,
pelanggan Pak Budi ingin cincin
sehari-hari
terjadi
3*
dilakukan oleh Pak Budi untuk membuat cincin emas
menjadi seperti yang diinginkan oleh
pelanggannya tersebut?
134
4*
Tembaga
murni
penyusun
adalah
kabel.
Kementrian
salah
satu
Berdasarkan
Perindustrian,
bahan
Fluency,
proyeksi
Flexibility,
Indonesia
Originality
membutuhkan sedikitnya 1,68 juta ton tembaga murni pertahun. Kebanyakan tembaga yang tersedia adalah tembaga dalam bentuk bijih atau tembaga
yang
tidak
murni
(mengandung
campuran logam lain). Bagaimana proses yang dilakukan untuk mendapatkan tembaga murni?
4.3 Menciptakan
Menemukan gagasan
5*
Bagaimana cara membuat lampu menyala jika
Fluency,
ide/gagasan/produk sel
mengenai produk sel
disediakan
bahan-bahan seperti: 6 buah jeruk
Flexibility,
elektrokimia
volta
nipis, paku seng, uang logam tembaga, kabel,
Originality
lampu kecil dan multitester (jika dibutuhkan)?
6*
Bagaimana potensial sel pada reaksi tersebut?
Fluency,
Fuel cell merupakan bahan bakar pengganti
Flexibility,
BBM
Originality
yang
dampak
negatifnya
terhadap
135
lingkungan
sangat
kecil
karena
dapat
mengurangi polusi udara. Berbeda dengan bahan bakar pada umumnya yang mengakibatkan polusi udara. Apa penyebab bahan bakar fuel cell berbeda dengan bahan bakar pada umumnya? Menemukan gagasan
7*
Budi memiliki sebuah kunci yang sudah tidak
Fluency,
mengenai produk sel
menarik lagi karena pada kunci tersebut terdapat
Flexibility,
elektrolisis
banyak goresan dan warna yang sudah pudar.
Originality
Jika Budi ingin membuat kunci tersebut menjadi lebih menarik, apa cara yang dapat dilakukan oleh Budi?
8*
Gas Cl2 bila direaksikan dengan senyawa
Fluency,
hidrokarbon akan menghasilkan zat serbaguna,
Flexibility,
salah satunya yaitu digunakan untuk karet
Originality
sintesis. Ada banyak cara untuk memproduksi gas Cl2 secara kimiawi . Apa sajakah cara yang bisa dilakukan untuk menghasilkan gas Cl2 tersebut?
136
3.4
Menganalisis faktor
faktor- Menganalisis yang faktor
mempengaruhi
faktor-
9*
penyebab
korosi
Logam emas (Au) merupakan logam yang dapat
Fluency,
bertahan dalam jangka waktu panjang tanpa
Flexibility,
mengalami kerusakan. Berbeda dengan pagar
Originality
terjadinya korosi dan
besi
mengajukan
perubahan
pada
pendapat
mengenai
ide/gagasan
untuk
mengatasinya.
(Fe)
yang sangat
mudah mengalami
tampilannya. penyebab
Berikanlah terjadinya
perbedaan pada kedua jenis logam tersebut!
10*
Ibu Aida memiliki hobi memasak makanan
Fluency,
sendiri untuk keluarganya. Dalam hal memotong
Flexibility,
bahan makanan, Bu Aida selalu menggunakan
Originality
sebuah pisau yang disimpan di dapur. Namun ketika akan digunakan, terdapat bercak karat pada pisau tersebut. Apa yang menjadi penyebab pisau tersebut berkarat? Menganalisis untuk korosi
cara
mengatasi
11
Badan kapal yang terbuat dari besi selalu bersentuhan menyebabkan
dengan
air
terjadinya
laut, perkaratan
Fluency,
sehingga
Flexibility,
dengan
Originality
cepat. Namun, ketika komposisi badan kapal
137
ditambahkan
material
logam
seng,
proses
perkaratan menjadi terhambat. Berikan gagasan mengenai
penyebab
badan
kapal
dapat
terlindungi oleh logam seng tersebut! Pak Andi merupakan lulusan teknik elektro. Ketika Dia akan menggunakan paku untuk memajang lukisan, paku tersebut berkarat.
12*
Karat pada paku harus dihilangkan terlebih
Fluency,
dahulu sebelum digunakan. Jika tersedia alat dan
Flexibility,
bahan sebagai berikut: catu daya, kabel, logam
Originality
timah,
larutan soda kue,
minuman bersoda,
amplas, sikat kawat, kentang, jeruk lemon. Apa yang dapat dilakukan oleh Pak Andi? 4.4 Mengajukan ide/gagasan Membangun gagasan untuk mencegah dan
untuk
mengatasi terjadinya
korosi pada besi
korosi
mencegah
13*
Engsel pintu yang berkarat akan menghasilkan
Fluency,
bunyi ketika dibuka ataupun ditutup. Agar tidak
Flexibility,
mengulangi
Originality
kejadian
serupa
kita
harus
mengantisipasi hal tersebut. Apa yang harus dilakukan untuk menghindari perkaratan pada
138
engsel pintu tersebut?
14*
Pada saat hujan, pagar yang terbuat dari besi
Fluency,
akan mengalami kontak langsung dengan oksigen
Flexibility,
dalam air hujan. Hal ini dapat mempercepat
Originality
proses perkaratan. Menurutmu, bagaimana cara mencegah perkaratan pada pagar tersebut? Membangun gagasan untuk
mengatasi
korosi pada besi
15*
Ema mendapatkan tugas untuk menggunting
Fluency,
sebuah kertas putih. Namun gunting yang
Flexibility,
dimiliki Ema sangat berkarat. Jika digunakan
Originality
untuk
menggunting
kertas,
maka
akan
meninggalkan bekas pada kertas tersebut. Jika Ema memanfaatkan bahan-bahan atau peralatan yang mungkin tersedia di rumah atau di lingkungan sekitar. Apa yang dapat Ema lakukan untuk
menghilangkan
karat
pada
gunting
tersebut?
139
16*
Sebuah kursi di taman seharusnya dapat menjadi
Fluency,
tempat istirahat atau tempat yang nyaman untuk
Flexibility,
menikmati udara segar. Namun saat ini, kursi
Originality
tersebut sudah tidak terjamah lagi oleh manusia. Hal ini disebabkan oleh penurunan tampilan pada kursi yang memiliki bercak karat dan warna yang kusam.
