ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA TEBING TINGGI
Gom Gom E P Manalu1, Yusandy Aswad ST.MT2
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:
ABSTRAK Kecelakaan lalu lintas merupakan indikator utama tingkat keselamatan jalan raya. Di negara maju masalah keselamatan jalan sangat diperhatikan untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas dan jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Hal ini menjadi indikator terhadap pentingnya memahami karakteristik kecelakaan. Pada penelitian ini dibahas masalah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kota Tebing Tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakterisitik kecelakaan, mengetahui lokasi rawan kecelakaan (black spot) di Kota Tebing Tinggi, mengetahui besaran biaya kecelakaan.Metode yang digunakan untuk mengetahui karateristik kecelakaan adalah metode karateristik. Metode yang digunakan untuk menentukan lokasi rawan kecelakaan antara lain metode frekuensi dan metode tingkat kecelakaan. Metode yang digunakan untuk mengetahui besaran biaya kecelakaan dengan Metode Groos Output. Daerah / lokasi rawan kecelakaan (black spot) adalah suatu lokasi dimana tingkat kecelakaan tinggi dengan kejadian kecelakaan berulang dalam suatu ruang dan rentang waktu yang relatif sama yang diakibatkan oleh suatu penyebab tertentu. Data yang digunakan adalah data jumlah kecelakaan yang terjadi di Kota Tebing Tinggi yang terjadi pada tahun 2007-2011 yang dikelompokkan berdasarkan karateristik.Gambaran komposisi karakteristik kecelakaan adalah sebagai berikut : Hari Sabtu sebanyak 101 kecelakaan (21,12%), waktu terang sebanyak 247 kecelakaan (51,67%), kecelakaan fatal sebanyak 295 kecelakaan (61,71%), tabrakan depan-depan sebanyak 193 kecelakaan (40,37%), sepeda motor sebanyak 552 unit (63,59%), luka ringan sebanyak 410 orang (41,22%), laki-laki sebanyak 999 orang (78,84%), usia diatas 46 tahun sebanyak 255 orang (20,12%), pekerjaan pegawai swasta/karyawan sebanyak 363 orang (28,65%). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat 4 titik lokasi rawan kecelakaan (black spot) di segmen ruas jalan Kol. Yos Sudarso yaitu Sta 74+800, Sta 75+00, Sta 75+300 dan Sta 75+50 . Hasil analisis juga didapat biaya korban kecelakaan lalu lintas dengan total biaya Rp. 11.293.830.194 dan biaya kecelakaan lalu lintas dengan total biaya Rp. 14.175.152.920.
Kata Kunci : karateristik kecelakaan, Blackspot, biaya kecelakaan.
ABSTRACK Traffic accidents are the leading indicator of the level of road safety. In developed countries are very aware of road safety issues to reduce the number of traffic accidents and the number of victims of traffic accidents that occur. It is an indicator of the importance of understanding the characteristics of the accident. In this study addressed the problem of traffic accidents that occurred in Tebing Tinggi. The purpose of this study was to determine the characteristics of the accident, the location of the accidentprone (black spot) at Tebing Tinggi, to determine the amount accidents costs.Metode used to determine the characteristics of the accident is the method of characteristics. The method used to determine the location of the accident prone among are methods of frequency and accidents rate method. The method used to determine the amount of accidents cost is Groos Output Method. Area / location of the accidentprone (black spot) is a location where the high accident rate with repeated incidents in a space and the same relative time frame caused by a particular cause. The data used is the number of accidents that occurred in Tebing Tinggi which occurred in 2007-2011 were classified based on the composition of characteristics’s accindents.Description of accident characteristics are as follows: On Saturday as many as 101 accidents (21.12%), while the daylight as much as 247 accident (51.67%), a total of 295 fatal accidents accidents (61.71%), front-front collisions as many as 193 accidents (40.37%), as many as 552 units of motorcycles (63.59%), minor injuries as many as 410 people (41.22%), men as much as 999 people (78.84%), age above 46 years as many as 255 people (20.12%), private sector employee jobs / employees as many as 363 people (28.65%). The analysis also shows that there are 4 points accidentprone locations (black spots) on the road segment Kol. Yos Sudarso are Sta 74 +800, Sta 75 +00, Sta75 +300 and Sta 76 +50. The analysis also obtained cost traffic accident victims with the total cost. 11,293,830,194 and the cost of traffic accidents with a total cost of Rp. 14,175,152,920.
