Analisis Kekoherensian Dan dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan Pengajaran Volume 2, No. 2, Oktober 2016: Page Alternatif 182-195 Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia P-ISSN: 2443-1435 || E-ISSN: 2528-4290 NANANG MAULANA
ANALISIS KEKOHERENSIAN DAN KEKOHESIFAN PARAGRAF DALAM KARANGAN NARASI SISWA SMA SEBAGAI ALTERNATIF PEMILIHAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA Nanang Maulana1 ABSTRAK: Menulis merupakan suatu keterampilan dalam mengungkapkan pikiran serta gagasan dalam bentuk tulisan. Pengungkapan pikiran serta gagasan ke dalam tulisan tidak akan berhasil jika tidak koheren dan kohesif. Salah satu kegiatan menulis adalah menulis karangan narasi. Menulis karangan narasi tercantum di dalam Kurikulum Sekolah Menengah Atas. Untuk itu penulis mencoba melaksanakan analisis terhadap kekoherensian dan kekohesifan paragraf dalam karangan narasi pada siswa kelas X SMA Pasundan Banjaran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kekoherensian dan kekohesifan paragraf dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Pasundan Banjaran dan untuk mengetahui tingkat kesalahan dari segi kekoherensian dan kekohesifan paragraf dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Pasundan Banjaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripif analitik. Berdasarkan analisis kekoherensian paragraf dari 25 lima siswa kelas X.B SMA Pasundan Banjaran didapatkan 15 peranti koherensi karangan narasi yang disusun siswa. Yaitu repetisi dengan jumlah paragraf 1 paragraf, sinonim 2 paragraf, kata ganti diri 3 paragraf, penjelasan bagian terkecil sampai bagian terbesar 1 paragraf, pertentangan 1 paragraf, paralelisme 1 paragraf, deretan atau seri 3 paragraf, kata ganti diri dan penunjuk 1 pargaraf, paragraf yang menunjukan waktu, kala dan tempat 2 paragraf. Selain itu, didapatkan pula peranti kekoherensian yang disusun oleh siswa. Peranti-peranti tersebut adalah sebagai sinonim, repetisi, kata ganti diri, bagian terkecil ke bagian terbesar, pertentangan, paralelisme, rentetan atau seri, kata ganti diri dan petunjuk dan menunjukan waktu, kala dan lokasi. Sedangkan dalam kekohesifan siswa paling banyak menggunakan konjungsi koordinat dan subkoordinat. Kata Kunci: Koherensi, Kohesif, Paragraf, Karangan.
THE ANALYSIS COHERENCE AND PARAGRAPH COHESIVENESS IN THE NARRATIVE ESSAY OF SMA STUDENTS AS AN ALTERNATIVE INDONESIAN ELECTION OF TEACHING MATERIALS ABSTRACT: Writing is a skill to express thoughts and ideas in writing. Disclosure of thoughts and ideas in writing will not succeed if it is not coherent and cohesive. One of the activities is to write essay writing narrative. Write a narrative essay contained in the High School Curriculum. So that the writer tried to carry out an analysis of the coherence and cohesiveness paragraphs in the narrative essay in class X SMA Pasundan Banjaran. This study aimed to get a description of coherence and cohesiveness paragraphs in narrative essay class X SMA Pasundan Banjaran and to determine the level of error in terms coherence and cohesiveness paragraphs in narrative essay class X SMA Pasundan Banjaran. The method used is descriptive analytical method. Based on an analysis coherence paragraph of 25 X.B grade five students obtained 15 SMA Pasundan
1
Program Studi Diksatrasiada Universitas Mathla’ul Anwar Banten; Email:
[email protected]
- 182 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
Banjaran devices narrative coherence bouquets prepared students. Namely reps with the number of paragraphs 1 paragraph, synonyms two paragraphs, the pronoun three paragraphs, explanations smallest part to the biggest part 1 paragraph, opposition first paragraph, parallelism first paragraph, row or series three paragraphs, the pronoun and bookmark 1 pargaraf, paragraph which shows the time, when and where two paragraphs. In addition, the devices found also coherence prepared by the students. The devices are as synonyms, repetition, pronouns themselves, the smallest part to the largest part, opposition, parallelism, a series or series, pronouns and user and shows the time, time and location. While the most widely used student cohesiveness coordinate conjunctions and sub coordinat. Keywords: Coherent, Cohesive, Narrative, Paragraph.
PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Untuk bisa melakukan kegiatan tersebut, penguasaan terhadap bahasa menjadi syarat utama sehingga pada akhirnya manusia berupaya untuk mempelajari bahasa. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, bahasa diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan. Hal ini sesuai dengan pokok-pokok kebijaksanaan pendidikan dan kebudayaan dalam garis-garis besar haluan negara tahun 2000 yang menyatakan bahwa fungsi bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan pendidikan nasional adalah (1) sebagai mata pelajaran dasar pokok (2) sebagai pengantar pada semua jenjang dari jenis pendidikan (3) sebagai bahasa penalaran, dan (4) sebagai bahasa pengungkap pengembangan dari hasil pendidikan. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya (Depdiknas, 2006: 137). Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh bahasa daerah dan juga bahasa asing. Pengaruhnya menimbulkan perbedaan baik dari segi morfologis, fonologis maupun sintaksis. Agar perbedaan tersebut tidak bertambah jauh pemerintah berupaya dengan menentukan norma-norma yang beragam dalam menuju pembakuan bahasa Indonesia yang baik melalui suatu lembaga pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia maupun melaui pendidikan nasional. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah keterampilan menulis. Tiga keterampilan lainnya yaitu menyimak, berbicara dan membaca. Pada penelitian ini, keterampilan menulis menjadi fokus penelitian karena ternyata masih banyak di antara siswa atau bahkan
- 183 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
mahasiswa sekalipun yang masih belum bisa menulis dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasaan. Keterampilan menulis pada diri seseorang tidak lahir begitu saja melainkan didapat dari hasil latihan yang kontinyu dan bersungguh-sungguh. Dengan demikian maka kemampuan atau keterampilan menulis ini perlu diasah sehingga bisa menciptakan karangan yang komunikatif dan dapat dipahami oleh pembacanya. Hal ini perlu diperhatikan sebab komunikasi berbahasa melalui tulisan bersifat tidak langsung. Berbicara mengenai karangan, ada banyak sekali jenis karangan yang dipelajari di sekolah, agar lebih spesifik maka penelitian ini lebih difokuskan pada karangan narasi. Kegiatan menulis karangan narasi tedapat dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas yang termasuk ke dalam aspek kebahasaan untuk mengarahkan kegiatan siswa ke arah kemampuan menulis secara epektif dan efisien dalam berbagai karangan. Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan (Finoza, 2007: 212). Terbentuknya sebuah karangan tidak lepas dari sebuah paragraf, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan. Paragraf merupakan suatu kesatuan pikiran, kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat dan merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dengan suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Keraf, 1994: 62). Untuk menciptakan sebuah paragraf atau karangan yang baik, relevan dan menunjang pesan dan isi harus memperhatikan hubungan antar kalimat dan antar paragraf. Inilah yang dimaksud koherensi, yaitu bagaimana menyusun ide sedemikian rupa sehingga membuatnya sangat mudah dimengerti oleh para pembaca (Murray dan Hugges dalam Kuncoro, 2009: 111). Sekaitan dengan pendapat di atas, prinsif pertautan menunjukan tentang keharusan pesan yang diuraikan mengalir lancar dari kalimat yang satu ke kalimat yang lain. Dari paragraf yang satu ke paragraf yang lain (Sumadiria, 2007: 60). Jika dianalogikan maka tidak berbeda dengan mengemudi, perpindahan gigi perseneling haruslah berurutan dan dilakukan secara halus dari gigi yang satu ke gigi yang lain. Pertautan yang baik ibarat mengemudi di jalan yang bebas hambatan. Tidak ada guncangan, tidak ada bagian jalan yang berlubang Dalam menulis haruslah memperhatikan kepaduan karena salah satu keberhasilan membuat karangan yang baik adalah dengan adanya kekoherensian dan kekohesifan. Tanpa adanya sebuah kekoherensian dan kekohesifan maka pembaca akan mengalami loncatan-loncatan pikiran, hubungan-hubungan gagasan yang tidak logis dan karangan menjadi tidak komunikatif. Selain itu, penulis yang baik umumnya mengumpulkan idenya secara urut seperti rantai, yang saling terkait satu sama lain. Bila kaitan ini tidak ada, hubungan antar kalimat dan paragraf menjadi tidak jelas dan stuktur argumen tercerai berai. Penulis beranggapan bahwa pembelajaran tentang kekoherensian dan kekohesifan harus mendapat perhatian dominan karena kekoherensian dan kekohesifan
