ANALISIS ISI PEMBERITAAN EKSEKUSI MATI MARY JANE FIESTA VELOSO DI TEMPO.CO Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Wina Saputri NIM: 1111051000065
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 08 Januari 2016
Wina Saputri
ANALISIS ISI PEMBERITAAN EKSEKUSI MATI MARY JANE FIESTA VELOSO DI TEMPO.CO
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Wina Saputri NIM: 1111051000065
Pembimbing
Bintan Humeira, M.Si NIP: 19771105 200112 2 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H./2016 M.
PENGESAHAAN PANITIAN UJIAN Skripsi yang berjudul ANALISIS ISI PEMBERITAAN EKSEKUSI MATI MARY JANE FIESTA VELOSO DI TEMPO.CO telah diujikan dalam sidang munaqasyah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada 22 Maret 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 22 Maret 2016 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekertaris Merangkap Anggota,
Drs. Masran, MA NIP: 19601202 199503 1 001
Dedi Fakhrudin, M.Ikom NIP: 19781208 201411 1 001
Anggota, Penguji I
Penguji II
Dr. Sihabudin Noor, MA NIP: 19690221 199703 1 001
Siti Nurbaya, M.Si NIP: 19790823 200912 2 002
Pembimbing,
Bintan Humeira, M.Si NIP: 19771105 200112 2 002
ABSTRAK Wina Saputri Analisis Isi Isu Eksekusi Mati Mary Jane Fiesta Veloso Di Tempo.co Media pemberitaan online sekarang ini telah menjadi media rujukan bagi masyarakat luas untuk mendapatkan informasi. Kecepatan dalam memberitakan suatu peristiwa menjadi salah satu keunggulan media online. Indonesia memiliki banyak media pemberitaan online, salah satu media pemberitaan online yang diminati oleh masyarakat adalah Tempo.co. Banyak isu-isu yang diberitakan oleh Tempo.co menjadi perhatian bagi masyarakat. Salah satu isunya adalah eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso yang merupakan tersangka penyelundupan heroin dari Filipina ke Indonesia. Pemberitaan Tempo.co yang padat, menggambarkan bahwa Tempo.co menjadikan isu ini menjadi isu yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Melihat dari permasalahan di atas, peneliti memunculkan dua pertanyaan penelitian, yaitu kategori apa sajakah yang disampaikan Tempo.co tentang kasus eksekusi mati Mary Jane dan kategori apa yang paling dominan dalam pemberitaan isu eksekusi mati Mary Jane. Penelitian ini menggunakan teori agenda media yang dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw. Agenda media adalah isu-isu yang mendapat perhatian dari media dengan frekuensi kemunculan yang sering. Sehingga kuantifikasi kategori yang terdapat di Tempo.co dalam memberitakan kasus eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso dapat diketahui. Penelitian ini menggunakan analisis isi atau content analysis sebagai teknik penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan analisis isi kuantitatif, data yang berupa pemberitaan mengenai eksekusi mati Mary Jane di Tempo.co dikategorisasikan, menjadi dua kategori besar, yaitu kategori isu pemberitaan dan kategori bentuk pemberitaan. Pada kategori isu terdapat kategori sosial, hukum, dan politik. Pada kategori bentuk pemberitaan terdapat kategori favorable, unfavorable, dan netral. Penelitian ini akan disajikan dalam bentuk deskriptif. Dari hasil penelitian, didapatkan hasil penting yang menunjukkan kategori isu pemberitaan dan kategori bentuk pemberitaan dalam isu eksekusi mati Mary Jane yang diberitakan Tempo.co. Kategori isu pemberitaan yang paling dominan yang diberitakan oleh Tempo.co adalah kategori isu hukum yaitu sejumlah 391 paragraf (60,24%). Pada kategori bentuk pemberitaan, kategori yang paling dominan adalah kategori netral sejumlah 300 paragraf (46,22%). Kata Kunci: Media Pemberitaan Online, Tempo.co, Analisis Isi, Kategori, dan Eksekusi Mati.
v
KATA PENGANTAR
ِ ﺑِﺴ ِﻢ ﷲ اﻟﱠﺮ ْﲪَ ِﻦ اﻟﱠﺮ ِﺣْﻴ ِﻢ ْ Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna, yang senantiasa menyempurnakan kenikmatan kepada hambaNya. Shalawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW beserta sahabat dan keluarganya, pembawa misi penyempurna akhlak yang mulia, bagi seluruh ummat manusia di dunia. Dengan tetap merendahkan hati, peneliti tetap mengharapkan karunia, pertolongan dan petunjuk-Nya, alhamdulillah peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Analisis Isi Isu Eksekusi Mati Mary Jane Fiesta Veloso di Tempo.co” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari, dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan diberbagai tempat, oleh karena itu peneliti sangat menerima koreksi dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi. Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada: Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi; Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, SS, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Dosen Pembimbing Skripsi, sekaligus yang merangkap menjadi Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Bintan Humaira, M.Si yang telah meluangkan waktunya dan memberikan pemaham lebih dalam mengenai tema, konsep dan alur penelitian, serta motivasi, kritik dan saran juga semangat sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Kepada ketiga juri dalam penelitian ini, Bapak Drs. Nanang Syaikhu, saudara Arga Sumantri, S.Kom,i, dan saudara Mohammad Dwiyan Pratiyo, S.Kom,i yang bersedia menjadi juri dalam penelitian yang peneliti lakukan. Ketua Sidang Munaqsyah, Bapak Drs. Masran, MA; dan Sekertaris Sidang Munaqasyah, Bapak Dedi Fakhrudin, M. Ikom. Beserta Penguji I, Bapak Dr. Sihabudin Noor, MA dan Penguji II, Ibu Siti Nurbaya, M,Si. Terima kasih telah meluangkan waktunya untuk hadir dalam undangan peneliti dan memberikan nilai, kritik dan saran kepada peneliti untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Kepada kedua orang tua peneliti, Bapak Yanto dan Ibu Sularsi, Kakak tercinta, Bayu Apriyanto, sahabat terdekat peneliti, Rizki Almu Ali Kosasih terima kasih atas do’a, kucuran kasih sayang, serta dukungan tanpa batas kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Kepada keluarga besar KPI B 2011, khususnya Ummamah Nisaul Jannah, Achmad Maulana Sirojjudin, Ratna Ayu Wulandari, dan Wulan Purnamawati, terima kasih untuk waktu kebersamaan kalian, serta semangat dan motivasi dalam menempuh jenjang pendidikan S1. Semoga kita dapat menjaga amanah ilmu yang telah didapat, dan menjadi bermanfaat untuk orang lain.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, semoga Allah SWT membalas niat baik kalian, Aamiin Ya Rabbal’alamin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, 22 Maret 2016
Wina Saputri
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ......................................................................................
vi
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..............................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................
4
D. Tinjauan Pustaka ..............................................................................
6
E. Sistematika Penulisan ......................................................................
7
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Agenda Media ..................................................................................
9
B. Kerangka Konsep ............................................................................. 12 C. Media Online ................................................................................... 15 D. Berita ................................................................................................ 17 E. Eksekusi Mati di Indonesia .............................................................. 20 F. Narkotika.......................................................................................... 24
ix
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian ....................................................................... 25 B. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 27 C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 28 D. Jenis Penelitian................................................................................. 28 E. Metode Penelitian ............................................................................ 29 F. Sumber Data..................................................................................... 30 G. Tahapan Penelitian ........................................................................... 30 H. Analisis Isi ....................................................................................... 36 I. Populasi Penelitian ........................................................................... 39 J. Uji Reliabilitas ................................................................................. 40
BAB IV
ANALISIS
A. Gambaran Umum Tempo.co ............................................................ 48 1. Sejarah dan Perkembangan Tempo.co ....................................... 48 2. Visi dan Misi Tempo ................................................................. 51 3. Profil Pemimpin Redaksi Tempo ............................................... 52 B. Temuan dan Pembahasan ................................................................. 52 1. Analisis Isi Berdasarkan Isu Pemberitaan.................................. 54 2. Analisis Isi Berdasarkan Bentuk Pemberitaan ........................... 60 C. Interpretasi ....................................................................................... 71
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... 77 B. Saran ............................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 80 LAMPIRAN...................................................................................................... 83
DAFTAR TABEL
1. Tabel Kategori Isu Pemberitaan Eksekusi Mati Mary Jane di Tempo.co ........... 40 2. Tabel Kategori Bentuk Pemberitaan Eksekusi Mati Mary Jane di Tempo.co .... 41 3. Tabel Keofisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Sosial, Hukum, Politik Favorable, Unfavorable, dan Netral ................................................................... 41 4. Tabel Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Sosial ................................ 42 5. Tabel Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Hukum.............................. 43 6. Tabel Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Politik ............................... 44 7. Tabel Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Favorable ......................... 44 8. Tabel Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Unfavorable ..................... 45 9. Tabel Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Netral................................ 46 10. Tabel Persentase Kategori Isu Sosial, Hukum, dan Politik................................. 53 11. Tabel Jumlah Frekuensi Paragraf Berdasarkan Kategori Hukum....................... 54 12. Tabel Jumlah Frekuensi Paragraf Berdasarkan Kategori Sosial ........................ 57 13. Tabel Jumlah Frekuensi Paragraf Berdasarkan Kategori Politik ........................ 59 14. Tabel Jumlah Frekuensi Kategori Bentuk Berita Favorable, Unfavorable, dan Netral ............................................................................................................ 60 15. Tabel Jumlah Paragraf Kategori Isu Sosial Berdasarkan Bentuk Pemberitaan......................................................................................................... 61 16. Tabel Jumlah Paragraf Kategori Isu Hukum Berdasarkan Bentuk Pemberitaan......................................................................................................... 66 17. Tabel Jumlah Paragraf Kategori Isu Politik Berdasarkan Bentuk Pemberitaan......................................................................................................... 69
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso, merupakan isu mengenai tertangkapnya pelaku importir narkotika berupa heroin dari Filipina ke Indonesia melalui jalur udara. Mary Jane Fiesta Veloso, ditangkap di bandara Adisutjipto, Yogyakarta, karena didapati membawa heroin sebanyak 2,6 kilogram yang disembunyikan di dalam kopernya. Karena pelanggaran hukum ini, ia dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Sleman. Banyak pro dan kontra atas kepustusan ini, sehingga media pun melihat kejadian ini sebagai berita yang dianggap tidak biasa. Bukan hanya Mary Jane yang mendapatkan hukuman mati karena melanggar hukum narkotika. Ada delapan orang lainnya yang juga mendapat nasib yang sama dengan Mary Jane Fiesta Veloso. Namun, yang menjadi perhatian publik dari kasus Mary Jane ini adalah adanya ungkapan bahwa yang terdakwa diduga hanyalah seorang korban dari perdagangan manusia yang biasa dilakukan oleh sindikat narkotika internasional. Dalam hal ini, dikatakan bahwa Mary Jane dijebak, yang semula diiming-imingi mendapat pekerjaan di Indonesia sebagai asisten rumah tangga ternyata tanpa sepengetahuannya, ia dijadikan kurir narkotika. Media dalam hal ini khususnya Tempo.co memberitakan kasus eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso dari bulan Maret hingga Mei. Pemberitaannya memuat persoalan sosial hingga sikap yang ditimbulkan dari keputusan hukuman
1
2
yang diberikan, kemudian peneliti buat menjadi kategori isu dan kategori bentuk pemberitaan. Melihat pada realita yang ada, bahwa dalam sebuah survey mengatakan satu hari di Indonesia terdapat 40 orang yang tewas akibat mengkonsumsi narkoba. Tentu saja jika dibandingkan dengan memberi hukuman mati kepada gembong narkoba, dinilai belum sebanding dengan jumlah korban yang ditimbulkan akibat obat terlarang tersebut. Adanya pengedaran narkotika bertaraf internasional ini sangat membahayakan bagi masyarakat. Selain bertentangan dengan hukum negara, pengedaran narkotika ini juga dilarang dalam hukum Islam karena dapat merusak diri sendiri dan orang lain, selaras dengan hadits Nabi Muhammad saw, dari Ibnu ‘Abbas, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺿَﺮَر َوَﻻ ِﺿَﺮ َار َ َﻻ
“Tidak boleh melakukan perbuatan yang membahayakan (diri) dan membahayakan (orang lain).” (HR. Ibnu Majah No. 2340, Ad Daruquthni 3: 77, Al Baihaqi 6: 69, Al Hakim 2: 66) Berdasarkan hadits tersebut, maka segala sesuatu yang berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain apapun jenisnya maka hukumnya haram. Jika mengacu pada maksud hadits tersebut, maka pengedar narkotika terlebih yang bertaraf internasional memang sebaiknya diberikan hukuman yang setimpal, karena perbuatannya akan merugikan banyak orang. Namun, banyak masyarakat yang menyatakan bahwa pemberian hukuman mati ini merupakan hukum purba yang seharusnya sudah tidak diberlakukan lagi. Karena masyarakat menilai, hukuman mati ini memerlukan peninjauan kasus yang benar-benar teliti. Sebab, jika setelah diberlakukannya hukuman ini ternyata didapati kekeliruan, maka yang bersangkutan sudah tidak bisa ditolong lagi. Begitu
3
juga dengan kasus yang menimpa seorang wanita asal Filipina ini, Mary Jane Fiesta Veloso, yang pada tahun 2010 tertangkap karena membawa sejumlah barang haram berupa heroin yang akan diselundupkan ke Indonesia, dan akan menerima hukuman mati pada 2015 ini, ternyata memunculkan kasus baru dalam tinjauan kasusnya. Ia diperkirakan hanya sebagai korban perdagangan manusia dan dipekerjakan sebagai kurir narkoba. Sehingga, hukuman mati yang diberikan kepadanya dinilai melanggar HAM dan tidak sesuai. 1 Dalam pemberitaan online, khususnya pada Tempo.co, kasus eksekusi mati Mary Jane mendapat tanggapan yang cukup banyak dari pembacanya. Tempo.co menyediakan link parameter untuk mengetahui bagaimana tanggapan pembaca dengan kasus eksekusi mati Mary Jane ini. Pembaca dapat memberikan suaranya untuk mendukung atau menolak adanya eksekusi mati. Sampai saat ini terdapat 60,6% pembaca kasus eksekusi mati di Tempo.co yang mendukung atau menyetujui diberlakukannya hukuman mati, karena dianggap dapat mencegah kejahatan. Dengan menggunakan analisis isi kuantitatif, peneliti akan mengetahui kategori pemberitaan mengenai kasus eksekusi mati Mary Jane ini pada Tempo.co yang mampu membentuk opini publik bahwa eksekusi mati harus tetap diberlakukan. Sebagai salah satu portal berita yang cukup diminati oleh khalayak, Tempo.co pasti memiliki agenda media untuk memunculkan sebuah dominasi kategori isu pemberitaan, khususnya pada isu eksekusi mati ini.
1
Todung Mulya Lubis, Kontroversi Hukuman Mati: Perbedaan Pendapat Hakim Konstitusi, (Jakarta: Kompas, 2009), h. 382
4
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah Terkait dengan judul yang diangkat pada penelitian kali ini, yaitu tentang pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso, maka peneliti membatasi penelitian pada pemberitaan yang muncul di Tempo.co. Waktu yang digunakan peneliti mulai dari 6 Maret hingga 26 Mei 2015. Berita yang diteliti sebanyak 111 pemberitaan dengan 649 paragraf. Dengan menggunakan dua kategori besar yaitu kategori isu pemberitaan yang terdiri dari kategori sosial, hukum, dan politik kemudian dibagi menjadi sub-sub kategori dan kategori bentuk pemberitaan yang terdiri dari kategori favorable, unfavorable, dan netral. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang dan permasalahan, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Kategori apa saja yang disampaikan Tempo.co tentang kasus eksekusi mati Mary Jane? 2. Kategori apa yang paling dominan dalam pemberitaan isu eksekusi mati Mary Jane?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Memperhatikan cara penempatan isi serta kategori yang digunakan dalam pemberitaan eksekusi mati Mary Jane di Tempo.co, maka penelitian ini bertujuan untuk:
5
a. Mengetahui kategori apa saja yang disampaikan oleh Tempo.co dalam memberitakan isu eksekusi mati Mary Jane selama bulan Maret hingga Mei 2015. b. Mengetahui kategori berita yang paling dominan dalam pemberitaan isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso oleh Tempo.co. 2. Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia akademis maupun masyarakat pada umumnya dalam memahami persepsi pers terhadap suatu realitas sosial di tengah masyarakat. a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya pengetahuan mengenai teori-teori komunikasi beserta ruang lingkupnya kepada pembaca, khususnya mengenai analisis isi, agenda media, dan pemberitaan melalui media online. Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana pemberitaan dapat dijadikan agenda oleh media yang menerbitkannya. b. Secara praktis, skripsi ini diharapkan dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dalam perkembangan ilmu komunikasi. Media online dewasa ini akan menjadi sebuah media pemberitaan yang massif, khususnya di Indonesia. Banyak hal yang harus terus diteliti oleh civitas akademia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam pemakaian media online sebagai alat pemberitaan.