Keywords: Accident characteristics, Blackspot, the cost of accidents.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tebing Tinggi adalah salah satu Kota Madya di Sumatera Utara dengan luas wilayah 38.438 Km2. Merupakan salah satu titik persimpangan jalur lintas Sumatera. Dikenal dengan istilah Jalan Lintas Barat dan Jalan Lintas Timur. Besarnya volume lalu lintas yang datang dari Kota Medan terbagi menjadi 2 bagian di kota ini. Pertama menuju Kota Pematang Siantar (lintas barat) yang akan menuju Provinsi Sumatera Barat dan kedua menuju Kota Rantau Prapat (lintas timur) yang akan menuju Provinsi Riau. Kota Tebing Tinggi merupakan kota lintasan padat mudik oleh karena muara pintu masuk dan keluar jalur lintas timur dan barat menuju ke Medan, sehingga sangat rawan macat, kecelakaan, curanmor dan tindakan kriminal lainnya (Jasa Raharja,6 Agustus 2012. editor06) Kecelakaan lalu lintas merupakan indikator utama tingkat keselamatan jalan raya. Di negara maju masalah keselamatan jalan merupakan masalah yang sangat diperhatikan guna mereduksi kuantitas kecelakaan yang terjadi. Hal ini menjadi indikator terhadap pentingnya memahami karakteristik kecelakaan (Maya, 2011).
Tujuan Penelitian Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karateristik kecelakaan di Kota Tebing Tinggi. 2. Menganalisa lokasi (daerah) rawan kecelakaan (blackspot) di Kota Tebing Tinggi. 3. Mengetahui besaran biaya kecelakaan ( Accident Cost ) di Kota Tebing Tinggi.
TINJAUAN PUSTAKA Kecelakaan Lalu Lintas Definisi kecelakaan menurut Undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan no. 22 Tahun 2009 menyatakan “Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.”
Karateristik Kecelakaan Kecelakaan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor. Karateristik kecelakaan lalu lintas adalah sifat atau karakter yang dapat dijadikan sebagai gambaran (deskriptif) terhadap kecelakaan lalu lintas yang terjadi dalam bentuk pengelompokan/klasifikasi. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan berbeda-beda, baik jalan Tol maupun Non-Tol. Jalan Non-Tol juga memiliki karateristik berbeda antara jalan dalam kota, jalan antar kota dan jalan antar provinsi. Dalam penelitian ini hanya dilakukan pada jalan dalam kota, khususnya ruas jalan di Kota Tebing Tinggi
Faktor Penyebab Kecelakaan Kecelakaan dapat disebabkan oleh faktor pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki), faktor kendaraan dan faktor lingkungan (Pignataro, 1973). Pignataro juga menyatakan bahwa kecelakaan diakibatkan oleh kombinasi dari beberapa faktor perilaku buruk dari pengemudi ataupun pejalan kaki, jalan, kendaraan, pengemudi ataupun pejalan kaki, cuaca buruk ataupun pandangan yang buruk. Hobbs (1979) mengelompokkan faktor – faktor penyebab kecelakaanmenjadi tiga kelompok, yaitu : a. Faktor pemakai jalan (manusia) b. Faktor kendaraan c. Faktor jalan dan lingkungan
Tingkat Kecelakaan Untuk mengetahui tingkat kecelakaan (accident rute) suatu ruas jalan adalah jumlah kecelakaan setiap 100 juta km per perjalanan (Pignataro,1973), dinyatakan dalam persamaan : RSEC = 100.000.000 x A ....................................... (1) 365 x T x V x L Keterangan : RSEC : tingkat kecelakaan sepanjang jalan yang diamati A : jumlah kecelakaan yang terliput V : LHR L : panjang jalan T : waktu analisa