Agar kursi tersebut diminati kembali,
apa saja cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut? Keterangan : *Soal yang valid
140
Lampiran 6 HASIL UJI COBA SOAL OPEN-ENDED Kode jawaban seperti AL, IR, PS, dll merujuk pada Lampiran 9 NO RESPONDEN
1
2
NOMOR SOAL 4
3
5
6
7
AL IR PS EL IK KB LI AN NK ER KS CD CS CP PE RC TP TE ET PP PC PT KE RE KA PN HS PM RP SP KF NP RF HF CL KP PC LT DK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
AN AH ARA BP DME DRF EK ES FN GPM HP IM KZ LO LA MR NF ND NMP NB NK PMS
√ √
√ √
√
√
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √ √
√
√
√
√
√
√ √ √ √
√
√
√ √
√ √
√ √ √ √ √
√
√ √
√
√ √
√
√ √
√ √
√ √ √
√ √
√
√ √
√ √
√ √ √
141
NO RESPONDEN
1
2
NOMOR SOAL 4
3
5
6
7
AL IR PS EL IK KB LI AN NK ER KS CD CS CP PE RC TP TE ET PP PC PT KE RE KA PN HS PM RP SP KF NP RF HF CL KP PK LT DK
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
RW RAM RF RAU RYH SRH SWT SD SM SA SP TZ TN UFN WW YIO
Jumlah poin terjawab
√
√ √
√
√ √
√
√ √ √ √
√
√
√ √
√
√ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√
√ √
√
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√
√ √
6 0 1 1 0 6 11 4 0
2
2
2
1 0 17 0 4
√
0
7
√
3
0
1 0 0 0
5
0
0
0
√
0 12 1
0
9 13 6
0
Responden jawab benar
14
17
19
14
6
14
20
Persentase (%)
37
45
50
37
16
37
53
0
2
142
HASIL UJI COBA SOAL OPEN-ENDED NOMOR SOAL NO RESPONDEN
8
9
10
11
12
13
EG EL RR MA DV TR BO ES IO EB BE PO PA BJ TB ZA GM PW JA BS KZRE BT PL PR FH RS GA OL EP TK CE OE ME EE EB EA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
AN AH ARA BP DME DRF EK ES FN GPM HP IM KZ LO LA MR NF ND NMP NB NK PMS RW RAM
√
√
√ √
√ √
√ √
√
√ √
√
√ √
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √
√
√ √
√ √
√
√
√
√ √ √
√ √
√
√ √
√
√ √
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √ √ √
√ √
√
√ √ √ √
√
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√
√
√ √
√
√
√
√ √
√ √
√ √ √ √ √
√
√
√
√
√
143
NOMOR SOAL NO RESPONDEN
8
9
10
11
12
13
EG EL RR MA DV TR BO ES IO EB BE PO PA BJ TB ZA GM PW JA BS KZRE BT PL PR FH RS GA OL EP TK CE OE ME EE EB EA
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
RF RAU RYH SRH SWT SD SM SA SP TZ TN UFN WW YIO
Jumlah poin terjawab Responden jawab benar Persentase (%)
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ 6
0
5
0
2
1
√
√ √
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√
√ √ √
√ √
√ √
√ √
√
√
√
√
√ √ √
3 15 2
1 0 8 20
7
0 1
√ √
√
5 17 0 0 8 16 15 1
√ 0
9
1
0
2 3 0 0
0
0
0
0
11
22
36
0
21
29
29
58
95
0
55
76
2
144
HASIL UJI COBA SOAL OPEN-ENDED
NO RESPONDEN
NOMOR SOAL 15
14
16
CP OP AK MM PG UP LP MAMI MO GO MS CA EG LB TG AS CK OK MP RC SC MD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
AN AH ARA BP DME DRF EK ES FN GPM HP IM KZ LO LA MR NF ND NMP NB NK PMS RW RAM RF
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √
√
√ √ √
√ √ √ √ √
√
√ √ √
√
145
NO RESPONDEN
NOMOR SOAL 15
14
16
CP OP AK MM PG UP LP MAMI MO GO MS CA EG LB TG AS CK OK MP RC SC MD
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
RAU RYH SRH SWT SD SM SA SP TZ TN UFN WW YIO
Jumlah poin terjawab Responden jawab benar Persentase (%)
√
√
√
√ √
√
√
√ √ √ √
√ √ √
√
√ √ √ √ √
30
√ √ √ √ √
√ √ √ 1
1
√ √ √
0
6
√ √ √
√ √ √ √
√ 0
0 17 9
0
0
1
6
0
0
0
2
30
1
1
2
35
33
34
92
87
89
3
0
146
147 Tabel Interpretasi Hasil Uji Coba Soal Open-Ended
Nomor Soal
Jumlah Responden Menjawab Benar
Persentase (%)
1
14
37
2
17
45
3
19
50
4
14
37
5
6
16
6
14
37
7
20
53
8
11
29
9
22
58
10
36
95
11
0
0
12
21
55
13
29
76
14
35
92
15
33
87
16
34
89
Keterangan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal tidak dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan Soal dapat digunakan
Lampiran 7 PEDOMAN PENSKORAN ASPEK BERPIKIR KREATIF Aspek Berpikir Kreatif Fluency Skor 4: jika mampu memberikan lebih dari satu jawaban yang lengkap dan tepat (jawaban benar bisa terdapat pula pada poin flexibility dan originality) Skor 3 : jika mampu memberikan jawaban lebih dari satu poin, namun salah satu jawaban tidak tepat atau menjawab lebih dari satu poin dalam waktu kurang dari 5 menit namun jawaban tidak lengkap Skor 2 : jika mampu memberikan jawaban lebih dari satu, namun tidak ada jawaban yang tepat atau memberikan satu jawaban yang tepat Skor 1 : jika mampu memberikan satu jawaban dan tidak tepat Skor 0 : jika tidak memberikan jawaban
Flexibility Originality Skor 4 : jika mampu menjawab dengan Skor 4 : mengemukakan gagasan yang jarang lengkap dan tepat dikemukakan oleh kebanyakan siswa Skor 3 : jika mampu menjawab dengan tepat tetapi masuk dalam konteks soal namun tidak lengkap dengan lengkap Skor 2 : memberikan jawaban selain yang terdapat pada poin dan jawaban tepat Skor 3 : mengemukakan gagasan yang jarang dikemukakan oleh kebanyakan siswa (termasuk pada poin fluency atau dengan tepat namun tidak lengkap originality) Skor 1 : jawaban tidak tepat Skor 2 : mengemukakan jawaban sesuai Skor 0 : jika tidak memberikan jawaban dengan konteks soal yang terpaku pada buku teks / memberikan jawaban yang ada pada kolom fluency atau flexibility Skor 1 : jawaban tidak tepat Skor 0 : tidak mengemukakan gagasan
148
Lampiran 8 PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF
Kriteria Kreativitas
Ket
Skor
Sangat Kreatif
4
Kreatif
3
Cukup Kreatif
2
-
Kurang Kreatif
1
-
Tidak Kreatif
fluency
flexibility
originality
√
√
√
√
√
-
√
-
√
-
√
-
-
-
√
√
-
-
-
0
149
KRITERIA INTERPRETASI SKOR Persentase (%)
Kategori
100 - 81
Sangat Baik
80 – 61
Baik
60 – 41
Cukup
40 – 21
Kurang
20 - 0
Sangat Kurang
(Riduwan, 2010, hlm. 41)
150
Lampiran 9
JAWABAN INSTRUMEN SOAL No 1
Fluency
Flexibility
Originality
- Reaksi kimia yang terjadi pada baterai
- Pada baterai isi ulang, dalam proses charging, ion
- Komponen penyusun baterai sekali pakai
jam dinding adalah reaksi irreversible.
dari katoda berpindah ke anoda, sementara selama
tidak dapat difungsikan lagi ketika sudah
Sementara reaksi pada baterai isi ulang
proses pemakaian ion dari anoda kembali lagi ke
habis terpakai sementara komponen
adalah reversible (IR)
katoda sementara pada baterai sekali pakai, reaksi
dalam baterai isi ulang dapat difungsikan
kimia yang terjadi di dalam baterai menghasilkan
lagi dengan cara diisi ulang (charge)
primer sementara baterai isi ulang
ion positif yang mengalir dari anoda ke katoda
(KB)
merupakan baterai sekunder (PS)
(IK)
- Baterai sekali pakai merupakan baterai
- Prinsip kerja baterai isi ulang adalah mengubah energi listrik menjadi energi kimia saat proses pengisian ulang, dan mengubah energi kimia menjadi energi listrik saat dipakai sementara pada baterai sekali pakai prinsipnya hanya mengubah energi kimia menjadi energi listrik (EL) - Pada saat jam dinding mati, tidak ada reaksi kimia lagi yang terjadi dalam baterai sementara jika
151
baterai handphone mati, baterai tersebut dapat menerima arus listrik sehingga reaksi kimia dapat terjadi lagi (AL) 2
- Terdapat kandungan logam lain yang
- Dalam deret volta emas terletak di posisi paling
menjadi penyebab iritasi pada kulit (LI)
- Kulit sensitif terhadap zat yang
kanan (sulit teroksidasi). Jika telah tercampur
- Emas imitasi mengandung nikel yang
dengan logam lain yang posisinya di sebelah kiri
menjadi zat alergen (AN)
terkandung dalam emas imitasi (KS) - Keringat yang dihasilkan oleh tubuhn
emas/E0 standarnya rendah, maka emas tidak
dapat berinteraksi dengan logam dalam
dapat mempertahankan sifatnya yang sulit
emas imitasi sehingga menyebabkan
teroksidasi (ER)
iritasi (KG)
- Nikel dalam emas imitasi menyebabkan peradangan atau iritasi ketika kontak langsung dengan kulit (NK) 3
- Merendam cincin dengan air dan sedikit
-
Dilakukan proses penyepuhan yang prinsipnya
-
Merendam cincin di dalam larutan
deterjen lalu digosok menggunakan sikat
sama dengan elektrolisis. Cincin emas yang
ammonia (jangan terlalu lama).