6
D. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian skripsi ini, peneliti meninjau beberapa tulisan, buku hasil penelitian, maupun skripsi-skripsi yang terdapat di beberapa universitas. 1. Representasi Agenda Media Dalam Surat Kabar Nasional (Sebuah Analisis Isi Isu Lingkungan Dalam Kompas dan Koran Tempo) oleh Diana Patricia Manulong dari Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi, pada tahun 2012. Dalam skripsi ini dijumpai kesamaan dengan skripsi yang peneliti buat, yaitu terletak pada teori yang digunakan, sama-sama menggunakan teori agenda media. Namun, lebih banyak perbedaan yang dijumpai, dari segi isu yang diteliti, media yang digunakan sebagai subjek penelitian, serta unit analisisnya. 2. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Bunda Disayang Allah oleh Bobby Dwi Sanjaya dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, pada tahun 2013. Dalam skripsi ini ditemui kesamaan pada bagian unit analisis datanya, yaitu menggunakan paragraf. Selain itu tidak ditemukan lagi kesamaan dengan skripsi yang peneliti tulis. 3. Pembatalan Vonis Mati Pengedar Narkotika Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 39 PK/ Pid. Sus 2011) oleh Muhammad Syafe’ie dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Perbandingan Mahzab dan Hukum, tahun 2013. Skripsi tersebut juga membahas mengenai eksekusi mati namun dari segi hukumnya, dan berfokus pada pembatalan vonis mati dalam perspektif hukum Islam,
7
sedangkan skripsi yang peneliti buat berfokus pada isi pemberitaan media tentang eksekusi mati, sangat jelas terlihat perbedaannya. 4. Analisis Isi Tentang Sedekah Dalam Teitter Ustadz Yususf Mansur oleh Dicky Rinaldy dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2014. Skripsi tersebut juga menggunakan analasis isi sebagai teknik analisisnya, selai itu tidak ditemukan kesamaan dengan skripsi yang peneliti tulis. 5. Penerapan Hukuman Mati Dalam Hukum Islam dan Korelasinya Dengan NilaiNilai Pancasila oleh Apis Syahril dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Konsentrasi Kepidanaan Islam, tahun 2014. Skripsi tersebut juga membahas mengenai hukuman mati, namun dilihat dalam hukum Islam dan dihubungkan dengan nilai-nilai pancasila, sehingga jelas berbeda dengan sekripsi yang peneliti buat. Dari tinjauan pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian skripsi ini tidak hasil dari penjiplakan atau penelitian ulang skripsi terdahulu. Skripsi ini benar-benar dibuat sesuai dengan kriteria yang berlaku, yaitu dengan melakukan penelitian yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Sehingga jauh dari plagiatisme.
E. Sistematika Penulisan Bab I yang berupa pendahuluan ini membahas mengenai latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan Sistematika Penelitian. Penjelasan mengenai teori agenda media, kerangka konsep, konsep eksekusi mati, narkotika, berita, dan media online akan dijabarkan pada Bab
8
II yang disebut landasan teori. Penjelasan paradigma yang digunakan dalam penelitian, metode analisis isi, banyaknya populasi dan sampel serta uji reliabelitas yang peneliti lakukan terdapat pada Bab III yang disebut metodologi penelitian. Uraian dari hasil perhitungan dan analisis kategori isu pemberitaan dan kategori bentuk pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso di Tempo.co, selama bulan Maret hingga Mei 2015, dijelaskan pada Bab IV yang disebut analisis hasil temuan dan interpretasi penelitian. Pada Bab V, yang menjadi bab terakhir dalam penelitian ini, menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, sebagai kesimpulan jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat, kemudian di tambah dengan saran-saran yang bersifat membangun untuk media yang bersangkutan, yaitu Tempo.co dan rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan berkaitan dengan hasil temuan dalam penelitian.
BAB II KERANGKA TEORI A. Agenda Media Media massa, baik tradisional maupun modern memberikan kita informasi dan membantu manusia dalam memperhatikan lingkungan sekitarnya. Media memberikan berita, informasi, dan peringatan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dikala terancam di tengah fenomena alam sampai di dalam kehidupan sehari-hari. 1 Di sini media massa menempati posisi yang sangat penting. Ia memengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Yu (2009) lebih lanjut mengemukakan media juga mengatur, menyusun dan menginterpretasi hidup manusia. Cerita yang menonjol di media dipercaya lebih penting daripada yang dipulas atau diabaikan. Dengan menonjolkan satu persoalan dan mengesampingkan yang lain, media membentuk citra atau gambaran dunia seperti yang disajikan dalam media massa. Beranjak dari fenomena ini McQuail (2005) mengungkapkan, hanya dengan mengetahui bagaimana media bekerja, maka akan dapat dipahami hubungan pengaruh antara masyarakat dengan media atau sebaliknya. Dari berbagai studi yang pernah dilakukan terhadap pengaruh dalam komunikasi, ditemukan bahwa komunikasi cenderung lebih banyak memengaruhi pengetahuan dan tingkat kesadaran seseorang. 2 Para ahli pada berbagai studi terdahulu mengenai efek media menyimpulkan bahwa “media lebih mengkristalkan
1 Michael Gamble dan Teri Kwal Gamble, Communication Work 8𝑡𝑡ℎ Edition, (New York: McGraw-Hill, 2005), h. 478 2 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), h. 156
9
10
dan meneguhkan ketimbang mengubah”. Mereka menemukan bahwa efek media itu terbatas dan media massa hanya lebih berfungsi untuk memperteguh keyakinan. Model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan yang positif antara penilaian yang diberikan media pada suatu persoalan dengan pengertian khalayak pada persoalan tersebut. Konsep mengenai agenda media ini diambil dari teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw. 3 Ide dasar dari teori ini bahwa media memberikan perhatian yang berbeda pada setiap isu. Dari berbagai isu yang muncul atau mengemuka, ada isu yang diberitakan dengan porsi yang besar, ada yang diberitakan dengan porsi yang kecil. Perbedaan perhatian media terhadap isu ini akan berpengaruh terhadap kognisi (pengetahuan dan citra) suatu peristiwa di mata khalayak. Liputan berita yang diulang-ulang untuk mengangkat pentingnya sebuah isu dalam benak publik merupakan kemampuan media yang berfungsi sebagai penentu agenda. Orang cenderung mengetahui tentang hal-hal yang diberitakan oleh media massa dan menerima susunan prioritas yang diberikan oleh media massa terhadap isu-isu yang berbeda. Menurut Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw, khalayak tidak hanya mempelajari berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari cara media massa memberikan penekanan pada topik tertentu. 4 Berdasarkan teori tersebut, maka diturunkanlah konsep mengenai agenda media. Konsep ini tidak memiliki dimensi dan langsung diturunkan menjadi tiga indikator.
3 Mc Quail, Denis, dan Sven Windahl, Communication Models for the Study of Mass Communication, edisi ke-2, (London: Longman, 1996), h. 127 4 Mc Quail, Denis, dan Sven Windahl, h. 104
11
1. Isu yang diberitakan oleh media. Dengan melihat isu mana yang paling banyak diberitakan oleh media, maka isu tersebutlah yang ingin disorot oleh media. 2. Panjang berita dalam surat kabar. 3. Penempatan isu tersebut dalam halaman surat kabar. Surat kabar yang memberitakan isu eksekusi mati Mary Jane dalam jumlah besar, dengan halaman yang panjang dan ditempatkan pada tempat yang mencolok, mencerminkan agenda yang dibawa oleh media kepada publik. Dengan tiga indikator di atas, agenda media yang dimaksud adalah isu-isu yang mendapat perhatian media dengan frekuensi pemunculan isu yang sering, pemberian kolom yang panjang dan penempatan isu pada halaman depan atau mencolok sehingga mudah diakses oleh khlayaknya. Untuk mendapatkan signifikasi waktu penelitian dimana agenda media ini berdapampak pada publik, maka dibutuhkan penelitian dalam jangka waktu tertentu. Winter dan Eyal (1980) menyatakan bahwa korelasi paling kuat antara agenda media dan agenda publik adalah selama rentang waktu 4 sampai 6 minggu. Akan tetapi terdapat juga bukti bahwa dampak penentuan agenda yang muncul dalam periode waktu yang lebih singkat. Wanta dan Roy (1995) menemukan bahwa dampak penentuan agenda untuk televise lokal muncul setelah enam hari dan lenyap setelah 11 hari. Dampak penetuan agenda untuk surat kabar local muncul setelah delapan hari namun berlangsung lebih lama, dan lenyap setelah 85 hari. Menurut G. E. Lang dan K. Lang (1983), agenda tidak ditentukan oleh media semata, akan tetapi juga dipengaruhi oleh opini publik yang ada sehingga mereka menggunakan istilah pembentukan agenda dibandingkan dengan penentuan
12
agenda. Penelitian mereka menyatkan bahwa proses penempatan isu pada agenda publik membutuhkan waktu melalui beberapa tahap. Selain itu cara media membingkai sebuah isu dan pemilihan kata-kata ynag digunakan untuk menggambarkan isu tertentu memiliki dampak terhadap persepsi khalayak. Pada tahun 1972, teori ini digunakan untuk meriset efek kampanye Presiden di Nort California. 1983, Kurt Lang juga melakukan pengujian yang sama, hasilnya mereka menyimpulkan bahwa pemberitaan media memang menjadi variabel penentu yang memengaruhi apa yang dianggap penting dan dibicarakan publik. W. Littlejohn dan Karren Foss (2005:180) mengutip Rogers dan Dearing. Fungsi Agenda Setting: 5 1. Agenda media itu sendiri harus disusun oleh awak media. 2. Agenda media dalam beberapa hal memengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik atau naluri publik terhadap pentingnya isu, yang nantinya memengaruhi Agenda Kebijakan. 3. Agenda kebijakan adalah apa yang dipikirkan para pembuat kebijakan publik dan privat penting atau pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting oleh publik.
B. Kerangka Konsep Dalam kerangka konsep ini, penulis membagi menjadi dua konsep kategori, yaitu kategori isu pemberitaan sosial, hukum, potik, dan kategori bentuk pemberitaan favorable, unfavorable, dan netral. Pada kategori isu pemberitaan
5
Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Theories of Human Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, 2005) h.180
13
sosial, hukum, dan politik, penulis membuat tiga sub kategori pada setiap kategorinya. 1. Sosial Pada kategori ini yang dimaksud dengan sosial adalah segala sesuatu yang menyangkut dengan kemanusiaan serta menghargai hak orang lain. Sosial juga dapat dikatakan sebagai norma yang bersumber dari kebudayaan sebagai acuan dalam berhubungan dengan antar manusia. Saling tolong menolong dan menjalin komunikasi yang baik dengan sesama juga dapat diartikan sebagai sosial. Dalam kategori sosial, penulis meguraikan kembali kategori ini ke dalam tiga sub kategori, yaitu a.
Keadaan dan riwayat hidup Mary Jane Fiesta Veloso.
b.
Hubungan Mary Jane dengan Keluarga.
c.
Hubungan Mary Jane dengan lingkungan LP.
2. Hukum Pada kategori ini, yang dimaksud dengan hukum yaitu menjelaskan tentang penegakan sebuah peraturan. Dimana peraturan yang dibuat pemerintah ditujukan untuk melindungi masyarakat dan keutuhan negara. Dalam skripsi ini, hukum tentang narkotika yang menjadi sorotan atau muatan utama. Setiap masyarakat pasti memiliki hukum, baik dari masyarakat yang paling primitif hingga di masyarakat yang paling modern sekalipun. Oleh karena itu, hukum memiliki sifat yang universal. Hukum tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat, tetapi memiliki hubungan timbal balik. 6 Namun, sering dianggap oleh masyarakat bahwa hukum adalah sistem yang dibuat oleh pemerintah sebagai pengikat dan sanksi sebagai 6
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Edisi Revisi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2004), hlm. 27.
14
pemaksa untuk menegakkan hukumnya. Sesungguhnya hukum itu sendiri memiliki tujuan untuk menciptakan suatu kedamaian yang didasarkan pada keserasian antara ketertiban dan ketentraman. 7 Seperti apa yang selalu diusahakan oleh Indonesia sebagai negara hukum, penegakan hukum dalam segala bidang menjadi perhatian utama. Dalam skripsi ini, kategori hukum yang digunakan, penulis jabarkan lagi menjadi tiga sub kategori, yaitu a. Upaya penegakan hukum narkotika oleh pemerintah Indonesia. b. Upaya hukum yang dilakukan pihak Mary Jane untuk mendapatkan keringanan hukum. c. Keputusan hukum yang diberikan oleh badan yang berwenang kepada Mary Jane. 3. Politik Pada kategori ini, yang dimaksud dengan politik adalah upaya yang dilakukan demi mencapai tujuan yang diinginkan. Terutama oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan. Pada kasus ini, terjadi aktivitas politik antar dua negara yaitu Indonesia dan Filipina. Dalam skripsi ini, kategori politik yang digunakan, penulis jabarkan lagi menjadi tiga sub kategori, yaitu a. Pelobian yang dilakukan pihak Filipina kepada Indonesia untuk membebaskan warga negaranya. b. Kondisi hubungan bilateral antara Indonesia dan Filipina. c. Keputusan pemerintah Indonesia dalam hal ini Presiden terhadap hukuman yang diberikan kepada Mary Jane.
7
DR. Teguh Prasetyo, S.H., M.Si. dan DR. Abdul Halim Barkatullah, S. Ag., S.H., M. Hum., Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 38-39.
15
4. Favorable Sikap favorable atau positif yang dimaksud dalam kategorisasi ini adalah apabila pernyataan dalam berita yang ditampilkan secara eksplisit atau implisit mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui isu eksekusi matiMary Jane Fiesta Veloso. 5. Unfavorable Sikap unfavorable atau negatif yang dimaksudkan bila pernyataan dalam berita yang ditampilkan secara eksplisit atau impisit tidak mendukung, yaitu dengan mencela, meremahkan, dan menolak isu tentang eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso. 6. Netral Sikap netral yang dimaksud adalah apabila pernyataan dalam berita yang ditampilkan secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak atau netral tentang isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso. 8
C. Media Online Pengertian Media Online Internet adalah suatu sistem komunikasi yang terkait dengan pertahanan keamanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an. Manfaat sistem komunikasi yang berjaringan ini dengan cepat ditangkap oleh peneliti dan pendidik secara umum. 9 Internet kemudian menjadi satu fenomena baru, adanya internet semua
8 Rachmat Kriyantono, S.Sos., M. Si., Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 247. 9 Werner J. Severin & James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan Dalam Media Massa, (Jakarta: Prenada Media Group, 2004), hlm. 457.
16
bentuk aktivitas komunikasi menjadi lebih mudah. Pendistribusian informasi juga semakin mudah dengan adanya bantuan internet. Seiring dengan berkembangnya internet secara cepat, bidang media pun kini menggunakan internet sebagai transportasi pendistribusian berita. Indonesia memiliki banyak media yang dapat diakses melalui internet. Perkembangan media online di Indonesia sendiri semakin pesat dengan banyaknya media online yang dibentuk. Bahkan ada wacana bahwa media online ini lambat laun dipercaya dapat menggeser eksistensi media lainnya, baik cetak maupun elektronik. Sehingga saat ini banyak juga perusahaan media yang mengembangkan diri dengan menambahkan media berbentuk online sebagai armadanya, salah satunya adalah perusahaan media TEMPO dengan membentuk Tempo.co. Adapun perbedaan antara media online dengan media cetak dan elektronik yaitu: pertama, pada media online, berita-berita yang disampaikan jauh lebih cepat, bahkan setiap beberapa menit dapat di up-date. Peristiwa-peristiwa besar yang baru saja terjadi sudah dapat diketahui dengan membaca media online, masyarakat tidak harus menunggu esok hari melalui koran atau pekan depan melalui majalah. Faktor kecepatan inilah yang tidak diperoleh lewat media cetak. Kedua, dalam media online, sangat mudah untuk mengakses berita-berita yang disajikan, tidak hanya dapat dilakukan melalui komputer atau laptop yang dipasang internet, tetapi melalui ponsel atau telepon genggam pun bisa, sehingga sangat mudah dan praktis. Pembaca juga bisa berbagi cerita-cerita penting dari media online itu kepada banyak orang yang tidak bisa dilakukan di media cetak maupun elektronik.