Penentuan Lokasi Rawan Kecelakaan Menurut Dwiyogo dan Prabowo (2006) Lokasi rawan kecelakaan lalu lintas adalah lokasi tempat sering terjadi kecelakaan lalu lintas dengan tolak ukur tertentu, yaitu ada titik awal dan titik akhir yang meliputi ruas (penggal jalur rawan kecelakaan lalu lintas) atau simpul (persimpangan) yang masing-masing mempunyai jarak panjang atau rasidu tertentu. Ruas jalan di dalam kota ditentukan maksimum 1 (satu) km dan di luar kota ditentukan maksimum 3 (tiga) km. Simpul (persimpangan) dengan radius 100 meter. Tolak ukur kerawanan kecelakaan lalu lintas pada ruas dan simpul ditentukan pada tabel berikut ini. Tabel 1 Ketentuan Lokasi Rawan Kecelakaan Dalam Kota Luar Kota Minimal 2 kecelakaan lalu lintas Minimal 3 kecelakaan lalu dengan akibat meninggal dunia atau 5 lintas dengan akibat kecelakaan lalu lintas dengan akibat meninggal dunia atau 5 luka/rugi material kecelakaan lalu lintas dengan (pertahun). akibat luka/rugi material (pertahun). Sumber : Pedoman Penyusunan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas (1990) dalam Dwiyogo dan Prabowo (2006) Lokasi Rawan Kecelakaan Pada ruas dan simpul jalan
Besaran Biaya Kecelakaan Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas (BSKOj) adalah biaya yang diperlukan untuk perawatan korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban, sedangkan T0 adalah tahun dasar perhitungan biaya, yaitu tahun 2003. Besar biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2003, BSKO j (T0), dapat diambil dari Tabel 2. Tabel 2 Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas BSKOj (T0) No
Kategori Korban
Biaya Satuan Korban (Rp/korban)
1 Korban Mati 119.016.000 2 Korban Luka berat 5.826.000 3 Korban Luka Ringan 1.045.000 Sumber : Pedoman Perhitungan Besaran Biaya Kecelakaan Lalu Lintas (Pd. T-02-2005-B). Biaya satuan kecelakaan lalu lintas (BSKEi) adalah biaya kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh suatu kejadian kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan lalu lintas. Biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada tahun dasar 2003 BSKEi (T0) untuk jalan antar kota dapat diambil dari Tabel 3, sedangkan BSKEi (T0) untuk jalan kota dapat diambil dari Tabel 4. Tabel 3 Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas di jalan antar kota BSKEi (T0) No
Klasifikasi Kecelakaan
Biaya Satuan Korban (Rp/kecelakaan)
1 Fatal 224.541.000 2 Berat 22.221.000 3 Ringan 9.847.000 4 Kerugian Harta Benda 8.589.000 Sumber : Pedoman Perhitungan Besaran Biaya Kecelakaan Lalu Lintas (Pd. T-02-2005-B). Tabel 4 Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas di jalan kota BSKEi (T0) No
Klasifikasi Kecelakaan
Biaya Satuan Korban (Rp/kecelakaan)
1 Fatal 131.205.000 2 Berat 18.997.000 3 Ringan 12.632.000 4 Kerugian Harta Benda 15.725.000 Sumber : Pedoman Perhitungan Besaran Biaya Kecelakaan Lalu Lintas (Pd. T-02-2005-B). Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas untuk tahun tertentu (Tn) dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut : BSKOj(Tn) = BSKOj(T0) x (1+ g)t ........................................ (3) dengan pengertian : BSKOj(Tn) = biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada Tahun n untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban BSKOj(T0) = biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2003 untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban, lihat Tabel 2.6 g = tingkat inflasi biaya satuan korban kecelakaan, dalam % (nilai default g = 11%) Tn = tahun perhitungan biaya korban T0 = tahun dasar perhitungan biaya korban (Tahun 2003) t = selisih tahun perhitungan (Tn – T0) j = kategori korban Biaya korban Satuan Kecelakaan Lalu Lintas untuk tahun tertentu (Tn) dapat dihitung menggunkan persamaan berikut : BSKEi(Tn) = BSKE (T0) x (1 + g)t .......................................(4) dengan pengertian : BSKEi(Tn) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada Tahun n untuk setiap kelas kecelakaan, dalam rupiah/korban BSKE(T0) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2003 untuk setiap kelas kecelakaan, dalam rupiah/kecelakaan, lihat Tabel 2.7 atau Tabel 2.8