lembut (CD)
ingin disepuh menjadi katoda dan emas murni
Kemudian dibilas dengan air yang
menjadi anoda (PE)
mengalir (RA)
- Menggosok cincin dengan kain yang sudah dibasahi dengan air sabun (CS) - Membersihkan cincin dengan menggunakan pasta gigi yang dicampur
152
air lalu digosok dengan sikat lembut (CP) 4
- Untuk mendapatkan tembaga murni
-
dilakukan proses pemurnian dengan cara elektrolisis (TP)
-
- Tembaga kotor dijadikan sebagai anoda,
Dilakukan proses ekstraksi dari bijih tembaga
-
Hidrometalurgi merupakan proses
(ET)
pengolahan logam menggunakan
Pirometalurgi atau proses pemurnian dengan
pelarut cair sebagai pengekstraknya
cara pemanasan (PP)
(PC)
sedangkan katoda adalah tembaga murni (TE) 5
-
Paku seng dan uang logam tembaga
Paku yang terbuat dari seng menjadi anoda dan
masing-masing di tusukkan ke dalam
uang logam tembaga berperan sebagai katoda
jeruk nipis dan dihubungkan dengan
(KA)
kabel yang terhubung dengan lampu
-
-
-
Elektroda Zn melepas elektron dan elektroda Cu menangkap elektron (EJ)
-
Melihat potensial sel menggunakan
Potensial sel yang dihasilkan bernilai positif
multitester. Sehingga lampu yang
(PT)
sehingga menghasilkan arus listrik dan
digunakan dapat disesuaikan dengan
Zn menjadi kutub (-) dan Cu menjadi
membuat lampu menyala (PN)
voltase yang dihasilkan dari multitester
kutub (+) (KE) -
-
(PM)
Eosel = Eokatoda – Eoanoda = 0,34 – (-0,76) = 1,10 V (RE)
6
-
-
Bahan bakar pada umumnya
-
Hasil dari reaksi fuel cell adalah energi listrik,
- Bahan bakar fuel cell tidak
menggunakan reaksi pembakaran (RP)
panas dan air. Sehingga tidak menghasilkan
menghasilkan polusi karena tidak
Senyawa yang dihasilkan dari proses
polusi udara (HF)
terjadi proses pembakaran dalam
153
pembakaran adalah senyawa kimia
-
- Terdapat reaksi di anoda dan katoda pada fuel
yang menyebabkan polusi udara seperti
cell. Reaksi yang terjadi pada fuel cell adalah
gas CO2 dan CO (SP)
sebagai berikut:
Fuel cell mengandung senyawa kimia
A : 2H2 4H+ + 4e¯
O2 dan H2 yang ramah lingkungan
K : O2 + 4H+ + 4e¯ 2H2O (RF)
reaksinya (NP)
(KF) 7
- Dapat menggunakan cat logam (CL)
- Dapat menggunakan logam Cu sebagai anoda dan -
- Kunci dapat dilapisi logam lain dengan
larutan CuSO4 sebagai zat elektrolit. Kunci yang
cara electroplating (penyepuhan) (KP)
akan dilapisi berperan sebagai katoda. Maka
Mendupikasi kunci (DK)
reaksi yang terjadi: CuSO4 Cu2+ + SO42¯ K : Cu2+ + 2e¯ Cu A: Cu Cu2+ + 2e¯ Terbentuk lapisan Cu pada katoda (kunci) (PK) 8
-
-
Elektrolisis larutan NaCl, KCl, MgCl2
-
Dibuat dengan cara reaksi redoks (RR)
(EG)
Contoh reaksi:
Elektrolisis lelehan NaCl (EL)
2KMnO4 + 16HCl 2KCl + 2MnCl2 + 8H2O +
Contoh reaksi
5Cl2
-
Mengalirkan arus listrik melalui larutan natrium klorida dalam air (MA)
154
NaCl(aq) Na+ + Cl¯
Atau reaksi redoks lain yang menghasilkan Cl2
K : 2H2O + 2e¯ 2OH¯ + H2 A : 2Cl¯ Cl2 + 2e¯ Reaksi sel: 2NaCl(aq) + 2H2O + Cl¯ 2NaOH + H2 + Cl2 9
- Emas tidak reaktif (TR) - Dalam deret volta besi berada di sebelah kiri emas. Sehingga jika dibandingkan
10
- Nilai potensial reduksi emas lebih besar dari Fe
- Unsur emas jarang berikatan dengan
(ES)
oksigen membentuk karat (IO)
- Karena letaknya berada di posisi paling kanan
- Elektron pada besi sangat mudah
dengan emas, besi akan lebih mudah
dalam deret volta, mengakibatkan emas memiliki
melepaskan diri, hal ini yang
mengalami korosi (BO)
sifat sulit teroksidasi (DV)
menyebabkan karat cepat terjadi (EB)
- Pisau terbuat dari besi (BE)
- Adanya interaksi dengan zat asam (misalnya
-
Pisau tersimpan di dekat washtafle yang
- Berinteraksi dengan oksigen (PO)
sering digunakan untuk memotong buah yang
sering mengalirkan air (PW)
- Berinteraksi dengan air (PA)
memiliki kadar asam tinggi). pH <7 menyebabkan -
Pisau jarang diasah (JA)
- Pisau terbuat dari baja (BJ)
karat pada pisau tersebut (ZA)
Suhu udara di dapur lembab sehingga
- Setelah digunakan, pisau tidak langsung dibersihkan. Sehingga zat pengotor di
- Memotong bahan makanan yang mengandung
-
menyebabkan pisau berkarat (UL)
getah (GM)
permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reduksi tambahan dan lebih banyak logam yang terkorosi (TB)
155
-
Dibiarkan tersimpan dalam keadaan basah (BS)
11
- Logam besi terlindungi oleh seng dengan cara perlindungan katodik (KZ)
- Logam seng yang melapisi besi menjadi anoda
-
Seng akan bereaksi dengan oksigen
untuk besi sementara besi menjadi katoda. Anoda
dalam lingkungan yang mengandung
mengalami oksidasi sehingga seng tersebut yang
CO2. Hasil reaksi tersebut (seng
lebih reaktif dari pada besi dalam deret
akan mengalami perkaratan dan besi akan
karbonat) berfungsi melindungi seng itu
volta (RE)
terlindungi (PL)
sendiri dari korosi sehingga proses
- Logam seng lebih elektronegatif atau
- Logam besi tidak bereaksi sehingga tidak mengalami korosi (BT)
- Potensi reduksi seng adalah -0,76, lebih negative
perkaratan pun menjad terhambat (FH)
dari pada potensi reduksi besi sebesar -0,44 menyebabkan besi terlindungi (PR)
12
- Merendam paku berkarat dalam minuman bersoda (RS)
- Melakukan proses elektrolisis dengan
-
menggunakan soda kue sebagai larutan elektrolit,
- Menggosok paku dengan amplas (GA)
besi berkarat dijadikan sebagai katoda dan timah
- Mengoleskan jeruk lemon pada paku
dijadikan sebagai anoda (EP)
Menusukkan paku pada kentang selama semalaman (TK)
-
Cara menghilangkan karat dapat menggunakan sari lemon yang
(OL)
dicampur dengan baking soda. Campuran tersebut dapat dioleskan pada bagian yang berkarat (SL)
13
- Melapisi engsel dengan cat (CE)
- Pelapisan besi/engsel dengan tembaga karena
- Diberi oli pada permukaan engsel
potensi reduksi dari tembaga lebih positif dari
-
Menjaga engsel agar tetap bersih, karena benda dapat terkontaminasi oleh
156
tersebut (OE) - Engsel diolesi dengan minyak (ME)
pada besi. Tembaga memiliki potensial reduksi
zat-zat yang mempercepat korosi tanpa
+0,34. Hal ini menyebabkan besi dengan
disadari. Contoh zat yang mempercepat
potensial reduksi -0,44 akan terlindungi (EE)
korosi adalah larutan garam, dan zat-zat yang bersifat asam (EB) -
Menjaga engsel agar tidak terkena air hujan (EA)
14
- Mengecat pagar tersebut (CP)
- Melakukan proses galvanisasi pada pagar besi
- Mengubah bahan dasar dari pagar besi
- Melapisi pagar dengan oli (OP)
dengan cara mencelupkan bagian-bagian pagar
menjadi bahan yang tidak mudah
- Memberi lapisan cat anti karat pada
besi ke dalam bak berisi zink cair (pelapisan
berkarat (UP)
pagar (AK)
dengan zink) (PG)
- Merawat pagar dengan dengan cara
- Melindungi dengan plastik (LP) - Melapisi dengan fiberglass (FG)
mengoleskan minyak (MM) 15
- Menggosok gunting yang terkena karat dengan amplas (AG)
- Karat pada gunting dapat dihilangkan dengan cara
-
Cara menghilangkan karat dapat
elektrolisis. Elektrolisis dilakukan dengan cara
menggunakan sari lemon yang
memanfaatkan besi berkarat (yang akan
dicampur dengan baking soda.