- 184 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
yang tidak benar akan menghambat terciptanya penulisan sebuah karangan yang sempurna. Banyak orang mengetahui tentang koheren dan kohesif, tetapi tidak sedikit pula orang yang menemui kesulitan dalam menerapkan kekoherenan dan kekohesifan pada saat menulis sebuah paragraf ataupun karangan. Paragraf atau disebut juga alinea adalah satuan bantuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat (Finoza, 2007: 165). Sedangkan Alwi menjelaskan bahwa (1) paragraf mempunyai gagasan utama yang dituangkan dalam bentuk kalimat topik (2) paragraf terdiri atas beberapa kalimat, dan (3) salah satu kalimat dalam paragraf merupakan kalimat topik, selebihnya adalah kalimat pengembang. Tidak semua kumpulan kalimat dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf, dan tidak semua paragraf dapat dikatakan sebagai paragraf yang baik. Kumpulan kalimat yang saling berhubungan dan memenuhi persyaratan tertentu sajalah yang dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf. Paragraf merupakan suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa kalimat yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat yang menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang disebut dengan kalimat utama. Paragraf yang baik hendaknya memiliki persyaratan kesatuan, kepaduan, kelengkapan dan urutan. Koherensi dan kohesif menunjukan adanya hubungan keterkaitan antara paragraf dengan judul tulisan atau adanya hubungan kalimat-kalimat penjelas dengan topik dalam sebuah paragraf. Koherensi dan kohesif sangat penting artinya karena akan membantu memberikan kejelasan kepada pembaca tentang maksud dari tulisan yang dibuat. Bila tulisan yang dibaca mengandung koherensi, pembaca dapat mengikuti urutan-urutan yang disampaikan penulis dengan mudah karena tuturannya jelas, sehingga pembaca dapat menempatkan diri seolah-olah berada pada posisi yang disampaikan pada penulis. Dalam sebuah tulisan yang koheren dan kohesif, gagasangagasan penulis dapat disampaikan dengan jelas dan mengalir dengan lancar baik dari kalimat satu ke kalimat lain maupun dari paragraf satu ke paragraf selanjutnya. Alwasilah (2007: 128) mengatakan, bahwa coherence secara harfiah adalah ‘Nempel Kayak Perangko’, yakni ada kepaduan antar linea. Kepaduan ini dicapai karena ada transisi atau hubungan yang jelas antara satu paragraf dengan paragraf yang lain. Terdapat beberapa peranti untuk membuat paragraf koheren di antaranya adalah dengan menggunakan penambahan, seri atau rentetan, pronominal, pengulangan atau repetisi, sinonim atau padanan kata, keseluruhan pada bagian, kelas pada anggota, penekanan, perbandingan, pertentangan, simpulan, contoh, kesejajaran, lokasi dan tempat dan waktu. Sedangkan kohesif adalah keterkaitan unsur-unsur lahiriah suatu teks, unsurunsur tersebut saling bergantung sesuai dengan bentuk dan konvensi gramatikalnya, sedemikian rupa sehingga teks menjadi padu (Zaimar, 2011: 18). Sejalan dengan
- 185 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
pendapat Zaimar, Djadjasudarma (2006: 44) berpendapat, bahwa kohesif adalah hubungan antar unsur yang satu dan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik dan koheren. Kohesif terbagi kedalam beberapa bagian di antaranya adalah kohesif gramatikal dan kohesif leksikal. Menurut Halliday dan Hasan dalam Zaimar (2011: 121) mengatakan, bahwa kohesif gramatikal dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, yaitu referensi (pengacuan), subsitusi (penyulihan), elipsis (pelesapan) dan konjungsi (penyambungan). Sedangkan kohesif leksikal diklasifikasikan menjadi repetisi, sinonim, hiponimi dan hipernimi. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripif analitik, sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik telaah pustaka, teknik pengumpulan data dan teknik analisis. DISKUSI Di bawah ini disajikan 5 data dari total 25 data. Data 1 Hari pertama masuk sekolah yang telah dinanti, diapun berangkat dengan hati yang gembira karena akan bertemu dengan pujaannya nanti yaitu adalah Yana. Setelah sampai sekolah dan masuk kelas ternyata Dini satu kelas dengan Yana pujaan hatinya, dan Dini pun merasa senang sekali bisa satu kelas dengan pujaan hatinya. Keesokan harinya di sekolah tanpa Dini sadari bahwa ternyata Yana pun sama menyukai Dini, Yana pun meminta kepada saudara perempuanya untuk meminta no HP Dini. Begitu tau bahwa yang meminta no. HPnya dia sangat senang sekali ternyata cintanya itu bukan cinta bertepuk sebelah tangan. Dan merekapun berhubungan lewat HP. Malam Minggu Yana menelphon Dini dan memintanya untuk besok datang kesuatu tempat karena ada yang akan dibicarakan oleh Yana. Keesokan harinya mereka berdua jadian dan hari itu adalah hati jadian mereka yang sangat indah dan romantis. Setelah mereka lulus SMA dan mencari pekerjaan tiba-tiba Dini datang ke rumah Yana dan berkata yang ada di Jakarta Yana pun menerima apa keputusan Dini dan Yana pun menyimpulkan kalau selama dia berhubungan Dini dan Yana adalah cinta yang tidak direstui oleh orang tua Dini. Data 2 Pada saat umur saya menginjak remaja saya baru tau apa itu cinta , rasanya jika kalau saya melihat seseorang yang saya suka, hati saya sangat berdetak tak karuan,