g Tn T0 t j
= tingkat inflasi biaya satuan kecelakaan, dalam % (nilai default g = 11%) = tahun perhitungan biaya kecelakaan = tahun dasar perhitungan biaya kecelakaan (Tahun 2003) = selisih tahun perhitungan (Tn – T0) = kelas kecelakaan Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas dihitung pada tahun n dengan menggunakan persamaan sebagi
berikut : BBKO (Tn) =
(Tn) ) ............................(3)
dengan pengertian : BBKO = besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas disuatu ruas jalan atau persimpangan atau wilayah, dalam rupiah/tahun JKOj = Jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban kecelakaan, dalam korban/tahun BSKOj (Tn) = biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada tahun n untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban j = kategori korban Besaran biaya kecelakaan lalu lintas dihitung pada tahun n dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : BBKE (Tn) = (Tn) ) ...........................(4) dengan pengertian : BBKE (Tn) = besaran biaya kecelakaan lalu lintas pada tahun n disuatu ruas jalan atau persimpangan atau wilayah, dalam rupiah/tahun JKEi = Jumlah kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan dalam kecelakaan/tahun BSKOi (Tn) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada tahun n untuk setiap kelas kecelakaan, dalam rupiah/kecelakaan i = kelas kecelakaan lalu lintas
METODE PENELITIAN Pengolahan/Analisis Data Tahapan analisisnya sebagai berikut : a. Analisis Data Karateristik Kecelakaan 1. 2.
3.
4.
5. 6. 7. 8.
Klasifikasi kecelakaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah : Berdasarkan waktu kecelakaan, untuk waktu kecelakaan diklasifikasikan menurut hari terjadinya kecelakaan dan jam terjadinya kecelakaan. Berdasarkan tingkat kecelakaan, berdasarkan tingkat kecelakaannya maka kecelakaan dibagi dalam empat golongan yaitu kecelakaan sangat ringan (kendaraan), kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan fatal. Berdasarkan tipe tabrakan yang terjadi, diklasifikasikan atas beberapa tabrakan, yaitu depan-belakang, depan-depan, tabrakan sudut, tabrakan sisi, tabrak lari, tabrak massal, tabrak pejalan kaki,tabrak parkir, dan tabrakan tunggal, lepas kontrol. Berdasarkan jenis kendaraan, sesuai dengan penggolongan kendaraan yang diterapkan oleh pengelola jalan yaitu golongan I, golongan IIa, dan golongan IIb dengan jenis-jenis kendaraan seperti : sepeda motor, mobil penumpang, pick up, bus, truck, truck 2 as, truck trailer. Berdasarkan kelas korban kecelakaan, maka korban kecelakaan diklasifikasikan menjadi korban luka ringan, korban luka berat, dan korban meninggal dunia. Berdasarkan jenis kelamin, diklasifikasikan menjadi laki-laki dan perempuan. Berdasarkan usia, dikalasifikasikan menjadi usia dibawah 15 tahun sampai diatas usia 45 tahun. Berdasarkan jenis pekerjaan, diklasifikasikan menjadi pelajar/mahasiswa, ibu rumah tangga, pegawai negeri sipil, wiraswasta, pegawai swasta/karyawan dan tidak bekerja/lain-lain.
b. Penentuan Lokasi Rawan Kecelakaan Lokasi rawan kecelakaan adalah suatu lokasi dimana angka kecelakaan tinggi dengan kejadian kecelakaan berulang dalam suatu ruang dan rentang waktu yang relatif sama yang diakibatkan oleh suatu penyebab tertentu (Pd-T-09-2004-B).
