Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
ANALISIS INSTALASI POMPA PEMADAM KEBAKARAN PADA KOMPLEKS TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK MERAUKE
Agus Samsul Arifin, Peter Sahupala, Daniel Parenden Email:
[email protected] Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Musamus
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari suatu instalasi pompa dengan memperhitungkan total kerugian head serta ketersediaan daya pompa pada keseluruhan instalasi yang dihitung apakah akan terjadi kavitasi ataukah tidak, pada Kompleks Terminal Bahan Bakar Minyak Pertamina Merauke. Adapun data-data yang diambil adalah data reservoar, panjang pipa, sudut belokan pipa, diameter pipa dan data pompa serta gambaran instalasi yang ada. Pengolahan data dilakukan dengan metode Hazen-Williams. Data dianalisis melalui perhitungan head pompa untuk mendapatkan NPSH yang tersedia dan NPSH yang dibutuhkan. Perhitungan Head Loses menunjukkan bahwa kecepatan air pada pipa akhir adalah sebesar 20,762 m/detik, kecepatan aliran air yang masuk ke pompa adalah 2,9197m/detik, kapasitas debit 341,126 m3/jam sedangkan kapasitas yang terpasang adalah sebesar 340,687 m3/jam dengan kebutuhan daya sebesar 27,205 kW, sedangkan daya yang terpasang adalah sebesar 28 kW. Head Isap Positip Neto yang tersedia adalah 5,76 m dan Head Isap Positip Neto yang diperlukan adalah 5,76 m, Head Total adalah sebesar 72 m sedangkan Head maksimum pada pompa adalah sebesar 80 m sehingga dapat dinyatakan pompa bekerja dalam keadaan aman dan tanpa mengalami kavitasi. Kata kunci: Pompa, Kerugian Head, Kavitasi, Pipa
dilakukan
PENDAHULUAN
dengan
metode
gravitasi
Pompa pada umumnya digunakan
maupun dengan sistem aliran bertekanan.
sebagai sarana untuk menghantarkan
Umumnya bagian perpipaaan dan
fluida baik berupa gas maupun cairan dari
detailnya merupakan standar dari unit,
suatu tempat ke tempat yang lain.
seperti ukuran diameter, jenis katup yang
Adapun
akan dipasang, baut dan gasket pipa,
sistem
pengaliran
fluida
penyangga pipa dan lain-lain, sehingga
267
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
dengan
demikian
akan
terdapat
bakar. Dengan jumlah tangki bahan
keseragaman ukuran antara satu dengan
bakar yang berjumlah 9 (sembilan)
yang lainya. Sedangkan di pasaran telah
tangki akan memerlukan suatu sistem
banyak dijumpai berbagai jenis pipa dan
penyediaan air yang dapat bekerja
pompa dengan ukuran dan bahan-bahan
secara
tertentu sesuai dengan kebutuhan kita.
mendistribusikan air dari reservoar ke
Perencanaan suatu jalur pipa yang
optimal
untuk
atas tangki bahan bakar sebagai
tersusun dari beberapa buah pipa yang
pencegah
disusun secara seri maupun paralel maka
Berdasarkan permasalahan tersebut
persoalan yang dihadapi belum begitu
maka perlu dilakukan analisis terkait
rumit, namun banyak juga jalur pipa yang
dengan kemungkinan terjadinya Head
ada bukan merupakan suatu rangkaian
Loses pada sistem distribusi air.
yang sederhana melainkan suatu jaringan
Tujuan dari penulisan ini adalah; (1).
pipa yang sangat kompleks, sehingga
Menghitung
memerlukan penyelesaian yang lebih
terjadi pada pompa., (2). Menghitung
teliti. Dalam perencanaan itu hal-hal yang
besar Head Isap Positip Netto yang
perlu
tersedia dan Head Isap Positip Netto
diperhitungkan
diantaranya
besarnya kapasitas pompa dan kecepatan
terjadinya
kerugian
kebakaran.
head
yang
yang diperlukan.
aliran dari pipa yang melalui jalur pipa dan hal-hal lain yang perlu diperhitngkan
TINJAUAN PUSTAKA Fluida adalah suatu zat/bahan yang
dalam hal perencanaan. Perkembangan sistem penyediaan
bentuknya dapat berubah secara kontinyu
bersih
dan
akibat gaya geser (Harijono Djojodhardjo,
perencanaan yang teliti serta cara
1983). Dapat pula didefinisikan sebagai
yang praktis dan ekonomis sangatlah
zat yang dapat mengalir bila ada
diperlukan. Head Loses pada suatu
perbedaan tekanan dan atau tinggi. Suatu
instalasi distribusi air ke atas tangki
sifat dasar fluida nyata, yaitu tahanan
bahan
menyebabkan
terhadap aliran yang diukur sebagai
terhambatnya proses distribusi air
tegangan geser yang terjadi pada bidang
dari reservoar ke atas tangki bahan
geser yang dikenai tegangan tersebut
air
bakar
terus
akan
berlanjut,
268
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
adalah viskositas atau kekentalan atau
fluida encer, aliran lorong besar,
kerapatan
tersebut.