- 186 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
begitupun dia kenapa selalu memandang saya menanyakan. Suatu hari saya menerima sms, entah dari siapa sms itu, isinya adalah sebuah puisi yang sangat indah. Esok harinya saya menanyakan pada teman-teman saya. Ia untuk bertemu dengan saya dipinggir danau dekat rumah saya pada malam hari. Saat itu hati saya sangat senang sekali karena saya berharap dia datang, lalu saya pun bertemu dengannya kitapun akhirnya jadian. Dua tahun kemudian orang tua saya pun tahu akan hubungan saya dengannya, mereka tidak merestui hubungan ini saya sangat terpukul sekali atas keputusan orang tua saya karena katanya setahu orang tua saya dia itu orang yang nakal dan tidak baik untuk saya. Tapi saya sangat mencintainya akhirnya saya memutuskan untuk menjalani hubungan ini dengan cara backstreet (diam-diam). Hingga saat ini saya dan pacar saya bergubungan baik walaupun orang tua saya tidak merestui hubungan kami. Saya akan tetap mempertahankannya. Saya akan membuktikan kepada orang tua saya karena pacar saya itu sangat baik. Data 3 Pada suatu hari saat libur sekolah, entah mengapa kedua mantan ku yang pernah menyakitiku mengirim sms padaku. Sebut saja namanya Daniel dan Ricky. Entah ada angin apa mereka berdua mengatakan sangat rindu kepadaku. Aku tak tau apakah mereka bersekongkol atau tidak. Esok harinya mereka selalu memberi perhatian lebih, dan pada saat mereka berdua menyatakan perasaanya kepadaku. Jujur saja aku sangat bingung saat mereka menyatakan secara bersamaan melalui sms (short message sent). Saat aku teringat Daniel rasanya ingin ku cabik-cabik tubuhnya. Teringat saat dia jalan bergandengan tangan dengan wanita lain di depan ku. Dan saat aku mengingat Ricky rasanya ingin kubunuh dia dan selingkuhannya, ia menduakan ku lalu lebih memilih wanita itu dibandingkan dengan aku. Tak ingin berlama-lama esok hari aku pun memberi jawaban kepada mereka. Dan jawabanku adalah “maaf sekarang prinsip ku adalah sekali mantan tetap mantan dan sekali masa lalu tetap masa lalu dan tak akan pernah menjadi masa depan.” Data 4 Dari kecil aku tak pernah merasa mengeluh untuk mendapatkan sesuatu hingga aku besar sampai sekarang. Tapi akhir-akhir ini setelah kedua orang tuaku bangkrut, apa yang aku inginkan harus dimasalahkan ke dua orang tuaku selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya yaitu aku. Aku bersyukur karena ke dua orang tuaku sangat sayang kepadaku hingga akhirnya besar aku seperti ini. Kedua orang tuaku bangkrut ketika aku akan melanjutkan ke SMA yaitu sekolah yang lebih tinggi dari SMP, mereka kebingungan, bagaimana agar aku dapat melanjutkan sekolah. Apalagi dari kecil aku sudah mengidam-idamkan SMA Favorit di kota ini dan orang tuaku tidak mempermasalahkannya. Sampai akhirnya aku juga merasa kecewa dengan semua itu. Tapi apalah daya, aku belum bias mencari uang aku hanya bisa mendo’akan mereka, dan membantu pekerjaan di rumah.
- 187 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
SMA yang aku idam-idamkan tak akan menjadi kenyataan karena jangnkan untuk melanjutkan sekolah untuk makan sehari-haripun sudah susah. Jadi orang tuaku mengusulkan aku kesekolah yang murah di kota ini. Jangankan sekolah eliet, sekolah inipun uang bayaranku selalu menunggak sampai-sampai aku putus harapan karena malu setaiap saat selalu dipanggil pihak TU. Sebenarnya dulu sudah aku putuskan bahwa aku takkan melanjutkan lagi sekolah. Tapi kerdua orangtuaku menginginkan anaknya lebih darinya. Harapan mereka adalah supaya aku sukses. Menjadi seseorang. Maka mulai saat itu aku selalau berdo’a kepada Alloh SWT agar kedua orang tuaku sehat diampuni dosa-dosanya, karena aku sangat beruntung mempunyai kedua orang tua yang sangat sayang kepadaku dan merekalah segalanya untukku. Data 5 Ketika fajar mulai menyapa pagi, hawa pagi mulai masuk melalui jendela-jendela kaca dinginnya menusuk hati. Pagi yang indah selamat datang hari baruku, hatiku