c. Biaya Kecelakaan Pendekatan yang dipakai untuk menentukan biaya satuan pada pedoman ini adalah The gross output (Human capital) approach, metode ini menghitung biaya kecelakaan lalu lintas dalam 2 kategori yaitu : a. Biaya – biaya yang diakibatkan atas hilangnya sumber daya pada saat kecelakaan terjadi. b. Biaya – biaya yang diakibatkan atas hilangnya produktivitas pada masa yang akan datang. Perhitungan biaya satuan kecelakaan penelitian ini mengacu pada Pedoman Perhitungan Besaran Biaya Kecelakaan Lalu Lintas (Pd. T-02-2005-B). Tahapan penelitian ini secara ringkas diperlihatkan pada gambar 1 Penentuan Tujuan : 1. Menganalisa karakteristik kecelakaan 2. Menganalisa daerah rawan kecelakaan 3. Menganalisa biaya kecelakaan
Metode yang digunakan: 1. Metode Karateristik 2. Metode Frekuensi 3. Metode Tingkat Kecelakaan 4. Metode Gross Output Penentuan Lokasi
Pengumpulan Data
Proses Karateristik Kecelakaan
Dengan menggunakan Metode Karateristik
Data Sekunder : 1. Data kecelakaan lalu lintas perbulan
Proses Daerah Rawan Kecelakaan
Dengan menggunakan Metode Frekuensi
Data Sekunder : 1. Data jumlah korban kecelakaan lalu lintas
Proses Biaya Kecelakaan
Dengan menggunakan Metode Tingkat Kecelakaan
Data Primer : 1. Volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) Data Sekunder : 1. Data kecelakaan lalu lintas 2. Data ruas jalan
A
B
C
Dengan menggunakan Metode Gross Output
Data Sekunder : 1. Data jumlah korban kecelakaan lalu lintas pertahun 2. Data jumlah kecelakaan lalu lintas pertahun
D
A
B
C
D
Pengolahan Data
Pengolahan Data
Pengolahan Data
Pengolahan Data
Analisis
Hasil : 1. Karateristik kecelakaan lalu lintas selama 5 tahun 2. Lokasi daerah rawan kecelakaan 3. Biaya kecelakaan selama 5 tahun
Kesimpulan Dan Saran Gambar 1 Diagram Alir Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kareteristik Kecelakaan a. Berdasarkan Hari
c. Berdasarkan Fatalitas
Karateristik kecelakaan berdasarkan hari di Kota Tebing Tinggi dilakukan dengan parameter jumlah hari dalam satu minggu, yaitu : Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu, Minggu.
Karateristik kecelakaan berdasarkan fatalitas di Kota Tebing Tinggi dilakukan dengan parameter tingkat fatalitas, yaitu : Kecelakaan Fatal, Kecelakaan Berat, Kecelakaan Ringan, Kecelakaan Kendaraan.
b. Berdasarkan Waktu Kejadian
d. Berdasarkan Tipe Tabrakan
Karateristik kecelakaan berdasarkan waktu kejadian di Kota Tebing Tinggi dilakukan dengan parameter waktu Terang (06.00-18.00) dan waktu Gelap (19.0005.00).
Karateristik kecelakaan berdasarkan Tipe Tabrakan di Kota Tebing Tinggi dilakukan dengan parameter tipe tabrakan kendaraan, yaitu : Tabrakan Depan-Belakang, Tabrakan Depan-Depan, Tabrakan Menyudut, Tabrakan Sisi (menyudut), Tabrakan Beruntun (massal), Tabrakan Pejalan Kaki, Tabrakan Parkir, Tabrakan Tunggal, Tabrak Lari, Lepas Kontrol.
g. Berdasarkan Jenis Kelamin Karateristik kecelakaan berdasarkan jenis kelamin di Kota Tebing Tinggi dilakukan dengan parameter jenis kelamin laki-laki dan waktu jenis kelamin perempuan.
e. Berdasarkan Jenis Kendaraan Karateristik kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan di Kota Tebing Tinggi dilakukan dengan parameter jenis kendaraan, yaitu : Sepeda Motor, Mobil Penumpang, Bus, Pick-UP, Truck, Truck 2AS, Trailer, Kereta Api.
h. Berdasarkan Usia Karateristik kecelakaan berdasarkan usia di Kota Tebing Tinggi dilakukan dengan parameter usia, yaitu : usia dibawah 15 tahun, usia 16-20 tahun, usia 21-25 tahun, usia 26-30 tahun, usia 31-35 tahun, usia 36-40 tahun, usia 41-45 tahun, usia diatas 45 tahun.