17
Ketiga, pembaca media online dapat memberikan tanggapan atau komentar secara langsung terhadap berita-berita yang disukai atau tidak disukainya dengan mengetik pada kolom komentar yang telah disediakan. Pembaca juga dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Jadi, pembaca tidak perlu menulis surat pembaca yang pemuatannya bisa memakan waktu beberapa hari. 10
D. Berita Sebagai salah satu produk jurnalisme, banyak tokoh yang menemukan definisi mereka tentang berita. Allison Anderson dalam buku Media, Culture,and Environment, mengutip definisi Ericson mengatakan bahwa berita bukanlah hal yang sebenarnya terjadi di dunia, definisi lengkapnya adalah: 11 “News is a product of transaction between journalist and their sources. The primary sources of reality for news is not what displayed or what happens in the real world. The reality of news is embedded in the nature and type of social and cultural relation that develop between journalist and their sources” Suhandang (2004) mengutip definisi dari Dr. Willard G Blayer, berita adalah segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca. Sedangkan Mitchel V Charnley mengatakan bahwa berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa kejadian faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyertakan kepentingan mereka. 12
10
Zaenuddin HM, The Journalist, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) hlm. 7-9. Alison Anderson, Media, Culture And The Environment, (Swiss: Routledge, 2013), h. 45 12 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, (Bandung: Rosdakarya, 1999) h. 2 11
18
Menurut Walter Lippman, berita bukanlah cerminan dari kondisi sosial masyarakat, tetapi laporan atas peristiwa yang terjadi di masyarakat. 13 Senada dengan Lippman, Mitchell V. Charnley juga menyebutkan definisi berita sebagai laporan dari suatu peristiwa dan bukannya peristiwa itu sendiri 14. Untuk menarik perhatian khalayak, berita harus mempunyai nilai berita. Nilai berita merupakan hal-hal yang dapat dijadikan sebuah penentu apakah sebuah berita layak menjadi sebuah berita. Ada beberapa karakteristik atau nilai yang harus dimiliki agar bisa dikategorikan sebagai berita. Beberapa nilai berita (newsworthiness) menurut McQuail (2010) adalah: a. Significance, peristiwa atau permasalahan tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap masyarakat. b. Magnitude, besarnya skala peristiwa yang membuatnya penting diketahui khalayak. c. Prominence, unsur kepopuleran suatu peristiwa maupun tokoh dalam berita. d. Timeliness, sebuah peristiwa dapat disebut berita jika ia bersifat baru. e. Proximity, kedekatan khalayak terhadap peristiwa atau fakta. Kedekatan ini bisa diartikan baik secara jarak maupun psikologis. Berita peradilan dan hukum menjadi penting karena mengandung elemen konflik di dalamnya. Kisah pengedar narkoba menarik karena unsur konflik serta pertimbangan rasa keadilan masyarakat dan individu atau berisi hasrat manusia mencari keadilan itu sangat asasi. Dari kasus-kasus peradilan juga sering muncul perbincangan dan polemik di surat kabar tentang keabsahan produk hukum,
13 DeFleur, M. L. dan Dennis, E, Understanding Mass Communication, (Boston: Houngton Mifflin, 1998), h. 444 14 DeFleur, M. L. dan Dennis, E, Understanding Mass Communication, h. 446
19
penilaian tentang kualifikasi, dedikasi, loyalitas, dan komitmen para penegak hukum. 15 Dilihat dari unsur-unsur yang diangkatnya, berita bisa dibagi menjadi tiga jenis yaitu berita langsung (straight news), berita ringan (softnews) dan berita kisah (feature) (Chaer, 2010). Straight news adalah berita yang disusun untuk menyampaikan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh pembaca. Prinsip penulisannya adalah piramida terbalik. Maksudnya, unsur-unsur yang penting dituliskan pada bagian pembukaan atau teras berita. Kemudian bagian-bagian yang kurang penting diuraikan di bawahnya. Hal tersebut dilakukan karena tujuan dari berita langsung ini adalah untuk menyampaikan berita secara cepat agar bisa diketahui oleh pembacanya. Unsur lain dalam berita langsung adalah keaktualan berita. Jadi isu-isu yang diangkat dalam straight news merupakan peristiwa atau kejadian yang baru terjadi. Ataupun kejadian yang sudah lampau akan tetapi belum pernah diberitakan oleh surat kabar lain, juga bisa ditulis dengan berita langsung. Berita ringan (soft news) merupakan berita yang lebih mementingkan unsur manusia dari peristiwa tersebut. Sehingga apabila suatu peristiwa atau kejadian sudah ditulis sebagai berita langsung, maka kejadian tersebut masih bisa ditulis sebagai berita ringan dengan memasukkan unsur-unsur manusiawi (human interest) di dalamnya. Unsur yang paling ditonjolkan di sini bukan dari peristiwa tersebut akan tetapi unsur yang menarik dan menyentuh perasaan pembacanya. Berita kisah (Feature) merupakan jenis tulisan yang liputanya cenderung lebih luas dan tidak harus mengutamakan kebaruan. Umumnya feature 15
Sedia Willing Barus, Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 43-44
20
berhubungan dengan minat pembaca. Nilai berita pada umumnya yaitu human interest yang mendorong keingintahuan, simpati, skeptisme, atau kekaguman dari pembaca; bisa mengenai topik tertentu, peristiwa, produk, tempat, orang, dan hewan. Selain ketiga jenis berita tersebut ada juga jenis berita lain yang sering ditemui dalam surat kabar, yaitunews analysis dan investigative news. News analysis merupakan jenis tulisan yang tidak hanya sekedar memberikan informasi mengenai siapa, apa, akapan, dan dimana dari suatu berita; namun juga memberikan latar belakang informasi dan opini penulis, interpretasi dan prediksi. Berita analisis ini seringkali terlihat di kolom berita, dan terkadang dapat ditemukan di halaman depan surat kabar. Sedangkan investigative news merupakan jenis tulisan yang isinya ditujukan untuk mengekspos suatu perustuwa tertentu, menggali informasi penting mengenai kepentingan publik dengan metode pengumpulan yang tidak seperti biasa.
E. Eksekusi Mati di Indonesia Dalam pemberlakuan hukum eksekusi mati di Indonesia mendapat penentangan yang cukup kuat dari masyarakat yang merasa bahwa hukuman tersebut melanggar hak hidup seseorang dan mempunyai kelemahan lainnya seperti tidak adanya kesempatan memperbaiki jika ada kekeliruan dalam pemberian hukuman. Untuk itu Mahkamah Konstitusi memberikan penjelasan atas keberatankeberatan yang diajukan, khususnya untuk pemberlakuan eksekusi mati bagi pelaku kejahatan penyalahgunaan narkotika.
21
Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa hampir seluruh dalil yang diajukan untuk menghapus hukuman mati di Indonesia dibangun di atas argumentasi yang bertolak semata-mata dari perspektif hak untuk hidup orang yang dijatuhi hukuman. Terdapat kelemahan yang tidak dapat dielakan dari perspektif yang kontra dengan pemberlakuan hukuman mati ini. Pandangan ini dapat dipahami sebagai pandangan yang menisbikan bahkan menihilkan kualitas sifat jahat pelaku. Padahal kejahatan yang diancam dengan pidana mati itu adalah kejahatan yang menyerang hak untuk hidup dan hak atas kehidupan, yang menjadi dasar pembelaan pada pandangan dihapuskannya hukuman mati tersebut. 16 Para penentang hukuman mati berasumsi bahwa hukuman mati dapat memberikan dampak yang sangat luas, tidak hanya kepada penerima hukuman mati, tetapi juga sampai kepada keluarganya. Mahkamah Konstitusi menilai yang lebih mendapat sorotan harusnya adalah keluarga korban yang hak hidupnya dirampas oleh pelaku kejahatan. Jika melihat pada sisi keadilan, sesungguhnya keadilan akan terbentuk kembali apabila harmoni sosial telah dipulihkan. Harmoni sosial telah rusak saat adanya kejahatan yang diancam dengan hukuman mati tersebut. Untuk itu upaya perbaikannya dilakukan dengan memberikan sanksi pidana. Terdapat juga kekhawatiran terjadinya kekeliruan dalam menjatuhkan hukuman mati kepada tersangka, karena jika hukuman ini telah diberlakukan dan ternyata ada kekeliruan, tidak akan ada lagi pembenaran yang dapat diberlakukan kepada penerima hukuman mati. Namun sangat disayangan, pandangan ini lagi-lagi hanya sebuah kekhawatiran yang menjadi hiper realitas di masyarakat. Karena tidak 16
Todung Mulya Lubis dan Alexander Lay, Kontroversi Hukuman Mati, (Jakarta: Kompas, 2009), h. 344
22
didapati satupun data tentang kekeliruan yang pernah dilakukan dalam pemberlakuan hukuman mati. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam sistem pidana ketidaksempurnaan itu masih selalu ada. Namun dengan penghapusan hukuman mati tidak lantas menjadikan sistem pidana menjadi sempurna. Dengan tetap memberlakukan hukuman mati pada hukum pidana Indonesia, hal ini dianggap merubah filosofi hukum pemidanaan Indonesia yaitu rehabilitas dan reintegrasi sosial pelaku tindak pidana. Mengenai hal ini Mahkamah Konstitusi mengatakan bahwa filosofi hukum pemidanaan adalah bersifat umum, hanya berlaku terhadap kejahatan-kejahatan tertentu dan dalam kualitas tertentu yang memang masih mungkin untuk dilakukan rehabilitasi dan reintegrasi sosial pelakunya. Sehingga penerapan hukuman mati terhadap jenis dan kualitas kejahatan yang sesuai, tidak merubah filosofi pemidanaan Indonesia. Dalam pemberlakuan hukuman mati dinilai sangat lekat dengan hukum balas dendam dan menurut para pendukung penghapusan hukuman mati di Indonesia hal ini tentu tidak sesuai dengan asas hukum seharusnya. Mahkamah Konstitusi menjelaskan jika melihat dari aspek terdakwa dan korban, hukum pidana memang melekat dengan balas dendam, namun kesan demikian akan berkurang atau bahkan hilang jika dilihat dari upaya untuk mengembalikan harmoni sosial yang terganggu dengan adanya kejahatan itu. Termasuk dengan dilegitimasinya hukuan mati untuk kejahatan narkotika. 17 Dilihat dari hukum Islam, hukuman mati tidak begitu sejalan dengan hukum Islam. Sebab kejahatan narkotika dalam hukum Islam digolongkan dalam minuman keras atau khamr yang terkena hukum had saja. Khamr adalah minuman keras, 17
Todung Mulya Lubis dan Alexander Lay, Kontroversi Hukuman Mati, (Jakarta: Kompas, 2009), hal. 344-348
23
bahan yang mengandung alkohol yang bila diminum atau dikonsumsi akan memabukan. 18 Selain berupa minuman, bahan-bahan yang dapat menghilangkan akal, seperti ganja, narkotika, dan berbagai jenisnya juga diharamkan. Rumus pengharaman ini mengacu pada hadits Riwayat Imam Suyuthi bahwa setiap sesuatu yang memabukan disebut khamr, dan setiap khamr hukumnya haram, baik sedikit ataupun banyak, baik konsumennya sampai mabuk ataupun tidak. 19 Pelaku yang terkena hukuman tidak hanya pengguna, tetapi juga produsen, distributor, pembawa, pengirim, penuang, penjual, pembayar, pemesan, dan pemakan hasil. Kejahatan ini dapat juga ditarik menjadi hukuman takzir, jika pemerintah dalam hal ini menganggap pelaku sangat berbahaya, misalnya selalu mengulang kejahatannya, dan kejahatannya membahayakan banyak orang, maka dapat dikenakan hukuman takzir. Hukuman maksimalnya menurut sebagaian ulama Hanafiyah boleh sampai hukum mati. 20 Penyalahgunaan narkoba adalah salah satu kejahatan yang sangat berbahaya dan merugikan banyak pihak, tidak hanya pelaku tetapi juga orang lain. 21 Jadi mengingat bahayanya yang sangat besar dan sangat merugikan, bisa saja pelaku (produsen, pengedar, penjual) dan sebagainya dikenakan hukum maksimal, termasuk hukuman mati sesuai dengan hukum positif dan hukum Islam.
18
Yusuf Al-Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, (Surabaya: Bina Ilmu, tahun), hal.
91 19
Al Imam Jalaludin Abdirrahman bin Abibakar al-Suyuthi, al-jamiush Shagir, juz 2, h. 94, dalam Eksekusi Hukuman Mati di Indonesia (Tinjauan Hukum Pidana Islam), oleh Nurwahidah, hal. 10 20 Nurwahidah, Eksekusi Hukuman Mati Di Indonesia (Tinjauan Hukum Pidana Islam), Jurnal.iain-antasari.ac.id>syariah>article, h. 10 21 Sfyan S. Willis, Problema Remaja dan Pemecahannya, (Bandung: Angkasa, 1990), hal. 60
24
F. Narkotika Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakannya dengan cara memasukan obat tersebut ke dalam tubuhnya, pengaruhnya berupa biusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan, semangat, dan halusinasi. Narkotika memiliki daya adiksi yang sangat kuat, sehingga menyebabkan pemakai narkotika tidak dapat lepas dari pemakaiannya. Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan dalam tiga golongan, yaitu narkotika alami, semisintesis, dan narkotika sintesis. Narkotika alami merupakan narkotika yang zat aditifnya diambil dari tumbuh-tumbuhan, misalnya ganja. Indonesia merupakan daerah subur untuk tanaman ganja. Cara penyalahgunaan ganja ini dengan dikeringkan dan dicampur dengan tembakau rokok lalu dibakar serta dihisap. Narkotika semisintesis adalah narkotika alami yang diolah dan diambil zat aktifnya agar memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga bisa dimanfaatkan untuk dunia kedokteran untuk menghilangkan rasa sakit atau pembiusan pada suatu operasi. Kodein, dipakai untuk penghilang batuk. Heroin, tidak dapat dipakai di dunia kedokteran karna daya adiktifnya sangat besar manfaatnya dalam medis belum ditemukan. Dalam perdagangan gelap, heroin diberi nama putaw. Bentuknya seperti tepung. Zat inilah yang dibawa oleh Mary Jane dari Filipina seberat 2,6 kilogram untuk diselundupkan ke Indonesia, hingga akhirnya ia dikenakan hukuman mati. Narkotika jenis sintesis adalah narkotika palsu dibuat dari bahan kimia. Narkotika ini digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita ketergantungan narkoba. 22 22
Joyo Nur Suryanto Gono, Narkoba: Penyalahgunaan dan Pencegahanny, dalam ejournal.undip.ac.id, diakses pada 9 September 2015 pukul 11:13 WIB.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Menurut Earl Babbie, paradigma merupakan model atau skema fundamental yang mengorganisir pandangan kita tentang suatu hal, walaupun paradigma tidak secara tepat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penting. Secara umum, paradigma didefinisikan sebagai suatu keseluruhan sistem berpikir (a whole system of thinking) 1. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis, karena dilaksanakan dengan berpedoman pada konsep yang sudah ada sebelumnya. Auguste Comte, bapak positivistik menyatakan untuk pertama kalinya bahwa ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap suatu hal atau fenomena yang dapat diamati secara nyata. Lebih lanjut ia juga menekankan tentang pentingnya data dan fenomena empiris baik langsung maupun tidak langsung, sebagai sumber utama dan satu-satunya dalam merumuskan pengetahuan, yang disebutnya sebagai positive knowledge. 2 Definisi dari paradigma positivis adalah metode yang terorganisir untuk mengombinasikan logika berpikir secara deduktif dan pengamatan dari pelaku individu untuk menemukan hubungan sebab akibat yang biasa dipergunakan untuk memprediksi pola umum dari suatu gejala. 3 Secara metodologis, paradigma positivis menyatakan pertanyaan penelitian dan hipotesis di awal penelitian, untuk
1
W. Lawrence Neuman, Sosial research method, (Wisconsin: Pearson Education Inc, 2003), h. 70 2 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 31 3 W. Lawrence Neuman, Sosial Research Method, h. 70
25
26
kemudian diuji secara empiris. Paradigma positivis memandang realitas sebagai sesuatu yang ada di luar sana dan diatur oleh mekanisme alamiah. Kepentingan utama dari penelitian dengan paradigma positivis adalah untuk menemukan kebenaran universal dengan membuktikan konsep-konsep atau variabel tertentu. Pandangan positivisme ini begitu kuat mengklaim bahwa ilmu adalah ilmu pengetahuan yang nyata dan positivistik, sehingga ilmu pengetahuan yang tidak positivistik bukanlah ilmu. Tradisi positivisme ini kemudian melahirkan pendekatan-pendekatan paradigma kuantitatif dalam penelitian sosial dimana objek penelitian memiliki keberaturan yang naturalistik, empiris, dan behavioral, di mana semua objek penelitian harus dapat direduksi menjadi fakta yang dapat diamati, tidak terlalu mementingkan fakta sebagai makna namun mementingkan fenomena yang tampak, serta serba bebas nilai atau objektif dengan menentang sikap-sikap subjektif. 4 Dalam paradigma penelitian riset kuntitatif (positivism/klasik) ada empat landasan falsafahnya, yaitu ontologis, epistimologis, aksiologis, dan metodologis. Penjelasan dari falsafah tersebut antara lain: a. Ontologis Ada realitas yang nyata yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal; walaupun kebenaran pengetahuan tentang itu mungkin hanya bisa diperoleh secara probabilistik. Riset tersebut bersifat di luar dunia subjektif penelitian. Penelitian tersebut dapat diukur dengan standar tertentu, digeneralisasikanan dan bebas dari konteks waktu.
4
Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 32
27
b. Epistimologis Ada realitas objektif, sebagai suatu realitas yang eksternal di luar diri peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak dengan objek penelitian. Dan riset ini jangan ada penilaian yang subjektif atau bias pribadi. c. Axiologis Nilai, etika, dan pilihan moral harus berada di luar proses penelitian. Peneliti berperan sebagai disinterested scientist. Tujuan penelitian antara lain eksplanasi, prediksi dan kontrol realitas sosial. d. Metodologis Pengujian hipotesis dalam struktur hypothetico-deduvtive method; yaitu melalui laboratorium eksperimen atau survey eksplanatif. Dengan analisis kuantitatif. 5
B. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang berorientasi pada hasil yang bersifat pasti dan jelas. Alur berpikir yang mendasari penelitian dengan pendekatan ini adalah deduktif, yang berarti penelitian didasarkan pada teori atau konsep tertentu yang akan dibuktikan atau untuk menjawab permasalahan. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikananan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih
5
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis, Riset Kmunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 51-52
28
mementingkan aspek keluasan data atau hasil riset dianggap merupakan hasil representasi dari seluruh populasi. 6 Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu kejadian. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan agar dapat mengetahui kuantitas ketertarikan media pada isu eksekusi mati.
C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh keterangan. 7 Subjek penelitiannya adalah media pemberitaan online Tempo.co, sedangkan objek penelitiannya adalah seluruh pemberitaan yang memuat isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso dari bulan Maret hingga Mei 2015.
D. Jenis Penelitian Sifat penelitian ini berdasarkan tujuannya adalah penelitian deskriptif karena tujuan penelitian adalah memberikan gambaran lengkap mengenai setting sosial dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana isu eksekusi mati ditampilkan dalam surat kabar online nasional. Penelitian deskriptif ini akan menentukan dan melaporkan keadaan yang sekarang sedang terjadi. Jenis penelitian deskriptif juga membantu memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan dengan sejelas mungkin. 8 Dalam penelitian ini data yang bersifat kuantitatif dengan teknik analisi isi akan diinterpretasikan hasil pengkodingannya.