tak karuan, karena hari ini hari pertamaku sekolah di Jakarta. Hari ini aku diantar sama Mang Dadang, supirku. Ternyata jalanan di Jakarta dipagi hari sangat macet amat sangat. Huh !!! hari peramaku kesiangan deh untungnya aku masih siswa baru, jadi gak dihukum sesampinya di kelas, pertama-tama aku memperkenalkan diriku “hai perkenalkan nama saya Abdul pindahan dari Bandung, mohon bantuannya ya !” kemudian aku duduk di belakang bersama Romi. Kami menjadi sahabat dekat. Suatu ketika, kelas kami sedang berolahraga. Lebih tepatnya Bola Basket aku yang sedang asyik duduk di pinggir lapang. Tak kusangka, tak kuduga sebuah bola basket melayang menuju kepalaku dukk…. Aww hidungku berdarah kemudian seorang perempuan yang mempesona datang menghampiriku. Dia bertanya “kamu gak apaapa kan ?”. “gak, cuman mimisan doang ”. “syukurlah kalau gak apa-apa, nih pake ini sapu tangan aku, jangan lupa, balikin sapu tangan gue !!”. “ih siapa sih dia sombong banget ”. “emang dia itu jutek, namanya Fera” kata Romi. “tapi cantik juga sih,” ucapku dalam hatiku. Berdasarkan analisis kekoherensian paragraf dari 25 lima siswa kelas X.B SMA Pasundan Banjaran didapatkan 15 peranti koherensi karangan narasi yang disusun siswa. Yaitu repetisi dengan jumlah paragraf 1 paragraf, sinonim 2 paragraf, kata ganti diri 3 paragraf, penjelasan bagian terkecil sampai bagian terbesar 1 paragraf, pertentangan 1 paragraf, paralelisme 1 paragraf, deretan atau seri 3 paragraf, kata ganti diri dan penunjuk 1 pargaraf, paragraf yang menunjukan waktu, kala dan tempat 2 paragraf. Sementara itu, dilihat dari kekohesifan (penggunaan konjungsi) paragraf dalam karangan narasi siswa kelas X.B SMA Pasundan Banjaran didapatkan beberapa penggunaan konjugsi yang beragam. Konjungsi yang sering muncul dalam karangan narasi yaitu, dan, lalu, tetapi, bahkan, oleh sebab itu, bahkan, yang, atau dan kemudian. Dari segi pemakaian konjugsi tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa konjungsi yang
- 188 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
banyak digunakan adalah konjungsi koordinatif, yaitu konjungsi yang sifatnya menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya atau memiliki status yang sama. Selain itu juga terdapat konjungsi-konjungsi antar kalimat seperti kemudian, sesudah itu dan bahkan yang berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Misalnya dalam salah satu kutipan karangan siswa di bawah ini “Di suatu sudut komplek Dion dan Sila membicarakan sesuatu, ternyata dia bercerita tentang perasaannya kepada salah satu sahabatnya yaitu Marsya. Ketika mendengar cerita Dion yang ingin mengungkapkan persaannya Sila langsung kaget dan terpukul karena Sila pun menyukai Dion. Disaat itulah Sila mulai merasakan betapa kecewanya pada Dion, ya walaupun sakit, Sila tetap sabar dan terus mendengarkan cerita Dion”. “Setelah Dion selesai bercerita, Sila langsung menemui Sisil dan menceritakan semua yang telah terjadi padanya. Setelah itu, Sisil pun langsung mengelus pundak Sila, karena saat menceritakan Sila menangis tak henti. Sisil pun merasakan betapa sakit dan perihnya hati Sila. Disitu Sisil pun mencoba membuat Sila tersenyum kembali, tetapi tak bisa akhirnya Sila pun pulang dan diam menyendiri di kamarnya. Di dalam kamar itu Sila menangis tersedu dan menulis suatu kata jika ini yang terbaik bagiku, Lupakanlah. Jika ini yang terbenar, hilangkanlah karena semua hanya bikin sakit. Itulah yang ada di benak Sila”. Dalam paragraf di atas konjungsi yang digunakan oleh siswa adalah dan pada kalimat “Dion dan Sila membicarakan sesuatu”. Kemudian, penggunaan konjungsi ketika pada kalimat “Ketika mendengar cerita Dian yang ingin mengungkapkan persaannya”. Setelah itu, penggunaan konjungsi krena pada kalimat “kaget dan terpukul karena Silapun menyukai Dion”. Penggunaan konjungsi setelah, yang, setelah itu, dan karena terdapat pada kalimat “Setelah dion selesai bercerita, Sila langsung menemui Sisil dan menceritakan semua yang telah terjadi padanya. Setelah itu, Sisil pun langsung mengelus pundak sila, karena saat menceritakan sila menangis tak hent”i. Kemudian, penggunaan kata hubung tetapi dan yang terdapat pada kalimat “tetapi tak bisa akhirnya Sila pun pulang dan diam menyendiri di kamarnya. Di dalam kamar itu Sila menangis tersedu dan menulis suatu kata jika ini yang terbaik bagiku, Lupakanlah, jika ini yang terbenar hilangkanlah, semua hanya bikin sakit, itulah yang ada di benak sila”. Dari 25 karangan narasi yang ditulis oleh sebanyak 25 siswa kelas X.B SMA Pasundan Banjaran didapat data konjungsi yang disajikan pada Tabel 1.