f. Berdasarkan Jenis Korban Karateristik kecelakaan berdasarkan jenis korban di Kota Tebing Tinggi dilakukan dengan parameter jenis korban, yaitu : Meninggal Dunia (MD), Luka Berat (LB), Luka Ringan (LR).
i. Berdasarkan Jenis Pekerjaan Karateristik kecelakaan berdasarkan jenis pekerjaan di Kota Tebing Tinggi dilakukan dengan parameter jenis pekerjaan, yaitu : Pelajar/Mahasiswa, Ibu Rumah Tangga, Wiraswata, Pegawai Negari Sipil, Pegawai Swata/Karyawan, Tidak bekerja/ Lainlain.
Analisis Lokasi Rawan Kecelakaan 1. Analisis Lokasi Rawan Kecelakaan dengan Metode Frekuensi Distribusi jumlah kecelakaan setiap tahun pada ruas jalan dapat dilihat pada tabel 5.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tabel 5 Distribusi jumlah kecelakaan setiap tahun pada ruas jalan Jumlah Kecelakaan Lokasi 2007 2008 2009 2010 2011 Jln. Kol. Yos Sudarso 6 5 3 13 Jln. Jend. Gatot Subroto 1 1 2 7 Jln. Jend. Sudirman 1 3 2 5 Jln. Prof. H. M. Yamin 1 2 2 5 Jln. Sukarno Hatta 1 2 2 2 4 Jln. Ir. H. Juanda 1 2 5 Jln. Kapt. F. Tandean 1 1 2 3 Jln. Jend. Ahmad Yani 3 3 Jln. Sisingamangaraja 1 2 3 Jln. Setia Budi 1 2 2 Jln. Gunung Leuser 1 1 3 Jln. Imam Bonjol 1 2
Keterangan Blackspot Bukan Blackspot Bukan Blackspot Bukan Blackspot Blackspot Bukan Blackspot Bukan Blackspot Bukan Blackspot Bukan Blackspot Bukan Blackspot Bukan Blackspot Bukan Blackspot
2. Analisis Lokasi Rawan Kecelakaan dengan Metode Tingkat Kecelakaan Pada metode ini untuk mengetahui tingkat kecelakaan (accident rate) suatu ruas jalan adalah jumlah kecelakaan setiap 100 juta km per perjalanan (Pignataro,1973). Tabel 6 Tingkat kecelakaan ruas jalan Kota Tebing Tinggi pada tahun 2007-2011 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Ruas Jalan Jln. Jend. Sudirman Jln. Kol. Yos Sudarso Jln. Prof. H. M. Yamin Jln. Jend. Ahmad Yani Jln. Sisingamangaraja Jln. Kapt. F. Tandean Jln. Jend. Gatot Subroto Jln. Sukarno Hatta Jln. Ir. H. Juanda Jln. Setia Budi Jln. Gunung Leuser Jln. Imam Bonjol
Tipe Jalan
Panjang Ruas (Km)
Volume Lalu Lintas
Jumlah Kecelakaan
4/2 D 4/2 D 4/2 D 4/2 D 2/2 UD 2/2 UD 4/2 UD 4/2 D 2/2 UD 2/2 UD 4/2 D 4/2 D
1,9 3,4 1,5 1,7 1,375 2,071 3,9 2,3 2,7 2,3 1,9 1,6
793 1102 1102 767 1101 897 786 1107 985 786 815 1212
11 27 10 6 6 7 11 9 8 5 4 3
Tingkat Kecelakaan (100JPKP) 4 3,94 3.31 2,52 2,17 2,06 1,96 1,93 1,64 1,51 1,41 0.84
Biaya Kecelakaan 1. Analisis Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas Perhitungan biaya satuan korban kecelakaan dianalisa dengan menggunakan data jumlah jenis korban setiap tahun. Tabel 7 Biaya korban kecelakaan Kota Tebing Tinggi tahun 2007 – 2011 Jenis Korban Tahun Total Meninggal Dunia Luka Berat Luka Ringan (MD) (LB) (LR) 2007 Rp. 1.300.857.609 Rp. 557.189.527,2 Rp. 125.324.302,7 Rp. 1.983.371.439 2008 Rp. 1.183.238.400 Rp. 206.160.125,1 Rp. 68.674.545,11 Rp. 1.458.073.070 2009
Rp. 1.513.742.956
Rp. 185.249.598,1
Rp. 86.001.661,11
Rp. 1.784.994.215
2010
Rp. 1.457.868.033
Rp. 217.722.762,9
Rp. 56.409.271,36
Rp. 1.732.000.067
2011
Rp. 1.974.793.444
Rp. 1.825.968.239
Rp. 534.629.717,1
Rp. 4.335.391.400
Rp. 7.430.500.442
Rp. 2.992.290.252
Rp. 871.039.497
Rp.11.293.830.194
Total
2. Analisis Biaya Satuan Kecelakaan Perhitungan biaya satuan kecelakaan dianalisa dengan menggunakan data jumlah kecelakaan berdasarkan tingkat fatalitas setiap tahun.
