ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH DI KABUPATEN TANAH LAUT Tedy Mulyana *), Retno Indryani **) Program Magister Teknik Bidang Keahlian Manajemen Aset FTSP – ITS E-mail :
[email protected] ABSTRAK Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Laut memiliki sebuah perpustakaan daerah yang cukup dalam mengakomodir kebutuhan masyarakat sekitar akan buku. Namun dalam menjalankan program layanan, perpustakaan tersebut terkendala dengan kondisi luasan daerah yang cukup luas serta demografi masyarakat yang menyebar. Sebuah konsep pengembangan perpustakaan daerah sangat dibutuhkan untuk mengatasi kendala tersebut. Penelitian ini direncanakan untuk menganalisa konsep pengembangan perpustakaan daerah kabupaten Tanah Laut. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi yang berupa survey instansional, wawancara terhadap pengelola perpustakaan untuk dapat mengevaluasi kondisi perpustakaan sehingga didapat kebutuhan gedung perpustakaan yang telah ada. Penyebaran kuesioner terhadap reponden pengguna perpustakaan dilakukan ditiap kecamatan dengan metoda stratified random sampling kepada 294 responden yang terdiri dari 100 orang siswa, 98 orang guru dan 96 orang PNS Non Guru untuk mengetahui minat masyarakat terhadap perpustakaan daerah. Dari hasil evaluasi perpustakaan yang ada diketahui perpustakaan daerah kabupaten Tanah Laut masih jauh dari standar perpustakaan umum kabupaten/kota. Kebutuhan yang paling utama dari perpustakaan daerah kabupaten Tanah Laut berupa sebuah bangunan baru dengan luasan lahan yang dapat dikembangkan dengan luas minimal bangunan 200m2 dan luas minimal lahan 2.000m2. Tingkat minat masyarakat terhadap perpustakaan daerah sebesar 67,35 % atau 198 responden . Alasan utama responden berminat adalah perpustakaan daerah adalah sarana dalam menambah ilmu sebesar 59,60% atau 118 responden. Alasan tidak berminat karena tempatnya jauh dari tempat tinggal sebesar 78,13% atau 75 responden. Kata Kunci :
Kabupaten Tanah Laut, Kebutuhan Perpustakaan, Survai Minat Masyarakat
PENDAHULUAN Perpustakaan Umum mempunyai peran sangat strategis dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional, serta merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa, hal ini sesuai dengan apa yang telah diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945 yaitu sebagai wahana mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain amanat sebagaimana tertuang dalam Undang-undang 1945, Perpustakaan Umum juga mempunyai beberapa fungsi strategis dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat : Pertama, fungsi Perpustakaan Umum sebagai tempat pembelajaran seumur hidup (life-long learning). Perpustakaan Umumlah tempat dimana semua lapisan masyarakat dari segala umur, dari balita sampai usia lanjut bisa terus belajar tan**)pa dibatasi usia dan ruang-ruang kelas. Banyak program pemerintah, seperti pemberantasan buta huruf dan wajib belajar, akan jauh lebih berhasil seandainya terintegrasi dengan Perpustakaan Umum. Bila di sekolah orang diajar agar tidak buta huruf dan memahami apa yang dibaca. Maka di Perpustakaan Umum, orang diajak untuk terbuka wawasannya, mampu berpikir kritis, mampu mencermati berbagai masalah bersama dan kemudian bersama-sama dengan anggota komunitas yang lain mencarikan solusinya. Tugas Perpustakaan Umum membangun lingkungan pembelajaran (learning environment) dimana anggota komunitas pemakainya termotivasi untuk terus belajar dan terdorong untuk berbagi pengetahuan. Dalam konsep manajemen modern, hal ini disebut dengan Knowledge Management. Kedua, fungsi Perpustakaan Umum sebagai katalisator perubahan budaya. Perubahan perilaku masyarakat pada hakikatnya adalah perubahan budaya masyarakat. Perpustakaan Umum merupakan tempat *)
Mahasiswa Pascasarjana FTSP – ITS Surabaya Dosen Teknik Sipil FTSP – ITS Surabaya
**)
1