- 189 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
TABEL 1. Jenis Konjungsi yang digunakan dalam Karangan Narasi Berorientasi Kekoherensian dan Kekohesifan Paragraf No. Konjungsi yang digunakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
dan (7), yang (4). Ketika, dengan. (2) setelah itu dan (3), yang (2), atau, tetapi. setelah (2), kemudian, dengan. Bahkan (2), karena (2), yang (3), dengan, tetapi (2) setelah yang (3), hanya, dan (3), setelah bahwa. lalu, ketika (3), , karena (2), agar. Yang (3), dan. padahal, karena (3), semenjak. dengan dengan (3), yang, dan (6), tapi (2), karena (2) namun. yang (6), dengan (4), karena (2) setelah.(2) tanpa, bahwasanya (3), dan (8) yang (3), dan (2), dengan (2). ketika, yang (3), , dan (4). dan (10), yang (2), setelah, setelah itu, ketika. yang (6), dan (4), apalagi. tetapi, seakan-akan, karena Setelah (2), yang (3), sembari. dan (6), kemudian, karena, ketika (4), sedangkan, dan (9). dengan (6), setelah (2), seperti, tapi. setelah, yang (3) jika, yang (3), entah, dengan (2), karena (3), lalu, kemudian, dan (3) yang (3), kemudian, dengan (3), kemudian, lalu. karena. Tetapi(3), dengan (2) bahkan. dan (6) yang, atau. dengan (2), lalu, dan (4). Yang (2), karena, kemudian (2), kalau Ketika (2), setelah (3), kemudian (2) lalu, tetapi(2) karena (3), yang (4), dan (6) yang (5), dan (6), karena (2), dengan (2) namun (3) Yang (2), kemudian (3), setelah, dengan. tetapi, setelah karena (2). ketika, apalagi, dan (4) dengan yang (3), karena (2), bahwa,tetapi (2). maka, ketika, karena (4), kemudian, dengan (2), yang (2) setelah (2). Dengan (2), bahwa, walaupun begitu, yang. tetapi (2), dan (4), Dengan, dan (5), setelah itu. yang (3) bahkan. Yang (4), sejak (2), ketika (2), dan (8), karena, setelah (2), tetapi, jika.
Koordin at 7 5
- 190 -
Jenis Konjungsi Sub Antar Korelatif Koordinat kalimat 6 1 5 1
2
8
2
3
11
1
6
8
6
1
8
15
3
2 4 10 6
5 4 4 9
6
6
10
15
4
8
1
9
9
4
5 8
6 4 12
2 2
6
9
3
4 12
3
5
11
1
6
4
1
5 9
5 21
1
1 1
Antar Paragraf
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
Selain itu, didapatkan pula peranti kekoherensian yang disusun oleh siswa. Peranti-peranti tersebut adalah sebagai berikut: 1. Repetisi “Setelah itu Sintia duduk didekat Anisa, lama perjalanan akhirnya Sintia dan Anisa pun sampai di Lombok. Pemandangan yang indah, pantai-pantai yang bergelombang menyambut kedatangan mereka. Sintia dan Anisa segera mencari penginapan, untuk tempat istirahat mereka. Dan ketika malam telah datang Sintia dan Anisa segera beristirahat”. Repetisi yang digunakan dalam paragraf di atas adalah Sinta dan Anisa. 2. Sinonim “Setelah 1 Minggu kemudian OSIS-OSIS baru dilantik oleh para senior-senior. Saat itu juga aku melihat dirinya kembali yang kusebut dengan sebutan puteri cantik. Setelah berselang waktu aku akhirnya mengetahui identitas dirinya yaitu Ani dan no Handphonnya dia. Dua bulan kita pendekatan, kita saling suka sama lain dari sikap dan lain-lain”. Sinonim yang digunakan siswa pada paragraf di atas adalah puteri cantik dan ani. “Hari pertama masuk sekolah yang telah dinanti, diapun berangkat dengan hati yang gembira karena akan bertemu dengan lelaki pujaannya yaitu Yana. Setelah sampai sekolah dan masuk kelas ternyata Dini satu kelas dengan Yana lelaki pujaan hati, dan Dini pun merasa senang sekali bisa satu kelas dengan lelaki pujaan hatinya itu”. Sinonim yang digunakan siswa pada paragraf di atas adalah yana dan lelaki pujaan hati. 3. Kata ganti diri “Kiki itu merupakan sebuah nama yang pernah di dalam hatiku ini. Aku mengenal dia ketika aku duduk di bangku SMP tepatnya semester dua. Aku menyukai dia karena menurut aku dia pendiam, selalu tersenyum pada semua orang”. Pada paragraf di atas, kata ganti diri yang digunakan adalah aku dan dia “Pagi hari aku berangkat sekolah memakai pakaian seragam pramuka. Sesampainya di sekolah aku menemui dia (sang pacar) menurutku ada yang aneh dari sifatnya dan tidak seperti biasanya. Bel berbunyi akhirnya kami pun masuk ke kelas X.B aku masih saja merasakan ada keanehan dalam dirinya atau mungkin itu hanya perasaanku saja”. Kata ganti yang digunakan pada paragraf di atas adalah aku, dia, kami, dirinya. “Saya sangat senang dengan hari ini, karena saya selalu ditemani oleh dia. Dia selalu ada ketika saya sedang butuh, kebetulan hari ini malam minggu saya dan dia akan jalan-jalan. Jam menunjukkan pukul 19.30 aku bergegas masuk kamar dan bersiapsiap untuk merapihkan diri sebab aku ingin terlihat cantik di depan dia”.