Tahun
Tabel 4.18 Biaya kecelakaan Kota Tebing Tinggi tahun 2007 – 2011 Jenis Korban Kecelakaan Kecelakaan Kecelakaan Ringan Berat Kendaraan Rp. 461.420.537,3 Rp. 76.717.206,24
Total
2007
Kecelakaan Fatal Rp. 1.234.906.254
2008
Rp. 1.171.766.693
Rp. 128.044.199,1
Rp. 1.299.810.892
2009
Rp. 1.447.905.674
Rp. 213.193.591,5
Rp. 1.661.099.266
2010
Rp. 1.307.532.443
Rp. 78.881.628,84
Rp. 1.386.414.072
2011
Rp. 2.207.278.210
Rp. 4.290.371.793
Rp. 1.484.656.977
Rp. 72.477.712,86
Rp. 8.054.784.693
Rp. 7.369.389.274
Rp. 5.100.918.750
Rp. 1.561.374.183
Rp. 72.477.712,86
Rp. 14.175.152.920
Total
Rp. 1.773.043.998
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil analisis terhadap kecelakaan lalu lintas di Kota Tebing Tinggi didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Selama periode 2007-2011 di Kota Tebing Tinggi terjadi sebanyak 478 kecelakaan lalu lintas, dengan karateristik sebagai berikut : a. Hari Sabtu sebanyak 101 kecelakaan dengan persentase 21,12 %. b. Waktu Terang (06.00-18.00) sebanyak 247 kecelakaan dengan persentase 51,67 %. c. Kecelakaan Fatal sebanyak 295 kecelakaan dengan persentase 61,71 %. d. Tabrakan Depan-Depan sebanyak 193 kecelakaan dengan persentase 40,37 %. e. Sepeda Motor sebanyak 552 unit dengan persentase 63,59 % f. Luka Ringan (LR) sebanyak 410 orang dengan persentase 41,22 %. g. Jenis kelamin laki-laki sebanyak 999 orang dengan persentase 78,84 %. h. usia diatas 46 tahun sebanyak 255 orang dengan persentase 20,12 %. i. Jenis pekerjaan peg. swasta/karyawan sebanyak 363 orang dengan persentase 28,65 %. Dari hasil karateristik kecelakaan dapat disimpulkan penyebab kecelakan lalu lintas di Kota Tebing Tinggi di dominasi oleh faktor manusia yang sebahagian besar berjenis kelamin laki-laki dan usia diatas 46 tahun. 2. Lokasi rawan kecelakaan (Blackspot) pada ruas jalan Kota Tebing Tinggi dengan Metode Frekuensi dan Metode Tingkat Kecelakaan didapat, bahwa Jln. Kol. Yos Sudarso dengan frekuensi kecelakaan sebanyak 27 kecelakaan, dengan tingkat kecelakaan 3,94 orang / (100JPKP), terdapat 4 titik lokasi yaitu Sta 74+800, Sta 75+00, Sta 75+300 dan Sta 76+50.
3.