strategis untuk mempromosikan segala perilaku yang meningkatkan produktifitas masyarakat. Individu komunitas yang berpengetahuan akan membentuk kelompok komunitas berpengatahuan. Perubahan pada tingkat individu akan membawa perubahan pada tingkat masyarakat. Komunitas yang berbudaya adalah komunitas yang berpengetahuan dan produktif. Komunitas yang produktif mampu melakukan perubahan dan meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik. Ketiga, fungsi Perpustakaan Umum sebagai agen perubahan sosial. Idealnya, Perpustakaan Umum adalah tempat dimana segala lapisan masyarakat bisa bertemu dan berdiskusi tanpa dibatasi prasangka agama, ras, kepangkatan, strata, kesukuan, golongan, dan lain-lain. Perpustakaan Umum sangat strategis dijadikan tempat anggota komunitas berkumpul dan mendiskusikan beragam masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Disini, perpustakaan tidak hanya menyediakan ruang baca, tetapi juga menyediakan ruang publik bagi komunitasnya untuk melepas unek-uneknya dan kemudian berdiskusi bersama-sama mencari solusi yang terbaik. Tugas pustakawanlah untuk mendokumentasikan semua pengetahuan publik yang dihasilkan dan menyebarluaskan ke anggota komunitas yang lain. Seorang pustakawan dituntut tidak hanya mampu mengolah informasi, tetapi juga harus punya kepekaan sosial yang tinggi dan skill berkomunikasi yang baik. Keempat, fungsi Perpustakaan Umum sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. Dari semua pengetahuan komunitas yang didokumentasikan di Perpustakaan Umum, fungsi perpustakaan berikutnya adalah melakukan kemas ulang informasi, kemudian memberikan kepada para pengambil keputusan sebagai masukan dari masyarakat. Dengan begini masyarakat akan punya posisi tawar yang lebih baik dalam memberikan masukan-masukan dalam pengambilan kebijakan publik. Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsi di atas perpustakaan umum tidak dapat berjalan sendiri tanpa ada dukungan dari berbagai pihak, baik masyarakat umum maupun pemerintah daerah setempat. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Laut, berkomitmen yang mana tertuang dalam arah kebijakan umum daerah pada bidang pendidikan yang memiliki salah satu sasarannya adalah untuk mengembangkan budaya baca guna menciptakan masyarakat belajar, berbudaya maju dan mandiri. Perpustakaan Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah salah satu aset yang dapat memberikan pelayanan terhadap masyarakat dibidang pendidikan terutama dalam penyediaan buku bacaan. Perpustakaan daerah mempunyai kontribusi cukup besar terhadap perkembangan sumber daya manusia daerahnya. Dengan adanya perpustakaan umum diharapkan masyarakat dapat lebih mandiri dan mau belajar dalam mengolah berbagai hasil alam yang ada di daerah, yang mana selama ini masyarakat hanya bisa mengambil langsung hasil alam tersebut tanpa bisa mengolahnya dan menjadikan satu nilai tambah dalam perekonomian mereka. Ada berbagai macam koleksi bacaan yang dapat di baca oleh masyarakat umum dalam meningkatkan pengetahuannya, baik di bidang ekonomi, sosial,politik, budaya, ilmu terapan dan lainnya. Hal inilah kiranya yang dapat mendorong perlunya pemikiran oleh masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk dikembangkan, agar perpustakaan umum daerah berkembang sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan, yang akhirnya Perpustakaan Umum dapat berkiprah sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat yang mampu mengembangkan potensi masyarakat serta mampu sebagai pusat pelestarian kekayaan budaya bangsa. Menindaklanjuti amanat undang-undang no.43 tahun 2007, Pemda Kabupaten Tanah Laut telah mempunyai sebuah perpustakaan daerah disebuah lahan yang cukup strategis. Kondisi bangunan yang kecil dan luasan lahan yang tidak memadai untuk dilakukan pengembangan, namun cukup ramai dikunjungi masyarakat, baik itu masyarakat disekitar maupun masyarakat dari kecamatan lain. Dengan kondisi luas wilayah kabupaten yang cukup luas, perpustakaan daerah tidak mampu memberikan layanan yang baik terhadap semua pengguna perpustakaan di seluruh kabupaten. Sehingga diperlukan sebuah konsep pengembangan perpustakaan umum daerah di kabupaten Tanah Laut. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengevaluasi gedung perpustakaan yang telah ada. 2. Mengetahui minat masyarakat terhadap gedung perpustakaan. 3. Mengevaluasi kebutuhan gedung perpustakaan. METODELOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan metoda dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisa data yang diperlukan. Rancangan penelitian dapat dijelaskan sebagaimana pada Tabel 1 berikut :
2
Tabel.1. Matrik Penelitian Tujuan Penelitian
Data Yang Diperlukan a.