6
Rachmat Kriyanto, Teknis Praktis Riset Komunikasi, h. 55 Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1968), h. 92. 8 Rony Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM, 2003), h. 105 7
29
E. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode analisis isi. Analisis isi adalah metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen. Analisis isi merupakan salah satu metode utama dari ilmu komunikasi. Penelitian yang mempelajari isi media menggunakan analisis isi. Lewat analisis isi, peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan, dan perkembangan dari suatu isi. Analisis isi kuantitatif harus dibedakan dengan jenis-jenis analisis isi lainnya. Analisis isi kuantitatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan analisis teks lainnya. Secara umum, analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengindentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak, dan dilakukan secara objektif, valid, reliable, dan dapat dereplikasi. 9 Maka teknik analisis untuk pengukuran yang digunakan yaitu berdasarkan pendekatan kuantitatif dilihat dari frekuensi absolut akan jumlah dan presentasi kejadian variabel yang akan ditampilkan dalam angka. Dalam penelitian ini beritaberita eksekusi mati Mary Jane yang sudah dipilih secara manual dari sampel surat kabar online akan dianalisis dan dikoding sesuai dengan indikator-indikator yang telah dibuat sebelumnya. Studi analisis isi mengindentifikasikan dan menghitung kata-kata kunci, istilah dan tema pesan, ukura dari kolom berita secara detil dan lengkap. Analisis isi adalah teknik-teknik pennelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan shahih data dengan memperlihatkan konteksnya. Metode ini populer
9
Eriyanto, Analisis Isi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 11-15
30
untuk digunakan dalam penelitian media massa karena metode ini merupakan cara paling efisien untuk menginvestigasi konten media. 10
F. Sumber Data a. Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Data primer dalam penelitian ini berupa kumpulan berita mengenai eksekusi mati Mary Jane yang didapat dari portal berita Tempo.co selama bulan Maret hingga Mei 2015 sebanyak 111 judul pemberitaan dan 649 paragraf. b. Sekunder Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Data sekunder ini diperoleh buku-buku, jurnal, dan situs-situs internet yang berkaitan dengan isu pemberitaan yang menjadi objek penelitian.
G. Tahapan Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan objek, tujuan dan masalah yang akan diteliti, penelitian ini mempunyai teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Dokumentasi Peneliti akan melakukan dokumentasi dalam mendapatkan data untuk penelitian ini. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan
10
Wimmer&Dominick, Mass Media Research, (Thomson, Wadsworth,2006), h. 237
31
data dari sumber noninsani yang terdiri dari berita terkait kasus eksekusi mati Mary Jane Viesta Feloso di media online www.tempo.co.id. Peneliti akan menganalisis dokumen tersebut secara sistematik bentuk-bentuk komunikasi yang dituangkan dalam bentuk dokumen secara objektif. b. Studi Kepustakaan Peneliti melakukan studi kepustakaan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan jurnalistik, analisis isi, komunikasi, dan media massa serta hasil-hasil dari penelitian sebelumnya yang juga menggunakan analisis isi. c. Pengolahan Data Pada tahapan pengolahan data, peneliti menampilkan isu eksekusi mati Mary Jane berdasarkan kategorisasi secara sistematik yang terdiri dari kategori isu pemberitaan sosial, hukum, dan politik, serta kategori bentuk pemberitaan Favorable, Unfavorable, dan Netral melalui penilaian juri. Data yang telah dinilai oleh juri akan diamati dan dianalisis, dihitung lalu diberikan nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing dan termasuk mengetahui koefisien reliabelitas setiap juri, yaitu antara juri 1 dan 2, 1 dan 3, juri 2 dan 3. 11 Untuk mempermudah juri dalam menganalisis berita eksekusi mati Mary Jane dari portal berita Tempo.co maka peneliti membuat tabel berdasarkan kategorisasi secara sistematik yang di dalamnya mengandung muatan isu pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso. Pemberitaan isu eksekusi mati ini memuat tentang kehidupan sosial Mary 11
Dicky Rinaldy, Analisis Isi Tentang Sedekah Dalam Twitter Ustadz Yusuf Mansur, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 38
32
Jane sebagai terdakwa yang dijatuhi hukuman mati, serta upaya hukum yang dilakukan baik oleh badan hukum Indonesia maupun dari pihak Mary Jane yang menginginkan keringanan hukuman, ada juga unsur politik yang dilakukan oleh petinggi negara terdakwa, yang melakukan perlobian kepada presiden Indonesia demi mengharap adanya kebijakan untuk memberikan grasi kepada warga negaranya yang mendapatkan hukuman mati tersebut. Juga melihat adanya bentuk dukungan dalam menegakan hukum eksekusi mati, serta serangkaian penolakan terhadapnya, termasuk juga sikap netral terhadap hukuman yang dalam pelaksanaannya harus mengakhiri hidup orang yang mendapat hukuman. 2. Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan menggunakan konsep analisis isi. Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksud untuk menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu. Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, atau menguji hubungan di antara veriabel. Dengan menggunakan analisis isi ini, peneliti akan menggunakan lembar koding dalam menganalisis data, data yang berupa pemberitaan mengenai eksekusi mati Mary jane di Tempo.co akan terlebih dahulu dikategorisasikan. Peneliti juga akan melakukan pemilihan coder yang dinilai memiliki kredibilitas untuk membaca dan menilai isi berita sehingga dapat menguji reliabelitasnya. Setelah reliabelitas memenuhi syarat, maka peneliti mengkode semua isi berita ke dalam lembar coding untuk kemudian dilakukan penghitungan dengan menggunakan formula yang tersedia. 12
12
Burhan Bungin, Metode penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 56
33
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, akan membantu peneliti untuk mengetahui kategori apa yang paling dominan dalam isu pemberitaan tersebut. Dalam analisis isi, alat ukur yang digunakan adalah lembar coding. Peneliti harus memastikan bahwa lembar coding yang akan dipakai adalah alat ukur yang terpercaya. Tentu saja, sebagai alat ukur, lembar coding ini tidak dapat sempurna seperti penggaris. Selalu ada perbedaan antara satu orang dengan orang lain ketika menilai suatu isu di media. Analisis isi memberikan panduan toleransi berapa besar perbedaan yang dapat diterima. 13 Reliabelitas sangat penting dalam analisis isi. Seperti dikatakan oleh Kaplan dan Goldsen sebagai berikut: “Pentingnya reliabelitas terletak pada jaminan yang diberikannya bahwa data yang diperoleh independen dari peristiwa, instrument atau orang yang mengukurnya. Data yang reliabel menurut definisi adalah data yang tetap konstan dalam seluruh variasi pengukuran.” Reliabelitas menilai sejauh mana alat ukur dan data yang dihasilkannya menggambarkan variasi yang ada dalam gejala yang sebenarnya. Alat ukur yang reliabel seharusnya melahirkan hasil yang sama dari serangkaian gejala yang sama, tanpa tergantung kepada keadaan. 14 Reliabelitas berbeda dengan validitas. Reliabelitas melihat pada apakah alat ukur dapat dipercaya menghasilkan temuan yang sama, ketika dilakukan oleh orang yang berbeda. Sementara validitas berbicara mengenai apakah alata ukur benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Reliabelitas mempunyai keterkaitan dengan validitas. Suatu alat ukur dapat valid, tetapi bisa jadi tidak
13
Burhan Bungin, Metode penelitian Kuantitatif, h. 281 Klaus Krippendorff, Content Analysis: An Introduction To Its Methodology, (SAGE Publication, 2012), h. 212 14
34
reliabel. Keandalan tidak menjamin validitas dari suatu alat ukur. Reliabelitas merupakan syarat kondisi yang diperlukan bagi validitas. Reliabelitas menetapkan batas-batas validitas dari suatu alat ukur. Suatu alat ukur bisa jadi tidak valid, tetapi tidak boleh tidak reliabel. Karena alat ukur yang tidak reliabel merupakan indikasi bahwa alat ukur tersebut juga tidak valid. 15 Peneliti menggunakan rumus Hostly yang menjadi salah satu acuan dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien reliabelitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai keputusan antar juri yaitu sebagai berikut:
Koefisien Reliabelitas=
2𝑀𝑀
𝑁𝑁1+𝑁𝑁2
2M
= Nomor keputusan yang sama antar juri
N1+N2
= Jumlah Item yang dibuat oleh tim juri
M
= Kesepakatan antar juri
N
= Jumlah yang diteliti
Komposit Reliabelitas
N = Jumlah juri
15
𝑁𝑁(𝑋𝑋 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗) 1 + (𝑁𝑁 − 1)(𝑋𝑋 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗)
Burhan Bungin, h.282
35
X = Rata-rata koefisien reliabelitas antar juri 16 Setelah itu untuk menghitung frekuensi masing-masing kategori menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑃 =
𝐹𝐹 × 100% 𝑁𝑁
P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Populasi Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian tentang pemberitaan eksekusi mati Mary Jane pada Tempo.co dan waktu penelitian dimulai dari bulan Maret-Mei 2015. Peneliti mengambil pada kurun waktu ini karena pemberitaan mengenai eksekusi mati Mary Jane mulai diberitakan pada awal bulan Maret hingga bulan Mei 2015. Teknis Penulisan Untuk keperluan skripsi, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta, Ceqda, 2007).
16
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset komunikasi, (Jakarta: Perdana Media Group, 2010), h. 235
36
H. Analisis Isi 1. Definisi Analisis Isi Analisis isi adalah penelitian yang bersifat pembahasan secara mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisi isi atau makna pesan komunikasi berdasarkan data-data yang tersedia untuk dibuat kesimpulannya. Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik dan relevan, secara sosiologis, uraian, dan analisisnya dapat menggunakan tata cara pengukuran kualitatif dan kuantitatif ataupun kedua-duanya. 17 Barelson dalam Soejono Adburahman mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis, dan kuantitatif tentang manifestasi komunikasi. Weber menyatakan bahwa kajian ini adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang shahih dari sebuah buku atau dokumen. Holsti memberikan definisi yang agak lain dan menyatakan bahwa kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis. 18 Menurut Budd (1967), analisis isi adalah sebuah teknik sistematis untuk menganalisis pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. 19
17
Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Terbuka, 2001), h. 32. 18 Soejono Abdurrahman, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta Ringka Cipta, 2005), h. 13-14. 19 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset komunikasi, (Jakarta: Perdana Media Group, 2010), h. 232
37
Berelson (1952) mendefinisikan analisis isi sebagai suatu teknik penelitian yang objektif, sistematik, dan menggambarkan secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu komunikasi. Sedangkan definisi Kerlinger (1986) analisis isi yaitu analisis komunikasi secara sistematis, objektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur variable. 20 Penggunaan analisis isi dilakukan jika ingin memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat juga digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, iklan dan sebagainya. 21 Dalam hal teknik penyajian data, analisis isi terbagi menjadi dua, yaitu analisis isi kuantitatif dan analisis isi kualitatif. Analisis isi kuantitatif secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi. Analisis isi kuantitatif ini ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi. 22 Prinsip analisis isi berdasarkan definisi di atas: a. Prinsisp Sistematik Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Peneliti tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan
20
Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: ANDI, 2004), hl. 164 dan 171. 21 Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, h. 68 22 Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 15.
38
perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset. b. Prinsip Objektif Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya. Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risetnya beda. c. Prinsip Kuantitatif Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif. d. Prinsip Isi yang Nyata Hal yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna yang dirasakan peneliti. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja. Namun, semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak. 23 2. Tahapan dan Kegunaan Analisis Isi a. Tahapan Analisis Isi Menurut Eriyanto, ada beberapa tahapan dalam analisi isi, yaitu: 24
23
i.
Merumuskan tujuan analisis
ii.
Konseptualisasi dan operasionalisasi
iii.
Lembar koding (coding sheet)
iv.
Populasi dan sampel
Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset komunikasi, h. 233 Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu sosial Lainnya, h. 32. 24
39
v.
Pelatihan koder dan pengujian validitas reliabelitas
vi.
Proses koding
vii.
Penghitungan reliabelitas final
viii.
Input data dan analisis
b. Kegunaan Analisis Isi Kegunaan analisis isi terdapat tiga aspek. Pertama, analisis isi ditempatkan sebagai metode utama. Kedua, analisis isi dipakai sebagai salah satu metode saja dalam penelitian. Ketiga, analisis isi dipakai sebagai bahan pembanding untuk menguji kesahihan dari kesimpulan yang telah didapat dari metode lain. 25
I. Populasi Penelitian Dalam metode penelitian, kata populasi sangat popular. Digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa menusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. 26 Dalam penelitian ini, penulis mengambil seluruh populasi sebagai sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan berita yang terkait mengenai kasus eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso yang diberitakan oleh porta berita Tempo.co sejak bulan Maret hingga Mei 2015 dengan jumlah berita 111 judul pemberitaan.
25 EriyantoAnalisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan IlmuIlmu sosial Lainnya, h. 32. 26 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h.99
40
J. Uji Reliabelitas Untuk memeperoleh reliabelitas dan validitas kategori isu dalam konten pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso diadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dan orang yang dipandang kredibel dan mampu memberikan penelitian secara objektif. Hasil dari kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reliabelitas. Kategori yang terdapat pada pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso di Tempo.co adalah kategori isu pemberitaan dan kategori bentuk pemberitaan. Untuk kategori isu pemberitaan, terdapat kategori sosial, hukum, dan politik, dengan masing-masing memiliki tiga sub kategori. Sedangkan untuk kategori bentuk pemberitaan, terdapat kategori favorable, unfavorable, dan netral. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini. Tabel 1 Kategori Isu Pemeberitaan Eksekusi Mati Mary Jane di Tempo.co Kategori Isu No Sub Kategori Isu Pemberitaan I. Keadaan dan riwayat hidup Mary Jane. II. Hubungan Mary Jane dengan 1. Sosial keluarga. III. Hubungan Mary Jane dengan lingkungan LP I. Penegakkan hukum narkotika oleh pemerintah Indonesia. 2. Hukum II. Upaya hukum oleh pihak Mary Jane. III. Keputusan hukum yang diberikan kepada Mary Jane. I. Perlobian oleh pihak Filipina kepada Indonesia. II. Hubungan bilateral antara Indonesia 3. Politik dan Filipina. III. Keputusan Presiden Indonesia terhadap hukuman untuk Mary Jane.
41
Tabel 2 Kategori Bentuk Pemberitaan Eksekusi Mati Mary Jane Fiesta Veloso di Tempo.co Kategori Bentuk Pemberitaan No 1.
Favorable
2.
Unfavorable
3.
Netral
Pada penelitian selama 3 bulan, portal berita Tempo.co telah memberitakan isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso sebanyak 111 berita dan 649 paragraf. Ada 100 paragraf dan 35 berita yang dimasukan ke dalam lembar koding untuk diujikan kepada para juri atau koder. Berikut ini adalah tabel dari hasil kesepakatan antar juri pada isu pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso di Tempo.co. Tabel 3 Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Sosial, Hukum, Politik, Favorable, Unfavorable, dan Netral Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai Juri ke 1 dan 2
100
89
11
0.89
Juri ke 1 dan 3
100
89
11
0.89
Juri ke 2 dan 3
100
85
15
0.85
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
3(0,88) = 0,95 1 + (3 − 1)(0,88)
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar 0,89 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,89 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar
42
kedua juri). Dan kesepakatan antar juri 2 dan 3 sebesar 0,85 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap tiga juri atas kategori-kategori tersebut, kategori sosial, hukum, politik, favorable, unfavorable, dan netral dapat dianggap reliabel sebagai sebuah kategori penelitian. Tabel 4 Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Sosial Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai Juri ke 1 dan 2
22
18
4
0,82
Juri ke 1 dan 3
22
20
2
0,91
Juri ke 2 dan 3
22
20
2
0,91
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
3(0,88) = 0,95 1 + (3 − 1)(0,88)
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar 0,82 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,91 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar juri 2 dan 3 sebesar 0,91 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori
43
yang dibuat yaitu sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap tiga juri atas kategori tersebut, kategori sosial, dapat dianggap reliabel sebagai sebuah kategori penelitian. Tabel 5 Koefisien Reliabelitas kesepakatan Kategori Hukum Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai Juri ke 1 dan 2
33
30
3
0,90
Juri ke 1 dan 3
33
26
7
0,78
Juri ke 2 dan 3
33
25
8
0,75
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
3(0,81) = 0,93 1 + (3 − 1)(0,81)
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar 0,90 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,78 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar juri 2 dan 3 sebesar 0,75 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua juri). Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu sebesar 0,93. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap tiga juri atas kategori, kategori hukum, dapat dianggap reliabel sebagai sebuah kategori penelitian.
44
Tabel 6 Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Politik Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan
Nilai
Juri ke 1 dan 2
11
10
1
0,90
Juri ke 1 dan 3
11
9
2
0,82
Juri ke 2 dan 3
11
9
2
0,82
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
3(0,85) = 0,94 1 + (3 − 1)(0,85)
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar 0,90 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,82 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar juri 2 dan 3 sebesar 0,82 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu sebesar 0,94. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap tiga juri atas kategori tersebut, kategori politik, dapat dianggap reliabel sebagai sebuah kategori penelitian. Tabel 7 Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Favorable Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai Juri ke 1 dan 2
5
3
2
0,60
Juri ke 1 dan 3
5
5
0
1
45
Juru ke 2 dan 3
5
4
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
1
0,80
3(0,8) = 0,92 1 + (3 − 1)(0,8)
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar 0,60 (hal ini menunjukan kesepakatan yang cukup baik antar kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 1 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar juri 2 dan 3 sebesar 0,80 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu sebesar 0,92. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap tiga juri atas kategori tersebut, kategori favorable, dapat dianggap reliabel sebagai sebuah kategori penelitian. Tabel 8 Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Unfavorable Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai Juri ke 1 dan 2
17
15
2
0,88
Juri ke 1 dan 3
17
14
3
0,82
Juri ke 2 dan 3
17
15
2
0,88
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
3(0,86) = 0,95 1 + (3 − 1)(0,86)
46
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar 0,88 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,82 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar juri 2 dan 3 sebesar 0,88 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap tiga juri atas kategori-kategori tersebut, kategori social, hukum, politik, favorable, unfavorable, dan netral dapat dianggap reliabel sebagai sebuah kategori penelitian. Tabel 9 Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Netral Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan
Nilai
Juri ke 1 dan 2
12
11
1
0,92
Juri ke 1 dan 3
12
10
2
0,83
Juri ke 2 dan 3
12
10
2
0,83
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
3(0,86) = 0,95 1 + (3 − 1)(0,86)
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar 0,92 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,83 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar
47
kedua juri). Dan kesepakatan antar juri 2 dan 3 sebesar 0,83 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri). Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap tiga juri atas kategori-kategori tersebut, kategori sosial, hukum, politik, favorable, unfavorable, dan netral dapat dianggap reliabel sebagai sebuah kategori penelitian.