dibersihkan) sebagai katoda dan logam lain yang
Campuran tersebut dapat dioleskan
- Mengoleskan gunting dengan oli (MO)
yang tidak mudah terkorosi sebagai anoda.
pada bagian yang berkarat (LB)
- Menggosok bagian yang berkarat dengan
Kemudian celupkan kedua benda tersebut ke
- Mengoleskan gunting dengan minyak (MI)
obeng (GO)
dalam larutan elektrolit (soda kue) (EG)
-
Menusukkan gunting ke dalam kentang selama semalaman. Karena kentang
157
- Menghilangkan karat dengan
mengandung asam oksalat yang dapat
menggunakan soda cola (MS)
membantu menghilangkan karat (TG)
- Karat bisa dihilangkan dengan larutan
-
Mengasah gunting (AS)
-
Memodifikasi kursi dengan cara
cuka apel. Rendam bagian yang berkarat tersebut dengan cuka selama semalam, lalu gosok dengan alumunium foil (CA) - Mengoleskan jeruk nipis (JN) 16
- Cara mengatasinya yaitu dengan
- Mengelupaskan karat terlebih dahulu (menyikat
mengecat kembali kursi taman tersebut
karat dengan sikat kawat) setelah itu mengecatnya
dilapisi papan bersih yang sudah dicat
(CK)
kembali (SC)
(MD)
- Mengoleskan oli pada kursi (OK) - Mengoleskan pernis (MP) - Menyemprotkan rust converter (RC)
158
159
Lampiran 10 PEDOMAN WAWANCARA SISWA Judul Penelitian
: Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Elektrokimia melalui Model Open-Ended Problem
Hari/Tanggal
:
Alat Bantu
: Alat perekam suara Indikator
Respon siswa terhadap pembelajaran open-ended
Respon siswa akibat pembelajaran open-ended terhadap kemampuan berpikir kreatif
Pertanyaan 1. Apakah Anda mengetahui pembelajaran open-ended? (jika siswa tidak tahu, beri tahu siswa tersebut bahwa pembelajaran open ended adalah pembelajaran yang dimulai dengan memberikan soal yang memiliki banyak jawaban benar atau pendekatan ini dilakukan pada saat pembelajaran oleh peneliti) 2. Apa pendapat Anda mengenai pembelajaran open-ended jika dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan sebelumnya ? 3. Apakah ada kesulitan pada saat pembelajaran berlangsung? Jika “Ya” apa kesulitan yang dialami? Dan bila “tidak” sebutkan alasannya! 4. Apakah ditemukan hal-hal yang baru dengan mempelajari materi elektrokimia menggunakan pembelajaran open-ended? 1. Apakah pembelajaran open-ended dapat memotivasi untuk lebih kreatif? Jelaskan alasannya! 2. Apakah pembelajaran open-ended dapat membuka wawasan untuk memberikan solusi yang lebih variatif terhadap permasalahan di sekitar kita?
160
Mengetahui gambaran berpikir kreatif siswa dalam tahap menyelesaikan soal open-ended
1. Bagaimana langkah dalam menyelesaikan soal yang telah diberikan sampai mendapatkan jawaban? 2. Adakah permasalahan dalam soal yang pernah dialami secara langsung? Tunjukan soal nomor berapa!
161
Lampiran 11
NILAI ULANGAN HARIAN SISWA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
RESPONDEN AM AAP ARB AFN AHR DR EAD GAN GK HR HK HM IA JSS KTE KL KG ML MR MZA MS QY RRN RI RAM SA WNN WK JUMLAH RATA-RATA
SKOR (x) 77 92 80 83 88 63 92 95 100 75 92 62 75 75 60 75 75 85 20 75 75 97 100 52 83 63 63 75 2147 76.68
x2 5929 8464 6400 6889 7744 3969 8464 9025 10000 5625 8464 3844 5625 5625 3600 5625 5625 7225 400 5625 5625 9409 10000 2704 6889 3969 3969 5625 172357 6155.61
162
Lampiran 12 KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK Mencari Mean x = ∑𝑥 𝑁
Mencari Standar Deviasi SD =
∑𝑥 2 ∑𝑥 − 𝑁 𝑁
2
x=
Keterangan: SD = Standar Deviasi N = Jumlah Siswa
SD =
1723572 2147 − 28 28
SD =
6155 − 5880
SD =
275
2147 28
= 76.68
2
SD = 16.6 x + SD = 76.68 + 16.6 = 93.28 x - SD = 76.68 - 16.6 = 60.08
Kelompok Tinggi = nilai ≥ x + SD ( nilai ≥ 93.28) Kelompok Sedang = x - SD ˂ nilai ˂ x + SD (60.08 ˂ nilai ˂ 93.28) Kelompok Rendah = nilai ≤ x - SD ( nilai ≤ 60.08) Jadi : Kelompok Tinggi sebanyak 4 orang Kelompok Sedang sebanyak 21 orang Kelompok Rendah sebanyak 3 orang
163
Lampiran 13 Aspek Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Lembar Observasi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
RESPONDEN AM AAP ARB AFN AHR DR EAD GAN GK HR HK HM IA JSS KTE KL KG ML MR MZA MS QY RRN RI RAM SA WNN WK
Jumlah Skor Maksimal Persentase Kategori
1 2 3 1 4 4 3 4 2 4 4 4 2 1 4 4 3 2 3 4 3 1 4 3 4 1 2 1 2 3 2 3 3 3 4 4 4 2 2 1 3 1 4 1 4 1 4 4 2 1 3 4 2 1 4 1 2 0 86 64
Nomor Pernyataan Fluency Flexibility Originality 6 7 11 13 15 3 4 8 9 12 5 10 14 3 3 3 4 2 2 2 1 0 2 2 4 3 4 4 4 4 2 2 4 1 3 4 2 4 3 4 4 3 2 2 2 4 2 0 2 3 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 1 1 2 4 3 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 1 2 3 1 1 4 4 2 2 2 4 0 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 4 3 2 2 3 1 1 3 0 2 2 4 2 0 3 3 2 3 2 3 4 4 3 1 4 2 3 4 2 2 3 1 1 4 0 0 3 2 1 0 1 3 3 0 2 1 2 3 2 2 3 1 0 2 2 2 4 3 2 4 4 1 1 4 3 0 2 1 2 1 2 3 4 4 1 2 3 3 0 1 1 2 1 1 2 4 4 1 2 4 2 3 1 1 2 1 1 3 3 4 3 2 4 4 3 1 2 4 3 1 1 4 4 2 1 0 1 0 2 4 2 3 1 1 3 4 2 3 2 2 0 2 2 2 4 1 1 4 4 1 2 1 1 0 2 2 2 4 4 1 4 4 1 2 2 1 0 2 1 2 3 4 4 4 2 3 2 2 4 0 1 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 0 1 1 2 3 4 1 3 4 2 4 2 2 0 3 2 2 4 1 3 4 3 3 1 2 1 0 2 1 2 3 4 1 4 4 1 2 2 1 0 2 1 2 3 2 1 2 4 2 2 3 4 0 3 1 2 3 68 66 101 97 56 65 84 67 28 63 55 68 80 784 560 336 68.62% 54.82% 60.41% Baik Cukup Cukup
Lampiran 14 HASIL TES OPEN-ENDED SISWA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
RESPONDEN AM AAP ARB AFN AHR DR EAD GAN GK HR HK HM IA JSS KTE KL KG ML MR MZA MS QY RRN RI RAM SA WNN WK
NOMOR SOAL 1 2 3 4 5 6 Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori IR PS EL IK AL KB LI AN ER KS NK KG CD CS CP PE RA TP TE ET PP PC PT KE RE KA PN EJ PM RP SP KF RF HF NP
√
√ √ √ √
√ √ √
√
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√ √ √
√
√ √
√
√
√ √ √ √ √ √
√
√ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √
√
√
√ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √
√
√
√
√
√
√ √
√
√ √