Teknik Pengumpulan Data Survey Instansional dan Wawancara
Metode Analisa
Hasil
Analisa Deskripsi
Kondisi Eksisting Perpustakaan
Tingkat Animo masyarakat terhadap gedung perpustakaan Kebutuhan gedung perpustakaan
Mengevaluasi gedung perpustakaan yang telah ada
Fisik Gedung - Luas Tanah dan Bangunan - Jumlah Ruangan b. Perabotan dan Perlengkapan - Sesuai dengan Pedoman perabotan perpustakaan umum yang diterbitkan c. Koleksi - Jumlah koleksi Buku - Jenis koleksi - Bentuk Koleksi d. Layanan - Jenis Layanan e. Publikasi - Jenis publikasi f. Promosi - Bentuk Promosi
Mengetahui minat masyarakat terhadap gedung perpustakaan Mengetahui Kebutuhan Perpustakaan
Minat masyarakat terhadap gedung perpustakaan
Kuesioner
Analisa Deskripsi
Hasil Evaluasi Perpustakaan
Survey Instansional dan wawancara
Analisa Deskriptif
Lokasi penelitian adalah 9 kecamatan di Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan, yaitu : 1. Kecamatan Pelaihari 2. Kecamatan Takisung 3. Kecamatan Panyipatan 4. Kecamatan Tambang Ulang 5. Kecamatan Kurau 6. Kecamatan Bati-Bati 7. Kecamatan Batu Ampar 8. Kecamatan Jorong 9. Kecamatan Kintap Tahapan dalam penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Studi kepustakaan yang dilakukan meliputi pengumpulan teori, dan informasi yang akan dijadikan pedoman untuk menentukan variabel/indicator atau aspek penelitian, serta menjadi dasar dalam membuat kuesioner yang akan diajukan kepada responden. 2. Selanjutnya dilakukan kajian terhadap beberapa NSPM (Norma, Standar, Pedoman, dan Manual) berkaitan dengan perumusan masalah untuk mendapatkan pedoman yang sesuai dengan objek dan tujuan penelitian. 3. Pengumpulan data penelitian perpustakaan daerah dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap I, dilaksanakan dengan survai instansional, wawancara dan studi literatur. Data sekunder ini berupa Perundangan tentang Perpustakaan, Norma, Standar, Pedoman dan Manual tentang Perpustakan yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). Kondisi eksisting perpustakaan daerah yang telah ada. Tahap II, dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada 294 orang responden, terdiri dari 100 orang responden siswa, 98 orang responden guru dan 96 orang responden PNS Non guru di 9 (Sembilan) kecamatan di kabupaten Tanah Laut. Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi yang diketahui jumlahnya dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut (Sevilla, 1993) :
dengan : n = Jumlah sampel
3
N = Jumlah populasi e = % batas ketelitian yang diinginkan Sedangkan untuk pengambilan sampel bertingkat (berstrata) dapat dilakukan secara proporsional random sampling dengan menggunakan rumus alokasi proporsional dari Sugiyono (2003), yaitu :
dengan : ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi 4. Setelah data sekunder dan data primer diperoleh dilakukan evaluasi terhadap perpustakaan yang telah ada sehingga mendapatkan kebutuhan perpustakaan yang telah ada. Kemudian menganalisa hasil penyebaran kuesioner responden untuk diuji validitas dan reliabilitas intrumen. Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah item pertanyaan dapat dipahami oleh responden. Ukuran validitas diperoleh dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi momen produk yang diformulasikan sebagai berikut :
dengan : rhitung = koefisien korelasi item pertanyaan terhadap total n = jumlah responden ∑Xi = jumlah skor item pertanyaan ∑Yi = jumlah skor total Setelah semua nilai korelasi untuk tiap-tiap pertanyaan dengan skor total diperoleh selanjutnya dihitung dengan menggunakan uji t dengan rumus :
Dimana : t = Nilai t hitung r = Koefisien Korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden Jika nilai t hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan yang telah ditetapkan maka pertanyaan tersebut valid. Hal ini berlaku untuk tiap pertanyaan yang diukur validitasnya Kemudian menggunakan ujia reliabilitasTeknik statistik untuk menghitung reliabilitas dapat menggunakan koefisien rumus perkiraan “Alpha Method” di bawah ini :
dengan : r = reliabilitas instrumen 11
k = banyaknya butir pertanyaan t = varians total Σσi = jumlah varians butir Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik (reliabel), jika memiliki Nilai Cronbach’s lpha (α) ≥ 0,60.