BAB IV ANALISIS A. Gambaran Umum Tempo.Co 1. Sejarah dan Perkembangan Tempo.co Tempo merupakan media yang terbentuk dari penyatuan media-media yang didirikan oleh sekumpulan anak muda pada tahun 1969. Dinamakan Tempo karena menurut Goenawan (Pemimpin Redaksi pada saat itu) kata tersebut mudah diucapkan, juga sesuai dengan sifat medianya yang terbit secara berkala, yang jarak terbitnya longgar, yaitu mingguan. Edisi perdana majalah Tempo terbit pada 6 Maret 1971. Pada tahun 1982, pertama kalinya Tempo dibredel karena dinilai terlalu keras mengkritik rezim Orde Baru, dengan Golkar yang saat itu menjadi kendaraan politiknya. Setelah melakukan perjanjian dengan pemerintah masa itu, Tempo akhirnya terbit kembali. Namun Tempo semakin mempertajam daya kritiknya, sehingga pada 1994 untuk kedua kalinya Tempo dibredel kembali oleh pemerintah. Selepas lengsernya rezim Orde Baru, maka para penggerak Tempo memutuskan untuk terbit kembali, yaitu pada 12 Oktober 1998. Sejalan dengan perkembangan dan kebebasan yang diterima oleh pers selepas rezim Orde Baru, Tempo juga mengembangkan diri dengan membangun media berita lain seperti Majalah Tempo Edisi Bahasa Inggris, Travelounge (2009), Koran harian Tempo, Tempo Interaktif yang kemudian dinamakan Tempo.co dan Televisi yang bekerjasama dengan kantor berita radio KBR8H. Pada awal berdirinya, portal berita ini bernama Tempo Interaktif. Portal berita ini merupakan pionir dari portal berita lainnya. Sejak 1995 hadir menjawab
48
49
kebutuhan dan mampu menyajikan informasi yang “enak dibaca dan bisa dipercaya”. Dalam perjalanannya portal Tempo Interaktif mengalami banyak pembenahan. Pada 2008, Tempo Interaktif tampil dengan wajah baru dan sajian berita yang berkualitas. Sepanjang tahun 2009 dan 2010, Tempo Interaktif telah berkembang lebih jauh, dari sisi jumlah berita yang disajikan, misalnya, saat ini rata-rata jumlah beritanya mencapai 300 berita. Jumlah pengunjungpun meningkat pesat. Catatan Google Analytics menyebutkan bahwa sepanjang 2010 terjadi peningkatan jumlah pengunjung Tempo Interaktif sebesar 190 persen, yaitu dari rata-rata 1 juta pengunjung naik menjadi 3,5 juta pengunjung per bulan. Sementara itu, jumlah halaman yang dibuka oleh satu pengunjung juga mengalami peningkatan menjadi 11 juta halaman perbulan. Pendapatan iklan Tempo Interaktif pun ikut mengalami peningkatan, yaitu pada 2010 mencapai 26%. Seiring dengan meningkatnya tren akses mobile, Tempo Interaktif kini juga telah mengembangkan aplikasi yang bisa diakses via telepon seluler, Blackberry, iPhone, iPad, dan tabelt Android. Jumlah pengakses Tempo Interaktif via mobile meningkat lebih dari 500 persen, Tempo Interaktif juga mengembangkan aplikasi iPad dan android untuk majalah-majalah Group Tempo, seperti Tempo, Tempo Edisi Bahasa Inggris, dan produk Tempo lainnya. Pada akhir 2011, manajemen TEMPO setuju untuk mengubah nama portal Tempo Interaktif menjadi TEMPO.CO. Langkah perubahan ini merupakan bagian dari upaya TEMPO meningkatkan kualitas dan menyempurnakan sajian produk. Lebih dari itu, perubahan ini juga mengindikasi langkah serius TEMPO untuk mengembangkan sebuah produk media yang mampu mencerdaskan pembacanya.
50
Pengubahan nama portal menjadi TEMPO.CO ini, sekaligus menandai bahwa TEMPO MEDIA memulai langkah untuk mengembangkan apa yang disebut sebagai konvergensi media. Memadukan semua untuk media. Merespon tren digital yang berkembang, Tempo Media Group sangat peduli untuk mengembagkan beberapa aplikasi digital. Diantaranya aplikasi digital untuk platform iOS dan Android untuk hampir semua produk cetak Tempo. Tempo Media Group juga sangat serius menanamkan investasi untuk penambahan dan pengembangan infrastruktur server, peningkatan kapasitas bandwidth dan pengembangan situs Tempo.co. Hasilnya mengagumkan, sejak diluncurkan pada akhir 2011, situs berita Tempo.co yang menyuguhkan 250 berita setiap hari mengalami peningkatan jumlah pengunjung. Sampai dengan Oktober 2012, jumlah pengunjung mencapai 10,7 juta orang/bulan. Bandingkan dengan September 2012 yang pengunjungnya masih 9,2 juta orang/bulan. Hal yang sama juga ditunjukan oleh peningkatan jumlah halaman (page per view) yang dikunjungi, dari 48,4 juta halaman pada September 2011 menjadi 51 juta halaman pada Oktober 2012. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan penayangan konten yang membuat pengakses Tempo.co memiliki pilihan. Tidak hanya dapat menikmati informasi terkini khas Tempo melalui kanal-kanal berita pilihan, seperti Bisnis, Olahraga, Otomotif, Gaya, Seleb, Travel, tetapi juga suguhan infografik yang menarik serta tampilan audio dan video yang memikat. Tempo.co dan produkproduk digital Tempo telah satu tahap di depan untuk terus tumbuh ditahun-tahun mendatang.
51
Tempo.co menjadi trendsetter berita online sejak diluncurkan 23 November 2011 menggantikan situs berita Tempo Interaktif. Setiap bulan jumlah pengunjungnya terus meningkat. Rata-rata setiap bulan situs ini dikunjungi oleh 11 juta orang. Begitu pula dengan peningkatan jumlah halaman yang rata-rata dikunjungi sekitar 55 juta per bulan. Peningkatan itu terjadi berkat inovasi konten yang terus dilakukan, diantaranya dengan menambahkan tampilan audio dan video dan disajikan infografik yang memikat. 1 2. Visi dan Misi Tempo.co a. Visi Tempo.co Media massa Tempo mengembangkan diri dengan memperluas jaringan informasinya menggunakan media digital dan akses online dengan nama Tempo.co mempiliki visi sebagai berikut. Tempo menjadi acuan dalam usaha meningkatkan kebebasan publik untuk berpikir dan berpendapat serta membangun peradaban yang menghargai kecerdasan dan perbedaan. b. Misi Tempo.co i. Memenuhi hak informasi publik melalui multimedia independen yang bermutu tinggi, berpegang pada kode etik, serta menampung dan menyalurkan secara adil suara yang berbeda-beda ii. Terus menerus meningkatkan apresiasi terhadap gagasan baru serta menjadi lahan subur bagi kegiatan memperkaya khazanah artistik dan intelektual iii. Menjadi tempat kerja yang mencerminkan Indonesia yang beragam sesuai dengan kemajuan zaman
1
Koorporat Tempo.co
52
iv. Menjelaskan kegiatan usaha yang sehat, bermatabat, serta menghargai kemitraan dengan semua pihak. 2 3. Profil Pemimpin Redaksi Tempo.co Kecintaannya pada gawai membuat Daru Priyambodo sangat tepat untuk duduk sebagai pemimpin redaksi Tempo.co. beliau-lah salah satu yang membidani saat situs berita TEMPO itu diluncurkan tahun 2011 lalu. Dalam waktu setahun, jumlah pengunjung di situs Tempo.co meningkat pesat dan berhasil menempati posisi lima besar dalam kelompok portal berita di situs perangkat alexa. “Perkembangan Tempo.co sangat menjanjikan. Pertumbuhan visit tinggi. Tapi tujuan kami adalah menjadikan Tempo.co rujukan utama publik. Begitu banyak informasi, sering simpang siur. Dengan membaca Tempo.co publik mendapat kepastian informasi mana yang benar,” kata Daru. Beliau bergabung di Tempo sejak awal Koran TEMPO dibuat tahun 2001 sebagai redaktur pelaksana. Sebelumnya, lulusan S2 jurusan Komunikasi Universitas Indonesia tersebut bekerja di Harian Berita Buana dan Harian Republika. 3 B. Temuan dan Pembahasan Pada bab sebelumnya, peneliti telah memaparkan uji reliabelitas pada kategori isu pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso. Hasilnya, semua kategori yang peneliti buat dianggap reliabel oleh semua juri. Kategori tersebut adalah sosial, hukum, dan politik, untuk kategori isu pemberitaan, dan favorable, unfavorable, dan netral untuk kategori bentuk berita. Dari kategori isu pemberitaan
2
PT Tempo Inti Media Tbk, Laporan Tahunan 2012 Megafirmawanti Lasinta, “Konstruksi Media Online Dalam Sengketa Verifikasi Partai Politik”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014), h. 27 3
53
yaitu, sosial dibuat tiga sub kategori, keadaan dan riwayat hidup Mary Jane, hubungan Mary Jane dengan keluarga, dan hubungan Mary Jane dengan lingkungan LP. Sub kategori dari kategori hukum adalah penegakkan hukum narkotika oleh pemerintah Indonesia, upaya hukum oleh pihak Mary Jane, dan keputusan hukum yang diberikan kepada Mary Jane. Sub kategori untuk kategori politik adalah perlobian oleh pihak Filipina kepada Indonesia, hubungan bilateral antara Indonesia dan Filipina, dan keputusan Presiden Indonesia terhadap hukuman untuk Mary Jane. Berikut ini adalah hasil persentase dari kategori isu pemberitaan dan bentuk berita eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso di Temo.co yang telah di hitung. Tabel 10 Persentase Pemberitaan Eksekusi Mati Mary Jane Berdasarkan Kategori Isu Sosial, Hukum, dan Politik No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sosial 161 24,80% 2 Hukum 391 60,24% 3 Politik 97 14,96% 649 100% Jumlah
Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa kategori isu pemberitaan yang ditemukan dalam 649 paragraf yang terendah adalah kategori isu politik yakni sebanyak 97 (14,96%), kemudian disusul dengan kategori isu sosial yang mencapai 161 paragraf (24,80%), dan yang terbanyak adalah paragraf dengan kategori hukum yang mencapai 391 paragraf (60,24%). Dari jumlah paragraf tersebut, kategori hukum memiliki jumlah paragraf terbanyak dibandingkan dengan dua kategori yang lain. Ini menunjukkan bahwa Tempo.co lebih menganggap penting isu hukum dalam memberitakan kasus
54
eksekusi mati ini. Tempo.co menunjukkan bahwa hukum merupakan hal yang perlu mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Terlebih kasus ini adalah kasus yang sangat berkaitan dengan penegakkan hukum. Masyarakat yang membaca pemberitaan Tempo.co dapat mengetahui sejauh mana hukum narkotika ditegakkan di Indonesia. Selain itu, hukum merupakan nilai yang paling netral untuk membahas suatu kasus. Sehingga tidak memunculkan kecenderungan jika Tempo.co lebih banyak memuat berita terkait kasus ini dengan lebih banyak memunculkan isu hukum. Untuk kategori sosial dan politik, Tempo.co tidak begitu banyak memasukan kategori ini ke dalam pemberitaannya. Sebab kategori sosial dan politik dinilai Tempo.co tidak memiliki landasan yang jelas seperti hukum yang memiliki pedoman tertulis berupa undangundang. Dengan lebih banyak memberitakan isu hukum, Tempo.co juga menggambarkan bahwa Indonesia merupakan negara hukum dan patuh akan hukum. 1.
Analisis Isi Berdasarkan Kategori Isu Pemberitaan Tabel 11 Jumlah Frekuensi Paragraf Pemberitaan Eksekusi Mati Mary Jane Berdasarkan Kategori Hukum No Sub Kategori Frekuensi Persentase 1 Penegakkan hukum narkotika oleh 114 29,15% pemerintah Indonesia. 2 Upaya hukum yang dilakukan pihak 138 35,30% Mary Jane. 3 Keputusan hukum yang diberikan 139 35,55% kepada Mary Jane. 391 100% Jumlah
55
Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa dari 391 paragraf dengan kategori hukum, keputusan hukum yang diberikan kepada Mary Jane menjadi sub kategori yang paling banyak dalam kategori ini, yaitu sebanyak 139 (35,55%). Kemudian sub kategori upaya hukum yang dilakukan pihak Mary Jane terdapat 138 paragraf (35,30%), sedangkan sub kategori isu yang menempati tingkat terendah adalah penegakkan hukum narkotika oleh pemerintah Indonesia dengan 114 paragraf (29,15%). Dengan menonjolkan lebih banyak paragraf yang termasuk ke dalam sub kategori keputusan hukum yang diberikan kepada Mary Jane, Tempo.co hendak menggambarkan bentuk ketegasan dan keseimbangan hukum yang dilakukan oleh lembaga hukum Indonesia. Hal ini karena kasus Mary Jane ini tidak hanya menjadi perhatian Indonesia saja, melainkan menjadi perhatian dunia internasional. Seperti dalam portal berita VOA, pada tanggal 30 April 2015, memuat pemberitaan dengan judul “Indonesia Appears to Prepare for Drug Convict Execution”. Dalam pemberitaan ini, VOA mengatakan bahwa keputusan Indonesia menjatuhi Mary Jane dengan hukuman mati tidak berubah. Dalam judul berita yang sama, VOA juga mengatakan bahwa Indonesia mengalami situasi darurat narkotika, sehingga menerapkan hukuman utama, berupa hukuman mati, untuk narapidana narkotika internasional. Pada kategori hukum ini, Tempo.co banyak memuat berita sekitar proses hukum yang dijalani oleh Mary Jane, hingga penetapannya untuk dieksekusi. Tempo.co menggambarkan begitu rumitnya proses hukum yang dijalani oleh Mary Jane. Dalam berita Tempo.co yang berjudul “Pengacara: Filipina Yakin Mary Jane Bebas
56
Dari Hukuman Mati”, Rabu, 11 Maret 2015 pada pukul 07:16 WIB, pada paragraf pertama mengatakan: “Duta Besar Filipina optimistis pengajuan Peninjauan Kembali atau PK terpidana mati kasus narkotik dan obat terlarang, Mary Jane Fiesta Veloso, 30 tahun, akan diterima oleh Mahkamah Agung. Pengacara Mary Jane yang ditunjuk oleh Kedutaan Besar Filipina, Rudyantho, menyatakan telah bertemu dengan Duta Besar Filipina, Maria Lumen B. Isleta, di Jakarta pada Jumat pekan lalu.” Dari paragraf tersebut Tempo.co menunjukkan bahwa pihak Mary Jane tidak berhenti melakukan upaya hukum untuk membebaskannya dari jeratan hukuman mati. Kategori hukum ini adalah kategori yang paling dominan dari tiga kategori yang terdapat di isu pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso ini. Peneliti menemukan penekanan isu yang dibentuk oleh Tempo.co dalam menyajikan pemberitaan berkategori hukum ini, yaitu adanya pengulangan paragraf yang sama pada judul berita yang berbeda. Ini merupakan bentuk penekanan terhadap sebuah pemberitaan yang ingin diberitahukan oleh Tempo.co kepada khalayak pembacanya agar menjadi perhatian di masyarakat. Adapun paragrafnya seperti pada berita dengan judul Pemindahan Terpidana Mati Mary Jane Dikawal Ketat Brimob terdapat paragraf dengan kategori hukum yang berbunyi “Mary Jane ditangkap petugas Bea dan Cukai Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta karena terbukti membawa narkoba jenis heroin seberat 2,6 kilogram senilai Rp 5,5 miliar saat turun dari pesawat terbang tujuan Kuala Lumput-Yogyakarta pada 2010.” Paragraf ini juga dimuat kembali oleh Tempo.co pada empat judul berita yang berbeda, yaitu pada berita dengan judul 10 terpidana Mati Sudah di
57
Nusakambangan terdapat pada paragraf ke sembilan, Terpidana Mati Mary Jane Akan Dikunjungi Dua Anakny pada paragraf ke tujuh, Terpidana Mati Mary Jane Kembali Ajukan PK pada paragraf ke empat, dan pada berita dengan judul Sahabat Terpidana Mati Mary Jane Galang Dana pada paragraf ke enam. Dengan demikian tampak bahwa Tempo.co menganggap kalimat tersebut merupakan penekanan isu yang penting untuk diingat pembacanya dan memberikan penekanan yang lebih, dengan melakukan pengulangan pada beberapa judul berita setelahnya, bertujuan untuk menjadikan isu tersebut sebagai penilaian masyarakat. Dengan melakukan pengulangan, Tempo.co mampu membentuk opini pembacanya mengenai sebab Mary Jane dijatuhi hukuman mati oleh pemerintah Indonesia. Tabel 12 Jumlah Frekuensi Paragraf Pemberitaan Eksekusi Mati Mary Jane Berdasarkan Kategori Sosial No Sub Kategori Frekuensi Presentasi 1 Keadaan dan riwayat hidup Mary Jane. 93 57,76% 2 Hubungan Mary Jane dengan keluarga 22 13,66% 3 Hubungan Mary Jane dengan 46 28,58% lingkungan LP 161 100% Jumlah
Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa dari 161 paragraf yang termasuk kategori sosial ditemukan yang tertinggi adalah sub kategori keadaan dan riwayat hidup Mary Jane dengan jumlah 93 paragraf (55,76%). Untuk sub kategori hubungan Mary Jane dengan lingkungan LP sebanyak 46 paragraf (28,58%) dan yang paling sedikit adalah sub kategori hubungan Mary Jane dengan keluarga yaitu sebanyak 22 paragraf (13,66%). Dengan demikian, sub kategori keadaan dan riwayat hidup Mary Jane adalah sub kategori yang tertinggi.