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√
√
√
√ √ √ √ √
√
√
√
√
√ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√
√ √
√
Kode jawaban seperti IR, PS dan lain-lain merujuk pada Lampiran 9 164
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
RESPONDEN AM AAP ARB AFN AHR DR EAD GAN GK HR HK HM IA JSS KTE KL KG ML MR MZA MS QY RRN RI RAM SA WNN WK
NOMOR SOAL 7 8 9 10 11 Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori CL KP PC LT DK EG EL RR MA TR BO ES DV IO EB BE PO PA BJ TB BS ZA GM JA PW UL RS GA OL EP TK SL
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√
√ √ √
√
√ √ √
√ √
√
√
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√
√
√ √
√
√
√
√ √
√ √ √
√ √ √ √
√
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √
√ √
√
√ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √
√
√ √
√
√ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √
√ √ √ √
√
√
√ √ √ √
√ √
√
√ √
√
√ √ √ √
√ √
√ √ √
√
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
165
NOMOR SOAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
RESPONDEN AM AAP ARB AFN AHR DR EAD GAN GK HR HK HM IA JSS KTE KL KG ML MR MZA MS QY RRN RI RAM SA WNN WK
12 13 14 15 Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle CE OE ME EE EB EA CP OP AK MM PG UP LP FG AG MI MO GO MS CA JN EG LB TG AS CK OK MP RC SC
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √
√
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √
√
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √
√
√
√ √ √
√
√ √ √
√ √
√
√ √
√
√
√ √
√
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √
√
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √
√ √ √
√
√
√ √ √ √ √
Ori MD
√ √ √
√ √
√
166
167
Lampiran 15 ASPEK BERPIKIR KREATIF FLUENCY BERDASARKAN TES OPEN-ENDED
1
2
3
4
5
NOMOR SOAL Fluency 6 7 8 9 10
3 4 2 4 3 2 4 4 3 2 3 3 2 3 3 1 3 2 1 2 2 4 3 1 3 1 3 1 72
2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 4 1 2 1 1 1 2 1 4 3 3 2 2 1 2 1 2 53
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 59
1 4 2 1 3 1 1 2 4 0 2 3 1 4 2 1 4 2 1 1 4 2 2 1 1 3 3 1 57
0 4 4 2 4 3 4 2 3 1 3 1 2 1 1 0 3 1 2 4 1 1 1 2 4 1 1 2 58
2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 1 4 1 2 2 1 2 4 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 51
NO RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
AM AAP ARB AFN AHR DR EAD GAN GK HR HK HM IA JSS KTE KL KG ML MR MZA MS QY RRN RI RAM SA WNN WK
Jumlah Skor Maksimal Rata-rata Persentase Kategori
2 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 3 2 4 4 4 4 2 2 4 3 2 0 3 2 2 2 0 4 4 2 2 2 1 1 2 4 4 3 1 1 4 2 2 3 0 4 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 1 2 2 1 2 2 2 2 77 58 77 1680 0.63 63.30% Baik
Skor Total 11
4 1 4 4 1 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 99 103
12
13
14 15
2 2 1 4 4 4 4 4 3 2 4 2 1 4 2 2 4 2 3 4 2 4 4 2 4 4 2 2 82
2 2 2 2 3 2 4 2 4 2 3 2 3 1 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 4 1 2 2 66
3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 1 2 4 4 3 4 3 2 2 89
2 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 65
2.13 2.87 2.33 2.67 2.87 2.53 3.07 3.00 2.93 2.07 2.80 2.47 2.20 2.60 2.40 1.80 3.07 2.27 2.40 2.53 2.33 2.73 2.93 2.33 3.13 2.40 2.20 2.00 71.07
168
ASPEK BERPIKIR KREATIF FLEXIBILITY BERDASARKAN TES OPEN-ENDED
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NOMOR SOAL Flexibility
RESPONDEN AM AAP ARB AFN AHR DR EAD GAN GK HR HK HM IA JSS KTE KL KG ML MR MZA MS QY RRN RI RAM SA WNN WK
Jumlah Skor Maksimal Rata-rata Persentase Kategori
1
2
2
1
4 2 4 2 2 2 3 4 4 2 3 2 2 1 2 1 3 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 4 2 2 2 2 4 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 61 51
3
4
5
6
7
3
1
0
2
2
3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 2 3 3 88
2 2 1 2 1 1 2 2 0 2 2 1 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 2 1 45
2 2 2 2 4 4 2 4 1 4 1 2 1 1 0 4 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 53
2 1 3 1 1 2 2 2 1 1 3 1 2 2 1 4 3 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 49
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 55
Skor Total
8
9
10 11 12 13 14 15
4
3
2
2 4 2 2 4 1 2 4 2 2 4 4 2 3 3 2 4 2 4 4 2 2 4 2 2 0 3 3 2 2 0 1 2 2 4 2 1 1 2 4 4 2 1 1 2 2 2 2 0 1 2 2 3 2 2 4 2 1 2 4 2 4 2 4 4 2 4 3 2 2 4 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 58 80 61 1680 0.54 54.10% Cukup
1
2 2 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 62
2
2
2
3
2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 4 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 54 57 55 78
2.00 2.33 2.20 2.27 2.60 2.40 2.47 2.47 2.47 1.93 2.40 1.87 2.00 1.87 2.20 1.53 2.47 1.80 2.00 2.20 2.20 2.07 2.60 2.20 2.27 1.67 1.93 2.07 60.47
169
ASPEK BERPIKIR KREATIF ORIGINALITY BERDASARKAN TES OPEN-ENDED
NO
NOMOR SOAL Originality
RESPONDEN 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
AM AAP ARB AFN AHR DR EAD GAN GK HR HK HM IA JSS KTE KL KG ML MR MZA MS QY RRN RI RAM SA WNN WK
Jumlah Skor Maksimal Rata-rata Persentase Kategori
2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 52
2
3
4
5
6
7
8
9
Skor Total 10
11
12
13
14
15