4
HASIL DAN DISKUSI 1. Evaluasi Perpustakaan Berdasarkan hasil evaluasi perpustakaan daerah kabuapten Tanah Laut dapat diketahui kondisi eksistingnya dan dapat dibandingkan dengan standar perpustakaan umum daerah kabupaten/kota. Adapun hasilnya dapat dilihat pada table 2 dibawah ini. Tabel. 2. No 1
2
Matrik Perbandingan Standar Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota dengan Kondisi Eksisiting Perpustakaan Umum Kabupaten Tanah Laut
Faktor Teknis
Sarana dan Prasarana
Elemen Variabel - Luas Tanah
92 m2
-
-
Lokasi
-
-
Ibukota Kabupaten
-
-
Kapasitas Ruangan Baca Orang Dewasa Kapasitas Ruang Baca Remaja
-
Ibukota Kabupaten Mininmal orang
-
-
Kapasitas Ruang Baca Anak-Anak Kapasitas Ruang Rujukan Kapasitas Ruang Pandang Dengar Kapasitas Ruang Pertemuan Kapasitas Lahan Parkir Kapasitas Garasi Mobil Pusling Jumlah Mobil Perpustakaan Keliling
-
Kapasitas 8 s.d 12 orang
-
Kurang Standar
dari
-
Minimal 30 orang
-
-
Kurang Standar
dari
-
Minimal 20 orang
Bergabung dengan ruang baca dewasa Kapasitas 5 s.d 8 orang
-
dari
-
Minimal Orang
Kurang Standar
-
Minimal 20 Orang Minimal 100 Orang Min. untuk 20 mobil Min. untuk 4 s.d 8 mobil Minimal 4 Buah Mobil
-
Kurang Standar
dari
-
-
Jumlah Koleksi
-
-
Bentuk Jenis dan Koleksi
-
-
Layanan Sirkulasi Layanan Perpustakaan Keliling Layanan Rujukan Layanan Bahan Pandang Dengar Layanan Bercerita pada Anak-anak
-
-
-
Jumlah Pustakawan
Kurang dari standar Kurang dari Standar Sesuai Standar
30
-
-
Sumber Daya Manusia
-
-
-
5
1.522 m2
Min. 200 m2
-
Layanan
-
-
-
4
Judgement
Luas Bangunan
-
Koleksi
Identifikasi
-
-
3
-
Standar Perpustakaan Min. 2.000 m2
20
-
Min 4 kali dalam seminggu
-
Min 4 kali dalam seminggu Min 1 kali dalam sebulan
-
Min 1 kali dalam sebulan
-
Min 3 orang
-
Bergabung dengan ruang baca dewasa Tidak Ada
-
Tidak Ada
-
Tidak Ada Lahan Parkir
-
Kapasitas 2 Mobil Pusling 1 Buah Mobil Perpustakaan Keliling
-
-
7.894 Eksemplar Bacaan biasa, Buku rujukan, VCD/CD
-
Kurang dari Standar Kurang dari Standar Kurang dari Standar Kurang dari Standar Kurang dari Standar Kurang dari Standar Sesuai Standar
-
Setiap hari kerja Senin s.d Kamis
-
Sesuai Standar Sesuai Standar
-
9 kali setahun Tidak Ada
dalam
-
Kurang Standar Kurang Standar
dari
2 kali sebulan
dalam
-
Kurang Standar
dari
-
Kurang Standar
dari
-
Min 40.000 ekspemplar Buku bacaan biasa, buku rujukan, VCD/CD/DVD, Lukisan Setiap hari kerja
-
-
-
-
-
1 orang
-
-
-
dari
Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa Perpustakaan Daerah Kabupaten Tanah banyak aspek yang tidak terpenuhi. Sehingga berdasarkan pada NSPM Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota, Perpustakaan Daerah Kabupaten Tanah Laut masih dalam standar Perpustakaan Kecamatan. Sehingga banyak aspek yang harus dipenuhi untuk menjadikan Perpustakaan Daerah tersebut berstandar Perpustakaan Kabupaten.