58
Hal ini menunjukkan bahwa Tempo.co ingin memberikan gambaran tentang Mary Jane, tersangka yang dijerat hukuman eksekusi mati, dari aspek sosialnya. Aspek sosial ini ditampilkan oleh Tempo.co dengan mendeskripsikan sosok Mary Jane dari sisi relasi dia dengan keluarga maupun orang lain di lingkungan LP. Hal ini diasumsikan agar pembacanya memiliki informasi dan mengetahui latar belakang Mary Jane yang kasusnya menjadi pro-kontra di masyarakat. Tempo.co cukup jelas dan mendetail dalam memberitakan keadaan dan riwayat hidup Mary Jane, terlihat dari pemberitaannya yang mengulas tentang kegemaran hingga keadaan hidup Mary Jane jauh sebelum menjadi tersangka kasus ini.
Ini
menunjukkan bahwa Tempo.co ingin memberikan gambaran yang jelas tentang tokoh utama pemberitaannya, sehingga pembacanya mengetahui siapa sebenarnya Mary Jane sebelum menjadi tersangka kasus penyelundupan heroin internasional ini. Untuk dua sub kategori yang lainnya, yaitu hubungan Mary Jane dengan lingkungan LP dan hubungan Mary Jane dengan keluarga tidak menjadi paragraf berita yang banyak dimuat oleh Tempo.co. Paragraf yang masuk ke dalam sub kategori hubungan Mary Jane dengan lingkungan LP hanya menjelaskan bahwa Mary Jane memiliki teman-teman dekat selama di lembaga permasyarakatan, dan hanya cukup menggambarkan bahwa perlakuan pihak Indonesia kepada terdakwa yang berasal dari luar negeri, sama dengan para warga binaan yang berasal dari Indonesia sendiri. Begitu juga dengan paragraf yang termasuk ke dalam sub kategori hubungan Mary Jane dengan keluarganya, melukiskan bahwa Tempo.co ingin menjelaskan bahwa Mary Jane juga diberi kesempatan untuk bertemu dengan
59
keluarga disaat sedang menjalani hukuman di LP Wirogunan, Yogyakarta. Serta menggambarkan bagaimana bentuk usaha dari pihak kelurga Mary Jane untuk membebaskan Mary Jane dari hukuman mati. Tabel 13 Jumlah Frekuensi Paragraf Pemberitaan Eksekusi Mati Mary Jane Berdasarkan Kategori Politik No Sub Kategori Frekuensi Persentase 1 Perlobian oleh pihak Filipina kepada 55 56,70% Indonesia. 2 Hubungan bilateral antara Indonesia 13 13,40% dan Filipina. 3 Keputusan Presiden Indonesia 29 29,90% terhadap hukuman untuk Mary Jane. 97 100% Jumlah
Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa perlobian oleh pihak Filipina kepada Indonesia menjadi sub kategori yang menempati urutan pertama dengan jumlah 55 paragraf (56,70%), sedangkan keputusan Presiden Indonesia terhadap hukuman untuk Mary Jane sejumlah 29 paragraf (29,90%) dan sub kategori hubungan bilateral antara Indonesia dan Filipina sejumlah 13 paragraf (13,40%). Tempo.co pada pemberitaan yang masuk ke dalam kategori politik lebih banyak memuat tentang perlobian yang dilakukan pihak Filipina. Perlobian yang dilakukan pihak Filipina ini dilakukan oleh petinggi negaranya yaitu Presiden Aquino kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo, untuk mendapatkan kebijakan terhadap warga negaranya yang dikenakan hukuman mati. Upaya yang dilakukan oleh Presiden Filipina juga dimuat oleh Tempo.co, seperti keterangan bahwa Presiden Filipina itu mengirimkan surat kepada badan hukum Indonesia agar mempertimbangkan kembali kasus warga negaranya, dan
60
menghubungi langsung Presiden Indonesia agar memberikan keringanan kepada Mary Jane yang mendapat hukuman eksekusi mati. Dari penjelasan kategori politik di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Tempo.co lebih menekankan pada pargraf yang menjelaskan tindakan perlobian Filipina kepada Indonesia melalui Presidennya. Ini tidak terlepas dari adanya kabar bahwa Mary Jane, warga Filipina yang terjerat kasus penyelundupan heroin, ternyata hanyalah korban perdagangan manusia yang dilakukan oleh sindikat narkotika internasional. Maka dari itu, Tempo.co menjelaskan upaya yang dilakukan petinggi Filipina untuk dapat membujuk Presiden Indonesia agar mengundur waktu eksekusi mati untuk warga negaranya atau bahkan memberikan garasi kepada tersangka yang disinyalir hanyalah menjadi korban. 2.
Analisis Isi Pemberitaan Eksekusi Mati Mary Jane Berdasarkan Bentuk Berita Tabel 14 Jumlah FrekuensiPemberitaan Eksekusi Mati Mary Jane Berdasarkan Kategori Bentuk Berita Favorable, Unfavorable, dan Netral No Kategori Frekuensi Presentasi 1 158 24,35% Favorable 2 191 29,43% Unfavorable 3 Netral 300 46,22% 649 100% Jumlah
Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa pada kategori bentuk berita tentang isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso yang dimuat di Tempo.co, paragraf berita yang termasuk favorable memiliki jumlah terendah, yakni hanya mencapai 24,35% atau 158 paragraf, sedangkan yang termasuk kategori unfavorable sebanyak 29,43% atau 191 paragraf, dan bentuk berita yang paling banyak
61
diberitakan adalah bentuk netral dengan 46,22% atau 300 paragraf. Artinya dalam memberitakan kasus eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso, Tempo.co lebih banyak memuat berita dengan bentuk pemberitaan netral, tidak memiliki kecenderungan mendukung atau menolak diberlakukannya hukuman mati tersebut, seperti lebih banyak memberitakan tentang kegemaran Mary Jane di LP, proses hukum yang diterapkan, serta hukum narkotika yang ditegakkan di Indonesia. Detail paragraf apa saja yang masuk ke dalam kategori ini akan dijelaskan dengan tabel selanjutnya.
Tabel 15 Jumlah Paragraf Kategori Isu Sosial Berdasarkan Bentuk Pemberitaan Sosial I. Keadaan dan riwayat hidup Mary Jane. II. Hubungan Marry jane dengan keluarga. III. Hubungan Mary Jane dengan lingkungan LP. Jumlah
F
%
U
%
N
%
Total
-
-
32
58,18
61
57,55
93
-
-
11
20,00
11
10,38
22
-
-
12
21,82
34
32,07
46
-
-
55
100
106
100
161
Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa kategori keadaan dan riwayat hidup Mary Jane diberitakan lebih banyak secara netral yaitu 61 paragraf, dan sisanya sebanyak 32 paragraf disajikan secara unfavorable. Namun tidak ditemukan bentuk berita yang favorable pada kategori ini. Hal ini menunjukkan bahwa Tempo.co tidak menunjukan dukungan terhadap hukuman mati melalui berita keadaan dan riwayat hidup Mary Jane. Tapi lebih banyak memunculkan bentuk berita netral.
62
serta ada beberapa berita yang disampaikan Tempo.co dengan kategori ini berupa penolakan terhadap hukuman mati. Ini terlihat sebagai usaha menyeimbangkan informasi yang dilakukan oleh Tempo.co agar tidak memunculkan kecenderungan. Berita netral ini adalah pemberitaan yang tidak menunjukkan sikap mendukung ataupun menolak hukuman mati. Maka dari itu, pemberitaan tentang keadaan dan riwayat hidup Mary Jane banyak menggambarkan bentuk sikap netral Tempo.co. Paragraf dengan kategori keadaan dan riwayat hidup Mary Jane juga memberikan gambaran kepada pembaca untuk mengenal tersangka yang terjerat hukuman mati tersebut. Paragraf yang termasuk kategori ini, banyak dimuat Tempo.co untuk menggambarkan kegemaran Mary Jane yang tetap ia lakukan walaupun sudah mendekam di penjara. Selain berdasarkan bentuk berita netral, paragraf dengan kategori keadaan dan riwayat hidup Mary Jane, juga ditemukan pada bentuk berita unfavorable. Ini terlihat dari beberapa pemberitaan Tempo.co yang menunjukkan sikap penolakkan terhadap hukuman mati. Dalam kategori keadaan dan riwayat hidup Mary Jane, dijumpai kalimat-kalimat yang bermakna bahwa Mary Jane hanyalah seorang yang memiliki latar belakang ekonomi dan pendidikan yang rendah, sehinga ia mudah sekali ditipu dengan dalih mendapatkan bayaran yang besar, namun sebenarnya dijual dan dijadikan kurir narkoba. Sehingga berita ini selaras dengan adanya pemberitaan bahwa ia hanyalah korban perdagangan manusia dan seharusnya tidak dihukum tetapi justru mendapat perlindungan. Terdapatnya paragraf-paragraf yang menjelaskan tentang keadaan perekonomian dan kehidupan Mary Jane pada pemberitaan Tempo.co, menunjukkan bahwa Tempo.co ingin membangun simpati pembacanya kepada
63
tokoh utama pemberitaan ini. Bukti lainnya adalah, adanya pemberitaan yang menceritakan seberapa besar beban Mary Jane dalam hidup, dengan menjelaskan bahwa ia adalah orang tua tunggal dari dua orang anak. Terlihat bahwa Tempo.co ingin menunjukkan bahwa orang dengan keadaan seperti itu pasti mudah terperangkap jika dijanjikan dengan bayaran yang mahal. Dengan kalta lain, Tempo.co juga ingin menyampaikan bahwa Mary Jane belum tentu benar-benar pantas menerima hukuman mati tersebut. Untuk kategori hubungan Mary Jane dengan keluarga paragraf yang disampaikan secara unfavorable dan netral berjumlah sama, yaitu 11 paragraf. Tidak ditemukan kategori favorable. Ini menunjukkan bahwa tidak satupun paragraf dari kategori hubungan Mary jane dengan keluarga yang merupakan pemberitaan dengan sikap mendukung adanya hukuman mati. Pada kategori ini, menyajikan pemberitaan yang berbentuk netral dan unfavorable secara seimbang. Dalam bentuk unfavorable berita yang dimuat Tempo.co menunjukkan upaya-upaya yang dilakukan keluarga Mary Jane dengan membentuk simpati kepada masyarakat bahwa mereka hanyalah keluarga kurang mampu yang bertumpu kepada Mary Jane sebagai tulang punggung, namun justru terjebak dalam sindikat narkotika. Selain itu, Tempo.co juga menjelaskan bahwa keluarga Mary Jane membuat serangkaian demo untuk meminta pembatalan eksekusi mati Mary jane dengan membawa dua anak Mary Jane. Ini merupakan langkah pembentukan opini publik agar muncul simpati sehingga turut melakukan penolakan terhadap hukuman mati tersebut. Sebagian besar paragraf berita tentang hubungan Mary Jane dengan keluarga dalam bentuk pemberitaan netral, menunjukkan bahwa Tempo.co selalu
64
konsisten untuk menunjukkan sikap netralnya. Dalam kategori ini, Tempo.co hanya memberitakan apa saja yang dilakukan keluarga Mary Jane saat menjenguknya di Lembaga Pemasyarakatan. Serta bagaimana reaksi Mary Jane saat dijenguk. Paragraf pemberitaan berbentuk netral pada kategori ini selalu berdampingan dengan bentuk kategori unfavorable. Seperti pada pemberitaan Tempo.co dengan Judul “Penjagaan Dermaga Nusakambangan Diperketat” Minggu, 26 April 2015 pada pukul 19:43 WIB, paragraf ke tujuh dan delapan yang menunjukkan penolakkan terhadap hukuman mati. Ini dilakukan Tempo.co untuk menghindari adanya kecenderungan dalam memberitakan kasus yang kontroversial ini. “Keluarga Mary Jane, terpidana mati asal Filipina, juga datang berkunjung. Setelah sebelumnya ayah, ibu, kakak, dan dua anak laki-lakinya datang kemarin, hari ini tampak mantan suami Mary Jane di dalam rombongan.” Paragraph ini menjelaskan kedatangan keluarga untuk menjenguk Mary Jane, kemudian diikuti oleh paragraf yang berbunyi “Setelah keluarga Mary Jane menyeberang pukul 11.00 WIB, di jalan masuk menuju dermaga tampak aktivis buruh berdemonstrasi meminta Presiden Joko Widodo, meninjau ulang hukuman mati bagi Mary Jane. Iweng Karsiwen, aktivis Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI), mengatakan terpidana asal Filipina tersebut merupakan korban perdagangan manusia.” Pada kategori hubungan Mary Jane dengan lingkungan LP ditemukan terdapat 34 paragraf yang diberitakan secara netral dan 12 paragraf secara unfavorable. Dalam kategori ini, Tempo.co membentuk beritanya dalam bentuk netral dengan lebih dominan mengulas tentang sosialisasi Mary Jane sebagai penghuni Lembaga Pemasyarakatan yang berasal dari luar Indonesia. Tempo.co juga menunjukkan bagaimana sikap narapidana lain kepada tersangka kasus narkotika internasional ini. Tempo.co juga mengulas tentang aktivitan rutin yang dilakukan Mary Jane selama berada di Lembaga Pemasyarakatan, seperti mengikuti kegiatan agama hingga peringatan hari kartini.
65
Pada bentuk pemberitaan unfavorable, Tempo.co menunjukkan adanya empati yang dilakukan oleh orang sekitar Lembaga Pemasyarakatan tempat ia mendekam. Tempo.co memberitakan adanya seorang yang menjadi ayah angkat Mary Jane selama berada Lembaga Pemasyarakatan, dan Tempo,co menjelaskan bahwa seseorang itu turut memberikan dukungan kepada Mary Jane dan merasa kerabatnya itu tidak bersalah dan hanya menjadi korban. Ini menunjukkan bahwa Tempo.co ingin menyampaikan bahwa Mary jane tetap mendapat dukungan dari orang-orang yang percaya bahwa ia hanyalah menjadi korban perdagangan manusia dan tidak seharusnya menerima hukuman mati. Artinya Tempo.co juga menampilkan sisi kemanusian dalam pemberitaannya untuk menunjukkan bentuk pemberitaan yang unfavorable. Dari 161 paragraf tidak ditemukan kategori isu sosial yang disampaikan dengan bentuk favorable. Hal ini menunjukkan bahwa Tempo.co tidak menunjukan dukungannya terhadap hukuman mati melalui kategori isu sosial ini. Pemberitaan dengan kategori isu sosial ini hanya lebih banyak menunjukkan sikap netral Tempo.co dan sedikit sikap penolakkan terhadap hukuman mati. Dari seluruh pemberitaan kategori isu sosial, bentuk berita yang paling dominan dimuat Tempo.co adalah bentuk pemberitaan netral. menunjukkan bahwa Tempo.co tidak berkehendak adanya kecenderungan dalam memberitakan kasus yang menjadi prokontra di masyarakat. Sehingga sebaik mungkin Tempo.co menjaga beritaberitanya agar tetap netral, namun tetap dapat menyampaikan maksud dari pemberitaannya.