1 2 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1.67 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.13 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1.80 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1.93 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1.93 4 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.00 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1.93 1 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2.07 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1.93 4 2 0 1 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1.73 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2.00 4 2 2 1 2 2 0 4 2 2 2 2 2 2 2.07 1 2 1 2 1 2 2 2 2 4 1 2 2 2 2.00 2 4 2 1 2 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2.00 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1.87 1 2 1 0 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1.47 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1.93 2 2 2 1 2 2 0 4 2 2 2 2 2 2 1.87 1 2 1 2 1 2 2 2 4 2 2 2 2 2 1.87 4 2 1 2 1 2 2 2 4 2 2 2 1 2 2.07 2 2 2 1 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2.00 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1.87 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1.93 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1.73 1 2 1 4 1 2 2 2 4 2 2 4 2 2 2.20 2 4 2 1 1 2 1 1 4 2 2 1 2 2 1.87 1 2 2 1 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 1.93 2 2 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.00 53 60 43 46 46 55 47 61 65 57 54 56 56 56 53.80 1680 0.48 48% Cukup
Lampiran 16 NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
RESPONDEN GAN GK QY RRN AM AAP ARB AFN DHR DR EAD HR HKW HM IA JSS KL KG ML MZA MS RAM SA WNN WK KTE MR RI
Kategori Siswa Kelompok Tinggi
Kelompok Sedang
1 Flu Fle √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
Kelompok Rendah
√
√ √
LEMBAR PENILAIAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA NOMOR SOAL 2 3 4 5 Ori Skor Flu Fle Ori Skor Flu Fle Ori Skor Flu Fle Ori Skor Flu Fle Ori 1 0 √ 2 0 1 0 √ 2 √ √ 3 √ √ 1 √ 1 √ 2 0 1 √ 2 √ 2 0 1 0 √ 2 0 3 0 √ 2 √ 1 √ √ 2 0 √ 2 0 √ 1 0 √ 2 0 3 √ 2 √ 2 √ 1 √ 2 √ 1 √ 2 0 √ √ 3 0 √ 2 0 √ √ 2 √ 2 √ 2 0 1 √ 2 √ 2 0 √ √ 1 √ √ 3 √ 2 √ 1 √ 2 0 √ 2 0 1 0 √ √ √ 4 √ √ 3 0 0 √ 2 0 1 0 √ 2 √ 1 √ √ 0 0 √ 2 0 0 √ √ 3 √ 2 0 √ √ 2 √ 1 0 √ 1 3 0 √ 2 0 √ √ 0 0 √ √ 3 √ √ 3 1 0 √ 2 √ 1 0 0 √ 2 0 1 0 √ 2 0 0 0 √ 2 0 0 0 √ 2 0
6
Skor Flu Fle Ori Skor 0 3 0 0 0 3 1 0 1 3 3 0 3 0 0 0 0 3 0 3 0 3 0 0 0 0 0 0
√
√
√
√
√
√ √
√
0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 3 0 0 0 2 3 0 0 0 0 0 2 0 0 0
170
LEMBAR PENILAIAN TINGKAT KREATIVITAS SISWA NOMOR SOAL
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
RESPONDEN GAN GK QY RRN AM AAP ARB AFN DHR DR EAD HR HKW HM IA JSS KL KG ML MZA MS RAM SA WNN WK KTE MR RI
Kategori 7 8 9 10 11 12 13 Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Siswa Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori Flu Fle Ori √
Kelompok Tinggi
√ √
√ √ √ √ √
Kelompok Sedang
√ √ √ √
√ √
Kelompok Rendah
1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0
√
√ √
√
√ √
√
√
√
√
√
√
3 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 0 3
√ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √
√
√ √ √
√
√
√
√ √
√
√
√
4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 0 0 3 2 0 0 0 3 2 2 3 0 2 2 3 0 3
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √
√
1 1 1 1 1 1 0 1 2 3 1 3 1 0 0 3 1 1 0 3 3 1 1 1 0 1 3 1
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√
√
√
√
1 1 0 1 0 1 1 3 2 1 3 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0
√
√
√ √ √
√
√
√
√
√ √
√
0 3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0
171
LEMBAR PENILAIAN TINGKAT KREATIVITAS SISWA
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
RESPONDEN GAN GK QY RRN AM AAP ARB AFN DHR DR EAD HR HKW HM IA JSS KL KG ML MZA MS RAM SA WNN WK KTE MR RI
NOMOR SOAL TOTAL 15 % KETERANGAN Skor Flu Fle Ori Skor SKOR 1 √ 2 17 28.33 Kurang 1 √ √ 3 22 36.67 Kurang 1 √ 1 12 20 Sangat Kurang 1 √ 2 18 30 Kurang 1 √ 2 12 20 Sangat Kurang 1 0 15 25 Kurang 1 √ 2 12 20 Sangat Kurang 1 0 14 23.33 Kurang 1 0 20 33.33 Kurang 1 √ √ 3 19 31.67 Kurang 1 0 19 31.67 Kurang 1 √ 2 14 23.33 Kurang √ 3 √ 1 21 35 Kurang 0 0 14 23.33 Kurang 1 √ 2 14 23.33 Kurang 1 0 14 23.33 Kurang 0 0 5 8.33 Sangat Kurang 1 √ 1 20 33.33 Kurang 0 0 10 16.67 Sangat Kurang 0 √ 2 18 30 Kurang 0 √ 2 12 20 Sangat Kurang 1 √ √ 3 26 43.33 Cukup 1 0 13 21.67 Kurang 0 √ 2 10 16.67 Sangat Kurang 0 √ 2 9 15 Sangat Kurang 0 0 11 18.33 Sangat Kurang 1 √ √ 3 11 18.33 Sangat Kurang 1 √ 2 15 25 Kurang
Kategori 14 Siswa Flu Fle Ori Kelompok Tinggi
Kelompok Sedang
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
Kelompok Rendah
√ √
172
173
Lampiran 17 LEMBAR WAWANCARA
1. Apakah Anda mengetahui pembelajaran open-ended? (jika siswa tidak tahu, beri tahu siswa tersebut bahwa pembelajaran open ended adalah pembelajaran yang dimulai dengan memberikan soal yang memiliki banyak jawaban benar atau pendekatan ini dilakukan pada saat pembelajaran oleh peneliti) 2. Apa pendapat Anda mengenai pembelajaran open-ended jika dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan sebelumnya ? 3. Apakah ada kesulitan pada saat pembelajaran berlangsung? Jika “Ya” apa kesulitan yang dialami? Dan bila “tidak” sebutkan alasannya! 4. Apakah ditemukan hal-hal yang baru dengan mempelajari materi elektrokimia menggunakan pembelajaran open-ended? 5. Apakah pembelajaran open-ended dapat memotivasi untuk lebih kreatif? Jelaskan alasannya! 6. Apakah
pembelajaran
open-ended
dapat
membuka
wawasan
untuk
memberikan solusi yang lebih variatif terhadap permasalahan di sekitar kita? 7. Bagaimana langkah dalam menyelesaikan soal yang telah diberikan sampai mendapatkan jawaban? 8. Adakah
permasalahan dalam soal yang pernah dialami secara langsung?
Tunjukan soal nomor berapa!
174
Lampiran 18 HASIL WAWANCARA Siswa Kelompok Tinggi 1 Pertanyaan 1. Apakah Anda mengetahui
Jawaban -
Ngga
-
Menurut aku, pembelajaran open-
pembelajaran open-ended? Pembelajaran open-ended itu adalah pembelajaran yang diterapkan pada pertemuan minggu kemarin dengan membentuk kelompok dan diberikan soal-soal yang memiliki banyak jawaban benar 2. Apa pendapat Anda mengenai pembelajaran open-ended jika
ended itu bagus soalnya diawalnya
dibandingkan dengan pembelajaran
kita tuh disuruh buat, mmm apasih.
yang dilakukan sebelumya ?