Re > 4000, aliran bercampur
Berdasarkan wujudnya, fluida dapat
dari lapisan ke lapisan, bahkan
dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
seperti bergulung-gulung.
zat
fluida
a) Fluida gas, merupakan fluida dengan
Penentuan
aliran
fluida
cair
partikel yang renggang Dengan gaya
laminer atau turbulen ditentukan oleh
tarik antara molekul sejenis relatif
Reynolds number (bilangan Reynolds).
lemah dan sangat ringan sehingga
Teori Reynolds merumuskan bahwa untuk
dapat melayang dengan bebas serta
aliran internal (internal flow) atau aliran
volumenya tidak menentu.
yang mengalir dalam pipa, jenis aliran
b) Fluida cair, merupakan fluida dengan
yang terjadi dapat diketahui dengan
partikel yang rapat Dengan gaya tarik
mendapatkan bilangan Reynoldsnya
antara molekul sejenisnya sangat
(Raswari, 1986) dari persamaan:
kuat dan mempunyai permukaan bebas
serta
cenderung
untuk
Re =
D = diameter hidraulik (m)
laminer, untuk fluida cair dapat
β’
Ξ½= viskositaskinematis (m2/s) Jenis
aliran
berdasarkan
bilangan
Reynolds untuk aliran internal : Aliran
laminer,
merupakan
aliran
dengan
kecepatan
konstan. Aliran tetap dan tidak ada partikel
pencampuran antara
partikel-
lapisan.Terjadi
karena kecepatan aliran rendah, fluida cukup kental, aliran pada lorong sempit dan Re < 2300. β’
..................... 2.1
V = kecepatan aliran (m/s)
Fluida gas sifat aliran dianggap
:
Ξ½
Dengan :
mempertahankan volumenya.
dibedakan menjadi dua bagian yaitu
VxD
Aliran
turbulen,
merupakan
aliran dengan kecepatan tinggi,
a) Re < 2300, aliran adalah laminar b) Re > 4000, aliran adalah turbulen c) 2300 < Re < 4000, aliran adalah transisi. Dalam pengaliran air mulai dari sumber air hingga masuk ke dalam boiler tidak terlepas dari persamaan-persamaan dasar aliran fluida sebagai berikut : a) Persamaan Kontinuitas Persamaan kontinuitas diperoleh dari
269
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
hukum
kekekalan
massa
yang
yang ditambahkan ke fluida atau yang
menyatakan bahwa untuk aliran yang
diambil
stasioner massa fluida yang melalui
dinyatakan
ke
dalam
bentuk
semua bagian dalam arus fluida tiap
persamaan
yang
disebut
dengan
satuan
persamaan Bernoulli, yaitu :
waktu
adalah
sama,
dan
π1
dinyatakan (White, 1986) dengan :
π
πΜ = π1 π1 = π2 π2 = ππππ π‘ππ β¦...2.2
+
π£12 2π
dari
+ π§1 =
aliran
yang
v1 dan v2
.....2.4
= kecepatan aliran pada titik 1 dan 2
berubah menjadi :
z1 dan z2
= A2. V2 ...................2.3
+ π§2
2π
= tekanan pada titik 1
konstan sehingga persamaan 2 akan
A1.V1
π£22
dan2
termampatkan, tekanan (p) adalah
= Q2
π
+
ini
2.2
tidak
Q1
π2
Konsep
Dengan : p1 dan p2
Untuk
fluida.
= perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2
Dengan :
r
= berat jenis fluida
g
= percepatan
2
A
= luas penampang (m )
V
= kecepatan aliran di tiap
gravitasi
9,8 m/s2 Persamaan
di
atas
digunakan
jika
penampang (m/s)
diasumsikan tidak ada kehilangan energy
b) Persamaan Bernoulli
antara dua titik yang terdapat dalam aliran fluida, namun biasanya beberapa head losses
Hukum kekekalan energi menyatakan
terjadi diantara dua titik. Jika head losses tidak
energi tidak dapat diciptakan dan tidak
diperhitungkan maka akan menjadi masalah
dapat
dimusnahkan
namun
dapat
dalam penerapannya di lapangan. Jika head
diubah dari suatu bentuk ke bentuk
losses
lain. Energi yang ditunjukkan dari
persamaan Bernoulli di atas dapat ditulis
persamaan energi total di atas, atau
menjadi persamaan baru, dirumuskan sebagai :
dikenal sebagai head pada suatu titik dalam aliran steady adalah sama dengan total energi pada titik lain sepanjang aliran fluida tersebut. Hal ini berlaku selama tidak ada energy
π1 π
+
π£12 2π
dinotasikan
+ π§1 =
π2 π
+
dengan
π£22 2π
βhlβ
maka
+ π§2 + βπ
....2.5 c) Persamaan Momentum Hukum menyatakan
kedua
Newton
perubahan
yang
momentum
270
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
suatu benda itu sebanding dengan
White (1986), salah satu persamaan
gaya
yang
yang
bekerja
pada
benda
dapat
digunakan
adalah
tersebut. Dengan kata lain momentum
Persamaan Darcy-Weisbach yaitu :
aliran fluida terjadi karena adanya
hf = f x
perubahan kecepatan aliran.