66
Tabel 16 Jumlah Paragraf Kategori Isu Hukum Berdasarkan Bentuk Pemberitaan Hukum F % U % N % Total I. Penegakkan hukum narkotika oleh 56 39,16 58 38,41 114 pemerintah Indonesia. II. Upaya hukum yang dilakukan pihak Mary 97 100 41 27,15 138 Jane. III. Keputusan hukum yang diberikan 87 60,84 52 34,44 139 kepada Mary Jane. 143 100 97 100 151 100 391 Jumlah Tabel 16 di atas mununjukkan bahwa kategori penegakkan hukum narkotika oleh pemerintah Indonesia diberitakan secara netral sebanyak 58 paragraf dan secara favorable sebanyak 56 paragraf. Tidak ditemukan kategori unfavorable pada kategori ini. Hal ini menunjukkan bahwa Tempo.co tidak menunjukkan sikap penolakan terhadap hukuman mati melalui kategori ini. Terlihat dari dua kategori bentuk berita tersebut, favorable dan netral hanya memiliki sedikit perbedaan jumlah, dimana bentuk berita netral lebih dominan dua paragraf dari bentuk berita favorable. Dalam pemberitaan penegakkan hukum narkotika oleh pemerintah Indonesia, Tempo.co banyak menyajikan berita yang terkait dengan usaha-usaha badan hukum yang terkait untuk memberikan hukuman yang setimpal bagi mereka yang melakukan kejahatan narkotika di Indonesia. Tempo.co memuat paragraf penegakkan hukum narkotika oleh pemerintah Indonesia berbentuk netral, dengan memberi penjelasan undang-undang yang dimiliki Indonesia dalam mengatur penyalahgunaan narkotika. Paragraf dengan bentuk netral ini lebih banyak menjelaskan tentang peraturan hukum yang harus dijalani. Sedangkan berita dengan kategori penegakkan hukum narkotika yang
67
berbentuk favorable menunjukkan bahwa Tempo.co hendak memperlihatkan bahwa badan hukum Indonesia mendukung dengan adanya hukuman mati bagi penjahat narkotika. Misalnya dalam teks pemberitaan “Pada Oktober 2010, Mary Jane divonis mati. Pada 11 Oktober 2010, Pengadilan Negeri Sleman menjatuhkan vonis mati kepada Mary Jane. Putusan itu diperkuat hingga tingkat kasasi. Permohonan grasinya ditolak Presiden Joko Widodo pada 30 Desember 2014.” yang dimuat Tempo.co dengan judul “PK Ditolak, Pengacara: Nyawa Mary Jane di Tangan Jokowi” pada Senin, 27 April 2015, pukul 18:31 WIB dalam paragraf ke empat. Tempo.co juga tampak membentuk opini bahwa hukum Indonesia dengan serius memberantas peredaran narkotika hingga skala internasional, yaitu dengan sikap tegas tetap menjalankan hukuman mati bagi pelakunya. Diberitakan Tempo.co bahwa bukan hanya Mary Jane yang mendapat hukuman mati di Indonesia, melainkan terdapat delapan narapidana asing lainnya. Misalnya dalam teks berikut. “Saat ini Mary Jane beserta Sembilan terpidana mati sudah dikumpulkan jaksa eksekutor di Nusakambangan. Mereka adalah Martin Anderson (Nigeria), Raheem Agbajee Salame (Nigeria), Okwudili Oyatanze (Nigeria), Sylvester Obiekwe Nwolise (Nigeria), Rodrigo Gularte (Brazil), Andrew Chan (Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Serge Areski Atlaoi (Prancis), dan Zainal Abidin (Indonesia). Kejaksaan Agung menyatakan sudah mengirim surat perintah persiapan pelaksanan eksekusi kepada jaksa eksekutor di lima Kejaksaan Tinggi yang punya terpidana mati.” Untuk kategori upaya hukum yang dilakukan pihak Mary Jane paragraf yang disampaikan secara unfavorable sebanyak 97 paragraf dan secara netral berjumlah 41 paragraf. Tidak ditemukan kategori favorable. Pada kategori ini, bentuk unfavorable menjadi bentuk pemberitaan yang paling dominan yang dimuat Tempo.co. Ini menunjukkan bahwa Tempo.co ingin menjelaskan penolakan-
68
penolakan terhadap hukuman mati yang diterima Mary Jane melalui upaya hukum yang dilakukan pihak dari Mary Jane. Dalam kategori ini, Tempo.co menjelaskan bahwa adanya novum atau bukti baru yang ditemukan oleh kuasa hukum Mary Jane, bahwa Mary Jane adalah korban perdagangan manusia dengan adanya pengakuan dari warga negara Filipina. Seseorang dari Filipina tersebut, dijelaskan Tempo.co telah mengaku bahwa ialah yang menjanjikan Mary Jane untuk menjadi asisten rumah tangga di Indonesia, tetapi justru dijadikan kurir nheroin tanpa sepengetahuan Mary Jane. Tempo.co juga menjelaskan berbagai upaya hukum yang telah dijalani Mary Jane demi mendapatkan grasi. Pada kategori keputusan hukum yang diberikan kepada Mary Jane ditemukan terdapat 87 paragraf yang diberitakan secara favorable dan 52 paragraf secara netral. Bentuk berita favorable menjadi bentuk berita yang paling dominan dalam kategori ini. Keputusan hukum yang diberikan kepada Mary Jane dimuat Tempo.co dengan menunjukkan ketegasan hukum Indonesia. Tempo.co juga memberitakan adanya penolakan-penolakan yang dilakukan oleh pengadilan terhadap upaya hukum yang dilakukan pihak Mary Jane. Tempo.co menunjukkan bahwa penegakkan hukum narkotika di Indonesia mendukung segala upaya yang dilakukan demi terlindungnya Indonesia dari bahaya narkotika. Meskipun pada akhir periode pemberitaan, ditemukan bukti adanya pengakua dari perekrut Mary Jane, dan menginkan Mary Jane dibebaskan, Tempo.co meberitakan bahwa badan hukum Indonesia tidak memberikan Mary Jane kebebasan dari hukuman mati, namun mengundurkan jadwal eksekusinya demi menjalani rangkaian hukum untuk mengusut kasus perdagangan manusia.
69
Hal ini menunjukkan dalam kategori upaya hukum yang dilakukan pihak Mary Jane tidak dijumpai satupun paragraf dengan bentuk berita favorable. Artinya, Tempo.co meberitakan kategori ini benar-benar menunjukkan sisi penolakkan terhadap hukuman mati yang diberikan kepada Mary Jane. Dalam pemberitaan ini, Tempo.co menyajikan berita berupa upaya-upaya yang dilakukan pihak pembela Mary Jane, mulai dari pengacara hingga aktivis-aktivis perempuan. Tempo.co juga memunculkan berita mengenai ditemukannya orang yang melakukan penipuan terhadap Mary Jane dan menjadikannya kurir narkotika tanpa sepengetahuan Mary Jane. Terlihat sekali bahwa Tempo.co ingin menggambarkan bahwa Mary Jane hanyalah korban. Tabel 17 Jumlah Paragraf Kategori Isu Politik Berdasarkan Bentuk Pemberitaan Politik I. Perlobian oleh pihak Filipina kepada Indonesia. II. Hubungan bilateral antata Indonesia dan Filipina. III. Keputusan Presiden Indonesia terhadap hukuman untuk Mary Jane. Jumlah
F
%
U
%
N
%
Total
-
-
34
87,18
21
48,84
55
-
-
5
12,82
7
16,28
13
15
100
-
-
14
32,58
29
15
100
39
100
43
100
97
Tabel 17 di atas mununjukkan bahwa untuk kategori perlobian oleh pihak Filipina kepada Indonesia diberitakan secara unfavorable sebanyak 34 paragraf dan secara netral sebanyak 21 paragraf. Untuk kategori hubungan bilateral antara Indonesia dan Filipina diberitakan secara netral sebanyak 7 paragraf dam secara unfavorable sebanyak 5 paragraf. Tidak ditemukan kategori favorable pada
70
kategori ini. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh paragraf dalam pemberitaan Tempo.co mengenai kategori perlobian oleh pihak-pihak Filipina kepada Indonesia dan hubungan bilateral antara Indonesia dan Filipina tidak menggambarkan sikap mendukung terhadap hukuman mati yang diberikan kepada Mary Jane. Kedua kategori ini dibentuk Tempo.co memiliki keterkaitan satu sama lain, dengan maksud untuk menunjukkan sikap penolakan terhadap keputusan hukum Indonesia yang menjatuhkan hukuman mati kepada Mary Jane. Ini digambarkan dengan Tempo.co memberitakan bahwa Filipina akan membantu Indonesia untuk memberantas kasus narkotika secara internasioal, jika Indonesia memberikan kebebasan kepada Mary Jane yang diyakini hanya menjadi korban. Filipina dalam pemberitaan Tempo.co juga berkenan untuk membantu Indonesia dalam mencegah adanya perdagangan manusia yang banyak terjadi kepada tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, seperti yang terjadi kepada Mary Jane, dengan syarat mengijinkan Mary Jane bebas dari hukuman mati dan dapat menjadi saksi kasus perdagangan manusia yang dilakukan oleh sindikat narkotika internasional yang menyebabkan dirinya menjadi tersangka. Dalam bentuk pemberitaan netral, Tempo.co menjelaskan cara-cara Filipina menghubungi presiden dan badan hukum Indonesia, yaitu dengan mengirimkan surat permohonan hingga menemui langsung Presiden Joko Widodo dalam pertemuan internasional. Untuk kategori keputusan Presiden Indonesia terhadap hukuman untuk Mary Jane paragraf yang disampaikan secara favorable sebanyak 15 paragraf dan secara netral berjumlah 14 paragraf. Tidak ditemukan kategori unfavorable. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pemberitaan Tempo.co dalam kategori ini yang menunjukkan sikap penolakkan terhadap hukuman mati. Dalam bentuk favorable,
71
Tempo.co menunjukkan bahwa keputusan Presiden Indonesia tidak berubah, yaitu dengan tidak memberikan grasi kepada Mary Jane. Meskipun banyak upaya-upaya hukum yang dilakukan pihak Mary Jane, hingga Presiden Filipina menemui secara pribadi untuk mendapatkan pengampunan, Presiden Indonesia tetap konsisten pada keputusannya. Meskipun muncul novum baru bahwa Mary Jane hanyalah korban perdagangan manusia, Tempo.co memberitakan bahwa hal tersebut tidak lantas menjadi pengaruh Presiden dalam memberikan pengampunan. Hingga detik terakhir eksekusi Mary Jane, tempo.co mengabarkan barulah Presiden Indonesia memutuskan untuk mengundurkan waktu eksekusi bagi Mary Jane, namun tidak berarti membatalkan. Berita ini dimuat oleh Tempo.co sebagai gambaran bahwa begitu seriusnya Presiden Indonesia dalam mengahadapi kasus narkotika, terlebih dalam skala internasional.
C. Interpretasi Pada penelitian ini, peneliti ingin menganalisis isi pemberitaan isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso di Tempo.co. Isu-isu yang dapat menjadi agenda media merupakan bukti bahwa isu tersebut dianggap penting oleh media. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui kategori yang terdapat dalam isu yang disampaikan media tersebut, serta kategori apa yang mendominasi pemberitaan ini. Untuk dapat melihat hal tersebut, peneliti menginterpretasikan sejumlah hasil analisis yang terkait dengan isu eksekusi mati Mary Jane sebagai berikut. Dari kategori isu yang terdapat pada pemberitaan eksekusi mati, Tempo.co lebih dominan mengangkat tentang isu hukum. Sedangkan dari kategori bentuk
72
pemberitaan, Tempo.co lebih dominan memberitakan kasus tersebut dengan bentuk berita netral. Dengan lebih mengangkat satu isu dan mengabaikan isu-isu yang lainnya, berarti Tempo.co dalam hal ini menganggap bahwa isu tersebutlah yang paling penting untuk diberitakan dibandingkan dengan isu-isu lainnya. Salah satu cara mengukur agenda media adalah dengan melihat isu yang ditonjolkan oleh media. Hukum merupakan peraturan yang dibuat untuk menciptakan keteraturan dan menghindari hal yang merugikan masyarakat. Hukum juga merupakan hal yang berkaitan erat dengan masyarakat, karena hukum dibentuk untuk melindungi masyarakat oleh badan yang berwenang. Untuk itu, Tempo.co lebih mendominasi pemberitaan eksekusi matinya tentang kategori isu hukum, karena dekatnya kategori isu tersebut kepada para pembaca. Suatu isu akan diperhatikan dalam berita jika hanya melibatkan tokoh penting, memiliki dampak luas bagi orang banyak baik dari sisi sosial, ekonomi maupun politik, atau dianggap dapat menimpa daerah-daerah lain. 4 Isu hukum tentu saja memenuhi syarat-syarat isu seperti yang dikatakan di atas. Isu hukum tentu memengaruhi suatu negara, bahkan dapat menjadi suatu pengukur kedaulatan suatu negara. Jika suatu negara memiliki kekuatan dan penerapan hukum yang baik, maka negara tersebut akan disegani dan tidak akan mendapat intervensi dari negara lain. Begitu juga dengan masyarakat yang patuh dengan hukum, akan menciptakan situasi dan kondisi yang sangat baik bagi negaranya. Hal ini yang menjadikan isu hukum menjadi isu yang lebih banyak
4
L. Baskoro, Jurnalisme Communication, 2008) h. 34
Lingkungan,
jurnalisme
menggerakan,
(Jakarta:
Q
73
diangkat dibandingkan isu yang lain oleh Tempo.co dalam memberitakan isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso. Memperhatikan kategori isu hukum yang mendominasi pada media online Tempo.co, biasanya juga disebabkan adanya isu yang baru terjadi dan mempunyai dampak yang besar bagi masyarakat luas. Kategori hukum yang diangkat oleh Tempo.co dalam memberitakan isu eksekusi mati Mary Jane, dibahas secara jelas. Sehingga pembacanya dapat mengetahui penegakkan hukum yang dilakukan Indonesia juga pembelaan hukum yang dilakukuan pihak Mary Jane. Hukum merupakan kategori isu pemberitaan yang paling dominan diangkat oleh Tempo.co dalam memberitakan isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso. Sementara pada kategori bentuk pemberitaan yang dibuat Tempo.co, kategori bentuk berita netral yang menjadi kategori paling dominan. Kategori bentuk berita netral ini, menjadi gambaran bahwa Tempo.co tidak ingin menyajikan berita yang memiliki kecenderungan. Tempo.co dalam memeberitakan isu tersebut, membentuk berita-beritanya se-netral mungkin. Untuk menjaga indepedensi dan keberimbangan dalam pemberitaan Tempo.co. juga untuk menjalankan fungsi media massa sebagai alat pembelajaran masyarakat, sehingga tidak boleh membela kepentingan kelompok tertentu. Tempo.co
dalam
memberitakan
isu
eksekusi
ini
mendominasi
pemberitaannya dengan bentuk berita netral, agar tidak terkesan memaksa pembacanya untuk memberikan dukungan ataupun melakukan penolakan terhadap keputusan hukum. Tempo.co mendominasi pemberitaannya dalam bentuk netral, juga menjalankan fungsi media sebagai jembatan pada isu yang menuai banyak perdebatan ini.
74
Dengan melihat kategori-kategori yang dominan pada setiap paragraf pemberitaan Tempo.co tentang isu eksekusi mati Mary Jane, sesuai dengan teori agenda setting, bahwa media menonjolkan suatu isu untuk dianggap penting oleh masyarakat dan menjadi hal yang diperbincangkan. Dalam buku Em Griffin, McCombs dan Donald Shaw mempercayai bahwa media memiliki kemampuan untuk menyebarkan hal yang menarik dari sebuah isu dari agenda media kepada agenda publik. 5 Ini terlihat pada pemberitaan Tempo.co mengenai isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso. Tempo.co menonjolkan kategori isu pemberitaan hukum dan menenggelamkan kategori isu pemberitaan lainnya dalam kasus ini. Sehingga menggambarkan bahwa Tempo.co sangat ingin membentuk agenda publik bahwa hukum adalah sesuatu yang penting diperhatikan. Serta dengan menonjolkan bentuk berita yang netral, Tempo.co juga menginginkan masyarakat tidak menghakimi atau memberikan kesimpulan sepihak terhadap kasus ini. Melihat dari dominasi kategori isu dan dominasi kategori bentuk pemberitaan yang terdapat pada Tempo.co, peneliti memahami bahwa Tempo.co sebagai media pemberitaan online yang dijadikan rujukan oleh masyarakat, berusaha menjalankan perannya sebagai mediator antara peristiwa yang sesungguhnya terjadi dengan apa yang ada di benak masyarakat atau khalayak pembacanya. Seperti yang dikatakan oleh Walter Lippman dalam buku Em Griffin: 6 “Walter Lippman claimed that the media act as a mediator between “the world outside and the pictures in ours heads.””
5 Em Griffin, A first Look At Communication Theori, Sixth Edition, (New York: McGraw Will Companies, 2006), h. 395 6 Em Griffin, A first Look At Communication Theori, h. 396
75
Tempo.co dalam memberitakan isu eksekusi mati Mary Jane, banyak membahas tentang isu hukum. Seluruh pemberitaan Tempo.co mengenai kasus ini dikemas dalam sudut pandang hukum positif di Indonesia. Sedangkan, dalam Islam, hukum menggunakan atau mengedarkan narkotika jenis apapun adalah tindakan yang diharamkan, karena terdapat kemudharatan di dalamnya. Dalam hukum Islam, narkotika sama dengan khamr, yaitu perkara yang memabukkan dan merusak, sehingga keberadaanya dilarang dan diharamkan. Dalam pandangan Islam, pengedar narkoba termasuk orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Maka hukuman bagi mereka yang membuat kerusakan di muka bumi adalah sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Maa’idah/ 5: 33 berikut:
ٱ ٱ � َ ِ ُ ﻮن ٱ � َ� َو َر ُﺳﻮ�ُۥ َو� َ ۡﺴ َﻌ ۡﻮ َن ِﰲ َ ُاﻧ � َﻤﺎ َﺟ َ �ﺰٓ ُؤ ْا ٱ� َ�ﻦ َﳛ ِﺎرﺑ � ٱ أ ۡ �� ۡر ِض ﻓَ َﺴﺎدًا �أن ﯾُ َﻘت�ﻠُ �ﻮ ْا �أ ۡو ﯾُ َﺼﻠ � ُﺒ �ﻮ ْا �أ ۡو ﺗُ َﻘ �ﻄ َﻊ �أﯾۡ ِﺪ ِﳞ ۡﻢ َٞو �أ ۡر ُ�ﻠُﻬُﻢ ِّﻣ ۡﻦ ِ�ﻠَ �ـ ٍﻒ �أ ۡو ﯾُﻨ َﻔ ۡﻮ ْا ِﻣ َﻦ أٱ ۡ �� ۡر ِۚض َذ� ِ َ� ﻟَﻬُﻢ ِﺧ ۡﺰي ۡ ٱ ٱ ٓ ۖ ۡ َ ِ ٣٣ اب َﻋ ِﻈ ٌﲓ ٌ ِﰲ ٱ�� ﻧۡ َﯿﺎ َوﻟﻬ ُۡﻢ ِﰲ أ ٔ� ِﺧ َﺮة �َ َﺬ “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka peroleh siksaan yang besar.” (QS: Al-Maidah, Ayat 33). Jika merujuk pada firman Allah yang disebutkan di atas, maka diberikannya hukuman mati kepada Mary Jane, yang hingga saat ini masih berstatus tersangka kasus narkotika, memang tepat. Mengingat banyaknya korban jiwa yang jatuh
76
akibat mengonsumsi narkotika. Narkotika juga menjadi penyebab kerusakan moral masyarakat dan menimbulkan disharmonisasi di kehidupan masyarakat. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa pengedar narkotika, terlebih jaringan internasional merupakan orang-orang yang melakukan perusakan. Sehingga perbuatannya harus dipertanggung jawabkan. Namun, hingga saat ini, belum dilaksanakan tindakan eksekusi kepada Mary Jane. Mengingat adanya novum yang diangkat oleh pihak Mary Jane, bahwa Mary Jane hanyalah korban perdagangan manusia dan dipekerjakan sebagai kurir narkotika tanpa sepengetahuannya. Berdasarkan peraturan negara dan agama, mereka yang melakukan tindakan merugikan, terlebih membahayakan orang banyak, memang selayaknya mendapat hukuman yang setimpal. Tetapi tidak luput dari proses-proses hukum, agar keadilan tetap ditegakkan. Seperti yang pemberitaan yang muat Tempo.co mengenai kasus eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso, meskipun didominasi pemberitaan dengan isu hukum, namun berita-beritanya tetap disajikan dengan bentuk yang netral, tidak propokatif. Sehingga tidak menimbulkan disintegrasi antar masyarakat yang mendukung diberlakukannya hukuman mati dengan masyarakat yang menolak hukuman tersebut.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah menjelaskan dan menganalisa data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam pemberitaan isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso di Tempo.co selama tiga bulan masa penelitian ( Maret – Mei 2015 ) mengandung kategori isu pemberitaan, yaitu kategori sosial, hukum, dan politik, serta kategori bentuk pemberitaan, yaitu favorable, unfavorable, dan netral. isi pesan yang diteliti dalam media berita online Tempo.co adalah bentuk paragraf dari pemberitaan yang mengangkat isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso. 2. Dari kategori yang terdapat dalam pemberitaan Tempo.co mengenai isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso maka dapat diketahui kategori yang paling dominan antara kategori yang lain. Dari 649 paragraf dan 111 judul berita yang berkaitan dengan isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso. Dari kategori isu pemberitaan eksekusi mati Mary Jane yang paling dominan adalah kategori isu hukum. Kategori hukum menjadi kategori paling dominan karena Tempo.co banyak memuat tentang proses hukum yang dijalani oleh Mary Jane. Dapat dipahami bahwa Tempo.co menginginkanpembacanya
mengetahui
bentuk
penegakkan
hukum
narkotika di Indonesia. Dilanjutkan dengan kategori sosial dan politik. Kategori sosial.