5
2. Kebutuhan Perpustakaan Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tanah Laut berfungsi sebagai Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota. Namun setelah dievaluasi kondisi eksisting perpustakaannya diketahui bahwa perpustakaan tersebut masih jauh dari standar minimal yang telah dikeluarkan oleh PNRI sebagai pengayom perpustakaan di seluruh Indonesia. Dari evaluasi diatas maka dapat diketahui, kebutuhan dasar apa saja yang diperlukan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tanah Laut, seperti pada table.3 dibawah ini. Tabel. 3. Kebutuhan Perpustakaan Kabupaten Tanah Laut No 1
Teknis
Faktor
2
Sarana dan Prasarana
3
Koleksi
4
Layanan
5
Sumber Daya Manusia
-
Kebutuhan Gedung Baru dengan luasan minimal 200 m2. Lahan dengan Luasan Minimal 2.000 m2. Ruangan yang lebih luas sehingga nyaman untuk ditempati Mobil Perpustakaan Keliling Jumlah koleksi yang perlu ditambah jenisnya. Bahan Pandang Dengar yang perlu ditambah Layanan Perpustakaan Keliling yang perlu ditingkatkan Pustakawan perlu ditambah
3. Analisa Minat Responden Terhadap Perpustakaan Hasil analisa minat responden terhadap perpustakaan dapat dicari tingkat minat dengan menganalisa profil responden baik yang berminat maupun yang tidak berminat. Diharapkan nantinya hasil ini mampu menggambarkan tingkat minat responden terhadap perpustakaan daerah berdasarkan animo hasil survai dan karakteristik. Hasil analisa minat terhadap perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini. No 1
Tabel.4. Hasil Analisa Minat Terhadap Perpustakaan Uraian Minat Responden Terhadap Perpustakaan
2
Alasan Berminat dan tidak berminat terhadap perpustakaan daerah
3
Jenis Perpustakaan yang diinginkan responden
Minat Terhadap Perpustakaan a. Prosentase animo terhadap perpustakaan sebesar 67,35% dengan rincian: - Siswa : 55 orang (55,00 %) - Guru : 78 orang (79,59 %) - PNS : 65 orang ( 67,71 %) b. Prosentase yang tidak berminat terhadap perpustakaan sebesar 32,65 % dengan rincian : - Siswa : 45 orang (45,00 %) - Guru : 20 orang (20.41 %) - PNS : 31 orang ( 32,29 %) a. alasan yang berminat : 1. Menambah Ilmu : 118 orang ( 59,60%) 2. Suka Membaca Buku : 42 orang (21,21 %) 3. Hiburan Alternatif : 34 orang ( 17,17%) b. Alasan tidak berminat 1. Tempatnya Jauh dari Tempat Tinggal : 75 orang (78,13 %) 2. Tidak Suka Membaca Buku : 8 orang (8,33 %) 3. Tempatnya Sempit atau Kumuh : 13 orang (13,54%) Jenis Perpustakaan : 1. Perpustakaan Umum Tingkat Kabupaten : 143 orang (74,87 %) 2. Perpustakaan Umum Tingkat Kecamatan : 38 orang (19,90 %) 3. Perpustakaan Umum Tingkat Desa : 10 orang (5,24 %)
Berdasarkan jawaban responden yang berjumlah 294 otang yang berasal dari 100 orang siswa, 98 orang guru dan 96 orang PNS Non Guru maka dapat dianalisis sebagai berikut : 1. Tingkat Animo Tingkat animo responden yang berminat terhadap perpustakaan sebesar 67,35 %. Artinya sebanyak 67,35% responden atau 198 orang berminat terhadap perpustakaan daerah. Komposisi yang berminat
6
2.