V2 2g
................. 2.8
f = Faktor gesekan (diperoleh dari
Laju aliran massa,
diagram Moody).
m=rxAxV=rxQ
L = Panjang pipa (m)
Persamaan 2.6 akan menjadi :
D = Diameter (m)
F = m x (V2β V1) (N/m2) .....2.7
V2
Dengan :
2g
= Head kecepatan
m = massa aliran fluida (kg/s)
Sedangkan untuk menghitung
Q = Debit aliran air (m3/s) fluida
kerugian tekanan dalam pipa yang pada
penampang 2 (m/s) V1 = kecepatan
d
x
Dengan :
F = r.Q.(V2 β V1) (N/m2).....2.6
V2 = kecepatan
L
relative sangat panjang, menurut Sularso
fluida
pada
digunakan
penampang 1 (m/s)
Williams :
Mekanika fluida memperlihatkan bahwa
hf =
ada 2 macam bentukkehilangan energi, yaitu
(2004)
umumnya
persamaan
10,667 x Q1,85 c1,85 x D4,85
Hazen-
.......... 2.9
Dengan : L = Panjang pipa (m) D = Diameter pipa (inc)
a. Kehilangan Longitudinal
Q = Debit aliran air (m3/h)
(Longitudinal Losses) Kehilangan longitudinal, yang disebabkan oleh gesekan sepanjang lingkaran
pipa.
Ada
beberapa
C = Koefisien Hazen-Williams b. Kehilangan Lokal (Local Losses) Kerugian
lokal
adalah
persamaan yang dapat digunakan
kerugian head yang disebabkan
dalam
karena sambungan, belokan, katup,
menentukan
kehilangan
longitudinal hfapabila panjang pipa
pembesaran/pengecilan
L meter dan diameter d mengalirkan
sehingga
kecepatan
rata-rata
V.
oleh
penampang,
Messina
(1986)
Menurut
271
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
dirumuskan dengan :
penampang digunakan rumus
h1 = ho + hb + hc (m) ........ 2.10
dari (Saleh, 2002) :
a. Kerugian
ho = K c 2g(m) ............2.12
pada
bagian
pemasukan Untuk menghitung kerugian head pada
bagian
pemasukan
V2
Dengan : kc = koefisien penampang
digunakan rumus dari (Messina, 1986) :
Besarnya 2
V 2g
ho = K o
perubahan
mempengaruhi
kecepatan
akan
besarnya
fluida
yang mengalir dalam suatu pipa.
Dengan :
Jumlah dari aliran fluida mungkin
Ko = Koefisien pemasukan pada
dinyatakan sebagai volume, berat atau
bagian masuk pipa
massa fluida dengan masing-masing
b. Kerugian karena sambungan
laju aliran ditunjukan sebagai laju
Untuk menghitung kerugian head
aliran volume (m3/s), laju aliran berat
karena belokan digunakan rumus
(N/s) dan laju aliran massa (kg/s).