Mengeksplore dulu sendiri. Trus habis mengeksplore sendiri kan kita jadi tahu tuh setelah tau itu didiskusiin lagi sama temen. Jadinya kita makin tahu apa yang kita cari tuh ternyata misalnya ada yang kurang, trus saling melengkapi sama tementemennya. Nah abis tuh setelah didiskusiin nanti dapet kesimpulan yang bisa dijadiin hasilnya itu.
3. Apakah ada kesulitan pada saat pembelajaran berlangsung?
-
Mmm sebenernya sih lebih kayak yang ke eksplorenya aja sih kak misalnya kayak buku. Misalnya juga di buku kurang lengkap trus kan jadi kita perlu internet. Nah sedangkan
175
koneksi internetnya juga kadang kurang kaan. Gitu aja sih. 4. Apakah ditemukan hal-hal yang baru
-
Mmm iya kayaknya
-
Mm kayak aku lebih tau gitu ternyata
dengan mempelajari materi elektrokimia menggunakan pembelajaran open-ended? -
baterai tuh ga cuma satu gitu. Trus
Apa?
kayak baterai tuh macem-macem ada yang primer ada yang sekunder kurang lebih gitu kak.
5. Apakah pembelajaran open-ended
-
Iyaa
-
Yaa, kan kita bisa eksplore sendiri
dapat memotivasi untuk lebih kreatif? -
Kenapa?
jadi kita bisa terus nyari-nyari-nyari di buku sumber yang bisa dijadiin referensi dari apa yang ditanyain. Udah itu aja
6. Apakah pembelajaran open-ended
-
Iya, soalnya kan itu kan kita
dapat membuka wawasan untuk
perkelompok gitu kan kak. Trus yang
memberikan solusi yang lebih variatif
dari sumber, misalkan perorang cari
terhadap permasalahan di sekitar kita?
sumber tuh nah kalo yang satunya ga lengkap pasti dilengkapin sama yang lain. Jadinya saling melengkapi.
7. Berdasarkan soal evaluasi yang telah
-
Yang pertama sebelumnya aku kan
diberikan, bagaimana langkah dalam
belajar dulu kayak baca-baca di
menyelesaikan soal tersebut sampai
rumah trus abis itu aku kaitin juga
mendapatkan jawaban?
sama aku pernah ga sih ngalamin kayak gini gitu kan. Misalnya aku pernah nguji waktu kelas X tentang
176
larutan elektrolit juga kayak gitu-gitu trus jadinya dihubungin sama kegiatan yang pernah aku lakuin sama apa yang udah aku baca di rumah
8. Adakah permasalahan dalam soal yang pernah dialami secara langsung?
-
Waktu ini, cara membuat lampu menyala sama udah sih kak gitu aja.
177
Siswa Kelompok Tinggi 2 Pertanyaan 1. Apakah Anda mengetahui
Jawaban -
Ya tau
-
Lebih seru sih kak. Soalnya itu
pembelajaran open-ended?
2. Apa pendapat Anda mengenai pembelajaran open-ended jika
jawabannya sendiri-sendiri dulu kan
dibandingkan dengan pembelajaran
trus nanti dipilih yang bener tuh yang
yang dilakukan sebelumya ?
mana nanti baru didiskusiin dan dijelasin di depan kelas
3. Apakah ada kesulitan pada saat
-
Iya kesulitan
-
Kan itu.. eeee… ngga deh kak ngga
pembelajaran berlangsung? -
Kenapa?
sebenernya. Ngga ngga ngga, soalnya ada via internet, ada dari buku jadi lebih gampang 4. Apakah ditemukan hal-hal yang baru
-
He’em
-
Soalnya kan biasanya kalo misalkan
dengan mempelajari materi elektrokimia menggunakan pembelajaran open-ended? -
Apa contohnya?
belajar normal kan cuma dari guru ngejelasin atau ngga dari slide. Kalo ini kan kita cari sendiri, jawabannya tau sendiri, tau penjelasannya gimana. Trus ada internet juga
5. Apakah pembelajaran open-ended
-
Iya
-
Soalnyaa, ini kan hal baru ya kak. Ee
dapat memotivasi untuk lebih kreatif? -
Alasannya apa?
gimana ya alesannya . ee yaa baru aja
178
gitu loh. Ga biasa maksudnya, ini kan kita berkelompok juga nanti baru pendapat satu-satu di didiskusiin yang paling bagus baru disampein.
6. Apakah pembelajaran open-ended
-
Iya, soalnya kan jawaban masing-
dapat membuka wawasan untuk
masing orang beda-beda kan kak.
memberikan solusi yang lebih variatif
Nanti didiskusiin lagi. Nanti yang
terhadap permasalahan di sekitar kita?
variasi itu digabungin satu-satu trus dapet deh jawaban yang jelas sama yang apa sih namanya, yang cocok lah gitu
7. Berdasarkan soal evaluasi yang telah
-
Dari open-endednya itu, kan
diberikan, bagaimana langkah dalam
sebelumnya kita open-ended dulu kan
menyelesaikan soal tersebut sampai
kak. Trus dijelasin dulu ini kenapa
mendapatkan jawaban?
bisa kayak gini, trus ditayangin dulu ada videonya trus ada pertanyaan. Trus kita boleh lagi cari di buku jadi sumbernya ga dari itu doang kaka.
-
Kalau yang ketika evaluasi gimana? itu kan udah individu ngerjainnya
8. Adakah permasalahan dalam soal yang
Ada dari internet sama dari buku. -
Nginget-nginget yang kemaren
-
Ada
-
Besi karat, yang pager deh kalo ga
pernah dialami secara langsung? -
Yang mana?
salah. Pernah liat di cat
179
Siswa Kelompok Sedang 1 Pertanyaan 1. Apakah Anda mengetahui
Jawaban -
Ya
-
Enakan open-ended sih kak soalnya
pembelajaran open-ended?
2. Apa pendapat Anda mengenai pembelajaran open-ended jika
ga cuma dari teori, ga mentok di teori
dibandingkan dengan pembelajaran
tapi pengalaman juga kan bisa
yang dilakukan sebelumya ? 3. Apakah ada kesulitan pada saat
-
Ada
-
Ya kayak, kan kita kan gak tau
pembelajaran berlangsung? -
Kenapa?
semuanya gitu kak. Jadi ya ada kesulitannya. Trus juga trus ya gitulah kak ya pokoknya kita kan ga semuanya tau trus kan ada yang dari pengalaman ada yang dari teori sedangkan kita kan ga inian teori juga tapi pengalaman juga kan kadang ngga inian kak. Gitu yaudah
4. Apakah ditemukan hal-hal yang baru
-
Menemukan sih
-
Eh ngga tau deh kak
-
Iya
-
Soalnyaa, kita lebih banyak kayak
dengan mempelajari materi elektrokimia menggunakan pembelajaran open-ended? -
Apa contohnya?
5. Apakah pembelajaran open-ended dapat memotivasi untuk lebih kreatif? -
Alasannya apa?
180
harus percobaannya juga trus sama teorinya juga kan kita
6. Apakah pembelajaran open-ended
-
iya soalnya lebih banyak kan itu kan
dapat membuka wawasan untuk
dari pendapat orang juga kan kak jadi
memberikan solusi yang lebih variatif
lebih banyak dan variatif
terhadap permasalahan di sekitar kita?
7. Berdasarkan soal evaluasi yang telah
-
Dari pikiran saya sendiri kak
-
Ada
-
Yang pisau sama gunting
diberikan, bagaimana langkah dalam menyelesaikan soal tersebut sampai mendapatkan jawaban?
-
Kalau yang ketika evaluasi gimana? itu kan udah individu ngerjainnya
8. Adakah permasalahan dalam soal yang pernah dialami secara langsung? -
Yang mana?