3.
adalah dari kalangan siswa sebanyak 55 orang dari 100 orang responden atau sebesar 55% responden siswa. Dari kalangan guru sebanyak 68 orang dari 98 orang yang berminat atau 79,59 % responden. Sedangkan dari kalangan PNS Non Guru yang berminat terhadap perpustakaan daerah sebesar 65 orang dari 96 orang responden atau sebesar 67,71% responden. Besarnya responden yang tidak berminat terhadap perpustakaan daerah sebesar 32,65 %. Artinya sebanyak 32,65 % responden atau 96 orang yang tidak berminat terhadap perpustakaan daerah. Komposisi yang tidak berminat adalah dari kalangan siswa sebanyak 45 orang responden dari 100 orang yang tidak berminat atau sebesar 45% responden. Dari kalangan guru tercatat sebanyak 20 orang responden yang menyatakan tidak berminat dari 98 orang responden yang disurvai, atau sebesar 20,41 % responden. Sedangkan dari kalangan PNS Non Guru adalah sejumlah 31 orang dari 96 orang responden. Atau sebesar 32,29 % responden yang tidak berminat terhadap perpustakaan daerah. Alasan Motivasi utama reponden berminat terhadap perpustakaan adalah karena factor perpustakaan merupakan sarana untuk menambah ilmu pengetahuan sebesar 59,60 % atau setara dengan 118 orang responden dari 198 orang responden yang berminat terhadap perpustakaan daerah. Dengan komposisi, reponden siswa sebanyak 40 orang responden atau sebesar 72,73% responden. Dari responden guru sejumlah 53 orang atau sebesar 54,08% responden yang memilih perpustakaan adalah salah satu wadah yang dapat menambah ilmu pengetahuan. Sedangkan dari responden PNS Non guru sebesar 25 orang atau sebesar 38,46% responden. Prosentase alasan berminat terhadap perpustakaan yang kedua adalah kesukaan responden dalam membaca buku yang berjumlah 42 orang dari 198 orang responden yang berminat atau sebesar 21,21% responden. Dengan komposisi dari responden siswa sebanyak 9,09% atau sejumlah 5 orang responden. Sementara dari responden guru sebesar 21,43% atau sejumlah 21 orang responden. Sedangkan dari responden PNS non guru sebesar 24,62% atau sejumlah 16 orang responden yang menjadikan kesukaan dalam membaca buku sebagai salah satu alasan berminat terhadap perpustakaan daerah. Prosentase ketiga, alasan berminat terhadap perpustakaan adalah perpustakaan adalah salah satu hiburan alternatif yang mendidik yang dimiliki pemkab Tanah Laut sebesar 17, 17% atau sejumlah 34 orang responden dari 198 orang responden yang berminat terhadap perpustakaan daerah. Dengan komposisi terbesar dari responden PNS Non Guru sebesar 36,92% atau sejumlah 24 orang responden. Kemudian prosentase terbesar kedua dari responden siswa sebesar 10,91% atau sejumlah 6 orang responden. Sedangkan prosentase terkecil ada pada responden guru sebesar 4,08 % atau sejumlah 4 orang responden yang menjadikan hiburan alternative sebagai alasan berminat terhadap perpustakaan daerah kabupaten Tanah Laut. Alasan tidak berminat terhadap perpustakaan daerah yang tertinggi adalah tempatnya yang jauh dari tempat tinggal responden. Alasan ini sebesar 78,13% atau setara dengan 75 orang responden dari 96 orang responden yang menyatakan tidak berminat terhadap perpustakaan daerah kabupaten Tanah Laut. Komposisi terbesar ada pada responden guru sebesar 100% atau sama dengan 20 orang responden. Kemudian dari responden PNS non guru sebesar 80,85% atau setara dengan 25 orang responden. Dan dari responden siswa sebesar 66,67 % orang atau setara dengan 30 orang responden siswa. Alasan tidak berminatnya responden terhadap perpustakaan tertinggi kedua adalah tempatnya yang terlalu sempit atau terkesan kumuh. Alasan ini sebesar 13,54% orang responden atau setara dengan 13 orang responden dengan komposisi terbesar berada pada responden siswa sebesar 22,22% atau sejumlah 10 orang responden, dan kemudian dari responden PNS non guru sejumlah 9,68% atau sejumlah 3 orang responden. Alasan tidak berminatnya responden terhadap perpustakaan tertinggi ketiga adalah responden tidak suka membaca buku. Alasan ini sebesar 9,68% orang responden atau setara dengan 8 orang responden dengan komposisi terbesar berada pada responden siswa sebesar 11,11% atau sejumlah 5 orang responden, dan kemudian dari responden PNS non guru sejumlah 9,68% atau sejumlah 3 orang responden Jenis Perpustakaan Jenis perpustakaan yang banyak dipilih oleh responden yang berminat adalah jenis perpustakaan umum kabupaten sebesar 74,87 % setara dengan 143 orang responden. Dengan komposisi sebesar 67,27% atau 37 orang dari responden siswa. Responden guru sebesar 73,08 % atau sejumlah 57 orang responden, dan dari responden PNS non guru sebesar 84,48% atau sejumlah 49 orang responden. Jenis perpustakaan tingkat kecamatan merupakan pilihan kedua terbanyak yang dipilih dari 198 orang responden yang berminat terhadap perpustakaan daerah sebesar19,90% atau setara dengan 38 orang