Biaya korban kecelakaan lalu lintas Kota Tebing Tinggi pada tahun 2007 – 2011 dengan total biaya Rp. 11.293.830.194. Sedangkan untuk Biaya kecelakaan lalu lintas Kota Tebing Tinggi pada tahun 2007 – 2011 dengan total biaya Rp. 14.175.152.920. Dengan mengetahui biaya kecelakaan, dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan keselamatan berlalu lintas dalam rangka mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas.
Saran 1. 2. 3.
4.
Untuk penelitian selanjutnya dapat diteliti mengenai perkembangan kendaraan terhadap kecelakaan lalu lintas. Untuk penelitian sejenis dapat diteliti analisa kecelakaan lalu lintas berdasarkan kepemilikan SIM pengendara kendaraan bermotor. Diperlukannya pemeliharaan jalan yang baik pada perkerasan jalan sehingga meminimalisir permukaan jalan yang berlubang atau bergelombang, penerangan jalan yang cukup untuk memberikan pencahayaan di malam hari dan kelengkapan fasilitas jalan (marka, median, bahu jalan serta rambu-rambu lalu lintas). Perhitungan biaya kecelakaan sebaiknya dilakukan rutin setiap tahun agar perkembangan kecelakaan dapat terlihat. Dengan demikian kecelakaan dapat dilihat sebagai sesuatu yang serius dan perlu tindakan pencegahan dan penanganan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2004), Pedoman Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas Pd-T-09-2004-B, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta. Anonim, (2005), Pedoman perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas (Pd. T-02-2005B). Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. Anonim, (2006), Jalan, Undang-Undang Republik Indonesia No.34, Jakarta. Anonim, (2009), Lalu lintas dan angkutan jalan, Undang-Undang Republik Indonesia No.22, Jakarta. Anonim,(2012), Rapat koordinasi KETUPAT TOBA 2012 Tebing Tinggi, 6 Agustus2012, editor06 di http://www.jasaraharja.co.id/rapat-koordinasi-ketupat-toba-2012-tebing-tinggi,132794.html diakses tanggal 29 September 2012 Anonim,(2012),Dinas Perhubungan Tebing Tinggi, Kinerja Ruas Jalan Pada Jam Sibuk Khusus Jalan Utama di Kota Tebing Tinggi, Tebing Tinggi. Anonim,(2012), Profil Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Pemko Tebing Tinggi Anonim,(2012), Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Tebing Tinggi, Data Laka Lantas di Wilayah Tebing Tinggi Tahun 2007-2011, Tebing Tinggi. Aditomo, S., (2002), Studi Biaya Kecelakaan Lalu Lintas Pada Jalan Tol Padalarang – Cileunyi Tahun 2001,Skripsi Sarjana, Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Transportasi, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung Ari, P., (2011), Biaya Eksternalitas Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus Propinsi DIY), The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru BC, Robertus dan Sadar,(2007), Analisa Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Semarang dan Faktor Penyebabnya, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang Dwiyogo,P dan Prabowo,(2006), Studi Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan (Blackspot dan Blacksite) Pada Jalan Tol Jagorawi, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Diponegoro, Semarang Firman,(2011), Studi Potensi Lokasi Rawan Kecelakaan Busway Transjakarta di Koridor Sembilan, The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru Hermariza,U., (2008), Studi Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan Di Ruas Tol Jakarta-Cikampek, Skripsi Sarjana, Jurusan Teknik Sipil, Bidang Rekayasa Transportasi, Universitas Indonesia, Jakarta. Hobbs F.D, (1979), Traffic Planning And Engineering , Pergamon Press Jotin, Khisty.C and B. Kent Lall,(2003), Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2, Penebit Erlangga Putu,H dan Oka,(2011), Analisa Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Prof. Ida Bagus Mantra (Ruas Tohapati – Kusamba), The 14th FSTPT International Symposium. Pekanbaru Pignataro,L.J., (1973), Traffic Engineering: Theory & Practice, Prentice Hall, Englewood Cliffs,N.J. Simamora, Maya A,(2011),Analisa Kecelakaan Lalu Linta Di Jalan Tol Belmera, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara. Medan Widyasih,M., (2003), Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Di Jalan Tol Padalarang – Cileunyi, Skripsi Sarjana, Jurusan Teknik Sipil, Bidang Rekayasa Transportasi, Universitas Parahyangan, Bandung