Fuller (Sularso, 2002) :
Kapasitas aliran (Q) untuk fluida
V2
hb = f 2g (m)
yang incompressible yaitu:
Dengan f = koefisien kehilangan
Dengan:
karena sambungan
Q = Laju aliran Volume (m3/s)
f = [0,131 + D
1,847 ( ) 2R
3,5
A = Luas Penampang Aliran (m2) ΞΈ
]( ) 90
0,5
.....2.11
v = Kecepatan Aliran Fluida (m/s) Laju aliran berat fluida (W),
Dengan : R = jari - jari lengkungan sumbu
c. Kerugian
dirumuskan sebagai: W =r. A. v
sambungan karena
perubahan
Kerugian menghitung kerugian karena
...........................2.15
Dengan: W = Laju Aliran Berat Fluida
penampang
head
Q = A . v ........................2.14
perubahan
(N/s) r = Berat Jenis Fluida (N/m3)
272
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
Laju aliran fluida massa (M) dinyatakan sebagai: M=Ο.A.v
dengan
parameter-
parameter yang diketahui besarnya. ............2.16
Besarnya
Reynold
(Re)
Dengan:
dihitung
dengan
menggunaan
M = Laju Aliran Massa Fluida
persamaan:
(kg/s)
Re =
Ο = Massa Jenis Fluida (kg/m ) 3
Aliran fluida yang mengalir
ΟdV
kedalam
dua
tipe
aliran
yaitu
βlaminarβ dan βturbulenβ. Aliran dikatakan partikel
laminar fluida
jika
partikel-
yang
bergerak
mengikuti garis lurus yang sejajar pipa dan bergerak dengan kecepatan sama. Aliran disebut turbulen jika partikel
mengikuti
fluida
lintasan
bergerak sembarang
disepanjang pipa dan hanya gerakan
Dengan: Β΅ = Viskositas Dinamik (Pa.dtk) d = Diameter Dalam Pipa (m) V = Kecepatan Aliran Fluida (m/dtk) Ο = Rapat Massa (Kg/m3) Re = Reynold Number Karena
Hasil
diperoleh
dinamik
merupakan viskositas kinematik (v) maka bilangan Reynold dapat juga dinyatakan: Re =
eksperimen
viskositas
dibagi dengan massa jenis fluida
rata-ratanya saja yang mengikuti sumbu pipa.
dapat
....................2.17
Β΅
didalam pipa dapat diklasifikasikan
tiap
mengetahui
ππ π£
...........2.18
Dengan:
bahwa koefisien gesekan untuk pipa
d = Diameter Dalam Pipa (m)
silinders
merupakan
V = Kecepatan Aliran Fluida (m/dtk)
bilangan
Reynold
fungsi (Re).
dari
Dalam
menganalisa aliran didalam saluran tertutup, sangatlah penting untuk
v = Viskositas Kinematik (m3/dtk) Re = Reynold Number Aliran
akan
laminar
jika
mengetahui tipe aliran yang mengalir
bilangan Reynold kurang dari 2000
dalam pipa tersebut. Untuk itu harus
dan akan turbulen jika bilangan
dihitung besarnya bilangan Reynold
Reynold lebih besar dari 4000. Jika bilangan Reynold terlettak diantara
273
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
2000-4000
maka
disebut
aliran
m = Massa Fluida (kg) v = Kecepatan Aliran Fluida (m/s2)
transisi. Energi biasanya didefinisikan sebagai
kemampuan
untuk
Energi tekanan disebut juga dengan energi aliran adalah jumlah
melakukan kerja. Kerja merupakan
kerja
hasil
yang
memaksa elemen fluida bergerak
dimiliki secara langsung pada sutu
menyilang pada jarak tertentu dan
jarak tertentu. Energi dan kerja
berlawanan dengan tekanan fluida.
dinyatakan dalam suatu N.m (Joule).
Besarnya
Setiap fluida yang bergerak selalu
dirumuskan sebagai:
pemanfaatan
mempunyai
tenaga
energi.
Dalam
yang
dibutuhkan
energi
untuk
tekan
Ef = p . A . L
(Ef)
.........2.21
menganalisa masalah aliran fluida
Dengan: p = Tekanan Yang Dimiliki
yang harus dipertimbangkan adalah
Oleh (N/m2)
mengenai energi potensial, energi
A = Luas Penang Aliran (m2)
kinetik, dan energi tekanan.
L = Panjang Pipa (m)
Energi
potensial
menunjukan
energi yang dimiliki fluida dengan tempat jatuhnya. Energi potensial (EP) dirumuskan sebagai: EP = W . z
dirumuskan sebagai berikut: Ef =
ππ
.................2.22
(N/m2) Total
W = Berat Fluida (N)
energi
pengaruh kecepatan
dimilikinya.
Energi
yang kinetik
dirumuskan sebagai: 1
Ek = 2 mv2 .............2.20 Dengan:
terjadi
macam energi diatas, dirumuskan
menunjukan
sebagai:
energi yang dimiliki oleh fluida karena
yang
merupakan penjumlahan dari ketiga
z = Benda Ketinggian (m) kinetik
Ο
Dengan: Ι£ = Berat Jenis Fluida
...............2.19
Dengan:
Energi
Besarnya energi tekan dapat juga
E = Wz +
1
. 2
Persamaan
ππ£ 2 g
+
ππ
ini
Ο
.......2.23 dapat
dimodifikasi untuk menyatakan total energi dengan Head (H) dengan membagi
masing-masing
variabel
274
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
disebelah kanan persamaan dengan W
diperlukan. Besarnya NPSH yang
(berat fluida), dirumuskan sebagai:
diperlukan berbeda untuk setiap
H=z+
π£2 2g
π
pompa.