7
responden. Dengan komposisi dari responden siswa sebesar 23,67% atau sejumlah 13 orang responden. Dari responden guru memilih perpustakaan tingkat kecamatan sebesar 24,36% atau sejumlah 19 orang responden. Sedangkan untuk responden PNS non guru sebesar 10, 34% atau sejumlah 6 orang responden. Jenis perpustakaan tingkat desa merupakan pilihan terkecil yang dipilih oleh responden sebesar 5,24% atau setara dengan 10 orang responden. Komposisi terbesar pada responden siswa, kemudian PNS non guru dan terakhir pada responden guru masing-masing sebesar 9.09% , 5,17% dan 2,56% orang responden. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1. Dari hasil evaluasi perpustakaan yang ada diketahui bahwa perpustakaan daerah kabupaten Tanah Laut masih jauh dari standar perpustakaan umum kabupaten/kota. Luas tanah dan luas gedung perpustakaan umum daerah kabupaten Tanah Laut tidak memenuhi standar minimal sebuah perpustakaan setingkat kabupaten. Tidak tersedianya ruang audio visual, ruang rapat dan lahan parkir. Kurangnya kapasitas ruang baca dewasa dan anak-anak. Jumlah mobil perpustakaan keliling dan pustakawan masih kurang. 2. Berdasarkan analisa minat masyarakat terhadap perpustakaan didapat hasil sebagai berikut : a. Prosentase animo terhadap perpustakaan sebesar 67,35% sedangkan prosentase responden yang tidak berminat terhadap perpustakaan umum sebesar 32,65 % . b. Alasan responden berminat terhadap perpustakaan umum daerah adalah Menambah Ilmu sebesar 59,60%. Sedanngkan alasan tidak berminat terhadap perpustakaan umum daerah adalah tempatnya jauh dari tempat tinggal sebesar 78,13 %. c. Jenis Perpustakaan yang diinginkan responden adalah jenis perpustakaan umum tingkat kabupaten sebesar 50,31 % dan tingkat kecamatan sebesar 39,90 %. 3. Kebutuhan utama perpustakaan umum daerah kabupaten Tanah Laut adalah memiliki sebuah gedung yang refresentatif yang nyaman dan mampu untuk mengakomodir pelayanan terhadap masyarakat pengguna perpustakaan tersebut. Karena saat ini perpustakaan daerah masih belum memenuhi standar minimal gedung dan tanah. Selain gedung dan tanah, perpustakaan juga membutuhkan sarana dan prasarana seperti kendaraan perpustakaan keliling untuk dapat memperluas jangkauan layanan kepada masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Laut, (2008), Tanah Laut Dalam Angka Tahun 2008, Pelaihari. Farida Yusuf Tayibnapis, (2008), Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi Untuk Program Pendidikan dan Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta Leong, K, C., (2004), The Essence of Asset Management, Published by UNDP, Kuala Lumpur. Pemerintah Republik Indonesia,(2007), Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Jakarta Perpustakaan Nasional R.I, (2000), Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, Jakarta Perpustakaan Nasional R.I, (2002), Standar Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota, Jakarta Rahardjo Adisasmita, Prof. DR, M.Sc (2008), Pengembangan Wilayah Konsep Dan Teori, Graha Ilmu, Jakarta Riduwan, (2009), Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabeta, Jakarta Sevilla C, (1993), Pengantar Metoda Penelitian, Universitas Indonesia, Jakarta Siregar, D. D., (2004), Manajemen Aset, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sutarno NS, (2006), Perpustakaan dan Masyarakat, CV. Sagung Seto, Jakarta Sugiarto (2003), Teknik Sampling, Gramedia, Jakarta Sugiyono (2003), Statistika Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung Suharsimi Arikunto (1997), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta
8