77
78
Pada kategori bentuk berita, kategori netral menjadi kategori yang paling dominan, Tempo.co ingin menjaga pemberitaannya agar tidak menunjukkan kecenderungan terhadap suatu keputusan yang menjadi perdebatan di masyarakat. Sehingga, Tempo.co mengemas berita-berita tentang isu eksekusi mati ini dengan menjelaskan isunya namun tanpa memberikan sikap positif ataupun negatif. Sehingga kategori bentuk pemberitaan netral ini menjadi dominan dan diikuti oleh kategori unfavorable dan favorable. B. Saran Adapun saran-saran yang ingin disampaikan adalah 1. Bagi Tempo.co Teruntuk media pemberitaan online Tempo.co, peneliti berharap tempo.co tetap menjadi media pemberitaan online yang cerdas dalam setiap menampilkan muatan beritanya. Harus lebih mengutamakan fakta dalam setiap beritanya, terlebih saat ini media pemberitaan online menjadi sumber berita yang lebih dulu dicari karena kecepatannya dalam menampilkan pemberitaan dari sebuah peristiwa. Semoga Tempo.co selalu bisa menjadi panutan bagi media pemberitaan lain dalam menampilkan isi berita yang cerdas, actual, dan terpercaya. Juga menjaga kenetralan beritanya, sehingga tidak memihak pada unsur apapun, baik politik atau lainnya. Sehingga tetap tercipta agenda media yang sehat dan membentuk agenda publik yang mendidik.
79
2. Bagi pembaca Tempo.co Teruntuk pembaca media pemberitaan online Tempo.co, peneliti mengharapkan agar pembaca dapat menjadi pembaca yang kritis dan pintar dalam mencerna suatu isu yang diberitakan. Tidak semata-mata menerima dan setuju dengan apa yang diberitakan media, tetapi harus melihat kembali pada realitas yang sesungguhnya terjadi. Semoga pemca semakin bijaksana dalam menggunakan media online yang saai ini telah berkembang dengan pesat. Juga menjadikan media pemberitaan online ini sebagai sarana untuk kepentingan kepedulian sosial juga meningkatkan wawasan. 3. Bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Teruntuk rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sebagai salah satu agen perubahan bangsa Indonesia, sudah saatnya kita membuka mata dan pikiran kita tentang apa yang terjadi di sekitar kita. Tentang apa yang media beritakan dan tentang apa yang menjadi perbincangan di masyarakat. Tidak hanya menjadi pemikir pasif, tetapi kita juga harus mulai dengan aksi nyata. Saat ini media dan internet sangat membantu dalam mengapresiasikan ide dan gagasan kita. Pergunakan dengan baik sarana yang semakin berkembang untuk kebaikan bangsa, dan bantu diri kita, juga orang di sekitar kita untuk jauh dari bahaya narkotika.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Abdurrahman, Soejono. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: RingkaCipta. 2005. Anderson, Alison. Media, Culture And The Environment. Swiss: Routledge. 2013. Arifin, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. 1968. Barus, Sedia Willing. Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga. 2010. Baskoro, L. Jurnalisme Lingkungan, Jurnalisme Menggerakan. Jakarta: Q Communication. 2008. Bulaeng, Andi. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: ANDI. 2004. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. 2009. Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo. 2005. Eriyanto. Analisis Isi. Jakarta: Kencana. 2011. Eriyanto. Anilis Framing. Yogyakarta: LKis. 2002. Gamble, Michael dan Teri Kwal Gamble. Communication Work 8𝑡𝑡ℎ Edition. New York: McGraw-Hill. 2005. Griffin, Em. A first Look At Communication Theory, Sixth Edition. New York: McGraw Will Companies. 2006. HM, Zaenuddin. The Journalist. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011. Jumroni dan Suhaimi. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006. Kountur, Rony. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM. 2003. Krippendorff, Klaus. Content Analysis: An Introduction To Its Methodology. SAGE Publication. 2012.
80
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2010. L., DeFleurM. dan Dennis, E. Understanding Mass Communication. Boston: Houngton Mifflin. 1998. Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss. Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika. 2005. Lubis, Todung Mulya dan Alexander Lay. Kontroversi Hukuman Mati. Jakarta: Kompas. 2009. Mardani. Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Pidana Nasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008. Mc Quail, Denis dan Sven Windahl. Communication Models ForThe Study Of Mass Communication. London: Longman. 1996. Nasution, Zulkarnaen. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Terbuka. 2001. Neuman, W. Lawrence. Sosial Research Method. Wisconsin: Pearson Education Inc. 2003. PrasetyoS. H., M.Si, DR. Teguh. dan DR. Abdul Halim Barkatullah, S. Ag., S.H., M.Hum. Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009. Al-Qardhawi, Yusuf. Halal dan Haram Dalam Islam. Surabaya: Bina Ilmu. T.t. Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung: Rosdakarya. 1999. Severin, Werner J. & James W. Tankard. TeoriKomunikasi: Sejarah, Metode, Dan Terapan Dalam Media Massa. Jakarta: Prenada Media Group. 2004. Sujono, AR. dan Bony Daniel. Komentar dan Pembahasan UU No 35 Th 2009 Tentang Narkotika. Jakarta : Sinar Grafika. 2011. Syahrani, Riduan. Rangkuman Intisari Ilmu Hukum. Edisi Revisi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 2004. Willis, Sofyan S. Problema Remaja dan Pemecahannya. Bandung: Angkasa. 1990. Wimmer& Dominick. Mass Media Research. Thomson Wadsworth. 2006.
81
Artikel Abdirrahman, Al Imam Jalaludin bin Abibakar al-Suyuthi. al-jamiush Shagir, juz 2, h. 94, dalam Eksekusi Hukuman Mati di Indonesia (Tinjauan Hukum Pidana Islam), oleh Nurwahidah,
Gono, Joyo Nur Suryanto. Narkoba: Penyalahgunaan dan Pencegahannya, dalam e-journal.undip.ac.id Nurwahidah, Eksekusi Hukuman Mati Di Indonesia (Tinjauan Hukum Pidana Islam), Jurnal.iain-antasari.ac.id>syariah>article
Surat Kabar Koorporat Tempo.co PT Tempo Inti Media Tbk, LaporanTahunan 2012 Skripsi Lasinta, Megafirmawanti. “Konstruksi Media Online Dalam Sengketa Verifikasi Partai Politik”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
Rinaldy, Dicky.“Analisis Isi Sedekah Dalam Twitter Ustadz Yusuf Mansur”, Skripsi, UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2014.
82
LAMPIRAN
DAFTAR BERITA EKSEKUSI MATI MARY JANE DI TEMPO.CO PERIODE MARET-MEI 2015
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
TANGGAL 06 Maret 20015 06 Maret 20015 06 Maret 20015 09 Maret 2015 10 Maret 2015 10 Maret 2015 10 Maret 2015 10 Maret 2015 11 Maret 2015 11 Maret 2015 12 Maret 2015 12 Maret 2015 13 Maret 2015 24 Maret 2015 25 Maret 2015 26 Maret 2015 30 Maret 2015 01 April 2015 08 April 2015 14 April 2015 14 April 2015 18 April 2015 21 April 2015 24 April 2015 24 April 2015 24 April 2015 24 April 2015 24 April 2015 25 April 2015 25 April 2015 25 April 2015 25 April 2015 26 April 2015 26 April 2015 26 April 2015 26 April 2015 27 April 2015 27 April 2015 27 April 2015 27 April 2015
JUDUL BERITA Terpidana Mati Narkoba Mary Jane Gemar Merajut Terpidana Mati Mary Jane Punya Ayah Angkat di LP Grasi Ditolak, Mary Jane Belum Ke Nusa Kambangan Curhat Terpidana Mati Asal Filipina Sebelum Ke Nusakambangan Kenang-kenangan Dari Terpidana Mati Mary Jane Terpidana Mati Mary Jane Bikin 10 Kupluk 1 Bulan Simpati Mengalir Untuk Mary Jane Pengusaha Asal Solo Sumbang Pengacara bagi Terpidana Mati Putusan PK Mary Jane Maksimal Tiga Bulan Pengacara: Filipina Yakin Mary Jane Bebas Dari Eksekusi Mati Catatan Untuk Terpidana Mati Mary Jane Cerita Teman Satu Sel Terpidana Mati Mary Jane Terpidana Mati Mary Jane Risi Dibesuk Orang Asing Hakim Sidang PK Terpidana Mati Mary Jane Dibentuk Terpidana Mati Mary Jane Dikunjungi Menlu Filipina MA Tolak PK Terpidana Mati Mary Jane PK Ditolak, Mary Jane Sempat Shock Terpidana Mati Mary Jane Segera Dipindahkan ke Nusakambangan Keluarga Terpidana Mati Mary Jane Berdemo di KBRI Manila Terpidana Mati Mary Jane Ajukan Peninjauan Kembali Kedua Terpidana Mati Mary Jane Senang Besarnya Dukungan di Indonesia Curhat Mary Jane Dari Buruh di Saudi, Hingga Eksekusi Mati Rayakan Hari Kartini, Mary Jane Ikut Lomba Kebaya Di Penjara Terpidana Mati Mary Jane Dipindahkan ke Nusakambangan Pemindahan Terpidana Mati Mary Jane Dikawal Ketat Brimob Terpidana Mati Mary Jane Dikunjungi Dua Anaknya 10 Terpidana Mati Sudh di Nusakambangan Terpidana Mati Mary Jane Akan Dikunjungi Dua Anaknya Terpidana Mati Mary Jane Kembali Ajukan PK Sahabat Terpidana Mati Mary Jane Galang Dana Bertemu Keleuarga, Mary Jane Peluk Ayah dan 2 Anaknya Imbauan ke Jokowi, Batalkan Hukuman Mati Mary Jane Temuan Komnas Perempuan Tentang Mary Jane Terpidana Narkoba, Wulandari Lebih Beruntung Dari Mary Jane Penerjemah Terpidana Mati Mary Jane Mahasiswa Bahasa Penjagaan Dermaga Nusakambangan Diperketat Di Nusakambangan, Mary Jane Berdoa Empat Kali Sehari Pengacara Mary Jane Minta Jaksa Tunda Eksekusi Beberapa Alasan Mary Jane Tidak Pantas Dihukum Mati Jokowi Dilobi Presiden Filipina Agar Ampuni Mary Jane
NO
TANGGAL
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
27 April 2015 27 April 2015 27 April 2015 27 April 2015 27 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 28 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 29 April 2015 30 April 2015 30 April 2015 30 April 2015 30 April 2015 30 April 2015 30 April 2015 30 April 2015 30 April 2015
JUDUL BERITA Dilobi Presiden Filipina, Jokowi Putuskan Mary Jane Sore Ini Eksekusi Mary Jane, Jokowi Rapat Dengan Jaksa Agung PK Ditolak, Pengacara: Nyawa Mary Jane di Tangan Jokowi Peninjauan Kembali Kedua Mary Jane Ditolak Nelangsa Mary Jane, Bayar Motor untuk Jadi TKW di Malaysia PK Kedua Mary Jane Berdasar Investigasi Badan Narkotik Filipina Perjuangan Mary Jane Lolos Dari Hukuman Mati Perekrut Mary Jane Menyerahkan Diri di Filipina Mary Jane Hanya Korban, Kemenlu Diam di Tempat Presiden Filipina Sedih Jokowi Tetap Eksekusi Mary Jane Perekrut Mary Jane Muncul, Pengacara: Terserah Jokowi Perekrut Mary Jane Menyerah, Istana: Hukuman Bisa Berubah Perekrut Ditahan Polisis, Mary Jane Belum Tahu LSM Hak Anak Asia Tenggara Mohon Mary Jane Tak Dieksekusi Menteri Tedjo: Eksekusi Mary Jane Jangan dipolitisasi Perekrut Mary Jane Menyerah, Pengacara: Tunda Eksekusi Kasus Mary Jane, Jaksa Agung: Eksekusi Sesuai Jadwal Perekrut Mary Jane Jalanai Pemeriksaan Awal Pada 8 Mei Guru Besar Hukum Ini Dukung Eksekusi Mary Jane Menteri Filipina Berkirim Surat ke Jaksa Agung, Kenapa? Keluarga Mary Jane Gelar Doa Bersama di Hotel #SaveMaryJaneVeloso Jadi Trending Topic, Jokowi Jadi Sasaran Petisi Tolak Eksekusi Mati Mary Jane Raih 160 Ribu Dukungan Komnas Perempuan Minta Jokowi Tunda Eksekusi Mary Jane Mary Jane Selamat Dari Eksekusi Mati Mary Jane dan Iringan Mobil Untuk Kamuflase Karena Perekrutnya Kristin, Mary Jane pun Selamat Eksekusi Mary Jane ditunda Sampai Kasus di Filipina Selesai Lolosnya Mary Jane dar eksekusi Mati Diputuskan Pekan Lalu? Sekelumit Kisah antara Mary Jane dan Kristina Sergio Mary Jane Dipindahkan ke Yogyakarta Jenazah 8 Terpidana Mati Narkoba Keluar dari Nusakambangan Kasus Mary Jane: Hukum Indonesia Dinilai Lemah Kisah Mary Jane Dijebak untuk Berlibur ke Indonesia Ibu Mary Jane: Keajaiban di Menit Terakhir Eksekusi Mati Di Balik Keputusan Jokowi Soal Mary Jane, Ini Penjelasan Istana Mary Jane Kembali Ke LP Wirogunan Tunda Eksekusi Mary Jane, Jokowi Bantah Dilobi Aquino Kapan Eksekusi Mary Jane? Ini Kata Menteri Tedjo Temui Jokowi, Anis Hidayah Bicarakan Mary Jane Soal Eksekusi Mary Jane, Tantowi: Pemerintah Jangan… Pengamat: Nasib Mary Jane di Tangan Presiden Pengacara Mary Jane Kaji Upaya Hukum Lanjutan Bagaimana Mary Jane Lolos Dari jerat eksekusi? Kata Pengamat: Upaya Hukum Mary Jane Sudah Habis, Lalu? Lobi 'Gila-gilaan' Presiden Aquino Selamatkan Mary Jane Jika Mary Jane Beraksi, Penyidik Filipina Harus Ke Indonesia Mary Jane Dikunjungi Dua Anaknya
NO 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111
TANGGAL 30 April 2015 30 April 2015 30 April 2015 30 April 2015 30 April 2015 30 April 2015 30 April 2015 1 Mei 2015 1 Mei 2015 2 Mei 2015 4 Mei 2015 5 Mei 2015 5 Mei 2015 12 Mei 2015 18 Mei 2015 19 Mei 2015 22 Mei 2015 22 Mei 2015 24 Mei 2015 24 Mei 2015 24 Mei 2015 24 Mei 2015 24 Mei 2015
JUDUL BERITA Yusril: Mary Jane Bisa Dihukum di Filipina, Asal.. Ceroboh Beritakan Mary Jane, Media Filipina Tuai Ejekan Air Mata Mary Jane Pada Menit Akhir Eksekusi JK Berharap Kasusu Hukum Perekrut Mary Jane Cepat Selelsai Jususf Kalla: Mary Jane Tidak Bisa Dihukum di Filipina JK Bantah Penundaan Eksekusi Mary Jane di Menit Terakhir Mary Jane Ternyata Diperiksa Tanpa Pengacara, Bagir Manan: Itu Aquino Ucapkan Terima Kasih pada Jokowi Kisah Tiga Wanita yang Selamatkan Mary Jane Mary Jane, Happy Birthday, dan Mukjizat Kelahiran Kembali Demi Anak, Ini Pesan Eks Suami Perekrut Mary Jane Pemeriksaan Mary Jane Mungkin Melalui Video Conference Mary Jane Bersedia Diperiksa Soal Trafficking Pemeriksaan dan Eksekusi Mary Jane Tertunda Sampai Ramadhan? MA Buka Peluang Peninjauan Kembali Mary Jane Pengacara Mary Jane Siapkan Pk Filipina Akan Periksa Mary Jane Lewat Videoconference Kedubes Filipina Beri Jadwal Pemeriksaan Awal Mary Jane Peluang Hidup Terpidana Mati di Tangan Jokowi Diperiksa Senin, Mary Jane Tunggu Surat Dubes Filipina Salah Alamat Kirim Surat Soal Mary Jane Mungkinkah Mary Jane Lolos dari Peluru Regu Tembak? Mana Lebih Tepat Buat Marry Jane, Grasi Lagi atau PK?