+ Ο .....................2.24
Untuk
suatu
tertentu, NPSH yang diperlukan
NPSH yang tersedia ialah head
berubah menurut kapasitas dan
yang dimiliki oleh zat cair pada sisi
putarannya. Agar pompa dapat
isap pompa (ekivalen dengan
bekerja tanpa mengalami kavitasi,
tekanan mutlak pada sisi isap
maka harus dipenuhi persyaratan
pompa),dikurangi dengan tekanan
berikut:
uap jenuh zat cair ditempat tersebut .Dalam hal pompa yang menghisap
NPSH yang tersedia > NPSH yang
zat cair dari tempat terbuka (dengan tekan atmosfir pada permukaan zat cair) mak besarnya NPSH yang tersedia
dapat
ditulis
sebagai
diperlukan d. Kerugian Head (Head Losses) β’
Kerugian Head Mayor
Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head
berikut : Hsv =
pompa
pa Ξ₯
β
pv Ξ₯
. Hal ini disebapkan oleh gesekan
β hs β his
yang terjadi antara fluida dengan
..........2.25 Dengan,
hsv
=
NPSH
yang
dinding
pipa
atau
perubahan
kecepatan yang dialami oleh aliran
tersedia(m) Pa = tekanan atmosfir (kgf/m2) Pv = tekanan uap jenuh (kgf/m2)
fluida (kerugian kecil). Kerugian head akibat gesekan dapat dihitung dengan menggunakan salah
y = berat zat cair persatuan volume(kgf/m3)
satu dari dua rumus berikut, yaitu: 1. Persamaan Darcy-Weisback yaitu:
Hs = head isap statis (m)
π£2
πΏ
His = kerugian head didalam pipa
hf = f d . 2g
isap (m)
Dengan:
.................2.28
hf = Kerugian Head Karena Head
tekanan
yang
besarnya sama dengan penurunan
Gesekan (m) f = Faktor Gesekan
tekanan ini disebut NPSH yang
275
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
d = Diameter Dalam Pipa (m)
1.
L = Panjang Pipa (m)
pips yaitu:
v = Kecepatan Aliran Fluida Dalam Pipa (m/dtk) g
=
Percepatan
Gravitasi
1 βπ
3,7
= 2,0 πππ (β°/π) . . . . . .2.30
a. Blasius: π =
0,316 π
π 0,25
untuk
Re = 3000 - 100.000
(m/dtk2)
b. Von Karman: π = 2,0 πππ [ 2,51 ]
Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam pipa yang relatif sangat seperti
jalur
π
πβπ
1
2. Persamaan Hazen β Williams
panjang
Untuk daerah complate, rough
pipa
= 2,0 πππ(π
πβπ) β 0,8 Untuk Re sampai 3,106 2.
Untuk pipa kasar yaitu: 1
π
penyaluran air minum.
Von Karman: π = 2,0 πππ β° + 1,74
Bentuk umum persamaan Hasenβ
3. Untuk pipa antara kasar dan
Williams yaitu: hf =
halus atau dikenal dengan daerah
10,666π1,85 πΆ 1,85 π4,85
L........2.29
hf = Kerugian Gesekan Dalam Pipa (m) Q = Laju Aliran Dalam Pipa
transisi yaitu:
Dengan:
Corelbrook-White: 1
β°/π 2,51 = β2,0 πππ [ + ] 3,7 π
πβπ βπ
(m3/dtk) c. Kerugian Head Minor
L = Panjang Pipa (m)
Selain
C = Koefisien Kekerasan Pipa Untuk aliran turbulen Dengan bilangan Reynold lebih besar dari 4000,
maka
hubungan
antara
bilangan Reynol, faktor gesekan dan kekerasan relatif menjadi lebih kompleks. Faktor gesekan untuk aliran
turbulen
dalam
pipa
didapatkan dari hasil eksperimen, antara lain:
kerugian
yang
disebapkan oleh gesekan, pada suatu jalur pipa juga terjadi kerugian karena kelengkapan pipa seperti belokan siku, sambungan, katup
dan
sebagainya
yang
disebut dengan kerugian kecil (minor losses). Besarnya kerugian minor akibat adanya
kelengkapan
pipa
276
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
dirumuskan sebagai: βπ = πΎ
π£2 2π
relatip panjang seperti jalur pipa air minum atau lainnya.
...........2.31
π1,83 10,666 . =π₯ βπ
Dengan: he = Head Losses Minor K = Koefisien kerugian v = Keceptan Aliran Fluida (m/dtk) Untuk pipa yang panjang(L/d >>>1000),
minor
losses
dapat
diabaikan tanpa kesalahan yang cukup berati menjadi penting pada pipa yang pendek.