181
Siswa Kelompok Sedang 2 Pertanyaan 1. Apakah Anda mengetahui
Jawaban -
Eee tidak
-
Eee lebih, menurut saya
pembelajaran open-ended? Pembelajaran open-ended itu adalah pembelajaran yang diterapkan pada pertemuan minggu kemarin dengan membentuk kelompok dan diberikan soal-soal yang memiliki banyak jawaban benar 2. Apa pendapat Anda mengenai pembelajaran open-ended jika
pembelajaran open-ended itu lebih
dibandingkan dengan pembelajaran
bisa mengeksplore pikiran siswa atau
yang dilakukan sebelumya ?
siswi juga. Trus bisa lebih dipahami juga daripada belajar-belajar biasa. Ya kayak gitu
3. Apakah ada kesulitan pada saat
-
Eeee, ngga sih
-
Soalnya mudah dipahami juga trus
pembelajaran berlangsung? -
Kenapa?
juga soal-soalnya mudah dipahami, trus juga kakanya ngejelasinnya enak gitu.
4. Apakah ditemukan hal-hal yang baru
-
Iya
-
Penyepuhan pada. Penyepuhan…
dengan mempelajari materi elektrokimia menggunakan pembelajaran open-ended? -
Apa contohnya?
182
5. Apakah pembelajaran open-ended
-
Iya
-
Soalnya kan itu kayak soal essay gitu
dapat memotivasi untuk lebih kreatif? -
Alasannya apa?
kan jadinya lebih meem mee menuntut kita untuk berkreatif untuk menjawab jawabannya. 6. Apakah pembelajaran open-ended
-
Iya
-
Kan itu soalnya jadi kayak dalam
dapat membuka wawasan untuk memberikan solusi yang lebih variatif terhadap permasalahan di sekitar kita? -
Kenapa ?
kehidupan sehari-hari kan jadi kita jadi kayak lebih tahu ee aplikasi pada kehidupan sehari-hari. Jadinya kan ya gitu.
7. Berdasarkan soal evaluasi yang telah
-
Belajar dulu sebelum tes
-
Oh iya ada
-
Misalnya kayak pisau berkarat terus
diberikan, bagaimana langkah dalam menyelesaikan soal tersebut sampai mendapatkan jawaban?
8. Adakah permasalahan dalam soal yang pernah dialami secara langsung? -
Yang mana?
eeh yaudah itu aja
183
Siswa Kelompok Rendah 1 Pertanyaan 1. Apakah Anda mengetahui
Jawaban -
Ngga
-
Lebih cepet tanggep. Kalo
pembelajaran open-ended? Pembelajaran open-ended itu adalah pembelajaran yang diterapkan pada pertemuan minggu kemarin dengan membentuk kelompok dan diberikan soal-soal yang memiliki banyak jawaban benar
2. Apa pendapat Anda mengenai pembelajaran open-ended jika
sebelumnya kan mesti dijelasin dulu
dibandingkan dengan pembelajaran
jadi masih belum ngerti konsepnya.
yang dilakukan sebelumya ?
Kalo yang itu jadi tau konsepnya dulu gitu
3. Apakah ada kesulitan pada saat
-
pembelajaran berlangsung?
4. Apakah ditemukan hal-hal yang baru
Sulitnya, …mm ya itu. Nyari tau dulu sedikit. Nyari tau materinya
-
Mmmm, sama aja sih kayaknya.
dengan mempelajari materi
Soalnya kan dari sumbernya juga kan
elektrokimia menggunakan
buku sama internet jadi sama aja.
pembelajaran open-ended?
5. Apakah pembelajaran open-ended
-
Iya
-
Eee bisa kayak bagaimana caranya
dapat memotivasi untuk lebih kreatif? -
Alasannya apa?
buat penyampaian materi jadi biar lebih nangkep lagi. Kalo yang sebelumnya kan paling materinya aja
184
lagi dijelasin kayak ngebaca buku trus dibacain lagi bukunya. Kalo yang kemaren kan kayak ada gimana caranya buat paham konsepnya gitu deh beda
6. Apakah pembelajaran open-ended
-
bisa
-
kayak penyampaian materi gitu atau
dapat membuka wawasan untuk memberikan solusi yang lebih variatif terhadap permasalahan di sekitar kita? -
Bagaimana ?
kayak lagi ngejelasin masalahmasalah. Ntar kan jadi kayak ga terlalu kaku gitu pelajarannya
7. Berdasarkan soal evaluasi yang telah
-
diberikan, bagaimana langkah dalam
Karna konsepnya udah dijelasin jadi apa ya pake logika sendiri mikirnya
menyelesaikan soal tersebut sampai mendapatkan jawaban?
8. Adakah permasalahan dalam soal yang
-
Iya
-
Yang soal yang kayak besi berkarat,
pernah dialami secara langsung? -
Yang mana?
pagar, pisau kan dalam lingkungan kehidupan sehari-hari
185
Siswa Kelompok Rendah 2 Pertanyaan 1. Apakah Anda mengetahui
Jawaban -
Tau
-
Ya sebenernya ga beda jauh sih
pembelajaran open-ended?
2. Apa pendapat Anda mengenai pembelajaran open-ended jika
Cuma mendingan yang sekarang ini.
dibandingkan dengan pembelajaran
Saya juga jadi lebih tau lah dari yang
yang dilakukan sebelumya ?
tadinya belum tau
3. Apakah ada kesulitan pada saat
-
Ngga
-
Ada sih
-
Eee apa ya. Dari praktek-prakteknya
pembelajaran berlangsung?
4. Apakah ditemukan hal-hal yang baru dengan mempelajari materi elektrokimia menggunakan pembelajaran open-ended? -
Apa contohnya?
dari teori-teorinya juga banyak sih. Ya kayak yang solar sel yang baterai isi ulang sama baterai yang langsung habis
5. Apakah pembelajaran open-ended
-
Iya
dapat memotivasi untuk lebih kreatif? -
Alasannya apa?
- Alesannya ya karena pembelajaran yang ini lebih membuka pikiran aja. Jadinya gimana ya jadi memotivasi membuat apa gitu jadi penasaran buat prakteknya
186
6. Apakah pembelajaran open-ended
-
Iya
-
Ya itu yang kayak tadi. Yang dikasih
dapat membuka wawasan untuk memberikan solusi yang lebih variatif terhadap permasalahan di sekitar kita? -
Bagaimana ?
soal jawabannya bisa ada banyak. Kan yang tadinya ga tau bisa jadi tau lagi.
7. Berdasarkan soal evaluasi yang telah
-
Ya, pertama sih pake pemikiran
diberikan, bagaimana langkah dalam
sendiri. Ya kalo udah aga mentok apa
menyelesaikan soal tersebut sampai
masih kurang gitu bisa nanya kalo ga
mendapatkan jawaban?
sharing aja jawabannya ama temen.
8. Adakah permasalahan dalam soal yang
-
Ada sih
-
Yang ini, yang prakteknya cara
pernah dialami secara langsung? -
Yang mana?
melihat potensial sel dari jeruk nipis, paku seng dan uang logam.
187
Lampiran 19 HASIL DOKUMENTASI JAWABAN SISWA BERDASARKAN OBSERVASI 1. Contoh Jawaban pada Aspek Fluency Skor 4
Skor 3
188
Skor 2
Skor 1
189
Skor 0
2. Contoh Jawaban pada Aspek Flexibility Skor 4
190
Skor 3
Skor 2
191
Skor 1
3. Contoh Jawaban pada Aspek Originality Skor 4
192
Skor 3
Skor 2
193
Skor 1
194
Lampiran 20 HASIL DOKUMENTASI JAWABAN SISWA BERDASARKAN TES OPEN-ENDED 1. Jawaban Siswa pada Tingkat Sangat Kreatif (Skor 4)
2. Jawaban Siswa pada Tingkat Kreatif (Skor 3)
195
3. Jawaban Siswa pada Tingkat Cukup Kreatif (Skor 2)
4. Jawaban Siswa pada Tingkat Kurang Kreatif (Skor 1)
196
5. Jawaban Siswa pada Tingkat Tidak Kreatif (Skor 0)
197 Lampiran 21 HASIL DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
Lampiran 23
213
Lampiran 24