- 191 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
Kata ganti yang digunakan pada paragraf di atas adalah aku, dia dan saya. 4. Bagian terkecil ke bagian terbesar “Pagi hari, berarti semangat baru untuk berusaha lebih baik dari hari kemarin. Itulah yang terus terpikir dalam benak pikiranku. Mengawali hati aku berawal dari kamarku yang tidak terlalu mewah. Dari mempersiapkan buku, mempersiapkan baju, dan merapihkan kamar aku dilakukan di dalam kamar”. Pada paragraf di atas bagian terkecil dimulai dari mempersiapkan buku, mempersiapkan baju dan membereskan kamar. 5. Pertentangan “Dua jam berlalu dari tidur panjangku, kuberangkat ke sekolah jam 06:15. Baru akhirakhir ini ku bisa berangkat pagi ke sekolah. Padahal 3 tahun yang lalu aku tak bisa berangkat pagi karena malas. Semenjak bertemu seorang laki-laki aku bisa mengubah sikap untuk bisa berngkat pagi, karena awal bertemu seorang laki-laki itu sungguh tidak ada kesengajaan. Lelaki itu bukan pacarku, lelaki itu hanya seorang yang belum aku kenal sebelumnya”. Pada paragraf di atas penggunaan pertentangan adalah ditandai dengan kata padahal. 6. Paralelisme “Suatu malam, ketika aku sedang diam menatap kesunyian malam tak ada siapapun saat itu hanya bulan, bintang dan keheningan yang menemaniku”. Penggunaan paralelisme pada paragraf di atas adalah kesunyian dan keheningan. 7. Rentetan atau seri “Hari itu tepatnya pada hari minggu pagi pukul 05.30 aku dan temanku yang bernama Desi telah bersiap-siap untuk pergi jogging ke taman, pada waktu itu Alam memang sudah ramai walaupun masih gelap, awalnya aku dan temanku pergi meninggalkan tempat duduk yang ada di depan teras rumah untuk menuju ke taman. Setelah tiba di taman, kemudian berjalan lari-lari kecil dan mengelilingi taman”. Rentetan yang digunakan pada paragraf di atas sebagai sarana koheren adalah awalnya dan kemudian. “Ketika matahari mulai memancarkan sinarnya di hari minggu, aku terbangun dan segera menuju kamar mandi. berikutnya aku pun berpakaian bergaya punk, kemudian saya makan dulu sebelum berangkat menuju konser musik, kemudian makan saya mempersiapkan barang-barang yang diperlukan”. Penggunaan rentetan pada paragraf di atas adalah berikutnya pada kalimat berikutnya aku pun berpakaian bergaya punk. Dan penggunaan kata kemudian. “Setibanya di konser musik ternyata saya melihat gadis itu bersama orang lain aku pun merasa sedih, karena ternyata orang yang bersamanya adalah pacar gadis itu kemudian hatiku kecewa dan amarah pun mulai memuncak gadis itu mulai
- 192 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
menghampiriku dan orang itu menyapa dan mulai mendekat kemudian, setelah berdekatan saya pun terkejut karena orang itu adalah teman SMP ku yang sudah lama tak berjumpa aku pun dikenalkan sama pacarnya yang sudah lama berpacaran kita bersalaman hatiku senang sekali tetapi kecewa karena dia sudah punya pacar. akhirnya Kami pun melihat konser musik itu bersama-sama dan acara musik itu pun selesai dan kami pun pulang bersama-sama”. Penggunaan rentetan pada paragraf di atas adalah dengan menggunakan kemudian dan akhirnya. 8. Kata pengganti diri dan penunjuk “Kita berdua pun akhirnya maen ke pasar juma`at, dan tidak disangka ternyata dia membelikan “cincin” untuk saya. Saya sangat senang dengan semua itu. Setelah jalanjalan saya dan dia pulang, di sana saya tidak langsung kerumah saya melainkan mampir dulu kerumah dia. Sebenarnya aku malu ketika dia mengajak kerumahnya tapi dia meyakinkan saya supaya percaya diri. Keluarganya pun sangat ramah, baik dan tidak sombong, di sana saya diajak ngobrol oleh ibunya, tidak tahu kenapa ketika saya ngobrol dengan ibunya saya merasa nyaman sekali seperti ngobrol dengan ibu sendiri”. Kata pengganti diri yang digunakan pada paragraf di atas adalah kita, saya, aku, di sana, nya, dia. 9. Menunjukan waktu, kala dan lokasi “Ketika fajar mulai menyapa pagi, hawa pagi mulai masuk melalui jendela-jendela kaca dinginnya menusuk hati. Pagi yang indah selamat