L = C1,85 . D4,,85 Dengan : hf = Kerugian head (m) C
=
Koefisien,
seperti
yang
diperlihatkan dalam table 2.2 Kondisi Pipa dan harga C D = Diameter pipa (m) Q = Laju aliran (m3/s)
Head Dynamis atau Head
L = Panjang pipa (m)
kerugian (hl) yaitu merupakan head untuk mengatasi kerugian-kerugian gesekan yang timbul dalam suatu
METODOLOGI PENELITIAN a. Waktu dan Tempat Penelitian
pipa dalam suatu sistem, terdiri atas head kerugian gesek didalam pipa,
menghitung
penelitian
dilaksanakan
pada bulan Oktober 2013
katup, reducer atau belokan. Untuk
1. Waktu
kerugian
2. Tempat penelitian pada Terminal
didalam pipa pada khususnya aliran
Bahan
turbulen (Re > 4000) terdapat
Pertamina Merauke berlokasi di
beberapa macam rumus empiris,
Jalan Gudang Arang Kabupaten
namun pada hal ini yang akan
Merauke β Papua.
diketengahkan adalah menghitung head
dengan
mempergunakan
Rumus Hazen Williams.Rumus ini umumnya
digunakan
untuk
menghitung kerugian head atau kerugian gesek dalam pipa yang
Bakar
Minyak
PT.
b. Metode Pengambilan Data Metode yang di lakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Studi lapangan yaitu dengan mengambil data secara langsung terhadap objek yang akan diamati
277
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
sesuai
di
lapangan.
Dicatat
penelitian ini adalah panjang
langsung pada lokasi penelitian
instalasi, katup, belokan, dan
guna mendapatkan data-data yang
ketinggian maksimum air pada
dibutuhkan.
tangki Bahan Bakar Minyak
2. Studi pustaka dilakukan dengan membaca atau mengutip literaturliteratur
yang
relevan
untuk proses pendinginkan. 2. Variabel terikat
atau
Variabel
terikat
merupakan
berkaitan dengan masalah yang
variabel yang dipengaruhi atau
akan dibahas baik dari segi teori
yang
mencakup dari
adanya variabel bebas. Sebagai
perhitungan,
segi formal
sehingga
menjadi
akibat
karena
dapat
variabel terikat dalam penelitian
membuat penyelesaian tugas akhir
adalah head kerugian pompa dan
ini.
besar debit aliran.
3. Kajian literatur terhadap teoriteori yang mendasari permasalahan yang diangkat serta
PEMBAHASAN Section I ini terdapat 3 belokan
penjelasan dari dosen
pipa dengan sudut belokan yaitu 2
pembimbing dan dosen mata
belokan dengan sudut 60o dan 1 belokan
kuliah .
dengan sudut 90o. Panjang keseluruhan
c. Variabel penelitian
pipa di section I adalah 14,2 meter.
1. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
Data Instalasi dari reservoar ke pompa
menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya
dependen Dinamakan bebas
variabel (terikat).
sebagai
karena
mempengaruhi
variabel
bebas variabel
dalam lain.
Sebagai variabel bebas dalam
278
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
Tabel 1. Data instalasi dari reservoar ke pompa
Tabel 3. Data instalasi pipa ke masingmasing tangki bahan bakar minyak
Dari Reservoar ke Pompa Pipa
1 2 3
Diameter (m)
Panjang (m)
0,2032
1,6
0,2032
4.3
0,2032
8,3
Data instalasi dari Pompa ke jalur
Keluar dari pompa
Tinggi
Pipa Diameter Panjang Tanggi (m)
(m)
1
0,0762
5.5
8
2
0,0762
5.5
8
3
0,0762
5.7
8
4
0,0762
6.1
8
5
0,0762
5.9
6
6
0,0762
14.8
6
7
0,0762
5.3
7
8
0,0762
5.3
6
9
0,0762
5.7
7
tangki bahan bakar minyak
Tabel 2. Data instalasi dari pompa ke percabangan tangki BBM Pipa
Keluar dari pompa Diameter (m)
Panjang (m)
1
0,2032
5.5
2
0,2032
6.2
3
0,2032
18,20
4
0,2032
114
5
0,2032
9,8
6
0,2032
10
7
0,2032
67.20
8
0,2032
230.9
279
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
Tabel 4. Hasil perhitungan kerugian
Tabel 5. Data hasil perhitungan kerugian
gesekan pada jalur tangki BBM
gesek Panjang Pipa
Pip a
1
Kerugian Gesek (m)
Keluar dari
Ting
Kerugi
(m)
pompa
gi
an
34
3,487
2
0,4992
40
6,984
3,5
0,8736
4,5
1,1232
36
4,9858
Diamet
Panja
Tang
geseka
er (m)
ng (m)
gi
n
5.5
8
1.9
0,0762
2
0,0762
3
0,0762
5.5
8
1.9
5.7
8
1.9
4
0,0762
6.1
8
1.9
5
0,0762
5.9
6
1.4
Maka
diperoleh
bahwa
total
kerugian gesek ditambah dengan besar 6
0,0762
14.8
6
1.4
7
0,0762
5.3
7
1.6
8
0,0762
5.3
6
1.4
9
0,0762
5.7
7
1.6
kerugian belokan pipa disepanjang pipa dengan panjang 120 meter adalah sebesar 21,39845 meter.