datang hari baruku, hatiku tak karuan, karena hari ini hari pertamaku sekolah di Jakarta. Hari ini aku diantar sama Mang Dadang, supirku. Ternyata jalanan di Jakarta di pagi hari sangat macet amat sangat. Huh !!! hari peramaku kesiangan deh untungnya aku masih siswa baru, jadi gak dihukum sesampinya di kelas, pertama-tama aku memperkenalkan diriku “hai perkenalkan nama saya Abdul pindahan dari Bandung, mohon bantuannya ya!” kemudian aku duduk di belakang bersama Romi. Kami menjadi sahabat dekat”. Penggunaan kata penunjukan waktu, kala dan tempat adalah ketika fajar, pagi, jendela-jendela kaca, pagi yang indah, sekolah di Jakarta, hari ini, jalanan di Jakarta, di belakang, bandung, di pagi hari. “Hari itu tepatnya pada hari minggu pagi pukul 05.30 aku dan temanku yang bernama Desi telah bersiap-siap untuk pergi jogging ke taman, pada waktu itu Alam memang sudah ramai walaupun masih gelap, tidak lama kemudian aku dan temanku pergi meninggalkan tempat duduk yang ada di depan teras rumah untuk menuju ke taman. Setelah tiba di taman terus berjalan lari-lari kecil dan mengelilingi taman”. Penggunaan kata yang menunjukan waktu, kala dan tempat pada paragraf di atas adalah hari itu, minggu pagi, pukul 05.30, ke taman, gelap.
- 193 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
SIMPULAN Dari penelitian dan penganalisisan karangan narasi siswa diperoleh hasil sebagai berikut. 1. Karangan narasi yang disusun siswa rata-rata tiga sampai empat paragraf; 2. Kekoherensian dalam karangan yang disusun siswa baik, ini dibuktikan banyaknya peranti-peranti kekoherensian yang ditemukan dalam karangan narasi yang disusun oleh siswa. Peranti-peranti tersebut adalah repetisi dengan jumlah paragraf 1 paragraf, sinonim 2 paragraf, kata ganti diri 3 paragraf, penjelasan bagian terkecil sampai bagian terbesar 1 paragraf, pertentangan 1 paragraf, paralelisme 1 paragraf, deretan atau seri 3 paragraf, kata ganti diri dan penunjuk 1 pargaraf, paragraf yang menunjukan waktu, kala dan tempat 2 paragraf. Selain itu, keterkaitan pargraf dalam karangan yang disusun oleh siswa saling berhubungan, walau ada beberapa yang mengalami loncatan-loncatan pikiran dalam satu paragraf; 3. Penggunaan konjungsi dalam kekohesifan paragraf pada karangan narasi siswa berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa siswa secara keseluruhan sudah bisa menempatkan konjungsi dengan tepat, meski ada beberapa yang dalam penggunaannya masih ganda. Selain itu, konjungsi yang paling sering digunakan oleh siswa adalah konjungsi jenis koordinat dan subkoordinat. REFERENSI Alwasilah, C. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat. Alwi, H. (2003) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arianto. (2006). Analisis Kohesi dan Koherensi Paragraf Disertasi Mahasiswa Pascasarjana. http://www.okezone.com/pdf/jenis-koherensi.html. Diakses 30 April 2011. Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Djadjasudarma, F. (2006). Wacana; Pemahaman dan Hubungan Antar Unsur. Bandung: Refika Aditama. Finoza, L. (2007). Komposisi Bahasa Indonesia.Jakarta: Diksi Insan Mulia. Keraf, G. (1994). Komposisi. Jakarta: Nusa Indah. Keraf, G. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, H. (2008). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- 194 -
Analisis Kekoherensian Dan Kekohesifan Pargraf Dalam Karangan Narasi Siswa SMA Sebagai Alternatif Pemelihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia NANANG MAULANA
Kuncoro, M. (2009). Mahir Menulis; Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga. Lubis, H. H. (1991). Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa. Priyati, S. (2005). Karangan 4 Menulis 2005/koherensi.html Diakses 30 April 2011.
2.http://yk-edu.org./menulis
2
Sumadiria, H. (2007). Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Bandung: Simbiosa Pratama Media. Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Zaimar, S. (2011).Telaah Wacana; Teori dan Penerapannya. Depok: Komodo Books.
- 195 -