Total
Sehingga diperoleh total kerugian head pada seluruh instalasi pompa adalah βπ» = 5.25614 + 30,32 + 15
15
+ 21,39845 βπ» = 71.966 πππ‘ππ β 72 πππ‘ππ
NPSH Yang Tersedia NPSH yang tersedia adalah: head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa (ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa), dikurangi dengan
280
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
tekanan uap jenuh zat cair di tempat
Dengan
tersebut . NPSH yang tersedia dapat
Ο = koefisien kavitasi
ditulis sebagai berikut:
HN = head total pompa
βπ π£ =
ππ ππ β π β βπ β πΎ πΎ
Kecepatan
spesifik
ditentukan
dengan persamaan
Dengan :
2/3
Pa = Tekanan atmosfer 1.0332 kgf/cm2= 10332 kgf/m2
π·πππππ βΆ
Pv = Tekanan uap jenuh 0.04325 2
kgf/cm = 432.5 kgf/m
2
=
π·π = Kapasitas terbaik diperoleh
πΎ = Berat zat cair persatuan volume 0.9957 kgf/l
π·π ππ = π π»π3/4
995.7
kgf/m3
341.126
m3/jam
2/3
5.6854 ππ = 1750 723/4
ππ = 168.812 π/πππ‘ππ
His = Kerugian head pada pipa isap
Pada
Maka diperoleh βπ π£ =
10332 β 0.75 β 5.25614 995.7 432.5 β 995.7
βπ π£ = 3.936 πππ‘ππ
atau
5.6854 m3/menit.
hs = Head isap statis 0.65 meter
5.25614 meter
yang
grafik
hubungan
antara
koefisien kavitasi dan kecepatan spesifik diperoleh Ο =0,08 NPSHr pada titik efisiensi terbaik ditentukan dengan persamaan Hsvn = Ο.HN Hsvn = 0.08 x 72 Hsvn = 5.76 meter
NPSH yang diperlukan Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan berikut: NPSHa yang tersedia > NPSHr yang diperlukan NPSHr ditentukan dengan persamaan H= Ο.HN
Sehingga titik efisiensi Q/Qn = 1.0 ,dari grafik NPSH yang diperlukan dari titik efisiensi tertinggi kapasitas didapat sebesar 1,0 maka diperoleh NPSHr adalah NPSHr =1,0 x Hsvn NPSHr =1,0 x 5.76 NPSHr = 5.76 meter
281
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
Jadi diperoleh hasil akhir bahwa
hasil
NPSH yang tersedia sama dengan
memenuhi
NPSH
jadi
selanjutnya. Selain itu juga daya total
kesimpulannya yaitu tidak terjadi
yang diperlukan oleh pompa dari data
kavitasi pada pompa.
yang diperoleh, P = 28 kW sedangkan
yang
diperlukan
perhitungan syarat
tersebut dalam
masih
perhitungan
dari hasil perhitungan diperoleh P = Pembahasan
27.205 kW. Dengan demikian daya yang
Berdasarkan hasil pehitungan yang dilakukan dapat dilihat bahwa pada bagian pertama yaitu dari reservoar ke pompa, dengan panjang pipa 14.2 meter dan berdiameter 8 inch ( 0,2032 meter ). Bagian ini disebut dengan section I. Pada section I ini dari hasil perhitungan diperoleh laju aliran air, V = 2.91967 m/detik dan mempunyai sudut belokan pipa berjumlah 3 belokan antara lain belokan 98o berjumlah satu dan belokan 60o
berjumlah
dua
sehingga
total
kerugian gesek pada sudut belokan pipa sebesar 5.25614 meter dan mempunyai jenis
aliran
turbulen
karena
angka
bilangan Reynolds lebih besar dari 4000. Pada
section
I
termasuk
pompa, diperoleh kapasitas debit aliran Q = 341,126 m3/jam
air, sedangkan dari
data
yang
kapasitas aliran air m3/jam,
hasil
perhitungan
Q = 340.687
yang
tidak
diperoleh
diperoleh
terlalu
dari
signifikan
sebenarnya dipakai untuk memenuhi kebutuhan air adalah sebesar P = 27.205 kW jadi masih terdapat daya kelebihan sehingga pompa tidak bekerja dengan daya maksimum. Section II yaitu instalasi dari pompa ke ujung pipa percabangan ke masing-masing
tangki
bahan
bakar
minyak (BBM). Pada jalus pipa ini terjadi pengecilan penampang pipa menjadi 6 inch ( 0.1524 meter ) dengan panjang total pipa 230.9 meter. Dan juga terdapat 9 belokan pipa dengan 5 belokan pipa 90o dan 4 belokan pipa 30o. Total kerugian gesek dan belokan pipa 51.7104 meter. Section III yaitu bagian jalur pembagian ke masing-masing tangki bahan bakar minyak dengan panjang pipa yang berbeda tetapi mempunyai diameter penampang pipa 3 inch ( 0.0762 meter ). Terdapat 9 tangki bahan bakar minyak dimana tinggi dari masing-masing tangki BBM tersebut tidak sama. Total kerugian
dengan data yang diperoleh sehingga
282
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
gesek yang dipengaruhi oleh tinggi tangki
diatas
maka
dapat
diambil
yaitu 15 meter. Dengan kecepatan aliran
kesimpulan sebagai berikut
air pada section III adalah V = 20.762
a.
Kecepatan air pada pipa akhir
m/detik.
adalah sebesar 20.762 m/s,
Jadi secara keseluruhan jumlah total
kecepatan fluida yang masuk
kerugian pada instalasi βH = 72 meter.
ke pompa adalah V = 2.91967
Untuk mengetahui apakah pompa
m/detik, kapasitas debit Q = m3/jam
yang terpasang pada instalasi layak
341,126
dipakai ataukah tidak maka dihitung
kebutuhan daya sebesar P =
NPSHr (yang diperlukan) dan NPSHa
27.205 kW ternyata lebih kecil
(yang tersedia). Hal ini baik untuk dapat
dari
juga mengetahui apakah pompa terjadi
terpasang yaitu 28 kW .
kavitasi ataukah tidak, karena kavitasi
Besarnya head total kerugian
akan menghambat tekanan pompa dan
pada instalasi adalah sebesar
berakibat pada akan menurunnya laju
72 meter.
aliran air dapan pipa disamping itu juga
b. NPSHr
daya
(yang
yang
dengan
telah
diperlukan)
kavitasi akan merusak sudu-sudu pompa.
adalah sebesar 5.76 meter dan
Dari
perhitungan
NPSHa (yang tersedia) adalah
diperoleh bahwa NPSHr = 5.76 meter dan
sebesar 5.76 meter (NPSHr =
NPSHa = 5.76 meter sedingga NPSHr =
NPSHa),
NPSHa.
dinyatakan pompa bekerja
hasil
Berarti bahwa pompa tidak terjadi kavitasi dan baik untuk dipergunakan, karena walaupun NPSHr = NPSHa masih
sehingga
dapat
tanpa mengalami kavitasi. b. Saran Perancangan
suatu
ada daya kelebihan pompa untuk menjaga
instalasi air selalu diperhatikan
pada suatu kondisi kritis tertentu.
yang utama yaitu pada bagian pompa, diusahakan daya pompa
PENUTUP
yang diperlukan harus sesuai
a. Kesimpulan
dengan kebutuhan agar supaya
Mengacu perhitungan
pada dan
hasil
tidak terjadi kekurangan daya
pembahasan
283
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 3, Desember 2014 ISSN 2089-6697
yang
berakibat
terjadinya
4. Mekanika fluida. edisi ke4 jiid 2.
kavitasi dan kerugian lainnya
bruceR.Munson,Theodore H Okiishi
ataupun terjadi kelebihan daya
dan
yang
Erlangga Jkrt.2003.
terlalu
besar
yang
berakibat bertambah mahalnya biaya operasional.
DonaldF
Systems.BHRA Fluid Engineering,
1. Franzini Joseph B, Finnemore E.
John.2002. Fluid Mechanics. The McGrawHillCompanies,
Inc,
NewYork.
Kompresor. dan
Pemilihan Pemeliharaan Cetakanketuju,
Pradnya Pramita, Jakarta. 3. Mekanika fluida. edisi ke2,jilid 1. Frank
M.White. Penerbit Erlangga Jkrt.1988
Teknologi Sistem
dan
Perpipaan.
PenerbitUniversitas
Indonesia,
Jakarta. 7. Saleh,
Jamal.2002.
Handbook.
2. Haruo Tahara, Sularso, 2000. Pompa
(Terjemahan).
1986.
Perencanaan
DAFTAR PUSTAKA
Pemakaian
Penerbit
5. Miller, D.S. 1978. Internal Flow
6. Raswari.
dan
Young.
Fluid
The
Flow
McGraw-Hill
Companies, Inc, 8. White,
Frank
M.,
Manahan
Hariandja.1988. Mekanika Fluida (Terjemahan).Jilid
I,
Penerbit
Erlangga, Jakarta. 9. White, Frank M., Manahan Hariandja.
1988.Mekanika Fluida (Terjemahan). Jilid II, Penerbit Erlangga, Jak
284
.